29 KONSERVASI MUSUH ALAMI SEBAGAI

Download Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kaitan antara konservasi musuh alami dengan pengelolaan suatu ekosistem sawah sebagai pe...

0 downloads 463 Views 286KB Size
KONSERVASI MUSUH ALAMI SEBAGAI PENGENDALI HAYATI HAMA DENGAN PENGELOLAAN EKOSISTEM SAWAH KONSERVASI MUSUH ALAMI SEBAGAI PENGENDALI HAYATI HAMA DENGAN PENGELOLAAN SAWAH Victoria Henuhili* danEKOSISTEM TienAminatun Aminatun Victoria Henuhili dan Tien Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Victoria Henuhili* danAlam TienUniversitas AminatunNegeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta Fakultas Matematika dan*e-mail: Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] e-mail: [email protected] Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta *e-mail: [email protected] Abstrak

Penelitian Abstrak ini dilakukan untuk mengetahui kaitan antara konservasi musuh alami dengan pengelolaan suatu ekosistem sawah sebagai pengendali hayati hama. Penelitian dilakukan Penelitian ini dilakukan untuk yang mengetahui kaitan antara konservasi musuh alami dengan pada dua lokasi petak sawah dikelola dengan sistem surjan (multicropping), dan pengelolaan suatu ekosistem sawah sebagai pengendali hayati hama. Penelitian yang dikelola dengan sistem bukan surjan (monocropping). Pada sawah surjan dilakukan alur yang pada dua(bagian lokasi bawah) petak sawah yangpadi, dikelola dengan bagian sistem alur surjanyang (multicropping), dan rendah ditanami sedangkan tinggi (guludan) yang dikelola dengan sistem bukan surjan (monocropping). Pada sawah surjan alur yang ditanami palawija. Dengan demikian, ekosistem sawah surjan memiliki lingkungan rendah bawah) ditanami ekosistem padi, sedangkan bagian alur yang pertanian(bagian yang khas. Pengelolaan sawah yang dilakukan olehtinggi petani(guludan) berbeda, ditanami palawija. Dengan demikian, ekosistem sawah surjan memiliki lingkungan karena disini hanya ditanam padi saja. Data yang diambil adalah jenis-jenis serangga pertanian yangdan khas. Pengelolaan sawah yang dilakukan oleh petani berbeda, musuh alami serangga hama ekosistem utama yang ditemukan. Hasil penelitian adalah: (1) karena disini hanya ditanam padi saja. Data yang diambil adalah jenis-jenis serangga jenis-jenis musuh alami yang ditemukan pada ekosistem sawah surjan lebih melimpah musuh dan serangga hama utama yang ditemukan. Hasil penelitian adalah: (1) daripadaalami ekosistem sawah nonsurjan (lembaran); (2) sistem pengelolaan ekosistem sawah jenis-jenis musuhdapat alamimengkonservasi yang ditemukanmusuh pada ekosistem sawah surjan lebihpola melimpah yang cenderung alami adalah sistem tanam tanam daripada ekosistem sawah nonsurjan (lembaran); (2) sistem pengelolaan ekosistem sawah campuran yang dilakukan pada sawah surjan (multicropping). yang cenderung dapat mengkonservasi musuh alami adalah sistem tanam pola tanam Kata kunci: konservasi alami,surjan pengendali hayati hama, pengelolaan ekosistem campuran yang dilakukanmusuh pada sawah (multicropping). sawah Kata kunci: konservasi musuh alami, pengendali hayati hama, pengelolaan ekosistem sawah

Abstract

This research aims were to collect the diversity of natural enemies lived in rice Abstract

agroecosystem and to observe which management system of rice agroecosystem can This research were to collect the kinds diversity of agroecosystem natural enemies lived inin rice conserve naturalaims enemies.There were two of rice observed this agroecosystem and to observe which management system of rice agroecosystem can research, multicropping system (surjan system) and monocropping system (non surjan conserve natural enemies.There two kindsaquatic of ricelower agroecosystem observed in and this system). There were two parts ofwere surjan fields, part planted with rice research, multicropping system (surjan system) and monocropping system (non surjan terrestrial higher part planted with vegetables. The surjan fields were different from non system). There were twoplanted parts of surjan aquatic lower part planted withpart, rice that and surjan fields that were with rice fields, only. Non surjan fields were had one terrestrial higher part planted with vegetables. The surjan fields were different from non was aquatic part. Natural enemies collecting of surjan fields and non surjan fields was surjan fields that were planted with rice only. Non surjan fields were had one part, that done to get conclusion that which system conserved natural enemies more. This researh was Natural enemies collecting andthan non non surjan fields was resultsaquatic were :part. (1) Surjan fields had more kinds of of surjan naturalfields enemies surjan fields; done to get conclusion that which system conserved natural enemies more. This researh (2) The management system of rice agroecosystem that conserved natural enemies more results were : (1) Surjan had more was multicropping systemfields in surjan fields.kinds of natural enemies than non surjan fields; (2) The management system of rice agroecosystem that conserved natural enemies more Keywords: naturalsystem enemies conservation, biological control, management of rice was multicropping in surjan fields. agroecosystem Keywords: natural enemies conservation, biological control, management of rice agroecosystem

PENDAHULUAN

Lingkungan PENDAHULUAN

(budaya),

hidup

merupakan

sedangkan

bagian sistem (budaya), darisedangkan

ekosistem

adalah

lingkungan adalah yang ekosistem

kesatuanLingkungan utuh menyeluruh yang merupakan terdiri atas hidup

merupakan tatanan unsurlingkungan lingkungan hidup bagian dari sistem yang

komponen abiotikyang danterdiri kultural kesatuan utuhbiotik, menyeluruh atas

yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh merupakan tatanan unsur lingkungan hidup

komponen biotik, abiotik dan kultural 29

yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh 29 29

Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013

dan saling mempengaruhi dalam mem-

dengan memakan atau memangsa binatang

bentuk keseimbangan, dan dan saling mempengaruhistabilitas, dalam mem-

lainnya, sedang parasitoid adalah serangga dengan memakan atau memangsa binatang

produktivitas lingkungan hidup (Tandjung, bentuk keseimbangan, stabilitas, dan

yang pada fase parasitoid pradewasanya lainnya, sedang adalahmemarasit serangga

2003). Sawahlingkungan merupakan suatu contoh produktivitas hidup (Tandjung,

serangga Arthropoda lain yang padaatau fasebinatang pradewasanya memarasit

ekosistem, yaitu merupakan suatu agroekosistem peng2003). Sawah suatu contoh

(Untung, Dapat diketahui serangga 2006). atau binatang Arthropodabahwa lain

hasil padi. yaitu Untung (2006) mendefinisikan ekosistem, suatu agroekosistem peng-

musuh yang berupa predatorbahwa dan (Untung,alami 2006). Dapat diketahui

agroekosistem adalah bentuk ekosistem hasil padi. Untung (2006) mendefinisikan

parasitoid berperan mengendalimusuh alami yang membantu berupa predator dan

binaan manusiaadalah yang bentuk ditujukan untuk agroekosistem ekosistem

kan populasi yang parasitoid berperanserangga membantuhama mengendali-

memperoleh produksi binaan manusia yang pertanian ditujukan dengan untuk

menyerang tanaman padi. Dengan lain, kan populasi serangga hamakata yang

kualitas dan kuantitas memperoleh produksi tertentu. pertanian Sebagai dengan

musuh alami berperan pentingkatadalam menyerang tanaman padi. Dengan lain,

suatu ekosistem, maka sawah tersusun atas kualitas dan kuantitas tertentu. Sebagai

pengendalian (biological musuh alami hayati berperan pentingcontrol), dalam

komponen biotik maka dan abiotik yang saling suatu ekosistem, sawah tersusun atas

yaitu penggunaan musuh alami, baik yang pengendalian hayati (biological control),

berinteraksi satu dan samaabiotik lain. yang Komponen komponen biotik saling

diintroduksikan dimanipulasi yaitu penggunaanatau musuh alami, baik untuk yang

abiotik meliputi tanah berinteraksi satuunsur samaudara lain.(iklim), Komponen

mengendalikan serangga hama (Smith diintroduksikan atau dimanipulasi untuk

dan air. meliputi Komponen biotik terdiri atas unsur abiotik unsur udara (iklim), tanah

