PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN Rachel Dwi Wilujeng* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email :
[email protected] ABSTRAK Pendahulaun: The Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) dan World Health Organization (WHO) mengindikasikan epidemi HIV di Indonesia adalah paling cepat penyebarannya di Asia. Hasil survei pendahuluan kepada 18 siswa responden di SMAN 1 Bandung menunjukkan 9 orang responden berpengetahuan kurang (50%), 5 orang responden berpengetahuan cukup (28%), dan 4 orang responden berpengetahuan baik (22%). Tujuan penelitian mengetahui gambaran pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS sebelum dan sesudah penyuluhan di SMAN 1 Bandung. Metode : Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimental type pre-test and post-test design without control. Jenis data adalah data primer diperoleh dari kuesioner pengetahuan siswa. Populasinya yaitu seluruh murid SMAN 1 sebanyak 1120 siswa. Sampelnya diambil secara stratified random sampling sebanyak 243 siswa. Hasil: Pengetahuan tentang HIV/AIDS siswa SMAN 1 sebelum diberikan penyuluhan terbanyak adalah berpengetahuan kurang (50,2%), (7,0%) mempunyai kategori pengetahuan baik, (42,8%) mempunyai kategori pengetahuan cukup. Tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dari 243 responden siswa SMAN 1 sesudah diberikan penyuluhan sebagian besar baik. Sebanyak 214 responden (88,1%) mempunyai kategori pengetahuan baik, 26 responden (10,7%) mempunyai kategori pengetahuan cukup, dan 3 responden berpengetahuan kurang (1,2%). Diskusi: Hasil penelitian rata-rata nilai pengetahuan pada 243 responden siswa SMAN 1 tentang HIV/ AIDS didapatkan perbedaan dengan taraf bermakna (p<0,05). Kata Kunci : Pengetahuan, Penyuluhan, HIV wanita tidak mengetahui fungsi organ reproduksi pria, 36% responden pria tidak mengetahui fungsi organ reproduksi wanita dan sebesar 34% tidak mengetahui apa itu penyakit menular seksual (PMS). Pergaulan bebas di kalangan remaja akhirakhir ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang jelas dan benar. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) meneliti persepsi seks bebas dan kesehatan reproduksi remaja SMA di lima wilayah DKI Jakarta pada bulan Maret-Mei 2002. Penelitian tersebut melibatkan 500 responden yang berusia antara 15-19 tahun sebanyak 59% pria dan 41% wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37% responden wanita tidak mengetahui fungsi organ reproduksi pria, 36% responden pria tidak mengetahui fungsi organ reproduksi wanita dan sebesar 34% tidak mengetahui apa itu penyakit menular seksual (PMS).(6) Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia merupakan suatu proses menjadi tahu setelah orang melakukan penginderaan (indera
PENDAHULUAN Pada akhir abad ke-20 dunia kesehatan menemukan penyakit baru yang sangat berbahaya dan ganas menyerang kehidupan manusia, yaitu penyakit HIV/AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit menular yang disebarkan oleh virus HIV (Human Immuno-deficiency Virus). The Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) dan World Health Organization (WHO) mengindikasikan epidemi HIV di Indonesia adalah paling cepat penyebarannya di Asia. Pergaulan bebas di kalangan remaja akhirakhir ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang jelas dan benar. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) meneliti persepsi seks bebas dan kesehatan reproduksi remaja SMA di lima wilayah DKI Jakarta pada bulan Maret-Mei 2002. Penelitian tersebut melibatkan 500 responden yang berusia antara 15-19 tahun sebanyak 59% pria dan 41% wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37% responden 30
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba) terhadap suatu obyek tertentu. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan. Secara dini remaja tidak hanya dibekali ilmu dan teknologi tetapi juga pengetahuan khususnya tentang kesehatan. Kesehatan reproduksi hendaknya dapat mereka peroleh dengan mudah baik melalui multimedia, seminar, program penyuluhan pemerintah atau lembaga lainnya. Remaja yang mendapatkan banyak informasi mempunyai bekal bagi dirinya sehingga tidak akan salah dalam memilih pergaulan dan tidak terjerumus dalam seks bebas yang dapat mengakibatkan HIV/AIDS. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan sebagai langkah awal penelitian kepada 18 siswa responden di SMAN 1 Bandung menunjukkan 9 orang responden berpengetahuan kurang (50%), 5 orang responden berpengetahuan cukup (28%),
dan 4 orang responden berpengetahuan baik (22%). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Gambaran Pengetahuan Siswa tentang HIV/AIDS Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SMAN 1 Bandung”. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode quasi eksperimental type pre-test and post-test design without control. Jenis data adalah data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS sebelum dan sesudah penyuluhan. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh murid SMAN 1 kelas 1 sebanyak 9 kelas, kelas 2 sebanyak 9 kelas dan kelas 3 sebanyak 10 kelas total siswa sebanyak 1120 siswa. Sampel diambil secara stratified random sampling sebanyak 243 siswa yaitu kelas I-1, kelas I-9, kelas II IPA1, kelas II IPS 2, kelas III IPA 4, dan kelas III IPS 2 sebanyak 243 siswa.
