72 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PRODUK PADA INDUSTRI

Download Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan Pengembangan produk dodol tape yang dilaksanakan pada industri Tape Singkong di...

0 downloads 357 Views 924KB Size
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PRODUK PADA INDUSTRI TAPE SINGKONG DI DESA BAJANG KECAMATAN MLARAK KABUPATEN PONOROGO Oleh TITI RAPINI, SE, MM Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan Pengembangan produk dodol tape yang dilaksanakan pada industri Tape Singkong di desa bajang kecamatan Mlarak, kabupaten Ponorogo. Sehingga dari hasil analisa tersebut dapat memberikan pertimbangan kepada para pengarajin tape untuk peningkatan pendapatan dengan menghasilkan produk yang lebih tahan lama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teknis pengembangan usaha ini dapat dilaksanakan mengingat peralatan yang dibutuhkan banyak tersedia di pasaran. Dan para pengrajin dodol Ketan yang sudah ada juga terbuka untuk melakukan pelatihan pembuatan Dodol kepada para pengrajin tape ini. Dari aspek pemasaran, para pengrajin dodol yang sudah pun dapat membantu pemasaran produknya, untuk menambah keanekaragaman produk. Dari analisa aspek keuangan dilihat dari masa pengembalian, investasi pengembangan ini dapat kembali dalam jangka waktu separo dari umur ekonomis. Sedangkan dilihat dari nilai NPV maka diperoleh hasil positif, yang artinya menguntungkan. Kata kunci : Aspek Teknis, Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan, dan NPV PENDAHULUAN

satu jenis usaha yang banyak ditekuni

Potensi usaha kecil di Kabupaten

masyarakat

adalah

industri

Tape

Ponorogo menurut data Indakop tahun

Singkong yang ada di desa Bajang,

2003 tercactat 62 unit usaha (seminar

Kecamatan

Pemberdayaan

Titi

umumnya usaha kecil, kelemahan serta

Rapini, 2004). Jika dilihat dari berbagai

hambatan dalam pengelolaan usahanya

jenis potensi usaha dari data yang ada,

baik

masih banyak usaha-usaha kecil yang

eksternal.

Ekonomi

Rakyat,

belum terdaftar. Dengan demikian potensi

Mlarak.

menyangkut

Salah

satu

Sebagaimana

internal

maupun

kelemahan

dari

usaha yang ada didaerah Ponorogo masih

produk tape ini adalah daya tahan produk

terbuka luas untuk dikembangkan. Salah

yang tergolong produk tidak tahan lama.

72

Sehingga

jika

terjadi

penurunan

Tape

Singkong

di

Desa

Bajang

permintaan maka produk tersebut tidak

Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo

dapat

Manfaat Penelitian

dijual

kembali

pada

periode

penjualan berikutnya. Untuk meningkatkan daur

hidup

produk

dapat

kepada para pengrajin Tape Singkong di

pengembangan

Desa Bajang Mlarak,untuk peningkatan

produk/industri ini menjadi produk yang

pendapatan dengan pemrosesan lebih

memiliki daur hidup yang lebih panjang.

lanjut

Sehingga diharapkan industri tape yang

dihasilkan menjadi produk yang lebih

berbahan

tahan lama.

dipikirkan

ini

untuk

dasar

dikembangkan menyerap

maka

Untuk memberikan pertimbangan

singkong

sehingga

tenaga

dapat

selain

dapat

juga

dapat

kerja

produk

yang

selama

ini

TINJAUAN PUSTAKA

memberikan farian produk yang beragam bagi para pengrajin tape singkong.

tape

Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad

dalam

bukunya

Studi

Kelayakan Proyek (2000 : 4) menyebutkan bahwa “Studi kelayakan adalah penelitian

PERMASALAHAN Dari

uraian

permasalahannya

diatas

dapat

maka

disampaikan

tentang tidak dapatnya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil”

sebagai berikut :

Definisi

lain

menurut

Yakob

1. Apakah pengembangan Produk Dodol

Ibrahim dalam bukunya Studi Kelayakan

Tape layak untuk dilaksanakan pada

Bisnis (2003 :1) menyebutkan bahwa

Industri

Studi Kelayakan sering disebut dengan

Tape

Singkong

di

Desa

Bajang Kecamatan Mlarak Kabupaten

fesibility

Ponorogo?