dalam Johnson, 1987). mengendalikan serangga

tanaman maupun binatang. Dengan kata dan air. Komponen biotik terdiri atas unsur

Setiap jenis dalam Johnson, 1987). hama secara alami

lain, sawah merupakan (tempat tanaman maupun binatang.habitat Dengan kata

dikendalikan musuh alami Setiap oleh jeniskompleks hama secara

hidup) bagi berbagai jenishabitat binatang dan lain, sawah merupakan (tempat

yang meliputiolehpredator, dan dikendalikan kompleksparasitoid musuh alami

tumbuhan yang membentuk hidup) bagi berbagai jenis keanekaragambinatang dan

patogen hama. Dibandingkan dengan pengyang meliputi predator, parasitoid dan

an hayati pada sawah. tumbuhan yangekosistem membentuk keanekaragam-

gunaan penggunaan dengan musuh pengalami patogen pestisida, hama. Dibandingkan

Avertebrata terestrial an hayati pada ekosistem sawah.utama pada

bersifat alami, efektif, murah,musuh dan alami tidak gunaan pestisida, penggunaan

ekosistem sawah adalah Arthropoda, teruAvertebrata terestrial utama pada

menimbulkan negatif dan terhadap bersifat alami, dampak efektif, murah, tidak

tama terdiri dari adalah serangga dan laba-laba ekosistem sawah Arthropoda, teru-

kesehatan dan lingkungan hidup (Untung, menimbulkan dampak negatif terhadap

yang menghuni dan vegetasi dan tama secara terdiri luas dari serangga laba-laba

2006). Oleh itu, upaya kesehatan dankarena lingkungan hidupkonservasi (Untung,

permukaan Arthropoda terestrial yang secara tanah. luas menghuni vegetasi dan

(pelestarian) musuh 2006). Oleh harus karena dilakukan itu, upayaagar konservasi

tersebut dibedakan menjadi hama permukaandapat tanah. Arthropoda terestrial

alami dapat berperan secara optimal dalam (pelestarian) harus dilakukan agar musuh

padi, musuh yang terbagi tersebut dapatalami dibedakan menjadimenjadi hama

pengendalian hayati hama. alami dapat berperan secara optimal dalam

predator dan alami parasitoid, padi, musuh yang serta terbagiorganisme menjadi

Konservasi pengendalian hayatimusuh hama. alami sangat ber-

netral (bukan dan bukan musuh alami) predator dan hama parasitoid, serta organisme

kaitan erat denganmusuh cara pengelolaan Konservasi alami sangatlahan ber-

(Bambaradeniya and netral (bukan hama danAmerasinghe, bukan musuh 2004). alami)

pertanian atau modifikasi kaitan erat(agroekosistem) dengan cara pengelolaan lahan

Predator adalah binatang yang hidup 2004). bebas (Bambaradeniya and Amerasinghe,

faktor ligkungan. Apabilaatau musuh alami pertanian (agroekosistem) modifikasi

Predator adalah binatang yang hidup bebas

faktor ligkungan. Apabila musuh alami

30 30

hama

(Smith

Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk) Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)

mampu berperan sebagai pemangsa secara

faatan sumberdaya hayati dan ekosistem

optimal sejak awal, makapemangsa populasi secara hama mampu berperan sebagai

secara dan seimbang. faatan serasi sumberdaya hayati dan ekosistem

dapat equilibrium optimalberada sejak pada awal, tingkatan maka populasi hama

Keanekaragaman secara serasi dan seimbang.hayati ekosistem

position atau fluktuasi populasiequilibrium hama dan dapat berada pada tingkatan

sawah (agribiodiversitas) diversitas Keanekaragaman meliputi hayati ekosistem

musuh menjadi populasi seimbang hama sehingga position alami atau fluktuasi dan

jenis yang dibudidayakan, diversawahtanaman (agribiodiversitas) meliputi diversitas

tidak terjadi ledakan hama (O’Neil, et musuhakan alami menjadi seimbang sehingga

sitas spesies liar berpengaruhdiverdan jenis tanaman yangyang dibudidayakan,

al. dalam et al., 2003). tidak akanMaredia, terjadi ledakan hama (O’Neil, et

dipengaruhi pertanian/agrisitas spesies oleh liar kegiatan yang berpengaruh dan

Musuh alami merupakan al. dalam Maredia, et al., 2003). komponen

kultur, dan oleh diversitas yang dipengaruhi kegiatanekosistem pertanian/agri-

penyusun keanekaragaman hayatikomponen di lahan Musuh alami merupakan

dibentuk populasi ekosistem spesies kultur, danolehdiversitas

pertanian yang merupakanhayati bagian dari penyusun keanekaragaman di lahan

berhubungan dengan tipe penggunaan dibentuk oleh populasi spesies lahan yang

agroekosistem berinteraksi pertanian yang yang merupakan bagiandengan dari

yang berbedadengan (dari habitat lahan pertanian berhubungan tipe penggunaan lahan

komponen-komponen penyusundengan agroagroekosistem yang lain berinteraksi

intensif sampai pertanian alami). yang berbeda (darilahan habitat lahan pertanian

ekosistem, sehingga lain upaya konservasi komponen-komponen penyusun agro-

Diversitas spesieslahan liar pertanian berperan penting intensif sampai alami).

musuh alami sehingga akan berdampak tanaman ekosistem, upayapada konservasi

dalam banyak hal. Beberapa menggunakan Diversitas spesies liar berperan penting

budidaya, gulma, maupun komponen musuh alami akan hama berdampak pada tanaman

sawah sebagai hal. habitat (dari yang sebagian dalam banyak Beberapa menggunakan

abiotik lainnya, akhirnya akan budidaya, gulma,yang hamapada maupun komponen

sampai yang tergantung sawah sebagai habitat (daripada yangekosistem sebagian

berdampak pada produksi pertanian. abiotik lainnya, yang pada akhirnyaMusuh akan

sawah total) ataupada menggunakan sampai secara yang tergantung ekosistem

alami merupakan sumberdaya alam Musuh hayati berdampak pada produksi pertanian.

habitat tetapitotal) dipengaruhi oleh aktivitas sawah lain secara atau menggunakan

dalam ekosistem pertanian (agroekosistem). alami merupakan sumberdaya alam hayati

pertanian. yang berperan sebagai habitat lain Ada tetapijuga dipengaruhi oleh aktivitas

Sumberdaya alampertanian hayati adalah unsur-unsur dalam ekosistem (agroekosistem).

gulma dan Ada spesies merupakan pertanian. jugahama yang yang berperan sebagai

hayati di alam, ekosistem sumSumberdaya alamsedangkan hayati adalah unsur-unsur

pendatang yang yang asli merupakan ekosistem gulma dan maupun spesies hama

berdaya adalah sistem hubungan hayati di hayati alam, sedangkan ekosistem sum-

sawah mempengaruhi pendatangtersebut, maupun yang yang asli ekosistem

timbal antara unsur sistem dalam alam, baik berdayabalik hayati adalah hubungan

produksi pertanian yang (produksi padi) dan sawah tersebut, mempengaruhi

hayati maupun non hayati timbal balik antara unsur dalamyang alam,saling baik

agroekosistem (Bambaradeniya Ameraproduksi pertanian (produksi and padi) dan

tergantung dan berpengaruh hayati maupun non hayatimempengaruhi. yang saling

singhe, 2004). (Bambaradeniya Gulma adalah tanaman liar agroekosistem and Amera-

Dalam UUdan RI berpengaruh Tahun 1990mempengaruhi. tentang Kontergantung

yang dibudidayakan yangtanaman kehadiransinghe,tidak 2004). Gulma adalah liar

servasi Sumberdaya Hayati Kondan Dalam UU RI Tahun Alam 1990 tentang

nya menggangguyang tanaman budiyang dianggap tidak dibudidayakan kehadiran-

Ekosistem, dijelaskan Alam bahwa Hayati konservasi servasi Sumberdaya dan

daya karena adanya persaingan (kompetisi) nya dianggap mengganggu tanaman budi-

sumberdaya hayati bahwa dan ekosistem berEkosistem, alam dijelaskan konservasi

dengan tanaman daya karena adanya budidaya persaingan (Moenandir, (kompetisi)

azaskan pelestarian kemampuan dan peman sumberdaya alam hayati dan ekosistem ber-

