ANALISIS KEMAMPUAN RASIO-RASIO KEUANGAN DALAM

Download depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. ... mengungkapkan pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini ...

0 downloads 471 Views 386KB Size
1

ANALISIS KEMAMPUAN RASIO-RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA Metta Siddhayatri Widhi Dosen Pembimbing: Drs. P. Basuki Hadi Prajitno, M.B.A., M.S.Acc., Akt.

ABSTRACT This research is aimed to analyze the ability of financial ratios (current ratio, quick ratio, the sum of receivable means, inventory turnover, fixed assets turnover, total assets turnover, total debt to total assets ratio, times interest earned, fixed charge coverage, profit margin, return on asset, return on equity, price earning ratio, dividend yield, and dividend payout) to predict the changes of future earning. The earning prediction is important for investor to take investment decision. The samples which are use in this research are manufacture firms listed on BEI from 2007 until 2009 and in gain condition. Based on that criterias, samples which are use in this research are 64 firms. The instrument that use is multiple regression. The result of this research shows that the sum of receivable means, total assets turnover, and total debt to total assets ratio have positive influence toward predict the changes of future earning for future 1 year and fixed assets turnover has negative influence toward predict the changes of future earning for future 1 year. Financial ratios 2007 and 2008 have no significant influence to predict the changes of 2009 earning. Financial ratios 2007 have no significant influence to predict the changes of 2009 earning. Password : predict the changes of future earning, financial ratios, manufacture firms, multiple regression, future 1 year

2

I. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang telah lalu dan prospeknya di masa mendatang, laporan keuangan disusun bagi pemakai laporan keuangan agar dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu hal yang penting dalam penilaian prestasi perusahaan adalah kondisi keuangannya. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah menyediakan

informasi

keuangan yang bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2007). Pemakai laporan keuangan dibagi menjadi 2, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu karyawan dan manajemen perusahaan, sedangkan pihak eksternal yaitu investor, kreditor, pemasok, pelanggan dan lembaga pemerintah. Bagi investor, laporan keuangan dapat memberi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi, yaitu menanamkan modal (bagi investor baru), dan menahan investasi atau melepas investasi (bagi investor lama). Investor membutuhkan informasi yang berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan membayar dividen. Keuntungan yang diterima oleh investor dari investasinya akan sebanding dengan resiko

yang terkandung di

dalamnya. Masa mendatang penuh

dengan

ketidakpastian, hal ini menyebabkan dibutuhkan kemampuan untuk memprediksi keadaan mendatang sehingga dapat memperkecil resiko investasi. Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan datang yang akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Laba bisa menjelaskan kinerja perusahaan selama satu periode di masa lalu. Informasi ini tidak saja ingin diketahui oleh manajer tetapi juga investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemerintah dan kreditur. Laba yang diperoleh perusahaan

3

untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi perubahan laba. Perubahan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya kedalam perusahaan, dimana laba merupakan indikator untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Perubahan kenaikan atau penurunan itu akan mempengaruhi kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan mengenai deviden, pembayaran utang, penyisihan, investasi, dan menjaga kelangsungan kegiatan perusahaan. Ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek perubahan labanya. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi perubahan laba, termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan berguna untuk mengindikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan. Hanafi dan Halim (2005) mengelompokkan analisis rasio keuangan ke dalam lima macam kategori yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Suwarno (2004) melakukan penelitian mengenai manfaat informasi rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba. Penelitian ini menggunakan 35 rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan ketidakkonsistenan kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi laba untuk periode yang berbeda. Long term liabilities to shareholders equity (LTLSE), operating profit to profit before taxes (OPPBT) dan net income to sales (NIS) tahun 1999 dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2000. Operating profit to profit before taxes (OPPBT), inventory to working capital (IWC) dan net income to net worth (NINW) tahun 2000 dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2001. Namun rasio keuangan tahun 2001 tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2002.

4

Warsidi dan Pramuka (2000) meneliti tentang kegunaan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan 49 rasio keuangan. Hasilnya, hanya ada 7 rasio keuangan yang mampu menjadi prediktor untuk perubahan laba satu tahun ke depan. Indarti (2002) meneliti tentang kemapuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba emiten. Penelitian ini menggunakan 7 rasio keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan, pada tahun 1997 hanya return on investment yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Pada tahun 1998 hanya return on investment dan rentabilitas ekonomi yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Pada tahun 1999 tidak satupun variabel yang berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan adanya kebutuhan prediksi laba dan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk meneliti kembali pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007 sampai dengan 2009.

