PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI DAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA
( Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras) D I S U S U N
OLEH: NOVI KHAIRANI 050901062
DEPARTEMEN ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
ABSTRAKSI Negara yang sedang berkembang pada umumnya memiliki jumlah penduduk banyak, yang secara potensial masih harus dikembangkan lagi agar menjadi modal dasar pembangunan yang efektif. Peningkatan mutu modal insani tersebut mutlak perlu dikembangkan jika negara tersebut ingin melihat pembangunan yang sedang diupayakan berhasil mencapai tujuannya. Perubahan masa depan yang akan terjadi di Indonesia menyangkut dimensi sosial, politik, kultural serta ekonomi di mana Indonesia mulai masuk era industrialisasi. Industrialisasi bertujuan menjadikan sektor industri yang mantap, kuat dan stabil melalui usaha terpadu yang melibatkan seluruh rakyat dengan berlandaskan azas demokrasi ekonomi, pemerataan dan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor dan tetap memelihara kelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak PT.Inalum terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan terhadap 9 orang informan di Kecamatan Medang Deras dan 3 orang Informan di perusahaan Inalum. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung ( Interview Guide ) Munculnya kawasan industri dalam suatu wilayah dianggap membawa faktor positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat di wilayah itu, seperti (1) kehadiran industri dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat; (2) membuka lapangan kerja di bidang sektor informal; (3) menambvah pendapatan asli daerah bagi daerah tersebut. Adapun hal-hal yang dianggap negatif itu ialah (1) menimbulkan kebisingan, polusi, dan limbah industri yang berbahaya bagi lingkungan; dan (2) persentuhan budaya yang bisa menimbulkan berbagai masalah sosial.Kehadiran industri tersebut menyebabkan mata pencaharian masyarakat tidak lagi terbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah memperluas ruang gerak usahanya pada sektor tertier. Kegiatan ini menimbulkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di sekitamya. Dan ini menimbulkan pengaruh positif terhadap aspek ekonomi pedesaan, antara lain: memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha; peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar; dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah. Selain perubahan pada mata pencaharian masyarakat, kehadiran para pekerja pendatang, secara relatif menyebabkan perubahan pola interaksi komunitas. Interaksi antar anggota komunitas menjadi semakin luas, dan proses interaksi dalam komunitas akan terpengaruh oleh adanya keragaman latar belakang sosial budaya dari anggotanya. Pada proses interaksi, jaringan interaksi anggota komunitas yang meluas menyebabkan intensitas interaksi antar-anggota berkurang, terutama pada sebagian anggota komunitas, seperti pendatang yang memiliki sosiabilitas yang rendah. Pada umumnya penduduk pendatang ini, apakah mereka karyawan industri atau tidak cenderung membawa nilai budaya dalam kebiasaan masyarakat setempat, sehingga menimbulkan pandangan-pandangan negatif terhadap pendatang tersebut, disamping pandangan-pandangan positif yang dalam kehidupan sehari-hari akan terwujud dalam bentuk kerja sama.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat, kasih dan karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa” ( Studi Kasus pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Asahan) guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengahadapi hambatan, kesulitan, hal ini di sebabkan oleh keterbatasan wawasan penulis dan kurangnya pengalaman. Akan tetapi, karena berkat dan kasih saying-NYA semua hambatan dan kesulitan itu dapat penulis lalui, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai. Hal ini tidak luput dari banyak pihak yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. DR. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak PProf. DR. Badaruddin, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Rosmiani, MA, selaku Ketua Penguji dan Sekretaris Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4. Bapak Drs. Sismudjito, M.Si, selaku dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing dan memberikan masukan
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
kepada penulis. Terima kasih Pak buat semua ilmu yang telah bapak berikan kepada saya khususnya selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Marhaeni Munthe, M.Si selaku dosen pembaca skripsi yang telah meluangkan waktunya sekaligus memberikan masukan-masukan kepada penulis. 6. Terkhusus dan teristimewa buat kedua orang tua penulis,Suyetno dan Sri Berlian yang selalu mendidik dan mendukung penulis dengan kasih sayang yang semenjak kecil sampai saat ini, selalu memberikan doa dan semangat yang tidak dapat di bandingkan dengan apaun, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih papa dan mama buat semua perhatiannya. 7. Buat Adik-adik ku tercinta, Muhammad Fadhli, Rizki Maisyarah dan Ade Pratiwi, terima kasih karena selama ini uda bantuin dan doain kakak. 8. Buat Andri Irfani, S.sos, makasih ya sayang buat dukungan, waktu, doa dan semangat yang sayang berikan sama rani. Semoga sayang tetap menjadi yang terbaik buat rani, amin. 9. Buat sahabatku, teman seperjuangan, Penggie Maylan, Irdha Septimura, Syafrianti Mailina Sari, Riana Ningrum, Ita Mutia, Tiara Larasati, Yuswaniati Ramadhani, Ade Rahma Ayu, Siska Rina, Yosie. Terima kasih buat dukungan semangat dan waktu yang kalian berikan. Semoga persahabatan ini akan abadi selamanya. 10. Buat teman-teman stambuk 05, Chen-Chen, Katub, Panca, Andrian, Ignatius dan semua teman-teman 2005. 11. Buat senior 02, 03, 04, terima kasih telah mengajarkan dunia kampus, dan juga buat junior 06, 07, 08, 09, terima kasih buat dukungannya. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
12. Buat teman-teman di Tanjung gading, Hendra Nauri, Asmil, Aam Goceng, Abot, Agus balok, terima kasih buat kalian yang telah meluangkan waktu untuk skripsi rani. 13. Buat semua Informan yang telah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang di berikan penulis. 14. Semua pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. P enulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya menharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih. Medan, 12 Desember 2009 Penulis
( Novi Khairani )
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………1 B. Perumusan Masalah .................................................................5 C. Tujuan Penelitian .....................................................................5 E. Manfaat Penelitian ...................................................................5 BAB II. KERANGKA TEORI A. Teori Modernisasi Schoorl dan Dube.......................................7 B. Dorongan Hati Menuju Modernisasi……...............................11 C. Defenisi Konsep……………………………………………..16 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................18 B. Lokasi Penelitian ....................................................................18 C. Unit Analisis dan Informan ....................................................19 D. Teknik Pengumpulan Data .....................................................20 1. Observasi .....................................................................20 2. Wawancara...................................................................21 3. Kepustakaan ................................................................22 4. Dokumentasi ...............................................................22 F. Interpretasi Data ......................................................................22 G. Jadwal Kegiatan ......................................................................23 H. Keterbatasan Penelitian……………………………………...24
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
BAB IV. DESKRIPSI dan INTERPRETASI DATA A. Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Masyarakat Desa Lalang.................................................25 a. Gambaran Desa Lalang ...................................................................25 1.1. Jumlah dan Komposisi Penduduk ....................................26 1.2. Sistem Mata Pencaharian .................................................28 1.3. Tingkat Pendidikan....................... ……………………...30 1.4. Penduduk Berdasarkan Agama ........................................31 1.5 Keadaan Jalan dan Sarana Transportasi………………...32 1.6 Kondisi Sosial Budaya………………………………….33 b. Industri PT.Inalum ………………………………………………..35 1.1. Sejarah PT.Inalum…………………………………….....35 1.2. Produksi PT.Inalum……………………………………...38 1.3 Citra Perusahaan di mata masyarakat……………………39 2. Masyarakat Transisional…………………………………………………..43 3. Profil Informan Penelitian…………………………………………………48 4. Dampak Industri Inalum Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Lalang a.
Dampak
Industri
PT.Inalum
Terhadap
Kehidupan
Sosial
MasyarakatDesaLalang………………………………………………. ..65 b.
Dampak Industri PT.Inalum Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
DesaLalang……………………............................................................ .71 5. Kehidupan Masyarakat Desa Lalang Sebelum dan Sesudah Adanya Industri Inalum a.Kehidupan Masyarakat Desa Lalang Sebelum Adanya Industri Inalum…..75 b.Kehidupan Masyarakat Desa Lalang Sesudah Adanya Industri Inalum…..76 6.Perubahan Masyarakat Akibat Pembangunan Industri……………………..79 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………...83 B. Saran………………………………………………………………….85 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..87
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan Bangsa Indonesia pada awalnya berbasiskan pada pertanian (agraris). Kehidupan agraris ini memberikan kontribusi dalam pembentukan budaya. Kehidupan ini berbasiskan di desa-desa. Di Indonesia, desa-desa bukan hanya ikatan ruang tapi juga yang lebih utama komunitas ikatan sosial. Hal ini menimbulkan tugas moril seseorang untuk menjaga keselarasan dengan menjalankan kewajiban sosial yang menyangkut hubungan sosial, misalnya tolong menolong, gotong-royong dan musyawarah yang merupakan ciri khas masyarakat desa (www.blog post.com). Sebagian besar masyarakat desa bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan menjadi buruh disektor pertanian. Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka.
Pada
situasi
dan
kondisi
tertentu,
sebagian
karakteristik
dapat
digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa.
Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang sangat strategis. Sebagian besar masyarakat desa yang ada di Sumut adalah masyarakat petani, yang kehidupannya sangat tergantung pada tanah sebagai sarana produksi dan belum melahirkan lapangan kerja yang bervariasi. Masyarakat desa di Sumut yang selama ini tergantung pada tanah sebagai sarana pertanian, pada dasarnya telah membentuk suatu kebudayaan yang tercermin dalam berbagai bentuk tingkah laku individu, lembagalembaga sosial serta nilai-nilai yang berkembang di kalangan mereka. Akan tetapi Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
setelah adanya pergeseran , maka mulai terdapat wadah-wadah baru yang berfungsi untuk beraktivitas. Kehadiran industri-industri di Sumut telah membuka banyak peluang lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi industri. Di samping itu lapangan kerja yang banyak variasinya juga akan mengakibatkan pula adanya perbedaan pendapatan yang mendukung pola-pola kehidupan suatu masyarakat ( www.profil sumut.com ).
Kabupaten Batu Bara adalah salah satu kawasan industri yang ada di Sumatera Utara. Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Di kabupaten ini terdapat 20 kecamatan yang tersebar, diantaranya adalah Kecamatan Medang Deras dengan luas wilayah 65 km² (www.tempo interaktif.com ).Kabupaten Batu Bara ini juga termasuk sebagai kawasan industri. Sampai saat ini jumlah industri di Kabupaten Batu Bara berjumlah 1.013 unit terdiri dari 999 unit industri kecil dan menengah serta 14 unit industri besar dan di antara industri tersebut adalah pabrik aluminium atau yang lebih di kenal dengan INALUM.
Kecamatan Medang Deras merupakan daerah yang terletak di Kabupaten Batu Bara. Di Kecamatan tersebut terdapat beberapa desa dan diantaranya adalah Desa Lalang. Masyarakat di desa ini dulunya tergolong masyarakat agraris, tetapi setelah menjadi kawasan industri desa ini berubah menjadi masyarakat industri dengan kehadiran pabrik di sekitar desa Lalang ini. Mata pencaharian utama warga Desa Lalang ini adalah sebagai petani dan nelayan. Pemukiman di Desa Lalang ini bersifat mengelompok padat. Umumnya kondisi rumah di desa ini bersifat permanen. Hanya sebagian kecil yang memiliki rumah dengan kondisi semi permanen maupun darurat. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Kecamatan Medang Deras sebagai salah satu kawasan industri menjadikan daerah tersebut marak dengan pabrik industri. Dampak pertumbuhan industri yang sangat pesat itu mempunyai akibat yang besar dalam mobilitas penduduk. Sehingga kehidupan masyarakat di sekitar kawasan ini semakin kompleks dan menimbulkan suatu perubahan dari kondisi lama sebelum menjadi kawasan industri menjadi suatu kawasan industri.
Kawasan industri di Desa Lalang
tersebut setiap tahunnya mengalami
kepesatan dalam pembangunannya baik sarana maupun prasarana. Dan dalam perkembangannya keadaan fisik desa Lalang setelah menjadi industrialisasi banyak mengalami perubahan. Perubahan dari kondisi lama desa Lalang yang semula sebagai desa dengan penduduk aslinya menjadi daerah pabrik yang menerima banyak pendatang, ternyata membawa banyak perubahan tata nilai dan perilaku kehidupan masyarakatnya. Pola hidup yang dulu sangat bergantung pada keadaan sekitarnya menjadi lebih stabil karena telah berubah menjadi masyarakat industri (Schneider, 1993:430 ).
Pembangunan industri dapat berlangsung dengan baik apabila di dukung oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut selain menyangkut teknologi industri, juga yang paling penting peranannya adalah masyarakat di mana industri itu berada. Oleh karena itu masyarakat setempat harus dibina dan dipersiapkan untuk kehadiran dan kelanjutan adanya suatu industri. Perubahan-perubahan dalam pola kehidupan masyarakat akibat pertumbuhan industri, hampir mencakup berbagai segi kehidupan. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi antara perangkat industri dengan masyarakat setempat, yaitu terjadinya pertemuan dua pola kebudayaan yang berbeda ( www.blog unpad.ac.id). Dalam hal ini peneliti ingin Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
memaparkan tentang perubahan pola kehidupan masyarakat di desa Lalang Kecamatan Medang Deras sebagai akibat pertumbuhan industri aluminium atau lebih di kenal dengan PT.Inalum. Kehadiran PT.Inalum di desa Lalang tersebut sudah cukup lama, sehingga cukup banyak pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat di sekitar Desa Lalang.
Perubahan pada pola hidup terutama perilaku secara individual nampak di kalangan masyarakat yang beralih pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor industri dengan adanya pabrik Inalum tersebut. Hal ini dapat dimaklumi, bahwa dalam setiap mobilitas baik vertikal maupun horizontal tentu akan membawa perubahan perilaku dari setiap individu maupun kelompok yang bersangkutan. Peralihan dari pola/tata nilai hidup yang lama yang berusaha ditinggalkan untuk memasuki tata nilai/pola kehidupan baru yang sedang dijalani ini merupakan suatu proses, yakni proses transisi dari tata lama ke tata baru. Perubahan-perubahan ini dengan sendirinya akan membawa pengaruh dan menimbulkan akibat pada pola hidup, tata nilai adat budaya yang dalam hal ini adalah perilaku manusia dalam masyarakat setempat( Loekman. 1995:177).
Terjadinya proses industrialisasi akan membawa perubahan-perubahan yang signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup (quality of life) masyarakat. Pada satu sisi industrialisasi membawa kesejahteraan dan kemudahan dalam kehidupan masyarakat, namun pada sisi lain juga membawa kepada persoalan-persoalan. Proses industrialisasi ini perlu dilakukan agar terjadi peningkatan kualitas hidup manusia (quality of life) dan agar dapat dibangun suatu peradaban yang maju ( Loekman. 1995:177). Industrialisasi juga merupakan proses membangun budaya masyarakat ke
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
arah masyarakat industri yang memilki ciri-ciri suka kerja keras, hemat, cermat, tanggung jawab, disiplin, menghargai waktu, dan tekad menghasilkan yang terbaik.
Industrialisasi pada hakekatnya adalah pembaharuan dalam segala bidang kehidupan, sehingga telah menimbulkan pula perubahan-perubahan dalam pola kehidupan. Segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat akan mempengaruhi system sosialnya. Kehadiran industri ditengahtengah suatu masyarakat bisa menimbulkan berbagai masalah sosial apabila tidak pernah adanya komunikasi dan keterbukaan ( Parker, Schneider, 1993:430 ).
B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana dampak PT.Inalum terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Desa Lalang Kec. Medang Deras?
C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Asahan sejak adanya PT.Inalum. 2. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat desa Lalang sebelum dan sesudah adanya industri PT.Inalum.
D. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa sosiologi serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat. Kemudian juga untuk dijadikan sebagai bahan informasi bagi khalayak luas terutama bagi masyarakat Desa Lalang itu sendiri tentang dampak industrialisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
2.
Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dari pada hasil penelitian dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian sebelumnya. Serta dapat meningkatkan wawasan kepada peneliti tentang bagaimana dampak industrialisasi terhadap kehidupan masyarakat di desa Lalang.
3.
Bagi penulis Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta wawasan penulis mengenai gambaran yang ada dalam masyarakat dan sebagai wadah latihan serta pembentukan pola pikir yag rasional dalam menghadapi segala macam persoalan yang ada dalam masyarakat.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teori Modernisasi Schoorl dan Dube
Modernisasi yang melanda berbagai kehidupan masyarakat terutama pada masyarakat desa tentunya akan menimbulkan perubahan-perubahan pada masyarakat tersebut. Dengan demikian, teori yang di gunakan adalah teori modernisasi Schoorl dan Dube. Asumsi modernisasi yang disampaikan oleh Schoorl melihat modernisasi sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspekaspeknya Karena modernisasi merupakan proses transformatif dalam mencapai status modern, struktur dan nilai tradisional secara total harus menyesuaikan dengan seperangkat struktur dan nilai yang mendorong perubahan yang menuju masyarakat modern. Di samping itu modernisasi merupakan proses sistemik juga modernisasi melibatkan perubahan hampir seluruh aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi, urbanisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dan sebagainya.
Teori modernisasi berangkat dari pemikiran yang berorientasi pada faktor internal, yang artinya teori ini melihat bahwa maju dan mundurnya masyarakat itu ditentukan pembangunan industri. Paradigma dari teori ini diilhami oleh ide Tradisional-Modern (Parsons), yaitu tradisional mengacu kepada hakekat kebiasaan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
yang ada dan dipertahankan warga masyarakat dan modern menunjuk kepada sifat kemajuan (progress). Teori modernisasi menekankan pada faktor manusia dan nilainilai budaya sebagai pokok masalah pembangunan, sedangkan keterbelakangan yang terjadi lebih disebabkan oleh keterbelakangan institusi sosial dan unsur budaya dalam menghadapi perubahan, yang biasanya dianggap penghambat atau pendorong perubahan ( lihat : Dove. Michael 1985).
Kebanyakan bangsa yang sedang bangkit yang baru saja lepas dari penindasan akan mencoba beralih dari keterbelakangan sebagai masyarakat agraris yang mengalami kemunduran ekonomi menuju era industri-teknokratis yang terus berkembang berdasarkan kemampuan sendiri dan berusaha membangun struktur ekonomi yang mapan ( Abraham, Francis, 1991 ). Teori modernisasi memberi solusi, bahwa untuk membantu Dunia Ketiga termasuk kemiskinan, tidak saja diperlukan bantuan modal dari negara maju, tetapi negara itu disarankan untuk meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan kemudian melembagan demokrasi politik. Justru di sinilah letak masalahnya, karena teori pembangunan menurut persepsi Dunia Ketiga menghendaki bahwa tradisi dan nilai-nilainya harus memberi nuansa kepada keadaan modern yang hendak dicapai. Pemberian modal, kelembagaan, dan ideologi dari negara maju ke negara dunia ketiga dapat meningkatkan ideologi dari negara maju ke negara dunia ketiga dan dapat meningkatkan perkembangan dari pinggiran ke pusat ( Suwarsono,1991:10).
