ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI (PROMOTION MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang)
Disusun Oleh: Nur Ainy Rohmah 213-10-036
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA 2015
ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI (PROMOTION MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang)
Disusun Oleh: Nur Ainy Rohmah 213-10-036
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA 2015 i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Keberhasilan, Kebahagiaan dan Kelimpahan adalah Mudah dan Pantas Didapatkan oleh Setiap Orang -Robert Collier-
Melihat, Berfikir dan Bertindak
Skipsi ini kupersembahkan untuk: Kedua orang tuaku tercinta “Pa’e Ma’e” Adik - adikku Serta Orang-orang yang selalu mendukungku
v
KATA PENGANTAR Assalamualaikun Wr. Wb. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, hanya kepada-Nya-lah tempat kita mengadu, karena Dia Maha Memberi Pertolongan kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Rasa syukur yang teramat dalam penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang”. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, dukungan, bimbingan dan saran serta doa dari semua pihak. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini: 1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pembelajaran hidup. 2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 3. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Ketua Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Program Studi Perbankan Syari’ah Program Sarjana Strata 1 (S1) IAIN Salatiga. 5. Bapak Taufikur Rahman, S.E, M.Si., selaku Dosen pembimbing atas semua waktu, arahan, bimbingan, petunjuk, saran serta kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Alfred L., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik. 7. Seluruh staf pengajar Jurusan S1 Perbankan Syari’ah atas semua ilmu yang telah diberikan.
vi
8. Keluarga
Besar
Management
BMT
RAMADANA
yang
telah
memberikan semangat, motifasi, doa dan dukungannya, Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.Si., Ibu Ema Nur Setyawati, SE., Maz Adhe Nur Setyanto, Mbak Winarti, Maz Alvana, Mbak Laela, Maz Wahid, dan yang tidak bisa saya sebut satu persatu. 9. Manajer dan karyawan BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang yang bersedia menjadi objek penelitian. 10. Pa’e (alm) dan Ma’e tercinta atas semua doa, kasih sayang, semangat, ilmu, bekal hidup, motivasi, arahan, serta semua hal yang menjadikan aku seseorang yang kuat. Semoga skripsi ini bisa menjadi salah satu kado atas semua harapan kalian. Thanks and love you. 11. Adik ku Emy Masruroh yang juga dalam waktu bersamaan menyelesaikan skripsinya, serta sibontot Faisal yang selalu ngamukngamuk tiap hari terimakasih atas dukungan, kasih sayang, dan doanya. 12. Keluarga besarku Kakung, Uti, Om, bulek, tante, pak dhe, bu dhe yang selalu memberikan dukungan dalam semua hal. 13. “Mr. Cebret” Arya Rahmantika yang selalu memberikan semangat, kasih sayang dan perhatiannya (kadang-kadang). 14. Rifky, Tukah, Idut, Dini, Alfi, Eka, Dwi, Icha, Ayu, Baihaqi, Hanan, Tandi dan semua teman-teman PS-S1 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku. Sukses selalu untuk kita. 15. Sahabat-sahabati PMII kota Salatiga. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, thanks..
vii
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aminn.. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sumbang pikir dan koreksi sangat bermanfaat dalam menyempurnakan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang ingin mengkaji dn meneliti lebih lanjut lagi. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Salatiga, Penulis
Nur Ainy Rohmah NIM 213. 10. 036
viii
ABSTRAK
Rohmah, Nur Ainy.2015. Analisis Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada Beberapa BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang).Jurusan S1-Perbankan Syariah.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.Institut Agama Islam Negeri.Salatiga.Pembimbing: Taufikur Rahman, S.E., M.Si. Kata Kunci: Promotion Mix (Advertising, Sales Promotion, Public Relation, Personal Selling, dan Direct Marketing) dan Peningkatan Jumlah Nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bauran promosi (Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada Beberapa BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang). Penelitian ini menggunakan variabel independen Bauran Promosi (Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct Marketing), sedangkan variabel dependennya peningkatan jumlah nasabah. Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang tahun 2013-2014. Jumlah BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang yang di ambil adalah 10 BMT, dengan perkiraan lebih dari 250 nasabah per BMT. Sedangkan total populasi yang akan diambil adalah 2.500 nasabah. Pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis uji asumsi klasik, uji validitas, uji reliabilitas dan analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis menggunakan uji t, uji F dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bauran Promosi secara bersamasama (simultan) mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah.. Akan tetapi jika secara individu Advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah, Personal Selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah, Public Relation (Publisitas) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah, sedangkan Salles Promotion dan Direct Marketing berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................
i
Nota Pembimbing ..........................................................................................
ii
Pengesahan ....................................................................................................
iii
Pernyataan Keaslian Skripsi ...........................................................................
iv
Motto dan Persembahan .................................................................................
v
Kata Pengantar ..............................................................................................
vi
Abstrak ..........................................................................................................
ix
Daftar Isi .......................................................................................................
x
Daftar Tabel .................................................................................................. xiii Daftar Gambar ............................................................................................... xiv Daftar Lampiran ............................................................................................
xv
BAB I Pendahuluan .......................................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
6
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
7
E. Sistematika Penulisan ....................................................................
8
BAB II Landasan Teori ..................................................................................
10
A. Telaah Pustaka ...............................................................................
10
B. Kerangka Teori ..............................................................................
13
1. Pengertian Pemasaran ................................................................
13
2. Pemasaran Jasa ..........................................................................
15
x
2.1 Karakteristik Jasa .............................................................
18
2.2 Bauran Pemasaran Jasa ....................................................
19
3. Pengertian Promosi ....................................................................
22
4. Promosi Penjualan .....................................................................
25
5. Tujuan Promosi Penjualan..........................................................
29
6. Alat-alat Promosi Penjualan ......................................................
30
7. Anggaran Promosi Penjualan ....................................................
32
8. Hubungan Promotion Mix (Bauran Pemasaran) terhadap peningkatan jumlah nasabah ......................................................
34
9. Pengertian BMT, Giro Wadiah, Deposito Mudhorobah dan Tabungan Mudhorobah ..............................................................
35
9.1. BMT ..................................................................................
35
9.2. Giro Wadiah .......................................................................
36
9.3. Deposito Mudhorobah ........................................................
37
9.4. Tabungan Mudhorobah .......................................................
38
C. Kerangka Penelitian .......................................................................
40
D. Hipotesis ........................................................................................
41
BAB III Metode Penelitian .............................................................................
43
A. Jenis Penelitian ..............................................................................
43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................
43
C. Populasi dan Sampel.......................................................................
44
D. Jenis dan Sumber Data....................................................................
47
E. Teknik Pengumpulan Data..............................................................
48
F. Skala Pengukuran ...........................................................................
49
G. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel....................
50
H. Instrumen Penelitian ......................................................................
54
I. Uji Instrumen Penelitian .................................................................
56
a. Uji Realibilitas.......................................................................
56
b. Uji Validitas ..........................................................................
57
J. Alat Analisis ..................................................................................
57
1. Metode Deskriptif ......................................................................
57
xi
2. Metode Kuantitatif ....................................................................
58
a. Uji Asumsi Klasik .................................................................
58
1. Uji Multicolliearity .........................................................
58
2. Uji Heteroscedasticity ....................................................
58
3. Uji Autocorrelation.........................................................
59
4. Uji Normalitas ................................................................
60
b. Uji Ketetapan Model .............................................................
61
3. Uji Hipotesis ..............................................................................
62
a. Uji t-test ................................................................................
62
b. Uji F ......................................................................................
63
c. Analisis Regresi Linier Berganda...........................................
64
BAB IV Analisis Data ....................................................................................
66
A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................................
66
1. Gambaran Umum BMT..............................................................
66
2. Gambaran Umum Responden.....................................................
80
B. Analisis Data ..................................................................................
83
1. Hasil Uji Analisis .......................................................................
83
a. Uji Realibilitas.......................................................................
83
b. Uji Validitas ..........................................................................
84
2. Hasil Uji Asumsi Klasik.............................................................
85
a. Uji Multicollinearity ..............................................................
85
b. Uji Heteroscedasticity ...........................................................
87
c. Uji Autocorrelation................................................................
88
d. Uji Normalitas .......................................................................
89
2
3. Hasil Uji Ketepatan Model/ Uji Koefisien Determinasi (R ) .......
90
4. Uji Hipotesis ..............................................................................
92
a. Uji t-test ................................................................................
92
b. Uji F-test ............................................................................... 100 c. Analisis Regresi Berganda ..................................................... 102
xii
BAB V Penutup.............................................................................................. 108 A. Kesimpulan .................................................................................... 108 B. Saran ............................................................................................. 109 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110 Lampiran ........................................................................................................ 114
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Peningkatan Jumlah Nasabah ...........................................
2
Tabel 3.1 Daftar Nama BMT yang diteliti ..................................................
44
Tabel 3.2 Daftar Nama-nama BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang .......
45
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................
80
Tabel 4.2 Usia Responden ...........................................................................
81
Tabel 4.3 Pendidikan Responden .................................................................
81
Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan Responden ..........................................................
82
Tabel 4.5 Lama Responden menjadi Nasabah ..............................................
83
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data ...........................................................
84
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Data ...............................................................
85
Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas ....................................................................
86
Tabel 4.9 Uj Heteroscedasticity ...................................................................
87
Tabel 4.10 Uji Autocorrelation ......................................................................
88
Tabel 4.11 Uji Normalitas ................................................................................
90
Tabel 4.12 Uji Ketetapan Model/ Koefisien Determinasi ...............................
91
Tabel 4.13 Uji Secara Individual (Uji Ttest) ....................................................
93
Tabel 4.14 Uji Secara Serempak (Uji Ftest) ....................................................
100
Tabel 4.15 Uji Analisis Regresi Berganda .....................................................
103
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................
xv
40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kuesioner Penelitian ......................................................................
115
Lampiran Gambaran Umum Responden ........................................................
119
Lampiran Uji Reliabilitas ...............................................................................
121
Lampiran Uji Validitas ..................................................................................
123
Lampiran Uji Asumsi Klasik .........................................................................
128
Lampiran Uji Ketetapan Model ......................................................................
130
Lampiran Hasil Uji Hipotesis .........................................................................
131
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permasalahan ekonomi saat ini timbul bukan hanya pengaruh dari inflasi dan deflasi. Pada sektor riil pun, seperti Industri Rumah Tangga (IRT), pangan dan jasa juga mengalami hambatan. Hambatan pada sektor riil terbesar adalah dalam permodalan terutama pada sektor Industri Rumah Tangga mikro. Hambatan permodalan menjadi permasalah terbesar saat seseorang ingin melakukan usaha. Salah satu solusi yang ditwarkan atau dicari adalah lembaga keuangan berbasis syariah. Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang sedang mengalami kemajuan sangat pesat saat ini. Hampir semua produk diperbankan mempunyai unit usaha syariah. Dengan sistem bagi hasil yang dirasa memiliki
keadilan
yang
tinggi
baik
dalam
pendanaan
maupun
pembiayaaan (Ridwan, 2004). Lahirnya BMT (Baitul Maal Wat Tamwil), di setiap daerah merupakan imbas dari berkembangnya perbankan syariah. BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah
(LKMS),
yaitu
lembaga
keuangan
mikro
yang
sistem
operasionalnya berlandaskan syariah Islam. Hal ini mendorong perekonomian menengah ke bawah untuk bersaing dan berkembang menjadi lebih kuat. Penyaluran dana dan pembiayaan dalam BMT yang memiliki kemudahan di masyarakat,
1
2
memudahkan para pengusaha mikro dalam permodalan. Selain itu, keberadaan BMT yang mudah ditemui membuka kesempatan dan peningkatan kemampuan dalam melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas (Ridwan, 2004). Pertumbuhan BMT yang sangat pesat dan banyak, menimbulkan persaingan yang ketat diantara masing-masing BMT. Hal ini mendorong setiap BMT untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap BMT harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungan kerjanya. Tabel 1.1 Daftar peningkatan nasabah BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang 2013-2014 No.
Nama BMT
2013
2014
1
BMT Anda Salatiga
3452
3659
2
BMT RAMA Salatiga
2132
2287
3
BMT Al-Mu’awwanah Bringin
2876
3149
4
BMT Al-Ishlah Salatiga
1682
1821
5
BMT Mitra Usaha Karangjati
2163
2297
6
BMT Sumber Mulia Tuntang
2893
3149
7
BMT Bina Insani Bergas
3578
3779
8
BMT Amal Mulia Suruh
2574
2718
9
BMT Inti Muamalat Bandungan
3942
4128
10
BMT Mandiri Sejahtera Bawen
2986
3256
3
Tidak hanya itu saja, krisis ekonomi dan moneter Indonesia yang di mulai sejak pertengahan tahun 1997, mengakibatkan permasalahan yang dihadapi semakin komplek. Tidak hanya persaingan antar BMT tetapi juga termasuk didalamnya bank BUMN maupun bank swasta lainnya. Masalah yang timbul bagi pihak BMT adalah bagaimana agar pengguna jasa dapat memilih produk sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak bank. Di sini peran pemasaran sangat diperlukan untuk memperkenalkan keunggulan dari jasa perbankan seperti tabungan, giro, tabungan, rekening koran dan lain-lain dalam meningkatkan calon nasabah (Ridwan, 2004). Dalam hal ini BMT harus mampu menyusun program pemasaran, khususnya dalam pengembangan bauran pemasaran yang efektif untuk melayani nasabah. Setiap BMT berusaha seoptimal mungkin dapat menarik perhatian dan simpatik masyarakat, baik dalam menghimpun dana maupun menambah jumlah nasabah. Salah satu cara untuk menghimpun dana adalah dengan menawarkan produk tabungan. Produk yang ditawarkan oleh BMT semakin beragam, dengan memberikan berbagai kemudahan-kemudahan dan prosentase bagi hasil yang kompetitif. Hal ini jika dilihat dari sudut pandang nasabah, berarti keuntungan buat nasabah, karena semakin banyak pilihan produk yang ditawarkan. Berbagai macam cara dan strategi pemasaran yang dipergunakan, mulai dari prosentase bagi hasil, memberikan hadiah kepada nasabah, tidak adanya potongan administrasi, dan lain sebagainya. Di sini mulai terlihat seberapa besarnya pengaruh pemasaran dalam suasana persaingan
4
tersebut. Sebagai perusahaan yang ingin menjadi pemenang dalam persaingan harus menyusun strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaannya, yaitu dengan menentukan kebijakan bauran pemasaran yang diterapkan dalam produk yang dipasarkan. Salah satu unsur pemasaran yang banyak dilakukan oleh BMT dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut adalah dengan promosi, tugas promosi adalah memastikan bahwa konsumen sasaran mengetahui dan menyukai produk-produk jasa yang ditawarkan oleh bank. Menurut Hiam alih bahasa Maulana (1996), promosi mempunyai tiga tugas utama, yaitu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan. Untuk mempromosikan produknya, perusahaan perlu melakukan promosi agar produknya dikenal dan masyarakatpun tertarik dengan produknya, salah satunya adalah dengan promosi penjualan. Dalam hal ini produk yang dihasilkan oleh BMT adalah jasa. Dalam melakukan promosi penjualan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh BMT untuk menarik ataupun menghimpun dana dari masyarakat, seperti dengan memberikan hadiah langsung, undian berhadiah dan lainnya, sehingga nasabah tertarik untuk menabung di BMT tersebut. Adanya permasalahan nyata yang salama ini menunjukan promotion mix belum sepenuhnya dapat dimaksimalkan melalui terapan – terapan nyata, sehingga masih banyak masyarakat yang belum tau ataupun belum tertarik pada BMT. Seharusnya ada langkah nyata yang dilakukan manajemen
atau
pihak
personalia
untuk
dapat
memaksimalkan
5
peningkatan jumlah nasabah dengan menggunakan promotion mix. Karena data dari beberapa referensi ataupun penelitian yang telah dilakukan, adanya promotion mix yang dilakukan secara optimal akan dapat menguntungkan suatu organisasi. Mengapa pengetahuan konsumen penting bagi pemasar? Karena apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli, dan kapan membeli, akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai halhal tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan. Ia akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi serta mampu merecall informasi dengan lebih baik. Penelitian dilakukan oleh Asmoro (2011) mengenai pengaruh bauran promosi terhadap minat beli menunjukkan bahwa dimensi periklanan, promosi penjualan serta publikasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli, sedangkan penjualan personal memiliki pengaruh signifikan. Penelitian lain mengenai bauran promosi terhadap minat pembelian (Sandy, 2012) menunjukkan bahwa periklanan, penjualan langsung, promosi penjualan serta publisitas memiliki pengaruh signifikan dengan promosi penjualan sebagai pengaruh yang paling dominan terhadap minat penggunaan nasabah. Data jumlah peningkatan nasabah pada latar belakang di atas menunjukkan minat beli nasabah cenderung masih sedikit. Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor bauran promosi
6
yang mempengaruhi minat beli nasabah juga menunjukkan hasil berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan objek penelitian, tahun penelitian maupun sampel yang digunakan. Dari perbedaan penelitian terdahulu dapat dianalisis bagaimana pengaruh variabel independen (bauran promosi) terhadap variabel dependen (Peningkatan Jumlah Nasabah). Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik dan menganggap penting untuk melakukan penelitian tentang pemasaran yang dilakukan oleh Baitul Mal wat Tamwil (BMT) se-Salatiga dan Kab. Semarang dan pengaruhnya terhadap jumlah nasabah. Maka dari itu penelitian ini diberi judul: “Analisis Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada beberapa BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang)”. B. Rumusan Masalah Agar penelitian ini memiliki arah yang yang jelas maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan direct marketing, secara individual berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang?
