Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA LEAFLET DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN Leaflets Media Utilization Effectiveness in Improving Knowledge and Skills Handwashing with Soap Moch. Agus Krisno Budiyanto Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Tlogomas 246 Malang Telp. 464318 HP: 085234620855, Email:
[email protected] Abstrak Media edukasi publik memiliki peranan penting dalam meningkatakan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Beragam media edukasi publik yang dapat digunakan, diantaranya adalah: leaflet, poster, dan video. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan media leaflet dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mencuci tangan dengan sabun. Desain penelitian yang digunakan adalah The Group Pretest Post-test Desain. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Asrama Putri Sang Surya Universitas Muhamadiyah Malang sebanyak 17 orang yang diambil secara acak sederhana. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes (untuk mengukur pengetahuan) dan observasi (untuk mengukur keterampilan). Data dianalisis dengan Paired Samples T-Test. Hasil penelitian menunjukkan: 1) adanya perbedaan pengetahuan mencuci tangan dengan sabun yang yata sebelum dan sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 8,172 › t-tabel 2,120) dimana skore pengetahuan awal 77,65 menjadi 91,76 pada akhir penggunaan media leaflet, 2) adanya perbedaan keterampilan mencuci tangan dengan sabun yang yata sebelum dan sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 4,924 › t-tabel 2,120) dimana skore keterampilan awal 80 menjadi 97 pada akhir penggunaan media leaflet. Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa media leaflet efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mencuci angan dengan sabun pada Mahasiswi Asrama Putri Sang Surya Universitas Muhamadiyah Malang. Kata Kunci: Media Leaflet, Efektivitas, Mencuci Tangan, Sabun, Asrama Putri Abstract Media public education has an important role to increase the knowledge and skills of the communities. Multi-media public education that can be used, such as: leaflets, posters, and video. This study aims to determine the effectiveness of media use leaflet in improving the knowledge and skills of hand washing with soap. The study design used is The Group Pretest Post-test Design. The sample in this study is the Student of Sang Surya Boarding Daughter from Muhammadiyah University of Malang as many as 17 people taken randomly. Data collection method used is the method test (to measure knowledge) and observation (to measure skills). Data were analyzed with Paired Samples T-Test. The results showed: 1) differences in knowledge of washing hands with soap before and after application of paragraph leaflet media (t-hit 8.172> t-table 2.120) where early knowledge scores 77.65 into 91.76 by the end of media use leaflet, 2 ) the difference in the skill of washing hands with soap before and after application of paragraph leaflet media (t-hit 4.924> t-table 2.120) where the initial skills scores 80 to 97 at the end of the leaflet media usage. From the research, it can be concluded that the leaflet media effectively improve knowledge and skills of hand washing with soap at the student of Sang Surya Boarding Daughter from Muhammadiyah University of Malang. Key words: Media Leaflet, Effectiveness, Handwashing, Soaps, Boarding Daughter 640
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENDAHULUAN Menurut Budiyanto (2015) profil pelaksanaan PHBS Kota Malang di Tatanan Rumah Tangga sebesar 85,7%, Tatanan Sekolah sebesar 92,5%, Tatanan Tempat Kerja sebesar 95%, Tatanan Tempat Umum sebesar 90%, dan Tatanan Fasilitas Kesehatan sebesar 95,83%. Dari 85,7% pelaksanaan PHBS di tatanan rumah tangga di Kota Malang persentase terendah adalah mencuci tangan sabun (60%) dari 10 indikator pelaksanaan PHBS di tatanan rumah tangga. Rendahnya persentase mencuci tangan dengan sabun di tatanan rumah tangga tidak teelapas dari rendahnya pengetahuan mencuci tangan dengan sabun yang berdampak kepada rendahnya keterampilan mencuci tangan dengan sabun pada tatanan rumah tangga. Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau pelaing tidak beresiko rendah. Agar efektif, program harus dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat. Media promosi kesehatan berperan sangat penting dalam menyampaikan ide atau gagasan materi dalam promosi kesehatan. Sebelum melakukan promosi kesehatan perlu dilakukan pemilihan media promosi kesehatan yang tepat, dengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya jumlah audiens, luas tempat promosi kesehatan, pendidikan audiens, dan materi promosi kesehatan. Media promosi kesehatan memiliki peranan penting dalam meningkatakan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Beragam media promosi kesehatan yang dapat digunakan, diantaranya adalah: leaflet, poster, dan video (Purnama, 2016). Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga (Desiyanto, 2013). Kuman ada dimanapun, mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kuman dan untuk menghindari penularan penyakit. Di lingkungan sekolah misalnya, tidak hanya belajar, tetapi banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan di sekolah seperti bermain, bersentuhan ataupun bertukar barang-barang dengan teman-teman. Kuman yang ada di alat-alat tulis, kalkulator, buku-buku dan benda benda lain akan dengan mudah berpindah dari tangan satu anak ke anak lainnya, sehingga jika ada anak yang mempunyai penyakit tertentu akan mudah menular pada anak lainnya. Jadi, mencuci tangan harus dilatih sejak dini pada anak agar anak memiliki kebiasaan mencuci tangan, sehingga anak terhindar dari penyakit (Djauzi, 2008). Dalam menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan merupakan hal yang sangat penting. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tangan seringkali terkontaminasi dengan mikroba, sehingga tangan dapat menjadi perantara masuknya mikroba ke dalam tubuh. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit dan praktek mencuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah 1 juta kematian anak. Salah satu cara yang paling sederhana dan paling umum dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersikan jari-jemari menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya (Desiyanto, 2013). 641
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak-anak maupun orang dewasa, sehingga dibutuhkan cara peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit sebagai akibat perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-anak merupakan asset bangsa yang paling berperan untuk generasi yang akan datang (Depkes, 2010). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Penyakit ini banyak menyerang bayi maupun anak usi pra sekolah. Salah satu upaya untuk mencegah terkena diare adalah dengan kebiasaan anak pra sekolah melakukan cuci tangan baik sebelum makan ataupun setelah beraktivitas (Listiyorini, 2012). Menurut Susilaningsih (2013) Perilaku mencuci tangan yang kurang tepat masih ditemukan pada anak, remaja, orang dewasa maupun lansia. Di sisi lain pendidikan kesehatan melalui promise kesehatan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam mencuci tangan dan menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula yang dinyatakan Tarwoto dan Wartonah (2004) salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku mencucitangan diantaranya adalah pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut di atas maka, penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis ―Efektivitas Pemanfaatan Media Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Mencuci Tangan dengan Sabun‖ pada mahasiswi yang bertempat tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimental Design, dengan desain yang digunakan adalah The Group Pre-test Post-test Desain. Sampel penelitian ini adalah 17 mahasiswi yang bertempat tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang yang diambil secara Simple Random Sampling. Variabel bebas penelitiannya yaitu penggunaan leaflet, sedangkan variabel terikat penelitiannya yaitu: pengetahuan dan keterampilan mencuci tangan dengan sabun. Pada promosi kesehatan mencuci tangan dengan sabun ini digunakan media promosi kesehatan berupa leaflet untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana cara mencuci tangan dengan sabun dengan baik dan apa manfaat dari mencuci tangan dengan sabun. Leaflet terdiri dari 6 halaman, dimana pada halaman pertama merupakan cover, kedua merupakan pendahuluan yang berisi tentang program cuci tangan, ketiga berisi gambar untuk langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun, keempat berisi penjelasan gambar yang ada dihalaman sebelumnya, kelima berisi akiabat jika tidak mencuci tangan, dan halaman ter akhir yakni berisi lima waktu penting mencuci tangan dan manfaat dari mencuci tangan.
