ANALISIS STRATEGI PROMOSI PEMASARAN

Download dari analisis SWOT dalam hal berbagai alternatif strategi diantaranya yang paling memungkinkan adalah strategi .... berjudul “Analisis Stra...

0 downloads 657 Views 878KB Size
ANALISIS STRATEGI PROMOSI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN IKLAN PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI, Tbk

Oleh Fina Yuliani Arifin H24102012

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

ABSTRAK Fina Yuliani Arifin. H24102012. Analisis Strategi Promosi Pemasaran terhadap Peningkatan Pendapatan Iklan PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis dan Beatrice Mantoroadi. Indosiar merupakan stasiun televisi swasta yang berkembang pesat dari tahun ke tahun, begitu pula peningkatan terhadap permintaan penayangan iklan. Namun pada tahun 2005, kinerja keuangan Indosiar menurun, sehingga harus merugi Rp 24 miliar. Oleh karena itu, Indosiar harus menyusun strategi promosi menghadapi pesaing. Penelitian ini bertujuan (1) Mengkaji kegiatan promosi beserta bauran yang dilakukan oleh perusahaan, (2) Mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pemetaannya terhadap analisis SWOT, (3) Mengidentifikasikan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan penyusunan strategi promosi pemasaran Teknik pengumpulan data melalui data primer yaitu wawancara dan pengisian kuesioner, serta data sekunder melalui studi literatur. Analisis menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan program Expert Choice 2000 Trial Version dan program Excel. Hasil menunjukkan bahwa bauran promosi perusahaan adalah Periklanan melalui kerjasama dengan berbagai media partner. Penjualan pribadi melalui promosi In house productions. Promosi penjualan berorientasi kepada konsumen. Public Relation melalui tetap menjaga dan meningkatkan citra corporate. Pemasaran langsung secara simultan melalui program-program yang ditawarkan. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan iklan adalah mutu program, segmentasi, peralatan dan fasilitas, harga dan diskon, bonus dan paket sponsorship, promo off air dan on air dan billing commitment dari analisis SWOT dalam hal berbagai alternatif strategi diantaranya yang paling memungkinkan adalah strategi meningkatkan pendapatan iklan melalui peningkatan mutu program, memperluas daya jangkau dengan membangun stasiun transmisi, menayangkan acara dengan kemasan menarik, meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak pengiklan dan pemasok, merekrut tenaga-tenaga profesional yang memiliki ide kreatif dalam industri pertelevisian. Strategi berdasarkan pengolahan horizontal dan vertikal memiliki beberapa kesamaan diantaranya adalah faktor penyusun utama yaitu mutu program dan aktor yang berpengaruh dalam menentukan mutu program adalah GM, faktor segmentasi sebagai faktor penyusun kedua. Perbedaan dalam urutan prioritas selanjutnya adalah peralatan dan fasilitas (Sales Marketing and Programme atau SM&PROG), harga dan diskon (GM), bonus dan paket sponsorship (SM&PROG), billing commitment (GM), promo off air dan on air (SM&PROG), sedangkan berdasarkan perhitungan vertikal urutan prioritas selanjutnya adalah Harga dan Diskon (0,14), Promo Off air dan On Air (0,11), Peralatan dan fasilitas (0,09), Bonus dan paket sponsorship (0,08), Billing Commitment (0,05). Susunan Aktor GM (0,4), SM&PROG (0,3), SEP (0,2), PR (0,1). Tujuan Indosiar mencapai TV rating dan TV share (SM&PROG dan bagi Sales Executive of Publicity and Promotion/SEP), Market Share (GM), Brand Image (Public Relations atau PR) dengan menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada dan menambah berbagai program acara yang baru. Berdasarkan perhitungan vertikal . Susunan tujuan adalah Brand Image (0,235), Market Share (0,232), TV share dan TV Rating (0,21), Revenue Advertising (0,14). Susunan alternatif adalah menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara regular (0,3), membangun stasiun transmisi (0,2), bekerjasama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (0,13), bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar program yang ada (0,12) dan membentuk komunitas pemirsa yang loyal (0,11).

ANALISIS STRATEGI PROMOSI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN IKLAN PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI, Tbk

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh : Fina Yuliani Arifin H24102012

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Aku mulai menapak sejengkal, Berat kurasa langkah awalku Keluarga meniupkan roh semangat sejati Sahabat mengalirkan air istiqamah dalam jiwa Hingga ku mampu melanjutkan semuanya - Nove Zain Wisuda -

“Jika Lautan menjadi tinta dan pepohonan menjadi kalam untuk mencatat ilmu-Nya, maka tidaklah cukup meskipun ditambah dengan tujuh kali banyaknya.” - KH. Habib Adnan –

Skripsi ini Kupersembahkan untuk almarhum Papa, Mama, Kakakku Tersayang Rita, Yudi, Dodi yang merupakan harta paling berharga dalam hidup ini

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PROMOSI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN IKLAN PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI, Tbk

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh Fina Yuliani Arifin H24102012

Menyetujui, Mei 2006

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA

Beatrice Mantoroadi, SE. Ak,MM

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 9 Mei 2006

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Fina Yuliani Arifin. Dilahirkan di Cianjur pada tanggal 20 Juli 1983 dari pasangan Bapak Alm. Zainal Arifin, dan Ibu Didah Hamidah. Penulis merupakan putri keempat dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK PUI Cianjur pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Ibu Jenab I Cianjur. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Cianjur dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri I Cianjur (SMUNSA) dengan memasuki program IPA pada tahun 1999. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengisi berbagai acara Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB sebagai penyanyi seperti Dies Natalis FEM, Dies Natalis IPB, acara wisuda dan acara seminar. Selama berkuliah di IPB penulis menerima beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) pada tahun 2003/2004 dan beasiswa Supersemar pada tahun 2004/2005.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Analisis

Strategi

Promosi

Pemasaran

terhadap

Peningkatan

Pendapatan Iklan PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir untuk menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada Kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dosen pembimbing I, Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan dosen pembimbing II, Ibu Beatrice Mantoroadi, SE. Ak, MM yang telah bersedia memberikan arahan, bimbingan dan saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran di tengahtengah kesibukan beliau. 2. Dr Ir. Jono M. Munandar, MSc. selaku Ketua Departemen Manajemen FEM IPB. 3. Farida Ratna Dewi, SE. MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan. 4. Pak Gufronil Sakaril selaku Section Head Public Relation yang telah banyak membantu dalam memperoleh data selama penulis melaksanakan penelitian di Indosiar ditengah kesibukan beliau. 5. Pak Hans selaku Manager Off Air PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk, yang telah memberikan kritik, saran dan bantuan selama penyusunan berlangsung. 6. Mba Lani, Pak Gobel, Pak Ivan, Pak Reza, Pak Gumawan, Pak Ibnu, Pak Teddy, Pak Irenaeus, Pak Yusinandi, selaku staf PT Indosiar Visual Mandiri Tbk, yang telah membantu dalam pengisian kuesioner. 7. Mama tercinta dan Almarhum Papa yang selalu memberikan dukungan moral, materil, bimbingan dan kasih sayang serta doa yang tiada putusnya sehingga tidak cukup dinilai dengan untaian kata-kata terima kasih. Untuk kakakkakakku tersayang Rita Yustiar, Yudi Arfiansyah, Dodi Yanuar Amijaya yang

iv

selalu mendukung, mendoakan dan mengingatkan penulis untuk terus semangat dan berusaha. 8. Untuk teman-temanku Segitiga Bermuda plus yang menemani dalam suka dan duka. Renny yang selalu membawa keceriaan dalam persahabatan kita, Fitri yang selalu menjadi pendengar baik dan terimakasih atas pengertiannya selama kita bersahabat, Dilla yang selalu berbagi ilmu selama ini dan terimakasih untuk semua kebaikan yang diberikan, Renova yang membuat hidup menjadi lebih hidup, mpu makasih telah memberikan warna yang berbeda untuk persahabatan kita. I Love You All. 9. Mas Dedy yang sabar membantu dalam proses pengolahan data selama penyusunan berlangsung. Jasamu tiada tara. 10. Mas Dimas, Mas Adi, Pak Acep, serta seluruh dosen dan staf Departemen Manajemen lainnya yang telah membantu dan memberikan bimbingan, ilmu serta arahan selama ini. 11. A Lukman yang dengan sabar memberikan dukungan dan dorongan moril dalam penulisan skripsi ini, terimakasih atas perhatian, cinta dan kasih sayangnya. Keberadaan mu selama ini sangat besar artinya bagi saya. 12. Teman – teman Wisma Shambala (Nila, Nanda, Ema, Wina, Wulan, Arin, Sisi, Mega, Vina, Ratih, Dian, Maya, Devi, Icut, Uni, Vina TPG, Dedah, Maria, Ita, Elsa, Cici), kost Bisma, kost TM 15 yang telah menjadi bagian dalam kehidupan penulis selama berkuliah di IPB. 13. Teman-teman angkatan 39, Arya, Vj, Lambok Maria, Rihza, Oka, Verdi, Fenny, Ika, Dika, Eva, dan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bogor, Mei 2006

Penulis

v

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x I.

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 3 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

II.

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6 2.1. Pengertian Pemasaran ............................................................................. 6 2.2. Pengertian Promosi ................................................................................. 6 2.2.1. Bauran Promosi ........................................................................... 7 2.2.1.1. Periklanan ....................................................................... 8 2.2.1.2. Personal selling............................................................ 10 2.2.1.3. Promosi penjualan ........................................................ 11 2.2.1.4. Publicity and Public Relation ...................................... 11 2.2.1.5. Pemasaran Langsung.................................................... 11 2.2.2. Pendekatan Strategi Promosi .................................................... 12 2.2.3. Perencanan Promosi .................................................................. 12 2.2.3.1. Perencanaan Media ...................................................... 13 2.2.3.2. Penentuan Anggaran Promosi ...................................... 14 2.3. Gambaran Umum Pertelevisian .......................................................... 16 2.3.1. Struktur Siaran Televisi............................................................. 16 2.3.2. Pemilik Siaran Televisi ............................................................. 17 2.3.3. Kekuatan dan Kelemahan Televisi............................................ 18 2.4. Metode Proses Hirarki Analitik .......................................................... 19 2.4.1. Prinsip Kerja PHA .................................................................... 20 2.4.2. Pengolahan Data ....................................................................... 26 2.5. Analisis SWOT ...................................................................................27 2.6. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 29

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 31 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................. 31 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 32 3.3. Pengumpulan Data ................................................................................ 32 3.4. Pengolahan dan Analisis Data............................................................... 33

v

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................38 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ...............................................................38 4.1.1. Sejarah Dan Perkembangan PT. Indosiar Visual Mandiri ........38 4.1.2. Visi, Misi dan Motto PT. Indosiar Visual Mandiri. .................41 4.1.3. Struktur Organisasi PT. Indosiar Visual Mandiri. ...................43 4.1.4. Komposisi Pegawai PT. Indosiar Visual Mandiri. ...................45 4.1.5. Prestasi dan Penghargaan PT. Indosiar Visual Mandiri ............47 4.1.6. Fasilitas PT. Indosiar Visual Mandiri .......................................48 4.2. Kegiatan Promosi Pemasaran Indosiar ................................................50 4.3. Faktor-faktor yang Meningkatkan pendapatan dari Iklan ....................52 4.4. Analisis SWOT ....................................................................................53 4.4.1. Analisis Faktor Internal Indosiar ...............................................53 4.4.2. Analisis Faktor Eksternal Indosiar ............................................57 4.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Pemasaran ............................................................................................63 4.6. Kegiatan Bauran Promosi Perusahaan .................................................66 4.6.1. Periklanan ................................................................................66 4.6.2. Personal Selling ........................................................................67 4.6.3. Promosi Penjualan.....................................................................67 4.6.4. Publicity and Public Relation ...................................................67 4.6.5. Pemasaran langsung ..................................................................67 4.7. Analisa Pemilihan Strategi Promosi Pemasaran Indosiar. ..................68 4.7.1. Identifikasi Faktor Penyusun Strategi Promosi Pemasaran Indosiar......................................................................................68 4.7.2. Aktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Strategi Promosi Indosiar......................................................................................68 4.7.3. Tujuan Promosi .........................................................................70 4.7.4. Alternatif Strategi Promosi Pemasaran Indosiar .......................70 4.8. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Pemasaran menggunakan PHA ..............................................................................72 4.8.1. Hasil Pengolahan Data secara Vertikal menggunakan PHA.....72 4.8.2. Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal dengan PHA ...........81 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................88 1. Kesimpulan .......................................................................................................88 2. Saran..................................................................................................................89 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90 LAMPIRAN ......................................................................................................... 93

vi

DAFTAR TABEL

No.

Halaman

1. Karakteristik media ..........................................................................................13 2. Nilai skala banding berpasangan ......................................................................23 3. Indeks acak .......................................................................................................27 4. Matriks SWOT .................................................................................................28 5. Komposisi pegawai menurut jenjang pendidikan ............................................47 6. Komposisi pegawai menurut jenjang kelompok usia.......................................47 7. Kelompok pegawai menurut jabatan ................................................................47 8. Kekuatan dan kelemahan indosiar ...................................................................57 9. Peluang dan ancaman indosiar .........................................................................61 10. Matriks SWOT indosiar visual mandiri, tbk ....................................................63 11. Susunan prioritas faktor-faktor penyusunan strategi promosi pemasaran 2006 ..................................................................................................................76 12. Susunan prioritas aktor yang berkepentingan dalam strategi promosi pemasaran pada tahun 2006 .............................................................................78 13. Susunan prioritas tujuan promosi yang ingin dicapai perusahaan pada tahun 2006 ........................................................................................................79 14. Susunan prioritas alternatif yang dipilih perusahaan pada tahun 2006 ............81 15. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar unsur pada level 3 pada tahun 2006 ............................................................................................82 16. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar unsur pada level 4 pada tahun 2006....................................................................................85 17. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar unsur pada level 5 pada tahun 2006....................................................................................86

vii

DAFTAR GAMBAR

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Halaman Penentuan jangka pendek biaya iklan menurut analisa marjinal .....................15 Struktur hirarki tak lengkap .............................................................................21 Struktur hierarki lengkap..................................................................................22 Kerangka pemikiran penelitian ........................................................................31 Diagram alir tahap penelitian ...........................................................................35 Hasil pengolahan struktur hierarki pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran...........................................................................................73

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Halaman Kuesioner proses hirarki analitik .....................................................................94 Jaringan stasiun relay .....................................................................................109 Daftar rekanan media .....................................................................................111 Daftar piagam penghargaan ...........................................................................113 Struktur organisasi perusahaan ......................................................................116 Hirarki ............................................................................................................117

ix

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Industri media berkembang pesat dalam era globalisasi saat ini, ditandai dengan bermunculannya media massa baru, baik elektronik maupun cetak. Perkembangan media massa, baik media massa cetak maupun media massa elektronik yang semakin beragam didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi yang canggih. Media massa telah memungkinkan masyarakat untuk melihat berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia. Media massa bagi masyarakat tidak hanya berperan sebagai penyebar informasi dan peristiwa yang terjadi, tetapi media massa berperan sebagai media hiburan, pendidikan dan sosialisasi, serta propaganda (Hiebert, et al, 1979). Sebagai makhluk sosial, seseorang banyak dipengaruhi oleh media. Dalam hal ini, televisi sebagai salah satu media elektronik memiliki beberapa kelebihan dalam penyajiannya. Kekuatan dari media televisi adalah bahwa televisi dapat menguasai jarak dan ruang. Televisi dapat menjangkau massa yang banyak dan nilai dari aktualitas informasi yang disampaikan televisi sangat cepat selain dari itu, keunggulan televisi adalah mampu mempersiapkan materi-materi hiburan yang lebih banyak dibandingkan media massa lainnya. Pada umumnya orang menonton televisi untuk mendapatkan hiburan (Kuswandi, 1996). PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk (IVM) yang berdiri pada tahun 1995 dan dengan didukung oleh berbagai sarana dan fasilitas, sumber daya manusia (SDM) kreatif, handal dan terlatih, serta strategi pemasaran yang efektif, memberikan keyakinan untuk berpartisipasi dalam perkembangan bisnis pertelevisian. Indosiar dari tahun ke tahun berkembang dengan pesat. Ditengah persaingan industri pertelevisian yang demikian ketat, ditunjukan oleh berbagai ragam keunggulan berupa perolehan rating, pangsa pemirsa, maupun pangsa pendapatan iklan. Pencapaian tersebut berawal dari program-program acara yang menarik, kreatif dan inovatif yang ditayangkan Perseroan, serta ditunjang oleh hubungan yang baik dan terjalin lama, serta berkelanjutan antar Perseroan dengan berbagai pemasang iklan beserta biro iklan yang ada di Indonesia.

