ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK Ni Putu Shinta Dewi Ni Made Sunarsih (Universitas Mahasaraswati Denpasar) Abstrak The budget has an important role, namely as a planning tool and control (control), so that in the process of budgeting should involve individuals who really know acceptance and expenditure within the company to avoid Budgetary slack. Achieving corporate goals is inseparable from employees’ commitment to the company, organizational commitment plays an important role in the preparation of the budget, the higher the individual’s commitment then the company’s goals will be achieved. Environmental uncertainty is an unstable condition that needs to be changed budget. Job relevant information is the latest information that is directly related to the task of the unit of accountability. The objectives of this research are (1) to determine the effect of budgetary participation on Budgetary slack, (2) to know the effect of environmental uncertainty on Budgetary slack. (3) to know the influence of organizational commitment to Budgetary slack (4) to know influence of Job Relevant Information to Budgetary slack. The research is conducted on the Foundation which is engaged in education, namely the Foundation that oversees the University as an educational institution in Denpasar. Method Determination of sample using purposive sampling. Data analysis techniques use instrument test (validity and reliability), classical assumption test, goodness of fit, and multiple linear regression. The results of the research are budget participation and environmental uncertainty not affecting budgetary slack, while organizational commitment and job relevant information negatively affect budgetary slack. Keywords : Budget Participation, Environmental Uncertainty, Organizational Commitment, Job Relevant Information, Budgetary Slack I. PENDAHULUAN Persaingan dunia usaha yang semakin maju, menyebabkan perusahaan atau organisasi dituntut untuk memiliki strategi yang handal guna menghadapi persaingan global. Strategi yang akan digunakan harus dipikirkan secara matang, agar kedepannya tidak menjadi suatu masalah yang menghambat pertumbuhan bagi organisasi tersebut. Setiap anggota dalam organisasi diharapkan dapat bekerja secara efektif dan efisien agar tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai dengan sempurna. Tidak hanya perusahaan atau organisasi swasta, tetapi organisasi sektor publik juga harus memiliki strategi dalam melaksanakan kegiatannya. Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya tugas untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik, seperti layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik, dan sebagainya (Mardiasmo, 2009:62). Salah satu strategi yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta dalam usaha
198
untuk mencapai tujuannya adalah dengan cara menyusun sebuah anggaran. Penganggaran dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting dalam perencanaan organisasi. Anggaran merupakan elemen penting dari suatu organisasi untuk dapat mencapai target dan tujuan dari organisasi tersebut. Tercapainya anggaran dalam suatu organisasi juga akan menjadi tolak ukur dari kinerja manajemen dalam usahanya untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam organisasi baik itu organisasi pemerintah ataupun swasta, penetapan anggaran biasanya dilakukan secara Top-Down (dari atas ke bawah). Seiring berkembangnya waktu, proses penyusunan anggaran bisa dari atas ke bawah dan bisa juga sebaliknya. Dari atas ke bawah, pimpinan puncak membuat anggaran untuk bagian yang dibawahinya, sedangkan dari bawah ke atas, bawahan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran (Halim, 2009:179). Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunan anggaran serta pelaksanaannnya adalah pemimpin perusahaan, alasannya
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK
karena pemimpin perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatankegiatan perusahaan secara keseluruhan (Lubis, 2009:226). Selain sebagai salah satu perencanaan jangka pendek, anggaran juga berfungsi sebagai alat pengendali dalam manajemen. Anggaran akan menentukan kinerja karyawan, yang kemudian pencapaiannya akan digunakan sebagai tolak ukur dari kinerja karyawan dalam usahanya untuk mencapai target dari anggaran tersebut. Dalam hal ini, anggaran sering kali dipandang sebagai alat tekanan manajerial. Orang-orang merasakan tekanan ketika manajemen puncak berusaha memperbaiki efisiensi dengan memperoleh output dari tingkat input yang ada (Lubis, 2009:232). Partisipasi anggaran dalam penyusunan anggaran memberikan dampak pada senjangan anggaran. Dalam organisasi sektor publik (Yayasan dan Universitas), partisipasi anggaran dilakukan dengan memberikan wewenang pada pimpinan Universitas untuk membuat rencana belanja yang akan dikeluarkan dalam jangka waktu satu tahun. Yayasan sebagai stackholder akan mempertimbangkannya dan kemudian dibicarakan bersama-sama sebelum anggaran tersebut disetujui. Ketidakpastian lingkungan merupakan variabel lain yang menjadi perhatian dalam penelitian ini. Keadaan yang sulit untuk diprediksi akan mempersulit organisasi dalam penyusunan anggaran. Adanya ketidakpastian lingkungan ini tentu akan menjadi salah satu penyebab terjadinya senjangan anggaran, karena terjadinya perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya oleh individu. Ketidakpastian lingkungan dapat terjadi dari faktor eksternal ataupun dari faktor internal organisasi tersebut. Komitmen organisasi menjadi salah satu dasar dalam tercapainya tujuan suatu organisasi. Semakin tinggi komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan, semakin tinggi pula peluang bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Kemajuan dari organisasi tidak lepas dari peran serta manajemen dalam upayanya untuk membangun organisasi tempatnya bergabung dan bekerja. Job Relevant Information merupakan salah satuelemenpentingdalampenyusunananggaran. Partisipasi anggaran yang melibatkan bawahan akan sangat membantu karena bawahan lebih mengetahui informasi sesungguhnya yang ada di lapangan dibandingkan dengan atasan yang hanya menerima laporan dari para manajer. Informasi-informasi yang dimiliki oleh manajer atau bawahan tentu lebih akurat dari pada atasan Vol.7 No.2,September 2017
atau pemegang kuasa anggaran, yang berarti manajer atau bawahan mampu mengetahui hal yang akan dan yang mampu untuk dilakukannya. Dalam organisasi nirlaba, anggaran dan perencanaan strategi sangatlah penting untuk dilakukan. Pada umumnya organisasi nirlaba tidak berorientasi untuk mendapatkan laba dari setiap kegiatan operasinya. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi nirlaba dilarang untuk mendapatkan pendapatan yang diperhitungkan sebagai labanya, tetapi yang dilarang adalah distribusi dari laba tersebut. Organisasi nirlaba juga memerlukan laba yang tinggi untuk modal kerja dan sebagai penjagaan pada masa paceklik. Dalam kegiatan operasi dan evaluasi, manajer pusat pertanggungjawaban cenderung menghabiskan saja dana yang disetujui anggaran, walaupun jumlah yang dianggarkan lebih tinggi dari yang diperlukan. Hal-hal seperti ini juga termasuk kedalan senjangan anggaran, dimana estimasi biaya dibuat lebih tinggi berdasarkan kenyataannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruharuh partisipasi anggaran, ketidakpastian lingkungan, komitmen organisasi, Job Relevant Information terhadap Budgetary slack II.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Anggaran Anggaranmerupakanpernyataanmengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial (Mardiasmo,2009:96). Lubis (2009:226) menyatakan anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu mendatang. Jenis anggaran berdasarkan cara penyusunannya dapat dibedakan menjadi: (a) anggaran tetap (Fixed budget), (b) anggaran fleksibel (Flexibel budget). Menurut Halim dkk (2009:177-178) proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: (a) Menerbitkan pedoman terdiri dari: Proposal anggaran permulaan, Negosiasi, Review dan persetujuan dan revisi anggaran. Menurut Halim, dkk (2009; 174) penyusunan anggaran mempunyai 4 (empat) sasaran pokok, yaitu: (a) Memperjelas rencana strategi, (b) Membantu koordinasi kegiatan beberapa bagian dari suatu organisasi, (c) Melimpahkan tanggung jawab kepada manajer, untuk memberikan otorisasi jumlah yang diizinkan untuk dikeluarkan dan menginformasikan kinerja yang diharapkan, Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
199