pertimbangan dalam mengambil suatu

Batasan Masalah Untuk

study

keputusan

apakah

bahan

menerima

atau

dan

menolak dari suatu gagasan usaha atau

membahas pemecahan masalah supaya

proyek yang direncanakan”. Pengertian

terarah

layak

perlu

masalah,

menentukan

merupakan

diadakan

dapat

pembatasan

disampaikan

sebagai

dalam

pengertian

ini

adalah

kemungkinan dari gagasan usaha yang

berikut :

akan

1. Tingkat kelayakan Varian produk yang

(benefit) baik dalam arti financial benefit

dikembangkan

tersebut

dari

sisi

analisis Finansial.

maupun

dalam

memberi

arti

social

manfaat

benefit.

Layaknya suatu gagasan usaha/proyek

Tujuan Penelitian Untuk

dilaksanakan

dalam arti social benefit tidak selalui mengetahui

tingkat

menggambarkan layak dalam arti financial

kelayakan pengembangan Produk Dodol

benefit, hal ini tergantung

Tape yang dilaksanakan pada Industri

penilaian yang dilakukan.

dari segi

73

Aspek-aspek

studi

kelayakan

tahun atau lebih”. Adapun analisa

tersebut antara lain (Suad Husnan dan

kriteria

Suwarno

antara lain sebagai berikut:

Muhammad:

2000).

Aspek

investasi

yang

digunakan

Pasar merupakan aspek pertama yang

Discounted Pay Back Period Method

perlu mendapat perhatian dalam suatu

(DPBPM)

proyek, karena dalam aspek pasar itu dapat

mengadakan

pengukuran

Metode ini mecoba mengukur

dan

seberapa berat investasi bisa kembali.

peramalan permintaan akan barang yang

Karena itu satuan hasilnya bukan

diproduksi,

dan

presentase, tetapi satuan waktu (bulan,

kepada siapa barang tersebut ditawarkan.

tahun dan sebagainya) kalau periode

Aspek Teknis yaitu suatu proyek yang

pay back ini lebih pendek daripada

berkenaan dengan proses perkembangan

yang

proyek

dikatakan menguntungkan, sedangkan

perkiraan

penjualan

secara

teknis

dan

disyaratkan,

maka

proyek

pengoperasiannya setelah proyek tersebut

kalau lebih lama maka proyek ditolak.

selesai yang meliputi lokasi proyek, skala

Metode Net Present Value (NPV)

operasi, criteria pemilihan mesin dan

Metode ini menghitung selisih

peralatan, proses produksi, dan lay out

antara nilai sekarang investasi dengan

pabrik. Aspek Managemen merupakan

nilai-nilai

aspek

dengan

Penerimaan kas bersih (opersional

penentuan

maupun terminal cash flow) .dimasa

organisasi,

yang akan datang. Untuk menghitung

pembagian tugas, tanggung jawab dan

nilai sekarang perlu ditentukan terlebih

keahlian

Aspek

dahulu tingkat bunga yang dianggap

Keuangan merupakan suatu aspek yang

relevan. Ada beberapa konsep untuk

digunakan untuk menghitung kebutuhan

menghitung

dana untuk aktiva tetap maupun dana

dianggap relevan ini. Pada dasarnya

untuk aktiva modal kerja.

tingkat bunga tersebut adalah tingkat

1. Metode Penilaian Investasi

bunga pada saat kita menganggap

yang

berhubungan

masalah

bagaimana

tenaga

kerja, yang

Dapat

cara

struktur

diperlukan.

tingkat

penerimaan.