HASIL 1. Pengetahuan Siswa tentang HIV/AIDS Sebelum diberi Penyuluhan Berdasarkan Kelas Tabel 1.Distribusi Frekuensi Pengetahuan HIV/AIDS Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan Berdasarkan Kelas Kelas
Baik F
I II III
1 4 13
% 1,3 4,8 15,3
F 41 30 35
Cukup % 54,7 36,1 41,2
f 33 49 37
Kurang % 44,0 59,1 43,5
F 75 83 85
Jumlah % 100,0 100,0 100,0
KelasI Mean=56,9733 SD=13,83588 KelasII Mean=54,6588 SD=13,69528 Kelas III Mean=52,8875 SD=12,9998
Dari tabel diatas menunjukkan pengetahuan siswa SMAN 1 berdasarkan kelas sebelum diberi penyuluhan HIV/AIDS, kelas I mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori cukup yaitu sebanyak (54,7%). 2. Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Usia Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan HIV/AIDS Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan Berdasarkan Usia Usia (tahun) 1. 2.
14-15 16-17
Baik F 1 17
14-15 tahun Mean=53,3363
Cukup % 0,9 13,1
F 53 53
Kurang % 47,0 40,8
SD=12,4353 16-17 tahun Mean=
F 59 60
Jumlah % 52,0 46,1
56,0538
F 113 130
% 100 100
SD=14,4159
Berdasarkan tabel diatas responden usia 14-15 tahun kategori pengetahuannya kurang (52,0%), usia 16-17 tahun (46,1%).
31
3. Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan HIV/AIDS Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin
Baik
1. Laki-laki 2. Perempuan
F 9 9
Cukup % 9 6,3
F 45 60
Kurang % 44,5 42,3
F 47 73
Jumlah % 46,5 51,5
F 101 142
% 100 100
Laki-lakiMean=55,1782 SD=12,6842 PerempuanMean=54,4648 SD=14,1735
Dari tabel 3. pengetahuan siswa SMAN 1 sebelum penyuluhan HIV/AIDS siswa laki-laki dan perempuan mempunyai pengetahuan kurang. 4. Pengetahuan Seluruh Responden Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Total No 1. 2. 3.
Pengetahuan HIV/AIDS Baik (76-100%) Cukup (56-75%) Kurang (≤55%) Total
F 17 104 122 243
Mean= 54,7613
% 7,0 42,8 50,2 100,0
SD= 13,5519
Dari tabel 4. pengetahuan tentang HIV/AIDS dari responden sebelum penyuluhan yaitu sebagian besar mempunyai kategori kurang (50,2%). 5. Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Kelas Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan HIV/AIDS Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Kelas Kelas I II III
Baik F 66 73 75
%
F
88 88 88,2
Kelas I Mean =85,3333 10,0211
7 9 10
SD =12,3083
Cukup % 9,3 10,8 11,8
F 2 1 0
Kurang % 2,7 1,2 0
F 75 83 85
Jumlah % 100 100 100
Kelas II Mean =85,9277 SD=11,5587 Kelas III Mean = 87,1294
SD =
Tabel 5. menunjukkan pengetahuan siswa SMAN 1 sesudah penyuluhan tentang HIV/AIDS untuk kelas I, II, dan kelas III adalah relatif sama yaitu baik. 6. Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Kelas Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan HIV/AIDS Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Kelas Kelas I II III
Baik F 66 73 75
Kelas I Mean =85,3333 10,0211
% 88 88 88,2 SD =12,3083
F 7 9 10
Cukup % 9,3 10,8 11,8
F 2 1 0
Kurang % 2,7 1,2 0
F 75 83 85
Jumlah % 100 100 100
Kelas II Mean =85,9277 SD=11,5587 Kelas III Mean = 87,1294
SD =
Tabel 6. menunjukkan pengetahuan siswa SMAN 1 sesudah penyuluhan tentang HIV/AIDS untuk kelas I, II, dan kelas III adalah relatif sama yaitu baik.