7
2. Apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan direct marketing, secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang? C. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dengan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan direct marketing, secara individual berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang. 2. Untuk mengetahui apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan direct marketing, secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Akademik a. Sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran mengenai promoosi yang diterapkan di lembaga
8
penghimpun dan penyalur dana masyarakat secara syariah yaitu pada BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dan mengetahui berapa besar pengaruh jumlah promosi terhadap jumlah nasabah. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
dalam
menambah
pengetahuan
serta
penerapannya
berdasarkan teori dan konsep yang telah dipelajari 2. Secara Praktis a. Bagi BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang sebagai masukan dan saran dalam memperbaiki promosi yang diterapkan dan dapat mengambil
keputusan
dalam
menentukan
promosi
dalam
meningkatkan jumlah nasabah. b. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar pengaruh promosi pemasaran dalam meningkatkan jumlah tabungan di BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimasudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai keseluruhan isi penulisan dan menunjukkan konsistensi dari penulisan dan pembahasannya. Sistematika penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
9
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai telaah pustaka, kerangka teori, kerangka penelitian dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, popolasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrument penelitian, uji instrument penelitian, dan alat analisis. BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi obyek penelitian, analisis data, serta intepretasi hasil. BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang merupakan penyajian singkat dari keseluruhan hasil penelitian yang diperoleh dalam pembahasan juga mengenai saran yang diberikan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti hal yang sama.
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Indra Jayusman (2012), Fakultas Ekonomi Universitas Antakusuma Pangkalan Bun Kalimantan Tengah dengan judul “pengaruh promotion mix terhadap peningkatan jumlah nasabah Bank (Studi kasus PD BPR MARUNTING BATU AJI kab. Pangkalan Bun yang menggunakan variabel dependen: peningkatan jumlah nasabah dan variable independen: Promotion mix, yaitu biaya iklan, biaya sales promotion, biaya personal selling. Dalam penelitian Muh Masri Triady (2012), Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Hasanuddin Makasaar, dengan judul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada Produk Jasa (Studi Produk TAMPAN pada PT. Bank Sulselbar Cab. Utama). Variabel independen dalam penelitian ini adalah: Periklanan, Penjualan Perseorangan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Langsung. Sedangkan variabel dependentnya adalah Peningkatan Volume Penjualan. Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah secara bersama-sama kelima bauran promosi ini memiliki pengaruh simultan yang positif dan signifikan, sedangkan secara parsial pengaruh variabel bauran promosi terhadap nilai penjualan, ditemukan bahwa periklanan merupakan variabel yang paling dominan memiliki pengaruh terhadap volume penjualan.
10
11
Arizona Zia Alan Perdana (2010), Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010. Dengan judul “Penerapan Bauran Promosi dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah pada Asuransi Bumi Putra Syariah Surakarta”. Penelitian ini menggunakan
variabel
dependen:
jumlah
nasabah
dan
variabel
independen: Periklanan, Promosi penjualan, Personal selling. Fitri Maisya (2009), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, dengan judul “Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, dan Hubungan Masyarakat Terhadap Keputusan Menabung Di PT.Bank Negara Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan variabel dependen: keputusan menabung dan variabel independen: periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh periklanan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat terhadap keputusan menabung di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi, dapat disimpulkan bahwa periklanan dan hubungan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menabung di BNI Cabang Bukittinggi. Keputusan menabung akan semakin meningkat apabila pihak BNI Cabang Bukittinggi semakin meningkatkan promosi penjualan seperti pemberian souvenir yang menarik dan bermanfaat bagi konsumen serta harus lebih memperhatikan kejelasan pesan yang disampaikan melalui iklan seperti menampilkan keunggulan atau manfaat produk dan layanan yang ditawarkan sehingga pesan iklan leih mudah dimengerti dan diingat oleh konsumen.
11
12
Darna (2013), Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Kampus Baru UI Depok 16425, dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X Syariah Cabang Harmoni Jakarta”. Variabel Independent yang diteliti adalah periklanan (X1), promosi penjualan (X2), personal selling (X3), dan publisitas (X4), sedangkan yang menjadi variabel dependen (Y) adalah keputusan nasabah. Hasilnya secara parsial hanya variabel promosi penjualan dan publisitas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk pembiayaan KPR Platinum iB, sedangkan variabel periklanan dan personal selling tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian produk pembiayaan KPR Platinum iB. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keempat variabel bauran promosi tersebut mempengaruhi keputusan nasabah dalam pembelian produk KPR Platinum iB. dan dari keempat variabel yang dianalisis ternyata yang paling dominan mempengaruhi keputusan nasabah memilih produk pembiayaan KPR Platinum iB yaitu variabel publisitas. Dalam jurnal Abrianto dan Oktavia (2015), Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok 16425, dengan judul “Analisis Pengaruh Bauran Promosi Kartu Prabayar Terhadap Minat beli Nasabah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Jatinegara”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran promosi kartu prabayar bank X terhadap minat beli nasabah. Dimensi bauran promosi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Periklanan,
12
13
Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan Personal dan Pemasaran Langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli nasabah. Model penelitian ini mempengaruhi minat beli nasabah sebesar 59%, sedangkan 41% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian ini. Sementara itu, penelitian ini akan meneliti tentang Pengaruh Bauran Promosi Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah pada beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui gambaran promosi selama 2 tahun terakhir yang diterapkan oleh lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat secara syariah yaitu BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dan pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah nasabah. B. Kerangka Teori 1) Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan dalam memperkenalkan suatu perusahaan dan produknya. Tujuan pemasaran itu sendiri adalah agar dapat dikenal oleh masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan barang ataupun jasa dari perusahaan tersebut. Menurut Kotler (2007: 6) pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
13
14
Sedangkan menurut Alma (2009: 2) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat memenuhi keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi. Walaupun pengertian pemasaran itu berbeda-beda menurut para ahli, tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran itu berintikan seluruh kegiatan organisasi perusahaan yang diarahkan untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan. Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberi kepuasan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan, yaitu : a.
Pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b.
Pemasaran merupakan proses perencanaan, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang dan jasa.
c.
Pemasaran berorientasi pada pelanggan dan tujuan perusahaan. Tujuan pemasaran adalah untuk memahami keinginan dan
kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual. Pengembangan pemasaran dalam hal ini lebih diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh beberapa ahli, konsumen atau pelanggan disebut pasar atau pasar sasaran bagi perusahaan.
14
15
Untuk meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan, perusahaan harus memberikan produk serta jasa atau pelayanan yang memuaskan (Wahjono, 2010). Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya yang harus ditempuh organisasi atau perusahaan untuk mempengaruhi konsumen atau pelanggan dalam membeli suatu produk yang ditawarkan dengan melihat dari kombinasi 4 faktor, yaitu: 1.
Menawarkan sesuatu yang bernilai bagi konsumen baik itu berupa barang maupun jasa.
2.
harga produk yang wajar, artinya penjual dan pembeli dapat saling memperoleh manfaat dari produk tersebut.
3.
Berusaha untuk mengkomunikasikan atau melakukan promosi atas manfaat produk yang dihasilkan kepada target pasar yang akan dilayani.
4.
Merancang model distribusi yang mampu menjamin ketersediaan produk diberbagai tempat dan situasi.
2) Pemasaran Jasa Seperti kita ketahui bahwa yang disalurkan oleh pihak produsen bukan hanya benda yang berwujud saja tetapi juga jasa-jasa. Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa ditimbun atau ditumpuk seperti barang-barang lain. Umumnya penyaluran jasa itu bersifat langsung kepada konsumen, misalnya jasa
15
16
perawatan, pengobatan, hiburan, travel / perjalanan, laundry / binatu, perbankan dan lain-lain. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli dibawah ini mengenai arti jasa. Pengertian jasa menurut Kotler (2007: 45) adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, produk jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik. Selanjutnya Tjiptono (2007: 537) mengemukakan jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jasa adalah sesuatu yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya perpindahan kepemilikan. Menurut Fandi (2007: 7) bahwa sektor jasa merupakan sektor yang paling besar mengalami perubahan sebagai akibat dari cepatnya perubahan yang dialami oleh faktor lain, seperti perubahan kebijakan dalam kaitan globalisasi serta perubahan teknologi baru yang secara langsung menaikkan iklim kompetisi didalam industri. Akibatnya pelanggan saat ini cenderung bersikap lebih cerdik, suka memilih, lebih menuntut, mempelajari dengan baik produk atau layanan yang ditawarkan, kesetiaannya rendah, sangat
16
17
peduli terhadap harga, memiliki waktu yang relatif terbatas, serta mencari nilai yang tertinggi. Menghadapi situasi seperti ini perusahaan jasa harus lebih mampu memberikan layanan yang memiliki nilai tinggi serta mampu menumbuhkan perasaan loyal pelanggan terhadap pelayanan yang diterimanya. Menurut Tjiptono (2007: 27) pemasaran jasa merupakan suatu
proses
mempersepsikan,
memahami,
menstimulasi
dan
memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Fungsi pemasaran menurut Tjiptono (2007: 28) terdiri dari tiga komponen yaitu : a.
Bauran Pemasaran (marketing mix), merupakan unsur-unsur internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi.
b.
Kekuatan pasar, merupakan peluang dan ancaman eksternal dimana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.
c.
Proses penyelarasan, yaitu proses stratejik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakankebijakan internal organisasi sudah layak untuk menghadapi kekuatan pasar.
17
18
2.1. Karakterisik Jasa
Menurut Kotler (2007:45), jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut: a.
Tidak berwujud (Intangibility), bahwa jasa tidak berbau, tidak dapat dilihat, diraba, didengar, dan dirasakan sebelum dibeli. Yang dapat dilakukan perusahaan untuk dapat meyakinkan calon konsumen adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud 2) Menekankan pada manfaat yang diperoleh 3) Menciptakan suatu nama merek (brandname) bagi jasa 4) Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
b.
Tidak terpisahkan (inseparability), jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan, jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan dengan sumber atau penyedia jasa, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas.
c.
Bervariasi (variability), jasa yang diberikan sering berubahubah tergantung dari siapa yang menyajikan, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar.
18
19
d.
Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat disimpan dan mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang.
2.2. Bauran Pemasaran Jasa
Kotler (2007: 46) mengemukakan bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Kotler (2007: 49) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses). 1.
Product / produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan termasuk benda fisik, jasa, organisasi, tempat, ide atau gagasan.
2.
Price / harga adalah jumlah uang yang dikenakan pada barang dan jasa, atau untuk lebih luas lagi merupakan jumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan keuntungan dalam memiliki dan menggunakan barang dan jasa. Penetapan harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis. Keputusan penentuan harga sangat signifikan dalam penentuan nilai/manfaat yang dapat diberikan kepada
19
20
pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa. 3.
Place / tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan berupa usaha untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya. Maksudnya yaitu mengenai tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen, tempat merupakan perencanaan dan pelaksanaan penyaluran produk melalui saluran distribusi yang tepat, sehingga produk tersebut dapat tersedia pada tempat dan waktu yang tepat.
4.
Promotion / promosi adalah berbagai usaha agar produk dikenal oleh pasar sasaran, atau untuk mengingatkan konsumen akan keberadaan suatu produk yang mereka butuhkan.
Promosi
digunakan
perusahaan
untuk
berkomunikasi dengan konsumennya. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. 5.
People / orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Semua sikap dan tindakan karyawan sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
20
21
6.
Physical Evidence / sarana fisik, unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan jasa yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya. Firman (2007) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu : a.
An
attention-creating
Medium,
perusahaan
jasa
melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya b.
As a message-creating Medium, menggunakan symbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa.
c.
An effect-creating Medium, baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.
7.
Process / proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara pemasaran dan
21
22
operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen. 3) Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Menurut Kotler (2007: 59) promosi adalah kegiatan menginformasikan atau menyampaikan keunggulan suatu produk dan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli produk tersebut. Kotler (2002: 171) memberikan definisi promosi adalah salah satu bauran pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Tujuan utama promosi adalah : 1.
Menginformasikan (informing), menginformasikan ke pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, perubahan harga, cara kerja,
menginformasikan
jasa-jasa
yang
disediakan
oleh
perusahaan, kesan yang baik, dan membangun citra perusahaan yang baik. 2.
Membujuk pelanggan sasaran (persuading), membentuk pilihan, mengalihkan pilihan ke produk pemasar, mendorong pembeli untuk berbelanja saat itu juga.
3.
Mengingatkan keberadaan
(reminding),
suatu
produk,
22
mengingatkan tempat
menjual
pembeli
akan
produk
yang
23
ditawarkan, membuat pembeli tetap ingat akan produk suatu perusahaan, dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Menurut Kotler (2007: 204) bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. Bauran promosi ini sangat penting dalam memperkenalkan suatu produk agar suatu produk dibeli atau digunakan oleh konsumen, sehingga tujuan pemasaran dapat tercapai.Bauran promosi terdiri dari: 1.
Periklanan (Advertising), Kotler (2007: 204) mengemukakan periklanan adalah kegiatan meperkenalkan dan mempromosikan ide, barang, ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan. Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis.
2.
Promosi Penjualan (Sales Promotion) Kotler (2007: 205) menyatakan promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau
pedagang.
Pada
saat
23
ini
para
pengusaha
banyak
24
menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi penjualan yang sangat popular dan lebih efektif.Undian berhadiah juga dilakukan pada bisnis perbankan. 3.
Hubungan Mayarakat (Public Relation) Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa hubungan masyarakat (humas) adalah membangun hubungan yang baik dengan berbagai pelanggan perusahaan dengan publisitas yang baik, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan. Humas sangat berperan dalam menentukan citra perusahaan, sehingga mendukung produknya.
4.
Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2007: 207), menyatakan bahwa penjualan secara pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Penjualan secara pribadi ini dibagi berdasarkan : a.
Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan dengan cara melayani konsumen yang datang ke tempat perusahaan.
b.
Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan dengan mendatangi perusahaan, kantor dan lain-lain.
24
25
c.
Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.
5.
Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa pemasaran langsung / direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan erat dengan konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing, yaitu : a.
Sistem yang interaktif
b.
Respon
c.
Wilayah mana saja
d.
Faktor yang dapat diukur
Direct marketing memiliki kemampuan sebagai berikut : a.
Menunjukkan target yang jelas
b.
Personalisasi
c.
Ungkapan mendorong tindakan segera
d.
Strategi yang tidak terlihat
e.