bunga

yang

bahwa

keputusan investasi dengan keputusan

investasi ini adalah (Murdifin Haming

pembelanjaan. Apabila nilai sekarang

dan

penerimaan-penerimaan

Salim

“pengeluaran

disimpulkan

sekarang

Basalamah untuk

2003:3)

kas

bersih

mengadakan

dimasa yang akan datang lebih besat

barang modal pada saat sekarang

daripada nilai sekarang investasi, maka

dengan tujuan untuk menghasilkan

proyek ini dikatakan menguntungkan

pengeluaran barang atau jasa agar

sehingga diterima, sedangkan apabila

diperoleh manfaat yang lebih besar

lebih kecil, maka proyek ditolak karena

dimasa yang akan datang selama dua

tidak menguntungkan. 74

Metode Internal Rate Of Return (IRR)

kewajiban-kewajibannya. Seperti dalam

Metode ini menghitung tingkat bunga

yang

sekarang

menyamakan

investasi

dengan

penjualan

hasil

produksi,

apabila

nilai

dilakukan dengan cara tunai mungkin

nilai

penyediaan modal kerja relatif kecil jika

sekarang penerimaan-penerimaan kas

dibanding

bersih

dilakukan dengan cara kredit. Apabila

di

masa-masa

mendatang.

dengan

yang

Apabila tingkat bunga lebih besar

hasil

daripada tingkat bunga relevan (tingkat

dengan

keuntungan yang disyaratkan), maka

perhitungan kembali tentang lamanya

investasi dikatakan menguntungkan,

kredit untuk menentukan jumlah modal

dan

kerja yang perlu dicadangkan. Semakin

kalau

lebih

kecil

dikatakan

produksi

penjualan

direncanakan

cara

kredit,

putaran

piutang

dijual

diperlukan

merugikan.

lama

baru

dapat

Metode Profitabilitas Indeks (PI)

ditagih kembali, semakin besar harus

Metode ini menghitung antara

disediakan modal kerja sebagai biaya

nilai sekarang penerimaan-penerimaan

operasi/pemeliharaan untuk membeli

kas bersih dimasa yang akan datang

bahan baku, bahan penolong, dan

dengan nilai-nilai sekarang investasi.

pengeluaran biaya-biaya lainnya.

Kalau Profitability Indeks (PI)-nya lebih

3.

Cash Flow

besar dari I, maka proyek dikatakan

Menurut

Indriyo

Gito

menguntungkan, tetapi jika lebih kecil

Sudarmo Dan Basri (2002:134) Cash

dari 1 berarti tidak menguntungkan

Flow yaitu untuk keperluan penilaian

atau tidak layak untuk diusahakan. PI

suatu investasi yang dibiayai dengan

merupakan perbandingan antara PV of

sepenuhnya modal sendiri aliran kas

Proceed dengan PV of Invesment.

bersih (cash flow) adalah sebelum

2. Modal kerja Modal manajemen

pembebanan kerja dari

merupakan elemen-elemen

perhitungan yang

penyusunan sesudah

dibelanjai

dan

pajak

tetapi

dengan

modal

hutang lancar. Kebijakan modal kerja

pinjaman (utang) maka aliran kas

menunjukkan

bersih sebelum dibebani penyusunan

keputusan-keputusan

mendasar mengenai target masing-

dan

masing unsur aktiva lancar dibelanjai.

diperhitungkan pajak. Jenis aliran kas

Menurut Yacob Ibrahim (2003:137).

meliputi Cash Out Flow dan Cash in

Proses perputaran keuangan juga perlu

Flow. Manfaat aliran kas sendiri untuk

direncanakan

melakukan penaksiran terhadap aliran

perputaran mempengaruhi

secara

jelas

keuangan

karena akan

kemampuan

usaha/proyek dalam menutupi segala

kas

bunga

yang

akan

tetapi

setelah

diterima

dan

dikeluarkan pada waktu yang akan datang

sepanjang

usia

ekonomis 75

4.

proyek ( Murdifin Haming dan Salim

Valuenya (NPV)

Basamalah, 2003:59)

investasi tersebut diterima.

Biaya Modal (Cost of Capital)

5. Pengembangan Produk

Indriyo dan Basri (2000:193) biaya

kapital

perusahaan

yang

merupakan

ditanggung rata-rata

Dalam

salah

satu

diambil

masing komponen kapital dari struktur

menjaga

kapital

menurut

perusahaan

digunakan

oleh

tersebut.