1993), adalah binatangdengan sedangkan tanaman hama budidaya (Moenandir,

azaskan pelestarian kemampuan dan peman

1993), sedangkan hama adalah binatang-

yang

31 31

Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013

binatang yang kehadirannya merugikan

berpengaruh terhadap ketahanannya ter-

tanaman dibudidayakan merugikan (Untung, binatang yang kehadirannya

hadap hama (Wiyono, berpengaruh terhadap2007). ketahanannya ter-

2006). siklus tanam padi sawah tanamanDalam yangsatudibudidayakan (Untung,

Contoh yang lain adalah kondisi hihadap hama (Wiyono, 2007).

mengalami fasesatu akuatik 2006). Dalam siklus (saat tanampenggenangpadi sawah

drologi Contoh sawah.yang Ketepatan waktu penglain adalah kondisi hi-

an) dan fasefase terestrial mengalami akuatik (saat (saat pengeringan), penggenang-

genangan sawahKetepatan dapat mengendalikan drologi sawah. waktu peng-

maka di an) danAvertebrata fase terestrialyang (saat ditemukan pengeringan),

perkembangan jenis serangga hama tertentu genangan sawah dapat mengendalikan

ekosistem sawah punyang meliputi Avertebrata maka Avertebrata ditemukan di

maupun jenis gulma tertentu. Tindal (2004) perkembangan jenis serangga hama tertentu

akuatik maupun Dengan demikian ekosistem sawahterestrial. pun meliputi Avertebrata

mempublikasikan maupun jenis gulma bahwa tertentu. penggenangan Tindal (2004)

dapat bahwa musuh alami yang akuatikdiketahui maupun terestrial. Dengan demikian

sawah yang dilakukan lebih awal (pada saat mempublikasikan bahwa penggenangan

berupa predator bahwa dan parasitoid berperan dapat diketahui musuh alami yang

tanaman padi tahap 2 lebih atau awal 3 daun) sawah yang dilakukan (padadapat saat

membantu mengendalikan populasiberperan serangberupa predator dan parasitoid

mengendalikan pertumbuhan rice tanaman padi tahap 2 atau 3gulma daun)reddapat

ga hama yang menyerang tanaman membantu mengendalikan populasipadi. serang-

(Oryza sativa L), tetapi juga gulma dapat memacu mengendalikan pertumbuhan red rice

berbagai ga hamaKeberadaan yang menyerang tanamankomponen padi.

perkembangan serangga hama ricememacu water (Oryza sativa L), tetapi juga dapat

biotik Keberadaan di atas dapat berpengaruh dan berbagai komponen

weevil (Lissorhoptus oryzophilus Kuschel), perkembangan serangga hama rice water

dipengaruhi oleh tanaman padi. Selain dan itu, biotik di atas dapat berpengaruh

karena hamaoryzophilus ini akan lebih mudah weevil serangga (Lissorhoptus Kuschel),

komponen juga berpengaruh dipengaruhi abiotik oleh tanaman padi. Selain teritu,

meletakkan telurnya pada daun karena serangga hama ini akanpelepah lebih mudah

hadap keragaman sawah termasuk komponen abiotikhayati juga diberpengaruh ter-

tanaman padi telurnya yang tergenangi. meletakkan pada pelepah daun

terhadap tanamanhayati padi.diSebagai contoh, hadap keragaman sawah termasuk

agribiodiversitas di atas, tanamanDari padiuraian yang tergenangi.

perkembangbiakan sawah dipengaterhadap tanaman hama padi. diSebagai contoh,

jelas bahwa terdapat organisme yang berDari uraian agribiodiversitas di atas,

ruhi oleh faktor-faktor iklim, baik langsung perkembangbiakan hama di sawah dipenga-

peran positifterdapat terhadap tanaman jelas bahwa organisme yang yang ber-

maupun tidak langsung. Temperatur, ruhi oleh faktor-faktor iklim, baik langsung

dibudidayakan ada peran positif (produksi terhadappertanian), tanamandanyang

kelembaban udaralangsung. dan fotoperiodisitas maupun tidak Temperatur,

yang berperan(produksi negatif pertanian), terhadap tanaman dibudidayakan dan ada

berpengaruh siklus hidup, kelembaban langsung udara terhadap dan fotoperiodisitas

yang berperan dibudidayakan. Musuh tanaman alami negatif terhadap

lama hidup,langsung serta kemampuan diapause berpengaruh terhadap siklus hidup,

(predator, parasitoid dan Musuh patogen) alami dapat yang dibudidayakan.

serangga. Faktor iklimkemampuan juga berpengaruh terlama hidup, serta diapause

berperan yaitu dan dalam pengendalian (predator, positif, parasitoid patogen) dapat

hadap vigor daniklim fisiologis tanaman padi, serangga. Faktor juga berpengaruh ter-

organisme pengganggu yang berupa hama berperan positif, yaitu dalam pengendalian

yang ketahanan hadap akhirnya vigor danmempengaruhi fisiologis tanaman padi,

dan gulma. Oleh karena itu, upaya organisme pengganggu yang berupa hama

tanaman terhadapmempengaruhi serangga hama. Selain itu, yang akhirnya ketahanan

konservasi harusitu,dilakukan dan gulma.(pelestarian) Oleh karena upaya

temperatur juga serangga berpengaruh terhadap tanaman terhadap hama. Selain itu,

agar musuh (pelestarian) alami dapat harus berperan secara konservasi dilakukan

sintesis senyawa sekunderterhadap seperti temperatur jugametabolit berpengaruh

optimal dalamalami pengendalian hayati secara hama agar musuh dapat berperan

alkaloid senyawa dan flavonoid yangsekunder pada akhirnya sintesis metabolit seperti

maupun optimal gulma. dalam pengendalian hayati hama

alkaloid dan flavonoid yang pada akhirnya

maupun gulma.

32 32

Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk) Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)

Barbosa (1998) menegaskan bahwa

setiap petak lahan dengan luas plot 1x1 m2.

diperlukan pengetahuan tentang biologi, Barbosa (1998) menegaskan bahwa

Penempatan plot dengan pada tiap setiap petak lahan luas petak plot 1x1lahan m2.

perilaku danpengetahuan ekologi dari hama danbiologi, musuh diperlukan tentang

dilakukan secara Penempatan plotreguler. pada tiap petak lahan

alami dalam konservasi perilaku dan menerapkan ekologi daristrategi hama dan musuh

Sebelum dilakukan secarapenelitian reguler. dilakukan survai

musuh alami.menerapkan Untuk mengembangkan konalami dalam strategi konservasi

pendahuluan untuk melihat dilakukan kondisi lapangan Sebelum penelitian survai

servasi dan peningkatan musuh alami yang musuh alami. Untuk mengembangkan kon-

dan mengetahui hama utama di pendahuluan untukserangga melihat kondisi lapangan

efektif diperlukan pemahaman tentang servasi dan peningkatan musuh alami yang

lokasi yang akan serangga ditentukanhama sebagai lokasi dan mengetahui utama di

faktor-faktor yang berpengaruh efektif diperlukan pemahaman terhadap tentang

penelitian. dilakukan 1 lokasi yang Penelitian akan ditentukan sebagaipada lokasi

populasi musuh dan kemampuan faktor-faktor yangalami berpengaruh terhadap

musim tanam padi, dengan pengambilan penelitian. Penelitian dilakukan pada 1

musuh untuk alami mengendalikan hama. populasialami musuh dan kemampuan

data dilakukan pada akhir musim musimyang tanam padi, dengan pengambilan

musuh alami untuk mengendalikan hama.

tanam padi. dilakukan Data yang diambil adalahmusim jenisdata yang pada akhir

METODE PENELITIAN

jenis musuh alami dan serangga tanamserangga padi. Data yang diambil adalah jenis-