5

II.

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Signaling Theory Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar dimana perusahaan mengetahui informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Sari dan Zuhrotun (2006) berpendapat bahwa: Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.

Peramalan Laba Salah satu tujuan umum akuntansi adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian masa mendatang. Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambil keputusan dan variabel prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberi dasar yang lebih baik untuk perencanaan. Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan perusahaan di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data yang didapat dari periode sebelumnya. Ramalan laba menjadi penting berhubungan dengan fungsi efisiensi pasar modal, sehingga ramalan ini dianggap menjadi berguna bagi

6

pemakai informasi akuntansi. Peramalan laba yang relevan melibatkan analisis komponen laba dan penilaian akan masa depan perusahaan tersebut. Informasi laba dapat digunakan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada. Ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Laba Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Ghozali dan Chariri (2007) mengungkapkan pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Riahi dan Belkaoui (2001) beberapa sifat dari laba akuntansi adalah sebagai berikut: a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan. b. Laba akuntansi didasarkan pada periode postulat dan merujuk pada kinerja keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue dan memerlukan definisi, pengukuran, dan pengakuan revenue. d. Laba akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos historis bagi perusahaan, merupakan ketaatan yang kuat pada prinsip kos. e. Laba akuntansi meminta bahwa revenue realisasian pada suatu periode dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada prinsip penandingan. Analisis Rasio Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk mengetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk mengetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau tidak. Analisis laporan

7

keuangan dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Hanafi dan Halim (2005) mengelompokkan analisis rasio keuangan ke dalam lima macam kategori, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio). a. Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. b. Komponen aktiva lancar berupa kas, piutang, dan persediaan. Persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas, berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama. Dengan alasan tersebut, persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan rasio quick. 2. Rasio Aktivitas Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Empat rasio aktivitas yang akan dibahas adalah rata-rata umur piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva. a. Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang. Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang. b. Rasio perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun, ini menandakan efektifitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

8

c. Perputaran aktiva tetap mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektifitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. d. Rasio perputaran total aktiva menghitung efektifitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya. 3. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan tingkat asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Rasio solvabilitas terdiri dari rasio total hutang terhadap total aset, rasio times interest earned, dan rasio fixed charges coverage. a. Rasio total hutang terhadap aset menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial laverage) yang tinggi. Penggunaan financial laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (return on equity atau ROE) dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal saham (ROE) akan menurun cepat pula. Risiko perusahaan dengan financial leverage yang tinggi akan semakin besar pula. b. Rasio times interest earned menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman, meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang (penggunaan financial laverage) perusahaan. sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen.

9

c. Rasio fixed charge coverage menghitung kemampuan perusahaan membayar beban tetap total, termasuk biaya sewa. Memperhitungkan sewa karena meskipun sewa bukan hutang tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan hutang perusahaan. beban tetap tersebut mempunyai efek yang sama dengan beban bunga. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu: profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). a. Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. b. Rasio return on asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki. c. Return on equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. 5. Rasio Pasar Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. ada beberapa rasio yang bisa dihitung: PER (price earning ratio), dividend yield, dan pembayaran dividen (dividend payout). a. Perusahaan yang mempunyai prospek baik mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan pertumbuhan rendah akan memiliki PER yang rendah.

10

b. Dividend yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang tinggi) yang mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil. c. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Hipotesis 1. Rasio likuiditas a. Rasio lancar menggambarkan kemampuan perusahaan membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutang lancar dengan aktiva lancar akan mempengaruhi pertimbangan calon kreditur dalam pemberian kredit jangka pendek kepada perusahaan. Dengan mengetahui rasio lancar perusahaan, semakin mudah mengetahui kemungkinan pemberian kredit oleh kreditur. Kredit yang diberikan oleh kreditur dapat memudahkan aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan lebih mudah menghasilkan laba. Dengan demikian, dengan mengetahui rasio lancar perusahaan, semakin mudah mengetahui kemungkinan pemberian kredit oleh kreditur, semakin mudah pula memperkirakan kelancaran aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga rasio lancar dapat membantu memprediksi laba perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H1: rasio lancar secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. b. Rasio quick menggambarkan kemampuan perusahaan membayar hutang lancar dengan aktiva lancar dikurangi persediaan. Rasio quick menggambarkan kemampuan perusahaan membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang

11

tersedia tanpa mengandalkan terjualnya persediaan perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa persediaan akan mempengaruhi pertimbangan calon kreditur dalam pemberian kredit jangka pendek kepada perusahaan. Dengan mengetahui rasio quick perusahaan, semakin mudah mengetahui kemungkinan pemberian kredit oleh kreditur. Kredit yang diberikan oleh kreditur dapat memudahkan aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan lebih mudah menghasilkan laba. Dengan demikian, dengan mengetahui rasio quick perusahaan, semakin mudah mengetahui kemungkinan pemberian kredit oleh kreditur, semakin mudah pula memperkirakan kelancaran aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga rasio quick dapat membantu memprediksi laba perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H2: rasio quick secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. 2. Rasio aktivitas a. Rata-rata umur piutang menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang. Semakin panjang umur piutang, semakin besar kemungkinan gagal bayar oleh pelanggan, hal ini mengakibatkan semakin kecil pembayaran yang diterima perusahaan sehingga mengurangi laba yang seharusnya diterima perusahaan. Dengan mengetahui rata-rata umur piutang perusahaan, dapat pula diperkirakan tingkat pembayaran dan gagal bayar oleh pelanggan dan pada akhirnya dapat digunakan untuk memperkirakan laba perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut : H3: rata-rata umur piutang secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. b. Perputaran persediaan menunjukkan berapa banyak persediaan berputar dalam setahun. Dari perputaran persediaan, dapat dinilai seberapa tingkat penjualan

12

perusahaan, sehingga dapat diperkirakan pula laba yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H4: perputaran persediaan secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. c. Perputaran aktiva tetap menunjukkan tingkat penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui tingkat penjualan perusahaan, laba perusahaan dapat diperkirakan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H5: perputaran aktiva tetap secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. d. Perputaran total aktiva menunjukkan tingkat penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui tingkat penjualan perusahaan, laba perusahaan dapat diperkirakan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H6: perputaran total aktiva secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. 3. Rasio solvabilitas a. Rasio total hutang terhadap total aset menggambarkan seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Besarnya kepercayaan kreditur kepada perusahaan melalui dana yang dipinjamkan dapat memperlancar aktivitas perusahaan. Kelancaran aktivitas perusahaan sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan penjualan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian, rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H7: rasio total hutang terhadap total aset secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. b. Rasio times interest earned menggambarkan besarnya laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Kemampuan perusahaan

13

menutup beban tetap bunga (termasuk didalamnya bunga pinjaman) menjadi pertimbangan bagi calon kreditur dalam memberikan pinjaman. Dengan mengetahui rasio times interest earned perusahaan, semakin mudah mengetahui kemungkinan pemberian kredit oleh kreditur. Kredit yang diberikan oleh kreditur dapat memudahkan aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan lebih mudah menghasilkan laba. Dengan demikian, dengan mengetahui rasio times interest eraned perusahaan, semakin mudah mengetahui kemungkinan pemberian kredit oleh kreditur, semakin mudah pula memperkirakan kelancaran aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga rasio times interest earned dapat membantu memprediksi laba perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H8: rasio times interest earned secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. c. Rasio fixed charged coverage menggambarkan kemampuan perusahaan membayar beban tetap total, yaitu beban bunga dan beban sewa. Beban bunga berkaitan dengan pembayaran kepada kreditur, sedangkan beban sewa berkaitan dengan pihak yang menyewakan alat-alat produksi seperti mesinmesin produksi. Kemampuan membayar beban bunga akan meningkatkan kepercayaan kreditur dalam meminjamkan dananya, sedangkan kemampuan membayar sewa meningkatkan kepercayaan pemilik alat-alat produksi menyewakan alat-alat tersebut, sehingga memudahkan perusahaan dalam kegiatan produksi. Dana yang didapat dari kreditur dan kemudahaan menyewa alat-alat produksi dapat memperlancar aktivitas perusahaan sehingga perusahaan lebih mudah menghasilkan laba. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H9: rasio fixed charged coverage secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. 4. Rasio profitabilitas

