ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT

Download 31 Ags 2016 ... masalah, maka penelitian ini diarahkan pada prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah di PT. BPR Chand...

0 downloads 588 Views 3MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh: Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani NIM : 122114050 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh: Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani NIM : 122114050 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No guilt in life, no fear in death This is the power of Christ in me From life's first cry to final breath Jesus commands my destiny -Owl City -

( Tidak ada kesalahan dalam hidup, tidak ada ketakutan dalam kematian Ini adalah kuasa Kristus di dalam diriku Dari tangisan pertama sampai pada nafas terakhir Yesus menentukan takdirku) -Owl City-

Kupersembahkan untuk : Bapakku Dadang Panuwun Hartono dan Ibuku Emirita Riyani Adikku Faat Chandra Kusumawardhana Serta sahabatku Louis Gerrit Sukmajati dan Fika Anggraeni iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA dan dimajukan untuk diuji tanggal 15 Agustus 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

(Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani) v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

Nomor Mahasiswa

: 122114050

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Prosedur Auditor Internal Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Agustus 2016 Yang menyatakan,

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR Puji Syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si,Akt, QIA selaku Kaprodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Jon Nafri selaku Direktur PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah membantu memberikan izin untuk melakukan penelitian. Dan segenap karyawan PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan. 5.

Kedua orangtuaku Bapak Dadang Hartono dan Ibu Emirita Riyani yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa hingga selesainya skripsi ini.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Adikku Faat Candra Kusumawardhana yang memberikan doa dan dukungan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. 7. Teman-teman MPAT dan Skripsi kelas Bu Gien yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis. 8. Noor Afika Anggraeni, Arni Indayanti, Monica Santi Prasentianti, Lusia Devi Astuti, Laurensia Eva, Monica Kartika, Brigitta Maria, Anny Fitri Primayanty, Anya Clorinda Nathania, Yuliani Levellin, Dian Christi, Kinanthi Rosa Utami dan Winda Lestari selaku teman seperjuangan angkatan 2012 yang selalu memotivasi dan mendukung penulis. 9. Louis Gerrit Sukmajati yang selalu menjadi motivasi bagi penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….....

ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………....

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………………...

v

HALAMAN KATA PENGANTAR…………………………………………..

vii

HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………………….

ix

HALAMAN DAFTAR GAMBAR……………………………………………

xi

ABSTRAK……………………………………………………………………..

xii

ABSTRACT……………………………………………………………………

xiii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………..

1

B. Batasan Masalah……………………………………………..

4

C. Rumusan Masalah……………………………………………

4

D. Tujuan Penelitian…………………………………………….

5

E. Manfaat Penelitian…………………………………………...

5

F. Sistematika Penulisan….……………………………………..

6

LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit……………………………………………...

8

B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal…………….

9

C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal………… ……………………………………………...

BAB III

12

D. Kredit Bermasalah ……………………………………………

16

E. Penelitian Terdahulu…….……………………………………

22

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………

24

B. Subyek dan Obyek Penelitian………………………………...

24

C. Waktu dan Lokasi Penelitian…………………………………

24

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

BAB V

BAB VI

D. Data…………………………………………………………..

24

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...

25

F. Teknik Analisis Data…………………………………………

26

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Data Umum…………………………………………………..

29

B. Data Khusus………………………………………………….

39

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………………………………………………..

64

B. Analisis Data…………………………………………………

69

C. Pembahasan…………………………………………………..

94

PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………...

100

B. Keterbatasan Penelitian………………………………………

102

C. Saran………………………………………………………….

102

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

AO

Account Officer

BDR

Bad Dept Rasio

BI

Bank Indonesia

BPR

Bank Perkreditan Rakyat

HRD

Human Resource Development

KYCP

Know Your Customer Principles

LPS

Lembaga Penjamin Simpanan

NPL

Non Performing Loan

OJK

Otoritas Jasa Keuangan

OTS

On The Spot

PPAP

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

SID

Sistem Informasi Debitur

SOP

Standar Operasional Prosedur

SPK

Surat Perjanjian Kredit

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani NIM : 122114050 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT.BPR Chandra Mukthiartha Yogyakarta. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan saran dan masukan kepada PT. BPR Chandra Muktiartha dalam menentukan kebijakan manajemen, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan kredit bermasalah melalui peran auditor internal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah sesuai prosedur. (2) Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan sudah sesuai prosedur. (3) Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai prosedur. (4) Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai prosedur.

Kata Kunci : Prosedur, Auditor Internal, Kredit Bermasalah

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ANALYSIS INTERNAL AUDITOR PROCEDURE IN SOLVING PROBLEMATIC OF NON-PERFORMING LOANS AT PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani NIM: 122114050 Sanata Dharma University Yogyakarta 2016 This research type is case study, which use qualitative descriptive approach. This research aims to find out how the internal auditor procedure in solving problematic of non-performing loans in PT. BPR Chandra Mukthiartha Yogyakarta. The data collecting methods was by interviewing and documentation. The benefits of this research is giving advice to PT. BPR Chandra Muktiartha in determining management policies, especially in terms of credit cash funds and handling problematic of non-performing loans through internal auditor role. This research results indicated that (1) Management policies in giving duties and power to internal auditor at PT. BPR Chandra Muktiartha has appropriated with procedure. (2) Controlling and supervising of internal auditor in credit field has appropriated with procedure. (3) Audit investigation technique has appropriated with procedure. (4) The advanced audit program conducted internal auditors to resolve non-performing loans has appropriated with procedure.

Keywords: Procedure, Internal Auditor, Non-Performing Loans

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang dalam rangka memajukan pembangunan nasional, maka dibutuhkan dana yang cukup besar untuk menjaga kesinambungan pembangunan tersebut. Kebutuhan penyediaan dana tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh perusahaan, karena kondisi perekonomian di Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis yang sifatnya struktural, yaitu dimana krisis ekonomi yang terjadi saat ini dirasakan oleh semua kalangan baik masyarakat menengah atas maupun masyarakat menengah bawah. Lembaga keuangan perbankan memberikan kontribusi yang sangat penting di bidang penyediaan dana karena adanya keterbatasan dana yang disediakan

oleh

pemerintah.

Perbankan

diharapkan

mampu

mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan membuka kesempatan untuk semua kalangan dengan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit sehingga perputaran uang terus terjadi dan dapat mempermudah usaha-usaha pembangunan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan suatu lembaga keuangan bank yang tidak hanya menyalurkan kredit kepada para

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

pengusaha kecil maupun menengah, tetapi juga menerima simpanan dana dari masyarakat hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya dengan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, dan Tepat Sasaran. Sumber dana masyarakat yang dihimpun dari tabungan dan deposito cenderung akan dialokasikan pada kegiatan kredit yang bersifat produktif atau dikenal dengan istilah aktiva produktif. Kredit yang bersifat produktif menghasilkan pendapatan bunga atas kredit yang menjadi income terbesar bagi bank. Berdasarkan UU pasal 8 no.3 tahun 2004, Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam rangka memelihara kestabilan rupiah memiliki tiga tugas yaitu menetapkan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan mengawasi kegiatan perbankan. Paska terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka tugas mengatur dan mengawasi bank diserahkan kepada OJK. Jalannya usaha BPR diawasi langsung oleh OJK dan bentuk pengelolaan BPR tidak jauh berbeda dengan bank umum. Perbedaan bank umum dan BPR adalah bank umum memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan pada BPR tidak. Jasa lalu lintas pembayaran adalah jasa yang diberikan perbankan untuk nasabah seperti kliring, dan jual beli valuta asing. Perbedaan antara bank umum dan bank perkreditan rakyat adalah pada bentuk simpanan dana yang dihimpun dari masyarakat. BPR tidak menghimpun dana dalam bentuk giro dan sertifikat deposito, namun hanya menerima dalam bentuk tabungan dan deposito. Kesimpulannya adalah BPR tidak terlibat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

memberikan jasa lalu lintas pembayaran seperti kliring, jual beli valuta asing dan tidak melakukan transaksi giral. BPR mengikuti program penjamin dana pihak ketiga dengan membayar sejumlah premi kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk memberikan rasa aman pada nasabah. Selain program penjamin dana, BPR juga menerapkan prinsip kerahasiaan perbankan di mana seluruh karyawan BPR wajib menjaga data dan kerahasiaan data yang terkait dengan simpanan pihak ketiga atau nasabah. PT. BPR Chandra Muktiartha, merupakan salah satu badan usaha berbentuk bank perkreditan rakyat yang memiliki fungsi utama untuk menyimpan dan menyalurkan dana (kredit) kepada masyarakat. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU No. 10 Tahun 1998). Ruang lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata hanya menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat luas dan menyangkut keterkaitan unsur yang cukup banyak diantaranya meliputi: alokasi dana, perjanjian kredit, organisasi dan manajemen perkreditan, kredit bermasalah dan penyelesaian kredit bermasalah tersebut. Pemberian kredit membutuhkan prosedur atau proses yang tidak mudah dan juga mengandung resiko yang besar bagi bank. Bank juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

harus lebih berhati-hati dalam melayani nasabah yang ingin melakukan kredit, apabila kredit yang diberikan pada debitur tidak terbayar atau dalam pembayarannya mengalami masalah karena ada indikasi kredit bermasalah, dimana dana dari bank tidak kembali sehingga dana yang seharusnya dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban bank tertahan pada debitur yang bersangkutan dan mengakibatkan prosedur likuiditas BPR terganggu. Peran auditor internal sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah ini yaitu membantu mendeteksi dan meminimalisir secara dini kredit bermasalah maupun potensi kredit bermasalah dan mencarikan solusi serta memberikan rekomendasi atas kelemahan dari aktivitas tersebut, tentunya berupa perbaikan-perbaikan yang akan sangat mendukung berkurangnya kredit bermasalah. B. Rumusan Masalah Bagaimana prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta? C. Batasan Masalah Untuk mendapat temuan yang terfokus dan menyederhanakan masalah, maka penelitian ini diarahkan pada prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan yang dapat memberikan manfaat dalam menentukan kebijakan manajemen pada BPR, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan kredit bermasalah melalui peran auditor internal. 2. Bagi Peneliti Lain dan Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi pembaca dan dapat menjadi referensi untuk peneliti lain yang ingin mengambil tema penelitian yang sama. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang dunia perbankan khususnya dari segi akuntansi dan audit internal dan untuk mengetahui sejauh mana kaitan antara teori dengan penerapannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah: Bab I

Pendahuluan Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian. Pada bagian akhir diuraikan mengenai sistematika penulisan.

Bab II

Landasan Teori Pada bagian ini, dipaparkan teori-teori yang dikutip dari buku literatur. Teori yang dibahas meliputi teori tentang audit dan ruang lingkup audit internal, teknik pemeriksaan audit, kredit bermasalah dan hasil dari penelitian terdahulu.

Bab III

Metode Penelitian Bab ini memaparkan langkah-langkah yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam penelitian. Pada bagian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian,

waktu

dan

lokasi

penelitian,

data,

teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV

Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi gambaran umum perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk perusahaan dan job description.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

Bab V

Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi penjelasan mengenai data, fakta dan informasi tentang prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah yang dianalisis dengan teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya.

Bab VI

Kesimpulan dan Saran Bab ini memaparkan mengenai jawaban atas rumusan masalah dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit Pengelolaan dalam dunia perbankan tidak hanya berfokus pada laba atau keuntungan tetapi juga harus memperhatikan tentang cara peningkatan profitabilitas perusahaan dengan cara pemeriksaan dan pengawasan atas aktifitas-aktifitas yang ada di dalam perusahaan untuk tetap menjaga eksistensi dan persaingan usaha antar perusahaan. Audit internal menjadi salah satu poin penting karena audit merupakan ruang lingkup dari tugas manajemen dan memastikan bahwa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan dengan hakekat pengawasan itu sendiri yang menjadi fungsi dari setiap tingkat manajemen. Menurut Hery (2016:10) audit adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi secara obyektif bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998) audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal Menurut Hery (2016), audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan. Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian internal dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen–elemen struktur pengendalian internal lainnya. Audit internal juga merupakan sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen, di dalam organisasi dan diarahkan oleh filososfi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi (Sawyer’s, 2005). Audit Internal merupakan bagian dari pelaksanaan pemantauan sistem pengendalian intern dan prosedur internal perhitungan modal minimum, karena audit internal menyajikan penilaian yang independen tentang kecukupan, kesesuaian, dengan prosedur kebijakan yang ditetapkan bank. Dengan demikian maka fungsi audit internal adalah membantu direksi bank dan dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Tujuan utama dari adanya auditor internal dalam perusahaan perbankan dalam hal ini berkaitan dengan perkreditan adalah meyakinkan keandalan informasi, kesesuaian berbagai kebijakan perbankan pada umumnya,

ketentuan

perundang–undangan

perbankan,

penggunaan

sumber daya yang ekonomis dan efisien, serta memastikan tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan perusahaan. Kesimpulannya adalah auditor internal merupakan auditor yang memiliki suatu fungsi penilaian yang bebas dalam organisasinya khususnya dalam industri perbankan, guna menelusuri dan menilai kegiatan kegiatan perusahaan untuk memberi saran-saran perbaikan konstruktif kepada seluruh manajemen dan membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Namun, kegiatan penilaian yang bersifat independen ini, bukanlah dalam arti absolut yaitu bebas dari semua ketergantungan, akan tetapi maksudnya adalah auditor internal bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang diperiksanya dan auditor internal harus mematuhi kode-kode etik sesuai standar profesi auditor internal, sehingga diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

akan dapat memberikan penilaian yang obyektif sehingga hasil penilaiannya benar-benar handal dan relevan. Audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal. Departemen audit internal yang independen tidak boleh terlibat dalam kegiatan

operasional

perusahaan,

apalagi

dalam

kegiatan

yang

diperiksanya. Demikian juga pada industri perbankan, dalam hal ini adalah BPR. Pada kasus ini yang dibahas adalah mengenai prosedur auditor internal dalam kaitannya dengan penyelesaian kredit bermasalah. Orang– orang yang bertindak sebagai auditor internal adalah bukan orang-orang yang menangani kasus kredit bermasalah dan juga bukan merupakan bagian dari staf bagian perkreditan. Ruang lingkup pengawasan auditor internal

atas

kredit

adalah

meliputi

semua

kegiatan

verifikasi

(pemeriksaan, pengujian kebenaran) yang dianggap perlu, yang berkaitan dengan proses evaluasi dan persetujuan kredit, administrasi dokumentasi dan administrasi pembukuan pinjaman. Hal tersebut berfungsi untuk menghindari ketidak andalan laporan dari auditor dan menghindari adanya pengaruh dari berbagai pihak, sehingga itulah sebabnya auditor internal dikatakan bekerja secara independen. Hal tersebut juga mengakibatkan sulitnya seorang auditor untuk memberikan penilaian secara obyektif jika auditor tersebut terlibat dalam kegiatan atau aktivitas bagian yang diaudit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal Auditor internal melakukan pemeriksan dokumen, transaksi, kondisi dan proses untuk mendapatkan fakta-fakta dan untuk mencapai kesimpulan. Istilah pemeriksaan mencakup baik pengukuran maupun evaluasi. Auditor internal memiliki banyak teknik untuk membantu mereka mencapai tujuannya. Berikut adalah teknik-teknik tersebut menurut (Sawyer’S, 2005) : a. Mengamati Bagi auditor internal, mengamati berarti melihat, memerhatikan, tidak

melewatkan

hal-hal

yang

dianggap

penting.

