ANALISIS PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PRESPEKTIF PERAN GENDER DI PEDESAAN (Studi Kasus di Desa Kalangan Kec. Margomulyo Kab. Bojonegoro) Oleh: Andriyan Pujimulyatama Bank Mandiri Madiun Email:
[email protected] Abstract The objectives of this study were 1) to determine the characteristics of poor households in the village districts circles. Margomulyo Kab. Bojonegoro. 2) To determine the influence of age, education and gender roles to the family income. 3) To determine whether there is a significant difference in income after the role of gender in poor households. This study uses primary data obtained from questionnaires with 53 poor households. The analytical tool used is multiple regression with dummy variables and different test average. The results of 53 studies that poor households 23 respondents or 43% of elementary education (SD), 20 respondents or 38% had not compleceted elementary school (SD) and 10 respondents or 19% educated Junior High School (SMP). Types of jobs available 100 respondents 53% peasants’livelihood. Working hours in a day on average 7-9 hours. Wages earned Rp 20,000 to Rp 30,000 per day and for women workersor wives who work at Rp 20,000 to Rp 25,000 per day. Education elementary and junior high school education has no statistically significant effect on the family income of poor households, while age and gender roles have a statistically significant influence on the family income of poor households, if age is 1 (productive) it will add to the family income by Rp. 4683.643. Gender roles if the values is 1 (any gender roles) it will add to the family income by Rp. 24624.815. And there is a difference between family income existing gender roles and no gender roles. Keywords: Poverty Alleviation, Gender Perspective, Wife Income Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui karakteristik rumah tangga miskin di kalangan kabupaten desa. Margomulyo Kab. Bojonegoro. 2) Untuk mengetahui pengaruh peran usia, pendidikan dan jenis kelamin terhadap pendapatan keluarga. 3) Untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan dalam pendapatan setelah peran gender dalam rumah tangga miskin. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dengan 53 rumah tangga miskin. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan variabel dummy dan uji beda rata-rata. Hasil 53 studi yang rumah tangga miskin 23 responden atau 43% dari pendidikan dasar (SD), 20 responden atau 38% tidak compleceted Sekolah Dasar (SD) dan 10 responden atau 19% berpendidikan SMP (SMP). Jenis pekerjaan yang tersedia 100 responden 53% peasants'livelihood. Jam kerja dalam sehari rata-rata 7-9 jam. Upah yang diperoleh Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per hari dan untuk wanita workersor istri yang bekerja di Rp 20.000-Rp 25.000 per hari. pendidikan pendidikan dasar dan SMP tidak berpengaruh
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama signifikan secara statistik pada pendapatan keluarga rumah tangga miskin, sementara peran usia dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik pada pendapatan keluarga rumah tangga miskin, jika usia 1 (produktif) akan menambah pendapatan keluarga sebesar Rp. 4.683,643. peran gender jika nilai adalah 1 (setiap peran gender) itu akan menambah pendapatan keluarga sebesar Rp. 24.624,815. Dan ada perbedaan antara peran gender pendapatan keluarga yang ada dan tidak ada peran gender. Kata Kunci: Pengentasan Kemiskinan, perspektif gender, pendapatan Istri PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara
penduduk Indonesia pada tahun 2010
yang kaya akan sumber daya alam
menurut BPS berjumlah 237.641.326
dan berlandaskan hukum yang kuat.
jiwa,
Tujuan dari negara Indonesia sesuai
penduduk
dengan apa yang diamanatkan dalam
dipungkiri kemiskinan itu terjadi.
Pembukaan Undang-Undang Dasar
Permasalahan
1945 yaitu memajukan kesejahteraan
Indonesia sesuai fakta yang ada
umum dan mencerdaskan kehidupan
bahwa pertumbuhan ekonomi tidak
bangsa.
akan
tersebar secara merata di seluruh
tercapai apabila tingkat kemiskinan
wilayah Indonesia, ini terbukti terjadi
di Indonesia dapat dikurangi, agar
disparitas pendapatan antar daerah
tercapai maka perlu adanya upaya
dan tingginya tingkat kemiskinan.
