1 HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KOTA

Download Kesimpulannya ibu hamil di Kota Manado banyak yang mengalami ... pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-12 bulan hanya 19,4%. ..... Persa...

0 downloads 338 Views 548KB Size
HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KOTA MANADO Sindi R. Rembet*, Nelly Mayulu*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Masalah gizi masih menjadi masalah terbesar di Indonesia sehingga Pemerintah Indonesia menetapkan peraturan pemerintah tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang pembahasannya berfokus pada 1000 hari pertama kehidupan. Kebanyakan di negara berkembang ibu memasuki masa laktasi tanpa cadangan lemak yang cukup sehingga ibu berisiko tidak bisa memproduksi cukup ASI kecuali mereka memenuhi kebutuhan energinya melalui peningkatan asupan makan. Tercatat jumlah ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) sekitar 24,2%. Persentase data pemberian ASI Eksklusif di Kota Manado yaitu 36,9% dengan jumlah bayi sebanyak 1735 bayi dan yang diberi ASI Eksklusif hanya 641 bayi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan Status Gizi Ibu dengan Pemberian ASI Ekslusif di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Juli-September tahun 2017 di 5 Puskesmas di Kota Manado yaitu Puskesmas Tuminting, Puskesmas Paniki Bawah, Puskesmas Ranotana Weru, Puskesmas Kombos dan Puskesmas Bahu. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan antara status gizi ibu dengan pemberian asi eksklusif (p>0,05) dengan nilai p=0,811. Kesimpulannya ibu hamil di Kota Manado banyak yang mengalami penambahan berat badan yang tidak sesuai rekomendasi (74,7%). Persentase pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-12 bulan hanya 19,4%. Saran perlunya perhatian terhadap ASI Eksklusif dengan penyuluhan atau turun langsung ke lapangan untuk memantau ibu dalam pelaksanaan pemberian ASI kepada bayi. Pentingnya perhatian terhadap status gizi ibu khususnya ibu hamil dengan menganjurkan para ibu untuk mempertahankan status gizi yang baik. Kata Kunci : ASI Eksklusif, Status Gizi Ibu ABSTRACK Nutrition problem is the biggest problem in Indonesia so that the government of Indonesia set a government regulation in 2013 about national movement for the acceleration of nutrition improvement focuses on the first 1000 days of life. In the developing countries mostly mothers in lactation periods without sufficient fat reserves, mothers at risk of not producing enough milk unless they meet their energy needs through increased intake of food. The number of pregnant women who experience Chronic Energy Deficiency (CED) are about 24.2%. The percentage of exclusive breastfeeding data in Manado is 36.9% with the number of infants as many as 1735 babies and exclusively breast-fed infants only 641 babies. The purpose of this study is to determine the relationship of maternal nutrition status with exclusive breastfeeding in Manado. This study using an analytic observational research with cross sectional approach conducted in JulySeptember 2017 at five Health Care Center in Manado; Tuminting Health Care Center, Paniki Bawah Health Care Center, Ranotana Weru Health Care Center, Kombos Health Care Center and Bahu Health Care Center. The result of the research shows that there is no correlation between maternal nutritional status with exclusive breastfeeding (p > 0,05) with p value = 0,811. To increase the attention of exclusive breastfeeding is with counseling or monitor the mother in the implementation of breastfeeding to their baby. It is important to pay attention to the maternal nutritional status, especially pregnant women by encouraging mothers to maintain good nutritional status. Keywords: Exclusive Breastfeeding, Maternal Nutritional Status

1

PENDAHULUAN

penyimpangan dalam proses pemberian

Tercapainya tujuan dari Sustainable

ASI (Black et al, 2013).

Development Goals (SDG’s) bagian ke 3

Masalah gizi masih menjadi masalah

target ke 2 yaitu pada tahun 2030,

terbesar

kematian bayi dan balita dapat dicegah

Pemerintah

dengan cara semua negara berusaha

peraturan

untuk

tentang Gerakan Nasional Percepatan

mengurangi

neonatal

angka

setidaknya

12

kematian per

1.000

di

Indonesia Indonesia

sehingga menetapkan

pemerintah

tahun

2013

Perbaikan Gizi yang pembahasannya

kelahiran hidup dan angka kematian

berfokus

bayi di bawah 5 tahun setidaknya

kehidupan, yang bermula sejak saat

mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup

konsepsi hingga anak berusia 2 tahun

merupakan

yang

(Depkes, 2016). Masa 1000 hari pertama

penting dalam dunia kesehatan dan

kehidupan merupakan masa paling kritis

World Health Organization (WHO)

untuk memperbaiki perkembangan fisik

mencatat bahwa dengan mempraktikan

dan kognitif anak. Status gizi ibu hamil,

pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

status

bagi bayi dapat menurunkan jumlah

kesehatan dan asupan gizi yang baik

kesakitan dan kematian anak, karena

menjadi

penyakit yang umum terjadi pada anak

pertumbuhan dan perkembangan fisik

seperti diare atau pneumonia, ASI

juga

membantu pemulihan lebih cepat selama

menurunkan risiko kesakitan pada ibu

penyakit (WHO, 2017).

