UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN

Download Tujuannya adalah mendeskripsikan pola pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan dalam karangan narasi siswa kelas V SD. Negeri Kali...

1 downloads 807 Views 11MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh: Dewi Wulansari NIM: 121224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SK鵬 覆PSI

UNSUR中 UNStiR PARAGRAF DAN POLA IDENGEDlBANGAN

PARAGRAF PADA KARANGAN GURUく KABUPATEN

〕1:IRII SD

ⅣIAHAKム 脚EULU,KAI:`Iル IANrrAN

TIⅣ IIIR

1)isllsun oleh:

Dewい Ⅳ ulalllsari 121224037

Telah disct可 ui olCh:

Pembimbing I

ん Dr B.WidhalyarltO,M.Pd.

tanp,gal:

I

Desember 2015

Pembimhing II

I)「

′ ン.Karlllin,Ⅳ I Pd

lanpy4al: 8 f)e-qember

20i6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sK]uPsI

UNSUR■ UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGE卜 lBANGAN

IPARAGRAF PADA KAMNGAN GURU― KABUPATEN

AHAKノゝRI Ⅳ質

(]I」 R■ lS》

ULll,KALIMIANTAN TIIttillR

Disllslli1 01eli:

Dewi Wlllallsari

121224037

Tclah dipeianggunttawabkall di dcpan Panitia l)cl18■ Facla

1

tanggal 10 Januari 2077

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat"

Susunan Panitia tsenguii:

Nanla Iノ ellgkap

Ketua

Dr.Yuliana Setyaningsihシ Ⅳl.Pd.

Sckctaris

Dr.R.Kun」 ana Rahardi,M.Hum.

施 ggota

Dr.B:Widhalyantoゥ

Anggota

Dr.Y.Karmin,WI Pd.

Anggota

Dr.R.Kll町 ana Rahar(漂 ,MI HulDi.

A4.1)d.

Yogyakafla, I 0 Janirin'i 201'1 tas Pclldidikan dan lllnll I)cndidikan

Sanata I)t-Larira

lt(Dllalldi二 Ph l).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matius 21 : 22) Learn from yesterday, Live for today, And hope for tomorrow. (Albert Einstein) Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. (Andrew Jackson)

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberi berkat-Nya. 2. Ayah dan Ibu tercinta, Yohanes Leonardus Subroto dan Elisabeth Suratinah yang tak pernah lelah berjuang demi memberi dorongan moral maupun materiil sampai saat ini dengan penuh cinta kasih. 3. Kakakku tersayang, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu Wijayati, S.Pd., yang selalu memberi semangat dan doa. 4. Sahabatku Payung Mahakam Ulu, Maria Magdalena Damar Isti Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta Swaselia Kasita, Herningdyah Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji yang saling memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyttakan dcngan sesunggllhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak lnelnuat karya atau bagian karya orang lain,kecuali yang tclah discbutkan dalam kutipan dan da■ ar ttukan SCbagdmana la.yaknya karya ilmiah.

Yogyakalta,10 Januan 2017 Pcnulis



Dcwi Wulallsa五

Vl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LED/1BAR PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILⅣ IIAⅡ UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ IIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama

:DewI Wulansan

Nomor Induk Mahasiswa

:121224037

Delni pengembangan ilmu pengdahuan9saya memberikan kepada P(型 uttakaan Universitas Sanata Dharlna karya ilmiah saya Fng b"udul: UNSIIIR‐ UNSUR

PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN

PARAGRAF PADAI《 LALItし IIGAN GURUttGURU SD KABUPATEN ⅣIAⅡ AKAⅣ I ULU,KALIDIANTAN TIⅣ IUR 4ビ

Dcngan demikian, saya membenkan kepada Pttustakaan Universitas Sanata DhaFIna hak untuk mcnyll■ pan, mengalihkan dalaln bentuk media lain, mcngclolanya ddam bentuk pangkdan data,mendistl・ ibusikan secara terbttas,dan memublikaSikannya di intcrllet atau rnedia lain untuk kcpcntingan akadelnis tanpa

perlu nlelninta izin darl saya maupun royalti kepada saya sclama tetap mcncantumkan nalna saya sebagai pcnulis。 Dcmikian pernyataan ini saya buat dcngan sebenamya Yogyakarta,1 0 Janual■

2017

Yang mcnyatakan,

Dewi Wulansari

V‖

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK Wulansari, Dewi. 2016. Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupetan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini mengkaji unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena data penelitian ini berupa kata-kata dan bukan angka. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Objek dalam penelitian ini adalah kelengkapan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan paragraf berdasarkan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengembangan paragraf yang digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola (1) Umum khusus, (2) Khusus Umum, (3) Sebab Akibat, (4) Akibat Sebab, (5) Kronologi, (6) Contoh, (7) Pertentangan, (8) Perbandingan, dan (9) Definisi Luas. Sementara itu, unsur-unsur paragraf yang muncul adalah kalimat utama dan kalimat penjelas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran. Pertama, Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan menguasai berbagai materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Kedua, bagi guru Bahasa Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan pengajaran mengenai kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak memberikan latihan menulis kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan kompetensi menulis ini diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan paragraf yang lebih variatif. Ketiga, bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf. Kata kunci: karangan, unsur-unsur paragraf, dan pola pengembangan paragraf.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT Wulansari, Dewi. 2016. Paragraph Elements and Development Patterns in Writings by Teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. THESIS. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. This research reviewed paragraph elements and development patterns in writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. This research aimed to describe the paragraph elements and development patterns found in the teachers’ writings. The research was categorized as a descriptive qualitative research since the research data were words instead of numbers. The data sources were writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. The research objects were paragraph elements and development patterns comprehensiveness in the teachers’ writings. The research data consisted of 59 paragraphs out of 20 writings. The data analysis was conducted by grouping the paragraphs based on the paragraph elements and development patterns applied by the teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. The results showed that the paragraph development patterns used were (1) General-Specific, (2) Specific-General, (3) Cause-Effect, (4) Effect-Cause, (5) Chronology, (6) Examples, (7) Contradictory, (8) Comparison, and (9) Broad Definition. Meanwhile, the paragraph elements found were topic and supporting sentences. Based on the research result, several suggestions were addressed. Firstly, the teachers in SD Kabupaten Mahakan Ulu, Kalimantan Timur becoming the research subjects should master and give more attention to materials going to give to their pupils, like paragraph and development patterns. Secondly, Indonesian teachers should be good examples of applying good and correct Indonesian. In teaching writing competence, the teachers should give extra writing exercises to pupils, especially writing paragraphs. The writing exercise competence was hoped to improve varied paragraph development patterns. Thirdly, other scholars were expected to follow up similar research. This research could be consideration and reference for next scholars conducting researches related to paragraph: paragraph elements and development patterns.

Keyword: writings, development patterns, and paragraph elements.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skirpsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2.

Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

3.

Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

4.

Dr. B. Widharyanto, M.P.d., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5.

Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua dan selaku triangulator yang juga dengan sabar berkenan membimbing, mengarahkan, memberi masukan dan memotivasi hingga selesainya penulisan proposal skripsi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6.

Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku triangulator yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7.

Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai.

8.

Bapak Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.

9.

Kedua orang tua, Bapak Yohanes Leonardus Subroto dan Ibu Elisabeth Suratinah yang telah memberi cinta, doa, dan dukungan baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah sampai selesai ini.

10.

Kakakku, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu Wijayati, S.Pd., yang sudah memberikan dukungan, doa, dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.

Para sahabatku, Laurensia Erlina Apriliawati, Cicilia Wardani Pelawi, dan R.Aj.Diajeng Eva Surya Putrianti atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

12.

Maria Magdalena Damar Isti Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta Swaselia Kasita, Herningdyah Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji teman ‘sepayung’ dan seperjuangan yang sudah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan skirpsi ini.

13.

Teman-teman

terkasih,

Yohacim

Tito

Setyo

Budiharjo,

Hendra

Sigalingging, Wilvridus Yolesa Rosando, Yohanes Krista yang selalu menemani, memberikan semangat, doa, bimbingan, dan inspirasi kepada penulis untuk terus mengerjakan skripsi ini hingga selesai. 14.

Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2010, 2011 dan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Terima kasih atas dinamika belajar yang pernah kita lalui mulai dari awal perkuliahan sampai penulis selesai menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak lainnya yang dengan berbagai

cara telah membantu dan mendukung penulis dalam keseluruhan

proses

pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada berbagai pihak tersebut yang namanya tidak sernpat disebutkan satu per satu di dalam tulisan

ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi

ini

masih jauh dari kata sempuma.

ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi referensi bagi siapa pun yang mempunyai minat pada bidang kebahasaan, Semoga karya

khususnya ilmu pragmatik untuk penelitian lebih lanjut.

Yogyakarta,8]Desember 2016 Penulis

Dewi Wulallsan

X‖

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5 1.5 Batasan Istilah ............................................................................................ 6 1.6 Sistematika Penyajian ................................................................................ 8

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ................................................................ 9 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 9 2.2. Landasan Teori .......................................................................................... 13 2.2.1 Paragraf ............................................................................................ 13 2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf ....................................................................... 14 2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ........................................ 15 2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf ................................................................ 17 2.2.1.4 Struktur Paragraf....................................................................... 22 2.2.1.5 Paragraf menurut isinya ............................................................. 23 2.2.2 Pengembangan Paragraf ................................................................... 28 2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) ............................................ 36 2.2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................ 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 41 3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................... 42 3.3 Objek Penelitian ......................................................................................... 43 3.4 Instrumen Penelitian................................................................................... 44 3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 44 3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................. 45 3.7 Triangulasi.................................................................................................. 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 48 4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 48 4.1.1 Unsur-unsur Paragraf ........................................................................... 50 4.1.2 Pola Pengembangan Paragraf ............................................................... 51 4.2 Analisis Data .............................................................................................. 55 4.2.1 Unsur-unsur Paragraf ........................................................................... 55 4.2.2 Pola Pengembangan Paragraf ............................................................... 66 4.3 Pembahasan Hasil ..................................................................................... 86 4.3.1 Pembahasan Unsur-unsur Paragraf ...................................................... 86

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3.2 Pembahasan Pola Pengembangan Paragraf .......................................... 88 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 91 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 91 5.2 Implikasi ..................................................................................................... 91 5.3 Saran ........................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94 LAMPIRAN ..................................................................................................... 97 BIODATA PENULIS ...................................................................................... 163

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Sumber Data...................................................................................... 41

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN Bagan 1. Kerangka Berpikir ............................................................................ 39

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian ............................................................................. 94 Lampiran 2. Analisis Data dan Triangulasi...................................................... 120

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kabupaten Mahakam Ulu di Kalimantan Timur merupakan daerah

otonomi baru (DOB) yang masih terus berbenah dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan. Misalnya, Kepala Sekolah merangkap menjadi guru bahasa Indonesia karena dari segi tenaga pengajar memang masih sangat kekurangan. Selama ini pun proses belajar mengajar di Kabupaten Mahakam Ulu dibantu guru PTT yang dengan segala keterbatasannya berbakti untuk mengajar (http://bppd.kaltimprov.go.id). Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan bagi guru-guru di Mahakam Ulu untuk memaksimalkan proses belajar mengajar dengan harapan kualitas pendidikan semakin baik. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia pada era globalisasi saat ini. Melalui pendidikan, manusia mengalami beberapa perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, masih ada beberapa daerah seperti Kabupaten Mahakam Ulu yang masih terus berbenah dalam bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Tujuan dan fungsi ini merupakan tantangan bagi para pendidik (guru) sebagai modal dasar untuk mendidik para siswa. Para pendidik (guru) perlu terus mengembangkan

diri

sesuai

dengan

perkembangan

zaman

guna

meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Oleh karena itu, upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek para pendidik (guru) sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Guru merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia pendidikan. Menurut Undang Undang No.20 Tahun 2003 dan UndangUndang No.14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari peserta didik. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah kualitas guru. Guru harus mempunyai standar kualitas tinggi seperti memiliki wawasan yang luas, terbuka terhadap hal baru, bertanggungjawab, berwibawa, mandiri, dan disiplin karena guru berperan penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Seorang guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saat ini, penggunaan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

Indonesia yang baik dan benar sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan semakin banyak bermunculan bahasa-bahasa yang susah untuk dimengerti. Oleh karena itu, sebagai guru harus siap menghadapi segala tantangan yang terus berkembang khususnya dalam berbahasa Indonesia. Penelitian ini mengamati bahasa Indonesia yang digunakan para guru. Dalam hal ini bahasa yang diamati yaitu bahasa tertulis, meneliti kemampuan mereka khususnya paragraf. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf pada karangan guru-guru SD di Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Peneliti melihat dalam karangan tersebut banyak paragraf yang tidak berpola. Paragraf-paragraf yang tidak berpola tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini Pertanyaan dan renungan bagi kita ‘’Apakah kita semua sudah sadar dengan kearipan lingkungan yang bersih dan sehat?? Apakah kita sudah bertanggung jawab dengan diri kita sendiri dan dengan orang lain?’’ Contoh di atas merupakan paragraf yang tidak berpola karena tidak mengandung pola pengembangan paragraf. Selain itu, contoh di atas tidak bisa dikatakan sebagai paragraf karena sebuah paragraf minimal terdapat dua kalimat. Oleh sebab itu, dalam menuangkan gagasan atau pikiran kita dituntut mampu menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain agar menjadi kesatuan yang padu. Hubungan ini menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

Wiyanto (2004: 15) menyebut paragraf adalah sekelompok kalimat yang berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran seluruh tulisan. Buah pikiran itu diungkapkan dengan beberapa kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama mendukung sebuah unit pikiran. Menulis paragraf memerlukan gagasan-gagasan penunjang. Setiap gagasan penunjang dapat dituangkan dalam satu kalimat atau lebih. Ketepatan menyusun gagasangagasan penunjang menjadi suatu paragraf yang memiliki kesatuan dan kepaduan merupakan ketepatan pengembangan paragraf. Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Dalam mengembangkan paragraf, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya adalah: secara alamiah, klimaks dan anti-klimaks, umumkhusus dan khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi (Suyitno, 2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil topik penelitian dengan judul ‘’Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur’’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut. a. Unsur-unsur paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? b. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

1.3 Tujuan Selaras dengan rumusan masalah yang diangkat, tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut. a. Mendeskripsikan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dalam menulis karangan. b. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam karangan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dalam menulis karangan.

1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi kepada para guru, mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, dan bagi peneliti lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

a. Bagi Guru Bagi Guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi bahwa terdapat pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf yang bervariasi. b. Bagi Mahasiswa Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat serta sebagai referensi yang berkaitan dengan paragraf, khususnya pada pola pengembangan dan unsur paragraf. c. Bagi Peneliti lain Hasil peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan dan unsur paragraf.

