ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI

Download Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap usahatani padi sawah, menganalisis alokasi pen...

0 downloads 422 Views 84KB Size
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS OF RICE FARMING PRODUCTION FACTORS IN KARANGANYAR REGENCY) Respikasari*), Titik Ekowati**), Agus Setiadi**) e-mail: [email protected] *)

Mahasiswa Magister Agribisnis Universitas Diponegoro

**) Pengajar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

ABSTRACT This study aims to analyze the influence factors of rice farm production, to analyze the economic efficiency of production factors allocation and to analyze rice farm scale in Karanganyar Regency. Research has been done in Karanganyar Regency by survey method. From the regency area, there were 3 districts was determined as sample location based on the largest harvested area and every district was choosen 3 villages. Respondents ware taken with quota sampling method. The number of respondents were 240 farmers. The Cobb Douglas function was used to analyzed data. The result of research showed that land, labor, seed and urea fertilizer were partially significant to rice production. The usage of land production factors had not efficient yet, labor and seed production factors were not efficient, while urea production factor was efficient. The value of return to scale (RTS) was 1.055. It means withouts that in generally rice farm in Karanganyar Regency was still operate in Increasing Return to Scale. Keywords: efficiency, rice production, production factors

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap usahatani padi sawah, menganalisis alokasi penggunaan faktor produksi dalam memenuhi syarat efisiensi ekonomi dan menganalisis skala usahatani padi sawah di Kabupaten Karanganyar. Penelitian dilakukan menggunakan metode survey. Lokasi penelitian pada tingkat kecamatan dilakukan dengan memilih 3 (tiga) kecamatan yang merupakan sentra produksi padi dengan luas lahan panen terbesar secara sengaja (purposive) dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Dari tiga kecamatan terpilih, dipilih 3 (tiga) desa dengan luas lahan terbesar secara sengaja (purposive). Selanjutnya pengambilan responden dilakukan dengan metode quota sampling per kecamatan dengan jumlah responden 240 petani. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi yang

berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah di Kabupaten Karanganyar adalah luas lahan, tenaga kerja, benih dan pupuk urea. Petani padi sawah dalam mengkombinasikan faktor produksi luas lahan belum mencapai efisiensi ekonomi, penggunaan faktor produksi tenaga kerja dan benih tidak efisien, sedangkan faktor produksi pupuk urea sudah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Nilai elastisitas produksi (RTS) adalah 1,055. Ini berarti bahwa secara umum usahatani padi sawah di Kabupaten Karanganyar masih bisa beroperasi dengan skala usaha yang meningkat (Increasing Return to Scale). Kata Kunci : efisiensi, produksi padi, faktor produksi

petani di Indonesia adalah padi sebagai

PENDAHULUAN Pertanian merupakan sektor ekonomi yang

mempunyai

peran

penting

di

Indonesia. Sektor pertanian sangat strategis sebagai basis ekonomi rakyat di pedesaan, menguasai hajat hidup sebagian penduduk Indonesia, menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi sebesar 14,44 % dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional (BPS, 2013). Sektor pertanian juga berperan besar dalam penyediaan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan, ekonomi,

penghasil beras. Beras ini diupayakan ketersediaanya tercukupi sepanjang tahun karena penduduk Indonesia menjadikan beras

oleh suatu negara. Kebutuhan produkproduk pertanian semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan sektor ini juga merupakan sumber pekerjaan dan

pendapatan

bagi

sebagian

besar

penduduk negara berkembang seperti di Indonesia. Tanaman pangan yang penting dan banyak diusahakan oleh rumah tangga

bahan

makanan

pokok.

Sembilan puluh lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini (Swastika et al., 2007). Di Indonesia beras merupakan mata dagangan

yang sangat

penting sebab selain sebagai bahan makanan pokok, situasi beras secara tidak langsung dapat mempengaruhi bahan konsumsi lain. Kabupaten Karanganyar merupakan

sosial, politik, keamanan nasional dan penyedia bahan mentah yang dibutuhkan

sebagai

salah satu lumbung padi yang mendongkrak produksi pangan di Provinsi Jawa Tengah. Dengan agroekosistem yang menunjang maka Kabupaten Karanganyar merupakan daerah

yang

pengembangan

cukup

potensial

komoditi

padi

untuk sawah.

Perkembangan lima tahun terakhir produksi padi sawah di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat produktivitas padi sawah di Kabupaten

Karanganyar

yang

tertinggi

dicapai pada Tahun 2008 yaitu sebesar 6,2

luas panen padi mengalami penurunan, hal

ton/ha, kemudian pada Tahun 2009 dan

ini berdampak pada penurunan produktivitas

2010 luas panen mengalami peningkatan

padi yaitu turun menjadi 5,1 ton/ha, Tahun

tetapi produktivitas padi justru menurun

2012 luas panen mengalami peningkatan

menjadi sebesar 6,1 ton/ha di Tahun 2009

lagi dan produktivitas padi juga meningkat

dan 6 ton/ha di Tahun 2010. Di Tahun 2011

mencapai 6 ton/ha.

