Uji Kepekaan Batang Ceremai acidus l..) Oktober, 2016 Sernita, et al.,Kulit Biowallacea, Vol. 3(Phyllanthus (2), Hal : 455-466,
455
Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
UJI KEPEKAAN KULIT BATANG CEREMAI (Phyllanthus acidus L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli Sernita1*, Anggriani Fusvita 1, Andri Lina Sumarni 1 1
Akademi Analis Kesehatan Kendari
*Corresponding author : Sernita, e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan kulit batang ceremai (phyllanthus acidus L.) dan untuk mengukur diameter zona hambat kulit batang ceremai terhadap pertumbuhan Escherichia coli ATCC 35218. Sampel dalam penelitian ini adalah kulit batang ceremai yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Dibuat pengenceran dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Pengujian kepekaan menggunakan media NA dengan metode cawan kertas. Biakan bakteri dari media NB dicampur dengan media agar, kemudian cawan kertas diletakkan di atas media agar. Diinkubasi pada suhu 37 oC selama 48 jam. Diukur zona hambat menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit batang ceremai konsentrasi 20% tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pada konsentrasi 40% rata-rata diameter zona hambat 4,03 mm. Pada konsentrasi 60% rata-rata diameter zona hambat 4,36 mm. Pada konsentrasi 80% rata-rata diameter zona hambat 5,56 mm. Dan pada konsentrasi 100% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara optimal dengan rata-rata diameter zona hambat 7,03 mm. Kata Kunci : Escherichia coli, ceremai, Nutrient Agar ABSTRACT This study aims to determine the sensitivity of the bark ceremai (Phyllanthus acidus L.) and to measure the diameter of inhibition zone ceremai bark on the growth of Escherichia coli ATCC 35218. The sample in this study is the bark ceremai extracted by maceration method using ethanol 96%. Created dilution with a concentration of 20%, 40%, 60%, 80% and 100%. NA sensitivity testing using media with paper plate method. NB bacterial culture media mixed with agar medium, then the paper cup is placed on an agar medium. Incubated at 37 ° C for 48 hours. Inhibition zone was measured using a caliper. The results show that the research is conducted bark ceremai concentration of 20% could not inhibit the growth of bacteria Escherichia coli. At a concentration of 40% average inhibition zone diameter of 4.03 mm. At a concentration of 60% average inhibition zone diameter of 4.36 mm. At a concentration of 80% average inhibition zone diameter of 5.56 mm. And at 100% concentration to inhibit the growth of bacteria Escherichia coli optimally with an average diameter of 7.03 mm zone of inhibition. Keywords : Escherichia coli, ceremai, Nutrient Agar
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
456
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
PENDAHULUAN
Euphoorbiaceae, pohon ini berasal
Indonesia
merupakan
yang
memiliki
negara
keanekaragaman
hayati
dan
dari India, dapat tumbuh pada tanah
kekurangan
kelebihan
air.
sampai
Ceremai
banyak
menduduki urutan terkaya kedua di
ditanam orang di halaman rumah.
dunia
setelah
tumbuhan
Brazil.
Jumlah
Tanaman
diperkirakan
sekitar
banyak khasiat diantaranya daun
40.000 spesies diantaranya 9.600
ceremai
spesies
batuk
tersebut
berkhasiat
ceremai
mempunyai
berkhasiat
untuk
berdahak,
obat
menguruskan
sebagai obat dan kurang lebih 300
badan, mual, kanker dan sariawan.
spesies telah digunakan sebagai
Kulit batang dan akar untuk obat
bahan
asma dan sakit kulit. Selain itu,
obat
tradisional
oleh
industri
(Depkes,
obat 2007).
bijinya
digunakan
untuk
obat
Masyarakat pada zaman dahulu
sembelit dan mual akibat perut
secara
kotor (Raina, 2011).
empiris
tanaman
menggunakan
sebagai
penyembuh
Ceremai
penyakit, hal ini dikarenakan obat
bahan
tradisional memiliki efek samping
digunakan
sebagai
yang relatif kecil, tingkat toksisitas
antibiotik.