14

a. Profit margin menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan penjualan sehingga memiliki nilai prediktif dalam menghasilkan laba. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H10: profit margin secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. b. Return on asset menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Return on asset menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan pemanfaatan aset-aset yang dimiliki sehingga memiliki nilai prediktif dalam menghasilkan laba. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H11: return on asset secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. c. Return on equity menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham. Return on equity menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan modal saham yang diperoleh sehingga memiliki nilai prediktif dalam menghasilkan laba. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H12: return on equity secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. 5. Rasio pasar a. Price earning ratio menggambarkan earning yang terkandung disetiap harga per lembar sahamnya. Rasio ini menggambarkan prospek perusahaan. Dengan mengetahui prospek perusahaan, investor mendapatkan pertimbangan dalam keputusan investasi yang selanjutnya investasi modal tersebut digunakan untuk aktivitas perusahaan dalam proses produksi dan penjualan untuk menghasilkan

15

laba. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H13: price earning ratio lancar secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. b. Dividend yield menggambarkan return yang diperoleh investor dari dividen. Rasio ini menggambarkan keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang diinvestasikan. Dengan mengetahui tingkat kembalian yang diperoleh, investor mendapatkan pertimbangan dalam keputusan investasi yang selanjutnya investasi modal tersebut digunakan untuk aktivitas perusahaan dalam proses produksi dan penjualan untuk menghasilkan laba. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H14: dividend yield secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. c. Rasio pembayaran dividen menggambarkan bagian earning yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Dengan mengetahui tingkat kembalian yang diperoleh, investor mendapatkan pertimbangan dalam keputusan investasi yang selanjutnya investasi modal tersebut digunakan untuk aktivitas perusahaan dalam proses produksi dan penjualan untuk menghasilkan laba. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H15: rasio pembayaran dividen secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang.

16

III.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai 2009. Sampel diambil dari 134 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dipilih dengan metode purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut : 1.

Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode tahun 2007-2009

2.

Perusahaaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut selama 3 tahun (2007-2009)

3.

Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laba negatif untuk periode 20072009.

Definisi Operasional Perubahan laba (ΔEit) =

Eit - Eit-1 Eit-1

ΔEit

= perubahan laba untuk periode t

Eit

= laba pada pada periode yang dihitung angka perubahannya

Eit-1

= laba pada pada periode satu tahun sebelumnya

i

= data observasi ke-i

17

Kerangka Pemikiran

18

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rasio Keuangan untuk Memprediksi Perubahan Laba 1 Tahun Kedepan Model 1

a.

Sum of Squares

Regression

df

7.723

Mean Square 15

.515 .274

Residual

24.630

90

Total

32.352

105

F

Sig.

1.881

.035a

Predictors: (Constant), Rasio Pembayaran Dividen, Rasio Quick, Perputaran Aktiva Tetap, ROA, Profit Margin, Rasio Lancar, Rata rata Umur Piutang, PER, Perputaran Persediaan, TIE, FCC, ROE, Rasio Total Hutang terhadap Total Aset, Perputaran Total Aktiva, Dividend Yield

Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F = 1,881 dengan probabilitas sebesar 0,035 < 0,05. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh ke-15 prediktor rasio-rasio keuangan. Dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model

B

(Constant)

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

Collinearity Statistics t

Sig.

Tolerance

VIF

-.657

.299

Rasio Lancar

.006

.015

.046

.435 .665

.765

1.308

Rasio Quick

.000

.008

-.006

-.065 .949

.933

1.071

Rata rata Umur Piutang

.007

.002

.359

3.189 .002

.666

1.502

Perputaran Persediaan

-.008

.006

-.163

-1.480 .142

.700

1.429

Perputaran Aktiva Tetap

-.032

.010

-.390

-3.369 .001

.631

1.584

Perputaran Total Aktiva

.358

.141

.368

2.540 .013

.403

2.480

Rasio Total Hutang terhadap Total Aset

.739

.318

.254

2.320 .023

.704

1.421

TIE

.000

.001

-.053

-.482 .631

.701

1.426

FCC

-.011

.008

-.144

-1.346 .182

.739

1.353

Profit Margin

-.164

.094

-.167

-1.737 .086

.914

1.094

ROA

-.014

.039

-.035

-.352 .725

.856

1.168

ROE

.002

.004

.058

.515 .608

.676

1.479

PER

-.001

.001

-.094

-.957 .341

.879

1.138

Dividend Yield

-.002

.029

-.016

-.081 .935

.212

4.715

.002

.005

.084

.408 .684

.201

4.971

Rasio Pembayaran Dividen

-2.198 .031

Perubahan Laba = -0.657 + 0,006 rasio lancar + 0,007 rata-rata umur piutang 0,008 perputaran persediaan - 0,032 perputaran aktiva tetap +