Tujuan
tersebut
dengan
banyaknya
Indonesia
yang
jumlah
tidak
terjadi
dapat
di
pengentasan kemiskinan. Populasi
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
87
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama Gambar 1. Perkembangan Kemiskinan di Indonesia tahun 2004–2012
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2012
Angka
kemiskinan
di
menunjukan bahwa kab. Bojonegoro
Indonesia berdasarkan Data Badan
tingkat kemiskinannya masih relative
Pusat Statistik (BPS, 2012) sebanyak
tinggi.
28.594.600 jiwa yang tersebar di
Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat
seluruh pelosok Indonesia, di Jawa
pada gambar 2.
Timur sendiri angka kemiskinan
Indikator
Kemiskinan
Kemiskinan
di
dunia
ini
tercatat 4.960.500 jiwa atau (13,08
wanita yang menjadi korban paling
%) data dari BPS September 2012.
menderita, wanita setiap hari harus
Di Jawa Timur jumlah penduduk
menghadapi
miskin tercatat 1.606.000 (8,9 %)
begitu banyak dalam hidupnya, peran
jiwa di Kota dan 3.354.600 (16,88
ganda wanita sebagai ibu rumah
%) jiwa di Desa. Ternyata persentasi
tangga berarti mereka harus mampu
penduduk
menjadi pendamping suami, mampu
terdapat
miskin di
Desa
lebih
banyak
dibandingkan
dengan Kota.
merawat Adanya
Jumlah penduduk miskin di
dan
jiwa, tingkat kemiskinan 18.8% dan
dipandang
garis kemiskinan di kab. Bojonegoro
masyarakat
rupiah.
budaya
yang
anak. yang
menomorduakan peran wanita yang menjadikan
211.213
mendidik
anggapan
Kab. Bojonegoro mencapai 227.089
berkisar
permasalahan
mereka sebelah
seringkali mata
dalam sosial.
Ini
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
88
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama Gambar 2. Indikator Kemiskinan Kabupaten Bojonegoro
Sumber: www.tnp2k.go.id Hal ini yang menjadikan terbatasnya akses-akses pendidikan
tani, perdagangan dan jasa dan buruh pabrik.
ataupun ekonomi serta fasilitas sosial
Kemiskinan pedesaan (rural
sulit bagi perempuan. Rendahnya
proverty) dapat dikatakan sebagai
tingkat pendidikan, pengetahuan dan
salah satu topik pokok yang tidak
pendapatan
tangga,
mungkin
kemungkinan besar menjadi sebab
masalah
utama kemiskinan itu terjadi.
khususnya
rumah
Keterbatasan
dapat
dilepaskan
pembangunan di
dari
pedesaan,
negera-negara
kemampuan
berkembang seperti di Indonesia ini
pendidikan dan pengetahuan yang
karena sebagian besar dari penduduk
dimiliki
di
tinggal di daerah pedesaan yang
perilaku
mana pada umumnya mereka hidup
pedesaan
oleh
kaum
wanita
menyebabkan
serta kebiasaan setiap hari-harinya akan
tetap
sama
seperti
yang
di bawah garis kemiskinan. Peran wanita terutama di
diajarkan dan diturunkan. Untuk itu
pedesaan
sebagai
sumber
daya
demi kelangsungan diri dan keluarga,
manusia cukup nyata partisipasinya
pihak wanita bekerja pada sector
khususnya dalam memenuhi fungsi
informal, sector pertanian atau buruh
keluarga dan rumah tangga bersama laki-laki, potensi yang dimiliki oleh
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
89
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama wanita untuk menopang ekonomi
masih terdapat masyarakat
keluarga
memang
cukup
diketegorikan sebagai
Namun
demikian
wanita
tinggi. tidak
miskin
dan
yang
masyarakat
berpotensi
memiliki
menunjukan diri atau mengklaim
jumlah rumah tangga miskin terbesar
bahwa mereka menjadi penyangga
diantara desa-desa lain di Kecamatan
utama ekonomi keluarga. Hal inilah
Margomulyo.