Pada masyarakat industri yang telah terdiferensiasi maka akan terjadi suatu stabilitas menuju kehidupan yang damai. Masyarakat industri ditandai dengan meningkatnya perlindungan atas hak individu, berkurangnya kekuasaan pemerintah, berakhirnya peperangan antar
negara,
terhapusnya
batas-batas negara dan
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
terwujudnya masyarakat global. Dube berpendapat bahwa terdapat tiga asumsi dasar konsep modernisasi yaitu ketiadaan semangat pembangunan harus dilakukan melalui pemecahan masalah kemanusiaan dan pemenuhan standart kehidupan yang layak, modernisasi membutuhkan usaha keras dari individu dan kerjasama dalam kelompok, kemampuan kerjasama dalam kelompok sangat dibutuhkan untuk menjalankan organisasi modern yang sangat kompleks dan organisasi kompleks membutuhkan perubahan kepribadian (sikap mental) serta perubahan pada struktur sosial dan tata nilai. Tujuan akhir dari modernisasi menurut Schoorl dan Dube adalah terwujudnya masyarakat modern yang dicirikan oleh kompleksitas organisasi serta perubahan fungsi dan struktur masyarakat
Ciri manusia modern menurut Dube ditentukan oleh struktur, institusi, sikap dan perubahan nilai pada pribadi, sosial dan budaya. Masyarakat modern mampu menerima dan menghasilkan inovasi baru, membangun kekuatan bersama serta meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Oleh karenanya modernisasi sangat memerlukan hubungan yang selaras antara kepribadian dan sistem sosial budaya. Sifat terpenting dari modernisasi adalah rasionalitas. Kemampuan berpikir secara rasional sangat dituntut dalam proses modernisasi. Kemampuan berpikir secara rasional menjadi sangat penting dalam menjelaskan berbagai gejala sosial yang ada. Masyarakat modern tidak mengenal lagi penjelasan yang irasional seperti yang dikenal oleh masyarakat tradisional. Rasionalitas menjadi dasar dan karakter pada hubungan antar individu dan pandangan masyarakat terhadap masa depan yang mereka idam-idamkan. Hal yang sama disampaikan oleh Schoorl, walaupun tidak sebegitu mendetail seperti Dube. Namun demikian terdapat ciri penting yang diungkapkan Schoorl yaitu konsep masyarakat plural yang diidentikkan
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
dengan masyarakat modern. Masyarakat plural merupakan masyarakat yang telah mengalami perubahan struktur dan stratifikasi sosial.
Modernisasi yang lahir di Barat akan cenderung ke arah Westernisasi, memiliki tekanan yang kuat meskipun unsur-unsur tertentu dalam kebudayaan asli negara ketiga dapat selalu eksis, namun setidaknya akan muncul ciri kebudayaan barat dalam kebudayaannya (Schoorl, 1988).
Segala apapun yang disebut modern sebagai dominasi barat itu pada suatu saat, besar kemungkinan akan mampu mengubah wajah dunia ketiga melalui proses modernisasi yang terus melanda tak hentinya. Hal ini juga sesuai dengan Doktrin dari Rostow (1966:12) bahwa pembangunan itu senantiasa harus melalui lima tahapan yang berkaitan satu sama lainnya yakni; (1) masyarakat tradisional; (2) prakondisi lepas landas; (3) lepas landas; (4) bergerak ke kedewasaan dan; (5) zaman konsumsi masal yang tinggi.
Prasyarat untuk bisa menuju perkembangan ekonomi adalah tahapan kedua, yang ciri-ciri masyarakat tradisional sudah mulai berganti. Dalam tahap kedua produktivitas pertanian meningkat pesat, munculnya mentalitas baru dan juga kelas sosial baru – wiraswasta (Hagen, 1966). Tahap ketiga adalah tahap yang kritis atau penting sekali guna pembangunan lebih lanjut. Di sinilah munculnya industrialisasi, di mana beberapa sektor tertentu akan berperan dalam menumbuhkan perekonomian. Tumin (dalam Lavner, 1989:430-431) melukiskan jenis-jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat menuju industrialisasi antara lain: (1) pembagian kerja semakin rumit sejalan dengan meningkatnya spesialisasi; (2) status cenderung berdasarkan atas prestasi sebagai pengganti status berdasarkan atas asal usul (ascription); (3) alat yang memadai untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan orang Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
yang terlibat dalam produksi menjadi perhatian umum; (4) pekerjaan bergeser dari kegiatan yang memberikan kepuasan hakiki, keperanan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan artinya, mendapat ganjaran itu sendiri; (5) ganjaran yang tersedia untuk didistribusikan meningkat; (6) ganjaran didistribusikan atas dasar yang agak lebih kecil; (7) terjadi pergeseran dalam peluang hidup di berbagai status sosial; (8) terjadinya pergeseran dalm distribusi gengsi sosial meskipun keuntungan masyarakat modern dibanding masyarakat tradisional dan; (9) pergeseran dan masalah serupa terdapat juga dalam distribusi kekuasaan.
Hal tersebut di atas sejalan dengan pemikiran Huntington (1986:37), yang menjelaskan mengenai perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat industri. Ciri masyarakat modern antara lain: menjaga waktu, orientasi pada masa depan, dinamik, mobilitas , toleran, terbuka, orientasi status berdasarkan prestasi (achievement), loyalitas pelingkup (negara, kedinasan dan profesi), organisasi non pribadi (ikatan kepentingan, atau berorientasi tujuan), organisasi besar atau efisiensi, hubungan non pribadi atas dasar masalah (lugas), persoalan ditimbulkan manusia dapat diatasi oleh manusia, hubungan dengan alam menguasai atau setidak-tidaknya mengatur, kebudayaan progresif.
B. Dorongan Hati Menuju Modernisasi
Pembangunan pada era industrialisasi bukanlah masalah mudah untuk dilakukan. Kualitas manusia selalu ada kaitannya dengan kemajuan pembangunan di suatu negara. Kesulitan yang lain, kita terpaksa harus melihat ciri-ciri manusia pada negara-negara yang telah memasuki masa industrialisasi sebagai pembanding. Hal ini akan memaksakan diri kita untuk beranggapan bahwa industrialisasi yang bakal kita lakukan akan sama bentuknya dengan industrialisasi yang dilakukan oleh negaraNovi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
negara industri yang sudah maju. Ketika masyarakat berada pada era industrialisasi, maka masing-masing individu harus bertemu dengan individu-individu baru, mengenal peranan-peranan baru dan mempelajari hubungan baru di sekitar dirinya. Industrialisasi menuntut adanya manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat tertentu. Tanpa memiliki sifat-sifat itu kemajuan dibidang ekonomi sulit dicapai.
Sifat-sifat yang merupakan ciri manusia yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi adalah ‘dorongan untuk berprestasi’. Di dalam bukunya, The Achieving Society (1961) beranggapan bahwa dorongan berprestasi ini seperti virus yang dapat ditularkan pada setiap diri manusia. Dia menamakan virus N-Ach (need for achievement). Selanjutnya, bangsa-bangsa yang mempunyai dorongan berprestasi yang tinggi akan mampu memajukan perekonomian mereka. Ciri-ciri manusia yang memiliki dorongan untuk berprestasi ialah adanya kebiasaan untuk bekerja keras guna meningkatkan prestasi. Bagi mereka didalam bekerja yang menjadi tujuan utama bukanlah keinginan untuk mengejar hal-hal yang ekstrinsik seperti uang, kekayaan, prestise, tetapi tujuan yang bersifat intrinsik. Mereka akan puas bila dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Perkara hasilnya bagaimana bukanlah hal yang utama bagi mereka (Myron, 1981:12).
David C. McClelland memiliki virus mental yang diberi nama need for Achievement atau sering disingkat menjadi n Ach, yaitu virus kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi. Ia menemukan suatu pemikiran yang berhubungan dengan “melakukan sesuatu hal dengan baik” ataupun “melakukan sesuatu dengan lebih baik”, lebih efisien, lebih cepat kurang mempergunakan tenaga, dan sebagainya. Tetapi n Ach bukan satu-satunya faktor modernisasi. n Ach hanyalah salah satu unsur penting. n Ach adalah suatu sikap pribadi yang tidak secara otomatis mendorong Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
seseorang untuk melakukan hal-hal yang berguna bagi orang banyak. Diperlukan adanya suatu kesadaran untuk menerapkan N Ach tersebut.
Dorongan modernisasi secara ideal dalam istilah psikologis nampaknya sebagian terdiri dari kebijakan pribadi, need for achievement, dan sebagian lagi terdiri dari kebijakan sosial, perhatian pada kesejahteraan orang lain secara umum. Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi, maka orang tersebut akan memperoleh kemajuan yang tinggi. Pembaharuan yang di lakukan oleh orang-orang yang mempunyai need for achievement yang tingi bukanlah suatu ciptaan yang bernilai seni, dalam arti yang sebenarnya, hal-hal ini lebih banyak didorong oleh keinginan untuk mencari cara-cara yang lebih baik dalam membereskan suatu pekerjaan ( Myron, 1981:6 ).
Dalam hal ini masyarakat desa Lalang dituntut untuk memiliki dorongan alami manusia untuk berkembang dan mencapai hidup yang lebih baik lagi, agar tidak menjadi masyarakat yang tertinggal. Kecerdasan dan keterampilan harus mampu mempengaruhi suatu bangsa untuk modernisasi dan industrialisasi dengan membekali sikap-sikap mental: disiplin, kesungguhan, tekun, berani menghadapi kehidupan, jujur dan bertanggung jawab. Majunya taraf hidup suatu bangsa adalah hasil kerja bangsa itu sendiri. Kalau dari sekarang masyarakat desa Lalang tidak membangunnya dengan bekerja keras, maka akan tertinggal jauh di tengah-tengah bangsa lain. Jika seseorang memiliki need for achievement yang tinggi, maka secara otomatis akan mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang berguna bagi orang banyak.
Untuk mendukung kemajuan ekonomi modern, diperlukan orang-orang yang memiliki need for achievement yang tinggi. Menurut Mc Clelland, bangsa-bangsa yang mempunyai dorongan berprestasi yang tinggi akan mampu memajukan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
perekonomian mereka. Sudah mulai jelas bahwa need for achievement adalah salah satu bagian dari dorongan ke arah pertumbuhan ekonomi. Bangsa-bangsa yang tinggi n Ach nya akan berkembang lebih pesat ( Myron, 1981:3 ). Ciri-ciri manusia yang memiliki dorongan untuk berprestasi ialah adanya kebiasaan untuk bekerja keras guna meningkatkan prestasi. Bagi mereka bekerja merupakan menjadi tujuan utama bukanlah keinginan untuk mengejar hal-hal yang ekstrinsik seperti uang, kekayaan, prestise, tetapi tujuan yang bersifat intrinsik.
Suatu dorongan yang perlu dilakukan dalam menghadapi era industrialisasi ialah dengan dorongan afiliasi. Yang dimaksud dengan dorongan afiliasi ialah dorongan pada diri manusia untuk membina hubungan yang positif dan afektif dengan orang-orang lain. Orang-orang yang mempunyai dorongan afiliasi yang besar mempunyai ciri-ciri suka bersahabat, penuh kasih sayang, dan punya rasa setia kawan. Dorongan afiliasi kurang mendapat pengembangan di negeri Barat. Jika terlalu menekankan sifat-sifat individualistik dan materialistik, dorongan ini menjadi kurang diperhatikan. Bagi interpersonal orang-orang di negeri Barat dorongan untuk berprestasi (need for achievement) yang diutamakan. Terlalu menekankan dorongan untuk berprestasi tanpa disertai dorongan afiliasi, akan menyebabkan orang-orang menjadi individualistik, kurang memperhatikan kesejahteraan orang lain. Mungkin inilah salah satu sebab industrialisasi di negeri Barat selalu memberikan dampak negatif terhadap hubungan.
Bagi orang Indonesia pengembangan dorongan afiliasi adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Dasar negara kita menuntut setiap manusia Indonesia untuk lebih mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya. Hal yang berkaitan dengan kepentingan pribadi diletakkan dalam kerangka kesadaran Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
akan kewajibannya sebagai makhluk sosial dalam kehidupan masyarakatnya. Yang harus dijaga, jangan sampai pembangunan ekonomi kita berakibat semakin melebarnya jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin. Pada dasarnya terjadinya hal itu karena dorongan egoistik yang hanya ingin mengejar keuntungan bagi diri mereka sendiri. Mengingat itu, dorongan afiliasi penting sekali dilakukan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa paling sedikit ada beberapa sifat kepribadian yang harus dibina dalam menghadapi era industrialisasi, yaitu sifat-sifat inovatif, dorongan berprestasi, dorongan afiliasi, hemat, dan moralitas yang baik. ( Myron, 1981:3 ).
Selain itu, masyarakat juga harus memiliki ciri-ciri manusia yang sudah memasuki era industrialisasi, karena masyarakat desa Lalang saat ini sudah menjadi masyarakat modern sejak banyaknya berdiri pabrik-pabrik di sekitar dearah tersebut.. Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas perusahaan tidak dapat dipungkiri memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif (seperti antara lain penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi), maupun dampak negatif (seperti antara lain penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat). Selain itu perusahaan juga harus membina hubungan yang baik dengan stakeholder (dalam hal ini masyarakat) sehingga tidak pernah terjadi konflik.
Upaya perusahaan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya adalah melalui komunikasi publik perusahaan. Hubungan perusahaan dengan komunitas merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk memelihara dan membina hubungan dengan lingkungannya melalui komunikasi yang Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
saling
menguntungkan
dan
sejauhmana
upaya
perusahaan
tersebut
dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Dengan komunikasi yang baik antara pihak perusahaan dan masyarakat sekitar maka akan tercipta hubungan yang baik.
C. Definisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi abstrak mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Moleong, 1997 :67. Di samping mempermudah dan memfokuskan penelitian konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti kasus tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Untuk menjelaskan maksud dan pengertian konsepkonsep yang terdapat dalam penelitian ini, maka dibuat batasan-batasan konsep yang pakai sebagai berikut : Konsep-konsep penting dalam penelitian ini adalah: a. Dampak Dampak adalah akibat yang terjadi dari suatu hal yang dilakukan baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Dampak yang di maksud dalam penelitian ini adalah dampak positif dan dampak negatif dari industrialisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di desa Lalang Kec. Medang Deras.
b. Industrialisasi
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Idustrialisasi adalah suatu proses peralihan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industrial modern. Industrialisasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah perubahan pola kehidupan sosial - ekonomi masyarakat desa Lalang Kec. Medang Deras sebagai akibat pertumbuhan industri aluminium atau lebih di kenal dengan PT. Inalum. c. Masyarakat Desa Masyarakat desa adalah masyarakat yang umumnya berada di daerah terpencil dan biasanya masyarakat desa memiliki ciri-ciri umum hidup sederhana dan memiliki rasa kekerabatan yang sangat erat dengan sesamanya. Masyarakat desa yang di maksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang telah lama tinggal di Desa Lalang Kec. Medang Deras ataupun masyarakat pendatang yang ada di desa ini. d. Modernisasi Modernisasi adalah suatu proses transformasi atau perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat industri. e. Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah transformasi yang mengacu pada variasi hubungan antar individu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer, 1987:560).
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat studi kasus. Jenis penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan,tingkah laku yang yang didapat dari apa yang diamati (Nawawi,2003). Berkenaan dengan penelitian ini maka penelitian ini akan menjelaskan dan menggambarkan sesuai dengan data yang didapatkan di lokasi penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif bukan data yang berupa angka-angka, melainkan kata-kata yang bersifat kualitatif sehingga metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2004:3). Penelitian studi kasus (Case Study) adalah penelitian tentang suatu objek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau dari keseluruhan personalitas (Nawawi,1992:66). Tujuan studi ini adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat kasus di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
B. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi lokasinya adalah di Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara. Alasan memilih lokasi ini Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
dikarenakan peneliti melihat bahwa di sekitar Desa Lalang ini cukup banyak berdiri pabrik-pabrik salah satunya adalah industri Aluminium atau lebih di kenal dengan PT. Inalum. Dan ini tentunya akan berpengaruh terhadap pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras.
C. Unit Analisis dan Informan Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 1992:132). Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah: a. Informan Kunci Informan Kunci yang dimaksud di sini adalah masyarakat di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras. Adapun kriteria untuk dapat menjadi informan kunci adalah sebagai berikut : •
Telah menetap didaerah tersebut diatas 3 tahun.
•
Telah berusia diatas 17 tahun.
•
Mengetahui tentang PT.Inalum
b. Informan Biasa Informan biasa yang dimaksud di sini adalah Humas PT.Inalum dan karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut.
Adapun kriteria untuk dapat menjadi informan kunci adalah sebagai berikut : •
Telah bekerja di PT.Inalum ± 3 tahun.
•
Mengetahui tentang Desa Lalang.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Tabel 1 Daftar Nama Informan
No
Nama
Pekerjaan
Usia
1
Mahmud
Nelayan
40 Tahun
2
Muhammad Effendi
Pedagang
43 Tahun
3
Hendra Syahputra
Supir Bus
29 Tahun
4
Maryani
Nelayan
38 Tahun
5
Rubiah
Petani
45 Tahun
6
Lisnawati
Pedagang
23 Tahun
7
Dahrul
Mantri
29 Tahun
8
Khairil Amru
Nelayan
50 Tahun
9
Darwinsyah
Pegawai Negeri
42 Tahun
10
Muhammad Ismail
Karyawan Inalum
38 Tahun
11
Khairil
Karyawan Inalum
49 Tahun
12
Syahdani
Karyawan Inalum
40 Tahun
D. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data skunder. 1. Data Primer Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu: a. Observasi
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti langsung ke lapangan untuk mengamati. Hasil observasi atau pengamatan ini kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan. Cara seperti ini dilakukan untuk mengenal secara lebih dekat kondisi dan situasi objek penelitian. Dengan observasi, data yang di kumpulkan cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Hal-hal yang di observasi dalam penelitian ini tentunya tidak terlepas dari beberappa pokok permasalahan yang di bahas berupa mengamati kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat desa Lalang,mengamati karakteristik masyarakat desa serta mengamati perilaku kehidupan mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
b. Wawancara mendalam Wawancara mendalam yaitu proses tanggung jawab antara peneliti dengan informan secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukam wawancara kepada orang-orang yang menjadi informan dari penelitian ini. Wawancara terbuka ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban dari informan yang tidak terbatas dalam jawaban-jawabannya kepada beberapa kata atau hanya pada jawaban “ya” atau “tidak” saja, tetapi dapat memberikan keterangan dan cerita yang panjang. Dalam wawancara ini terjadi percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancarai dalam suasana santai, kurang formal dan tidak disediakan jawaban oleh pewawancara. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang sifatnya mendalam terhadap masalahmasalah yang diajukan. Kelonggaran ini diharapkan mampu mengorek dan menangkap kejujuran informan, sehingga diperoleh informasi yang sebenarnya. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, foto, majalah,jurnal, artikel dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
E. Interpretasi Data Bogdan dan Biklen ( Moleong,2006:248) menjelaskan interpretasi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu pengamatan dan wawancara mendalam, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan. Dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari wawancara, pengamatan lapangan yang sudah ditulis dalam cacatan lapangan, serta dokumen yang telah diperoleh. Kemudian diseleksi, ditelaah serta dikaji lalu diabstraksikan. Abstraksi yang dimaksud adalah usaha membuat rangkuman inti proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap dalam koridor penelitian. Setelah
data
terkumpul,
disusun
dalam
lembar-lembar
rangkuman,
selanjutnya peneliti mengidentifikasi data yang ada untuk masing-masing pokok Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
permasalahan dalam lembar tersendiri. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah melakukan pengecekan terhadap setiap data yang ada. Pengecekan ini dilakukan karena tidak semua informan sama dalam memberikan jawaban terhadap suatu permasalahan, untuk lebih memantapkan kesimpulan yang akan diambil peneliti. Bila dirasa ada kekurangan dalam reduksi data maupun sajian data maka dilakukan penggalian data kembali dalam cacatan lapangan dan terjun kembali ke lapangan. Setelah data yang diharapkan terkumpul semua, barulah menarik kesimpulan untuk setiap pokok permasalahan yang ada.