642
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Gambar 1. Media Leaflet yang Digunakan dalam Promosi Kesehatan Mencuci Tangan dengan Sabun pada Mahasiswi yang Bertempat Tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang Sebelum kegiatan promosi kesehatan mencuci tangan dengan sabun pada mahasiswi yang bertempat tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang dengan menggunakan media leaflet, maka diadakan pretest untuk peserta promosi kesehatan. Setelah kegiatan promosi kesehatan mencuci tangan dengan sabun dengan menggunakan media leaflet dilakukan posttest pada peserta promosi kesehatan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes (untuk mengukur pengetahuan) dan observasi (untuk mengukur keterampilan). Data dianalisis dengan Paired Samples T-Test.
Gambar 2. Posttest untuk Mengetahui Pengetahuan dan Keterampilan dalam Promosi Kesehatan Mencuci Tangan dengan Sabun pada Mahasiswi yang Bertempat Tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang HASIL DAN PEMBAHASAN Media leaflet efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mencuci tangan dengan sabun pada Mahasiswi yang bertempat tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang. Berdasarkan Uji-t maka dapat diyatakan ada perbedaan pengetahuan mencuci tangan dengan sabun yang yata sebelum dan sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 8,172 › t-tabel 2,120) dimana skore pengetahuan awal 77,65 menjadi 91,76 pada akhir penggunaan media leaflet. 643
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
95
91.76
90 85 Pretest 80
Posttest
77.65
75 70 Skore Pengetahuan
Gambar 3. Diagram Batang Skore Pengetahuan Mencuci Tangan dengan Sabun Sebelum dan Sesudah Penggunaan Media Leaflet Berdasarkan Uji-t maka dapat diyatakan ada perbedaan keterampilan mencuci tangan dengan sabun yang yata sebelum dan sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 4,924 › t-tabel 2,120) dimana skore keterampilan awal 80 menjadi 97 pada akhir penggunaan media leaflet. 97
100 80
80 60 Pretest 40
Posttest
20 0 Skore Keterampilan
Gambar 4. Diagram Batang Skore Keterampilan Mencuci Tangan dengan Sabun Sebelum dan Sesudah Penggunaan Media Leaflet Menurut Notoatmodjo (2005) media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Sedangkan menurut Soekidjo (2010), media promosi kesehatan adalah semua saranana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. Soekidjo (2010), leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimatkalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak 644
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Isis harus bisa ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet: 1) tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai, 2) tuliskan apa tujuannya, 3) tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet, 4) kumpulan tentang subje yang kaan disampaikan, 5) buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya, dan 6) buatkan konsepnya. konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilistrasi yang sesuai dengan isi. Kegunaan leaflet: 1) mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan, 2) diberika sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan, dan 3) untuk memperkenalkan ide-ide baru kepa orang banyak. Sedangkan keuntungan leaflet: 1) dapat disimpan lama, 2) sebagai referensi, 3) jangkauan dapat jauh, 4) membantu media lain, dan 5) isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi. Hasil penelitian tersebut di atas sejalan dengan hasil penelitian Syamsyiah (2013), rata-rata perubahan skor pengetahuan pada kelompok perlakuan lebih besar dari pada kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan kemaknaan 5%, diketahui bahwa media leaflet dapat mempengaruhi perubahan pengetahuan dengan p value sebesar 0,000. Selain itu, digunakan uji bivariat untuk mengetahui hubungan perubahan pengetahuan terhadap intensi dan dihasilkan bahwa terdapat hubungan antara perubahan pengetahuan dari responden penelitian terhadap intensi dengan p value sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa media leaflet dapat mempengaruhi pengetahuan dan intensi ASI eksklusif. Diharapkan media leaflet ini dapat digunakan dalam pelayanan antenatal maupun kegiatan diluar Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan sebagai metode peningkatan pengetahuan ASI eksklusif. Hasil penelitian tersebut di atas sejalan dengan hasil penelitian Melina dkk (2014), ada perbedaan pengaruh media pembelajaran leaflet dan video terhadap keterampilan sadari yang ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,021. Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikan 0,021 nilai tersebut < 0,05 yang dapat diartikan secara statistik ada Perbedaan pengaruh media pembelajaran leaflet dan video terhadap keterampilan sadari. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2009) menyatakan bahwa media leaflet dan video mempunyai pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan pada ibu post partum, hal ini dapat dipertegas oleh pendapat Sardiman (2002) yang mengatakan bahwa media pembelajaran video merupakan media pendidikan yang mengandung unsur audio dan unsur visual, sehingga memberikan informasi yang jelas terhadap pesan yang disampaikan. Menurut Fitiyani A (2013), rata-rata skor pengetahuan akhir pada kelompok intervensi lebih besar dari kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan kemaknaan 5%, diketahui bahwa media leaflet dapat mempengaruhi 645
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
perubahan pengetahuan dengan p value sebesar 0,000. Selain itu, digunakan uji bivariat untuk mengetahui hubungan antara perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannnya dengan p value sebesar 0,00.Media leaflet dapat mempengaruhi pengetahuan potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja cleaning service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diharapkan media leaflet dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan pekerja cleaning service UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut Sefrizon (2011), promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok dan demonstrasi merupakan salah satu langkah dalam menyampaikan informasi kesehatan tentang pencegahan penularan tuberkulosis kepada siswa sekolah dasar di Kabupaten Solok. Berdasarkan uji paired t test, promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa SD (p < 0,05). Melalui independent t test, promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi tidak lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa SD daripada promosi kesehatan dengan leaflet. Kesimpulan: Promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pencegahan penularan TB paru pada siswa SD. Promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi tidak lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada siswa SD daripada promosi kesehatan dengan leaflet. Menurut Maghfiroh (2011) yang melakukan penelitian pada 30 responden yang diberikan pelatihan tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung sebagai kelompok perlakuan dan 30 responden yang diberi leaflet sebagai kelompok control menunjukkan hasil yaitu sebelum diberikan pelatihan, tingkat pengetahuan ibu dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 3,3 %, pengetahuan sedang sebanyak 93,3%, dan pengetahuan baik sebanyak 3,3 % dan skor sikap ibu dengan kategori sikap kurang sebanyak 3,3%, sikap sedang sebanyak 36,7 %, dan sikap baik sebanyak 60 %. Sesudah diberikan pelatihan, tingkat pengetahuan ibu dengan kategori pengetahuan sedang sebanyak 26,7 %, dan pengetahuan baik sebanyak 73,3 % dan skor sikap ibu dengan kategori sikap sedang sebanyak 23,3 % dan sikap baik sebanyak 76,7 %. Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan taraf signifikansi p < 0,05. Jadi disimpulkan ada pengaruh yang bermakna pada pengetahuan dan sikap ibu tentang tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung sebelum dan setelah diberikan pelatihan. Berdasarkan hasil tersebut pendidikan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan media atau praktek akan lebih bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap yang selanjutnya diharapkan akan mengubah perilaku menjadi lebih baik. Menurut Permatasari (2013) yang melakukan penelitian tentang ―Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Leafleat dengan Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Minuman Keras di Desa Wates Simo Boyolali‖ dengan hasil sebagai berikut: 1) tingkat pengetahuan sebelum pemberian pendidikan kesehatan baik menggunakan metode leaflet maupun audiovisual sebagian besar memiliki pengetahuan kurang, 2) tingkat pengetahuan sesudah pemberian pendidikan 646
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
