VIABILITAS DAN PATOGENITAS EDWARDSIELLA TARDA PADA IKAN LELE

Download Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014 ... Count). Patogenitas bakteri Edwardsiella tarda diuji dengan cara menyuntikka...

0 downloads 360 Views 673KB Size
Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Viabilitas Dan Patogenitas Edwardsiella tarda Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Yang Dibekukan Pada Suhu -200 C Viability and Pathogenic of Edwardsiella tarda on Dumbo Catfish (Clarias gariepinus) Freezed on the Temperature of -20 Celcius Iwan Supriadi1), Joko Santoso2), Sandra Sukmaning Adji3) 1) Pascasarjana MMP Universitas Terbuka, Jakarta. email : [email protected] 2) Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 3) Pascasarjana Universitas Terbuka, Jakarta Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Universitas Terbuka ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas dan patogenitas dari bakteri Edwardsiella tardapada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dibekukandan disimpan pada suhu -20 0C selama 10, 20 dan 30 hari. Penginfeksian ikan lele dumbo yang berukuran rata-rata 24,22 cm dengan berat 89,94 gram dilakukan secara intramuskular sebanyak 0,1 ml dengan dosis 108 CFU/ml (standar McFarland), kemudian diamati selama 7 hari. Ikan lele yang telah menunjukkan gejala klinis terserang Edwardsiella tarda, diuji karakteristik biokimia, uji biomolekuler dengan metode Polimerase Chain Reaction (PCR), dan dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan metode TPC (Total Plate Count) sebelum dibekukandan disimpan pada suhu -20 0C. Viabilitas bakteri Edwardsiella tardadiuji dengan mengkultur kembali Edwardsiella tarda dari organ daging ikan lele dumbo beku kemudian dilakukan uji karakteristik biokimia, pewarnaan Gram dan uji biomolekuler dengan metode Polimerase Chain Reaction (PCR) serta dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan metode TPC (Total Plate Count). Patogenitas bakteri Edwardsiella tarda diuji dengan cara menyuntikkan kultur bakteri Edwardsiella tardayang berasal dari ikan lele dumbo beku yang disimpan pada suhu -20 0C ke ikan lele dumbo ukuran 7-8 cm secara intramuskular sebanyak 0,05 ml dengan dosis 108 CFU/ml (standar Mc. Farland), kemudian dipelihara dan diamati selama 15 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri Edwardsiella tarda pada ikan lele dumbo yang disimpan dalam suhu -20 0C masih bertahan hidup dan masih bersifat patogen terhadap ikan lele dumbo hidup. Infeksi dari isolat Edwardsiella tarda dengan masa penyimpanan 10 hari menimbulkan mortalitas sebesar 95%, 20 hari sebesar 80,83% dan 30 hari sebesar 61,67% dari total ikan uji tiap perlakuan.Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa lama masa penyimpanan pada suhu - 20 0 C memberikan pengaruh yang nyata terhadap viabilitas dan patogenitas dengan kecenderungan semakin lama masa penyimpanan semakin menurun tingkat viabilitas dan patogenitasnya. Kata Kunci: Edwardsiella tarda, patogenitas, suhu, viabilitas.