Hal

ini

mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-barang. Hal ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar dan suatu pandangan yang evaluatif. Mengamati berbeda dari menganalisis karena analisis berarti menetapkan, menyusun dan menginterpretasikan data. Mengamati di sisi lain berarti melihat dan membuat catatan dan pertimbangan. Pengamatan ini dapat dilakukan atas catatan dokumen, diagram, bagan dan lain-lain, karena semua prosedur audit termasuk mengamati sebagian besar berisi pengukuran, maka observasi yang layak merupakan salah satu teknik audit yang paling sulit. Auditor mengukur apa yang auditor lihat lalu dibandingkan dengan apa yang ada dalam pikirannya. Bila auditor makin berpengalaman, makin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

banyak standar dan pola yang disimpan, makin waspada terhadap penyimpangan yang terjadi, dan makin banyak observasi yang dilakukan. Mengamati penting untuk dilakukan dan biasanya diterapkan sebelum teknik-teknik lainnya. b. Mengajukan Pertanyaan Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling pervasif bagi auditor internal. Pertanyaan diajukan selama audit dilakukan dan bisa secara lisan maupun tertulis. Pertanyaan lisan adalah yang paling sering digunakan namun yang paling sulit untuk dikemukakan. Perolehan informasi bisa menjadi suatu seni tersendiri. Mendapatkan fakta tanpa membuat klien marah kadang-kadang bukanlah tugas yang mudah. Jika klien merasa dicecar atau merasa diperiksa silang, mereka cenderung bertahan dan enggan berperan menyingkap kebenaran. Jika auditor internal memahami pandangan kebanyakan rekan kerja mereka (klien) terhadap mereka, yaitu dipandang sebagai ancaman potensial bagi posisi mereka dan bisa mengubah sikap mereka untuk mengurangi ketakutan, peluang untuk mendapatkan informasi yang berguna akan meningkat. c. Menganalisis Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya memecah entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

transaksi dan menentukan hubungannya masing-masing. Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kualitas, penyebab, dampak, motif dan kemungkinan-kemungkinan, sering kali sebagai fasilitator bagi penelitian selanjutnya atau sebagai dasar pertimbangan. d. Memverifikasi. Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua yang dimiliki oleh auditor internal. Cara ini paling sering digunakan unuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam suatu akun atau suatu subjek yang diaudit. Hal ini mengimplikasikan upaya yang disengaja untuk menentukan akurasi atau validitas beberapa laporan atas apa yang diaudit dengan mengujinya, serta membandingkan dengan fakta yang diketahui dan data yang asli dengan standar yang ada. Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan, yaitu pernyataan dari seseorang dikonfirmasi melalui pembahasan dengan orang lain, atau suatu dokumen dibandingkan dengan satu atau lebih dokumen lain yang valid. Verifikasi juga mencakup konfirmasi, yang artinya menghapuskan semua keraguan melalui validasi independen oleh pihak-pihak yang objektif. e. Menginvestigasi. Mengivestigasi merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan dapat diketahui oleh auditor internal. Cara ini mencakup namun tidak terbatas pada penyidikan yang menyelidiki lebih dalam dengan maksud mendeteksi kesalahan. Investigasi berarti berupaya mencari bahan bukti atas terjadinya kesalahan. f. Mengevaluasi. Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang artinya menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan efisiensi dan efektivitasnya. Hal ini merupakan langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini audit di sisi lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditor internal berdasarkan

fakta-fakta

mengimplikasikan

yang

pertimbangan

telah

dikumpulkan.

profesional

dan

Evaluasi merupakan

rangkaian yang berjalan melewati keseluruhan proses audit. Pada tahap awal pemeriksaan audit, auditor internal harus mengevaluasi suatu risiko khusus yaitu risiko menghilangkan suatu aktivitas dari penelaahan mereka dibandingkan dengan risiko audit. Dalam program audit, auditor harus mengevaluasi perlunya pengujian rinci sebagai pengganti survei. Auditor harus mengevaluasi ketepatan dan tingkat keyakinan yang dibutuhkan untuk mencapai kendalan sampel yang mereka yakin dibutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

D. Kredit Bermasalah 1. Pengertian Kredit Menurut pasal 1 Undang-undang perbankan tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan

itu,

berdasarkan

persetujuan

atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Menurut Tawaf (1999 : 7) Bank harus mematuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank, karena : a. Kredit mengandung risiko, sehingga pelaksanaannya harus memperhatikan asas kredit yang sehat. b. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan perkreditan yang jelas. c. Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) berperan sebagai panduan dalam pelaksanaan semua perkreditan bank Struktur kredit pada ruang lingkup BPR (Herli, 2013) yaitu : a. Kredit angsuran, dilunasi dengan cara diangsur per periode, dan angsuran pada umumnya dibayar setiap bulan. Walau masih memungkinkan untuk memodifikasi dengan pemberian grace period (masa di mana debitur hanya perlu mengangsur bunganya saja pada beberapa periode awal investasi), tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

kebijakan seperti ini harus dilihat kasus per kasus. Untuk kredit angsuran ini terdapat 3 alternatif yaitu : flat, anuitas, dan menurun. b. Kredit berjangka, umumnya untuk kebutuhan modal kerja yang sifatnya jangka pendek (musiman). Kredit ini sistemnya tetap membayar angsuran bunga setiap bulan, dan pokok kredit hanya akan dilunasi pada akhir periode kredit beserta bunga terakhirnya. Kredit merupakan fasilitas pinjaman tunai maupun non tunai yang diberikan oleh bank kepada nasabah dengan syaratsyarat tertentu dan mewajibkan nasabah untuk melunasi hutangnya dengan membayar angsuran dan bunga sesuai persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak yang bersangkutan. Tujuan bank dalam kegiatan kredit ini adalah mencari keutungan

dari pembayaran bunga yang

dilakukan oleh nasabah, namun disisi lain nasabah juga mendapat keuntungan berupa uang pinjaman yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan usahanya. Kredit juga dapat membantu pemerintah seperti memberikan pinjaman untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Kredit bermasalah menurut Ismail (2010) adalah kredit yang telah disalurkan oleh bank dan nasabah tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah. Dalam

memberikan kredit

kepada nasabah,

bank juga

menerapkan prisnsip kehati-hatian karena kredit mengandung risiko yang sangat besar, jika debitur tidak dapat membayar atau melunasi hutangnya maka bank akan mengalami kerugian. 2. Penggolongan Kualitas Kredit (Kolektibilitas Kredit) Menurut (Lukman Dendawijaya, 2003) : a. Kredit lancar (Kolektibilitas 1) Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Selain itu, dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan. b. Kredit kurang lancar (Kolektibilitas 2) Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum melampaui 6 bulan. c.

Kredit diragukan (Kolektibilitas 3) Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan. d.

Kredit macet (Kolektibilitas 4) Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.

3. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah Menurut Ismail (2010) ada dua faktor penyebab kredit bermasalah yaitu dari faktor intern bank dan faktor ekstern bank. a. Faktor intern bank 1) Analisis kurang tepat sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit. 2) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit yang seharusnya diberikan. 3) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat. 4) Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

5) Kelemahan

dalam

melakukan

pembinaan

dan

monitoring kredit debitur b. Faktor Ekstern Bank 1) Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah a) Nasabah

sengaja

untuk

tidak

melakukan

pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah tidak

memiliki

kemauan

dalam

memenuhi

kewajibannya. b) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja. c) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan tujuan penggunaan (side streaming) 2) Unsur ketidaksengajaan a) Debitur

mau

melaksanakan

kewajiban

sesuai

perjanjian, akan tetapi kemampuan perusahaan sangat terbatas, sehingga tidak dapat membayar angsuran. b) Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar, sehingga

volume

perusahaan rugi.

penjualan

menurun

dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

c) Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berdampak pada usaha debitur. d) Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur. 4. Tindakan Penyelamatan Kredit Meskipun bank telah melakukan analisis yang cermat, risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Tidak ada satupun bank yang tidak memiliki kredit bermasalah, karena tidak mungkin dari semua kredit yang disalurkan semuanya lancar Ismail (2010). Maka upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain : a. Rescheduling Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. b. Reconditioning Merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah. c. Restructuring Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

d. Kombinasi Merupakan upaya penyelamatan kredit yang melakukan penggabungan antara rescheduling, reconditioning, maupun restructuring. e. Eksekusi Merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah dengan penjualan agunan yang dimiliki oleh bank. E. Penelitian Terdahulu Tobing (2009) telah melakukan penelitian tentang penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang

Semarang.

Teknik

pengumpulan

data

pada

penelitiannya relevan dengan menggunakan penelitian lapangan dimana memberi suatu uraian deskriptif mengenai realitas yang terjadi dalam masyarakat. Hasil penelitiannya adalah PT. Bank Danamon memilih menyelesaikan kredit bermasalah melalui jalur non litigasi. Hal tersebut dikarenakan penyelesaian sengketa perkreditan melalui jalur penyelesaian non litigasi dapat memperoleh hasil yang maksimal. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kredit bermasalah pada sektor perbankan. Perbedaannya, pada penelitian yang relevan lebih menitikberatkan pada cara atau jalur penyelesaian kredit bermasalah, sedangkan pada penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

ini lebih pada analisis terhadap prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah. Afrianiswara (2010) telah melakukan penelitian tentang peranan audit internal dalam menunjang efektifitas pengendalian internal kredit investasi. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa pelaksanaan keseluruhan audit internal di PT. Bank Mandiri untuk kegiatan pemantauan kredit memiliki pondasi yang memadai untuk investasi dengan aturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh kantor pusat, tetapi juga sesuai dengan verifikasi dan evaluasi. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang audit internal dan kredit dalam sektor perbankan. Perbedaannya, pada penelitian yang relevan obyek yang diteliti adalah kredit investasi, sedangkan pada penelitian ini adalah kredit bermasalah. Shiomi (2013) telah melakukan penelitian tentang analisis prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT. BPR

Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa peran auditor internal telah dilaksanakan dengan cukup efektif, namun hasil prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah masih terhitung rendah dan kurang optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya prosedur auditor internal yang kurang sistematis dan

kurang

mengikuti

prosedur

audit

pada

umumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana dalam penelitian ini yang lebih ditekankan adalah pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif (Saifuddin Azwar, 2004). B. Subyek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah auditor internal di PT. BPR Chandra Muktiartha dan objek pada penelitian ini adalah prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah. C. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di PT. BPR Chandra Muktiartha Jl. Gedong Kuning No 150A Banguntapan, Bantul Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016. D. Data 1. Hasil wawancara dengan auditor internal dan bagian pengelolaan kredit mengenai : a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal. b. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan. c. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal.

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah. 2. Gambaran umum perusahaan yang meliputi : a. Sejarah berdirinya perusahaan. b. Visi dan misi perusahaan. c. Produk perusahaan. d. Job description. E. Teknik Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan studi kasus untuk mendapatkan data primer dengan mengadakan peninjauan secara langung ke lokasi perusahaan dengan cara interview (wawancara)

secara

langsung

dengan

pihak

terkait

dan

mendokumentasikan dokumen terkait lalu mengolah data tersebut sebagai data primer. 1. Wawancara Wawancara adalah metode yang digunakan peneliti melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti (Mardalis, 2004), dalam hal ini penulis mewawancarai satu orang kepala bagian perkreditan dan tiga orang auditor internal. Wawancara dalam penelitian ini membahas topik yang berhubungan dengan informasi mengenai perkembangan dan penyebab kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha, dan bentuk prosedur auditor internal dalam kaitannya dengan pengawasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

perkreditan dan upaya-upaya yang dilakukan jika terjadi kredit bermasalah. 2. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data dokumenter.

Data

dokumenter

ini

berupa

sejarah

berdirinya

perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk perusahaan, dan job description. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan deskripsi dimana prosesnya adalah mengembangkan kerangka kerja deskriptif yang digunakan untuk memberikan penjelasan atau keterangan-keterangan secara keseluruhan mengenai prosedur auditor internal dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan masalah perkreditan. Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah, apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sudah mengikuti prosedur audit yang ditetapkan perusahaan. Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Merangkum dan mengumpulkan data melalui penilaian atas hasil wawancara dan dokumentasi yang didapat dari kepala bagian pengelolaan kredit dan auditor internal. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

diajukan kepada kepala bagian pengelolaan kredit dan bagian audit internal yang dikutip dari penelitian terdahulu oleh Shiomi (2013) dan dilakukan perbaikan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara dan diskusi bersama auditor internal BPR. 2. Menganalisis dan mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra Muktiartha. a. Langkah

pertama

adalah

melakukan

analisis

dengan

mendeskripsikan kebijakan manajemen atas pembagian tugas dan wewenang

kepada

auditor

internal

seperti

independensi,

kompetensi dan pemahaman auditor internal mengenai tugas dan wewenangnya. b. Langkah kedua adalah melakukan analisis tentang pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan seperti audit kepatuhan

(compliance

audit),

keteraturan

pelaksanaan

pengawasan perkreditan yang terdiri dari audit reguler (regular audit) dan audit khusus (special audit). c. Langkah ketiga adalah melakukan analisis mengenai teknik pemeriksaan

audit

yang

dilakukan

auditor

internal

yaitu

mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, mengevaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

d. Langkah keempat adalah melakukan analisis mengenai program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah. 3. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis data dan membandingkan antara teori yang mendasari dengan keadaan sesungguhnya di PT. BPR Chandra Mukthiarta dalam bentuk lembar analisis atau kertas kerja. Teori yang digunakan sebagai pembanding adalah: a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal seperti independensi, kompetensi dan pemahaman auditor internal mengenai tugas dan wewenangnya. b. Pengendalian dan pengawasan auditor internal

di

bidang

perkreditan seperti audit kepatuhan (compliance audit), dan keteraturan pelaksanaan pengawasan perkreditan yang terdiri dari audit reguler (regular audit) dan audit khusus (special audit). c. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal yaitu mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, mengevaluasi. d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan

kredit

bermasalah

seperti

memberikan

rekomendasi, pemantauan (monitoring) dan menyusun laporan kegiatan audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Data Umum 1. Sejarah Singkat Perusahaan Berawal dari satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berdiri tahun 1995, dengan komitmen tinggi untuk melayani masyarakat, saat ini Group BPR Saudara telah memiliki 25 BPR yang tersebar di beberapa darerah antara lain di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Salah satu BPR yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah PT. BPR Chandra Mukthiarta yang didirikan pada tanggal 13 April 1993 oleh seorang pengusaha asal Yogyakarta bernama Chandra Budi Raden. Sesuai dengan nama pendirinya, BPR ini awalnya diberi nama PT. BPR Chandra Mulia namun, pada tanggal 23 september 1997 dilakukan penjualan saham perusahaan dan berganti kepemilikan yang diikuti dengan perubahan nama menjadi BPR Chandra Muktiartha. Susunan kepemilikannya adalah 40% milik Agus Pramono, 30% milik Halim Susanto, 30% milik PT. Merdeka Jaya Sentosa. BPR Group Saudara dikelola secara profesional dan didukung penuh oleh sumber daya manusia yang handal, terpercaya, dan berpengalaman di bidang perbankan. Seluruh jajaran direksi juga telah memperoleh sertifikat kelulusan dari Lembaga Sertifikasi Profesi dan Lembaga Keuangan Mikro ”CERTIF“. Sedangkan seluruh karyawan

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

senantiasa dikembangkan melalui pendidikan atau kursus dan seminar yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal organisasi supaya dapat melayani nasabah secara optimal. Untuk memberikan rasa aman kepada nasabah penyimpan, seluruh BPR Group Saudara telah menjadi peserta program penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan atau LPS. Selain itu operasional BPR Group Saudara telah dilengkapi dengan teknologi informasi yang canggih sehingga seluruh BPR dapat memberikan layanan yang baik dan nasabah dapat bertransaksi secara cepat dengan perhitungan yang akurat. Komunitas BPR yang tergabung dalam bendera berlogo “kembang merah” ini bernama BPR SAUDARA GROUP, yaitu BPR dengan jaringan Luas di pulau Jawa. BPR ini tersebar di Bekasi, Depok, Tangerang, Cikampek, Semarang, Mranggen, Ungaran, Gombong, Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Temanggung, Parakan, Wonosobo, Gresik, Bogor. 2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan a. Visi Menjadi BPR yang sehat, besar, dan kuat. BPR yang sehat menurut ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan lain yang berlaku. Sehat wawasan berpikir sumber daya manusianya dan sehat perilaku bisnisnya. Besar volume usaha bisnisnya baik berupa aset maupun laba. Besar jiwanya (bisnis, lembaga, dan SDM). Kuat kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

keuangannya baik permodalan dan labanya, kuat Customer Imagenya, kuat jaringan usahanya dan kuat dukungannya. b. Misi Menghimpun dana berupa tabungan dan deposito untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat. c. Tujuan Profit and Value ( Laba dan Nilai ). 3. Nilai-Nilai yang Dijunjung Perusahaan a. Kejujuran & Kepercayaan Senantiasa berkata dan bertindak berdasarkan kebenaran dan sesuai dengan fakta yang terjadi. b. Kompeten Memiliki kemampuan dan keahlian untuk bekerja dan menjalankan tugas sesuai dengan bidang tugasnya. c. Tanggung Jawab Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. d. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kata lain dari tanggung gugat yaitu, setiap kebijakan, keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan BPR harus bisa dipertanggung jawabkan baik kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

pemegang

saham,

Bank

Indonesia,

pemerintah

maupun

masyarakat. e. Kerja cerdas Kerja cerdas adalah kerja yang didasarkan pada perencanaan evaluasi, kontrol dan perbaikan strategi. Sehingga menuntut adanya ide-ide cemerlang yang mampu digunakan untuk mengatasi masalah dan menghasilkan kemajuan bisnis. f.