LokasiPENELITIAN penelitian meliputi 2 lokasi METODE

hama utama yang ditemukan. Pengamatan jenis serangga musuh alami dan serangga

dengan perbedaan pola tanam, yang Lokasi penelitian meliputiyaitu 2 lokasi

serangga dilakukan secara insitu. Serangga hama utama yang ditemukan. Pengamatan

satu menerapkan dengan perbedaan pola pola tanam tanam,monokultur/ yaitu yang

yang diamati terbatas untukinsitu. serangga yang serangga dilakukan secara Serangga

monocropping (hanya padi), dan satu menerapkan pola tanaman tanam monokultur/

aktif siang hari saja. dan yang pada diamati terbatas untukPengamatan serangga yang

lokasi yang lain menerapkan monocropping (hanya tanaman pola padi),tanam dan

identifikasi dilakukan baikPengamatan untuk stadium aktif pada siang hari saja. dan

polikultur/multicropping (campuran padi lokasi yang lain menerapkan pola tanam

larva (ulat) dilakukan maupun imago (serangga deidentifikasi baik untuk stadium

dan tanaman palawija). Lokasi penelitian polikultur/multicropping (campuran padi

wasa). Identifikasi spesies larva (ulat) maupunsampai imago tingkat (serangga de-

adalah di daerah pesisirLokasi Kulonpenelitian Progo, dan tanaman palawija).

dilakukan di Laboratorium Entomologi wasa). Identifikasi sampai tingkat spesies

Yogyakarta karena pesisir pada lokasi adalah di daerah Kulon tersebut Progo,

Dasar Fakultas UGM.Entomologi Jumlah indilakukan di Pertanian Laboratorium

terdapat petani yang menerapkan Yogyakarta karena pada lokasipengelolatersebut

dividu setiap plot dihitung untuk Dasar serangga Fakultas di Pertanian UGM. Jumlah in-

an ekosistem dengan sistem surjan terdapat petanisawah yang menerapkan pengelola-

mengetahui komposisi dandihitung densitasnya. dividu serangga di setiap plot untuk

yang multicropping, menerapan ekosistem sawahmaupun dengan yang sistem surjan

Karena sawah surjan mempunyai pola mengetahui komposisi dan densitasnya.

kan tanam secara monokultur. yangsistem multicropping, maupun yang menerap-

tanam maka jenis-jenis Karena yang sawahpolikultur, surjan mempunyai pola

Objektanam penelitian adalah 2 petak kan sistem secara ini monokultur.

palawija yang polikultur, ditanam di maka guludan dicatat. tanam yang jenis-jenis

sawahObjek yang penelitian dikelola dengan sistem2 surjan ini adalah petak

Analisis data dilakukan deskriptif, palawija yang ditanam disecara guludan dicatat.

(multicropping), dan dengan 2 petak sistem sawah surjan yang sawah yang dikelola

yaitu membandingkan densitas Analisisdengan data dilakukan secara deskriptif,

dikelola dengan sistem (multicropping), dan 2bukan petaksurjan sawah(monoyang

(populasi) musuhmembandingkan alami pada keduadensitas sistem yaitu dengan

cropping). Masing-masing ± dikelola dengan sistem bukanpetak surjanseluas (mono-

pertanian nonsurjan). (populasi)(surjan musuhdan alami pada kedua sistem

plot sebanyak plot di 500 m2. Membuat cropping). Masing-masing petak 5seluas ±

pertanian (surjan dan nonsurjan).

500 m2. Membuat plot sebanyak 5 plot di 33 33

Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sawah surjan disebut demikian

yang telah dilakukan di HASILPenelitian DAN PEMBAHASAN

karena morfologi dari lahan sawahdemikian ini jika Sawah surjan disebut

daerah Penelitian pesisir Kulon tepatnya di yang Progo, telah dilakukan

dilihat dari atasdari tampak bergaris-garis karena morfologi lahan sawah ini jika

Desa Panjatan, KabudaerahPleret, pesisirKecamatan Kulon Progo, tepatnya di

seperti biasa dipakai orang dilihat baju darisurjan atas yang tampak bergaris-garis

paten Kulon Kecamatan Progo dilakukan padaKabudua Desa Pleret, Panjatan,

Jawa dulu.yang Tampak bergaris-garis sepertitempo baju surjan biasa dipakai orang

macam ekosistem yang pada berbeda, paten Kulon Progosawah dilakukan dua

karena terdiridulu. atas Tampak alur-alurbergaris-garis tinggi dan Jawa tempo

yaitu ekosistem sawah surjanyang dan ekosistem macam ekosistem sawah berbeda,

rendah. (bagian bawah) karena Alur terdiriyang atasrendah alur-alur tinggi dan

sawah nonsurjansawah (lembaran). Pengamatan yaitu ekosistem surjan dan ekosistem

ditanami padi,yang sedangkan yang rendah. Alur rendahbagian (bagianalur bawah)

tentang cara pengelolaan lahanPengamatan dan jenissawah nonsurjan (lembaran).

tinggi (guludan) ditanami palawija. Dengan ditanami padi, sedangkan bagian alur yang

jenis musuh alami tentangserangga cara pengelolaan lahanpada dan kedua jenis-

demikian, ekosistem sawahpalawija. surjan memiliki tinggi (guludan) ditanami Dengan

ekosistem sawah musuh tersebutalami menghasilkan data jenis serangga pada kedua

lingkungan pertanian sawah yang khas. demikian, ekosistem surjanMorfologi memiliki

yang berbeda. ekosistem sawah tersebut menghasilkan data

sawah surjanpertanian yang demikian itu kemungkinlingkungan yang khas. Morfologi

Sawah surjan adalah salah satu yang berbeda.

an berpengaruh terhadap komposisi serangsawah surjan yang demikian itu kemungkin-

bentuk Sawah ekosistem sawah. Sistem surjan adalah salah surjan satu

ga yang menyusun sawah, an berpengaruh terhadapkomunitas komposisi serang-

dilakukan oleh petanisawah. di pesisir Kulon surjan Progo bentuk ekosistem Sistem

termasuk seranggakomunitas yang merupakan ga yang juga menyusun sawah,

sebagai adaptasi terhadap dilakukanbentuk oleh petani di pesisir Kulonkondisi Progo

musuh alami hama ( predator dan termasuk jugaserangga serangga yang merupakan

geografis wilayahadaptasi yang bertopografi rendah sebagai bentuk terhadap kondisi

parasitoid). musuh alami serangga hama ( predator dan

dan mudahwilayah tergenang Kabupaten rendah Kulon geografis yangair. bertopografi

Dari hasil penelitian, pengelolaan parasitoid).

Progo mempunyai pesisir Kulon yang dan mudah tergenangwilayah air. Kabupaten

ekosistem sawah dilakukanpengelolaan oleh petani Dari hasilyang penelitian,

secara geomorfologis merupakan Progo mempunyai wilayah pesisir satuan yang

berbeda dan oleh nonsurjan. ekosistemantara sawahsawah yang surjan dilakukan petani

dataran yangmerupakan terbentuk sebagai secara fluviomarin geomorfologis satuan

Perbedaan ini terletak berbeda antara sawah pada surjancara danpengolahan nonsurjan.

hasil kerjasama aktivitas yang dataran fluviomarin yang sedimentasi, terbentuk sebagai

tanah dan inipola tanam, cara Perbedaan terletak pada sedangkan cara pengolahan

dimanfaatkan pertanian lahan basah hasil kerjasamauntuk aktivitas sedimentasi, yang

pengendalian organisme tanah dan pola tanam,pengganggu sedangkan(hama cara

(sawah). Mengingat lahan ini secara dimanfaatkan untuk satuan pertanian lahan basah

dan gulma) relatif sama yaitu dengan adanya pengendalian organisme pengganggu (hama

genesis laguna yanglahan dulunya ter(sawah). bekas Mengingat satuan ini secara

aplikasi insektisida dan herbisida. Perbedaan dan gulma) relatif sama yaitu dengan adanya

genang sepanjang tahun, drainase genesis bekas laguna yangmaka dulunya ter-

dan persamaan caradan pengelolaan ekosistem aplikasi insektisida herbisida. Perbedaan

permukaannya buruk.tahun, Karena topografinya genang sepanjang maka drainase

sawah antara sawah surjan dan ekosistem nonsurjan dan persamaan cara pengelolaan

yang rendah danburuk. lebih mudah air, permukaannya Karenatergenang topografinya

dapat pada surjan Tabel dan 1. Perbedaan sawah dilihat antara sawah nonsurjan

maka sistem dan surjan diterapkan sebagai pola yang rendah lebih mudah tergenang air,

pengolahan pola 1. tanam antara dapat dilihattanah padadanTabel Perbedaan

tanam sepanjang (Marwasto dan maka sistem surjan tahun diterapkan sebagai pola

sawah surjantanah dan sawah nonsurjan pengolahan dan pola tanam(lembarantara

Priyono, 2007). tanam sepanjang tahun (Marwasto dan

an) dimungkinkan juga(lembardapat sawahtersebut surjan dan sawah nonsurjan

Priyono, 2007).