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

ABSTRACT This study was intended to determine the viability and pathogenicity of the bacterium Edwardsiella fish tarda on Dumbo catfish (Clarias gariepinus) freezed and stored at -20 Celcius for 10, 20, and 30 days. The injection on dumbo catfish which have an average size of 24.22 cm and a weight of 89.94 grams was done by intramuscularly as much as 0.1 ml at a dose of 108 CFU / ml (McFarland standard), and then observed for 7 days. The Catfish shown clinical symptoms developing Edwardsiella tarda, was tested by biochemical characteristics, biomolecular test with a method of Polymerase Chain Reaction (PCR). After that, it was conducted a counting on bacterial colony performed with the method of TPC (Total Plate Count) before freezing and storing at -20 Celcius. The Viability of Edwardsiella tarda bacteria was tested by reculture the Edwardsiella tarda from the frozen fish meat organ of Dumbo catfish, then some tests were conducted such as a biochemical characteristics test, Gram staining, and biomolecular test using Polymerase Chain Reaction (PCR) method, and counting the bacterial colony performed by the method of TPC (Total Plate Count). The pathogenicity of Edwardsiella tarda was tested by injecting bacterial cultures derived from fish Edwardsiella tarda of Dumbo catfish stored frozen at -20 Celcius to Dumbo catfish size 7-8 cm as much as 0.05 ml intramuscularly at a dose of 108 CFU / ml (standard Mc. Farland ), then maintained and observed for 15 days. The results indicated that Edwardsiella tarda bacteria on Dumbo catfish stored in -20 Celcius still alive and still are pathogenic to Dumbo catfish. Infection of Edwardsiella tarda isolated with 10-day storage period caused mortality by 95%, 80.83% at 20 days and 30 days for 61.67% of the total of treatment. The results of diversity analysis indicated that the length of storage period at -20 Celcius significantly influence on the viability and pathogenicity with a tendency that the longer the term of storage levels, then the level of patogenitasnya and viability will decrease. Keywords: Edwardsiella tarda, pathogenicity, temperature, viability. Budidaya perikanan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, dalam meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup pada umumnya. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan pihak-pihak yang berkompeten yang didalamnya, para petani ikan, pembudidaya dan pelakupelaku usaha bersinergi untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam dunia perikanan budidaya, khususnya budidaya perikanan air tawar, ikan lele adalah salah satu pilihan komoditas yang diunggulkan bagi para pelaku usaha dan pembudidaya ikan. Hal ini terbukti dengan ditetapkannya komoditas lele sebagai komoditas unggulan di beberapa daerah minapolitan khususnya sektor budidaya, seperti di daerah Bandung, Bogor, Magelang, Pacitan, dan Sidoarjo. Dari Kecamatan Parung Bogor saja tidak kurang dari 3.000 ton lele konsumsi yang dihasilkan tiap bulannya. Ada beberapa alasan para pelaku pembudidaya ikan sehingga budidaya ikan lele ini menjadi pilihan usahanya, diantaranya adalah tingkat permintaan konsumen dari waktu kewaktu selalu meningkat yang artinya minat konsumen akan kebutuhan ikan ini sangat tinggi, teknik budidaya yang tidak terlalu sulit, tingginya tingkat produktifitas lahan per satuan luasnya

