UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SECARA IN VITRO DENGAN METODE DPPH PADA

Download pelarut etanol 70% yang dilanjutkan dengan penguapan pelarut menggunakan rotary vacuum evaporator, pengeringan ekstrak dengan oven pada suh...

1 downloads 567 Views 372KB Size
MAKALAH PARALEL

PARALEL I

ISBN :978-602-73159-8

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SECARA IN VITRO DENGAN METODE DPPH PADA EKSTRAK ETANOL RIMPANG EMPONEMPON DARI DAERAH JUMAPOLO KARANGANYAR JAWA TENGAH Sri Retno Dwi Ariani1*, Nur Fausi Kusumawati2 1,2Prodi

Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Sebelas Maret Jl Ir Sutami 36A, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126

* Untuk korespondensi:Telp. 082137723769, e-mail: : [email protected]

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi empon-empon yang dihasilkan dari Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo Karanganyar Jawa Tengah sebagai bahan baku obatobatan khususnya sebagai antioksidan. Empon-empon merupakan salah satu jenis komoditas pertanian dan perkebunan unggulan di daerah Jumapolo. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium dan kajian pustaka. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi, penyediaan sampel berupa rimpang kunir putih, temu kunci, lengkuas, temu mangga, temu ireng, jahe emprit, lempuyang emprit, temu glenyeh, dan temu lawak dari Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo Karanganyar Jawa Tengah, penyiapan sampel mulai dari sortasi, pencucian dan penghancuran sampel, ekstraksi sampel dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70% yang dilanjutkan dengan penguapan pelarut menggunakan rotary vacuum evaporator, pengeringan ekstrak dengan oven pada suhu 500 C selama 5 jam dan uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak dan antioksidan pembanding dengan metode DPPH. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan beberapa jenis ekstrak etanol rimpang empon-empon mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut: lengkuas (86,5%), temu lawak (82,11%), kunir putih (80,91%), kunci (77,03%), lempuyang emprit (76,52%), temu ireng (76,21%), temu glenyeh (76,13), temu mangga (74,15), dan jahe emprit (71,34%), ekstrak etanol lengkuas merupakan ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, ekstrak etanol lengkuas dan temu lawak dari daerah Jumapolo Karanganyar Jawa Tengah memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi daripada antioksidan sintetis seperti: BHT (81,16%), -tokoferol (76,41%), asam askorbat (75,62%) dan -karoten (43,25%), sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai antioksidan alami. Kata kunci: empon-empon, lengkuas, ekstrak etanol, aktivitas antioksidan

ABSTRACT The purpose of this research is to know the potential of empon-empon from Bakalan, Jumapolo, Karanganyar Central of Java as raw material of medicine especially as antioxidant. Empon-empon is one of the leading agricultural and plantation commodities in Jumapolo. This research using laboratory experimental method and literature study. Data collection techniques in this study include, provision of samples of kunir putih, temu kunci, lengkuas, temu mangga, temu ireng, jahe emprit, lempuyang emprit, temu glenyeh and temu lawak from Jumapolo, sample preparation starting from sorting, washing and sample destruction, sample extraction by maseration method with 70% ethanol solvent followed by solvent evaporation using rotary vacuum evaporator, drying extract with oven at 500 C for 5 hours and antioxidant activity test to

477

478 Ariani, dan Kusumawati, Uji Aktivasi Antioksidan ……….

ISBN: 978-602-73159-8

the extracts and synthetic antioxidants with DPPH method. From this research can be concluded that the antioxidant activity of some kind of ethanol extract from empon-empon from the highest to the lowest are as follows: lengkuas (86,5%), temu lawak (82,11%), kunir putih (80,91%), kunci (77,03%), lempuyang emprit (76,52%), temu ireng (76,21% ), temu glenyeh (76,13), temu mangga (74,15%), jahe emprit (71,34%), lengkuas ethanol extract is extract which has the highest antioxidant activity, etanol extract of lengkuas and temu lawak from Jumapolo Karanganyar Central of Java has higher antioxidant activity than synthetic antioxidants such as: -tocopherol (76.41%), ascorbic acid (75.62%) BHT (81.16%) and carotene (43.25%), so it is very potential to be utilized as a natural antioxidant. Key word: empon-empon, lengkuas, ethanol extract, antioxidant activity orbit terluarnya mempunyai satu atau lebih

PENDAHULUAN Seiring

dengan

berkembangnya

gerakan kembali ke alam (back to nature), obat tradisional semakin digemari dan dicari oleh masyarakat Indonesia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tidak mampu begitu saja menghilangkan arti pengobatan

secara

penggunaan

dan

tanaman

obat

tradisional.