yang menjadi alasan penulis untuk melakukan
penelitian
di
Jenis
penelitian
yang
desa
digunakan adalah analisis deskriptif
Kalangan dengan judul “Analisis
kuantitatif. Populasi dalam penelitian
Pengentasan
ini
Kemiskinan
Dalam
Prespektif Peran Gender di Pedesaan. Hidayat
(2006)
Teknik
adalah
rumah
tangga
yang
dikategorikan sebagai rumah tangga miskin
yang
tinggal
di
Desa
analisis menggunakan table tunggal,
Kalangan Kecamatan Margomulyo
table silang,dan analisis kualitatif.
Kabupaten Bojonegoro berjumlah
Hasil penelitian yaitu pendapatan
263 Kepala Keluarga. Sampel dalam
yang diperoleh di TPA Jatibarang
penelitian
sebagian
tinggi
miskin dan rumah tangga miskin
dibandingkan dengan upah minimum
yang ada peran gender saja. Jumlah
regional
sampel sebesar 20% dari populasi,
besar
(UMR)
lebih
Propinsi
Jawa
adalah
rumah
tangga
Tengah
yaitu diperoleh 20% x 263 = 52,6
METODE PENELITIAN
atau bila dibulatkan menjadi 53
Penelitian dilakukan pada Desa Kalangan Kecamatan Margomulyo Kabupaten
Bojonegoro.
sampel. Data yang digunakan dalam
Secara
penelitian ini adalah cross-section.
umum penelitian ini didasarkan atas
Metode analisis data yang digunakan
pertimbangan, kesesuaian, dengan
dalam penelitian ini ada 2 cara yaitu:
substansi penelitian. Alasan memilih
Regresi
lokasi penelitian di Desa Kalangan
diterapkan untuk data cross-section
karena Desa Kalangan Kecamatan
dan Uji Beda Pendapatan Rata-rata.
linear
berganda
yang
Margomulyo Kabupaten Bojonegoro
Bentuk rumusan matematik
merupakan salah satu Desa yang
dari analisis linier berganda yang
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
90
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama digunakan
adalah
menggunakan
dengan
D
regresi
bekerja
metode
= 1 jika ada wanita yang
berganda dengan variabel Dummy
PEMBAHASAN
untuk mengetahui pengaruh variabel
Karakteristik
dependen yaitu Pendapatan rumah
Miskin
tangga, terhadap variabel independen
Pendidikan
yaitu Pendidikan, Usia dan Peran
Rumah
Tangga
Hasil wawancara dengan 53
Gender, adalah sebagai berikut :
responden disimpulkan bahwa rata-
Y = β0 + β1 D1 + β2 D2 + β3 D3 + α
rata pendidikan hanya sampai tingkat
Dimana:
Sekolah
Y
= Pendapatan Rumah Tangga
semuanya menyelesaikan pendidkan
α
= konstanta
Sekolah Dasar (SD), hasilnya dari 53
β1
= koefisien regresi dari (D1)
responden rumah tangga miskin 23
β2
= koefisien regresi dari (D2)
responden atau 43 % berpendidikan
β3
= koefisien regresi dari (D3)
Sekolah Dasar (SD), 20 responden
D1
= Model Pendidikan Kepala
atau 38 % tidak tamat Sekolah Dasar
Rumah Tangga sebagai
variabel
Dasar
(SD)
dan
tidak
(SD) dan 10 responden atau 19 %
Dummy (skors)
berpendidikan Sekolah Menengah
D
= 0 jika tidak tamat SD
Peratama
(SMP).