Tabel 1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008-2012.

Tahun

Luas Panen .…..ha…… 2008 45.274 2009 46.263 2010 48.783 2011 40.943 2012 46.356 Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2013.

Produksi .…….ton…..... 279.341 281.234 292.698 209.302 279.061

Produktivitas .…..ku/ha…… 6,2 6,1 6,0 5,1 6,0

Kenaikan dan perurunan produksi

pendapatan petani. Karena keterbatasan

dapat terjadi karena perubahan penggunaan

pengetahuan petani dalam konsep-konsep

faktor-faktor produksi. Soekartawi (1995)

usahatani, masih banyak petani yang belum

menyatakan bahwa produk-produk pertanian

memahami

dihasilkan dari kombinasi faktor produksi

digunakan secara efisien.

bagaimana

faktor

produksi

lahan, tenaga kerja, modal (pupuk, benih,

Begitu pentingnya komoditi padi,

dan obat-obatan). Dalam usahatani teknologi

maka peneliti mencoba mengkaji faktor

penggunaan

produksi

faktor-faktor

produksi

yang

berpengaruh

terhadap

memegang peranan yang sangat penting,

produksi padi, penggunaan faktor-faktor

karena kurang tepatnya penggunaan jumlah

produksi yang dialokasikan oleh petani padi

dan

produksi

dalam mencapai efisiensi ekonomis dan

mengakibatkan rendahnya produksi yang

kondisi skala usahatani padi sawah di

dihasilkan atau tingginya biaya produksi.

Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian ini

Rendahnya produksi dan tingginya biaya

diharapkan dapat memberikan informasi

produksi akan mengakibatkan rendahnya

bagi petani tentang penggunaan faktor-

kombinasi

faktor

faktor produksi usahatani padi sawah secara

efisien.

KERANGKA TEORITIS

Ln Y = ln a + b1lnX1 + b2lnX2 + …. + bnlnXn + e

Fungsi Produksi

b1, b2, Menurut produksi

Sukirno

merupakan

(2000)

fungsi

keterkaitan

antara

faktor-faktor produksi dan capaian tingkat produksi yang dihasilkan, dimana faktor

…,bn

pada fungsi Cobb Douglas

menunjukkan elastisitas X terhadap Y, dan jumlah elastisitas adalah merupakan return to scale (Soekartawi, 2003). Efisiensi Ekonomi

produksi disebut dengan istilah input dan Dalam terminologi ilmu ekonomi,

jumlah produksi disebut dengan output. Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan produksi

fisik

hubungan

antara

hasil

(output)

dengan

faktor

produksi input (Mubyarto, 1995).

pengertian

efisiensi

teknis, efisiensi alokatif (efisiensi harga) dan efisiensi ekonomi. Efisiensi harga berkaitan dengan pembuatan

Y = f (X1, X2, X3…… Xn) Keterangan: Y = tingkat produksi (output) dipengaruhi oleh faktor produksi X X = input yang digunakan atau variabel yang mempengaruhi Y. Fungsi Produksi Cobb Douglas

digolongkan

menjadi 3 (tiga) macam, yaitu: efisiensi

Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :

dapat

keputusan

mengenai

pengalokasian dari faktor-faktor produksi variabel, yaitu faktor yang berbeda dalam kontrol perusahaan. Efisiensi ini biasanya ditunjukkan dengan nilai produk marginal untuk suatu input tertentu sama dengan harga

input

merupakan

tersebut. besaran

Efisiensi

yang

teknis

menunjukkan

perbandingan antara produksi sebenarnya dengan produksi maksimum. Sedangkan

Fungsi Produksi Cobb Douglas pada penelitian ini menggunakan fungsi produksi bentuk linear berganda dengan persamaan fungsi produksi Cobb Douglas sebagai berikut:

efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan keuntungan

perbandingan yang

sebenarnya

antara dengan

keuntungan maksimum (Soekartawi, 2003).

Menurut Soekartawi (2003) efisiensi

Dari

tiga

kecamatan

terpilih,

ekonomis terjadi pada saat nilai produk

ditentukan masing-masing tiga desa dengan

marginal dari setiap unit tambahan masukan

luas lahan terbesar. Pengambilan responden

sama dengan harga dari setiap unit masukan

dilakukan dengan metode quota sampling,

tersebut yang dapat dituliskan sebagai

yaitu dengan mengambil 80 responden di

berikut:

masing-masing

NPMx = Px

diperoleh responden yaitu 240 petani.