dan bayi (USAID, 2014).

suatu

pencapaian

pada

gizi

1000

ibu

faktor

kognitif

hari

pertama

menyusui,

penting

anak

status

untuk

termasuk

Pertumbuhan dan perkembangan bayi

Status gizi ibu hamil di Indonesia

dan anak yang optimal menjadi sangat

masih banyak yang memiliki status gizi

penting pada dua tahun pertama yang

kurang dilihat dari Lingkar Lengan Atas

hanya dapat dipenuhi dengan pemberian

(LILA) berdasarkan data dari Riset

ASI (Almazroy et al, 2017). Pemberian

Kesehatan Dasar tahun 2013, tercatat

ASI yang direkomendasikan hingga usia

jumlah ibu hamil yang mengalami

6 bulan di negara sedang berkembang,

Kurang Energi Kronis (KEK) ada sekitar

hingga 18 bulan atau lebih, bertujuan

24,2 persen (Riskesdas, 2013), adapun

untuk menurunkan risiko kesakitan dan

di Sulawesi Utara jumlah ibu yang

kematian

pemberian

memiliki status gizi kurang sebesar 4630

inisiasi dini. Namun, pemberian ASI

ibu, dan yang tercatat di Kota Manado

Eksklusif tidak menjamin terjadinya

jumlah ibu yang memiliki status gizi

penurunan risiko kematian bila terjadi

kurang

anak,

seperti

2

sebanyak

483

ibu

(Dinas

Kesehatan Kota Manado, 2016). Ibu

Pemberian Air

Susu

Ibu (ASI)

yang mengalami status gizi kurang

Eksklusif

dalam

dapat

Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012

siklus

adalah ASI yang diberikan kepada bayi

selanjutnya.

sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa

Umumnya ibu hamil yang memiliki

menambahkan atau mengganti dengan

status gizi kurang ditandai dengan

makanan atau

mengalami rendahnya penambahan berat

obat, vitamin dan mineral. Durasi

badan

terjadi

optimal pemberian ASI Eksklusif 6

penambahan berat badan selama hamil

bulan dapat dicapai bila status gizi ibu

akan berpengaruh pada saat melahirkan

menyusui baik. (Fikawati et al, 2015).

masa

kehamilannya

berpengaruh

buruk

kehidupan

keturunan

atau

terhadap

bahkan

tidak

bahkan saat menyusui (Fikawati et al,

berdasarkan

Penelitian

2015).

Peraturan

minuman lain, kecuali

mengenai

Hubungan

antara status gizi ibu dengan pemberian

Persentase

ASI

ASI Eksklusif belum banyak dilakukan,

Eksklusif di Kota Manado menurut

sehingga penulis merasa perlu untuk

Dinas Kesehatan Kota Manado yaitu

melakukan penelitian ini. Berdasarkan

36,9% dengan jumlah bayi yang tercatat

latar belakang tersebut, penulis tertarik

sebanyak 1735 bayi dan bayi yang diberi

melakukan

ASI

Hubungan

Eksklusif

data

pemberian

hanya

641

bayi,

penelitian Antara

mengenai

Status

Gizi

Ibu

sedangkan yang tidak ASI Eksklusif

dengan Pemberian ASI Eksklusif di

sebanyak 1094 bayi (Dinkes Kota

Kota Manado.

Manado, 2016). Provinsi Sulawesi Utara

METODE PENELITIAN

merupakan

memiliki

Jenis penelitian ini adalah penelitian

persentase paling rendah di Indonesia

observasional analitik dengan desain

dengan

penelitian menggunakan cross-sectional

provinsi

persentase

yang

26,3%

(Depkes,

2016). Persentase data pemberian ASI

study

Eksklusif di Kota Manado menurut

menyangkut variabel penelitian diukur

Dinas Kesehatan Kota Manado yaitu

satu kali pada waktu bersamaan.

36,9% dengan jumlah bayi yang tercatat

Tempat

sebanyak 1735 bayi dan bayi yang diberi

Puskesmas yang memiliki wilayah kerja

ASI

terbesar di Kota Manado, yaitu:

Eksklusif

hanya

641

bayi,

dimana

semua

penelitian

data

dilakukan

yang

di

sedangkan yang tidak ASI Eksklusif

1. Puskesmas Bahu

sebanyak 1094 bayi (Dinkes Kota

2. Puskesmas Ranotana Weru

Manado, 2016).