2

Tahun 2005 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan dan sekaligus peluang. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1998 hingga sekarang sedikit membaik, walaupun masyarakat masih dihadapkan pada masalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) akibat ketidakpastian kondisi sosial dan politik nasional, sehingga mempengaruhi dinamika perekonomian Nasional. Namun selama Januari hingga September 2005, kinerja keuangan Indosiar menurun. Stasiun TV yang sebelumnya selalu menjadi trend setter di industri pertelevisian harus menerima kenyataan bahwa kinerjanya tidak secemerlang dulu. Hingga akhir September 2005 Indosiar membukukan pendapatan bersih konsolidasi Rp 650 miliar, pada periode yang sama tahun sebelumnya Indosiar meraih pendapatan bersih Rp 800 miliar dimana biaya operasional perusahaan 95% dari pendapatan iklan. Karena berkurangnya pendapatan maka Indosiar harus merugi Rp 24 miliar, walaupun (earning before interest, tax, depreciation and amortization) EBITDA masih positif, Rp 112 miliar. Penurunan rating yang sangat drastis dengan jumlah penonton yang semakin menurun mengakibatkan penjualan spot iklan juga menurun, dimana Indosiar tahun lalu, berdasarkan data AC Nielsen Media Research memang mengalami penurunan. Tahun 2003, stasiun TV ini mampu menjual 261.911 spot iklan dan tahun 2004 naik sedikit menjadi 267.365 spot, tapi selama Januari hingga November 2005 (11 bulan) hanya mampu menjual 198.343 spot, dan penjualan spot iklan selama Desember 2005 meningkat sedikit Namur tetap lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hasil riset AC Nielsen Media Research pada tahun 2005 menunjukkan, untuk wilayah di luar Jakarta, Indosiar masih menempati posisi teratas dengan rating 2,2 kemudian RCTI dengan rating 2,1. Namun untuk rating di seluruh pasar dengan populasi 37.631 juta orang, data Nielsen Media Research menyebutkan, rating Indosiar hanya 1,9 atau berada di posisi ke 4 setelah RCTI (2,5), SCTV (2,1), dan TPI (2) (Majalah SWA, 2006). Sebelumnya, Indosiar teguh memegang prinsip dan menjaga agar tayangannya tidak mengarah ke pornografi, pornoaksi dan sinetron misteri. Selain itu jika dilihat dari over head cost, sebenarnya tahun 2005 Indosiar berhasil memangkas biaya operasional dari Rp 663 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp

3

602 miliar. Namun, karena pendapatan dari iklan merosot tajam, kerugian akhirnya tidak dapat dihindari, dimana tingkat persaingan di industri ini semakin ramai. Penurunan ini baru dirasakan pihak Indosiar pada tahun 2005. Pada periode 2000-2004 kondisi keuangan Indosiar masih baik, dimana rating dan penjualan iklan Indosiar pada periode itu masih nomor satu. Walaupun demikian, industri televisi tetap memiliki prospek lebih baik di masa-masa mendatang, karena sifat dari cakupan kegiatan usaha penyiaran televisi yang demikian luas, seperti penyampaian informasi, pendidikan, musik, budaya dan berbagai aneka hiburan lainnya, yang dikemas untuk memberikan sajian menarik bagi seluruh elemen masyarakat. Keluasan dari kegiatan usaha penyiaran

tersebut

sangat

terkait

dengan

kemampuan

pemasang

iklan

mengalokasikan belanja iklan untuk produk atau jasa di media televisi. Faktor utama yang mendorong peningkatan belanja dari iklan adalah perbaikan ekonomi yang ditandai dengan terjadinya peningkatan pendapatan dan pertumbuhan konsumsi. Dampak positif dari pertumbuhan konsumsi ini berkorelasi dengan peluang media, khususnya media televisi untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari iklan akan semakin besar pula. Potensi penduduk Indonesia yang demikian besar kuantitasnya, merupakan butir pertimbangan penting sebagai target pasar (www.indosiar.com, 2005).

1.2. Perumusan Masalah Salah satu stasiun televisi swasta yang turut meramaikan kancah pertelevisian Indonesia adalah PT. IVM, Tbk, stasiun TV ini sepanjang kegiatan siarannya yang secara resmi dimulai sejak tanggal 11 Januari 1995 telah menyajikan berbagai jenis program televisi yang mayoritas adalah program produksi sendiri, baik dalam bentuk drama, sinetron, musik, kuis, olahraga, berita dan lainnya. Indosiar sebagai sebuah stasiun televisi harus memiliki identitas yang mampu menciptakan gambaran atau citra tersendiri. Perseroan ini dikenal sebagai stasiun televisi dengan terobosan baru di bidang pertelevisian di Indonesia, seperti strategi penayangan program pada hari berurutan, penulisan lirik lagu (subtitle) untuk karaoke pemirsa di rumah, pembuatan program sekaligus media promosi

4

(promotainment), jejak pendapat jarak jauh (telepooling), sponsor produk dalam sebuah program (built in sponsorship), penggalangan dana bantuan yang terintegrasi antara telepon, ATM dan program televisi (Telethon) yang direspon dengan baik oleh masyarakat (www.indosiar.com, 2005). PT. IVM, Tbk ini merupakan perseroan bergerak di bidang pertelevisian, sebagai stasiun penyiaran sekaligus rumah produksi saat ini. Jangkauan siarannya telah meliputi 120 kota di Indonesia melalui 19 stasiun pemancar dan jangkauan ini akan terus diperluas dari waktu ke waktu. Hingga kini Indosiar telah memiliki 22 relay transmitter yang memungkinkan penerimaan siaran di 106 kota di Jawa dan luar Jawa dengan populasi lebih dari 110 juta pemirsa, yang mewakili 72 % dari total pemirsa di Indonesia. Fakta menunjukkan, persaingan industri makin tajam dengan kehadiran 11 stasiun televisi, termasuk TVRI yang sejak tahun lalu mulai meramaikan perebutan pangsa iklan. Namun, Indosiar berhasil menempati posisi terdepan dalam porsi perolehan iklan. Tahun 2002 lalu, Indosiar menguasai 23% pangsa iklan. Sedangkan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) menguntit di posisi kedua dengan penguasaan 22% dan Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) 20%. Hasil survei Nielsen Media Research tahun 2002 menunjukkan, untuk pangsa pasar belanja iklan, Indosiar masih di urutan teratas dengan pangsa pasar 23%, diikuti oleh RCTI (22%), SCTV (20%), TPI (11%), Trans TV (8%) dan lain-lain (16%). Tetapi dari segi nilai iklan, Indosiar hanya membukukan pertumbuhan 18% dan SCTV 14% sedangkan RCTI yang menyiarkan siaran Piala Dunia 2002 tumbuh 32%, nilai iklan yang dijaring stasiun-stasiun TV lain tumbuh 114% (www.indosiar.com. 2005) Namun pada tahun 2005 survei Nielsen Media Research justru menunjukkan hal yang bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya, dimana jika pada periode 2000-2004 rating dan penjualan iklan Indosiar pada periode itu masih nomor satu, sedangkan pada tahun 2005 kondisinya menurun, yaitu survei Nielsen Media Research menempatkan Indosiar pada peringkat 4 setelah RCTI, SCTV dan TPI. Dengan demikian pendapatan yang diperoleh dari iklan secara otomatis menurun.

5

Dari hal yang telah dijabarkan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kegiatan promosi pemasaran beserta bauran yang dilakukan perusahaan ? 2. Faktor-faktor apakah yang dapat meningkatkan pendapatan yang berasal dari iklan dan pemetaannya terhadap analisis SWOT ? 3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi pemasaran perusahaan dan penyusunan alternatif strategi promosi pemasaran yang tepat untuk diterapkan di perusahaan ?

1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengkaji kegiatan promosi beserta bauran yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang berasal dari iklan serta pemetaan terhadap analisis SWOT. 3. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penyusunan strategi promosi pemasaran perusahaan dan menyusun strategi promosi pemasaran yang tepat terhadap peningkatan pendapatan perusahaan yang berasal dari iklan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pemasaran Dewasa ini

dunia usaha menghadapi tantangan dan persaingan yang

semakin meningkat. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat mengatasi berbagai tantangan meraih peluang melalui pemasaran. Fungsi pemasaran adalah untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, serta mengungguli pesaing dengan memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Pemasaran dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis (profit dan nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang ataupun jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran, agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan (Budiarto, 1993). Menurut Kotler (2000), pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan di inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan rencana, penerapan harga, promosi dan distribusi dari ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan tujuan organisasi (The American Marketing Association). Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang yang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut, agar organisasi dapat berjalan lancar. Menurut Umar (2003) pengertian pemasaran adalah kegiatan yang meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan

merencanakan,

menentukan

harga,

mempromosikan

dan

mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial. 2.2. Pengertian Promosi Bauran pemasaran adalah perangkat peubah-peubah pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan tanggapan yang

7

diinginkan dalam pasar sasaran (Angiospora dalam Raharjo, 2001). Komponenkomponen pokok marketing mix terdiri dari empat peubah utama yang dikenal dengan nama “4P”, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Dalam hal ini yang menjadi fokus perusahaan adalah promosi. Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk konsumen sasaran agar membelinya (Kotler, 2000). Menurut Gitosudarmo (1997), promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian bila senang membeli produk tersebut. Beberapa hal penting dalam promosi adalah siapa, apa yang disampaikan, ditujukan pada siapa, media promosi dan tujuan. 2.2.1. Bauran Promosi Promotional Mix terdiri dari advertising, personal selling, publicity dan sales promotion (Pride and Ferrel, 1989). Bauran promosi menggambarkan caracara kreatif yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa. Perusahaan dapat melakukan kampanye promosi yang berbeda-beda dengan menggunakan kombinasi bauran promosi (promotional mix). Bauran promosi didefinisikan sebagai panduan yang cermat dari periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan humas untuk mendorong tercapainya tujuan promosi dari perusahaan atau organisasi (Schoel dan Guiltinan dalam Artha, 2003). Faktor-faktor yang menyusun bauran promosi adalah (1) jenis dasar produk, (2) strategi promosi yang digunakan perusahaan, (3) tahap kesiapan pembeli, (4) tahap siklus hidup produk, dan (5) peringkat pasar perusahaan (Kotler, 2000). Bauran promosi

merupakan alat untuk mengimplementasikan konsep

komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat dilihat sebagai suatu rentang dari informasi internal (perusahaan) sampai dengan sisi pengambilan keputusan konsumen, yang meliputi pesan dan citra tentang produk yang dipresentasikan oleh perusahaan kepada konsumen potensial maupun stakeholders lainnya. Bauran promosi sebagai media komunikai pemasaran memiliki lima kegiatan utama (Kotler, 2000).

8

2.2.1.1. Periklanan Iklan adalah komunikasi non personal untuk menyampaikan suatu informasi. Informasi ini umumnya bersifat persuasif dan bersangkut paut dengan produk seperti barang-barang dan jasa-jasa atau berupa sebuah gagasan atau ide. Informasi ini disampaikan melalui berbagai media dan dibayar oleh sponsor tertentu (Bovee and Arens, 1992). Periklanan merupakan semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu (Kotler, 2000). Saluran komunikasi nonpersonal mencakup media, atmosfir dan cara-cara khusus. Periklanan memiliki karakteristik khusus, yaitu sifatnya yang umum, tersebar luas dan mampu menimbulkan ekspresi lebih kuat dari konsumen. Kebanyakan upaya periklanan diarahkan untuk mempengaruhi permintaan merek produk tertentu. Berbagai bentuk periklanan dapat dipilih perusahaan tergantung pada fokus produk yang akan ditonjolkan kepada audiens (Utomo, 1993). Penjelasannya sebagai berikut : a. Brand advertising Brand

advertising

dimaksudkan

untuk

membantu

perusahaan

meningkatkan penjualan melalui cara-cara berikut : (1) Menarik pengguna merek produk pesaing. (2) Mempengaruhi calon pengguna untuk mencoba produk perusahaan. (3) Meningkatkan volume penggunaan produk perusahaan bagi konsumen. (4) Menjaga kelangsungan atas kepuasan diantara pengguna. Tujuan utama brand advertising adalah meningkatkan pangsa pasar produk perusahaan dengan mendorong permintaan selektif dengan cara menjaga keterikatan konsumen yang sudah ada dan sedapat mungkin menarik konsumen produk pesaing. Dalam praktik, brand advertising akan mendorong perluasan pasar bagi produk perusahaan, atau dengan kata lain meningkatkan permintaan produk (primary demand). Tujuan lain yang hendak dicapai adalah untuk menciptakan loyalitas pelanggan terhadap merek produk. Pelanggan yang loyal terhadap merek produk mempunyai kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang, yang

9

berarti melindungi perusahaan terhadap berpindahnya konsumen ke produk pesaing. b. Product Advertising Tujuan utama product advertising adalah untuk meningkatkan primary demand. Ada dua tipe product advertising yang dapat dilakukan perusahaan : (1) kampanye mendidik konsumen

tentang produk dan (2) kampanye

bersama yang disponsori oleh asosiasi dagang tertentu untuk menaikan permintaan industri. Kampanye mendidik perlu dilakukan untuk memberi informasi tentang adanya produk baru perusahaan atau untuk mengarahkan, mendidik konsumen tentang manfaat produk perusahaan. Kampanye bersama pada umumnya dilakukan secara bersama-sama dengan anggota asosiasi dagang dengan tujuan menaikkan permintaan industri. c. Cooperative Advertising Bentuk pengiklanan diarahkan bagi para penyalur atau distributor untuk bersedia membantu lebih banyak dalam memasarkan produk perusahaan. d. Corporate Advertising Kegiatan merupakan salah satu bentuk pengiklanan yang menonjolkan nama perusahaan, citra, atau posisi perusahaan dalam hal tertentu. Tiga hal yang tercakup dalam corporate advertising adalah (1) corporate patronage advertising untuk mendorong terwujudnya ikatan pelanggan dan perusahaan, (2) corporate image advertising dirancang untuk mampu menciptakan identitas perusahaan yang dibutuhkan bagi perusahaan dengan skala kegiatan usaha yang meluas dan saling terkait, (3) corporate issue advertising untuk menunjukan posisi perusahaan terhadap munculnya isu tertentu. Iklan meliputi setiap bentuk yang dibayar dari persentasi non personal dan promosi dari gagasan, barang-barang atau jasa-jasa oleh suatu sponsor yang diketahui (Scott, dkk, 2005). Iklan diklasifikasikan ke dalam 2 tipe utama, yaitu : (1) iklan produk dan (2) iklan institusional yang dibuat untuk mencitakan sikap yang baik (favorable) terhadap suatu lembaga atau suatu gagasan (Scott, dkk, 2005), iklan dapat ditujukan kepada (1) konsumen akhir

10

atau pemakaian industri dan (2) para perantara yang terlibat dalam distribusi produk tersebut. 2.2.1.2. Personal selling Penjualan secara personal merupakan perangkat paling efektif dalam tahap lanjutan dari proses pembelian, khususnya membangun preferensi, keyakinan dan tindakan dari setiap pembeli (Kotler, 2000). Penjualan secara personal dilakukan sebagai pelengkap pengiklanan, karena hal itu dilakukan secara individual dan oleh staf pemasaran secara langsung, bukan melalui media massa. Penjualan secara personal adalah satu unsur bauran promosi yang mensyaratkan pemasar untuk melakukan kontak secara langsung terhadap informasi

kebutuhan

konsumen

dan

kemudian

memprosesnya

untuk

kepentingan perusahaan. Menurut Scott, dkk (2005), personal selling adalah unsur terpenting kedua bagi eksekutif untuk menentukan perpaduan promosinya dalam mendapatkan pesanan. Unsur ini menyangkut kontak berhadapan muka antara penjual dan calon pembeli. Usaha penjualan langsung dalam praktik akan bervariasi tergantung apakah produk yang dijual merupakan barang konsumsi, barang industrial atau barang jasa. Menurut Levy dalam Artha (2003), personal selling mempunyai tiga karakteristik khusus : 1) Konfrontasi pribadi (Personal Confrontation) Personal selling menyangkut sesuatu yang hidup, penuh energi dan aktif, pendekatan pribadi dan hubungan interaksi antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi kebutuhan, serta karakteristik sesamanya dengan sangat dekat dan cepat membuat penyesuaian. 2) Pereratan (Cultivation) Personal selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan, mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan yang dapat berkembang dalam jangka panjang. 3) Tanggapan (Response) Personal

selling

membuat

pembeli

merasa

berkewajiban

mendengarkan apa yang diinformasikan oleh penjual.

