ANALISIS HUBUNGAN KINERJA KELOMPOK TANI DENGAN PENDAPATAN

Download DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PETANI. ( Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo ). JURNAL. OLEH: WELLA GRACE SIHITE ... H...

0 downloads 383 Views 568KB Size
ANALISIS HUBUNGAN KINERJA KELOMPOK TANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PETANI ( Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

JURNAL

OLEH: WELLA GRACE SIHITE 120304071 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

ANALISIS HUBUNGAN KINERJA KELOMPOK TANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PETANI (KASUS : DESA SEMPAJAYA, KECAMATAN BERASTAGI, KABUPATEN KARO ) Wella Grace Sihite*), Yusak Maryunianta**), Salmiah***) *) **) ***)

Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Ketua Komisi Pembimbing di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Anggota Komisi Pembimbing di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kelompok tani, tingkat pendapatan usahatani petani anggota kelompok tani didaerah penelitian dan untuk menganalisis hubungan kinerja kelompok tani dengan pendapatan usahatani petaninya . Sampel dalam penelitian ini adalah 51 petani. Metode analisis yang digunakan adalah metode CIPP dan Metode Chi Square dengan bantuan SPSS. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kinerja Kelompok Tani Kata Ersada tergolong baik dengan total skor rata-rata indikator kinerja sebesar 42,0. Kelompok Tani Sangap Encari tergolong kurang baik dengan total skor rata-rata indikator kinerja sebesar 36,97 . Kinerja Kelompok Tani Juma Deleng tergolong tidak baik dengan total skor rata-rata indikator kinerja sebesar 26,0. Rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Kata Ersada adalah sebesar Rp 92.316.000/ ha/ tahun dan tergolong pendapatan usahatani tinggi. Rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Sangap Encari Rp 79.642.000/ ha/ tahun dan tergolong pendapatan usahatani sedang. Rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Juma Deleng sebesar Rp 54.148.000/ ha/ tahun dan tergolong pendapatan usahatani rendah .Terdapat hubungan kinerja kelompok tani dengan pendapatan usahatani petani dengan nilai Chi Square sebesar 0,017 dengan tingkat keeratan 0,437 dan tergolong sedang. Kata Kunci : Kinerja, Kelompok Tani, Pendapatan Usahatani

ABSTRACT This research aim to know the performance of farmers groups in this research area,the level of farm income of farmer group members in this research area and to analyze the relationship between the performance of the farmer group with farm income. Sample in this research was 51 farmers. The analytsis method used are CIPP and Chi Square methods which calculated by SPSS. The results of this research that the performance of farmer group of Kata Ersada classified good, with an average total score of performance indicators is 42. Farmer Group of Sangap Encari classified quite good performance, with an average total score of performance indicator is 36,97. Juma Deleng classified not good performance of farmer group with an averagae total score of performance indicator is 26. Average farm income of Kata Ersada farmer group member amounted to Rp 92.316.000/hectare / year, or classified as high level farm income. Average farm income of Sangap Encari farmer group member amounted to Rp 79.642.000/hectare / year, , or classified as middle level farm income , Average farm income of Juma Deleng farmer group member amounted to Rp 54.148.000/ hectare / year or classified as low level farm income. There is correlation between farmer group performances with farm incomes. The value of Chi Square is 0,017with contingency coefficient 0,437 and classified as middle level correlation. Keywords: Performance, Farmer Group, Farm Income

PENDAHULUAN Petani memainkan peranan sebagai inti dalam pembangunan pertanian. Petanilah yang memelihara tanaman dan menentukan bagaimana usahataninya harus dimanfaatkan. Petani juga yang harus mempelajari dan menerapkan metodemetode baru yang diperlukan untuk membuat usaha taninya lebih produktif dan menguntungkan (Mosher, 1985). Sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai

untuk

dapat

memahami

permasalahan

mereka,

memikirkan

pemecahannya, atau memilih pemecahan masalah yang paling tepat untuk mencapai tujuan mereka. Ada kemungkinan pengetahuan mereka berdasarkan kepada informasi yang keliru karena kurangnya pengalaman, pendidikan. Disini diperlukan peran penyuluhan untuk meniadakan hambatan tersebut dengan cara menyediakan informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah yang dihadapi (Syamsuddin, 1995).

