ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PADI SEBELUM DAN

Download Pertanian modern di saat ini juga mengalami kendala kenaikan harga pupuk, biaya produksi, dan bibit yang semakin melonjak drastis. Kendala ...

0 downloads 550 Views 53KB Size
ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PADI SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA PUPUK (Di Desa Palrejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang) Oleh: Agung Pinaringan Sujalu ( 05720020 ) Agribisnis Dibuat: 2010-10-18 , dengan 5 file(s).

Keywords: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA PUPUK Pertanian modern di saat ini juga mengalami kendala kenaikan harga pupuk, biaya produksi, dan bibit yang semakin melonjak drastis. Kendala yang dialami petani pada saat ini tidak sesuai dengan harapan harga gabah (padi) yang cenderung menurun, padahal harga saprodi (sarana produksi) yang semakin naik dari tahun ketahun. Didalam hal ini apakah pendapatan petani padi meningkat disaat harga saprodi (sarana produksi) naik dengan sangat drastisPada tahun akhir delapan puluhan, mulai tampak tanda-tanda penurunan produktifitas tanah pada hampir semua jenis tanaman yang ditanam yang mengalami penurunan produksi. Hasil tanaman tidak menunjukkan kecenderungan meningkat walaupun telah menggunakan varietas unggul yang memerlukan pemeliharaan dan pengolahan hara secara intensif melalui bermacam-macam paket teknologi. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Untuk menganalisis perbandingan biaya usahatani padi sebelum dan sesudah kenaikan harga pupuk, 2) Untuk menganalisis perbandingan produksi dan penerimaan usahatani padi sebelum dan sesudah kenaikan harga pupuk, 3) Untuk menganalisis pendapatan dan efisiensi usahatani padi sebelum dan sesudah kenaikan harga pupuk. Penentuan wilayah penelitian dilakukan secara purposive (disengaja) yaitu di Desa Palrejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain: 1) karena wilayah ini adalah salah satu sentra produksi padi di Jawa Timur, 2) Desa Palrejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang merupakan daerah yang masih kental kebudayaanya, 3) Di Desa Palrejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang Desa yang mempunyai tingkat usahatani yang cukup tinggi terutama tanaman padi. Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Simple Random Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara:1) Observasi, dan 2) Wawancara (interview). Sedangkan jenis data yang digunakan adalah: 1) data primer, dan 2) data sekunder. Dari hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata biaya produksi usahatani padi sebelum biaya produksi sebesar Rp 7.816.613, dan sesudah kenaikan harga pupuk biaya produksi sebesar Rp 9.465.351. Dari hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata produksi dan penerimaan usahatani padi sebelum dan sesudah kenaikan harga pupuk dimana hasil produksi sebelum kenaikan harga pupuk sebesar 5.091 Kg, sesudah kenaikan produksi turun menjadi 4.644 Kg. Sedangkan terjadi perbedaan rata-rata penerimaan usahatani padi sebelum sebesar Rp 14.763.974, sesudah kenaikan harga pupuk sebesar Rp 16.719.341. Dari analisis diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata pendapatan usahatani padi sebelum sebesar Rp 6.497.361, sesudah kenaikan harga pupuk sebesar Rp 7.254.341. Hal ini disebabkan karena sesudah kenaikan harga pupuk harga produksi menjadi naik sebesar Rp 3.600 sehingga mempengaruhi pendapatan usahatani padi. Tidak ada perbedaan efisiensi sebelum dan sesudah kenaikan harga pupuk.

Modern agriculture is now also experiencing problems of fertilizer price increases, production costs, and the seeds are increasingly jumped dramatically. The problem faced by farmers today are not in line with expectations the price of grain (rice), which tends to decrease, while prices saprodi (production facilities), which progressively increased from year to year. In this case if the income of rice farmers when prices rose saprodi (production facilities) increased by a very drastisPada years late eighties, began to appear signs of decline in land productivity in almost all types of crops grown with a decrease of production. Results plants showed no tendency to increase, despite already using high yielding varieties that require maintenance and intensive processing of nutrients through the various technology packages. The purpose of this study are as follows: 1). To analyze the comparative costs of farming rice before and after the increase in fertilizer prices, 2) To analyze the ratio of production and reception of rice farming before and after the increase in fertilizer prices, 3) To analyze the revenue and efficiency of rice farming before and after the increase in fertilizer prices. Determination of areas of research conducted in a purposive (intentional) that is in the Village Palrejo, Sumobito District, Jombang. This location was done by several considerations including: 1) that this region is one of the center of rice production in East Java, 2) Village Palrejo, Sumobito District, Jombang district is an area that is still thick kebudayaanya, 3) In Palrejo Village, District Sumobito , Jombang Regency Village which has a relatively high level of farm crops, especially rice. The data collection method in this research is to use simple random sampling method. Data collection methods used are the ways: 1) observation, and 2) Interview (interview). While this type of data used are: 1) primary data, and 2) secondary data. From the results of analysis show that there are differences in the average cost of paddy production before production cost amounting to Rp 7,816,613, and after the increase in the price of fertilizer production costs amounted to USD 9,465,351. From the results of analysis show that there are differences in the average rice farm production and revenues before and after the increase in fertilizer prices which the result of fertilizer production before the price increase amounted to 5091 kg, after an increase in production decreased to 4644 Kg. While differences in the average rice farm receipts amounted to USD 14,763,974 From the analysis shows that there are differences in the average rice farm income before the amount of Rp 6,497,361, after the fertilizer price increase amounted to USD 7,254,341. This is before, after the increase in fertilizer price is Rp 16,719,341. because after the fertilizer price increase production rates to be increased by USD 3600 thus affecting rice farming incomes. There was no difference in efficiency before and after the increase of fertilizer prices.