Keterukuran
4) Promosi Penjualan Kotler (2007: 204) menyatakan promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
25
26
Melalui
promosi
penjualan,
perusahaan
dapat
menarik
pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktifitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer. Shimp (2003: 111) mengemukakan bahwa promosi penjualan mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk memicu transaksi (pedagang besar dan ritel) dan/atau konsumen untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjual melakukan penjualan secara agresif. Hermawan (2006) mengemukakan Insentif adalah tambahan atas manfaat dasar yang diberikan oleh merek dan untuk sementara dapat mengubah harga atau nilai yang dirasakan. Jadi dapat dikatakan bahwa insentif promosi penjualan untuk merek tertentu hanya berlaku pada satu pembelian atau mungkin beberapa pembelian selama suatu periode, tetapi tidak untuk setiap pembelian yang akan dilakukan konsumen untuk periode yang lebih lama. Shimp (2003: 120) mengemukakan setiap unsur bauran promosi dapat mencapai tujuan tertentu tetapi tidak dapat mencapai tujuan lainnya. Promosi penjualan cocok untuk melaksanakan tugas-tugas berikut:
26
27
1.
Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru, yang dikembangkan, atau lama. Promosi penjualan yang menggembirakan akan memberi motvasi kepada wiraniaga untuk membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli, mereka membangkitkan kembali rasa antusiasme dan mempermudah pekerjaan wiaraniaga serta menjadikannya lebih menyenangkan.
2.
Memperkuat penjualan merek yang sudah lama. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan tidak dapat mengubah penurunan penjualan produk atau merek yang tidak disukai. Akan tetapi, promosi dapat memperkuat penjualan produk yang sudah lama.
3.
Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru kepada dunia perdagangan. Untuk mencapai tujuan penjualan dan laba, para pemasar secara kontinu memperkenalkan produk-produk baru dan menambah merek-merek baru kedalam kategori yang telah ada.
4.
Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang. Promosi
penjualan
yang
berorientasi
perdagangan
akan
memungkinkan produsen untuk memperoleh rak penyimpanan barang ekstra untuk sementara. 5.
Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif. Promosi penjualan dapat digunakan untuk mengoffset usaha periklanan dan promosi-promosi pesaing.
27
28
6.
Mendapatkan pembelian percobaan dari para konsumen. Para pemasar bergantung pada sampel gratis, kupon, dan promosi penjualan lainnya untuk mendorong pembelian percobaan atas merek-merek baru. Banyak konsumen tidak akan pernah mencoba produk-produk baru atau merek-merek yang sebelumnya tidak pernah dicoba, tanpa bujukan promosi penjualan.
7.
Mempertahankan para pemakai saat ini dengan mendorong pembelian ulang. Pemakaian strategis dari bentuk-bentuk promosi penjualan tertentu dapat mendorong setidak-tidaknya pembelian ulang jangka pendek. Program premi, refund, undian, dan berbagai program rutin merupakan promosi penjualan yang berguna untuk mendorong pembelian ulang.
8.
Meningkatkan
pemakaian
produk
dengan
me-loading
/
menumpuk konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi harga dapat mendorong konsumen untuk me-load up / memborong dalam jangka pendek, tetapi loading / menumpuk pembelian jangka pendek ini hanya mencuri pembelian konsumen yang akan dilakukan selama waktu-waktu berikutnya. 9.
Memenangkan persaingan dengan me-loading / menumpuk konsumen. Jika konsumen diloading atau dijejali dengan merek suatu perusahaan, maka mereka akan keluar untuk sementara dari pasar merek-merek pesaing. Dengan demikian, promosi penjualan
28
29
atas satu merek berguna untuk mendahului penjualan merekmerek pesaing. 10. Memperkuat periklanan Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan usaha promosi penjualan yang terkoordinasi dengan baik. 5) Tujuan Promosi Penjualan Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah konsumen, sehingga meningkatkan jumlah penjualan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik konsumen untuk segera membeli atau menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Untuk mencapai tujuan pemasaran (volume penjualan), Shimp (2003:
113) mengungkapkan ada
beberapa hal yang harus
diperhatikan: 1.
2.
Tenaga penjual / sales force a.
Mendorong dukungan untuk produk atau model baru
b.
Mendorong lebih banyak calon pelanggan
c.
Mendorong penjualan diluar musim
Pengecer / retaillers a. Mendorong pengecer untuk menjalankan produk baru dan tingkat persediaan lebih tinggi b. Mendorong pembelian diluar musim
29
30
c. Mendorong penyimpanan persediaan untuk produk-produk yang berhubungan d. Mengimbangi promosi pesaing e. Membangun kesetiaan merek dari pengecer dan berusaha masuk ke toko eceran baru 3.
Konsumen / consumer a. Tujuan untuk mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar b. Membangun percobaan diantara bukan pemakai c. Menarik pengganti dari merek pesaing
6) Alat-alat Promosi Penjualan Kotler (2007: 269) menjabarkan alat-alat promosi penjualan sebagai berikut: 1.
Promosi konsumen / consumer promotion a) Sample, adalah contoh produk yang dapat dicoba oleh konsumen b) Coupon, adalah sertifikat yang memberikan hak kepada konsumen untuk mendapat pengurangan / potongan harga atas pembelian suatu produk. c) Cash Refund Offer (Rebate), menawarkan pengembalian sebagian dari biaya pembelian barang kepada konsumen yang mengembalikan barang kepada produsen.
30
31
d) Price Pack (Cents Off Deal), menurunkan harga yang dibuat oleh produsen langsung di label atau kemasan. e) Premium, penawaran yang baik salah satu dari gratis atau dengan biaya yang rendah untuk pembelian produk. f)
Advertising Speciallity, memberikan cinderamata kepada konsumen yang membeli ataupun yang menggunakan produk dari perusahaan.
g) Patronage Award, penghargaan dalam bentuk uang ataupun lainnya untuk pengguna atau pemakai produk atau jasa secara regular. h) Point of Purchase (POP) Promotion, mendemonstrasikan dan menunjukkan penggunaan barang dan jasa. i)
Contest, Sweepstakes, Games, sebuah acara promosi yang memberikan
kesempatan
kepada
konsumen
untuk
memenangkan sesuatu, seperti perjalanan wisata, atau berbentuk barang bagi yang beruntung. 2.
Promosi penjual / trade promotion a) Potongan harga / discount, penurunan harga barang dalam jangka waktu tertentu. b) Penghargaan / allowance, uang promosi yang dbayarkan kepada penjual oleh perusahaan agar lebih mengutamakan menjual produknya.
31
32
c) Barang gratis / free gift, tawaran untuk tambahan barang dagangan bagi perantara yang membeli dalam jumlah tertentu atau yang mengutamakan rasa atau ukuran tertentu. 3.
Promosi untuk tenaga penjual / sales force promotion a) Pameran dagang dan Konvensi, perusahaan yang menjual produk dan jasa kepada industri tertentu, membeli ruang dan mendirikan
stan
dan
tempat
pameran
untuk
mendemonstrasikan produk mereka di pameran. b) Kontes Penjualan, kontes yang melibatkan tenaga penjualan atau
penyalur
bertujuan
untuk
mendorong
mereka
meningkatkan hasil penjualan selama satu periode tertentu. c) Iklan
khusus,
media
periklanan
dan
promosi
yang
memanfaatkan artikel yang menarik atau deekoratif untuk menyampaikan kepada audiens sasaran identifikasi organisasi san pesan promosi. Perusahaan mempromosikan merekmerek mereka kepada calon pelanggan dedngan menawarkan item-item gratis yang membawa nama merek, seperti T-shirt, topi, alat tulis, kalender dan lain-lain. 7) Anggaran Promosi Penjualan Pada dasarnya anggaran merupakan salah satu aspek preventive controll dan feedback controll atas biaya. Preventive controll adalah pengendalian yang dilakukan sebelum pelaksanaan suatu kegiatan dimulai. Sedangkan feedback controll adalah pemilihan yang
32
33
dilakukan selama pelaksanaan sedang berjalan dari suatu kegiatan. Anggaran disusun untuk menetapkan jumlah biaya-biaya yang dapat digunakan untuk periode yang akan datang dan untuk membandingkan antara pelaksanaan sebenarnya dengan yang direncanakan, maka akan mudah diketahui bila ada penyimpangan yang terjadi (Kotler, 2007). Penetapan anggaran promosi penjualan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam rangka melaksanakan kegiatan promosi penjualan, karena tanpa adanya anggaran, promosi penjualan hanya merupakan rencana saja tanpa ada realisasinya. Salah satu hal yang tersulit bagi manajemen perusahaan adalah untuk memutuskan metode apa yang digunakan dalam hal penetapan anggaran promosi. Kotler (2007: 226) menyatakan ada 4 metode dalam memutskan anggaran promosi, yaitu : 1.
Metode kesanggupan / affordable method Banyak perusahaan memutuskan besarnya anggaran untuk promosi berdasarkan kesanggupan perusahaan. Metode ini sama sekali mengabaikan promosi sebagai investasi dan pengaruh langsung
promosi
menyebabkan
terhadap
anggaran
volume
tahunan
penjualan.
tidak
Hal
menentu,
ini yang
mengakibatkan perencanaan jangka panjang menjadi sulit. 2.
Metode persentase penjualan / percentage of sale method Metode ini memandang penjualan sebagai penentu promosi, bukan sebagai hasilnya. Ini menyebabkan anggaran ditetapkan
33
34
berdasarkan ketersediaan dana. Hal ini menghambat eksperimen dalam mengembangkan promosi. 3.
Metode keseimbangan perusahaan / competitive parity Method Banyak perusahaan mengeluarkan biaya promosi penjualan untuk mencapai keseimbangan dalam pesaingan.Seberapa besar pesaing mengeluarkan anggaran buat promosi bisa dijadikan acuan untuk mengeluarkan biaya promosi.
4.
Metode tujuan dan tugas / objective and task method Metode ini meminta pemasar mengembangkan anggaran promosi dengan mendefinisikan tujuan yang jelas, menentukan tugas-tugas yang jelas untuk mencapai tujuan, dan memperkirakan biaya untuk melaksanakan tugas ini.
8) Hubungan Promotion Mix terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Untuk meningkatkan penjualan suatu produk dibutuhkan sebuah strategi pemasaran yang efektif dan terpadu, diantaranya dalam bentuk Promotion Mix. Kotler (2007) mengemukakan Promotion mix adalah gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promosi yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran promosi. Pushing strategi, perusahaan dengan menggunakan personal selling berusaha mempromosikan produknya ke retailer dan wholesaler saja, tidak ke end user. Strategi ini biasanya menggunakan
34
35
cara pemberian insentf seperti diskon (beli banyak), materi-materi promosi, dan kerja sama iklan. Pulling strategi, Iklan dan promosi penjualan merupakan contoh strategi pull ini. Dimana produsen berusahaa menciptakan product awareness sehingga konsumen akan mencari produk tersebut ke retailer. Kedua strategi ini sering kali dilaksanakan secara bersamaan, unuk memberi efek yang lebih besar. Pihak perusahaan juga harus memilih promotion mix yang tepat agar memperoleh apa yang diharapkan, yaitu menyediakan informasi produk, mendeferensiasi produk, meningkatkan demand, stabilisasi sales, serta meningkatkan nilai produk (product value).
Dengan
adanya bauran poromosi yang dilakukan secara maksimal, maka orang atau calon nasabah akan mengetahui tentang organisasi kita dan mulai mengenal dan yakin menggunakan produk atau jasa yang telah ditawarkan. Menjadi pekerjaan rumah besar untuk suatu lembaga untuk dapat menyakinkan calon nasabah untuk bergabung. Untuk itu diperlukan
adanya
promosition
mix
yang
senergi
dan
berkesinambungan supaya jumlah nasabah terus bertambah. 9) Pengertian BMT, Giro Wadiah, Deposito Mudharabah dan Tabungan Mudharabah 1.
BMT BMT adalah kependekan kata dari Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wa Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip
35
36
syariah. Menurut Anshori, (2007) BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama, yaitu: a.
Baitul Tamwil (Rumah Pengembang Harta), melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
b.
Baitul Mal (Rumah Harta), menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Dengan kata lain Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai
usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa altamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan ekonominya. Selain itu Baitul Mal wat aTamwil juga bisa menerima zakat, infaq, dan sedekah, serta menyalurkan sesuai dengan peraturan dan amanatnya. 2.
Giro Wadiah Giro adalah simpanan pihak ketiga yang dititipkan pada BMT dan dapat dikelola oleh BMT. Setiap saat nasabah berhak melakukan penarikan dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah
pembayaran
lainnya
36
(SPPL)
atau
dengan
cara
37
pemindahbukuan dan juga berhak menerima bagi hasil dari pemanfaatan dana tersebut. Anshori (2007), mengemukakan Rekening giro sering disebut juga dengan rekening koran yang dapat digunakan untuk menatausahakan kredit yang diberikan dalam bentuk rekening giro. Jenis rekening giro dapat berupa: a.
Rekening atas nama perorangan.
b.
Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga.
c.
Rekening bersama atau gabungan. Sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber
dana yang sangat labil karena sifat penarikannya dapat dilakukan setiap saat, tetapi bagi pihak nasabah dengan sifat penarikan tersebut akan sangat membantu dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang lebih efisien. Kelebihan sumber dana ini adalah biayanya relatif lebih murah. Persentase besarnya bonus yang diberikan tidak ditentukan di muka tetapi benar-benar kebijakan dari BMT, sehingga cukup bervariasi antara BMT satu dengan BMT lainnya. 3.
Deposito Mudharabah Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada BMT yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (shahibul mal) dengan BMT yang bersangkutan (Anshori, 2007). Dilihat dari sudut biaya dana, maka dana yang bersumber dari simpanan dalam bentuk 37
38
deposito ini merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan. Sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap (Sudarsono, 2005). Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap diBMT karena para pemegangnya (deposan) tertarik dengan tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh BMT dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo bila dia (deposan) tidak ingin memperpanjang jangka waktu simpanannya, maka dananya dapat ditarik kembali. 4.
Tabungan Mudharabah Tabungan adalah simpanan pihak ketiga BMT yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berbeda dengan simpanan giro yang dapat digunakan oleh para pengusaha atau para pedagang untuk melakukan transaksi, tabungan lebih ditujukan untuk maksud berjaga-jaga atau keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu bila dibandingkan dengan giro atau deposito, peranan tabungan dalam komposisi sumber dana BMT relatif lebih kecil. Tingkat fluktuasi dana tabungan ini dianggap sangat kecil dan tidak selabil dana yang bersumber dari giro.
38
39
Dahlan Siamat (2005: 301) menyatakan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek dan bilyet giro. Dengan melihat beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : a.
BMT adalah suatu badan yang dapat menerima simpanan dana masyarakat (operasi kredit pasif) dan memberikan kredit kepada masyarakat (operasi kredit aktif).
b.
BMT sebagai perantara kredit dimana BMT memberikan kredit kepada masyarakat dengan uang yang didapat dari masyarakat.
c.
BMT sebagai lembaga keuangan yang dapat memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dan juga merupakan tempat penghimpun dana dari yang menyalurkannya kepada masyarakat.
d.
Giro Wadiah adalah sebagai simpanan yang dipercayakan penyimpannya kepada BMT yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, perintah pembayaran lainnya dan pemindahbukuan.
e.
Deposito Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpanan dengan BMT.
39
40
f.
Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tidak dapat ditarik dengan cek dan bilyet giro.
C. Kerangka Penelitian Bauran Promosi (Promotion Mix) yang sesuai akan meningkatkan jumlah nasabah, sehingga tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Untuk memperjelas faktor-faktor yang akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah pada BMT di kota Salatiga dan Kab. Semarang, penulis membuat kerangka penelitian sebagai berikut:
Advertising (iklan) H1 Personal Selling (penjualan secara pribadi)
H2 H3
Public Relation (Hubungan Masyarakat)
H6 Salles Promotion (Promosi Penjualan)
H4 H5
Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
H5
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran teoritis 40
Peningkatan Jumlah Nasabah
41
D. Hipotesis Menurut Sugiyono (1999: 51) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis yang diajukan dan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah : H1= Advertising (Iklan) berpengaruh positif Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang H2= Personal Selling (Penjualan Secara Pribadi) berpengaruh positif Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang H3= Public Relation (Hubungan Masyarakat) berpengaruh positif Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang H4= Salles Promotion (Promosi Penjualan) berpengaruh positif Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang H5= Direct Marketing (Penjualan Langsung) berpengaruh positif Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang H6= Bauran Promosi Produk Simpanan Syariah (Advertising, Sales Promotion, Public Relation, Personal Selling dan Direct Marketing) secara bersama – sama
(simultan) berpengaruh positif terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang”.