(d) Memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar penelitian kinerja manajer. Anggaran organisasi berisi rincian dari setiap anggaran yang digunakan dalam organisasi. Isi dari anggaran antara lain: (a) Anggaran pendapatan, (b) Anggaran biaya produksi dan biaya penjualan. (c) Biaya pemasaran, (d) Biaya penelitian dan pengembangan. 2.2 Partisipasi Anggaran Partisipasi anggaran adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya (Lubis, 2009:238). Partisipasi dalam penyusunan anggaran menunjukkan sejauh mana bawahan memiliki pengaruh dalam proses penyusunan anggaran dalam organisasi. Dengan adanya partisipasi anggaran dari bawahan, diharapkan kinerja manajer dapat lebih baik lagi. 2.3 Ketidakpastian Lingkungan Perubahan kondisi lingkungan yang tidak stabil membuat organisasi harus dapat secara fleksibel merubah perencanaan mengikuti perubahan kondisi yang terjadi. Bagi suatu organisasi, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan, yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan (Kartika, 2010 42). Ketidakpastian lingkungan tentu akan mempengaruhi proses pencapaian anggaran yang ditargetkan oleh organisasi. Oleh karena itu, sangat penting adanya analisa yang akurat terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. 2.4 Komitmen Organisasi Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadinya (Kartika, 2010:42). Komitmen organisasi yang dimiliki oleh manajemen akan menunjang organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi tersebut. Komitmen organisasi juga dapat diartikan ketika tujuan pribadi sama dengan tujuan organisasi (Suartana, 2010: 141). 2.5 Job Relevant Information Job Relevant Information merupakan informasi terkini yang berkaitan langsung dengan tugas dari unit pertanggungjawaban. Anggaran merupakan terjemahan dari program
200
dengan menggunakan informasi terkini. Sebuah anggaran operasi biasanya dalam satu tahun dan menyatakan rencana pendapatan biaya untuk tahun bersangkutan. Oleh karena itu, sebaiknya organisasi memutahirkan informasi terkini tersebut (Suartana, 2010: 141). 2.6 Budgetary Slack Senjangan anggaran (Budgetary slack) adalah selisih antara sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk secara efisien menyelesaikan suatu tugas dan jumlah sumber daya yang lebih besar dan diperuntukan bagi tugas tersebut, atau dapat disebut sebagai penggelembungan anggaran (Lubis, 2009: 241). Pendapat lain menyatakan senjangan anggaran adalah perbedaan antara anggaran yang dinyatakan dalam estimasi anggaran terbaik yang secara jujur dapat diprediksikan. Manajer menciptakan senjangan dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah dan biaya lebih tinggi, dan yang mengetahui terjadinya senjangan atau tidak adalah pembuat anggaran itu sendiri (Suartana, 2010: 138). 2.7 Pengaruh partisipasi anggaran terhadap Budgetary slack Jikabawahanyangterlibatdalampartisipasi anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal, akan memungkinkan bagi mereka untuk melaporkan informasi tersebut kepada atasan (Kartika, 2010: 42). Secara garis besar, partisipasi anggaran akan menyebabkan bawahan memberikan informasi yang mereka miliki untuk kepentingan organisasi tersebut dalam pencapaian tujuannya. Senjangan anggaran dapat terjadi karena adanya informasi yang beraneka ragam dari bawahnnya. Bawahan cenderung akan melonggarkan anggaran yang disusun agar mudah dalam pencapaiannya. Penelitian Apriadinata (2014) menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap Budgetary Slack. 2.8 Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap Budgetary Slack Lingkungan yang stabil mengenakan risiko yang terbatas dan memungkinkan poses penetapan tujuan menjadi demokratis dan partisipatif, namun lingkungan yang berubah dengan cepat menghasilkan situasi yang berisiko tinggi (Lubis, 2009: 236). Perubahan kondisi lingkungan sering membuat manajemen harus meninjau kembali perencanaan yang
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK
telah dibuat oleh organisasi. Gunawan (2013) menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H2: Ketidakpastiaan lingkungan berpengaruh positif terhadap Budgetary slack 2.9 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Budgetary Slack Komitmen organisasi menjadi tolak ukur bagi karyawan sejauh mana totalitas yang diberikan untuk organisasi tempatnya bekerja. Komitmen organisasi akan mempengaruhi sikap dari karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Apriadinata (2014) dan Gunawan (2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H3: Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap Budgetary slack. 2.10 Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack Jo b Relevant Information pada umumnya lebih diketahui oleh bawahan, dimana bawahanlah yang benar-benar mengetahui situasi dari tugas dan kewajiban tersebut. Job Relevant Information yang diberikan kepada atasan akan sangat membantu dalam penyusunanan anggaran, dan akan mengurangi tingkat senjangan anggaran yang terjadi yang diakibatkan dari ketidaktahuan atasan tentang informasi-informasi yang sesungguhnya. Mulyani (2014) menyatakan bahwa Job Relevant Information berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H4: Job Relevant Information berpengaruh negatif terhadap Budgetary slack. III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada Yayasan Pendidikan yang menaungi Universitas di Denpasar. 3.2