19

0,358 perputaran total aktiva + 0,739 rasio total hutang terhadap total aset - 0,011 fix charge coverage - 0,164 profit margin 0,014 return on asset + 0,002 return on equity - 0,001 price earning ratio - 0,002 dividend yield + 0,002 rasio pembayaran dividen Berdasarkan hasil penelitian ini model perubahan laba 1 tahun ke depan dapat diprediksi dengan rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh 15 rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabitas dan rasio pasar. Namun demikian kemampuan prediksi model tersebut masih relatif rendah yaitu secara simultan hanya sebesar 11,2%. Sedangkan secara parsial, hanya ada 4 rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahn laba 1 tahun kedepan, yaitu rata-rata umur piutang dengan koefisien sebesar 0,007 dan nilai probabilitas 0,002, perputaran aktiva tetap dengan koefisien sebesar -0,032 dan nilai probabilitas 0,001, perputaran total aktiva dengan koefisien sebesar 0,358 dan nilai probabilitas 0,013, dan rasio total hutang terhadap total aset dengan koefisien sebesar 0,739 dan nilai probabilitas 0,023.

Rasio Keuangan Tahun 2007 dan 2008 untuk Memprediksi Perubahan Laba Tahun 2009 ANOVAb Model 1

Sum of Squares Regression

df

Mean Square

2.216

15

.148

Residual

10.749

34

.316

Total

12.965

49

F

Sig. .467

.941a

a. Predictors: (Constant), rasio pembayaran dividen, profit margin, rata rata umur piutang, PER, rasio lancar, rasio quick, rasio total hutang terhadap total aset, perputaran persediaan, FCC, ROA, TIE, perputaran aktiva tetap, ROE, perputaran total aktiva, dividend yield b. Dependent Variable: perubahan laba

Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F = 0,467 dengan probabilitas sebesar 0,941 < 0,05. Nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa

20

pertumbuhan laba tidak dapat dijelaskan oleh ke-15 prediktor rasio-rasio keuangan. Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model

B

Std. Error

(Constant)

.105

.434

rasio lancar

-.005

.026

rasio quick

-.002

.016

.003

.004

perputaran persediaan

.000

.009

perputaran aktiva tetap

-.039

.038

perputaran total aktiva

rata rata umur piutang

Standardized Coefficients Beta

Collinearity Statistics t

Sig.

Tolerance

VIF

.241

.811

-.034

-.199

.844

.829 1.206

-.016

-.095

.925

.863 1.158

.166

.797

.431

.565 1.769

.010

.054

.957

.651 1.535

-.281 -1.004

.323

.311 3.212

-.030

.295

-.033

-.102

.919

.240 4.161

rasio total hutang terhadap total aset

.052

.082

.111

.641

.526

.812 1.232

TIE

.001

.001

.179

.985

.332

.741 1.349

FCC

.006

.014

.085

.469

.642

.747 1.339

profit margin

.271

1.087

.052

.249

.805

.566 1.766

ROA

-.130

1.151

-.028

-.113

.911

.403 2.480

ROE

.005

.011

.136

.489

.628

.314 3.181

PER

.004

.003

.210

1.248

.220

.861 1.161

dividend yield

-.011

.049

-.070

-.217

.830

.235 4.253

rasio pembayaran dividen

-.003

.009

-.110

-.319

.752

.206 4.858

a. Dependent Variable: perubahan laba

Perubahan laba = 0,105 - 0,005 rasio lancar - 0,002 rasio quick + 0,003 rata-rata umur piutang - 0,039 perputaran aktiva tetap - 0,030 perputaran total aktiva + 0,052 rasio total hutang terhadap total aset + 0,001 times interest earned + 0,006 fix charge coverage + 0,271 profit margin - 0,130 return on asset + 0,005 return on equity + 0,004 price earning ratio - 0,011 dividend yield - 0,003 rasio pembayaran dividen Berdasarkan hasil penelitian ini model perubahan laba tidak dapat diprediksi dengan rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh 15 rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabitas, dan rasio pasar. Secara parsial, tidak ada rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba kedepan.