Ceremai
yang
mudah
antiinflamasi dan antibakteri karena
yang
memiliki kandungan zat aktif seperti
cukup
diperoleh
rendah,
serta
relatif
harganya
lebih
murah
jika
tanin,
alternatif
merupakan
flavonoid,
yang
dan
dapat
pengganti bersifat
saponin
dibandingkan dengan obat kimia
(Pratiwi et al, 2013, Hidayat et al,
(sintesis).
tanaman
dan Diding et al, 2010). Flavonoid
yang secara empiris digunakan
menghambat pertumbuhan bakteri
untuk pengobatan adalah ceremai
dengan cara merusak dinding sel,
(Phyllanthus acidus L.) (Muhlisah,
menonaktifkan kerja enzim, dan
2005).
merusak membran sel. Saponin
Salah
Ceremai acidus
L.)
satu
(Phyllanthus
merupakan
suku
bekerja sebagai antibakteri dengan cara meningkatkan permeabilitas
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
457
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
membran
sel
(Hassan,
2008).
acidus
L.) dapat
menghambat
Tanin yang merupakan golongan
pertumbuhan Escherchia coli. Oleh
polifenol juga dapat menghambat
karena
pertumbuhan bakteri dengan cara
tertarik menggunakan kulit batang
yang mirip dengan flavonoid. Tanin
ceremai sebagai bahan uji untuk m
bekerja dengan merusak membran
engetahui kepekaan kulit batang
sel. Tanin dapat berikatan dengan
ceremai (Phyllanthus acidus L.)
besi
dalam menghambat pertumbuhan
dimana
bakteri
besi
untuk
Ketiadaan
dibutuhkan
metabolismenya.
besi
itu,
peneliti
Escherchia coli.
mangakibatkan
Eschericia
coli
kematian bakteri (Akiyama et al,
merupakan bakteri oportunis yang
2001).
banyak ditemukan di dalam usus Secara
klinis
penyebab
besar
manusia
sebagai
flora
diare dapat dikelompokkan dalam
normal. Eschericia coli berbentuk
lima golongan yaitu infeksi (bakteri,
batang pendek (kokobasil), gram
virus, dan parasit), malabsorbsi,
negatif, ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4
alergi,
keracunan
dan
µm, sebagian besar dapat bergerak
satu
dan beberapa strain mempunyai
bakteri yang menjadi pemicu diare
kapsul (Pelczar, 2006). Sifatnya
adalah
imunisasi/difisiensi.
bakteri
Salah
coli
unik karena dapat menyebabkan
(Sinthamurniwati, 2006). Bakteri ini
infeksi primer pada usus misalnya
akan merugikan jika bertambah
diare
atau meningkatnya jumlah bakteri
dewasa. Diare adalah penurunan
sehingga
konsentrasi
dapat
metabolisme dalam
Escherchia
mengganggu
tubuh,
saluran
pada
anak
dari
dan
tinja
orang
(menjadi
terutama
lunak atau cair) dalam waktu 24
pencernaan
jam. Gambaran secara klinis diare
(Adyanastri, 2012). Hasil penelitian
adalah dengan frekuensi tiga kali
yang telah dilakukan oleh Hamdani
atau
(2012)
badan lesu dan lemas, tidak nafsu
menunjukkan
bahwa
perasan daun ceremai (Phyllanthus
lebih
makan,
dan
menyebabkan
dan seringkali
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
juga
di
458
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
dahului
dengan
muntah
(Adyanastri, 2012).
berwarna ceremai
hitam. yang
Kulit
telah
batang
kering
di
blender hingga menjadi serbuk. METODE PENELITIAN
Sampel yang sudah di serbuk
Bahan dan Alat
ditimbang sebanyak
Bahan yang digunakan adalah aquadest, etanol 96 %, kertas pH Universal, kulit batang ceremai
(Phyllantus
acidus
L.),
Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB) dan Paper disk. Alat yang digunakan
adalah
(blender),
autoclave,
batang
cawan
petri,
pengaduk, erlenmeyer,
gelas
penghalus
kimia,
gelas
ukur, hot plate, jangka sorong, karet
penghisap,
kain
flannel,
inkubator, lampu spritus, oven, ose bulat, pH meter, pingset, rotavafor, sendok tanduk, timbangan analitik
Dimasukkan
300 gram,
kedalam
wadah
maserasi kemudian ditambahkan etanol 96%, Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari pada suhu kamar terlindung dari cahaya matahari sambil
diaduk
menggunakan
batang pengaduk setiap 24 jam agar
semua
sampel
terendam
secara sempurna, Setelah 5 hari, disaring
kedalam
wadah
penampungan
dengan
menggunakan
kain
flannel,
Diamkan selama 2 hari dalam keadaan tertutup dan disimpan dalam
tempat
yang
terlindung
cahaya, Selanjutnya hasil yang
dan wadah maserasi
telah diperoleh dirotavafor sampai Pembuatan ekstrak kulit batang ceremai (Phyllantus acidus L.) Pengambilan
batang
ceremai, kemudian di potong kecil
menjadi ekstrak kental. Pembiakkan Bakteri Escherichia coli pada media Nutrient Broth (NB)
agar mudah dibersihkan. Dikupas kulitnya, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari langsung dengan ditutup menggunakan kain
Disiapkan alat dan bahan, Diambil
satu
Escherichia
coli
Diinokulasi
pada
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
ose
bakteri
ATCC
35218.