32
7. Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Usia Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan HIV/AIDS Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Usia Usia (tahun)
Baik
Cukup
F 98 116
1. 14-15 2. 16-17
% 86,7 89,2
F 13 13
14-15 tahun Mean= 86,4425 16-17 tahun Mean= 86,0615
Kurang % 11,5 10,0
F 2 1
Jumlah % 1,8 0,8
F 113 130
% 100 100
SD=11,59352 SD=10,77735
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan responden dengan usia 14-15 tahun sesudah penyuluhan mempunyai kategori pengetahuan baik yaitu (86,7%) demikian juga untuk usia 16-17 tahun mempunyai kategori pengetahuan baik sebesar (89,2%). 8. Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin
Baik
1. 2.
F 90 122
Laki-laki Perempuan
Cukup % 89,1 86,0
F 10 17
Kurang % 9,9 12,0
F 1 3
Jumlah % 1,0 2,0
F 101 142
% 100 100
Laki-lakiMean=85,9406 SD=11,9948 PerempuanMean=86,3239 SD= 10,7654
Dari tabel 8. menunjukkan tingkat pengetahuan siswa SMAN 1 sesudah diberi penyuluhan HIV/AIDS menurut jenis kelamin yaitu siswa laki-laki mempunyai pengetahuan yang lebih baik (89,1%). 9. Pengetahuan Seluruh Responden Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Tabel 9. Distribusi Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Total No 1. 2. 3.
Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS Baik (76-100%) Cukup (56-75%) Kurang (≤55%) Total
F 214 26 3 243
Mean= 86,1646
% 88,1 10,7 1,2 100,0
SD: 11,2700
Dari tabel 9. pengetahuan tentang HIV/AIDS sesudah penyuluhan yaitu sebagian besar siswa mempunyai kategori berpengetahuan baik (88,1%). 10. Perbedaan Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Kelas Tabel 10. Distribusi Perbedaan Pengetahuan siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah diberi Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Kelas pgt kls
Baik F %
Sebelum Penyuluhan Cukup Kurang F % f %
Jumlah F %
Baik F %
Sesudah Penyuluhan Cukup Kurang F % F %
jumlah F %
I II III
1 4 13
41 30 35
75 83 85
66 73 75
7 9 10
75 83 85
1,3 4,8 15,3
54,7 36,1 41,2
33 49 37
44 59,1 43,5
100 100 100
Kelas I T-hitung : -18,602 CI 95% (-31,3977 : -25,3223) Kelas II T-hitung : -21,891 CI 95% (-36,0645 : -30,0559) Kelas III T-hitung : -20,641 CI 95% (-35,5989 : -29,3432)
88 88 88,2
p= 0,000<0,05 p= 0,000<0,05 p= 0,000<0,05
33
9,3 10,8 11,8
2 1 0
2,7 1,2 0
100 100 100
Pada tabel 10. terlihat bahwa setelah dilakukan uji T-paired pada siswa kelas I sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan HIV/AIDS diperoleh taraf signifikansi pada angka p = 0,000 <0,05 maka ternyata ada perbedaan bermakna pengetahuan siswa SMA pada kelas 1 sebelum dan sesudah diberi penyuluhan HIV/AIDS. Hasil uji T-paired pada siswa kelas II sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan HIV/AIDS diperoleh taraf signifikansi pada angka p = 0,000 <0,05 maka ternyata ada perbedaan bermakna pengetahuan siswa SMA pada kelas II sebelum dan sesudah diberi penyuluhan HIV/AIDS, demikian juga pada siswa kelas III menunjukkan adanya perbedaan bermakna sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan HIV/AIDS.