untuk

11

2.2.1.3. Promosi penjualan Menurut Swastha dan Irawan (1981) promosi merupakan arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan orang kepada tindakan yang dapat menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Kottler (2000) menyebutkan tiga manfaat promosi penjualan sebagai berikut : 1) Alat komunikasi Promosi penjualan menarik perhatian dan memberikan informasi yang dapat mengarahkan konsumen kepada produk bersangkutan. 2) Memberikan insentif Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen. 3) Mengajak Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi pembelian sekarang. 2.2.1.4. Publicity and Public Relation Menurut Francis (1999) kegiatan publisitas dan hubungan masyarakat mencakup berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. Publisitas merupakan salah satu alat potensial dalam mengkomunikasikan produk perusahaan. Cara yang ditempuh adalah mengadakan press release, press conference, liputan khusus pada media cetak yang dimuat secara cuma-cuma, atau tampil sebagai sponsor acara-acara tertentu. Publisitas dan hubungan masyarakat berfungsi sebagai mediator antara perusahaan dan masyarakat luas. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus, yaitu (1) kredibilitas tinggi, (2) kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya, dan (3) kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. 2.2.1.5. Pemasaran Langsung Direct Marketing Association mendefinisikan sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk mendapatkan efek terukur berupa tanggapan langsung (direct response

12

marketing) dari pelanggan atau prospek khusus dan dapat dilakukan dimanapun. Kegiatan pemasaran langsung dilakukan lewat penggunaan surat, telepon, faksimili dan alat penghubung nonpersonal lain yang ditujukan langsung kepada konsumen individual untuk berkomunikasi secara langsung dan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan atau calon pelanggan tertentu. Pemasaran langsung bersifat nonpublik, tertentu, terbaru dan interaktif. 2.2.2. Pendekatan Strategi Promosi Menurut Scott, dkk (2005), pendekatan yang disarankan untuk menentukan strategi promosi ada 3 langkah, yaitu : 1) Bermanfaat untuk menilai kesempatan memanfaatkan iklan, kewiraniagaan dan unsur-unsur lainnya untuk mendapatkan pesanan. 2) Penggunaan latar belakang untuk menentukan total dana promosi dan menyusun alokasinya yang optimum di antara metode-metode promosi yang digunakan. 3) Melakukan pengontrolan keputusan-keputusan yang telah diambil dengan proses analitis, melalui penggunaan riset yang di desain untuk mengukur efektivitas dari metode-metode promosi yang dipilih, juga kombinasikombinasi alternatif dari unsur-unsur promosi. 2.2.3. Perencanan Promosi Perencanaan promosi pada dasarnya adalah merupakan bagian dari perencanaan pemasaran secara menyeluruh. Aktivitas yang dilakukan mencakup serangkaian langkah mendasar berikut : (1) menetapkan tujuan promosi, (2) menetapkan target audiens, (3) mengembangkan cara yang akan ditempuh untuk mendekati audiens, (4) menyusun formulasi strategi promosi untuk mencapai tujuan, (5) menentukan alokasi dana promosi pada masing-masing peubah bauran promosi yang digunakan, (6) mengevaluasi efektivitas kegiatan promosi, serta melakukan penyesuaian tujuan dan strategi bila dianggap perlu (Engel et al, 1994). Perencanaan promosi menurut Scott, dkk (2005) adalah daftar mengenai alat-alat promosi yang penting dan dapat digunakan untuk membangun suatu program penjualan yang efektif, yaitu : (1) iklan, (2) kewiraniagaan (Personal selling), (3) Promosi konsumen, seperti : hadiah, perlombaan, penawaran

13

kombinasi, (4) Metode yang bertujuan merangsang iklan dan promosi dealer, (5) Pameran dan eksibisi, (6) Resiprositas, (7) jaminan dan servis serta (8) Penawaran kompetitif. 2.2.3.1. Perencanaan Media Perencanaan media merupakan implementasi dari langkah menyusun formulasi strategi promosi mencapai tujuan, sebagai bagian dari perencanaan promosi. Perencanaan media adalah sebuah proses keputusan yang dilibatkan untuk menyampaikan pesan promosi kepada para pengguna atau konsumen prospektif produk maupun jasa. Unsur-unsur perencanaan media adalah tujuan media dan strategi media (Belch, 1998). Tujuan media melibatkan tiga hal, yaitu jangkauan, frekuensi dan keberlangsungan sebuah pesan terhadap sasaran yang sudah ditetapkan. Sedangkan unsur utama yang harus dipertimbangkan dalam penetapan tujuan media adalah sasaran, syarat kreatif, pola terbit, wilayah jangkauan, problem iklan dan pemasaran spesial. Tahap strategi media yang paling penting adalah menentukan kategori media. Pada tahap ini salah satu yang menjadi pertimbangan adalah karakteristik media (Tabel 1) Tabel 1. Karakteristik media Media Kelebihan Massal, jangkauan tinggi, dampak lewat suara gambar Televisi gerak, prestise dan mampu menarik perhatian. Cakupan lokal, biaya rendah, frekuensi tinggi, fleksibel, Radio audiens lebih tersegmentasi. Potensial segmentasi, mutu reproduksi, penuh informasi, Majalah keberlangsungan lebih lama dan pembaca yang beragam. Jangkauan tinggi, biaya rendah, waktu pemasangan iklan relatif Koran singkat, penempatan iklan lebih fleksibel dan keteraturan. Lokasi spesifik, repetisi tinggi Media luar dan mudah dikenali. ruang

Kekurangan Selektivitas rendah, keberlangsungan pesan rendah, biaya besar dan biaya produksi tinggi. Suara saja, kurang mampu menarik perhatian dan pesannya singkat. Waktu cukup lama untuk pemasangan iklan, visual dan kurang fleksibel. Waktu edar sempit, kurang menarik perhatian, mutu reproduksi rendah dan pembaca selektif. Peraturan daerah dan citra kurang kuat.

14

Lanjutan Tabel 1. Media Kelebihan Selektifitas tinggi, isi penuh Surat informasi dan kesempatan untuk Langsung mengulangi penekanan. Internet dan Pengguna memiliki kebebasan memilih, keterlibatan langsung Media pengguna, hubungan interaktif, Interaktif dan desain pesan lebih fleksibel. lainnya Sumber : Belch, 1998.

Kekurangan Biaya tinggi untuk melakukan kontak dan citra kurang positif. Keterbatasan kreativitas, akses yang sibuk, keterbatasan teknologi dan jangkauan rendah.

Dengan melihat dan mengenali karakteristik media yang ada, perusahaan atau klien dapat menetapkan media apa yang kelak digunakan untuk berpromosi. Tiga faktor utama dalam proses penetapan media adalah audiens, pesan dan efisiensi. 2.2.3.2. Penentuan Anggaran Promosi Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menentukan anggaran promosi (Kotler, 2000) diuraikan sebagai berikut : a. Metode Tujuan dan tugas (Objective-Task Method) Penggunaan metode ini memerlukan serangkaian langkah, yaitu penentuan tujuan promosi, menentukan strategi dan menentukan jumlah pengeluaran yang dibutuhkan dalam implementasi strategi. Untuk melakukan justifikasi atas anggaran yang ditetapkan, manajer pemasaran harus menggunakan asumsi tertentu yang mampu menjelaskan tentang tujuan dan mengapa hal itu dilakukan. b. Metode Persentase Penjualan (Percentage of sales) Metode ini sangat sederhana dan mudah dilakukan. Dengan metode ini, pengeluaran untuk promosi dapat diperkirakan sebelumnya. Metode ini mendorong manajemen untuk memperhatikan hubungan antara biaya promosi, harga jual dan laba per unit. c. Metode keseimbangan persaingan (Competitive parity) Metode ini dilakukan dengan cara menentukan anggaran promosi dari persentase

penjualan

dua

atau

tiga

perusahaan

pesaing,

dengan

memperhatikan keseimbangan persaingan yang dapat mencegah perang promosi.

15

d. Metode Sesuai Kemampuan (Arbitrary) Dasar yang digunakan untuk menentukan anggaran promosi adalah pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana. Ketepatan dalam justifikasi yang dilakukan manajer akan sangat menentukan keberhasilan promosi produk yang dihasilkan perusahaan. Pendekatan marginal untuk menentukan dana promosi, memberikan suatu kerangka teoritis untuk dapat membandingkan dengan praktek bisnis yang sesungguhnya. Pendekatan ini dilukiskan dalam gambar 3 dibawah ini, analisa jangka pendek yang dikembangkan oleh Scott, dkk (2005) berdasarkan asumsi berikut : 1) Biaya iklan diasumsikan meliputi seluruh biaya penjualan dan ditunjukkan oleh kurva. Tambahan biaya iklan adalah tambahan pengeluaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit tambahan dari penjualan. 2) Tambahan biaya produksi diasumsikan konstan pada 20% per unit di atas range produksi pada contoh ini. Dalam jangka pendek, cenderung berlaku untuk perusahaan yang produksinya secara mekanis. 3) Harga satuan diasumsikan konstan pada 70 sen di atas rang volume yang bersangkutan dan tidak berubah dengan berubahnya biaya penjualan. 4) Hubungan di antara tambahan biaya iklan dan volume penjualan diasumsikan berupa kurva berbentuk U (U-shaped) yang mula-mula menurun pada waktu volume meningkat, kemudian konstan, dan selanjutnya meningkat dengan cepat.

Gambar 1. Penentuan jangka pendek biaya iklan menurut analisa marjinal (Scott, dkk, 2005)

16

Dalam melakukan suatu survei terhadap pendekatan-pendekatan untuk menentukan dana iklan bagi Association of National Advertisers beberapa tahun lalu, Richard Webster menyarankan agar para pemasang iklan menggunakan klasifikasi dua arah yang sebelumnya disarankan oleh Edwards dan Howard (Scott, dkk, 2005) yaitu : 1) Metode breakdown. Sebagai penyediaan sejumlah dana yang akan dikeluarkan (disbursed) oleh bagian iklan yang dianggap cocok. 2) Metode build up. Memiliki ciri-ciri pendanaan yang memperinci dengan persis bagaimana dana tersebut akan dibelanjakan.

2.3. Gambaran Umum Pertelevisian 2.3.1. Struktur Siaran Televisi Sampai dengan saat ini ada empat cara transmisi siaran televisi dari stasiun pemancar ke pesawat penerima yang lazim, yaitu sistem microwave, sistem satelit, sistem kabel, dan gabungan diantara ketiga sistem tersebut (Depparpostel, 1998). 1) Sistem Microwave, mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Stasiun pemancar pusat Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Pusat Jakarta atau TVRI Stasiun-stasiun daerah. b. Stasiun-stasiun relay. c. Pesawat penerima televisi (dirumah para pemirsa). Stasiun relay yang ditempatkan diantara stasiun pemancar dan pesawat penerima dibutuhkan untuk memperluas daya pancar gelombang Super High Frequency (SHF) yang jangkauannya terbatas. Pada setiap jarak tertentu, yaitu ditempat ketinggian dibangun satu stasiun relay. Sebelum dipancarkan kepesawat penerima, gelombang SHF tadi diubah menjadi gelombang Very High Frequency (VHF) atau Ultra High Frequency (UHF). 2) Sistem Satelit digunakan untuk mengatasi daya pancar gelombang SHF yang terbatas dan mahal biayanya dibutuhkan untuk membangun stasiun-stasiun relay. Sistem ini diterapkan di Indonesia, dimana pancaran gelombang dari

17

stasiun pusat dipantulkan oleh satelit, sehingga hanya diperlukan satu stasiun bumi untuk setiap kawasan yang memerlukan penerimaan siara televisi. 3) Sistem Kabel menyalurkan siaran televisi dari stasiun pusat atau stasiun relay kepelanggan lewat kabel serat optik. 4) Sistem Gabungan, adalah sistem penyiaran televisi dengan menggabungkan berbagai bentuk transmisi seperti yang dilakukan oleh TVRI. Studio TVRI menggabungkan sistem relay dan sistem satelit. Berdasarkan siarannya, televisi dapat dibedakan menjadi empat jenis : 1) Televisi Pendidikan. Televisi jenis ini tayangan-tayangannya bermuatkan pendidikan atau bahkan pelajaran sekolah, seperti matematika, bahasa, ilmu alam, ilmu pengetahuan sosial dan sebagainya. 2) Televisi Public service, dinamakan juga televisi pelayanan masyarakat. Televisi jenis ini berisikan berbagai petunjuk untuk masyarakat umum perihal sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat bersangkutan. 3) Televisi komersial. Televisi ini dalam siaran-siarannya menayangkan paket iklan komersial atau penawaran atas suatu produk. 4) Televisi kabel. Televisi ini menggunakan sistem siaran menggunakan kabel yang dihubungkan langsung dari stasiun penyiaran ke para pemilik pesawat televisi, sehingga hanya yang dihubungkan langsung oleh kabel itulah yang dapat menerima tayangan stasiun bersangkutan. 2.3.2. Pemilik Siaran Televisi Pemilik siaran televisi umumnya terbagi atas dua kelompok besar, yaitu televisi pemerintah dan televisi swasta. 1) Televisi Pemerintah. Dibanyak negara, televisi milik pemerintah memang beroperasi tanpa tayangan iklan dan hanya menyiarkan pesan-pesan pembangunan dari instansi-instansi pemerintah sebagai pengganti iklan. Di Indonesia, badan penyiaran milik pemerintah adalah TVRI. 2) Televisi Swasta. Stasiun televisi swasta menayangkan iklan dan bersifat komersial. Pada awalnya siaran swasta dibatasi hanya menjangkau wilayah terbatas. Kini, siaran dari televisi swasta luar negeri juga sudah memasuki dunia pertelevisian Indonesia. Hal ini menuntut pemerintah memperbaharui

18

peraturan penyiaran televisi, yaitu memberikan izin lagi kepada pihak swasta untuk menjangkau khalayak secara nasional. 2.3.3. Kekuatan dan Kelemahan Televisi Televisi memiliki beberapa keuntungan spesifik sebagai media promosi yang sangat kompetitif, terutama dalam bidang periklanan, yaitu : 1) Daya jangkau yang luas (Mass Coverage). Saat ini, televisi bukan lagi berupa barang mewah, sehingga dapat dijumpai televisi hampir di setiap rumah. Dengan sistem satelit yang canggih, siaran televisi berbagai stasiun televisi mampu ditangkap diberbagai daerah. 2) Kombinasi sajian suara dan gambar, maka kemampuan televisi menghadirkan tayangan dengan gambar dan suara akan mampu menarik perhatian pemirsa dan partisipasi indera. Gambar, warna dan suara yang lebih nyata akan lebih memancing emosi pemirsa dan lebih meningkatkan kreativitas pengiklan. 3) Psikologi atensi : Secara psikologis, sajian televisi mampu memberikan respons lebih nyata dari pemirsa dan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan langsung pada kedua indera, penglihatan dan pendengaran. Televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaanpekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. Respons yang diharapkan dapat dimodifikasi lewat mekanisme penyeleksian persepsi dan retensi pemirsa. Efisiensi biaya televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan masal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. 4) Pengaruh yang kuat. Televisi memiliki kemampuan kuat untuk mempengaruhi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Kelemahan televisi adalah : 1) Biaya tinggi. Penggunaan televisi sebagai media promosi membutuhkan biaya lebih besar dibandingkan dengan media-media lain, karena hasil tampilannya lebih hidup.

19

2) Evaluasi negatif. Terdapat tendensi bahwa televisi mampu mempengaruhi pemirsa dengan pengaruh negatif lewat sajian-sajian yang mengandung unsurunsur negatif, seperti kekerasan, kriminal, asusila dan semacamnya. 3) Khalayak yang tidak selektif, karena begitu beragamnya stasiun televisi yang ada dan makin variatifnya acara-acara yang disajikan, sehingga semakin sulit untuk mengetahui dengan tepat segmen pasar televisi. 4) Kesulitan teknis. Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklaniklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.