3. Puskesmas Kombos 4. Puskesmas Tuminting

3

5

5. Puskesmas Paniki Bawah

Hasil nilai sampel tersebut merupakan

Waktu penelitian berlangsung sejak

jumlah sampel minimal yang harus

bulan Juli-September 2017. Populasi

diperoleh. Sampel dalam penelitian ini

dalam penelitian ini yaitu semua ibu

berjumlah 170 responden. Lebih besar

yang memiliki bayi usia 0-12 bulan yang

jumlah sampel yang didapatkan, maka

bertempat tinggal di 5 wilayah kerja

semakin akurat data yang diperoleh.

Puskesmas tersebut. Jumlah populasi tidak diketahui. Sampel dalam penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

ini

teknik

Penelitian ini berlokasi di 5 puskesmas

teknik

yang memiliki wilayah kerja puskesmas

berdasarkan

terbesar di Kota Manado yang berada di

pertimbangan yang ditentukan peneliti.

5 kecamatan berbeda yaitu Puskesmas

Sampel pada penelitian ini merupakan

Tuminting di Kecamatan Tuminting,

unit populasi tidak diketahui, oleh

Puskesmas Paniki Bawah di Kecamatan

karena itu digunakan ukuran sampel

Mapanget,

Puskesmas

untuk

Kecamatan

Singkil,

dipilih

purposive

menggunakan sampling,

pengambilan

sampel

estimasi

sampelnya

nilai

dihitung

yaitu

rerata,

besar

menggunakan

𝑛=(

𝑒

di

Puskesmas

Ranotana Weru di Kecamatan Wanea

rumus Lameshow: 𝑧𝛼/2𝜎

Kombos

dan Puskesmas Bahu di Kecamatan Malalayang.

)2

Rincian

penjelasan

5

puskesmas tersebut sebagai berikut:

Jika digunakan untuk mengestimasi

1. Puskesmas Tuminting

μ, didapat (1-α) % artinya error tidak

Terletak

melebihi nilai 𝑒 tertentu apabila ukuran

di

bagian

utara

Kota

Manado dengan lokasi di Jalan

sampelnya sebesar 𝑛. Apabila nilai σ

Santiago

tidak diketahui, dapat digunakan s dari

No.52,

Kelurahan

sampel untuk n ≥ 30 yang memberikan

Tuminting, Kecamatan Tuminting.

estimasi terhadap σ. Apabila standar

Puskesmas Tuminting melakukan pelayanan imunisasi di Puskesmas

deviasi populasinya adalah 0,25 dan

setiap hari Rabu sedangkan hari

tingkat kepercayaan sebesar 95% dan

Senin, Selasa, Kamis, Jumat dan

error estimasi μ kurang dari 0,05, maka

Sabtu dilakukan Posyandu secara

jumlah sampelnya adalah:

bergantian di tiap wilayah kerja

α=0,05, maka Z0,05=1,96 𝑧𝛼/2𝜎

𝑛=(

𝑒

1,96.0,25 2 ) 0,05

)2 = 𝑛 = (

Puskesmas Tuminting. =

2. Puskesmas Paniki Bawah

96,04 ≈ 97

Berlokasi di bagian Timur Laut dari Kota Manado tepatnya di Jalan A.A.

4

Maramis, Kelurahan Paniki Bawah,

Terletak di bagian Barat Daya dari

Kecamatan Mapanget. Puskesmas

Kota

Paniki

berlokasi di Jalan Bunaken No.103

Bawah

melaksanakan

pelayanan imunisasi Selasa

dan

setiap

Kamis,

hari

Manado.

Kelurahan

sedangkan

Puskemas

Bahu,

Bahu

Kecamatan

Malalayang. Pelayanan imunisasi di

Posyandu dilaksanakan setiap hari

Puskesmas

Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu secara

setiap

bergantian

Posyandu dilaksanakan di wilayah

di

wilayah

kerja

Puskesmas Paniki Bawah.

Puskesmas

hari

kerja.

3. Puskesmas Kombos

Bahu

dilaksanakan

Kamis,

Puskesmas

sedangkan

Bahu

secara

bergantian setiap hari Senin, Selasa,

Kombos

terletak

di

Rabu, Jumat dan Sabtu.

bagian Timur Kota Manado yang

Jumlah responden dalam penelitian

berlokasi di Jalan Nani Warta Bone,

ini sebanyak 170 responden yaitu ibu-

Kecamatan

Pelayanan

ibu yang bertempat tinggal di wilayah

imunisasi di Puskesmas Kombos

kerja lokasi penelitian dan memiliki bayi

dilakukan setiap hari Senin dan

berusia 0-12 bulan. Responden dipilih

Selasa,

secara acak berdasarkan kriteria inklusi

Singkil.

sedangkan

dilaksanakan

Posyandu

setiap

hari

Rabu,

dan eksklusi yang telah ditentukan.

