1 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG SIKLUS ESTRUS

Download estrus ke permulaan periode estrus berikutnya. Interval-interval ini disertai oleh suatu seri perubahan-perubahan fisiologik di dalam salur...

0 downloads 368 Views 10KB Size
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Siklus estrus merupakan interval antara timbulnya satu periode estrus ke permulaan periode estrus berikutnya. Interval-interval ini disertai oleh suatu seri perubahan-perubahan fisiologik di dalam saluran kelamin betina. Siklus estrus terbagi menjadi empat fase yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus (Toelihere, 1993). Setiap fase estrus pada sapi menunjukkan ciri-ciri yang berbeda. Hal tersebut dapat dijadikan pedoman dalam pengamatan siklus estrus pada ternak tersebut. Menurut Prihatno (2006) pengamatan estrus merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen reproduksi sapi. Kegagalan dalam deteksi estrus dapat menyebabkan kegagalan kebuntingan. Problem utama deteksi estrus umumnya dijumpai sapi-sapi yang subestrus atau silent heat. Silent heat adalah estrus yang tidak disertai munculnya gejala klinis yang nyata. Oleh karena itu, peternak mengalami kesulitan untuk mendeteksinya. Deteksi estrus yang tepat merupakan faktor yang penting dalam program perkawinan agar fertilisasi dapat dilakukan pada saat yang tepat. Siklus estrus yang normal pada sapi berulang secara regular dan disertai munculnya gejala visual. Namun kenyataannya sering dijumpai ternak sapi dengan siklus estrus yang tidak normal (panjang) dan adanya ovulasi

1

yang tidak disertai munculnya gejala visual. Siklus yang tidak normal mengindikasikan terjadi gangguan proses reproduksi termasuk gangguan hormonal yang menyertai proses reproduksi tersebut. Siklus yang tidak normal dan yang tidak dapat terdeteksi secara visual juga akan menyulitkan baik program inseminasi maupun perkawinan secara alami, dan mengakibatkan keberhasilan yang rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan metode untuk mengetahui siklus estrus yang tidak normal dan tidak terdeteksi secara visual. Salah satu metode tersebut yaitu dengan mempelajari histologi sel epitel dinding vagina. Pengamatan histologi sel epitel

dinding vagina merupakan

parameter yang akurat untuk mendeteksi estrus pada ternak. Perubahan morfologi sel epitel dinding vagina dipengaruhi oleh hormon. Pada fase luteal, sel epitel dari dinding vagina akan didominasi oleh sel parabasal, sedangkan memasuki fase estrus sel epitel berubah menjadi sel superfisial dan sel tanduk yang menandakan hewan dalam keadaan puncak estrus (Nalley et al., 2011). Pada fase estrus, hormon estrogen akan meningkatkan keaktifan dinding uterus, menyebabkan hipersekresi dan keratinisasi sel-sel epitel uterus dan vagina sehingga sel yang terikut dalam ulasan adalah sel-sel superfisial (Najamudin et al., 2010).

2

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siklus estrus pada sapi Peranakan Ongole dan Simmental Peranakan Ongole menggunakan vaginal smear.

Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menyajikan alat bantu deteksi estrus pada sapi Peranakan Ongole dan Simmental Peranakan Ongole menggunakan vaginal smear. Diharapkan vaginal smear dapat digunakan secara lebih luas, khususnya pada ternak dengan kejadian silent heat.

3