Dimana:

Metode Analisis Data

NPMx =

Nilai produk marginal dari

3

kecamatan

terpilih,

Data terdiri data primer dan data

masukan X

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil

Px

wawancara

= Harga masukan

dengan

kuesioner

terhadap

Namun demikian kenyataan yang banyak

responden. Data sekunder diperoleh dari

terjadi NPMx tdak selalu sama dengan Px

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

yang sering terjadi :

Hortikultura

(TPH),

a.

NPMxi / Pxi > 1, artinya penggunaan

Kehutanan

Kabupaten

masukan (x) belum efisiensi ekonomi

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan

tertinggi, pada kondisi ini masukan (x)

Biro Pusat dan Statistik. Selanjutnya data

masih bisa ditambah.

yang

NPMxi / Pxi < 1, artinya penggunaan

dianalisis.

b.

masukan tidak efisiensi, masukan (x) perlu dikurangi (Soekartawi, 2003).

sudah

Analisis faktor-faktor

Perkebunan

Karanganyar,

terkumpul

ditabulasi

pengaruh produksi

dan

dan

penggunaan

terhadap

hasil

METODOLOGI PENELITIAN

produksi pada usatani padi sawah dilakukan

Tempat dan Waktu Penelitian

dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-

Penelitian Kecamatan

ini

dilaksanakan

Kebakkramat,

di

Douglas dengan rumus sebagai berikut:

Kecamatan

Y = A Ka Lb

Mojogedang dan Kecamatan Matesih yang merupakan tiga kecamatan sentra produksi

Dari fungsi Cobb-Douglas disusun model

padi sawah di Kabupaten Karanganyar yang

fungsi produksi padi sebagai berikut :

memiliki luas lahan panen padi sawah terbesar. Waktu penelitian Tahun 2014. Metode Penentuan Sampel

Y = aX1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5 X6b6 X7b7 X8b8 X9b9 Keterangan:

Y = Produksi padi (Kg)

LnY = Lna + b1LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 +

X1 = Luas lahan (Ha)

b4LnX4 + b5LnX5 + b6LnX6 +

X2 = Tenaga kerja (HKSP)

b7LnX7 + b8LnX8 + b9LnX9

X3 = Benih (Kg) X4 = Pupuk Kandang (Kg)

Selanjutnya untuk mengkaji apakah

X5 = Pupuk Urea (Kg)

faktor-faktor

produksi

X6 = Pupuk SP-36 (Kg)

secara bersama-sama berpengaruh terhadap

X7 = Pupuk NPK (Kg)

produksi padi digunakan Uji F (F-test).

X8 = Pestisida padat (Kg)

Pengaruh

X9 = Pestisida cair (Lt)

produksi terhadap hasil produksi digunakan

a = konstanta

uji keberartian koefisien regresi dengan uji t.

dari

yang

digunakan

masing-masing

faktor

Penggunaan faktor produksi sudah

bi = koefisien regresi, i=1,2,3 Hubungan fungsional antara faktor-

mencapai kondisi yang optimal dilakukan

faktor produksi dengan hasil produksi

dengan melihat perbandingan antara produk

dianalisis

fisik marginal faktor produksi dengan harga

menggunakan

regresi

linear

berganda, dimana model fungsi produksi

faktor-faktor produksi.

Cobb Douglas tersebut diubah ke dalam

NPMxi

bentuk

persamaan

logaritma

Pxi

natural,

sehingga menjadi persamaan linear berganda

Dari rumus tersebut dapat dijabarkan bahwa

sebagai berikut :

kondisi optimal akan tercapai apabila:

NPMx1

NPMx2 =

NPMx3 =

Px1

Px2

NPMx4 =

Px3

NPM = bi. Y Py Xi Keterangan: bi = Elastisitas produksi Py = Harga padi rata-rata (Rp/kg)

NPMxn =

Px1

= 1 Pxn Y = Hasil Produksi rata-rata Xi = Faktor produksi Soekartawi

(2003)

menyatakan

bahwa sebenarnya NPMx tidak selalu sama

Salah satu faktor penting dalam

dengan Px dan tidak selalu sama dengan 1, namun yang sering terjadi adalah :

penelitian

c.