Kerja keras Kerja

keras

menunjukkan

sikap

kerja

yang

mampu

mengoptimalkan semua kekuatan fisik dan waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas pekerjaan. g. Profesional dan Proporsional Merupakan suatu nilai yang mengedepankan keahlian dan kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan sesuai dengan hak dan kewenangan yang melekat. h. Transparansi & Konsisten Memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada stakeholders berdasarkan pertimbangan bahwa stakeholders memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban

dalam

mengelola

sumberdaya

yang

dipercayakan

kepadanya dan ketaatannya terhadap peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Konsisten berarti kesesuaian atau keselarasan antara rencana, tindakan dan peraturan yang berlaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

dan menjalankan pengelolaan bisnis BPR sesuai dengan prinsipprinsip dan kaidah yang berlaku. 4. Produk PT. BPR Chandra Muktiartha a. Tabungan Produk “TabunganKu” adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia untuk menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1) Fitur Produk TabunganKu a) Fitur Standard (Mandatory) Adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan secara seragam oleh seluruh Bank yang meluncurkan produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama. b) Fitur Customized (Optional) Adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk diterapkan

oleh

Bank

yang

meluncurkan

produk

TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya

kepada

produk

TabunganKu

selama

tidak

melanggar kesepakatan bersama. Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan, akan dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh industri perbankan. 2) Syarat dan Ketentuan Produk TabunganKu a) Tabungan perorangan untuk warga negara Indonesia. b) Satu orang hanya memiliki 1 rekening di 1 bank untuk produk yang sama, kecuali bagi orang tua yang membuka rekening untuk anak yang masih di bawah perwalian sesuai kartu keluarga yang bersangkutan. c) Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status “dan/atau”. d) Transaksi penarikan tunai dan pemindahbukuan melalui counter hanya dapat dilakukan di BPR dimana rekening dibuka. e) Persyaratan pembukaan rekening tetap mengacu pada peraturan Know Your Customer. f) Formulir standar masing–masing Bank dengan menyebutkan nama produk. g) Identitas diri yang dibutuhkan KTP/SIM/Paspor (untuk paspor berusia 17 tahun ke atas). h) Penabung di bawah perwalian, harus menggunakan nama orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

b. Deposito BPR Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu. Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir. Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan deposito dapat berupa mata uang rupiah maupun mata uang asing. 1) Deposito Berjangka a) Merupakan

simpanan

yang

pencairannya

dilakukan

berdasarkan jangka waktu tertentu. b) Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24 bulan. c) Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan maupun lembaga. d) Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan waktu pembayarannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di masing-masing bank. e) Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya. f) Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (pemindah bukuan). g) Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

h) Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda. 2) Keuntungan Deposito di PT. BPR Chandra Muktiartha a) Dapat dijadikan jaminan kredit. b) Memperoleh hasil bunga yang umumnya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya. c) Dapat mengelola keuangan secara lebih terencana sesuai dengan kebutuhan dan jangka waktu deposito. 3) Hal-Hal yang Harus Diperhatikan a) Pastikan menerima bilyet atau surat berharga (Deposito Berjangka atau Sertifikat Deposito). b) Pada saat jatuh tempo, deposan berhak menerima pokok dan bunga deposito sesuai bunga yang berlaku setelah dipotong pajak. c) Pada saat pencairan deposito, deposan berkewajiban untuk menandatangani formulir pencairan. d) Perhatikan tingkat suku bunga deposito yang berlaku dan pastikan telah sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). c. Kredit PT. BPR Chandra Muktiartha menyediakan fasilitas kredit yang pertama adalah untuk modal kerja para nasabah yang ingin mengembangkan usahanya. Kedua untuk investasi pendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

usaha misalnya seperti membeli mesin atau kendaraan. Ketiga, untuk konsumsi misalnya untuk biaya pendidikan dan renovasi rumah. 1) PAS Kreditnya a) Ajukan kredit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. b) Jangan berlebihan. c) Kelayakan usaha menjadi salah satu faktor penentu dalam keputusan pemberian kredit. d) Jaminan diperlukan untuk menambah keyakinan BPR. e) Jaminan dapat berupa sertifikat tanah, girik, dan BPKB kendaraan. 2) PAS Pengajuannya a) Jangan segan-segan datang langsung ke BPR, ajukan langsung ke kantor dan meminta nomor telepon untuk memudahkan komunikasi, melalui customer service. b) Jangan lupa membawa persyaratan yang diperlukan dengan lengkap. c) Kemukakan kebutuhan usaha dengan keadaan yang sebenarnya. d) Tanyakan bagaiamana cara menghitung angsuran pokok dan bunganya. e) Jangan lupa beritahu suami atau istri jika ingin mengajukan kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

3) PAS Akad Kreditnya a) Setiap permohonan kredit yang disetujui akan dibuatkan akad kredit yang ditandatangani bersama oleh pihak BPR dan pemohon. b) Biayanya harus ditandatangani bersama dengan suami atau istri. c) Tanyakan dengan jelas hak dan kewajiban saat akad kredit. d) Dengan

menandatangani

akad

kredit

berarti

menyetujui

persyaratan kredit yang ditetapkan BPR. e) Gunakan kredit sesuai dengan tujuannya. 4) PAS Pencairannya a) Pencairan kredit akan diberitahukan oleh petugas BPR jika kreditnya disetujui, bisa berupa surat, atau secara lisan. b) Hitung dengan cermat, apakah PAS sesuai dengan permohonan kredit yang telah disetujui. 5) PAS Bayarnya a) Bayar tepat waktu, jangan ditunda-tunda. Lebih awal lebih baik. Pembayaran dapat dilakukan langsung ke BPR, melalui petugas dengan minta tanda terima atau melalui bank lain. b) Menunda pembayaran berarti akan terkena denda dan dinilai kurang baik oleh BPR. 6) Persyaratan Pengajuan Persyaratan yang diminta pada saat mengajukan kredit adalah : a) Fotokopi KTP suami-istri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

b) Usia minimum 21 tahun, atau sudah menikah dan maksimum 60 tahun pada saat kredit lunas. c) Kartu keluarga dan surat nikah. d) Fotokopi rekening listrik atau telepon. e) Fotokopi jaminan B. Data Khusus 1. Deskripsi Pekerjaan a. Staf Accounting 1) Tugas Staf Accounting adalah : a) Mengatur dan melaksanakan pengiriman laporan rekening koran bulanan, tepat pada waktunya. b) Mengatur dan mengadakan pemisahan rekening-rekening yang tidak aktif dari rekening-rekening yang aktif (berjalan) dan memeriksa pada waktu pengaktifan kembali secara periodik atau berkala. c) Melakukan perhitungan bunga, pajak, dan beban-beban lain sebelum dicatat dalam kartu-kartu yang bersangkutan. d) Membuat dan menyusun laporan-laporan keuangan secara berkala yang ditujukan secara internal dan eksternal. e) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain. f) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

2) Tanggung Jawab Staf Accounting adalah : a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan kebenaran terhadap pencatatan transaksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan yang dikeluarkan oleh Direksi. b) Bertanggung jawab atas kelengkapan bukti-bukti mutasi dan kebenaran

pencatatan

ke

dalam

rekening-rekening

yang

bersangkutan. c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. d) Menjaga nama baik perusahaan. b. Staf Administrasi Kredit 1) Tugas administrasi kredit adalah : a) Senantiasa kebijakan,

mengikuti

perkembangan

peraturan-peraturan

dan

mengenai

kebijakan-

prosedur-prosedur

yang

ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan dengan kegiatan di bidang perkreditan. b) Melakukan pemeriksaan kebenaran dan kelengkapan dokumen kredit yang telah disetujui dan akan dilakukan pencairan. c) Mempersiapkan cetakan dokumen terkait dengan proses pencairan, seperti Surat Perjanjian Kredit (SPK), Surat Kuasa, Akta Pengikatan Agunan (berkoordinasi dengan Notaris rekanan BPR), Formulir asuransi, dll. d) Melakukan penginputan data kredit ke system secara tepat dan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

e) Menghitung

dan

membuat

perintah

pembukuan

mengenai

angsuran, pelunasan, bea meterai kredit, ongkos administrasi kredit, bunga atas pemberian kredit dan biaya-biaya bank lainnya yang berhubungan dengan pemberian, perpanjangan kredit dan perubahan

kredit

(restructuring,

reconditioning,

atau

rescheduling). f) Selalu memanfaatkan informasi yang up to date mengenai orang atau perusahaan yang masuk dalam daftar hitam dan daftar kredit macet. g) Membuat dan menyusun laporan-laporan secara berkala yang ditujukan secara internal dan eksternal serta membantu menyusun rencana kerja dan anggaran perkreditan. h) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain. i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh kepala kantor pusat. 2) Tanggung Jawab Administrasi Kredit adalah : a) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tertib administrasi kredit yang telah diberikan. b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c) Menjaga nama baik perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

c. Account Officer 1) Tugas Account Officer adalah : a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakankebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang dikeluarkan oleh Direksi. b) Bersama-sama dengan Team Leader Pemasaran Kredit, mengoptimalkan potensi area pemasaran yang menjadi fokus utama pemasaran yakni wilayah Kabupaten Bantul dan sekitarnya dengan program-program pemasaran yang telah disusun. c) Secara pro aktif mencari nasabah baru melalui visitasi, telephone, dan bentuk-bentuk kegiatan marketing lainnya. d) Membuat rencana kegiatan pemasaran dan pembinaan nasabah secara harian. e) Melakukan pengolahan terhadap aplikasi kredit yang telah diajukan oleh nasabah atau calon nasabah, melakukan penilaian kelayakan dan pengusulan kredit sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku pada perusahaan pihak kedua. f) Mengawasi

pelaksanaan

penggunaan

kredit

yang telah

diberikan, menyampaikan saran-saran kepada Team Leader Pemasaran Kredit mengenai hal-hal yang ditemui yang mempengaruhi kelancaran kredit serta memberikan usulanusulan perencanaan penanganan kredit bermasalah. g) Membina hubungan yang baik dengan nasabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

h) Memelihara nasabah yang telah ada (exist) untuk dapat melaukan repeat order ataupun menawarkan coss selling. i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team Leader Pemasaran Kredit dan/atau Direksi. 2) Tanggung Jawab Account Officer adalah : a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan. b) Mengupayakan

keakuratan dan kelengkapan data yang

menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah. c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. d) Menjaga nama baik perusahaan. d. Collection 1) Tugas Collection adalah : a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakankebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang dikeluarkan oleh Direksi. b) Bersama-sama dengan Koordinator Collection, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para debitur guna menekan tingkat kredit bermasalah dengan program-program pemasaran yang telah disusun. c) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong kurang lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

d) Secara pro aktif

melakukan pendekatan kepada debitur

bermasalah serta menyusun dan melaksanakan rencana penyelesaian kredit baik secara litigasi maupun non litigasi. e) Berkoordinasi dengan petugas analis dan atau marketing kredit agar ada kesatuan gerak dalam upaya penyelesaian kredit bermasalah. f) Membuat laporan kegiatan penagihan atau call report terhadap perkembangan kredit-kredit yang ditanganinya. g) Melaksanakan

tugas-tugas

lain

yang

diberikan

oleh

Koordinator Collection. 2) Tanggung jawab Collection adalah : a) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong kurang lancar. b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c) Menjaga nama baik perusahaan. c. Customer Service 1) Tugas Customer Service adalah : a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakankebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan dengan kegiatan di bidang pelayanan nasabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

b) Memeriksa kelengkapan pengisian aplikasi serta dokumendokumen pendukungnya dan menyerahkan kepada bagian terkait. c) Mempersiakan blangko, buku tabungan, bilyet deposito, kartu contoh

tandatangan

serta

melakukan

pencatatan

dan

pengawasan penggunaannya. d) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap nasabah serta meningkatkan pengetahuan produk BPR maupun peraturan-peraturan

yang

berhubungan

dengan

kegiatan

pelayanan nasabah, termasuk pemahaman dan pelaksanaan terhadap program Know Your Customer Principles atau KYCP. e) Menghubungi nasabah terkait kredit yang telah diproses dan telah mendapat keputusan kredit oleh BPR, berkordinasi dengan bagian Administrasi Kredit. f) Menjalin hubungan baik dengan nasabah serta berkoordinasi dengan unit-unit kerja lain demi kelancaran dan peningkatan kualitas pelayanan. g) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah, apabila terjadi keberatan atau complain dari nasabah sehubungan dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui SMS Broadcast. h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

2) Tanggung jawab Customer Service adalah : a) Bertanggung jawab atas penerimaan dan registrasi terhadap aplikasi permohonan pembukaan rekening Tabungan, Deposito maupun permononan Kredit. b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c) Menjaga nama baik perusahaan. d. Driver ( Bagian Umum ) Tugas dan tanggung jawab Driver (Bagian umum) adalah : 1) Bertanggung jawab atas penggunaan, pemeriharaan atau perbaikan sarana transportasi, serta memastikan pengantarandilakukan tepat waktu. 2) Mengantar dan melakuan pengawalan secara proporsional dan profesioan terhadap Direksi dan atau petugas lainya dalam melakukan perjalanan dinas, baik dalam maupun keluar kota, sampai dengan selesai. 3) Mengupayakan keamanan personal atau barang-barang yang diantar sampai ditempat tujuan dan kembali lagi ke kantor secara maksimal. 4) Melakukan pemeriksaan berlaka terhadap seluruh kendaraan atau transportasi, baik mobil maupun kendaraan roda dua, milik perusahaan. 5) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya dan bagian keamanan melakukan

pengawasan

keamanan,

dan

membantu

dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

pelayanan terhadap nasabah maupun calon nasabah yang akan melakukan transaksi. 6) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat atau Direksi. e. Funding Officer 1) Tugas Funding Officer adalah : a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakankebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang dikeluarkan oleh Direksi. b) Bersama-sama

dengan

Team

Leader

Funding

untuk

memasarkan produk tabungan dan deposito. c) Secara proaktif mencari nasabah baru (prospek) baik melalui visitasi maupun melakukan kegiatan promosi lainnya sesuai dengan kebijakan bagian marketing (pemasaran) yang berlaku pada perusahaan. d) Menjaga infoormasi serta data-data Bank yang berkaitan dengan data nasabah terkait dengan kerahasian bank. e) Mengikuti

aturan-atauran

dan

ketentuan-ketentuan

yang

dikeluarkan oleh internal maupun eksternal, khususnya berkaitan dengan penghimpunan dana dari masyarakat dan Prinsip pengenalan nasabah. f) Melakukan layanan antar jemput atau pick-up tabungan terhadap nasabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

g) Membuat, menyusun dan menyampaikan laporan secara berkala kepada Team Leader Funding dan Direksi terkait dengan prosedur penghimpunan dana. h) Mengelola dan menjalan hubungan baik dengan nasabah. i) Memelihara kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya. j) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team Leader Funding. 2) Tanggung jawab Funding Officer adalah : a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan. b) Mengupayakan

keakuratan dan kelengkapan data yang

menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah. c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. d) Menjaga nama baik perusahaan. f. Staf Informasi & Teknologi (Staf IT) 1) Tugas Staf IT adalah : a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakankebijakan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Direksi. b) Secara

Pro

aktif

melakukan

maintenance

terhadap

perangkat komputer dan segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi informasi diseluruh jaringan kantor, baik hardware maupun sofware jaringan. c) Memastikan

perangkat

komputer

dan

pendukungnya

berjalan dengan baik, yaitu dengan melakukan penge-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

check-an secara berkala maupun perbaikan apabila terjadi kendala. d) Memastikan berjalannya sistem dan kelancaran aksesnya di seluruh kantor. e) Mengelola database sistem dan bertanggung jawab dalam back up data serta kerahasiaanya. f) Melakukan entry data point untuk beberapa sitem. g) Mengembangkan sistem yang sudah ada dan/ atau membuat rancangan sistem server atau program yang aman dan aplikatif guna mendukung efektifitas dan efisiensi kerja. h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat dan/ atau Direksi. 2) Tanggung jawab Staf IT adalah : a) Kelancaran dalam penggunaan sistem Teknologi Informasi. b) Kerahasian data Perusahaan yang berkaitan dengan Teknologi Informasi c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik d) Menjaga nama baik perusahaan. g. Customer Support Tugas dan tanggung jawab Customer Support adalah : 1) Bertanggung jawab atas penerimaan telepon dan/ atau faksimili yang masuk dan mendistribusikannya kepada bagian terkait.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

2) Melayani nasabah dan atau calon nasabah yang membutuhkan pelayanan melalui telepon. 3) Bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan promosi maupun penagihan yang dilakukan melalui SMS Broadcast, dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan bagian-bagian terkait. 4) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah, apabila terjadi keberatan atau complain dari nasabah sehubungan dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui SMS Broadcast. 5) Melakukan pencatatan terhadap kegiatan SMS Broadcast dan mendistriibusiikan kepada bagian terkait. 6) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap penelepon, baik nasabah maupun bukan nasabah, serta meningkatkkan pengetahuan produk BPR maupun peraturanperaturan yang berhubungan dengan pelayanan nasabah. 7) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat dan/ atau Direksi. h. Satpam (Satuan Pengamanan) Tugas dan tanggung jawab Satpam (Satuan Pengamanan) adalah: 1) Bertanggung jawab atas pengamanan kantor dan lingkungan kantor PT. BPR Chandra Muktiartha. 2) Membantu melayani nasabah, seperti membantu parkir, membukakan pintu, mempersilakan masuk, dsb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