Dapat

pemasaran

produk

merupakan

alternatif

oleh siklus

hidup

Chandra

K = % D (K) + % PS (Kp) + % CS(K)

mengubah

Dimana :

produk

K

mempengaruhinya

K

dapat untuk

produknya (2002:131)

menyatakan pengembangan produk merupakan

tertimbang perusahaan

yang

perusahaan

dinyatakan dengan bentuk:

= Biaya Kapital rata-rata

maka usulan

strategi

pengembangan

tertimbang dari biaya modal masing-

yang

positif

upaya suatu

nyata.

teknis konsep

yang menjadi

Faktor-faktor tidak

yang

stabilnya

posisi persaingan, makin banyaknya

= Biaya utang jangka

variasi

panjang

penggunaan suatu

pemanfaatan

K

= Biaya modal Saham biasa

%D

= Presentase utang dari struktur kapitalnya

kapasitas

produk, produksi,

munculnya persaingan. METODE PENELITIAN

%PS = Presentase saham

Penelitian ini dilakukan secara

preferent dari struktur

langsung

kapitalnya

Pengrajin Tape Singkong di desa Bajang

dengan

mendatangi

tempat

= Presentase saham biasa

Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo

dari struktur kapitalnya

untuk mengetahui lokasi tempat usaha,

Cost of Capital digunakan sebagai

kegiatan operasional, dan mendapatkan

ukuran untuk menentukan diterima atau

data primer mulai dari aspek pasar, aspek

tidaknya suatu usulan investasi, yaitu

teknis, aspek manajemen, aspek yuridis,

dengan

tingkat

dan aspek keuangan serta melengkapi

keuntungan dari usulan investasi tersebut

data sekunder berupa data aspek non

dengan Cost of Capital dan sebagai

keuangan yang didapat dari kantor desa

discount

Bajang, kantor Kecamatan Mlarak dan

%CS

membandingkan

rate

yang

digunakan

untuk

menghitung nilai sekarang dari proceed

pengrajin

dan pengeluaran investasi, karena itu

Kabupaten

apabila discount rate lebih besar dari nilai

dilakukan langsung dengan para pengrajin

sekarang dari pengeluaran investasinya,

tape

Jenang

dodol

Ponorogo.

singkong

agar

Murni

di

Wawancara

mendapatkan

sehingga nilai sekarang atau Net Present 76

informasi yang

akurat tentang ruang

Dimana:

lingkup kegiatan usahanya.

NPV

= Nilai sekarang bersih investasi

Metode Analisis Data yang digunakan

R

= Penerimaan bersih yang

1.

Trend linier

diperoleh dari investasi

Metode ini digunakan untuk

1,2,...n = Periode ke...

memproyeksikan permintaan produk.

n

= Perkiraan umur ekonomis

Dimana : Y= a + b.X

r

= Tingkat bunga/ rate of return

a = konstanta

yang diharapkan

b = tingkat perkembangan

C

= Besarnya modal yang

permintaan per tahun

diperlukan untuk ditanam

X = angka tahun yang dihitung dari PEMBAHASAN

tahun dasar 2.

Metode penilaian Investasi Discounted

Payback

Hasil penelitian ini meliputi : Periode

Method (DPBPM)

1. Aspek Teknis. Untuk membuat Dodol Bahan yang

Penilaian investasi dengan

diperlukan untuk satu ukuran proses

melihat periode waktu yang diperoleh

produksi:

untuk menutup kembali dana yang

-

Kelapa

=20 biji

telah

hasil

-

Gula merah

= 15 kg

yang akan diperoleh (Net Cash Flow)

-

Bahan Utama = 15 kg

dari investasi tersebut.

-

Dalam

diinvestasikan

dengan

pembuatan dodol Tape

Rumus :

maka bahan baku utama yang

DPBPM =

dimaksud adalah Tape Singkong yang sudah Matang.

3.

Metode Penilaian Investasi Net

-

Bahan Pembantu berupa kayu bakar untuk proses memasak

Present Value (NPV) -

Plastik tuk kemasan

investasi yang didasarkan pada

-

Mika Kemasan

selisih (Net) dari Nilai Sekarang

-

Isolasi

Investment dan Nilai Sekarang dari

Sedangkan alat-alat yang diperlukan :

hasil yang diperoleh dari investasi

-

Alat Parut Kelapa Listrik

tersebut.