media
NB
459
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
(Nutrient Broth). Diinkubasi selama
Dihomogenkan,
o
1 x 24 jam pada suhu 37 C
kemudian
diberi label 2.
Pembuatan media nutrient agar (NA)
Pengenceran batang
ekstrak
ceremai
kulit 40%
sebanyak 5 mL Disiapkan alat dan bahan.
Dipipet 2 mL ekstrak
Ditimbang 2,8 gram media NA, dilarutkan
dengan
sebanyak larutan
100
mL.
dengan
kulit
aquadest Diukur
Dimasukkan
pH
menggunakan
NA ketentuan pH berkisar 7,4 ± Dihomogenkan
suhu
121oC.
volume
dengan
sampai
tanda
3.
Pengenceran batang
Didinginkan
kulit
batang
ceremai
kulit 20%
Dimasukkan
batang
ceremai,
kedalam
labu
tentukur 5 mL, Dicukupkan volume
dengan
aquadest
sampai
tanda
batas,
ceremai,
kedalam
labu
volume
dengan
aquadest
sampai
tanda
batas,
Dihomogenkan,
kemudian
diberi label
Dipipet 1 mL ekstrak batang
kulit 60%
tentukur 5 mL, Dicukupkan
sebanyak 5 mL
kulit
ekstrak
ceremai
Dimasukkan
Pembuatan pengenceran ekstrak kulit batang ceremai ekstrak
batas, kemudian
Dipipet 3 mL ekstrak
petri dan biarkan hingga memadat.
Pengenceran
aquadest
sebanyak 5 mL
kemudian dituang ke dalam cawan
1.
labu
diberi label
dalam autoclave selama 15 menit pada
kedalam
Dihomogenkan,
dalam
waterbath, kemudian disterilkan ke
ceremai,
tentukur 5 mL, Dicukupkan
kertas pH universal. Untuk media
0,2.
batang
4.
Pengenceran batang
ekstrak
ceremai
kulit 80%
sebanyak 5 mL Dipipet 4 mL ekstrak kulit
batang
Dimasukkan
ceremai,
kedalam
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
labu
460
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
tentukur 5 mL, Dicukupkan
hambat pada ekstrak kulit batang
volume
dengan
aquadest
ceremai
sampai
tanda
batas,
Dihomogenkan,
kemudian
diberi label Pengujian kepekaan dengan mengukur zona hambat pada ekstrak kulit batang ceremai metode cawan kertas atau metode paper disk Dipipet
biakan
bakteri
aktif dari media NB. Dimasukkan
ke
dalam
erlenmeyer yang berisi 100 mL larutan
NA.
Dihomogenkan
kemudian dituang kedalam cawan pertri
dan
memadat. batang
dibiarkan
Dipipet
ceremai
hingga
ekstrak pada
kulit
masing-
masing konsentrasi menggunakan mikropipet
kemudian
diteteskan
pada paper disk. Diletakkan paper
pertumbuhan
dilihat pada tabel 1. berikut ini: Tabel 1. Hasil uji kepekaan ekstrak kulit batang ceremai terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Diameter zona hambat (mm) No Perlakuan
1 2 3 4 5 6
A B C D E Kontrol (+)
Ratarata
Ulangan I 0 4 5,1 5,6 7
II 0 4,1 4 5,6 7,1
III 0 4 4 5,5 7
0 4,03 4,36 5,56 7,03
11,9
11,9
11,9
11,9
Keterangan : A = Konsentrasi kulit batang ceremai 20% ; B = Konsentrasi kulit batang ceremai 40% ; C = Konsentrasi kulit batang ceremai 60% ; D = Konsentrasi kulit batang ceremai 80% ; E = Konsentrasi kulit batang ceremai 100% ; F = Kontrol positif (+) (amoxycilin)
Tabel
disk pada media NA. Diinkubasi 0
terhadap
Escherichia coli ATCC 35218 dapat
menunjukkan
selama 48 jam pada suhu 37
bahwa
Diamati dan diukur zona hambat
hambat
menggunakan
Escherichia coli dengan 3 kali
jangka
sorong.