Kenapa
D
= 1 jika tamat SD
tersebut
terjadi,
alasan
D
= 2 jika tamat SMP
responden yaitu persoalan ekonomi
D
= 3 jika tamat SMA
dan
D2
= Model Usia Kepala Rumah
mampu baca tulis dan berhitungpun
Tangga sebagai variabel Dummy
persepsi
dari
bahwa
sudah dirasa cukup. Mata
(skors)
masyarakt
hal
pencaharian
dari
D
= 0 jika tidak Usia Produktif
masyarakat Desa Kalangan rata-rata
D
= 1 jika Usia Produktif
masyarakat
D3
=
disana mempunyai latar belakang
Model
Peran
Gender
miskin
yang
tinggal
sebagai variabel Dummy (skors)
pekerjaan yang sama yang mana
D
mata pencahariaannya sebagai buruh
= 0 jika tidak ada wanita
yang bekerja
tani, dari 53 responden yang ada
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
91
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama secara keseluruhan atau 100 % mata
sedikit berada pada kelompok sama
pencaharian Buruh Tani. Sedangkan
dengan 1 orang per rumah tangga
untuk lama jam kerja dalam satu hari
yaitu sebanyak 3 responden atau 6%.
rata-rata 7 – 9 jam, yang dimulai jam
Kondisi Ekonomi
05:30 WIB sampai jam 09:00 WIB
53 responden yang ada rata-
dan mulai bekerja lagi jam 02:30
rata
WIB sampai Jam 17:00 WIB.
sebagai buruh tani baik kepala
Jumlah Tanggungan Keluarga
keluarga dan istrinya yang bekerja,
Tabel
dari
1.
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah Tanggungan Keluarga
Frekuensi
%
1 3 6 2 7 13 3 16 30 4 19 36 5 8 15 Jumlah 53 100 Sumber : Data primer diolah, 2014 Berdasarkan
53
mata
responden
responden sebagai
pecahariannya
terdapat
yang istrinya buruh
tani.
26
bekerja Untuk
pendapatan dari hasil bekerja sebagai buruh tani yaitu sebesar Rp 20.000 sampai Rp. 30.000 perhari dan untuk tenaga kerja wanita atau istri yang bekerja sebesar Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per hari. Hal itu tidak serta merta diperoleh setiap hari
diatas
secara rutin, dari sini dapat diketahui
jumlah
untuk memenuhi kebutuhan setiap
tanggungan keluarga yang paling
hari rumah tangga miskin masih
banyak pada rumah tangga miskin
belum layak, ditambah lagi untuk
berada pada kelompok sama dengan
kebutuhan sekolah anak-anaknya.
dapat
dilihat
tabel
semua
bahwa
4 orang per rumah tangga yaitu
Dari 53 responden Rumah
sebanyak 19 responden atau 36%,
Tangga
artinya setiap kepala keluarga harus
pendapatan
menanggung 4 anggota keluarga.
membaca tabel di bawah.
Miskin per
dapat hari
diketahui dengan
Semakin besar anggota keluarga semakin banyak pengeluaran untuk kebutuhan pokok. Kemudian jumlah tanggungan keluarga yang paling
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
92
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama Tabel 2. Pendapatan per hari Rumah Tangga Miskin di Desa Kalangan Interval Pendapatan Rumah Tangga
Pembahasan Uji F
Kepala rumah tangga 0
Ibu Rumah tangga 0
Rp. 20.000 – Rp. 24.500
1
3
Rp. 25.000 – Rp. 29.500
8
23
pengaruh
> Rp. 30.000
43
0
secara keseluruhan yaitu pendidikan
< Rp. 19.500
Sumber: Data Primer diolah, 2014 Status Rumah Status
Pengujian dengan
uji
F
hasil
regresi
bertujuan
untuk
mengetahui tingkat signifikansi atas antara
variabel
bebas
SD (B1), pendidkan SMP (B2), Usia (B3) dan Peran Gender (B4) terhadap
kepemilikan
Rumah
merupakan indikator dari kemapanan
Pendapatan Rumah Tangga Miskin (Y).
