JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA (The Diversity of Termites Species in Oil Palm Plantations at PT. Bumi Pratama Khatulistiwa Sungai Ambawang Subdistrict Kubu Raya Regency)
Habibi, Farah Diba, Sarma Siahaan Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol, Pontianak 78124 Email:
[email protected]
Abstract Subterranean termites has found as a pest in oil palm plantation. The research aimed to identification the subterranean termites which attack in oilpalm plantation of PT Bumi Pratama Khatulistiwa. The site place was in oilpalm plantation in Sungai Ambawang Subdistrict, Kubu Raya Regency. Field collection of termites was conducted in three block which high severe by termites attack. Result of the research showed that three termites species was found. The first species was Coptotermes sp, found in all three blocks. The second species was Schedorhinotermes sp found in two block of site reseacrh. The last species was Microtermes sp. All the termites was catagorize as subterranean termites. The termites found in oilpalm tree and in dead wood around the oilpalm tree. It is necessary to conduct the regular monitoring to prevent termites attack in oilpalm plantation. Keywords: Coptotermes sp, Microtermes sp, oilpalm plantation, Schedorhinotermes sp, termites
PENDAHULUAN Rayap adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu komunitas yang dikenal dengan istilah koloni. Koloni rayap terdiri dari tiga kasta, yaitu kasta prajurit, kasta pekerja dan kasta reproduktif. Setiap kasta memiliki bentuk fisik yang berbeda, disesuaikan dengan fungsi masing-masing. Jumlah spesies rayap di dunia ada sekitar 2.648 yang digolongkan ke dalam tujuh famili dan 281 genus (Handru, Herwina, Dahelmi, 2012). Pada awalnya rayap merupakan serangga yang memiliki peranan penting dalam hidup manusia sebagai pengurai sampah alam. Saat ini rayap perusak ter masuk serangga yang sangat meresah kan masyarakat karena tingkat serangannya yang sangat cepat,
ganas dan menimbulkan kerusakan yang cukup parah (Nandika, dkk, 2015). Rayap secara taksonomi ter masuk ke dalam Ordo Isoptera (sekarang Ordo Blattodea) yang berasal dari Bahasa Yunani. Iso berarti sama dan ptera berarti sayap. Nama ini mengacu pada kasta reproduktifnya yang memiliki sepasang sayap dengan bentuk dan ukuran antara sayap depan dan sayap belakang yang sama. Calon-calon kasta reproduktif tersebut dikenal sebagai dengan sebutan laron (alates). Inilah individu-individu rayap yang paling banyak dikenal oleh masyarakat karena aktif terbang keluar dari sarangnya secara bersama an (bersialang, swarming) di awal musim hujan atau terkadang di pertenghan musim hujan, sedangkan kasta lainnya yaitu kasta
481
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
tentang keanekaragaman jenis-jenis rayap pada kawasan perkebunan kelapa sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa dalam rangka pengen daliannya. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2016 di lapangan dan dilanjutkan dengan identifikasi rayap di Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey. Teknis pelaksanaan terdiri atas: (1) Penentuan blok pengamatan ditetapkan secara purpo sive sampling dengan pertimbangan banyak ditemukan jenis-jenis rayap, yaitu blok 210A, blok 112A, dan blok 19 A, (2) Sampling rayap dilaku kan berdasarkan prosedur Jones dan Eggleton (2000). Jalur survey sepanjang 100 × 2 meter dan dibagi menjadi 5 bagian (20 × 2 meter). Jalur survey yang digunakan pada waktu penelitian disajikan pada Gambar 1. Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
100 meter