Jumat dan Sabtu secara bergantian di

wilayah

kerja

Puskesmas

Status Gizi Ibu

Kombos.

Tabel 1. Distribusi Status Gizi Ibu pra

4. Puskesmas Ranotana Weru

hamil

Puskesmas Ranotana Weru terletak

IMT pra hamil Underweight Normal Overweight Obese Jumlah

di bagian Selatan Kota Manado yang berlokasi di Kelurahan Kombos Timur,

Kecamatan

Puskesmas

ini

Singkil.

n 42 98 23 7 170

% 24,7 57,6 13,5 4,1 100

Tabel 1 menunjukkan IMT ibu pra

melaksanakan hari

hamil, karena untuk menentukkan status

Senin dan Kamis, sedangkan setiap

gizi ibu hamil, harus lebih dahulu

hari Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu

mengetahui status gizi ibu pra hamil dan

dilaksanakan

secara

pada penelitian ini status gizi ibu pra

bergantian di tiap wilayah kerja

hamil ditentukan dengan menghitung

Puskesmas Ranotana Weru.

IMT ibu. Status gizi ibu pra hamil

pelayanan imunisasi

setiap

Posyandu

underweight

5. Puskesmas Bahu

5

(IMT=

<18,5)

ada

sebanyak

42

responden

dengan

dari saat sebelum hamil ke kehamilan

persentase 24,7%, ibu dengan IMT pra

trimester 3, yang menunjukkan ibu yang

hamil

IMT

normal

(IMT=18,5-24,9)

pra

hamil

underweight

yang

berjumlah 98 responden (57,6%), ibu

mengalami penambahan berat badan

yang

IMT=25-29,9

sesuai rekomendasi (12,5-18 kg) ada 16

(overweight) sebanyak 23 responden

orang (9,4%) sedangkan yang tidak

(13,5%) sedangkan ibu yang status gizi

sesuai rekomendasi atau penambahan

pra hamil obese (IMT=>30) hanya 7

berat badan kurang (<12,5 kg) ada

responden dengan persentase 4,1%.

sebanyak 18 orang (10,6%) dan yang

Penelitian dari Sanusi dan Falana (2009)

mengalami penambahan berat badan

menyatakan ibu yang memberikan ASI

berlebihan (>18 kg) berjumlah 8 orang

Eksklusif mempunyai status gizi normal

(4,7%). Jumlah ibu dengan IMT pra

dan IMT cenderung overweight. Tingkat

hamil normal yang mengalami status

pemberian ASI dapat mempengaruhi

gizi sesuai rekomendasi (11,5-16 kg)

kecepatan penurunan berat badan bagi

yaitu 18 orang (10,6%), ada sebanyak 65

ibu.

orang

memiliki

Tabel 2. Distribusi

mengalami

kurangnya penambahan berat badan

Hamil Berdasarkan Penamba-

(<11,5 kg) dan 15 orang lainnya (8,8%)

han Berat Badan dari Pra

mengalami kelebihan penambahan berat

Hamil ke Hamil Trimester 3

badan (>16 kg). Selanjutnya ibu dengan

(Rekomendasi dari Institute of

IMT

Medicine (IOM), 2009)

mengalami penambahan berat badan

Underweight

Normal

Overweight

Obese

Kategori Penambahan BB pada Trimester 3 Kehamilan (kg) <12,5 12,5-18 >18 <11,5 11,5-16 >16 <7,11 7,11-11,5 >11,5 <5 5-9 >9

Jumlah

Berdasarkan

tabel

2,

Gizi

yang

Ibu

IMT Pra Hamil Ibu

Status

(38,2%)

n

pra

hamil

overweight

yang

hamil yang sesuai dengan rekomendasi

%

(7,11-11,5 kg) hanya 5 orang (2,9%), sedangkan yang tidak sesuai atau yang mengalami penambahan berat badan 18 16 8 65 18 15 11 5 7 1 5 1 170

10,6 9,4 4,7 38,2 10,6 8,8 6,5 2.9 4,1 0,6 2.9 0,6 100

kurang dari rekomendasi (<7,11 kg) ada 11 orang (6,5%) dan yang mengalami berat badan lebih ada 7 orang (4,1%). Ibu dengan IMT pra hamil obese yang mengalami penambahan berat badan hamil tidak sesuai atau kurang (<5 kg) ada 1 orang (0,5%) begitu pun dengan yang berlebihan (>9 kg) 1 orang (0,5%)

dijelaskan

mengenai penambahan berat badan ibu 6

sedangkan yang sesuai (5-9 kg) ada

seorang ibu dapat memberikan ASI

sebanyak 5 orang (2,9%).

Eksklusif

kepada

bayinya,

namun

mengorbankan status gizi bayinya atau Tabel 3.