F. Jadwal Kegiatan
No
Jenis Kegiatan
Bulan 1
2
3
1
Acc Judul
x
2
Penyusunan Proposal
x
3
Seminar Proposal
x
4
Revisi Proposal
x
5
Persiapan Penelitian
6
Penelitian
7
Interpretasi Data
8
Bimbingan Penelitian
4
5
6
x
x
7
8
9
x
x
10
x
x
x
Penulisan Laporan 9
Akhir
10
Sidang Meja Hijau
x
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
11
G. Keterbatasan penelitian Terlepas dari kemampuan personal peneliti, kesempurnaan data adalah harapan yang sangat diinginkankan oleh para peneliti. Melalui kevalidan sebuah data baik dalam bentuk penelitian maupun bentuk lainnya akan memberikan relevansi positif didalam penulisan laporannya, sehingga data yang akurat tersebut akan memberikan kesimpulan yang akurat pula. Didalam penelitian ini tentunya keraguan akan data yang didapatkan dari lapangan tidak menutup kemungkinan, adapun hal-hal yang menciptakan kondisi yang sedemikian adalah sebagai berikut : 1. Adanya keterbatasan waktu dalam proses wawancara dimana peneliti harus menggunakan waktu yang seefesien mungkin karena kebanyakan dari informan yang diwawancarai rata-rata mereka bekerja dari pagi hingga sore hari, sehingga kalau berlama-lama tentunya akan mengganggu aktifitas mereka.
2. Faktor kedekatan personal dengan informan sangat berjarak, jadi timbul trust atau kepercayaan yang setengah-setengah terhadap peneliti, hal tersebut dapat ditangkap melalui interpretasi dari beberapa informan yang tertera pada Profil Informan, dimana sikap dan cara mereka yang masih mengatur jarak serta isi bahasa yang terkesan masih berhati-hati. Selain itu jawaban yang mereka berikan cenderung kurang memuaskan,sehingga peneliti harus dapat mengolah datanya dengan baik
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA
A. Lokasi Penelitian Daerah yang diambil sebagai tempat penelitian adalah Desa Lalang yang terletak di Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Propinsi Sumatera Utara. 1. Gambaran Umum Masyarakat Desa Lalang a. Gambaran Desa Lalang Desa Lalang adalah desa yang terletak di Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara. Dahulu desa ini bernama kampung Modang. Modang adalah pokok kayu yang sangat tinggi dan menurut warga, pokok kayu tersebut berada di belakang Balai Desa lama di daerah Dusun bambu. Dinamakan desa Modang alasannya karena dekat Pekan Rabu dan di sana ada pohon kayu MODANG yang sangat besar dan tinggi karena itulah satu-satunya kayu yg sangat besar dan tinggi, dari jauh pun kita dapat melihatnya. Oleh karena itu masyarakat menamakan desa tersebut sebagai desa Modang atau Medang. Dahulunya desa Lalang ini berada di Kabupaten Asahan, tetapi setelah mengalami pemekaran, desa ini berganti menjadi Kabupaten Batu Bara. Sebagian besar dari masyarakat desa Lalang sehari-harinya bekerja sebagai petani. Masyarakat yang berdomisili didesa Lalang memiliki keragaman etnis dan latar belakang yang berbeda. Etnis Melayu adalah etnis yang mendominasi wilayah desa Lalang Kecamatan Medang Deras. Wilayah ini dapat dikatakan sebagai daerah keturunan, Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
karena etnis lain misalnya Aceh, Jawa, dan Nias yang mewarnai pemukiman penduduk didaerah tersebut adalah para pendatang.
Untuk luas desa pada tahun 2009 adalah 755 Ha. Desa Lalang ini berbatasan langsung dengan empat desa. Adapun daerah-daerah yang berbatasan dengan desa Lalang adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pantai 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pakam 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Medang 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kuala Tanjung Desa Lalang memiliki luas wilayah sekitar 755 ha. Desa ini memiliki lahan yang cukup luas jika di bandingkan desa lain. Tabel 2 Luas Wilayah Desa Pargarutan No
Areal
Luas (ha)
1
Areal Pertanian Sawah
195 ha
2
Ladang Tegalan
155 ha
3
Pemukiman Penduduk
76 ha
4
Bangunan
199 ha
5
Areal Perikanan
130 ha
Total
755 ha
Sumber
: Data Desa Lalang
1.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Berdasarkan data Desa Lalang tahun 2008, jumlah penduduk di desa Lalang Kecamatan Medang Deras adalah 5555 jiwa dengan laki-laki berjumlah 2808 jiwa dan perempuan 2747 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga ada 1475 KK. Rata-rata kepala keluarga mempunyai 6 (enam) orang anggota keluarga. Hal ini dikarenakan sistem keluarga yang dianut adalah sistim keluarga kecil. Jumlah dan komposisi penduduk Desa Lalang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat pesat. Berikut adalah tabel jumlah penduduk menurut kelompok umur desa Lalang. Tabel 3 Jumlah Dan Komposisi Penduduk Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah ( Jiwa )
0-12 Bulan
115
110
225
13 bulan- 4 tahun
275
300
575
5-6 tahun
105
115
220
7-12 tahun
303
322
825
13-15 tahun
150
105
355
16-18 tahun
175
170
345
19-25 tahun
430
341
871
26-35 tahun
340
350
890
36-45 tahun
405
349
1000
46-50 tahun
165
210
375
51-60 tahun
120
205
425
61-75 tahun
175
125
340
Lebih dari 76 tahun
50
45
95
Jumlah
2808
2747
5555
Sumber: Data Desa Lalang Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Jika kita melihat tabel, maka bangunan di desa lalang memiliki areal yang paling luas yaitu 199 ha, kemudian areal pertanian juga memiliki lahan yang cukup luas yang terdiri dari sawah pengairan teknis dan sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan adalah sawah yang musim penanamannya 2 kali dalam setahun, hal ini dikarenakan musim hujan didaerah Desa Lalang memiliki 2 kali musim hujan yaitu pada bulan April dan bulan September, dimana sifat dasar dari sawah tadah hujan adalah membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannya.
1.2. Sistem Mata Pencaharian Mata pencaharian merupakan jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh penduduk atau masyarakat. Dengan pekerjaan yang dilaksanakan itu maka akan mendapat penghasilan/pendapatan sehingga akan dapat mempertahankan kehidupan. Bicara mengenai mata pencaharian masyarakat desa Lalang tentu tidak terlepas dari keragaman, namun sebagaian besar masyarakat yang ada didaerah tersebut bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 632 orang. Sebagian masyarakat ada juga yang bergelut di sektor perikanan sebagai nelayan. Kebanyakan dari penduduk Desa Lalang yang berprofesi petani ini tidak memiliki sawah sendiri sehingga biasanya menggarap sawah orang lain. Berikut daftar mata pencaharian masyarakat desa Lalang yang tersedia pada tabel berikut.
Tabel 4 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No
Mata Pencaharian
Jumlah
Persentase
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
1
PNS
21
1%
2
ABRI
5
0,2%
3
Pegawai Swasta
127
8%
4
Petani
632
41,3%
5
Pedagang
145
9%
6
Pertukangan
35
2,2%
8
Pensiunan
6
0,3%
9
Nelayan
575
38%
1546
100%
Total
Sumber : Data Desa Lalang
Jika di lihat dari uraian yang tertera pada tabel di atas, 41% masyarakat desa Lalang berprofesi sebagai petani. Seiring meningkatnya kebutuhan hidup manusia, maka masyarakat tidak mungkin lagi hanya mengandalkan hidupnya dari hasil sebagai nelayan dan petani, tetai mereka juga harus memiliki pekerjaan sampingan untuk membantu meringankan perekonomian mereka. Untuk itu masyarakat di desa ini banyak yang berdagang dan membuka warung nasi di sekitar rumah mereka. Sementara kegiatan atau mata pencaharian yang berkecimpung pada sektor lainnya umumnya adalah masyarakat pendatang misalnya, ABRI,pegawai Swasta dan PNS. Masuknya industri ke masyarakat agraris menyebabkan perubahan struktur masyarakat dan juga nilai-nilai yang sudah ada sedikit banyak mengalami pergeseran. Demikian halnya pada masyarakat di desa ini. Masyarakat yang dahulu sangat menjunjung tinggi nilai gotong royong, sedikit banyak telah mengalami pergeseran kearah individualitas sebagai ciri masyarakat modern.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
1.3. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan unsur penting dalam kehidupan seseorang, karena dengan pendidikan ini dapat meningkatkan derajat hidup orang tersebut. Berdasarkan data desa Lalang, tingkat pendidikan di Desa Lalang tergolong masih rendah. Hal ini disebabkan kebanyakan penduduk tidak memperhatikan pentingnya pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel penduduk menurut pendidikan sebagai berikut :
Tabel 5 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
1
Tamat
Sekolah
Jumlah
Dasar
Jumlah Gedung
375 Orang
6 Buah
(SD) 2
Tamat SMP
360 Orang
1 Buah
3
Tamat SMA
245 Orang
__
4
Tamat Akademi (D1-D3)
16
Orang
__
5
Tamat Sarjana (S1-S2)
5
Orang
__
Total
1001 Orang
7 Buah
Sumber : Data Desa Lalang
Jika di lihat dari tabel di atas, maka tingkat pendidikan di Desa Lalang masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan kebanyakan penduduk tidak memperhatikan pentingnya pendidikan terutama bagi anak-anak. Hal ini terlihat pada banyaknya Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
jumlah penduduk desa Lalang yang hanya tamat SD saja. Untuk meningkatkan pendidikan masyarakat diperlukan sarana pendidikan yang lebih memadai. Di desa Lalang ini terdapat satu gedung Taman Kanak-kanak (TK), enam gedung Sekolah Dasar (SD), satu buah gedung (SMP),dan satu gedung (MTS). Jika di lihat, gedung sekolah yang ada belum memadai untuk meningkatkan pendidikan masyarakat desa Lalang. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka masyarakat di tuntut untuk memiliki kesadaran agar mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
1.4. Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut Kehidupan beragama sangat mendominasi dalam suatu masyarakat, karena kehidupan beragama ini bisa dijadikan tolok ukur kerukunan masyarakat setempat. Dan setiap masyarakat pasti memiliki keyakinan yang berbeda-beda sesuai dengan agama yang mereka anut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel penduduk berdasarkan agama. Tabel 6 Penduduk Berdasarkan Agama No
Agama
Jumlah
Persentase
1
Islam
5412 Orang
97,5%
2
Kristen
60
Orang
1%
3
Hindu
53
Orang
1%
4
Budha
30
Orang
0,5%
Jumlah
5555 Orang
100%
Sumber : Data Desa Lalang
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Jika di lihat dari tabel diatas,maka hampir seluruh penduduk di desa Lalang ini memeluk agama Islam yaitu 98%. Sehingga kehidupan beragama dalam masyarakat desa ini diwarnai dengan nuansa Islami. Sedangkan sebagian lagi ada yang memeluk agama lain yaitu Kristen,Hindu dan agama Budha. Rata-rata penduduk di desa ini sangat kuat dengan agamanya. Selain itu perayaan hari-hari besar keagamaan juga masih sering dilaksanakan di desa ini. Pelaksanaannya biasanya disesuaikan dengan kalender yang sudah ditetapkan. Walaupun demikian, kehidupan keagamaan di desa ini berjalan dengan rukun. Untuk mempermudah dalam menjalankan ibadah, di desa ini didirikan sarana ibadah berupa mesjid satu buah dan dua buah mushola . Sedangkan untuk penganut agama lain dalam menjalankan ibadahnya, belum di sediakan tempat peribadatan sendiri sehingga apabila ingin beribadah harus mencari tempat peribadatan di luar desa. 1.5 Keadaan Jalan Dan Sarana Transportasi Sekitar tahun 1960-an keadaan jalan dan sarana transportasi masih sangat minim. Keadaan jalan masih sulit untuk dilewati. Keadaan jalan masih berlubanglubang, tidak terpelihara. Hanya sedikit kendaraan yang dapat melintasinya. Tetapi keadaan ini berubah sejak tahun 1980-an, jalan-jalan sudah beraspal dan terpelihara dan sudah dapat menghubungkan berbagai desa di Kecamatan Medang Deras termasuk Desa Lalang. Dengan ini, maka mobilitas dan intensitas lalu lintas di daerah ini semakin meningkat terutama kendaran umum. Dengan ramainya lalu lintas itu, maka Desa Lalang pun semakin terbuka dengan dunia luar. Jarak dari ke ibu kota kecamatan 13 Km; jarak ke ibu kota kabupaten sepanjang 85 Km sedangkan jarak ke ibu kota propinsi sejauh 125 Km.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Untuk berhubungan dengan daerah luar Desa Lalang, dapat dilakukan melalui jalan darat. Sebelum tahun 1990-an, kendaraan yang banyak digunakan oleh masyarakat Desa Lalang adalah sepeda untuk melakukan berbagai aktifitasnya seharihari. Tetapi setelah tahun 1990-an alat transportasi di Desa Lalang mengalami banyak perubahan. Masyarakat sudah banyak yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasinya. Pada tahun 2009, jumlah sepeda motor di Desa Lalang adalah 215 buah, untuk sepeda berjumlah 490 buah. Sedangkan untuk mobil pribadi berjumlah 20 buah, truk 3 buah dan perahu motor 165 buah. Maka dapat disimpulkan bahwa walaupun alat transportasi sudah maju, masyarakat masih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi yang utama di Desa Lalang.
1.6. Kondisi Sosial Budaya Perbedaan tempat dan tantangan kehidupan akan melahirkan bentukbentuk kebudayaan yang mempunyai ciri khas berbeda. Demikian pula dengan kondisi geografis dan lingkungan yang sangat berbeda pada tiap tempat akan melahirkan pola kebudayaan yang berbeda pula. Kenyataan lain, masyarakat akan selalu dihadapkan pada kondisi pertentangan akibat berbagai proses yang tidak selamanya adil. Kesenjangan baik sosial, ekonomi maupun politik membawa masyarakat untuk berhadapan guna melakukan kompromi dengan keadaan itu. Ada yang beranggapan akan terjadi perubahan radikal terhadap kesenjangan yang ada dan menggantikannya dengan nilai baru, ada pula yang hanya melakukan kompromi agar terjadi keseimbangan. Kondisi-kondisi inilah yang akan selalu mewarnai kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adapt istiadat/aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan dimana ia hidup dan bergaul tiap harinya (Soerjono Soekanto,2000:39). Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
(a) Organisasi Sosial Organisasi masyarakat ini berfungsi sebagai pedoman segala perilaku masyarakat agar menjadi mudah untuk seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat sehari-hari. Organisasi masyarakat ini merupakan wujud dari normanorma dalam masyarakat yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai tata tertib. Tali keakraban bagi masyarakat Desa Lalang diperkuat dengan organisasi sosial yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Organisasi-organisasi yang sifatnya tradisional yaitu persatuan kematian, perkumpulan marhabanan, perkumpulan pengajian, dan gotong royong. Perkumpulan marhabanan dan perkumpulan pengajian biasanya diadakan setiap kamis dan jumat. Untuk gotong-royong sendiri di masyarakat Desa Lalang sudah jarang ditemukan. Organisasi sosial yang termasuk organisasi sosio-modern yaitu, PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang diketuai oleh ibu Kepala Desa, dharma wanita, arisan dan kelompok tani. Di samping kegiatan ibu-ibu, masih ada organisasi lain seperti LKMD, Karang Taruna, selain itu ada juga perkumpulan remaja masjid. (b) Bahasa Masyarakat Desa Lalang adalah masyarakat yang termasuk ke dalam rumpun Jawa dan Melayu. Dengan demikian bahasa sehari-hari atau bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Melayu. Walaupun sebagian masyarakat desa Lalang adalah melayu, tapi mereka juga sering menggunakan bahasa Jawa karena penduduk pendatang desa ini banyak yang memiliki suku Jawa. (c) Norma-norma masyarakat
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Agar hubungan antara manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan maka dirumuskan suatu norma-norma masyarakat. Mula-mula norma-norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Namun lama kelamaan norma-norma tersebut telah melembaga dan dilaksanakan secara sadar oleh masyarakat. Norma-norma yang ada di desa Lalang adalah kebiasaan. Salah satu bentuk kebiasaan yang ada di desa ini adalah hormat dan patuh pada orang yang lebih tua ataupun orang yang disegani. Apabila seseorang tidak melaksanakan hal ini maka orang tersebut dianggap telah melakukan penyimpangan terhadap kebiasaan yang sudah ada. Anggota masyarakat yang melanggar adat kebiasaan ini akan mendapat sanksi dari masyarakat lain berupa pengucilan atau cemoohan. Tradisi ini masih dilakukan dengan baik oleh masyarakat walaupun tidak sepenuhnya. Golongan orang tua dalam masyarakat desa umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasehat kepada mereka apabila ada kesulitankesulitan yang dihadapi. Demikian halnya yang terjadi di masyarakat desa Lalang. Orang tua yang dimintai nasehat ini biasanya dijadikan sesepuh desa. Namun demikian, ada juga aturan atau norma-norma yang berfungsi mengatur seluruh perilaku seseorang di dalam masyarakat, dimana hal itu sangat dipatuhi oleh penduduk desa. Aturan-aturan itu biasanya berupa hokum-hukum yang tidak tertulis yang sudah ada sejak dulu dan secara turun temurun dipatuhi oleh warga masyarakat.
b. Industri PT.Inalum 1.1. Sejarah PT.Inalum
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium, didirikan di Jakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Pebruari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.
Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. Selain itu sejak berdiri, PT.Inalum memiliki Visi,Misi dan Nilai yaitu:
: Visi :.
Inalum adalah Perusahaan kelas dunia dalam bidang aluminium dan industri terkait.
.: Misi :.
1. Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholders) melalui produksi aluminium ingot yang berkualitas tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar global. 2. Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
3. Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi nasional. 4. Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan.
.: Nilai :.
Dengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan pembangkit listrik tenaga air untuk menciptakan manfa'at bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder), kami bekerja keras untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmen kami kepada masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk mencapai misi kami.
Dikatakan Potensi Perusahaan Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja), pada saat ini 31 Oktober 2009 PT Inalum dikelola oleh 2030 orang tenaga kerja yang terdiri dari berbagai latar belakang tingkat pendidikan, suku bangsa dan daerah asal yang kemudian ditempatkan diberbagai lokasi antara lain: PLTA Siguragura, Pabrik Peleburan, Kantor Medan dan Kantor Pusat Jakarta. Sebagian besar tenaga kerja ini berasal dari masyarakat sekitar proyek, beberapa orang dari Pulau Sumatera serta pulau lainnya diseluruh Indonesia. Sementara itu tenaga kerja asal Jepang hanya tinggal 2 (dua) orang saja yang pada awalnya berjumlah 245 0rang. Dalam pola rekrutmen karyawan, Perusahaan membuat kebijakan khusus bagi lulusan SLTA dan SLTP yaitu dengan memprioritaskan masyarakat sekitar. Berikut adalah Jumlah karyawan PT. Inalum per 31 Oktober 2009: Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Tabel 7
Jumlah Karyawan Inalum per 31 Oktober 2009
LOKASI KERJA
JUMLAH
» Jakarta
36 Orang
» Medan
8 Orang
» Kuala Tanjung
1.747 Orang
» Paritohan
239 Orang
Total
2.030 Orang
1.2. Produksi PT.Inalum
Pabrik Peleburan Aluminium berdiri diatas lahan seluas 200 Ha, memiliki 510 buah Pot (Tungku Pelebur) dan ditempatkan dalam tiga gedung reduksi dan beroperasi secara terus menerus selama 24 jam. Pabrik ini memproduksi batangan Aluminium dengan desai kapasitas sebesar 225 ton/tahun. Jumlah produksi dari Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Tahun Fiskal 1982, Produksi (Ton) 49,783, Akumulasi (Ton) 49,783, hingga Tahun Fiskal 2007 produksi (Ton) 141,806 dan Akumulasi (Ton) 4,952,861.