41
42
Dari hipotesis diatas maka dapat dibuat persamaan matematis sebagai berikut: Y1= bo+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e Di mana: Y
= Jumlah Nasabah
bo
= konstanta persamaan regresi
b1,2,3,4,5 = koefisien garis regresi X1
=advertising
X2
= salles promotion
X3
= public relation
X4
= personal selling
X5
= direct marketing
e
= Residual atau prediction error
42
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan rancangan berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu (Sutama, 2011:25). Berikut rancangan metode-metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini: A. Jenis Penelitian Menurut pendekatan analisis data yang akan digunakan, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik (Sugiyono, 2006). Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah deskriptif (survei), korelasional, eksperimen, dan kausal komparatif (Iqbal, 2007). Di mana penulis akan menggunakan analisis pada data-data yang akan diolah dengan metode statistic kemudian hasilnya akan disajikan secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan, kemudian data hasil pengolahan statistik akan dijabarkan secara deskriptif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa BMT di kota Salatiga dan Kab. Semarang. Tempat penelitian ini dipilih karena berawal dari
43
44
keingintahuan peneliti untuk mengetahui pengaruh bauran promosi produk simpanan terhadap peningkatan jumlah nasabah. Penelitian ini akan dilaksanakan di: Tabel 3.1 Daftar nama BMT yang diteliti No.
2.
Nama BMT
1
BMT Anda Salatiga
2
BMT RAMA Salatiga
3
BMT Al-Mu’awwanah Bringin
4
BMT Al-Ishlah Salatiga
5
BMT Mitra Usaha Karangjati
6
BMT Sumber Mulia Tuntang
7
BMT Bina Insani Bergas
8
BMT Amal Mulia Suruh
9
BMT Inti Muamalat Bandungan
10
BMT Mandiri Sejahtera Bawen
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan Agustus 2015.
C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Menurut
Sugiyono
(2009),
populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
45
Bawono (2006), populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang tahun 2014. Tabel 3.2 Daftar Nama – nama BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang Nama-nama BMT Kota Salatiga
Nama-nama BMT Kab. Semarang
1. BMT AL-ISLAH
1.
AL FATTAH
2. BMT ANDA
2.
AL HIKMAH
3. BMT KIS
3.
AL IJTIHAD
4. BMT RAMA
4.
AL MUAWANAH
5. BMT MUHAJIRIN
5.
AMAL MULIA
6.
ASSA’ADAH
7.
BINA INSANI
8.
BINA USAHA
9.
BLATER
10. FAJAR MULIA 11. HUBBUL WATHON 12. INTI MUAMALAT 13. MANDIRI 14. MANDIRI SEJAHTERA 15. NABILA 16. SUMBER MULIA Sumber: http://forumbaitulmaal-jateng.blogspot.co.id
46
Sedangkan jumlah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang yang kita ambil adalah 10 BMT, dengan perkiraan lebih dari 250 nasabah penabung aktif per BMT, maka total populasi yang akan diambil adalah 2.500 nasabah. 2.
Sampel Menurut Bawono (2006), Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga di dalam menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi. Sugiono (2006) mengemukakan untuk menentukan berapa jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin :
Keterangan :
=
1+
n = jumlah sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir dalam penelitian ini 10% Sedangkan menurut Bawono (2006: 29) dalam penentuan jumlah sampel, dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
47
s=
P (P.e2)+ 1
s=
2.500 (2.500.0,12)+ 1
s=
2.500 26
S = 96,153 ≈ 97 ≈ 100 Keterangan: s : jumlah sampel yang dicari P : jumlah populasi e : eror atau tingkat kesalahan yang diyakini Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling technique sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. D. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: 1.
Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010): a.
Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang yang menjadi objek penelitian, dalam bentuk angka-angka yang masih perlu dianalisis seperti:
48
data jumlah nasabah 2 sampai 3 tahun terakhir untuk mendukung penelitian ini. b.
Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang yang menjadi objek penelitian, dalam bentuk informasi baik berupa lisan maupun tulisan, yang merupakan data pendukung dalam penelitian ini.
2.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan yang menggunakan semua
metode
pengumpulan data ordinal (Sugiyono, 2009). b.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau peneliti arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data statisitik (Sugiyono, 2009).
E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2006), teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penggunaan tenik pengumpulan data, peneliti memerlukan
49
instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Metode kuesioner atau angket Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
b.
Metode observasi Kegiatan pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti.
c.
Metode dokumentasi Objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi jumlah nasabah bersumber pada tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people).
F. Skala Pengukuran Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey (Hasan, 2002). Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner analisis pengaruh bauran promosi produk simpanan syariah terhadap peningkatan
50
jumlah nasabah di BMT kota Salatiga dan Kab. Semarang diukur dengan menggunakan skala ordinal, dengan tingkatan sebagai berikut: Jawaban Sangat Tidak Setuju
diberi nilai 1
Jawaban Tidak Setuju
diberi nilai 2
Jawaban Setuju
diberi nilai 3
Jawaban Sangat Setuju
diberi nilai 4
G. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1.
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Adapun
variabel-variabel dalam penelitian ini
adalah: a.
Variabel Bebas (Independen) Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah bauran promosi (advertaising, sales promotion, public relation, personal selling dan direct marketing).
51
b.
Variabel terikat (Dependen) Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah peningkatan jumlah nasabah.
2.
Definisi Operasional Variabel Definisi
operasional
adalah
unsur
penelitian
yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut (Sugiyono, 2010): Agar konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep di atas dioperasionalkan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang mempunyai nilai. Variabel tersebut meliputi variabel independen dan variabel dependent. Variabel indenpenden meliputi: 1.
Periklanan (Advertising), X1 Kotler (2007: 204) mengemukakan periklanan adalah kegiatan meperkenalkan dan mempromosikan ide, barang, ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan. Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis
52
2.
Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling), X2 Menurut Kotler (2007: 207), menyatakan bahwa penjualan secara pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Penjualan secara pribadi ini dibagi berdasarkan : a.
Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan dengan cara melayani konsumen yang datang ke tempat perusahaan.
b.
Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan dengan mendatangi perusahaan, kantor dan lain-lain.
c.
Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.
3.
Hubungan Masyarakat (Public Relation), X3 Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa hubungan masyarakat (humas) adalah membangun hubungan yang baik dengan berbagai pelanggan perusahaan dengan publisitas yang baik, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan. Humas sangat berperan dalam menentukan citra perusahaan, sehingga mendukung produknya.
53
4.
Promosi Penjualan (Sales Promotion), X4 Kotler (2007: 205) menyatakan promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Pada saat ini para pengusaha banyak menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi penjualan yang sangat popular dan lebih efektif. Undian berhadiah juga dilakukan pada bisnis perbankan.
5.
Pemasaran Langsung (Direct Marketing), X5 Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa pemasaran langsung / direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan erat dengan konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing, yaitu : a.
Sistem yang interaktif
b.
Respon
c.
Wilayah mana saja
d.
Faktor yang dapat diukur
Direct marketing memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Menunjukkan target yang jelas b. Personalisasi c. Ungkapan mendorong tindakan segera
54
d. Strategi yang tidak terlihat e. Keterukuran H. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat berupa angket atau kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Pengumpulan data-data kegiatan promosi yang dikeluarkan oleh masing-masing BMT dengan penilaian linkert scale. Skala linkert adalah skala respon psikometri terutama digunakan dalam kuesioner untuk mendapatkan preferensi responden atau sebuah pernyataan atau serangkaian laporan (Hasan, 2002). Mengacu pada penelitian Triady (2012) data tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu: 1.
Bagian pertama berisi tentang identitas responden yang meliputi: Nama BMT, Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jeni Pekerjaan, Tingkat Pendidikan, Lama Menjadi Nasabah
2.
Bagian kedua, berisi tentang pertanyaan-pertanyaan dengan kerangka sebagai berikut: X1: Advertising (periklanan) adalah kegiatan memperkenalkan dan mempromosikan ide, barang, ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan. Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis. Variabel periklanan ini dapat diukur dengan banyaknya
55
tayangan TV/ Radio, kejelasan pesan iklan, billboard, frekwensi iklan. X2: Personal Selling Penjualan secara pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Personal
selling
dapat
diukur menggunakan
penampilan,
keramahaan, pengetahuan dan pengalaman petugas. X3: Public Relations Hubungan
masyarakat
(humas)
adalah
membangun
hubungan yang baik dengan berbagai pelanggan perusahaan dengan publisitas yang baik, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan. Humas sangat berperan dalam menentukan citra perusahaan, sehingga mendukung produknya. Variabel ini diukur dengan advantorial di media surat kabar, sponsorsip, wisata bersama. X4: Salles Promotion Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam,
biasanya
berjangka
pendek,
dirancang
untuk
mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Pada saat ini para pengusaha banyak menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi penjualan yang sangat popular dan
56
lebih efektif. Undian berhadiah juga dilakukan pada bisnis perbankan. Dan variabel salles promotion ini dapet diukur dengan menggunakan pengadaan undian, volume hadiah, pameran, pemberian kupon/poin, dan hadiah. X5: Direct Marketing Direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan erat dengan konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing, yaitu : sistem yang interaktif, respon, wilayah mana saja. Y: Peningkatan Jumlah Nasabah Seberapa besar pengaruh masing – masing strategi bauran Promosi terhadap peningkatan jumlah nasabah pada masingmasing BMT. I.
Uji Instrumen Penelitian Sebelum instrument diatas digunakan dalam penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pengujian instrument tersebut supaya menghasilkan suatu penelitian yang akurat menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas. 1.
Uji Reliabilitas Menurut Hasan (2002), Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian dan keakuratan sebuah instrument. Jadi reliabilitas menunjukan apakah instrument tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang
57
berlainan. Pada prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Bawono, 2006). 2.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Uji validitas digunakan untuk mengungkap sahih atau tidaknya suatu pertanyaan pada kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid/sahih jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Bawono, 2006). Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Corrected Item- Total Correlation (sebagai r hitung), suatu pertanyaan dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel.
J.
Alat Analisis 1.
Metode Deskriptif Data yang diperoleh mengenai objek penelitian yang merupakan data kuantitatif output dari SPSS versi 20, kemudian dianalisis secara
58
deskriptif. Dengan metode penelitian deskriptif peneliti dapat melihat atau menggambarkan bagaimana bauran promosi dapat meningkatkan jumlah nasabah. 2.
Metode kuantitatif Metode kuantitatif yaitu melakukan pengelolaan data dengan menggunakan: a.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terdiri dari: 1.
Uji Multicollinearity (Multikolinearitas) Multicollinearity adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya.Masalah
Multikolinearitas
yang
serius
dapat
mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006). Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Nilai VIF tidak boleh lebih besar dari 10, sedangkan nilai Tolerance adalah tidak boleh lebih besar dari 1 (Ghozali, 2010). 2.
Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas) Uji
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
59
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2010). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala penyakit heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot. Jika pola pergerakan grafiknya beraturan, maka cenderung
ada
gejala
penyakit
heterokendastisitas.
Sedangakan jika pergerakan grafiknya tidak beraturan, maka tidak ada gejala penyakit heterokedastisitas (Bawono, 2006). 3.
Uji Autocorrelation Menurut Bawono (2006: 160) autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Ada beberapa asumsi yang mendasari uji Durbin Watson menurut Bawono (2006): a) Model regresi yang ada unsur intersep, apabila tidak ada seperti dalam regresi titik pangkal, penting untuk melakukan kembali regresi yang meliputi unsur intersep untuk mendapatkan RSS.
60
b) Variabel independennya (X), adalah nonstokastik, atau tetap dalam penyampelannya yang berulang. c) Gangguan atau distribusi Ut ditimbulkan oleh skema autoregresif: Ut = pUt-1 + €1 d) Model regresi tidak mengandung nilai lagged dari variabel
dependen
sebagai
satu
variabel
yang
independen. Jadi, pengujian tidak bisa diterapkan untuk model jenis berikut: Yt = β1 + β2 X2 + β3 X3 + …… + βk Xk + γYt-1 + Ut Di mana Yt-1 adalah nilai lagged satu periode dari Y. Model seperti ini dikenal sebagai model autoregresif. 4.
Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2010). Ada beberapa cara untuk mengujinya, salah satunya dengan teknik Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov adalah pengujian normalitas yang sering digunakan karena uji ini sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang serig terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.
61
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan kedalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Dan jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data nrmal baku,
artinya
data
yang
akan
diuji
normal
(www.statistikian.com). b. Uji Ketepatan Model Dalam bab ini yang akan dibahas adalah uji ketepatan model. Uji ketepatan model menggunakan Koefisien Determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen,
62
atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006). Ciri-ciri nilai R2 adalah: 1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 1, atau (0 ≤ R2≤ 1). 2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. 3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara variabel independen dengan variabel dependen c.
Uji Hipotesis 1.
Uji ttest (uji secara individual) Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Langkah-langkah pengujiannya: a.
Menentukan hipotesis Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ho : β1≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
b.
Menentukan t tabel Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat α 5% dan derajat kepercayaan (dk) = n – 1 – k.
63
Di mana: n : jumlah data k : jumlah variabel c.
Pengambilan keputusan Jika t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan. Jika t hitung ≥ t tabel dan dan tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan.
2.
Uji F (Uji secara bersama-sama atau simultan) Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono, 2006). Langkah pengujiannya: i.
Menentukan hipotesis H1: β1,β2,.... βn = 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel dependen. H2: β1,β2,.... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
64
ii.
Menentukan F tabel Memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).
iii.
Mencari F hitung dengan rumus f=
R2 / (k-1) ( 1 - R2 ) / ( n – k )
Di mana: R2 = koefisien determinasi K = jumlah variabel independen n = jumlah sampel iv.
Pengambilan keputusan Jika f hitung < f tabel dan tingkat signifikansi > 0,05, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika f hitung > f tabel dan tingkat signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.
Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap
65
variabel ndependent. Dalam regresi berganda terdapat 4 variabel, yaitu: i.
Variabel Bebas (X1), yaitu advertising
ii. Variabel Bebas (X2), yaitu personal selling iii. Variabel Bebas (X3), yaitu public relation iv. Variabel Bebas (X4), yaitu salles promotion v.
Variabel Bebas (X5), yaitu direct marketing
vi. Variabel Terikat (Y), yaitu Peningkatan Jumlah nasabah Persamaan regresi berganda untuk menguji variabel di atas dengan menggunakan rumus : Y= bo+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e Di mana: Y
= Jumlah Nasabah
bo
= konstanta persamaan regresi
b1,2,3,4
= koefisien garis regresi
X1
=advertising
X2
= personal selling
X3
= public relation
X4
= salles promotion
X5
= direct marketing
e
= Residual atau prediction error
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian I.