Objek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah partisipasi anggaran, ketidakpastian lingkungan, komitmen organisasi, Job Relevant Information dan Budgetary Slack. 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Budgetary slack adalah tindakan bawahan yang dengan sengaja Vol.7 No.2,September 2017
mengurangi kapabilitas produktifnya saat bawahan diberikan kesempatan untuk menentukan standar kerjanya (Kartika, 2010: 46). Item-item yang dipakai dalam pengukuran Budgetary slack mengacu pada daftar pertanyaan yang telah digunakan Dunk tahun 1993 dalam Kartika (2010: 46) yang terdiri dari enam item pertanyaan, dengan skala likert 1 – 5. 2. Partisipasi Anggaran merupakan keterlibatan manajer-manajer pusat pertanggungjawaban di dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan anggaran dalam Kartika, (2010: 45-46). Untuk mengukur pengaruh manajer atau bawahan dalam proses penyusunan anggaran, digunakan instrumen yang terdiri dari enam butir pertanyaan dengan nilai skala likert 1 – 5. 3. Ketidakpastian Lingkungan adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan ekstern ataupun intern yang tidak dapat diperkirakan dengan baik oleh individu.Untuk mengukur persepsi bawahan atas ketidakpastian lingkungan digunakan 12 item pertanyaan dalam Kartika, (2010: 46), dengan nilai skala likert 1 – 5. 4. Komitmen Organisasi merupakan perspektif yang bersifat keperilakuan dimana komitmen diartikan sebagai perilaku yang konsisten dengan aktivitas (Setiawan, 2006:129). Untuk mengukur komitmen organisasi digunakan 9 item pertanyaan dalam Kartika, (2010: 46), dengan nilai skala likert 1 – 5. 5. Job Relevant Information adalah informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas atau decision facilitating (Hehanusa, 2010: 58).Instrumen yang digunakan merupakan instrumen dengan 3 pertanyaan dengan nilai skala likert 1 – 5. 3.4
Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu Yayasan yang menaungi Universitas sebagai lembaga pendidikannya yang ada di Denpasar. Adapun populasi dalam penelitian ini Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati, Yayasan Pendidikan Kejuruan Nasional, Yayasan Widya Kerthi, Yayasan Mahendradata Bali, Yayasan Kesejahteraan Korpri Denpasar, Yayasan Dwijendra Denpasar, dan Yayasan Jagadhita. Metode pengumpulan data dalam Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
201
penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria dalam penelitian ini adalah Yayasan Pendidikan yang memiliki Universitas sebagai media pendidikannya dan telah terdaftar di Ristekdikti. Responden dalam penelitian ini terdiri dari anggota struktural dalam organisasi Yayasan dan Universitas. Adapun kriteria anggota struktural yang akan dijadikan sampel penelitian adalah tingkat middle ke atas, yang terdiri dari: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Kepala Bagian Keuangan, Bendahara Yayasan, Rektor, Wakil Rektor II. Adapun total koresponden yang didapat sejumlah 49 koresponden. 3.5 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan kuisioner yang di susun untuk memperoleh data Budgetary Slack, Partisipasi anggaran, Ketidakpastian lingkungan, komitmen organisasi dan Job Relevant Information, dan Dokumentasi 3.6 Teknik Analisis Data 1) Uji Instrumen Menurut Ghozali (2016) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, jika korelasi item terhadap skor total lebih besar dari 0,30 maka instrumen penelitian dikatakan valid. Menurut Ghozali (2016), reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, jika koefisien Cronbach Alpha > 0,7 maka pertanyaan dinyatakan reliabel. 2) Uji Asumsi Klasik Ghozali (2016) menyebutkan uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut: uji normalitas, uji heterokadastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi 3) Menilai Goodness of Fit Suatu Model Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari koefisien determinasi, dan uji F, dan uji t.