1.5 Batasan istilah Berikut ini adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. a. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 2008). b. Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik (Keraf, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

c. Unsur-unsur paragraf adalah alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis suatu paragraf (Tarigan, 2008). d. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (Gie, 2002). e. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2007). f. Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1981). g. Karangan eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut (Keraf, 1981). h. Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007). i. Karangan argumentasi adalah dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan (Keraf, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

1.6 Sistematika Penyajian Dalam sistematika peneyajian, penulis memaparkan bagian-bagian skripsi secara ringkas. Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I Pendahuluan yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II Landasan Teori yang berisi penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori dan kerangka berpikir. Bab III Metodologi Penelitian yang berisi jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan, implikasi, dan saran-saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggun Gitasari (2009), Hedwigis Risa Verawati (2011), dan Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014). Secara ringkas berikut uraian mengenai penelitian terdahulu itu. Anggun Gitasari (2009) melakukan penelitian dengan judul Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuannya adalah mendeskripisikan pola-pola pengembangan paragraf yang digunakan peserta didik dalam membuat paragraf deduktif berdasarkan grafik dan mendeskripsikan urutan pola pengembangan paragraf deduktif jika dilihat dari tingkat

keseringannya.

pengembangan

rincian,

Hasil

penelitian

sebab

akibat,

menunjukkan

dan

contoh

bahwa

pola

merupakan

pola

pengembangan yang digunakan peserta didik kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat paragraf deduktif. Urutan pola pengembangan berdasarkan tingkat keseringan yang menduduki posisi pertama pola pengembangan rincian, sedangkan pola pengembangan sebab akibat dan pola pengembangan contoh berada di bawahnya dengan jumlah yang tidak terlalu jauh.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

Relevansi penelitian Anggun Gitasari dengan peneliti ini adalah tentang pola pengembangan paragraf dalam karangan. Perbedaannya adalah penelitian Anggun Gitasari tidak membicarakan jenis karangan pada umumnya, sedangkan penelitian ini membicarakan jenis karangan pada umumnya. Selain itu, penelitian Anggun Gitasari termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif. Penelitian Anggun Gitasari berfokus pada pola pengembangan paragraf deduktif berdasarkan grafik, sedangkan penelitian ini berfokus pada pola pengembangan paragraf pada karangan. Adapun perbedaan lain, yaitu sumber data penelitian. Penelitian Anggun Gitasari bersumber paragraf siswa kelas XII SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarta, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Hedwigis Risa Verawati (2011) melakukan penelitian dengan judul Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011. Tujuannya adalah mendeskripsikan pola pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sembilan macam pola pengembangan paragraf karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Kesembilan pola pengembangan paragraf itu adalah pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan campuran, pola pengembangan perulangan,

pola

pengembangan

menerangkan,

pola

pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci. Empat struktur paragraf dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Empat struktur paragraf itu adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas, (3) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (4) paragraf dengan empat unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi). Relevansi penelitian Hedwigis Risa Verawati dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pola pengembangan paragraf. Persamaan lain adalah kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Hedwigis Risa Verawati bersumber paragraf siswa kelas V SD Negeri Kalibening, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014) melakukan penelitian dengan judul Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Penelitian ini mengkaji pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPL Maybrat, Manokwari, Papua Barat. Tujuannya adalah mendeskripsikan pola-pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

Keuskupan Manokwari, Papua. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa 43 paragraf dari 19 karangan. Analisis data dilakukan dengan langkah yaitu (1) peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencermati karangan, (2) peneliti memberi kode untuk setiap tipe data, (3) peneliti mengelompokkan setiap data berdasarkan jenis-jenis pengembangan dan unsur-unsur paragraf, dan (4) peneliti mengidentifikasi setiap jenis pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf. Relevansi penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening dengan penelitian ini adalah tentang pola pengembangan paragraf dan unsur- unsur paragraf, serta kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening bersumber karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah kesamaan obyek penelitian, yaitu tentang pola pengembangan paragraf. Persamaan lain adalah sama-sama berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sementara itu, perbedaan yang peneliti temukan adalah perbedaan subyek data dan sumber penelitian. Pada tiga penelitian terdahulu yang relevan, subyek data adalah siswa di sekolah dan guru guru SD. Sumber datanya adalah karangan siswa, karangan guru dan tajuk rencana dari surat kabar. Dalam penelitian ini, subyek datanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

adalah guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dan sumber datanya adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

2.2 Landasan Teori Teori yang digunakan adalah teori paragraf yang meliputi pengertian paragraf, ciri paragraf, syarat-syarat pembentukan paragraf, unsur-unsur paragraf, paragraf menurut isinya, dan pola pengembangan paragraf.

2.2.1 Paragraf Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan para ahli bahasa atau pakar bahasa. Menurut Gorys Keraf (2004) alinea atau paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas. Menurut Tarigan (2008) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Paragraf atau alinea lazimnya terdiri dari sekelompok kalimat yang mengungkapkan satu gagasan. Gagasan itu merupakan satu gagasan bawahan dari sebuah karangan atau wacana (Soewandi, 2000: 49). Menurut Nuristo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

(1999: 16) Paragraf adalah kalimat yang berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut aturan tertentu dengan makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas (Nuristo, 1999: 16). Menurut Wiyanto (2004: 15) paragraf adalah sekelompok

kalimat

yang

saling

berhubungan

dan

bersama-sama

menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan. Menurut Ramlan (1993: 1) paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Widyamartaya (1993: 31) mendefinisikan paragraf adalah sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang berkaitan erat antara satu dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas paragraf yang berkaitan erat bergantung pada gagasan atau ide. Dengan kata lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir dari penulisnya sendiri.

2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf Ada ciri-ciri paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini. Menurut Soewandi (2000: 52-53) paragraf yang baik memiliki enam ciri, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

1) penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa ketukan. 2) satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai. 3) salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf. 4) pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan. 5) memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi) yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya. 6) bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan karangan serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf Pola

pengembangan

paragraf,

harus

menyajikan

atau

mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

persyaratan. Menurut Akhadiah dkk (1991: 148) ada beberapa persyaratan yang harus ada. Syarat-syarat pembetukan paragraf sebagai berikut. A. Kesatuan Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Paragraf berfungsi mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya. Setiap kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan dengan topik. B. Kepaduan Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. C. Kelengkapan Paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Perhatikanlah contoh berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

(1) Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau bersengketa. Paragraf diatas merupakan paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan. Paragraf diatas sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa. Pendapat Akhadiah dkk (1991: 148) selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gorys Keraf (1980) bahwa paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) kesatuan yang merupakan semua kalimat membina paragraf untuk membentuk tema, (2) koherensi yang merupakan kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan (3) perkembangan alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.

2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf Menurut Tarigan (1981: 13) bahwa unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur pembangun sebuah paragraf, hal tersebut meliputi seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh penulis sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca. Paragraf merupakan wadah bagi penulis untuk menuangkan atau menjelaskan satu unit pokok pikirannya. Untuk merangkai suatu paragraf yang sistematis dan logis, didalamnya harus ada unsur-unsur. Menurut Wiyanto (2011), paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun, keempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Berikut ini uraian keempat unsur paragraf. A. Transisi Transisi adalah ‘’perekat’’ atau penghubung antarparagraf. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf. a. Transisi berupa kata atau kelompok kata sebagai berikut. Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan, penanda waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda hubungan jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda syarat/pengandaian, dan penanda simpulan. 1) penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir. 2) penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan. 3) penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-. 4) penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak. 5) penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya. 6) penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh. 7) penanda ilustrasi: umpama, contoh, dan misalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

8) penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan akibatnya. 9) penanda syarat/pengandaian: jika, kalau, jikalau, andaikata, dan seandainya. 10) penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan rangkuman. b. Transisi berupa kalimat Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun ini mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan pengantar topik yang akan dijelaskan atau diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik, letaknya selalu mendahului kalimat topik. c. Transisi berupa paragraf Transisi yang berupa paragraf digunakan untuk ‘’membelokkan’’ antara satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. B. Kalimat Utama (Topik) Kalimat utama (topik) mengandung ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat utama ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat utama pada awalnya berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat utama belum memberi informasi yang lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

C. Kalimat Penjelas (Pengembang) Kalimat penjelas (pengembang) adalah pendukung kalimat pokok. Kalimat penjelas menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena kalimat penjelas berisi menjelaskan, merinci, membandingkan atau memberi contoh ide sentral dalam kalimat utama. Penyusunan kalimat penjelas tidak sembarangan. Kalimat penjelas harus berkaitan erat dengan kalimat utama dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat dengan ide sentral dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya. Dengan kata lain, kalimat penjelas merupakan kalimat yang menjelaskan kalimat utama (topik), sehingga menjadi paragraf yang padu. D. Kalimat Penegas Kalimat penegas mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai penegas atau penjelas kembali pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimatkalimat sebelumnya. Kedua, sebagai daya tarik bagi pembaca atau sebagai selingan. Kalimat penegas, biasanya berada di akhir paragraf. Terkadang kalimat

penegas

ditulis

bukan

untuk

memperjelas

informasi

atau

menyimpulkan, melainkan hanya untuk variasi paragraf. Berdasarkan penjelasan mengenai unsur-unsur paragraf sebelumnya, menurut Wiyanto (2004: 28) unsur paragraf dibagi menjadi paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf hanya satu unsur. Berikut ini uraian mengenai unsur-unsur paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

a. Paragraf dengan empat unsur Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. (2) Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar mandi kita bersihkan sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu bergiliran setiap pagi dan sore. Saluran air pembuangan kita kontrol setiap minggu. Demikian pula sampah harus kita perhatikan. Jangan sampai kita membuang sampah sembarangan. Semua sampah, baik sampah besar maupun kecil, kita buang di tempat sampah. Bila sudah terkumpul, kita bakar di tempat pembakaran sampah atau kita buang ke tempat pembuangan akhir. Bila perilaku hidup bersih itu kita lakukan, hidup kita di asrama nyaman dan sehat.

b. Paragraf dengan tiga unsur i) Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur. (3) Sebagai contoh, semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar. Lokomotif kereta api memerlukan solar agar kuat menarik rangkaian gerbong. Mobil dan sepeda motor ‘’minum’’ bensin untuk melaju di jalan raya. Agar dapat menyeberangi lautan, kapal api harus diberi solar yang amat banyak. Demikian pula kapal terbang. Agar dapat mengudara ia harus dibekali bensol. ii) Susunan paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur. (4) Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan rumput kini bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya tetap minta jatah makanan dan minuman. Sementara itu, tanaman palawija di sawahnya tak mau ditelantarkannya. Apalagi dalam musim kemarau seperti sekarang ini, Pak Wira harus sering ke sawah. Pekerjaan Pak Wira memang semakin berat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

c. Paragraf dengan dua unsur Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan dua unsur. (5) Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester ini, dia dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal Matematika yang diujikan. Hasil ulangan Kimia tidak mengecawakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam ulangan mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan. d. Paragraf hanya satu unsur Susunan paragraf hanya mengandung kalimat penjelas sebagai unsur di dalamnya. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan satu unsur. (6) Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya hitam pekat. Angin berembus kencang menggoyang pepohonan dan merontokkan dedaunan. Sementara itu, petir menyambar memenuhi angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan telinga. Tak lama kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari langit bersamaan dengan tiupan angin kencang.

2.2.1.4 Struktur Paragraf Struktur paragraf adalah penyusunan paragraf kelengkapan unsur atau posisi unsur paragraf dalam paragraf (Tarigan, 2008). Kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur seperti transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Adapun kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur yang terdapat dalam paragraf seperti transisi-kalimat topik-kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

penegas

atau

kalimat

topik-kalimat

pengembang-kalimat

penegas.

Kemungkinan ketiga yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat topik-kalimat pengembang. Sementara itu, menyakut posisi unsur paragraf dalam paragraf. Posisi setiap unsur tidak harus dimulai dari transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan posisi unsur-unsur paragraf bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang dikembangkan pengarang.

2.2.1.5 Paragraf menurut isinya Jenis-jenis paragraf merupakan hasil dari ide pokok sebuah karangan dan kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis. Terdapat lima jenis paragraf menurut isinya yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. a.

Narasi Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang

berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolaholah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu, Gie (1995) berpendapat bahwa karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir. Wiyanto (2011) juga berpendapat bahwa narasi (naration) secara harfiah bermakna kisah atau cerita. Paragraf narasi bertujuan mengisahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang diceritakan. Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada karya nonfiksi. Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan sebuah peristiwa. Karakteristisk-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut. a. Karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa. b. Disajikan dalam bentuk urutan waktu serta kejadian yang menunjukan peristiwa awal sampai akhir. c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian. d. Latar digambarkan secara hidup dan terperinci. e. Menunjukkan tindakan langsung pada tokoh. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf narasi. (7) S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang bersembyang di dalam bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut kabur (Nasucha, 2009). b. Deskripsi Menurut Gorys Keraf (1982) dekripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari obyek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada obyek tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam karangannya. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut. a. Melukiskan / menggambarkan suatu objek tertentu. b. Bertujuan untuk menciptakan kesalan atau pengalaman pada diri pembaca. c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu. d. Penulisannya dapat

menggunakan cara/metode realistis

(objektif),

impresionistis (subyektif), atau sikap penulis. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf deskripsi. (8) Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantikannya (Nasucha, 2009). c. Eksposisi Menurut Gorys Keraf (1982) eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengentahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan eksposisi adalah memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang serta menjelaskan atau menerangkan suatu persoalan. Dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk memperluas wawasan dengan definisi, contoh, dll. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut. a. Menjelaskan informasi dan ada permasalahan b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual) c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi/memaksakan kehendak d. Menunjukkan analisis/penafsiran secara objektif e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf eksposisi. (9) Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti mesin mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-bahan bakarnya, yakni makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil (Nasucha, 2009).

d. Persuasi Menurut Gorys Keraf (2007) persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Mereka yang menerima persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar, bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Upaya yang dilakukan dalam persuasi yaitu menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti pada karangan argumentasi. Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain; ia berusaha agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf persuasi. (10) Praktik pidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak. Dari pengelaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan dan sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula ketrampilan pembicara. Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu susah semakin besar, pembicara dapat tampil tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, untuk memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melaksanakan praktik berpidato MP (Nasucha, 2009).

e. Argumentasi Menurut Gorys Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi pendapat. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut. a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca. b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, atau gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

c. Dalam karangan argumentasi, pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca. d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf argumentasi. (11) Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon-pohon di hutan harus dapat menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan ditebang habis, maka tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa pembakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global itu akan melelehkan gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota di tepi pantai seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, Bangkok, dan lainlainnya (Nasucha, 2009).

2.2.2 Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode pengembangan paragraf adalah sebagai berikut. A. Klimaks dan antiklimaks Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan menggunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan

sebuah

gagasan

bawahan

yang

dianggap

paling

rendah

kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Pengembangan paragraf antiklimaks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasangagasan yang lebih rendah hingga yang paling tinggi. B. Sudut Pandangan Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil sautu posisi tertentu. C. Perbandingan dan Pertentangan Pola perbandingan dan pertentangan adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaaan antara dua orang, obyek atau gagasan bertolak dari segi-segi tertentu. D. Analogi Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi. E. Contoh Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca. F. Proses Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

G. Sebab-akibat Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik. H. Umum-khusus dan Khusus-umum Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf. Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf, sedangkan perinciannya terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya,

variasi

dalam

kedua

jenis

paragraf

tersebut

adalah

pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal paragraf dan diakhir diulang lagi. I. Klasifikasi Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi

bekerja

kedua

arah

yang

berlawanan,

yaitu

pertama

mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain. J. Definisi Luas Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sesuah istilah atau hal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

Sementara itu, Suyitno (2012) mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf berikut ini. A. Secara alamiah Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. Urutan selanjutnya adalah urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. B. Klimaks dan Antiklimaks Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin tinggi kedudukannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klimaks dan antiklimaks. (12) Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke zaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya (Keraf, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

Pikiran utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu dirinci dengan tiga gagasan yaitu (1) traktor yang dijalankan dengan uap, (2) traktor yang memakai roda rantai, dan (3) traktor buatan Ford dari Jepang. C. Umum-Khusus Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola umum-khusus. (13) Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional. D. Khusus-Umum Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus atau sempit ke bagian-bagian yang lebih umum atau luas. Pola ini dikembangkan dengan memaparkan hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat umum. Gagasan utama biasanya terletak di akhir paragraf dan didahului oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf induktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola khusus-umum. (14) Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta suratmenyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa kadang-kadang pidato resmi dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia. E. Perbandingan dan Pertentangan Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan. (15) Ratu Elisabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya parlemen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

F. Analogi Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini berguna untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal itu. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola analogi. (16) Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta - Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia. G. Contoh-contoh Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan sebuah generalisasi yang terlalu umum, agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola contoh. (17) Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pembangunan ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha yang dilakukan pemerintah. ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pamugaran kampung. Contoh lain KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lainlain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa. H. Sebab-Akibat Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bisa juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola sebab-akibat. (18) Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. I. Definisi Luas Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, harus berupa kalimat-kalimat bahkan beberapa paragraf. Penulis dapat mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu kata. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola definisi luas. (19) Pompa memberikan (hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja dengan kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagaian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katub udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirka air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah pemasukan dibuat sedemikan rupa sehingga dapat berfungsi bergantian. J. Klasifikasi Dalam pengembangan paragraf, kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klasifikasi. (20) Dalam karang-mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) Menurut UU No.14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (10) dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau

dosen dalam melakukan tugas keprofesionalan. Peraturan

Pemerintah No. 15 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru menjelaskan bahwa kompetensi yang di perlukan oleh guru terbagi atas empat kategori, yaitu kompetensi pedagogik (akademik), kompetensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

kepribadian,

kompetensi

profesional,

dan

kompetensi

sosial

(kemasyarakatan). Menurut Mulyasa (2013) kompetensi pedagogik (akademik) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah

kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional pembelajaran

adalah secara

kemampuan luas

dan

pendidik

dalam

mendalam

yang

penguasaan

materi

memungkinkannya

membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi

sosial

(kemasyarakatan)

adalah

kemampuan

pendidik

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat. Keempat macam kompetensi ini dijadikan landasan dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, keempat kompetensi tersebut dapat dipandang sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan guru. Menguasai mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru SD terutama guru kelas. Mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SD, merupakan mata pelajaran wajib diajarkan. Salah satunya adalah pengetahuan tentang mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajarannya, salah satu komponen pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

bahasa

Indonesia

di

sekolah

dasar

adalah

keterampilan

menulis.

