Vol. 12 Nomor 4 Oktober 2017 – Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB STRES DOSEN DAN KARYAWAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN MODEL PROMOSI KESEHATAN JIWA TERWUJUDNYA “KAMPUS BEBAS STRES” Setiawan, Deden Iwan1, Rochdiat, Wahyu2 1
Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO
2
INTISARI Institusi Pendidikan Tinggi saat ini salah satu institusi yang tidak terbebas dari stres. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa civitas akademik maupun non-academik mengalami stres. UNRIYO memiliki tiga fakultas (Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial Ekonomi serta Sains dan Teknologi) yang memiliki karakteristiknya masing-masing sehingga dapat memiliki stresor yang berbeda-beda. Penelitian ini sebagai penelitian tahap awal yang bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab stres pada dosen dan karyawan UNRIYO sehingga pada akhir penelitian multiyear ini nantinya dapat mengembangkan model “Kampus Bebas Stres”. Desain yang digunakan yaitu kombinasi kualitatif-kuantitatif dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) terlebih dahulu baru penyebaran kuesioner dengan teknik accidental sampling. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh peneliti menggunakan regresi linier berganda dengan CI 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan peringkat stresor pada dosen dan karyawan: stresor kinerja kerja (B:-2.035), aspek kerja (B:-1,330) dan kondisi kerja (B:0,319). Dengan hasil tersebut, UNRIYO disarankan untuk dapat membangun sistem kesehatan jiwa di kampus mulai dari identifikasi/screening awal, pencegahan, dan penanganan stres yang melibatkan semua pihak. Keyword: Stres, stresor, dosen dan karyawan (akademik, non-akademik)
PENDAHULUAN Hasil penelitian Ong dan Cheong (2009)
memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk
menemukan sumber stres diperguruan tinggi
belajar
terutama mahasiswa terdiri dari: 63% stresor
mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk
akademik,
mengembangkan potensi belajarnya daripada
17,5%
(hubungan
individu),
interpersonal
mahasiswa
metode yang lain (Priatmojo dkk, 2010). Namun,
intrapersonal (dari dalam individu), 2,5% stresor
dengan banyaknya tugas dalam pembelajaran
lingkungan dan 3,5% tidak melaporkan stres.
mandiri banyak dipersepsikan oleh mahasiswa
Penelitian
sebagai
tersebut eksternal
13%
sehingga
stresor
kondisi
antar
stresor
mandiri
mengungkapkan lebih
banyak
bahwa memicu
sumber
stres
utama
karena
ketidakmampuan mahasiswa mengkompensasi
munculnya stres pada proses pendidikan di
tugas
perguruan tinggi.
interpersonal dimana Ong dan Cheong (2009)
Stresor akademik dapat berupa tugas yang
mengungkapkan
menumpuk,
edukasi
menjadi stresor interpersonal yang utama. Dosen
(Ong&Cheong, 2009). Sebagian besar prodi
dalam dalam proses belajar mengajar memiliki
UNRIYO sudah menerapkan Student Centered
multi peran, tidak hanya terbatas sebagai
Learning
(SCL)
pengajar, yang melakukan transfer of knowledge,
Dengan
karakteristiknya,
ujian
dan
sistem
dalam proses belajarnya. metode
SCL
tersebut.
