1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENGUKURAN KINERJA

Download Pengukuran kinerja suatu organisasi baik yang profit ataupun non profit mutlak dilakukan hal ini digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap ...

0 downloads 396 Views 186KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pengukuran kinerja suatu organisasi baik yang profit ataupun non profit mutlak dilakukan hal ini digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap terget yang telah ditentukan. Kinerja merupakan keberhasilan personel, tim atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan (Mulyadi, 2007). Dalam mengukur kinerja bagi organisasi yang mencari keuntungan biasanya menggunakan ukuran keuangan yaitu keuntungan, kerena mudah dilakukan pengukurannya. Sedangkan aspek yang lain seperti cost effectiveness, produktivitas dan peningkatan kompetensi pegawai sering diabaikan, kerena sulit untuk mengukurnya. Seiring dengan perkembangan jaman pengukuran kinerja tidak hanya dari satu aspek keuangan saja tetapi juga pada aspek-aspek yang lain, perubahan ini terjadi sejak tahun 1990 ketika Kaplan dan Norton (1992) menyadari bahwa jika hanya ukuran kinerja keuangan saja yang digunakan selama ini sudah tidak memadai kerena terlalu berfokus pada kinerja jangka pendek dan hanya mengukur kinerja pada masa lampau. Sehingga diperlukan pengukuran kinerja yang tidak hanya pada masa lampau tetapi juga pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah yang strategis di masa yang akan datang. Menyadari hal tersebut maka Kaplan dan Norton melakukan studi tetang “pengukuran kinerja dalam organisasi di masa depan”. Hasil studi tersebut men-

1

yimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja organisasi di masa depan diperlukan ukuran kinerja yang komperhensif yang disebut dengan Balance Scorcard. Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang dimanfaatkan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian pemimpin pada kinerja jangka pendek dan jangka panjang serta keuangan dan non keuangan. Kinerja keuangan ini bersumber dan berwujud dalam pemuasan kebutuhan pelanggan, pelatihan pegawai yang produktif dan berkomitmen serta pelaksanaan proses yang produktif dan efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja non keuangan merupakan pemacu yang sesungguhnya dalam mewujudkan kinerja keuangan, sehingga pimpinan perusahaan harus juga memperhatikan kinerja non keuangan agar dapat menghasilkan peningkatan yang signifikan pada kinerja keuangan dalam jangka panjang (Mulyadi, 2007) Penggunaan metode Balanced Scorecard pada awalnya lebih ditujukan pada perusahaan yang mencari laba karena perspektif yang paling dominan adalah keuangan.Sehingga pada awalnya organisasi nirlaba dan organisasi pemerintah sulit untuk menerapkannya, karena dalam organisasi nirlaba dan pemerintah tujuan utamanya tidak untuk mencari keuntungan. Penerapan Balanced Scorecard dalam organisasi pemerintah menurut Gasperz (2006) memerlukan beberapa penyesuaian, hal ini disebabkan : a. Perbedaan fokus utama, jika pada sektor bisnis adalah pelanggan maka fokus utama pada sektor publik adalah masyarakat dan kelompok tertentu (interest groups).

2

b. Perbedaan tujuan, jika dalam organisasi bisnis tujuan utama adalah keuntungan atau memaksimalkan hasil finansial, maka pada sektor publik tujuan utamanya adalah kesinambungan pertanggungjawaban anggaran dengan memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) yang sesuai dengan visi dan misi organisasi pemerintah. c. Perbedaan dalam mendefinisikan ukuran dan target dalam perspektif pelanggan atau stakeholders, dalam organisasi bisnis pelanggan adalah konsumen yang menggunakan produk kita, sedangkan dalam organisasi publik pelanggan adalah semua warga yang membayar pajak. Untuk lebih jelasnya implementasi Balanced Scorecard dalam organisasi pemerintah lihat tabel1 berikut: Tabel 1.1 Perbedaan Perspektif dalam Balaced Scorecard PERSPEKTIF SWASTA PEMERINTAH Finansial Pemegang Saham DPR, Pembayar Pajak, Konstituen Pelanggan Pelanggan Orang yang menggunakan jasa pelayanan Publik Proses-proses internal Produk yang Memberikan pelayanan diunggulkan secara kompetitif Pertumbuhan dan Karyawan , direksi Pejabat, Pegawai pembelajaran Pemerintah Sumber : LAN RI, 2008 : 233, dalam Dally Dadang, 2010 Implementasi Balanced Scorecard dalam organasinasi pemerintah yang ada di Indonesia dimulai sejak tahun 2008 salah satu organisasi publik yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dalam tugasnya menurut Undang-Undang no.15 tahun 2006 merupakan lembaga Negara yang bertugas untuk memeriksa dan mengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Selanjutnya berdasarkan Surat

