1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA

Download Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. ABSTRAK. Tembakau atau rokok dengan tingkat konsumsi yang tinggi di Negara ...

0 downloads 385 Views 238KB Size
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA PELAJAR DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI VIII KOTA MANADO Victor F. Kasenda*, Joy A. M. Rattu*, Franckie R. R. Maramis * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK Tembakau atau rokok dengan tingkat konsumsi yang tinggi di Negara Indonesia memiliki dampak terhadap kesehatan dan sosial ekonomi, yang sangat mempengaruhi pembangunan kesejahteraan penduduk. Presentase penduduk umur 10 tahun yang merokok tiap hari sebanyak 24%, penduduk kelompok umue 10-14 tahun sebesar 0,7% dan kelompok 15-24 tahun sebanyak sebanyak 17%, data yang di dapat dalam riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok remaja di Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Kota Manado. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional (potong lintang). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 257 pelajar yang diambil di setiap kelas dilakukan secara proporsi dengan mencari presentase perbandingan antara jumlah pelajar tiap kelas dengan total populasi pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Kota Manado. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi square. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (42,4%) memiliki pengetahuan baik, 67,5% mempunyai sikap baik. Kesimpulan: Hasil analisis data menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan tindakan merokok (p=0,165) dan terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan merokok (p=0,003). Kata kunci : tindakan merokok, pengetahuan, sikap,dan pelajar ABSTRACT Indonesia is well known with its high level of tobacco consumption in the world. The smoking habit in its population has brought a great impact to the health, economic and also social problems that lead to the human development level. From the recent data, it is stated that there are approximately 0.7% from the population 10-14 years old and 17% from the population 15-24 years old smoking every day (Indonesian Regional Health Research, 2007). The aim of this study is to find out the relationship of knowing the harmful effect of smoking and the smoking habit in the adolescent. The method of this research is cross-sectional. The samples were taken from the students in a public junior high school in Manado. We have recruited 257 samples taken from each level. The data were organized in proportion; we found out the presentation within the number of students in each level and compared with the total population in that school. In this research, we distributed the questionnaire and also a short interview. The statistical method used in this study is chi-square test. Results : As many as 42.4% from the respondents show a good knowledge the harmful effect of smoking. We found that 67.5% of the respondents show good response of smoking. Summary: The statistical result shows no adequate relationship between the knowing of the harmful effect of smoking and the smoking habit (p=0.165). There is a significant effect within the smoking habit and the psychological response (p=0.003). Keywords : smoking, habits, adolescent, students

1

Data

PENDAHULUAN Tembakau

atau

dengan

di

tahun

2007

tingkat

memperlihatkan tingginnya penduduk yang

konsumsi yang tinggi di Negara Indonesia

merokok.jumlah perokok aktif penduduk

memiliki dampak terhadap kesehatan dan

umur > 15 tahun adalah 35.4% (65.3 % laki-

sosial ekonomi, yang sangat mempengaruhi

laki dan 5.6% perempuan), berarti 2 diantara

pembangunan

penduduk.

laki-laki adalah perokok aktif. Lebih bahaya

Indonesia menduduki posisi ke tiga dengan

lagi 85.4% perokok aktif merokok dalam

jumlah perokok terbesar di dunia setelah

rumah bersama anggota keluarga sehingga

Cina

dan India (WHO, 2008). Presentase

mengancam

penduduk umur 10 tahun yang merokok tiap

lingkungan.

hari sebanyak 24%,

penduduk kelompok

peralihan dari usia kanak-kanak ke usia

umue

sebesar

dan

dewasa. Adapun penelitian ini ditujukan ke

kelompok 15-24 tahun sebanyak sebanyak

siswa Sekolah Menegah Umum Negeri VIII

17%,

karena usia SMP merupakan umur dimana

10-14

rokok

Riskesdas

kesejahteraan

tahun

0,7%

data yang di dapat dalam riset

kesehatan

dasar

(Riskesdas,

keselamatan Masa

remaja

kesehatan adalah

masa

2007).