3) Melakukan pengawalan atau pengamanan saat dilakukan cash in transit. 4) Melakukan pencatatan dan membuat laporan tentang kegiatan serta kondisi keamanan kantor secara rutin atau harian. 5) Melakukan pencatatan dan registrasi surat-surat masuk dan tamu yang akan menemui karyawan atau pejabat BPR. 6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat maupun Direksi. i. Petugas Kas (Teller) 1) Tugas Petugas Kas (Teller) adalah sebagai berikut : a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakankebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan dengan kegiatan di bidang kas. b) Mengatur serta menjamin kelancaran penerimaan setoransetoran baik tunai atau berupa cek, giro bilyet, dan warkatwarkat lainnya, maupun pembayaran atas kwitansi atau slip yang telah disetujui pembayarannya. c) Memeriksa, meneliti, serta memastikan bahwa kwitansi atau slip yang akan dibayar telah disetujui pembayarannya oleh pejabat yang berwenang. d) Melaksanakan pengiriman dan pengambilan uang kas ke / dari bank-bank lain termasuk penyetoran atau pengambilan ke / dari di mana BPR membuka rekening.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

e) Mengisi buku daftar kas secara rinci menurut pecahannya mengenai keadaan atau saldo kas induk atau harian dan minta pengesahan kepada Kepala Seksi Kas. f) Setiap akhir hari mencocokkan buku perincian jumlah saldo kas dengan saldo kas menurut rekening kas g) Memelihara kerja sama yang baik dengan Bagian-Bagian dan Seksi-Seksi dalam bank untuk menjamin kelancaran kegiatan kas h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat. 2) Tanggung Jawab Petugas Kas (Teller) adalah : a. Kelancaran Kegiatan Kas. b. Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c. Menjaga nama baik perusahaan. j. Bagian Umum Tugas dan tanggung jawab Bagian Umum adalah : 1) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya bertanggung jawab dalam masalah kebersihan dan kerapian lingkungan kerja. 2) Mengatur dan melaksanakan penyimpanan dan pembagian dari formulir-formulir, alat-alat tulis dan alat-alat perlengkapan kantor, maupun perlengkapan lainnya yang telah dibeli oleh bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

3) Mengatur

dan

mengawasi

penggunaan

alat-alat

dan

perlengkapan kantor, maupun perlengkapan lainnya serta mengadakan perbaikan apabila diperlukan. 4) Memelihara dan meneliti kartu-kartu atau catatan mengenai persediaan (kartu stock) dari alat-alat tulis dan perlengkapan kantor maupun perlengkapan lainnya, serta pada waktu-waktu tertentu mengadakan stock opname. 5) Melaksanakan penyimpanan barang-barang milik bank yang tidak dapat digunakan lagi, dengan cara yang paling menguntungkan dan menurut prosedur yang telah ditetapkan. 6) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan dan perbaikan dari gedung-gedung kantor, rumah-rumah instansi, kendaraankendaraan bermotor, listrik, alat-alat dan perlengkapan kantor serta perlengkapan lainnya milik bank. 7) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan/ kebersihan gedunggedung kantor dan barang-barang milik bank dari bahaya kebakaran, pencurian, maupun dari hal-hal lainnya yang merugikan. 8) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat. k. Staff HRD 1) Adapun tugas Staf HRD adalah : a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakankebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, dan Pemerintah terutama di bidang ketenagakerjaan. b) Menyusun strategi pengelolaan SDM di perusahaan berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka pendek yang telah ditetapkan oleh Direksi dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku agar diperoleh SDM dengan prosedur, kapabilitas dan kompetensi yang sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. c) Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM di seluruh perusahaan untuk memastikan semuanya sesuai dengan peraturan, strategi, kebijakan, sistem dan rencana kerja yang telah disusun. d) Mengkoordinasikan dan mengontrol penyusunan dan pelaksanaan

program

pelatihan

dan

pengembangan,

termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi pelatihan, untuk memastikan tercapainya target tingkat kemampuan dan kompetensi setiap karyawan. e) Merencanakan dan menganalisa kebutuhan tenaga kerja sesuai

dengan

perkembangan

organisasi,

serta

mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan seleksi dan rekrutmen untuk memastikan tersedianya SDM yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan kualifikasi yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah disepakati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

f) Mengelola dan mengontrol aktifitas administrasi kantor, kepersonaliaan,

dan

sistem

informasi

SDM

untuk

memastikan tersedianya dukungan yang optimal bagi kelancaran operasional perusahaan. g) Menjaga dan mengawasi prosedur tiap individu dalam masing-masing unit/bagian, baik dari segi performansi, birokrasi, legalitas, maupun profesionalitas kerja. h) Melakukan pendataan dan pengawasan aset-aset tertentu dari perusahaan yang berkaitan erat dengan kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan perusahaan. i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat dan/atau Direksi. 2) Tanggung Jawab Staff HRD adalah : a) Kelancaran kegiatan operasional yang berkaitan dengan sumber daya manusia. b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c) Menjaga nama baik perusahaan. l. Kepala Operasional 1) Fungsi Kepala Operasional adalah : Membantu

Direktur

mengkoordinasikan

Keuangan

kegiatan

&

pengelolaan

Umum

dalam

kepegawaian,

pengembangan SDM serta pengelolaan rumah tangga kantor,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

pemeliharaan atau perbaikan peralatan sarana dan kebersihan di lingkungan Kantor Pusat. 2) Tugas Pokok Kepala Operasional adalah : a) Mengkoordinasikan

perumusan

perencanaan

dan

pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan. b) Mengkoordinasikan

perumusan

sistem

pengadaan,

penempatan dan pengembangan pegawai. c) Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai dengan mempertimbangkan "internal or external equity". d) Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan organisasi Perusahaan. e) Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu data base Kepegawaian. f) Mengkoordinasikan perumusan kebijakan perencanaan, pengorganisasian, dan administrasi program pendidikan dan latihan (Diklat). g) Menyiapkan

program-program

penelusuran

bakat,

pembinaan kepribadian dan pelatihan ketrampilan bagi Pegawai dengan tujuan termanfaatkannya potensi Pegawai secara maksimal demi kepentingan kedua belah pihak. h) Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

i) Mengevaluasi Hasil penilaian prosedur seluruh Pegawai yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung. j) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan penggantian peralatan inventaris kantor pusat. k) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan kebersihan gedung, halaman, taman, dan lapangan parkir kantor pusat serta kantor Divisi Keamanan. l) Menyelenggarakan kebijakan pengadaan barang dan jasa sesuai kebutuhan perusahaan. m) Menyelenggarakan penyediaan dan distribusi air, listrik, AC, telepon, PABX dan Faksimili untuk keperluan kantor pusat. n) Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor. o) Menyelenggarakan

administrasi

dan

pengaturan,

penggunaan, kebersihan, pemeliharaan kendaraan dinas. p) Menyelenggarakan pemantauan keberadaan barang-barang inventaris, peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk keperluan audit secara berkala. q) Menyelenggarakan

kegiatan

pelayanan

kantor,

serta

pengaturan, penataan dan penggunaan ruang kantor atau ruang rapat. r) Mengelola persediaan ATK dan cetakan kantor pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

s) Menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja yang diperlukan kantor pusat dan atau perusahaan (komputer, kendaraan dinas, kendaraan operasional). t) Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja / perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan. u) Menyelenggarakan data base inventaris perusahaan. v) Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan. w) Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu. 3) Tangung Jawab Kepala Operasional adalah: a) Tersedianya Rencana dan Pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai dengan visi dan misi perusahaan. b) Tersedianya Sistem Informasi SDM dalam suatu data base Kepegawaian yang terkini dan dapat digunakan. c) Tersusunnya sistem dan kebijakan pengadaan, penempatan dan pengembangan

Pegawai

sesuai

dengan

tuntutan

kebutuhan Pegawai. d) Tersusunnya sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai dengan mempertimbangkan "internal or external equity" e) Tersedianya SDM sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. f) Tersusunnya Kebijakan perencanaan, pengorganisasian dan administrasi program Pendidikan dan Latihan (Diklat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

g) Tersusunnya program penelusuran bakat dan pembinaan kepribadian pegawai. h) Tersedianya kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan. i) Menindaklanjuti hasil penilaian prosedur seluruh Pegawai. j) Dilaksanakannya

pengembangan

yang

berkelanjutan

terhadap Sasaran mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang mengacu kepada Kebijakan Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan. k) Terwujudnya suasana kantor yang nyaman dan dapat meningkatkan produktivitas kerja serta membentuk citra yang baik terhadap perusahaan. l) Terpeliharanya

kebersihan

gedung,

halaman,

taman,

lapangan parkir kantor pusat dan kantor Divisi Keamanan. m) Tersedianya barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan perusahaan secara efisien dan efektif. n) Tersedianya air dan listrik, serta berfungsinya AC, telepon, PABX, Faksimili dan inventaris lainnya. o) Terselenggaranya administrasi, penempatan, penyimpanan dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor secara tertib dan aman. p) Tersedianya kendaraan dinas dalam kondisi laik pakai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

q) Tersedianya daftar inventaris dan peralatan kantor yang lengkap dan mutakhir. r) Tersedianya ATK dan cetakan setiap saat dibutuhkan. s) Tersedianya perlengkapan dan peralatan kerja yang diperlukan kantor pusat . t) Tersedianya

fasilitas

untuk

kegiatan

rapat

kerja,

kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan. u) Tersedianya data base inventaris perusahaan. v) Tersedianya laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya. 4) Batasan Wewenang Kepala Operasional adalah : a) Mengusulkan kepada Direksi tentang pengesahan sistem dan kebijakan di bidang Kepegawaian. b) Mengusulkan

kepada

Direksi

tentang

program

dan

pelaksanaan pengadaan, penempatan dan pengembangan Pegawai sesuai dengan tuntutan kebutuhan Perusahaan c) Mengusulkan

kepada

Direksi

untuk

memberikan

penghargaan atau hukuman Pegawai sesuai hasil penilaian prosedur Pegawai yang bersangkutan. d) Mengusulkan kepada Direksi untuk menindak lanjuti hasil Diklat dalam bentuk promosi, mutasi dan demosi. e) Menerima atau menolak hasil penilaian prosedur Pegawai dari atasannya setelah dilakukan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

f) Menyetujui daftar pembayaran yang menjadi hak pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g) Menerima atau menolak usulan program dan peserta Diklat dari Unit Kerja. h) Menyusun dan merevisi Sasaran Mutu dan Prosedur Mutu Unit Kerja. i) Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan kebersihan yang dilakukan oleh pihak ketiga. j) Menandatangani Surat Perintah Kerja dan Rencana Kebutuhan sesuai dengan kewenangannya. k) Mengatur penggunaan kendaraan dinas secara optimal. l) Menyetujui atau menolak permintaan ATK dan cetakan. m) Memberikan surat teguran kepada pihak ketiga atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. n) Mengatur tata letak ruang kantor, ruang rapat dan peralatan kerja. o) Mengatur penyediaan fasilitas untuk kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan. p) Mengusulkan penjualan/pemusnahan barang-barang yang tidak produktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

m. Satuan Pengawas Internal (SPI) 1) Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pengawas Internal (SPI) adalah: a) Menyusun

dan

melaksanakan

Rencana

Audit

dan

Konsultasi Tahunan. b) Melaporkan realisasi Rencana Audit dan Konsultasi Tahunan setiap semester kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya. d) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem internal manajemen risiko sesuai dengan kebijakan. e) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. f) Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. g) Memberikan konsultasi kepada pihak intern Bank untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap kualitas pengendalian, perusahaan.

pengelolaan

risiko

dan

tata

kelola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

h) Melakukan audit pendalaman (khusus) apabila diperlukan. i) Melaksanakan

pemantauan

tindak

lanjut

audit

dan

melaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris setiap bulan. j) Melaporkan segera atas setiap temuan audit

yang

diperkirakan dapat mengganggu.kelangsungan usaha Bank kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. k) Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan dan sesuai dengan kompetensi auditor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V ANALISISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. BPR Chandra Muktiartha mengenai prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah, penulis memperoleh informasi sebagai berikut : 1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada Auditor Internal a. Independensi Auditor Internal Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha diposisikan mandiri dan mampu melaksanakan tugasnya secara objektif yaitu tidak memihak maupun mendapat campur tangan pihak lain. Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang dalam hal pengendalian dan pengawasan perkreditan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk satuan pengawas internal dan kebijakan yang ada di BPR. b. Kompetensi Auditor Internal Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta mampu melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian berdasarkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan bidangnya. Auditor internal memperoleh perluasan wawasan dan peningkatan kompetensi melalui seminar, pelatihan yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain.

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

c. Pemahaman Tugas dan Wewenang Auditor Internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki standar prosedur yang dijadikan pedoman kerja sebagai seorang auditor internal. SOP (Standar Operasional Prosedur) menjadi pedoman dan acuan auditor internal BPR dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi audit internal. 2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan Auditor Internal Di Bidang Perkreditan a. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan. Auditor internal memiliki dasar atau pegangan dalam melakukan penilaian yaitu berdasarkan SOP atau standar operasional prosedur yang dimiliki oleh masing masing bagian. b. Keteraturan Pelaksanaan Pengawasan Perkreditan 1) Audit Reguler (Regular Audit) Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki jadwal atau rencana kerja audit selama satu tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

Rencana kerja dibuat secara tertulis oleh auditor internal dan di review oleh direktur utama. 2) Audit Khusus (Special Audit) Auditor

Internal

PT.

BPR

Chandra

Muktiartha

melaksanakan audit khusus dengan melakukan On The Spot atau peninjauan langsung. OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas kredit. 3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal a. Mengamati Auditor

Internal

memonitor

setiap

kegiatan-kegiatan

perkreditan pada PT. BPR Chandra Mukthiarta. Tiga hal yang menjadi fokus utama auditor internal dalam proses monitoring adalah karyawan yang menangani kredit, berkas-berkas kredit dan debitur. b. Mengajukan pertanyaan Auditor internal melakukan beberapa persiapan sebelum wawancara dilakukan agar proses wawancara sesuai dengan rencana dan memperoleh banyak informasi penting. Pertama, auditor

internal

mempelajari

berkas-berkas

kredit

untuk

mengidentifikasi kendala apa yang dihadapi debitur dalam pelunasan kredit. Kedua, auditor internal menyusun daftar pertanyaan mulai dari pertanyaan umum sampai dengan pertanyaan khusus agar dapat tercipta suasana yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

mendorong debitur untuk terbuka dalam menceritakan segala kendala yang dihadapi. Ketiga, setelah berkas-berkas kredit dipelajari dan pertanyaan wawancara disusun, auditor internal melakukan On The Spot atau kunjungan lapangan untuk mewawancarai debitur yang bersangkutan. c. Menganalisis Analisis yang dilakukan oleh auditor internal berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil dari On The Spot. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi kredit bermasalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan pertimbangan BPR untuk menyelamatkan kredit serta memutuskan tindakan penyelamatan apa yang diambil. Dalam hal ini, auditor internal harus memperdalam informasi mengenai kondisi dan kendala yang dialami debitur dengan cara analisis. d. Memverifikasi Pada PT. BPR Chandra Muktiartha, auditor internal melakukan verifikasi setelah kredit diberikan karena tidak terlibat langsung dalam kegiatan operasional BPR yaitu eksekusi transaksi. Auditor internal melakukan verifikasi dengan memeriksa format maupun isi dari berkas-berkas yang menjadi dasar dalam pemberian kredit seperti memorandum usulan kredit, formulir survey on the spot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

e. Menginvestigasi On The Spot adalah bentuk dari investigasi yang dilaksanakan auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha. OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas kredit karena dari data tersebut belum tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. OTS wajib dilakukan auditor internal satu minggu setelah kredit dicairkan namun dapat dilakukan kembali sewaktuwaktu (insidentil) jika terjadi masalah dalam pembayaran kredit. f. Mengevaluasi Evaluasi berkaitan dengan penilaian secara keseluruhan yang melewati serangkaian proses audit. Pada tahap awal pengawasan kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mengevaluasi hasil dari On The Spot dilihat dari segi debitur, apakah debitur yang mendapatkan pinjaman dana dari BPR sudah memenuhi kapasitas kredit. 4. Program Kerja Audit Lanjutan yang Dilakukan Auditor Internal Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Setelah auditor melakukan pemeriksaan dan menemukan berbagai faktor penyebab kredit bermasalah yang ada pada PT. BPR Chandra Muktiartha, kemudian auditor internal memberikan kesimpulan dan opini. Program kerja audit lanjutan oleh auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah adalah memberikan rekomendasi dan memantau aktivitas yang berjalan setelah diberikan rekomendasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