-

Mesin Peras santan Manual

Rumus :

-

Mesin penggiling penghalus bahan

Merupakan penilaian

utama NPV = - C+

+

+….+

-

Wajan/jedi

-

Pengaduk Manual

-

Mixer (pengaduk jenang) 77

-

sebagai

Tungku

Dodol Tape sebagai berikut:

-

Kelapa

Untuk

kemudian

diambil

dicampu

santannya,

dengan

gula

-

Campuran

ini

disebut

sebagai

proses

pembuatan

Tape

Singkong yang telah dikupas dan

hingga matang

Adonan II berupa bahan utama ,dalam

hal

Bahan

ini

ini

tape

-

Ketela

yang

sudah

matang

singkong.

didinginkan terlebih dahulu pada

dibuang

papan kayu , jika sudah betul-betul

dihaluskan,

serat-seratnya. -

Ember

dicuci bersih, kemudian dikukus

adonan I -

meniriskan

Singkong adalah : -

merah,direbus hingga mendidih.

untuk

ketela yang sudah matang

Adapun Proses Pembuatan Jenang/

diparut

alat

dingin

kemudian

diberi

ragi.

maka

Kemudian disimpan dalam wadah

adonan II dimasukkan dimasak

yang tertutup rapat selama kurang

hingga kalis. Dalam proses ini

lebih 3 hari.

Setelah

adonan

adonan

harus

menerus

I

siap,

diaduk

sampai

terus-

2. Aspek Pasar dan Pemasaran Dari setiap

benar-benar

satu adonan

masak ( 5-6 Jam ). Adonan dodol

proses produksi akan menghasilkan

Tape,

dibungkus

140 bungkus yang dijual dengan harga

ini

kemudian

menggunakan

plastik,

dikemasi

Rp5.500,Produk ini rata akan terjual

seperti

Baru

kemudian

habis dalam tempo 3 hari. Daya tahan

dikemas lagi dengan Mika. Dalam

Produk ini bisa sampai 1 bulan lebih.

satu kali masakan sekitar 40 kg

Sedangkan jika dijual dalam bentuk

bahan dasar akan menjadi 120

produk tape setiap 10 kg singkong

bungkus.

diperkirakan

jari.

akan

menjadi

100

Sedangkan untuk pembuatan Tape

bungkus tape yang akan terjual rata-

singkong diperlukan:

rata

-

Ketela

maksimum hanya bertahan dalam 2

-

Ragi

hari.

Alat –alat yang digunakan:

maksimum

2

harii.

Dan

3. Aspek Manajemen Kebutuhan tenaga kerja untuk

-

Pisau pengupas ketela

-

Panci/dandang untuk mengukus

pembuatan

tape

-

Peniris dari bambu

pembuatan

dodol

-

Papan, papan ini dapat terbuat dari

berikut; 2 orang untuk pembuatan

kayu ataupun plastik. Berfungsi

Tape dan 2 Orang untuk pembuatan

maupun adalah

untuk sebagai

Dodol 4. Aspek Keuangan

Nilai investasi pembuatan tape : 78

1. Pisau dapur

5. Timbangan

3 x Rp 5000

= Rp 15.000

2. Panci = Rp 140.000

centong

3. Peniris = Rp 40.000

25.000

Biaya Produksi

4. Ember +gayungan

1. Kelapa

2 x Rp 15000

= Rp 30.000

20 biji x 5000

5. Sublub

Rp 100.000

2. Gula merah

1 x Rp 75000

= Rp 75.000

15kg x 10.000

Rp 300.000

asumsi

kecuali

pemakaian

sublub

dapat

15kg x 10.000

dipakai

4. Mika kemasan

Rp 150.000

120 biji x Rp 100

Biaya produksi satu kali masakan : 1. Bahan Baku Ketela 40 kg x Rp 2000

= Rp 80.000

Rp.