an) tersebut dimungkinkan juga dapat

34 34

Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk) Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)

Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Cara Pengelolaan Ekosistem Sawah antara Sawah Surjan dan Sawah Nonsurjan (Lembaran) Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Cara Pengelolaan Ekosistem Sawah antara Sawah Sawah Nonsurjan Surjan dan Sawah Nonsurjan (Lembaran) Sawah Surjan (Lembaran) Sawah Nonsurjan Pengolahan tanah Pembuatan alur (bagian yang Tidak ada bagian yang Sawah Surjan (Lembaran) direndahkan) dan guludan (bagian ditinggikan (tidak ada Pengolahan tanah Pembuatan alur (bagian yang Tidak ada bagian yang yang ditinggikan). alur dan guludan, semua direndahkan) dan guludan (bagian ditinggikan (tidak ada rata) yang ditinggikan). alur dan guludan, semua Pola Tanam Multicropping (campuran): bagian Monokultur padi rata) alur ditanami padi, bagian guludan Pola Tanam Multicropping (campuran): bagian Monokultur padi ditanami campuran palawija. Pada alur ditanami padi, bagian guludan guludan petak 1: kacang tanah, ditanami campuran palawija. Pada jagung, cabai, bayam, rumput guludan petak 1: kacang tanah, kalanjana, singkong. Pada guludan jagung, cabai, bayam, rumput petak 2: kacang tanah, jagung, ubi kalanjana, singkong. Pada guludan jalar, kacang panjang, cabai (ada petak 2: kacang tanah, jagung, ubi pohon pisang dan pepaya masingjalar, kacang panjang, cabai (ada masing 1 pohon) pohon pisang dan pepaya masingPengendalian Aplikasi insektisida (matador) pada Sama dengan sawah masing 1 pohon) serangga hama saat padi siap berbiji (sekitar umur 2 surjan Pengendalian Aplikasi insektisida (matador) pada Sama dengan sawah bulan) serangga hama saat padi siap berbiji (sekitar umur 2 surjan Sama dengan sawah Pengendalian - Penyiangan I: 2 minggu setelah bulan) surjan gulma tanam dengan cara digaruk Sama dengan sawah Pengendalian - Penyiangan I: 2 minggu setelah manual surjan gulma tanam dengan cara digaruk - Penyiangan II: saat tanaman padi manual umur 25-35 hari - Penyiangan II: saat tanaman padi - Aplikasi herbisida (rambason): umur 25-35 hari saat tanaman padi umur 2 minggu - Aplikasi herbisida (rambason): Sama dengan sawah Pemupukan - Pupuk dasar: TS dan Urea saat tanaman padi umur 2 minggu surjan sebelum tanam Sama dengan sawah Pemupukan - Pupuk dasar: TS dan Urea - Pemupukan I: setelah penyiangan surjan sebelum tanam I (15 hst) dengan pupuk Ponska - Pemupukan I: setelah penyiangan dan ZA I (15 hst) dengan pupuk Ponska - Pemupukan II: 30-35 hst dengan dan ZA pupuk Ponska dan ZA - Pemupukan II: 30-35 hst dengan pupuk Ponska dan ZA mempengaruhi komposisi serangga yang penelitian adalah hama penggerek batang menyusun komunitas sawah surjan yang dan mempengaruhi komposisi serangga

padi dan kutu musuh penelitian adalahAphid, hama sedangkan penggerek batang

nonsurjan, termasuk jugasawah musuhsurjan alami bagi menyusun komunitas dan

alami dan yangkutu dominan dari familia padi Aphid,adalah sedangkan musuh

serangga hama (predator parasitoid). nonsurjan, termasuk jugadan musuh alami bagi