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

(intensifikasi lahan), tidak memerlukan suplay air yang terlalu besar, serta masa produksi yang tidak terlalu lama sehingga perputaran uangnya relatif cepat (Khairuman & Amri, 2002). Selain itu dibandingkan dengan jenis ikan lele lain, ikan lele dumbo memiliki keunggulan yaitu pertumbuhannya relatif lebih cepat, mudah berkembang biak, cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, dan selalu merespon pakan yang diberikan (Khairuman & Amri, 2011). Ada beberapa kendala yang sering ditemukan dalam mencapai target produksi, salah satunya masalah penyakit. Bakteri Edwardsiella tarda merupakan penyebab utama penyakit Edwardsiellosis yang telah dikenal sebagai patogen utama pada budidaya catfish di USA. Pada umumnya perkembangan dari Edwardsiella tarda sangat lambat. Pada beberapa kasus kematian ikan akibat serangan bakteri ini sangat rendah yaitu kurang dari 5 %, tetapi pada saat ini gejala penyakit tampak nyata dan menimbulkan kematian hingga 50 %. Salah satu faktor terjadinya serangan Edwardsiella tarda adalah karena ikan stress, terutama akibat padat tebar tinggi, kualitas air yang jelek, dan tingginya kandungan bahan organik di air. Infeksi Edwardsiella tarda pada ikan sidat di alam, penyakit Edwarsiellosis dapat menyebabkan mortalitas sampai dengan 80 % (Kodama, et al., 1987 dalam Septiama, dkk., 2008). Peningkatan produksi lele dan peningkatan konsumsi lele berpengaruh dengan semakin sering dilakukannnya pengiriman lele ukuran konsumsi ke daerah-daerah. Dari data pengiriman domestik keluar Balai Karantina Ikan Kelas II Tanjung Priok selama tahun 2010 tercatat telah terjadi pengiriman ikan lele beku ukuran konsumsi sebanyak 175.000 kg ke daerah Sorong, Timika, Batam, dan Pontianak. Pengiriman lele beku ukuran konsumsi ini dilakukan dengan menggunakan container reefer dengan suhu –200 C. Pengiriman lele beku ukuran konsumsi ke daerah-daerah ini berpeluang membawa dan menyebarkan bakteri Edwardsiella tarda penyebab penyakit Edwardsilliosis yang diketahui memiliki kemampuan bertahan hidup dengan kondisi inaktif pada suhu rendah -40 C s/d -850 C (Meng du, et al. 2007). Penyakit Edwardsilliosis yang disebabkan oleh Edwardsiella tarda sudah sangat dikenal sebagai patogen utama pada budidaya catfish di USA. Bakteri Edwardsiella tarda sudah tersebar di beberapa Negara yaitu : Eropa, Thailand, Amerika Serikat, Malaysia, Asia, Canada, dan Australia. Di Indonesia ditemukan di DIY, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta dan Sumatera Barat (Biro Hukum, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui viabilitas dan patogenitas bakteri pada ikan lele dumbo beku setelah disimpan pada suhu -200 C, selama 10, 20 dan 30 hari. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilakukan dalam 2 tahap kegiatan, yaitu uji pendahuluan dan uji utama. Dalam uji pendahuluan dilakukan pemeriksaan ikan uji untuk mendapatkan ikan yang SPF (suspect pathogen free) bakteri Edwardsiella tarda. Kemudian dilakukan pengidentifikasian kultur murni bakteri Edwardsiella tarda yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Pada uji utama dilakukan penginfeksian bakteri Edwardsiella tarda ke dalam tubuh ikan lele dumbo yang berukuran panjang rerata 24,22 cm dengan berat rerata 89,94 g. Apabila ikan lele dumbo tersebut positif terinfeksi bakteri Edwardsiella tarda maka dilakukan penghitungan koloni bakteri dengan metode TPC (Total Plate Count) sebelum disimpan ke dalam freezer dengan suhu -200C dengan masa perlakuan penyimpanan 10, 20 dan 30 hari. Uji viabilitas dilakukan dengan cara uji karakteristik biokimia, uji biomolekuler dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) dan apabila ternyata masih didapati bakteri Edwardsiella tarda,maka dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan metode TPC. Uji patogenitas dilakukan dengan cara penginfeksian bakteri Edwardsiella tarda yang berasal dari tubuh ikan lele dumbo terinfeksi bakteri Edwardsiella tarda beku yang disimpan dalam freezer dengan suhu - 200 C selama 10, 20 dan 30 hari ke tubuh ikan lele dumbo hidup yang berukuran 7-8 cm sebanyak 120 ekor tiap perlakuan, yang kemudian diamati mortalitasnya selama 15 hari masa pemeliharaan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 Perlakuan dan 6 Ulangan ditambah 1 kontrol untuk masing-masing perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah lamanya masa penyimpanan pada suhu –200 C, yaitu : P1 = masa penyimpanan selama 10 hari, P2 = masa penyimpanan selama 20 hari dan P3 = masa penyimpanan selama 30 hari. Data yang diperoleh diolah dengan analisa statistik menurut pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada masing-masing parameter yang diamati. Perlakuan berpengaruh nyata apabila F hitung > dari F tabel (5 %), apabila F hitung > dari F tabel (1 %) perlakuan berpengaruh sangat nyata, dan apabila F hitung < dari F tabel (5 %) perlakuan tidak nyata. (Hanafiah, K.I. 1991). Untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan, dilakukan analisis DMRT (Duncan Multiple Range Test). TEMUAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Pada uji pendahuluan untuk penentuan ikan lele dumbo yang bebas (SPF) dari bakteri Edwardsiella tarda dimulai dari mengisolasi dan mengkultur isolat bakteri yang diambil dari organ ginjal, hati dan usus ikan ke media TSA agar dan Mc Conkey yang kemudian diinkubasi di inkubator dengan suhu 350 C selama 24 jam (El-Yazeed & Ibrahem, 2009). Menurut Hawke (1979) dalam Austin & Austin (1987), morfologi koloni Edwardsiella tarda adalah : permukaan rata, berbentuk bundar, diameter 2 mm, sedikit cembung, tepi rata dan transparan.dengan uji karakteristik biokimia dan biomolekuler PCR, didapati hasil bahwa ikan lele yang didapat dari kelompok tani Jumbo Lestari yang terletak di Desa Babakan Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, benar-benar SPF bakteri Edwardsiella tarda sehingga dapat dipakai dalam penelitian. Pengidentifikasian isolat bakteri Edwardsiella tarda yang didapat dari Balai Uji Standar Karantina Ikan dengan uji karakteristik biokimia didapati bahwa hasil pembacaan uji karakteristik biokimia isolat sama dengan hasil uji karakteristik biokimia yang dilakukan oleh

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Faddin (1980) dan Austin & Austin (2007) dalam Anonim (2007). Menurut Lehninger (1995) belum pernah dalam pengamatan uji karakteristik biokimia yang pernah dilakukan terjadi pelanggaran terhadap hukum-hukum fisis yang telah ditemukan sebelumnya. Uji biomolekuler PCR terbaca bahwa pita yang timbul sejajar dengan pita pada kontrol positif dan pada pewarnaan Gram terlihat bahwa gambar yang timbul berwarna merah yang artinya bakteri tersebut Gram negatif dan morfologi bakteri dilihat dari mikroskop dengan pembesaran 1000 kali berbentuk batang pendek. Menurut Plumb (1993) karakeristik Edwardsiella tarda adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk batang pendek. Dari ketiga hasil uji membuktikan bahwa isolat tersebut memang benar bakteri Edwardsiella tarda. Hasil uji biomolekuler dan pewarnaan gram dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.