12.000

5. Isolasi

Rp

10.000

6. Kayu Bakar

Rp

15.000

7. Solar

Rp

40.000

Rp

2.000

Rp

80.000

8. Vanili

2. Ragi tape 6 bks x Rp 500

= Rp 3.000

3. Kayu Bakar

= Rp 7.000

20 biji x 100 9. Tenaga kerja 2 orang 1 hari x Rp. 40.000

4. Plastik 3 pak x Rp 3000

= Rp 9.000

5. Listrik per bulan

= Rp 50.000

6. Transportasi per hari

= Rp 20.000

Rp 529.000

Harga jual per kemasan Rp 5.500 5. Cost Of Capital (COC) Besarnya

7. Retribusi pasar per hari = Rp 1.000 8. Biaya tenaga kerja

didasarkan

2 orang 1 hr x Rp. 40.000 = Rp 80.000

10kg

Rp 150.000

3. Gula putih

satu

sampai 3 tahun.

(Tiap

Rp

Rp 24.125.000

4 x Rp 10000

tahun,

100.000

6. Panci atom 4 buah dan

2 x Rp 70000

Dengan

Rp

dikemas

menjadi

100

pada

cost

of

capital

besarnya

tingkat

bunga kredit untuk usaha, dalam hal ini diambil dari tingkat bunga kredit usaha

bungkus)

kecil yang ditetapkan oleh Bank Rakyat

Penjualan = 4 x 100 bks x Rp 500 =

Indonesia sebesar 12,24 %.dengan

Rp 200.000

biaya administrasi 1 %. Hal ini dengan

Investasi pembuatan Dodol Tape

asumsi, para pengrajin Tape ini untuk

1. Mesin Parut Kelapa

memenuhi

Rp 10.000.000

2. Mesin Pemerasan Santan Rp 5.000.000 3. Mesin Pengaduk (Mixer) Rp 8.000.000

tambahan

kebutuhan

dananya, baik untuk membeli peralatan maupun untuk mencukupi modal kerja dengan

memanfaatkan

fasilitas

pinjaman kredit di Bank tersebut diatas.

4. Wajan Rp 1.000.000

Cost of capital = Bunga

= 12,24 % per tahun 79



Biaya Administrasi = 1%

Kelapa 20 x Rp 5000



COC =

Rp 100.000

Gula Merah 15kg x Rp 10.000



=

Rp 150.000

Gula Putih 15kg x Rp 10.000



= 12,36 %

Rp 150.000

Vanili 20 x Rp 100

Analisis investasi Pengembangan



Produk dari Tape Singkong menjadi Dodol Tape adalah dengan membandingkan

Rp

Mika Kemasan 120 x Rp 100



besarnya nilai tambahan investasi untuk

Rp 12.000

Isolasi 2 x Rp 5000

membuat dodol tape dan kenaikan atau



Kayu Bakar

tambahan pendapatan yang diperoleh dari



Solar

naiknya harga jual produk.



Tenaga Kerja

Rp 10.000 Rp 15.000 Rp 10.000

2x1x Rp 40.000

1. Kenaikan Investasi

Rp 80.000 Rp 529.000

a. Untuk Pembelian Peralatan (Aktiva Dibulatkan

Tetap)  Mesin parut kelapa

Rp 10.000.000

Rp 5.000.000

Rp 8.000.000  Wajan / jedi Rp 1.000.000 Rp

100.000

Rp 24.100.000

peralatan

ekonomisnya

530.000,

jika

kebutuhan untuk 1 bulaan dengan

yang

kurang

25 x Rp 530.000

= Rp13.250.000

Peralatan habis pakai = Rp

 Mesin pengaduk (mixer)

Untuk

Rp

asumsi 25 hari kerja =

 Mesin pemeras santan

 Timbangan

2.000

dari

umur satu

tahun dimasukkan sebagai biaya produksi. b. Kebutuhan Modal Kerja Tambahan modal yang diperlukan, didasarkan pada besarnya biaya

Listrik

= Rp

Jumlah

= Rp13.375.000

Rp 24.100.000 + Rp 13.375.000 = Rp 37.475.000 Dibulatkan Rp 37.500.000

2. Kenaikan aliran Kas Masuk Bersih a. Jika hanya berupa produk Tape Pendapatan 4 x 100 bks x Rp 500 Rp 200.000 Biaya Produksi per produk: 

Bahan baku ketela 40 kg x Rp 2000



Biaya Produksi untuk satu kali pembuatan Dodol Tape adalah :

100.000

Total Kebutuhan dana=

produksi yang diperlukan untuk produksi satu bulan.