ekonomi suatu rumah tangga, dari
Dari
hasil
regresi
diatas
status dapat kita ketahui kemampuan
diperoleh
ekonomi suatu rumah tangga. Untuk
(487.016),
lebih jelasnya dapat dilihat gambar
signifikansi 5% dengan df1 = k-1 = 4
dibawah:
dan df2 = n – k = 48 diperoleh F-
Dari disimpulkan
tabel bahwa
diatas dari
dapat 53
F-statistik
sebesar
sedangkan
pada
tabel sebesar (2.79). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa
F-Statistik
responden terdapat 75% atau 40
(487.016) > F-Tabel (2.79), berarti
kepala
menolak H0 dan menerima Hi.
keluarga
yang
status
rumahnya masih milik orang tua
Artinya bahwa Pendidikan SD (B1),
belum mempunyai rumah sendiri,
Pendidikan SMP (B2), Usia (B3) dan
dan 25% atau 13 kepala keluarga
Peran Gender (B4) secara bersama
status rumah tinggal milik sendiri
sama
dan status sewa tidak ada. Dari hasil
rumah tangga rumah tangga miskin
tabel yang ada bahwa kepemilikan
(Y).
rumah mencerminkan kemampuan ekonomi suatu rumah tangga.
mempengaruhi
pendapatan
Uji t Pendidikan Berdasarkan
hasil
regresi
t-hitung =
1,620
diperoleh
hasil
sehingga
diperoleh
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
hasil
t-hitung
93
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama (1,620)
<
t-tabel
(2,010),
maka
signifikan
terhadap
Pendapatan
keputusan adalah hipotesis nol (H0)
rumah tangga.
diterima dan (Ha) ditolak. Hasil dari
Hasil
uji t menunjukkan bahwa variabel
Berganda dengan Varibel Dummy
Pendidikan (D1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Pendapatan
Analisis
Regresi
Linier
Dari hasil estimasi regresi linier berganda diperoleh persamaan
rumah tangga.
regresi sebagai berikut:
Usia
Y = 23920.784 + 766.849 D1 + Berdasarkan
hasil
regresi
t-hitung =
3,883
diperoleh
hasil
sehingga
diperoleh
(3,883)
>
t-tabel
dan
= 0,968
= 487,016
hasil
t-hitung
Interpretasi dari persamaan diatas
(2,010),
maka
adalah:
keputusan adalah hipotesis nol (H0) ditolak
4663.832 D2 + 24629.230 D3
Konstanta
sebesar
hipotesis
23920,784 menunjukan apabila
alternative (Ha). Hasil dari uji t
pendidikan, usia dan peran gender
menunjukkan bahwa variabel Usia
sebagai
variabel
independent
(B2)
konstan
maka
besarnya
secara
menerima
a) Nilai
parsial
berpengaruh
positif dan berpengaruh signifikan
pendapatan rumah tangga per hari
terhadap Pendapatan rumah tangga.
sebesar 23920,784 rupiah.
Peran Gender
b) Untuk variabel boneka (dummy
Berdasarkan
hasil
regresi
variable - D1) yaitu Tingkat
diperoleh hasil t-hitung = 36,436
Pendidikan,
sehingga
t-hitung
Pendidikan bernilai 1 (tamat SD)
(36,436) > t-tabel (2,010), maka
nilai 2 (tamat SMP) nilai 3 (tamat
keputusan adalah hipotesis nol (H0)
SMA), maka akan menambah
ditolak
hipotesis
pendapatan rumah tangga sebesar
alternative (Ha). Hasil dari uji t
766,849 rupiah dan jika tidak
menunjukkan bahwa variabel Peran
tamat
Gender
estimasi
diperoleh
dan
(B3)
hasil
menerima
secara
parsial
berpengaruh positif dan berpengaruh
artinya
bernilai
“nol”.
menunjukan
signifikan
nilai
regresinya,
berarti
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
jika
Hasil tidak
parameter variabel
94
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama pendidikan
tidak
berpengaruh
nyata terhadap besarnya tingkat pendapatan rumah tangga.
terhadap
besarnya
tingkat
pendapatan rumah tangga. Uji Determinasi (
c) Untuk variabel boneka (dummy
Diketahui
) bahwa
koefisien
variable – D3) Usia, artinya jika
determinasi sebesar (0.968) atau
Usia bernilai 1 (Produktif) maka
(96%), berarti bahwa keberadaan
akan
pendapatan
variabel Pendidikan(B1), pendidkan
rumah tangga sebesar 4663,832
SMP (B2), Usia (B3) dan Peran
rupiah, sedangkan untuk Usia
Gender (B4) sebesar 96% atau
bernilai “nol” (Tidak Produktif)
dengan kata lain Pendidikan, Usia
tidak
dan
menambah
berpengaruh
terhadap
Peran
Gender
mampu
pendapatan rumah tangga. Hasil
memberikan
kontribusi
dalam
estimasi menunjukan signifikan
menjelaskan
pendapatan
rumah
nilai parameter regresinya berarti
tangga
variabel Usia berpengaruh nyata
sisanya 4% dijelaskan variabel lain
terhadap
diluar variabel tersebut.
besarnya
tingkat
pendapatan rumah tangga.
sebesar
96%,
sedangkan
Uji Beda Rata-Rata
d) Untuk variabel boneka (dummy variable – D4) Peran Gender,
Hasil
dari
Uji
beda
Rata-rata
menunjukkan sebesar 31.929.
artinya jika Peran Gender bernilai
Berdasarkan
hasil
regresi
1 (Ada Peran Gender) maka akan
diperoleh hasil t-hitung = 31,929
menambah
rumah
sehingga
diperoleh
tangga sebesar 24629,230 rupiah
(31,929)
>
sedangkan untuk Peran Gender
keputusan adalah hipotesis nol (H0)
bernilai “nol” (Tidak Ada Peran
ditolak
Gender)
tidak
alternative
terhadap
pendapatan
tangga. menunjukan parameter
pendapatan
berpengaruh
Hasil signifikan regresinya
rumah
terdapat
t-tabel
dan
hasil
t-hitung
(2,06),
maka
menerima
(Ha).
hipotesis
Artinya
perbedaan
bahwa
pendapatan
estimasi
antara keluarga yang ada peran
nilai
gender dengan tidak ada peran
berarti
gender.
variabel Usia berpengaruh nyata
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
95
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama buruh tani yaitu sebesar Rp 20.000
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisis
sampai Rp. 30.000 perhari dan untuk
data dan pembahasan hasil penelitian
tenaga kerja wanita atau istri yang
yang telah dilakukan, maka dapat
bekerja sebesar Rp 20.000 sampai
diperoleh
Rp 25.000 per hari. Hal itu tidak
kesimpulan
sebagai
berikut:
serta merta diperoleh setiap hari
Karakterisitik sosial ekonomi rumah
tangga
miskin
di
secara rutin, dari sini dapat diketahui
Desa
untuk memenuhi kebutuhan setiap
Kalangan Kecamatan Margomulyo
hari rumah tangga miskin masih
Kabupaten
belum layak, ditambah lagi untuk
Bojonegoro
rata-rata
pendidikan hanya sampai tingkat
kebutuhan
Sekolah
tidak
Jumlah tanggungan keluarga juga
semuanya menyelesaikan pendidikan
masih tinggi yaitu paling banyak 19
Sekolah Dasar (SD), hasilnya dari 53
responden atau 36% mempunyai
responden rumah tangga miskin 23
jumlah tanggungan keluarga 4 orang
responden atau 43 % berpendidikan
per rumah tangga.