11. Perbedaan Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Usia Tabel 11. Distribusi Perbedaan Pengetahuan siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Usia Pgth Usia (th) 14-15 16-17
Baik F %
Sebelum Penyuluhan Cukup Kurang F % F %
1
0,9
53
47,0
59
52,0
113
100
98
86,7
13
11,5
2
1,8
113
100
17
13, 1
53
40,8
60
46,1
130
100
116
89,2
13
10,0
1
0,8
130
100
Jumlah F %
Sebelum penyuluhan F-hitung : 2,292 Sesudah penyuluhan F-hitung : 1,495
Baik f %
Sesudah Penyuluhan Cukup Kurang F % f %
Jumlah f %
p= 0,089>0,05 p= 0,223>0,05
Berdasarkan tabel di atas F hitung pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan P sig 0,089. Karena P > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kedua variance sampel adalah sama. Artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan siswa yang berusia 14-15 tahun dengan siswa
yang berusia 16-17 tahun sebelum dilakukan penyuluhan. Demikian pula untuk pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan diantara siswa yang berusia 14-15 tahun dan siswa yang berusia 16-17 tahun tidak terdapat perbedaan yang bermakna.
12.
Perbedaan Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 12. Distribusi Perbedaan Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin
Pgth Seks Lakilaki Perem puan
Baik F % 9 9,0
Sebelum Penyuluhan Cukup Kurang f % F % 45 44,5 47 46,5
Jumlah F % 101 100
Baik f % 90 89,1
Sesudah Penyuluhan Cukup Kurang F % F % 10 9,9 1 1
Jumlah f % 101 100
9
60
142
122
17
142
6,3
42,3
F hitung(sebelum): 1,165 F hitung(sesudah): 1,546
73
51,5
100
86,0
12
3
2
100
p= 0,282 >0,05 p= 0,215 >0,05
Berdasarkan tabel 12. tersebut diatas menunjukkan hasil penelitian pada F hitung pengetahuan mengenai HIV/ AIDS sebelum diberikan penyuluhan dengan P sig = 0,282.
Karena P > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna, sehingga kedua variance populasi adalah sama.
34
13. Perbedaan Pengetahuan Seluruh Responden Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Tabel 13. Distribusi Perbedaan Pengetahuan Seluruh Responden Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Pengetahuan Pnyuluhn Sebelum
F 17
% 7,0
Cukup f % 104 42,8
Sesudah
214
88,1
26
T hitung: -35,085
Baik
CI 95% (-33,1664 : -29,6402)
10,7
Kurang F % 122 50,2 3
1,2
Jumlah F % 243 100 243
100
p = 0,000 < 0,05
Berdasarkan tabel 13. hasil penelitian secara keseluruhan rata-rata nilai pengetahuan pada 243 responden siswa SMAN 1 tentang HIV/ AIDS didapatkan
dengan taraf signifikan p=0,000<0,05 maka menunjukkkan ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah diberi penyuluhan HIV/AIDS.
14. Sumber Informasi Utama yang Didapat Tabel 14. Distribusi Frekuensi Sumber Utama yang didapatkan Responden di SMAN 1 Bandung No 1. 2. 3. 4.
Sumber informasi tentang HIV/AIDS Media massa Tidak pernah mengetahui Guru di sekolah Anggota keluarga Jumlah
Jumlah (siswa) 85 94 38 26 243
Berdasarkan tabel 14. diatas menunjukkan sumber informasi yang didapatkan oleh responden lebih banyak
Persentase 35,0 % 38,7 % 15,6 % 10,7 % 100,0 %
melalui media massa yaitu sebanyak (35,0%). yang telah mengetahui tentang kesehatan reproduksi.
PEMBAHASAN Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Kelas Tingkat pengetahuan siswa SMAN 1 berdasarkan kelas sebelum diberi penyuluhan HIV/AIDS adalah kelas I mempunyai nilai pengetahuan rata-rata yang lebih baik daripada kelas II, dan kelas III yaitu dengan kategori cukup sebesar (54,7%). Hasil yang didapat memungkinkan untuk kelas I mendapatkan nilai pengetahuan yang lebih baik daripada kelas II dan kelas III, karena sumber informasi belum lama telah didapatkan oleh siswa kelas I.
Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat pengetahuan siswa SMAN 1 sebelum diberi penyuluhan HIV/AIDS menurut jenis kelamin yaitu siswa laki-laki mempunyai kategori pengetahuan kurang (46,5%) dan siswa perempuan kategori pengetahuannya kurang(51,5%)sebelum diberi penyuluhan HIV/AIDS Pengetahuan Seluruh Responden Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Pengetahuan tentang HIV/AIDS siswa SMAN 1 sebelum diberikan penyuluhan terbanyak adalah berpengetahuan kurang (50,2%), (7,0%) mempunyai kategori pengetahuan baik, (42,8%) mempunyai kategori pengetahuan cukup. Kurangnya pengetahuan yang didapat oleh responden disebabkan karena kurang maksimalnya informasi yang disebarkan langsung kepada seluruh siswa baik dalam bentuk seminar ataupun penyuluhan kesehatan reproduksi
Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Usia Responden dengan usia 14-15 tahun sebelum penyuluhan mempunyai kategori pengetahuan kurang yaitu (52,0%) demikian juga untuk usia 16-17 tahun mempunyai kategori pengetahuan kurang sebesar (46,1%). Hal tersebut dikarenakan kemungkinan responden yang berusia 16-17 tahun telah mempunyai pengalaman yang lebih banyak sehingga pengetahuan responden lebih banyak 35
yang mereka dapatkan di sekolah serta pemanfaatan situs di internet umumnya digunakan dengan tujuan yang kurang benar.
perempuan mempunyai kategori pengetahuan baik (86%). Laki-laki yang cenderung lebih berani untuk mengeatahui segala sesuatu tanpa malu-malu berdampak pada hasil penelitian saat sesudah diberikan penyuluhan siswa lakilaki tetap memiliki angka persentase lebih tinggi daripada perempuan. Hal tersebut bisa dikarenakan adanya anggapan yang sudah ada di masyarakat bahwa membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan seks dan PMS adalah tabu, apalagi untuk seorang perempuan yang cenderung mempunyai sifat pemalu. Hal tersebut sesuai menurut Iskandar (1997) bahwa masih adanya pandangan bahwa segala sesuatu yang mengenai seks termasuk didalamnya mengenai PMS adalah tabu untuk dibicarakan oleh orang yang belum menikah.
Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Kelas Tingkat pengetahuan siswa SMAN 1 sesudah diberi penyuluhan tentang HIV/AIDS untuk kelas I mempunyai pengetahuan baik (88%), kelas II berpengetahuan baik (88%), dan kelas III berpengetahuan baik (88,2%). Hasil yang didapat tidak menunjukkan perbedaan hasil yang mencolok tiap kelas karena persentasenya rata-rata sama. Remaja yang telah mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dan PMS maka pengetahuan mereka akan bertambah lebih banyak dan bahkan bisa diingat sampai kapanpun oleh remaja tersebut. Oleh sebab itu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting karena pengetahuan adalah hasil dari tahu.
Pengetahuan Seluruh Responden Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dari 243 responden siswa SMAN 1 sesudah diberikan penyuluhan sebagian besar adalah baik. Sebanyak 214 responden (88,1%) mempunyai kategori pengetahuan baik, 26 responden (10,7%) mempunyai kategori pengetahuan cukup, dan 3 responden berpengetahuan kurang (1,2%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode yang tepat dan menarik seperti menggunakan gambar-gambar flipchart organ reproduksi manusia dan gambar-gambar akibat HIV/AIDS dapat menarik perhatian siswa SMA serta mempermudah pemahaman siswa terhadap penyuluhan yang diberikan. Oleh sebab itu penyuluhan pada penelitian ini bisa berdampak memberikan hasil yang lebih baik saat sesudah diberikan penyuluhan daripada saat sebelum penyuluhan.
Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Usia Berdasarkan tabel menunjukkan responden dengan usia usia 14-15 tahun sesudah penyuluhan mempunyai kategori pengetahuan baik yaitu (86,7%) demikian juga untuk usia 16-17 tahun mempunyai kategori pengetahuan baik sebesar (89,2%). Setelah dilakukan penyuluhan yang berusia 16-17 lebih tinggi persentasenya, hal tersebut dapat dilihat dari segi usia yang berpengaruh terhadap kematangan menangkap segala sesuatu dari luar. Pengetahuan yang didapatkan saat sesudah penyuluhan dengan hasil baik terjadi karena pada kelompok remaja tersebut sudah terjadi kematangan dalam berfikir sehingga mudah untuk menyerap hasil penyuluhan. Sesuai dengan apa yang diungkapkan Siagian (1993) bahwa usia dan kedewasaan seseorang mempengaruhi pengetahuan dimana semakin meningkatnya usia maka akan meningkat pula pemahaman terhadap segala sesuatu (pengetahuan), motivasi dan aktivitas.
Perbedaan Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Kelas Setelah dilakukan uji T-paired pada siswa kelas I, II, dan III sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan HIV/AIDS diperoleh T hitung dengan taraf signifikansi pada angka p = 0,000 <0,05 maka ternyata ada perbedaan bermakna pengetahuan siswa SMA pada kelas I, II, dan III sebelum dan sesudah diberi penyuluhan HIV/AIDS. Rata-rata skor nilai
Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat pengetahuan siswa SMAN 1 sesudah diberi penyuluhan HIV/AIDS menurut jenis kelamin yaitu siswa laki-laki mempunyai kategori pengetahuan baik (89,1%) dan siswa 36
pengetahuan mereka yang naik menjadi lebih baik dikarenakan perlakuan yang diberikan yaitu berupa penyuluhan tentang HIV/ AIDS. Pengetahuan dapat diperoleh melalui bangku sekolah dan pengalaman-pengalaman. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai rancangan, pengetahuan yang didapat akan membantu seseorang dalam menerima sebuah inovasi. Melihat hasil penelitian tersebut diatas maka penyuluhan yang diberikan bermanfaat untuk menambah pengetahuan remaja, sehingga semakin tinggi tingkat pengetahuan terhadap HIV/ AIDS akan semakin berkurang angka kematian HIV/ AIDS, maka pendidikan kesehatan baik berupa ceramah/ penyuluhan dan sebagainya diperlukan pada kalangan remaja yang rentan pada penularan HIV/ AIDS tersebut.
Hal tersebut sama dengan teori Al-Migwar (2006) yang menyebutkan hal ini karena disatu sisi mereka ingin segera menyesuaikan diri dengan tipe orang dewasa yang sudah matang, tetapi disisi lain mereka masih belum lepas dari tipe remajanya yang belum matang. Perbedaan Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil penelitian pada F hitung pengetahuan mengenai HIV/ AIDS sebelum diberikan penyuluhan dengan Equal Variance Assumed adalah 1,165 dengan P sig = 0,282. Karena P > 0,05 yakni 0,282 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kedua variance populasi adalah sama. Artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan siswa laki-laki dan siswa perempuan sebelum dilakukan penyuluhan. Demikian pula untuk pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan diantara siswa laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan yang bermakna, Equal Variance Assumned adalah 1,546 dengan P sig = 0,215 > 0,05. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa baik laki-laki maupun perempuan tidak membedakan mereka untuk mendapatkan pengetahuan yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan, sehingga perbedaan jenis kelamin tidak menjadi pengahalang bagi mereka untuk mendapatkan dan mengakses informasi.
Perbedaan Pengetahuan Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Berdasarkan Usia F hitung pengetahuan mengenai HIV/AIDS sebelum penyuluhan dengan Equal Variance Assumned adalah 2,922 dengan P sig 0,089. Karena P > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kedua variance sampel adalah sama. Artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan siswa yang berusia 14-15 tahun dan siswa yang berusia 16-17 tahun sebelum dilakukan penyuluhan. Demikian pula untuk pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan diantara siswa yanng berusia 14-15 tahun dan siswa yang berusia 16-17 tahun tidak terdapat perbedaan yang bermakna, F-hitung 1,495 dengan P Sig. 0.223. Karena P > 0,05 maka kedua varian sampel adalah sama. Artinya tidak ada perbedaan antara pengetahuan mengenai HIV/AIDS antara siswa yang berusia 14-15 tahun dengan siswa yang usia 16-17 tahun sebelum dan sesudah penyuluhan. Remaja usia 14-15 tahun dan remaja usia 16-17 tahun tidak menunjukkkan perbedaan tentang pengetahuan yang mencolok, artinya mereka memiliki pengetahuan dengan taraf yang sama. Banyaknya kasus kejadian HIV/AIDS yang dimulai dari mencoba-coba obat terlarang dan seks bebas yang terjadi pada kelompok remaja kemungkinan disebabkan karena masalah keluarga, pergaulan remaja yang cenderung bebas dan sifaf kepribadian remaja yang masih labil karena belum terjadi kematangan berfikir.
