HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) TENTANG PENGOBATAN HIV/AIDS DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL DI KLINIK VOLUNTAR COUNSELING AND TESTING (VCT) BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Yesmin Hipni Tuwohingide*, Joy A. M Rattu*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Persepsi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam minum obat. Prinsipnya segala hal yang dijalani oleh masing-masing individu bermuara pada persepsi yang mereka miliki, sama halnya dengan konteks pengguna obat atau pasien HIV/AIDS dalam proses menjalani terapi Antiretroviral. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan antara persepsi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tentang pengobatan HIV/AIDS dengan kepatuhan minum obat Antiretroviral Di Klinik Voluntary Counseling And Testing (VCT) BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. metode pada penelitian ini menggunakan survei analitik dengan desain studi potong lintang. Populasi pada penelitian ini yaitu pasien rawat jalan yang melakukan pengambilan obat di Klinik VCT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang berjumlah 163 dan diambil 62 sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. hasil penelitian menunjukkan persepsi baik tentang pengobatan ARV sebanyak 90.3% dan persepsi buruk 9.7%, untuk kategori patuh sebanyak 85.5% dan kategori tidak patuh 14.5%. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan fisher exact test dengan α = (0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi ODHA dengan kepatuhan minum obat pada pasien HIV/AIDS dengan nilai p=0.000 (p<0.05). Saran yaitu lebih meningkatkan sistem pelayanan bagi pasien ODHA seperti pemberian konseling, pemberian obat ARV gratis, peran kelompok dukungan sebaya yang selalu aktif, pertemuan bulanan yang aktif, dan promosi kesehatan yang dilakukan untuk menambah pengetahuan para pasien ODHA. Kata Kunci : Persepsi, Kepatuhan, Terapi antiretroviral ABSTRACT Perception is an important factor that affects a person’s compliance in taking medication. The principles of anything that lived by each individual led to the perception that they have, as well as the context of drug users or HIV / AIDS patients in the process of undergoing antiretroviral therapy. To analyze the relationship between the perception of people with HIV / AIDS (PLWHA) on HIV/AIDS treatment with antiretroviral medication adherence at Clinic Voluntary Counseling And Testing (VCT) of BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Method this research uses analytic survey with a cross-sectional study design. The population in this study is the outpatients who are taking the medicines at the Clinic of VCT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado which amounts of 163 and taken of 62 samples by using the technique of Purposive sampling and the measuring instrument used were the questionnaires. The results showed the good perceptions of the treatment of ARV 90.3% and the bad perceptions 9,7% , for the adherence category reached 85.5% and for the non-adherence category reached 14.5%. Based on the results of statistical tests using fisher exact test with a=(0,05) it can be concluded that there is a relationship between perceptions of PLWHA with medication adherence to the patients of HIV/AIDS with the value of p = 0.000 (p< 0.05). Suggestion It is recommended to improve the services system to the patients of PLWHA like giving the counseling, giving the free medicines of ARV, active in giving the role of the supporting groups, active in monthly meetings, and health promotion to increase the knowledge of the patients of PLWHA. Keyword: Perception, Adherence, Antiretroviral therapy
maka provinsi Sulawesi Utara berada pada
PENDAHULUAN Acquired
Immunodeficiency
Syndrome
urutan ke 14 dengan penderita HIV mencapai
(AIDS)
disebabkan
Human
2.043 kasus dan AIDS 798 kasus, namun jika
yang
dilihat dari prevalensi kasus AIDS per
menyebabkan melemahnya sistem kekebalan
100.000 penduduk berdasarkan propinsi,
tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan
maka provinsi Sulawesi Utara berada pada
terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari
urutan ke 5 dengan prevalensi 35,14.
berbagai penyakit infeksi oportunistik dan
Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah
bisa
Hubungan
satu provinsi tertinggi HIV/AIDS diantara
heteroseksual, penggunaan jarum suntik
provinsi-provinsi di Sulawesi. Data tahun
bersama pada pengguna narkoba suntik
2004-2013 menunjukan peningkatan yang
(Penasun), penularan dari ibu ke bayi selama
signifikan dimana penderita HIV/AIDS di
periode kehamilan, kelahiran dan menyusui,
Sulawesi Utara semakin meningkat. BLU
tranfusi darah yang tidak aman dan praktek
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
tatoo merupakan cara penularan HIV pada
merupakan salah satu Rumah Sakit yang
umumnya (Riset Kesehatan Dasar Tahun
menangani penderita HIV/AIDS dengan
2010).
pelayanan konseling dan VCT (Voluntary
Immunodeficiency
oleh
Virus
menyebabkan
(HIV)
kematian.