Keterampilan menulis masuk dalam kompetensi profesional. Kemampuan profesional merujuk pada kemampuan guru untuk menguasai materi pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai subjek yang diajarkan, mampu mengikuti kode etik profesional dan menjaga serta mengembangkan kemampuan profesionalnya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki kompetensi dan bekal wawasan yang baik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terlebih tentang menulis.

2.2.4 Kerangka Berpikir Peneliti memperoleh data yang berupa karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Jumlah karangan sebanyak 20 karangan. Berdasarkan karangan-karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, peneliti merumuskan dua rumusan masalah, yaitu (1) Unsur-unsur paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? dan (2) Pola pengembangan paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? Selanjutnya,

peneliti

mengklasifikasikan

data

karangan

lalu

menganalisis. Penganalisisan karangan ini didasarkan atas dua rumusan masalah, yaitu peneliti menggunakan teori unsur-unsur paragraf menurut Wiyanto (2011) dan Keraf (1980) serta teori menggunakan pola pengembangan paragraf menurut Suyitno (2012) dan Tarigan (2008). Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

memperoleh hasil analisis data, lalu peneliti dapat menarik simpulan. Berikut ini kerangka berpikir yang peneliti susun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

Bagan 1. Kerangka Berpikir KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

Rumusan masalah 2. Unsur paragraf apa sajakah yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

1.Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang cenderung digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimatan Timur?

Klasifikasi 20 karangan yang terdiri dari karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eskposisi (Keraf, 2007) Teori pola pengembangan paragraf menurut Suyitno (2012) adalah secara alamiah (spasial dan kronologi), klimaks dan antiklimaks, umum-khusus, khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi. Teori pola pengembangan paragraf menurut Keraf (1980) adalah klimaksantiklimaks, sudut pandangan, perbandinganpertentangan, analogi, contoh, proses, sebab-akibat, umum-khusus dan khususumum, klasifikasi, definisi luas.

Analisis

Teori unsur menurut Wiyanto (2011) adalah paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Teori unsur menurut Tarigan (2008).

Hasil Analisis Unsur-unsur paragraf dan Pola pengembangan paragraf

Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Penelitian berjudul Unsur-unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada Tahun 2015, termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggunakan kata-kata dan gambar (bukan angka-angka) sebagai datanya (Moleong, 2006: 11).

Penelitian

deskriptif

merupakan

penelitian

yang

bertujuan

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata,

2011).

Penelitian

deskriptif

ini

bertujuan

untuk

menggambarkan sifat keadaan sementara objek yang diamati pada saat penelitian (Arikunto, 2006: 10). Adapun penelitian kualitatif menurut Moleong (2008), merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks dasar khusus yang alamiah yang memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif didasarkan pada tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan fenomena yang berupa paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada Tahun 2015.

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

3.2 Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Karangan tersebut berjumlah 20 buah. Adapun karangan yang meliputi karangan narasi, karangan deskripsi, karangan eksposisi, karangan persuasi, dan karangan argumentasi. Karangan tersebut diperoleh dari hasil Pelatihan dan Magang Guru-guru SD Mahakam Ulu yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli sampai dengan 28 September 2015 di Hotel Museum Batik Jalan Dr. Sutomo 13 A Yogyakarta. Tabel 1. Sumber Data

No

Nama

Judul

Jenis

Asal Sekolah

Karangan 1

Antonius Anyeq

Lingkungan

Eksposisi

SDN No 002 Ujoh Bilang

2

Antonius Bunsu

Lingkungan

Narasi

SDN 004 Noha Silat Kec. Long Apari

3

Albertus Hajang

Lingkungan

Persuasi

SDN

008

Mamahak

Besar 4

Donatus Dia

Jagalah

Eksposisi

SDN 001 Laham

Narasi

SDN 001 Ujoh Bilang

Persuasi

SDN 005 Long Lunuk

Kebersihan 5

Eka Saptha

6

Havui

Bahaya Banjir

Larah, Buanglah

S.Pd

Sampah

pada

Tempatnya 7

Jumsaber Oang

Lingkungan

Narasi

SDN 003 Long Penareh

8

Laan Lenjau

Lingkungan

Narasi

SDN 004 Datah Bilang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

9

Leris Uluk, S.Pd, Lingkungan

Narasi

SDN 004 Datah Bilang

Eksposisi

SDN 003 Long Bangun

SD 10

Marta Hibau

Lingkungan Rumahku

11

Martha

Tukau Lingkungan

Ilir Narasi

Luhau 12

SDN

008

Mamahak

008

Mamahak

Teboq

Monika H.

Lingkungan

Narasi

SDN Besar

13

Muhamad Nasir

Lingkungan

Eksposisi

SDN 002 Muara Hatah

14

Natalia Hong

Lingkungan

Narasi

SDN 002 Datah Bilang Kec.

Long

Hubung

Kab. Mahakam Ulu 15

P. Jaang Ajat

Lingkungan

Eksposisi

SDN

002

Long

Pahangai 16

Teofilus Ledok

Lingkungan

Persuasi

SDN 001 Tiong Bu’u

17

Theresia Hipui

Lingkungan

Narasi

SDN

007

Mamahak

Teboq 18

Theresia

Novi Lingkungan

Narasi

SDN 001 Long Hubung

Eksposisi

SDN 003 Long Juyoq

Narasi

SDN 011 Long Hurai

Partiwi B. 19

Luhung Huvat

Menciptakan Lingkungan Sehat

20

Ester MS Libe

Akibat Banjir

3.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini ada dua, yakni (1) unsur-unsur paragraf, dan (2) pola pengembangan paragraf. Kedua objek tersebut terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

3.4 Instrumen Penelitian Menurut Moleong (2006: 9), instrumen penelitian adalah alat bantu bagi peneliti dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah peneliti sendiri. Ciri khas peneliti sebagai instrumen penelitian yakni peran serta peneliti tersebut. Dalam suatu penelitian, peneliti dapat mengamati secara langsung objek yang akan ditelitinya. Peneliti dapat berhubungan langsung dengan data dan mampu memahami serta menilai bentuk dari interaksi di lapangan. Maksudnya adalah, peneliti mampu melihat bagaimana kondisi di lapangan yang sebenarnya. Peneliti sendiri, melakukan pengamatan terhadap data yang berupa karangan kedua puluh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Menurut Moleong (2006: 168), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan

data

adalah

prosedur

yang

sistematik

untuk

memperoleh data yang diperlukan atau proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nasir, 2011). Menurut Arikunto (1990: 134), metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara studi dokumentasi. Menurut Sugiyono (2009: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi karena karangan guru-guru SD Mahakam Ulu termasuk dalam dokumen yang berbentuk tulisan. Jenis data yang diambil berupa paragraf berdasarkan wujud yang ditulis oleh guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dengan demikian tidak memandang paragraf memenuhi syarat atau tidak. Pengumpulan data dilakukan melalui empat tahap. Secara rinci, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. a. Peneliti mengumpulkan karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. b. Peneliti membaca setiap karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. c. Peneliti mengidentifikasi unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan para guru. d. Peneliti memberi kode data unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan para guru.

3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Analisis data menurut Moleong (1989: 112) adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Langkahlangkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Peneliti mengidentifikasi unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. b. Paragraf yang sudah ditandai dan diidentifikasi kemudian dicatat dalam pembahasan. Pembahasan meliputi kutipan jenis pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf. c. Peneliti melakukan triangulasi data, setelah dianalisis data hasil penelitian akan dikonsultasikan kepada ahli untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan sahih. d. Peneliti melakukan penyajian data, setelah mendapatkan data yang valid, data hasil disajikan dalam bentuk deskripsi kata-kata dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

3.7 Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2008:330). Triangulasi dilakukan untuk melihat hasil analisis peneliti sudah benar atau belum berdasarkan

teori.

Triangulasi

penyidik

adalah

triangulasi

dengan

memanfaatkan pengamat atau orang yang ahli dalam bidangnya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

memeriksa

derajat

kepercayaan

data.

Pemanfaatan

lain

membantu

mengurangi kemelencengan dalam analisis data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan penyidik untuk mengolah data yang diperoleh. Dalam triangulasi penyidik, peneliti memilih Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma dan Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku dosen program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam triangulasi ini, peneliti menggunakan beberapa teori untuk memeriksa keabsahan dan menganalisis data. Data yang akan dianalisis yaitu karangan yang telah dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bagian pertama mendeskripsikan data penelitian. Bagian kedua menjelaskan hasil temuan analisis data dari dua rumusan masalah yaitu (1) unsurunsur paragraf yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dan (2) pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Bagian ketiga pembahasan hasil-hasil temuan dari analisis data.

4.1 Deskripsi Data Data dalam penelitian ini berupa paragraf yang unsur-unsur dan pola pengembangan dalam paragraf. Unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang ditemukan sebanyak 138. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Apabila dirinci, data yang berupa unsur-unsur paragraf dapat dirinci atas: (1) data paragraf dengan tiga unsur, (2) data pargaraf dengan dua unsur, dan (3) data paragraf dengan satu unsur. Paragraf dengan tiga unsur sebanyak 14 data, paragraf dengan dua unsur sebanyak 35 data, dan paragraf dengan satu unsur sebanyak 7 data.

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

Apabila dirinci, data yang berupa pola pengembangan paragraf dapat dirinci atas : (1) data pola Umum-Khusus, (2) data pola Khusus-Umum, (3) data pola SebabAkibat, (4) data pola Akibat-Sebab, (5) data pola Kronologi, (6) data pola Definisi Luas, (7) data pola Contoh, (8) data pola Pertentangan, dan (9) data pola Perbandingan. Pola Umum-Khusus sebanyak 17 data, Pola Khusus-Umum sebanyak 3 data, pola Sebab-Akibat sebanyak 23 data, pola Akibat-Sebab sebanyak 1 data, pola Kronologi sebanyak 10 data, pola Definisi Luas sebanyak 1 data, pola Contoh sebanyak 7 data, pola Pertentangan sebanyak 3 data, dan pola Perbandingan sebanyak 1 data. Selain itu, peneliti juga menemukan paragraf yang tidak berpola sebanyak 4 data dan paragraf yang memiliki dua pola pengembangan paragraf sebanyak 12 data. Karangan para guru bentuknya bervariasi yang terdiri beberapa jenis karangan yaitu karangan narasi berjumlah 9, karangan eksposisi berjumlah 6, dan karangan persuasi berjumlah 3. Karangan narasi ditemukan pada karangan 5, 7, 8, 11, 12, 14, 17, 18, dan 20. Karangan eksposisi ditemukan pada karangan 1, 4, 10, 13, 15, dan 20. Karangan persuasi ditemukan pada karangan 3, 6, dan 16. Peneliti tidak menemukan jenis karangan deskripsi dan argumentasi dalam 20 karangan guru-guru SD Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Sesuai dengan tema, sebagian besar karangan berjudul ‘’Lingkungan’’. Karangan tersebut berisi akibat yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

4.1.1 Unsur-unsur paragraf Berikut merupakan contoh unsur-unsur paragraf yang dikaji dalam penelitian ini. a) Paragraf dengan tiga unsur Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki tiga unsur. (1) 1) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk. 2) Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang rakus. 3) Mereka dengan keinginan yang tidak bisa di bending, menebang pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan pribadipribadi dan kantong-kantong mereka sendiri. (14-b) Paragraf (1) di atas terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 13 paragraf. b) Paragraf dengan dua unsur Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki dua unsur. (2) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a) Paragraf (2) di atas terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 38 paragraf. c) Paragraf dengan satu unsur Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki satu unsur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

(3) 1) Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan menumpuk dan pada akhirnya siklus air tersumbat. 2) Jika hal tersebut dibiarkan terusmenerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar. (7-c) Paragraf (3) di atas terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 18 paragraf.

4.1.2 Pola pengembangan paragraf Berikut merupakan contoh pola pengembangan paragraf yang peneliti analisis. a) Pola pengembangan Umum-Khusus Berikut

ini

adalah

contoh

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

pengembangan umum-khusus. (4) 1) Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga kontrakan sekali bagaimana tidak? 2) Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan membiasakan hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan kebersihan, bukan dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran. (1-b) Paragraf (4) di atas menggunakan pola pengembangan umum-khusus. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 16 paragraf. b) Pola pengenmbangan Khusus-Umum Berikut

ini

adalah

contoh

pengembangan khusus-umum.

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

(5) 1) Kebersihan lingkungan harus di jaga bersama dengan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang tercemar. 2) Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman.(6-c) Paragraf (5) di atas menggunakan pola pengembangan khusus-umum. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 2 paragraf. c) Pola pengembangan Sebab-Akibat Berikut

ini

adalah

contoh

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

pengembangan sebab-akibat. (6) 1) Banjir biasanya sangat identik dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyerang tubuh manusia dan akibat dari penyakit-penyakit tersebut manusia sering dirawat di rumah sakit. 2) Penyakit yang sering timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal, diare, muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya. (7-e) Paragraf (6) di atas menggunakan pola pengembangan sebab-akibat. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 22 paragraf. d) Pola pengembangan Akibat-Sebab Berikut

ini

adalah

contoh

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

pengembangan akibat-sebab. (7) 1) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk. 2) Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang rakus. 3) Mereka dengan keinginan yang tidak bisa di bending, menebang pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan pribadipribadi dan kantong-kantong mereka sendiri. (14-b) Paragraf (7) di atas menggunakan pola pengembangan akibat-sebab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

e) Pola pengembangan Pertentangan Berikut

ini

adalah

contoh

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

pengembangan pertentangan. (8) 1) Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya. Ayamayam jagopun belum melakukan tugasnya. 2) Namun, Lukman telah keluar dari rumahnya. 3) Hembusan angin pagi yang dingin berusaha membekukannya. 4) Tangannya yang kekar telah memegang sebuah ember hendak menimba air. (12-a) Paragraf (8) di atas menggunakan pola pengembangan pertentangan. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 2 paragraf. f) Pola pengembangan Kronologi Berikut

ini

adalah

contoh

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

pengembangan kronologi. (9) 1) Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakkan. 2) Dilihat Pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah ke sungai. 3) Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak Hadi berlalu dari pandangannya. 4) Lukman ingin sekali menegur pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat. 5) Lukman kembali melanjutkan langkah kakinya menuju sungai untuk mengambil air. 6) Usai mengambil air Lukman pun kembali ke rumah. (12-b) Paragraf (9) di atas menggunakan pola pengembangan kronologi. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 9 paragraf. g) Pola pengembangan Perbandingan Berikut

ini

adalah

contoh

pengembangan perbandingan.