Sekolah Dasar (SD), 20 responden
Bahwa
Dasar
(SD)
dan
sekolah
anak-anaknya.
Pendidikan
secara
atau 38 % tidak tamat Sekolah Dasar
statistik tidak memiliki pengaruh
(SD) dan 10 responden atau 19 %
signifikan
berpendidikan Sekolah Menengah
rumah tangga rumah tangga miskin
Peratama (SMP). Selain pendidikan
sedangkan usia dan peran gender
juga jenis pekerjaan yaitu dari 53
secara statistik memiliki pengaruh
responden
yang
signifikan
keseluruhan
atau
ada 100
secara %
mata
pencaharian Buruh Tani. Sedangkan
terhadap
terhadap
pendapatan
pendapatan
rumah tangga rumah tangga miskin. Terdapat
perbedaan
untuk lama jam kerja dalam satu hari
pendapatan antara keluarga yang ada
rata-rata 7 – 9 jam, yang dimulai jam
peran gender dengan tidak ada peran
05:30 WIB sampai jam 09:00 WIB
gender.
dan mulai bekerja lagi jam 02:30 WIB sampai Jam 17:00 WIB. Upah yang didapat dari bekerja sebagai
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
96
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi, PT. Asdi mahasatya, Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS), 2000. Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin : Metodologi Penentuan Rumah Tangga Miskin 2000, Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS, 2012. Berita Resmi Statistik. Penerbit Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. BPS, 2013. Berita Resmi Statistik. Penerbit Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Boediono., 1992. Ekonomi Makro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2. Edisi 4.BPFE, Yogyakarta. Fakih, Mansour., 1996. Analisis Gender & Trasformasi Sosial; Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Fergus, Dwianti J., Diah Widyawati, 1995. Dampak Jumlah dan Umur Anak Terhadap Kecenderungan Bekerja Perempuan Menikah, dalam Pasar Kerja dan Produktifitas di Indonesia. Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN. Jakarta. Handayani Trisakti., Sugiarti. 2008. Konsep dan Teknik Penelitian Gender; Edisi Revisi, UMM
Press, Malang. Haryanto, W., 2008. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Peran Aktif Wanita dalam Peningkatan Pendapata Rumah Tangga Miskin, 9(2):216-227 Herawati, 1998. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila, Bumi Aksara, Jakarta. Hidayat, W., 2006. Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Semarang: Analisis peran Ganda Pemulung Wanita Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiberang Kodia Semarang, 5 (1):35-41. Kuncoro, Mudrajad., 2011. Metode Kuantitatif, edisi ke-4, UPPSTIM YKPN, Yogyakarta. Lilja. N., Randolph, T.F., 1998. Estimating Gender Differences in Agricultural Productivity: Biases due to Omission of Gender Influenced Variable and Endogenity of Regressors. Selected Paper Submitted to American Agricultural Economics Association Annul Meeting, 1998, Utah. Mubyarto., 2003. Membangun Sistem Ekonomi; BPFE, Yogyakarta. Prayitno Hadi., Arsyad Lincolin., 1987. Petani Desa dan Kemiskinan; Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
97
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama Puspita, H. 2012. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia. PT IPB PRESS. Bogor. Sajogyo, Pudjiwati., 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: CV. Rajawali. Sugiyono., 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabet, Bandung. Sugiyono., 2009. Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D, Edisi Revisi, CV. Alfabet, Bandung. Suryawati, Criswardani., 2005. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Diponegoro: Memahami Kemiskinan Secara Multidemensional, 8 (03)
Todaro, Michael P., 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Ketujuh terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Todaro, Michael P., 2006, Pembangunan Ekonomi jilid satu, Edisi Kesembilan terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Wijayanti, D.M., 2010. Jurnal Komunitas Universitas Negeri Semarang: Belenggu Kemiskinan Buruh Perempuan Pabrik Rokok, 2 (2):84-93. Winardi. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Akses situs www.tnp2k.go.id
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014
98