Distribusi Status Gizi Ibu

status gizi ibu itu sendiri atau pun

Hamil

mengorbankan status gizi keduanya,

Status Gizi Sesuai Tidak Sesuai Jumlah

n 44 126 170

karena apabila ibu memberikan ASI

% 25,9 74,1 100

Eksklusif selama 6 bulan dengan status gizi yang tidak baik, akan berdampak pada status gizi yang buruk pada bayi

Tabel 3 menggambarkan status gizi ibu

atau pun ibu (Fikawati et al, 2015).

hamil yang sesuai sebanyak 44 orang dengan persentase 25,9% sedangkan Tabel 4. Distribusi

status gizi ibu hamil yang tidak sesuai

Pemberian

ASI

Eksklusif

sebanyak 126 orang dengan persentase

Pemberian ASI Eksklusif Tidak Ya Jumlah

74,1%. Hal itu menunjukkan bahwa status gizi responden (ibu) sewaktu

n 137 33 170

% 80,6 19,4 100

hamil paling banyak tidak sesuai dengan penambahan

berat

badan

yang

Berdasarkan tabel 4 menggambarkan

direkomendasikan dibandingkan dengan

subjek

yang sesuai dengan rekomendasi. Status

Eksklusif lebih banyak yaitu sebesar 137

gizi ibu dan makanan ibu sangat penting

subjek

bagi bayi. Apabila diet ibu tidak

dibandingkan

mencukupi energi dan zat-zat gizi yang

diberikan ASI Eksklusif yang berjumlah

dibutuhkan, maka akan mempengaruhi

hanya 33 subjek dengan persentase

cadangan energi selama kehamilan dan

19,4%.

yang

tidak

dengan

diberikan

persentase

dengan

ASI

80,6%

subjek

yang

masa laktasi dan terjadi defisiensi zat-zat gizi ibu (Factsheet 4, Linkages, 2003).

Tabel 5. Distribusi Usia Bayi Mendapat

Status gizi ibu menjadi hal yang penting untuk

dipersiapkan

sebelum

ASI Eksklusif

ibu

Usia Bayi

memasuki masa kehamilan karena ibu

0-5 bulan 6 bulan Total

dengan IMT pra hamil normal akan lebih mampu mencapai kenaikan berat badan

hamil

sesuai

Pemberian ASI Eksklusif Tidak Ya n % n % 60 35,3 13 7,6 77 45,3 20 11,8

n 73 97

% 42,9 57,1

137

170

100

80,6

33

19,4

Total

rekomendasi,

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 73

sehingga ibu akan memiliki cadangan

bayi yang berusia antara 0-5 bulan yang

lemak yang cukup untuk menyusui saat

mendapat ASI Eksklusif hanya 13 bayi

postpartum, karena tidak tepat apabila

(7,6%) sedangkan yang tidak mendapat

7

ASI

Eksklusif

sebanyak

bayi

diberikan ASI Eksklusif berjumlah 59

(35,3%). Begitu pun bayi yang berusia

bayi (34,7%). Data penelitian lain

antara 6-11 bulan yang mendapat ASI

menyatakan

Eksklusif hanya sedikit dengan jumlah

perkembangan anak pada masa ini

20 bayi (11,8%) sedangkan yang tidak

tergantung pada praktek pemberian ASI,

ASI Eksklusif sebesar 77 bayi (45,3%).

dalam hal ini untuk negara berkembang

ASI merupakan makanan yang paling

sering terjadi defisiensi zat gizi maka

baik bagi bayi hingga usia 1 tahun, dan

sering terjadi gangguan pertumbuhan,

dianjurkan pemberian ekslusif sampai 6

selain karena pemberian ASI yang tidak

bulan.

pertama

cukup tetapi juga karena makanan

yang

pengganti ASI (MP ASI) (Tasnim et al,

yang

2014).

Selama

kehidupan

bayi,

dikonsumsi

dan

1

60

tahun makanan zat

dikandungnya

gizi

mempengaruhi

pertumbuhan

Tabel 7. Distribusi

dan

Pemberian

ASI

pertumbuhan dan perkembangan fisik

Eksklusif Berdasarkan Lokasi

serta psikososialnya. Kehidupan bayi

Penelitian

pada 6 bulan pertama merupakan masa

Puskesmas

kritis untuk pertumbuhan fisik secara keseluruhan. Pemberian ASI hendaknya

Tuminting Paniki Bawah Ranotana Weru Kombos Bahu Total

tidak dilakukan secara terjadwal, tetapi diberikan pada saat bayi menghendaki (on demand) (Almatsier et al, 2011). Tabel 6. Distribusi Jenis Kelamin Bayi