21

Rasio Keuangan tahun 2007 untuk Memprediksi Perubahan Laba Tahun 2009 ANOVAb Model

Sum of Squares

1

Regression Residual Total

df

Mean Square

F

2.340

15

.156

9.677

33

.293

12.017

48

Sig. .532

.903a

a. Predictors: (Constant), rasio pembayaran dividen, profit margin, rasio lancar, rata rata umur piutang, PER, ROA, rasio total hutang terhadap total aset, FCC, TIE, perputaran persediaan, ROE, perputaran total aktiva, dividend yield, perputaran aktiva tetap, rasio quick b. Dependent Variable: perubahan laba

Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F = 0,532 dengan probabilitas sebesar 0,903 > 0,05. Nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa pertumbuhan laba tidak dapat dijelaskan oleh ke-15 prediktor rasio-rasio keuangan. Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model

B

Std. Error

(Constant)

.409

.407

rasio lancar

-.009

.138

rasio quick

-.027

.221

rata rata umur piutang

.001

perputaran persediaan

.007

perputaran aktiva tetap perputaran total aktiva

Standardized Coefficients Beta

Collinearity Statistics t

Sig.

Tolerance

VIF

1.004

.323

-.046

-.062

.951

.045 22.248

-.098

-.123

.902

.038 26.027

.004

.054

.255

.800

.540

1.854

.012

.145

.580

.566

.391

2.559

-.046

.048

-.309

-.948

.350

.229

4.365

-.222

.299

-.227

-.743

.463

.260

3.839

rasio total hutang terhadap total aset

.062

.082

.133

.758

.454

.790

1.266

TIE

.002

.002

.292

1.451

.156

.601

1.663

FCC

.004

.014

.062

.303

.764

.577

1.734

profit margin

.502

.956

.134

.526

.603

.378

2.643

ROA

.124

.608

.044

.204

.840

.513

1.950

ROE

.011

.010

.278

1.086

.286

.372

2.685

PER

.003

.002

.187

1.089

.284

.830

1.205

dividend yield

-.016

.039

-.117

-.420

.677

.317

3.157

rasio pembayaran dividen

-.005

.007

-.201

-.713

.481

.306

3.268

a. Dependent Variable: perubahan laba

Perubahan Laba = 0,409 - 0,009 rasio lancar - 0,027 rasio quick + 0,001 rata-rata umur piutang + 0,007 perputaran persediaan - 0,046 perputaran aktiva tetap - 0,222 perputaran total aktiva + 0,062 rasio total

22

hutang terhadap total aset + 0,002 times interest earned + 0,004 fix charge coverage + 0,502 profit margin + 0,124 return on asset + 0,011 return on equity + 0,003 price earning ratio 0,016 dividend yield - 0,005 rasio pembayaran dividen Berdasarkan hasil penelitian ini model perubahan laba 2 tahun ke depan tidak dapat diprediksi dengan rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh 15 rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabitas dan rasio pasar. Kemampuan prediksi model tersebut tidak dapat dilakukan secara simultan. Secara parsial, tidak ada rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba 2 tahun kedepan. Interpretasi Hasil 1. Rasio Likuiditas a. Hubungan rasio lancar dengan perubahan laba Hipotesis pertama menyatakan bahwa rasio lancar secara signifikan dapat digunakan memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa rasio lancar tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar menggunakan aset lancar tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Indarti (2002), Suwarno (2004), dan Warsidi dan Pramuka (2000) juga menunjukkan hasil yang sama, dimana rasio lancar tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini disebabkan karena fungsi rasio lancar adalah untuk mengukur kemampuan pembayaran hutang perusahaan. b. Hubungan rasio quick dengan perubahan laba Hipotesis kedua menyatakan bahwa rasio quick secara signifikan dapat digunakan memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa rasio quick tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar menggunakan aset lancar tanpa