siswa masih tergolong di dalam kalangan

Tembakau membunuh hampir enam juta

remaja. Penggunaan rokok merupakan salah

orang setiap tahun, diantaranya lebih dari 5

satu faktor risiko terbesar

pada penyakit

juta pengguna rokok dan bekas perokok dan

tidak

itu

juga lebih dari 600.000 yang tidak merokok

menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR)

terkena dampak akibat rokok. Perkiraan

telah didedikasikan sebagai srategi intervensi

jumlah korban meniggal bisa mencapai lebih

utama pengendalian penaykit tidak menular.

dari delapan juta pada tahun 2030 (WHO,

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009

2013).

tentang Kesehatan pasal 115 menyatakan

Rokok telah menjadi faktor resiko utama

Pemerintah Daerah wajib menerapkan KTR

pada 6 dari 8 penyebab kematian di dunia

di wilayahnya . sekitar 22 kabupaten/kota

yang mengancam banyak pria, wanita dan

sudah

anak-anak dalam abad ini. Sekitar 80%

tersebut,

kematian terkait rokok terjadi di negar-

seragam di seluruh kabupaten/kota. Untuk itu

negara sedang berkembang. Di indonesia,

diperklukan

merokok meningkatkan

kebijakan

resiko kematian

menular

mulai

,

karena

melaksanakan

walaupun

program

komitmen di

tingkat

para

kebijakan

kebijakan ini

belum

pemegang

Daerah

untuk

1,3,8,2 kalo diantara penderita penyakit

menerapkannya. (Jordan, 2011).

kronik. Merokok juga dapat menimbulkan

Dalam Undang-undang (UU) perlindungan

dampak negatif bagi orang yang berada

anak no. 23 Tahun 2002 terdapat pasal 59

disekeliling perokok. Resiko yang akan

yang secara tegas menyebutkan anak harus

ditanggung perokok pasif lebih dari pada

dilindungi dari zat adiktif. Undang-undang

perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-

kesehatan no. 36 tahun 2009 pasal 113 ayat 2

zat berbahaya sangat rendah (WHO, 2008).

menyebutkan bahwa zat adiktif (zat yang 2

menimbulkan kacanduan) meliputi tembakau

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

dan oroduk tembakaau. Ayat 2 pada pasal

pelajar kelas VII, VIII, IX di Sekolah

113 dari UU kesehatan tersebut juga menjadi

Menengah

landasan hukum baru yang mempunyai

Manado

imlikasi pada UU Pers No. 32 tahun 1999

(Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII

dan UU penyiaran No. 32 tahun 2002. Baik

Kota Manado, 2013). Pengambilan sampel

UU Pers maupun UU penyiaran tersebut

dalam penelitian ini menggunakan teknik

menyatakan iklan dari produk yang bersifat

Solvin yang dikutip dari Siregar (2010),

adiktuf dilarang (TCSC, 2010).

sebagai berikut:

Pertama dengan

Perilaku merokok di kalangan pelajar atau 𝑛=

dalam hal ini di kalangan remaja sudah sudah

Negeri

jumlah

VIII 1000

Kota pelajar

N 1 + N. e2

pernah dilakukan, yaitu dari hasil penelitian

N = besar populasi

mengenai perilaku merokok di kalangan

n

remaja di Pasar Bersehati Kota Manado,

e2 = perkiraan tingkat kesalahan

dimana dari hasil penelitian tersebut terdapat

Diketahui jumlah populasi ibu menyusui N =

23 responden (65,7%) yamg di kategorikkan

717

perokok dan 12 responden (34,3%) yang di

ditetapkan e2 = 5%, maka jumlah sampel:

= besar sampel

orang,

dan

kategorikan bukan perokok (Anto M, 2012). =

Sebagaimana kalangan umur pelajar di Sekolah Menegah Umum Negeri VIII masih tergolong dalam kalangan peneliti

akan

melakukan

remja

presisi

yang

717 5 2 1 + 717. ( ) 100

n = 256,75 dibulatkan menjadi 257

maka

penelitian

tingkat

responden

di

Teknik pengambilan sampel menggunakan

Sekolah Menegah Umum Negeri VIII yang

metode systematic random sampling.

bertempat Kota Manado memiliki jumlah siswa sebanyak 300 orang. Hasil observasi di

HASIL PENELITIAN DAN

lapangan menunjukan sejumlah pelajar yang

PEMBAHASAN

berjenis kelamin laki-laki sudah menghisap

Tingkat Pengetahuan

rokok sepulang dari sekolah Tujuan

penelitian

ini

adalah

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan

untuk

pada

mengetahui hubungan antara pengetahuan

tabel,

maka

diketahui

bahwa

pengetahuan responden tentang bahaya rokok

dan sikap tentang bahaya merokok dengan

lebih banyak berada pada kategori baik yaitu

tindakan merokok remaja di SMPN VIII

sebanyak 168 responden (59,4%), sebanyak

Kota Manado.