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

(10) 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. 2) Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. (3-b) Paragraf (10) di atas menggunakan pola pengembangan perbandingan. h) Pola pengembangan Contoh Berikut

ini

adalah

contoh

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

pengembangan contoh. (11) 1) Dengan adanya banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap- rumah untuk menyelamatkan diri bersama kucingnya. 2) Musibah yang tidak disangkah-sangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar. 3) Seperti barang-barang yang tidak sempat diselamatkan, atau peliharaan, tentu membuat kita merasa resah dan kecewa. (8-b) Paragraf (11) di atas menggunakan pola pengembangan contoh. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 7 paragraf. i) Pola pengembangan Definisi luas Berikut

ini

adalah

contoh

paragraf

yang

diidentifikasi

memiliki

pola

pengembangan definisi luas. (12) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a) Paragraf (12) di atas menggunakan pola pengembangan definisi luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

4.2 Analisis Data Berikut diuraikan analisis data yang dilakukan oleh peneliti. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola pengembangan paragraf apa saja yang digunakan untuk mengembangkan karangan-karangan tersebut. Selain pola pengembangan paragraf, peneliti juga melakukan analisis unsur-unsur paragraf dalam karangan yang dibuat guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Hasil

analisis

dikelompokkan berdasarkan

unsur-unsur

paragraf

dan pola

pengembangan paragraf.

4.2.1 Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Unsur-unsur paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf hanya satu unsur. Paragraf dengan tiga unsur merupakan paragraf yang lengkap. Apabila dirinci, data yang berupa paragraf dengan tiga unsur dapat dirinci atas: (1) kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi, (2) kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf dengan dua unsur terbagi menjadi lengkap dan tidak lengkap. Paragraf dengan dua unsur yang lengkap yaitu memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Apabila dirinci, data yang berupa paragraf dengan dua unsur yang tidak lengkap dapat dirinci atas: (1) kalimat penjelas dan transisi, (2) kalimat utama dan transisi. Paragraf yang hanya satu unsur merupakan paragraf yang hanya memiliki satu unsur, yaitu kalimat-kalimat penjelas. Berikut ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

peneliti akan menganalisis unsur-unsur paragraf dalam karangan yang dibuat guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

4.2.1.1 Paragraf yang memiliki tiga unsur Peneliti menemukan banyak paragraf yang memiliki tiga unsur yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penjelas. Selain itu, ada satu paragraf yang memiliki tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut ini adalah contoh (13), (14), (15), (16) yang diidentifikasi memiliki tiga unsur. (13) 1) Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan. 2) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang. 3) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barang-barang bekas, menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang baik di sana. (4-c) (14) 1) Suatu hari terjadi musim hujan yang berkepanjangan. 2) Akibat ulah Baim, maka di kampungnya mengalami Banjir Bandang. 3) Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga ketinggian Banjir hampir melewati atap rumahnya. (5-b) (15) 1) Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang menimpanya. 2) Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. 3) Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat dari pasca banjir. 4) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah. (5-c) Paragraf (13) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

sangat penting untuk dilakukan. Paragraf ini juga terdiri dari dua kalimat penjelas yang berada pada kalimat 2) dan 3), yaitu 2) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang. 3) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barang-barang bekas, menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang baik di sana. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu Selain menjaga kebersihan tubuh. Paragraf (14) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2) yaitu 2) Akibat ulah Baim, maka di kampungnya mengalami Banjir Bandang. Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat penjelas, yaitu 3) Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga ketinggian Banjir hampir melewati atap rumahnya. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi berupa kalimat, yaitu 1) Suatu hari terjadi musim hujan yang berkepanjangan. Paragraf (15) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang menimpanya. Paragraf ini juga terdiri dari tiga kalimat penjelas yang berada pada kalimat 2), 3), dan 4) yaitu 2) Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. 3) Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat dari pasca banjir. 4) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu Akibat. Penemuan peneliti tentang paragraf dengan tiga unsur juga terdapat di paragraf 7-b, 8-b, 8-c, 12c, 14-b, 14-c, 17-b, 17-c, 18-c, dan 20-c. (16) 1) Aku mempunyai seorang teman yang bernama Baim. 2) Baim memiliki kebiasaan buruk yang dilakukannya. 3) Seringkali Baim membuang sampah di sembarangan tempat. 4) Ketika membuang sampah Baim hanya membuang sampah di selokan depan rumahnya. 5) Kebiasaan buruk ini sudah diperingati. (5-a) Paragraf (16) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Aku mempunyai seorang teman yang bernama Baim. Paragraf ini juga terdiri dari tiga kalimat penjelas yang berada pada kalimat 2), 3), dan 4), yaitu 2) Baim memiliki kebiasaan buruk yang dilakukannya. 3) Seringkali Baim membuang sampah di sembarangan tempat. 4) Ketika membuang sampah Baim hanya membuang sampah di selokan depan rumahnya. Selain itu, paragraf ini memiliki satu kalimat penegas, yaitu 5) Kebiasaan buruk ini sudah diperingati.

4.2.1.2 Paragraf memiliki dua unsur Peneliti menemukan paragraf yang hanya terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Berikut ini adalah contoh (17), (18), (19), (20), (21), (22), (23), (24), dan (25) yang diidentifikasi memiliki dua unsur. a. Berikut contoh paragraf yang lengkap (17) 1) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota bagaimana tidak? 2) Seperti masih banyak sampah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran simbah.(1-a) (18) 1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. 2) Jangan membuang sampah sembarang, seperti kekali atau sungai, atau kedalam parit. (3-a) (19) 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. 2) Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. (3-b) Paragraf (17) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota bagaimana tidak? Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat penjelas, yaitu 2) Seperti masih banyak sampah yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran simbah. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini lengkap karena memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf (18) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat penjelas, yaitu 2) Jangan membuang sampah sembarang, seperti kekali atau sungai, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

kedalam parit. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini lengkap karena memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf (19) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikanikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. Paragraf ini juga terdiri dari satu kalimat penjelas, yaitu 2) Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluransaluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini lengkap karena memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Penemuan peneliti tentang paragraf dengan dua unsur juga terdapat di paragraf 3-c, 4-a, 6-a, 6b, 6-c, 7-a, 10-a, 12-a, 12-b, 12-d, 13-b, 13-c, 14-a, 14-d, 15-a, 16-a, 17-a, 18-a, 18-b, 19-a, 19-e, 19-f, 20-a, dan 20-c. b. Berikut contoh paragraf yang tidak lengkap (20) 1) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dasyat berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada pemupukan sampah, limbah pabrik, hingga ada pada air yang tergenang. 2) Air yang tergenang kenapa dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak dengan cepat. (1-c) (21) 1) Demikian cara hidup bersih dan bermanfaat yang bisa kita dapatkan. 2) Oleh karena itu, marilah kita semua menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit yang mengancam. (4-d)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

(22) 1) Namun sekarang kurang lebih lima tahun terakhir ini telah datang orang-orang tidak kami kenal sebelumnya untuk mengambil dan merusak semua kekayan alam yang kami miliki tanah, hutan, emas, batu bara, batu koral, pasir, dan kayu. 2) Kayu yang kami miliki di ambil dengan cara membuka perusahaan yang berujung pada pembabatan dan penggrusakan terhadap hutan secara besar-besaran namun ujungnya selalu masyarakat pedesaan yang disalahkan dan ini lah buktinya yang kira rasakan sekarang kabut asap yang tebal menutupi alam, jagat raya ini dengan kejam seperti kejamnya para pengusaha kaya. 3) Tidak hanya itu banjirpun sering datang melanda sehingga segala macam penyakit pun datang tiba-tiba ha..ha..ha..ha dengan kejam merengut jiwa-jiwa tak berdosa. (11-c) Paragraf (20) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat penjelas dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dasyat berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada pemupukan sampah, limbah pabrik, hingga ada pada air yang tergenang. 2) Air yang tergenang kenapa dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak dengan cepat. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor. Paragraf ini mempunyai kalimat penjelas, tetapi tidak memiliki kalimat utama. Oleh sebab itu, paragraf ini tidak koheren dengan kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi. Paragraf (21) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat penjelas dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Demikian cara hidup bersih dan bermanfaat yang bisa kita dapatkan. 2) Oleh karena itu, marilah kita semua menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit yang mengancam. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu Demikian. Paragraf ini mempunyai kalimat penjelas, tetapi tidak memiliki kalimat utama. Oleh sebab itu, paragraf ini tidak koheren dengan kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi. Paragraf (22) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat penjelas dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari tiga kalimat, yaitu 1) Namun sekarang kurang lebih lima tahun terakhir ini telah datang orang-orang tidak kami kenal sebelumnya untuk mengambil dan merusak semua kekayan alam yang kami miliki tanah, hutan, emas, batu bara, batu koral, pasir, dan kayu. 2) Kayu yang kami miliki di ambil dengan cara membuka perusahaan yang berujung pada pembabatan dan penggrusakan terhadap hutan secara besar-besaran namun ujungnya selalu masyarakat pedesaan yang disalahkan dan ini lah buktinya yang kira rasakan sekarang kabut asap yang tebal menutupi alam, jagat raya ini dengan kejam seperti kejamnya para pengusaha kaya. 3) Tidak hanya itu banjirpun sering datang melanda sehingga segala macam penyakit pun datang tiba-tiba ha..ha..ha..ha dengan kejam merengut jiwa-jiwa tak berdosa. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu Namun. Paragraf ini mempunyai kalimat penjelas, tetapi tidak memiliki kalimat utama. Oleh sebab itu, paragraf ini tidak koheren dengan kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi. Penemuan peneliti tentang paragraf dengan dua unsur juga terdapat di paragraf 1-b dan 12-e.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

(23) 1) Sampah tidak berguna atau tidak berfungsi ditaman didalam tanah, supaya tidak mencemari lingkungan. 2) Lingkungan yang tercemar menyebabkan timbulnya berbagai penyakit salah satu akibat, membuang sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah disungai, sungaipun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya. (10-b) (24) 1) Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumahpun menjadi bulan-bulan air tergenang. 2) Semuanya ini menyebabkan penyakit salah satunya diare dll. (10-c) (25) 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya. 2) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup. (16-c) Paragraf (23) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2), yaitu 2) Lingkungan yang tercemar menyebabkan timbulnya berbagai penyakit salah satu akibat, membuang sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah disungai, sungaipun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi berupa kalimat, yaitu 1) Sampah tidak berguna atau tidak berfungsi ditaman didalam tanah, supaya tidak mencemari lingkungan. Paragraf ini mempunyai kalimat utama, tetapi tidak memiliki kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

Paragraf (24) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2), yaitu 2) Semuanya ini menyebabkan penyakit salah satunya diare dll. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi berupa kalimat, yaitu 1) Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumahpun menjadi bulan-bulan air tergenang. Paragraf ini mempunyai kalimat utama, tetapi tidak memiliki kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi. Paragraf (25) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2), yaitu 2) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi berupa kalimat, yaitu 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya. Paragraf ini mempunyai kalimat utama, tetapi tidak memiliki kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi.

4.2.1.3 Paragraf memiliki satu unsur Peneliti menemukan beberapa paragraf yang terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat-kalimat penjelas. Biasanya paragraf ini merupakan lanjutan penjelasan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

paragraf sebelumnya. Berikut ini adalah contoh (26), (27), (28) yang diidentifikasi memiliki satu unsur. (26) 1) Yang pertama adalah menjaga kebersihan diri sendiri. 2) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali sehari, memotong kuku dan menggosok gigi akan membuat tubuh kita selalu bersih. 3) Sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan tidak akan mudah terserang oleh penyakit. (4-b) (27) 1) Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan menumpuk dan pada akhirnya siklus air tersumbat. 2) Jika hal tersebut dibiarkan terusmenerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar. (7-c) (28) 1) Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan terjadinya banjir. 2) Tentu saja dengan adanya banjir sangat berdampak buruk bagi manusia, misalnya rumah terendam banjir, lingkungan menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia. (7-d) Paragraf (26) terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Pada paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari tiga kalimat yaitu 1) Yang pertama adalah menjaga kebersihan diri sendiri. 2) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali sehari, memotong kuku dan menggosok gigi akan membuat tubuh kita selalu bersih. 3) Sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan tidak akan mudah terserang oleh penyakit. Paragraf (27) terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Pada paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan menumpuk dan pada akhirnya siklus air tersumbat. 2) Jika hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

dibiarkan terus-menerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar. Paragraf (28) terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Pada paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan terjadinya banjir. 2) Tentu saja dengan adanya banjir sangat berdampak buruk bagi manusia, misalnya rumah terendam banjir, lingkungan menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Penemuan peneliti tentang paragraf dengan satu unsur juga terdapat 7-e, 11-b, 19-b, dan 19-j.

4.2.2 Pola pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu pola umum khusus, khusus umum, sebab akibat, akibat sebab, kronologi, definisi luas, contoh, pertentangan, dan perbandingan. Apabila dirinci, data yang berupa pola pengembangan paragraf dapat dirinci atas: (1) pola umum-khusus memaparkan gagasan utama yang bersifat umum ke bagian-bagian yang lebih khusus, (2) pola khusus-umum memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus ke bagian-bagian yang lebih umum, (3) pola sebab-akibat memaparkan bahwa pola sebab berfungsi sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangnya, (4) pola akibat-sebab memaparkan bahwa pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya, (5) pola kronologi (waktu) menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan, (6) pola definisi luas memberikan penjelasan terhadap sesuatu, mengemukakan hal yang berupa definisi formal atau definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari satu kata, (7) pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca agar mudah menerimanya, (8) pola pertentangan dan perbandingan dengan membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan menjadi fokus tulisan. Berikut ini peneliti akan menganalisis pola pengembangan paragraf dalam karangan yang dibuat guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

4.2.2.1 Pola Pengembangan Paragraf Umum-Khusus Pola pengembangan paragraf umum-khusus adalah pola pengembangan yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Pola ini hampir digunakan di setiap paragraf yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berikut ini adalah contoh (29), (30), (31) yang diidentifikasi memiliki pola umum- khusus. (29) 1) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota bagaimana tidak? 2) Seperti masih banyak sampah yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran simbah.(1-a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

(30) 1) Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga kontrakan sekali bagaimana tidak? 2) Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan membiasakan hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan kebersihan, bukan dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran. (1-b) (31) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a) Paragraf (29) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan umumkhusus. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota bagaimana tidak?, merupakan kalimat utama yang berada dalam paragraf tersebut. Kalimat ini memberi informasi tentang kebiasaan buruk membuang sampah. Kalimat 2) Seperti masih banyak sampah yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran simbah, memberikan penjelasan sampah masih banyak yang berserakan di lingkungan dan sungai sehingga mengakibatkan pencemaran limbah. Kalimat 1) merupakan kalimat utama dan kalimat 2) merupakan kalimat penjelas. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola umum-khusus. Paragraf (30) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan umumkhusus. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

kontrakan sekali bagaimana tidak? Kalimat ini memberi penjelasan selain lingkungan yang kotor, pemukiman padat, pabrik, pariwisata hingga kontrakan juga kotor. Kalimat 2) Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan membiasakan

hidup

bersih

seperti

membuang

sampah

pada

tempatnya,

membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan kebersihan, bukan dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran, memberi penjelasan seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan cara membiasakan hidup bersih, contohnya membuang sampah pada tempatnya. Kalimat 1) dan 2) merupakan kalimat penjelas. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola umum-khusus. Paragraf (31) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan umumkhusus. Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana, memberi penjelasan kebersihan adalah keadaan dimana tidak ada sampah yang berserakan dimana-mana. Kalimat 2) Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang, memberi penjelasan bahwa menjaga kebersihan sangatlah penting agar tidak ada penyakit yang datang. Kalimat 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan, memberi penjelasan ada beberapa cara untuk menjaga kebersihan. Kalimat 1) merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat 2) dan 3) merupakan kalimat penjelas. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola umumkhusus. Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola definisi luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 4-b, 4c, 5-a, 6-a, 6-b, 7-a, 10-a, 13-a, 14-a, 15-a, 16-a, 19-a, 19-e, dam 19-f.