23

persediaan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Indarti (2002), Suwarno (2004), dan Warsidi dan Pramuka (2000) juga menunjukkan hasil yang sama, dimana rasio lancar tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini disebabkan karena fungsi rasio quick adalah untuk mengukur kemampuan pembayaran hutang perusahaan. 2. Rasio Aktivitas a. Hubungan rata-rata perputaran piutang dengan perubahan laba Hipotesis ketiga menyatakan bahwa rata-rata umur piutang secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari penelitian pertama menerima hipotesis tersebut. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggan dapat mempengaruhi penjualan dalam menghasilkan laba, sehingga rata-rata umur piutang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba 1 tahun kedepan. Sedangkan hasil dari penelitian kedua dan ketiga menolak hipotesis. Hal ini disebabkan karena jarak waktu antara rata-rata perputaran piutang dengan perubahan laba terlalu jauh (2 tahun). b. Hubungan perputaran persediaan dengan perubahan laba Hipotesis keempat menyatakan bahwa perputaran persediaan secara signifikan dapat digunakan memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa perputaran persediaan tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarno (2004), dan Warsidi dan Pramuka (2000) juga menunjukkan hasil yang sama, dimana perputaran persediaan tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen persediaan kurang efisien. Hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata persediaan berputar 6 kali dalam setahun, artinya tidak setiap bulan persediaan berputar, ini salah satu hal yang menunjukkan manajemen persediaan kurang efisien. c. Hubungan perputaran aktiva tetap dengan perubahan laba

24

Hipotesis kelima menyatakan bahwa perputaran aktiva tetap secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari penelitian pertama menerima hipotesis tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan baik berupa bangunan maupun mesinmesin produksi dapat mempengaruhi proses produksi dan penjualan dalam menghasilkan laba, sehingga perputaran aktiva tetap dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba 1 tahun kedepan. Sedangkan hasil dari penelitian kedua dan ketiga menolak hipotesis. Hal ini disebabkan karena jarak waktu antara perputaran aktiva tetap dengan perubahan laba terlalu jauh (2 tahun). d. Hubungan perputaran total aktiva dengan perubahan laba Hipotesis keenam menyatakan bahwa perputaran total aktiva secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari penelitian pertama menerima hipotesis tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan keseluruhan aktiva yang digunakan oleh perusahaan baik berupa aktiva lancar maupun aktiva tetap dapat mempengaruhi proses produksi dan penjualan dalam menghasilkan laba, sehingga perputaran total aktiva dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba 1 tahun kedepan. Sedangkan hasil dari penelitian kedua dan ketiga menolak hipotesis. Hal ini disebabkan karena jarak waktu antara perputaran total aktiva dengan perubahan laba terlalu jauh (2 tahun). 3. Rasio Solvabilitas a. Hubungan rasio total hutang terhadap total aset dengan perubahan laba Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa rasio total hutang terhadap total aset secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari penelitian pertama menerima hipotesis tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan hutang oleh perusahaan dapat mempengaruhi proses produksi dan penjualan dalam menghasilkan laba, sehingga rasio total hutang terhadap total aset dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba 1 tahun kedepan. Sedangkan hasil dari penelitian kedua dan ketiga menolak hipotesis. Hal ini disebabkan karena

25

jarak waktu antara rasio total hutang terhadap total aktiva dengan perubahan laba terlalu jauh (2 tahun). b. Hubungan times interest earned dengan perubahan laba Hipotesis kedelapan menyatakan bahwa times interest earned secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa times interest earned tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti kemampuan laba sebelum bunga dan pajak dalam membayar beban tetap perusahaan yaitu berupa beban bunga tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini disebabkan karena tidak lengkapnya data mengenai pembayaran beban bunga oleh perusahan pada perusahaan sampel. c. Hubungan fixed charged coverage dengan perubahan laba Hipotesis kesembilan menyatakan bahwa fixed charged coverage secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa fixed charged coverage tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti kemampuan laba sebelum bunga dan pajak dalam membayar beban tetap perusahaan yaitu berupa beban bunga dan beban sewa tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini disebabkan karena tidak lengkapnya data mengenai pembayaran beban bunga dan beban sewa oleh perusahan pada perusahaan sampel. 4. Rasio Profitabilitas a. Hubungan profit margin dengan perubahan laba Hipotesis kesepuluh menyatakan bahwa profit margin secara signifikan dapat digunakan memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa profit margin tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan penjualan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Warsidi dan

26

Pramuka (2000) juga menunjukkan hasil yang sama, dimana profit margin tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini mengindikasikan penjualan perusahaan kurang baik, hal ini sesuai dengan perputaran persediaan yang juga tidak signifikan dalam memprediksi perubahan laba mendatang. b. Hubungan return on asset dengan perubahan laba Hipotesis kesebelas menyatakan bahwa return on asset secara signifikan dapat digunakan memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa return on asset tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva (dalam hal penjualan) tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini mengindikasikan penjualan perusahaan kurang baik, hal ini sesuai dengan profit margin dan perputaran persediaan yang juga tidak signifikan dalam memprediksi perubahan laba mendatang sedangkan dalam sisi produksi, aktiva bermanfaat dalam menghasilkan laba, terbukti dengan hasil penelitian yang menunukkan bahwa perputaran total aktiva secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. c. Hubungan return on equity dengan perubahan laba Hipotesis keduabelas menyatakan bahwa return on equity secara signifikan dapat digunakan memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa return on equity tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan modal saham tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Indarti (2002) juga menunjukkan hasil yang sama, dimana return on equity tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini mengindikasikan kurangnya pemanfaatan modal saham oleh perusahaan dalam menghasilkan laba.

27

5. Rasio Pasar a. Hubungan price earning ratio dengan perubahan laba Hipotesis ketigabelas menyatakan bahwa price earning ratio secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa price earning ratio tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Ini berarti earning disetiap harga per lembar saham tidak berpengaruh terhadap perubahan laba, hal ini sesuai dengan return on equity yang juga tidak signifikan dalam memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini disebabkan karena fungsi price earning ratio adalah untuk mengukur sudut pandang investor terhadap perusahaan dan karena kurangnya pemanfaatan modal saham dalam menghasilkan laba. b. Hubungan dividend yield dengan perubahan laba Hipotesis keempatbelas menyatakan bahwa dividend yield secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa dividend yield tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini disebabkan karena tidak lengkapnya data mengenai pembayaran dividen oleh perusahan pada perusahaan sampel (perusahaan tidak rutin membayar dividen antara tahun 2007 sampai 2009). c. Hubungan rasio pembayaran dividen dengan perubahan laba Hipotesis kelimabelas menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini membuktikan bahwa rasio pembayaran dividen tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini disebabkan karena tidak lengkapnya data mengenai pembayaran dividen oleh perusahan pada perusahaan sampel (perusahaan tidak rutin membayar dividen antara tahun 2007 sampai 2009).

28

V.

SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rasiorasio keuangan paling baik digunakan untuk memprediksi perubahan 1 tahun kedepan. Keterbatasan Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya adalah: 1.

Periode penelitian hanya 2 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2009 sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh.

2.

Pada periode tahun penelitian, beberapa perusahaan sampel tidak membagi dividen, hal ini dapat mempengaruhi kevalidan rasio-rasio keuangan yang menggunakan dividen sebagai komponen perhitungannya, seperti dividend yield dan pembayaran dividen.

Saran 1.

Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan rentang waktu penelitian yang lebih panjang agar memperoleh hasil yang lebih relevan.

2.

Ketertiban

perusahaan

dalam

mempublikasikan

laporan

keuangannya

sebaiknya ditingkatkan demi mempermudah para pengguna laporan.

29

Daftar Pustaka Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS : Cetakan IV, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMPYKPN.

Indarti, Iin. 2002. Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Emiten di BEJ Tahun 1997-1999. ASSETS. Vol. 4, no. 2, Juni 2002.

Marpaung, Elyzabet Indrawati, 2001. Kemampuan Laba, Piutang, Persediaan, Biaya Administrasi dan Penjualan, dan Rasio Laba Kotor terhadap Penjualan dalam Memprediksi Laba Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 5, no. 2, November 2006.

Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sari, Ratna Candra dan Zuhrohtun. 2006. Keinformatifan Laba di Pasar Obligasi dan Saham : Uji Liquidation Option Hypothesis. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

30

Singgih, Santoso. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Suwarno, Agus Endro. 2004. Manfaat Informasi Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 3, no. 2, September 2004.

Syafriadi, Hepi. 2000. Kemampuan Eranings dan Arus Kas dalam Memprediksi Earnings dan Arus Kas Masa Depan: Studi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2, no. 1, April 2000.

Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2000. Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang. Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. Vol. 2, no. 1, 2000.

www.idx.co.id