104 responden (36,7%) berada pada kategori kurang dan hanya 11 responden berada pada

METODOLOGI PENELITIAN

kategori kurang (3,9%).

Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan metode cross sectional. 3

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan

banyak berada pada kategori baik yaitu

ini

sebanyak

terjadi

setelah

orang

melakukan

272

responden

(96,1%)

dan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

sebanyak 11 responden (3,9%) berada pada

Penginderaan terjadi melalui pancaindera

kategori tidak baik.

manusia,

penglihatan,

Sikap adalah merupakan reaksi atau respons

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Sebagian

besar

manusia

Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah

diperoleh

melalui

telinga

merupakan reaksi yang bersifat emosional

(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang

terhadap stimulus social (Mubarak, dkk,

dimaksud

yakni

dalam

kemampuan

indera

pengetahuan mata

dan

penelitian

responden

ini

adalah

2007). Menurut Lawrence Green dalam

untuk

dapat

Notoadmodjo (2007) bahwa sikap merupakan

menjawab dengan benar semua pernyataan

factor

pemudah

atau

predisposisi

tentang bahaya merokok yang diberikan.

(predisposing factors) dan faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam

Sikap Responden

tindakan. sikap mempunyai 3 komponen

Distribusi Sikap Tentang Bahaya Merokok

utama yaitu:

Pada Pelajar Di Sekolah Menengah Pertama

1.

Negeri VIII Manado

konsep terhadap suatu obyek.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Responden

Terhadap

2.

Bahaya

Baik Tidak Baik Total

Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek.

Merokok. Kategori Sikap

Kepercayaan atau keyakinan, ide dan

3.

Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Banyak Responden n % 272 96,1 11 3,9 283 100,0

Ketiga komponen tersebut secara bersamasama membentuk sikap yang utuh (total attitude)

(Mubarak,

dkk,

2007).

Sikap

tentang bahaya merokok merupakan faktor Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan

yang

pada tabel 2, maka diketahui bahwa sikap

menentukan

seseorang

untuk

melakukan tindakan merokok atau tidak

responden terhadap bahaya merokok lebih

merokok.

4

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Pencegahan Merokok Tabel 3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Pencegahan Merokok Responden Tindakan Pengetahuan

Baik

Total

Tidak Baik

N

%

N

%

n

Baik

120

42,4

48

17,0

168

Cukup

69

24,4

35

12,4

104

Kurang

5

1,8

6

2,1

11

Total

194

68,6

89

31,4

P Value

283

p= 0,165

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan

variabel indepen dan variabel dependen. Hal

pada Tabel 3, dari 168 responden yang

ini menunjukkan

memiliki pengetahuan baik, pelajar yang

hubungan antara pengetahuan tentang bahaya

termasuk dalam kategori tindakan baik

rokok dengan tindakan pencegahan merokok.

sebanyak 120 orang (42,4%) dan pelajar

Pengetahuan responden tentang bahaya rokok

yang termasuk dalam kategori tindakan tidak

tidak

baik sebanyak 48 orang (17,0%), dari 104

pencegahan merokok karena pengetahuan

responden

pengetahuan

responden yang baik tentang bahaya rokok

cukup, pelajar yang termasuk dalam kategori

belum terwujud dalam tindakan tindakan

tindakan baik sebanyak 69 orang (24,4%)

pencegahan

dan pelajar yang termasuk dalam kategori

pengetahuan yang kurang tidak membuat

tindakan tidak baik sebanyak 35 orang

tindakan menjadi kurang baik. Melalui

(12,4%), sedangkan dari 11 responden yang

penyesuaian diri, pengetahuan yang masih

memiliki pengetahuan kurang, pelajar yang

kurang dapat disesuaikan dengan berpikir

termasuk dalam kategori tindakan baik

logis untuk melakukan tindakan yang baik.