Coccinellidae. Hasil penelitian menunjukalami yang dominan adalah dari familia

Dari hasil observasi serangga hama (predator danpendahuluan parasitoid). dan

kan ada perbedaan jenis Coccinellidae. Hasil komposisi penelitian jenismenunjuk-

wawancara petani, pendahuluan diketahui bahwa Dari dengan hasil observasi dan

serangga musuh alami antara sawah kan ada perbedaan komposisi jenis-surjan jenis

serangga hama yang dominan di bahwa lokasi wawancara dengan petani, diketahui

dan sawahmusuh nonsurjan Penentuan serangga alami(Tabel antara 2). sawah surjan

serangga hama yang dominan di lokasi

dan sawah nonsurjan (Tabel 2). Penentuan 35 35

Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013

Tabel 2. Musuh Alami dan Rerata Densitasnya pada Ekosistem Sawah Surjan dan Nonsurjan Rerata Sawah disebut demikian Tabel 2. DAN Musuh Alami dan Rerata DensitasnyaRerata pada Ekosistem Sawahsurjan Surjan dan Nonsurjan HASIL PEMBAHASAN Densitas pd pd Rerata dari lahan sawah ini jika yang telahFamilia dilakukan Densitas di karena morfologi No Penelitian Musuh Alami Sawah NonKeterangan Rerata Sawah Surjan Densitas pd surjanatas tampak bergaris-garis daerah pesisir Kulon Progo, tepatnya Densitas di(per mdilihat dari 2 pd ) Sawah NonKeterangan No Musuh Alami Familia 2 Sawah Surjan (per m ) surjan Desa Pleret, Kecamatan Panjatan, Kabuseperti baju surjan yang biasa dipakai orang 2 1 Andralus sp. Pentatomidae 0,1m ) Predator, pada palawija (per (per m2) 2 Agriocnemis Coenagrioni0,1 dulu. Capung jarum, paten Kulon Progo dilakukan pada dua - Jawa tempo Tampak bergaris-garis 1 Andralus sp. Pentatomidae 0,1 Predator, pada palawija dae Predator, pada padi femina macam ekosistem sawahCoenagrioniyang berbeda, - karena terdiri alur-alur 2 Agriocnemis 0,1 atasCapung jarum,tinggi dan 3 Anisoptera sp. Tettigoniidae 0,3 0,2 Predator, pada padi dae Predator, pada padi femina 4 ekosistem Tachinidae 0,2 yang Parasitoid, pada bawah) Argyrophilax yaitu sawah surjan dan ekosistem 1 rendah. Alur rendah (bagian 3 Anisoptera sp. Tettigoniidae 0,3 0,2 Predator, pada padi palawija dan padi nigrotibialis sawah nonsurjan (lembaran). Pengamatan 1 ditanami padi, bagian 4 Argyrophilax Tachinidae 0,2 sedangkan Parasitoid, padaalur yang 5 Coccinela spp. Coccinellidae 0,1 Predator, terutama palawija dan padi nigrotibialis wereng,palawija. pada padiDengan coklat) tentang(warna cara pengelolaan lahan dan jenistinggi (guludan) ditanami 5 Coccinela spp. Coccinellidae 0,1 Predator, terutama 6 Coccinella spp. Coccinellidae 0,5 Predator, terutama jenis serangga musuh alami pada kedua demikian, ekosistemwereng, sawah pada surjan memiliki padi (warna coklat) wereng, pada padi (warna hitam) 6 Coccinella spp. Coccinellidae 0,5 Predator, terutama 7 Coccinella spp. menghasilkan Coccinellidae data - lingkungan0,1 Predator, terutama ekosistem sawah tersebut pertanian yang khas. Morfologi wereng, pada padi (warna hitam) (warna kuning) wereng, pada padi yang kemungkin7 berbeda. Coccinella spp. Coccinellidae - sawah surjan 0,1 yang demikian Predator, itu terutama 8 Coccinella Coccinellidae 0,3 2 Predator, terutama (warna kuning) wereng, pada padi wereng, pada padiserangdan tranversalis Sawah surjan adalah salah satu an berpengaruh terhadap komposisi 8 Coccinella Coccinellidae 0,3 2 Predator, terutama palawija bentuk tranversalis ekosistem sawah. Sistem surjan ga yang menyusun komunitas wereng, pada padisawah, dan 9 Cyclosa sp. Araneidae 0,2 0,1 Laba-laba kuning, palawija predator, padamerupakan padi dilakukan oleh petani di pesisir Kulon Progo termasuk juga serangga yang 9 Cyclosa sp. Araneidae 0,2 0,1 Laba-laba kuning, 10 Dasymutilla sp. Mutillidae 2,8 0,1 Predator, pada palawija sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi musuh alami serangga hamapada ( predator predator, padi dan dan padi 10 Dasymutilla sp. Mutillidae 2,8 0,1 Predator, pada palawija Arctiidae rendah - parasitoid).0,1 Parasitoid, pada padi 11 Eressa geografis wilayah yang bertopografi dan padi angustipenna dan11mudah tergenang air. Arctiidae Kabupaten Kulon Dari penelitian,pada pengelolaan 0,1 hasil Parasitoid, padi Eressa 12 Harmonia Coccinellidae 0,7 Predator, pada palawija angustipenna dandilakukan padi Progo octomaculata mempunyai wilayah pesisir yang ekosistem sawah yang oleh petani 12 Harmonia Coccinellidae 0,7 Predator, pada palawija 13 Harmonia spp. Coccinellidae 0,1 Kumbang kecil hitam, secara octomaculata geomorfologis merupakan satuan berbeda antara sawah dansurjan padi dan nonsurjan. Predator, pada padi 13 Harmonia spp. Coccinellidae 0,1 Kumbang kecil hitam, 14 Harmonia spp.yang Coccinellidae - terletak Kumbang kecil orange, dataran fluviomarin terbentuk sebagai 0,1 Perbedaan ini pada cara pengolahan Predator, pada padi predator, pada padi hasil sedimentasi, sedangkan cara 14 kerjasama Harmoniaaktivitas spp. Coccinellidaeyang 0,1 tanah dan - pola tanam, Kumbang kecil orange, 15 Mantis religiosa Mantidae 0,1 Belalang sembah, predator, pada padi predator, pada padi(hama dimanfaatkan untuk pertanian lahan basah pengendalian organisme pengganggu 15 Mantis religiosa Mantidae 0,1 Belalang sembah, 16 Ophionea sp. Carabidae 0,2 Predator wereng batang (sawah). Mengingat satuan lahan ini secara dan gulma) relatif sama yaitupada dengan predator, padiadanya coklat, pada padi 16 Ophionea sp. Carabidae 0,2 Predator wereng batang 17 Paederus sp. Staphylinidae 10,3 Predator wereng batang genesis bekas laguna yang dulunya ter- - aplikasi insektisida dan herbisida. Perbedaan coklat, pada padi coklat, pada padi genang sepanjang maka drainase - dan persamaan pengelolaan ekosistem 17 Paederus sp. tahun,Staphylinidae 10,3 caraPredator wereng batang 18 Sympetrum spp. Libellulidae 0,1 Capung hijau, predator, coklat, pada padi (warna hijau) pada padi dan nonsurjan permukaannya buruk. Karena topografinya sawah antara sawah surjan 18 Sympetrum spp. Libellulidae 0,1 Capung hijau, predator, 19 Sympetrum spp. Libellulidae 0,1 Capung hijau besar, yang rendah lebih mudah tergenang air, dapat dilihat padapada Tabel (warnadan hijau) padi 1. Perbedaan (besar, hijau) predator, pada padi 19 Sympetrum spp. Libellulidae 0,1 Capung hijau besar, 20 sistem Sympetrum Libellulidae merah, maka surjanspp. diterapkan sebagai pola 0,5 pengolahan- tanah Capung dan pola tanam antara (besar, hijau) predator, pada padi (warna merah) predator, pada padi tanam sepanjang spp. tahun Libellulidae (Marwasto dan 0,5 sawah surjan nonsurjan 20 Sympetrum - dan sawah Capung merah, (lembar21 Telenomus Scelionidae 0,2 Parasitoid, pada padi (warna merah) predator, pada padi spodopterae Priyono, 2007). an) tersebut dimungkinkan juga dapat 21 Telenomus Scelionidae 0,2 Parasitoid, pada padi spodopterae 36 34 36

Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)

jenis-jenis serangga yang ditemukan ter-

mangsa. Menurut Laba (2001), berdasarkan

masuk1.jenis musuh dan alami ataukah herbivora kemampuan memangsa, siklus hidup, laju Tabel Perbedaan Persamaan Cara Pengelolaan Ekosistem Sawah antara Sawah jenis-jenis serangga yang ditemukan termangsa. Menurut Laba (2001), berdasarkan Surjan dan Sawah Nonsurjan (Lembaran) (hama) jenis berdasarkan padaataukah telaah herbivora referensi pertumbuhan,memangsa, populasi dan umur serangga masuk musuh alami kemampuan siklus hidup, laju Sawah Nonsurjan yang didapatkan, dewasa, makapopulasi suatu predator meSawah Surjanpertumbuhan, (hama) berdasarkanjadi padatidak telaahmengamati referensi dan umurdapat serangga (Lembaran) perilakunya secara penganurunkan maka populasi serangga yang didapatkan, jadi Pembuatan tidakkarena mengamati dewasa, suatusuatu predator dapat hama mePengolahan tanahlangsung, alur (bagian yang Tidak ada bagian yang direndahkan) dan guludan (bagian ditinggikan (tidak ada matan perilaku untuk satu jenis secara signifikan. perilakunya secara langsung, karenaserangga penganurunkan populasi suatu serangga hama yang ditinggikan). alur dan guludan, semua saja memerlukan penelitian tersendiri yang Kemampuan matan perilaku untuk satu jenis serangga secara signifikan. rata) musuh-musuh alami seMonokultur padi Pola Tanam Multicropping (campuran): bagian sangat intensif danpenelitian memerlukan waktu yang benarnya mampu mengendalikan saja memerlukan tersendiri Kemampuan musuh-musuhlebih alamidari sealur ditanami padi, bagian guludan relatif lama. 99%Pada serangga agarmengendalikan tetap berada pada jumlah ditanamiwaktu campuran sangat intensif dan memerlukan yang palawija. benarnya mampu lebih dari guludan petak 1: kacang tanah, Musuh alami yang dimaksud di sini yang serangga tidak merugikan, sehingga Pengendalirelatif lama. 99% agar tetap berada pada jumlah jagung, cabai, bayam, rumput adalah Musuh jenis-jenis serangga (termasuk anguludan Hama Terpadu (PHT) secara sengaja kalanjana, singkong. alami yang dimaksud dilabasini Pada yang tidak merugikan, sehingga Pengendalipetak 2: kacang tanah, jagung, ubi laba yang ditemukan) yang bersifat mendayagunakan dan(PHT) memperkuat adalah jenis-jenis serangga (termasuk labaan Hama Terpadu secara peranan sengaja jalar, kacang panjang, cabai (ada karnivora memangsa serangga lainpepayamendayagunakan musuh pengendali peranan ledakan pohon pisang dan masing-alami sebagai laba yangyangditemukan) yang bersifat dan memperkuat masing 1 pohon) (terutama memangsa serangga hama yang populasialami serangga (Marwoto, dkk., 1991). karnivora yang memangsa serangga lain musuh sebagai pengendali ledakan Sama dengan sawah Pengendalian Aplikasi insektisida (matador) pada bersifat herbivora) dan yang (sekitar Hasil Marheni (2004), surjan serangga hama saatserangga padihama siap berbiji umur 2 penelitian (terutama memangsa serangga populasi serangga (Marwoto, dkk., 1991). bulan) (serangga yang padayang fase dalam Hasil beberapa pengamatan di lapangan, bersifat parasitoid herbivora) dan serangga penelitian Marheni (2004), Pengendalian Sama dengan sawah - Penyiangan I: 2 minggu setelah pradewasanya memarasit lain, wereng beberapa batang surjan coklat mempunyai banyak gulma tanam dengan bersifat parasitoid (serangga serangga yang pada fasecara digaruk dalam pengamatan di lapangan, manual terutama serangga herbivora/hama). sini musuh alami alam,mempunyai mencapai banyak 19-22 pradewasanya memarasit seranggaDi lain, wereng batang dicoklat - Penyiangan II: saat tanaman padi jelas bahwa musuhherbivora/hama). alami berpotensi dalam familia predator 8-10 familia parasitoid. umur 25-35 hari terutama serangga Di sini musuh alami didanalam, mencapai 19-22 - Aplikasi herbisida (rambason): mengendalikan serangga hama. Menurut Predator-predator ini 8-10 cocokfamilia terhadap serangjelas bahwa musuh alami berpotensi dalam familia predator dan parasitoid. saat tanaman padi umur 2 minggu O’Neil, et al. dalam Maredia, et al.Menurut (2003), ga hama tanaman padi, bergerak aktifseranguntuk mengendalikan serangga Predator-predator ini cocok terhadap Pemupukan - hama. Pupuk dasar: TS dan Urea Sama dengan sawah sebelum tanam surjan apabila etmusuh alami mampu menggigit dan padi, mengunyah O’Neil, al. dalam Maredia, et al.berperan (2003), ga hama tanaman bergerakmangsanya. aktif untuk - Pemupukan I: setelah penyiangan sebagai musuh pemangsaalami secara sejak pupuk Hasil pengamatan menunjukkan bahwa apabila mampu berperan menggigit dan mengunyah mangsanya. Ioptimal (15 hst) dengan Ponska dan ZA awal, maka populasisecara hama optimal dapat berada penggunaan beberapamenunjukkan jenis predator pesebagai pemangsa sejak Hasil pengamatan bahwa - Pemupukan II: 30-35 hst dengan pada tingkatan equilibrium position ataudan ZApenggunaan mangsa wereng batang jenis coklat predator dapat meneawal, maka populasi hamapupuk dapatPonska berada beberapa pefluktuasi populasiequilibrium hama dan position musuh alami pada tingkatan atau mempengaruhi komposisi serangga yang menjadi populasi seimbanghama sehingga tidak alami akan fluktuasi dan musuh menyusun komunitas sawah surjan dan terjadi ledakan hama. sehingga menjadi seimbang tidak akan nonsurjan, termasuk juga musuh bagi umumnya bersifatalami polyphaterjadiPredator ledakan hama. serangga hama (predator dan parasitoid). gous, Predator yaitu dapat memangsa lebih polyphadari satu umumnya bersifat Dari hasil observasi pendahuluan dan mangsa dandapat tidak tergantung gous, yaitu memangsa lebihpada dari satu wawancara dengan petani, diketahui bahwa mangsa dan tidak tergantung pada satu serangga hama yang dominan di lokasi

