Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Diabetes Insipidus Juga Banyak Kencing
S
udah banyak yang tahu bahwa salah satu gejala penyakit kencing manis adalah banyak kencing, dan jika diperiksa kencingnya memang manis. Namun untuk kepastian adanya penyakit ini perlu pemeriksaan lanjut, sebab ada juga penyakit yang memberi gejala banyak kencing, namun kencingnya tidaklah manis; penyakit ini merupakan penyakit Diabetes Insipidus.
Klinik
Ginjal meloloskan air yang tersaring dari darah lewat penyaringnya: glomerulus. Ginjal merupakan sarana untuk “membuang” sisa pembakaran (metabolisme) dengan melarutkannya di dalam air itu. Pada orang normal sebagian besar air ini diserap kembali bersama dengan zat-zat lain yang masih diperlukan oleh tubuh (gula, mineral), namun pada penderita Diabetes Insipidus ini ginjal tidak mampu menyerap kembali air itu untuk “menahannya”, sehingga air dan zat yang terlaurt di dalamnya yang tersaring di ginjal itu menjadi terbuang bersama sebagai air kemih yang banyak. Gangguan kemampuan penyerapan air ini dapat muncul karena “kunci” nya yang berupa hormon ADH (Anti Diuretic Hormon) kurang atau tidak tersedia, ataupun karena kelainan struktur sistem saluran di ginjal yang rusak sehingga tidak mampu memanfaatkan ADH yang ada. Hormon ADH ini diproduksi di dasar otak, yaitu di hypothalamus lalu disimpan di kelenjar pituitary dan dikendalikan lebih lanjut pengeluarannya. Selain mungkin karena keturunan, produksi ADH itu dapat terganggu karena kerusakan antara lain oleh trauma kepala, tumor, infeksi, ataupun gangguan pasokan darah kepada hipotalamus. Selain karena kerusakan ginjal, ginjal menjadi tidak mampu menggunnakan ADH untuk fungsinya, kurangnya kemampuan ini dapat karena “keracunan” obat, antara lain lithium (obat penenang), amphotericin B (antibiotika), demeclocycline (antibiotika), ataupun terlalu tingginya kadar zat kapur (calcium) di dalam darah. Banyaknya air yang terbuang sebagai air kemih itu mengakibatkan penderita diabetes ini selalu merasa kehausan; untuk memudahkan menghilangkan rasa haus ini tidak jarang menjadi “gila es”.
46
MPA 310 / Juli 2012
Diagnosa
Dalam seharinya orang sehat kencingnya hanya sekitar 2 liter jika dia makan dan minum biasa. Penderita diabetes insipidus kencingnya dalam jumlah yang banyak, yaitu lebih dari 3 liter dalam sehari walaupun dia tidak minum air sama sekali. Dengan cara pemeriksaan ini dapatlah dibedakannya penderita dari orang yang banyak kencing hanya karena banyak minum. Pada pemeriksaan air kemih (urinalysis) akan dijumpai kadar garamnya sangat rendah, terbaca dari “berat jenisnya” yang rendah. Untuk lebih membedakan macam penyakit ini lebih lanjut apakah akibat kerusakan ginjal ataukah akibat kerusakan otak, maka dapat diawali dengan tes pemberian hormon ADH; pada penderita
diabetes insipidus yang merupakan akibat kerusakan ginjal pemberian ini “tidak” mempengaruhi jumlah kencingnya. Untuk mencari kelai nan apa di otak (hipotalamus, pi tui taria) diperlukan “foto” MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT Scan (Compterized Tomography Scan) ataupun CAT (Computerized Axial Tomography); peme riksaan dapat “melihat” bagai mana keadaan dasar otak.
dapat diberikan sebagai tablet, suntikan, ataupun semprotan hidung (nasal spray). Pencegahan
Pengobatan
Pada dasarnya penderita diabetes insipidus harus banyak minum untuk menghindari akibat buruk lanjut jika sampai kekurangan air (dehidrasi). Kekurangan air dapat memunculkan berbagai macam gejalanya; misalnya mulut kering, kelemahan dan kelelahan, denyut jantung cepat, demam, pening, nyeri otot, tubuh terasa sakit semua. Jika berlebihan keadaan dehidrasi ini dapat menimbulkan kematian. Pada tahap awal, ketika proses pera dangan oleh infeksi di ginjal ataupun di otak, selain pemberian antibiotika maka obat anti radang dapat diberikan untuk menghindari kian parahnya kerusakan yang ada, misalnya dengan pemberian indomethacin. Jika penyakitnya akibat dari gangguan ginjal, kadang-kadang kelu han dapat dikurangi dengan cara “me latih” ginjal dengan pemberian obat yang fungsi asalnya adalah peluruh kemih (diuretics), misalnya hydrochlorothiazide (HCT) ataupun amiloride.
Banyaknya air yang terbuang sebagai air kemih itu mengakibatkan penderita diabetes ini selalu merasa kehausan, untuk memudahkan menghilangkan rasa haus ini tidak jarang menjadi “gila es”.
Jika penyakitnya itu bukan ber pangkal pada kerusakan ginjal tetapi “hanya” karena kekurangan ADH, ma ka penderita dapat ditolong dengan terus menerus menggunakan ADH yang
Sejalan dengan penyebabnya yang mungkin menimbulkan diabetes insipidus, kerusakan ginjal dapat dihindari dengan menggunakan obat secara benar, yaitu tidak mengkon sumsi obat semaunya agar tidak berlebihan. Gangguan oleh karena penggu naan lithium ada kalanya dapat ber kurang atau sembuh sama sekali jika obat dihentikan. Adapun kerusakan otak (hipotalamus ataupun pituitaria) yang menga kibatkan kekurangan ADH secara umum dapat dihindari dengan menghindarkan kepala dari benturan kuat. Penutup
Kencing banyak boleh dikata tidaklah “mengakibatkan kematian” segera, namun akibat buruknya perlu dihindari. Oleh karena itu mereka yang terlalu banyak kencing (apalagi jika dalam keluarganya juga ada yang punya keluhan sama), perlu segera memeriksakan diri untuk menelusuri apa penyakit yang menimbulkan masalah itu agar tindak lanjut yang benar dapat dilakukan, karena wa lau pun gejalanya hampir sama, penyebab yang berbeda memerlukan tindakan yang berbeda pula. Semoga uraian di atas bermanfaat.
MPA 310 / Juli 2012
47