Setelah itu, auditor internal membuat laporan kegiatan yang dilakukan selama satu bulan. B. Analisis Data 1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada Auditor Internal a. Independensi Auditor Internal Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh auditor internal. Independensi adalah bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Auditor internal harus berperilaku jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak siapapun karena auditor internal melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum bukan semata untuk kepentingan perusahaan atau pihak tertentu. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha diposisikan mandiri dan mampu melaksanakan tugasnya secara objektif yaitu tidak memihak maupun mendapat campur tangan pihak lain. Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang dalam hal pengendalian dan pengawasan perkreditan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk satuan pengawas internal dan kebijakan yang ada di BPR. Aktivitas independen yang dilakukan auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah sesuai dengan ruang lingkup auditor internal dalam bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

perkreditan yaitu melakukan pengawasan intern, dan tidak terlibat langsung dalam eksekusi transaksi. Auditor internal tidak memiliki kewenangan eksekutif untuk merubah suatu prosedur atau suatu sistem yang telah berjalan secara langsung di satuan kerja yang di audit yaitu di bidang perkreditan. Begitu juga dalam pelaksanaan operasional BPR seperti menghimpun dana dan memberikan kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha tidak terlibat maupun bertanggung jawab atas kegiatan operasional tersebut karena diluar ruang lingkup audit. Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Dengan begitu auditor internal bisa disebut melaksanakan audit dengan professional

(Sawyer’s,

2005:35). Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mampu memberikan informasi berupa opini dan rekomendasi yang terkait dengan masalah perkreditan dalam hal ini adalah kredit bermasalah kepada direksi dan dewan komisaris sesuai dengan fakta atau keadaan yang sesungguhnya terjadi. Opini yang diberikan bersifat netral, tidak memihak debitur maupun BPR dan tidak mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

tekanan dari pihak manapun. Namun apabila terjadi penyimpangan pada kebijakan perkreditan, kewenangan auditor internal hanya melaporkan setiap temuan audit dan merekomendasikan hasil analisis untuk pengambilan keputusan tetapi auditor internal tidak berwenang dalam memberikan keputusan. Rekomendasi yang diberikan auditor internal kepada direktur utama maupun dewan komisaris mudah untuk diterapkan dan sudah disesuaikan dengan kewenangan yang ditetapkan oleh manajemen BPR. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukiartha memiliki kewenangan untuk memeriksa aktiva, karyawan yang bersangkutan serta

bebas

perkreditan

mengakses sehingga

semua

auditor

catatan

internal

dan

berkas-berkas

mampu

memberikan

rekomendasi yang terkait kepada direktur utama dan dewan komisaris. b. Kompetensi Auditor Internal Kompetensi adalah cara setiap individu dalam memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan perilakunya pada saat bekerja. Kompetensi diwujudkan dalam prosedur. Jadi, kompetensi dapat dihubungkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan jenis tugas kontekstual tertentu yakni, apa yang harus dikerjakan dan sebaik apa pekerjaan yang dilakukan. Kriteria-kriteria untuk sebuah fungsi auditor internal yang kompeten, dilihat dari sisi “praktik terbaik” yang berlaku secara global. (Sawyer’s 2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta mampu melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian berdasarkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan bidangnya. Auditor internal memperoleh perluasan wawasan dan peningkatan kompetensi melalui seminar, pelatihan yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta juga mengadakan kelas intern tersendiri yang dilakukan rutin setiap hari sabtu.

Tujuan

diadakannya

kelas

intern

adalah

untuk

pengembangan diri dan untuk melatih hard competency atau tingkat berpikir, pengetahuan, dan keterampilan auditor internal. Dengan adanya kegiatan seperti seminar, pelatihan, maupun kelas intern,

auditor

mengembangkan

internal

menjadi

kemampuannya

lebih karena

terbantu

dalam

mendapatkan

pengetahuan yang sebelumnya belum didapatkan. c. Pemahaman Tugas dan Wewenang Auditor Internal di bidang perkreditan pada PT. BPR Chandra Muktiartha Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki standar prosedur yang dijadikan pedoman kerja sebagai seorang auditor internal. SOP (Standar Operasional Prosedur) menjadi pedoman dan acuan auditor internal BPR dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi audit internal. SOP dimiliki oleh masing-masing unit kerja dan setiap unit kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

memiliki standar yang berbeda-beda. Standar prosedur yang dijadikan pedoman kerja oleh auditor internal adalah mengenai sistem operasional BPR, apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana pekerjaan audit harus dilakukan. Tidak hanya dari standar operasional prosedur, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha juga menaati ketentuanketentuan kredit yang berlaku di BPR, dimana ketentuan kredit dibuat oleh manajemen dengan mengadaptasi dari ketentuan OJK dan Bank Indonesia. Dengan adanya SOP dan kebijakan yang ada di PT. BPR Chandra Muktiartha, alur tugas, peran, dan fungsi auditor internal dapat semakin diperjelas karena berhubungan dengan tugas dan wewenang auditor internal. Tugas dan wewenang auditor internal di bidang perkreditan pada

PT.

BPR

Chandra

Muktiartha

adalah

melakukan

pengendalian dan pengawasan mulai dari pencairan kredit, sampai dengan pelunasan atau penyelesaian kredit. Jadi, auditor internal tidak ikut serta dalam memutuskan kredit, tetapi tugas auditor internal dimulai setelah pencairan kredit. Auditor

internal

memiliki

kewenangan

penuh

dalam

mengawasi dan melakukan pengendalian pada semua bagian yang ada di BPR. Auditor internal harus memastikan apakah pada saat proses pemberian kredit, para petugas yang bertanggung jawab di bagian tersebut sudah mematuhi prosedur dan kebijakan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

berlaku sesuai dengan ketentuan internal perusahaan. Karena salah satu faktor terjadinya kredit bermasalah adalah dari pihak internal bank yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai kebijakan, standar, dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Maka dari itu, peran auditor internal sangat penting dalam hal pengawasan yaitu untuk meminimalkan resiko dan mencegah sedini mungkin potensi kredit bermasalah. Auditor internal bertugas memeriksa setiap berkas dan dokumen kredit. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha berperan satu minggu setelah kredit dicairkan yaitu melakukan OTS (On The Spot) untuk memastikan keberadaan usaha debitur, omzet usahanya serta untuk membandingkan data atau angka yang diberikan dengan data atau informasi yang diperoleh dilapangan. Apabila pada saat OTS ditemukan adanya potensi

kredit

bermasalah,

maka

auditor

internal

harus

melaporkannya ke direktur utama maupun mengkomunikasikannya dengan dewan komisaris dan memberikan rekomendasi yang terkait untuk dilakukan tindak lanjut. 2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan di Bidang Perkreditan a. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Menurut (Hery, 2016) audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan sejauh mana aturan, kebijakan, hukum, perjanjian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

atau peraturan pemerintah telah ditaati oleh entitas yang diaudit. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan. Auditor internal memiliki dasar atau pegangan dalam melakukan penilaian yaitu berdasarkan SOP atau standar operasional prosedur yang dimiliki oleh masing masing bagian. Tidak hanya berlandaskan SOP, auditor internal pada PT. BPR

Chandra

Muktiartha

juga

memiliki

dasar

untuk

melakukan penilaian mengenai sejauh mana kebijakan, standar, dan prosedur perusahaan ditaati oleh para karyawan di bagian perkeditan yaitu dari berkas-berkas perkreditan seperti formulir survey on the spot, laporan aprasial kendaraan bermotor, data cek fisik kendaraan bermotor dan laporan hasil penilaian tanah dan bangunan maupun catatan-catatan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan audit terhadap kredit bermasalah. Pada saat auditor internal melakukan penilaian terhadap proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan, auditor internal mendapati temuan bahwa bagian analis kredit tidak mematuhi kebijakan, standar, dan prosedur perusahaan. Account officer dan bagian analis terkadang kurang cermat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

dalam

menganalisa

pendapatan

maupun

kemampuan

pengembalian pinjaman dan rata-rata, kapasitasnya di bawah angsuran. Analisa yang kurang detail dan mendalam menjadi salah

satu

penyebab

kredit

bermasalah,

seperti

tidak

melaksanakan survey,dan merekayasa pendapatan agar kredit dapat dicairkan. Dengan melakukan pengendalian dan pengawasan tersebut, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha dapat mendeteksi secara dini potensi kredit bermasalah yang terjadi dan meminimalkannya, dimana salah satu penyebab kredit bermasalah adalah karena pelanggaran dan penyimpangan kebijakan perusahaan maupun kelalaian yang dilakukan karyawan bagian perkreditan dalam melaksanakan tugasnya. b. Keteraturan Pelaksanaan Pengawasan Perkreditan 1) Audit Reguler (Regular Audit) Audit reguler adalah aktivitas audit terhadap suatu atau sejumlah audit object yang dijalankan berdasarkan rencana tahunan, secara berkala, berkesinambungan, dan berulangulang dari tahun ke tahun (Kumaat, 2011). Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki jadwal atau rencana kerja audit selama satu tahun. Rencana kerja dibuat secara tertulis oleh auditor internal dan di review oleh direktur utama. Untuk mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

rencana kerja audit yang matang, auditor internal memilah dan mendahulukan hal yang lebih penting sehingga pelaksanaan audit bisa lebih terfokus. Rencana kerja tahunan yang dilaksanakan auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha adalah melakukan stock opname pada kas, bunga deposito, jaminan, tabungan, dan melakukan pengawasan internal yang mencangkup seluruh aspek dan unsur kegiatan bank. 2) Audit Khusus (Special Audit) Audit khusus adalah aktivitas audit terhadap suatu audit object tertentu yang dilaksanakan secara insidentil, baik karena adanya permintaan khusus dari pemegang saham, manajemen lain maupun masalah internal yang harus segera diselidiki. Audit khusus bisa saja tidak termasuk rencana tahunan, tetapi dianjurkan sedapat mungkin aktivitas yang bersifat risk/control analysis sebaiknya sudah direncanakan (Kumaat, 2011) Auditor Internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melaksanakan audit khusus dengan melakukan OTS atau On The Spot. OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas kredit karena dari data tersebut belum tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. OTS dilakukan pada waktu tertentu dan jika ada kepentingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

yang

sangat

mendesak

sehingga

jadwal

untuk

melaksanakan OTS sangat fleksibel. Namun, sebelumnya auditor

internal

telah

membuat

perencanaan

dan

menyepakati bahwa satu minggu setelah kredit dicairkan, auditor internal langsung melaksanakan OTS untuk megetahui apakah kredit yang diberikan fiktif atau tidak. Kredit dikatakan fiktif apabila debitur yang tercatat sebagai peminjam dana ternyata tidak pernah meminjam dana pada bank

yang

bersangkutan.

Selanjutnya,

jika

debitur

mengalami permasalahan dalam pembayaran kredit dimana debitur sudah masuk dalam kolekbilitas kredit bermasalah maka auditor internal kembali melakukan OTS secara insidentil tanpa sepengetahuan debitur untuk menangani kredit bermasalah. 3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal a. Mengamati Mengamati berarti melihat, memerhatikan, dan tidak melewatkan

hal-hal

yang

dianggap

penting.

Hal

ini

mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barangbarang. Hal ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar dan suatu pandangan yang evaluatif (Sawyer’s 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

Auditor Internal memonitor setiap kegiatan- kegiatan perkreditan pada PT. BPR Chandra Mukthiarta. Tiga hal yang menjadi fokus utama auditor internal dalam proses monitoring adalah karyawan yang menangani kredit, berkas-berkas kredit dan debitur. Pertama, auditor internal melakukan pengamatan pada proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan apakah sudah sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan. Kedua, auditor internal melakukan pengamatan pada berkas-berkas kredit setiap bulannya dan melihat apakah ada debitur yang tidak membayar tepat waktu dan berapa bulan debitur tersebut tidak membayar. Ketiga, auditor mengamati debitur dengan melakukan OTS atau On The Spot untuk memastikan keberadaan usaha debitur, omzet usahanya dan untuk membandingkan data yang diberikan dengan informasi yang diperoleh dilapangan.. Auditor internal tidak sendiri dalam melakukan pekerjaan lapangan namun bersama karyawan pada bagian penagihan. b. Mengajukan Pertanyaan Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling pervasif bagi auditor internal. Pertanyaan diajukan selama audit dilakukan dan bisa secara lisan maupun tertulis (Sawyer’s 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

Sebelum wawancara dilakukan, ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh auditor internal agar proses wawancara sesuai dengan rencana dan memperoleh banyak informasi penting. Pertama, auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit untuk mengidentifikasi kendala apa yang dihadapi debitur dalam pelunasan kredit. Kedua, auditor internal menyusun daftar pertanyaan mulai dari pertanyaan umum sampai dengan pertanyaan khusus agar dapat tercipta suasana yang

dapat

mendorong

debitur

untuk

terbuka

dalam

menceritakan segala kendala yang dihadapi. Ketiga, setelah berkas-berkas kredit dipelajari dan pertanyaan wawancara disusun, auditor internal melakukan On The Spot atau kunjungan lapangan untuk mewawancarai debitur yang bersangkutan. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mengajukan pertanyaan secara lisan dengan cara yang santai dan tidak terlalu kaku (informal). Pada tahap awal auditor internal mulai untuk membangun hubungan komunikasi yang baik dengan debitur seperti memperkenalkan diri, mengucap salam, dan melakukan percakapan ringan. Langkah selanjutnya, auditor internal mulai mengemukakan tujuannya berkunjung ke tempat usaha atau rumah debitur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

Auditor internal memulai inti dari proses wawancara dengan menanyakan apa kendala yang dihadapi dalam pelunasan kredit. Pertanyaan wawancara dapat berkembang sesuai dengan keadaan di lapangan. Selanjutnya, auditor internal memberikan masukan dan mencari jalan keluar agar kredit dapat terselamatkan. Namun semua tergantung dari masing-masing debitur apakah memiliki itikad yang baik untuk melakukan pelunasan pinjaman. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mendokumentasikan hasil wawancara dalam bentuk rekaman yang selanjutnya dicatat dan dijadikan bukti tertulis berupa call report untuk direksi dan bagian remedial. c. Menganalisis Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya memecah entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau kelompok transaksi dan menentukan hubungannya masingmasing. ( Sawyer’s 2005) Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan analisis berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil dari On The Spot. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi kredit bermasalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

pertimbangan

BPR

untuk

menyelamatkan

kredit

serta

memutuskan tindakan penyelamatan apa yang diambil. Dalam hal ini, auditor internal harus memperdalam informasi mengenai kondisi dan kendala yang dialami debitur dengan cara analisis. Auditor

internal

melakukan

empat

tahap

dalam

menganalisis kredit bermasalah. Pertama, auditor internal mempelajari hasil dari On The Spot dan berkas-berkas kredit. Kedua, auditor internal menganalisis faktor-faktor penyebab kredit bermasalah dan kendala yang dihadapi debitur pada saat pelunasan kredit seperti kesengajaan debitur untuk tidak melakukan pembayaran angsuran, penyelewengan dana kredit yang tidak sesuai dengan tujuan penggunaan, kondisi ekonomi debitur yang menurun, perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berdampak pada usaha debitur dan bencana alam yang menyebabkan kerugian. Ketiga, auditor internal mengidentifikasi berapa lama debitur menunggak dan tidak melakukan pembayaran pokok atau bunga. Dari hasil tersebut, auditor internal menggolongkan waktu tunggakan kredit dalam kolektibilitas kredit bermasalah yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Apabila debitur yang sudah dikategorikan dalam kredit diragukan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83

kredit macet maka perlu perhatian khusus dari pihak BPR untuk dilakukan tindakan penyelamatan (rescue operation). Tahap keempat, auditor internal melakukan rekomendasi terkait tindakan penyelamatan kredit seperti rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi dan eksekusi. Pada tahap ini, auditor internal mulai mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah dengan memberikan saran kepada direktur utama dan bagian remedial. Apabila debitur memiliki itikad baik namun tidak memiliki kapasitas untuk membayar angsuran karena nilai angsuran terlalu tinggi maka bisa dilakukan rescheduling atau penjadwalan kembali sehingga debitur memiliki perpanjangan jangka waktu kredit. Apabila debitur keberatan dalam mengangsur pinjaman dan bunga maka dapat dilakukan reconditioning dan restructuring. Apabila kredit sudah tidak bisa diselamatkan karena debitur tidak memiliki kapasitas namun masih memiliki agunan maka dapat dilakukan eksekusi, dimana BPR akan menjual agunan debitur untuk melunasi semua kewajiban debitur. Dengan dilakukannya analisis tersebut, maka auditor internal dapat memberikan gambaran dan mengarahkan debitur agar kredit dapat terselamatkan. Namun untuk tindak lanjut, auditor menyerahkan kepada bagian remedial untuk dilakukan pembinaan kepada debitur terkait.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

d. Memverifikasi Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua yang dimiliki oleh auditor internal. Cara ini paling sering digunakan unuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam suatu akun atau suatu subjek yang diaudit (Sawyer’s 2005). Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan verifikasi setelah kredit diberikan karena tidak terlibat langsung dalam kegiatan operasional BPR yaitu eksekusi transaksi. Auditor internal

melakukan verifikasi

dengan memeriksa format maupun isi dari berkas-berkas yang menjadi dasar dalam pemberian kredit seperti memorandum usulan kredit dan formulir survey on the spot. Auditor

internal

juga

kelengkapan formulir kredit

memeriksa

kebenaran

dan

dengan mengkonfirmasi Kartu

Tanda Penduduk (KTP) yang didukung dengan Kartu Keluarga (KK), surat nikah dan tanda tangan persetujuan kredit oleh suami/istri

yang

bersangkutan.