prajurit dan kasta pekerja selalu berada dalam sarang (niche) yang tertutup, misalnya di dalam tanah, di batang pohon, di dalam kayu kering, dan lain-lain. Walaupun rayap berperan penting sebagai pengurai (decomposer) atau sebagai pemakan bahan organik yang lapuk (scavanger), namun sebagian besar masyarakat mengenal seranggga tersebut sebagai hama (Gulan dan Cranston, 2005 dalam Ahmad, 2011). Aktivitas rayap sebagai hama, baik pada tanaman pertanian, perkebuna, kehutanan maupun bangunan gedung terjadi terutama ketika suatu habitat alami mengalami perubahan yang cukup drastis yang menyebabkan spesies-spesies rayap tertentu menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut (Nandika, dkk, 2015). Berdasarkan hasil pengamatan di areal perkebunan kelapa sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa banyak ditemukan rayap yang menyerang pohon kelapa sawit. Namun sampai saat ini belum diketahui jenis-jenis rayap yang merusak pohon kelapa sawit dan belum adanya informasi dan publikasi ilmiah yang menjelaskan keanekaragaman jenis rayap di areal tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai keanekaragam an jenis rayap di kebun kelapa sawit PT.Bumi Pratama Khatulistiwa. Tujuan penelitian untuk melaku kan survey keanekaragaman rayap dan mengidentifikasi jenis-jenis rayap yang menyerang tanaman kelapa sawit di PT. Bumi Pratama Khatulistiwa. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan infor masi dasar yang sangat bermanfaat
20 meter Gambar 1. Jalur Survey
482
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
(3) Waktu yang diperlukan untuk mengeksplorasi keberadaan rayap pada setiap areal adalah ±1 jam untuk satu bagian, (4) Penangkapan langsung dilakukan di dalam areal perkebunan sawit. Pengambilan sam pel rayap dilakukan dengan koleksi langsung menyusuri bagian yang telah ditentukan, (5) Sampel rayap yang ditemukan dimasukkan ke dalam vial yang berisi alkohol 70 %, (6) Rayap yang diperoleh dikelom pokkan berdasarkan jenis. Kemudian
dihitung jumlah jenis, lalu masingmasing jenis dibuat deskripsinya dan data ditampilkan dalam tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi jenis rayap yang menyerang di lahan kelapa sawit ditemukan 3 jenis rayap. Jenis tersebut meliputi Coptotermes sp, Schedorhinotermes sp dan Microter mes sp. Jenis-jenis rayap yang ditemukan di setiap blok disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Identifikasi Jenis Rayap No Blok Jenis Nama Ilmiah 1.
2.
3.
Blok 210 D Areal 1 Areal 2 Areal 3 Areal 4 Areal 5 Areal 6 Areal 7 Areal 8 Areal 9 Areal 10 Blok 112 A Areal 1 Areal 2 Areal 3 Areal 4 Areal 5 Areal 6 Areal 7 Areal 8 Areal 9 Areal 10 Blok 19 A Areal 1 Areal 2 Areal 3 Areal 4 Areal 5 Areal 6 Areal 7 Areal 8 Areal 9 Areal 10
Rayap Tanah Rayap Tanah
Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah
Coptotermes sp Coptotermes sp Tidak ditemukan Schedorhinotermes sp Microtermes sp Coptotermes sp Tidak di temukan Schedorhinotermes sp Coptotermes sp Schedorhinotermes sp
Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah
Tidak ditemukan Microtermes sp Schedorhinotermes sp Microtermes sp Schedorhinotermes sp Microtermes sp Schedorhinotermes sp Coptotermes sp Schedorhinotermes sp Coptotermes sp
Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah Rayap Tanah
Coptotermes sp Tidak di temukan Tidak di temukan Tidak di temukan Microtermes sp Tidak di Temukan Schedorhinotermes sp Coptotermes sp Tidak di temukan Microtermes sp
Famili
Habitat
Rhinotermitidae Rhinotermitidae
Pohon Sawit Pohon Sawit
Rhinotermitidae Termitidae Rhinotermitidae
Kayu Lapuk Pohon Sawit Kayu Lapuk
Rhinotermitidae Rhinotermitidae Rhinotermitidae
Kayu Lapuk Kayu Lapuk Kayu Lapuk
Termitidae Rhinotermitidae Termitidae Rhinotermitidae Termitidae Rhinotermitidae Rhinotermitidae Rhinotermitidae Rhinotermitidae
Pohon Sawit Kayu Lapuk Pohon Sawit Kayu Lapuk Pohon Sawit Kayu Lapuk Pohon Sawit Kayu Lapuk Pohon Sawit
Rhinotermitidae
Pohon Sawit
Termitidae
Pohon Sawit
Rhinotermitidae Rhinotermitidae
Kayu Lapuk Pohon Sawit
Termitidae
Pohon Sawit
483
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
Jenis rayap yang ditemukan sebanyak 3 jenis, yaitu sebagai berikut: a. Coptotermes sp, terdapat pada Blok 210 D, kotak 1, kotak 2, kotak 6, kotak 9, Blok 112 A, kotak 8, kotak 10, dan Blok 19 A, kotak 1, kotak 8. b. Schedorhinotermes sp, terdapat pada Blok 210 D, kotak 4, kotak 8, kotak 10, Blok 112 A, kotak 3, kotak 5, kotak 7, kotak 9, dan Blok 19 A, kotak 7. c. Microtermes, terdapat pada Blok 210 D kotak 5, blok 112 A kotak 2, kotak 4, kotak 6 dan blok 19 A kotak 5, kotak 10. Habitat rayap yang ditemukan di areal perkebunan kelapa sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa terdapat di pohon kelapa sawit