Gambar 1. Batangan aluminium dengan kondisi siap jual hasil produksi pabrik peleburan PT.Inalum Kuala Tanjung.
Pemasaran dari Total produksi PT Inalum sesuai dengan besarnya saham maka produksi tersebut dialokasikan sebanyak 60% untuk kebutuhan Jepang dan 40% untuk konsumsi dalam Negeri. Investasi, komposisi perbandingan pemilikan saham sejak awal sampai dengan saat ini telah berubah sebanyak tiga kali yakni,
>06 Januari 1976 : 10 % RI : 90% Jepang
>09 Oktober 1978 : 25% RI : 75% Jepang
>29 Juni 1987 : 41,13% RI :58,87% Jepang
Kemudian Kondisi Keuangan Perusahaan tergantung atas kemampuan produksi batangan aluminium per Tahun yang dihasilkan melalui pengoperasian tungku peleburan sebanya 510 unit dengan kapasitas desain dasar 225.000 ton per
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
tahun batangan aluminium, tetapi dengan perbaikan teknologi baik di PLTA maupun di Pabrik Peleburan telah dapat ditingkatkan menjadi 250.000 ton per tahun.
1.3 Citra perusahaan di mata masyarakat
Dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, keberadaan suatu perusahaan memiliki peranan penting. Perusahaan dapat berperan sebagai alat yang menjembatani berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat. Perusahaan dapat mempermudah masyarakatnya dalam usaha pemenuhan kebutuhan (Saydam, 2006). Melihat dari kondisi ini, perusahaan memiliki nilai yang tinggi bagi masyarakat,sehingga sangat penting untuk dipertahankan keberlanjutannya. Untuk tetap bertahan dalam era ini, perusahaan dituntut untuk mengembangkan usahanya secara cepat.
Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas perusahaan tidak dapat dipungkiri memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif (seperti antara lain penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi), maupun dampak negatif (seperti antara lain penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat).
Masyarakat memiliki cara pandang tersendiri mengenai perusahaan. Cara masyarakat sekitar memandang perusahaan tersebut dapat diartikan sebagai persepsi. Leavitt (1978) menyatakan bahwa persepsi (perception) adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Ambadar (2008), paradigma perusahaan yang hanya berorientasi memperoleh laba (profit) sebesar-besarnya sudah mulai bergeser dan mulai berupaya memberikan dampak positif keberadaannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Pengembangan industri pada dasarnya ditujukan untuk memberikan manfaat bagi
kesejahteraan masyarakat baik melalui pembukaan lapangan pekerjaan,
mendatangkan devisa negara, maupun peningkatan pendidikan. Namun pada kenyataannya selain dampak positif di atas, pengembangan industri menuai berbagai dampak negatif antara lain; kerusakan lingkungan hidup serta menimbulkan permasalahan sosial yaitu konflik antara perusahaan dengan penduduk setempat akibat adanya kesenjangan secara sosial maupun ekonomi antara pelaku usaha (korporat) dengan masyarakat sekitar.
Berbagai dampak sosial dan ekonomi yang timbul akibat berdirinya suatu kawasan industri. Sebagai salah satu aktor institusional dalam masyarakat yang dibentuk dengan tujuan mendukung kesejahteraan masyarakat, maka industri memiliki fungsi sosial baik secara internal maupun eksternal. Kondisi kehidupan masyarakat yang semakin baik akan memberikan dampak yang cukup berarti terhadap keberlangsungan industri itu sendiri. Kegiatan pengembangan masyarakat yang diselenggarakan oleh industri menunjukkan adanya kepedulian industri terhadap masyarakat di sekitarnya. Hal ini akan memunculkan adanya kepedulian masyarakat terhadap industri dan memandang industri sebagai pihak yang harus didukung dan dijaga oleh masyarakat. Dengan demikian, kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan perusahaan tidak hanya akan memberikan manfaat untuk masyarakat, namun juga akan memberikan keuntungan sangat besar bagi industri dengan adanya pandangan positif dari masyarakat.
Selain memberikan manfaat pada tingkat makro dan tidak langsung, industri juga harus menjalin hubungan baik dengan masyarakat lokal tempat industri itu berada. Selama ini mungkin sudah dilakukan partisipasi industri melalui bantuan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
dana, yang biasanya diserahkan kepada pemerintah lokal baik untuk kegiatan pembangunan maupun aktivitas kemasyarakatan. Namun demikian dalam banyak kasus, warga masyarakat tidak mengetahuinya, sehingga menganggap keberadaan industri hanya mengganggu kehidupan masyarakat sekitar. Keadaan tersebut diperburuk dengan adanya fihak-fihak tertentu yang memiliki kepentingan mendapatkan keuntungan dari konflik masyarakat lokal dengan industri. Dengan demikian dibutuhkan kegiatan yang tidak hanya bersifat bantuan sosial, melainkan juga program bimbingan sosial yang berkelanjutan; yang melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu upaya perusahaan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab perusahaan sebagai upaya pengembangan masyarakat adalah untuk mempublikasikan keberadaannya sehingga hubungan yang baik dengan stakeholder (dalam hal ini masyarakat) dapat terwujud dan membina hubungan baik dengan masyarakat sehingga tidak pernah terjadi konflik.
Upaya perusahaan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya adalah melalui komunikasi publik perusahaan. Hubungan perusahaan dengan komunitas merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk memelihara dan membina hubungan dengan lingkungannya melalui komunikasi yang saling menguntungkan. Kesuksesan perusahaan tidak hanya dilihat dari angka-angka finansial semata. Namun, sebagai entitas bisnis mereka pun wajib memperhatikan soal etika bisnis, tanggung jawab dan mampu
memberikan kontribusi kepada
pembangunan masyarakat di sekitarnya. Pasalnya, kehadiran sebuah perusahaan akan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
bersinggungan dengan Pemerintah dan masyarakat di lingkungan perusahaan itu beroperasi. Sebagai warga usaha yang baik, pihak perusahaan sejatinya membangun keharmonisan dengan lingkungannya.
Kepedulian perusahaan Inalum terutama terhadap masyarakatnya biasanya diungkapkan dengan berbagai kegiatan bakti sosial, peran serta perusahaan pada perayaan hari-hari besar, perbaikan sarana dan prasarana, mushola/ mesjid dimasyarakat sekitar lingkungan perusahaan. Tujuan pokok perusahaan adalah mencari keuntungan (profit centre), sedangkan kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial, berbentuk kegiatan yang mengeluarkan biaya yang dianggap tidak menciptakan keuntungan (profit) tetapi membangun citra dan memperbaiki serta memelihara hubungan baik yang kemanfaatannya akan memiliki dampak positif terhadap keberadaan perusahaan di masyarakat. Karena sifat dan kedudukan dari kegiatan di atas dapat digolongkan sebagai kegiatan hubungan masyarakat (Public Relation), seringkali pelaksana dari kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh unit/ bagian Humas (PR). Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan tersebut seringkali berbentuk pemberian bantuan yang bersifat karitatif dan tidak mendidik bahkan menyebabkan suatu kondisi masyarakat yang tidak produktif dan meningkatnya ketergantungan
terhadap
diselenggarakannya
perusahaan
kegiatan
tanpa
tsb.
Kondisi
memperhatikan
ini
muncul
kondisi
dan
akibat situasi
masyarakatnya. Pemberian bantuan dari perusahaan kepada masyarakat seperti itu bila terus dilakukan dapat menimbulkan persoalan baru berupa konflik antarkelompok dalam masyarakatnya. Kecemburuan sosial muncul akibat tidak meratanya pemberian bantuan kepada masyarakat, sehingga sering kali kita mendengar keluhan dari
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
sekelompok masyarakat yang tidak menerima bantuan tersebut seperti yang diutarakan Pak Fendi: “…kenapa hanya kelompok-kelompok tertentu saja yang mendapatkan bantuan tersebut, sementara kami pun masih warga desa ini juga, tapi saya tidak pernah di beri bantuan tersebut. Saya pun juga bingung, padahal saya ini tergolong kurang mampu, sepertinya pembagian bantuan tersebut tidak merata. Terkadang banyak juga warga yang mengeluh karena tidak mendapat bantuan tersebut…” (Wawancara dengan informan,2009)
2. Masyarakat Transisional Robert Redfield dalam James Danandjaja (1994:46) menyatakan secara umum masyarakat petani tradisional mempunyai ciri-ciri antara lain: 1. Lebih menonjolkan pada segi perasaan dari pada rasio 2. Memilih sikap yang praktis dan mencari yang berfaedah (utilitarian) terhadap alam. Motifnya untuk bekerja bukan saja untuk menghasilkan sesuatu bagi hidupnya, melainkan juga untuk memenuhi perintah dewa. 3. Sangat mengutamakan pada kesejahteraan hidup dan kepastian hidup. 4. Sangat menghargai prokreasi yaitu mempunyai keturunan yang banyak. 5.
Mendambakan kekayaan.
6.
Menghubungkan keadilan sosial dengan pekerjaan.
7.
Bersikap konservatif.
8. Strategi yang mereka gunakan untuk menolak paksaan dari luar adalah dengan cara penolakan pasif.
Sedangkan ciri-ciri masyarakat modern menurut Inkeles dalam James Danandjaja (1994:60) yaitu: 1. Mempunyai kesediaan untuk menerima pengalaman baru dan keterbukaan bagi pembaharuan dan perubahan. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
2. Berpandangan luas, tidak terpukau pada masalah disekitar hidupnya saja melainkan juga masalah negara. 3. Tidak mementingkan masa lampau, melainkan masa kini dan yang akan datang serta menghargai waktu. 4. Suka bekerja dengan perencanaan dan organisasi. 5. Yakin akan kemampuan manusia, untuk menguasai alam tidak lagi menyerahkan hidupnya pada alam. 6. Yakin bahwa kehidupannya dapat diperhitungkan dan bukan ditetapkan oleh nasib. 7. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi. 8. Menganut prinsip bahwa ganjaran seharusnya diberikan sesuai dengan tindakan atau prestasi dan bukan karena kedudukan/berdasarkan kelahiran seseorang.
Masyarakat transisi tradisional digambarkan sebagai masyarakat yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris yang bercorak komunal tradisional ke masyarakat industri yang bercorak individual modern. Perubahan yang ada berupa struktur hubungan masyarakat yang belum tuntas ke corak yang lebih rasional dan komersial
sebagai
akibat
dari
proses
pembangunan
yang
dilakukan
(Maryadi,2000:53). Sebagian anggota masyarakat mulai mengambil alih nilai-nilai budaya yang terkait dengan teknologi maju yang mereka gunakan. Sementara itu sebagian besar anggota masyarakat Indonesia masih berpegang teguh pada nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial agraris yang lebih mengutamakan keselarasan hidup. Kalau transformasi industri terjadi, dengan sendirinya struktur lapangan kerja juga akan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
berubah secara dramatis pula, dimana persentase pekerja aktif disektor pertanian akan jauh berkurang. Itu berarti adanya keperluan mentransformasikan mereka yang bergerak di bidang pertanian tradisional ke sektor industri dan sektor lain dari ekonomi kita. Mereka tentu dapat tetap tinggal di desa-desa, tetapi jenis pekerjaan yang mereka lakukan akan berbeda. Perubahan jenis pekerjaan dari pertanian tradisional ke industri atau yang lain dengan sendirinya menuntut perubahan nilai-nilai agar mereka dapat menempatkan diri secara pas dalam lingkungan pekerjaan-pekerjaan baru itu. Benturan nilai dalam proses menjadi majunya suatu masyarakat memang tidak dapat dihindarkan. Sebagaimana terjadi pada setiap perkembangan atau kemajuan masyarakat, biasa diikuti dengan berbagai benturan nilai. Disitu dicerminkan adanya nilai-nilai yang sudah sedikit banyak mapan yang kedatangan nilai-nilai baru yang sudah tumbuh dan mempengaruhi masyarakat.
Dalam keadaan seperti itu, masyarakat dihadapkan dengan berbagai pilihan untuk kemudian memegangnya sebagai nilai sendiri, yang diyakini dan dijalaninya. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya beberapa orang yang dalam kebingungan itu menggunakan nilai-nilai apapun yang sempat menghampirinya. Bagi sebagian orang tadi, sambil berjalan nilai-nilai itupun akan teruji di dalam hidup. Artinya mana yang cocok dan mana yang kurang tepat bagi dirinya akan didapatkannya kelak. Masyarakat Indonesia dikategorikan sebagai masyarakat yang sedang berada dalam keadaan transisional. Masyarakat bergerak dari masyarakat agraris tradisional yang penuh dengan nuansa spiritualistik menuju masyarakat industrial modern yang materealistik. Menurut Durkheim, keadaan tersebut dikategorikan sebagai masyarakat yang penuh solidaritas organik. Dalam masyarakat seperti itu kemungkinan akan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
muncul fenomena kegalauan budaya (pada tingkat individu) yang disebut oleh Durkheim dengan istilah Anomie (Sairin 2002:13). Pada tingkat sosial, Turner menyebutnya dengan fenomena liminality, dengan memperkenalkan suatu pendekatan yang sering disebut analisis proses. Turner dalam Sairin (2002:197) mengatakan bahwa kalau seseorang atau suatu masyarakat bergerak dan pindah dari satu status ke status yang lain baik secara vertikal maupun horizontal, maka akan terjadi suatu fase yang disebut sebagai fase transisional. Dalam fase transisi itu, orang atau masyarakat tersebut akan berada dalam keadaan tidak di sini dan tidak di sana betwixt and between), sehingga secara mentalitas mereka berada dalam suatu keadaan yang disebut Turner dengan istilah Liminalitas. Pada fase ini orang seakan tidak mempunyai norma dan sistem nilai yang jelas (ambigu), tidak di dunia lama yang mulai ditinggalkannya dan tidak pula di dunia baru yang ingin dicapainya. Untuk dapat bertahan dan berpegang teguh pada kehidupan tradisional tidak mungkin lagi karena dianggap tidak cocok dan ketinggalan jaman, tetapi untuk meninggalkannya secara keseluruhan juga tidak mungkin karena model kehidupan baru pun belum jelas dalam sistem gagasan mereka. Dalam keadaan seperti itu masyarakat cenderung untuk memungut simbol-simbol budaya dunia baru yang diambil secara sepotong-sepotong, sementara memilih sebagian simbol tradisi untuk tetap dipertahankannya. Masyarakat cenderung mengadopsi kedua sistem budaya itu secara bersamasama, walaupun yang diambil umumnya hanya unsur-unsur yang dipandang bermanfaat guna kepentingan tertentu saja. Unsur-unsur budaya yang diambil dan dipertahankan itu cenderung lebih banyak memuat nuansa kebendaan (materi) dibandingkan dengan makna yang tersembunyi dibalik unsur-unsur budaya itu. Akibatnya, beberapa unsur budaya asing yang ditempat asalnya sudah dipandang Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
sebagai sesuatu yang harus ditinggalkan, di Indonesia kemungkinan malahan menjadi bagian dari kehidupan baru masyarakat. Dalam keadaan masyarakat yang sedang berubah seperti itu, secara teoritis akan muncul empat kelompok masyarakat (Safri Sairin, 2002:173) yaitu : 1. Mereka yang berupaya untuk bertahan dalam mengaktualisasikan nilainilai budaya lama dalam kehidupan mereka. 2. Mereka yang cenderung memungut simbol-simbol budaya masyarakat industri maju sebagai model acuan secara apa adanya. Tanpa sempat lagi untuk mempertimbangkan akan fungsinya dalam kehidupan yang sedang mereka jalani. 3. Mereka yang mampu memadukan dengan serasi kedua gagasan yang berbeda itu secara fngsional dalam kehidupan mereka. 4. Kelompok masyarakat yang cenderung mengambil secara sepotong-sepotong unsur-unsur budaya lama dan budaya baru itu secara bersamaan. Sistem nilai-nilai tradisional biasanya hanya dapat bertahan selama lingkungan kebudayan sendiri masih tertutup terhadap pengaruh kebudayaan yang lain. Tetapi pada zaman sekarang ini keadaan tertutup itu semakin tidak dapat dipertahankan lagi biarpun diinginkan. Oleh karena pengaruh teknologi modern terlalu kuat, maka terjadilah tabrakan antara sistem-sistem nilai tradisional dengan pandangan yang sangat berlainan. Dulu orang memandang hidup kemasyarakat adalah hidup sebagai anggota kelompoknya dengan didasari perasaan terikat dan saling memiliki. Bekerja bersama tanpa upah dianggap mencerminkan nilai kerukunan yang berharga. Tetapi sekarang, pandangan dan penilaian orang terhadap gotong royong ataupun kerja bakti telah berubah. Sangat sukar mengerahkan tenaga orang untuk bekerja tanpa upah. Sebab Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
kerja tanpa upah dipandang bukan lagi merupakan kerja kemasyarakatan (Umar Kayam dkk, 1982:27). 3. Profil Informan Penelitian a. Informan Kunci 1. Nama
: Mahmud
Usia
: 40 Tahun
Pekerjaan
: Nelayan
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir
: SD
Sudah cukup lama Pak Mahmud ini menggeluti pekerjaannya, tepatnya sudah 20 tahun lamanya ia menjadi seorang nelayan. Saat ini ia tinggal di rumahnya yang sederhana di dusun Berdikari. Pak Mahmud mempunyai 1 istri dan 3 orang anak, 2 orang duduk di bangku SD, 1 orang lagi sudah tidak sekolah dan hanya tamat SMP,dikarenakan tidak ada biaya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari pekerjaannya sebagai nelayan, Pak Mahmud hanya mendapatkan 40 ribu per hari. Menurutnya hasil yang di dapat belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi saat ini biaya pendidikan anak sudah cukup mahal. Dengan kondisi yang
demikian,
keluarga
mereka
kadang-kadang
sangat
kesulitan
untuk
menyekolahkan anak mereka. Tetapi Pak Mahmud tidak menyerah dengan keadaan, ia terus berjuang agar anaknya dapat terus bersekolah. Ketika di Tanya tentang PT.Inalum, Pak Mahmud langsung bercerita panjang. Ia mengatakan bahwa semenjak ada perusahaan Inalum, desa Lalang ini sudah cukup banyak berubah. Pak Mahmud cukup senang dengan berdirinya PT.Inalum yang letaknya tidak jauh dari Desa Lalang. Selama ia tinggal di desa ini, perusahaan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
tersebut cukup banyak memberikan bantuan kepada warga di desa ini. Dalam setahun mereka terkadang memberikan bantuan 2-3 kali untuk warga desa ini. Ia pun sudah pernah mendapat bantuan sosial dari perusahan Inalum. Pak Mahmud juga sangat senang karena jalan yang dulunya rusak dan banyak abu, kini jalan menuju ke desa atauun ke luar desa sudah di aspal. Dan ini juga karena bantuan dari Inalum. Selain itu kehadiran Inalum dapat memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar khususnya bagi pemuda di desa ini. Dulunya pemuda di desa ini banyak yang menganggur, tetapi kini telah berubah semenjak banyak berdirinya pabrik di daerah ini dan mereka kini selalu berusaha agar mereka bisa mendapat pekerjaan yang layak. Pak Mahmud ingin sekali mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, hanya saja mengingat kemampuannya yang terbatas. Berikut penuturan Pak Mahmud ketika melakukan proses wawancara. “……Saya ini memang sudah di takdirkan untuk bekerja seperti ini. Ya…bapak syukuri aja lah, walaupun hasil yang di dapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lagian mana ada lagi pekerjaan yang cocok buat bapak selain nelayan, karena bapak ini tidak bisa apa-apa dek..,bisanya cuma nangkap ikan di laut saja (sambil tersenyum)…” (Wawancara dengan Informan, 2009) Sejak ada Inalum penduduk desa Lalang semakin bertambah, ini di sebabkan karena banyaknya penduduk pendatang yang tinggal di desa ini. Apalagi di sekitar desa ini sudah banyak berdiri perusahaan-perusahaan besar. Ia melihat bahwa pendatang yang ada di desa ini terlalu berkuasa terutama dalam peluang usaha dan kesempatan kerja. Menurutnya pendatang memiliki kesempatan dan peluang yang lebih besar untuk bekerja di perusahaan. Hal ini tertuang dalam penuturan Pak Mahmud berikut ini: “……Ya wajar saja lah mereka punya kesempatan besar, orang mereka itu berpendidikan tinggi dan banyak uang. Kalau saya ini kan cuma tamatan SD. Lagian perusahaan mana yang mau menerima Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
saya yang cuma tamat SD. Apalagi perusahaan besar seperti Inalum, ya..gak mungkin lah…” (Wawancara dengan Informan,2009)
2. Nama
: Maryani
Usia
: 38 Tahun
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SD Ibu dua orang anak ini sedang asyik makan siang di rumahnya ketika peneliti hendak melakukan proses wawancara. Namun ketika peneliti menjelaskan maksud kedatangannya, akhirnya ibu Maryani pun bersedia untuk diwawncarai. Bertani sudah merupakan aktivitas kesehariannya selama kurang lebih 10 tahun. Ibu Maryani dan suami sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani dengan mengolah lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Ibu ini mempunyai 2 orang anak yang masih duduk di bangku SMP. Penghasilannya sehari-harinya tidak begitu banyak, hanya cukup untuk makan sehari saja. Penghasilannya dan suami hanya cukup untuk makan sehari-hari, kalau untuk biaya lain biasanya ibu Maryani meminjam kepada tetangga atau saudaranya. Ibu Maryani sudah 25 tahun tinggal di desa Lalang ini. Dan saat ia tinggal di desa ini, PT.Inalum sudah ada. Ternyata bu Maryani sangat antusias ketika di tanya tentang perusahaan tersebut. Ketika di tanya oleh peneliti, ternyata keluarga bu Maryani ini sudah sering mendapatkan bantuan sosial dari Inalum. Pertama kali ia mendapat bantuan itu sekitar tahun 90-an. Saat itu Inalum memberikan bantuan kepada keluarganya berupa beras, indomie dan sejumlah uang. Berikut penuturan Bu Maryani ketika proses wawancara berlangsung:
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
“…..ibu senanglah kalau Inalum itu sering kasi bantuan, kan bisa meringankan beban hidup keluarga Ibu. Apalagi bantuan yang mereka berikan sangat kami butuhkan. Kalau bisa Inalum seringsering lah kasi bantuan untuk keluarga kami ini….” ( Wawancara dengan informan,2009) Sampai saat ini Bu Maryani sudah 4 kali mendapat bantuan dari Inalum. Biasanya mereka memberikan bantuan pada hari-hari besar seperti idul fitri, tahun baru dan hari natal. Apalagi anak Ibu Maryani yang pertama sudah 2 kali mendapat beasiswa dari Inalum karena anaknya mendapatkan juara di sekolahnya. Selain itu juga Bu Maryani sangat senang karena jalan di desa ini sudah bagus dan di aspal. Di desa ini sekarang juga sudah sangat ramai. Selama ini ia menyambut baik kehadiran Inalum di daerah ini, selama perusahaan tersebut bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. Dan ia berharap agar Inalum bisa seterusnya membantu masyarakat kurang mampu yang berada di sekitar perusahaan tersebut.