202
4) Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis menggunakan metode statistika. Seluruh perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5 persen). Adapun persamaan Regresi Linier Berganda dalam penelitian ini adalah: Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β3X3+e..(1) Keterangan: Y = Budgetary slack β1-β5 = Koefisien regresi X1 = Partisipasi Agggaran X2 = Ketidakpastian Lingkungan X3 = Komitmen Organisasi X4 = Job Relevant Information E = Error IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu Yayasan yang menaungi Universitas sebagai lembaga pendidikannya yang ada di Denpasar. Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati menaungi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Yayasan Pendidikan Kejuruan Nasional menaungi Universitas Pendidikan Nasional, Yayasan Widya Kerthi menaungi Universitas Hindu Indonesia, Yayasan Mahendradata Bali menaungi Universitas Mahendradata, Yayasan Kesejahteraan Korpri Denpasar menaungi Universitas Warmadewa, Yayasan Dwijendra Denpasar menaungi Universitas Dwijendra, dan Yayasan Jagadhita menaungi Universitas Ngurah Rai. Responden dalam penelitian ini terdiri dari anggota struktural dalam organisasi Yayasan dan Universitas. Adapun kriteria anggota struktural yang akan dijadikan sampel penelitian adalah tingkat middle ke atas, yang terdiri dari: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Kepala Bagian Keuangan, Bendahara Yayasan, Rektor, Wakil Rektor II. Adapun total koresponden yang didapat sejumlah 49 koresponden. 4.2 Uji Instrumen Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, jika korelasi item terhadap skor total lebih besar dari 0,30 maka instrumen penelitian dikatakan valid. Berdasarkan Lampiran 1 semua item pertanyaan korelasinya diatas 0,3, maka semua instrumen dikatakan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK
valid. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, jika koefisien Cronbach Alpha > 0,7 maka pertanyaan dinyatakan reliabel. Berdasarkan Lampiran 1 semua instrumen koefisien Cronbach Alpha > 0,7, maka semua item pertanyaan dikatakan reliabel. 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Statistik uji yang digunakan untuk menguji normalitas adalah One Sample KolmogorovSmirnov (K-S) Test. Residual berdistribusi normal apabila tingkat signifikannya menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test dapat di lihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,912 dan signifikansi pada 0,377. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data residual berdistribusi normal. 2) Uji Heterokedastisitas Pengujian Heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan uji Glejser dengan melihat tingkat signifikansi. Jika tingkat Signifikansi berada di atas 0,05 maka model regresi ini bebas dari heterokedastiditas. Hasil uji dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil pengujian heterokedastisitas menunjukan nilai probabilitas signifikansi masing-masing variabel bebas (0,501; 0,101; 0,188; 0,119) lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari heterokedastisitas. 3) Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk membuktikan atau menguji adanya hubungan yang linier (multikolinieritas) antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Pedoman untuk mengetahui apakah antara variabel bebas yang lain tidak terjadi multikolinieritas apabila mempunyai nila VIF (Varians Inflation Factor) kurang dari 10 dan angka tolerance lebih dari 0,1. Berdasarkan pengolahan tersebut dapat dilihat bahwa nilai masing-masing variabel memiliki nilai VIF (1,080; 1,084; 1,064; Vol.7 No.2,September 2017
1,025) di bawah 10 dan nilai tolerance (0,926; 0,922; 0,940; 0,976) diatas 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan multikolinieritas antar variabel bebas tersebut. 4.4
Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan Lampiran 2 Nilai Adjusted R Square adalah 0,216 hal ini berarti 21,6% variasi Budgetary Slack dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen sedangkan sisanya 78,4% dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain diluar model. 4.5
Uji F Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 17.0 yang dapat dilihat di Lampiran 2, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil uji serempak diperoleh nilai Fhitung 4,299 dengan signifikansi 0,005 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa modelnya Fit. 4.6 Uji t Pengujian yang dilakukan secara parsial terhadap parameter dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) pada Lampiran 2. ,dengan taraf signifikansi 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima apabila Sig. t = 0,05, dan Ho diterima dan Ha ditolak apabila Sig. t > = 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pengaruh partisipasi anggaran terhadap Budgetary slack. Lampiran 2 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,508> 0,05 partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap Budgetary Slack. Maka H1 ditolak. 2) Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap Budgetary slack. Lampiran 2 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,375> 0,05 ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap Budgetary Slack. Maka H2 ditolak. 3) Pengaruh komitmen organisasi terhadap Budgetary slack Lampiran 2 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,003< 0,05 dengan koefisien beta negatif, berarti komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap Budgetary Slack. Maka H3 diterima. 4) Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary slack Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