Perbedaan Pengetahuan Seluruh Responden Siswa SMAN 1 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan HIV/AIDS Hasil penelitian secara keseluruhan rata-rata nilai pengetahuan pada 243 responden siswa SMAN 1 tentang HIV/ AIDS didapatkan perbedaan dengan taraf bermakna (p<0,05). Pemberian penyuluhan yang telah diberikan berarti sangat bermanfaat meningkatkan pengetahuan seseorang, hendaknya seluruh siswa di sekolah-sekolah diberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Pengetahuan dapat diperoleh melalui bangku sekolah, pengalaman-pengalaman. Pengetahuan berpengaruh terhadap sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai rancangan dan pengetahuan yang didapatkan akan membantu seseorang dalam menerima sebuah inovasi. Melihat adanya perbedaan yang signifikan 37
pada hasil penelitian bahwa pemberian perlakuan berupa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan siswa, sehingga dengan demikian diharapkan upaya tersebut dapat mengurangi angka keladian HIV/AIDS khususnya di Indonesia.
informasi yang didapatkan siswa terbanyak adalah melalui media massa : 35,0%. Saran Melihat hasil yang kurang terhadap pengetahuan HIV/ AIDS sebelum diberi penyuluhan dan adanya perbedaan yang bermakna setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan kepada siswa SMA maka perlu adanya kegiatan yang dikhususkan untuk pemberian penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperlukan penelitian lebih lanjut secara analisis dengan menggunakan rancangan penelitian yang lebih baik.
Sumber Informasi Utama Sumber informasi yang digunakan responden untuk mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS yang paling banyak digunakan adalah media massa dengan jumlah 85 responden (35,0%). Sedangkan keluarga merupakan media yang paling jarang digunakan oleh responden sebagai media informasi, yaitu sebanyak 26 responden (10,7%). Hal ini disebabkan karena anak kurang menghargai pengetahuan yang disampaikan oleh orangtua, berbeda jika guru, dokter atau pihak ulama yang menyampaikan. Orangtua merasa pengetahuannya terbatas, sehingga tidak siap memberikan informasi tentang HIV/AIDS. Menurut orangtua anak dapat memperoleh pengetahuan dari membaca buku, surat kabar, TV dan lain-lain.
KEPUSTAKAAN Notoatmodjo, Soekidjo, Dr. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Departemen Kesehatan RI. Penularan HIVAIDS dari Ibu ke Bayi (mother to child transmition). Jakarta: Depkes RI, 2006 Nursalam. Asuhan Keperawatan pada Pasien HIV-AIDS. Jakarta: Salemba Medika, 2007. Dianawati, Ajen. Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka, 2006 Yayasan Galang. Yayasan Mitra dan Ford Foundation. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Yayasan Mitra Inti, 2005 Syaifudin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal. Edisi 1 Jakarta: YBS-SP, 2007 Ari Kunto, Suharsini. Manajemen Penelitian. Jakarta: Bineka Cipta, 2005 Harian Republika. Jurnal Kesehatan. 2007 Al-Mighwar, M. Psikologi Remaja Cetakan Kedua. Pustaka Setia: 2006
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Karakteristik siswa berdasarkan kelas terdiri dari kelas I: 30,9%, kelas II : 34,1%, dan kelas III : 35,0%. Usia responden lebih banyak antara usia 16-17 tahun : 53,5%. Jenis kelamin responden terbanyak perempuan 58,4%. Pengetahuan siswa sebelum diberi penyuluhan adalah kurang : 50,2%. Pengetahuan siswa sesudah diberi penyuluhan meningkat menjadi baik : 88,1%. Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p< 0,05). Sumber
38