kan populasi coklatmenedan mangsa werengwereng batang batang coklat dapat penelitian adalah hama penggerek batang intensitas serangan terhadap kan populasi wereng batangtanaman coklat padi. dan padi dan kutu Aphid, berfluktuasi, sedangkan musuh Kemampuan memangsa intensitas serangan terhadap tanamanantara padi. alami yang dominan adalah dari familia lain dipengaruhi oleh kepadatan mangsanya, Kemampuan memangsa berfluktuasi, antara Coccinellidae. Hasilbanyak penelitian menunjuksemakin bertambah populasi mangsa lain dipengaruhi oleh kepadatan mangsanya, kan perbedaan komposisi jenis- jenis makaada pemangsaan banyak. semakin bertambahbertambah banyak populasi mangsa serangga musuh alami antara sawah surjan maka pemangsaan bertambah banyak. dan sawah nonsurjan (Tabel 2). Penentuan 37 35 37

Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013

Adanya perbedaan ekosistem sawah, yaitu

Dasymutilla sp) yang ditemukan baik di

sawah dan ekosistem nonsurjansawah, (lembaran) Adanya surjan perbedaan yaitu

bagian alur yang ditanami padi maupun Dasymutilla sp) yang ditemukan baik di

menyebabkan komposisi musuh sawah surjan perbedaan dan nonsurjan (lembaran)

bagian alur guludan ditanami palawija, yang yang ditanami padi maupun di

alami yang ditemukan padakomposisi kedua ekosistem menyebabkan perbedaan musuh

sedangkan sisanyayang hanya ditemukan pada bagian guludan ditanami palawija,

tersebut. surjan memalami yangEkosistem ditemukan sawah pada kedua ekosistem

bagian yangsisanya ditanamihanya padi saja. sedangkan ditemukan pada

punyai subsistem tersebut.2 subsistem, Ekosistemyaitu sawah surjanguludan mem-

Jenis-jenis musuh alami yang dibagian yang ditanami padi saja.

yang palawija subsistem alur punyaiditanami 2 subsistem, yaitudan subsistem guludan

temukanJenis-jenis baik padamusuh sawah alami surjanyang maupun di-

yang ditanami ditanamipalawija padi. dan Kedua subsistem subsistem alur

sawah sp., temukannonsurjan baik padaadalah sawah Anisoptera surjan maupun

tersebut merupakan satu Kedua kesatuansubsistem sebagai yang ditanami padi.

Argyrophilax nigrotibialis, sawah nonsurjan adalah Coccinella Anisoptera transp.,

ekosistem sawah surjan. Tabel sebagai 2 dapat tersebut merupakan satuPada kesatuan

versalis, Cyclosa sp.,dan Coccinella Dasymutillatransp. Argyrophilax nigrotibialis,

dilihat bahwa pada sawahPada surjan ditemukan ekosistem sawah surjan. Tabel 2 dapat

Pada sawah surjan, musuh alami yang versalis, Cyclosa sp.,dan Dasymutilla sp.

15 jenisbahwa musuh alami (13 surjan jenis predator, dilihat pada sawah ditemukan2

ditemukan dengan densitas tertinggi Pada sawah surjan, musuh alami adalah yang

jenis parasitoid), sedangkan sawah2 15 jenis musuh alami (13 jenispada predator,

Dasymutilla sp. (Famili: yang ditemukan dengan densitasMutillidae) tertinggi adalah

nonsurjan hanya ditemukan jenis musuh jenis parasitoid), sedangkan11 pada sawah

merupakan sedangkan pada sawah Dasymutillapredator, sp. (Famili: Mutillidae) yang

alami (9 jenis predator, 2 jenis parasitoid). nonsurjan hanya ditemukan 11 jenis musuh

nonsurjan musuh alami yangpada dominan merupakan predator, sedangkan sawah

Hal dimungkinkan jenis-jenis alamiini (9 jenis predator, 2karena jenis parasitoid).

adalah Paederus (Famili:yang Staphylinidae) nonsurjan musuhsp. alami dominan

tanaman, yang merupakan dan Hal ini dimungkinkan karenahabitat jenis-jenis

yang predator batang adalahmerupakan Paederus sp. (Famili:wereng Staphylinidae)

sumber serangga habitat hama yang tanaman,pakan yang bagi merupakan dan

coklat. Familia Coccinellidae merupakan yang merupakan predator wereng batang

merupakan mangsa musuh hama alami, yang sumber pakan bagibagi serangga

musuh yang dominan terdapat pada coklat. alami Familia Coccinellidae merupakan

terdapat pada sawah banyak merupakan mangsa bagisurjan musuhlebih alami, yang

sawah nonsurjan. Familia ini musuh surjan alami maupun yang dominan terdapat pada

(karena daripada sawah nonterdapat multicropping) pada sawah surjan lebih banyak

merupakan pemangsa yang Familia bersifat sawah surjan maupun nonsurjan. ini

surjan. Hal ini dapatdaripada dijelaskan (karena multicropping) sawahsecara non-

polifagus, berdasar referensi merupakantetapi pemangsa yang mangsa bersifat

teoritis bervariasinya surjan. bahwa Hal inidengan dapat lebih dijelaskan secara

utamanya wereng. polifagus, adalah tetapi hama berdasar referensi mangsa

jenis pemangsanya pun akan teoritismangsa bahwamaka dengan lebih bervariasinya

Berdasar 2 maka dapat dibuat utamanya adalah Tabel hama wereng.