4.2.2.2 Pola Pengembangan Paragraf Khusus-Umum Pola pengembangan paragraf khusus-umum adalah pola pengembangan yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Akan tetapi, pola ini tidak banyak ditemukan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah contoh (32), (33), (34) yang diidentifikasi memiliki pola khusus-umum. (32) 1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. 2) Jangan membuang sampah sembarang, seperti kekali atau sungai, atau kedalam parit. (3-a) (33) 1) Kebersihan lingkungan harus di jaga bersama dengan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang tercemar. 2) Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman.(6-c) (34) 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya. 2) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup. (16-c) Paragraf (32) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan khususumum. Paragraf ini menggunakan pola khusus-umum karena ide pokok dalam paragraf ini dikembangkan mengikuti alur pemikiran induktif. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, memberikan penjelasan untuk menjaga lingkungan harus membuang sampah pada tempatnya. Kalimat 2) Jangan membuang sampah sembarang, seperti kekali atau sungai, atau kedalam parit, memberikan informasi jangan membuang sampah sembarangan ke sungai atau parit. Berdasarkan paparan tersebut, kalimat utama berada pada kalimat 1) membahas hal khusus, sedangkan kalimat penjelas berada pada kalimat 2) membahas hal umum. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola khusus-umum. Paragraf (33) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan khususumum. Paragraf ini menggunakan pola khusus-umum karena ide pokok dalam paragraf ini dikembangkan mengikuti alur pemikiran induktif. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Kebersihan lingkungan harus di jaga bersama dengan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang tercemar, memberikan penjelasan kebersihan lingkungan harus dijaga dengan kesadaran masyarakat hidup sehat. Kalimat 2) Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman, memberikan informasi kebersihan itu sebagian dari iman. Berdasarkan paparan tersebut, kalimat utama berada pada kalimat 1) membahas hal khusus, sedangkan kalimat penjelas berada pada kalimat 2) membahas hal umum. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola khusus-umum. Paragraf (34) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan khususumum. Paragraf ini menggunakan pola khusus-umum karena ide pokok berada pada kalimat 2) yaitu ajakan menjaga kebersihan lingkungan. Paragraf ini terdiri dari dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

kalimat. Kalimat 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya, memberi informasi kurangnya perhatian tentang kebersihan lingkungan. Kalimat 2) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup, memberi penjelasan ajakan untuk bersamasama menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan paparan tersebut kalimat utama berada pada bagian akhir paragraf, yaitu kalimat 2). Kalimat penjelas berada pada bagian awal paragraf, yaitu kalimat 1). Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola khusus-umum.

4.2.2.3 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat Pola pengembangan paragraf sebab akibat menempatkan unsur sebab sebagai kalimat utamanya dan unsur akibat sebagai kalimat-kalimat penjelasnya. Berikut ini adalah contoh (35), (36), (37) yang diidentifikasi memiliki pola sebab-akibat. (35) 1) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dasyat berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada pemupukan sampah, limbah pabrik, hingga ada pada air yang tergenang. 2) Air yang tergenang kenapa dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak dengan cepat. (1-c) (36) 1) Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain. 2) Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada tempatnya. (3-c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

(37) 1) Demikian cara hidup bersih dan bermanfaat yang bisa kita dapatkan. 2) Oleh karena itu, marilah kita semua menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit yang mengancam. (4-d) Paragraf (35) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan sebabakibat. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) dan 2) merupakan sebab akibat. Kalimat 1) menjelaskan sebabnya yaitu lingkungan yang kotor seperti penumpukan sampah serta limbah pabrik, sedangkan akibatnya yaitu penyakit yang datang tidak dengan sendirinya dapat tumbuh dengan cepat. Kalimat 2) menjelaskan sebabnya yaitu air yang tergenang, sedangkan akibatnya yaitu dapat merangsang serangga nyamuk untuk berkembang biak dengan cepat. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola sebab akibat. Paragraf (36) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan sebabakibat. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) merupakan sebab akibat. Kalimat 1) dan 2) menjelaskan sebabnya yaitu membuang sampah sembarangan, sedangkan akibatnya yaitu akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, demam berdarah, tipus dan lain-lain. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola sebab akibat. Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola contoh. Paragraf (37) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan sebabakibat. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) dan 2) merupakan sebab akibat. Kalimat 1) dan 2) menjelaskan sebabnya yaitu cara hidup bersih dan menjaga kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan, sedangkan akibatnya yaitu menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

sehat dan terhindar dari pernyakit yang mengancam. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola sebab akibat. Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 5-b, 5c, 6-a, 7-b, 7-c, 7-d, 7-e, 8-a, 8-b, 8-c, 10-b, 10-c, 11-c, 13-b, 14-c, 14-d, 17-b, 17-c, 18-b, dan 18-c.

4.2.2.4 Pola Pengembangan Paragraf Akibat-Sebab Pola pengembangan akibat sebab memaparkan bahwa akibatlah hadir sebagai kalimat utama dalam paragraf, sedangkan sebab menjadi kalimat-kalimat penjelasnya. Pada penelitian ini tidak banyak yang menggunakan pola akibat sebab. Berikut ini adalah contoh (38) yang diidentifikasi memiliki pola akibat-sebab. (38) 1) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk. 2) Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang rakus. 3) Mereka dengan keinginan yang tidak bisa di bending, menebang pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan pribadi-pribadi dan kantong-kantong mereka sendiri. (14-b) Paragraf (38) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan akibatsebab. Paragraf ini berpola akibat-sebab, karena kalimat yang menjadi akibatlah yang hadir sebagai kalimat utama dalam paragraf, sedangkan yang menjadi kalimat penjelas merupakan sebabnya. Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 1) merupakan akibatnya yaitu hutan hilang kelestariannya. Kalimat 2) merupakan sebabnya yaitu manusia rakus dengan menebang pohon dan membunuh binatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

demi kepentingan pribadi dan kantong mereka sendiri. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola akibat sebab.

4.2.2.5 Pola Pengembangan Paragraf Kronologi Pola pengembangan paragraf kronologi tidak terlalu banyak digunakan dalam penelitian ini yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berikut ini adalah contoh (39), (40), (41) yang diidentifikasi memiliki pola kronologi. (39) 1) Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakkan. 2) Dilihat Pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah ke sungai. 3) Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak Hadi berlalu dari pandangannya. 4) Lukman ingin sekali menegur pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat. 5) Lukman kembali melanjutkan langkah kakinya menuju sungai untuk mengambil air. 6) Usai mengambil air Lukman pun kembali ke rumah. (12-b) (40) 1) Setelah beberapa saat beristirahat diteras rumahnya tiba-tiba hujanpun turun dengan derasnya, yang disertai angin kencang. 2) Hujan langsung sangat lama, air sungaipun mulai menguap. 3) Rumah Lukman yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai, lama-kelamaan tenggelam oleh luapan air sungai. 4) Lukman sangat sedih dengan musibah yang menimpanya dan warga yang ada di desanya. 5) Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah malam. (12-c) (41) 1) Lukman duduk termenung diatas atap rumahnya. 2) Melepaskan pandangannya ke sekeliling, hatinya sedih. 3) Dalam hatinya menggerutu, kapankah manusia mempunyai kesadaran agar tidak membuang sampah lagi ke sungai. 4) Inilah salah satu akibat yang sering terjadi jika kita sering membuang sampah ke sungai, yang mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai sehingga menyebabkan banjir. (12-d)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

Paragraf (39) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan kronologi. Paragraf ini terdiri dari enam kalimat. Kalimat 1) Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakkan, memberi informasi kegiatan yang dilakukan Lukman menuju ke sungai. Kalimat 2) Dilihat Pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah ke sungai, memberi informasi kegiatan Pak Hadi yang seenanknya membuang sampah ke sungai. Kalimat 3) Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak Hadi berlalu dari pandangannya, memberi informasi kegiatan Pak Hadi yang tanpa merasa berdosa dan bersalah. Kalimat 4) Lukman ingin sekali menegur pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat, memberi informasi kegiatan yang dilakukan Lukman yang menegur Pak Hadi. Kalimat 5) Lukman kembali melanjutkan langkah kakinya menuju sungai untuk mengambil air, memberi informasi kegiatan Lukman yang melanjutkan langkah ke sungai untuk mengambil air. Kalimat (6) Usai mengambil air Lukman pun kembali ke rumah, memberi informasi kegiatan Lukman yang kembali ke rumah setelah mengambil air. Pola pengembangan paragraf ini adalah kronologi karena ditandai kata penanda urutan waktu seperti berlalu (kalimat 3), berlalu begitu cepat (kalimat 4), melanjutkan (kalimat 5), dan usai (kalimat 6). Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola kronologi. Paragraf (40) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan kronologi. Paragraf ini terdiri dari lima kalimat. Kalimat 1) Setelah beberapa saat beristirahat diteras rumahnya tiba-tiba hujanpun turun dengan derasnya, yang disertai angin kencang, memberi informasi turunnya hujan yang deras disertai angin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

kencang. Kalimat 2) Hujan langsung sangat lama, air sungaipun mulai menguap, memberi informasi hujan yang turun sangat lama sehingga mengakibatkan air sungai menguap. Kalimat 3) Rumah Lukman yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai, lama-kelamaan tenggelam oleh luapan air sungai, memberi informasi bahwa rumah Lukman dekat dengan sungai dan lama-kelamaan tenggelam oleh luapan air sungai. Kalimat 4) Lukman sangat sedih dengan musibah yang menimpanya dan warga yang ada di desanya, memberi informasi Lukman bersedih karena musibah yang menimpanya dan warga di desanya. Kalimat 5) Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah malam, memberi informasi bahwa keadaan desanya sudah tergenang oleh luapan air sungai. Pola pengembangan paragraf ini adalah kronologi karena ditandai kata penanda urutan waktu seperti setelah beberapa saat (kalimat 1). Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola kronologi. Paragraf (41) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan kronologi. Paragraf ini terdiri dari empat kalimat. Kalimat 1) Lukman duduk termenung diatas atap rumahnya, memberi penjelasan kegiatan Lukman yang sedang duduk diatas rumahnya. Kalimat 2) Melepaskan pandangannya ke sekeliling, hatinya sedih, memberi penjelasan bahwa hati Lukman sedang bersedih. Kalimat 3) Dalam hatinya menggerutu, kapankah manusia mempunyai kesadaran agar tidak membuang sampah lagi ke sungai, memberi penjelasan bahwa kapan manusia mempunyai kesadaran agar tidak membuang sampah. Kalimat 4) Inilah salah satu akibat yang sering terjadi jika kita sering membuang sampah ke sungai, yang mengakibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

tersumbatnya aliran sungai sehingga menyebabkan banjir, memberi penjelasan akibat apa saja karen membuang sampah ke sungai. Pola pengembangan paragraf ini adalah kronologi karena ditandai kata penanda urutan waktu seperti kapankah (kalimat 3), sering (kalimat 4). Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola kronologi. Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 12-e, 17-b, 18-a, 18-b, 20-a, 20-b, dan 20-c.

4.2.2.6 Pola Pengembangan Paragraf Definisi Luas Pola pengembangan paragraf definisi luas dalam paragraf dikembangkan dengan teknik pemberian definisi. Artinya, definisi dapat dipahami sebagai uraian atau penjabarana pengertian. Paragraf ini pola definisi luas hanya sedikit digunakan dalam penelitian ini yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berikut ini adalah contoh (42) yang diidentifikasi memiliki pola definisi luas. (42) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a) Paragraf (42) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan definisi luas. Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana, memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

penjelasan definisi atau pengertian dari kebersihan. Kalimat 2) Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang, memberi penjelasan bagaimana kebersihan sangat penting untuk dilakukan dan dijaga agar terhindar dari ancaman penyakit. Kalimat 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan, memberi penjelasan tentang cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola definisi luas. Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola umum khusus.

4.2.2.7 Pola Pengembangan Paragraf Contoh Pola pengembangan paragraf contoh dikembangkan dengan memberikan bukti konkret dari sebuah generalisasi yang sifatnya abstrak, sehingga memperjelas sesuatu yang sifatnya belum konkret. Pola pengembangan contoh adalah pola yang tidak terlalu banyak digunakan dalam penelitian ini yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berikut ini adalah contoh (43), (44), (45) yang diidentifikasi memiliki pola contoh. (43) 1) Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain. 2) Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada tempatnya. (3-c) (44) 1) Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan. 2) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang. 3) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barang-barang bekas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang baik di sana. (4-c) (45) 1) Banjir biasanya sangat identik dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyerang tubuh manusia dan akibat dari penyakit-penyakit tersebut manusia sering dirawat di rumah sakit. 2) Penyakit yang sering timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal, diare, muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya. (7-e) Paragraf (43) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan contoh. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain, memberi penjelasan contoh-contoh penyakit akibat dari membuang sampah sembarangan. Kalimat 2) Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada tempatnya, memberi penegasan bahwa untuk menjaga kesehatan harus membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan paparan di atas, kalimat yang menunjukan pola contoh berada di kalimat 1). Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola sebab akibat. Paragraf (44) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan contoh. Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 3) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barangbarang bekas, menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang baik di sana, memberi penjelasan tentang contoh untuk menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan paparan di atas, kalimat yang menunjukan pola contoh berada di kalimat 3). Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola umum khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

Paragraf (45) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan contoh. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Banjir biasanya sangat identik dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyerang tubuh manusia dan akibat dari penyakit-penyakit tersebut manusia sering dirawat di rumah sakit, memberi penjelasan contoh penyakit-penyakit yang timbul akibat adanya banjir. Kalimat 2) Penyakit yang sering timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal, diare, muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya, memberi penjelasan tentang macam penyakit yang timbul karena bencana banjir seperti DBD, malaria dan sebagainya. Berdasarkan paparan di atas, kalimat yang menunjukan pola contoh berada di kalimat 2). Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola sebab akibat. Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 8-b, 8c, 10-c, 13-b, dan 13-c.