hasil
1.
pengukuran
pertumbuhan
pada
zona bakteri
Dicatat hasil diameter zona hambat
pengulangan,
yang terjadi
100% memiliki zona hambat yang
konsentrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian kepekaan
paling tinggi dengan rata-rata 7,03
dengan mengukur diameter zona
80% memiliki zona hambat dengan
mm. Kemudian pada konsentarasi
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
461
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
rata-rata
5,56
mm.
batang ceremai 100% ; F = Kontrol positif (+) (amoxycilin)
Pada
konsentrasi 60% memiliki zona hambat dengan rata-rata 4,36 mm.
Ceremai merupakan bahan
Pada konsentrasi 40% memiliki zona hambat dengan rata-rata 4,03 mm. Sedangkan pada konsentrasi 20 % tidak memiliki zona hambat. Untuk
kontrol
diperoleh
zona
hambat dengan rata-rata 11,9 mm seperti yang tertera pada Gambar 1. Hasil pengujian kepekaan kulit batang
ceremai
Escherichia
coli
terhadap menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi kulit batang ceremai maka semakin besar diameter zona hambat yang
alternatif yang digunakan sebagai pengganti
antibiotik.
Ceremai
mempunyai
banyak
khasiat
diantaranya
daun
ceremai
berkhasiat berdahak,
obat
batuk
menguruskan
untuk
badan,
mual, kanker dan sariawan. Kulit batang dan akar untuk obat asma dan sakit kulit. Ceremai bersifat antiinflamasi dan antibakteri karena memiliki kandungan zat aktif seperti tanin, flavonoid dan saponin. Escherichia coli merupakan
terbentuk. famili
enterobactericeae
yang
merupakan bakteri patogen dan penyebab diare pada manusia. Escherichia coli berbentuk batang pendek (kokobasil), gram negatif, ukuran 0,4-0,7 µn x 1,4 µm. Bakteri ini
termasuk
kedalam
bakteri
anaerobik fakultatif yang artinya Gambar 1. A = Konsentrasi kulit batang ceremai 20% ; B = Konsentrasi kulit batang ceremai 40% ; C = Konsentrasi kulit batang ceremai 60% ; D = Konsentrasi kulit batang ceremai 80% ; E = Konsentrasi kulit
bakteri ini secara terbatas dapat hidup
dalam
keadaan
aerobik
ataupun anaerobik. Sampel
yang
digunakan
pada penelitian ini adalah ekstrak kulit batang ceremai (Phyllanthus
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
462
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
acidus)
yang
menggunakan dengan
diekstraksi
metode
cairan
maserasi
penyari
berbeda bakteri
terhadap
pertumbuhan
Escherichia coli. Hal ini
(etanol
terlihat jelas dari hasil pengukuran
96%). Penelitian ini dilakukan untuk
zona hambat. Pada konsentrasi
mengetahui kepekaan kulit batang
20% ekstrak kulit batang ceremai
ceremai
tidak
(Phyllanthus
acidus)
dapat
menghambat
terhadap pertumbuhan Escherichia
pertumbuhan bakteri Escherichia
coli
coli. Pada konsentrasi 40% ekstrak
dengan
menggunakan
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%
kulit
dan 100%.
menghambat pertumbuhan bakteri
Pengujian
kepekaan
batang
zona
Agar)
dengan
konsentrasi
kertas
(Paper
hambat
4,03
60%
mm.