3. Nama
: Muhammad Efendi
Usia
: 43 Tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir
: SMP
Bapak tiga anak ini tampak sedang asyik melayani pembeli yang sedang berbelanja di tempatnya. Ketika peneliti hendak melakukan wawancara, ia pun berhenti dan digantikan oleh istrinya. Pak Fendi adalah warga desa Lalang yang sudah lama tinggal di desa ini. Sehari-harinya ia dan istrinya berjualan di pajak sore,yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Di pajak sore ia membuka sebuah warung/kios Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti beras,gula, minyak makan,dll. Perharinya ia bisa menghasilkan Rp.300.000, itu pun kalau banyak pembeli, tapi kalau pembeli sedikit maka hasil yang di dapat juga tidak banyak. Tetapi walaupun begitu ia merasa bersyukur, karena kehidupan ekonominya cukup baik. Meskipun penghasilannya tidak banyak, tapi ia masih bisa menghidupi keluarganya. Pekerjaan ini dilakukannya sejak 7 tahun yang lalu. Sebelumnya Pak Fendi bekerja sebagai tukang bangunan, namun karena ada sedikit rejeki,akhirnya ia mencoba berdagang bersama istrinya. Saat di singgung tentang PT.Inalum, ternyata ia sudah sangat paham tentang Inalum tersebut. Menurut penuturannya, Inalum ini sudah sejak lama ada., kira-kira 20 tahun yang lalu. Dan saat itu ia sudah tinggal di desa Lalang ini bersama orang tuanya. Berikut penuturan Pak Fendi saat di tanya tentang pandangannya terhadap Inalum: “……kalau saya boleh jujur,orang Inalum itu sombong dan angkuh. Karyawannya tidak ada yang ramah. Saya maklum saja kalau mereka seperti itu, mereka kan orang banyak duit sedangkan saya ini hanya pedagang kecil. Tapi tidak seharusnya mereka bersikap seperti itu kepada orang lain….” (Wawancara dengan Informan,2009).
Selama ada Inalum, kehidupan sosial dan ekonominya tidak ada yang berubah. Memang perusahaan ini sering memberikan bantuan ke desa ini, tapi sejak ia tinggal di desa ini,Pak Fendi belum pernah mendapatkan bantuan tersebut. Hanya saja sejak ada PT.Inalum, sarana dan prasarana di desa ini sudah mengalami banyak kemajuan. Misalnya jalan di desa ini sudah di aspal. Kemudian Inalum
juga pernah
memperbaiki sarana ibadah seperti musholla, dan juga mereka memperbaiki sekolahsekolah yang rusak, sehingga saat ini bangunan sekolahnya sudah bagus kembali. Menurut Pak Fendi, dampak negatifnya yaitu tingkat kriminalitas semakin tinggi. Dulunya penduduk desa Lalang tidak sebanyak sekarang ini, tetapi ketika banyak berdiri perusahaan-perusahaan, saat ini desa Lalang sudah sangat ramai. Banyak Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
sekali penduduk pendatang yang tinggal di desa ini. Semenjak itulah ia melihat bahwa tingkat kriminalitas di desa ini semakin tinggi. Selain itu juga, penduduk pendatang memiliki kesempatan dan peluang usaha yang besar untuk bekerja di perusahaan Inalum tersebut. Rata-rata warga desa Lalang yang bekerja di Inalum adalah penduduk pendatang seperti dari Medan, Kisaran dan Tebing Tinggi.
4. Nama
: Hendra Syahputra
Usia
: 29 Tahun
Pekerjaan
: Supir bus
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SMA Peneliti mendapati pemuda ini ketika sedang asyik bercanda dengan temannya di warung kopi. Sikap ramah yang ia tunjukkan membuat peneliti menjadi semangat untuk melakukan proses wawancara. Pria berusia 29 tahun ini merupakan warga yang sudah dari sejak kecil tinggal di desa Lalang ini bersama keluarganya. Ia dan keluarganya tinggal di dusun pengajian. Sehari-harinya Hendra bekerja sebagai supir bus Inalum. Ia sangat senang bisa bekerja di perusahaan besar seperti Inalum walauun hanya sebagai supir bus. Dulunya hendra bekerja sebagai petani membantu kedua orang tuanya. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah membantu kedua orang tuanya di sawah. Ketika tamat SMA ia bekerja sebagai supir angkutan. Tiga tahun yang lalu, salah seorang temannya memberi tau bahwa ada lamaran di Inalum yang mencari supir bus. Setelah mengikuti tes akhirnya Hendra pun diterima bekerja sebagai supir bus yang mengantar karyawan Inalum. Dari pekerjaannnya setiap bulan Hendra mendapat gaji Rp.2.000.000. setiap bulannya ia juga tidak lupa memberikan sebagian uang kepada orang tuanya yang hanya bekerja sebagai petani. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Menurut Hendra, kehadiran Inalum di daerah ini bisa mensejahterakan masyarakat sekitar. Karena dengan adanya Inalum ini berarti bisa membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan juga dapat mengurangi pengangguran. Ia merasa bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan yang layak seperti sekarang. Berikut penuturan Hendra ketika proses wawancara: “……ya saya senang lah mbak bisa bekerja di Inalum. Bosan juga jadi petani terus-terusan dan hasilnya juga tidak seberapa.. Kalau sekarang ini kan pekerjaan saya sudah enak dan juga bisa ngasi uang tiap bulan sama orang tua saya. Mungkin ini sudah saatnya saya bisa membahagiakan orang tua saya dan melihat mereka senang….” ( Wawancara dengan informan,2009)
Kehidupannya kini sedikit sedikit mulai berubah. Kini Hendra tidak lagi bekerja sebagai petani. Ia sangat senang dengan adanya Inalum di daerah ini. Dan ia tidak pernah menyangka bahwa bisa bekerja di perusahaan tersebut. Ia hanya bisa berharap agar Inalum bisa membantu masyarakat sekitar terutama warga desa Lalang yang kehidupannya masih tergolong susah. Dan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, serta memperhatikan masalah-masalah sosial yang terjadi pada masyarakat.
5. Nama
:
Rubiah
Usia
: 45 Tahun
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SD Peneliti menemui Ibu ini ketika baru saja pulang dari sawah dan hendak beristirahat sebentar dirumahnya. Walaupun dengan wajah lelah, tetapi Ibu ini selalu bersikap ramah dan akhirnya ia bersedia untuk di wawancarai. Sehari-harinya Bu Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Rubiah bekerja sebagai petani dan memiliki lahan sendiri. Sedangkan suaminya sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Kini Bu Rubiah lah yang menjadi kepala keluarga bagi anak-anaknya. Ibu ini mempunyai 4 orang anak, 2 orang anak sudah berkeluarga, 1 orang masih duduk di bangku SMP, dan yang satu lagi sudah tidak sekolah karena tidak adanya biaya untuk melanjutkan sekolah. Penghasilannya kadang-kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Anaknya yang sudah berkeluarga juga sering mengunjunginya di rumah dan terkadang memberikan sedikit uang untuk orang tua dan adiknya yang masih sekolah. Bu rubiah merasa sedih jika melihat kehidupannya saat ini, apalagi semenjak di tinggal oleh suaminya. Ketika di tanya tentang PT.Inalum, Bu Rubiah pun langsung heran. Tapi setelah dijelaskan oleh peneliti, akhirnya ia pun mau menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti. Yang Bu Rubiah lihat dari Inalum itu,perusahaannya besar dan juga pernah memberikan bantuan ke desa ini. Tiga tahun yang lalu ia pernah mendapat bantuan dari Inalum berupa sejumlah uang dan berobat gratis di rumah sakit Inalum. Ia merasa senang karena perusahaan tersebut mau membantu orang-orang yang kurang mampu seperti Bu Rubiah. Menurutnya kehadiran Inalum di daerah ini cukup bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Apalagi ia melihat sudah banyak kemajuan di desa ini terutama pada sarana dan prasarana yang semakin lama semakin baik. “….kalau kehidupan ibu ya begini aja nak dari dulu. Untungnya anak ibu sudah dua yang berumah tangga, jadi beban ibu tidak terlalu berat. Ibu cuma berharap agar Inalum bisa membantu keluarga ibu….” (Wawancara dengan informan,2009)
6. Nama
:
Lisnawati
Usia
: 23 Tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Lisna adalah salah seorang warga yang sudah sejak kecil tinggal di desa ini. Ia mempunyai 1 orang anak yang masih berumur 3 tahun. Beberapa bulan yang lalu ia baru saja bercerai dari suaminya. Saat di tinggal suaminya, kini Lisna harus mencari nafkah sendirian untuk ia dan anaknya. Pekerjaannya sehari-hari yaitu membuka sebuah kios ponsel di pinggir pasar dekat rumahnya. Dari kios ponsel tersebut Lisna bisa mendapat Rp.1.500.000/bulan. Walaupun dengan kondisi yang demikian, ia bersyukur karena hasil yang ia dapat cukup untuk memenuhi kebutuhan ia dan anaknya. Sejak berpisah dari suaminya, kini ia tinggal bersama orang tuanya di dusun Merdeka. Ketika peneliti menyinggung tentang PT.Inalum, ia pun langsung tersenyum. Dan ternyata suaminya dulu adalah seorang karyawan di perusahaan tersebut. Menurut Lisna orang Inalum itu tidak ada yang ramah. Sejak ia menikah dan tinggal di komplek Inalum, ia merasakan betul begitu sombongnya orang yang tinggal di komplek Inalum, hanya beberapa orang saja yang ramah terhadapnya. Walaupun karyawan Inalum itu sombong, tapi ada juga dampak positif sejak adanya Inalum di daerah ini. Misalnya jalan menuju ke desa ini sekarang sudah bagus. Dan saat ini bangunan sekolah di desa Lalang sudah bagus, karena dulunya sekolah di desa ini tidak layak di gunakan, tapi kemudian Inalum ada memperbaiki sekolah di desa ini dan juga pernah memperbaiki bangunan mesjid yang sudah rusak yang ada di desa ini. Sejauh ini Inalum juga sering memberikan bantuan sosial kepada warga yang kurang mampu. Jika di lihat, tanggung jawab perusahaan tersebut terhadap masyarakat sudah cukup baik, hanya saja sikap karyawannya yang harus di perbaiki. Sedangkan dampak negatifnya, ia sempat merasa kesal karena kios ponselnya pernah Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
di gusur oleh pihak Inalum. Mereka memang berhak menggusurnya karena itu lahan milik Inalum. Berikut penuturan Lisna saat proses wawancara: “….kesal juga sih waktu orang Inalum menggusur kios Lisna. Memang itu lahan mereka, tapi kan gak ada salahnya kalau kami jualan di sekitar lahan Inalum, karena kalau saya tidak bisa jualan,gimana saya bisa mencari uang untuk anak saya. Saya berharap agar Inalum memberi izin untuk tetap bisa berjualan….” (Wawancara dengan informan,2009)
7. Nama
:
Dahrul
Usia
: 29 Tahun
Pekerjaan
: Mantri
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SMP Sekitar jam 4 sore, peneliti mendatangi rumah Dahrul untuk melakukan proses wawancara seputar PT.Inalum. Saat itu ia baru saja siap bekerja. Pekerjaan sebagai mantri sudah ia geluti sejak 5 tahun yang lalu. Ini adalah pekerjaan yang di wariskan oleh orang tuanya. Kegigihan dan kerja keras adalah cara yang selalu ia terapkan untuk tetap bertahan dalam kondisi apaun. Ia mempunyai 1 orang istri dan 1 orang anak yang masih berumur 3 tahun. Penghasilannya sebagai mantra tidak menentu, tergantung banyaknya pasien yang dating. Rata-rata perbulannya ia bisa mendapat Rp.2.000.000. Menurut Dahrul PT.Inalum itu perusahaan yang cukup terkenal di desa ini. Banyak juga dampak positif sejak adanya Inalum tersebut. Antara lain prasarana di desa ini sudah cukup baik. Mesjid di desa ini yang dulunya rusak, kini sudah diperbaiki oleh Inalum. Jalan di desa ini juga sudah bagus sejak Inalum ada, dan juga bangunan sekolah yang dulunya sangat memprihatinkan, kini sudah bagus dan layak untuk di pakai.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Hanya saja Dahrul kurang setuju dengan adanya penduduk pendatang yang tinggal di desa ini. Ia menganggap bahwa pendatang lebih menguasai daerah ini terutama dalam hal perekonomian. Rata-rata usaha yang ada di daerah ini adalah milik pendatang. Selain itu mereka lebih cenderung memiliki kesempatan dan peluang usaha yang lebih besar untuk bekerja di sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan pendidikan mereka yang cukup baik jika di bandingkan dengan pendidikan warga di desa ini yang rata-rata hanya tamatan SMP. Harapan Dahrul terhadap perusahaan tersebut, agar Inalum bisa membantu masyarakat yang kurang mampu yang berada di sekitar perusahaan dan dengan adanya Inalum diharapkan bisa meningkatkan perekonomian
masyarakat
sekitar
serta
dapat
melakukan
kegiatan
untuk
memberdayakan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Sehingga hubungan yang terjalin antara Inalum dengan masyarakat bisa terus berjalan dengan baik. 8. Nama
:
Khairil Amru
Usia
: 50 Tahun
Pekerjaan
: Nelayan
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Peneliti menjumpai bapak ini ketika baru saja pulang melaut. Walaupun dalam kondisi yang lelah, tapi pak Amru menerima kedatangan peneliti dengan baik. Pak Amru sudah 25 tahun tinggal di desa Lalang ini. Sehari-harinya Pak amru bekerja sebagai nelayan. Ia mempunyai 5 orang anak, 3 orang anaknya sudah berkeluarga sedangkan 2 orang anaknya kini sudah tidak bersekolah lagi dan mengikutinya bekerja sebagai nelayan juga. Ia merasa sedih jika melihat anak-anaknya yang tidak bisa sekolah lagi karena penghasilannya yang tidak cukup. Apalagi biaya pendidikan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
sekarang ini sudah sangat mahal. Penghasilan pak Amru sehari-hari tidak menentu, 30-40 ribu perharinya yang ia dapatkan. Sedangkan istri Pak Amru sehari-harinya berjualan kue di dekat rumahnya, tapi hanya sampai jam 11 siang saja. Penghasilan ia dan istrinya hanya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk biaya lain seperti pendidikan, Pak Amru tidak sanggup membiayainya. Ketika di tanya tentang pandangan Pak Amru terhadap PT.Inalum, ia langsung mengira bahwa peneliti akan memberikan bantuan kepada keluarganya. Tetapi setelah di jelaskan akhirnya Pak Amru mengerti maksud kedatangan peneliti. Ia mengatakan bahwa pihak Inalum sering datang ke desa ini untuk memberikan bantuan. Tetapi ia sempat kesal, karena beberapa bulan yang lalu Inalum ada memberikan bantuan ke desa ini tapi keluarganya tidak mendapat bantuan tersebut. Padahal setiap kali ada bantuan, keluarganya selalu dapat. Selama ini perusahaan Inalum sudah cukup bertanggung jawab dan peduli terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Di daerah ini cukup banyak pabrik, tapi mereka tidak pernah peduli dengan kehidupan masyarakat yang ada di sekitar mereka. Pak Amru berharap agar Inalum masih tetap peduli pada warga di desa ini dan bisa meningkatkan perekonomian warga. Berikut penuturan Pak Amru: “….bapak ini kan tergolong orang yang kurang mampu. Kalau bisa ya Inalum itu memberikan bantuannya yang adil. Di desa ini banyak orang yang kurang mampu, tapi setiap kali ada bantuan mereka sering mengeluh, karena tidak pernah dapat bantuan tersebut….” ( Wawancara dengan informan,2009)
9. Nama
:
Darwinsyah
Usia
: 42 Tahun
Pekerjaan
: Pegawai Negeri
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : SMA Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Pak Darwin adalah seorang pegawai negeri yang bekerja di kantor kepala desa Lalang. Ia sudah 15 tahun bekerja sebagai pegawai negeri. Pak Darwin memiliki 1 orang istri dan 3 orang anak. Sedangkan istri Pak Darwin membuka usaha warung nasi di pajak sore yang tidak jauh dari rumahnya. Menurutnya penghasilan ia dan istrinya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pak Mahmud adalah orang yang tidak pernah menyerah, ia harus bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan terus berjuan agar anaknya dapat terus bersekolah sehingga bisa mendapat pekerjaan yang layak. Saat di tanya tentang pandangannya terhadap PT. Inalum, menurut pak Darwin Inalum ini sudah lama berdiri dan letaknya tidak jauh dari desa Lalang ini. Setiap perusahaan pasti memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya. Walaupun Pak Darwin tidak pernah mendapatkan bantuan dari perusahaan tersebut, namun ia melihat bahwa Inalum cukup konsisten dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap masyarakat terutama bagi warga desa Lalang ini. Di desa ini cukup banyak berdiri perusahaan, tetapi hanya sebagian saja yang peduli terhadap masyarakat di sekitarnya. Pak Darwin berharap agar Inalum bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan baik terutama membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu.