Laki-laki Perempuan Total

n 14 19 33

Pemberian ASI Eksklusif Ya Tidak % n % 8,2 78 45,9 11,2 59 34,7 19,4 137 80,6

n 29 51 29 33 28

% 17,1 30,0 17,1 19,4 16,5

137

170

100

80,6

33

Total

19,4

Berdasarkan tabel 7, responden yang

Mendapat ASI Eksklusif Jenis Kelamin

Pemberian ASI Eksklusif Tidak Ya n % n % 27 15,9 2 1,2 35 20,6 16 9,4 27 15,9 2 1,2 25 14,7 8 4,7 23 13,5 5 2,9

berada di lokasi penelitian Puskesmas

Total

n 92 78 170

% 54,1 45,9 100

Tuminting

yang

Eksklusif

hanya

memberikan 2

orang

ASI

dengan

persentase 1,2%, sedangkan yang tidak

Berdasarkan tabel 6, bayi yang berjenis

memberikan ASI Eksklusif sebanyak 27

kelamin laki-laki yang mendapat ASI

orang dengan persentase 15,9%, jumlah

Eksklusif

responden yang berada di wilayah kerja

hanya

14

bayi

(8,2%),

sedangkan yang tidak diberikan ASI

Puskesmas

Eksklusif sebanyak 78 bayi (45,9%).

memberikan ASI Eksklusif yaitu 16

Bayi yang berjenis kelamin perempuan

orang (9,4%), sedangkan yang tidak

yang mendapat ASI Eksklusif ada 19

memberikan ASI Eksklusif lebih banyak

bayi (11,2%) sedangkan yang tidak

yaitu 35 orang (20,6%), responden di wilayah 8

Paniki

kerja

Bawah

Puskesmas

yang

Ranotana

Weru yang memberikan ASI Eksklusif

hanya 8 orang yang memberikan ASI

sama jumlahnya dengan Puskesmas

Eksklusif dan yang tidak memberikan

Tuminting yaitu sebanyak 2 orang

ASI Eksklusif sebanyak 35 orang.

(1,2%) dan yang tidak memberikan ASI

Hasil

penelitian

yang

dilakukan

Eksklusif 27 orang (15,9%), di wilayah

selanjutnya dilakukan analisis bivariat

kerja

jumlah

menggunakan chi square diperoleh nilai

responden yang tidak memberikan ASI

p = 0,811 dengan nilai α = 0,05,

Eksklusif sebesar 25 orang (14,7%),

didapatkan nilai p lebih besar dari nilai

sedangkan

ASI

α, yang menunjukkan tidak terdapat

Eksklusif hanya 8 orang (4,7%), dan di

hubungan antara Status Gizi Ibu dengan

wilayah kerja Puskesmas Bahu, dari 28

Pemberian

responden yang didapat, hanya 5 orang

Manado.

Puskesmas

yang

Kombos,

memberikan

(2,9%) yang memberikan ASI Eksklusif,

Faktor

ASI Eksklusif

penyebab

tidak

di

Kota

terdapat

sedangkan 23 orang lainnya (13,5%)

hubungan antara status gizi ibu dengan

tidak memberikan ASI Eksklusif.

pemberian ASI Ekslusif yaitu Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA). Terdapat

Hubungan Status Gizi Ibu Hamil

sekitar 35% ibu berhenti memberi ASI

dengan Pemberian ASI Eksklusif

Eksklusif pada bayi setelah beberapa

Tabel 8. Hubungan antara status gizi

minggu postpartum karena merasa ASI

ibu dengan pemberian ASI

kurang sehingga bayi tidak merasa puas

Eksklusif

(WHO,

Status Gizi Ibu Hamil Sesuai Tidak Sesuai Total

Pemberian ASI Eksklusif Ya Tidak n % n %

n

%

8 25

4,7 14,7

36 101

21,2 59,4

44 126

25,9 74,1

33

19,4

137

80,6

170

100

Gatti

(2008)

juga

melaporkan bahwa PKA merupakan

p Value

Total

2002).

penyebab utama kegagalan pemberian 0,811

ASI Eksklusif. PKA adalah persepsi

Tabel 8 menunjukkan responden dalam

atau penilaian diri ibu yang meyakini

penelitian ini banyak yang mengalami

bahwa ibu tidak memiliki suplai ASI

penambahan berat badan yang tidak

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

sesuai dengan rekomendasi kenaikan

bayinya, sehingga ibu yang memiliki

berat

status gizi yang baik selama hamil,

badan

yang

dianjurkan

oleh

Institute of Medicine (2009) yaitu 127

terkadang

orang

ASI

Eksklusif kepada bayinya karena merasa

Eksklusif hanya 25 orang sedangkan

bayi tidak puas dengan pemberian ASI

yang tidak memberikan ASI Eksklusif

dan

102

dengan

minuman yang lain kepada bayinya,

penambahan berat badan hamil sesuai

seperti penelitian oleh Chan et al (2000)

dan

orang.