Dalam kehidupan komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertanian juga memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada di pedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi kelompok tani. Saat ini potret petani dan kelembagaan petani di Indonesia diakui masih belum sebagaimana yang diharapkan. Kelembagaan petani yang kuat akan menghasilkan output yang dikehendaki seperti adanya peningkatan produktivitas, adanya pengembalian kredit atau tunggakan kredit rendah sehingga modal kembali, adanya peningkatan pendapatan petani dan pembentukan tabungan, serta berkembangnya sistem agribisnis (Syahrul, 2005). Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan akan memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya, yang mana fungsi kelompok tani tersebut adalah sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, sebagai wahana kerjasama dan sebagai kelompok usaha

(Rusdi, 1999).

Berastagi merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pertanian di Karo. Adapun areal perladangan tersebut banyak ditanami dengan tanaman buah buahan seperti jeruk dan sayur - sayuran terutama petani sampel dalam penelitian ini banyak menanam kol, wortel, bawang prei, daun sop, tomat, cabe dan lain lain. Didaerah Karo juga terdapat Gabungan Kelompok Tani Arih Ersada yang terdiri dari 11 Kelompok Tani dengan 375 anggota petani. 1.1 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dari latar belakang diatas adalah : 1. Bagaimana kinerja kelompok tani di daerah penelitian? 2. Bagaimana pendapatan usahatani anggota kelompok tani di daerah penelitian? 3. Bagaimana hubungan kinerja kelompok tani dengan pendapatan usahatani anggota kelompok tani di daerah penelitian dan bagaimana koefisien korelasinya?

3

1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kinerja kelompok tani didaerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pendapatan usahatani anggota kelompok tani di daerah penelitian. 3. Untuk menganalisis hubungan kinerja kelompok tani dengan pendapatan usahatani anggota kelompok tani di daerah penelitian dan koefisien korelasinya. TINJAUAN PUSTAKA KELOMPOK TANI Kelompok tani merupakan kelompok belajar yang bertujuan untuk saling belajar informasi, pengalaman tentang berbagi kemajuan di bidang pertanian. Dalam kelompok tersebut biasanya terjadi dialog, diskusi tentang pengalamanpengalaman atau kemampuan teknologi yang ada sekarang (Syahyuti, 2007). Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka wilayah kerja pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah kerja penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil pembagian wilayah kerja penyuluhan adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang disingkat dengan WKPP. Setiap WKPP mencakup 16 kelompok tani yang dapat meliputi satu desa atau lebih. Seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan bagi wilayah kelompok tani (Abbas, 1995). Menurut Departemen Pertanian (2008), kelompok tani adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (wanita/ laki-laki) yang melakukan usaha tani yang terlibat secara informal dalam kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama yang berada dalam suatu lingkungan yang sama dan dipimpin oleh kelompok tani. KINERJA Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang sesuai dengan perannya dalam pekerjaannya.Dalam pelaksanaan kinerja maka perlu dilakukan evaluasi

terhadap kinerja kelompok tani tersebut yang bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu kelompok tani berhasil melaksanakan program-program dan mencapai tujuannya. (Rivai, 2005). Kinerja kelompok tani merupakan gambaran dari kegiatan kegiatan kelompok tani yang berawal dari kegiatan perencaaan kelompok tani sampeai pada hasil akhir atau product dari kegiatan kelompok tani. PENDAPATAN USAHATANI Pendapatan petani dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usahatani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan bersih usahatani merupakan pengurangan dari penerimaan usahatani dengan biaya total produksi dalam usahatani . Penerimaan usahatani adalah hasil kali dari jumlah produk (kg) dengan harga jual (kg). Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan yamg diterima diluar kegiatan usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dhitung dalam perbulan, pertahun, permusim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani. METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling atau dilakukan secara sengaja di desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Dari informasi penyuluh bahwa terdapat kelompok tani dengan tingkat kinerja kelompok tani yang berbeda didaerah tersebut .

Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 3 kelompok tani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (gapoktan) Arih Ersada yang dipilih secara acak sederhana yaitu Kata Ersada, Juma Deleng dan Sangap Encari. Populasi dalam

5

penelitian ini adalah 102 petani hortikulutura seperti bawang pre,tomat,cabe,daun sop dalam satu lahan. Penentuan sampel kuota adalah dengan metode Slovin

n = N / (1 + Ne²) Keterangan : n

= Jumlah sampel

N

= Total Populasi

e

= Error Tolerance (Toleransi galat sebesar 10 %)