2.4. Metode Proses Hirarki Analitik Analisis terhadap faktor dan aktor yang paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi promosi sesuai dengan tujuan promosi perusahaan dan pemilihan alternatif strategi promosi perusahaan dapat dilakukan dengan metode Proses Hierarki analitik (PHA). Dalam menyusun strategi promosi pemasaran yang tepat bagi perusahaan, teknik PHA dapat digunakan untuk mendapatkan keputusan yang tepat dengan melihat faktor-faktor yang relevan dan berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi tersebut. Pada dasarnya, PHA adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang menggunakan skala rasio, baik dari perbandingan pasangan diskrit maupun kontinyu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi. PHA memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya (Saaty, 1993). Menurut Mulyono (1996), pertimbangan atas penggunaan PHA dalam mencari alternatif strategi promosi adalah agar dapat menentukan secara pasti apakah satu alternatif lebih baik dibandingkan beberapa alternatif lainnya. Kesulitan untuk menentukan kebaikan/keuntungan satu alternatif terhadap alternatif lainnya adalah (1) pengaruh-pengaruh itu terkadang tidak dapat dibandingkan akibat ukuran atau bidangnya berbeda, (2) pengaruh-pengaruh itu kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh yang satu hanya dapat

20

dicapai dengan pemburukan pengaruh lainnya. Berdasarkan hal itu, diperlukan suatu skala fleksibel yang disebut prioritas, yaitu suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas inilah yang akan dilakukan dengan menggunakan PHA. Keuntungan menggunakan PHA (Mulyono, 1996) adalah : 1) Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan. 2) Memadukan ancangan deduktif dan sistem dalam masalah kompleks. 3) Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 4) Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 5) Menuntun kearah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 6) Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik. 7) Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian berbeda. Kelemahan metode ini (Mulyono, 1996) adalah : 1) Jika rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1, maka mutu informasi harus diperbaiki, dengan cara merevisi penggunaan pertanyaan maupun melakukan pengisian ulang kuesioner. 2) Responden adalah yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan. Menurut Saaty (1993), ada 2 fokus untuk memecahkan permasalahan, yaitu (1) Ancangan deduktif yang berfokus pada bagian-bagian, dan (2) Ancangan sistem yang memusatkan pada bekerjanya sistem secara keseluruhan. 2.4.1. Prinsip Kerja PHA Dalam menyelesaikan persoalan PHA ada beberapa prinsip yang harus dipahami (Mulyono, 1996), yaitu : 1) Penyusunan Hierarki (menggambarkan dan menguraikan secara hirarki) Dalam menyusun hirarki, terlebih dahulu didefinisikan persoalan, dan dekomposisi, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Apabila perusahaan akan merencanakan strategi promosi, maka perlu diketahui tujuan utama dari kegiatan promosi dan faktor-faktor apa yang

21

dipertimbangkan dalam menyusun strategi promosinya. Analisis terhadap faktor-faktor tersebut dalam PHA dilakukan dengan membuat struktur hirarki. Hirarki yang dihasilkan dapat berupa hirarki lengkap dan tak lengkap. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur pada level manapun yang dipilih sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Proses analisis ini dinamakan hirarki (hierarchy). Dalam struktur hirarki lengkap, jumlah tingkatan faktor-faktor tergantung pada pilihan peneliti. Secara umum, unsur yang digunakan pada hirarki adalah faktor, aktor, tujuan dan alternatif. F

T1

m1

Tn

mn

Sm1

m3

Smn

A1

mn

Sm3

A2

A3

Smn

An

Gambar 2. Struktur hirarki tak lengkap dalam pemecahan masalah atas sub-sub masalah (Artha, 2003). Keterangan : - Tingkat 1 adalah Fokus (F). - Tingkat 2 adalah Dasar Pemilihan (T1 dan Tn). - Tingkat 3 adalah Kendala dan Pendukung (m1, mn, m3, mn). - Tingkat 4 adalah Sub kendala dan Sub pendukung (Sm1, Smn, Sm3, Smn). - Tingkat 5 adalah Alternatif (A1, A2, A3, An).

22

-F

:

Fokus adalah apa yang menjadi inti atau fokus permasalahan yang ingin dipecahkan dengan PHA.

- T1, Tn

:

Dasar pemilihan merupakan berbagai macam faktor yang menjadi dasar atas pencarian fokus.

- m1, m3, mn

:

Faktor yang menjadi sub faktor dari dasar pemilihan pada level di atasnya. Umumnya berupa kendala dan pendukung atas faktor yang menjadi dasar pemilihan.

- Sm1, Sm2, Smn

:

Sub masalah atau sub faktor dari faktor yang terdapat di level atasnya. Hal ini merupakan pengerucutan kendala atau pendukung yang ditampilkan sebagai sub faktor dasar pemilihan.

- A1-An

:

alternatif, yaitu hal-hal yang telah dirumuskan sebagai pilihan yang akan direkomendasikan sebagai hasil untuk mencapai tujuan penelitian

F

Fokus

Faktor

F1

F2

F3

F4

Faktor

K1

K2

K3

K4

Kn

Alternatif

K11

K21

K31

K41

Kn1

Gambar 3. Struktur hirarki lengkap (Mulyono, 1996). Keterangan: a. Tingkat 1

: Fokus dilambangkan dengan F, yaitu yang menjadi inti atau fokus permasalahan yang ingin dipecahkan dengan PHA.

23

b. Tingkat 2

: Faktor (F1, F2, F3, F4), yaitu hal-hal yang menjadi sub faktor dari fokus. Pada gambar 4 diatas terdapat empat faktor.

c. Tingkat 3

: Faktor (K1, K2, K3, K4, Kn) merupakan sub faktor dari faktorfaktor yang ada di level atasnya.

d. Tingkat 4

: Alternatif (K11, K21, K31, K41, Kn1) adalah pilihan-pilihan dari apa yang ingin dicapai oleh fokus yang telah terdekomposisi menjadi sub-sub faktor.

2) Penetapan Prioritas. Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari PHA, karena akan berpengaruh terhadap prioritas unsur-unsurnya. Hasil penilaian ini lebih sesuai jika disajikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan. Pertanyaan yang diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah (a) unsur mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/…..)

?

dan

(b)

berapa

kali

lebih

(penting/disukai/mungkin/…..) ? Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua unsur, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang unsur-unsur yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan patokan yang dimuat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai skala banding berpasangan Tingkat Definisi kepentingan 1 Sama pentingnya dibanding yang lain. 3 Moderat pentingnya dibanding yang lain. 5 Kuat pentingnya dibanding yang lain. 7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain. 9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain. 2, 4, 6, 8 Nilai diantara dua penilaian berdekatan. Jika unsur i memiliki salah satu angka di atas ketika dibandingkan unsur j, maka j memiliki nilai kebalikannya Reciprocal ketika dibandingkan dengan unsur i. Sumber : Saaty, 1993 Dalam penilaian kepentingan relatif dua unsur berlaku aksioma kebalikan, yaitu jika unsur dinilai 3 kali lebih penting dibandingkan j, maka

24

unsur j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding unsur i. Disamping itu, perbandingan dua unsur yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Jika terdapat n unsur, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran nxn. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2, karena matriksnya kebalikan dan unsurunsur diagonal sama dengan 1. Menurut Saaty (1993), identifikasi terhadap identitas dari semua faktor atau elemen (prioritas) berarti melihat faktor dominan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan, yaitu memberikan angka komparasi sesuai dengan keputusan, sehingga membentuk matrik segi (n x n), lalu dilihat prioritas yang dicari (eigen vector) dan ukuran konsistensi keputusan (eigen value). Jika C1, C2 ….. Cn adalah gugus aktivitas, maka kuantifikasi keputusan pada pasangan aktivitas dibentuk dengan matrik n x n (Mulyono, 1996) : A = (aij) ; (I,j) = 1, 2, 3, …… Dimana aij memenuhi aturan berikut : Aturan 1, jika aij = α maka aij = 1/ α Aturan 2, jika C1 dinilai relatif sama dengan Cj maka aij = 1; aij = 1; aij = 1 untuk semua nilai i

a12.......................a1n ⎤ ⎡1 ⎢1 ⎥ ⎢ a 2n 1.......................a 2n⎥ ⎢ ⎥ . ............................ ⎥ ⎢ A= ⎢ . ............................. ⎥ ⎢ ⎥ ............................. ⎥ ⎢ . ⎢ 1 ⎥ 1 ⎢⎣ a1n a 2n ...................1 ⎥⎦ Tahap selanjutnya ditentukan bobot W1, W2,……Wn yang merupakan keputusan terkualifikasi. Untuk itu diperlukan penjelasan yang akurat secara aritmatik. Hubungan antara Wi dengan keputusan aij (Mulyono, 1996) Wi

Wj

= aij

Wi = Bobot input dalam baris, Wj = Bobot input dalam lajur

25

W1 ⎛W 1 ⎞ ⎜ W1 ⎟ W 2 .................. W 1 Wn ⎟ ⎜ ⎜W 2 ⎟ W2 .................W 2 ⎜ W1 W2 Wn ⎟ ⎟ W = ⎜⎜ . ............................. ⎟ ⎜ . ⎟ .............................. ⎜ ⎟ .............................. ⎜ . ⎟ ⎜⎜Wn ⎟⎟ Wn W n ..................... W2 Wn ⎠ ⎝ W1 Wi = aijWj Wi = rataan dari (ai1W1, aj2W2, …………ainWn)

Wi =

1 n ∑ aijWj n 1 Apabila estimasi aij baik, maka cenderung dekat dengan Wi/Wj,

sehingga perubahan terhadap aij akan mempengaruhi solusi. Jika nilai n diubah menjadi 1

Wi =

τ max, diperoleh : n

τ max ∑ aijWj 1

Hasil dari penggunaan rumus di atas adalah solusi yang menghasilkan bobot unik, suatu problema dari suatu ukuran konsistensi keputusan. 3) Konsistensi Logis konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi, serta yang kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Indikator pertumbuhan tingkat konsistensi (Ci ) dapat ditulis sebagai berikut :

CI =

τ max - n n −1

τ max

= eigen value

n = jumlah unsur yang diperbandingkan Nilai nisbah konsistensi diperoleh dari : CR =

CI RI

26

dimana RI merupakan acak indeks (Saaty, 1993). Jika indek konsistensi terlalu tinggi maka dicari deviasi RMS (Fewidarto, 1996) ⎛1 n ⎞ Deviasi RMS = ⎜⎜ ∑ (ai − bi ) ⎟⎟ ⎝ n i= ⎠

dimana ai ….an = gugus angka hasil eksperimen ai … aban

= gugus angka yang diketahui

2.4.2. Pengolahan Data

Setelah pengujian konsistensi, pendapat para responden akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Menurut Yunianto (1991), matriks pendapat gabungan merupakan matrik baru yang unsur-unsur matriksnya (gij) berasal dari rataan geometric elemen matriks pendapat individu yang rasio konsistensinya (CR) memenuhi syarat. Formula rataan geometric (Yunianto, 1991) adalah sebagai berikut : n

gij = n π aij (k ) k =1

dimana n = jumlah responden ij = 1, 2, 3, 4, …………. Tahap selanjutnya dilakukan pengolahan untuk menyusun prioritas unsur keputusan pada setiap tingkat hirarki keputusan. Menurut Yunianto (1991), tahapannya sebagai berikut : a.

Perkalian baris (Z) dengan menggunakan rumus : n

Zi = n π aij j =1

b.

Perhitungan vektor prioritas dengan menggunakan rumus : n

n

VPi =

j =1

n



∑ ⎜⎜ j =1

c.

π aij



n

n



j =1



π aij ⎟⎟

Perhitungan nilai eigen maksimum dengan rumus : VA = aij x VP

dengan VA = (VAi)

VB =VA/VP

dengan VB = (VBi)

27

π max = d.

1 n ∑VBi n j =1

(untuk I = 1, 2, ….., n)

Perhitungan indeks konsistensi (CI) dengan rumus : CI =

τ max − n n−1

Pengukuran konsistensi diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Selanjutnya apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR), yaitu : CR = RI

CI RI

adalah

indeks

akal

yang

dikeluarkan

oleh

OAK

RIDGE

LABORATORY (Saaty, 1993), yaitu dari matriks berorde 1-15 dengan menggunakan contoh berukuran 100. Tabel RI tersebut dimuat pada Tabel 3. Tabel 3. Indeks acak n 1 2 3 RI 0.00 0.00 0.58 dan 9 10 11 1.45 1.49 1.51 Sumber : Saaty, 1993.

4 0.90 12 1.48

5 1.12

6 1.24

13 1.56

14 1.57

7 1.32

8 1.41 15 1.59

Tahap terakhir adalah melakukan pengolahan vertikal untuk menyusun prioritas pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama. Rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut : s

NPpq = ∑ NPHpq(t , q − 1) xNPTt (q − 1) t =1

Untuk p = 1, 2, ……….., r dan t = 1, 2, …….s

2.5. Analisis SWOT

Rumusan suatu strategi memerlukan analisis situasi atau lebih dikenal dengan istilah Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threaths (SWOT) (Hunger dan Wheelen, 2001). Melalui analisis ini, perusahaan akan dapat mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths) yang dimilikinya.

28

Analisis SWOT juga merupakan perangkat analisa terhadap keseluruhan situasi suatu perusahaan. Pendekatan ini menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan peluang dan hambatan yang terdapat pada lingkungan eksternal perusahaan (Certo and Peter, 1990). Pendekatan ini juga menyatakan bahwa persoalan-persoalan pokok yang dihadapi perusahaan dapat diatasi melalui analisis yang efektif dari 4 elemen ini. Setelah menganalisa SWOT dapat diformulasikan strategi-strategi untuk mengatasi permasalahan pokok perusahaan tersebut. Alat analisis yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis yang dapat meningkatkan pendapatan berasal dari iklan perusahaan adalah matriks SWOT agar dapat dipetakan lebih jelas lagi setelah dilakukan AHP, yang dapat dilihat pada (Tabel 4). Matriks ini berfungsi untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat matriks SWOT yang menggunakan faktor strategis untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari iklan (eksternal maupun internal). Peluang dan ancaman terdapat dalam faktor eksternal, serta kekuatan dan kelemahan terdapat dalam faktor internal, serta selanjutnya dapat dibuat berbagai kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO dan WT), seperti yang terlihat pada Tabel 4. dibawah ini. Tabel 4. Matriks SWOT Internal

Strengths (S)

Weaknesses (W)

Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal kekuatan internal Eksternal Opportunities (O) Strategi (SO) Strategi (WO) Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang faktor peluang menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT) Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang faktor ancaman menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan internal untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman Sumber : David (2002)

29

2.6. Penelitian Terdahulu

Menurut Yanti (2004) di dalam industri pertelevisian, tingkat kompetisi dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di bidang media, dengan bertambahnya stasiun-stasiun TV yang ada Antv perlu melakukan upaya untuk menghadapi persaingan. Faktor-faktor yang dapat diidentifikasi sebagai unsur penyusun strategi promosi yaitu Kreativitas Sumber Daya Manusia atau SDM (faktor penyusun utama), Anggaran Promosi (faktor kedua), Media Partner (faktor ketiga), Tingkat Persaingan (faktor keempat) dan Citra Merek Perusahaan (faktor kelima). Tujuan-tujuan promosi yang ingin dicapai perusahaan adalah (1) Antv Melakukan Peningkatan Frekuensi dan Intensitas Kegiatan Promosi (strategi pilihan pertama), (2) Antv Melakukan Promosi dengan Memfokuskan pada kegiatan Publisitas (strategi pilihan kedua), (3) Antv Melakukan Promosi yang Merupakan Kombionasi Seluruh Bentuk Kegiatan Promosi secara Proporsional (strategi pilihan ketiga), (4) Antv Melakukan Promosi dengan Memfokuskan pada Kegiatan Periklanan (strategi pilihan keempat) dan (5) Antv Melakukan Promosi seperti saat ini (strategi pilihan kelima). Menurut Badriah (2003), media televisi merupakan medium yang paling banyak di konsumsi khalayak, karena memiliki berbagai keunggulan yang mampu mempersiapkan materi-materi hiburan yang lebih banyak dibandingkan media massa lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui karakteristik individu dan motivasi menonton terhadap perilaku remaja dalam menonton acara hiburan televisi, juga mengetahui bagaimana hubungan yang terjadi antara motivasi perilaku dan pemenuhan kebutuhan remaja dari acara hiburan televisi pada remaja di desa dan di kota, yang dilakukan di SLTP Islam Teluk Jambe untuk pedesaan dan SLTP Negeri 6 Karawang untuk perkotaan. Menurut Jackie (2005), perkembangan yang pesat di bidang teknologi pertelevisian saat ini menuntut industri televisi untuk dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan peranan stasiun televisi diantaranya untuk memberikan informasi visual tentang suatu peristiwa atau kejadian, sebagai media hiburan dan pendidikan, dimana tujuannya adalah menganalisis faktor-faktor internal pada lingkungan pemasaran PT. Cakrawala Andalas Televisi (Antv) yang menjadi

30

kekuatan dan kelemahan, menganalisis faktor-faktor eksternal pada lingkungan pemasaran Antv yang menjadi peluang dan ancaman, serta menyusun alternatif strategi pemasaran bagi Antv dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan posisi bersaing dalam dunia pertelevisian.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan, kerangka pemikiran penelitian seperti yang disajikan pada Gambar 5. PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk

Visi dan Misi Perusahaan

Analisis Bauran Promosi : - Periklanan. - Personal Selling. - Promosi Penjualan. - Public Relation. - Pemasaran Langsung

Analisis Kegiatan Promosi Perusahaan - Strategi Promosi Indosiar secara keseluruhan. - Kegiatan media relations.