sebanyak 5 orang (1,8%) dan pelajar yang

Penelitian oleh Alamsyah (2007) di Kota

termasuk dalam kategori tindakan tidak baik

Medan menyatakan remaja yang mengetahui

sebanyak 6 orang (2,1%).

bahaya rokok terhadap kesehatan mempunyai

yang

Berdasarkan

memiliki

hasil

berhubungan

merokok

dengan

dan

tindakan

dengan

dengan

persentase yang tinggi sebesar 80,36%

(x2)

melebihi responden dari penelitian ini.

menghasilkan probabilitas sebesar 0,165

Persentase yang tinggi tersebut berkaitan

pada tingkat kesalahan (α) 0,05. Bila nilai

dengan adanya peraturan yang mewajibkan

probabilitas

tingkat

iklan rokok di media cetak atau media

kesalahan maka dapat dinyatakan bahwa

elektronik serta disetiap bungkus rokok untuk

tidak

mencantumkan

menggunakan

uji

lebih

terdapat

analisis

bahwa tidak terdapat

chi-square

besar

hubungan

dari

antara

kedua 5

bahaya

rokok

terhadap

kesehatan

termasuk

diakibatkan

oleh

yang

Pernyataan tersebut dianggap salah oleh

tersebut

sebagian besar responden karena mereka

berbanding terbalik dengan hasil penelitian

belum merasakan dampak dari iklan rokok

ini,

memiliki

tersebut. Selain itu juga pada kenyataannya

responden

iklan rokok di media elektronik seperti

berpengetahuan baik, namun sebagian besar

televisi hanya menampilkan pesan motivasi

responden dalam penelitian ini menyatakan

bukan berupa dampak dari rokok itu sendiri

salah bahwa media informasi atau iklan

seperti penyakit yang diakibatkan oleh rokok

merupakan

ataupun kematian.

meskipun

kesamaan

penyakit

rokok.

Hal

penelitian

sebagian

salah

mempengaruhi

ini

besar

satu

faktor

kebiasaan

yang

merokok.

Hubungan Antara Sikap Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Pencegahan Merokok Tabel 4. Hubungan Antara Sikap Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Pencegahan Merokok Responden Tindakan Sikap

Baik n 191 3 194

Baik Tidak Baik Total

Tidak Baik n % 28,6 81 2,8 8 89 31,4

% 67,5 1,1 68,6

Total

P value

N 272 11 283

0,003

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan

maka dapat dinyatakan bahwa terdapat

pada Tabel 4, dari 272 responden yang

hubungan antara kedua variabel independen

memiliki sikap baik, pelajar yang termasuk

dan variabel dependen. Hal ini berarti bahwa

dalam kategori tindakan baik sebanyak 191

terdapat hubungan antara sikap tentang

orang (67,5%) dan pelajar yang termasuk

bahaya rokok dengan tindakan pencegahan

dalam kategori tindakan tidak baik sebanyak

merokok pada pelajar di Sekolah Menengah

81 orang (28,6%), sedangkan dari 11

Pertama Negeri VIII Manado merupakan

responden yang memiliki sikap tidak baik,

faktor yang menentukan seseorang untuk

pelajar

melakukan tindakan merokok atau tidak

yang

termasuk

dalam

kategori

tindakan baik sebanyak 3 orang (1,1%) dan

merokok.

pelajar

pencegahan

yang

termasuk

dalam

kategori

Dalam hubungannya merokok,

sikap

tindakan responden

tindakan tidak baik sebanyak 8 orang (2,8%).

adalah bagaimana reaksi atau respon tertutup

Berdasarkan

pelajar terhadap tindakan merokok. Jika

menggunakan

hasil uji

analisis chi-square

dengan 2

(x )

pelajar sudah memiliki sikap yang kuat

menghasilkan probabilitas sebesar 0,003

dalam

pada tingkat kesalahan (α) 0,05. Bila nilai

perilakunya menjadi lebih konsisten.

probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan 6

pencegahan

merokok,

maka

Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi

pelajar Sekolah Menengah Pertama

sosial yang dialami individu. Interaksi di sini

Negeri VIII Manado (p>0,05).

tidak hanya berupa kontak sosial dan

5. Terdapat hubungan antara sikap tentang

hubungan antar pribadi sebagai anggota

bahaya

kelompok

juga

pencegahan merokok pelajar Sekolah

hubungan dengan lingkungan fisik maupun

Menengah Pertama Negeri VIII Manado

lingkungan psikologis sekitarnya (Maulana,

(p<0,05).

sosial,

tetapi

meliputi

rokok

dengan

tindakan

2009). Saran Berdasarkan

KESIMPULAN DAN SARAN

hasil

pembahasan

dan

kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat

beberapa saran serta implikasi, yaitu :

disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pengetahuan pelajar Sekolah

1. Memberikan informasi tentang bahaya

Menengah Pertama Negeri VIII Manado

rokok dan pencegahan merokok kepada

tentang bahaya rokok sebanyak 168

para

pelajar memiliki tingkat pengetahuan

pengembangan diri di sekolah baik

bahaya rokok baik, sebanyak 104 pelajar

dalam

memiliki tingkat pengetahuan bahaya

ekstrakulikuler

rokok cukup dan sebanyak 11 pelajar

kesenian, pengembangan spiritual dan

memiliki tingkat pengetahuan kurang.

konseling.

pelajar

kegiatan

melalui

program

intrakulikuler seperti

dan

olahraga,

Menengah

2. Setiap pelajar agar lebih selektif dalam

Pertama Negeri VIII Manado tentang

menerima informasi mengenai pengaruh

bahaya rokok sebanyak 272 pelajar

rokok

memiliki sikap merespon yang baik dan

menerima informasi tanpa dipahami

sebanyak 11 pelajar memiliki sikap

terlebih dahulu maksud dari informasi

merespon yang kurang baik.

tersebut

2. Sikap

pelajar

Sekolah

karena

seringkali

sehingga

pelajar

pelajar

dapat

mengambil tindakan nyata yang baik

3. Tindakan pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Manado tentang

berdasarkan informasi yang diterima.

pencegahan merokok sebanyak 194

Orang

pelajar memiliki tindakan yang baik dan

keadaan dari pelajar karena umur

sebanyak 84 pelajar memiliki tindakan

mereka yang tergolong pra remaja dan

yang kurang baik.

remaja membutuhkan perhatian dan

4. Tidak

terdapat

pengetahuan

hubungan

tentang

bahaya

tua

agar

lebih

memahami

antara

kontrol karena setiap remaja memiliki

rokok

reaksi

yang berbeda-beda

sehingga

remaja dapat berpikir dan memilih yang

dengan tindakan pencegahan merokok

hal baik.

7

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36/Pasal 113 Ayat 2/Pers/RI/2009 tentang Kesehatan. WHO. 2008. Mpower Upaya Pengendalian Konsumsi Tembakau. Jakarta. WHO. 2013. Tobacco. (online) http://www.who.int/mediacentre/fact sheets/fs339/en/index.html. (diakses tanggal 7 maret 2013).

DAFTAR PUSTAKA Ali M dan Asrori M. 2011.Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. PT Bumi Aksara. Jakarta. Medan. Ameli, A. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Medan. Anto M. 2012. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Di Sekolah Menengah Umum Negeri Vii Kota Manado. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Samratulangi Manado. Jordan, M. 2011. Gaya Hidup Tanpa Rokok. Yogjakarta. Lahar Publiser. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (online.) http://www.depkes.go.id/indeks.php/ component/search/?searchword=baha ya+merokok&ordering=&searchphra se=all. Diakses 10 maret 2013. McKenzie. J, Pinger. R. Kotek. J, 2002. Kesehatan Masyarakat Edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC. Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K, Suoradi. 2007. Promosi KesehatanSebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu & Seni Kesehatan Masyarakat. Jakarta. PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. PT Rineka Cipta. Sarwono SW. 2006. Psikologi Remaja. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Tobacco Control Support Center (TCSC). 2010. Fakta Tembakau Dan Permasalahannya Di Indonesia. Iakmi. Kelompok Peneliti Seminar Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23/RI/2002 tentang Perlindungan Anak. 8