b. Informan Biasa 1. Nama
:
Muhammad Ismail
Usia
: 38 Tahun
Pekerjaan
: Karyawan Inalum
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : S-1 Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Ayah dua orang anak ini terlihat sedang berkumpul dengan keluarganya ketika peneliti mendatangi rumahnya malam hari. Pak Ismail adalah salah seorang karyawan yang bekerja di PT.Inalum. Ia sudah 10 tahun bekerja di perusahaan tersebut. Pak Mail mempunyai 1 orang istri dan 2 orang anak. Saat ini ia menjabat sebagai staff di bagian Humas. Rata-rata pendapatannya perbulan sebagai karyawan Rp.5.000.000. Ia senang sekali bisa bekerja di perusahaan Inalum, begitu juga keluarganya yang tinggal di Bandung.
Perusahaan Inalum itu berdiri pada tanggal 6 januari 1976 dan merupakan perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Itu berarti bahwa perusahaan tersebut sudah berdiri sejak 33 tahun yang lalu. Inalum ini perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium. Jumlah karyawan di perusahaan tersebut juga cukup banyak yaitu ± 2000 orang. Sedangkan tujuan didirikan perusahaan ini untuk menciptakan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) melalui produksi aluminium
yang
berkualitas tinggi. Inalum selalu memiliki komitmen bahwa masyarakaat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk mencapai misi kami.
Selama ini Inalum cukup peduli dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. Hal ini di lakukan untuk memperbaiki citra perusahaan di mata masyarakat sekitar. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa kehadiran sebuah perusahaan akan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Pak Mail sangat tahu tentang desa Lalang karena desa tersebut dekat dengan perusahaan Inalum dan pernah beberapa kali mendapat bantuan dari Inalum. Perusahaan Inalum tidak hanya memberikan bantuan ke desa Lalang tetapi juga kepada masyarakat di sekitar perusahaan seperti Desa Kuala Indah, Desa Perjuangan, Desa Pematang Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Cengkring,dll. Ia melihat bahwa selama ini citra Inalum di mata masyarakat cukup baik. Bantuan yang biasanya di berikan Inalum berupa uang, makanan, pengobatan gratis, perbaikan sarana dan prasarana yang ada di desa tersebut dan juga membantu para nelayan dengan memberikan bantuan berupa alat-alat untuk melaut. Bantuan tersebut biasanya diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu yang ada di desa Lalang. Berikut penuturan Pak Mail ketika proses wawancara:
“…saya rasa perusahaan Inalum ini sudah cukup peduli terhadap masyarakatnya jika dibandingkan dengan perusahan lain yang ada di sekitar mereka. Tanggung jawab mereka kepada masyarakat juga sudah cukup baik, hanya saja terkadang masyarakat sekitar ada juga yang kurang setuju dengan kehadiran Inalum ini….” (wawancara dengan informan,2009). Ada beberapa warga desa Lalang dan desa lainnya yang juga bekerja di perusahaan Inalum, tapi Pak Mail tidak tahu berapa banyak karyawan yang berasal dari desa Lalang tersebut. Ini berarti bahwa kehadiran Inalum membuka kesempatan kerja yang luas terutama bagi warga yang tinggal di sekitar perusahaan. Pak Mail berharap agar hadirnya Inalum di tengah-tengah mereka bisa memberikan dampak positif sehingga hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan masyarakat sekitar dapat berjalan dengan baik.
2. Nama
:
Khairil
Usia
: 49 Tahun
Pekerjaan
: Karyawan Inalum
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir : STM
Bapak ini sempat sedikit heran ketika peneliti mendatangi rumahnya, tetapi setelah di beri penjelasan oleh peneliti, akhirnya ia bersedia juga untuk di wawancarai Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
seputar perusahaan tempat ia bekerja saat ini. Pak Khairil adalah seorang karyawan Inalum yang sudah 25 tahun bekerja di perusahaan tersebut. Kini ia tinggal di perumahan Inalum dengan istri dan 4 orang anaknya. Menurutnya perusahaan Inalum itu berdiri pada tahun 1976, dan sejak itu ia belum bekerja di perusahaan tersebut. Inalum itu perusahaan patungan dengan
negara Jepang, tapi tidak lama lagi
perusahaan tersebut akan di pegang oleh pemerintah Indonesia. Selama Inalum berdiri, ia melihat bahwa perusahaan ini cukup bertanggung jawab terhadap masyarakat yang berada di sekitarnya. Mereka sering memberikan kontribusi sosial/bantuan kepada warga sekitar terutama pada warga di desa Lalang. Bentuk bantuan tersebut bermacam-macam, kadang berupa uang, makanan dan juga bantuan untuk sarana dan prasarana. Selain itu mereka juga sering melakukan kegiatan sosial di beberapa desa. Kehadiran Inalum ini pastinya akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, tidak menutup kemungkinan bagi warga desa Lalang. Pak Khairil tidak begitu tahu berapa banyak warga desa Lalang yang kerja di perusahaan tersebut, tapi memang ada beberapa karyawan Inalum yang berasal dari desa Lalang tersebut. Selama ini tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat sekitar sudah berjalan sangat baik, karena tanpa dukungan masyarakat, perusahaan ini tidak akan berjalan dengan baik. Karena kehadiran Inalum di harapkan dapat memberikan citra yang positif bagi masyarakat sekitar sehingga tidak menimbulkan pertentangan dan perselisihan.
3. Nama
:
Syahdani
Usia
: 40 Tahun
Pekerjaan
: Karyawan Inalum
Agama
: Islam
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Pendidikan terakhir : S-1
Sudah cukup lama ayah tiga anak ini menggeluti pekerjaannya, tepatnya sudah 14 tahun ia bekerja sebagai karyawan di PT.Inalum. Ia cukup bersyukur bisa bekerja di perusahaan besar seperti Inalum. Menurut Pak Dani PT.Inalum itu merupakan salah satu industri aluminium terbesar yang ada di Inalum. Perusahaan tersebut berdiri dari patungan antara Indonesia dan Jepang dan Inalum ini sudah ada sejak 33 tahun yang lalu. Aktivitas perusahaan dan keberadaannya Inalum tidak dapat dipungkiri memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Ia mengatakan bahwa setiap perusahaan pasti memiliki tanggung jawab sosial bagi masyarakat, karena itu merupakan salah satu upaya perusahaan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
Inalum
menjalankan
tanggung
jawabnya
dengan
memberikan
bantuan/kontribusi sosial kepada warga desa sekitar. Desa Lalang merupakan salah satu desa yang berada di sekitar perusahaan Inalum. Dan selama ini Inalum cukup sering memberikan bantuan kepada warga desa Lalang. Melalui tanggung jawab perusahaan tersebut diharapkan agar dapat membina hubungan baik dengan masyarakat sehingga tidak pernah terjadi konflik. Selain itu juga Pak Dani melihat bahwa upaya perusahaan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya adalah melalui komunikasi publik perusahaan. Sebab menurut Pak Dani hubungan perusahaan dengan komunitas merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk memelihara dan membina hubungan dengan lingkungannya melalui komunikasi yang saling menguntungkan. Berikut penuturan Pak Dani ketika proses wawancara:
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
”....saya rasa selama ini belum pernah terjadi konflik antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar Inalum, karena selama ini kami sudah berusaha menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. Setiap kami memberi bantuan, tidak hanya desa Lalang saja yang mendapatkan bantuan tersebut, tapi desa-desa lain di sekitar perusahaan juga kami beri bantuan...”(wawancara dengan informan,2009)
4. Dampak Industri Inalum Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Lalang a. Dampak Industri PT.Inalum Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Lalang Masuknya industri ke suatu masyarakat agraris akan mengakibatkan berubahnya corak kehidupan masyarakat dari masyarakat agraris yang bercorak komunal tradisional menuju pada masyarakat industri yang bercorak individual modern. Berubahnya corak kehidupan suatu masyarakat, akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonominya. Menurut Soerjono Soekanto (1982), faktor utama dalam kehidupan sosial masyarakat adalah interaksi sosial. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Masyarakat Desa Lalang sebelum berkembang pesatnya industri PT.Inalum, perekonomian masyarakat sebagian besar sehari-harinya bekerja sebagai petani. Gambaran tentang masyarakat pedesaan di Desa lalang pada umumnya didasari oleh elemen kerja sama yang baik di antara sesama anggota masyarakat atau gotong-royong, harmonis, serta kooperatif (Padmo, 2004 : 52). Kehidupan sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Suasana kehidupan masyarakat kecil di pedesaan yang tertindas selama beberapa generasi diduga keras sebagai penyebab munculnya tata nilai yang menjadi corak kehidupan masyarakat kecil di Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
pedesaan Jawa yang tepa slira, tidak ingin mengungguli dalam hal pemilikan barang dari sesama warga desanya yaitu yang dikenal dengan konsep leveling-off mechanism {Sanders, 1967 dalam Padmo (2004 : 33)}. Proses dan interaksi di pedesaan dapat kita lihat dari kegiatan kerja atau mata pencaharian mereka, sistem tolong- menolong, jiwa gotong-royong, musyawarah dan jiwa musyawarah {Koentjoroningrat, 1979 dalam Yayuk Y dan Mangkupurnomo (2002 : 93)}. Kehidupan sosial masyarakat setelah adanya industri di desa ini juga mengalami perubahan. Jauh sebelum adanya industri masyarakat sangat menjunjung tinggi kerukunan diantara sesama warga, maka setelah masuknya industri ke desa ini sedikit mengalami pergeseran terutama dalam hal gotong royong/tolong menolong. Sistem kekeluargaan yang ada sedikit merenggang. Berikut penuturan Ibu Maryani ketika proses wawancara: “…nek butuh bantuan opo-opo sih mendheng aku njaluk bantuan karo sing podho-podho nduwe dagang soale kan wis podho-podho ngerti podho-podho ngrasakne, yo senasib lah..” (..kalau butuh bantuan apapun mendingan saya minta bantuan dengan sesama pedagang saja soalnya kan sudah sama-sama tahu,sama-sama merasakan, ya senasib lah…) Wawancara dengan informan,2009.
Sebelum adanya industri orang memandang hidup kemasyarakatan adalah hidup sebagai anggota kelompoknya dengan didasari perasaan terikat dan saling memiliki. Bekerja bersama tanpa upah dianggap mencerminkan nilai kerukunan yang berharga. Tetapi sekarang, pandangan dan penilaian orang terhadap gotong royong ataupun kerja bakti telah berubah. Sangat sukar mengerahkan tenaga orang untuk bekerja tanpa upah. Sebab kerja tanpa upah dipandang bukan lagi merupakan kerja kemasyarakatan. Sebelum berkembang pesatnya industri PT.Inalum, sistem tolongmenolong; jiwa gotong-royong; sistem kekeluargaan masih menjadi ciri khas utama penduduk Desa Lalang. Berikut penuturan Ibu Rubiah ketika proses wawancara: “….sebelum adanya industri pabrik di sekitar desa ini, jiwa tolongmenolong, kekeluargaan dan gotong-royong itu masih sangat kuat, tapi Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
saat ini sedikit demi sedikit sudah mulai meluntur. sekarang mereka itu hanya mau mementingkan diri mereka saja…” (Wawancara dengan informan,2009)
Menurut jatmiko (1990) dalam Karsidi (2003 : 35) industrialisasi akan mendorong kepada perubahan sosial, yaitu antara lain dengan orientasi masyarakat pada sikap rasional, pragmatisme dan serba kepraktisan. Begitu juga dengan kondisi kehidupan masyarakat Desa Lalang sekarang ini. Masyarakat lebih cenderung materialistis. Sebagai contohnya yaitu dalam pembuatan rumah, pada zaman dahulu jika ada salah satu warga yang akan membangun rumah, warga yang lainnya akan ikut membantu secara bersama-sama tanpa imbalan. Tetapi sekarang semua itu sudah luntur karena aktifitas masyarakat cenderung lebih banyak dan lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri. Kesibukan ini terutama terlihat dalam sistem mata pencaharian.. Selain berpengaruh pada sistem kekeluargaan, gotong-royong, organisasi sosial, perkembangan industri juga berpengaruh pada sistem pelapisan sosial (stratifikasi sosial) masyarakat Desa Lalang. Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap halhal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material dari pada kehormatan, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. Seseorang yang memiliki kekayaan yang banyak maka akan menempati posisi pertama di dalam stratifikasi sosial masyarakatnya. Orang yang memiliki modal besar adalah orang yang menduduki posisi pertama di dalam stratifikasi sosial masyarakat Desa Lalang.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Dasar lapisan masyarakat Desa Lalang berdasarkan ukuran kekuasaan, kehormatan, dan pendidikan berdasarkan observasi terhadap masyarakat adalah sama seperti pelapisan masyarakat desa di Jawa pada umumnya. Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, maka ia yang menempati lapisan atas. Untuk ukuran kehormatan banyak dijumpai pada masyarakat tradisional, biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. Munculnya industri di suatu daerah akan menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar. Di desa Lalang setelah berkembangnya industri PT.Inalum telah membawa pengaruh tehadap kehidupan sosial masyarakat. Pengaruh yang sangat nyata dengan adanya industri yaitu tidak sedikit masyarakat Desa Lalang yang bermata pencaharian sebagai petani kemudian berpindah dan beralih pekerjaan di sektor jasa, pedagang dan industri. Banyak muncul golongan masyarakat baru dengan status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan statusnya sebelum mereka beralih pekerjaan. Walaupun sebagian besar masyarakat pedesaan akan mempertahankan keadaannya, dalam arti setiap orang di lapisan akan berusaha mempertahankan statusnya namun mobilitas tetap akan terjadi. Dengan
berkembang
pesatnya
industri PT.Inalum di Desa Lalang,
menyebabkan arus urbanisasi pada masyarakat sedikit. Mereka lebih suka bekerja di daerahnya sendiri dibandingkan harus pergi ke kota, karena saat ini di sekitar desa sudah banyak berdiri pabrik-pabrik. “…..kalau ibu lebih suka bekerja di sini aja, soalnya kalau ibu bekerja di luar ya tambah repot lah nak..belum tentu juga ibu bisa dapat pekerjaan yang baik di luar sana..Di sini kan juga banyak pekerjaan,apalagi sekarang di sini sudah pabrik jadi gak perlu harus ke luar kota lagi, karena itu akan menambah biaya saja…” (Wawancara dengan informan,2009)
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Perkembangan industri PT.Inalum di Desa Lalang sebagai mata pencaharian masyarakat, telah memberikan sumbangan yang besar bagi pendidikan di Desa Lalang ini. Sebelum industri PT.Inalum ada tingkat pendidikan di desa ini sangat minim, para orang tua di Desa Lalang ini sangat pasif dalam mendorong anak-anaknya untuk sekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi mereka yang masih pas-pasan. Berikut penuturan Pak Mahmud ketika wawancara: “….dulu saya berpikir buat apa anak saya sekolah tinggi-tinggi, tamat SMP saya rasa sudah cukup karna hanya membuang-buang waktu dan biaya aja, apalagi anak wanita..belum tentu kan sekolah tinggi itu akan menjamin dapat pekerjaan yang baik dan hidup bahagia kan…” Masyarakat Desa Lalang sebelum berdiri dan berkembangnya PT.Inalum seperti sekarang ini, kebanyakan dari mereka adalah tamatan sekolah dasar (SD), bahkan masih banyak orang yang tidak sekolah. Masyarakat mulai menyadari bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu memberinya kesejahteraan dan pengalaman yang lebih bagi kehidupan di masa yang akan datang. Soentoro, 1983 (dalam Yayuk Y dan Mangkupurnomo, 2002:58) mengemukakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin terbuka kesempatan mereka untuk memilih pekerjaan dari berbagai alternatif pekerjaan. Dan kini banyak warga Desa Lalang yang memiliki keinginan yang tinggi untuk bekerja di perusahaan besar seperti Inalum. Berikut penuturan Pak Mahmud ketika proses wawancara: “……bapak berharap anak bapak bisa bekerja di perusahaan Inalum. Bapak tidak ingin anak bapak kelak memiliki nasib yang sama seperti bapak. Makanya bapak sekarang harus bekerja keras supaya bapak dapat membiayai sekolah mereka. Mudah-mudahan saja Inalum bisa membantu keluarga bapak....” (Wawancara dengan informan,2009)
Disamping itu kemunculan industri di desa ini juga akan terlihat dalam kaitannya dengan kehadiran masyarakat pendatang, dimana akan terlihat berbagai Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
variasi hubungan sosial antara penduduk setempat dengan karyawan industri atau masyarakat pendatang dari luar daerah sebagai akibat daya tarik adanya industri Inalum. Pada umumnya penduduk pendatang ini, apakah mereka karyawan industri atau tidak cenderung membawa nilai budaya dalam kebiasaan masyarakat setempat, sehingga menimbulkan pandangan-pandangan negatif terhadap pendatang tersebut, disamping pandangan-pandangan positif yang dalam kehidupan sehari-hari akan terwujud dalam bentuk kerja sama. Hubungan antara penduduk setempat dan masyarakat industri maupun masyarakat pendatang akibat adanya industri di daerah itu, ternyata untuk setiap daerah industri pada umumnya sama yaitu hubungan kerja samalah yang paling dominan. Potensi konflik yang paling nyata dalam masyarakat daerah ini adalah kecemburuan sosial masyarakat setempat terhadap warga pendatang yang selalu mendominasi perekonomian. Namun demikian sampai saat ini sikap cemburu tersebut masih terbatas pada bentuk persaingan ekonomi tetapi karena masyarakat itu mengalami suatu proses perubahan sosial, maka tidak mustahil sikap cemburu yang menjadi bibit persaingan itu melahirkan bentuk-bentuk pertikaian atau konflik. Seperti yang diutarakan Dahrul ketika proses wawancara: “….saya sempat kesal juga dengan kehadiran penduduk pendatang di desa ini karena mereka terlalu mendominasi perekonomian di desa ini. Rata-rata usaha yang ada di sekitar desa ini milik mereka. Tapi saya tau betul kalau orang asli desa ini banyak yang kurang mampu, kalaupun ada usaha ya kecil-kecilan aja mbak, yang penting bisa menghasilkan uang. Kalau usaha mereka itu banyak, jadi kadangkadang banyak orang yang cemburu dengan mereka…” (Wawancara dengan informan,2009)