216 bp

M P

N

U1

U2

U3

Gambar 1. Hasil Uji Biomolekuler Isolat Edwardsiella tarda Keterangan : M : DNA Marker P : Kontrol Positif N : Kontrol Negatif

U1 : Isolat ulangan 1 U2 : Isolat ulangan 2 U3 : Isolat ulangan 3

Gambar 2. Pewarnaan Gram Edwardsiella Tarda dengan Pembesaran 1000 Kali.

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Penginfeksian Ikan LeleDumbo Penyuntikan bakteri Edwardsiella tarda kepada ikan lele dumbo ukuran rerata 24,22 cm dan berat rerata 89,94 g dilakukan secara intramuscular sebanyak 0,1 ml dengan dosis 108 CFU/ml (standar McFarland). Pemakaian dosis suspensi bakteri Edwardsiella tarda dengan dosis 108 CFU/ml berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh El-Yazeed & Ibrahem, (2009) yang melakukan penginfeksian bakteri pada ikan catfish (Clarias gariepinus) dengan berat 120 g dan nila (Tilapia nilotica) dengan berat 60 g. Menurut Sahoo, et al. (2000) dalam El-Yazeed & Ibrahem (2009), penentuan dosis 108 CFU//ml berdasarkan standar kekeruhan McFarland tabung nomor 1, yang dibuat dengan cara mengencerkan isolat bakteri Edwardsiella tarda dengan mengggunakan garam fisiologis sampai dengan didapatkan kekeruhan yang sesuai dengan tabung standar Mac Farland 108 CFU/ml . Penginfeksian dengan dosis 108 CFU/ml ini juga pernah dilakukan oleh Balai Uji Standar Karantina Ikan pada ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) ukuran 15 – 20 cm. (Rizky, dkk., 2008) Setelah penyuntikan, ikan lele dikembalikan ke dalam akuarium untuk diamati. Pada hari ke tiga setelah penyuntikan, terlihat ikan cenderung diam menggantung, warna tubuh ikan lele lebih pucat, berenangnya tidak beraturan, sirip punggung dan sirip perut pecah-pecah dan adanya luka borok terutama di sekitar punggung tempat penyuntikan. Gejala klinis ini sama dengan gejala klinis ikan yang terserang bakteri Edwardsiella tarda, yang diungkapkan oleh Septiama, dkk. (2008). Untuk memastikan bahwa ikan lele dumbo yang telah menunjukkan gejala klinis Edwardsiella tarda positif terserang bakteri Edwardsiella tarda sebelum dibekukan pada suhu 200 C, dilakukan pemeriksaan dengan uji biomolekuler PCR dan uji karakteristik biokomia. Pada pengujian karakteristik biokimia dan biomolekuler PCR terhadap kultur bakteri dari organ ikan lele yang luka, terbukti bahwa pada luka yang timbul di tubuh ikan lele dumbo tersebut positif terdapat bakteri Edwardsiella tarda. Selanjutnya dilakukan penghitungan Jumlah Koloni Bakteri Edwardsiella tarda dengan metode TPC (Total Plate Count). Hasil penghitungan jumlah koloni bakteri Edwardsiella tarda dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 1. Hasil perhitungan jumlah koloni Ulangan

1

Perlakuan 2

3

1

18,0 x 106

17,2 x 106

16,7 x 106

2

17,8 x 106

16,7 x 106

17,4 x 106

3

14,8 x 106

18,4 x 106

16,8 x 106

Rata-rata

16,8 x 106

17,4 x 106

16,9 x 106

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Penyimpanan pada suhu -200 C dilakukan dengan cara, ikan lele dumbo yang telah terinfeksi bakteri Edwardsiella tarda dimasukkan ke dalam kantong plastik satu ekor satu kantong plastik, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi silang dalam penyimpanan. Perlakuan ini diulang sebanyak dua kali lagi, sesuai jadwal, yang bertujuan untuk mendapatkan ikan lele dumbo positif terinfeksi bakteri Edwardsiella tarda beku yang disimpan pada suhu -200 C dengan masa penyimpanan 10, 20 dan 30 hari. Viabilitas Brady & Vinitnantharat (1990), menyatakan bahwa bakteri Edwardsiella tarda masih dapat bertahan hidup pada tubuh ikan cannel catfish (Ictalurus punctatus) utuh yang disimpan pada suhu -200 C selama lebih dari 20 hari. Setyaningsih, dkk. (2008). menyatakan bahwa bakteri Edwardsiella tarda masih dapat bertahan hidup khususnya pada organ daging dan ginjal ikan patin (Pangasius hypopthalmus) utuh yang disimpan pada suhu -200 C sampai dengan hari ke 32 dengan kecenderungan semakin lama waktu penyimpanan pada suhu -200 C, jumlah total bakteri setelah dihitung dengan metode TPC semakin menurun seiring dengan lamanya waktu penyimpanan. Hasil uji biomolekuler dengan metode PCR terhadap organ daging ikan lele dumbo yang dibekukan pada suhu -200 C dengan masa penyimpanan selama 10 hari, 20 hari dan 30 hari menunjukkan hasil yang positif Edwardsiella tarda. Hasil uji karakteristik biokimia menunjukkan hasil yang sama dengan hasil uji biokimia Edwardsiella tarda yang pernah dilakukan oleh Faddin (1990) dan Austin & Austin (2007) dalam Anonim (2007). Kesimpulan yang didapat bahwa ternyata bakteri Edwardsiella tarda masih mampu bertahan hidup dalam organ daging ikan lele dumbo yang telah dibekukan pada suhu - 200 C dengan masa penyimpanan selama 10 hari, 20 hari dan 30 hari. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah bakteri Edwardsiella tarda yang terdapat pada masing-masing perlakuan ikan uji dengan menggunakan metode penghitungan dengan TPC. Hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 2. Hasil perhuitungan jumlah bakteri Ulangan

Penyimpanan pada suhu -200 C pada hari ke 10

20

30

1

10,6 x 106

11.3 x 106

7,3 x 106

2

10.8 x 106

9.7 x 106

7,5 x 106

3

10.4 x 106

9.8 x 106

9,0 x 106

Rata-rata

10.6 x 106

10.2 x 106

7,9 x 106

Jumlah total bakteri Edwardsiella tarda dalam CFU/g setelah di logaritma, yaitu pada P1 = 7,025, P2 = 7,01 dan P3 = 6,897, menunjukkan bahwa terjadinya penurunan jumlah seiring dengan lamanya waktu penyimpanan. Terjadinya penurunan jumlah bakteri seiring dengan lamanya penyimpanan pada suhu -200 C, membuktikan bahwa pertumbuhan dan

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

perkembangbiakan sel bakteri Edwardsiella tarda terhambat seiring dengan semakin lamanya penyimpanan pada suhu -200 C. Hasil analisis ragam dengan menggunakan tingkat kepercayaan pengujian sebesar 95% didapati nilai F hitung sebesar 11,29, F tabel 5% sebesar 5,14 dan F tabel 1% sebesar 10,92. Jika dibandingkan antara F hitung dengan F Tabel, maka didapati F hitung > F tabel 1% artinya 0 perlakuan penyimpanan pada suhu -20 C selama 10, 20 dan 30 hari memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap viabilitas bakteri Edwardsiella tarda. Hasil uji berganda Duncan (DMRT) memperlihatkan hasil, yaitu : Rp = qα x Sy Sy = √ P qα = 0.05 (p,15) Sy Rp

=√ 2 3,46 0,0294 0,1017

=0,0294 3 3,58 0,0294 0,1052

Hasil uji berganda Duncan Perlakuan (Penyimpanan pada suhu -20o C) P1 (10 hari) P2 (20 hari) P3 (30 hari)

Rataan 7,0253 a 7,0104 a 6,8975 b

dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa penyimpanan pada suhu -200 C dengan masa penyimpanan 10 hari (P1) memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan masa penyimpanan 20 hari (P2), tetapi berbeda nyata dengan masa penyimpanan 30 hari (P3), demikian juga perbandingan antara masa penyimpanan 20 hari (P2) terhadap masa penyimpanan 30 hari (P3) memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah koloni bakteri Edwardsiella tarda (CFU/g). Patogenitas Patogenitas adalah kemampuan organisme untuk menyebabkan suatu penyakit (Lehninger, 1995). Uji patogenitas bakteri Edwardsiella tarda yang berada dalam tubuh ikan lele dumbo beku yang disimpan dalam suhu -200 C selama 10, 20 dan 30 hari, dilakukan dengan penginfeksian kembali bakteri Edwardsiella tarda yang didapat dari tubuh ikan lele dumbo beku ke benih ikan lele dumbo hidup yang berukuran 7-8 cm. Tingkat patogenitas bakteri Edwardsiella tarda yang berada dalam tubuh ikan lele dumbo beku yang disimpan dalam suhu -200 C selama 10, 20 dan 30 hari dilihat dengan cara menghitung tingkat mortalitas ikan lele dumbo ukuran 7-8 cm yang telah diinfeksi bakteri Edwardsiella tarda yang dipelihara selama 15 hari.

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Ikan lele dumbo ukuran 7-8 cm yang akan dipergunakan untuk uji patogenitas terlebih dahulu diadaptasi selama 7 hari dan dilakukan pengecekan dengan uji karakteristik biokimia dan biomolekuler PCR, untuk memastikan bakwa ikan uji bebas dari bakteri Edwardsiella tarda. Kultur bakteri Edwardsiella tarda diisolasi dari luka yang dirimbulkan akibat serangan bakteri Edwardsiella tarda. Menurut Stevenson (1988) dalam Setyaningsih, dkk. (2008) bakteri yang diisolasi dari ikan yang sakit terutama pada bagian yang terserang, pada umumnya memiliki tingkat virulensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri yang diisolasi dari lingkungan perairan. Bakteri Edwardsiella tarda yang berasal dari ikan lele beku yang disimpan pada suhu 0 20 C dengan masa penyimpanan 10, 20 dan 30 hari, yang telah dikultur pada media TSA diencerkan dengan menambahkan larutan NaCl Fisiologis pada sebuah tabung reaksi dan dicocokkan dengan standar kekeruhan Mac Farland No.1 yang mengindikasikan 108 koloni sel bakteri/ml. Larutan tersebut kemudian disuntikkan secara intramuskular ke ikan lele ukuran 7-8 cm sebanyak 20 ekor perakuarium dengan dosis 0,05 ml/ekor sebanyak 20 ekor ikan lele dumbo per akuarium. Ikan lele dumbo untuk kontrol juga disuntik dengan larutan NaCl fisiologis sebanyak 0,05 ml/ekor. Ikan lele dumbo ukuran 7-8 cm yang telah disuntik dipelihara dalam akuarium dan diamati gejala klinis yang ditimbulkan serta dicatat mortalitasnya. Selama masa pemeliharaan ikan lele tersebut diberi pakan komersil setiap sore hari secara ad libitum. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mortalitas ikan lele tersebut disebabkan oleh serangan bakteri Edwardsiella tarda bukan karena kekurangan makan. Pada hari ke dua pasca penyuntikan, ikan lele mulai menunjukkan gejala klinis, yaitu : warna tubuh yang memucat, gerakan yang lemah, cenderung menggantung di akuarium, sirip ekor tampak lebih merah dan sebagian terjadi pendarahan, serta terdapat luka di tubuh terutama di area penyuntikan. Menurut Afrianto & Liviawaty (1992), serangan Edwardsiella tarda pada ikan dalam tahap infeksi ringan hanya menampakkan luka-luka kecil, pada tingkat selanjutnya terjadi luka bernanah yang berkembang dalam daging dan otot. Pada kasus akut luka bernanah secara cepat bertambah besar yang kemudian menimbulkan borok yang berbentuk cembung dan apabila luka digores akan tercium bau busuk. Secara jelas gejala klinis yang tampak saat pengamatan tersaji dalam tabel berikut :

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Tabel 3. Gejala klinis yang tampak Jenis Pengamatan Tingkah laku Tubuh/ kulit Sirip

Gejala klinis yang timbul Ikan terinfeksi Ikan Kontrol Edwardsiella tarda Gerakan lemah, menggantung, nafsu Normal makan kurang. Warna tubuh pucat, Normal terdapat luka pada tubuh Sirip pecah-pecah, warna sirip ekor tampak lebih Normal merah dan sebagian terjadi pendarahan.

Tingkat persentase mortalitas ikan lele dumbo pada tiap perlakuan mengalami perbedaan yang cukup signifikan. Pada perlakuan 1, penyuntikan yang berasal dari ikan lele dumbo dengan masa penyimpanan 10 hari terjadi mortalitas sebanyak 95% dari keseluruhan ikan uji. Perlakuan 2, penyuntikan yang berasal dari ikan lele dumbo dengan masa penyimpanan 20 hari terjadi mortalitas sebanyak 80,83% dari keseluruhan ikan uji. Sedangkan pada perlakuan 3, penyuntikan yang berasal dari ikan lele dumbo dengan masa penyimpanan 30 hari terjadi mortalitas sebanyak 61,67% dari keseluruhan ikan uji. Dari hasil pengamatan diatas terbukti bahwa bakteri Edwardsiella tarda masih bersifat patogen terhadap ikan lele dumbo hidup ukuran 7-8 cm dengan tingkat serangan yang berbeda tergantung dari lamanya penyimpanan pada suhu -200 C. Masa penyimpanan yang berbeda menunjukkan tingkat mortalitas yang berbeda dengan kecenderungan semakin lama penyimpanan, semakin menurun tingkat mortalitasnya. Hasil analisis ragam dengan menggunakan tingkat kepercayaan pengujian sebesar 95% didapati nilai F hitung sebesar 29,49, F tabel 5% sebesar 3,68 dan F tabel 1% sebesar 6,36. Jika dibandingkan antara F hitung dengan F tabel 1%, maka F hitung > F Tabel 1%, ini berarti perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap mortalitas ikan dumbo ukuran 7-8 cm. Hasil uji berganda Duncan (DMRT) memperlihatkan hasil, yaitu : Rp = qα x Sy Sy = √ P qα = 0.05 (p,15) Sy Rp

=√

= 4,36 2 3,01 4,36 13,11

Hasil uji berganda Duncan

3 3,16 4,36 13,89

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5 Perlakuan (Penyimpanan pada suhu -20oC)

Rataan

P1 (10 hari)

95,00 a

P2 (20 hari)

80,83 b

P3 (30 hari)

61,67 c

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa penyimpanan pada suhu -200 C dengan masa penyimpanan 10 hari (P1) memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan dengan masa penyimpanan 20 hari (P2) dan 30 hari (P3), demikian juga perbandingan antara masa penyimpanan 20 hari (P2) terhadap masa penyimpanan 30 hari (P3) memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap persentase mortalitas ikan uji. Parameter Kualitas Air Menurut Khairuman & Amri (2002), kualitas air merupakan suatu variabel yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup, pembenihan dan produksi ikan pada budidaya ikan. Kualitas air ditentukan oleh beberapa sifat kimia dan fisika air, yaitu: suhu, oksigen terlarut (DO), pH dan kandungan ammoniak (NH3). Berdasarkan pengamatan selama penelitian, kualitas air pada akuarium penelitian menunjukkan kisaran yang normal untuk kelangsungan hidup ikan uji. Hasil pengukuran kualitas air selama pengamatan dalam penelitian dapat dilihat di bawah : Tabel 4. Hasil pengukuran kualitas air Kualitas Air Suhu (0C) DO ( mg/l) pH NH3 (mg/l)

Kisaran Pengamatan Pagi - sore 26,2 – 28,2 7,2 – 8,7 7,2 – 7,8 0,02 – 0,06

Kisaran Normal *) 25 – 30 >3 7–8 < 0,1

*) Khairuman & Amri (2002)

Bakteri Edwardsiella tarda dikenal sebagai salah satu penyebab penyakit Edwardsiellosis atau lebih dikenal dengan Emphisemathous Putrefactive Disease of Catfish (EPDC). Nama EPDC diambil karena tepat menggambarkan penampilan yang kotor dan jorok ikan yang terkena infeksi Edwardsiella tarda (Meyer & Bullock, 1973). Bakteri Edwardsiella tarda biasa menyerang species ikan di daerah tropis baik di perairan tawar maupun laut dan juga jenis reptil ( Plumb, 1993). Bakteri ini juga dapat menyerang manusia dan menyebabkan penyakit gastroenteritis (radang lambung/usus), infeksi luka seperti selulitis atau gangren gas berhubungan dengan trauma pada permukaan mukosa/selaput lendir, dan meningitis (Janda & Abbot, 1993).

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Hasil uji viabilitas pada penelitian ini membuktikan bahwa bakteri Edwardsiella tarda masih dapat bertahan hidup pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dibekukan pada suhu -200 C selama masa penyimpanan 10, 20 dan 30 hari. Semakin lama masa penyimpanan didapati jumlah kandungan bakteri Edwardsiella tarda cenderung semakin menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Brady & Vinitnantharat (1990), yang mendapati bahwa bakteri Edwardsiella tarda masih dapat bertahan hidup pada tubuh ikan cannel catfish (Ictalurus punctatus) utuh yang disimpan pada suhu -200 C selama lebih dari 20 hari. Juga penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih, dkk. (2008), bahwa bakteri Edwardsiella tarda masih dapat bertahan hidup khususnya pada organ daging dan ginjal ikan patin (Pangasius hypopthalmus) utuh yang disimpan pada suhu -200 C sampai dengan hari ke 32 dengan kecenderungan semakin lama waktu penyimpanan, jumlah total bakteri setelah dihitung dengan metode TPC semakin menurun. Astawan (2008) dalam Setyaningsih, dkk. (2008), menyatakan bahwa penyimpanan pada suhu rendah baik pendinginan maupun pembekuan tidak membunuh semua mikroorganisme, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya, semakin menguatkan bahwa bakteri Edwardsiella tarda masih dapat bertahan hidup pada tubuh ikan lele dumbo beku yang disimpan pada suhu 200 C dengan masa penyimpanan sampai dengan 30 hari. Hasil uji patogenitas selama penelitian juga menunjukkan bahwa bakteri Edwardsiella tarda yang berasal dari kan lele dumbo beku yang disimpan selama 10, 20 dan 30 hari pada suhu –200 C, ternyata masih bersifat patogen terhadap ikan lele dumbo ukuran 7-8 cm dan menimbulkan kematian pada ikan uji dengan tingkat mortalitas yang beragam tergantung dengan lamanya masa penyimpanan pada suhu –200 C. Tingkat mortalitas yang tertinggi sebesar 95% yang terjadi pada perlakuan 1, disusul perlakuan 2 sebesar 80,83% dan perlakuan 3 sebesar 61,67%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih, dkk. (2008), bakteri Edwardsiella tarda yang diisolasi dari ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang telah dibekukan pada suhu – 200 C selama 32 hari dan di infeksikan dengan dosis 105 CFU/ml standar Mac Farland no. 1 sebanyak 0,1 ml/ekor melalui suntikan secara intramuskular ke ikan patin hidup ukuran 10 gram/ekor sebanyak 50 ekor, menyebabkan kematian total pada ikan yang diinfeksi. KESIMPULAN Bakteri Edwardsiella tarda pada ikan lele dumbo yang telah dibekukan pada suhu 0 20 C dengan masa penyimpanan selama 10, 20 dan 30 hari terbukti masih mampu untuk bertahan hidup dan masih bersifat patogen. Semakin lamanya waktu penyimpanan, jumlah koloni bakteri Edwardsiella tarda dan tingkat persentase mortalitas semakin menurun. PUSTAKA Afrianto, E & Liviawaty. (1992). Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 5

Anonim. (2007). Petunjuk Praktikum Penyakit Ikan Bakterial Tingkat Ahli Karantina Ikan. Laboratorium Hama dan Penyakit Ikan, Jurusan Perikanan, Yogyakarta: Fakultas Pertanian UGM. Austin,B & D.A Austin. (1987). Bacterial fish Phatogens; Diseases in Farmed and Wild Fish. Ellis Horwood Limited. Chichester West Sussex, England. Biro Hukum, (2010). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.03/MEN/2010 tentang Penetapan Jenis-jenis Hama Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan. Brady, Y.J & Vinitnantharant, S. (1990). Viability of Bacterial Phatogens in Frozen Fish. Journal of Aquatics Animal Health, 2,149-150. Hanafiah, K.I. (1991). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: CV. Rajawali. Janda, J.M and Abbott, S.L (1993). Infections associated with the genus Edwardsiella: the role of Edwardsiella tarda in human disease, Clin. Infect. Dis. 17 742–748 In: B R Mohanty and P K Sahoo, 2007, Edwardsiellosis in fi sh: a brief review, J. Biosci. 32 1331–1344. Khairuman & Amri, K. (2002). Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka. Khairuman & Amri, K (2011). Pembenihan Lele 21 Hari Balik Modal. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka. Lehninger, A.A. (1995). Dasar-dasar Biokimia, diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaya dari Principles of Biochemistry, Jilid I, Jakarta: Erlangga. Meng Du, Jixiang Chen, Xiaohua, Aijuan Li & Yingeng Wang. (2007). Retention of Virulence in a Viable but Nonculturable Edwardsiella tarda Isolate. Applied and Microbiology, V(73) 4. 1349-1354. Meyer, F.P. & Bullock, G.L. (1973). Edwardsiella tarda, a New Pathogens of Channel Catfish Ictalurus punctatus. Applied Microbiology V(25) 1. 155-156. Plumb, J.A. (1993). Edwarsiella Septicemia. dalam: Bacterial Diseases of Fish. Inglis, V., R.J. Roberts & N.R. Bromage (eds). Blackwell Science Ltd. London. 61-79. Rizky,A.R., Prabandono, K., Firma, Hudayati, S.U. (2008). Laporan Uji Coba Aplikasi Metode PCR untuk Deteksi Isolat Edwardsiella tarda dari Unit Pelaksana Teknis Lingkup Pusat Karantina Ikan. Jakarta: Balai Uji Standar Karantina Ikan. Septiama, dkk, (2008). Metode Standar Pemeriksaan HPIK Golongan Bakteri, Edwardsiella tarda. 33 hal. Jakarta: Pusat Karantina Ikan. Setyaningsih, T., N. Muslimah, R. Santoso, W. Supriyono, Rubiatun, R. Hamidah, dan A. Khoiri. (2008). Daya Tahan Edwardsiella tarda pada Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) Beku. Prosiding Hasil Uji Coba Tahun 2008. Jakarta: Pusat Karantina Ikan.