Apabila

debitur

tidak

berdomisili di Yogyakarta maka harus didukung dengan surat keterangan domisili dari RT atau RW setempat. Kemudian, auditor internal memeriksa laporan appraisal dan data cek fisik kendaraan bermotor dengan cara mencocokkan antara nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

rangka dan nomor mesin apakah sesuai dengan STNK dan BPKB. Proses analisis kredit juga tak luput dari pemeriksaan, auditor internal menilai apakah karakter debitur sudah layak untuk memperoleh pinjaman dari BPR. Selanjutnya, auditor internal memeriksa perhitungan besarnya kredit apakah telah sesuai dengan jangka waktu kredit dan besarnya cicilan kredit dan bunga. Memeriksa apakah keputusan kredit yang diberikan telah dilakukan oleh direksi yang berwenang. Setelah berkas-berkas kredit selesai diperiksa, auditor internal melakukan checklist atau tickmark pada dokumen kredit untuk memastikan bahwa tidak ada dokumen kredit yang terlewat diperiksa dan untuk memastikan kelengkapan, keabsahan, kewajaran, ketepatan data, bukti transaksi dan laporan yang tersaji. e. Menginvestigasi Mengivestigasi merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan dapat diketahui oleh auditor internal. Cara ini mencakup namun tidak terbatas pada penyidikan yang menyelidiki lebih dalam dengan maksud mendeteksi kesalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

Investigasi berarti berupaya mencari bahan bukti atas terjadinya kesalahan ( Sawyer’s 2005) Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melaksanakan On The Spot sebagai bentuk dari investigasi. OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas kredit karena dari data tersebut belum tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. OTS wajib dilakukan auditor internal satu minggu setelah kredit dicairkan namun dapat dilakukan kembali sewaktu-waktu jika terjadi masalah dalam pembayaran kredit. Auditor internal memiliki kewenangan untuk memilih dengan siapa OTS dilakukan, bisa dengan bagian remedial maupun account officer. Pada saat On The Spot, auditor internal berkesempatan untuk melakukan cross check berkas-berkas kredit seperti identitas debitur, tempat usaha, omzet, jaminan dan tujuan penggunaan kredit dengan keadaan yang sesungguhnya. Dari hasil tersebut, auditor internal dapat menyimpulkan apakah data yg diberikan sudah sesuai atau ada kejanggalan dan ketidak konsistenan data dari berkas-berkas kredit yang diberikan. Auditor internal juga menilai apakah penggunaan kredit sudah sesuai dengan tujuan pengajuan kredit agar kredit bermasalah dapat diminimalisir sedini mungkin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha menggali masalah-masalah yang dihadapi oleh debitur seperti masalah teknik produksi, kesulitan bahan baku atau pembantu, kesulitan pemasaran, piutang macet, maupun masalah tenaga kerja yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dari informasi tersebut, selanjutnya auditor internal melakukan penilaian mengenai seberapa rumit permasalahan yang dihadapi debitur, dan langkah yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Auditor internal juga melihat dampak

dari

permasalahan

debitur

tersebut,

apakah

berpengaruh terhadap kredit yang sedang berjalan. Dari On The Spot ini, auditor internal dapat mengenal lebih jauh usaha debitur sekaligus karakter orang tersebut. Auditor internal melihat kondisi usaha debitur apakah stabil, menurun atau bahkan mengalami peningkatan. Dari kondisi uasaha tersebut maka dapat tercermin apakah selanjutnya debitur mampu mengangsur kredit yang diajukan dan auditor internal dapat mendeteksi sedini mungkin potensi kredit bermasalah. f. Mengevaluasi Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang artinya menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan efisiensi dan efektivitasnya. Hal ini merupakan langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88

dan opini audit di sisi lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditor internal berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan (Sawyer’s, 2005). Evaluasi berkaitan dengan penilaian secara keseluruhan yang melewati serangkaian proses audit. Pada tahap awal pengawasan kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mengevaluasi hasil dari On The Spot dilihat dari segi debitur, apakah debitur yang mendapatkan pinjaman dana dari BPR sudah memenuhi kapasitas kredit. Kapasitas yang dimaksud adalah kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan jangka waktu kredit. Auditor internal perlu mengetahui dengan pasti kemampuan debitur karena jika debitur tidak memiliki kemampuan untuk membayar kembali kredit yang diberikan oleh BPR maka BPR akan mengalami kerugian. Disamping itu, semakin baik kemampuan keuangan calon debitur, maka akan semakin baik kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang dijanjikan. Dari hasil evaluasi tersebut, auditor internal dapat menilai apakah debitur mampu melanjutkan kredit atau tidak. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha lebih menfokuskan evaluasi pada kapasitas debitur karena Account officer dan bagian analis kurang cermat dalam menganalisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89

pendapatan calon debitur. Hal ini berpengaruh pada hasil akhir analisis yang kurang akurat, dimana jumlah kredit yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan pengembalian pinjaman debitur sehingga menyebabkan kredit bermasalah di kemudian hari. Oleh karena itu, auditor internal lebih berfokus pada evaluasi kapasitas kredit agar dapat mencegah secara dini kredit bermasalah atau Non Performing Loan dimana debitur tidak mampu lagi membayar kewajibannya kepada BPR. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan evaluasi mengenai beberapa faktor penyebab naiknya Non Performing Loan baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal. Salah satu faktor internal penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah penyimpangan dan kelalaian dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, yaitu account officer dan bagian analis kurang cermat dalam menganalisa pengajuan kredit sehingga hasil akhirnya tidak akurat. Hal ini sangat penting yaitu untuk mengetahui apakah kedepannya calon debitur benar-benar mampu untuk membayar kewajibannya kepada BPR atau tidak. Kemudian, jumlah pemberian kredit yang terlalu berlebihan dan melampaui batas yang ditentukan juga memicu timbulnya NPL. Sedangkan faktor eksternal penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah debitur yang tidak kooperatif, perubahan kebijakan pemerintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90

yang berdampak pada usaha debitur, dan bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur. Setelah auditor internal PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan evaluasi terhadap kredit bermasalah, auditor internal melaporkan hasil evaluasi kemudian memberikan rekomendasi pada direktur utama dan dewan komisaris untuk pengambilan keputusan. 4. Program Kerja Audit Lanjutan Oleh Auditor Internal Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra Muktiartha Setelah auditor melakukan pemeriksaan dan menemukan berbagai faktor penyebab kredit bermasalah yang ada pada PT. BPR Chandra Muktiartha, kemudian auditor internal memberikan kesimpulan dan opini. Program kerja audit lanjutan oleh auditor internal

dalam

menyelesaikan

kredit

bermasalah

adalah

memberikan rekomendasi dan memantau aktivitas yang berjalan setelah diberikan rekomendasi. Setelah itu, auditor internal membuat laporan kegiatan yang dilakukan selama satu bulan. Berikut ini adalah program audit lanjutan yang dilakukan oleh auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah : a. Memberikan Rekomendasi Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91

kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam system control. Rekomendasi haruslah positif dan bersifat spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang akan bertindak (sawyer’s 2005) Tanggung jawab auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

adalah

mengidentifikasi

penyebab

kredit

bermasalah dari informasi yang didapat melalui hasil OTS kemudian memberikan rekomendasi terkait kepada direktur utama dan bagian remedial untuk ditindak lanjuti. Penyebab kredit bermasalah yang sering ditemui auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha adalah dari faktor internal perusahaan yaitu adanya penyimpangan dan kelalaian dalam pelaksanaan prosedur perkreditan. Setelah auditor internal menemukan penyebab kredit bermasalah, kemudian auditor internal mencatat hasil temuan tersebut dalam bentuk tertulis dan membuat laporan kunjungan harian atau Call Report. Pada tahap ini, auditor internal mulai mengupayakan

penyelesaian

kredit

bermasalah

dengan

memberikan rekomendasi untuk direktur utama dan bagian remedial. Rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal adalah

mengenai

bentuk

penyelamatan

kredit

seperti

rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi dan eksekusi. Apabila debitur memiliki itikad baik namun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92

memiliki kapasitas untuk membayar angsuran karena nilai angsuran terlalu tinggi maka bisa dilakukan rescheduling atau penjadwalan kembali sehingga debitur memiliki perpanjangan jangka waktu kredit. Apabila debitur keberatan dalam mengangsur pinjaman dan bunga maka dapat dilakukan reconditioning dan restructuring. Apabila kredit sudah tidak bisa diselamatkan karena debitur tidak memiliki kapasitas namun masih memiliki agunan maka dapat dilakukan eksekusi, dimana BPR akan menjual agunan debitur untuk melunasi semua kewajiban debitur atau jika masalahnya sudah terlalu berat maka dapat diselesaikan melalui jalur hukum. Dari rekomendasi tersebut, maka auditor internal pada PT. BPR Chandra

Muktiartha

dapat

memberikan

gambaran

dan

pengarahan kepada direktur utama dan bagian remedial sebagai upaya penyelamatan kredit. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mengupayakan agar direktur utama maupun bagian remedial melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan rekomendasi hasil audit dengan memastikan bahwa informasi yang ada dalam call report dapat dimengerti dengan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93

b. Pemantauan (Monitoring) Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian atas mutu pengendalian internal secara berkesinambungan (berkala) oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan (Hery 2013). Keberhasilan keseluruhan proses audit adalah jika laporan audit membuahkan suatu tindakan perbaikan atau perubahan. Hasil yang diharapkan adalah suatu tindakan perubahan atau tindakan melakukan koreksi, mencegah suatu kesalahan terjadi kembali atau mengurangi risiko. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan pemantauan untuk memastikan apakah tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan telah dilaksanakan dan telah dilakukan perbaikan. Untuk mengetahui hal tersebut, auditor internal melakukan koordinasi dengan bagian

remedial.

Koordinasi

dilakukan

untuk

saling

memberikan informasi mengenai debitur yang bermasalah. c. Laporan Kegiatan Audit Laporan hasil audit adalah media formal yang disampaikan oleh internal audit dalam menyampaikan hasil dari suatu penugasan. pertanggung

Laporan jawaban

auditor internal

internal auditor

merupakan atas

saran

penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

pemeriksaan oleh direktur utama. Melalui laporan ini, auditor internal akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai (Kumaat, 2011) Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memberikan laporan hasil audit setiap bulannya kepada direktur utama dan dewan komisaris. Laporan audit berisi kegiatan audit yang dilakukan auditor internal selama satu bulan, temuan-temuan pada aktivitas kredit, komentar atau tanggapan dari direktur utama dan dewan komisaris yang sudah dipertimbangkan, dan pernyataan auditor internal yang menjelaskan mengenai sikap akhir auditor internal atas dasar pertimbangan yang matang terhadap informasi yang diperoleh dari kegiatan perkreditan PT. BPR Chandra Muktiartha. C. Pembahasan 1. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan aktivitas independen yang sesuai dengan ruang lingkup audit internal dalam bidang perkreditan dan tidak memihak maupun mendapat campur tangan pihak lain. Auditor internal juga mampu melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian berdasarkan pengetahuan, keahlian serta pengalaman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95

didapatkan dari seminar dan program pelatihan yang berkaitan dengan bidang audit internal. Namun, auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta belum mengikuti program sertifikasi uji kompetensi di bidang audit internal. Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang berdasarkan Standar Operasional Prosedur dan ketentuan kredit yang berlaku di perusahaan. Tugas dan wewenang auditor internal di bidang perkreditan adalah melakukan pengendalian dan pengawasan mulai dari pencairan kredit, sampai dengan pelunasan atau penyelesaian kredit. 2. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan standar operasional prosedur maupun kebijakan yang berlaku di perusahaan. Auditor internal mendapati temuan terkait dengan compliance audit atau audit kepatuhan yaitu bagian analis kredit dan account officer tidak mematuhi prosedur pemberian kredit dimana jumlah kredit yang diberikan lebih besar dari kemampuan debitur. Hal ini disebabkan karena ketidaktelitian dalam melakukan analisis, dan survey lapangan yang kurang mendetail sehingga berdampak pada kredit yang tidak dibayar tepat pada waktunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

atau bahkan tidak dibayar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa karyawan pada bagian analisis kredit harus meningkatkan kemampuan analisa kredit dan harus memperbaiki prosedurnya dalam melaksanakan penilaian kelayakan dan pengusulan kredit sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan auditor internal di bidang perkreditan sudah sesuai dengan rencana kerja tahunan. Auditor internal dapat memprioritaskan hal yang lebih penting yaitu melakukan On The Spot atau kunjungan lapangan diluar jadwal audit tahunan pada kesempatan atau waktu tertentu jika terjadi kredit bermasalah dengan mengecek kebenaran data dengan melihat secara fisik usaha debitur, domisili, jaminan, serta menggali aktifitas usaha debitur. 3. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan oleh auditor internal Auditor Internal melakukan pengawasan dengan memonitor setiap kegiatan- kegiatan perkreditan pada PT. BPR Chandra Mukthiarta. Tiga hal yang menjadi fokus utama auditor internal dalam proses monitoring adalah karyawan yang menangani kredit, berkas-berkas kredit dan debitur. Auditor internal juga melakukan wawancara dengan debitur pada saat on the spot atau kunjungan lapangan dimana auditor internal mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan perkreditan untuk menggali permasalahan dan kendala yang dihadapi pada saat proses pelunasan kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan analisis berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil dari On The Spot. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi kredit bermasalah

yang

selanjutnya

akan

dijadikan

dasar

dan

pertimbangan BPR untuk menyelamatkan kredit serta memutuskan tindakan penyelamatan apa yang diambil. Auditor internal juga melakukan verifikasi dengan memeriksa format maupun isi dari berkas-berkas yang menjadi dasar dalam pemberian kredit seperti memorandum usulan kredit dan formulir survey on the spot. Pada saat On The Spot, auditor internal berkesempatan untuk melakukan cross check berkas-berkas kredit, melakukan penilaian mengenai permasalahan yang dihadapi debitur, dan langkah yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha lebih menfokuskan evaluasi pada kapasitas debitur untuk mencegah kredit bermasalah sedini mungkin. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan (Shiomi 2013) menunjukkan bahwa hasil prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah pada PT. BPR Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta masih terhitung rendah dan kurang optimal karena prosedur auditor internal yang kurang sistematis dan kurang mengikuti prosedur audit pada umumnya, maka berbeda dengan hasil penelitian ini. Dimana prosedur auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah dilakukan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98

sistematis, mengikuti prosedur dan kebijakan perusahaan serta menerapkan teknik-teknik audit untuk menyelesaikan kredit bermasalah. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mampu memenuhi kebutuhan informasi bagi direktur utama dan bagian remedial sebelum pengambilan keputusan atau langkah kebijaksanaan yang tepat. 4. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah. Memberikan rekomendasi kepada direktur utama dan bagian remedial mengenai bentuk penyelamatan kredit yang mungkin dilakukan merupakan program kerja audit yang dilakukan untuk menyelesaikan kredit bermasalah. Jika penyelamatan kredit sudah

tidak

dapat

dilakukan

maka

auditor

memberikan

rekomendasi untuk melakukan eksekusi yaitu menjual agunan atau diselesaikan dengan jalur hukum. Auditor internal mengupayakan agar direktur utama maupun bagian remedial melakukan tindakantindakan yang sesuai dengan rekomendasi hasil audit dengan memastikan bahwa informasi yang ada dalam call report dapat dimengerti dengan benar. Setelah rekomendasi diberikan, auditor internal melakukan pemantauan untuk memastikan apakah tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan telah dilaksanakan dan telah dilakukan perbaikan untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi karena keberhasilan keseluruhan proses audit adalah jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

laporan audit membuahkan suatu tindakan perbaikan dan perubahan. Kemudian auditor internal menyususn laporan hasil audit dan menyempaikan laporan tersebut kepada direktur utama dan dewan komisaris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta membandingkan antara teori yang mendasari dengan keadaan sesungguhnya di PT. BPR Chandra Mukthiarta, penulis menyimpulkan bahwa prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah telah dilaksanakan dengan baik. Beberapa poin penting yang mendasari pengambilan kesimpulan adalah : 1. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah sesuai prosedur dimana auditor internal diposisikan secara independen, tanpa campur tangan pihak lain dan tidak terlibat secara langsung di satuan kerja yang di audit yaitu di bidang perkreditan. Alur tugas, wewenang dan tanggung jawab auditor internal juga semakin diperjelas dengan adanya SOP dan kebijakan yang ada di BPR sehingga auditor internal dapat mengetahui dengan jelas peran dan fungsinya sebagai seorang auditor internal. Auditor internal memanfaatkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sesuai dengan bidangnya dan terus meningkatkan kompetensi dengan mengikuti seminar maupun program pelatihan untuk internal audit. Namun, auditor internal pada PT. BPR Chandra

Muktiartha

belum

mengikuti

kompetensi di bidang audit internal.

100

program

sertifikasi

uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

2.

Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan sudah sesuai dengan prosedur dimana auditor internal melakukan penilaian ketaatan karyawan bagian kredit berdasarkan standar operasional prosedur untuk masing-masing bagian dan melakukan

pengecekan

pada

berkas-berkas

perkreditan

untuk

memastikan bahwa kebijakan, standar dan prosedur perusahaan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. 3.

Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai dengan prosedur dimana auditor internal menerapkan semua teknikteknik dalam melaksanakan pemeriksaan audit yaitu mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi dan mengevaluasi. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki

kemampuan

untuk

berkomunikasi,

berinteraksi,

dan

melakukan pendekatan baik secara lisan maupun tertulis sehingga dapat menyelesaikan kredit bermasalah dengan menyampaikan permasalahan maupun temuan audit (audit finding) dan memberikan rekomendasi untuk tindakan penyelamatan kredit. 4.

Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai dengan prosedur dimana auditor

internal

memberikan

rekomendasi

mengenai

bentuk

penyelamatan kredit seperti rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi dan eksekusi. Kemudian auditor internal melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

pemantauan (monitoring) dan auditor inter nal menyusun laporan hasil audit sebagai bentuk dari komunikasi tertulis. B. Keterbatasan Penelitian Penulis tidak memperoleh data mengenai hasil evaluasi prosedur yang dilakukan auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah sehingga peneliti tidak mengetahui bagaimana umpan balik manajemen terhadap kualitas kinerja, kemampuan, kelebihan maupun kekurangan auditor internal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. C. Saran 1. Sebaiknya bagian HRD (Human Resource Development) maupun direktur utama memberikan evaluasi atau penilaian terhadap prosedur yang sudah dilakukan oleh auditor internal agar auditor internal dapat meningkatkan keahlian, efektifitas serta kualitas prosedurnya. 2. Sebaiknya, auditor internal mengikuti program sertifikasi uji kompetensi di bidang audit internal agar dapat menjamin kualifikasi, meningkatkan kualitas maupun keahlian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA Agoes,

Sukrisno. 2013. Jakarta.

Auditing.

Amir,

Mohammad Faisal. 2015. Memahami Karyawan. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Andayani, Wuryan. 2008. Yogyakarta.

Edisi Keempat. Salemba Empat,

Audit Internal. Edisi

Evaluasi

Pertama.

Kinerja

BPFE,

Daini Ade Ayu Etshuko Shiomi. 2013 . Analisis Kinerja Auditor Internal Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Denico Doly Lumbon Tobing. 2009 . Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro. Dunil, Z. 2005. Risk-Based Audit. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Elok Izza Afrianiswara. 2010 . Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Kredit Investasi Pada PT. Bank X. Skripsi.STIE Perbanas. Haryono Yusuf. 2001. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta, STIE-YKPN. Herli, Ali Suryanto. 2013. Buku Pintar Pengelolaan BPR dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Hery. 2016. Auditing dan Asurans. PT Grasindo, Jakarta. Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Memahami Supervisi Audit Intern Bank. Edisi Ke-1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Kencana, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Konorium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit. Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Penerbit Erlangga, Jakarta. Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta. Mardalis. 2004. Metode Penelitian. PT Bumi Aksara, Jakarta. Pabundu, Tika. 2006. Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara Saifuddin Azwar. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sawyer's. 2005. Internal Auditing. Salemba Empat, Jakarta. Tawaf, Tjukria P. 1999. Audit Intern Bank. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1 LEMBAR ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA

1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada Auditor Internal Teori

Keadaan yang Sesungguhnya Terjadi

Sesuai Tidak Sesuai

Diterapkan

Tidak

Sebagian

Bisa Diterapkan

A. Independensi Auditor Internal Independensi

adalah

bebas

dari Auditor

internal

diposisikan



pengaruh, tidak dikendalikan oleh mandiri dan mampu melaksanakan pihak lain dan tidak tergantung pada tugasnya secara objektif yaitu tidak orang lain.

memihak

maupun

mendapat

campur tangan pihak lain. Hal ini terlihat dari aktivitas independen yang

dilakukan

oleh

auditor

1

Ket

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

internal

yaitu

langsung

tidak

dalam

terlibat kegiatan

operasional BPR.

B. Kompetensi Auditor Internal Kompetensi individu

adalah dalam

pengetahuan,

cara

Auditor

internal

setiap tugas

melaksanakan

pengawasan

memanfaatkan pengendalian keahlian,

perilakunya pada saat bekerja.

dan pengetahuan,



dan

berdasarkan keahlian

dan

pengalaman yang sesuai dengan bidangnya.

Auditor

internal

memperoleh perluasan wawasan dan

peningkatan

kompetensi

melalui seminar maupun pelatihan.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan di Bidang Perkreditan Teori

Keadaan yang Sesungguhnya Terjadi

Sesuai Tidak Sesuai

Diterapkan

Tidak

Sebagian

Bisa Diterapkan

A. Audit Kepatuhan ( Compliance Audit ) Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan sejauh mana aturan, kebijakan, hukum, perjanjian, atau peraturan pemerintah telah ditaati oleh entitas yang diaudit.

Auditor

internal

melakukan



penilaian dan memastikan apakah proses

kerja

yang

dilakukan

karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan

3

Ket

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keteraturan Pelaksanaan Kegiatan Perkreditan

1) Audit Reguler (Regular Audit) Aktivitas

Auditor internal memiliki jadwal



terhadap atau rencana kerja audit selama

audit

suatu/sejumlah audit object yang satu tahun yaitu melakukan stock dijalankan berdasarkan rencana opname pada kas, bunga deposito, tahunan,

berkala, jaminan,

secara

tabungan,

berkesinambungan, dan berulang- pengendalian

dan

melakukan pengawasan

internal.

ulang dari tahun ke tahun

2) Audit Khusus (Special Audit)

Auditor

Internal

melaksanakan



Aktivitas audit terhadap suatu audit khusus dengan melakukan On audit

object

dilaksanakan

tertentu secara

yang The Spot atau peninjauan lapangan.

insidentil, OTS dilakukan untuk mendapat

baik karena adanya permintaan keyakinan

atas

berkas-berkas

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

khusus dari pemegang saham, kredit.

Auditor

internal

telah

manajemen lain maupun masalah merencanakan dan menyepakati internal diselidiki.

yang

harus

segera kapan On The Spot dilaksanakan, yaitu satu minggu setelah kredit dicairkan

dan

dilaksanakan apabila

ada

dapat secara

kembali insidentil

keperluan

yang

mendesak.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal Teori

Keadaan yang Sesungguhnya Terjadi

Sesuai Tidak Sesuai

Diterapkan

Tidak

Sebagian

Bisa Diterapkan

A. Mengamati Mengamati

berarti

melihat,

Auditor

Internal

memonitor

tidak

setiap kegiatan perkreditan. Tiga

melewatkan hal-hal yang dianggap

hal penting yang menjadi fokus

penting

utama auditor internal adalah

memerhatikan,

dan

mengamati

karyawan



yang

menangani kredit, berkas-berkas kredit dan debitur. B. Mengajukan Pertanyaan Mengajukan pertanyaan merupakan Auditor

internal

melakukan

teknik yang paling pervasif bagi persiapan

sebelum

mengajukan

auditor internal. Pertanyaan diajukan pertanyaan

yaitu



dengan

6

Ket

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

selama audit dilakukan dan bisa mempelajari berkas-berkas kredit, secara lisan maupun tertulis

menyusun daftar pertanyaan, dan melaksanakan On The Spot untuk mewawancarai

debitur

yang

bersangkutan secara lisan. C. Menganalisis Menganalisis

Auditor berarti

memeriksa

fungsi, aktivitas, atau kelompok transaksi

secara

menentukan hubungannya.

rinci

dan

masing-masing

internal

melakukan

analisis berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil dari On The Spot. Analisis

dilakukan



untuk

mengidentifikasi kredit bermasalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan pertimbangan BPR untuk menyelamatkan memutuskan

kredit

serta tindakan

penyelamatan apa yang diambil

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Memverifikasi Memferifikasi konfirmasi

adalah kebenaran,

melakukan Auditor

internal

akurasi, verifikasi

keaslian atau validitas sesuatu.

melakukan

dengan

memeriksa

format maupun isi dari berkas-



berkas kredit kemudian melakuka cheklist dokumen kredit untuk memastikan

bahwa

dokumen

kredit

diperiksa

dan

kelengkapan,

tidak

yang

ada

terlewat

memastikan keabsahan,

kewajaran, ketepatan data, bukti transaksi dan laporan yang tersaji.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Auditor internal melaksanakan On

E. Menginvestigasi Mengivestigasi

merupakan

cara The Spot sebagai bentuk dari



untuk menemukan fakta-fakta yang investigasi. OTS dilakukan untuk tersembunyi dan mencari kebenaran. mendapat keyakinan atas berkasPenelusuran

informasi

yang berkas kredit karena dari data

sistematis yang diharapkan dapat tersebut diketahui oleh auditor internal

belum

menggambarkan

tentu

keadaan

yang

sebenarnya. F. Mengevaluasi

Auditor

internal

mengevaluasi

Mengevaluasi berarti menuju suatu hasil dari On The Spot dan lebih pertimbangan,

yang

artinya menfokuskan

evaluasi

pada

menimbang apa yang telah dianalisis kapasitas

debitur

agar

dapat

dan menentukan kecukupan efisiensi



meminimalisir secara dini Non dan efektivitasnya. Performing

Loan

atau

kredit

bermasalah.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Program Kerja Audit Lanjutan Oleh Auditor Internal Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra Muktiartha Teori

Keadaan yang Sesungguhnya Terjadi

Sesuai Tidak Sesuai

Diterapkan

Tidak

Sebagian

Bisa Diterapkan

A. Memberikan Rekomendasi Rekomendasi tindakan

menggambarkan Auditor yang

internal

memberikan



mungkin rekomendasi untuk direktur utama

dipertimbangkan manajemen untuk dan bagian remedial. Rekomendasi memperbaiki kondisi-kondisi yang yang diberikan adalah mengenai salah,

dan

untuk

memperkuat bentuk penyelamatan kredit seperti

kelemahan dalam system control.

rescheduling, restructuring,

reconditioning, kombinasi

dan

eksekusi.

10

Ket

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pemantauan (Monitoring) Aktivitas pemantauan berhubungan Auditor dengan

penilaian

pengendalian

atas

internal

mutu pemantauan secara apakah

internal

melakukan

untuk

memastikan

tindak

lanjut



atas

berkesinambungan (berkala) oleh rekomendasi yang diberikan telah manajemen

untuk

menentukan dilaksanakan dan telah dilakukan

bahwa pengendalian telah berjalan perbaikan. sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi

sesuai

dengan

perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan C. Laporan Kegiatan Audit

Auditor

internal

memberikan



Laporan hasil audit adalah media laporan hasil audit setiap bulannya formal

yang

disampaikan

oleh kepada direktur utama dan dewan

internal audit dalam menyampaikan komisaris. Laporan audit berisi

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hasil dari suatu penugasan. Laporan kegiatan

audit

yang

dilakukan

auditor internal merupakan saran selama satu bulan, temuan-temuan pertanggung

jawaban

internal pada aktivitas kredit, komentar

auditor atas penugasan pemeriksaan atau tanggapan dari direktur utama oleh direktur utama. Melalui laporan dan dewan komisaris yang sudah ini,

auditor

internal

akan dipertimbangkan, dan pernyataan

mengungkapkan dan menguraikan auditor internal. kelemahan

yang

terjadi

dan

keberhasilan yang telah dicapai

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

A. Tugas Auditor Internal 1. Bagaimana kebijakan manajemen PT. BPR Chandra Muktiartha atas pemberian tugas dan wewenang pada auditor internal? Kebijakan sesuai dengan kebijakan yang ada di perusahaan dan sesuai dengan SOP atau standar operasional prosedur. Ada SOP khusus untuk satuan pengawas internal. Direksi memberikan tugas kepada auditor internal dalam hal pengendalian dan pengawasan berdasarkan aturan yang ada di PT. BPR Chandra Mukthiarta maupun peraturan dari OJK. Kewenangan pengawasan pada saat Account Officer mencari nasabah sampai kredit selesai atau lunas. 2. Sejauh mana peran auditor internal terhadap perkreditan ? Auditor Internal tidak ikut dalam memutuskan kredit tetapi setelah terjadinya pencairan kredit, karena tugas auditor internal di BPR adalah pengawasan intern, jadi tidak terjun ke operasional. Satu minggu setelah pencairan auditor internal melakukan OTS atau On The Spot. Menilai apakah sesuai dengan tujuan penggunaan kredit supaya tidak terjadi kredit bermasalah. Pada saat OTS, auditor internal tidak terjun ke lapangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

sendiri namun didampingi oleh AO atau Account Officer maupun bagian lain yang bersangkutan. Auditor internal juga meminimalkan resiko kerugian yang disebabkan oleh faktor-faktor dari debitur seperti usaha menurun atau bangkrut, kesehatan debitur, kebijakan pemerintah dan lainlain. 3. Bagaimana pengaruh aktivitas perkreditan terhadap fungsi audit internal? Tidak pengaruh, namun auditor internal berpengaruh terhadap perkreditan karena auditor internal dapat masuk pada semua bagian yang ada dalam perusahaan. Meminimalkan kredit bermasalah sedini mungkin. 4. Usaha-usaha apa yang dilakukan auditor internal terhadap pengendalian dan pengawasan perkreditan ? Ketika kredit sudah cair, auditor internal melakukan OTS seminggu sesudah pencairan untuk lebih mengetahui kondisi yang ada di lapangan apakah sesuai dengan yang sebenarnya. Meyakini apa yang dianalisis benar apa adanya. Auditor internal lebih banyak melakukan pencegahan pada saat on the spot, namun sebelum melakukan OTS auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit lalu membandingkan dengan keadaan yang ada di lapangan. 5. Apa

yang dilakukan

oleh

auditor

internal

bilamana

ditemukan

penyimpangan-penyimpangan kebijakan perkreditan ? Hanya melaporkan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan dan merekomendasikan hasil analisis untuk pengambilan keputusan namun auditor internal tidak dapat ikut serta dalam memutuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

6. Bagaimana tingkat pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal terhadap aktivitas perkreditan ? Dari kredit cair sampai kredit bermasalah. Pengawasan dilakukan berdasarkan kategori kolektibilitas kredit yang mengacu pada ketentuan yang dibuat oleh Bank Indonesia : a. Kredit Lancar ( Kolektibilitas 1) Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Selain itu, dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan. b. Kredit Kurang Lancar ( Kolektibilitas 2) Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum melampaui 6 bulan. c. Kredit diragukan( Kolektibilitas 3) Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjamandan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan. d. Kredit macet( Kolektibilitas 4) Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

Auditor internal sudah melakukan pengawasan yaitu satu minggu sesudah pencairan dengan melakukan OTS untuk memastikan. Jika pembayaran kredit telat satu hari maka bagian soft collection menelpon debitur untuk mengingatkan agar melakukan pembayaran kredit. Jika debitur sudah masuk dalam kolektibilitas 2, 3, dan 4 maka OJK mewajibkan untuk menyiapkan perhitungan PPAP yaitu penyisihan penghapusan piutang produktif dimana PPAP digunakan untuk biaya penghapusan piutang. PPAP dilihat dari kemampuan perusahaan, harus menyisihkan berapa untuk PPAP. Berkaitan dengan rugi laba perusahaan karena pengawasan kredit bisa dipertahankan untuk tidak naik kolektibilitas maka bisa mengurangi biaya pencadangan PPAP dan otomatis dapat menaikkan laba perusahaan, tetapi jika kredit yang bermasalah tidak pernah dimonitor sehingga kolektibilitasnya terus meningkat dan menjadi kredit macet, maka pencadangan PPAP nya juga harus besar dan mengurangi laba perusahaan karena perusahaan juga harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk pencadangan. B. Standar Kinerja 1. Standar kinerja apa yang dijadikan pedoman kerja sebagai auditor internal dan seperti apa bentuk standar kinerja tersebut ? Dari SOP dan ketentuan-ketentuan kredit yang berlaku di perusahaan yang dibuat oleh manajemen namun menyadur dari ketentuan OJK. Pedoman selanjutnya adalah perencanaan khusus yang disusun oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

auditor internal yaitu rencana kerja tahunan dengan merinci jadwal pemeriksaan yang akan dilakukan setiap bulannya seperti melakukan stock opname (biaya deposito, stock buku tabungan,jaminan) apakah sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang ada. 2. Bagaimana tingkat efektifitas fungsi audit internal selama ini ? Cukup efektif karena auditor internal berkontribusi dalam memonitor kredit bermasalah, terutama di bagian remedial atau penagihan karena auditor internal dapat memberikan informasi mengenai hasil OTS dan bisa dikonsultasikan lalu ditindak lanjuti oleh bagian remedial. Bisa membantu ke bagian-bagian yang lain seperti bagian operasional seperti menyediakan informasi mengenai PPAP . Namun, OTS kurang efisien karena kurangnya pegawai di bagian audit internal. Setiap auditor internal memiliki tugas utamanya masing-masing. Bu Mus bagian adminidtrasi, pak Heru bagian OTS untuk kredit yang memiliki masalah pada saat pelunasan lebih dari jangka waktu yang ditentukan sekitar setengah tahun ke atas tetapi sudah bermasalah, pak Solikhin mengawasi kredit setelah seminggu cair. C. Kinerja dalam Pelaksanaan Tugas Audit Internal 1. Usaha apa yang dilakukan dalam memastikan apakah karyawan bagian perkreditan telah mematuhi prosedur dan kebijakan perusahaan? Memiliki dasar atau pegangan mengenai ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti SOP, berkas kredit namun yang diutamakan 25 besar dari plafon kredit karena biasanya data yang diminta OJK untuk pemeriksaan 25 besar. Kedua karena tenaga kerja yang kurang memadahi. Mengecek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

kesesuaian berkas kredit dengan ketentuan yang berlaku, jaminan, cek fisik untuk menentukan legalitasnya. Dari segi kelengkapan berkas, melihat dokumen, checklist dokumen kredit untuk melihat kesesuaian kelengkapan berkas berkas kredit sehingga dengan mudah auditor internal mengidentifikasi kredit bermasalah. Auditor internal menawarkan bentuk penyelamatan kredit, seperti rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi dan eksekusi. Melihat debitur kooperatif tidak pada saat pelunasan kredit jika debitur tidak kooperatif maka jaminan ditarik, dijual jaminannya sesuai dengan harga pasaran dan kondisi. Hubungan dengan hukum ketika BPR melakukan penarikan kendaraan dan eksekusi lelang pada jaminan tanah atau bangunan apabila dokumen yg dimiliki BPR tidak memenuhi syarat maka BPR tidak memiliki kewenangan. Misalnya hak tanggungan di lelang, terkadang ada nasabah yang masih melakukan perlawanan dengan gugatan hukum maka itu hak nasabah. Cheklist dokumen kredit sangatlah penting karena berhubungan dengan legalitas. 2. Bagaimana cara memverifikasi atau memastikan kebenaran dokumen, catatan dan laporan pemberian kredit ? apa yang menjadi pedoman ? Memeriksa kesesuaian berkas kredit dengan ketentuan yang berlaku, jaminan, cek fisik contohnya STNK BPKB dengan cek no rangka no mesin, KTP didukung KK, surat nikah, jika lain domisili bisa dicek dengan surat keterangan domisili RT/RW setempat kelurahan. Checklist kelengkapan dokumen kredit, untuk mengklarifikasikannya auditor internal melakukan OTS ke lapangan untuk meyakinkan lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