Dosen
bahwa
termasuk
karakteristik
stresor
dosen
tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong
69
Vol. 12 Nomor 4 Oktober 2017 – Jurnal Medika Respati
potensi,
mengembangkan
alternatif,
dan
ISSN : 1907 - 3887
memiliki
kewajiban
untuk
menyediakan
mobilisasi mahasiswa dalam belajar. Dari hasil
lingkungan yang “bebas stres”. Istilah “bebas
wawancara kepada 3 orang dosen, mereka
stres” disini tidak berarti civitas akademika
mengatakan bahwa beban kerja mereka cukup
tidak
tinggi sehingga membuat mereka terkadang stres
akademika dapat melakukan manajemen
dan akhirnya mahasiswa terkena imbasnya
stres
karena dosen menjadi lebih mudah marah. Hal ini
mempertahankan tingkat stres di level ringan
sesuai dengan penelitian Gandapur dan Rehman
yang merupakan stres yang berguna. Selain
(2008) yang menyatakan bahwa 83,5% dosen
itu, pengelola juga mampu meminimalkan
mengalami stres dengan berbagai tingkatan. Oleh
stres yang terjadi di kampus dengan memiliki
karena itu, kondisi kesehatan mental dosen juga
kegiatan prevensi,kuratif dan promotif yang
akan mempengaruhi tingkat stres mahasiswa dan
terstruktur.
kinerja dari dosen tersebut. Sepengetahuan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
peneliti, belum ada penelitian tentang kondisi
faktor apa saja yang menyebabkan stres pada
fisik dan mental dosen UNRIYO khususnya
dosen dan karyawan (akademik dan non-
tingkat stres dosen.
akademik) UNRIYO. Selain itu, penelitian ini
Stresor interpersonal juga dapat berasal dari
bertujuan sebagai data dasar membuat model
hubungan
matematis faktor penyebab stres pada dosen dan
mahasiswa
dengan
tenaga
mengalami
secara
kependidikan (contoh: laboran, pustakawan) dan
karyawan
tenaga non akademik (seperti petugas cleaning
UNRIYO
stres,
efektif
(akademik
tetapi
civitas
sehingga
dan
dapat
non-akademik)
services, satpam atau karyawan di bagian keuangan). Selama mengikuti proses belajar di
METODE PENELITIAN
PT,
Jenis penelitian ini adalah kombinasi kualitatif
mahasiswa
pasti
akan
bertemu
dan
berhubungan dengan tenaga kependidikan dan
dan
tenaga
menggunakan
non-akademik.
tersebut
mempengaruhi
Kualitas kondisi
hubungan
kuantitatif.
Penelitian
rancangan
kualitatif fenomenologi
mental
sedangkan kuantitatif memakai rancangan cross
mahasiswa juga. Sebagai contoh, dari masukan
sectional. Pengambilan data pada penelitian ini
mahasiswa FIKES UNRIYO yang ada di kotak
dilakukan di kampus I dan kampus II UNRIYO
saran, sebagian besar memberikan masukan
pada bulan Juni – Oktober 2016.
untuk karyawan di bagian keuangan supaya tidak
Penelitian kualitatif dilakukan di awal sehingga
judes saat melayani. Stuart (2013) menyatakan
peneliti memilih key informan dari masing-
bahwa sikap judes merupakan salah satu respon
masing kelompok civitas akademika untuk
perilaku dimana seseorang mengalami stres.
dilakukan Focus Group Discussion. Peneliti
Oleh karena itu, perlu juga diteliti tingkat stres
melakukan Focus Group Discussion (FGD)
pada tenaga kependidikan dan tenaga non-
kepada 5 kelompok. Kelompok pertama adalah
akademik di UNRIYO.
kelompok staf akademik dan non-akademik dari
Jadi dapat disimpulkan, bukan hanya
kampus
2
yang
beranggotakan
4
orang.
dosen yang mengalami stres tetapi juga tenaga
Kelompok kedua dari dosen tetap dengan jabatan
kependidikan dan non-akademik. UNRIYO
struktural yang berisikan 4 orang. Kelompok
70
Vol. 12 Nomor 4 Oktober 2017 – Jurnal Medika Respati
ketiga
berasal
dari
dosen
tetap
ISSN : 1907 - 3887
yang
vadiliditas. Kategori stres menurut kuesioner ini
beranggotakan 4 orang. dan terakhir adalah
adalah bila nilai: 1) kurang dari 4: stres normal,
kelompok staf akademik dan non-akademik dari
2) 5 – 13: stres sedang, 3) 14 lebih: stres berat.
kampus 1 yang beranggotakan 5 orang.