Berdasarkan data yang dilaporkan
Counseling
and
Testing).
Kejadian
dari United Nations Joint Program On
HIV/AIDS di Sulawesi Utara pada tahun
HIV/AIDS (UNAIDS) pada tahun 2013
2008 mencapai 45 orang yang diketahui
jumlah penderita HIV di tahun 2012 yang
lewat
terdiri dari 12 negara yaitu India, Cina,
dilakukan, dan pada tahun 2011 penderita
Indonesia, Thailand, Vietnam dan lainnya
yang terinfeksi mencapai 124 kasus; pada
mencapai 4.734.000 penderita. Indonesia
tahun 2013 mencapai 154 kasus serta tahun
terdapat pada urutan ketiga dengan jumlah
2014 Bulan Januari-Bulan Mei mencapai 163
penderita HIV mencapai 610.000 kasus.
pasien
Data Pengendalian Lingkungan Republik
Direktorat Penyakit
dan
Kementerian Indonesia
pada
1
konseling
dan
HIV/AIDS
pengobatan
yang
yang
melakukan
Jenderal
pengobatan, konseling dan pengambilan obat
Penyehatan
di VCT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Kesehatan
Manado (Profil Kesehatan BLU. RSUP. Prof.
Januari–
Dr. R. D. Kandou Manado, 2014).
Desember 2013 kasus HIV mencapai 29.037
Terapi ARV atau yang dikenal
dan AIDS 5.608 kasus. Laporan triwulan
dengan ART (Anti Retroviral Therapy)
yang
Oktober–
merupakan terapi yang mempunyai syarat
Desember 2013 HIV mencapai 8.624 kasus
tertentu. Syarat ini harus dipenuhi untuk
dan AIDS 2.845 kasus. Jumlah kumulatif
mencegah putusnya obat dan menjamin
kasus HIV & AIDS berdasarkan provinsi,
efektivitas pengobatan (Nursalam dkk, 2009).
dilakukan
dari
bulan
Terapi ARV adalah terapi yang memerlukan
obat ARV membuat ODHA menjadi patuh
kepatuhan yang sangat tinggi karena jika
dalam melakukan pengobatan.
terapi yang dijalankan tidak serius maka virus
akan
menjadi
resistensi.
Istilah
METODE
kepatuhan yang digunakan didunia medis
penelitian survei analitik dengan desain studi
adalah
untuk
potong lintang atau cross sectional study.
dalam
Penelitian dilaksanakan di klinik VCT BLU
minum obat secara benar tentang dosis,
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
frekuensi dan waktunya. Upaya agar pasien
Waktu penelitian pada bulan Mei 2014 –
tersebut patuh maka pasien itu sendiri
bulan Oktober 2014 . Populasi dalam
dilibatkan dalam memutuskan apakah minum
penelitian ini sebanyak 163 pasien ODHA.
atau
2009).
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
responden. Pengumpulan data dilakukan
oleh Rachmawati (2013) di Kota Malang
dengan menggunakan kuesioner.
istilah
yang
menggambarkan
tidak
dengan
digunakan
perilaku
(Nursalam
metode
pasien
dkk,
penelitian
kualitatif
menyatakan bahwa kualitas hidup ODHA
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mengikuti terapi ARV dalam aspek
Ditinjau dari segi umur sebagian besar
fisik adalah baik karena ketiga subjek
responden pada penelitian ini berusia 30-39
menyadari pentingnya menjaga kesehatan
tahun yang berjumlah 26 responden atau
fisik sebagai ODHA dengan minum obat
dengan persentase 41.9%, walaupun saat ini
antiretroviral tepat waktu sehingga tidak ada
usia subyek penelitian terbanyak adalah 30-
infeksi oportunistik yang muncul.
39 tahun, tetapi status HIV telah mereka
Persepsi merupakan salah satu faktor penting
yang
mempengaruhi
dapatkan sejak mereka berusia kurang dari 25
kepatuhan
tahun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
seseorang dalam minum obat. Prinsipnya
bahwa usia potensial rawan terserang HIV
segala hal yang dijalani oleh masing-masing
dan AIDS mulai bergeser dari umur 30-39
individu
tahun menjadi 20-29 tahun (Kamila, 2010).
bermuara
pada
persepsi
yang
mereka miliki, sama halnya dengan konteks
Berdasarkan jenis kelamin responden
pengguna obat atau pasien dalam proses
perempuan
sebanyak
menjalani
persentase
61.3%.
pengobatan.