(NPMxi / Pxi) > 1, artinya penggunaan

karakteristik responden, karena identitas

faktor

produksi

efisien,

maka

d.

tentang

usahatani

adalah

(xi)

belum

petani sampel dapat memberikan gambaran

penggunaan

faktor

secara umum tentang keadaaan dan latar

produksi (input) x masih bisa ditambah.

belakang petani sampel. Petani dalam suatu

(NPMxi / Pxi) < 1, artinya penggunaan

usahatani adalah sebagai pengelola yang

faktor produksi input (xi) tidak efisiensi,

merencanakan,

maka

dilakukan

melaksanakan serta mengevaluasi suatu

faktor

proses produksi. Karakteristik responden

produksi (input) x agar dapat mencapai

dalam penelitian ini meliputi umur, lama

efisiensi.

pendidikan,

input

sehingga

pengurangan

perlu

penggunaan

mengorganisasi,

jumlah

anggota

keluarga,

HASIL DAN PEMBAHASAN

pengalaman berusahatani dan luas lahan

Karakteristik Responden

garapan.

Tabel 2. Identitas Responden Petani Padi Sawah di Kabupaten Karanganyar No

Uraian

1.

Umur petani sampel (tahun)

2.

Lama pendidikan formal (tahun)

3.

Pengalaman dalam usaha tani padi (tahun)

4.

Luas lahan usaha tani padi (ha)

Rata-rata 51,00 8,86 24,50 0,36

Sumber: Analisis Data Primer, 2014

Tingkat pendidikan seorang petani

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan

turut

memberikan

pengaruh

petani dalam pengelolaan usaha taninya.

pengelolaan

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata

pendididkan formal yang ditempuh petani

umur responden adalah 51 tahun yang

adalah 8,86 tahun atau setara dengan

berarti masih termasuk usia produktif. Usia

pendidikan tidak tamat SMP. Tingkat

produktif memungkinkan petani untuk dapat

pendidikan

mengelola usahataninya dengan baik.

pengetahuan dan kemampuan seseorang

usahatani.

akan

terhadap Rata-rata

mempengaruhi

untuk

menerima

teknologi

baru

yang

bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Petani

sampel

sudah

sangat

produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis data menghasilkan model sebagai berikut: LnY

=

8,715+1,013LnX1+0,037LnX2-

berpengalaman dalam usahatani padi sawah

0,014LnX3+0,002LnX4+0,019

yaitu rata-rata 24,5 tahun. Pengalaman yang

LnX5-0,007LnX6

cukup lama ini memungkinkan petani dapat

+0,001LnX7+0,002LnX8+0,00

mengelola usahtaninya dengan baik dan

3LnX9

dapat mengatasi kendala dan hambatan yang ada. Pengalaman juga mempengaruhi sikap

Keterangan :

petani dalam mengambil keputusan yang

Y = Hasil produksi padi (Kg)

berkaitan dengan inovasi baru dibutuhkan

X1 = Luas lahan (Ha)

keberanian menanggung resiko.

X2 = Tenaga kerja (HOK)

Lahan merupakan faktor produksi

X3 = Benih (Kg)

yang mutlak dibutuhkan dan tidak dapat

X4 = Pupuk Kandang (Kg)

tergantikan dalam melakukan usahatani.

X5 = Pupuk Urea (Kg)

Rata-rata luas lahan yang digunakan dalam

X6 = Pupuk SP-36 (Kg)

usahatani padi sebesar 0,36 ha. Kepemilikan

X7 = Pupuk Phonska (Kg)

lahan yang sempit (kurang dari 0,5 ha)

X8 = Pestisida padat (Kg)

menyebabkan

X9 = Pestisida cair (Lt)

pengelolaan

usahatani

menjadi tidak efisien sehingga pendapatan

a.

yang diperoleh rendah. Hubungan

Uji Determinasi Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai

Faktor-Faktor

R2 sebesar 99,8% variasi hasil produksi

Produksi

dapat

dengan Hasil Produksi Padi Sawah

dijelaskan

produksi

Dalam mengelola suatu usahatani agar

yang

oleh

faktor-faktor

dimasukkan

dalam

dapat menghasilkan output yang maksimal,

model. Sedangkansisanya sebesar 0,2%

maka dibutuhkan pengetahuan hubungan

dijelaskan oleh variabel-variabel lain

antara faktor-faktor produksi

yang tidak dimasukkan ke dalam model.

dan hasil

produksi padi. Hubungan antara faktor-

b.