25.000



Rp 80.000

Ragi tape 6 bks x Rp 500

Rp

3.000

Kayu bakar

Rp

7.000

80



12 x Rp 100.000

Plastik 3 pak x Rp 3.000

Rp



Transportasi

Rp 10.000



Retribusi pasar

Rp



Tenaga kerja

1.000



Peralatan habis pakai (Rp 250.000)



Penyusutan alat Pembuatan tape =

2 x Rp 40.000

Laba Bersih

9.000

(Rp 1.200.000)

Rp

Rp 80.000

25.000

Rp 190.000

Pembuatan dodol

Rp 10.000 /hari

(Rp 24.000.000:8th) = Rp 3.000.000

Dalam satu tahun dengan asumsi

(Rp 3.025.000)

perbulan 25 hari kerja = 12 bulan x 25 hari x Rp 10.000 Rp3.000.000

Rp (600.000)

Aliran

Kas

Masuk

=

Rp 12.025.000 – Rp 2.150.000 = Rp 9.875.000

Peralatan habis pakai Rp (225.000)



kenaikan

Laba bersih

Listrik 12 bln x Rp 50.000



Jadi

Rp 12.025.000

Bersih

Biaya Tetap 

Laba bersih per tahun

Penyusutan sublup (Rp 75.000: 3)

Rp ( 25.000)

Laba Bersih per tahun

Rp 2.150.000

Kenaikan penyusutan = Rp 3.025.000 – Rp 25.000 = Rp 3.000.000 Kenaikan

Aliran

kas

masuk

bersih/tahun Rp 9.875.000 +

b. Pendapatan

jika

memproduksi

Dodol Tape. 140 bungkus x Rp 5.500

Rp 770.000

Biaya produksi per satu kali produksi

Discounted

Payback

perhitungan

Discount

Periode DPP =

Biaya pembuatan tape Rp



3. Penilaian Investasi a. Metode

Pendapatan



Rp 3.000.000 = Rp 12.875.000

190.000

faktor 12,36%,sebagaimana dalam

Biaya produksi dodol Rp

529.000 (Rp 715.000)

Laba per produksi

Dengan

Rp 55.000/ hari

lampiran, sehingga DPP dapat dihitung sebagai berikut : PV of Investment =

Laba produksi per tahun :

1 x Rp37.500.000

25 hari x 12 bl x Rp 55.000

PV of Proceed thn ke 1=

Rp 16.500.000

Rp (37.500.000)

0,8900 x Rp 12.875.000 Rp 11.458.750 Rp (26.041.250)

Biaya tetap : 

Listrik

PV of Proceed th ke 2 =

81

0,7921 x Rp 12.875.000 Rp

tape singkong menjadi Dodol Tape, dapat 10.198.287,5

Rp (15.842.962,5) PV of Proceed th ke 3

=

dilaksanakan,

dilihat

dari

Masa

Pengembalian diharapkan 3 tahun 10 bulan sudah dapatkembali, sementara

0,705 x Rp 12.875.000

para pengrajin telah dihitung sebagai

Rp

9.076.875

Rp.

(6.766.087,5)

tenaga kerja, sehingga penghasilan per hari sudahdiperoleh. Dari

DPP = 3th +

perhitungan dengan Net

Present Value juga diperoleh hasil positif, = 3 tahun 10,05 bulan

artinya besarnya pengeluaran yang telah didiskontokan dengan besarnya aliran kas

b. Net Present Value Dengan perhitungan Discount faktor

12,36%,

dalam lampiran

sebagaimana dari satu rupiah

masuk bersih. yang telah di diskontokan lebih besar aliran kas masuk bersihnya, berarti menguntungkan. Untuk mendukung analisis diatas

sampai pada tahun ke 8 ,maka NPV

dapat

dihitung

sebagai

agar

dapat

dilaksanakan,

berikut :

penyuluhan

PV of Net Investment =

pengrajin Tape, agar dapat melakukan

(1 x Rp 37.500.000) =

produksi Dodol. Selain itu, dari informasi (Rp 37.500.000)

atau

diperlukan

pelatihan

kepada

para pengrajin selama ini bahan baku

PV of Proceed :

ketela pohon dibeli dari pasar. Hal ini

1. Jumlah PV of Proceed selama 8

dapat pula dilihat dari Profil desa, dimana

tahun

untuk tanaman Ubi kayu tidak ada data

4,9058

x Rp 12.875.000 =

Rp 63.162.175 2. PV

Proceeds

Pengembalian

bahwa desa ini sebagai penghasil Ubi kayu

yang

merupakan

bahan

Dasar

pembuatan tape.