dan kayu yang sudah lapuk. Adapun daftar blok yang ditemukan habitat rayap di areal perkebunan kelapa sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa adalah sebagai berikut: a. Blok 210 D yang terdapat pada pohon kelapa sawit yaitu kotak 1, kotak 2 dan kotak 5, sedangkan yang terdapat pada kayu lapuk yaitu kotak 4, kotak 6, kotak 9 dan kotak 10. b. Blok 112 A yang terdapat pada pohon kelapa sawit yaitu kotak 2, kotak 3, kotak 4, kotak 6, kotak 8 dan kotak 10, sedangkan yang terdapat pada kayu lapuk yaitu kotak 3, kotak 5, kotak 7 dan kotak 9. c. Blok 19 A yang terdapat pada pohon kelapa sawit yaitu kotak 1, kotak 5, kotak 8 dan kotak 10, sedangkan
yang terdapat pada kayu lapuk yaitu kotak 7. Rayap yang ditemukan di areal perkebunan kelapa sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa terdapat 3 jenis yaitu Coptotermes sp, Schedorhino termes sp dan Microtermes sp. Klasifikasi dan keterangan setiap jenis rayap diuraikan sebagai berikut: a. Coptotermes sp Spesies rayap Coptotermes sp merupakan rayap yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Rayap ini mampu merusak bangunan dan menyebabkan kerusakan hingga merugikan puluhan milyar rupiah per tahun serta banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Spesies ini banyak ditemukan di pohonpohon pinus dan kayu-kayu lapuk (Mubin 2013). Di perkebunan karet dan sawit, rayap ini juga ditemukan dengan kelimpahan yang cukup banyak (Kahar 2012; Ningsih 2014; Nandika 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan banyak ditemukan rayap, namun untuk tahap mengidentifikasi hanya beberapa ekor yang diambil untuk di jadikan sampel penelitian. Jenis rayap Coptotermes sp secara morfologi dapat dikenali dengan adanya karakteristik kepala dengan fontanel, pronotum datar, mandibel berbentuk mandau (saber) tanpa adanya gigi marginal, serta fontanel yang sangat lebar dan dekat ke clypeus (Sornnuwat dkk, 2004). Namun secara praktis, genus ini dengan mudah diketahui karena adanya cairan berwarna putih yang dikeluarkan oleh prajurit pada saat
484
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
menggigit musuhnya (Nandika dkk., 2003).
Prajurit
Pekerja
Mandibel Gambar 2. Rayap Coptotermes sp Kasta prajurit mempunyai karakter dengan kepala bewarna kuning, antenna, lambrum, dan pronotum berwarna kuning pucat. Bentuk kepala bulat memenjang seperti telur. Fontanel sangat jelas terlihat dan biasanya mengeluarkan cairan putih seperti susu yang digunakan untuk pertahanan (defend) dari musuhnya. Antenna terdiri dari 15 ruas, ruas kedua dan ruas keempat sama panjangnya. Mandibel lurus dan diujungnya sedikit melengkung, batas antara
sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Rata-rata panjang keseluruhan badan prajurit 5,00-7,29 mm, panjang keseluruhan badan pekerja 4,56-6,32 mm, lebar kepala prajurit 1,07-1,56 mm, Panjang kepala dengan mandibel 1,43-2,18 mm, dan panjang kepala tanpa mandibel 1,151,87 mm. bagian abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen bewarna putih kekuningkuningan. b. Schedorhinotermes sp Schedorhinotermes sp merupa kan spesies rayap tingkat rendah. Berdasarkan jenis makanannya genus ini dimasukan ke dalam kelompok I yaitu kelompok spesies rayap tingkat rendah yang memakan material pohon mati, sehingga tidak salah bila rayap spesies ini mudah untuk ditemukan (Faszly dkk. 2005). Ciri umum lainnya bahwa genus Schedorhino termes dapat ditemukan sampai ketinggian 1000 m dpl. Selain itu rayap genus Schedorhinotermes memiliki daya jelajah sangat luas mencapai 295 m dari sarangnya (Firmansah, 2012). Perilaku rayap ini mirip rayap tanah, namun perbedaannya bersarang di dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekalisekali memperoleh lembab, misal nya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor. Di perkebunan kelapa sawit, spesies ini juga banyak ditemukan sehingga berpotensi menjadi hama baru di perkebunan sawit (Kahar
485
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
2012; Nandika 2014). Menurut Tarumingkeng (1971) rayap jenis ini memiliki dua tipe kasta prajurit, yaitu kasta prajurit yang berukuran besar (mayor) dan kasta berukuran kecil (minor).