Penelitian
yang
38
atau
Sedangkan
dengan menurut
dilakukan oleh Kamila, dkk (2010) yang
Sumarlin (2013) HIV berdampak pada laki-
dilakukan di Kota Semarang dengan jumlah
laki maupun perempuan, perempuan lebih
sampel 15 responden dan Martoni (2012)
rentan terinfeksi HIV dimungkinkan karena
dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang
organ tubuh perempuan yang sangat sensitif
dengan jumlah sampel 55 orang menyatakan
dan bentuk anatominya yang cenderung
bahwa persepsi pasien dari manfaat terapi
terbuka memudahkan baktereri berkembang,
terutama
ketika
melakukan
hubungan
seksual.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Status Pernikahan, Tingkat Pendidikan, dan Pekerjaan Kepatuhan Karakteristik Umur (Tahun) 20-29 30-39 40-49 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Status Pernikahan Belum menikah Menikah Janda/Duda Tingkat Pendidikan Tidak sekolah SD SLTP SMA Diploma/S1/S2 Pekerjaan Tidak bekerja Pelajar/Mahasiswa PNS Karyawan swasta Pelaut
Total
Tidak Patuh n %
Patuh n
%
n
%
4 5 0
6.5 19.2 0
18 21 14
29 33.9 22.6
22 26 14
35.5 41.9 22.6
1 8
1.6 12.9
23 30
37.1 48.4
24 38
38.7 61.3
5 4 0
8.1 6.5 0
16 25 12
25.8 40.3 19.4
21 29 12
33.9 46.8 19.4
0 0 2 5 2
0 0 3.2 8.1 3.2
0 1 10 38 4
0 1.6 16.1 61.3 6.5
0 1 12 43 6
0 1.6 19.4 69.4 9.7
6 0 0 3 0
9.7 0 0 4.8 0
33 1 1 16 2
53.2 1.6 1.6 25.8 3.2
39 1 1 19 0
62.9 1.6 1.6 30.6 3.2
Dilihat dari status pernikahan pada responden
keparahan penyakit yang mereka alami
yang sudah menikah sebanyak 29 responden
(Yuniar dkk, 2012).
(46.8%). Hal ini sejalan dengan penelitian
Dapat di lihat responden yang tidak
yang dilakukan oleh Kamila, dkk (2010)
bekerja
yang menunjukkan sebanyak 40% subjek
sebanyak 39 responden (62.9%). Menurut
peneliti
penelitian yang dilakukan oleh Mardhiati,
sudah
menikah
dan
memiliki
keluarga. Berdasarkan
memiliki
persentase
tertinggi
dkk (2011) jumlah ODHA yang tidak bekerja responden
dengan
sebanyak 29% dan yang bekerja 71%,
tingkat pendidikan SMA atau sederajat
walaupun ODHA yang bekerja lebih banyak
sebanyak 43 responden (69.4%). ODHA
namun kelompok risiko terdapat pada ODHA
dengan tingkat pengetahuan tinggi biasanya
yang tidak bekerja karena ODHA yang tidak
lebih patuh karena mereka sudah mengetahui
bekerja sebagian besar adalah penasun, pelanggan seks, pekerja seks, waria dan gay.
Tabel 2. Hubungan antara Persepsi ODHA tentang Pengobatan HIV dengan Kepatuhan Minum Obat ARV Kepatuhan Minum Obat ARV Tidak patuh Patuh n % n % 5 8.1 1 1.6 4 6.4 52 83.9 9 14.5 53 85.5
Persepsi ODHA tentang pengobatan Tidak Baik Baik Total *Uji Fisher Exact
Perhitungan dengan menggunakan statistik
1.
Total p N 6 56 62
pengobatan
(p<0,05).
menunjukkan
bahwa
0.000
Responden dengan persepsi baik tentang
uji Fisher Exact dan diperoleh nilai p = 0,000 Berdasarkan
% 9.7 90.3 100
ARV
sebanyak
56
hasil
tersebut,
responden (90.3%) dan persepsi buruk
terdapat
hubungan
tentang pengobatan ARV sebanyak 6
antara persepsi ODHA tentang pengobatan HIV/AIDS dengan kepatuhan minum obat di
responden (9.7%). 2.
Responden
dengan
kategori
patuh
Klinik VCT BLU RSUP Prof. Dr. Kandou
sebanyak 53 responden (85.5%) dan
Manado.
kategori
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Kamila, dkk (2010) menyatakan bahwa
tidak
patuh
sebanyak
9
responden (14.5%) 3.
Terdapat
hubungan
antara
persepsi
adanya persepsi positif pada KDS yang
ODHA tentang pengobatan HIV dengan
berimplikasi pada terapi ARV. Implikasi dari
kepatuhan minum obat ARV (p=0.000)
persepsi subyek terhadap status terapi ARV
dimana p < 0.05.
adalah 13 subyek patuh melaksanakan terapi ARV dan 2 subyek yang telah putus terapi
SARAN
ARV, memiliki keinginan memulai lagi
1.