Kuesioner penyebab stres kerja diadopsi dari
Tahap selanjutnya adalah melakukan penelitian
penelitian Sufiati (2008).
kuantitatif. Peneliti mengambil data pada 127 orang
dosen
dan
karyawan/satf.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah
responden dianggap sudah memenuhi jumlah
Tabel 1. Analisis Stres Dosen dan Karyawan di UNRIYO September Tahun 2016
minimal sampel dengan CI 95%. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling di kampus 1 dan 2 UNRIYO dengan bantuan 7 orang asisten. Pada
penelitian
kualitatif,
peneliti
adalah
instrumen penelitian utama (Moleong, 2011). Peneliti sudah pernah melakukan penelitian
Tabel 1 menunjukkan bahwa baik nilai rata-rata
kualitatif
metode
dan kisaran 95% derajat kepercayaan stres dosen
wawancara mendalam dan FGD, sehingga
dan karyawan berada pada tingkat stres sedang
peneliti
untuk
dan membutuhkan bantuan manajemen stres (5-
mengumpulkan data saat mengeksplorasi faktor-
14). Rentang nilai stres dari 127 responden
faktor penyebab stres pada civitas akademika
berkisar dari 0-21 dimana hasil identifikasi
UNRIYO. Saat melakukan penelitian ini, Peneliti
menunjukkan 21 orang mengalami stres berat
dibantu dengan alat bantu berupa voice recorder,
(nilai stres lebih dari 14).
panduan FGD dan catatan lapangan untuk
Hasil penelitian ini sesuai dengan banyak
mengumpulkan data dari key informan.
penelitian yang menunjukkan bahwa dosen dan
dengan
dapat
menggunakan
menjadi
instrumen
Tahap kedua, tim peneliti melakukan penelitian
menggunakan
Stres yang dialami oleh dosen dan karyawan
stres pada
kebanyakan bukan lagi stres ringan yang positif
responden mahasiswa diadopsi oleh peneliti dari
tetapi lebih banyak mengarah ke stres sedang.
DASS 42 dengan hanya mengambil 14 item
Stres sedang adalah stres yang membuat
pernyataan terkait stres saja. Kategori stres
penderita menunjukkan keluhan berupa gejala
dengan menggunakan DASS 42 adalah jika nilai:
fisik dan mental (Ablanedo-Rosas, 2011; Ejue,
1) 0-14: stres normal, 2) 15-18: stres ringan, 3)
2013; Kaewanuchit, 2015).
19-25: stres sedang, 4) 26-33:stres berat dan 5)
Hasil penelitian kuantitatif ini juga sesuai dengan
34 atau lebih: stres sangat berat. Kuesioner
FGD pada partisipan yang menyatakan bahwa
penyebab stres mahasiswa dimodifikasi dari
stres yang dialaminya sudah sampai pada tahapan
Academic Stress Scale dari Xiao (2013).
menunjukkan keluhan-keluhan fisik, psikologis,
Untuk stres kerja, peneliti mengadopsi kuesioner
perilaku dan sosial. Hal tersebut tampak pada
dari ISMA (International Stres Management
pernyataan berikut:
beberapa
kuantitatif kuesioner.
dengan
karyawan perguruan tinggi mengalami stres.