Maka didapat besar sampel penelitian sebagai berikut : n=

102 102(0,1)2 + 1

= 50,49 = 51 petani

Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Metode Slovin Kelompok Tani

Jumlah Anggota

Jumlah Sampel

Kelompok Tani 1. Kata Ersada

27

14

2. Sangap Encari

28

17

3. Juma Deleng

47

20

Total

102

51

Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden di daerah penelitian, dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari lembaga/ instansi yang terkait, literatur, buku dan media lain yang sesuai dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah pertama, dianalisis dengan menggunakan model CIPP (conteks, input, process, product). Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam yang melihat kearah empat dimensi yaitu dimensi konteks, dimensi input, dimensi proses dan dimensi produk. Tabel 2. Indikator Kinerja Kelompok Tani

No. Model CIPP 1 Conteks

Indikator Kinerja 1. Perencanaan dalam pengembangan sarana produksi yang mendukung/ menunjang usahatani 2. Kemampuan merencanakan peningkatan kuantitas dan kualitas usaha tani 3. Kemampuan perencanaan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan dan fasilitas secara rasional 4. Perencanaan kegiatan kemitraan dengan perusahaan pertanian lain. 2. Input 1. Pengenalan informasi baru dalam menarik partisipasi petani dalam mengikuti kegiaatan 2. Pelatihan oleh penyuluh dalam meningkatkan kerjasama antara sesama kelompok tani 3. Penguatan modal petani kecil dari sumber permodalan 4. Petani bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan penyuluh 3. Process 1. Petani mengikuti semua pelatihan dengan baik sehingga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan 2. Petani menerapkan informasi dan ide baru pada usaha tani yang didapat dalam kegiatan kelompok tani 3. Petani menerima bantuan modal dari sumber permodalan. 4. Frekuensi dan kinerja kelompok tani dalam memberikan pembinaan kepada anggota kelompok tani 4. Product 1. Peningkatan produksi usaha tani anggota kelompok setelah diberikan penyuluhan oleh penyuluh 2. Peningkatan pendapatan usaha tani setelah mengikuti kegiatan kelompok tani 3. Peningkatan keterampilan pemahaman petani terhadap metode berbudidaya yang diberikan selama penyuluhan. 4. Peningkatan kemitraan anggota kelompok tani dengan perusahaan pertanian lainnya. Sumber : Diolah berdasarkan teori yang dibangun Tabel 3. Skor Penilaian Kinerja Kelompok Tani 7

No.

Model CIPP Jumlah Indikator 1. Conteks 4 2. Input 4 3. Process 4 4. Product 4 Total 16

Skor 1–3 1–3 1–3 1–3

Rentang 4– 12 4– 12 4– 12 4– 12 16 – 48

• Pertanyaan dijawab A(Ya), skor : 3 • Pertanyaan dijawab B (Ragu-Ragu), skor : 2 • Pertanyaan dijawab C (Tidak), skor : 1 Keterangan : • 38 – 48 = Kinerja Baik • 27 – 37 = Kinerja Kurang Baik • 16 – 26 = Kinerja Tidak Baik Untuk identifikasi masalah kedua yaitu mengetahui pendapatan usahatani petani sampel setiap anggota masing-masing kelompok tani. Pendapatan usahatani petani didapat dari total penerimaan petani dari usaha tani yang diusahakan dikurang dengan biaya produksi usaha tani dan akan diskoring berdasarkan rentang pendapatan usahatani tertinggi dan terendah dibagi 3 jumlah kelas. Pendapatan usahatani akan dikategorikan dengan pendapatan usahatani petani tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengidentifikasi masalah ketiga dalam menganalisis hubungan kinerja kelompok tani dengan pendapatan usahatani petani menggunakan metode Uji Chi Sqaure Berganda dengan alat bantu SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Total Skor Rata-Rata Indikator Kinerja Kelompok Tani No 1. 2 3. 4.

Indikator Kata Ersada Conteks 9,85 Input 10.15 Process 11.70 Product 10.45 Jumlah 42.0 Sumber : Data primer diolah

Sangap Encari 8.45 9.33 9.98 9.21 36,97

Juma Deleng 6.00 6.45 7.95 5.70 26.0

Dari hasil diatas diperoleh total skor rata-rata indikator kinerja kelompok tani masing-masing kelompok tani yaitu Kata Ersada sebesar 42,0, berada dalam rentang skor 38 – 48 dan tergolong kinerja kelompok tani yang baik. Kelompok