Kini

permintaan

terhadap

tradisional

semakin

bertambah sehingga penelitian ke arah obat-obatan

tradisional

juga

semakin

yang

tidak

dalam

kondisi

berpasangan, sifatnya sangat tidak stabil dan

memiliki

kereaktifan

yang

tinggi

sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada kompartemen sel seperti DNA, lipida, protein

maupun

tersebut

dapat

karbohidrat.

Kerusakan

menimbulkan

penyakit

degeneratif [2]. Peranan antioksidan sangat penting

dalam

menetralkan

dan

menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan

kerusakan

sel

dan

juga

merusak biomolekul di dalam tubuh yang

meningkat. Semua

rempah-rempah

dari

Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Hampir semua rempah-rempah yang merupakan umbi atau rimpang berasal dari famili Zingiberaceae. Seluruh keluarga Zingiberaceae ini lazim disebut sebagai temu-temuan

elektron

atau

empon-empon

dan

merupakan komoditas bahan farmasi dan kosmetika yang nilai ekonomisnya sangat

akhirnya dapat memicu terjadinya penyakit degeneraf [2,3]. Untuk menghindari hal tersebut, dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar atau antioksidan eksogen, seperti Vitamin E, Vitamin C dari berbagai jenis sayuran dan buah-buahan [4]. Antioksidan

secara

alami

sudah

terdapat dalam tubuh sebagai suatu sistem perlindungan tubuh dari pengaruh negatif radikal bebas. Jika radikal bebas secara

baik [1]. Akhir-akhir ini banyak bermunculan penyakit-penyakit

degeneratif

seperti

kanker, tumor, jantung, arthritis, diabetes, liver dan osteoporosis. Penyakit degeneratif ini disebabkan karena antioksidan yang ada di dalam tubuh tidak mampu menetralisir peningkatan

konsentrasi

radikal

bebas.

Radikal bebas adalah molekul yang pada

berlebih dapat berpotensi menonaktifkan berbagai enzim dan mengoksidasi lemak sehingga sistem antioksidan dalam tubuh terganggu

serta

dapat

menyebabkan

berbagai penyakit. Selama ini antioksidan yang digunakan sebagai pengawet pada bahan makanan adalah antioksidan sintetik, seperti Butylated Hydroxyanisole (BHA),

Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 21

ISBN: 978-602-73159-8

479 SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)

Butylated Hydroxytoluene

(BHT), Propyl

RE200B),

neraca

analitik

(Sartorius),

Gallat (PG) dan Etylene Diamine Tetra

seperangkat alat spektrofotometer UV-VIS

Acetic

Pemanfaatan

(Shimadzu T60U), blender (National), oven

menimbulkan

(Memmert) dan alat-alat gelas (Pyrex).

Acid

antioksidan

(EDTA).

sintetik

dapat

gangguan kesehatan bagi konsumen antara lain gangguan fungsi hati, paru, mukosa usus dan keracunan [5]. Untuk itu perlu dicari

alternatif

permasalahan adalah

dengan

antioksidan

lain

Teknik

pengumpulan

data

dalam

mengatasi

penelitian ini terdiri dari 6 tahap yaitu:

tersebut. Salah satu cara

penyediaan sampel berupa rimpang kunir

mengganti pemanfaatan

putih, temu kunci, lengkuas, temu mangga,

sintetik

untuk

Cara Kerja

dengan

antioksidan

alami.

temu ireng, jahe emprit, lempuyang emprit, temu glenyeh, dan temu lawak dari Desa

Dalam

rangka

pengembangan

Bakalan, Jumapolo, Karanganyar; persiapan

senyawa antioksidan alami maka perlu

sampel mulai dari pemilihan, pencucian dan

dilakukan

penumbukan

penelitian

tentang

optimasi

sampel;

dengan

penguapan

pelarut

produksi senyawa antioksidan dari beberapa

metode

jenis

empon-

pengekstrak dengan menggunakan rotary

empon sebagai obyek penelitian sumber

vacuum evaporator; pengeringan dengan

antioksidan adalah untuk mengangkat nilai

oven pada suhu 500 C selama 5 jam dan uji

ilmiah dari beberapa jenis empon-empon

aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.

empon-empon.

yang

dibudidayakan

Dipilihnya

di

Desa

Bakalan,

Jumapolo, Karanganyar, karena berbeda jenis

dimungkinkan

ada

maserasi;

ekstraksi

perbedaan

besarnya aktivitas antioksidan dari masingmasing empon-empon tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan sampel Persiapan

sampel

diawali

dengan

pemilihan rimpang empon-empon yang akan digunakan. Pemilihan rimpang ini perlu dil-

METODE PENELITIAN

akukan supaya diperoleh kualitas sampel

Bahan

yang bagus. Rimpang empon-empon yang

Rimpang (kunir putih, temu kunci, lengkuas, temu mangga, temu ireng, jahe emprit, lempuyang emprit, temu glenyeh, temu lawak), metanol p.a (E. Merck), etanol p.a (E. Merck), DPPH (Sigma Chemical

digunakan adalah rimpang yang bentuknya utuh, segar dan tidak terdapat cacat pada seluruh permukaannya seperti bekas penyakit. Setelah diperoleh rimpang dengan kualitas yang baik lalu ditimbang sebanyak 100 gram. Rimpang tersebut lalu dihaluskan

Co.), akuades dan kertas saring.

dan selanjutnya diekstraksi. Alat Pipet mikro (Master Pet), seperangkat alat

rotary

vacuum

evaporator

(Bibby

Ekstraksi sampel Ekstraksi sampel pada penelitian ini dilakukan

dengan

cara

maserasi

480 Ariani, dan Kusumawati, Uji Aktivasi Antioksidan ……….

ISBN: 978-602-73159-8

menggunakan pelarut etanol 70%. Maserasi

keseluruhan senyawa antioksidan yang ada

adalah cara ekstraksi yang paling seder-

dalam sampel. Uji aktivitas antioksidan

hana. Maserasi merupakan suatu contoh

secara

metode ekstraksi padat-cair bertahap yang

memahami fungsi zat-zat yang terkandung

dilakukan

dalam makanan [7].

dengan

jalan

membiarkan

padatan terendam dalam suatu pelarut. Residu

dapat

diekstraksi

kembali

keseluruhan

membantu

dalam

Hasil uji aktivitas antioksidan sampel rimpang beberapa spesies empon-empon

menggunakan pelarut yang baru. Proses ini

terangkum dalam Tabel 1.

bisa diulang beberapa kali menurut kebu-

Tabel 1. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol rimpang empon-empon

tuhan [6]. Dari proses maserasi diperoleh hasil

Aktivitas Antioksidan (%)

Sampel

ẋ ± ∆x

berupa filtrat dengan warna yang berbeda untuk masing-masing jenis rimpang emponempon (berkisar dari warna kuning sampai

84,06 ± 0,44

Kunir putih

pada suhu

50oC

73,65 ± 0,44

Kunci

86,78 ± 0,18

Lengkuas

guapkan pelarut yang masih tersisa.

86,50 ± 0,41

86,20 ± 0,56 Temu mangga

81,78 ± 0,27

74,15 ± 10,8

66,51 ± 0,65

diuapkan. Ekstrak ini selanjutnya dioven pada suhu 50oC selama 5 jam untuk men-

77,03 ± 4,77

80,39 ± 0,37

sampai didapatkan ekstrak

yang pekat atau hampir semua etanol

80,91 ± 4,47

77,74 ± 0,09

coklat tua). Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan dengan rotary vacuum evaporator

Rata-rata

78,63 ± 0,27

Temu ireng

76,21 ± 3,43

73,78 ± 0,84 72,82 ± 0,54

Jahe emprit

71,34 ± 2,10

69,85 ± 0,09 Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH Pengujian

aktivitas

antioksidan

dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil1-pikrilhidrazil). Metode ini dipilih karena

Lempuyang emprit

79,46 ± 0,45

Temu glenyeh

80,18 ± 0,36

Temu lawak

85,16 ± 0,27

76,52 ± 4,16

73,58 ± 0,82 76,13 ± 5,73

72,07 ± 0,73 82,11 ± 4,32

79,05 ± 0,56

merupakan metode yang cepat, mudah dan tidak

mahal

untuk

mengukur

antioksidan pada makanan

Besarnya

aktivitas

dan

bahan

aktivitas

antioksidan

semua ekstrak etanol rimpang empon-

makanan menggunakan senyawa radikal

empon

bebas DPPH. DPPH secara luas digunakan

aktivitas antioksidan lain yang sudah ada,

untuk

yaitu

menguji

kemampuan

senyawa-

kemudian -tokoferol,

dibandingkan -karoten

dan

dengan

asam

senyawa penyerang radikal bebas atau

askorbat sebagai antioksidan alami yang

donor hidrogen dan untuk menilai besarnya

sudah diproduksi secara kimia untuk tujuan

aktivitas antioksidan pada makanan. Metode

komersial maupun BHT yang merupakan

DPPH dapat digunakan untuk sampel padat

antioksidan

ataupun

dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas

cair

dan

tidak

spesifik

untuk

senyawa antioksidan tertentu tetapi pada

sintetis.

penggunaan

Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 21

Perbandingan

rimpang

ini

empon-empon

ISBN: 978-602-73159-8

481 SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)

sebagai

pengganti

antioksidan

alami

2. Ekstrak etanol rimpang empon-empon

maupun buatan yang selama ini telah

yang

dimanfaatkan

tertinggi

oleh

masyarakat.

Data

memiliki

aktivitas

diantara

antioksidan

ekstrak

etanol

besarnya aktivitas antioksidan senyawa-

beberapa jenis rimpang empon-empon

senyawa antioksidan dapat dilihat pada

yang diuji secara in vitro dengan metode

Tabel 2.

DPPH adalah ekstrak etanol rimpang

Tabel 2. Data aktivitas antioksidan ekstrak etanol rimpang empon-empon dan beberapa senyawa antioksidan sintetis

lengkuas (86,5 %).

Ekstrak Etanol Lengkuas

3. Besarnya aktivitas antioksidan ekstrak rimpang lengkuas (86,5%) dan rimpang

Aktivitas Antioksidan (%) 86,50 ± 0,41

temu lawak (82,11%) lebih tinggi daripada antioksidan sintetis yaitu BHT

Temu lawak

82,11 ± 4,32

(81,16%), -tokoferol (76,41%), asam

BHT

81,16 ± 0,15

askorbat

Kunir putih

80,91 ± 4,47

(43,25%), sehingga sangat potensial

Kunci Lempuyang emprit α-Tokoferol

77,03 ± 4,77

untuk dimanfaatkan sebagai antioksidan

76,52 ± 4,16

alami.

Temu ireng

76,21 ± 3,43

Asam askorbat

75,62 ± 0,33

Temu glenyeh

76,13 ± 5,73

Temu mangga

74,15 ± 10,8

Jahe emprit

71,34 ± 2,10

β-Karoten

43,25 ± 0,28

dan

-karoten

76,41 ± 0,16

DAFTAR RUJUKAN [1]

Wuisan, C., 2007, Penentuan Aktivitas Antioksidan Rimpang Segar dan Rimpang Bubuk Dengan Uji Kadar Polofenol dan Active Oxygen Method (AOM), Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.

[2]

Chen, H.M., Koji, M., Fumio, Y. and Kiyoshi, N., 1996, Antioxidant activity of designed peptides based on the antioxidative peptide isolated from digests of soybean protein, J. Agric. Food Chem, 44, 2619-23.

KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Hasil uji aktivitas antioksidan secara in vitro

(75,62%)

dengan

metode

DPPH

pada

beberapa jenis ekstrak etanol rimpang empon-empon

dimulai

dari

yang

[3] Rustam, E., Atmasari, I. dan Yanwirasti, 2007, Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 12, 2, 112-115.

tertinggi sampai yang terendah adalah lengkuas (86,5%), temu lawak (82,11%), kunir putih (80,91%), kunci (77,03%), lempuyang emprit (76,52%), temu ireng (76,21%), temu glenyeh (76,13), temu mangga (71,34%).

(74,15),

dan

jahe

emprit

[4]

Soeksmanto, A., Hapsari, Y., dan Simanjuntak P., 2007, Kandungan Antioksidan pada Beberapa Bagian Tanaman Mahkota Dewa, Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. (Thymelaceae), Biodiversitas, 8, 2, 9295.

[5] Suryo, I. dan Tohari, I., 1995, Aktivitas Antiokidan Buah Jambu Mete dan

482 Ariani, dan Kusumawati, Uji Aktivasi Antioksidan ……….

Penerapannya pada Abon, Biosains, 1, 7. [6] Harborne, J.B., 1996, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terj. Padmawinata K. dan Soediro, I., ITB, Bandung. [7] Prakash, A., 2001, Antioxidant Activity. Medallion Laboratories: Analithycal Progres, 19, 2, 1 – 4.

ISBN: 978-602-73159-8

TANYA JAWAB Pemakalah : Sri Retno D.A Penanya

: F. Maria Titin S

Pertanyaan : Apa tujuan dari penentuan kandungan

antioksidan

dari

berbagai

rempah? Jawaban

: Sebagai uji pendahuluan agar

empon-empon bisa dijadikan sebagai bahan obat-obatan

untuk

degeneratif

Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 21

mencegah

penyakit