Kuesioner
“saya sampai mengeluarkan air mata
Association) yang diterjemahkan dan diuji
71
Vol. 12 Nomor 4 Oktober 2017 – Jurnal Medika Respati
karena saya saking bingungnya dengan
ISSN : 1907 - 3887
kerja (Ablanedo-Rosas dkk, 2011; Ejue, 2013).
kondisi itu” (S1)
Tabel 2 Analisis Multivariat Stresor terhadap
“Soalnya memikirkan seperti itu (rekan
Stres Dosen dan Karyawan UNRIYO
kerja yang bermasalah), itu berdampak
Tahun 2016 (N=127)
pada diri sendiri. Jadi malas kerja, malas nyambut gawe, nanti ada orang tanya atau apaapa langsung marah” (S4) “Rasa marah jengkel atau sesuatu yang ingin kita kemukakan terpendam jadi bawaannya memang sakit hati. Cuma kalau secara fisik buat pusing....menjadi sulit berkonsentrasi” (DT3) “Tidurnya sebentar nanti bangun lagi. Klutak klutik nanti mengerjakan apa
Tabel 2 menunjukkan bahwa masing-masing
gitu. Kok wes pagi. Hee. Kadang-kadang
stresor memiliki hubungan yang signifikan
(masalah) kebawa mimpi. (D1)
terhadap skor stres (p-value < 0,05) jika diuji
Stres kerja telah menjadi perhatian besar bagi
bivariat menggunakan Spearman Rank Test.
peneliti-peneliti manajemen setelah stres kerja
Dilihat dari besarnya p-value maka dapat
ditengarai memiliki konsekuensi baik bagi
disimpulkan stresor kinerja kerja memiliki
karyawan maupun organisasi. Di level individu,
pengaruh paling besar terhadap stres kerja,
stres dapat memberikan bahan bakar ekstra bagi
diikuti aspek pekerjaan, dan aspek kondisi kerja.
karyawan untuk mencapai prestasi dan kepuasan
Pemodelan regresi dapat dirumuskan sebagai
profesional terkait pekerjaannya namun stres
berikut:
yang tidak dikelola dengan baik akan memicu
Y = 21,226 + (-1,330)X1 + 0,319X2 + (-2,035)X
munculnya masalah kesehatan baik fisik maupun
3
mental. Di level organisasi, stres kerja dapat
Stresor kinerja kerja menjadi penyumbang
menyebabkan berbagai masalah seperti tingginya
terbesar dari stres kerja. Aspek kinerja kerja
tingkat
rendah,
mengarah pada tuntutan hasil kerja bagi dosen
peningkatan frekuensi bolos, dan ketidakpuasan
dan karyawan. Dosen di UNRIYO yang tidak
terhadap
turunnya
hanya melaksanakan tridarma perguruan tinggi
produktivitas karyawan (AblanedoRosas dkk,
tetapi juga melakukan pekerjaan administrasi dan
2011; Ejue, 2013).
juga pengelolaan program studi tentu saja
Dosen, staf akademik, staf non-akademik tidak
menambah beban dosen untuk menghasilkan
luput dari stres. Banyak penelitian yang
kinerja
membuktikan bahwa universitas tidak lagi
berkualitasnya dan penempatan yang kurang
menjadi lingkungan kerja yang rendah stres.
tepat staf akademik atau non akademik sehingga
Stres kerja telah diindikasikan berhubungan
muncul beban akibat persepsi kurangnya staf
dnegan penyakit fisik dan mental pada karyawan.
akhirnya memicu stres kerja.
Hal ini dapat berkaitan dengan frustasi di tempat
Kaewanuchit (2015) menyatakan bahwa kondisi
turnover,
komitmen
pekerjaannya
yang
serta
72
terbaik.