Tani Sangap Encari memperoleh total nilai skor rata-rata sebesar 36, 97, berada dalam rentang skor 27 - 37 dan tergolong kinerja kelompok tani kurang baik. Kelompok Tani Juma Deleng memperoleh total nilai skor rata-rata sebesar 26,0 berada dalam rentang skor 16 - 26 dan tergolong kinerja kelompok tani tidak baik. Informasi dari penyuluh bahwa Kata Ersada aktif karena petani masih mengikuti kegiatan penyuluhan yang ada , tetap menggunakan haknya sebagai anggota kelompok tani dalam mengambil pupuk bersubsidi di unit desa pupuk yang tersedia, adanya iuran anggota tiap bulan yang akan diputar kembali untuk membantu anggota kelompok tani. Informasi dari penyuluh bahwa Kelompok Tani Sangap Encari kurang aktif karena petani masih banyak yang tidak mengikuti penyuluhan walaupun ada beberapa yang aktif. Dalam pengambilan pupuk bersubsidi petani anggota kelompok tani ini juga banyak yang tidak mengambil dikarenakan kurangnya manajemen yang baik dalam kelompok tani. Iuran diantara anggota kelompok tani dan ke CU Mandiri tidak seaktif Kata Ersada Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa kinerja Kelompok Tani Sangap Encari kurang baik. Kelompok tani Juma Deleng tergolong tidak aktif dikarenakan banyak petani yang tidak bersemangat dalam mengikuti penyuluhan dan tidak merasakan bantuan pupuk bersubsidi dikarenakan kurangnya manajemen internal dari kelompok taninya. Dan manfaat kelompok tani hanya sedikit dirasakan pada petani Kelompok Tani Juma Deleng dikarenakan tidak aktifnya kegiatan Kelompok Tani Juma Deleng.

Tabel 5. Rata-Rata Pendapatan Usahatani / Kelompok Tani di Daerah Penelitian No. Kata Sangap Juma Ersada Encari Deleng (14 petani)/ ( 17 petani) (20 petani) 1.Total Penerimaan Rp 769.815.000 Rp 903.865.000 Rp.717.790.000 Usahatani 2. Total Biaya Produksi

Rp 123.582.000

Rp 226.908.000 Rp 176.304.700

3. Pendapatan Bersih Rp 646. 233.000 Rp 676.957.000

9

Rp 541.485.300

Usahatani 4. Rata-Rata Rp 46.159.500 Pendapatan Bersih

Rp 39.821.000

5. Rata/Rata Rp. 92.319. 000 Pendapatan Bersih Usahatani perpetani/ 1 ha Sumber : Data primer diolah

Rp.79.642.000

Rp 27.074.265

Rp. 54.148.530

Data hasil diatas dapat lihat bahwa rata-rata pendapatan usahatani anggota Kelompok Tani Kata Ersada sebesar Rp 92.316.000 / ha/tahun. Kelompok Tani Sangap Encari memiliki pendapatan rata-rata usahatani anggota kelompok taninya sebesar Rp 79.642.000/ ha /tahun. Kelompok Tani Juma Deleng memiliki rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Juma Deleng adalah sebesar Rp 54.148.000 / ha /tahun. Pendapatan usahatani anggota kelompok tani didaerah penelitian masing masing akan dikategorikan dan dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Kategori Pengelompokan Rata-Rata Pendapatan Usahatani anggota Kelompok Tani di Daerah Penelitian Kelompok Tani Pendapatan Usahatani Kategori Kata Ersada Rp 92.316.000 Tinggi Sangap Encari Rp 79.642.000 Sedang Juma Deleng Rp 54.148.000 Rendah Sumber : Data primer diolah Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan usahatani anggota Kelompok Tani Kata Ersada sebesar Rp 92.316.000 / ha/tahun dengan kategori pendapatan usahatani tinggi. Kelompok Tani Sangap Encari berada dalam kategori pendapatan usahatani sedang karena pendapatan rata-rata usahatani anggota kelompok taninya sebesar Rp 79.642.000/ ha /tahun. Kelompok Tani Juma Deleng berada dalam kategori pendapatan usahatani rendah karena rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Juma Deleng adalah sebesar Rp 54.148.000 / ha /tahun.

Tabel 7. Distribusi Rata-Rata Pendapatan Usahatani Petani Anggota Kelompok Tani di Daerah Penelitian Kelompok Tani PendapatanUsaha Tani Petani/ ha / tahun (Rp ) Tinggi Sedang Rendah

(92juta-123juta)

(60juta– 91juta)

(28juta– 59juta)

5 petani

3 petani

11 petani

2 petani

7 petani

11 petani

1. Kata Ersada 6 petani (14 petani) 2. Sangap Encari 4 petani (17 petani) 3. Juma Deleng 2 petani (20 petani) Sumber : Data primer diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat lebih banyak petani anggota Kelompok Tani Kata Ersada yang mempunyai pendapatan usahatani tinggi yaitu 6 petani. dibandingkan Kelompok Tani Sangap Encari yang hanya 4 petani dan Juma Deleng hanya 2 petani. Pada Kelompok Tani Juma Deleng lebih banyak anggota petani yang mempunyai pendapatan usahatani rendah yaitu ada 11 petani dibandingkan Kelompok Tani Kata Ersada hanya 3 petani dan Sangap Encari terdapat 2 petani pendapatan usahatani rendah. Tabel 8. Nilai Chi-Square Hubungan Kinerja Kelompok Tani dengan Pendapatan Usahatani Petani Anggota Kelompok Tani Value Df Asymp.Sig. (2-sided Pearson Chi-Square 12.037 4 .017 Likelihood Ratio 11.974 4 .018 Linear-by-Linear 7.210 1 .007 Association N of Valid Cases 51 Sumber : Data primer diolah Berdasarkan tabel Uji Chi Square diatas didapat nilai signifikansinya sebesar 0.017 ( lebih kecil dari α = 0,05) dan dari output diatas diperoleh nilai Chi Square sebesar 12, 037 lebih besar dari tabel Chi- Square dengan α sebesar 0,05 dan df = 4 didapat dari (jumlah kolom – 1) (jumlah baris -1 ) sebesar 9,488. Hal ini berarti H1 diterima dengan nilai signifikansi < 0.05 yaitu ada hubungan variabel kinerja kelompok tani dengan pendapatan usahatani petani anggota kelompok. Tabel 9. Tingkat Keeratan Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani Anggota Kelompok Tani Value Approx.Sig Nominal by Contingency Coefficient .437 .017 Nominal N of Valid Cases 51 Sumber : Data primer diolah

11

Dari output diatas kita dapat melihat output contingency coefficient nya. Adapun nilai koefisien kontingensinya adalah sebesar 0.437, artinya keeratan hubungan kinerja kelompok tani dan pendapatan usahatani petani adalah sebesar 43,7 % dan keeratan hubungannya tergolong sedang. Secara keseluruhan kegiatan kelompok tani dirasakan dapat meningkatkan produksi dari usaha tani dan pendapatan usahatani petani yang tergabung dalam kelompok tani. Petani yang mengikuti kegiatan kelompok tani sudah tahu akan manfaat dan tujuan kelompok tani. Petani bisa menerima dan mau mengadopsi teknologi baru

serta sudah punya inisiatif untuk memajukan kelompok nya.

Sehingga petani yang bergabung dalam kelompok tani dengan lebih aktif akan mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota. Adapun beberapa faktor yang membuat kinerja kelompok tani tidak baik berasal dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal bisa dikaitakan dengan adanya tradisi atau adat istiadat yang tidak sesuai dengan prinsip pembinaan dan pengembangan kelompok tani, kinerja pemerintah yang kurang dalama mengawasi pelaporan kinerja kelompok tani secara rutin dan berkala yang membuat kinerja kelompok taninya menjadi top-down, yang sebelumnya kinerjanya baik akan menjadi semakin tidak baik. Faktor internal sendiri berasal dari dalam yaitu dari diri petani yang menjadi anggota kelompok tani yang kurang memiliki rasa tanggung jawab, semangat dan kebersamaan untuk meningkatkan pendapatan usahataninya, kurangnya kinerja penyuluh sebagai motivator dan fasilitator untuk dapat merangkul dan meyakinkan petani bahwa penting menjadi anggota kelompok tani, sebagai fasilitator kurang dalam pengorganisasian penyediaan kebutuhan anggota kelompok tani. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Nilai kinerja Kelompok Tani Kata Ersada sebesar 42,0 dan dikategorikan kinerja kelompok tani baik, nilai kinerja Kelompok Tani Sangap Encari sebesar 36,97 dan dikategorikan kinerja kelompok tani sedang serta nilai kinerja Kelompok Tani Juma Deleng medapat nilai 26,0 dan dikategorikan kelompok tani yang tidak baik.

kinerja

2. Rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Kata Ersada adalah sebesar Rp 92.316.000/ ha/ tahun dan tergolong pendapatan usahatani tinggi. Rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Sangap Encari Rp 79.642.000/ ha/ tahun dan tergolong pendapatan usahatani sedang. Rata-rata pendapatan usahatani petani anggota Kelompok Tani Juma Deleng sebesar Rp 54.148.000/ ha/ tahun dan tergolong pendapatan usahatani rendah 3.

Terdapat hubungan kinerja Kelompok Tani dengan pendapatan usahatani

petani di daerah penelitian. Dimana nilai signifikansi dari hasil SPSS sebesar 0.017 ( lebih kecil dari α = 0,05) dan nilai Chi Square sebesar 12, 037 dan lebih besar dari tabel Chi- Square dengan α sebesar 0,05 dan df = 4 didapat dari (jumlah kolom – 1) (jumlah baris -1 ) sebesar 9,488. Tingkat keeratan sebesar 0,437 dan tergolong tingkat keeratan sedang. Semakin baik kinerja kelompok tani semakin meningkat pula pendapatan usahatani anggota kelompok tani.

Saran 1.Kepada Pemerintah Diharapkan kepada pemerintah untuk terus melakukan kegiatan penyuluhan kepada petani dan mampu membantu petani untuk bekerja sama dalan menjual hasil usaha tani dengan perusahaan pertanian serta melakukan pemberian bantuan modal kepada petani didaerah penelitian, membantu dalam kemudahan pencairan dana modal kepada petani kecil, pembangunan gedung pengolahan dan pemasaran hortikultura di Sempajaya dan membangun jejaring kemitraan dengan perusahaan pertanian agar lebih maju. Diharapkan penyuluh menjalankan fungsi nya sebagaimana adanya yaitu sebagai motivator, fasilitator, penghubung, agen perubahan, inisiator dan lainnya untuk dapat membantu petani dalam meningkatkan kemampuan dan produksi sehingga akan mengingkatkan pendapatan usahataninya. 2. Kepada Petani 1.Kelompok Tani Kata Ersada dengan kategori kelompok tani yang baik diharapkan

meningkatkan

perencanaan

13

tentang

memupuk

modal

dan

memanfaatkan pendapatan fasilitas secara rasional, perencanaan kemitraan dengan perusahaan pertanian lain dan lebih meningkatkan semangat dalam mengikuti kegiatan kelompok tani, dan penerapan informasi baru yang didapat dari penyuluh, tetap kompak dalam kegiatan iuran agar lebih lancar. 2. Kelompok Tani Sangap Encari dengan kategori kinerja kelompok tani kurang baik agar lebih lagi meningkatkan perencanaan kemitraan dengan perusahaan lain, perencaanan dalam memupuk modal, kegiatan penyuluhan. Petani harus semangat dalam mengikuti kegiatan kelompok tani dan penerapan informasi serta lebih meningkatkan kegiatan iuran bulanan seperti Kata Ersada untuk membantu anggota kelompok tani itu sendiri. 3.Kelompok Tani Juma Deleng dengan kelompok tani yang kinerjanya tergolong tidak baik diharapkan untuk melakukan perencanaan pengembangan fasilitas dan sarana, peningkatan kualitas dan kuantitas produksinya, meningkatkan kegiatan pemupukan modal dan kegiatan kemitraan dengan perusahaan lain. Petani diharapkan untuk mau aktif dalam kegiatan penyuluhan, menerima informasi baru yang didapat dalam penyuluhan. Diharapkan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat didaerah penelitian untuk mendukung kegiatan kelompok tani dari segi hokum agar tercapai tujuan dibentuknya kelompok tani. 3.Kepada Peneliti Selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya agar mengkaji mengenai hal-hal lain yang berhubungan dengan kinerja kelompok tani diberbagai daerah lain kaitannta dengan kesejahteraan petan DAFTAR PUSTAKA Abbas Syamsuddin, 1995. 90 Tahun Penyuluhan Pertanian di Indonesia (19051995), BPLPP Departemen Pertanian , Jakarta. Hananto, S. 1980. Masalah perhitungan distribusi pendapatan di Indonesia. Prisma. No. 1. Th.IX. Januari. LP3ES. Jakarta. Mosher A. T, 1985. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna, Jakarta. Sastraatmadja E, 1993. Penyuluh Pertanian, Falsafah, Masalah, dan Strategi. Alumni, Bandung.

Sumardi, M., dan H. D. Evers, ed., 1985. Kemiskinan Dan Kebutuhan Pokok. Rajawali, Jakarta. Rusdi, W. 1999. Refleksi Pertanian Pangan dan Hortikultura Nusantara. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

15