Pada
ekstrak
kulit
Method),
batang ceremai dapat menghambat
dimana biakan bakteri dari media
pertumbuhan bakteri Escherichia
NB dicampur dengan media agar.
coli dengan rata-rata zona hambat
Kemudian cawan kertas (Paper
4,36 mm. Pada konsentrasi 80%
Disk)
bakteri
ekstrak kulit batang ceremai dapat
tertentu
menghambat pertumbuhan bakteri
yang
dengan
Disc
cawan
dapat
Escherichia coli dengan rata-rata
menggunakan media NA (Nutrient metode
ceremai
berisi
anti
konsentrasi
diletakkan
diatas
media
agar
Escherichia coli dengan rata-rata
tersebut. Daya antibakteri dapat
zona
dilihat dari lebar diameter daerah
konsentrasi
hambatan
batang ceremai dapat menghambat
pertumbuhan
bakteri
yang terjadi.
tiga
menunjukkan kulit
batang
konsentrasi
5,56
100%
mm.
Pada
ekstrak
kulit
pertumbuhan bakteri Escherichia
Hasil dengan
hambat
pengamatan kali
pengulangan,
bahwa
kepekaan
ceremai yang
dalam berbeda
memberikan zona hambat yang
coli dengan rata-rata zona hambat 7,03
mm.
Amoxicillin
sebagai
antibiotik sekaligus sebagai kontrol positif memberikan zona hambat dengan diameter 11,9 mm. Berdasarkan penelitian ini
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
463
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
terbukti bahwa ekstrak kulit batang
ceremai
ceremai (Phyllanthus acidus L.)
mengandung zat-zat yang bersifat
dapat menghambat pertumbuhan
bakteriostatik
Escherichia coli pada konsentrasi
mengandung
40 %, 60%, 80 % dan 100 %. Hal
dan flavonoid dan tanin.
ini
berbeda dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
(Phyllanthus
acidus
L)
diantaranya polifenol,
Standar
saponon
nilai
resistensi
Hamdani
(Cappucino dan Sherman, 1983)
(2012) yang membuktikan bahwa
dalam (Tokan, 2006) adalah bila
air
diameter zona hambat < 14 mm
perasan
(Phyllanthus
daun
ceremai
acidus
kosentrasi
L.)
100%
pada
maka resistensi, bila diameter zona
dinyatakan
hambat antara 15-18 mm maka
sensitif sedangkan kosentrasi 80%,
resistensi
60%,
(negatif)
diameter zona hambat > 19 mm
terhadap
maka sensitive.
40%
dan
dinyatakan
20%
resisten
sedang,
dan
bila
pertumbuhan Escherichia coli. Menurut
Madigan
dkk.
(2000) Berdasarkan sifat toksisitas
KESIMPULAN 1.
dapat
selektifnya, ada antibakteri yang
dikenal
membunuh bakteri, dikenal sebagai bakterisidal. Dalam hal ini ekstrak kulit
batang
ceremai
bakteriostatik,
akan
antibakteri
dapat
bakteriostatik
pada
bersifat
tetapi
zat
bersifat konsentrasi
80%, 60% dan 40% namun yang bersifat
bakterisidal
pada
konsentrasi 100%. Kulit batang
bakteri
Escherichia coli
sebagai
bakteriostatik, ada yang bersifat
menghambat
pertumbuhan
bersifat menghambat pertumbuhan bakteri,
Ekstrak kulit batang ceremai
2.