3

Keputusan BPK No. 10/SK/VIII.3/8/2005 telah menetapkan visi yaitu menjadi lembaga pemeriksa keuangan Negara yang bebas, mandiri dan profesional serta berperan aktif dalam mewujudkan tata kelola keuangan Negara yang akuntabel dan transparan.Dan misi BPK adalah memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan dan tanggung jawab keuangan Negara, serta berperan aktif dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan transparan.Dari visi dan misi tersebut kemudian BPK mengimplementasikan BSC dalam sistim menejemen kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, Redza(2010), yang mengevaluasi penerapan Balanced Scorecard di BPK, berdasarkan hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa secara umum BPK telah melaksanakan sebagian besar langkah-langkah membangun Balanced Scorecard yang sesuai dengan teori Rohm dan penerapan Balanced Scorecard di BPK telah dilaksanakan dengan baik serta telah dilaksanakan sebagai alat koreksi (Wahyudi, 2010). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dally Dadang tentang kajian implementasi Balanced Scorecard pada salah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bandung menunjukkan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat dipadukan dengan Balanced Scorecard sebagai model pengukuran kinerja di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bukan tidak mungkin ke depan organisasi pemerintah yang ada di Indonesia termasuk organisasi pendidikan diharapkan menggunakan pengukuran kinerja yang berbasis pada Balanced Scorecard, kerena telah terbukti dengan implementasi Balanced Scorecard di

4

BPK telah memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan dan kemajuan organisasi tersebut. Dalam organisasi pendidikan terdapat sistem pengukuran kinerja yang disebut dengan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang merupakan pengukuran kinerja organisasi sekolah terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).EDS digunakan untuk melihat posisi organisasi terhadap pencapaian standar. Manfaat dari sekolah atas dilakukannya EDS adalah: a. Sekolah mempunyai alat atau instrument internal yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kinerjanya. b. Sekolah dapat mengetahui sampai di manakah tingkat pencapaian mereka dalam melaksanakan 8 SNP. c. Sekolah dapat memperoleh dasar nyata untuk membuat RKS (Rencana Kerja Sekolah) dan RAKS (Rencana Anggaran Kerja Sekolah) berdasarkan kebutuhan nyata sekolah, bukan atas dasar asumsi atau perkiraan saja (Permendiknas No. 63 Tahun 2009) Berdasarkan maksud dan tujuan EDS diatas maka setelah sekolah melakukan EDS sekolah harus membuat rencana kerja yang direncanakan dengan baik yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan, mencakup semua aspek, adanya korelasi dan menjadi sebuah sistem yang saling terkait, berimbang antara semua aspek dan dapat diukur sehingga meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja.Dalam perencanaan rencana kerja sekolah dapat memanfaatkan Balanced Scorecard, karena dalam perkembangannya Balanced Scorecard juga dapat digunakan sebagai rerangka perencanaan strategis.Konsep Balanced Scorecard

5

berkembang

sejalan

dengan

perkembangan

pengimplementasian

konsep

tersebut.Balanced Scorecard telah mengalami evolusi perkembangan antara lain: Balanced Scorecard sebagai perbaikan atas sistem pengukuran kinerja eksekutif, Balanced

Scorecard sebagai rerangka perencanaan strategik, dan Balanced

Scorecard sebagai basis sistem terpadu pengelolaan kinerja personal. (Mulyadi, 2009).

1.2. Rumusan Masalah Organisasi pendidikan merupakan salah satu organiasi sektor Publik (Khusus bagi sekolah Negeri) yang Non-Profit Oriented atau organisasi yang tidak mencari keuntungan.Dalam dunia pendidikan pengelolaan sekolah kita kenal dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dalam konsep MBS sekolah diberikan hak otonomi untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan.Pengukuran kinerja yang diterapkan dalam organisasi pendidikan adalah dengan menggunakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dengan EDS sekolah akan membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang merupakan tindakan perbiakan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka memperbaiki kondisi sekolah terhadap pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sekolah dasar (SD) merupakan organisasi pemerintah yang melayani pendidikan dasar yang secara prinsip menjadi ujung tombak dalam melaksanakan amanah UUD 1945 untuk melayani pendidikan wajib bagi semua warga Negara Indonesia yaitu pendidikan dasar. Dalam melaksanakan tugas tersebut diperlukan

6

pengukuran kinerja organisasi agar dapat diketahui perkembangan dan pencapaian target yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam mengukur kinerja organisasi sekolah dasar,pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan bahwa kinerja sekolah diukur berdasarkan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dokumen dalam EDSakan menjadi dasar pengambilan Rencana Tindakan Sekolah (RKS). Rencana tindakan ini merupakan usaha sekolah untuk memperbaiki kondisi sekolah sehingga harus direncanakan dengan baik, yang menyangkut semua aspek yang ada di sekolah, koheren yang berarti menjadi sistem yang saling berhubungan dan mempengaruhi, kesiimbangan antar aspek yang ada di sekolah dan perencanaan juga harus dapat diukur keberhasilannya. SDN Klodan 2 merupakan salah satu sekolah dasar inti yang ada di kecamatan Ngetos, kabupaten Nganjuk, propinsi Jawa Timur mengahadapi permasalahan kerena EDS yang selama ini diterapkan dalam mengukur kinerja organisasi sekolah terhadap ketercapaian delapan standar pendidikan hanya menjadi dokumen yang tidak berharga karena tidak ada rencana tindak lanjut dari EDS yang telah dilakukan, padahal sekolah harus membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) sehingga yang terjadi antara hasil EDS dan RKS tidak saling berhubungan, akibatnya sekolah seperti berjalan tanpa arah dan perencanaan yang tidak jelas. Hal ini yang membuat sekolah tidak mengalami kemajuan yang berarti. Kondisi tersebut diperparah dengan kemunculan kompetitor sekolah swasta yang banyak menawarkan berbagai fasilitas dan program-program yang lebih menarik, akibatnya sekarang dari tahun ke tahun siswa di SDN Klodan 2 mengalami

7

penurunan karena siswa baru lebih memilih bersekolah ke sekolah swasta tersebut. Untuk menjawab tantangan tersebut maka sekolah harus mampu menjadikan dokumen EDS menjadi perencanaan strategisdengan melihat pencapaian delapan (8) Standar Nasional Pendidikan dan menentukan tindakan yang harus segera dilakukan oleh sekolah. Hal tersebut dilakukan dengan menyeimbangkan beberapa aspek yang ada, komprehansif dan berimbang,untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan pengukuran yang mampu mengukur semua aspek dan kemudian menterjemahkan ke dalam strategi organisasi. Berdasarkan keunggulan Balanced Scorecard yang dikemukakan oleh Mulyadi 2009, yang menyatakan bahwa Balanced Scorecard memiliki keunggulan dalam dua aspek yaitu meningkatkan secara signifikan kualitas perencanaan, dan meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personal, sehingga untuk menjawab tantangan dalam membuat rencana kerja dengan baik untuk menindak lanjuti hasil EDS maka dapat menggunakan sistem strategik berbasis Balanced Scorecard.

1.3.Pertanyaan Penelitian Berdasarkan penjabaran diatas maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah pencapaian Evaluasi Diri Sekolah (EDS)terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada sekolah dasar inti di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur?

8

b. Bagaimanakah sistem manajemen strategik berbasisBalanced Scorecard (BSC) digunakan untuk merencanakan strategi dalam rangka meningkatkan ketercapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP),pada sekolah dasar inti di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur?

1.4.Tujuan Penelitian Perumusan tujuan penelitian adalah untuk memberikan arah kepada peneliti agar dapat mencapai hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pencapaian(EDS) terhadap delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP)pada sekolah dasar inti di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur. 2. Menganalisasistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard (BSC) yang digunakan untuk merencanakan strategi dalam rangka meningkatkan ketercapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP), pada sekolah dasar inti di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur.

1.5.Manfaat Penelitian Harapan peneliti hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pihak manajemen sekolah tentang bagaimana mengidentifikasi pencapaian

9

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) terhadap delapan (8) standar nasional pendidikan (SNP) dan merumuskan rencana strategik berdasarkan sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard.Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung dalam menganalisa pencapaian EDS terhadap SNP dan merumuskan rencana strategik berdasarkan sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecarddalam organisasi sekolah dasar inti yang ada di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur, dan sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang penerapan Balanced Scorecard pada organisasi sekolah yang lain.

1.6.Sistematika Penulisan Penulisan tasis ini terdiri dari lima bab dan dalam setiap bab akan dibagi dalam beberapa sub-bab. Bab I Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

10

Dalam bab ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan definisi, teori, dan pengertian pengukuran kinerja. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Penerapan Balanced Scorecard dalam perencanaan strategik. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini dibahas tentang rancangan atau desain penelitian, difinisi operasional, populasi dan sampel yang menjadi obyek penelitian, instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, cara pengumpulan data dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian dan pembahasan berisi deskripsi data yang berisi tentang uraian data yang diperoleh dan pembahasan yang akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab ini dibahas tentang simpulan hasil penelitian, keterbatasan dalam melaksanakan penelitian dan implikasinya terhadap teori dan praktis serta rekomendasi yang diajukan oleh peneliti.

11