Gambaran Umum BMT a. Pengertian BMT Menurut Ridwan (2004) Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi dalam Islam terutama bidang keuangan. Istilah BMT adalah penggabungan dari baitul maal wa tamwil dan baitut tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat Nirlaba (sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq, dan sadaqah atau sumber lain yang halal. Kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustakhiq,yang berhak atau untuk kebaikan. Adapun baitut tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive. Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan penyalurnya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investsi yang dijalankan berdasarkan prinsip syari'at. Dengan demikian BMT menggabungkan dua kegiatan yang berbeda sifatnya, laba dan nirbala dalam satu lembaga. Namun secara organisasi BMT tetap merupakan entitas (badan) yang terpisah. Dalam perkembangannya, selain bergerak di bidang
66
67
keuangan, BMT juga melakukan kegiatan di sektor riil, sehingga ada tiga jenis aktivitas yang dijalankan BMT, yaitu jasa keuangan, sosial dan pengelolaan zakat, infaq dan sadaqah (ZIS) serta sektor riil. Mengingat masing-masing memiliki kekhasannya sendiri, Setiap aktivitas merupakan suatu entitas (badan) yang terpisah artinya pengelolaan dana ZIS, jasa keuangan dan sektor riil tidak bercampur satu sama lain. Penilaian kerjanya pun dipisahkan sebelum menilai kinerja BMT secara keseluruhan (Ridwan: 2004). Selain itu, yang mendasar adalah bahwa seluruh aktivitas BMT harus dijalankan berdasarkan prinsip muamalah (ekonomi) dalam islam. Pada hukum di Indonesia, badan hukum yang paling mungkin untuk BMT adalah koperasi, baik serba usaha (KSU) maupun simpan pinjam (KSP). Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah dalam arti luas). Sehingga mampu berperan sebagai wakil pengabdi Allah SWT memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (Ridwan, 2004). Titik tekan perumusan visi BMT adalah mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat meningkatkan kualitas ibadah. Selain BMT mempunyai visi yang berdasrkan syari'at
68
Islam, maka BMT juga mempunyai misi yang menarik. Misi BMT di antaranya membangun dan mengembangkan tataran perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran, berkemajuan, serta berkeadilan berlandaskan syari'ah dan ridha Allah SWT (Firman, 1999). Dari pengertian di atas dapat kita pahami, bahwa misi BMT bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba modal pada segolongan orang-orang kaya saja, tetapi lebih berorientasi pada prinsip ekonomi sosial atau ekonomi Islam. Pada dasarnya memang visi dan misi BMT memang harus berdasarkan ekonomi Islam akan tetapi BMT juga mempunyai tujuan. Tujuan tersebut di antaranya meningkatkan kualitas dan masyarakat pada umumnya. Aspek sosial BMT (Baitul Maal wa Tamwil) beroerientasi pada peningkatan kehidupan anggota yang tidak mungkin dijangkau dengan prinsip bisnis. BMT berdasarkan pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip syari'ah Islam, keimanan, keterpaduan
(kaffah)
kekeluargaan/koperasi,
kebersamaan,
kemandirian dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang syah dan legal (Ridwan, 2004). b. Produk BMT (Baitul Maal wa Tamwil) Untuk dapat menarik minat anggota dalam menabung, maka BMT perlu mengemas produknya ke dalam nama yang menarik
69
dan
mudah
diingat.
Menurut
Ridwan
(2004)
produk
penghimpunan dana BMT harus mampu menampung keinginan nasabah. Jenis produk-produk dapat dikembangkan sebagai berikut: 1.
Tabungan Haji (Taji) yakni tabungan khusus menampung keinginan masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji dalam jangka panjang.
2.
Tabungan qurban (Taqur), yakni tabungan yang disediakan untuk para shohibul qurban, yaitu masyarakat disediakan produk
yang
dapat
membantu
merencanakan
ibadah
qurbannya. 3.
Tabungan
Pendidikan
(Tapen),
yakni
tabungan
yang
disediakan untuk membantu masyarakat dalam menyediakan kebutuhan dana pendidikan di masa yang akan datang. 4.
Tabungan berjangka Mudharabah (Tobah), yakni deposito dengan berjangka waktu tertentu. Masing-masing jenis tabungan tersebut memiliki jangka
waktu yang berbeda, sehingga nisbah bagi hasilnya pun sangat mungkin juga berbeda. Di sisi lain BMT (baitukl Maal wa Tamwil) mempunyai banyak produk yang ditawarkan dalam rangka memperdayakan ekonomi.
70
1.
Al-Wadiah (Titipan/Simpanan) Dalam tradisi fiqih Islam prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan sistem al-Wadiah. Al-Wadiah dengan diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Antoniom, 1999). Seperti yang telah dijelaskan pada ayat di bawah ini (Soemarjo, 1971):
ِإِنَّ اﻟﻠَّﮫَ ﯾَﺄْﻣُﺮُﻛُﻢْ أَنْ ﺗُﺆَدُّوا اﻟْﺄَﻣَﺎﻧَﺎتِ إِﻟَﻰٰ أَھْﻠِﮭَﺎ وَإِذَا ﺣَﻜَﻤْﺘُﻢْ ﺑَﯿْﻦَ اﻟﻨَّﺎس أَنْ ﺗَﺤْﻜُﻤُﻮا ﺑِﺎﻟْﻌَﺪْلِ ۚ إِنَّ اﻟﻠَّﮫَ ﻧِﻌِﻤَّﺎ ﯾَﻌِﻈُﻜُﻢْ ﺑِﮫِ ۗ إِنَّ اﻟﻠَّﮫَ ﻛَﺎنَ ﺳَﻤِﯿﻌًﺎ ﺑَﺼِﯿﺮًا Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. An-Nisa’ : 58)
َوَإِنْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻔَﺮٍ وَﻟَﻢْ ﺗَﺠِﺪُوا ﻛَﺎﺗِﺒًﺎ ﻓَﺮِھَﺎنٌ ﻣَﻘْﺒُﻮﺿَﺔٌ ﻓَﺈِنْ أَﻣِﻦ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ﻓَﻠْﯿُﺆَدِّ اﻟﱠﺬِي اؤْﺗُﻤِﻦَ أَﻣَﺎﻧَﺘَﮫُ وَﻟْﯿَﺘﱠﻖِ اﷲَ رَﺑﱠﮫُ وَﻻَ ﺗَﻜْﺘُﻤُﻮا ٌاﻟﺸﱠﮭَﺎدَةَ وَﻣَﻦْ ﯾَﻜْﺘُﻤْﮭَﺎ ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ءَاﺛِﻢٌ ﻗَﻠْﺒُﮫُ وَاﷲُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮنَ ﻋَﻠِﯿﻢ Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
71
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. AlBaqarah : 283) 2.
Al-Wakalah/ Wakil Menurut Antoniom (1999) Wakalah atau wakilah berarti penyerahkan pendelegasian, atau pemberian mandat. Dalam bahasa Arab hal ini dapat dipahamui sebagai atTafwiah. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut:
اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﻗَﺎلَ ﻟَﮭُﻢُ اﻟﻨﱠﺎسُ إِنﱠ اﻟﻨﱠﺎسَ ﻗَﺪْ ﺟَﻤَﻌُﻮا ﻟَﻜُﻢْ ﻓَﺎﺧْﺸَﻮْھُﻢْ ﻓَﺰَادَھُﻢْ إِﯾﻤَﺎﻧًﺎ ُ وَﻗَﺎﻟُﻮا ﺣَﺴْﺒُﻨَﺎ اﻟﻠﱠﮫُ وَﻧِﻌْﻢَ اﻟْﻮَﻛِﯿﻞ. Artinya: ”(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia[250] telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung". (Al Imron:173) 3.
Al-Kafalah/ Jasa Penjamin Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
72
pengertian lain kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai peminjam (Antoniom, 1999). 4.
Ar-Rahn (Gadai) Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas peminjam yang diterimanya barang yang ditanam tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ar-rahn adalah semacam jaminan hutang atau gadai (Antoniom, 1999). Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut (Soemarjo, 1971).
َوَإِنْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻔَﺮٍ وَﻟَﻢْ ﺗَﺠِﺪُوا ﻛَﺎﺗِﺒًﺎ ﻓَﺮِھَﺎنٌ ﻣَﻘْﺒُﻮﺿَﺔٌ ﻓَﺈِنْ أَﻣِﻦ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ﻓَﻠْﯿُﺆَدِّ اﻟﱠﺬِي اؤْﺗُﻤِﻦَ أَﻣَﺎﻧَﺘَﮫُ وَﻟْﯿَﺘﱠﻖِ اﷲَ رَﺑﱠﮫُ وَﻻَ ﺗَﻜْﺘُﻤُﻮا ٌاﻟﺸﱠﮭَﺎدَةَ وَﻣَﻦْ ﯾَﻜْﺘُﻤْﮭَﺎ ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ءَاﺛِﻢٌ ﻗَﻠْﺒُﮫُ وَاﷲُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮنَ ﻋَﻠِﯿﻢ Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
73
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. AlBaqarah : 283) Ayat tersebut di atas secara eksplisit menyebutkan “Barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).” Dalam dunia finansial, barang tanggungan biasa dikenal sebagai jaminan/colloteral atau objek pegadain. 5.
Al-Qordh (Pinjaman Kebajikan) Al-Qordh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjam tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqih klasik. Qordh dikategorikan dalam aqd tadhawwui atau akad saling bantu-membantu dan bukan transaksi komersial (Antoniom, 1999). Yang menjadi landasan dalil ayat ini adalah sebagai berikut (Soemarjo, 1971):
ْوَإِنْ ﻛَﺎنَ ذُو ﻋُﺴْﺮَةٍ ﻓَﻨَﻈِﺮَةٌ إِﻟَﻰٰ ﻣَﯿْﺴَﺮَةٍ ۚ وَأَنْ ﺗَﺼَﺪﱠﻗُﻮا ﺧَﯿْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ۖ إِن َﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮن Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (Al-Baqarah: 280)
74
c. Sistem Yang digunakan BMT Secara umum sistem yang digunakan dalam BMT adalah bagi hasil. Dalam hal ini bagi hasil biasa dikenal dengan istilah profit sharing. Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai berupa pembagian laba akhir tahun, bonus prestasi dan lain-lain. Dalam mekanisme keuangan syari'ah model bagi hasil ini berhubungan dengan usaha oengumpulan dana (funding) maupun pelemparan produk penyertaan (finaning), terutama
yang
berkaitan dengan produk penyertaan atau kerjasama usaha. Di dalam pengembangan produknya, dikenal istilah shohibul maal dan mudharib. Shabhibu maal merupakan pemilik dananya pada lembaga keuangan syari'ah (bank dan BMT) untuk dikelola sesuai dengan perjanjian. Sedangkan mudharib merupakan kelompok orang tua atau badan yang memperoleh dana untuk dijadikan modal atau investasi (Ridwan, 2004). Dalam sistem ini BMT akan memerankan fungsi ganda pada tahap funding, ia akan berperan sebagai mudharib dan karenanya dana yang terkumpul harus dikelola secara optimal. Namun pada financing, BMT akan berperan sebagai shahibul maal dam karenanya ia harus menginvesttasikan dananya pada usaha-usaha yang halal dan menguntungkan.
75
Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil ini harus dijalankan secara transparan dan adil. Karena untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang terpercaya pada tahap perjanjian kerja sama ini disetujui oleh para pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan. Untuk menentukan tingkat pembagian hasilnya, BMT akan menghitung setiap bulan atau setiap periode tertentu sesuai dengan periode perhitungan pendapatan usaha. Berapapun pendapatan usaha, itulah yang kemudian didistribusikan kepada para nasabah sehingga perlu mengetahui tingkat nisbah masingmasing produk. Nisbah merupakan proposisi pembagian hasil begitup ula dalam pembaiayaan bagi hasil. Debitur harus melaporkan pembukuan usahanya sehingga dapat diketahui nilai bagi hasilnya. Nisbah ini akan ditetapkan dalam akad atau perjanjian sebelum akad ditanda tangani, nasabah/anggota dapat menawar sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem bunga, yakni nasabah pada pihak yang sealu dikalahkan, karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak bank. Kesepakatan tentang nisbah ini selanjutnya tertuang dalam akad
76
atas dasar laporan dari nasabah/anggota. Menejemen BMT akan membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah tersebut (Ridwan, 2004). Secara umum prinsip bagi hasil dalam BMT dapat dilakukan
dalam
empat
akad,
yaitu
al-Musyarakah,
al-
Mudharabah, al-Muzaraah dan al-Musaqah. Sesungguhnya prinsip yang dipakai atau yang paling banyak dipakai adalah alMusyarakah dan al-Mudharabah, sementara al-Muzaraah dan alMusaqah
dipergunakan
khusus
plantation
financing
atau
pembiayaan pertanian oleh beberapa BMT. 1.
Al-Musyarakah Istilah al-Musyarakah adalah syarikah atau syirkah musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Sudarsono, 2003). Landasan syari'ah/landasan hukumnya ada dalam QS. An-Nisa’(4) : 12 dan As-shaad 24 (Soemarjo, 1971)
ٌوَﻟَﻜُﻢْ ﻧِﺼْﻒُ ﻣَﺎ ﺗَﺮَكَ أَزْوَاﺟُﻜُﻢْ إِنْ ﻟَﻢْ ﯾَﻜُﻦْ ﻟَﮭُﻦﱠ وَﻟَﺪٌ ﻓَﺈِنْ ﻛَﺎنَ ﻟَﮭُﻦﱠ وَﻟَﺪ ﻓَﻠَﻜُﻢُ اﻟﺮﱡﺑُﻊُ ﻣِﻤﱠﺎ ﺗَﺮَﻛْﻦَ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ وَﺻِﯿﱠﺔٍ ﯾُﻮﺻِﯿﻦَ ﺑِﮭَﺎ أَوْ دَﯾْﻦٍ وَﻟَﮭُﻦﱠ ُاﻟﺮﱡﺑُﻊُ ﻣِﻤﱠﺎ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻢْ إِنْ ﻟَﻢْ ﯾَﻜُﻦْ ﻟَﻜُﻢْ وَﻟَﺪٌ ﻓَﺈِنْ ﻛَﺎنَ ﻟَﻜُﻢْ وَﻟَﺪٌ ﻓَﻠَﮭُﻦﱠ اﻟﺜﱡﻤُﻦ
77
ُﻣِﻤﱠﺎ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻢْ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ وَﺻِﯿﱠﺔٍ ﺗُﻮﺻُﻮنَ ﺑِﮭَﺎ أَوْ دَﯾْﻦٍ وَإِنْ ﻛَﺎنَ رَﺟُﻞٌ ﯾُﻮرَث ﻛَﻼﻟَﺔً أَوِ اﻣْﺮَأَةٌ وَﻟَﮫُ أَخٌ أَوْ أُﺧْﺖٌ ﻓَﻠِﻜُﻞِّ وَاﺣِﺪٍ ﻣِﻨْﮭُﻤَﺎ اﻟﺴﱡﺪُسُ ﻓَﺈِنْ ﻛَﺎﻧُﻮا ْأَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻦْ ذَﻟِﻚَ ﻓَﮭُﻢْ ﺷُﺮَﻛَﺎءُ ﻓِﻲ اﻟﺜﱡﻠُﺚِ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ وَﺻِﯿﱠﺔٍ ﯾُﻮﺻَﻰ ﺑِﮭَﺎ أَو ٌدَﯾْﻦٍ ﻏَﯿْﺮَ ﻣُﻀَﺎرﱟ وَﺻِﯿﱠﺔً ﻣِﻦَ اﻟﻠﱠﮫِ وَاﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠِﯿﻢٌ ﺣَﻠِﯿﻢ Artinya: “Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) setelah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan setelah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) setelah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah dipenuhi wasiat yang dibuatnya atau (dan) setelah dibayar hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun”. (An Nissa: 12)
ِﻗَﺎلَ ﻟَﻘَﺪْ ﻇَﻠَﻤَﻚَ ﺑِﺴُﺆَالِ ﻧَﻌْﺠَﺘِﻚَ إِﻟَﻰ ﻧِﻌَﺎﺟِﮫِ وَإِنﱠ ﻛَﺜِﯿﺮًا ﻣِﻦَ اﻟْﺨُﻠَﻄَﺎء ٌﻟَﯿَﺒْﻐِﻲ ﺑَﻌْﻀُﮭُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ إِﻟﱠﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آﻣَﻨُﻮا وَﻋَﻤِﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎﻟِﺤَﺎتِ وَﻗَﻠِﯿﻞ َﻣَﺎ ھُﻢْ وَﻇَﻦﱠ دَاوُدُ أَﻧﱠﻤَﺎ ﻓَﺘَﻨﱠﺎهُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ رَﺑﱠﮫُ وَﺧَﺮﱠ رَاﻛِﻌًﺎ وَأَﻧَﺎب Artinya: “Daud berkata sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadapmu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali
78
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini`. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat”. (QS. AsShaad: 24) 2.