Modal Kerja 0,3936 x Rp 13.375.000 = Rp

KESIMPULAN

5.264.400

Dari

Sehingga total PV of Proceeds Rp 63.162.175 + Rp

5.264.400 =

Rp 68.426.575

(Rp 37.500.000) + Rp 68.426.575 =

diperlukan

Rp 30.926.575

pasaran.

menyimpulkansecara

analisis

Dodol

dilaksanakan,

Dari kedua perhitungan diatas Finansial

Aspek

teknis,

rencana Pengembangan Produk Tape menjadi

Net Present Value (NPV)

Analisa

pembuatan,

Tape

karena

layak

untuk

peralatan

yang

dapatdiperoleh/tersedia Sedangkan di

untuk

di

proses

daerahPonorogo

ada

beberapa pengrain Dodol yang dapat

bahwa rencana pengembangan produk 82

memberikan pelatihan kepada pengrajin

Effendi,

Tape ini.

Rustam,

1996,

Marketing

Management, Cetakan ke 1, Dari aspek Pemasaran , pada

Malang, IKIP Malang.

awal dapat dititipkan pada Pengrajin

Gito Sudarmo, Indriyo dan Basri, 2002,

Dodol Yang sudah ada, seperti halnya

Manajemen Keuangan, edisi

Teguh Raharja, yang juga memasarkan

4, BPFE, Yogyakarta.

produk dari pengrajin makanan yang lain.

Haming, Murdifin dan Salim Basalamah,

Dari aspek finansial,dari analisa

2003,

Studi

Kelayakan

penilaian investasi Discounted Payback

Investasi proyek dan Bisnis,

Periode

PPM Jakarta.

kurang

ekonomis

dari

separo

umur

sehingga

layak

untuk

Husnan,

Suad

dan

Suwarsono

dilaksanakan. Sedangkan dari analisa

Muhammad,

2000,

NPV diperoleh NPV Positif yang berarti

Kelayakan Proyek, Edisi ke

menguntungkan.

Empat,

UPP

Studi

AMP,

Yogyakarta. SARAN

Ibrahim, Yakob, 2003, Studi Kelayakan Perlu

dilakukan

Pelatihan

Bisnis,

pembuatan Dodol ini, karena ada 8

Jakarta.

PT

Rineka

Cipta,

pengrajin Tape yang dapat diberikan

Martono dan D Agus Harjito, 2001,

pelatihan di Desa bajang Kecamatan

Manajemen Keuangan, Edisi

Mlarak.

Pertama, Penerbit Ekonisia,

Termasuk

cara

pengemasan,

pemasaran. Karena Bahan baku Singkong selama ini diperoleh dengan membeli,

Yogyakarta. Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo,

maka dapat dikaji kemungkinan sosialisasi

2009,

penanaman ubi kayu, sehingga selain

Desa/Kelurahan

dapat

Kecamatan Mlarak, Kabupaten

memanfaatkan

penganekaragaman

hasil

pekarangan, pertanian,

sekaligus dapat menyediakan bahan baku

Data

Dasar

Profil Bajang,

Ponorogo. Rapini,

Titi,

seminar

Tri

“Pemberdayaan

industri tape maupun dodol.

Wulan Ekonomi

Rakyat Melalui Pembinaan DAFTAR PUSTAKA

Usaha Kecil”, 2004, Fakultas

Chandra, Gregorius, 2002, Strategi dan

Ekonomi Univ Muhammadiyah

Program

Pemasaran,

Yogyakarta, Andi Offset.

Ponorogo. Umar,

Husain,

2002,

Penelitian, Pustaka

Metodologi

PT Utama,

Gramedia Jakarta

83