]b. Pengaruh Industri PT.Inalum Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa Lalang
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Pertumbuhan penduduk
bukan
merupakan
satu-satunya
faktor
yang
menentukan perkembangan kehidupan sosial ekonomi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Letak geografis dan mata pencaharian penduduk berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah. Kehidupan perekonomian masyarakat Desa Lalang hampir sama dengan daerah lain di pulau Jawa. Sistem ekonomi subsistensi merupakan ciri dominan bagi suatu daerah yang mayoritas penduduknya mengutamakan bidang pertanian sebagai mata pencaharian (Burger, 1970 : 25). Pada era kemerdekaan, program pembangunan yang dilakukan terutama oleh pemerintahan Orde Baru telah memberikan dampak yang nyata pada perubahan masyarakat pedesaan. Sebelum berkembangnya industri Inalum mata pencaharian utama masyarakat Desa Lalang adalah sebagai nelayan dan petani. Nelayan dan petani merupakan pekerjaan seharihari masyarakat desa Lalang yang menjadi tumpuan utama mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tetapi sekitar tahun 1980-an, yaitu setelah mulai berkembangnya industri Inalum, mata pencaharian penduduk sedikit demi sedikit mulai beralih ke sektor jasa dan industri dan tidak jarang pula yang merangkap yaitu sebagai petani dan sebagai pengrajin. Selain itu, mata pencaharian yang lain sebelum berkembangnya industri yaitu memelihara ternak, bertukang, berdagang, dan pekerjaan sambilan lainnya. Tetapi setelah berkembangnya industri-industri di desa ini seperti Inalum, terjadi perluasan lapangan pekerjaan yang lain di luar sektor perikanan dan pertanian. Bekerja sebagai nelayan yang semula mendominasi mata pencaharian di pedesaan kemudian muncul mata pencaharian baru seperti bakul pasar, pedagang, karyawan/buruh industri, dan di sektor jasa. Masuknya industri ke Desa Lalang terutama perusahaan Inalum telah menyerap banyak tenaga kerja terutama para Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
pemuda baik dari Desa Lalang sendiri sendiri maupun dari luar desa/daerah. Hal inilah yang menyebakan para penduduk enggan lagi bekerja di sawah ataupun melaut. Berikut penuturan Hendra saat proses wawancara: “…saya malas sih kalau harus bekerja di sawah lagi,mendingan menganggur dari pada harus menjadi petani lebih baik dirumah. Soalnya gengsi kalau harus jadi pak tani. Orang sering anggap remeh pada petani. Makanya sekarang saya bersyukur bisa bekerja di Inalum walaupun hanya sebagai supir bus...”(Wawancara dengan informan,2009)
Dengan berkembangnya industri tersebut, berpengaruh terhadap perluasan lapangan pekerjaan. Dengan adanya pertambahan penduduk ini tentu saja akan menyebabkan pertambahan angkatan kerja, sehingga kalau tidak tersedia kesempatan kerja yang memadai akan menyebabkan terjadinya pengangguran. Timbulnya masalah pengangguran dan kesempatan kerja yang semakin menyempit , maka jalan keluar terbaik adalah program industrialisasi (Rahardjo, 1986 : 3). Dengan industrialisasi ini mereka yang tidak mempunyai pekerjaan penuh atau hanya secara musiman seperti pada sektor pertanian, dapat tertampung sebagai pekerja pabrik. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, dapat mengurangi pengangguran dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Lalang. Peningkatan pendapatan ini diakibatkan karena masyarakat desa Lalang rata-rata mempunyai dua mata pencaharian pokok yaitu sebagai petani dan pedagang di pajak sore. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat tentunya berpengaruh pula terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Lalang. Kemiskinan sedikit demi sedikit mulai terkikis. Kemiskinan tentu saja bukan merupakan sesuatu yang ada begitu saja. Banyak faktor yang menyebabkannya. Beberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab kemiskinan di daerah pedesaan menurut Yayuk Y dan Mangkupurnomo Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
(2002 : 60) yaitu permasalahan rendahnya kapabilitas dan ketersediaan sumber daya alam bagi proses produksi primer, tata nilai, keterbatasan penguasaan atas aset ekonomis, keterbatasan keterampilan, keterbatasan lapangan pekerjaan, keterbatasan pilihan teknologi budidaya, keterbatasan informasi, kelembagaan pedesaaan yang tidak kooperatif, keterbatasan uang yang beredar di masyarakat, dan tingkat kesejahteraan yang rendah. Menurut Soesarsono (1996) dalam Karsidi (2003 : 42) yang disebut hidup berkemampuan adalah hidup berkecukupan, sedangkan hidup berkecukupan secara umum dapat disebut juga “kaya”. Orang yang berkecukupan lebih cenderung tingkat konsumeritasnya tinggi. Pola konsumsi ini akan menunjukkan bagaimana keadaan rumah tinggal ada tidaknya barang berharga, bentuk rumah, jenis makanan, dinding perabotannya mahal ataukah tidak. Sebelum berkembangnya industri di desa ini, keadaan bangunan rumah masih banyak yang semi permanen. Tetapi karena meningkatnya pendapatan masyarakat bentuk bangunan rumah sekarang lebih banyak yang permanen . Selain itu, kesejahteraan masyarakat terlihat dari sarana transportasi yang memadai. Jalan desa yang dulunya belum beraspal sekarang sudah beraspal yang tentunya sangat mendukung dalam transportasi masyarakat Desa Lalang. Sebelum tahun 1990-an, sarana transportasi masyarakat desa Lalang sebagian besar adalah sepeda. Untuk kendaraan bermotor maupun mobil masih jarang ditemukan. Alat pengangkut yang sering dipakai adalah gerobak dan becak. Seiring berkembangnya zaman dan juga pendapatan masyarakat yang meningkat menyebabkan alat transportasi mengalami kemajuan. Sepeda motor ataupun mobil sudah banyak dijumpai di Desa Lalang. Bahkan masyarakat biasapun sekarang sudah bisa membeli barang-barang tersebut. Padahal kita tahu bahwa barang mewah seperti barang elektronik pada zaman dahulu yaitu sekitar 30 tahun yang lalu, yang dapat Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
membelinya hanyalah orang-orang lapisan atas yang mempunyai cukup uang untuk membelinya. Sebagai contoh yaitu harga radio, dahulu jika kita ingin membeli sebuah radio kita harus menjual satu kwintal padi kering, karena harga sebuah radio sama dengan harga satu kwintal padi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa betapa mahalnya harga barang-barang mewah seperti elektronik, mobil, dan lain-lain bagi masyarakat pedesaan. Tetapi sebagian masyarakat desa Lalang sudah ada yang memiliki barang-barang tersebut. Pengaruh berkembangnya industri tali tambang terhadap kehidupan masyarakat, tidak hanya berdampak positif seperti yang telah dijelaskan di atas, tetapi tentunya ada juga dampak negatifnya. Dampak negatif lainnya dari perkembangan industri di Desa Lalang yaitu berubahnya mentalitas masyarakat yang lebih cenderung individualistis. Jiwa kekeluargaan yang merupakan ciri utama masyarakat desa mulai luntur. Walaupun demikian, perubahan mentalitas masyarakat ini tidak secara drastis tetapi sedikit demi sedikit. Partisipasi warga di dalam kegiatan desa tidak lagi berdasarkan semangat kebersamaan tetapi telah bergeser pada prinsip siapa akan memperoleh apa. Perubahan perilaku masyarakat dalam hubungannya dengan pola kegiatan ekonomis yang semakin rasional dan outer village oriented18 mencerminkan telah semakin dalamnya pengaruh budaya kota atau urban (Padmo, 2004 :147).
5. Kehidupan Masyarakat Desa Lalang Sebelum dan Sesudah Adanya Industri Inalum a. Kehidupan Masyarakat Desa Lalang Sebelum Adanya Industri Inalum Sebelum adanya Inalum, sebagian masyarakat Desa Lalang memiliki mata pencaharian sebagai petani (baik petani sendiri ataupun buruh tani) walaupun ada beberapa yang bekerja di sektor swasta seperti pedagang, buruh bangunan, Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
pengangkutan serta sebagian kecil yang menjadi pegawai negeri. Sistem pertanian yang dilakukan di Desa Lalang adalah sistem tani sawah, tetapi ada juga sebagian kecil yang menanam palawija ditanah tegalan. Proses pengolahan lahan pertanian ini ada yang mengolah lahan milik pribadi, ada pula yang mengolah lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil (sering disebut dengan istilah system oyotan). Yang dimaksud sistem oyotan adalah sistem pengolahan tanah dengan cara pemilik tanah/sawah menyerahkan sawahnya pada orang lain untuk digarap atau diolah tanpa dibayar dengan uang, tetapi diganti dengan sistem bagi hasil setengah-setengah setelah panen tiba. Secara lebih jelas, pihak satu menyewakan tanah sawahnya kepada pihak lain untuk kemudian diolah yang dibayar dengan separo dari hasil panen yang diperoleh si penggarap tersebut. Selain itu, ada juga yang bekerja sebagai buruh tani yaitu petani yang termasuk kategori buruh bukan pemilik lahan. Buruh tani ini bekerja mengolah sawah atas perintah dari pemilik lahan sawah dan kemudian memperoleh upah dari pemiliksawah tersebut. Sistem pertanian yang dilakukan pada saat itu bersifat subsistem yaitu hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Jadi setelah panen tiba, petani mengeringkan padi ini untuk kemudian disimpan sampai masa panen berikutnya tiba. Hal ini dikarenakan pendapatan masyarakat tani masih rendah. Dengan kata lain, untuk makan sendiri saja masih susah apalagi untuk mengembangkan sampai pada tahap produksi. Saat itu alat-alat yang di gunakan untuk bersawah pun masih tradisional. Peluang usaha di desa ini juga masih minim, selain sebagai petani dan nelayan, masyarakat desa Lalang ada juga berdagang di pajak sore ataupun mambuka warung di depan rumah mereka. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya. Sarana dan Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
prasarana yang ada di desa ini juga belum memadai. Jalan di desa ini sebelum berkembang industri sangat parah, selain itu jika ingin pergi ke luar desa, masyarakat pada umumnya hanya menggunakan sepeda. Masyarakat pada masa ini sangat menjunjung tinggi hubungan kekerabatan yang ada. Apabila ada keluarga sedang mengalami kesulitan terutama dalam hal ekonomi, para kerabat baik dekat atau jauh akan bersedia membantu baik dalam bentuk moril ataupun materiil. Demikian juga bila ada warga yang akan mengadakan hajatan. Para kaum kerabat juga akan datang membantu mulai dari persiapan acara hingga selesai. Masyarakat juga sangat menjunjung nilai kerukunan antar sesama.Hal ini dapat dilihat dari gotong royong/tolong menolong yang mereka lakukan setiap kegiatan. Berikut penuturan Bu Rubiah saat proses wawancara: Kalau dulu sih orang-orang di sini gampang kalau diajak gotongroyong. kalau ada apa-apa saya tinggal mengerahkan tenaga masyarakat desa, pasti semua bisa asal waktunya tepat saja…” (Wawancara dengan informan,2009)
b. Kehidupan Masyarakat Desa Lalang Sesudah Adanya Industri Inalum.
Masuknya industri di desa ini menyebabkan masyarakat melakukan diversifikasi dalam hal pekerjaan. Sebelum masuknya industri ke Desa ini, sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani baik petani sendiri ataupun buruh tani dan juga pekerjaan swasta lainnya. Setelah masuknya industri ke desa ini terutama Inalum, muncul jenis pekerjaan baru yaitu sebagai buruh industri,. usaha berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis juga mudah untuk di
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
jangkau. Tidak jarang dari sebagian masyarakat desa Lalang memiliki pekerjaan sambilan, sehingga mereka mempunyai pekerjan tambahan selain pekerjaan tetapnya. Masuknya industri Inalum ke Desa Lalang ini telah menyerap banyak tenaga kerja terutama para pemuda baik dari desa Lalang sendiri maupun dari luar desa/daerah. Hal inilah yang menyebakan para pemuda ini enggan lagi bekerja di sawah. Karena saat ini di sekitar daerah Desa Lalang sudah banyak berdiri pabrikpabrik. Kehidupan sehari-hari di desa ini juga diwarnai dengan intensitas kerja yang tinggi. Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya industri telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.
Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran biaya besar seperti pemasangan telefon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana yang tersedia lebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif ekonomis, misalnya sekolahsekolah dasar, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan sarana olahraga. Sementara untuk sarana jalan umum tidak hanya dapat dimanfaatkan langsun oleh pihak perusahaan, dan masyarakat lapisan menengah keatas yang memiliki kenderaan, tetapi juga masyarakat lapisan menengah kebawah juga dapat memanfaatkannya dengan tersedianya angkutan umum yang masuk dalam wilayah desa, sehingga masyarakat desa tidak perlu lagikeluar wilayah dengan berjalan kaki Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
atau menggunakan kenderaan yang tidak memadai untuk menujukota kecamatan atau kota kabupaten. Selain itu dengan adanya pergeseran sosial masyarakat yang tadinya bersifat agraris menjadi masyarakat industri, tentunya membawa pengaruh atau perubahan yang tidak sedikit dalam kehidupan masyarakat terutama dalam hal nilai-nilai budayanya. Kehidupan sosial masyarakat setelah adanya Inalum di desa ini juga mengalami perubahan. Jauh sebelum adanya industri masyarakat sangat menjunjung tinggi kerukunan diantara sesama warga, maka setelah masuknya industri ke desa ini sedikit mengalami pergeseran terutama dalam hal gotong royong/tolong menolong. Sistem kekeluargaan yang ada sedikit merenggang. Tolong menolong dalam membantu warga sekarang dilakukan hanya pada komunitas tertentu saja. Dari sini terlihat bahwa sistem nilai budaya yang mengalami pergeseran pada masyarakat di desa Lalang adalah gotong-royong/tolong-menolong yang termasuk kedalam nilai budaya yang berkenaan dengan masalah hubungan manusia dengan sesama. Faktor utama yang menjadi penyebab pergeseran nilai budya yang telah ada di Desa Lalang adalah peralihan masyarakat dari bidang pertanian ke industri. Masyarakat memiliki alasan bahwa bidang pertanian yang tekuni selama ini belum bisa memberikan kontribusi yang lebih baik bagi kesejahteraan masyarakat. Dilihat dari biaya produksi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil panen. Jarak masa tanam dengan masa panen juga relatif lama sedangkan biaya hidup harus terus berjalan. Melihat kondisi seperti ini maka sebagian masyarakat desa Lalang berusaha mencari mata pencaharian lain selain bidang pertanian. Untuk itu, banyak warga desa Lalang yang memiliki pekerjaan sambilan seperti membuka warung makan ataupun berdagang dengan harapan dapat memperbaiki keadaan ekonomi keluarga. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Selain itu juga perubahan setelah adanya industri nampak dalam perilaku masyarakat dalam bekerja. Perilaku kerja dan hubungan manusia merupakan dua konsep utama dalam membahas nilai dan perilaku hubungan masyarakat industri. Perubahan perilaku masyarakat dari masyarakat transisi (dari masyarakat agraris) ke masyarakat industri modern akan mengubah pola-pola hubungan kerja secara keseluruhan. Rasionalisasi dalam memandang lingkungan dan kenyataan yang ada, turut mempengaruhi cara pikir masyarakat dalam mengembangkan ekspektasinya terhadap keberadaan industri dalam kaitannya dengan pekerjaan (Salim,2002:151). Perubahan ini bersifat mendasar, yang berhubungan dengan landasan filosofi dan pandangan hidup masyarakat secara kolektif. 1. Hubungan perburuhan dalam industri akan mengubah pola perilaku manusia dalam hubungan kerja yang dibentuknya. 2. Hubungan manusia akan mengalami perubahan, sesuai dengan pergeseran penghargaan manusia terhadap konsep waktu nilai kerja, masa depan, dll. (Salim, 2002 : 151).
6. Perubahan Masyarakat Akibat Pembangunan Industri Munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat di sekitar kawasan industri.” Schneider (1993:430) berpendapat: “Salah satu akibat yang terpenting dari timbulnya industrialisme adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru, atau perubahan serta pertumbuhan yang cepat dan komunitas yang sudah ada.” Peningkatan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan komunitas di sekitar industri yang cepat disebabkan oleh masuknya para pekerja pendatang dalam jumlah yang banyak dan menetap di daerah tersebut. Pertumbuhan komunitas ini dikarenakan “Industri membutuhkan tenaga Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
kerja yang dapat diandalkan dan dapat masuk kerja setiap hari pada waktu yang tepat” (Schneider, 1993:430), sehingga para pekerja pendatang memilih bermukim di sekitar industri. “Seringkali orang-orang ini berasal dari daerah, ras, suku, atau agama yang berbeda-beda” (Schneider, 1993:437) yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan masyarakat setempat. Komunitas masyarakat setempat yang dimaksud adalah komunitas masyarakat pinggiran kota yang mempunyai sifat dan karakter tertentu.
Soerjono Soekanto (1987) mengemukakan: “proses industrialisasi pada masyarakat yang agraris merupakan perubahan yang membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh, misalnya hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan-hubungan keluarga, stratifikasi masyarakat dan keluarga.”Bagi masyarakat agraris, industrialisasi yang terjadi melalui pembangunan industri di daerahnya, tentunya memberikan harapanharapan kepada mereka untuk dapat memanfaatkan keberadaan industri tersebut antara lain dengan bekerja pada industri, ataupun memanfaatkan peluang ekonomi lain dari adanya industri; terlebih lagi bila lahan pertanian yang selama ini menjadi sumber ekonomi masyarakat menjadi hilang karena digunakan untuk industri.
Secara umum dapat diungkapkan bahwa dengan adanya industri Inalum telah menyebabkan munculnya sumber-sumber pendapatan baru yang bervariasi. Sebelum adanya industri di pedesaan, sumber pendapatan masyarakat relatif homogen, yakni menggantungkan hidupnya pada sektor primer, memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia seperti apa adanya tanpa penggunaan teknologi yang berarti. Data lapangan mengungkapkan pada umumnya masyarakat hidup dari sektor pertanian sebagai petani tanaman pangan (terutama palawija) dan perkebunan (karet). Pada masyarakat di sekitar aliran sungai mata pencaharian sehari-hari pada umumnya sebagai nelayan. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Selain teknologi yang digunakan sangat sederhana dan monoton sifatnya tanpa pembaharuan (dari apa yang mampu dilakukan). Orientasi usahanya juga terbatas kepada pemenuhan kebutuhan keluarga untuk satu atau dua hari mendatang tanpa perencanaan pengembangan usaha yang jelas (subsisten). Kehadiran industri tersebut menyebabkan mata pencaharian masyarakat tidak lagi terbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah memperluas ruang gerak usahanya pada sektor tertier. Kegiatan ini menimbulkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di sekitamya. Dan ini menimbulkan pengaruh positif terhadap aspek ekonomi pedesaan, antara lain: memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha; peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar; dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Selain perubahan pada mata pencaharian masyarakat, kehadiran para pekerja pendatang, secara relatif menyebabkan perubahan pola interaksi komunitas. Interaksi antar anggota komunitas menjadi semakin luas, dan proses interaksi dalam komunitas akan terpengaruh oleh adanya keragaman latar belakang sosial budaya dari anggotanya. Pada proses interaksi, jaringan interaksi anggota komunitas yang meluas menyebabkan intensitas interaksi antar-anggota berkurang, terutama pada sebagian anggota komunitas, seperti pendatang yang memiliki sosiabilitas yang rendah. Dalam interaksinya,
penduduk
mempertimbangkan
latar
pendatang belakang
dan sosial
pribumi budaya
dituntut
pula
masing-masing.
untuk Hal
ini
menyebabkan intensitas dan pola interaksi komunitas mengalami perubahan orientasi; termasuk juga dialami oleh penduduk pribumi yang terseret oleh dinamika industri. Dinamika pada komunitas di sekitar industri, dalam jangka panjang akan mengembangkan komunitas tersebut menjadi berbeda dengan bentuk komunitas sebelumnya. Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Komunitas yang ada di sekitar industri, baik yang pada awalnya adalah komunitas pedesaan maupun komunitas yang diciptakan setelah adanya industri, mengembangkan satu karakteristik tertentu yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini terjadi karena industri memiliki daya pengaruh yang besar terhadap komunitas untuk menimbulkan terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat. Sebuah komunitas yang mendapatkan pengaruh dari adanya industri akan berkembang ke arah suatu komunitas perkotaan, yang memiliki karateristik yang berbeda dibandingkan dengan sebelum industri didirikan.
Banyaknya pendatang ke dalam komunitas, yang berasal dari berbagai daerah, sedikit banyak menyebabkan adanya beragam budaya pada masyarakat tersebut. Secara suku bangsa, ras, dan agama individu dalam komunitas semakin beragam, yang mana latar belakang sosial budaya tersebut mempengaruhi perilaku setiap individu dalam berinteraksi. Menurut Dukheim (dalam Daldjuni: 1982: 43) nilai-nilai dan ketentuan bersama pada komunitas sekitar industri mulai meluntur dan mulai didominasi oleh sumber lain dalam melakukan kontrol sosial.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari penelitian tentang dampak industrialisasi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Lalang dengan studi kasus industri Inalum terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Lalang, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Sebelum adanya industri Inalum mata pencaharian pokok penduduk Desa Lalang adalah sebagai nelayan dan petani. Tetapi setelah kehadiran industri di desa ini yaitu sekitar tahun 1980-an, mata pencaharian masyarakat banyak yang beralih ke sektor jasa dan juga sebagai karyawan/buruh pabrik dan banyak juga penduduk yang memiliki dua mata pencaharian sekaligus seperti sebagai nelayan dan berdagang. Mobilitas penduduk di Desa Lalang terlihat kecenderungan mobilitas penduduk pendatang tinggi. Kehadiran para pekerja pendatang, secara relatif menyebabkan perubahan pola interaksi komunitas. Interaksi antar anggota komunitas menjadi semakin luas, dan proses interaksi dalam komunitas akan terpengaruh oleh adanya keragaman latar belakang sosial budaya dari anggotanya. Dasar lapisan masyarakat di Desa Lalang adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan pendidikan. Perekonomian
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
masyarakat Desa Lalang mulai tahun 1990-an sudah mulai maju. Bangunan perumahan penduduk sudah banyak yang permanen.
2. Di sisi lain, dengan adanya industri tersebut sekaligus mendorong penduduk yang semula tidak berpenghasilan (penganggur) dapat pula mengusahakan sesuatu yang ada kaitannya dengan aktivitas industri, diantaranya adalah jasa angkutan dan penyediaan makanan yang kesemuanya ini merupakan lapangan kerja baru yang muncul sebagai dampak positif dari kehadiran industri disuatu daerah. Pendidikan adalah motor penggerak dalam memajukan/mencerdaskan masyarakat/bangsa. Sehubungan dengan itu, maka dalam aspek pendidikan juga terlihat beberapa perubahan karena walau bagaimanapun pendidikan membutuhkan sistem pengajaran baik formal maupun non formal. Dari kenyatan itu dapat diambil kesimpulan bahwa dengan keberadaan industri disuatu daerah, akan merupakan satu komponen yang sangat berperan dalam memajukan pendidikan formal di desa tersebut. Disamping itu yang lebih penting lagi adalah sikap dan pandangan masyarakat tersebut terhadap pendidikan itu sendiri semakin berubah dari kondisi yang kurang mendukung berubah kearah mendukung secara positif. Hal ini terbukti dari sikap dan pandangan mereka yang sangat menghargai status sosial guru, sebagai kedudukan terhormat dalam masyarakat. Dengan demikian, maka pendidikan mulai dirasakan sebagai kebutuhan sosial (social needs) yang selanjutnya akan mendorong timbulnya lembaga-lembaga pendidikan baru dalam masyarakat.
3. Pengaruh industri Inalum terhadap kehidupan sosial ekonomi dan dampaknya sangat terasa bagi masyarakat Desa Lalang. Berkembangnya industri Inalum Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat Desa Lalang. Pengaruh perubahan tersebut ada yang bersifat positif yang tentunya akan membangun masyarakat, tetapi ada juga yang berpengaruh negatif. Adapun pengaruh positif dari berkembangnya industri tersebut yaitu: memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang nantinya dapat mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat yang tentunya akan meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat, mengurangi arus urbanisasi, meningkatkan pendidikan, dan melahirkan jiwa-jiwa yang disiplin yang mempunyai prinsip efektif dan efisien dalam segala kehidupannya. Selain pengaruh positif tersebut, ada juga pengaruh negatifnya yaitu: melahirkan mentalitas masyarakat yang lebih cenderung individualistis, materialistis, tercampurnya kebudayaan yang tradisional (masih asli) dengan kebudayaan modern. Selain itu juga, hubungan kekerabatan pada warga masyarakat mulai merenggang demikian juga dengan tradisi tolong menolong yang biasa dilakukan diantara warga. Sekarang kegiatan tolong menolong ini dilakukan pada warga yang berada di satu komunitas yang sama. Kelompok sosial ini berubah dari Gemeinschaft menjadi Gesselschaft. Jadi sistem nilai budaya yang bergeser pada masyarakat Desa Srinahan ini adalah nilai budaya tentang tolong menolong yang merupakan nilai budaya mengenai hubungan manusia dengan sesama. Walaupun demikian, perkembangan sebuah industri lebih banyak berpengaruh positif daripada negatifnya. B. Saran
Dari simpulan di atas, saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
1.
Bagi masyarakat Desa Lalang agar meningkatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan masyarakat. Dengan pendidikan yang maju akan melahirkan masyarakat yang maju. Oleh karena itu, dalam mengembangan atau pembangunan masyarakat desa Lalang disarankan agar menitikberatkan pada peningkatan dalam bidang pendidikan, baik dalam arti formal maupun non formal.
2. Bagi
pemerintah
daerah
agar
lebih
intensif
dalam
menanggulangi
permasalahan yang disebabkan oleh hadirnya industri di pedesaan. 3. Bagi perusahaan Inalum agar lebih memperhatikan kehidupan dan masalahmasalah sosial dan dapat membina hubungan baik dengan masyarakat di sekitar kawasan Inalum.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineke Cipta.
Abraham, Francis. 1991. Modernisasi di Dunia Ketiga: Suatu Teori Umum Pembangunan.Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Edisi Revisi. Jakarta : Ghalia Indinesia Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Airlangga Universitas Perss. Danandjaja, James. 1994. Antropologi Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo.
Garna, Yudistira K. 1997. Teori Pembangunan menurut Perspektif Dunia Ketiga. Bandung: Primaco Akademika.
Inkeles. A. 1973. Modernisasi Manusia dan Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Karsidi, Ravik. 2003. Dari Petani Ke Pengrajin: Sebuah Studi Transformasi Pekerjaan. Surakarta: Transformasi Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Kayam, Umar, dkk. 1983. Perubahan Nilai-Nilai di Indonesia. Bandung: Alumni Komara, Endang. 2004. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Multazam.
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Lauer, Robert H. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial.. Jakarta : Rineka Cipta
Lavner. 1989. Tata Perubahan dan Ketimpangan. Jakarta: Gramedia.
Leavitt, Harold J. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Leibo, Jetfa. 1995. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Penerbit Andi Offest.
Maryadi. 2000. Transformasi Budaya surakarta: Muhammadiyah University Press Padmo,Soegijanto.
2004.
Bunga
Rampai
Sejarah
Sosial-Ekonomi
Indonesia.Yogyakarta: Aditya Media Yogyakarta Rahardjo, Dawam. 1984. Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja. Jakarta: UI Press.
Rostow, W.W. 1966. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Diterjemahkan oleh Sitohang Paul. Jakarta: Bharata.
Sairin, Sjafri. 2002. Perubahan Sosial masyarakat Indonesia. Perspektif antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Soedjito. 1986. Transformasi Sosial : Menuju Masyarakat Industri. Yogyakarta: CV. Bayu Grafika.
Suwarsono, Alvin. 1991. Perubahan Sosial Dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Sztompka, Piotr. 2005. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.
Sunarto, Kamanto.2000. Pengantar Sosiologi Edisi Kedua, Jakarta: Universitas Indonesia.
S. Wahjoeni, Nurhamlin, Rustam, 1989. Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri di Daerah Riau. Jakarta: DEPDIKBUD.
Schneider, E.V. 1993. Sosiologi Industri. Edisi Kedua. Jakarta : Aksara Persada.
Weiner, Myner.1981. Modernisasi: Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Yuliati, Yayuk dan Mangku Purnomo. 2002. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama
Internet: Transformasi Masyarakat www.blog Post.com/2009/01. Di akses pada tanggal 10 Februari 2009 Modernisasi dan Pembangunan www.Learning-of Slamet Widodo.com/2008/02/01. Di akses pada tanggal 13 Februari 2009
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
www.blog.Unpad.ac.id. Di akses pada tanggal 11 Maret 2009 www.tempo interaktif.com Di akses pada tanggal 11 Oktober 2009 www.blog post.com Di akses pada tanggal 20 November 2009
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
DRAFT WAWANCARA
I. KARAKTERISTIK INFORMAN
1. Nama
………………….....
2. Jenis Kelamin
...................................
3. Umur
………………. Tahun
4. Jenis pekerjaan Utama
…………………….
5. Lama bekerja
………………. Tahun
6. Pekerjaan Sampingan
a. Ada
7. Jenis sampingan
b. Tidak Ada
Pekerjaan .........................
8. Status dalam keluarga
a. Kepala keluarga b. Istri Lainnya ……
c. anak
d.
9. Jumlah anggota keluarga a. Kepala keluarga: …org b. Istri: … org c. anak: … org d. Lainnya ……..org orang
Total : ……………….
Yang masih sekolah : …………… orang 10. Jumlah anggota keluarga a. Kepala keluarga: …org yang bekerja anak: ...org
b. Istri: …org
d. Lainnya ……………..org ……….orang
c.
Total :
11. Jumlah anggota keluarga …………………orang yang menjadi tanggungan kepala keluarga
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
a. Tidak lulus SD b. Lulus SD c. SLTP 12. Pendidikan responden
terakhir d. SMA e. D3
Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Informan
1. Status kepemilikan rumah anda saat ini 2. Luas rumah dan pekarangan
................................................
3. Jumlah anggota keluarga
.................................................
4. Jumlah tanggungan keluarga
.................................................
.................................................
TINGKAT PENDAPATAN 1. Rata-rata pendapatan dari pekerjaan utama
Rp ……….............. / bulan
2. Rata-rata pendapatan dari usaha sampingan
Rp……………....... / bulan
3. Rata-rata pendapatan dari anggota keluarga yang bekerja
Rp ……….………../ bulan
4. Rata-rata penghasilan sebelum adanya PT.Inalum
Rp ….……………. / bulan
5. Rata-rata penghasilan sesudah adanya PT.Inalum
Rp ............................/ bulan
TINGKAT PENGELUARAN RUMAH TANGGA 6. Rata-rata biaya pendidikan anak
Rp ……..…….…… / bulan
7. Rata-rata biaya kebutuhan sandang dan pangan
Rp ……...….….…. / bulan
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
keluarga 8. Rata-rata biaya kesehatan keluarga
Rp ……….……..… / bulan
9. Rata-rata Biaya Listrik
Rp ………..……… / bulan
10. Rata-rata Biaya Air
Rp ………..……… / bulan
11. Rata biaya sosial kemasyarakatan
Rp ....……..……… / bulan
Persepsi Penduduk Terhadap Industri
1. Bagaimana pandangan saudara tentang adanya industri aluminium (PT.Inalum) di desa Lalang ini ? 2. Apakah anda setuju dengan kehadiran PT.Inalum di lingkungan anda ? 3. Pernahkah perusahaan tersebut memberikan sumbangan kepada desa/ masyarakat untuk perkembangan dan kemajuan desa ini ? 4. Jika ada, dalam bentuk apa sumbangan tersebut diberikan untuk kemajuan desa ini ? 5. Apakah bantuan yang diberikan bermanfaat bagi warga ? Mengapa ? 6. Apa dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat desa Lalang sejak adanya PT.Inalum tersebut ? 7. Apa pula dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat desa Lalang sejak adanya PT.Inalum tersebut ? 8. Apakah kehadiran PT.Inalum di desa ini dapat meningkatkan kesejahteraan sosial? 9. Apakah mata pencaharian utama masyarakat di desa ini ?
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
10. Selain mata pencaharian tersebut, apakah ada mata pencaharian sampingan ? 11. Apakah perusahaan dapat menyediakan lapangan kerja dan peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar ? 12. Apakah ada perubahan lapangan kerja setelah adanya PT.Inalum tersebut ? 13. Apakah yang menyebabkan terjadinya perubahan lapangan kerja tersebut ? 14. Selain lapangan kerja, perubahan apalagi yang dirasakan masyarakat sejak berdirinya PT.Inalum ? 15. Apakah perubahan tersebut merupakan dampak positif atau negatif bagi warga desa Lalang ? 16. Apakah sejak adanya perusahaan tersebut jumlah pengangguran di lingkungan anda berkurang ? 17. Apa harapan anda setelah berdirinya PT.Inalum di lingkungan anda ? 18. Apakah yang anda harapkan selama ini dapat dipenuhi oleh perusahaan?
Citra Perusahaan Di Mata Masyarakat 1. Apakah selama ini karyawan PT.Inalum selalu bersikap ramah dan santun terhadap masyarakat sekitar ? 2. Apakah PT.Inalum merupakan perusahaan yang merusak lingkungan ? 3. Bagaimana pandangan saudara terhadap perusahaan Inalum selama ini ? 4. Apakah masyarakat merasa sejahtera sejak berdirinya PT.Inalum ? 5. Bagaimana persepsi masyarakat Desa Lalang terhadap aktivitas perusahaan? 6. Apakah ada dampak yang dirasakan masyarakat terhadap aktivitas perusahaan tersebut ? 7. Apakah aktivitas yang dilakukan perusahaan merugikan warga di lingkungan anda ? Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
8. Bagaimana upaya perusahaan dalam membina hubungan baik dengan masyarakat di desa Lalang ? 9. Apakah selama ini perusahaan berupaya untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar? 10. Bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar ?
Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Keberadaan Perusahaan (sosial dan ekonomi ) 1. Bagaimana kehidupan sosial anda sebelum dan sesudah adanya PT.Inalum ?
2.
Bagaimana pula kehidupan ekonomi keluarga anda sebelum dan sesudah adanya PT.Inalum ?
3. Apa pandangan saudara tentang kehadiran pendatang sejak berdirinya industri PT.Inalum di desa ini ?
4. Apakah kehadiran pendatang di desa ini mengganggu kehidupan sosial di lingkungan anda ?
5. Apakah kehadiran perusahaan meningkatkan kriminalitas di lingkungan anda ?
6.
Pernahkah perusahaan tersebut membantu masyarakat tidak mampu yang berada di sekitar perusahaan ?
7.
Apakah perusahaan pernah memperhatikan masalah-masalah sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar ?
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
8. Apakah perusahaan pernah mengadakan kegiatan sosial terhadap masyarakat sekitar ?
9. Menurut anda peluang usaha apa saja yang terbuka bagi masyarakat sekitar semenjak kehadiran perusahaan tersebut ?
10. Apakah perusahaan perlu mengadakan kegiatan usaha kecil menengah untuk masyarakat sekitar ?
11. Apakah perusahaan pernah melakukan kegiatan untuk memberdayaan masyarakat sekitar ?
12. Pernahkah perusahaan memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar ?
INFORMAN BIASA
1. Bagaimana sejarah berdirinya PT.Inalum ? 2. Berapa jumlah karyawan yang bekerja di PT.Inalum hingga saat ini ? 3. Apakah tujuan didirikannya PT.Inalum ini ? 4. Apa yang Bapak ketahui tentang Desa Lalang ? 5. Pernahkah perusahaan memberikan kontribusi sosial / bantuan kepada masyarakat di desa Lalang ? 6. Dalam bentuk apa kontribusi sosial / bantuan tersebut diberikan ? 7. Sejak kapan PT.Inalum sudah memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat desa lalang ? 8. Apakah ada warga desa Lalang yang bekerja di perusahaan ini ?
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
9. Jika ada, berapa banyak warga desa Lalang yang bekerja di perusahaan ini, dan sebagai apa ? 10. Apakah sebagian besar tenaga kerja berasal dari masyarakat di lingkungan sekitarnya ? 11. Apakah perusahaan memiliki kebijakan khusus mengenai tanggung jawab sosial perusahaan? 12. Apakah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang diberikan perusahaan Anda kepada masyarakat sekitar terutama di desa Lalang? 13. Apakah motivasi perusahaan melakukan tanggung jawab sosial tersebut ? 14. Sudah berapa banyak perusahaan memberikan bantuan kepada warga desa Lalang ? 15. Dalam setahun berapa kali PT.Inalum memberikan kontribusi sosial kepada warga desa Lalang ? 16. Selain desa Lalang, apakah perusahaan pernah memberikan kontribusi sosial kepada warga di desa lain ? 17. Apakah menurut bapak kontribusi sosial yang diberikan perusahaan kepada warga desa Lalang sudah sesuai dengan kebutuhan mereka ? 18. Apakah perusahaan pernah mengadakan kegiatan sosial di desa Lalang ? 19. Apakah menurut Bapak kehadiran PT.Inalum ini memberikan dampak positif bagi warga desa Lalang ? 20. Bagaimana hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar terutama dengan desa Lalang ? 21. Apakah pernah terjadi konflik antara pihak perusahaan dengan warga desa Lalang?
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.
Catatan Peneliti : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………
Novi Khairani : Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak PT.Inalum Terhadap Warga Desa Lalang Kecamatan Medang Deras), 2010.