203
Lampiran 2 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,003< 0,05 dengan koefisien beta negatif, berarti Job Relevant Information berpengaruh negatif terhadap Budgetary Slack. Maka H4 diterima. 4.7 Pembahasan 1) Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap budgetry slack. Ada tidaknya partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap budgetary slack. Manajemen yang berdiri sendiri dan tidak adanya campur tangan tentang anggaran dan sudah terincinya pembuatan anggaran tidak akan mempengaruhi budgetary slack. 2)
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Budgetary Slack. Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap Budgetary Slack. Perubahan kondisi lingkungan sering membuat manajemen harus meninjau kembali perencanaan yang telah dibuat oleh organisasi. Perubahan situasi ini terkadang ada yang menguntungkan, dan ada pula yang merugikan. Individu akan mengalami ketidakpastian lingkungan yang tinggi jika merasa lingkungan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat memahami bagaimana komponen lingkungan akan berubah. 3)
Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Budgetary Slack Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap Budgetary Slack Semakin tinggi komitmen organisasi maka budgetary slack semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh motivasi yang kuat dalam organisasi untuk berbuat yang terbaik. Pengaruh Job Relevant Information (JRI) Terhadap Budgetary Slack Job Relevant Information berpengaruh negatif terhadap Budgetary Slack. Semakin tinggi job relevant information maka budgetary slack semakin menurun. Partisipasi anggaran yang melibatkan bawahan akan sangat membantu karena bawahan lebih mengetahui informasi sesungguhnya yang ada di lapangan dibandingkan dengan atasan yang hanya menerima laporan dari para manajer. 4)
204
V. P E N U T U P Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa Partisipasi anggaran dan Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap budgetry slack¸sedangkan Komitmen Organisasi dan Job relevant information berpengaruh negatif terhadap budgetary slack. DAFTAR PUSTAKA Aries Setiawan Ivan dan Ghozali Imam, 2006. Akuntansi Keperilakuan. UniversitasDiponegoro: Semarang. Bornadi Ompusunggu Krisler dan I c u k Rangga Bawono, 2006. PengaruhPartisipasiAnggarandan Job Relevant Information (JRI) TerhadapInformasiAsimetris. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Dwi K. S. Christine dan LidyaAgustina, 2010. Pengaruh Participation Budgeting, Information AsimetrydanJob Relevant Information terhadap Budget Slack pada Institusi Pendidikan. Jurnal Akuntansi Vol. 2 No. 2 November: 101-121 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Ghozali Imam, 2016. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim Abdul, Achmad Tjahjono dan Muh. Fakhri Husein, 2000. SistemPengendalianManajemen. UPP STIM YKPN: Yogyakarta. Hehanusa Maria. 2010, Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Kinerja Aparat: Integrasi Variabel Intervening dan Variabel Moderating pada Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Kota Semarang. Tesis Program Studi Magister Akuntansi Program PascasarjanaUniversitasPonegoro, Semarang. Ikhsan Lubis Arfan. 2009, Akuntansi Keperilakuan ,Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta. Kartika Andi, 2010. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Kajian Akuntansi Vol. 2 No. 1 Hal. 39-60, Program Stud iAkuntans iUniversitas Stikubank Semarang. Mardiasmo, 2002. AkuntansiSektorPublik.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK
Andi: Yogyakarta. Prasetyo Bambang& Lina Miftahul Jannah, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Teoridan Aplikasi ,cetakan ke 6. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Suartana I Wayan, 2010. Akuntansi Keperilakuan Teoridan Implementasi. Andi: Yogyakarta. Sugiono. 2011,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, ALFABETA:
Vol.7 No.2,September 2017
Bandung. Sugiwardani Resti, 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetris, Budaya dan Komitmen Organisasi Terhadap Budgetary Slack. Artikel Ilmiah: Surabaya. UtamaSuyana, 2009. Buku Ajar AplikasiAnalisisKuantitatif, Edisiketiga. SastraUtama: Denpasar.
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
205
Lampiran 1 Tabel 1 Validitas dan Reliabilitas Partisipasi Anggaran
Reliability Scale: ALL VARIABLES
206
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK
Tabel 2 Validitas dan Reliabilitas Ketidakpastian Lingkungan
Vol.7 No.2,September 2017
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
207
Tabel 4 Validitas dan Reliabilitas Job Relevant Information
208
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK
Tabel 5 Validitas dan Reliabilitas Budgetary Slack
Lampiran 2
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Vol.7 No.2,September 2017
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
209
Tabel 2 Uji Normalitas
Tabel 3 Uji Heterokedastisitas
Regression
210
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDGETARY SLACK