Strategi Promosi Pemasaran terhadap Peningkatan Pendapatan Iklan

Penyusunan Hirarki

Analisis SWOT

Penetapan Prioritas

PHA (Expert choice dan Excel)

Alternatif Strategi promosi Pemasaran

Strategi Pemasaran Terpilih Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Konsistensi Logis

32

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk (Indosiar) yang berlokasi di Jl. Damai No. 11 Daan Mogot Jakarta Barat, mulai bulan Februari-April 2006

3.3. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data primer yaitu melalui wawancara dan pengisian kuesioner (Lampiran 1) digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan promosi pemasaran, tujuan kegiatan promosi, peranan serta faktor-faktor yang berpengaruh dalam strategi promosi pemasaran dan pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran yang tepat bagi perusahaan terkait dengan peningkatan pendapatan yang berasal dari iklan. Pengumpulan data selanjutnya dilakukan melalui observasi terhadap seluruh sistem kegiatan promosi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu data subyek (Self-Report Data) dan data dokumenter (Documentary Data). Data subyek merupakan jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Data subyek dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan atau respon yang diberikan, yaitu lisan (verbal), tertulis dan ekspresi. Respon verbal diberikan sebagai tanggapan atas pertanyaan dalam wawancara. Respon tertulis diberikan sebagai tanggapan atas kuesioner, sedangkan respon ekspresi diperoleh dari proses observasi. Data dokumenter adalah jenis data penelitian berupa, jurnal, surat-surat, memo atau dalam bentuk laporan program. Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian, serta siapa yang terlibat dalam kejadian itu. Menurut sumbernya, data primer didapatkan dari sumber pertama tiap-tiap individu melalui wawancara atau kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur maupun referensi di luar individu yang disajikan, antara lain dalam bentuk diagram dan tabel. Selain itu terdapat pula data internal maupun eksternal yang merupakan data yang diperoleh dari Indosiar dan luar Indosiar. Dalam pengisian matriks perbandingan berpasangan untuk keperluan pengolahan PHA dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada empat orang

33

responden, yaitu Sales Executive of Publicity and Promotion, salah seorang Manager Marketing, General Manager Public Relation, Manager Sales Marketing and Programme, beserta beberapa orang staf dari masing-masing aktor sehingga total jumlah responden adalah 11 orang. Pemilihan responden dilakukan secara purposif dengan mempertimbangkan faktor pemahaman tentang strategi promosi dan besarnya peranan para responden yang dipilih dalam pelaksanaan kegiatan dan strategi promosi pemasaran perusahaan tersebut. Jumlah responden terdiri dari sebelas orang dengan pertimbangan bahwa cukup kompeten dalam mewakili keseluruhan populasi berdasarkan pada kaidah Slovin yang tak terbatas. Disamping itu, dalam PHA sendiri tidak ada perumusan tertentu untuk mengambil jumlah contoh yang tepat, tetapi ada batas minimum (2 orang responden). Responden tidak berarti mewakili suatu unsur tertentu pada hirarki, karena kedua hal ini merupakan peubah bebas. Pengisian kuesioner untuk memberikan pembobotan dilakukan oleh responden yang dibantu oleh peneliti.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data. Data yang telah terkumpul pada tahap pengumpulan data perlu diolah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dalam susunan yang baik dan kemudian dianalisis (Gambar 6). Data strategis yang diperoleh berupa faktorfaktor yang dapat meningkatkan pendapatan dari iklan dianalisis melalui analisis SWOT dimana hasil matriks berfungsi untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, berdasarkan pendekatan tersebut, kita dapat membuat berbagai kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO dan WT), kemudian data diproses dengan teknik PHA menggunakan program komputer Expert Choice 2000 Trial Version. Program ini merupakan program yang disusun oleh Asian Institute of Technology & Microsoft Co. Hasil pengolahan data primer dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu kekonsistenan pembobotan yang diberikan responden, lalu masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, maka keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu digabungkan dalam satu matriks gabungan, lalu matriks

34

tersebut akan diukur kembali pembobotannya melalui mekanisme perhitungan PHA dalam Expert Choice dan Excel, baik berbentuk pengolahan data vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil pengolahan data vertikal menjadi dasar pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran, sedangkan hasil pengolahan data horisontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dalam satu tingkat hirarki dengan unsur lain dalam tingkat hirarki di bawahnya.

35

Penentuan Tujuan Penelitian Studi Pustaka

Penentuan teknik pengumpulan data

Sahih

Pengumpulan data 1. Data Gambaran Umum PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk. 2. Data pendapatan yang berasal dari iklan 3. Data Strategi Promosi Pemasaran Penyebaran Kuesioner

Cukup

Penentuan Cara Pengolahan dan Analisis Data

Tabulasi Data yang diperoleh - Analisis SWOT - Tahap : 1. Penyusunan Hirarki. 2. Penetapan Prioritas. 3. Konsistensi Logis. Perhitungan dengan Expert Choice & Excel 4. Perkalian Baris. 5. Perhitungan Vektor. 6. Perhitungan nilai eigen maksimum. 7. Perhitungan indeks konsistensi & pembobotan

Perhitungan Selesai

Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Selesai Gambar 6. Diagram alir penelitian

36

Untuk memudahkan proses pengolahan dan interpretasi data pada penelitian ini, digunakan definisi operasional berikut : 1. Faktor : unsur yang mempengaruhi strategi promosi pemasaran atau menjadi unsur penyusun strategi promosi. 2. Aktor : Orang-orang yang memiliki peranan dan pengaruh terhadap perancangan strategi promosi pemasaran dan pelaksanaannya. 3. Tujuan : Hasil akhir atau target yang ingin dicapai oleh perusahaan tas usaha yang telah dilakukannya. 4. Alternatif : Pilihan-pilihan yang tersedia sebagai cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan. 5. Anggaran Promosi : Sejumlah dana yang dialokasikan untuk melakukan kegiatan promosi. 6. Media Partner : Perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang media, baik cetak maupun elektronik yang menjadi mitra perusahaan dalam melakukan kegiatan promosi, terutama untuk aktivitas periklanan above the line. 7. Senior Executive of Publicity and Promotion : Posisi dalam bidang pemasaran yang memiliki tugas untuk mengkonsep kegiatan promosi dan publisitas, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan terhadap konsep kegiatan yang telah dirancangnya. 8. General Manager Marketing : Posisi dalam perusahaan sebagai wakil utama bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan teknis dan taktis departemen pemasaran dan pemrograman Indosiar sebagai stasiun TV. 9. Sales Marketing dan Program : Posisi ini bertanggungjawab dalam menyusun program-program penyiaran yang akan ditayangkan, membuat pola program dan pengalokasian waktu penayangan program acara tersebut dengan tepat agar program acara tersebut dapat menjadi aset bernilai jual yang menguntungkan perusahaan. 10. TV Rating : Persentase jumlah pemirsa suatu program pada suatu satuan waktu terhadap semesta atau target audiens tertentu. 11. TV Share : Persentase jumlah pemirsa suatu program pada suatu satuan waktu disaluran tertentu terhadap total pemirsa disemua saluran.

37

12. Market Share : Persentase perolehan iklan di semua saluran. 13. Responden : Orang-orang yang dipilih secara sengaja untuk memberikan pembobotan/penilaian terhadap strategi dan kegiatan promosi perusahaan atas kompetensi dan pemahamannya.

63

1V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. IVM, Tbk PT.

IVM

adalah

salah

satu

perusahaan

swasta

nasional

yang

menyelenggarakan bidang usaha penyiaran melalui media televisi di Indonesia. Di samping sebagai stasiun penyiaran, Indosiar juga berfungsi sebagai rumah produksi (productions house) yaitu stasiun televisi yang sebagian acaranya diproduksi sendiri di samping membeli program dari production house lain. Didukung oleh teknologi yang canggih (digital) serta transmitter yang tersebar di 22 wilayah Indonesia, yang meliputi Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Ujung Pandang, Palembang, Tegal, Lampung, Jember, Malang, Banyumas, Kediri, Madiun, Manado, Pontianak, Balikpapan, Banjarmasin dan Padang, siaran Indosiar dapat diterima lebih dari 130 kota di Indonesia. Walaupun baru beroperasi dalam waktu yang relatif singkat, yaitu sejak tanggal 11 Januari 1995, perusahaan telah mampu mensejajarkan diri dan mengungguli stasiun televisi lainnya dalam hal rating dan pangsa pasar pemirsa. Namun demikian, perusahaan senantiasa menjaga image positif di mata publik mengingat banyaknya stasiun televisi swasta yang muncul dewasa ini. PT. IVM berusaha menjaga eksistensi di tengah ketatnya persaingan tersebut. Salah satu kunci keberhasilan yang dicapai Indosiar sampai tahun 2004 adalah banyaknya daerah yang bisa dijangkau oleh program siaran Indosiar. Investasi terhadap stasiun pemancar (relay station) (Lampiran 2) akan memberikan keuntungan, karena semakin banyak daerah yang bisa menerima program siaran Indosiar. Kehadiran beberapa perusahaan televisi swasta di Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah sangat mendukung adanya globalisasi di bidang informasi yang bersifat mendidik serta menghibur khalayak masyarakat. Munculnya RCTI sebagai stasiun TV swasta pertama di Indonesia telah mengubah atmosfir pertelevisian di Indonesia yang kemudian diikuti oleh munculnya televisi-televisi

39

swasta lainnya seperti SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Lativi, Global TV , TV7 dan O Channel. PT IVM berhasil mendapatkan izin operasional dari pemerintah sebagai televisi swasta ke-5 pada tanggal 7 Desember 1994. Indosiar diperkenankan mengudara secara penuh (on air) sebagai televisi lainnya melalui uji transmisi siaran sekitar kurang lebih satu setengah bulan. Setelah melakukan uji transmisi, jaringan stasiun televisi swasta Indosiar langsung mengadakan siaran pra perdana selama 24 hari, mulai 18 Desember 1994 sampai dengan 10 Januari 1995. Sehari menjelang siaran resmi nasional, siaran pra perdana dihadirkan di 8 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Ujung Pandang dan Medan dengan frekuensi salurannya adalah Jakarta 41 UHF, Bandung 54 UHF, Semarang 27 UHF, Yogyakarta 28 UHF, Surabaya 28 UHF, Denpasar 27 UHF, Ujung Pandang 27 UHF dan Medan 23 UHF. Setelah sekian lama ditunggu-tunggu, akhirnya jaringan stasiun televisi swasta PT. Indosiar Visual Mandiri resmi mengudara secara nasional pada hari Rabu tanggal 11 Januari 1995. Untuk memberikan kepuasan kepada para pemirsanya, Indosiarpun tidak hanya menawarkan program syndicated atau film impor, melainkan juga film lokal. Khusus untuk program ini perbandingan yang ditawarkan adalah 70% program impor dan 30% program film lokal. Sekitar 75% program lokal Indosiar dan 25% adalah program dari production house (PH). Pengemasan program acara Indosiar dilakukan semaksimal mungkin dengan penampilan yang prima sehingga masyarakat terhibur dengan program acara yang disuguhkan Indosiar. Dengan demikian, kehadiran Indosiar diharapkan dapat melengkapi keberadaan jaringan televisi di Indonesia. Mutu program siaran menjadi penentu keberhasilan kegiatan usaha di bidang penyiaran televisi. Semakin besar mutu program yang ada, maka akan semakin tinggi rating yang diperoleh. Memahami arti pentingnya kualitas yang harus dicapai, PT. Indosiar Visual Mandiri terus berupaya untuk meningkatkan mutu program siaran. Untuk itu, dalam menyusun program siarannya, Indosiar berusaha memahami minat dan selera para pemirsanya serta mempertimbangkan siklus kegiatan yang dilakukan

40

audiens dengan menempatkan suatu program acara pada jam penayangan yang tepat. Untuk menyajikan program yang layak, positif, informatif dan diminati pemirsa di Indonesia, maka setiap program yang ditayangkan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1) Melihat segmen, kebutuhan dan keinginan pemirsa. 2) Membuat atau memilih program acara yang sesuai dengan segmen pemirsa. 3) Mensensor program-program acara yang akan ditayangkan agar bebas dari kepentingan-kepentingan pihak tertentu. 4) Melakukan evaluasi secara berkala atas program yang telah disusun. Baik dalam kurun waktu bulanan, 6 bulanan atau bahkan tahunan. Dalam menayangkan siarannya, PT. IVM membedakan program menjadi dua, yaitu : 1) Program asing, diantaranya dalam bentuk film, serial, komedi dan animasi (kartun). 2) Program lokal, terbagi atas : a. Program drama, yaitu sinema elektronik, film serial, komedi dan animasi (kartun). b. Program non drama, yaitu kebudayaan (culture), musik (songs), variety show (musik, kuis), games atau kuis, majalah udara (magazine programe), perbincangan (talkshow), olahraga (sport), agama (religious), peristiwa khusus atau special events (acara tahun baru, HUT Indosiar, hari-hari besar yang umumnya disiarkan secara langsung). c. Program berita. Kontribusi bagian pemberitaan dalam memenuhi jam tayang adalah dengan menyajikan berita-berita yang bersifat aktual (hard news) maupun berita yang tidak terkait dengan waktu (features). Adapun berita-berita yang dihasilkan antara lain fokus, info mancanegara, patroli, horizon, hallo polisi, jejak kasus, dll. Dalam pemilihan program asing, Indosiar mengutamakan pemilihan program yang bermutu, serta memperhatikan pemasok yang telah memiliki reputasi yang baik dan berpengalaman. Seperti Columbia Star, 20th Century Fox, Warner Bross, dan lain-lain.

41

Untuk produksi lokal dibedakan berdasarkan proses pembuatannya, yaitu (a) Inhouse Production, adalah materi acara yang dibuat sendiri oleh perusahaan dan (b) Production House, yang merupakan materi acara yang dibuat oleh rumah produksi luar. Kemampuan PT. IVM untuk dapat membuat program acara sendiri (produksi sendiri) tidak terlepas dari kreativitas dan kemahiran yang dimiliki tim produksi Indosiar. In House perusahaan memberikan beberapa keuntungan lebih bagi perusahaan, antara lain : 1) Memudahkan untuk mendapatkan produk siaran. 2) Memberikan keleluasaan dalam memproduksi berbagai jenis program yang diinginkan. 3) Menghemat waktu produksi dan kontrol kualitas. 4) Menunjang upaya untuk mengembangkan sumber kepustakaan (stock shot). Dalam hal persaingan dan strategi usaha, kompetisi yang dihadapi oleh industri televisi di Indonesia relatif ketat. Persaingan berawal dari program acara yang ditayangkan dalam upaya untuk merebut pangsa pasar (market share) pemirsa. Untuk menyiasati kompetisi tersebut agar bisa survive, PT. IVM harus menyusun beberapa strategi. 4.1.2. Visi, Misi dan Motto PT. IVM, Tbk. PT. IVM memiliki visi, misi dan motto yang diterapkan dalam perusahaan. Visi PT. IVM adalah “Stasiun Televisi Terkemuka dengan Tayangan Program Berkualitas”. Misi yang diemban PT. Indosiar Visual Mandiri adalah Futuristic, Innovative, Statisfactory dan Hummanity yang kesemuanya dilambangkan dengan ikan (fish), yang diartikan sebagai berikut : 1) Futuristic. Futuristic dilambangkan dengan ikan terbang berenang sangat cepat, yang berarti Indosiar “Berorientasi Maju dengan Terobosan Baru”. PT. IVM dilengkapi dengan berbagai jenis peralatan berteknologi mutakhir dan memproduksi sendiri acara drama dan non drama melalui sistem kerja yang baik. Teknologi baru telah menjadi tradisi dari perusahaan agar berorientasi ke masa depan dan menjadi yang terdepan dalam persaingan yang ada sekarang ini.

42

2) Innovative. Innovative dilambangkan ikan terbang mampu terbang setinggi-tingginya, artinya Indosiar mampu menjadi trendsetter dengan ide-ide orisinal. Hal ini dituangkan dalam berbagai jenis strategi perusahaan yang terprogram seperti pengarah program siaran, program hiburan yang dibuat yang dibuat secara serempak, jajak pendapat jarak jauh (tellepooling), pengumpulan dana, sponsor produk untuk suatu program, pertunjukkan langsung dan kerjasama. Program-program yang

telah

dihasilkan

PT.

IVM

adalah

program

infotainment (KISS dan Sensor), variety show (Pesta, Gebyar BCA, Kencan Enak dan Tembang Kenangan), program tradisional (Wayang Kulit), Akademi Fantasi Indosiar, Indonesian Model, program olahraga (Gelar Tinju Professional dan Adu Panco), dan sebagainya. 3) Statisfactory. Statisfactory dilambangkan dengan sisik ikan untuk mempermudah berenang dalam air, artinya Indosiar mengutamakan kepentingan masyarakat. PT. IVM memberikan kepuasan pada para pemirsanya, yaitu dengan dinikmatinya tayangan Indosiar di 130 kota di Indonesia dan jumlahnya akan terus meningkat sesuai dengan keinginan masyarakat untuk memperoleh info dan hiburan yang baik. Indosiar berusaha memfokuskan mutu acara sebagai perhatian utama, sehingga dapat memberikan kepuasan yang berarti bagi masyarakat. 4) Hummanity. Hummanity dilambangkan ikan tidak akan tenggelam, karena memiliki kantung udara di tubuhnya, artinya Indosiar peduli terhadap lingkungan sekitar, baik melalui program acara yang dibuat seperti peduli kasih atau acara sosial yang lain maupun menerima karyawan penyandang cacat dalam perusahaan. PT. IVM memiliki motto “Memang untuk Anda”. Hal ini dimaksudkan agar Indosiar senantiasa dekat dengan para pemirsanya melalui tayangan programprogram yang menarik untuk memuaskan keinginan masyarakat.

43

4.1.3. Struktur Organisasi PT. IVM, Tbk. PT. IVM memiliki struktur organisasi yang sifatnya Top to Bottom yang dikendalikan oleh Presiden Komisaris Utama, yang dibantu oleh 6 komisaris. Keenam komisaris tersebut membawahi Direktur utama atau Direktur Produksi. Direktur utama dibantu 3 Direktur lain (Direktur Accounting & finance, direktur Program, Marketing & Sales dan Direktur Perseroan) membawahi tujuh Departemen, yaitu Corporate Secretary Department, Information Technology Department, General & Technical Department, Finance & Accounting Department, Sales Marketing & Programme Department, News Department dan Production Department. Masing-masing Departemen tersebut mempunyai tugas berikut : 1) Corporate Secretary Department. Bagian ini bertugas mendata dan memberikan input secara penuh atas segala hal berkaitan dengan acara-acara yang akan ditayangkan oleh Indosiar, serta menangani administrasi perusahaan, termasuk dalam hal surat-menyurat. Corporate Secretary Department membawahi lima bagian : a. Public Relations Section. Bagian ini bertugas menciptakan citra positif perusahaan kepada masyarakat luas, menjadi komunikator perusahaan dan bertindak sebagai juru bicara (spoken person) perusahaan sehubungan dengan kebijakankebijakan yang dijalankan, menginformasikan acara-acara dan kegiatankegiatan perusahaan kepada publik, melaksanakan kegiatan eksternal dan internal perusahaan. b. Investor & Government perusahaan. Bagian ini bertugas menangani segala hal yang berkaitan dengan sahamsaham perusahaan dan menjalin hubungan dengan pemerintah, seperti mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan lembaga pemerintahan, menerima kunjungan pejabat sipil maupun militer, mengurus ijin, dan sebagainya. c. Concorship Board Section. Bagian ini bertugas melakukan sensor terhadap materi program yang ditayangkan oleh Indosiar.

44

d. Research Development Section. Bagian ini bertugas melakukan riset terhadap section sesuai dengan kebutuhan program acara. e. Legal Section Bagian ini bertugas mengumpulkan materi program yang ada dan memproses materi tersebut menjadi suatu susunan program. 2) Informations Technology Department. Bagian ini bertugas menangani segala hal yang berkaitan dengan teknologi informasi yang diperlukan perusahaan, baik departemen maupun sections yang ada. 3) General & Technical Department membawahi tiga sections, yaitu : a. Engineering Transmission Section. Bagian ini bertanggung jawab atas segala sesuatu yang bersifat teknis dan segala jaringan transmisi yang ada di dalam dan di luar gedung Indosiar. b. Production Service Section. Bagian ini bertugas merancang suatu acara yang akan diproduksi dan ditayangkan oleh Indosiar. c. HRD & General Affair Section. Bagian ini bertanggung jawab atas perekrutan dan pengalokasian SDM yang akan dipekerjakan di Indosiar. Section ini juga menangani permasalahan internal yang dihadapi oleh karyawan dan bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan internal bagi karyawan. 4) Finance & Accounting Department membawahi dua sections, yaitu : a. Finance & Tresury Sections. Bagian ini bertanggungjawab atas pengendalian keuangan di Indosiar b. Accounting Sections. Bagian ini memantau kondisi keuangan di Indosiar dan mencatat segala hal yang berkenaan dengan pengeluaran dan pemasukan yang didapatkan oleh Indosiar.

45

5) Sales Marketing & Program Department membawahi dua sections, yaitu : a. Program Section. Bagian ini bertanggung jawab atas penyusunan program dan jadwal penayangan acara yang akan ditayangkan selama kurun waktu tertentu. b. Sales Section. Bagian ini mempromosikan apa yang dimiliki Indosiar untuk digunakan oleh perusahaan, organisasi atau individu yang ingin menggunakan jasa Indosiar, termasuk prosedur pemasangan iklan dengan memberikan informasi mengenai tarif dan rating iklan kepada biro iklan. Hal lainnya bertugas mengatur kunjungan biro iklan dan mengikuti marketing gathering. 6) News Department. Bagian ini mengolah bahan berita menjadi berita yang siap untuk ditayangkan. Semua pemberitaan yang muncul di Indosiar merupakan hasil dari redaksi, dimana penanggungjawab adalah pimpinan redaksi. 7) Production Department. Departemen produksi bertugas dan bertanggungjawab atas produksi acara yang akan ditayangkan di Indosiar. 4.1.4. Komposisi Pegawai PT. IVM, Tbk. PT. IVM menyadari akan pentingnya SDM terhadap keberhasilan perusahaan. Untuk meningkatkan tingkat profesionalitas para karyawan, perusahaan menciptakan program pendidikan dan pelatihan (diklat), serta program kesejahteraan sebagai pola dasar pengembangan SDM yang ada. Oleh karena itu, Indosiar memberi kesempatan kepada seluruh karyawannya untuk mempelajari bidang yang diminati, yaitu memberikan kesempatan kepada para karyawan mempelajari dan berlatih berbagai peralatan studio, sehingga memiliki keterampilan penggunaan berbagai sarana untuk tujuan penyiaran. Pada acaraacara tertentu, seperti hari Kartini dan hari Ibu, seluruh penyelenggaraan penyiaran diserahkan kepada karyawan wanita. Hal ini adalah salah satu contoh dari kepercayaan dan kesempatan yang diberikan Indosiar kepada para karyawannya. Tujuan utama yang tersirat adalah memotivasi seluruh karyawan untuk terus giat berlatih dan belajar demi pengembangan mutu diri masing-

46

masing.

Beberapa

pelatihan

dan

kunjungan

kerja

yang

menyangkut

pengembangan wawasan dan keterampilan profesi juga sering dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri (Malaysia, Hongkong, Singapura, dan lain-lain). Selain itu, perusahaan membuka kesempatan bagi para penyandang cacat sebagai karyawan tetap. Hingga saat ini tercatat 42 orang penyandang cacat yang bekerja di bidang keahliannya masing-masing, misalnya untuk operator telepon terdapat 7 orang tuna netra dari 10 karyawan yang ada. Untuk itu, menteri tenaga kerja telah memberikan piagam penghargaan atas kepedulian perusahaan dalam mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat karena telah jauh melebihi ketentuan yang ditetapkan sesuai keputusan No. 205 Tahun 1999 Pasal 4. Walaupun saat ini PT. IVM belum memiliki Serikat Pekerja (KKB) bagi para karyawannya, tetapi upaya untuk menunjang kesejahteraan karyawan perusahaan telah disediakan berbagai sarana dan tunjangan yang dapat dinikmati oleh para karyawannya, antara lain (a) Fasilitas Kerohanian, (b) Program Naik Haji, (c) Pengobatan dan Perawatan Kesehatan, (d) Tunjangan Hari Raya, (e) Bonus Prestasi, (f) Program Dana Pensiun, (g) Jamsostek, (h) Fasilitas kendaraan dinas untuk sebagian karyawan sesuai dengan tugasnya, (i) Program Kepemilikan Kendaraan Bermotor, (j) Fasilitas Kantin dan Prasarananya, (k) Fasilitas Olahraga, (l) Perpustakaan, (m) Kenaikan Gaji Tahunan, (n) Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan Perusahaan, (o) Tunjangan Jabatan, (p) Koperasi Karyawan dan Pasar Murah. Sampai saat ini, perusahaan memiliki karyawan sebanyak 1.725 orang yang seluruhnya adalah berwarga negara Indonesia. Lebih dari 60% dari seluruh karyawan

tersebut

telah

bekerja

sejak

perusahaan

memulai

kegiatan

operasionalnya. Hal ini membuktikan adanya kesuksesan manajemen perusahaan dalam menanamkan etos kerja kepada karyawan, sehingga memacu adanya yang tinggi serta budaya inovasi dari karyawan.

47

Tabel 5. Komposisi pegawai menurut jenjang pendidikan Jenjang Pendidikan Jumlah Karyawan (orang) SD 48 SLTP & SLTA 986 Diploma 236 Sarjana & Pasca Sarjana 454 Jumlah 1.725 Sumber : IVM, 2003

% 3 57 14 26 100

Tabel 6. Komposisi pegawai menurut kelompok usia Kelompok Usia Jumlah Karyawan (orang) >51 56 41-50 224 31-40 937 21-30 508 Jumlah 1.725 Sumber : IVM, 2003

% 3 13 54 29 100

Tabel 7. Kelompok pegawai menurut jabatan Jabatan Jumlah Karyawan (orang) Komisaris 6 Direksi 4 Manager 47 Section Head 77 280 Supervisor Staff 1.311 Jumlah 1.725 Sumber : IVM, 2003

% 3 4 16 76 100

4.1.5. Prestasi dan Penghargaan PT. IVM, Tbk. Karena keberhasilannya dalam usaha di bidang media pertelevisian, maka PT. IVM mendapatkan beberapa penghargaan dari tahun ke tahun. Penghargaanpenghargaan tersebut menjadi suatu kebanggaan yang berarti bagi kalangan perusahaan, sekaligus digunakan sebagai acuan dan motivasi untuk menciptakan program yang lebih baik dan berkualitas di masa mendatang. Prestasi dan penghargaan yang diperoleh PT. IVM dari tahun 1999 s/d 2004 sangat beragam, mulai dari penghargaan dalam kategori program berita, komedi, majalah TV, bincang TV, tayangan khusus, kuis, musik, olahraga, anak-anak, sinetron ramadhan, dan sebagainya. Pihak-pihak yang pernah memberikan penghargaan kepada Indosiar adalah IJTI Awards, Panasonic Awards, Asian Television Awards, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Mark Plus & Co dan Majalah Swa Sembada, Klasifikasi Perusahaan Jakarta Barat, Museum Rekor

48

Indonesia (MURI), Gubernur Propinsi DKI Jakarta, Departemen Pendidikan Indonesia, Universitas Indonesia, Jamsostek, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI, Bursa Efek Jakarta (BEJ), Majalah Investor dan Sony Music Entertainment Indonesia (Lampiran 4). 4.1.6. Fasilitas PT. IVM, Tbk. Keberhasilan industri televisi sangat ditentukan oleh teknologi yang digunakan. Pada awal berdirinya, PT. IVM mengeluarkan biaya lebih dari U$$ 130.000.000 untuk setoran pemegang saham, mendapatkan peralatan audio dan video digital, serta komputer canggih (advance komputer digital equipment) yang menghasilkan mutu gambar lebih baik dan suara lebih jernih dibandingkan dengan sistem analog. Dalam rangka komitmen perusahaan untuk meningkatkan mutu penyiaran, perusahaan terus melakukan investasi dengan membeli peralatan dengan teknologi terbaru. Hal ini akan meningkatkan mutu gambar yang diterima oleh penonton di tiap-tiap tempat. Pada saat ini perusahaan telah menggunakan dana dari kas koperasi untuk memutakhirkan peralatan dengan teknologi terbaru. PT. IVM mempunyai beberapa fasilitas yang dapat menunjang kegiatan usahanya, yaitu : a. Studio Studio terdiri dari studio-studio yang dirancang dengan baik dan merupakan jenis studio dengan mutu tinggi yang digunakan untuk berbagai keperluan. Setiap studio memiliki kamera, lampu (lighting) dan sistem tata suara (sound system). 1) Studio 1 Studio seluas 625 m2 dengan kapasitas 200 tempat duduk ini digunakan untuk acara-acara live, seperti Pesta, Gebyar BCA, Kencan Ena’o, Program satu jam bersama. Disamping itu studio 1 digunakan untuk shooting (record) acara tembang kenangan, Dangdut Ria dan menyambut tamu-tamu penting Indosiar, (misal kunjungan Komisi I DPR RI). 2) Studio 2 Studio seluas 625 m2 digunakan untuk shooting (record) Kampung Srimulat, Hallo Polisi, Horizon dan acara-acara spesial, misalnya kuis

49

valentine yang disiarkan secara langsung dari tanggal 25 Januari - Februari 2005. 3) Studio 3 Studio seluas 450 m2 digunakan shooting (record) acara masak-memasak dan acara religius. 4) Studio 4 Studio ini digunakan untuk siaran langsung berita Fokus, Patroli, Jejak Kasus dan acara infotainment Sensor. 5) Studio 5 Studio yang terletak di Zona E Indosiar ini digunakan khusus untuk siaran langsung “Kuis Siapa Berani” setiap hari Senin - Jumat. 6) Studio cafe Studio cafe yang terletak di induk perusahaan Indocement, khusus digunakan untuk siaran langsung acara KISS. 7) Studio alam Disamping studio-studio tersebut, Indosiar memiliki studio alam yang terletak di Cikampek. Studio ini dipergunakan untuk shooting sinetron laga, seperti Kamandaka dan Api di Bukit Manoreh yang diproduksi pada tahun 2004 oleh Indosiar. b. Post Production Bagian ini meliputi fasilitas editing, audio, tape transfer, sub-titling, computer graphic dan tape library. c. Outdoor Broadcasting van Peralatan ini digunakan untuk meliput program siaran langsung di luar studio maupun rekaman di lapangan terbuka yang letaknya jauh dari kompleks studio perusahaan, fasilitas yang ada dalam OB Van umumnya sama dengan kemampuan studio. d. Electronic Field Production (EFP) EFP digunakan untuk menunjang aktifitas peliputan berita, PT. IVM, memiliki fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan seperti docking camera, portable editing, cut to cut editing dan on line editing.

50

e. Art Disamping fasilitas-fasilitas yang telah dikemukakan, perusahaan juga memiliki fasilitas lain yang erat kaitannya dengan aktifitas artistik-artistik dalam pembuatan sebuah program. f. Ruang Rias dan Ruang Ganti Ruangan ini dipergunakan sebagai tempat make-up dan ruang ganti artis sebelum tampil pada acara yang dilaksanakan di studio Indosiar. g. Mushola Untuk mendukung kehidupan religi di kalangan karyawan perusahaan, maka Indosiar membangun mushola sebagai tempat ibadah. h. Kantin Untuk memudahkan para karyawan menyantap makan siang, tersedia kantin dengan beraneka ragam menu yang lezat dan suasana yang nyaman. i. Koperasi Karyawan Indosiar (KOKARIN) Koperasi ini merupakan wujud kepedulian Indosiar kepada para karyawannya, yaitu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan penukaran kupon karyawan. Koperasi ini berisi makanan dan minuman ringan serta berbagai macam merchandise Indosiar yang buka pada jam kantor setiap hari Senin-Jumat. 4.2. Kegiatan Promosi Pemasaran Indosiar. Promosi adalah hal yang sangat penting, karena merupakan proses komunikasi kepada khalayak untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Promosi yang dilakukan oleh pihak perusahaan lebih kepada eventevent tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan. Kegiatan promosi adalah : 1) Promosi yang sifatnya berkaitan dengan corporate, dimana promosi ini bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan. Misalnya kegiatan-kegiatan sosial, kegiatan-kegiatan pameran dan mensponsori seminar yang sifatnya nasional. 2) Promosi Program, yang diutamakan kepada program-program in house yang diproduksi oleh pihak perusahaan, seperti program AFI, Reinkarnasi, Republik BBM, mimpi-mimpi joice dan lain-lain. Selain itu dilakukan promosi program yang dibeli dari production house, seperti sinetron Pink,

51

Desparate House Wife 2. Apapun yang berkaitan dengan program, baik itu program lama atau program baru, dimana promosi program lama dilakukan utuk mengingatkan para pemirsa TV. 3) Promosi off air, yaitu Indosiar melakukan kegiatan-kegiatan promosi secara below the line melalui sponsor dalam seminar, promo program in house melalui spanduk, umbul-umbul, poster dan above the line melalui promosi di layar kaca Indosiar sendiri dengan teratur untuk mempromosikan suatu program acara di berbagai daerah bersangkutan, misalnya kegiatan ulang tahun Kostrad dimana kegiatan yang dilakukan untuk memeriahkan acara tersebut digelar kejuaraan tinju profesional, memasang umbul-umbul, spanduk, bilboard, dan lain-lain walaupun hanya disekitar area tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain dari itu, bentuk kegiatan promosi off air ini adalah melakukan promo yang ditujukan untuk para penggemar film Korea, dimana setelah memperoleh respon online melalui media internet (www.indosiar.com, 2005), para penggemar film Korea yang ditayangkan oleh Indosiar ternyata telah membentuk suatu komunitas, sehingga untuk merangkul para pemirsa disini, pihak Indosiar akan melakukan suatu program yang melibatkan semua fans dan para duber yang terlibat sebagai tokoh-tokoh dalam film Korea untuk mengadakan suatu acara jumpa fans. Dimana para fans dapat mengetahui apa saja yang akan ditayangkan oleh Indosiar yang berkaitan dengan film Korea, juga pemutaran potongan-potongan film Korea secara live dengan disertai oleh para duber yang mengisi suara film tersebut secara live. 4) Promosi on air, berupa program maupun kegiatan, misalnya kegiatan peduli kasih, tetapi di dalam seluruh program yang ditayangkan selalu dilakukan on air promo secara in house production. Untuk program-program yang sudah bergulir ataupun program program reguler, juga program-program baru yang akan ditayangkan Indosiar dilakukan secara on air, misalnya seperti count down, filler, dan lain-lain. Untuk itu dibentuk tim khusus penyusunan on air promo secara reguler. Dalam kalender kegiatan ini, bagian promo on air, menyusun suatu program acara per bulan.

52

5) Promosi melalui iklan di media cetak, radio dan sebagainya, sehingga Indosiar bekerja sama dengan media partner (Lampiran 3) dalam pelaksanaan promosi, biro iklan dan agensi tidak berperan, karena Indosiar melakukan in house production dimana sebagian besar program acara diproduksi sendiri. Bentuk dari kegiatan promosi ini lebih ke citra corporate dibandingkan ke program, walaupun dalam implementasinya lebih banyak ke program di Indosiar.

4.3. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan dari iklan. Industri Broadcast swasta identik dengan iklan, maka strategi promosi yang disusun oleh pihak perusahaan ditujukan untuk meningkatan pendapatan dari iklan. Faktor-faktor apakah yang dapat meningkatkan pendapatan dari iklan, adalah : 1. Mutu program. Mutu program dalam penentuan strategi promosi pemasaran adalah rating. Semakin tinggi rating, maka pendapatan iklan semakin baik. 2. Segmentasi. Segmentasi yang cocok dan baik akan membantu peningkatan pendapatan iklan, walaupun rating tidak terlalu tinggi. Kemudian publisitas yang dilakukan oleh hubungan masyarakat dengan membuat pemberitaanpemberitaan melalui media cetak/elektronik, seperti press realease dan jumpa fans yang sifatnya gratis. Sedangkan yang bersifat media partner adalah bekerjasama dengan media lain untuk promosi yang bersifat barter. 3. Peralatan dan Fasilitas Peralatan dan fasilitas penyiaran sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi. 4. Harga dan Diskon. Harga kompetitif dibandingkan dengan perusahaan sejenis di TV lain. Diskon (potongan harga) dalam penentuan strategi promosi pemasaran diasumsikan dari cara pandang konsumen, sehingga pemberian diskon tinggi sangat diharapkan konsumen.

53

5. Bonus dan paket sponsorship. Pembelian iklan dalam sistem paket, dimana ada beberapa paket program acara dalam beriklan akan diberikan bonus yang tergantung dari penawaran bonus yang akan diberikan pihak perusahaan, misalnya bila paket yang dipilih 2+1, artinya untuk pembelian 2 spot iklan, akan diberikan gratis 1 spot iklan. Untuk paket sponsorship dalam beriklan, dimana pengiklan memiliki dana cukup besar untuk mensponsori program acara di Indosiar selama program itu berlangsung, maka bonus yang diberikan dapat berupa Iklan, Super Impose (iklan yang muncul di kanan atau kiri layar TV, baik berupa gambar/tulisan), Bumper in dan Bumper out. 6. Billing Commitment. Pihak pengiklan memiliki dana cukup besar dan memiliki komitmen untuk beriklan di Indosiar dalam jangka waktu lama, misalnya 1 tahun, maka diberikan harga khusus. 7. Promo off air dan promo on air Promo off air dilakukan dengan promosi di luar media atau TV Indosiar seperti jumpa fans, lomba, iklan yang bersifat above the line dan Below the line (Koran, radio, billboard, spanduk, dan lain-lain). Promo on air yaitu promosi program-program Indosiar adalah Running text, Bumper, Filler dan Adlips.

4.4. Analisis SWOT 4.4.1. Analisis Faktor Internal Berdasarkan pada data faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan dari iklan serta gambaran umum dari kondisi Indosiar yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dilakukan analisis faktor internal Indosiar sebagai berikut : a. Pemasaran Terdapat sejumlah kekuatan yang dimiliki Indosiar dalam aspek pemasaran, diantaranya adalah : 1) Hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai media partner. Kerjasama yang telah dibina oleh Indosiar dengan berbagai media partner yang ada sudah berlangsung lama sejak Indosiar beroperasi pada tanggal

54

11 januari 1995. Hal ini dapat mendukung pihak perusahaan untuk memperoleh pendapatan iklan yang meningkat. 2) Promosi yang gencar. Indosiar mengasumsikan bahwa promosi merupakan kegiatan yang penting dalam berbagai kegiatan, khususnya industri pertelevisian, sehingga promosi tidak hanya dilakukan oleh pihak public relations department saja, melainkan oleh promotion department (promo off air dan promo on air) juga sales marketing and programming. 3) Berpengalaman dalam menghasilkan program-program acara yang bermutu, dimana diproduksi sendiri oleh pihak perusahaan (in house production), melalui peremajaan atau mempertahankan tayangan yang selama ini terbukti sukses ketimbang memproduksi tayangan baru yang belum tentu efektif. 4) Perseroan dikenal sebagai stasiun televisi dengan terobosan baru di bidang pertelevisian di Indonesia, seperti strategi penayangan program pada hari berurutan, penulisan lirik lagu (subtitle) untuk karaoke pemirsa di rumah, pembuatan program sekaligus media promosi (promotainment), jejak pendapat jarak jauh (telepooling), sponsor produk dalam sebuah program (built in sponsorship), dan penggalangan dana bantuan yang terintegrasi antara telepon, ATM dan program televisi (telethon) yang direspon dengan baik oleh masyarakat. Kelemahan yang dimiliki Indosiar dari segi pemasaran adalah kurangnya jumlah tenaga penjualan yang tersedia. Dengan semakin banyak merek dan produk yang diiklankan, berarti beban pekerjaan semakin meningkat, untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka dibutuhkan tambahan orang seperti tenaga administrasi penjualan untuk memperlancar proses administrasi yang lambat. b. Program Indosiar Dari segi program, acara Indosiar memiliki kekuatan berikut : 1) Menjadi Trend Setter program tayangan Reality Show. Sebagian besar tayangan Indosiar merupakan in house production, dimana pihak perusahaan mampu menciptakan ide kreatif dalam tayangan reality show yang dikemas sedemikian rupa hingga menjadi trend setter untuk

55

acara serupa di stasiun TV lain, seperti AFI, Indonesian Model, AFI Junior dan Reinkarnasi. 2) Dalam pengadaan programnya, Indosiar mengoptimalkan kerjasama dengan beberapa sumber produksi program yang bermutu, baik untuk program asing dan program lokal. Untuk program asing, Indosiar bekerja sama dengan pemasok yang telah memiliki reputasi yang baik dan berpengalaman, demikian juga untuk program lokal. 3) Segmentasi yang tepat untuk sebagian besar program acara yang ditayangkan oleh pihak perusahaan, seperti film Korea, India dan syndicated film. 4) Daya jangkau siaran yang luas, dimana Indosiar memiliki 22 stasiun transmisi yang sudah ada dan 1 stasiun transmisi baru yang dibangun, sehingga siaran Indosiar dapat diterima dengan peralatan televisi biasa lebih dari 130 kota diseluruh Indonesia. Kelemahan yang dimiliki Indosiar dari segi program adalah diversifikasi program kurang variatif. c. Manajemen dan Sumber Daya Perusahaan Sejumlah kekuatan SDM Indosiar adalah : 1) Indosiar mendapat dukungan dari karyawan yang memiliki kemampuan, keahlian, keterampilan, kerja keras dan kerjasama yang erat seluruh karyawan di bidang pertelevisian yang baik di Indonesia. 2) Meningkatkan

kemampuan

tenaga

profesional,

Indosiar

menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan, serta pengadaan program kesejahteraan sebagai pola dasar pengembangan sumber daya manusia. Perseroan memberikan keleluasaan kepada seluruh karyawannya untuk berlatih dan mempelajari berbagai bidang yang diminati dan memotivasi karyawan agar terus giat berlatih dan belajar demi pengembangan mutu diri masing-masing. 3) Indosiar membuka kesempatan kerja bagi para penyandang cacat sebagai karyawan tetap. Hingga kini tercatat 41 orang penyandang cacat yang bekerja di bidang keahliannya masing-masing, diantaranya 10 orang tunanetra untuk operator telepon.

56

4) Beberapa pelatihan atau kunjungan kerja yang menyangkut pengembangan wawasan dan keterampilan profesi juga sering dilakukan, yaitu baik di dalam maupun luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, Hongkong, Jepang, Australia dan Amerika Serikat. 5) Indosiar dalam upaya menunjang kesejahteraan karyawannya telah menyediakan berbagai sarana dan tunjangan yang dapat dinikmati oleh karyawan untuk memotivasi kerja karyawan, seperti gaji yang memadai, tunjangan lain yang baik dan sesuai. Kelemahan dari segi SDM adalah di Indonesia tenaga profesional dalam bidang pertelevisian masih belum begitu banyak, sehingga seringkali terjadi pembajakan karyawan dari berbagai stasiun televisi baru dan stasiun televisi yang bermodal besar. d. Permodalan dan Investasi Sejumlah kekuatan Indosiar dari segi permodalan adalah : 1) Asset perusahaan yang terus meningkat Indosiar semakin banyak melakukan investasi untuk memperluas fasilitas dan sarananya, yaitu

penambahan stasiun transmisi indosiar yang

mencakup lebih banyak population coveraged. Oleh karena itu perbaikan program acara, baik acara reguler maupun non reguler terus ditingkatkan, baik program acara yang di produksi sendiri maupun membeli dari production house, dimana membutuhkan investasi modal yang tidak sedikit. 2) Indosiar yang merupakan leader televisi padat modal memudahkan pihak perusahaan dalam memperoleh modal, karena merupakan perusahaan perseroan, sehingga perluasan target audiens dapat diproyeksikan laba perusahaan dapat meningkat terus. Kelemahan Indosiar dari segi permodalan adalah tantangan dari pihak pesaing yang menawarkan modal dengan porsi lebih besar untuk perbaikan program stasiunnya.

57

Tabel 8. Kekuatan dan Kelemahan Indosiar No Kekuatan No Kelemahan Hubungan kerjasama yang baik Kurangnya jumlah tenaga 1. 1. dengan berbagai media partner. penjualan yang tersedia. Diversifikasi program kurang 2. Promosi yang gencar. 2. variatif.

3.

4

Berpengalaman dalam menghasilkan program-program acara yang bermutu dalam hal in house production Menjadi Trend Setter program tayangan Reality Show.

3.

Tenaga profesional dalam bidang pertelevisian masih belum begitu banyak

4.

Penurunan rating akhir periode 2005.

5

Segmentasi yang tepat untuk sebagian besar program acara yang ditayangkan

5.

6.

Daya jangkau siaran yang luas

6.

7.

SDM yang kreatif, handal dan terlatih melalui pelatihan dan kunjungan kerja.

8.

Insentif yang memadai

9.

Aset perusahaan yang terus meningkat

Tantangan dari pihak pesaing yang menawarkan modal dengan porsi lebih besar. Peralatan dan fasilitas stasiun transmisi yang ada belum mengalami pembaharuan sesuai kemajuan zaman.

4.4.2. Analisa Faktor Eksternal Indosiar Analisis lingkungan eksternal untuk mengetahui sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indosiar dan sejumlah ancaman yang dapat diantisipasi oleh Indosiar berdasarkan pada : 1) Peraturan usaha Peluang yang dimiliki perusahaan adalah peraturan yang tidak mempersulit jalannya operasi perusahaan dan mendukung industri pertelevisian, hal ini memungkinkan Indosiar untuk terus mengembangkan diri sesuai dengan visi dan misi yang diemban. Ancaman Indosiar dari segi peraturan usaha adalah : a. Peraturan pemerintah mengenai komersialisasi TVRI yang kini mulai menayangkan iklan komersial.

58

b. Peraturan yang melarang iklan-iklan tertentu untuk ditayangkan di televisi. c. Peraturan mengenai pembagian belanja iklan dengan televisi kabel. d. Kebijakan pemerintah telah mengakibatkan mudahnya televisi-televisi asing ditangkap di Indonesia melalui parabola, sehingga menambah ketatnya persaingan dalam industri pertelevisian. 2) Teknologi Peluang Indosiar dalam bidang teknologi adalah semakin canggihnya teknologi peralatan yang dapat menunjang mutu siaran televisi di Indonesia, sehingga Indosiar membangun stasiun transmisi baru untuk memperluas daya jangkauan di seluruh nusantara. Ancaman Indosiar dalam bidang teknologi adalah : a. Masuknya televisi kabel di Indonesia. b. Berkembangnya multi media di Indonesia, menyebabkan munculnya media substitusi seperti internet, bioskop dan VCD atau DVD yang dapat mengancam industri pertelevisian. 3) Ekonomi Peluang Indosiar dalam sektor ekonomi adalah : a. Semakin besarnya dan semakin meningkatnya jumlah belanja iklan di Indonesia dari tahun ke tahun, serta makin beragamnya merek produk yang diiklankan, telah mendatangkan keuntungan ekonomi bai Indosiar. b. Televisi yang menjadi kebutuhan bagi setiap rumah tangga untuk memilikinya. c. Kondisi perekonomian yang semakin baik menunjang pertumbuhan perindustrian di Indonesia. Televisi komersial merupakan sarana bagi pemasaran iklan, karena efektif dilakukan pada media televisi. 4) Sosial Peluang Indosiar dari sudut pandang sosial adalah : a. Masyarakat indonesia telah memandang televisi sebagai media utama dalam menyajikan informasi maupun hiburan sesuai dengan kemajuan sosial mayarakat dalam mengkonsumsi berbagai tayangan dari berbagai stasiun TV, sehingga merupakan peluang bagi Indosiar untuk dapat menciptakan program yang diinginkan oleh masyarakat.