Prajurit
Pekerja
Mandibel Gambar 3. Rayap Schedorhinotermes sp
Namun saat penelitian hanya ditemukan kasta prajurit berukuran besar dengan karakteristik morfologi sebagai berikut: kepala berwarna kuning muda, rata-rata panjang keseluruhan badan prajurit 5,39-8,48 mm, panjang keseluruhan badan pekerja 4,71-6,07 mm, lebar kepala prajurit 1,18-2,30 mm, panjang kepala dengan mandibel 1,59-3,00 mm, panjang kepala tanpa mandibel 1,142,32 mm dan jumlah ruas antena sebanyak 16 ruas. c. Microtermes sp Spesies Microtermes biasa ditemukan di kayu-kayu yang sudah lapuk, atau ranting-ranting yang telah jatuh ke tanah dan biasanya mengeluarkan bau yang khas seperti bau melati (Mubin 2013). Spesies rayap ini juga mempunyai kelimpahan yang tinggi di kebun karet dan kelapa sawit (Kahar 2012; Ningsih 2014; Nandika 2014). Jenis ini bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan (Waryono 2004).
486
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
1,85 mm dan antenanya berjumlah 14 ruas.
PENUTUP
Prajurit
Pekerja
Mandibel Gambar 4. Rayap Microtermes Karakter morfologi yang biasa nya digunakan untuk identifikasi adalah pada kasta prajurit yaitu mandibelnya yang berbentuk seper ti arit dan melengkung diujingnya. Kepalanya berbentuk membulat, berwarna kekuningan dan sedikit berambut (jarang). Rata-rata pan jang keseluruhan badan prajurit 5,40-7,29 mm, panjang keseluruhan badan pekerja 4,69-5,89 mm, lebar kepala prajurit 1,32-1,56 mm, Panjang kepala dengan mandibel 1,75-2,18 mm, dan panjang kepala tanpa mandibel 1,30-
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan di 3 blok lokasi penelitian (blok 210 A, 112 A dan 19 A) ditemukan 3 jenis rayap yang menyerang kebun kelapa sawit sebagai berikut: 1. Coptotermes sp, mempunyai karakter dengan kepala bewarna kuning, antenna, lambrum, dan pronotum berwarna kuning pucat. Bentuk kepala bulat memanjang seperti telur. Fontanel sangat jelas terlihat dan biasanya mengeluarkan cairan putih seperti susu yang digunakan untuk pertahanan (defend) dari musuhnya. 2. Schedorhinotermes sp, rayap jenis ini memiliki dua tipe kasta prajurit, yaitu kasta prajurit yang berukuran besar (mayor) dan kasta berukuran kecil (minor). . 3. Microtermes sp, Kepalanya berbentuk membulat, berwarna kekuningan. Rata-rata panjang keseluruhan badan prajurit 5,407,29 mm. Saran 1. Keanekaragaman jenis rayap dan tingkat serangan di perkebunan kelapa sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa sangat tinggi sehingga perlu upaya penanggulangan yang lebih serius untuk mengatasi kerusakan yang lebih parah akibat serangan rayap.
487
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
2. Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan monitoring yang kontinyu serta penyiangan, penyemprotan dan pembersihan gulma secara teratur.