kesehatan menggunakan metode leaflet sebagian besar memiliki pengetahuan sedang, sedangkan pada pendidikan kesehatan menggunakan metode audiovisual sebagian besar memiliki pengetahuan baik, dan (3) terdapat pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode leaflet dan audiovisual terhadap tingkat pengetahuan tentang bahaya minuman keras pada remaja di desa Wates Simo. Pendidikan kesehatan menggunakan metode audiovisual lebih efektif meningkatkan pengetahuan tentang bahaya minuman keras dibandingkan metode leaflet. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) media leaflet efektif meningkatkan pengetahuan mencuci tangan dengan sabun pada Mahasiswi Asrama Putri Sang Surya Universitas Muhamadiyah Malang dan 2) media leaflet efektif meningkatkan keterampilan mencuci tangan dengan sabun pada Mahasiswi Asrama Putri Sang Surya Universitas Muhamadiyah Malang. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas promosi kesehatan mencuci tangan dengan sabun, maka dapat menggunakan media leaflet, dan 2) perlunya penelitian lebih lanjut tentang efektivitas berbagai media promosi kesehatan (leaflet, poster, video, dan lain sebagainya) dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sasaran promosi kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Budiyanto, MAK. 2015. Profil Pelaksanaan PHBS di Kota Malang. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi I Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Negeri Jember, 21 Nopember 2015. Budiyanto, MAK. 2016. Tipologi Gerakan Mencuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah Kota Malang. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 Pebruari 2016. Depkes RI 2005 dalam Manalu, M., 2012, Hubungan Tingkat Kepadatan Lalat (Musca DOMESTICA) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Pemukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Depkes. 2010. Buku Panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Ketiga. Jakarta. Desiyanto, F A. 2013. Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 7(2) : 72-82. Djauzi, S. 2008. Raih Kembali Kesehatan Mencegah Berbagai Penyakit Hidup Sehat Untuk Keluarga. Jakarta: Kompas. Fitiyani A, 2013, Pengaruh Intervensi Menggunakan Media Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan Mengenahi Potensi Bahaya Dermatitis Kontak dan Pencegahanya 647
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
pada Pekerja Cleaning Service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Irawati, E. 2011. Gambaran Karakteristik Keluarga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Di Desa Karangasem Wilayah Kerja Puskesmas Tanon II Sragen. Gaster 8 (2) :741-749 Listiyorini, W. 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Mencuci Tangan Anak Pra Sekolah dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pajang Surakarta. Naskah Publikasi UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Melina F, Soebiyanto AA, Wujoso H, 2014. Perbedaan Media Pembelajaran (Leaflet Dan Video) Terhadap Keterampilan Sadari Ditinjau Dari Motivasi. Jurnal Kesehatan ―Samodra Ilmu‖ Vol. 05 No. 02 Juli 2014, Hal. 116-125. Notoatmodjo, 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Permatasari D, 2013. Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Leafleat dengan Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Minuman Keras di Desa Wates Simo Boyolali. Skripsi, Surakarta: FIKES Universitas Muhaamdiyah Surakarta. Purnama SJ, (2016), Media Dan Metode Penyuluhan Yang Efektif Bagi Penyuluh Kesehatan. http://badandiklat.jatengprov.go.id/index.php?p=wi&m=dt&id=64, diakses 7 Maret 2016. Rosidi, A. 2010. Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan dan Sanitasi Makanan dengan Kejadian Diare pada Anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia 6(1) : 76-84 Sefrizon, 2011. Pengaruh Ceramah, Diskusi Kelompok dan Demonstrasi Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Solok. Tesis. Yogyakarta: S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Renekacita. Susilaningsih, E. Z. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Siswa Sekolah Dasar. Prodising Konferensi nasional PPNI Jawa Tengah. Syamsyiah N, 2013. Pengaruh Media Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan dan Intensi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Pesanggrahan Jakarta Selatan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tarwoto dan Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Umar, Z. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan Pada Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatra Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2 (6) : 249-254. Wati, Ratna. 2011. Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS Tentang Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mencuci Tangan pada siswa kelas V Di SDN Bukantil Surakarta. Program Studi D IV Kebidanan FK UNS Wijaya. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Leaflet dan Video Terhadap Pengetahuan Tentang Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Pada Mahasiswa Keperawatan. Skripsi, Solo: Universitas Negeri Sebelas Maret 648