lebih pula.pemangsanya pun akan jenis bervariasi mangsa maka

pernyataan bahwa surjan Berdasar Tabelsawah 2 makasistem dapat dibuat

Dari 15pula. jenis musuh alami yang lebih bervariasi

dengan tanamsawah campuran pernyataanpolabahwa sistem (multisurjan

ditemukan ekosistem Dari pada 15 jenis musuhsawah alami surjan yang

cropping) lebih tanam banyak campuran ditemukan (multijenisdengan pola

tersebut, merupakan ditemukan1 jenis pada (Andralus ekosistemsp.) sawah surjan

jenis musuhlebih alami denganditemukan rerata densitas cropping) banyak jenis-

jenis yang hanya(Andralus ditemukan bagian tersebut, 1 jenis sp.)pada merupakan

setiap jenisnya 0,1-2,8 m2, jenis musuh alamiantara dengan rerata per densitas

guludan yanghanya ditanami palawija,pada dan 4bagian jenis jenis yang ditemukan

sehinggajenisnya pengelolaan setiap antara ekosistem 0,1-2,8 persawah m2,

(Coccinella tranversalis, Harmonia guludan yang ditanami palawija, danoctoma4 jenis

surjan cenderungekosistem mengkonservasi sehinggalebih pengelolaan sawah

culata, Argyrophilax dan (Coccinella tranversalis, nigrotibialis, Harmonia octoma-

musuh alami cenderung daripada pengelolaan ekosurjan lebih mengkonservasi

culata, 38

musuh alami daripada pengelolaan eko-

38

Argyrophilax

nigrotibialis,

dan

Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk) Konservasi Musuh Alami (Victoria Henuhili dkk)

sistem sawah nonsurjan (lembaran). Musuh alami sumberdaya alam Musuh hayati sistem merupakan sawah nonsurjan (lembaran). yang penting untuk dikonservasi alami sangat merupakan sumberdaya alam hayati (dilestarikan), mengingat perannya dalam yang sangat penting untuk dikonservasi pengendalian hama perannya pada ekosistem (dilestarikan), hayati mengingat dalam sawah seperti hayati yang telah dengan pengendalian hamadijelaskan pada ekosistem beberapa referensi atas. dijelaskan dengan sawah seperti yangditelah beberapa referensi di atas. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan KESIMPULAN dapat disimpulkan bahwa sistem pengelolaan Dari hasil penelitian dan pembahasan ekosistem sawah bahwa yang sistem cenderung dapat dapat disimpulkan pengelolaan mengkonservasi adalah sistem ekosistem sawahmusuh yangalami cenderung dapat tanam multicropping (pola tanam campuran) mengkonservasi musuh alami adalah sistem yang pada(pola sawah surjan dimana tanamdilakukan multicropping tanam campuran) jenis-jenis musuh alami yang ditemukan yang dilakukan pada sawah surjan dimana pada ekosistem ini lebih jenis-jenis musuh sawah alami surjan yang ditemukan melimpah daripadasawah ekosistem nonpada ekosistem surjansawah ini lebih surjan (lembaran). melimpah daripada ekosistem sawah nonsurjan (lembaran). DAFTAR PUSTAKA DAFTAR Barbosa, P.PUSTAKA 1998. Conservation biological control. Toronto: Academic Press. Barbosa, P. 1998. Conservation biological control. Toronto: Academic Press. Bambaradeniya, C.N.B and Amerasinghe,

F.P. 2004. Biodiversity associated with Bambaradeniya, C.N.B and Amerasinghe, the rice field agro-ecosystem in Asian F.P. 2004. Biodiversity associated with countries: A brief review. Working the rice field agro-ecosystem in Asian Paper 63. Colombo, Sri Lanka: Intercountries: A brief review. Working national Water Management Institute. Paper 63. Colombo, Sri Lanka: International Water Management Johnson, M.W. 1987. BiologicalInstitute. control of pests. Hand Out Compilation of 1987 Johnson, M.W. 1987. Biological control of Spring Season Course. Honolulu pests. Hand Out Compilation of 1987 Hawai: Department of Entomology Spring Season Course. Honolulu University of Hawai at Manoa. Hawai: Department of Entomology University of Hawai at Manoa.

Laba, I.W. 2001. Keanekaragaman hayati arthropoda dan peranan musuh alami Laba, I.W. 2001. Keanekaragaman hayati hama utama padi pada ekosistem arthropoda dan peranan musuh alami sawah. http://tumoutou.net/ 3_sem1_ hama utama padi pada ekosistem 012/i_w_ laba.htm. Diakses Tanggal 15 sawah. http://tumoutou.net/ 3_sem1_ Mei 2008. 012/i_w_ laba.htm. Diakses Tanggal 15 Mei 2008. Maredia, K.M., Dakouo, D., and MotaSanchez, D. 2003. Integrated pest Maredia, K.M., Dakouo, D., and Motamanagement in the global area. USA: Sanchez, D. 2003. Integrated pest CABI Publishing. management in the global area. USA: CABI2004. Publishing. Marheni. Kemampuan beberapa pre-

dator pada pengendalian wereng batang Marheni. 2004. Kemampuan beberapa precoklat (Nilaparvata lugens Stal.). Jurnal dator pada pengendalian wereng batang Natur Indonesia. www.unri.ac.id/ jurnal/ coklat (Nilaparvata lugens Stal.). Jurnal jurnal_natur/vol6(2)/Mar. Diakses TangNatur Indonesia. www.unri.ac.id/ jurnal/ gal 15 Mei 2008. jurnal_natur/vol6(2)/Mar. Diakses Tanggal 15 Mei Marwasta, D. 2008. dan Priyono, K.D. 2007. Analisis karakteristik desa-desa pesisir Marwasta, D. dan Priyono, K.D. 2007. di Kabupaten Kulon Progo. Forum Analisis karakteristik desa-desa pesisir Geografi, Vol 21 No. 1, Juli 2007: 57di Kabupaten Kulon Progo. Forum 68. Geografi, Vol 21 No. 1, Juli 2007: 5768. Wahyuni, E., dan Neering, K.E. Marwoto, 1991. Pengelolaan pestisida dalam peMarwoto, Wahyuni, E., dan Neering, K.E. ngendalian hama kedelai secara ter1991. Pengelolaan pestisida dalam pepadu. Malang: Departemen Pertanian. ngendalian hama kedelai secara terpadu. Malang: Departemen Pertanian. Moenandir, J. 1993. Persaingan tanaman budidaya dengan gulma (Ilmu GulmaMoenandir, J. 1993. Persaingan tanaman Buku III). Jakarta: PT Raja Grafindo budidaya dengan gulma (Ilmu GulmaPersada. Buku III). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.S.D. 2003. Ilmu lingkungan. Tandjung, Yogyakarta: Laboratorium Ekologi FaTandjung, S.D. 2003. Ilmu lingkungan. kultas Biologi Universitas Gadjah Yogyakarta: Laboratorium Ekologi FaMada. kultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Tindal, K.V. 2004. Investigation of insect-

weed interaction in the rice Tindal, K.V. 2004. Investigation of insectagroecosystem. Unpublish report. The weed interaction in the rice Department of Entomology. Louisiana agroecosystem. Unpublish report. The State University. Department of Entomology. Louisiana State University. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

5 Tahun 1990 tentang Konservasi Undang-undang Republik Indonesia Nomor Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem5 Tahun 1990 tentang Konservasi 39 Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem39

Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2013

nya. Jakarta: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. nya. Jakarta: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Untung, K. 2006. Pengantar pengelolaan hama terpadu. Edisi ke dua. Yogyakarta: Untung, K. 2006. Pengantar pengelolaan Gadjah Mada University Press. hama terpadu. Edisi ke dua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

40 40

Wiyono, S. 2007. Perubahan iklim dan ledakan hama dan penyakit tanaman. Wiyono, S. 2007. Perubahan iklim dan Makalah Seminar Keanekaragaman ledakan hama dan penyakit tanaman. Hayati di Tengah Tantangan Masa Makalah Seminar Keanekaragaman Depan Indonesia, diselenggarakan oleh Hayati di Tengah Tantangan Masa KEHATI, Jakarta, 28 Juni 2007. Depan Indonesia, diselenggarakan oleh KEHATI, Jakarta, 28 Juni 2007.