Daftar Pustaka Astuti A, 2013. Identifikasi, Sebaran Dan Derajat Kerusakan Kayu Oleh Serangan Rayap Coptoter mes (Isoptera: Rhinotermiti dae) Di Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin Maka sar. Ahmad, I. 2011. Adaptasi Serangga dan Dampaknya terhadap Kehidupan Manusia. (21 Oktober 2011), Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung. Battala G, Yadamari T, Korivi SK, Gunjala RN, Singhal RK. 2012. Study On Degradation Of Malathion and Phorate In Various Envirronmental Matri ces. African J Environ Sci Tech. 6(5):224-228. Fauzi Y, Widyastuti YE, Setya wibawa I dan Hartono R. 2002. Kelapa Sawit: Budidaya, Pe manfaatan Hasil Limbah, Analisa Usaha dan Pemasa ran. Penebar Swadaya. Jakarta. Faszly R, Idris AB and Sajap AS. 2005. Termites (Insecta: Isoptera) Assemblages from Sungai Bebar Peat Swamp Forest, Pahang. Biodeversity Expedition Sungai Bebar, Pekan, Pahang 4:137–140. Firmansyah A. 2012. Keanekaragaman Rayap Tanah Di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.Departemen silvikulturFakultas kehutanan Institut pertanian bogor.
Harahap, O.H. 2011. Efektifitas Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Cendawan Mikoriza Arbuskula Pada Tanaman Gaharu. Diakses dari http://repository.usu.ac.id./bistrea m/.../chapterII.pdf. Handru, A., Herwina dan Dahelmi. 2012. Jenis-jenis Rayap (Isoptera) di Kawasan Hutan Bukit Tengah Pulau dan Areal Perkebunan Kelapa Sawit, Solok Selatan. Jurnal Universitas Andalas. 1(1): 6977. Harris, W. V. 1971. Termites Their Recognition and Control. Longman Group Limited. London. Jones, D.T. and P. Eggleton 2000.Sampling termite assemblages in tropical forests: testing a rapid biodiversity assessment protocol. Journal of Applied Ecology, 37, 191-203. Kalsoven LGE. 1930. The Pest of Crop in Indonesia. Jakarta. PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Khaswarina, S., 2001. Jurnal Natur Indonesia Keragaman Bibit Kelapa Sawit Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Pupuk di PembibitanUtama. Fakultas Pertanian UniversitasSumatera Utara. Mubin N. 2013. Keanekaragaman Spesies Rayap dan Bakteri Simbionnya. Studi Kasus Di Kampus IPB Dramaga, Bogor. Institut Pertanian Bogor. Nandika, D. Y., Rismayadi dan F. Diba. 2003. Rayap Biologi dan Pengendaliannya. Muhammadiyah University Press. Surakarta.
488
JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (2) : 481 - 489
Nandika, D. Y., Rismayadi dan F. Diba. 2015. Rayap Biologi dan Pengendaliannya edisi 2. Muhammadiyah University Press. Surakarta. Ningsih TU. 2014. Keanekaragaman Spesies Rayap Pada Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet Milik Rakyat Di Jambi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nandika D. 2014. Rayap Hama Baru Di Kebun Kelapa Sawit. Bogor: Seameo Biotrop. Odum, E. P., 1993, Fundamental of Ekology, Edisi Ke-2, WB. Saunders Company, Philadel phia. Subekti, N., Dedy Duryadi, Dodi Nandika, Surjono Surjo kusumo, Syaiful Anwar. 2008. Sebaran dan Karakter Morfologi Rayap Tanah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1(1): 27-33 (2008).
Soerinegara, I., danAndri Indrawan, 1978, Ekologi Hutan Indonesia, Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Tarumingkeng, R.C. 1971. Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu Indonesia. Laporan Lembaga PenelitianHutan No. 138. Triplehorn, Charles A. dan Norman F. Johnson. 2005. Borror and Delong’s Introduction to the Study of Insects. Thomson Brooks/Cole (Seven Edition). PT. Bumi Pratama Khatulistiwa, 2016. Profil Perusahaan. Kubu Raya. Waryono T. 2004. Ekosistem rayap dan vektor Demam berdarah Di lingkungan permukiman. Staf Pengajar Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia.
489