Bagi Klinik VCT BLU RSUP Kandou
terapi ARV dan memiliki keyakinan untuk
Manado agar tetap dipertahankan sistem
patuh
pelayanan bagi pasien ODHA seperti
penunjang
melaksanakannya. lain
yang
Penelitian
dilakukan
oleh
pemberian konseling, pemberian obat
Onyeonoro, et al (2013) dengan jumlah
ARV gratis, peran kelompok dukungan
responden 282, menunjukkan bahwa persepsi
sebaya
responden sangat baik dengan rata-rata
pertemuan bulanan yang aktif, dan
kepatuhan (97,8%).
promosi kesehatan yang dilakukan untuk
(KDS)
yang
selalu
aktif,
menambah pengetahuan para pasien KESIMPULAN
ODHA.
2.
Bagi pasien ODHA diharapkan dapat
http://www.lemlit.uhamka.ac.id/index.
menjalani terapinya dengan baik, selalu
php?pilih=news
aktif
&act=tags&tag=+dukungan+sebaya.
melakukan
atau
konseling
kepada
petugas,
selalu
mengikuti
setiap
kegiatan
yang
dilakukan
3.
kunjungan
di
Klinik
Martoni, W. 2012. Faktor-Faktor Yang Kepatuhan
Pasien
menambah pengetahuan dan kepatuhan
HIV/AIDS
Poliklinik
Khusus
minum obat harus lebih ditingkatkan.
Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam
Bagi
dapat
RSUP DR. M. Djamil Padang Periode
memperluas kajian pada variabel lain
Desember 2011-Maret 2012. Padang:
yang berhubungan dengan kepatuhan
UNAND.
lain,
untuk
untuk
20 Juni 2014 (20.40).
Mempengaruhi
peneliti
VCT
&mod=yes
pasien dalam minum obat ARV.
Di
Nursalam K, dan N. D. Kurniawati. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien
DAFTAR PUSTAKA
Terinfeksi HIV/AIDS.Edisi Pertama.
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2013. Statistik
Jakarta: Salemba Medika.
Kasus
HIV/AIDS
di
Indonesia.
Onyeonoro, U., U. E. Ebenebe, C. C. Ibeh, U.
http://id.scribd.com/doc/231892032/La
N. Nwamoh, A. U. Ukegbu, dan O. F.
poran-Kasus-HIV-AIDS-Di-Indonesia-
Emelumad.
Desember-2013. 21 april 2014 (16.50).
Antiretroviral Therapy Among People
Kamila, N. dan A. Siwiendrayanti. 2010.
Living
2013.
Adherence
With
To
Human
Persepsi Orang Dengan HIV Dan
Immunodeficiency
AIDS
Kelompok
Immunodeficiency Syndrome In A
Dukungan Sebaya. Jurnal Kesehatan
Tertiary Health Facility In South
Masyarakat 6 (1) (2010): 36-43.
Eastern Nigeria. Journal of HIV &
Terhadap
Peran
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Laporan
Virus/Acquired
Human Reproduction 1(2): 58-63.
Riset Kesehatan Dasar. Desember.
Rachmawati, S. 2013. Kualitas Hidup Orang
Badan Penelitian Dan Pengembangan
dengan HIV/AIDS yang Mengikuti
Kesehatan. Jakarta. www. litbang.
Terapi Antiretroviral. Jurnal Sains dan
depkes. go. id. 29 Januari 2014
Praktik Psikologi 1(1):48-62.
(20.22).
Sumarlin, H. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mardhiati, R. dan S. Handayani. Peran
Memengaruhi
Perubahan
Perilaku
Dukung Sebaya Terhadap Peningkatan
Pada Pasien HIV/AIDS Di Klinik VCT
Mutu Hidup ODHA di Indonesia
Bunga Harapan RSUD Banyumas.
Tahun
Skrips.
2011
Penelitian
(Spiritia). dan
Lembaga
Pengembangan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.
Keperawatan
Universitas
Jendral Soedirman. Purwokerto. UNAIDS Report. 2013. HIV In Asia and the Pacifi.,
http://www.unaids.org/en/resources/ca
Pendukung Kepatuhan Orang Dengan
mpaigns/globalreport2013/globalrepo
HIV/AIDS (ODHA) Dalam Minum
rt/. 23 Maret 2014 (19.40)
Obat Antiretroviral Di Kota Bandung
Yuniar, Y., R. S. Handayani, dan N. K. Aryastami.
2012.
Faktor-Faktor
Dan CimahiBandung. Bul. Penelit. Kesehat
41(2):
72
–
83.