Al-Mudharabah Mudharabah
dapat
didefinisikan
sebagai
sebuah
perjanjian diantara paling sedikit dua pihak di mana satu pihak pemilik modal (shahibul maal atau rab al maal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain. Pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktifitas atau usaha (Sudarsono, 2003). Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut:
َإِنﱠ رَﺑﱠﻚَ ﯾَﻌْﻠَﻢُ أَﻧﱠﻚَ ﺗَﻘُﻮمُ أَدْﻧَﻰ ﻣِﻦْ ﺛُﻠُﺜَﻲِ اﻟﻠﱠﯿْﻞِ وَﻧِﺼْﻔَﮫُ وَﺛُﻠُﺜَﮫُ وَﻃَﺎﺋِﻔَﺔٌ ﻣِﻦ ْاﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﻣَﻌَﻚَ وَاﻟﻠﱠﮫُ ﯾُﻘَﺪِّرُ اﻟﻠﱠﯿْﻞَ وَاﻟﻨﱠﮭَﺎرَ ﻋَﻠِﻢَ أَنْ ﻟَﻦْ ﺗُﺤْﺼُﻮهُ ﻓَﺘَﺎبَ ﻋَﻠَﯿْﻜُﻢ َﻓَﺎﻗْﺮَءُوا ﻣَﺎ ﺗَﯿَﺴﱠﺮَ ﻣِﻦَ اﻟْﻘُﺮْآنِ ﻋَﻠِﻢَ أَنْ ﺳَﯿَﻜُﻮنُ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣَﺮْﺿَﻰ وَآﺧَﺮُون ﯾَﻀْﺮِﺑُﻮنَ ﻓِﻲ اﻷرْضِ ﯾَﺒْﺘَﻐُﻮنَ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻞِ اﻟﻠﱠﮫِ وَآﺧَﺮُونَ ﯾُﻘَﺎﺗِﻠُﻮنَ ﻓِﻲ َﺳَﺒِﯿﻞِ اﻟﻠﱠﮫِ ﻓَﺎﻗْﺮَءُوا ﻣَﺎ ﺗَﯿَﺴﱠﺮَ ﻣِﻨْﮫُ وَأَﻗِﯿﻤُﻮا اﻟﺼﱠﻼةَ وَآﺗُﻮا اﻟﺰﱠﻛَﺎة َوَأَﻗْﺮِﺿُﻮا اﻟﻠﱠﮫَ ﻗَﺮْﺿًﺎ ﺣَﺴَﻨًﺎ وَﻣَﺎ ﺗُﻘَﺪِّﻣُﻮا ﻷﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺧَﯿْﺮٍ ﺗَﺠِﺪُوهُ ﻋِﻨْﺪ ٌاﻟﻠﱠﮫِ ھُﻮَ ﺧَﯿْﺮًا وَأَﻋْﻈَﻢَ أَﺟْﺮًا وَاﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُوا اﻟﻠﱠﮫَ إِنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ﻏَﻔُﻮرٌ رَﺣِﯿﻢ Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan
79
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’andan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S Al-Muzammil: 20)
ِﻓَﺈِذَا ﻗُﻀِﯿَﺖِ اﻟﺼﱠﻼةُ ﻓَﺎﻧْﺘَﺸِﺮُوا ﻓِﻲ اﻷرْضِ وَاﺑْﺘَﻐُﻮا ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻞِ اﻟﻠﱠﮫ َوَاذْﻛُﺮُوا اﻟﻠﱠﮫَ ﻛَﺜِﯿﺮًا ﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮن Artinya: “apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Q.S AlJumu’ah: 10) 3.
Al-Muzaraah Al-Muzaraah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen (Sudarsono, 2003).
4.
Al-Musaqah Al-Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzaraah di mana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan, sebagai imbalan si
80
penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen (Sudarsono, 2003). II. Gambaran Umum Responden Penelitian ini meneliti tentang pengaruh strategi promotion mix terhadap peningkatan jumlah anggota. Adapun responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 anggota pada BMT (Baitul Maal wa Tamwil) Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka peneliti akan mengidentifikasi bardasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lamanya menjadi anggota. Berikut ini adalah gambaran umum para responden a.
Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Frequency
Valid
Laki-laki Perempuan Total
44 56 100
Percent
Valid Percent 44,0 44,0 56,0 56,0 100,0 100,0
Cumulative Percent 44,0 100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Identifikasi
anggota
berdasarkan
jenis
kelamin,
menunjukkan persentase anggota laki-laki sebesar 44% lebih sedikit dari pada persentase anggota perempuan sebesar 56%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, hal ini dikarenakan anggota BMT Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang lebih banyak anggota perempuan dari pada anggota
81
laki-laki. Tetapi untuk perbedaannya tidak terlalu banyak, jadi bisa dikatakan total anggotalaki-laki dan perempuan hampir sama jumlahnya. b.
Identifikasi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2 Usia Responden Frequency Percent < 20 tahun 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun Valid 41 – 50 tahun > 50 tahun Total
5 35 39 18 3 100
5.0 35,0 39.0 18.0 3,0 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 5.0 5.0 35,0 40,0 39.0 79.0 18.0 97.0 3,0 100,0 100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa sebagian besar anggota BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang berusia antara 21 sampai 40 tahun dengan persentase sebesar 35% untuk kisaran usia 21 sampai 30 dan 39% untuk kisaran usia 31 sampai 40 tahun. Usia tersebut merupakan usia produktif bagi seseorang untuk bekerja dan menghasilkan uang. c.
Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden Frequency Percent Dibawah SMA SMA Diplomat 3/ Valid Sarjana Pasca Sarjana Total
12 45
Valid Cumulative Percent Percent 12.0 12,0 12,0 45,0 45,0 57.0
34
34.0
34,0
91.0
9 100
9.0 100,0
9,0 100,0
100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
82
Identifikasi berdasarkan pendidikan anggota BMT kota Salatiga
dan
Kabupaten
Semarang
lebih
dominan
yang
berpendidikan SMA dengan persentase sebesar 45%. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang yang berpendidikan diatas SMA lebih memilih untuk menaruh uangnya di Bank-bank besar yang menyediakan kartu debit maupun kartu kredit untuk nasabahnya. d.
Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan Responden Frequency Percent PNS Pegawai swasta Wiraswasta Valid Pegawai BUMN Lainnya Total
Valid Cumulative Percent Percent
10 37
10.0 37.0
10.0 37.0
10.0 47.0
37
37.0
37.0
84,0
9
9.0
9.0
93.0
7
7,0
7,0
100,0
100
100,0
100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Berdasarkan data diatas, maka anggota BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang didominasi oleh pegawai swasta dan wiraswasta dengan prosentase masing-masing yaitu 37% untuk anggota dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta dan 37% untuk anggota dengan pekerjaan wiraswasta yang dalam hal ini adalah pedagang.
83
e.
Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota Tabel 4.5 Lama Responden Menjadi Anggota Frequency Percent 1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun Valid 3-4 tahun Lebih dari 4 tahun Total
Valid Cumulative Percent Percent 15.0 15.0 25.0 40.0 30.0 70.0 17.0 87.0
15 25 30 17
15.0 25.0 30.0 17.0
13
13.0
13.0
100
100,0
100,0
100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Berdasarkan data diatas, yang telah menjadi anggota selama 2-3 tahun lebih mendominasi kisaran 30%. B. Analisis Data 1. Hasil Uji Analisis Agar penelitian ini menghasilkan data yang akurat, maka instrument yang digunakan diuji terlebih dahulu menggunakan uji validitas
dan
uji
reliabilitas.Uji
validitas
dilakukan
untuk
mengungkapkan apakah pertanyaan pada questioner yang digunakan benar atau tidak, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi pengukuran dari satu variabel (Bawono, 2006). a. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabiltas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur sehingga dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik alpha dan cronbach dengan nilai cronbach alpha lebih dari
84
0,60 (Bawono, 2006:68). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Hasil uji reliabilitas data Variabel
Cronbach’s Standar Kesimpulan Alpha Reliabilitas Advertising 0.767 Reliable Personal Selling 0.715 Reliable 0.60 Publishing 0.728 Reliable Promotion 0.643 Reliable Direct Marketing 0.681 Reliable Sumber: Data Primer yang diolah (2015) Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa semua variabel independent mempunyai nilai cronbach’s alpha diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa pengukur masing-masing variabel dari kuesioner yang digunakan peneliti dinyatakan reliable sehingga item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. b. Hasil Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar mencerminkan variable yang diukur (Bawono, 2006:68). Menurut Bawono (2006) Item kuisioner dinyatakan valid apabila pearson correlation berbintang dua dengan tingkat signifikansi pada level 5% dan berbintang satu dengan tingkat signifikansi pada level 1%. Berikut merupakan tabel hasil pengujiannya:
85
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Data Variabel
Pearson Significant Kesimpulan Corelation (2-Tailed) Advertising 0.248*-0.795** .000 Valid Salles promotion 0.373**-0.866** .000 Valid Publishing 0.357**-0.809** .000 Valid Personal Selling 0.340**-0.850** .000 Valid Direct Marketing 0.409**-0.889** .000 Valid Sumber: Data Primer yang dioalah (2015) Berdasarkan tabel diatas, diketahui semua pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah valid, semua item pertanyaan dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikansi pada level 1% dan satu item pertanyaan pada variabel dependen atau
peningkatan
jumlah
anggota
berbintang
satu
yang
menunjukkan signifikansi pada level 5%, sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat digunakan pada keseluruhan model pengujian. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Multicollinearity (Multikolinieritas) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi di antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainya. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik kolerasi. Menurut Bawono (2006) Kedua nilai VIF dan Tolerance saling berlawanan, apabila nilai tolerancenya besar maka nilai
86
VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF di sini tidak boleh lebih besar dari 10 (sepuluh), jika lebih besar maka bisa dikatakan ada gejala multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil dari 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga dengan nilai Tolerancenya tidak boleh lebih dari angka 1 Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct Marketing Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah a
Model
(Constant) PERIKLANAN 1 PERSONAL SELLING PUBLIC RELATION SALLES PROMOTION DIRECT MARKETING (Constant) PERIKLANAN 2 PERSONAL SELLING PUBLIC RELATION DIRECT MARKETING (Constant)
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Beta Error
T
,019
,003 -,005 ,002 ,001 -,002 ,059 ,003 -,005 ,003 -,002 ,054
,001 ,002 ,002 ,003 ,003 ,019 ,001 ,002 ,001 ,002 ,017
,242 -,338 ,229 ,044 -,091
,001 ,002 ,001
,227 -,331 ,215
PERIKLANAN ,002 PERSONAL SELLING ,005 PUBLIC RELATION ,002 a. Dependent Variable: % peningkatan
Collinearity Statistics Tolerance
,057
3
Sig.
,238 -,324 ,252 -,091
VIF
2,990
,004
2,053 -2,384 1,512 ,315 -,786 3,158 2,040 -2,419 1,901 -,793 3,075
,043 ,019 ,134 ,754 ,434 ,002 ,044 ,017 ,060 ,430 ,003
,698 ,483 ,421 ,497 ,729
1,433 2,071 2,375 2,013 1,372
,707 ,536 ,545 ,729
1,414 1,865 1,834 1,372
1,967 2,484 1,736
,052 ,015 ,086
,716 ,539 ,622
1,396 1,856 1,606
a
Model
Beta In
Excluded Variables t Sig. Partial
Correlation
Collinearity Statistics Tolerance VIF Minimum
Tolerance b
2 SALLES PROMOTION ,044 ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421 c SALLES PROMOTION ,045 ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467 3 c DIRECT MARKETING -,091 -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536 a. Dependent Variable: % peningkatan b. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
87
Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai VIF masingmasing variabel lebih kecil dari 10 (sepuluh) dan nilai tolerancenya tidak ada yang lebih dari angka 1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas pada semua variabel. b. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas) Uji
Heteroskedastisitas
bertujuan
untuk
menentukan
efisiensi sampel, uji T-test dan T-tabel sehingga tidak menyebabkan kesimpulan yang salah (Ghozali, 2010). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskendastisitas maka dapat dilihat melalui uji white sebagai berikut Tabel 4.9 Uji White Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 ,402a ,161 -,051 ,000219148 a. Predictors: (Constant), x4x5, x12, x22, x32, DIRECT MARKETING, x42, PUBLIC RELATION, x1x4, x52, PERSONAL SELLING, SALLES PROMOTION, x2x5, x1x5, PERIKLANAN, x1x3, x3x5, x3x4, x1x2, x2x4, x2x3 Model
R
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Hasil perhitungan persamaan regresi White menghasilkan nilai R2 sebesar 0,161, maka dapat diketahui besarnya X2 hitung, yaitu 100 x 0,161 = 16,1. Sedangkan besarnya X2 tabel adalah
88
118,7520. Karena X2 tabel lebih > X2 hitung, maka gejala penyakit hetroskedastisitas dalam model persamaan tidak ada. c. Uji Autocorrelation Menurut Bawono (2006: 160) autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan uji durbin Watson. Tabel 4.10 Uji Autocorrelation Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of DurbinSquare the Estimate Watson a 1 ,298 ,089 ,040 ,0159112 2,176 a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION b. Dependent Variable: % peningkatan
Diketahui: Nilai DW test nya sebesar 2,067, Nilai tabel dL = 1,57 Nilai tabel dU = 1,78 Nilai 4 - dU = 4 – 1,78 = 2,22
89
Karena nilai DW test di antara dU dan 4 - dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala penyakit autokorelasi dalam model regresi. d. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat normalitas model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Pengujian dilakukan dengan analisa grafik, yaitu dengan melihat grafik kurva histogram dan normal probality plot dan juga dengan melakukan uji Kolmogrov Smirnov (Ghozali, 2010). Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan kedalam bentuk ZScore dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Dan jika signifikansi di atas
90
0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data nrmal baku , artinya data yang akan diuji normal (www.statistikian.com) Tabel 4.11 Tabel one sampel Kolmogorov Smirnov Test Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. ,01550416 Deviation Absolute ,134 Most Extreme Differences Positive ,134 Negative -,093 Kolmogorov-Smirnov Z 1,339 Asymp. Sig. (2-tailed) ,055 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Berdasarkan hasil olah data diatas maka dapat dikatan bahwa distribusi data dikatan normal karena nilainya di atas 0,05. 3. Hasil Uji Ketepatan Model/ Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Ketepatan Model digunakan untuk melihat tingkat ketetapan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang dianalisa. Nilai ketetapan atau keaktualan dapat diukur dari goodness of fit nya (Iqbal, 2002). Uji ini dapat dilihat dari nilai koefisien diterminasinya. Berkaitan apakah uji statistik dikatakan lolos atau tidak, tergantung dari tingkat signifikansi dari hasi perhitungannya, jika hasil perhitungannya
91
berada di daerah kritis atau yang menolak H0 maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk uji selanjutnya. Berlaku sebaliknya jika hasil perhitungan berada didaerah yang menerima H0, maka dapat dikatakan bahwa uji statistiknya tidak lolos dan tidak layak untuk uji selanjutnya. Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat R² pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh (Bawono, 2006). Apabila angka koefisien diterima (R²) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen. Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 ,298 ,089 ,040 ,0159112 2 ,296b ,088 ,049 ,0158355 3 ,286c ,082 ,053 ,0158049 a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION b. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION Model
R
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
92
Dari data diatas dapat diketahui bahwa: Nilai koefisien korelasi (R) sebesar : 0,286. Hal tersebut menunjukkan
adanya
hubungan
yang
kuat
antara
variabel
independen dan variabel dependen (karena mendekati angka 1). Nilai koefisien Adjusted (R2) = 0,082 yang menjelaskan bahwa hanya 8,2% Peningkatan Jumlah Nasabah bisa dijelaskan dari kelima variabel independen (Advertising, Salles Promotion, Personal Selling, Public Relation dan Direct Marketing). Sedangkan sisanya (100% - 8,2% = 91,8%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 4. Uji Hipotesis a.
Uji ttest Uji digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh variabel
independen
terhadap
variabel
dependen
secara
individual (Iqbal,2002). Berikut merupakan tabel koefisien untuk melihat nilat t hitung yang akan dibandingkan dengan nilai tabel. Atau bisa juga dilihat dengan tabel sebagai berikut:
93
Tabel 4.13 Uji Secara Individual Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Anggota VARIABEL
B
NILAI
NILAI
NILAI
t test
t tabel
SIGNIFIKAN
KET
Constant
0,057
2,990
0,004
Signifikan
Periklanan
.002
1,967
.052
Signifikan
Personal
.005
2,484
.015
Selling Public
.002
1,736
Relation Salles
.045
Promotion Direct Marketing
1,2906
.086
0,323
.748
-0.793
.430
c
-,091
Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan Tidak Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Artinya: a.