Pada konsentrasi 20% tidak dapat
menghambat
pertumbuhan Escherichia
bakteri coli,
pada
konsentrasi 40%, 60%, 80% dapat pertumbuhan
menghambat bakteri
Escherichia coli, dan pada konsentrasi 100% ekstrak kulit batang ceremai menghambat pertumbuhan
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
bakteri
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
Escherichia
coli
secara
optimal. SARAN Agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji kepekaan kulit
batang
ceremai
terhadap
bakteri lain dan menggunakan cara ekstrak yang berbeda.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis
mengucapkan
terimakasih kepada pihak Yayasan Bina Husada Kendari yang telah memberi
fasilitas,
sehingga
penelitian ini berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA Akiyama,
H. et al., (2001). Antibacterial Action of Several Tannin Against stphylococcus aureus, Journal of Antimicrobial Chemotherapy. Al-Henhena, N, Mahmood, A, AlMagrami, A, Nor Syuhada, ABN, Zahra, AA, Summaya, MD, Suzi, SM & Salmah, (2011), Histological Study Of Wound Healing Potential by Ethanol Leaf Extract of Strobilanthes cripus in Rats, (Journal of Medicinal Plants
464
Research, vol.5, pp.36603666) Arisman MB, (2012). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunn Makanan. Jakarta: Kedokteran EGC Brooks, Butel JS, Morse SA.,(2008), Medical Microbiology, 24.th edition, McGraw-Hill Companies inc., USA.pp 601-604 Cappucino , J.G., Sherman, N. (1983). Microbiology Laboratory Manual. (Seventh Edition). London : Camridge University Press Christy Priskila, Kairupan Fatimawali dan Widya A. Lolo, (2014)., Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Terhadap Pertumbuhan bakteri Escherichia coli. (Jurnal Ilmiah FarmasiUNSRAT vol. 3 no. 2) hal:2 Depkes.R. I. (2007). Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KONTRANAS). Jakarta. Dwidjoseputro. (2005). DasarDasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan. Diding HP.,et al (2010). Pengaruh Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus L.) terhadap Ekspresi CD4+ Bronkus pada Mencit Modelasma Alergi. Jurnal. 7 (2):82-86 Eren Harryana et al, (2005). Daun Ampuh Basmi Berbagai
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
Penyakit. Nusa Creativa : Jogjakarta Erwiyani R. (2009), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Ceremai (Phyllanthus acidus (L.) Skeels terhadap Candida Fras Korompis, Heedy Tjitrosantoson dan Lily Ranti Goenawi, (2013)., Studi Penggunaan Obat Pada Penderita Diare Akut Di Instalasi Rawat Inap Blu RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Juni 2012. (Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT vol. 2 no. 01) Gani, A. (2003).,Metode Diagnostik Bakteriologi III, Makassar, Balai Labortorium Kesehatan. Hassan, Sherif Mohammed, (2008), Antimicrobial Activity of Saponin-Rich Guar Meal Extract, Texas A & M University Hidayat, et al. (2006), Mikrobiologi Industri. C.V Andi Offset : Yogyakarta Hutapea, (1991), Aneka Tanaman Obat, Penebar Swadaya : Jakarta Indy Ainun Hakimah, (2010), 81 Macam Buah Berkhasiat Istimewa, Syura Media Utama : Jawa Tengah Jawetz, Melnick, Adelberg`s, Geo.F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A.Morse. 2005. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Selemba Medika,
465
Jawetz et al, (2005), Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), Terjemahan oleh Eddy Mudihardi dkk. Jakarta: Salemba Medika Madigan, M. T., Matinko, J. M., dan Parker, J. 2000. Brock Biology of Mikroorganisme. Ninth Edition. Prentice-Hall Inc. New Jersey Muhlisah, F. (2005), Tanaman Obat Keluarga, Penebar Swadaya, Jakarta Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta : Jakarta Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. (2007). Dasar-dasar mikrobiologi. Jilid ke-1. Pelczar, M. J dan E.C.S. Chan. (2006). Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press: Jakarta Pratiwi, Y.C. et al, (2013). Efektivitas Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus L.) Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti. Universitas Negeri Surabaya : Surabaya Radji, Maksum. (2011), Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Raina MH. (2011), Enslikopedi Tanaman Obat Untuk Kesehatan. Absolut : Yogyakarta Raynaldi.http://raynaldy skanel.blog spot.com/2013/06/bakteri ecoli escherichia-coli.html
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016
Uji Kepekaan Kulit Batang Ceremai (Phyllanthus acidus l..) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
Sastrohamidjojo, H., Pranowo, H.D. (2009), Sintesis Senyawa Organik, Edisi Pertama, Penerbit Erlangga , Jakarta Sintamurniwati, (2006)., FaktorFaktor Risiko Kejadian Diare Akut Pada Balita. [Tesis]. UNDIP. Semarang. Suardana IW. Swacita IBN. (2009). Higiene Makanan. Udayana University Press : Bali
Tom
466
Elliott et al, (2013)., Mikrobiologi Kedokteran dan Infeksi. Edisi 4. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Utami, Prapti. Buku Pinter Tanaman Obat, Jakarta :Agromedia pustaka, (2008). World Health Organization, (2005)., Penyakit Bawaan Makanan. Fokus Pendidikan Kesehatan, EGC : Jakarta.
Sernita, et al., Biowallacea, Vol. 3 (2), Hal : 455-466, Oktober, 2016