Pengaruh

Faktor-Faktor

Produksi

faktor produksi dengan hasil produksi padi

Terhadap Hasil Produksi Padi Sawah :

dapat

1) Uji F

diketahui

dengan

model

fungsi

Uji

F

untuk

dilakukan pada taraf kepercayaan 95%

penggunaan

atau nilai signifikansi 0,05. Hasil dari

faktor-faktor produksi secara bersama-

uji F dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai

sama terhadap hasil produksi padi. Uji F

berikut:

mengetahui

digunakan

pengaruh

Tabel 3. Hasil Analisis Uji F Usahatani Padi di Kabupaten Karanganyar

1

Model Sum of Squares Regression 72,038 Residual 0,114 Total 72,152 Sumber: Analisis Data Primer, 2014

Tabel 3 menunjukkan bahwa

df 9 230 239

Mean Square 8,004 0,000

F 16095,525

Sig. 0,000

Tabel 4 terlihat bahwa faktor-faktor

nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih

produksi

kecil

yang

usahatani padi yaitu luas lahan, tenaga

ditetapkan sebesar 0,05. Hal ini berarti

kerja, benih, dan pupuk urea merupakan

bahwa penggunaan faktor produksi luas

faktor-faktor

lahan,

pupuk

individu berpengaruh nyata terhadap

kandang, pupuk urea, pupuk SP-36,

hasil produksi padi. Hal ini dilihat dari

pupuk Phonska, pestisida padat dan

nilai

pestisida cair

produksi tersebut yang lebih kecil dari

dari

nilai

signifikansi

tenaga kerja,

mempunyai

secara

pengaruh

benih,

bersama-sama yang

nyata

yang

digunakan

produksi

signifikansi

dari

yang

dalam

secara

faktor-faktor

0,05. Sedangkan faktor produksi pupuk

terhadap hasil produksi padi.

kandang, pupuk SP-36, pupuk Phonska,

2) Uji t

pestisida padat dan pestisida cair tidak

Uji

t

digunakan

untuk

berpengaruh

nyata

secara

individu

mengetahui pengaruh secara penggunaan

terhadap hasil produksi apabila dilihat

faktor-faktor

dari nilai signifikansi yang lebih besar

produksi secara individu

terhadap hasil produksi padi. Uji t dilakukan pada taraf kepercayaan 95% atau nilai signifikansi 0,05. Hasil uji t disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan

dari 0,05.

Tabel 4. Hasil Analisis Uji t Usahatani Padi Sawah MT II Tahun 2014 di Kabupaten Karanganyar Variabel Luas Lahan

Koefisien Regresi 1,013

t hitung 117,451

0,037

2,661

0,008**

-0,014

-2,046

0,042*

Pupuk Kandang

0,002

0,765

0,445ns

Pupuk Urea

0,019

2,574

0,011**

Pupuk SP-36

-0,007

-1,902

0,058 ns

Pupuk Phonska

0,001

0,213

0,832 ns

Pestisida Padat

0,002

1,008

0,315 ns

Pestisida Cair

0,003

1,344

0,180 ns

Tenaga Kerja Benih

Nilai Signifikansi 0,000**

Sumber: Analisis Data Primer, 2014. Keterangan: **) = berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99% *) = berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% ns = tidak berpengaruh nyata pada

padi dan memiliki nilai koefisien regresi

fungsi Cobb Douglas menunjukkan

sebesar 0,037 yang berarti bahwa

besarnya elatisitas tiap faktor produksi

penambahan penggunaan tenaga kerja

terhadap hasil produksi padi. Faktor

sebesar satu persen akan meningkatkan

produksi

luas

produksi padi sebesar 0,037 persen.

terhadap

produksi

Nilai

koefisien

lahan

regresi

berpengaruh padi

Faktor

dengan

produksi nyata

benih

koefisien regresi sebesar 1,013 yang

berpengaruh

berarti bahwa kenaikan luas lahan

produksi

sebesar satu persen akan meningkatkan

Karanganyar. Benih mempunyai nilai

produksi sebesar 1,013 persen. Dengan

koefisien regresi sebesar -0,014 yang

demikian semakin bertambah luas lahan

berarti bahwa penambahan penggunaan

yang digunakan maka semakin tinggi

benih

produksi padi. Faktor produksi tenaga

menurunkan

kerja berpengaruh terhadap produksi

0,014 persen. Hal ini terjadi karena

padi

sebesar

terhadap di

satu

produksi

hasil

Kabupaten

persen padi

akan sebesar

penggunaan

benih

dalam

proses

mencapai

tingkat

efisiensi

ekonomi

banyak

tertinggi. Efisiensi ekonomi tertinggi dari

lubang

penggunaan faktor-faktor produksi tercapai

tanam tinggi, terjadi persaingan antar

apabila perbandingan nilai produk marginal

tanaman dalam penyerapan unsur hara,

dengan

oksigen dan sinar matahari sehingga

produksi sama dengan satu.

penanaman

terlalu

menyebabkan

populasi

per

harga

masing-masing

faktor

produksi padi menjadi rendah. Faktor

Pada penelitian ini penghitungan

produksi pupuk urea juga berpengaruh

efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor

terhadap produksi padi dan memiliki

produksi

nilai koefisien regresi sebesar 0,019,

keuntungan

yang

kenaikan

maksimum tercapai apabila petani mampu

penggunaan pupuk urea sebesar satu

membuat nilai produk marginal suatu faktor

persen akan meningkatkan produksi

produksi (NPMxi) sama dengan harga faktor

sebesar 0,019 persen.

produksi tersebut (Pxi) atau NPMxi/Pxi

berarti

bahwa

menggunakan

pendekatan

maksimum.