Pengaruh variabel Periklanan/ Advertising (X1) terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari variabel periklanan sebesar 0,052 pada tingkat kesalahan 10% dan nilai t test sebesar 1,967 lebih besar dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris variabel periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Advertising
94
(Periklanan) berpengaruh positif terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang yaitu diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Maisya (2013) tentang pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan dan Hubungan Masyarakat Terhadap Keputusan Menabung di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi yang menyatakan bahwa periklanan yang dilakukan oleh BNI Cabang Bukittingi mempengaruhi keputusan menabung. Hal tersebut tidak sesuai pula dengan teori yang dikemukakan oleh Tjiptono (2008:225), “iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan akan mengubah fikiran seseorang untuk melakukan pembelian. b.
Pengaruh
variabel
personal
selling
(X2)
terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari variabel personal selling sebesar 0,015 yang lebih kecil dari α (0.05) pada tingkat kesalahan 5% dan nilai t test sebesar 2,484 lebih besar dari t tabel sebesar
95
1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris variabel personal selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa personal selling berpengaruh positif terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang yaitu diterima. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) tentang Pengaruh Bauran Promosi
Terhadap
Keputusan
Pengambilan
Produk
Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X Syariah Cabang Harmoni Jakarta, yang menyatakan bahwa Personal Selling tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pengambilan KPR Platinum iB. Tetapi hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Tjiptono (2008) yang menyebutkan bahwa “Personal Selling adalah komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada
calon
pelanggan
dan
membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membeli”.
96
c.
Pengaruh variabel Publisitas/ Public Relation (X3) terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari variabel publisitas (Public Relation) sebesar 0,086 yang berada pada tingkat kesalahan 10% dan nilai t test sebesar 1,736 lebih besar dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris variabel publisitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Public Relation berpengaruh positif terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang yaitu diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) yaitu kegiatan pameran atau event-event, sumbangan kemasyarakatan, pemberian sponsorship pada acara-acara besar, penjalinan hubungan yang baik dengan nasabah, dan pemberian majalah atau bulletin bank dalam publisitas dapat meningkatkan ketertarikan konsumen pada produk jasa yang ditawarkan khususnya KPR Platinum iB sehingga meningkat pula tingkat keputusan pengambilan KPR Platinum iB oleh nasabah.
97
Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (1997:230) bahwa public relation merupakan upaya menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan
dan
sikap
berbagai
kelompok
terhadap
perusahaan tersebut. Sehingga konsumen akan mencoba dan akhirnya membeli produk tersebut. d.
Pengaruh
variabel
Salles
Promotion
(X4)
terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari variabel Salles Promotion sebesar 0,748 yang lebih besar dari α (0.05) dan nilai t test sebesar 0,323 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris variabel Salles Promotion tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Salles Promotion berpengaruh positif terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang yaitu ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) tentang tentang Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada
98
Bank X Syariah Cabang Harmoni Jakarta, yang menyatakan bahwa promosi penjualan (salles promosi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pengambilan KPR Platinum iB (Y). Hal
ini
juga
tidak
sesuai
dengan
teori
yang
dikemukakan Tjiptono (2008), “promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. e.
Pengaruh
variabel
direct
marketing
(X5)
terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari variabel direct marketing sebesar 0,430 yang lebih besar dari α (0.05) dan nilai t test sebesar -0,793 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris variabel direct marketing tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan bahwa direct marketing (Penjualan Langsung) berpengaruh positif terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang yaitu ditolak.
99
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heri Abrianto dan Astrid Oktavia (2015) tentang “Analisis Pengaruh bauran Promosi Kartu Prabayar Terhadap Minat Beli Nasabah pada PT Bank Indonesia (Persero) Tbk Cabang Jatinegara” yang menyatakan bahwa Pemasaran
Langsung
(Direct
Marketing)
memiliki
hubungan positif dengan minat beli nasabah.
Berdasarkan hasil uji t diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel
yang
paling
dominan
mempengaruhi
peningkatan jumlah anggota adalah variabel personal selling (X2), yang ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,484. Dengan demikian strategi bauran promosi BMT di Kota Salatiga dan Kab.Semarang dilakukan dengan memberikan layanan dalam mengatasi keluhan dari pelanggan, bersikap ramah dan membantu permasalahan yang dihadapi pelanggan. Sifat penjualan perseorangan ini lebih luwes dalam menghadapi pelanggan karena tenaga penjualan dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing pembeli. Selain itu, tenaga penjualan juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaianpenyesuaian ditempat pada saat itu juga.
100
b. Uji Ftest Uji F digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel independen (Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct Marketing) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel dependen (Peningkatan Jumlah Nasabah) pada BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang (Ghozali, 2001). Tabel 4.14 Uji Secara Serempak Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Model
1
2
3
Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total
Sum of Squares ,002 ,024 ,026 ,002 ,024 ,026 ,002 ,024 ,026
ANOVAa df 5 94 99 4 95 99 3 96 99
Mean Square ,000 ,000
F
Sig.
1,827
,115b
,001 ,000
2,281
,066c
,001 ,000
2,843
,042d
a. Dependent Variable: % peningkatan b. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION d. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Dari data di atas, diketahui nilai F hitung sebesar 2,843 dengan tingkat probabilitas (signifikansi) sebesar 0,042. Karena Probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan f hitung lebih besar dari f
101
tabel sebesar 2,195, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
peningkatan
jumlah
demikian variabel Advertising,
nasabah,
atau
dengan
Personal Selling,
Public
Relation, Salles Promotion, dan Direct Marketing secara bersama-sama
berpengaruh
terhadap
peningkatan
jumlah
nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dengan kata lain H6 yang menyatakan bahwa bauran promosi (Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct Marketing) produk simpanan syariah secara bersamasama berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dapat diterima. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
nasabah
sebelum
memutuskan untuk memilih dan menggunakan produk simpanan syariah yang dimiliki oleh BMT, nasabah akan mengevaluasi segala
yang
berhubungan
dengan
Advertising,
Salles
Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct Marketing dari BMT tersebut terhadap produk tabungan syariah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) yang dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antar bauran promosi yang terdiri Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct
Marketing
terhadap
proses
keputusan
pembelian
konsumen. Kotler (2007), menjelaskan bahwa bauran promosi menjadi kegiatan promosi atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif untuk memberi keputusan dan ketertarikan produk yang ditawarkan. Keaneka ragaman produk membuat konsumen sulit menentukan produk mana yang akan dipilih. Dalam satu kategori produk saja terdapat bermacam- macam produk dari beberapa penjual yang bersaing untuk mendapat konsumen. Bauran promosi berguna untuk mengenali dan
102
membedakan barang dan jasa dari penjual yang satu dengan barang dan jasa dari penjual yang lain, sehingga memudahkan konsumen untuk mengindentifikasikan barang dan jasa yang akan dibeli. Jadi promosi dengan bauran promosi yang kuat akan memudahkan konsumen memilih produk dan menambah rasa percaya diri dalam melakukan keputusan pembeli pada produk tersebut. c.
Analisis Regresi Berganda Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal dua variabel). Kondisi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen dapat bersifat positif atau negative (Ghozali, 200
103
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Berganda Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Anggota xCoefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beta Tolerance VIF Error (Constant) ,057 ,019 2,990 ,004 PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433 PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071 1 PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375 SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013 DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372 (Constant) ,059 ,019 3,158 ,002 PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414 2 PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865 PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834 DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372 (Constant) ,054 ,017 3,075 ,003 PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396 3 PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856 PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606 a. Dependent Variable: % peningkatan
Model
Beta In
Excluded Variablesa T Sig. Partial Correlation
Collinearity Statistics Tolerance VIF Minimum Tolerance ,032 ,497 2,013 ,421 ,033 ,497 2,013 ,467 -,081 ,729 1,372 ,536
SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 3 c DIRECT MARKETING -,091 -,793 ,430 a. Dependent Variable: % peningkatan b. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION 2
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
104
Dari hasil pengujian-pengujian tersebut dapat dibuat persamaan matematis sebagai berikut: Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3 X3+ β4X4 + β5 X5+e Y= 0,057+0,002X1+0,005X2+0,002X3+ 0,045 X4 – 0,091 X5+e Di mana: Y
= Peningkatan Jumlah Nasabah
X1
= Advertising
X2
= Personal Selling
X3
= Public Relation
X4
= Salles Promotion
X5
= Direct Marketing
Artinya: Nilai constant (β0) : 0,057 menyatakan bahwa ketika variabel independen (advertising, personal selling, dan public relation) dianggap konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah sebesar 0,057 dengan asumsi cateris paribus. Koefisien regresi Periklanan/ Advertising (X1) sebesar 0,002, diartikan bahwa jika advertising mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan sebesar 0,002 Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan oleh variabel independen Perikalanan (X1) yang meliputi brosur, leaflet, majalah, radio, dan internet
105
baik dari segi gambar, informasi, maupun penempatannya akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar 0,002 dengan asumsi bahwa variabel personal selling (X2), publisitas (X3), promosi penjualan (X4) dan direct marketing (X5) adalah konstan. Koefisien regresi Personal Selling (X2) sebesar 0,005 diartikan bahwa jika personal selling mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan sebesar 0,005. Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan oleh variabel independen Personal Selling (X2) yang meliputi penggunaan personal selling/ armada penjualan/ marketing people untuk memasarkan produknya secara efektif baik dari segi penjelasan yang jelas dan informatif guna meningkatkan jumlah nasabah ini akan mempengaruhi sebesar 0,005 dengan asumsi bahwa variabel periklanan (X1), publisitas (X3), promosi penjualan (X4) dan direct marketing (X5) adalah konstan. Koefisien regresi Publisitas/ Public Relation (X3) sebesar 0,002, diartikan bahwa jika publisitas/ Public Relation mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan sebesar 0,002. Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan oleh variabel independen Publisitas (X3) yang meliputi penjalinan hubungan
106
yang baik dengan nasabah, pemberian sponsor pada acara-acara besar, pemberian sumbangan pada kegiatan kemasyarakatan, pemberian majalah atau bulletin bank, dan pengadaaan eventevent atau pameran-pameran dalam penjualan produk simpanan khususnya produk simpanan syariah akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar 0,002 dengan asumsi bahwa periklanan (X1), personal Selling (X2), promosi penjualan (X4), dan direct marketing (X5) adalah konstan. Koefisien regresi Salles Promotion/ Promosi Penjualan (X4) sebesar 0,045, diartikan bahwa jika Salles Promotion/ Promosi Penjualan mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan sebesar 0,045. Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan oleh variabel independen promosi penjualan (X4) yang meliputi pemberian souvenir, margin spesial yang ringan, pembebasan/ potongan biaya administrasi dan biaya non operasional lainnya pada saat promosi, serta pengadaan pengadaan kegiatan undian akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar 0,045 dengan asumsi bahwa variabel Periklanan (X1), Personal Selling (X2), Publisitas (X3), dan Direct Marketing (X5) adalah konstan. Koefisien regresi Direct Marketing/ Pemasaran Langsung (X5) sebesar -0,091, diartikan bahwa jika Direct Marketing/
107
Pemasaran Langsung mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel
Peningkatan
Jumlah
Nasabah
akan
mengalami
penurunan sebesar 0,091. Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan
oleh
variabel
independen
Direct
Marketing/
Pemasaran Langsung melalui interaksi informasi dan promosi produk simpanan syariah melalui surat, telepon, e-mail, dan alat penghubung lain untuk berkomunikasi dengan nasabah tertentu akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah sebesar -0,091 atau bisa diartikan sebagai penurunan sebesar 0,091, dengan asumsi bahwa variabel Periklanan (X1), Personal Selling (X2), Publisitas (X3), dan Salles Promotion (X4) adalah konstan.
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan analisis data mengenai pengaruh bauran promosi (promotion mix) produk simpanan syariah terhadap peningkatan jumlah nasabah (studi kasus pada bmt kota salatiga dan kab. Semarang dalam 2 tahun terakhir), maka penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut: 1.
Dari hasil pengujian Koefisien Regresi (Uji T) atau uji secara individu
bahwa
tidak
semua
variabel
bauran
promosi
mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah. Hanya untuk variabel Promosi/ Advertaising (X1), Personal Selling/ Penjualan Secara Pribadi (X2), dan Publisitas/ Public Relation (X3) yang berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Y). Sedangkan variabel Salles Promotion (X4) dan Direct Marketing (X5) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Y). 2.
Dari hasil pengujian model regresi (Uji F) atau uji secara serempak membuktikan bahwa variabel bauran promosi yang meliputi Advertising, Personal Selling, Public Relation, Salles Promotion, dan Direct Marketing secara simultan (bersama-sama) sangat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
108
109
peningkatan jumlah nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Pihak BMT agar lebih meningkatkan lagi bauran promosi yang dilakukan khususnya dalam dimensi Advertising, Personal Selling, Public Relation, Salles Promotion, dan Direct Marketing, sehingga kelima dimensi tersebut tidak lagi memiliki hubungan yang lemah terhadap minat beli nasabah. Agar bauran promosi yang dilakukan oleh BMT dapat membuat nasabah menjadi lebih berminat dan terdorong untuk menggunakan Produk Simpanan Syariah serta meningkatkan citra BMT.
2.
Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis faktor-faktor lainnya diluar model penelitian ini, dari keseluruhan yang mempengaruhi minat beli nasabah pengguna produk simpanan yang dimiliki BMT. Sehingga penelitian tidak hanya dari sisi bauran promosi saja, namun juga dari bauran pemasaran lain seperti faktor harga dan produk atau faktor kemudahan sehingga analisis yang dihasilkan dapat lebih menyeluruh.
110
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mal An. 2010. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Abrianto, Heri; Astrid Oktavia.2015. Analisis Pengaruh Bauran Promosi Kartu Prabayar Terhadap Minat Beli Nasabah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Jatinegara, Jurnal Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan, Vol. 1 (3). Politeknik Negeri Press: Jakarta. Amir, M. Taufiq,. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syari’ah di Indonesia. Yogyakarya: Gadjah Mada University Press . Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah; dari Teori ke Praktik .Jakarta: Gema Insani. Antoniom, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Tazkia Institut: Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmoro, Ayu Afrillya. 2011. Pengaruh Variabel-variabel Bauran Promosi Terhadap Minat Pembelian. Skripsi. Surabaya : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analisys dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga pers Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Cv Alvabeta: Bandung. Darna; Dita Pramudya Wardani. 2013. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X Syariah Cabang Harmoni-Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 12(1):1-10. Politeknik Negeri Jakarta Press: Jakarta. Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia. Firman, Asmeldi. 1999. Panduan Praktis BMT. Mizan: Jakarta. Firman, Susilo. 2007. Manajemen Perbankan Syaria: Graha Ilmu
111
Ghozali, Imam.2001. Aplikasi Analisis Multivariat 2. Semarang:Badan Penerbit Undip. Hasan, M. Iqbal, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia:Bogor. Hasan, Iqbal. 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Pt. Rineka Cipta. Hiam. 2002. Alih Bahasa Maulana (1996). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. Husein, umar.2005. Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Imam,Wahjono, Sentot. 2010. Manajemen Pemasaran Bank.Yogyakarta : Graha Ilmu. Jayusman, Indra. 2012. Pengaruh Promotion Mix Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Bank (Studi Kasus PD BPR Marunting Batu Aji Kab. Pangkalan Bun). Universitas Antakusuma Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers Kartajaya, Hermawan.2004.On MarketingMark Plus & Co. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kartajaya, Hermawan, dan Syakir, M. Sula. 2006. Syariah Marketing. Bandung: PT Mizan Pustaka. Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung. 2007. Bank Syariah : Teori, Praktik, dan Peranannya. Jakarta: Celestial Publishing. Kotler, Phillip. 2007. Manajemen Pemasaran.Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhallindo. Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007. Managemen Pemasaran Jilid I Edisi Ke 13. Jakarta: Erlangga Kotler, Philip; Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
112
Maisya, Fitri. 2013. Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, dan Hubungan Masyarakat Terhadap Keputusan Menabung di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi. Jurnal. Universitas Negeri Padang Press: Padang. Perdana, Alan. 2010. Penerapan Bauran Promosi Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah pasa Asuransi Bumi Putra Syariah Syurakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Prof. H. Soemarjo, SH. 1971. Al Qur’an dan Terjemahnya. Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran Raja Fard: Jakarta. Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen BMT . UII press: Yogyakarta. Rohmad, Wahid. 2008. Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Kebutusan Nasabah Dalam Mengambil Pembiayaan Murabahah Pada BMT Palur Karanganyar Pada tahun 2007. UIN Sunan Kali Jaga Jogjakarta. Sandy, Febryan. 2012. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 9 No. 2. Saputro, Nugroho. 2011. Efektifitas Strategi Pemasaran Produk Bmt Jogjatama Dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif. (Penelitian). STMIK AMIKOM Yogyakarta. Shimp, Christopher H.. 2003. Service Marketing, Second Edotion, Usa: Prentice International. Sudarsono, Heri. 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Edisi 1, Ekonisa: Yogyakarta. Sudarsono, Heri. 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Edisi 2, Ekonisa: Yogyakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RD, Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif: Toeri Dan Aplikasi. Bandung. Sunarto, Zulkifli. 2003. Panduan Praktis Transaksi perbankan Syariah Jakarta: Zikrul Hakim.