yang

memberikan

Adapun

ibu

9

tidak

memberikan

menambahkan

makanan

ASI

atau

di Hongkong yang menyatakan bahwa

melahirkan bayi berat badan lahir rendah

penyebab

ibu

(BBLR) sampai dengan kematian bayi

memberikan susu formula pada bayi usia

(Mardalena, 2017). Bayi BBLR tidak

2 dan 6 minggu post partum serta pada

memiliki kemampuan mengisap puting

bayi 3 dan 6 bulan post partum karena

yang sama dengan bayi dengan berat

persepsi kekurangan ASI, dan alasan

badan lahir normal sehingga akan

kedua sebesar 31% karena mempunyai

kesulitan memberikan ASI Eksklusif.

terbesar

atau

44%

masalah payudara dan 28% karena kelelahan.

Faktor-faktor

mempengaruhi

lain

KESIMPULAN

yang

1. Status Gizi Ibu hamil di Kota

diantaranya

Manado

kekurangsiapan fisik maupun psikis ibu,

Medicine (2009) sebesar 25,3%,

laktasi (Riskesdas, 2013).

sedangkan yang tidak sesuai dengan

Namun, hasil penelitian ini tidak

penambahan berat badan hamil yang

sejalan dengan yang dilakukan oleh Tri

dianjurkan berdasarkan Institute of

Wahyuni di Puskesmas Umbulharijo I tahun

2015

Medicine (2009) sebesar 74,7%.

yang

2. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

menunjukkan bahwa terdapat hubungan

usia 0-12 bulan di Kota Manado

yang bermakna antara status gizi ibu

sebesar 19,4%, sedangkan yang

dengan pemberian ASI Eksklusif. Alam

tidak

et al (2003) juga menyebutkan di negara

ASI Eksklusif di Kota Manado.

mampu memproduksi ASI yang cukup. tidak

Eksklusif

status gizi ibu dengan pemberian

kurang sehingga ibu berisiko tidak

ibu

ASI

3. Tidak terdapat hubungan antara

masa laktasi dengan cadangan lemak

itu,

diberikan

sebesar 80,6%.

berkembang banyak ibu yang memasuki

karena

dengan

dianjurkan berdasarkan Institute of

mengenai manfaat ASI dan manajemen

Oleh

sesuai

penambahan berat badan hamil yang

kurangnya informasi dan pengetahuan

Yogyakarta

yang

bisa

SARAN

memberikan ASI Eksklusif selama 6

1. Bagi masyarakat, terlebih khusus

bulan kepada bayinya.

bagi calon ibu, ibu hamil dan ibu

Adapun status gizi ibu hamil buruk

menyusui

untuk

memperhatikan

akan berisiko mengancam jiwanya dan

status

juga

yang

mempertahankan kehidupan yang

tetap

sehat bagi ibu maupun janin. Begitu

mempertahankan status gizi buruk saat

pula dengan proses pemberian ASI

hamil

Eksklusif bisa tetap dilaksanakan.

keselamatan

dikandungnya.

akan

Wanita

janin yang

menghadapi

risiko

10

gizi

ibu,

agar

dapat

2. Bagi Puskesmas di Kota Manado, kiranya

lebih

Concequences

meningkatkan

Euopean

dengan cara penyuluhan atau turun

57:151-156.

langsung ke lapangan untuk melihat para

ibu

Maternal

Nutrition in Rural Bangladesh. J

perhatian terhadap ASI Eksklusif

(memantau)

for

Clinical

Nutrition.

Almatsier, S., Soetardjo, S., Soekatri, M.

dalam

Gizi Seimbang Dalam Daur

pelaksanaan pemberian ASI kepada

Kehidupan.

bayi.

perlu

Gramedia Pustaka Utama. 2011.

ibu

Almazrooy, A.H., A.M. Alturki., A.M.

dengan

Aljoham., A. Alraddadi, and

Puskesmas

meningkatkan khususnya

juga

status

ibu

gizi

hamil

Jakarta:

PT.

menganjurkan dan mengingatkan

A.M.

para ibu untuk menimbang berat

Comparison of the Nutritional

badan setiap bulan atau minimal 3

Values of Infants Formulas

bulan 1 kali agar dapat terpantau

Available

perkembangan

Glob.

gizi

ibu

guna

melahirkan bayi yang sehat dengan

Allogmani,

in

Saudi

Pediatry

2017.,

Arabia,

Health.,

4:

2333794X17731037.

persalinan yang normal.

Black, R.E., C.G. Victora., S.P. Walker.,

3. Bagi peneliti lainnya, lebih banyak

P. Christian., M. de Onis., M.

membaca lagi mengenai hubungan

Ezzati.,

antara status gizi ibu dengan asi

J.Katz., R. Martoreh., R. Uany,

eksklusif

The

dilakukan dilakukan

karena

belum

penelitian penelitian

banyak

dan

perlu

S.G.