Keuntungan

Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-

sama dengan satu. Namun apabila nilai

Faktor Produksi pada Uasahatani Padi

NPMxi/Pxi lebih besar dari satu berarti

Sawah di Kabupaten Karanganyar

penggunaan

faktor

produksi

i

belum

Analisis efisiensi diperlukan untuk

mencapai efisiensi ekonomi tertinggi dan

membantu petani petani mengalokasikan

untuk mencapainnya input i ini perlu

faktor-faktor produksi agar tidak terjadi

ditambah.

pemborosan. Efisiensi dalam penggunaan

NPMxi/Pxi lebih kecil dari satu berarti

input sangat penting dan sangat berpengaruh

penggunaan faktor produksi I tidak efisiensi

terhadap hasil produksi dan keuntungan.

secara ekonomi maka penggunaanya perlu

Petani

dikurangi.

yang

rasional

akan

berprinsip

Sedangkan

apabila

nilai

bagaimana dalam proses produksinya bisa

Tabel 5. Perhitungan Efisiensi Ekonomi Usahatani Padi Sawah MT II Tahun 2014 di Kabupaten Karanganyar Faktor Produksi Luas Lahan

xi 0,36

Bi 1,013

PMxi

NPMxi

Pxi

20.482,3

77.935.140,8

4.832.072

NPMxi Pxi 16,1

Tenaga Kerja

170,9

0,037

1,6

5.996,3

40.000

0,15

42,7

-0,014

-2,4

-9.080,9

8.587,5

-1,06

Pupuk Urea

280,9

0,019

0,5

1.873,4

1.800

1,04

Produksi (Y)

7.279

Harga Padi (Py)

3.805

Benih

Sumber: Analisis Data Primer, 2014

Hasil

analisis

ekonomi

penggunaan faktor produksi luas lahan pada

penggunaan faktor-faktor produksi usahatani

tingkat 0,36 ha belum efisien sehingga untuk

padi sawah di Kabupaten Karangnayar

meningkatkan

disajikan

5

ditambah. Hasil analisis koefisien regresi

menunjukkan bahwa nilai perbandingan

parsial menunjukkan bahwa luas lahan

antara nilai produk marginal dengan harga

mempunyai nilai yang paling besar yang

masing-masing faktor produksi adalah 16,1

berarti

untuk faktor produksi luas lahan, 0,15 untuk

terhadap produksi padi. Nilai efisiensi yang

faktor produksi tenaga kerja, -1,06 untuk

lebih besar dari satu merupakan indikator

faktor produksi benih dan 1,04 untuk faktor

bahwa penggunaan faktor produksi yang

produksi pupuk urea. Hal ini menunjukkan

berupa luas lahan tersebut belum efisien

nilai perbandingan faktor produksi luas

sehingga perlu ditambah. Menurut Suratiyah

lahan, tenaga kerja dan benih tidak sama

(2006), dipandang dari sudut efisiensi

dengan satu yang berarti penggunaan faktor-

semakin luas lahan yang diusahakan maka

faktor produksi tersebut belum mencapai

semakin tinggi produksi dan pendapatan per

efisiensi

kesatuan

pada

efisiensi

Tabel

ekonomi

5.

tertinggi.

Tabel

Sedangkan

luas

produksi

lahan

luasnya.

tersebut

paling

perlu

berpengaruh

Luas

lahan

akan

faktor produksi pupuk urea sudah mencapai

menentukan skala usahanya yang pada

efisiensi

ini

akhirnya akan mempengaruhi efisiensi. Oleh

ditunjukkan dari nilai perbandingan antara

karena itu dalam rangka meningkatkan

nilai produk marginal dengan harga faktor

produksi dan mencapai efisiensi ekonomi

produksi adalah satu.

tertinggi

ekonomi

tertinggi,

hal

sehingga

akan

diperoleh

Nilai NPMxi/ Pxi untuk faktor

keuntungan yang maksimal, petani perlu

produksi luas lahan lebih besar dari satu

memperluas lahan yang digunakan dalam

(16,1) yang berarti secara ekonomis alokasi

usahatani

padi

dan

meningkatkan

produktivitas. Seiring dengan pertambahan

maksimal, sehingga tenaga kerja perlu

jumlah penduduk, lahan beralih fungsi

dikurangi. Penggunaan tenaga kerja yang

sebagai perumahan dan industri sehingga

bisa dikurangi yaitu saat pengolahan tanah,

penambahan

tidak

dengan bantuan traktor untuk membajak

dilakukan.

tanah. Penggunaan traktor akan menghemat

Penambahan luas lahan dengan menambah

pemakaian tenaga kerja bahkan waktu yang

luas tanam dengan meningkatkan intensitas

diperlukan untuk mengolah tanah pun lebih

penanaman masih dimungkinkan dengan

singkat. Hal ini sesuai dengan penelitian

cara membuat jaringan irigasi baru pada

Soentoro (1998) yang menyatakan bahwa

sawah tadah hujan dan peningkatan kualitas

penggunaan traktor dapat meningkatkan

lahan

produktivitas,

luas

lahan

memungkinkan lagi untuk

sawah.

produktivitas

Sementara dapat

peningkatan

dilakukan

dengan

mempercepat

waktu

pengolahan tanah dan lebih ekonomis.

inovasi teknologi dan penyediaan sarana dan

Penggunaan

prasarana secara lebih optimal. Selain itu

persemaian hingga tanam bibit juga dapat

petani perlu mengupayakan intensifikasi

ditekan dengan menggunakan mesin tanam

pertanian

hasil

pindah bibit padi (transplanter). Unadi dan

produksi padinya yaitu dengan panca usaha

Suparlan (2011) menyatakan bahwa mesin

tani

meliputi

transplanter selain berfungsi untuk mengisi

pengairan,

kekurangan tenaga kerja manusia dan

pemupukan yang tepat jenis, dosis, waktu

tingkat upah yang semakin mahal, maka

dan caranya,

penggunaan

untuk

yang

meningkatkan

pertanian

penggunaan

bibit

yang

unggul,

tenaga

mesin

kerja

pada

transplanter

saat

dapat

Nilai NPMxi/Pxi faktor produksi

meningkatkan efisiensi usahatani melalui

tenaga kerja kurang dari satu (0,015) yang

penghematan tenaga, waktu dan biaya

berarti bahwa penggunaan tenaga kerja pada

produksi serta dengan mesin transplanter

usahatani padi di Kabupaten Karanganyar

dapat

tidak efisien secara ekonomi. Nilai efisiensi

meningkatkan

yang kurang dari satu merupakan indikator

Penggunaan teknologi pertanian yang dapat

bahwa penggunaan faktor produksi yang

menghemat tenaga kerja ini membutuhkan

berupa tenaga kerja tersebut tidak efisien

modal

dan untuk mencapai efisiensi ekonomi

dipertimbangkan pemberian bantuan modal

sehingga

kepada petani.

diperoleh

keuntungan

yang

menyelamatkan

yang

mutu

besar,

hasil

produk

dan

pertanian.

sehingga

perlu

Nilai NPMxi/Pxi faktor produksi

padi. Triyono et al. (2013) menyatakan

benih adalah kurang dari satu (-1,06) yang

bahwa

berarti penggunaan benih pada usahatani

dilakukan dengan pemberian pupuk N sesuai

padi tidak efisien secara ekonomi. Secara

dengan rekomendasi dengan metode bagan

ekonomis alokasi penggunaan benih padi

warna daun yang dapat disesuaikan dengan

sawah di Kabupaten Karanganyar pada

dosis dan waktu yang tepat dalam pemberian

tingkat 42,74 kg/ha tidak efisien lagi. Benih

pupuk N. Penggunaan pupuk urea yang

yang digunakan petani padi sawah terlalu

berlebihan

banyak melebihi anjuran 25 kg/ha, sehingga

menjadi masam sehingga penyerapan unsur

upaya

untuk

hara tertentu menjadi terhambat. Selain itu

dengan

kelebihan pupuk urea juga akan menjadikan

mengurangi penggunaan benih dengan cara

tanaman sukulen sehingga tanaman akan

menanam 1-3 benih per lubang tanam (Benu

menjadi mudah terserang hama maupun

et al., 2011). Selain hal itu penggunaan

penyakit. Dari segi biaya penggunaan urea

benih unggul dan bermutu juga dipandang

yang berlebihan juga akan mengakibatkan

merupakan cara yang baik dalam rangka

pemborosan

peningkatan

mengurangi pendapatan petani.

yang

meningkatkan

dapat produksi

produksi

dilakukan adalah

padi

di

daerah

penelitian

efisiensi

penggunaan

akan

pupuk

mengakibatkan

biaya

usahatani

N

tanah

padi

dan

Skala Usaha

Nilai NPMxi/Pxi faktor produksi

Nilai return to scale didapat melalui

pupuk urea adalah satu (1) yang berarti

penjumlahan

secara ekonomis alokasi penggunaan pupuk

faktor-faktor produksi. Berdasarkan Tabel 4

urea sudah mencapai efisiensi tertinggi.