113
Tjiptono, Fandi. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi 2. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Wahjono, 2010. Pengantar Manajemen Pemasaran. Penerbit Bpfe: Yogyakarta. http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogrovsmirnov.html?m=1 http://forumbaitulmaal-jateng.blogspot.co.id/2015/01/daftar-anggota-pbmtikorwil-jateng.html?=1
114
Lampiran
115
ANGKET / QUESIONER I. Isilah identitas Bapak/Ibu/Sdr (i) sebagai berikut : 1. Jenis Kelamin Pria Wanita 2. Usia responden Di bawah 20 tahun 21 - 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun di atas 50 tahun 3. Tingkat Pendidikan Dibawah SMA SMA Diplomat 3/ Sarjana Pasca Sarjana 4. Jenis pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pegawai swasta Wiraswasta Pegawai BUMN Lainnya, sebutkan ………..
116
5. Lama Menjadi Nasabah ≤ 1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun ≥ 4 tahun , sebutkan ……….. 6.
Pilihlah salah satu jawaban pertanyaan di bawah ini yang dianggap paling tepat dengan memberi tanda X : Seberapa penting strategi promosi dalam meningkatkan Jumlah nasabah pada BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dari hasil wawancara agar dibubuhkan tanda (X) pada kolom:
1)
Sangat Tidak Setuju (STS)
2)
Tidak Setuju (TS)
3)
Setuju (S)
4)
Sangat Setuju (SS)
A. Variabel Bauran Promosi (Promotion Mix) No.
Pernyataan
STS
Periklanan (Advertising) 1.
Informasi
mengenai
Produk
Simpanan Syariah yang dimiliki BMT mudah saya dapatkan 2.
Pesan Simpanan
Promosi Syariah
Produk yang
disampaikan BMT mudah saya pahami 3.
Pesan
Promosi
Produk
TS
S
SS
117
Simpanan Syariah yang dibuat BMT menarik bagi saya 4.
Ketersediaan brosur mengenai fasilitas yang ditawarkan oleh BMT
Personnal Selling 1.
Staff
BMT
memberikan
pelayanan yang baik bagi saya 2.
Manager
BMT
memberikan
waktu
yang luang
kepada saya untuk memberikan sejumlah informasi 3.
Manajer BMT ramah dalam memberikan informasi bagi saya
Public Relations 1.
Para nasabah sering diundang oleh BMT dalam event-event tertentu
2.
Berita-berita yang berhubungan dengan BMT membantu saya untuk mendapatkan informasi tentang BMT
3.
Situs
BMT
membantu
saya
dalam memberikan informasi 4.
Sponsorsip yang diikuti oleh BMT
membantu
saya
memperoleh informasi Salles promotion 1.
Pemberian mempengaruhi
kupon/
poin
saya
dalam
118
memilih Produk Simpanan BMT 2.
Pemberian
hadiah
mempengaruhi
langsung
saya
dalam
memilih Produk Simpanan BMT Direct Marketing 1.
BMT dalam mempromosikan Produk Tabungan Syariah via telemarketing
mempengaruhi
saya memilih BMT 2.
BMT dalam mempromosikan Produk Tabungan Syariah via social
media
mempengaruhi
saya memilih BMT
B.Variabel Peningkatan Jumlah Nasabah
No. 1.
Pernyataan Saya menjadikan BMT sebagai pemenuhan kebutuhan saya untuk menabung
2.
BMT menjadi pertimbangan saya untuk menyimpan dana saya pada saat mempunyai dana lebih
3.
Keputusan saya untuk menabung di BMT adalah keputusan yang tepat
4.
Saya berkeinginan menyimpan kembali uang saya di BMT di waktu yang akan datang
STS
TS
S
SS
119
1.
Gambaran umum responden
Jenis Kelamin Responden
Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frequency
Percent
44 56 100
44,0 56,0 100,0
Valid Percent 44,0 56,0 100,0
Cumulative Percent 44,0 100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Usia Responden Frequency Percent < 20 tahun 5 5.0 21 – 30 tahun 35 35,0 31 – 40 tahun 39 39.0 Valid 41 – 50 tahun 18 18.0 > 50 tahun 3 3,0 Total 100 100,0 Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Tingkat Pendidikan Responden Frequency Percent Dibawah SMA 12 12.0 SMA 45 45,0 Diplomat 3/ Valid 34 34.0 Sarjana Pasca Sarjana 9 9.0 Total 100 100,0 Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Valid Percent 5.0 35,0 39.0 18.0 3,0 100,0
Cumulative Percent 5.0 40,0 79.0 97.0 100,0
Valid Percent 12,0 45,0
Cumulative Percent 12,0 57.0
34,0
91.0
9,0 100,0
100,0
120
Jenis Pekerjaan Responden Frequency Percent PNS 10 10.0 Pegawai swasta 37 37.0 Wiraswasta 37 37.0 Valid Pegawai BUMN 9 9.0 Lainnya 7 7,0 Total 100 100,0 Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Valid Percent 10.0 37.0 37.0 9.0 7,0 100,0
Lama Responden Menjadi Anggota Frequency Percent Valid Percent 1 tahun 15 15.0 15.0 1-2 tahun 25 25.0 25.0 2-3 tahun 30 30.0 30.0 Valid 3-4 tahun 17 17.0 17.0 Lebih dari 4 13 13.0 13.0 tahun Total 100 100,0 100,0 Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Cumulative Percent 10.0 47.0 84,0 93.0 100,0
Cumulative Percent 15.0 40.0 70.0 87.0 100,0
121
2. Uji Relibilitas Advertising (Periklanan) Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items ,768 ,767 4
Selles Promotiom (Promosi Penjualan) Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items ,635 ,643 2
Public Relation (Publisitas) Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items ,717 ,728 4
122
Personal Selling (Promosi Penjualan) Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items ,715 ,715 3
Direct Marketing (Pemasaran Langsung) Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items ,662 ,681 2
123
3.
Validitas Advertising (Periklanan) Correlations p1 p2
p3
Pearson 1 ,595** ,354** Correlation p1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 100 100 100 Pearson ,595** 1 ,542** Correlation p2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 100 100 100 Pearson ,354** ,542** 1 Correlation p3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 100 100 100 Pearson ,248* ,430** ,538** Correlation p4 Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,000 N 100 100 100 Pearson ,723** ,842** ,795** Correlation PERIKLANAN Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
p1 p2 p3 p4
Scale Mean if Item Deleted 10,74 10,70 10,58 10,43
p4
PERIKLANAN
,248*
,723**
,013 100
,000 100
,430**
,842**
,000 100
,000 100
,538**
,795**
,000 100
,000 100
1
,708**
100
,000 100
,708**
1
,000 100
100
Item-Total Statistics Scale Corrected Squared Cronbach's Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Correlation Correlation Deleted 1,406 ,494 ,356 ,752 1,222 ,685 ,497 ,646 1,297 ,605 ,410 ,693 1,480 ,498 ,317 ,748
124
Personal Selling (Promosi Penjualan) Correlations p5
p6
Pearson Correlation 1 ,506** p5 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 Pearson Correlation ,506** 1 p6 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 ** Pearson Correlation ,340 ,522** p7 Sig. (2-tailed) ,001 ,000 N 100 100 Pearson Correlation ,782** ,850** PERSONAL Sig. (2-tailed) ,000 ,000 SELLING N 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
p5 p6 p7
p7 ,340** ,001 100 ,522** ,000 100 1 100 ,762** ,000 100
PERSONAL SELLING ,782** ,000 100 ,850** ,000 100 ,762** ,000 100 1 100
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted 7,11 ,685 ,489 ,264 ,684 6,70 ,616 ,627 ,395 ,506 6,39 ,745 ,495 ,280 ,672
125
Public Relation (Publisitas) Correlations p8 p9 Pearson 1 ,583** Correlation p8 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 Pearson ,583** 1 Correlation p9 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 Pearson ,357** ,605** Correlation p10 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 100 100 Pearson ,185 ,261** Correlation p11 Sig. (2-tailed) ,066 ,009 N 100 100 Pearson ,732** ,809** Correlation PUBLIC RELATION Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
p8 p9 p10 p11
p10
p11
PUBLIC RELATION
,357**
,185
,732**
,000 100
,066 100
,000 100
,605**
,261**
,809**
,000 100
,009 100
,000 100
1
,412**
,791**
100
,000 100
,000 100
,412**
1
,633**
,000 100
100
,000 100
,791**
,633**
1
,000 100
,000 100
100
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted 9,68 1,331 ,465 ,341 ,685 9,51 1,364 ,656 ,520 ,577 9,40 1,313 ,599 ,435 ,598 9,06 1,532 ,345 ,171 ,749
126
Selles Promotiom (Promosi Penjualan) Correlations p12
p13
Pearson 1 ,373** Correlation p12 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 Pearson ** ,373 1 Correlation p13 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 Pearson ** ,787 ,866** Correlation SALLES PROMOTION Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
p12 p13
SALLES PROMOTION ,787** ,000 100 ,866** ,000 100 1 100
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted 3,35 ,270 ,373 ,139 . 2,94 ,178 ,373 ,139 .
127
Direct Marketing (Pemasaran Langsung) Correlations p14
p15
Pearson Correlation 1 ,409** p14 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 Pearson Correlation ,409** 1 p15 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 Pearson Correlation ,781** ,889** DIRECT Sig. (2-tailed) ,000 ,000 MARKETING N 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
DIRECT MARKETING ,781** ,000 100 ,889** ,000 100 1 100
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected if Item Variance if Item-Total Deleted Item Deleted Correlation p14 p15 DIRECT MARKETING
9,78 9,36
1,507 1,142
6,38
,561
Squared Cronbach' Multiple s Alpha if Correlation Item Deleted ,648 . ,906 ,767 . ,770
1,000
.
,562
128
4. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Multicollinearity (Multikolinieritas) Hasil Uji Multikolinieritas
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
Model
(Constant)
,057
,019
,003 -,005 ,002 ,001 -,002 ,059 ,003 -,005 ,003 -,002 ,054
,001 ,002 ,002 ,003 ,003 ,019 ,001 ,002 ,001 ,002 ,017
,242 -,338 ,229 ,044 -,091
PERIKLANAN ,002 PERSONAL SELLING ,005 PUBLIC RELATION ,002 a. Dependent Variable: % peningkatan
,001 ,002 ,001
,227 -,331 ,215
1
2
PERIKLANAN PERSONAL SELLING PUBLIC RELATION SALLES PROMOTION DIRECT MARKETING (Constant) PERIKLANAN PERSONAL SELLING PUBLIC RELATION DIRECT MARKETING (Constant)
3
,238 -,324 ,252 -,091
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
2,990
,004
2,053 -2,384 1,512 ,315 -,786 3,158 2,040 -2,419 1,901 -,793 3,075
,043 ,019 ,134 ,754 ,434 ,002 ,044 ,017 ,060 ,430 ,003
,698 ,483 ,421 ,497 ,729
1,433 2,071 2,375 2,013 1,372
,707 ,536 ,545 ,729
1,414 1,865 1,834 1,372
1,967 2,484 1,736
,052 ,015 ,086
,716 ,539 ,622
1,396 1,856 1,606
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Model
Beta In
Excluded Variablesa t Sig. Partial Correlation
Collinearity Statistics Tolerance VIF Minimum Tolerance ,497 2,013 ,421 ,497 2,013 ,467 ,729 1,372 ,536
SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 3 DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 a. Dependent Variable: % peningkatan b. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION 2
129
b. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas) Uji White Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 ,402a ,161 -,051 ,000219148 a. Predictors: (Constant), x4x5, x12, x22, x32, DIRECT MARKETING, x42, PUBLIC RELATION, x1x4, x52, PERSONAL SELLING, SALLES PROMOTION, x2x5, x1x5, PERIKLANAN, x1x3, x3x5, x3x4, x1x2, x2x4, x2x3
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
c.
Uji Autocorrelation Tabel Autocorrelation
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of DurbinSquare the Estimate Watson 1 ,298a ,089 ,040 ,0159112 2,176 a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION b. Dependent Variable: % peningkatan
130
d. Uji Normalitas Tabel one sampel Kolmogorov Smirnov Test Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. Deviation ,01550416 Absolute ,134 Most Extreme Differences Positive ,134 Negative -,093 Kolmogorov-Smirnov Z 1,339 Asymp. Sig. (2-tailed) ,055 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
5. Hasil Uji Ketepatan Model Koefisien Determinasi Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 ,298a ,089 ,040 ,0159112 2 ,296b ,088 ,049 ,0158355 3 ,286c ,082 ,053 ,0158049 a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION b. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION Model
R
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
131
6.
Uji Hipotesis a. Uji ttest Uji Secara Individual Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Anggota
b.
VARIABEL
B
Constant Periklanan Personal Selling Public Relation Salles Promotion Direct Marketing
0,057 .002 .005 .002 .045 -,091c
NILAI t test 2,990 1,967
NILAI t tabel
NILAI SIGNIFIKAN 0,004 .052
2,484
.015 1,2906
1,736
.086
0,323
.748
-0.793
.430
KET Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
Uji Ftest Uji Secara Serempak Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Model Regression
Sum of Squares ,002
ANOVAa df 5
Mean Square ,000
F 1,827
Sig. ,115b
1
Residual
,024
94
,000
,026 ,002 ,024
99 4 95
,001 ,000
2,281
,066c
2
Total Regression Residual Total Regression
,026 ,002
99 3
,001
2,843
,042d
Residual
,024
96
,000
Total
,026
99
3
a. Dependent Variable: % peningkatan b. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION d. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
132
c.
Analisis Regresi Berganda Hasil Analisis Regresi Berganda Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Anggota xCoefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
Model
(Constant)
,057
,019
,003 -,005 ,002 ,001 -,002 ,059 ,003 -,005 ,003 -,002 ,054
,001 ,002 ,002 ,003 ,003 ,019 ,001 ,002 ,001 ,002 ,017
,242 -,338 ,229 ,044 -,091
PERIKLANAN ,002 PERSONAL SELLING ,005 PUBLIC RELATION ,002 a. Dependent Variable: % peningkatan
,001 ,002 ,001
,227 -,331 ,215
1
2
PERIKLANAN PERSONAL SELLING PUBLIC RELATION SALLES PROMOTION DIRECT MARKETING (Constant) PERIKLANAN PERSONAL SELLING PUBLIC RELATION DIRECT MARKETING (Constant)
3
,238 -,324 ,252 -,091
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
2,990
,004
2,053 -2,384 1,512 ,315 -,786 3,158 2,040 -2,419 1,901 -,793 3,075
,043 ,019 ,134 ,754 ,434 ,002 ,044 ,017 ,060 ,430 ,003
,698 ,483 ,421 ,497 ,729
1,433 2,071 2,375 2,013 1,372
,707 ,536 ,545 ,729
1,414 1,865 1,834 1,372
1,967 2,484 1,736
,052 ,015 ,086
,716 ,539 ,622
1,396 1,856 1,606
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Model
Beta In
Excluded Variablesa t Sig. Partial Correlation
Collinearity Statistics Tolerance VIF Minimum Tolerance ,497 2,013 ,421 ,497 2,013 ,467 ,729 1,372 ,536
SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 3 DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 a. Dependent Variable: % peningkatan b. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION c. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION 2