Begitu
juga
kurang
Vol. 12 Nomor 4 Oktober 2017 – Jurnal Medika Respati
pekerjaan dan sarana prasana tempat bekerja
occupational stress on academic and administrative staff, and on students: an empirical case analysis. Journal of Higher Education Policy and Management, Vol. 33, No. 5, October 2011, 553–564. Adler, A., Conklin, L., & Strunk, D. (2013). Quality of coping skills predicts depressive symptom reactivity over repeated stressors. Journal O f Clinical Psychology, 69(12), 12281238. Eagan, MK; Gavey, JC. (2015). Stressing Out: Connecting Race, Gender, and Stress with Faculty Productivity. The Journal of Higher Education, Vol. 86, No. 6 (November/December 2015) Ejue, JB. (2013). Comparison of Occupational Stress among Academics in Federal and State Universities in Nigeria. Research in education, number 89 (Mei 2013) Gandapur, SB, Rehman, R. (2008). Gender Differences in the Prevalence of Occupational Stress_ among Gomal University Teaching Staff. The New Educational Review. Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI. Kaewanuchit, C. (2015). A Study of Causal Relationship of Occupational Stress Among Male Academic University Employees in Thailand. Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 23 (4): 1243 – 1256 (2015) Keith, T. (2010). Depression and its negative effect on college students. Undergraduate research. Journal for the Health Sciences, 9 [online series]. Moleong, LJ. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ong, B., Cheong, K.C. (2009). Sources of stress among college students – The case of a credit transfer program. College Student Journal; 43, 4. Saravan, C; Wilks, R. (2014). Medical Students’ Experience of and Reaction to Stress: The Role of Depression and Anxiety. The Scientific World Journal volume 2014, Article ID 737382, 8 pages Stuart, GW. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 10th Edition. Philadelphia: Elseiver, Inc. Sufiati, SH. (2008). Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi. Thesis. IPB Thurber, C. A., & Walton, E. A. (2012). Homesickness and adjustment in university students. Journal Of American College Health, 60(5), 415^119 VanKim, N. A., & Nelson, T. F. (2013). Vigorous physical activity, mental health, perceived stress, and socializing among college students. American Journal o f Health Promotion, 28(1), 715.
memiliki akibat langsung ke stres. Kesepakatan para peneliti sebelumnya menyatakan bahwa stres kerja tidak dapat dipandang dari satu sisi saja. Sebaliknya, stres terdiri dari banyak wajah dan jenis stres yang berbeda akan mempengaruhi penampilan kerja karyawan (Eagan&Gavey, 2015). Selain itu, banyak gangguan kesehatan yang dihubungkan dengan stres kerja: makan berlebih/kurang, kurang konsentrasi, masalah tidur, depresi, dan kurangnya aktivitas fisik (AblanedoRosas, 2011). Bagian SDM UNRIYO tidak boleh memandang stres kerja dosen dan karyawannya hanya dari satu faktor saja. Bagian SDM
UNRIYO
harus
mengupayakan
pemahaman terkait stres dosen dan karyawan dan menemukan suatu sistem yang tepat agar dosen dan karyawannya mampu mengelola stres secara positif. Peneliti menyarankan dosen dan karyawan diukur stresnya secara berkala. Hal ini untuk melihat apakah ada pola stres selama setahun. Setelah diketahui polanya, dapat diidentifikasi apa yang menyebabkan stres dosen dan karyawan meningkat saat itu sehingga dapat diantisipasi di masa yang akan datang. Untuk stresor yang tidak dapat
diprediksi,
sebaiknya
ISSN : 1907 - 3887
UNRIYO
menyediakan fasilitas bagi dosen dan karyawan yang mengalami stres sedang sampai berat dimana fasilitas tersebut menyediakan bantuan bagi mereka untuk mengatasi stres.
DAFTAR PUSTAKA Abdulghani, HM; AlKanhal, AA; Mahmoud, ES; Ponnamperuma, GG; Alfaris, EA. (2011). Stress and Its Effects on Medical Students: A Cross-sectional Study at a College of Medicine in Saudi Arabia. J Health Popul Nutr, 2011 Oct;29(5):516522 Ablanedo-Rosas, JH, Blevin, RC, Gao, H, Teng, WY, White, J. (2011). The impact of
73
Vol. 12 Nomor 4 Oktober 2017 – Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Xiao, J. (2013). Academic Stress, Test Anxiety, and Performance in a Chinese High School Sample: The Moderating Effects of Coping Strategies and Perceived Social Support. Counseling and Psychological Services Dissertations. Georgia State University
74