4.2.2.8 Pola Pengembangan Paragraf Pertentangan dan Perbandingan Pola pengembangan paragraf pertentangan, ide-ide dalam paragraf dilihat perbedaannya bukan persamaannya. Selain itu, dapat juga berisi kalimat-kalimat penolakan dari sebuah ide atau gagasan tertentu. Berikut ini adalah contoh (46), (47), (48) yang diidentifikasi memiliki pola pertentangan dan contoh (49) yang diindetifikasi memiliki pola perbandingan. (46) 1) Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya. Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya. 2) Namun, Lukman telah keluar dari rumahnya. 3) Hembusan angin pagi yang dingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

berusaha membekukannya. 4) Tangannya yang kekar telah memegang sebuah ember hendak menimba air. (12-a) (47) 1) Suatu sore Anto disuruh ibu nya membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah, Anto membuang sampah dipinggir jalan. 2) padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu ‘’dilarang membuang sampah sembarangan’’, akan tetapi Anto malah melanggar aturan itu. (17-a) (48) 1) Pada suatu hari Andi diperintahkan Ibunya untuk pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah. 2) Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir ‘’dari pada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.’’ 3) Andi pun Menuangkan sampah yang dibawanya itu di sungai tersebut, padahal di pinggiran sungai itu ada sebuah papan yang bertuliskan larangan bahwa tidak boleh membuang sampah di sungai tersebut. 4) Karena sudah menjadi kebiasaan warga di sana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga.(18-a) Paragraf (46) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan pertentangan. Paragraf ini terdiri dari empat kalimat. Kalimat 1) Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya. Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya, merupakan makna tersirat yaitu suasana pagi di pedesaan. Kalimat ini mengandung pertentangan. Kalimat 2) Namun, Lukman telah keluar dari rumahnya, memberi penjelasan bahwa Lukman telah keluar rumah. Kalimat 1) dan 2) menunjukan bahwa adanya kalimat pertentangan, yaitu Lukman yang sudah keluar dari rumah akan tetapi mentari belum bangun dari peraduannya. Kalimat 3) Hembusan angin pagi yang dingin berusaha membekukannya, memberi penjelasan bahwa udara pagi sangat dingin sekali. Kalimat 4) Tangannya yang kekar telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83

memegang sebuah ember hendak menimba air, memberi penjelasan bagaimana tangan yang kekar telah memegang ember untuk menimba air. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola pertentangan yang berada di kalimat 1). Paragraf (47) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan pertentangan. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Suatu sore Anto disuruh ibu nya membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah, Anto membuang sampah dipinggir jalan, memberi penjelasan bagaimana adanya pertentangan antara yang disuruh ibunya dengan yang dilakukan Anto yaitu Anto tidak membuang sampah pada tempatnya, akan tetapi Anto membuang sampah di pinggir jalan. Kalimat 2) padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu ‘’dilarang membuang sampah sembarangan’’, akan tetapi Anto malah melanggar aturan itu, memberi penjelasan bahwa Anto telah melanggar aturan dengan membuang sampah sembarangan. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola pertentangan yang berada di kalimat 1). Paragraf (48) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan pertentangan. Paragraf ini terdiri dari empat kalimat. Kalimat 1) Pada suatu hari Andi diperintahkan Ibunya untuk pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah, memberi penjelasan Andi yang diperintahkan ibunya untuk membuang sampah pada tempatnya. Kalimat 2) Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir ‘’dari pada saya jauh-jauh membuang sampah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

lebih baik buang disini saja.’’, memberi penjelasan adanya pola pertentangan yaitu Andi membuang sampah di disembarang tempat padahal ibunya telah menyuruh membuang sampah di tempat pembuangan sampah. Kalimat 3) Andi pun Menuangkan sampah yang dibawanya itu di sungai tersebut, padahal di pinggiran sungai itu ada sebuah papan yang bertuliskan larangan bahwa tidak boleh membuang sampah di sungai tersebut, memberi penjelasan adanya pola pertentangan yaitu Andi membuang sampah ke sungai padahal disitu sudah ada papan yang bertuliskan larangan tidak boleh membuang sampah ke sungai. Kalimat 4) Karena sudah menjadi kebiasaan warga di sana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga, memberi penjelasan tentang kebiasaan warga yang tidak mempunyai rasa prihatin dengan menjaga lingkungan sekitar. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola pertentangan yang berada di kalimat 2) dan 3). Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola kronologi. (49) 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. 2) Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. (3-b) Paragraf (49) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan perbandingan. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikanikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut, kalimat ini memberi penjelasan untuk membandingkan apabila membuang sampah ke sungai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

akan terjadi polusi dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. Kalimat 2) Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir, kalimat ini juga memberi penjelasan apabila sampah dibuang ke dalam parit akan menyebabkan banjir. Selain itu, pada saat hujan akan menyebabkan saluran air tersumbat. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola perbandingan yang berada pada kalimat 1) dan 2).

4.2.2.9 Paragraf Tidak Berpola Peneliti juga menemukan adanya paragraf yang tidak memiliki pola. Berikut ini adalah contoh (50), (51), (52) yang diidentifikasi tidak berpola. (50) 1) Sekarang kisah desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu menceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya bahwa dulu, kehidupan masyarakat sangat lah mudah baik dalam hal bercocok tanam, maupun usaha-usaha lainnya karena lingkungan hidup seperti air dan hutan di sekitar kampung sangatlah teduh dan nyaman. (2) Karena semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat segala hewan-hewan berteduh. (11-b) (51) 1) Pertanyaan dan renungan bagi kita ‘’Apakah kita semua sudah sadar dengan kearipan lingkungan yang bersih dan sehat?? (2) Apakah kita sudah bertanggung jawab dengan diri kita sendiri dan dengan orang lain? (19-b) Selain paragraf-paragraf di atas, paragraf yang tidak berpola terdapat dalam paragraf 19-c, dan 19-i.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

4.3 Pembahasan Hasil 4.3.1 Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Penelitian yang berjudul Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur bertujuan mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang digunakan dan mendeskripsikan kelengkapan unsur-unsur paragraf. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Terdapat empat unsur paragraf yang ada dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yaitu (1) kalimat utama, (2) kalimat penjelas, (3) kalimat penegas, dan (4) transisi. Berdasarkan hasil temuan, paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur dapat dilklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) paragraf dengan tiga unsur, (2) paragraf dengan dua unsur, dan (3) paragraf dengan satu unsur. Paragraf dengan tiga unsur meliputi kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas dan transisi. Polanya dapat berupa KU-KPJ-T dan KU-KPJ-KPG. Paragraf dengan dua unsur meliputi kalimat utama, kalimat penjelas dan transisi. Polanya dapat berupa KU-KPJ, KU-T, dan KPJ-T. Paragraf dengan satu unsur meliputi kalimat penjelas. Polanya dapat berupa KPJ. Setelah peneliti melakukan analisis, peneliti menemukan nsur-unsur paragraf yang relevan dengan teori Wiyanto (2011). Peneliti menemukann tiga tipe unsur-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

unsur paragraf, yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Hal ini dipertegas dengan teori Tarigan (2008) bahwa kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur seperti transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas. Adapun kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur yang terdapat dalam paragraf seperti (1) transisi, kalimat topik, kalimat penegas dan (2) kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas. Kemungkinan ketiga, yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat topik dan kalimat pengembang. Namun, beberapa hasil penelitian menunjukkan tidak semua karangan guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur menggunakan unsur paragraf secara lengkap. Terdapat 14 paragraf yang lengkap menggunakan ketiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi). Terdapat pula paragraf yang menggunakan dua dan satu kelengkapan unsur paragraf. Karangan yang menggunakan dua unsur paragraf berjumlah 35 paragraf, sedangkan paragraf yang menggunakan satu unsur paragraf berjumlah 7 paragraf. Jadi, dapat diklasifikasikan ada tiga tipe pengelompokan unsur, yaitu (1) paragraf dengan tiga unsur, (2) paragraf dengan dua unsur, dan (3) paragraf dengan satu unsur. Dengan demikian, para guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini menggunakan paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur seperti yang disampaikan oleh Wiyanto (2011). Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai unsur-unsur paragraf, hasil temuan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88

menemukan tiga kelompok unsur paragraf, yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti mengenai unsur-unsur paragraf, hasil temuan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang terdahulu. Hasil penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014) mengenai Paragraf dalam Karangan Narasi menunjukkan bahwa unsur-unsur paragraf terdiri dari paragraf dengan dua unsur dan paragraf dengan satu unsur. Oleh sebab itu, dalam hasil analisis ini ditemukan beberapa unsur-unsur paragraf yang berbeda dengan penelitian terdahulu.

4.3.2 Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Ada sembilan pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur, yaitu (1) pola Umum Khusus, (2) pola Khusus Umum, (3) pola Sebab Akibat, (4) pola Akibat Sebab, (5) pola Kronologi, (6) pola Contoh, (7) pola Definisi Luas, (8) Pertentangan, dan (9) Perbandingan. Peneliti menemukan hampir semua paragraf menggunakan pola pengembangan paragraf. Paragraf yang menggunakan pola umum-khusus sebanyak 17 paragraf, pola khusus-umum sebanyak 3 paragraf, pola sebab-akibat sebanyak 23 paragraf, pola akibat-sebab sebanyak 1 paragraf, pola definisi luas sebanyak 1 paragraf, pola kronologi sebanyak 10 paragraf, pola contoh sebanyak 7 paragraf, pola pertentangan sebanyak 3 paragraf, dan pola perbandingan sebanyak 1 paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89

Peneliti juga menemukan paragraf yang tidak berpola pada karangan guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan tidak adanya kalimat utama dalam paragraf dan hanya terdapat satu kalimat dalam paragraf. Jumlah paragraf yang tidak berpola yakni sebanyak 4 paragraf. Peneliti juga menemukan hal lain, beberapa paragraf ditemukan beberapa pola didalamnya seperti pola Umum Khusus dan pola Sebab Akibat, pola Umum Khusus dan pola Contoh, pola Umum Khusus dan pola Definisi Luas, pola Sebab Akibat dan pola Contoh, pola Sebab Akibat dan pola Kronologi, serta pola Kronologi dan Pertentangan. Kecenderungan pola pengembangan yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola pengembangan sebabakibat. Namun, pemakaian pola pengembangan sebab-akibat kebanyakan terdapat pada karangan narasi. Pola pengembangan sebab-akibat dapat menjadi karangan narasi (kronologi) kalau menggunakan konjungsi misalnya kemudian, lalu, setelah itu dan lain-lain. Hal ini ada hubungannya antara pola pengembangan dengan jenis karangan karena pola pengembangan mempengaruhi jenis karangan. Selain itu, masing-masing pola pengembangan salah satu yang membedakan yaitu konten dan konjungsi. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai pola pengembangan paragraf, hasil temuan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu. Hasil penelitian Anggun Gitasari (2009) menunjukkan bahwa pola pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan yang digunakan peserta didik kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90

paragraf deduktif. Adapun hasil penelitian Hedwigis Risa Verawati (2011) menunjukkan bahwa pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan campuran, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan menerangkan, pola pengembangan pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci pada karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Terakhir,

hasil

penelitian

Caecilia

Nurista

Syahdu

Hening

(2014)

menunjukkan bahwa pola kronologi pada karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu adalah hasil penelitian. Hasil penelitian ini adalah pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola pengembangan paragraf umum khusus, khusus umum, sebab-akibat, akibat-sebab, kronologi, contoh, definisi luas, pertentangan, perbandingan, dan ada paragraf yang tidak berpola.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan yang meliputi tentang unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Pertama, unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam paragraf karya guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi. Kemunculan keempat unsur paragraf itu ditemukan bervariasi dalam tiga pola. Apabila dirinci, tiga pola unsur paragraf dapat dirinci atas: (1) paragraf dengan tiga unsur, (2) paragraf dengan dua unsur, dan (3) paragraf dengan satu unsur. Kedua, pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam karangan guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu (1) Umum-khusus sebanyak 17 data, (2) Khusus-Umum sebanyak 3 data, (3) Sebab-Akibat sebanyak 23 data, (4) Akibat-Sebab sebanyak 1 data, (5) Kronologi sebanyak 10 data, (6) Contoh sebanyak 7 data, (7) Pertentangan sebanyak 3 data, (8) Perbandingan sebanyak 1 data, dan (9) Definisi Luas sebanyak 1 data. Pola pengembangan paragraf yang paling dominan adalah pola pengembangan paragraf Sebab-Akibat.

5.2 Implikasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur paragraf yang digunakan dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92

Timur ada empat unsur hanya kemunculannya bervariasi. Selain itu, peneliti juga menemukan pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam karangan guruguru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ada sepuluh pola. Namun, pola pengembangan paragraf yang paling dominan adalah pola sebab akibat. Oleh sebab itu, para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur harus lebih meningkatkan ilmu kebahasaanya. Hal ini perlu dilakukan karena pemahaman terhadap paragraf dapat membantu pembaca dalam memahami isi yang terdapat dalam suatu karangan yang ditulis penulis, sehingga isi dari penulis tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Guru merupakan salah satu bagian terpenting dalam dunia pendidikan. Walaupun guru hanya menjadi salah satu unsur terpenting, tetapi guru seharusnya memiliki peran yang dominan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur juga menjadi unsur penting dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi pertimbangan karena mereka belum sepenuhnya menguasai semua materi yang menjadi bidangnya.

5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1. Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan menguasai berbagai materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93

2. Bagi guru Bahasa Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan pengajaran mengenai kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak memberikan latihan menulis kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan kompetensi menulis ini diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan paragraf yang lebih variatif. 3. Bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ___________.1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Melton Putra. Gitasari, Anggun. 2008. “Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Pembangunan Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Hasbullah, 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Hening, Caecilia Nurista Syahdu, 2015. “Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada Tahun 2014”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikkan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ___________.2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah. ___________.1980. Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah. Moleong. Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H.E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasir, Moh. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Galia Indah. Nasucha, Yakub. Dkk. 2009. Bahasa Indonesia: untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa. Rahardi, Kunjana. 2006. Paragraf Jurnalistik. Yogyakarta. Santusta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95

___________.2010. Teknik-teknik Universitas Atma Jaya.

Pengembangan

Paragraf.

Yogyakarta:

Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya. Yogyakarta: Andi Offset. Republik Indonesia. 2003. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara. ___________.2005. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara. Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Soewandi, A. M. Slamet, dkk. 2000. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah (Berdasarkan Pendekatan Komunikatif). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sujanto. 1988. Keterampilan Membaca, Menulis, dan Berbicara untuk Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sukmadinata, N. S. Rosdakarya.

2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Suyitno, Imam. 2012. Menulis Makalah dan Artikel. Bandung: Refika Aditama. Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa. The Liang Gie. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty bekerja sama dengan Balai Bimbingan. _______.2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. Tribun Kaltim. 2015. Pendidikan Mahakam Ulu Terus Berbenah. http://bppd.kaltimprov.go.id/berita-819-pendidikan-mahakam-ulu-terusberbenah.html. Tribun Kaltim. 2015. Disdik dan LMPM Latih Guru Mahulu Profesional. http://bppd.kaltimprov.go.id/berita-629-disdik-dan-lmpm-latih-gurumahulu-profesional-html Verawati, Hewigis Risa. 2011. “Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

Dukun, Magelang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia. Widyamartaya, A. 1993. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. Wiyanto, Asul. 2011. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98

Lampiran 1. Data Penelitian Lampiran ini adalah lampiran data penelitian yang berupa karangan. Jumlah karangan sebanyak 20 karangan. Berikut ini adalah daftar nama guru.

No

Nama

Judul

1

Antonius Anyeq

Lingkungan

2

Antonius Bunsu

Lingkungan

3

Albertus Hajang

Lingkungan

4

Donatus Dia

Jagalah Kebersihan

5

Eka Saptha

Bahaya Banjir

6

Havui Larah, S.Pd

Buanglah Sampah pada Tempatnya

7

Jumsaber Oang

Lingkungan

8

Laan Lenjau

Lingkungan

9

Leris Uluk, S.Pd, SD

Lingkungan

10

Marta Hibau

Lingkungan Rumahku

11

Martha Tukau Luhau

Lingkungan

12

Monika H.

Lingkungan

13

Muhamad Nasir

Lingkungan

14

Natalia Hong

Lingkungan

15

P. Jaang Ajat

Lingkungan

16

Teofilus Ledok

Lingkungan

17

Theresia Hipui

Lingkungan

18

Theresia Novi Partiwi B.

Lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

19

Luhung Huvat

Menciptakan Lingkungan Sehat

20

Ester MS Libe

Akibat Banjir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

Oleh: DEWI WULANSARI 121224037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Analisis Data dan Triangulasi TABEL ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Kode

Data

Data

Unsur-unsur

Pola

Paragraf

Pengembangan

Pendapat Triangulator

Triangulator

1

2

Paragraf S

K.N 1

a

(1) Kebiasaan buruk dengan

Tidak ada transisi.

membuang sampah sudah tak akan

Kalimat (1) =

asing lagi, bahkan seakan sudah

Kalimat utama.

terbiasa lingkungan kotor sudah

Kalimat (2) =

menjadi ciri khas warga kota

kalimat penjelas.

Alasan

TS

S

TS

Umum-Khusus.

bagaimana tidak? (2) Seperti masih banyak sampah yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran simbah. b

(1) Bukan hanya itu lingkungan

Transisi di kalimat

kotor pun terdapat di pemukiman

(1) = Bukan hanya

padat, padat pabrik, padat pariwisata,

itu lingkungan

hingga kontrakan sekali bagaimana

kotor pun terdapat

tidak? (2) Seharusnya warga sadar

di pemukiman

akan kebersihan lingkungan dengan

padat,

membiasakan hidup bersih seperti

Kalimat (1), (2) =

membuang sampah pada tempatnya,

kalimat penjelas.

Umum-Khusus.

membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan kebersihan, bukan dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran. c

(1) Penyakit tak datang dengan

Transisi di kalimat

sendirinya melainkan lingkungan

(1) : Penyakit tak

yang kotor, sumber penyakit dapat

datang dengan

Sebab-Akibat.

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tumbuh dengan cepat bahkan dasyat

sendirinya

berkembangnya sumber penyakit pun

melainkan

terdapat pada pemupukan sampah,

lingkungan yang

limbah pabrik, hingga ada pada air

kotor,

yang tergenang. (2) Air yang

Kalimat (1), (2) =

tergenang kenapa dapat merangsang

kalimat penjelas.

serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak dengan cepat. K.N

a

3

(1) Untuk menjaga lingkungan agar

Tidak ada transisi.

tetap bersih, indah dan sehat, kita

Kalimat (1) =

harus membuang sampah pada

kalimat utama.

tempat yang sudah disediakan. (2)

Kalimat (2) =

Jangan membuang sampah

kalimat penjelas.

Khusus-Umum.

sembarang, seperti kekali atau sungai, atau kedalam parit. b

(1) Apabila kita membuang sampah

Tidak ada transisi.

kedalam sungai atau kali akan

Kalimat (1) =

membuat polusi, sehingga ikan-ikan

kalimat utama.

akan mati, dan terjadi pendangkalan

Kalimat (2) =

terhadap kali tersebut. (2) Demikian

kalimat penjelas.

Perbandingan.

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. c

(1) Membuang sampah sembarangan

Tidak ada transisi.

Sebab-Akibat

juga akan menimbulkan berbagai

Kalimat (1) =

dan Contoh.

macam penyakit, seperti: diare,

kalimat utama.

demam berdarah, tipus, dan lain-lain.

Kalimat (2) =

(2) Oleh karena itu untuk menjaga

kalimat penjelas.

kesehatan buanglah sampah pada tempatnya. K.N 4

a

(1)Kebersihan adalah suatu keadaan Tidak ada transisi.

Umum-Khusus

dimana

dan

tak

ada

berserakan (2)Kebersihan untuk

sampah

yang Kalimat (1) =

dimana-mana. kalimat utama. sangatlah

dilakukan

karena

Definisi

luas.

penting Kalimat (2) dan dengan (3) = kalimat

kebersihanlah yang akan menjaga penjelas. kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. (3)Ada beberapa cara 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang

bisa

dilakukan

untuk

mendapatkan kebersihan. b

(1) Yang pertama adalah menjaga

Tidak ada transisi.

kebersihan diri sendiri. (2) Menjaga

Kalimat (1), (2),

kebersihan diri sendiri seperti mandi

dan (3) = kalimat

2 kali sehari, memotong kuku dan

penjelas.

Umum-Khusus.

menggosok gigi akan membuat tubuh kita selalu bersih. (3) Sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan tidak akan mudah terserang oleh penyakit. c

(1) Selain menjaga kebersihan tubuh,

Transisi berada di

Umum -Khusus

menjaga kebersihan lingkungan

kalimat (1) =

dan Contoh.

tempat tinggal juga sangat penting

Selain menjaga

untuk dilakukan. (2) Membersihkan

kebersihan tubuh,

seisi rumah dan lingkungan sekitar

Kalimat (1) =

akan membuat lingkungan menjadi

kalimat utama.

bersih dan tidak menjadi sarang bagi

Kalimat (2) dan

penyakit untuk tumbuh dan

(3) = kalimat

berkembang. (3) Ada beberapa cara

penjelas. 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barang-barang bekas, menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang baik di sana. d

(1) Demikian cara hidup bersih dan

Transisi berada di

bermanfaat yang bisa kita dapatkan.

kalimat (1) =

(2) Oleh karena itu, marilah kita

Demikian

semua menjaga kebersihan baik

Kalimat (1) dan

kebersihan diri maupun kebersihan

(2) = kalimat

lingkungan agar kita menjadi sehat

penjelas.

Sebab-Akibat.

dan terhindar dari penyakit yang mengancam. K.N 5

a

(1) Aku mempunyai seorang teman

Tidak ada transisi.

yang bernama Baim. (2) Baim

Kalimat (1) =

memiliki kebiasaan buruk yang

kalimat utama.

dilakukannya. (3) Seringkali Baim

Kalimat (2), (3),

membuang sampah di sembarangan

dan (4) = kalimat

tempat. (4) Ketika membuang

penjelas.

Umum-Khusus.

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sampah Baim hanya membuang

Kalimat (5) =

sampah di selokan depan rumahnya.

kalimat penegas.

(5) Kebiasaan buruk ini sudah diperingati. b

(1) Suatu hari terjadi musim hujan

Transisi berupa

yang berkepanjangan.(2) Akibat ulah

kalimat yaitu

Baim, maka di kampungnya

kalimat (1).

mengalami Banjir Bandang. (3)

Kalimat (2) =

Sebab-Akibat.

Keadaan ini berlangsung cukup parah kalimat utama.

c

sehingga ketinggian Banjir hampir

Kalimat (3) =

melewati atap rumahnya.

kalimat penjelas.

(1) Akibat dari kejadian tersebut,

Transisi berada di

banyak hal buruk yang menimpanya.

kalimat (1) =

(2) Diantaranya adalah seluruh harta

Akibat

bendanya rusak akibat banjir,

Kalimat (1) =

kegiatan lainnya lumpuh total. (3)

kalimat utama.

Belum lagi penyakit yang dideritanya

Kalimat (2), (3),

akibat dari pasca banjir. (4) Baim

dan (4) = kalimat

harus terbaring lemas di rumah sakit

penjelas.

Sebab-Akibat.

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena terkena penyakit diare dan demam berdarah. K.N

a

6

(1) Membuang sampah di sembarang

Tidak ada transisi.

Umum-Khusus

tempat akan berakibat tidak baik bagi

Kalimat (1) =

dan Sebab-

kesehat tubuh dan lingkungan

kalimat utama.

Akibat.

sampah sebaiknya di buang di tempat

Kalimat (2) =

pembuangan sampah agar tidak

kalimat penjelas.

menimbulkan banyak masalah pada lingkungan. (2) Sampah yang dibuang tidak pada tempatnya akan menyebabkan terserangnya berbagai penyakit. b

(1) Menjaga lingkungan agar tetap

Tidak ada transisi.

bersih dan terhindar dari berbagai

Kalimat (1) =

macam penyakit, sampah harus di

kalimat utama.

Umum-Khusus.

buang pada tempatnya. (2) Kesadaran Kalimat (2) = akan pentingnya lingkungan bersih

kalimat penjelas.

dan sehat bebas dari sampah masyarakat harus disiplin dalam menangani sampah agar tidak 132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi sumber penyakit. c

(1) Kebersihan lingkungan harus di

Tidak ada transisi.

jaga bersama dengan kesadaran

Kalimat (1) =

masyarakat akan hidup sehat dan

kalimat utama.

nyaman tanpa polusi udara yang

Kalimat (2) =

tercemar. (2) Mencerminkan

kalimat penjelas.

Khusus-Umum.

kebersihan adalah sebagian dari iman.

K.N 7

a

(1) Dalam bermasyarakat kita sering

Tidak ada transisi.

dihadapkan pada suatu permasalahan

Kalimat (1) =

alam yang terjadi dilingkungan

kalimat utama.

sekitar kita. (2) Permasalahan -

Kalimat (2) dan

permasalahan tersebut timbul karena

(3) = kalimat

ulah manusia yang tidak mampu

penjelas.

Umum-Khusus.

berterima kasih atas nikmat yang telah alam ini berikan. (3) Manusia pada dasarnya tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, setelah dinikmati/menggunakan maka pada 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akhirnya manusia tidak pernah mempertimbangan dampaknya kedepan, bahkan manusia tidak pernah sadar bahwa hal yang dilakukan berdampak sangat fatal bagi manusia. b

(1) Dari sekian banyak kegiatan

Tidak ada transisi.

manusia yang sering merusak

Kalimat (2) =

lingkungan dan alam. (2)

kalimat utama.

Pembuangan sampah tidak pada

Kalimat (3) =

tempatnya merupakan salah satu hal

kalimat penjelas.

Sebab-Akibat.

terburuk yang dilakukan. (3) Jelas sekali manusia begitu paham bahwa jika membuang sampah sembarangan terutama didaerah aliran sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir. c

(1) Semakin sering manusia

Tidak ada transisi.

membuang sampah sembarangan

Kalimat (1) dan

atau tidak pada tempatnya maka

(2) = kalimat

semakin banyak sampah yang akan

penjelas.

Sebab-Akibat.

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menumpuk dan pada akhirnya siklus air tersumbat. (2) Jika hal tersebut dibiarkan terus-menerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar. d

(1) Hal terburuk yang terjadi akibat

Tidak ada transisi.

tersumbatnya air karena sampah ialah

Kalimat (1) dan

ketika hujan turun maka akan

(2) = kalimat

menyebabkan terjadinya banjir. (2)

penjelas.

Sebab-Akibat.

Tentu saja dengan adanya banjir sangat berdampak buruk bagi manusia, misalnya rumah terendam banjir, lingkungan menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia. e

(1) Banjir biasanya sangat identik

Tidak ada transisi.

Sebab-Akibat

dengan timbulnya berbagai penyakit

Kalimat (1) dan

dan Contoh.

yang menyerang tubuh manusia dan

(2) = kalimat

akibat dari penyakit-penyakit tersebut penjelas. 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

manusia sering dirawat di rumah sakit. (2) Penyakit yang sering timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal, diare, muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya. K.N 8

a

(1) Dimana-mana kita sering melihat

Tidak ada transisi.

tulisan, baik dipinggir jalan maupun

Kalimat (2) =

di sekolah, dikantor, bahkan dirumah

kalimat utama.

Sebab-Akibat.

kita sekalipun, ada tulisan yang membuat kita sadar dan harus kita pikirkan akibat perbuatan tersebut yaitu dilarang membuang sampah sembarangan. (2) Karena jika kita membuang sampah sembarangan, maka semua- kita akan terkena dampaknya yaitu banjir akan melanda kita karena sampah membuat selokan-selokan air tersumbat, sehingga air hujan tidak 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lancar mengalir, terjadilah genangan air meluap-hingga meluap dengan ketinggian yang tidak diduga olehmasyarakat. b

(1) Dengan adanya banjir, warga

Transisi di kalimat

Sebab-Akibat

terpaksa mengungsi keatas atap-

(1) = Dengan

dan Contoh.

rumah untuk menyelamatkan diri

adanya banjir,

bersama kucingnya. (2) Musibah

Kalimat (1) =

yang tidak disangkah-sangkah seperti

kalimat utama.

ini, kalau dilihat sepeleh tetapi

Kalimat (2) dan

kadang membawa kerugian yang

(3) = kalimat

sangat besar. (3) Seperti barang-

penjelas.

barang yang tidak sempat diselamatkan, atau peliharaan, tentu membuat kita merasa resah dan kecewa. c

(1)Dampak banjir dapat membawa Transisi di kalimat

Sebab-Akibat

wabah penyakit, seperti diare atau (1): Dampak

dan Contoh.

penyakit genangan

malaria, air

karena dapat

akibat banjir dapat

membuat membawa wabah 137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lingkungan

jadi

kotor,

sehingga penyakit,

membuat rasa udara tidak sedap dan Kalimat (1) = segar. (2)Jadi semoga kita tidak kena kalimat utama. musibah banjir, diharapkan pada Kalimat (2) = semua warga sadar akan akibat atau kalimat penjelas. dampak

membuang

sampah

sembarangan. K.N 10

a

(1) Lingkungan tempat tinggal kita

Tidak ada transisi.

merupakan hal yang tidak terlepas

Kalimat (1) =

dari masyarakat banyak atau

kalimat utama.

khalayak ramai, dimana kesadaran

Kalimat (2), (3),

masing-masing anggota rumah

(4), dan (5) =

berbeda antara yang satu dengan

kalimat penjelas.

Umum-Khusus.

yang lain. (2) Supaya tercapai lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anak-anak. (3) Apabila anak sudah tertanam rasa cinta lingkungan, pasti mudah 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

selanjutnya kejenjang yang lebih tinggi, termasuk yang paling mudah kita ajari kepada anak bagaimana supaya rumah tetap bersih? yaitu salah satu membuang sampah pada tempatnya, sampah harus dipilah pilah yaitu sampah organik dan organik. (4) Sampah organik bisa kita olah menjadi hal yang berguna untuk lingkungan rumah. (5) Sampah organik diolah manjadi pupuk; digunakan untuk tanaman disekitar rumah supaya lingkungan rumah tetap hijau. b

(1) Sampah tidak berguna atau tidak

Tidak ada transisi.

berfungsi ditaman didalam tanah,

Kalimat (2) =

supaya tidak mencemari lingkungan.

kalimat utama.

Sebab-Akibat.

(2) Lingkungan yang tercemar menyebabkan timbulnya berbagai penyakit salah satu akibat, 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membuang sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah disungai, sungaipun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya. c

(1) Akibat semua itu banjir melanda

Transisi di kalimat

Sebab-Akibat

perkampungan dan rumahpun

(1).

dan Contoh.

menjadi bulan-bulan air tergenang.

Kalimat (2) =

(2) Semuanya ini menyebabkan

kalimat utama.

penyakit salah satunya diare dll. K.N 11

b

(1) Sekarang kisah desaku yang

Tidak ada transisi.

nyaman, aman dan indah itu telah

Kalimat (1) dan

menjadi dongeng sebelum tidur oleh

(2) = kalimat

ayahku tercinta, ayah selalu

penjelas.

Tidak berpola.

menceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya bahwa dulu, kehidupan masyarakat sangat lah mudah baik dalam hal bercocok 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanam, maupun usaha-usaha lainnya karena lingkungan hidup seperti air dan hutan di sekitar kampung sangatlah teduh dan nyaman. (2) Karena semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat segala hewanhewan berteduh. c

(1) Namun sekarang kurang lebih

Tidak ada transisi.

lima tahun terakhir ini telah datang

Kalimat (1), (2),

orang-orang tidak kami kenal

dan (3) = kalimat

sebelumnya untuk mengambil dan

penjelas.

Sebab-Akibat.

merusak semua kekayan alam yang kami miliki tanah, hutan, emas, batu bara, batu koral, pasir, dan kayu. (2) Kayu yang kami miliki di ambil dengan cara membuka perusahaan yang berujung pada pembabatan dan 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penggrusakan terhadap hutan secara besar-besaran namun ujungnya selalu masyarakat pedesaan yang disalahkan dan ini lah buktinya yang kira rasakan sekarang kabut asap yang tebal menutupi alam, jagat raya ini dengan kejam seperti kejamnya para pengusaha kaya. (3) Tidak hanya itu banjirpun sering datang melanda sehingga segala macam penyakit pun datang tiba-tiba ha..ha..ha..ha dengan kejam merengut jiwa-jiwa tak berdosa. K.N 12

a

(1) Kala itu disuatu desa, mentari

Tidak ada transisi.

belum bangun dari Peraduannya.

Kalimat (1) =

Ayam-ayam jagopun belum

kalimat utama.

melakukan tugasnya. (2) Namun,

Kalimat (2), (3),

Lukman telah keluar dari rumahnya.

dan (4) = kalimat

(3) Hembusan angin pagi yang dingin

penjelas.

Pertentangan.

berusaha membekukannya. (4) 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tangannya yang kekar telah memegang sebuah ember hendak menimba air. b

(1) Pada saat Lukman melangkahkan

Tidak ada transisi.

kakinya menuju ke sungai,

Kalimat (1) =

langkahnya terhenti oleh suatu

kalimat utama.

pemandangan yang tidak

Kalimat (2), (3),

mengenakkan. (2) Dilihat Pak Hadi

(4), (5), dam (6) =

yang dengan seenaknya saja

kalimat penjelas.