Maternal

McGregor.,

and

Child

Nutrition Study Group, 2013.,

mengenai

Maternal

and

Child

status gizi ibu pra hamil dengan

Undernutrition and Overweight

pemberian ASI Eksklusif, mengenai

in Low Income and Middle-

status gizi ibu menyusui (asupan

Income Countries., Lancet: 382;

gizi ibu) dengan pemberian ASI

427-51

Eksklusif, status gizi ibu dengan

Chan SM., Nelson EA., Leung SS., Li

persepsi ketidakcukupan ASI.

CY. Breastfeeding Failure in Longitudinal

DAFTAR PUSTAKA

Maternal

Alam DS, Van Raaij JMA, Hautvast

Hongkong.

Postpartum Nutritional Journal

in of

JGAJ, Yunus I and Fuchs GJ.

Paediatrics and Child Health.

2003. Energy Stress During

2000;36 (5): 466-71.

Pregnancy

and

Lactation:

11

Departemen Kesehatan. 2016. Artikel : Bangsa

Sehat

Nursing Scholarship. 2008;40

Berprestasi

(4) : 355-63.

Melalui Percepatan Perbaikan

Kementerian

Kesehatan

Republik

Gizi Pada 1000 Hari Pertama

Indonesia.

2016.

Profil

Kehidupan. Diakses di http://

Kesehatan

Indonesia

2015.

www.depkes.go.id/article/view/

Jakarta: Kementerian Kesehatan

16032203/bangsa-sehat-berpres

RI.

tasi-melalui-percepatan-perbaik

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset

an-gizi-pada-1000-hari-pertama-

kesehatan

dasar:

Riskesdas

kehidupan.ht ml (tanggal 10 Mei

2013. Jakarta: Badan Penelitian

2017)

dan Pengembangan Kesehatan.

Dinas Kesehatan Kota Manado. 2016.

Mardalena, I. 2017. Dasar-dasar ILMU

Data Cakupan Pemberian ASI

GIZI DALAM KEPERAWATAN.

Eksklusif di Manado Tahun

Yogyakarta

2016

Press.

Factsheet4,

Linkages.

Breastfeeding Nutrition

2003.

and

Pustaka

Baru

Nasution, S.I., Liputo, N.I., Mahdawaty.

Maternal

Frequently

:

Faktor

Asked

-

berhubungan

faktor

yang

dengan

Pola

Question (FAQ) Academy for

Pemberian

Educational

Kerja Puskesmas Bungus tahun

1825

Development.,

Connecticut

Avenue,

2016;

Fikawati, S., Syafiq, A., Karima, K. Gizi

Jakarta:

Ibu

PT

dan

di

Wilayah

2014. Jurnal Kesehatan Andalas.

Washington. DC.

2015.

ASI

5

(3).

Diakses

dari

http://jurnal.fk.unand.ac.id pada

Bayi.

tanggal 13 Oktober 2017.

Rajagrafindo

Sanusi, R. A dan O.A. Falana, 2009.,

Persada.

The

Nutritional

Status

of

Fikawati, S., Syafiq, A. Status Gizi Ibu

Mothers Practice Breast Milk

dan Ketidakcukupuan Air Susu

Feeding in Ibadan, Nigeria.,

Ibu.

African

Jurnal

Masyarakat

Kesehatan

Nasional

Vol.6,

L.

Maternal

insufficient

milk

breastfeeding.

of

Biomed

Press;Vol.12, No.2

No.6, Juni 2012. Gatti,

Journal

Tasnim, S., S.N. Akhtar and FMA Perceptionsof supply Journal

Haque. 2014. Nutritional status

in

and

of

Among

Breastfeeding Mother

Practice Attending

Lactation Management Centre.

12

Pediatric

Research

Intern

Journal; Vol 2014., 90373 United States Agency for International Development.

Multi-sectoral

Nutrition Strategy 2014-2025 Technical

Guidance

Brief:

Implementation Guidance for Ending Preventable Maternal and Child Death. 2014. 1-6. United

Nations

(2015). Sustainable

Development Goals part 3 Point 2.

[cited

2017

April

30].

Available at: https://sustainable development.un.org/post2015/tr ansformingourworld Wahyuni, Tri. Hubungan Status Gizi dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta (Naskah Publikasi). Yogyakarta: Ilmu

Sekolah

Kesehatan

Tinggi

Aisyisyah.

2015. World Health Organization. 2017. Nutrition

Topics:

Exslusive

Brestfeeding. [cited 2017 April 29].

Available

from

:

http://www.who.int/nutrition/top ics/exclusive_breastfeeding/en/

13