dapat diketahui bahwa nilai return to scale

Rata-rata penggunaan pupuk urea sebanyak

produksi padi sawah pada MT II di

280,9 kg/ha, sementara rekomendasi yang

Kabupaten Karanganyar adalah 1,055. Hal

dianjurkan sebanyak 250 kg/ha. Penggunaan

tersebut menunjukkan produksi padi sawah

pupuk urea yang berlebihan ini adalah

MT II di Kabupaten Karanganyar pada

dampak dari usaha intensifikasi yang telah

kondisi increasing return to scale. Maka

dilakukan beberapa puluh tahun yang lalu,

jika

dan karena adanya pemahaman petani

penggunaan faktor-faktor produksi akan

bahwa penggunaan pupuk urea paling utama

menghasilkan

untuk membantu pertumbuhan tanaman

proporsinya lebih besar.

seluruh

dilakukan

koefisien

penambahan

tambahan

regresi

terhadap

produksi

yang

a. Meningkatkan pengetahuan dan

Simpulan 1.

2.

Faktor produksi yang berpengaruh nyata

ketrampilan

terhadap

di

pengelola usahatani dalam tehnik

Kabupaten Karanganyar adalah luas

budidaya padi dan pengalokasian

lahan, tenaga kerja, benih dan pupuk

faktor-faktor

urea.

efisien dan efektif melalui kegiatan

Petani

produksi

padi

padi

sawah

sawah

di

produksi

mencapai

3.

luas

lahan

efisiensi

sebagai

produksi

secara

penyuluhan.

Kabupaten

b. Perlunya pemupukan modal dan

Karanganyar dalam mengkombinasikan faktor

petani

pemberian fasilitas modal kredit

belum

untuk

ekonomi,

mendukung

dan

penggunaan faktor produksi tenaga

meningkatkan daya beli petani

kerja dan benih tidak efisien, sedangkan

terhadap faktor-faktor produksi.

faktor produksi pupuk urea sudah

c. Penambahan luas lahan dengan

mencapai efisiensi ekonomi tertinggi

cara menambah luas tanam dengan

Nilai elastisitas produksi (RTS) adalah

meningkatkan

1,055. Ini berarti bahwa secara umum

padi sawah terutama sawah tadah

usahatani padi sawah di Kabupaten

hujan

Karanganyar masih bisa beroperasi

jaringan

dengan skala usaha yang meningkat

memperpendek

(Increasing Return to Scale), tetapi

padi, dan peningkatan kualitas

sudah

lahan sawah.

mendekati

kondisi

konstan 2.

(constan return to scale).

Perlu

intensitas

dengan

tanam

cara

membuat

irigasi

baru,

diupayakan

umur

tanaman

diversifikasi

Saran

pertanian di luar padi karena nilai

1.

Penggunaaan faktor-faktor produksi

elastisitas produksi sudah mendekati

dalam usahatani padi yang tidak

kearah constan return to scale.

efisien perlu adanya pengurangan dan penambahan faktor-faktor produksi. Agar produksi dengan :

penggunaan efisien

DAFTAR PUSTAKA

faktor-faktor

dapat

dilakukan Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Tanaman Pangan 2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Badan

Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar. 2013. Karanganyar Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar. Karanganyar.

Benu, O. L., Suzana, Joachin N.K.D., dan Sudarti. 2011. Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah di Desa Mopuyu Utara Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal ASE. 7(1):3847 Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Soekartawi. 1995. Analisis Penerbit Universitas Jakarta.

Usahatani. Indonesia.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglass. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sukirno, S. 2000. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suratiyah, K. 2006. Imu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Soentoro. 1998. Pengembangan Mekanisasi Pertanian Tinjauan Aspek

Ekonomi dan Kelembagaan. Prosiding Perspektif Pemanfaatan Mekanisasi Pertanian dalam Peningkatan Daya Saing Komoditas. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Swastika, D.K.S, Wargiono, Soejitno, dan A. Hasanudin. 2007. Analisis kebijakan peningkatan produksi padi melalui efisiensi pemanfaatan lahan sawah di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. 5(1):36-52. Triyono, A., Purwanto, Budiyono. 2013. Efisiensi penggunaan pupuk –N untuk pengurangan kehilangan nitrat pada lahan pertanian. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2013. ISBN978602-17001-1-2 :526-531 Unadi, A dan Suparlan. 2011. Dukungan Teknologi Pertanian Untuk Industrialisasi Agribisnis Pedesaan. Makalah Seminar Nasional Penyuluhan Pertanian Pada Kegiatan Soropadan Agro Expo Tanggal 2 Juli 2011. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Bogor