1 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG REPRODUKSI

Download dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk betina dengan sel mani dari si jantan menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot, disusul den...

0 downloads 312 Views 13KB Size
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup, dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk betina dengan sel mani dari si jantan menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot, disusul dengan kebuntingan dan diakhiri dengan kelahiran anak. Pada ternak, proses reproduksi dimulai setelah hewan betina dan hewan jantan mencapai dewasa kelamin atau pubertas. Pada hewan betina ditandai dengan timbulnya birahi pertama dan kesanggupan untuk menghasilkan sel telur, pada hewan jantan ditandai dengan kemampuan berkopulasi dan menghasilkan sel mani. Reproduksi merupakan proses yang rumit, karena untuk terjadinya reproduksi yang normal dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dari dalam maupun dari luar tubuh. Tidak munculnya salah satu atau lebih faktor-faktor tersebut, dapat menyebabkan hambatan proses reproduksi sehingga dapat terjadi gangguan reproduksi. Makin banyak faktor penghambat, makin berat gangguan reproduksi yang terjadi pada ternak (Subronto dan I Tjahajati, 2001). Keberhasilan peternakan tidak hanya terletak pada usaha pengembangan sehingga kesehatan ternak tetap terjaga. Perawatan dan pengobatan pada ternak memerlukan pertimbangan dari berbagai segi, baik dari segi penyakit (ringan, tidak menular, atau menular) maupun dari segi ekonomi.

1

Tata laksana reproduksi merupakan bagian yang amat penting dalam usaha peternakan sapi potong, dan hanya dengan pengaturanyang sebaik-baiknya usaha peternakan tersebut akan mencapai keuntungan seperti yang diharapkan. Kasus penyakit gangguan reproduksi yang terjadi di kota Yogyakarta dari tahun ke tahun belum dapat diketahui apakah terdapat penurunan dan peningkatan jumlah penyakit. Berdasarkan data yang diperoleh di Kantor Pertanian dan Kehewanan Kota Yogyakarta melalui UPT Poliklinik Hewan Yogyakarta, terdaftar kurang lebih sepuluh jenis penyakit gangguan reproduksi yang sering terjadi tiga tahun terakhir di kota Yogyakarta antara lain Korpus luteum persisten, Anestrus, Silent heat, Fertilitas, Hipofungsi ovarii, Prolapsus, Abortus, Distokia, Retensi plasenta, dan Endometritis sub klinis, sehingga dari berbagai kasus penyakit tersebut dapat diketahui laju pertumbuhan penyakit dan cara penanganan penyakit tersebut dengan baik dan benar. Gangguan reproduksi ini dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi peternak. Oleh karena itu, pengelolaan reproduksi yang baik merupakan bagian yang amat penting dalam suatu usaha peternakan, sehingga dapat diperoleh efisiensi reproduksi yang baik dan produksi ternak dalam bentuk daging dan susu dapat dicapai setinggi-tingginya. Selain itu dibutuhkan perhatian dari semua pihak, baik dari pemerintah, Dokter Hewan Swasta, Ahli Reproduksi Hewan maupun Peternak. Dengan produktivitas ternak yang tinggi, keuntungan diharapkan dapat diperoleh oleh peternak dalam jumlah yang memadai (Subronto dan I Tjahajati, 2001). 2

Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan pada Tugas Akhir ini adalah : 1. Berapa jumlah kasus penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong yang terjadi di kota Yogyakarta selama periode tahun 2011-2013 ? 2. Bagaimana laju pertumbuhan penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong yang terjadi di kota Yogyakarta selama periode tahun 2011-2013 ? 3. Bagaimana penanganan penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong yang dilakukan oleh UPT Poliklinik Hewan Yogyakarta selama periode tahun 2011-2013 ? Batasan Masalah Agar penulisan Tugas Akhir ini lebih terarah, permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas, maka perlu dilakukan batasan masalah, yaitu sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini penulis hanya membahas masalah yang berhubungan dengan pendataan Penyakit Gangguan Reproduksi Pada Sapi Potong dan Penanganannya di Kota Yogyakarta periode tahun 2011-2013. 2. Data yang digunakan adalah data penyakit gangguan reproduksi di Kota Yogyakarta.

3

Tujuan dan Manfaat Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengetahui berbagai macam penyakit dan jumlah kasus penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong di kota Yogyakarta dari tahun 2011-2013. 2. Mengetahui tingkat pertumbuhan penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong di kota Yogayakarta dari tahun 2011-2013. 3. Mengetahui cara penanganan penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong di kota Yogyakarta yang dilakukan oleh UPT Poliklinik Hewan Yogyakarta dari tahun 2011-2013 dan membandingkan dengan literatur. Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan tentang cara penanganan penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong dengan benar dan tepat, sehingga dapat disosialisasikan

kepada

masyarakat

umum

dan

peternak-peternak

lain.Selain itu, memperoleh pengetahuan tentang berbagai macam penyakit gangguan reproduksi pada sapi potong. 2. Bagi UPT Poliklinik Hewan Yogyakarta Meningkatkan keterampilan baik Dokter hewan maupun paramedis dalam menangani berbagai kasus penyakit sapi potong yang terjadi dilapangan.

4

Penanganan gangguan reproduksi yang benar dan tepat, dapat mengurangi tingkat pertumbuhan penyakit sehingga menambah jumlah sapi potong berkualitas yang akhirnya dapat meningkatkan nilai tambah petani dari usaha ternak sapi, serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan hewan terhadap masyarakat. 3. Bagi Masyarakat Peternak Memberikan informasi kepada masyarakat atau pelaku usaha peternakan tentang pentingnya usaha penanggulangan dan cara menangani gangguan reproduksi pada sapi potong secara mandiri, danmenambah pengetahuan masyarakat dalam mengelola kesehatan dan reproduksi ternaknya.

5