Sebelum pencairan dan sebelum dilakukan survey, ada SID atau Sistem Informasi Debitur. Dari SID maka akan tercermin pinjaman debitur di bank mana saja akan muncul selama masih termasuk lembaga keuangan, terlihat posisi kreditnya lancar atau tidak. Menggali informasi usaha, karakter dan kapasitas. Kualitas dan reputasi debitur pasti berbeda beda karena semua tercermin dari SID. 3. Usaha apa yang dilakukan dalam menilai kegiatan perkreditan ?apakah telah dilaksanakan sesuai prosedur dan kebijakan perusahaan ? Jika mengecek berkas-berkas kredit maka akan dapat menghasilkan suatu data bahwa sudah sesuai atau belum dan di konfirmasikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Intinya dicocokan dengan ketentuanketentuan yang berlaku sebagai dasar dalam memberikan saran dan rekomendasi. 4. Apakah auditor internal sudah mengikuti program sertifikasi uji kompetensi di bidang audit internal ? sesering apa mengikuti seminar atau pelatihan yang berhubungan dengan audit internal ? Belum, namun bu Mus sudah mengikuti program sertifikasi untuk dewan komisaris. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha belum mengikuti program sertifikasi pada bidangnya namun Auditor internal sering mengikuti seminar dan pelatihan yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain. Auditor internal mengadakan kelas intern tersendiri yang dilakukan rutin setiap hari sabtu. Tujuan diadakannya kelas intern adalah untuk pengembangan diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

untuk melatih hard competency atau tingkat berpikir, pengetahuan, dan keterampilan auditor internal. D. Pemeriksaan Keberlangsungan Perkreditan 1. Kapan auditor melakukan pemeriksaan terhadap unit kerja dan semua kegiatan yang berhubungan dengan perkreditan ? Auditor internal memiliki jadwal atau rencana kerja selama satu tahun terutama untuk pengecekan berkas-berkas kredit untuk menentukan kebenaran, namun untuk OTS bisa fleksibel sewaktu-waktu dapat dilakukan jika ada kepentingan mendesak. Auditor bekerja setelah pencairan. Memeriksa kelengkapan berkas tetapi tidak tiap hari. 2. Apa yang dilakukan auditor jika ada permasalahan pada hasil temuan pemeriksaan ? Membuat laporan, merekomendasikan dari informasi yang didapatkan dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan yang lalu. Auditor Internal mengidentifikasi apa permasalahannya dan dituangkan pada data lembar kerja dalam bentuk tertulis. Lalu direkomendasikan secara tertulis pada direksi dan dewan komisaris, bagian yang bersangkutan dan atasannya untuk menindaklanjuti hasil temuan dan auditor internal harus memantau apakah hasil dari rekomendasi yang dilakukan auditor internal di follow up atau tidak. E. Prosedur Auditor Internal dalam Menangani Kredit Bermasalah 1. Apa sajakah program kerja audit lanjutan yang dilakukan oleh auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

Merekomendasi hasil OTS ke bagian remedial. Memonitor kapan nasabah membayar kredit dengan berkoordinasi dengan bagian remedial dan penagihan. Jika sampai tanggal yang dijanjikan tidak ada tindak lanjut pembayaran, auditor internal merekomendasikan bagian penagihan untuk mendatangi nasabah. Jadi auditor internal hanya memonitor dan merekomendasikan hasil temuan seperti laporan pembukuan seperti data nominatif kredit atau melakukan rescedulling kepada bagian remedial dan penagihan. Membuat laporan yang berisi rekomendasi kredit bermasalah untuk restrukturisasi, penarikan jaminan atau harus lewat pihak ke tiga lembaga kepolisian, pengadilan,lembaga lelang negara, melihat berat ringannya

permasalahan.

Auditor

internal

sebatas

memberikan

rekomendasi dan dipantau apakah sudah diperbaiki dan dijalani lalu hasilnya bagaimana. 2. Bagaimanakah peran audit internal dalam menyikapi kredit bermasalah dan bagaimana penyelesaiannya ? Auditor internal melakukan OTS atau On The Spot dimana salah satu caranya adalah auditor internal mendatangi debitur dengan bersilaturahmi, dan menanyakan beberapa hal yang menjadi kendala dalam pembayaran kredit. Salah satu tugas auditor internal untuk meminimalkan resiko kerugian perusahaan yang disebabkan oleh suatu kegiatan atau usaha yang tidak sesuai dengan harapan, termasuk kredit bermasalah atau pembayaran yang tidak tepat waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

3. Langkah apa yang dilakukan oleh auditor internal dalam mengamati potensi kredit bermasalah ? By data. Ketika nasabah tidak membayar tepat waktu, auditor melihat berkas-berkas kredit melihat tunggakan kredit perbulan dan auditor internal merekomendasi bagian penagihan dan direksi untuk melakukan rescedulling. 4. Bagaimana cara auditor internal dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai kredit bermasalah dengan pihak debitur ? Auditor internal bekerja setelah pelaksanaan tugas dilakukan, sebelum dilakukan OTS auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit ketika ada potensi kredit bermasalah. Setelah dipelajari auditor internal melakukan OTS ke rumah debitur dan memberikan pertanyaan secara lisan. Bisa menggali pertanyaan selama proses wawancara, pertanyaan bisa berkembang di lapangan mengikuti kondisi. Direkam untuk selanjutnya diproses menjadi bukti tertulis. 5. Bagaimana cara auditor internal dalam menganalisis kredit bermasalah? Ambil berkas kredit, pelajari, dan melakukan OTS. Mencari penyebab kredit bermasalah, misalkan kredit sudah tidak bisa diselamatkan mungkin karena kapasitas tidak ada namun jaminannya ada maka bisa diambil jaminanya terlebih dahulu. Atau mungkin kapasitasnya ada namun nilai angsuran

terlalu

tinggi

dan

debitur

keberatan

mungkin

karena

pendapatannya turun maka bisa dilakukan rescedulling atau penjadwalan kembali. Auditor internal menganalisa apakah kredit sudah tidak bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

diselamatkan lagi karena kapasitas dan jaminan masih ada maka auditor internal harus cepat mengambil tindakan untuk memberikan solusi bagi debitur. Auditor internal melihat dari kapasitas, untuk kedepannya masih bisa untuk membayar angsuran atau kewajiban atau tidak. Kedua hubungan dengan usaha yang jangka waktunya panjang, jaminan kendaraan roda dua atau empat masih atau tidak. Ketiga, dilihat dari usaha karakternya bisa dipegang atau tidak. 6. Bagaimana cara auditor internal dalam mengkonfirmasi validitas data temuan kredit bermasalah ? Membandingkan data terkait yaitu berkas-berkas kredit dengan melakukan On The Spot kemudian melakukan checklist dokumen. 7. Bagaimana cara auditor internal dalam mencari bahan bukti yang terkait dengan kredit bermasalah? Dengan melakukan On The Spot ke rumah debitur dan memberikan pertanyaan secara lisan. Bisa menggali pertanyaan selama proses wawancara, pertanyaan bisa berkembang di lapangan mengikuti kondisi. Direkam untuk selanjutnya diproses menjadi bukti tertulis. 8. Bagaimana cara auditor internal dalam mengevaluasi kredit bermasalah? Hasil OTS dari segi nasabah seperti kapastitas, kondisi nasabah, dari hasil itu akan dinilai apakah nasabah akan bisa melanjutkan dan menyelamatkan kredit atau tidak. Rata-rata kapasitasnya, dalam pencairan kredit entah itu marketing atau analis terkadang kurang cermat di dalam menganalisa pendapatan atau kemampuan pengembalian pinjaman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

akan dilakukan oleh nasabah karena rata-rata kapasitasnya di bawah angsuran. Melihat dari NPL Non Performance Loan batasan dari BI atau OJK maksimal 5% apabila Non Performance Loan bulan ini dengan bulan kemarin tinggi maka ada kenaikan kredit bermasalah. Jika Non Performance Loan turun dari bulan kemarin maka kedit bermasalahnya turun.

Auditor

internal

mengevaluasi

berbagai

indikator

yang

menunjukkan telah terjadinya kredit bermasalah dan menentukan apakah perlu dilakukan tindakan lebih lanjut atau apakah perlu direkomendasikan ke dewan komisaris maupun direksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA BAGIAN PERKREDITAN PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

A. Gambaran Umum Perkembangan Kredit 1.

Bagaimanakah perkembangan kegiatan perkreditan dari tahun ke tahun? Perkembangan perkreditan dari tahun ke tahun semakin bagus karena SDM marketing 20 orang, Bagian penagihan 13 orang. Ada pemisahan tugas antara yang mencari kredit dan yang menagih kredit. Perkembangan kredit nya setiap bulan naik rata rata 2-3 Miliar cukup signifikan. Rata-rata realisasi kredit 7-8 M per bulan, dan ada run off yang cukup tinggi.

2. Bagaimana tingkat suku bunga yang diberikan ke debitur terhadap perkembangan perkreditan ? Membedakan antara nasabah baru dengan nasabah yang sudah mempunyai report yang baik. Pembedaan suku bunga didasari oleh semakin besar pinjaman maka semakin kecil bunganya. PT. BPR Chandra Muktiartha di Daerah Istimewa Yogyakarta bunganya relatif murah. Bunga tidak di samaratakan yaitu 2-5 juta bunga 12 bulan 1,7 Diatas 500 bunga 1,2 juta untuk nasabah baru. Nasabah lama atau repeat order lebih murah 2-5 juta dengan bunga 1,4. Diatas 500 ada negosiasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

1,1 atau dibawah ( kredit angsuran). Kredit berjangka hanya membayar bunga, pelunasan pokok sampai 6 bln , aktiva jatuh tempo. Menyesuaikan dengan pasar, dibandingkan dengan BPR lain masih relatif lebih murah namun jika dibandingkan dengan bank umum tentunya lebih bersaing karena dana deposito masih tinggi untuk BPR dua kali lipat dari bank umum jika bank umum 4-5%. B. Administrasi Kredit 1. Apa bagian kredit memiliki Standar Operational Prosedur (SOP) ? Memiliki SOP, setiap bulan bisa tambah SOP. Ketika ada produk baru dan kebijakan baru bisa dijadikan SOP. 2. Apa saja persyaratan kredit yang harus dipenuhi debitur ? adakah kriteriakriteria khusus ? Minimal harus memiliki kapasitas mengangsur atau kemampuan untuk mengembalikan kredit, kedua tidak ada kredit yang tanpa agunan semua debitur memiliki agunan seperti BPKB motor atau sertifikat tanah, ketiga memiliki usaha jika wirausaha, memiliki pekerjaan. C. Standar Kinerja Bagian Pengelolaan Kredit 1. Standar kinerja apa yang diterapkan kepada setiap karyawan di bagian kredit dan seperti apa bentuk standar kinerja tersebut ? Minimal setiap akhir tahun membuat standar target kredit untuk Account Officer junior, Account Officer senior, dan team leader. Untuk Account Officer junior pertumbuhan kreditnya harus 65 juta artinya ada yg melunasi atau membayar harus tumbuh 65 juta, untuk Account Officer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

senior 90 juta, untuk team keader 225 juta rata2 pencairan team leader. Ada target khusus, bukan hanya pencairan tapi ada bagian remedial atau penagihan. Standarnya NPL harus dibawah 5% karena posisi BPR sekarang 10%. Jika tidak sesuai target presentasi Account Officer untuk mempertanggung jawabkan mengapa tidak sesuai target, ada sanksi seperti surat peringatan, ketiga jika tidak kompeten di bagian Account Officer bisa dipindah ke bagian lain, dan di keluarkan. 2. Apakah PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki pedoman penilaian kinerja untuk menilai kinerja karyawan bagian kredit ? Ada pedoman penilaian kinerja yang dilakukan HRD, masalah angka pencapaian target, masalah hubungan kerja, ketika kena punishment, masih banyak pembinaan. D. Kredit Bermasalah 1.

Berapa persentase terjadinya kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra Muktiartha ? Berdasarkan Non Performance Loan. BPR memiliki indikator kredit bermasalah tidak lebih besar dari 5%. Jika lebih dari 5% diawasi oleh OJK supaya kredit tidak semakin membekak. Non Performance Loan = Perbandingan kredit bermasalah dengan outstanding kredit seluruhnya jadi yang nunggak 3 bln ke atas yang tidak mengangsur bunga atau pokok masuk ke Non Performance Loan sampai nunggak berapapun 1 th / 2 th dibagi seluruh kredit. Idealnya 5% Agak meningkat pada tahun 2016 yaitu , Januari sebesar 7%, Februari sebesar 8%, Maret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

sebesar 9% tidak bagus, sudah diawasi OJK. BPR dipantau OJK, BPR memberikan laporan pada OJK. 2. Apa sajakah indikator-indikator terjadinya kredit bermasalah yang ada pada PT. BPR Chandra Muktiartha ? Indikator kredit bermasalah tidak hanya dari pihak eksternal atau debitur namun juga dari internal perusahaan yaitu karyawan. Terjadi masalah BPKP palsu, karena tidak survey lapangan, Pedoman kredit 5C Character kemauan membayar, Capacity kemampuan untuk membayar, Capital debitur memiliki modal untuk mengajukan kredit minimal memilikin20-30% dari kebutuhan kredit Condition, kondisi secara keseluruhan calon debitur, Colateral yaitu agunan atau jaminan yaitu BPKP atau sertifikat. Jika pihak intern tidak memahami dan menguasai 5C maka kemungkinan besar kredit bermasalah lebih mengandung resiko misalnya account officer tidak mampu menggali lebih kemampuan mengangsur dan pendapatan. Pertama NPL, ketika NPL besar berarti indikator kredit bermasalahnya besar. Kedua BDR ( Bad Dept Rasio). Soft collection: menelfon debitur, surat sampai 3 kali, kunjungan ke debitur. 3. Seberapa besar tingkat kepercayaan BPR terhadap nasabah dalam melunasi pinjaman dan bunga ? Sangat besar. BPR harus memiliki kepercayaan kepada debitur jika tidak percaya tidak mungkin memberikan kredit, jika nasabah tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

percaya maka tidak menyerahkan jaminan. Saat debitur memberikan jaminan maka jaminan milik BPR. 4. Bagaimana BPR dapat mengetahui

karakter nasabah yang akan

diberikan kredit ? a. Karaker angsuran atau mengembalikan kredit seperti SID semua bisa dilihat di SID b. Mengutamakan

kecepatan

diutamakan yang mampu

pelayanan

seperti

survey.

Yang

membayar bukan karakter orangnya

tingkah laku atau kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

LAMPIRAN 4 CHEK LIST DOKUMEN KREDIT PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA