UJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH

Download ... ETANOL DAUN LIDAH. BUAYA (Aloe vera (L.) Webb )TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN ... etanol daun lidah buaya yang dapat menghambat aktivitas...

0 downloads 595 Views 114KB Size
SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014

UJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb )TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN YANG DI INDUKSI DEKSAMETASON Mimi Aria, Husni Mukhtar, Ike Mulianti Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang ABSTRACT The research about the test of ethanolic extract of Aloe vera L. leaves to the level of blood glucose levels of white male mice induced hyperglycemia with dexamethasone 5 mg / kg and 10% glucose 2 g / kg enzymatically using GlucoDr ™ tool. This research was done experimentally using 5 groups of mice, each group consists of 5 mice, which are control group, comparison (glibenklamid) and 3 group of treatment with doses 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB and 800 mg/kgBB. Ethanolic extract of Aloe vera leaves and glibenklamid as comparison were given orally for 14 days and blood glucose measurements performed on days 0, 14, 21 and 28. The data obtained were analyzed with one and twoway ANOVA with SPSS17 program. The Result of statistical analysis showed that the ethanol extract of Aloe vera L. leaves at doses 400mg/kgBB and 800 mg / kgBB can lower blood glucose levels were significantly hyperglycemic mice (p <0.05). The higher dose of the extract and extract the longer the better the ability of the aloe vera leaf extract in lowering blood glucose levels. This proves that the aloe vera leaf can lower blood glucose levels induced hyperglycemic mice with dexamethasone 5 mg / kg and 10% glucose 2 g / kg. Keywords : Aloe vera L., dexamethasone, blood glucose levels, hyperglicemic

PENDAHULUAN Diabetes salah satu di antara penyakit degeneratif yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan datang (Sudoyo et al., 2009). Diabetes dapat juga disebabkan karena penggunaan obat yang salah, penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama, dan penggunaan obat yang tidak tepat indikasinya. Salah satunya penggunan deksametason yang sering di anggap sebagai obat dewa yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Deksametason merupakan golongan kortikosteroid yang berkhasiat sebagai antiinflamasi yang biasa di pakai oleh masyarakat dalam mengobati penyakit rematik atau inflamasi pada persendian dan alergi. Tren gaya hidup yang mengarah “ kembali ke alam atau back to nature ” membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukan hal yang kampungan atau ketinggalan zaman. Dunia kedokteran modern pun banyak yang kembali mempelajari obat-obat tradisional (Furnawanthi, 2002). Salah satu obat tradisional yang terus dikembangkan adalah lidah buaya (Aloe vera). Lidah buaya merupakan salah satu ISSN : 2087-5045

tanaman obat tradisional yang secara empiris digunakan sebagai obat diabetes (Sujono,2005). Lidah buaya merupakan tanaman yang semua bagiannya dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk mengobati berbagai penyakit (Furnawanthi, 2002). Dari hasil penelitian sebelumnya mengenai identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol daun lidah buaya yang dapat menghambat aktivitas enzim α-glukosidase, di mana enzim αglukosidase merupakan enzim yang dapat memecah karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana (Andriani,2011). Penghambatan enzim α-glukosidase bekerja dengan menunda penyerapan karbohidrat di usus halus sehingga mencegah peningkatan glukosa darah setelah makan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa daun lidah buaya mengandung senyawa flavonoid, dan saponin yang dapat menghambat enzim α-glukosidase. Penelitian tentang efek daun lidah buaya terhadap penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan karena penggunaan deksametason dosis tinggi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan 71

SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014

penelitian untuk mengetahui sejauh mana aktivitas antihiperglikemia ekstrak etanol daun lidah buaya pada mencit putih jantan hiperglikemia yang diinduksi dengan deksametason. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Pembuatan Ekstrak Daun Lidah Buaya (Depkes RI, 2000) Daun lidah buaya (Aloe vera(L.)Webb) segar yang telah dibersihkan dan di buang durinya, di potong tipis secara horizontal dan di timbang sebanyak 2 kg. Kemudiaan di maserasi dengan etanol 96% selama 3x5 hari. Hasil maserasi disaring, kemudian filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak daun lidah buaya diperiksa secara organoleptis, skrining fitokimia, kandungan kadar abu dan susut pengeringan. Penentuan Dosis Dosis yang digunakan adalah 200 mg, 400 mg, dan 800 mg/kgBB yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Penginduksi yang di pakai adalah deksametason dengan dosis yang dapat menimbulkan keadaan resistensi insulin yaitu 5 mg/kgBB (Shalam, 2006) dan glukosa dengan dosis 2g/kgBB. Sebagai pembanding digunakan glibenklamid dengan dosis 0,013 mg/20 g BB mencit berdasarkan konversi dosis glibenklamid dari manusia ke mencit. Pembuatan Suspensi Sediaan Uji Buat suspensi Na.CMC 0,5% dengan cara : timbang Na.CMC sebanyak 50 mg untuk tiaptiap kelompok dosis, dan di tabur di atas air panas sebanyak 20 kalinya, biarkan selama 15 menit dan gerus hingga membentuk massa yang homogen. Kemudian timbang ekstrak kental daun lidah buaya sesuai konsentrasi yang telah ditentukan lalu tambahkan suspensi Na.CMC yang sudah di buat sedikit demi sedikit sambil di aduk dan gerus homogen sampai volume yang diinginkan.

ISSN : 2087-5045

Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan. Aklimatisasi hewan percobaan selama satu minggu. Semua hewan percobaan di timbang berat badannya dan di periksa kadar glukosa darah awal (hari ke-0), kemudian semua hewan percobaan di induksi dengan deksametason 5 mg/kgBB secara subcutan (s.c) selama 7 hari dan dilanjutkan dengan pemberian larutan glukosa 10%, dosis 2g/kg BB secara peroral (p.o) sampai hari ke-14. Kemudian bagi hewan percobaan menjadi 5 kelompok (tabel 1). Tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Tabel 1. Kelompok perlakuan Kelompok I (kontrol) II (pembanding) III (dosis I)

Perlakuan Suspensi Na.CMC 0,5% Glibenklamid 0,013 mg/20 g BB ekstrak 200mg/kg BB

IV (dosis II)

ekstrak 400mg/kg BB

V (dosis III)

ekstrak 800mg/kg BB

Sediaan uji diberikan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 sesuai dosis tiap kelompok hewan percobaan dan pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-14, 21, dan 28 serta penimbangan berat badan akhir pada hari ke-28.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 2 kg daun lidah buaya segar diperoleh ekstrak kental sebanyak 27,62 g (1,381%). Hasil ini menunjukkan bahwa proses ekstraksi yang dilakukan masih efektif karena menurut Farmakope Herbal, randemen ekstrak kental daun lidah buaya tidak boleh < 0.4%. Secara organoleptis ekstrak berwarna coklat kehitaman, bau khas dan rasa pahit. Setelah dilakukan uji pendahuluan metabolit sekunder dari ekstrak daun lidah buaya, diketahui bahwa tanaman daun lidah buaya mengandung senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid dan saponin. Besarnya susut pengeringan yang diperoleh dari ekstrak ini adalah sebesar 10.13%. Kadar abu 72

SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014

ekstrak yang diperoleh dengan rata-rata sebesar 4.86%. Hal ini sesuai dengan yang tertera didalam Farmakope Herbal bahwa kadar abu untuk ekstrak kental daun lidah buaya tidak boleh > 4.9%. Kondisi diabetes pada hewan percobaan diinduksi dengan menggunakan deksametason dan glukosa. Glukosa yang diberikan setelah pemberian deksametason bertujuan untuk memaksimalkan kenaikan glukosa darah, dan juga untuk mencegah terjadinya hipoglikemia hingga kematian pada hewan percobaan karena penghentian deksametason secara mendadak. Hiperglikemia pada hewan percobaan disebabkan karena pemakaian deksametason dosis tinggi atau jangka panjang dapat menghambat ambilan glukosa oleh sel-sel otot sehingga meningkatkan kadar glukosa darah yang menyebabkan sekresi insulin meningkat dan lipolisis juga meningkat. Walaupun sekresi insulin meningkat, tapi hal tersebut tidak dapat

meminimalisir terjadinya lipolisis yang menyebabkan asam lemak dan gliserol terakumulasi di dalam aliran darah. Keadaan ini dapat menimbulkan kegagalan kerja insulin yang diiringi dengan timbulnya gejala-gejala diabetes (Katzung, 2002). Ekstrak etanol daun lidah buaya diberikan selama 14 hari, yang di mulai dari hari ke-15 setelah hewan percobaan di induksi sampai hari ke-28 dan pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-21 (7 hari setelah pemberian ekstrak) dan hari ke-28 (14 hari setelah pemberian ekstrak). Penentuan kadar glukosa darah mencit dilakukan dengan menggunakan alat digital, yakni GlucoDr™. Alat ini digunakan untuk menentukan kadar glukosa darah karena lebih praktis dalam pengerjaannnya, membutuhkan sedikit darah dan kadar glukosa cepat terbaca.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Mencit Pada Hari ke-0, 14, 21, dan 28 Kadar Glukosa Darah (mg/dL) Hewan Percobaan Kelompok Hari ke-0

Hari ke-14

Hari ke-21

Hari ke-28

I

85,6 ± 9,788

145,6 ± 9,236

143,4a± 8,050

142,2c± 6,611

II

101 ± 6,557

140,4 ± 3,209

127,8ab± 7,050

84,2a±7,855

III

85,4 ± 9,127

151,2 ± 6,686

138 bc±4,950

128b± 5,701

IV

78 ± 5,874

145,6 ± 8,562

124 a±15,476

92,8a± 13,274

V

90,4 ±13,390

145,2 ± 7,171

122,8a ± 5,630

86,6a± 9,915

Keterangan: Huruf yang berbeda setelah angka pada satu kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang bermakna pada p<0,05 Setelah dilakukan pengukuran kadar glukosa darah pada hari ke-28 didapatkan penurunan kadar glukosa darah mendekati normal apabila dibandingkan dengan kadar glukosa darah awal (hari ke-0). Sedangkan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol tidak terlihat terjadinya penurunan yang berarti dalam waktu 14 hari walaupun kenaikan kadar glukosa darah yang diakibatkan oleh pemakaian deksametason dosis tinggi atau jangka panjang bersifat reversibel. Kadar glukosa darah pada hari ke-21 (7 hari setelah pemberian ekstrak) dan 28 (14 hari setelah pemberian ekstrak) juga ISSN : 2087-5045

di uji dengan menggunakan analisa variasi dua arah. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara hubungan kelompok perlakuan dan lamanya pemberian sediaan terhadap kadar glukosa darah yang didapat (P<0,05). Lama pemberian ekstrak etanol daun lidah buaya selama 7 dan 14 hari mempengaruhi kadar glukosa secara bermakna antara kelompok yang diberikan sediaan uji dibandingkan kelompok kontrol. Jadi, perbedaan lama pemberian dan dosis ekstrak etanol daun lidah buaya dapat mempengaruhi kadar glukosa darah secara bermakna. Dari hasil uji statistik dapat 73

SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014

membuktikan bahwa daun lidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit hiperglikemia yang diinduksi dengan deksametason 5 mg/kgBB dan glukosa 10% 2 g/kg BB. Penimbangan berat badan juga dilakukan pada hari ke-0 dan 28 yang bertujuan untuk melihat pengaruh diabetes terhadap berat badan. Tabel 3. Hasil Penimbangan Rata-Rata Berat Badan Mencit Pada Hari ke-0 dan Hari ke-28 Berat Badan rata-rata (g) Kelompok Hari ke-0

Hari ke-28

I

24,4

29,1

II

27,0

30,3

III

24,6

30,5

IV

25,8

29,4

V

28,4

29,8

Biasanya keadaan diabetes kronik dapat menurunkan berat badan secara perlahan karena asupan energi pada penderita diabetes ini di ambil dari lemak dan protein sehingga dengan sendirinya terjadi penurunan cadangan lemak dan protein dalam tubuh. Keadaan inilah yang menyebabkan seseorang yang menderita diabetas menjadi kurus dan lemah. Jika hewan percobaan dapat mempertahankan berat badan dalam batas normal, berarti ekstrak yang diberikan dapat berefek sebagai antidiabetes.

DAFTAR PUSTAKA Andriani, A., 2011, Skrining Fitokima dan Uji Penghambatan Aktivitas α-glukosidase Pada Ekstrak Etanol Dari Beberapa Tanaman Yang Digunakan Sebagai Obat Antidiabetes (skripsi), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Edisi I, Dirjen POM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta Furnawanthi, I., 2002, Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya, Jakarta, Agro Media Pustaka. Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VIII, Diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jakarta, Salemba Medica .Shalam, M.D., Harish, M.S., Farhana, S.A., 2006, Prevention of Dexsamethason and Fructose Induced Insulin Resistence in Rats by Sh-01D a Herbal Preparation, Indian J.Pharmacol, 38(6): 419-422 Sudoyo, W.A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, K., Setiati, S., Editor, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V, Jakarta, Internal Publishing. Sujono, T.A., Wahyuni, A.S., 2005, Pengaruh Decocta Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L) Terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci Yang Dibebani Glukosa, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol (6) : 26-34.

KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun lidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit jantan hiperglikemi dengan dosis 200 mg, 400 mg dan 800 mg, dimana semakin tinggi dosis dan semakin lama pemberian ekstrak maka akan semakin menurunkan kadar glukosa darah hewan uji.

ISSN : 2087-5045

74