Kronologi.

membuang sampah ke sungai. (3) Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak Hadi berlalu dari pandangannya. (4) Lukman ingin sekali menegur pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat. (5) Lukman kembali melanjutkan langkah kakinya menuju sungai untuk mengambil air. (6) Usai mengambil air Lukman pun kembali ke rumah. c

(1) Setelah beberapa saat beristirahat

Transisi di kalimat

Kronologi. 143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diteras rumahnya tiba-tiba hujanpun

(1) : Setelah

turun dengan derasnya, yang disertai

beberapa saat

angin kencang. (2) Hujan langsung

Kalimat (1) =

sangat lama, air sungaipun mulai

kalimat utama.

menguap. (3) Rumah Lukman yang

Kalimat (2), (3),

terletak tidak jauh dari pinggir

(4), dan (5) =

sungai, lama-kelamaan tenggelam

kalimat penjelas.

oleh luapan air sungai. (4) Lukman sangat sedih dengan musibah yang menimpanya dan warga yang ada di desanya. (5) Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah malam. d

(1) Lukman duduk termenung diatas

Tidak ada transisi.

atap rumahnya. (2) Melepaskan

Kalimat (1) =

pandangannya ke sekeliling, hatinya

kalimat utama.

sedih. (3) Dalam hatinya

Kalimat (2), (3),

menggerutu, kapankah manusia

dan (4) = kalimat

mempunyai kesadaran agar tidak

penjelas.

Kronologi.

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membuang sampah lagi ke sungai. (4) Inilah salah satu akibat yang sering terjadi jika kita sering membuang sampah ke sungai, yang mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai sehingga menyebabkan banjir. e

(1) Setelah beberapa lama terdiam

Transisi di kalimat

diatas atap rumahnya, Lukman pun

(1) = Setelah

kembali ke tempat pengungsian

beberapa lama

dengan menggunakan sampannya.

Kalimat (1), (2),

(2) Disana ada banyak warga yang

(3), dan (4) =

telah mengungsi menyelamatkan diri

kalimat penjelas.

Kronologi.

dari luapan air sungai itu. (3) Tibatiba tubuh Lukman menjadi dangat dingin dan lemas, matanya berkunang-kunang dan tak lama setelah itu ia pun tak sadarkan diri. (4) Warga yang melihat kejadian ini segera berlarian kea rah Lukman dan segera membawanya ke Rumah Sakit 145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terdekat. K.N

a

13

(1) Di Indonesia sering kita

Tidak ada transisi.

mendengar dari televisi, koran dan

Kalimat (2) =

radio. (2) Tentang bencana banjir

kalimat utama.

Khusus-Umum.

yang melanda di perkampungan bahkan di perkotaan yang struktur daratan lendah. b

(1) Banjir terjadi diakibatkan oleh

Tidak ada transisi.

Sebab-Akibat

sampah-sampah warga yang

Kalimat (1) =

dan Contoh.

tertampung di sungai atau pun di

kalimat utama.

kali-kali perkotaan. (2) Banyaknya

Kalimat (2) =

sampah yang tertampung hingga

kalimat penjelas.

musim hujan air sulit mengalir dengan sempurna, hingga air dalam pahit pun meluas/meluap hingga terjadi bencana banjir yang banyak membuat warga harus menanggung resiko yait rumah tergenang, penyakit diare pun bermunculan. c

(1) Jadi pemerintahan kota memberi

Tidak ada transisi.

Contoh. 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

himbauan kepada masyarakat agar

Kalimat (1) =

berpartisipasi dalam menjaga

kalimat utama.

lingkungan dan membersihan parit-

Kalimat (2) =

parit di lingkungan perumahan. (2)

kalimat penjelas.

Membuang sampah pada tempatnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah member dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi keasi yang dapat di manfaatkan. K.N 14

a

(1) Dahulu hutan kami sangat lestari

Tidak ada transisi.

dan indah. (2) Di sanalah terdapat

Kalimat (1) =

ribuan jenis tumbuhan dan binatang

kalimat utama.

yang saling hidup berdampingan. (3)

Kalimat (2), (3),

Selain menjadi tempat tinggal para

(4), dan (5) =

tumbuhan dan binatang, hutan juga

kalimat penjelas.

Umum-Khusus.

merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia. (4) Hutanlah yang menyediakan sumber makanan bagi kita. (5) Binatang dan tumbuhan 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang ada di sana menjadi sumber makanan yang tidak terbatas bagi kita. b

(1) Namun, kini hutan telah

Transisi di kalimat

kehilangan kelestariannya, mereka

(1) = Namun.

telah hancur bahkan hilang dengan

Kalimat (1) =

beralih fungsi menjadi perkebunan

kalimat utama.

dan pemukiman penduduk. (2) Hal

Kalimat (2) dan

Akibat-Sebab.

ini disebabkan oleh manusia-manusia (3) = kalimat yang rakus. (3) Mereka dengan

penjelas.

keinginan yang tidak bisa di bending, menebang pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan pribadi-pribadi dan kantong-kantong mereka sendiri. c

(1) Akibat dari itu, saat ini hutan

Transisi di kalimat

telah kehilangan fungsinya, hutan

(1) = Akibat dari

tidak lagi menjadi tempat hidup para

itu,

tumbuhan dan binatang. (2) Bahkan

Kalimat (1) =

sebagian dari mereka ikut punah

kalimat utama.

Sebab-Akibat.

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akibat kehilangan tempat tinggal. (3)

Kalimat (2), (3),

Hutan juga kini tidak bisa lagi

dan (4) = kalimat

menyediakan sumber makanan bagi

penjelas.

manusia. (4) Habislah sumber daya di dalam hutan sehingga kini manusia tidak bisa di manfaatkan lagi. d (1) kini hutan bahkan seakan marah

Tidak ada transisi.

kepada manusia. (2) Mereka tidak

Kalimat (1) =

mau lagi bersahabat, akibatkan

kalimat utama.

terjadilah bencana-bencana alam

Kalimat (2), (3),

yang mengerikan seperti tanah

dan (4) = kalimat

longsor dan kekeringan di mana-

penjelas.

Sebab-Akibat.

mana. (3) Tidakkah kita kita mendengar jeritan mereka. (4) Marilah kita bersahabat kembali dengan mereka demi keberlangsungan hidup kita dan anak cucu kita kelak. K.N 15

a

(1) Lingkungan merupakan istana

Tidak ada transisi.

pertama tempat manusia menaruh

Kalimat (1) =

Umum-Khusus.

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kehidupannya. (2) Namun banyak

kalimat utama.

manusia yang belum menyadari

Kalimat (2) =

tentang lingkungannya, sehingga

kalimat penjelas.

perbuatan manusia sering merusak lingkungan, yang tidak ia sadari akan kejadian yang timbul atas tindakannya terhadap lingkungan. K.N 16

a

(1) Di larang membuang sampah

Tidak ada transisi.

sembarangan, anda tentunya. (2)

Kalimat (1) =

Sering membaca tanda larangan

kalimat utama.

tersebut bukan.! (3) Mengapa ada

Kalimat (2), (3),

kata-kata larangan tersebut.! dan apa

(4), dan (5) =

tujuannya? (4) Jawabannya adalah

kalimat penjelas.

Umum-Khusus.

mengapa terdapat tanda larang tersebut, karena kita di ajak untuk bersama-sama menjaga kebersihan bersama. (5) dan agar lingkungan kita selalu bersih dan enak dipandang, dan sehat untuk kehidupan kita. 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c

(1) ada pun dampak yang sering

Tidak ada transisi.

terjadi, setelah kurang perhatian kita

Kalimat (2) =

tentang kebersihan lingkungan

kalimat utama.

Khusus-Umum.

adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit seperti diare, gatalgatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya. (2) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup.

K.N 17

a

(1) Suatu sore Anto disuruh ibu nya

Tidak ada transisi.

membuang sampah ditempat

Kalimat (1) =

pembuangan sampah, tapi Anto

kalimat utama.

ternyata membuang sampah itu di

Kalimat (2) =

Pertentangan.

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tempat yang bukan tempat

kalimat penjelas.

pembuangan sampah, Anto membuang sampah dipinggir jalan. (2) padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu ‘’dilarang membuang sampah sembarangan’’, akan tetapi Anto malah melanggar aturan itu. b

(1) Akibat dari membuang sampah

Transisi di kalimat

Sebab-Akibat

tidak pada tempat nya lingkungan

(1) = Akibat.

dan Kronologi.

akan menjadi kotor. (2) akibat dari

Kalimat (1) =

itu terjadilah hujan, hujan itu

kalimat utama.

mengakibatkan banjir, banjir terjadi

Kalimat (2) =

akibat dari pembuangan sampah-

kalimat penjelas.

sampah atau limbah-limbah yang dibuang tidak pada tempat nya. c

(1) Akibat dari Lingkungan yang

Transisi di

kotor kena pembuangan sampah

kalimat (1) =

Sebab-Akibat.

yang tidak pada tempatnya. (2) cuaca Akibat. pun menjadi kotor, cuaca yang kotor

Kalimat (1) = 152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

itu mengakibatkan banyak penduduk

kalimat utama.

yang sakit.

Kalimat (2) = kalimat penjelas.

K.N 18

a

(1) Pada suatu hari Andi

Tidak ada transisi.

Kronologi

diperintahkan Ibunya untuk pergi

Kalimat (1) =

Pertentangan.

membuang sampah di tempat

kalimat utama.

pembuangan sampah. (2) Andi pun

Kalimat (2), (3),

bergegas mengambil sampah itu,

dan (4) = kalimat

namun pada saat Andi ingin pergi

penjelas.

dan

membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir ‘’dari pada saya jauhjauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.’’ (3) Andi pun Menuangkan sampah yang dibawanya itu di sungai tersebut, padahal di pinggiran sungai itu ada sebuah papan yang bertuliskan larangan bahwa tidak boleh membuang sampah di sungai 153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut. (4) Karena sudah menjadi kebiasaan warga di sana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga. b

(1) Warga sangat sering tertimpa

Tidak ada transisi.

Kronologi dan

banjir, karena itulah dampak dari

Kalimat (1) =

Sebab-Akibat.

sikap warga yang tidak ingin

kalimat utama.

menjaga lingkungannya. (2) rumah

Kalimat (2) dan

dan segalanya terlelap oleh banjir.

(3) = kalimat

(3) pada saat itu warga hanya bisa

penjelas.

merenungkan dan meratapi nasib di daerah mereka yang sellau tertimpa banjir. c

(1) Akibat yang sangat fatal banyak

Transisi di kalimat

warga yang diserang penyakit, baik

(1): Akibat.

Sebab-Akibat.

anak-anak maupun orang dewasa. (2) Kalimat (1) = Namun hingga sekarang ini masih

kalimat utama.

banyak masyarakat yang belum

Kalimat (2) dan

memahami betapa pentingnya

(3) = kalimat 154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjaga kebersihan lingkungan. (3)

penjelas.

Walaupun mereka sudah mengetahui akibat dari perbuatan yang tidak menjaga kebersihan lingkungan tersebut. K.N

a

19

b

(1) Lingkungan sehat, bersih dan

Tidak ada transisi.

asoi adalah idaman setiap manusia.

Kalimat (1) =

(2) Karena lingkungan yang sehat

kalimat utama.

dan bersih akan memberikan hal

Kalimat (2) =

yang sehat dan positif pula bagi kita.

kalimat penjelas.

(1) Pertanyaan dan renungan bagi

Tidak ada transisi.

kita ‘’Apakah kita semua sudah

Kalimat (1) dan

sadar dengan kearipan lingkungan

(2) = kalimat

yang bersih dan sehat?? (2) Apakah

penjelas.

Umum- Khusus.

Tidak berpola.

kita sudah bertanggung jawab dengan diri kita sendiri dan dengan orang lain?

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c

(1) Kebersihan

Tidak ada transisi.

lingkungan/lingkungan sehat adalah

Kalimat (1) =

idaman setiap manusia. (2) Tetapi

kalimat utama.

sudah kita berjuang melawan

Kalimat (2) =

kebersihan lingkungan itu?

kalimat penjelas.

Tidak berpola.

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e

(1) Meningkatnya kebutuhan

Tidak ada transisi.

manusia terhadap hal-hal yang

Kalimat (1) =

praktis, ternyata tanpa disadari

kalimat utama.

dampak dari kebutuhan itu pula yang

Kalimat (2) dan

pelan tapi pasti menambah beban

(3) = kalimat

sampah itu sendiri. (2) Tempat

penjelas.

Umum-Khusus.

minuman, makanan bahkan sandang dan papan juga berkontrusi untuk menambah lengkapnya pembuangan sampah sembarangan. (3) Yang lebih eronisnya lagi karena kita tidak memiliki rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan masingmasing, sehingga parit (got), bantaran sungai, pinggir jalan bahkan sungai menjadi tong sampah terindah bagi kita.

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f

(1) Banyak orang yang mengklaim

Tidak ada transisi.

dirinya Pecinta Lingkungan hidup,

Kalimat (1) =

tetapi bila berhadapan dengan

kalimat utama.

sampah, nyalinya tak dapat berbuat

Kalimat (2) =

banyak. (2) Kita semua sudah

kalimat penjelas.

Umum-Khusus.

membela diri bahwa kita hidup sehat, hidup bersih, tetapi malas mengusahakan kebersihan itu sendiri.

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

(1) Sebaiknya masalah sampah atau

Tidak ada transisi.

kebersihan lingkungan itu menjadi

Kalimat (1) dan

tanggung jawab pribadi untuk mau

(2) = kalimat

bersahabat dengan lingkungan,

penjelas.

Tidak berpola.

dengan bersahabat maka kita kitapun saling menghargai maka antara manusia dengan lingkungannya juga saling berkontribusi positif. (2) Masing-masing pribadi memiliki kesadaran untuk bersikap bijak dengan kebersihan lingkungan. K.N 20

a

(1) Hari Jumat yang lalu, ketika saya

Tidak ada transisi.

pulang dari sekolah dan melewati

Kalimat (1) =

jembatan keci yang membatasi

kalimat utama.

desaku dengan desa tetangga, tiba-

Kalimat (2), (3),

tiba langkah kakiku terhenti karena

dan (4) = kalimat

melihat Deni, teman sekelasku

penjelas.

Kronologi.

membuang sampah di sungai Belawan yang merupakan sumber air 159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bersih bagi kami. (2) Padahal, ketika kami di sekolah selalu dinasihat oleh guru kami agar tidak membuang sampah di sembarangan tempat. (3) Seketika saya berteriak menghentikan tindakan Deni tersebut, tetapi Deni malah menjawab, ‘’Biarkan saja nanti juga akan hanyut terbawa arus sungai’’. (4) Saya kemudian hanya bisa menghela napas panjang melihat kejadian tersebut, melihat sampahsampah itu pelan tapi pasti hanyut dan mulai tenggelam ke dasar sungai. b

(1) Ternyata apa yang saya takutkan

Transisi berupa

benar-benar terjadi. (2) Musim

kalimat berada

kemarau telah berlalu dan mulai

pada kalimat (1).

musim hujan pun menghadang di

Kalimat (2) =

hadapan mata. (3) Semenjak pulang

kalimat utama.

Kronologi.

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dari sekolah dan sampai di rumah,

Kalimat (3) dan

hujanpun turun membahasi bumi

(4) = kalimat

dengan deras disertai kilat yang

penjelas.

menyambar-nyambar. (4) Kira-kira dua jam sudah berlalu, terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampahsampah yang mengapung di permukaan air, menyumbat aliran parit yang berada di depan rumahku. c

(1) Dua hari desa kami terendam

Tidak ada transisi.

banjir yang sangat mengerikan. (2)

Kalimat (1) =

Setelah sungainya surut, kami mulai

kalimat utama.

membersihkan rumah dan

Kalimat (2), (3),

lingkungan sekitar. (3) Tetapi

(4), (5) dan (6) =

sungguh menyedihkan karena ketika

kalimat penjelas.

Kronologi.

saya sedang membantu orang tua saya membersihkan rumah, tiba-tiba Boni datang berlari-lari mendekati 161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163

BIODATA PENULIS

Dewi Wulansari lahir di Yogyakarta pada tanggal 19 April 1993. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada tahun 2000. Pada tahun 2006 ia melanjutkan pendidikan menengah di SMP Maria

Immaculata

Yogyakarta.

Setelah

itu,

ia

melanjutkan pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada tahun 2009 dan dinyatakan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 ia tercatat menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan menulis skirpsi sebagai tugas akhir dengan judul Unsur-unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.