59

b. Aktivitas

sehari-hari

yang

telah

menyita

waktu,

mengakibatkan

masyarakat lebih memilih media televisi untuk memperoleh informasi dan hiburan. c. Loyalitas pemirsa terhadap program lokal masih tinggi, seperti program in house yang dmiliki Indosiar. Ancaman dari sudut pandang sosial adalah : a. Evaluasi negatif. Terdapat tendensi bahwa televisi mampu mempengaruhi pemirsa dengan pengaruh negatif lewat sajian-sajian yang mengandung unsur-unsur negatif, seperti kekerasan, kriminal, asusila dan semacamnya. b. Khalayak yang tidak selektif, karena begitu beragamnya stasiun televisi yang ada dan makin variatifnya acara-acara yang disajikan, sehingga semakin sulit untuk mengetahui dengan tepat segmen pasar televisi. 5) Kondisi persaingan Peluang Indosiar dalam menghadapi situasi persaingan adalah : a. Billing Commitment yang dilakukan perusahaan dengan beberapa partner seperti Semen tiga roda (Holcim) dalam program tiga roda show, tabloid gaul dalam program bintang gaul, bank BCA dalam program Gebyar BCA, dan masih banyak lagi merupakan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dari iklan. b. Promo off air dan on air, baik promo melalui in house production seperti AFI, Reinkarnasi, Republik BBM, maupun promo program yang dibeli dari production house seperti sinetron unggulan pink, J, senyumku tangisku, doa, mimpi-mimpi joice yang merupakan peluang bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan minat pemirsa dalam menonton program acara yang telah disusun, sehingga para pemasang iklan tertarik untuk memasang iklan pada program acara tersebut. c. Keunggulan media televisi dalam beriklan membuat media lain tidak dapat bersaing dengan media televisi, dimana pangsa pasarnya lebih dominan pada pemirsa televisi. Ancaman Indosiar dalam menghadapi situasi persaingan adalah : a. Tingginya tingkat persaingan dalam industri, karena makin banyak perusahaan yang masuk dalam industri pertelevisian, sehingga persaingan

60

semakin

ketat

antar

stasiun

televisi

swasta,

terutama

dalam

memperebutkan porsi belanja iklan. b. Harga dan diskon dalam pembelian paket beriklan pada suatu stasiun televisi sangat kompetitif dengan stasiun televisi lain, sehingga persaingan sangat ketat untuk segi harga, serta diskon yang diberikan pihak perusahaan, dimana kekuatan tawar menawar perusahaan lebih rendah dari pihak media partner. c. Bonus dan paket sponsorship dalam pembelian paket iklan sesuai kebijakan perusahaan dan negosiasi terlebih dahulu . d. Setiap stasiun televisi swasta semakin membenahi usaha dan acara-acara yang ditayangkan dengan memperhatikan selera konsumen. e. Terjadinya perang tarif iklan dan perang kegiatan promosi di antara stasiun televisi swasta nasional. 6) Kekuatan pemasok Peluang yang datang dari para pemasok adalah : Jumlah production house yang semakin banyak di Indonesia, menjadikan semaraknya pilihan acara yang ditayangkan. Ancaman yang datang dari para pemasok adalah : a. Dengan semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, pilihan bagi para production house lokal maupun asing untuk memasarkan produknya semakin besar. b. Bagi in house productions yang dilakukan oleh Indosiar terancam mengalami penurunan peminat jika tidak mengalami pembaharuan sesuai selera konsumen. 7) Kekuatan pembeli Peluang Indosiar dalam hal kekuatan pembeli adalah : a. Banyak konsumen yang melihat bahwa periklanan yang efektif melalui media televisi dibandingkan dengan media lainnya. b. Indosiar sebagai salah satu stasiun televisi swasta dapat menjangkau setiap segmen masyarakat dengan jangkauan siaran nasional. c. Jasa dari Indosiar semakin banyak diperlukan sebagai media pemasaran iklan.

61

Ancaman yang dihadapi Indosiar terhadap kekuatan pembeli adalah semakin banyaknya stasiun televisi yang menawarkan program padat rating, telah menyebabkan pengiklan bebas memilih media mana yang akan dipakai. Jika Indosiar tidak melakukan pembaharuan dalam tayangan acara reguler maupun non reguler, maka pihak pemasang iklan akan beralih ke media televisi lain. 8) Produk substitusi Ancaman yang dihadapi Indosiar dalam hal produk subtitusi adalah semakin banyak produk pengganti yang ada seperti internet, VCD/DVD, bioskop yang mengancam media televisi. 9) Kreditur Peluang bagi Indosiar adalah semakin membaiknya citra perusahaan memudahkan

perusahaan

dalam

mendapatkan

pinjaman

kredit

bagi

pengembangan perusahaan. 10) Pekerja Peluang bagi Indosiar adalah seiring perkembangan jaman, maka akan semakin banyak tenaga ahli di bidang pertelevisian di Indonesia Dari uraian yang dikemukakan diatas, maka ditentukan peluang dan ancaman yang dimiliki oleh Indosiar pada Tabel 9. Tabel 9. Peluang dan Ancaman Indosiar No Peluang 1.

Peraturan yang tidak mempersulit

1.

2.

Semakin canggihnya teknologi peralatan

2.

Ancaman Peraturan Pemerintah yang menghambat Masuknya televisi kabel di Indonesia.

3.

Evaluasi negatif

4.

Khalayak yang tidak selektif,

5.

Tingginya tingkat persaingan dalam industri

6.

Harga dan diskon media televisi sangat kompetitif

3. 4. 5.

6.

Kondisi perekonomian yang semakin baik Meningkatnya jumlah belanja iklan di Indonesia Televisi sebagai media utama dalam menyajikan informasi maupun hiburan Billing Commitment

No

62

Lanjutan Tabel 9. No Peluang 7.

Promo off air dan on air

Keunggulan media televisi dalam beriklan dari media lainnya Semakin banyak pemasok, 9. sehingga acara lebih variatif Konsumen lebih banyak memilih 10. beriklan melalui media televisi. Kondisi sosial masyarakat 11. perkotaan, sehingga konsumsi televisi meningkat. 8.

No

Ancaman Persaingan dalam hal Bonus 7. dan paket sponsorship sesuai kebijakan perusahaan Terjadinya perang tarif iklan 8. dan perang kegiatan promosi Periklanan sangat tergantung 9. pada kondisi perekonomian. Kekuatan pembeli atau 10. pengiklan besar. 11. Ancaman produk substitusi.

63

Tabel 10. Matriks SWOT IVM FAKTOR INTERNAL 1. 2. 3.

4. 5. 6. 7.

FAKTOR EKSTERNAL 1. 2. 3. 4. 5.

6. 7. 8. 9. 10. 11.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

PELUANG (Opportunities) Peraturan yang tidak mempersulit Semakin canggihnya teknologi peralatan Kondisi perekonomian yang semakin baik Meningkatnya jumlah belanja iklan di Indonesia Televisi sebagai media utama dalam menyajikan informasi maupun hiburan Billing Commitment Promo off air dan on air Keunggulan media televisi dalam beriklan dari media lainnya Semakin banyak pemasok, sehingga acara lebih variatif Konsumen lebih banyak memilih beriklan melalui media televisi Kondisi sosial masyarakat perkotaan, sehingga konsumsi televisi meningkat ANCAMAN (Threaths) Peraturan Pemerintah yang menghambat Masuknya televisi kabel di Indonesia. Evaluasi negatif Khalayak yang tidak selektif, Tingginya tingkat persaingan dalam industri Harga dan diskon media televisi sangat kompetitif Bonus dan paket sponsorship sesuai kebijakan perusahaan Ancaman produk substitusi. Periklanan sangat tergantung pada kondisi perekonomian. Kekuatan pembeli atau pengiklan besar. Terjadinya perang tarif iklan dan perang kegiatan promosi

8. 9.

KEKUATAN (Strength) Hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai media partner. Promosi yang gencar. Berpengalaman dalam menghasilkan program-program acara yang berkualitas dalam hal in house production Menjadi Trend Setter program tayangan Reality Show. Segmentasi yang tepat untuk sebagian besar program acara yang ditayangkan Daya jangkau siaran yang luas SDM yang kreatif, handal dan terlatih melalui pelatihan dan kunjungan kerja Insentif yang memadai Aset perusahaan yang terus meningkat

1. 2. 3.

4. 5.

6.

Strategi W-O

Strategi S-O 1.

2.

3.

4.

Meningkatkan pendapatan iklan melalui peningkatan mutu program. (S1, S2, S6, S7, O3,O4,O5, O7, O8, O10) Terus melakukan perbaikan dan peningkatan citra perusahaan. (S1, S2, S6, S7, O2, O6, O7, O9) Memperluas daya jangkau dengan membangun stasiun transmisi. (S6, S9, O2) Meningkatkan kerjasama yang baik dengan media partner. (S1, S2, S7, S8, O1, O3, O4, O9)

1. 2.

3.

4.

5.

Strategi S-T 1.

2.

3. 4.

Meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak pengiklan dan pemasok. ( S1, S2, S3, S4, T2, T6, T7) Mengemas paket iklan yang menarik pemasang iklan. (S1, S2, S7, S9, T5, T6, T9, T10, T11) Menayangkan program acara yang menarik. (S3, S4, S5, S7, T3, T4, T5) Berkreasi dalam penayangan program yang akan menjadi trend setter. (S1, S2, S3, S4, T5, T8, T9, T10)

KELEMAHAN (Weaknesses) Kurangnya jumlah tenaga penjualan yang tersedia. DiversiFikasi program kurang variatif. Tenaga profesional dalam bidang pertelevisian masih belum begitu banyak Penurunan rating akhir periode 2005. Tantangan dari pihak pesaing yang menawarkan modal dengan porsi lebih besar. Peralatan dan fasilitas stasiun transmisi yang ada belum mengalami pembaharuan sesuai kemajuan zaman.

Melakukan perekrutan tenaga kerja muda. (W1, W3, O2, O3) Melakukan strategi baru dalam menayangkan program acara reguler. (W2, W4, O4, O9) Memperbaiki dan meningkatkan komunitas pemirsa yang loyal. (W2, W3, O9, O10, O11) Menayangkan acara dengan kemasan yang menarik. (W2, W5, W6, O2, O3, O8, O9) Peningkatan mutu stasiun transmisi yang telah ada. (W6, O1, O2, O4, O5)

Strategi W-T 1.

2.

3.

4.

Meningkatkan mutu program, baik program yang diproduksi oleh production house maupun in house production. (W2, W6, T5, T8) Merekrut tenaga-tenaga profesional yang memiliki ide kreatif dalam industri pertelevisian. (W1, W3, W6 T5, T10) Memberikan diskon kepada pemasang iklan besar. (W2, W5, T10) Mempertahankan acara yang memiliki rating tinggi. (W5, T6, T7, T11)

64

4.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Pemasaran Penyusunan

strategi

perusahaan

lebih

menitikberatkan

pada

citra

perusahaan, sehingga Indosiar melakukan kerjasama dengan berbagai media mitra untuk pencapaian strategi promosi pemasaran. Dalam hal ini terdapat aktivitas media relations PT. IVM. Sebagai salah satu perusahaan nasional yang cukup berhasil, PT. IVM tidak lepas dari peranan media. Oleh karena itu, untuk menjaga citra perusahaan dan eksistensi di tengah ketatnya persaingan dunia pertelevisian di Indonesia, PR Sections PT. IVM melaksanakan beberapa aktivitas media relations sebagai berikut : 1. Press Release Setiap ada kejadian penting yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, maka media harus mengetahui, agar dapat dipublikasikan dengan cepat untuk mendukung keberhasilan suatu kegiatan. Salah satunya melalui press release, ke berbagai media melalui fax. Misalnya penayangan film pink, konser satu jam bersama, konser Reinkarnasi, dan lain-lain yang akan ditayangkan oleh Indosiar. Informasi ini akan dengan cepat diketahui publik. Dengan banyaknya penonton yang menyaksikan suatu program acara, maka semakin tinggi pula rating yang diperoleh. Dalam hal ini berarti terjadi hubungan yang saling menguntungkan (win-win solution) antara Indosiar dengan pihak media, yaitu Indosiar dibantu dalam memperoleh rating yang tinggi dan media mempunyai bahan berita untuk disiarkan. 2. Konferensi Pers (jumpa pers) Konferensi pers adalah kegiatan mengundang dan berdialog dengan sejumlah wartawan pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan materi yang telah dipersiapkan secara matang, dengan sasaran apa yang disampaikan akan dimuat oleh media. Konferensi pers dilakukan berkaitan dengan kejadian-kejadian penting perusahaan, misalnya Public Expose, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Launching program baru, serta kegiatan dan kebijakan penting perusahaan yang perlu diketahui oleh publik.

65

Langkah-langkah PR Section PT. IVM dengan menyelenggarakan konferensi pers : a. Menentukan program apa yang akan disampaikan kepada media. b. Mempersiapkan budget, yaitu semua dana yang akan dikeluarkan termasuk konsumsi, peralatan, penyewaan tempat, akomodasi, transportasi dan uang saku wartawan. Anggaran tersebut akan diserahkan kepada bagian budgeting perusahaan untuk memperoleh dana. c. Menentukan tempat dan waktu berlangsungnya konferensi pers. d. Waktu dan tempat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. e. Menjalin hubungan secara langsung dengan insan-insan pers. 3. Wawancara pers Wawancara pers merupakan salah satu aktivitas media relations yang cukup penting, terutama untuk media ingin mencari informasi mengenai halhal penting yang berkaitan dengan perusahaan. Dalam pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan jadwal sumber berita. Wawancara dilakukan secara langsung di PR Office atau dilakukan melalui telepon. 4. Press Tour Press Tour (Kunjungan Pers) adalah mengorganisir wartawan untuk bersama-sama meliput kegiatan, misalnya shooting sinetron, peresmian stasiun transmisi Indosiar di daerah-daerah, dan sebagainya. Dalam aktivitas ini wartawan bisa menyaksikan secara langsung kegiatan yang sedang dilaksanakan. Aktivitas lain seperti : a. Mengurus proses penggunaan fasilitas transportasi dan penyediaan konsumsi. b. Mendampingi para wartawan dalam liputan shooting sinetron. c. Di lokasi shooting, wartawan dipersilahkan meliput pengambilan adegan dan mengambil gambar-gambar yang diperlukan. Pada saat break shooting, wartawan dapat mewawancarai sutradara dan para pemain. Kesempatan ini dimanfaatkan wartawan untuk mencari berita yang akan dimasukkan ke dalam artikel medianya, misalnya untuk cover, profile, behind the scene, dan lain-lain.

66

5. Monitoring Media Melalui Daily Clipping Monitoring media lebih ditekankan pada berita-berita yang berhubungan dengan perusahaan, apakah berita sesuai dengan informasi yang diberikan kepada media atau belum. Jika informasi yang diberikan tidak sesuai dengan yang diberitakan media, maka PR dapat melakukan keluhan kepada media bersangkutan. Dengan melakukan monitoring, media dapat mengetahui bagaimana persepsi insan pers terhadap perusahaan, sehingga apabila ada sesuatu hal yang sekiranya tidak beres, maka dapat diambil tindakan secepat mungkin. 6. Press Luncheon PR Section PT. IVM mengadakan jamuan makan siang dengan mengundang para wakil media, sehingga pada kesempatan ini pihak media dapat bertemu dengan presiden Direktur untuk mendengarkan perkembangan Indosiar. 7. Media Akses PR Section PT. IVM sangat memperhatikan pelayanan terhadap hal-hal yang dibutuhkan wartawan, baik berupa informasi mengenai programprogram acara, kebijakan-kebijakan perusahaan, sinopsis sinetron, foto-foto pendukung, dan sebagainya. Indosiar membuka akses informasi yang diperlukan oleh media melalui media on-line www.indosiar.com. Disamping itu dapat dikirimkan melalui fax atau datang langsung di kantor PR Indosiar, Jln. Damai No.11 Daan Mogot, Jakarta Barat. Hal ini membuktikan bahwa PT. IVM senantiasa memberikan pelayanan yang baik bagi rekan-rekan wartawan. 8. Press Gathering Press Gathering merupakan kegiatan mengundang wartawan untuk mengunjungi daerah tertentu, sekaligus menikmati obyek wisata yang menarik. Press Gathering merupakan salah satu aktivitas media relations PR PT. IVM, namun dalam kurun waktu beberapa tahun ini, aktivitas ini tidak dilaksanakan akibat padatnya kegiatan-kegiatan pada PR Section.

67

9. Press Briefing Press Briefing merupakan aktivitas media relations PR Section PT. IVM, yaitu dengan menyampaikan informasi mengenai program-program baru kepada media. Misalnya sebelum dilaksanakan program AFI 2006, Reinkarnasi, Republik BBM dan

Satu Jam bersama, maka PR

menginformasikan segala hal yang berkaitan dengan program-program tersebut kepada insan-insan media, baik mengenai sistematika pelaksanaan, segmentasi pasar, kriteria peserta, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar informasi dapat segera disampaikan kepada publik dan untuk mengantisipasi terjadinya miss communications diantara masing-masing pihak.

4.6. Kegiatan Bauran Promosi Perusahaan 4.6.1. Periklanan Kegiatan periklanan di Indosiar dilakukan dengan kerjasama dengan berbagai media partner, seperti surat kabar, tabloid, media on-line, majalah dan televisi. Dimana kegiatannya dilakukan secara above the line dan below the line. Hal ini dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan, karena in house productions tanpa menggunakan jasa agensi maupun biro iklan. Dalam hal ini, Iklan yang merupakan komunikasi non personal untuk menyampaikan suatu informasi harus dapat diimplementasikan dengan baik. Proses komunikasi pada periklanan tidak jauh berbeda dengan proses komunikasi yang memuat unsur komunikator – pesan – media (massa) – komunikan, serta distorsi dan umpan balik. Kegiatan periklanan yang menggunakan above the line adalah menggunakan spanduk- spanduk, billboard, dalam mempromosikan program off air. Spanduk ini ditempatkan di lokasi yang strategis agar dapat dilihat oleh sebanyak mungkin orang untuk mengingatkan dan mendukung kampanye iklan sedangkan kegiatan yang berkaitan dengan below the line adalah, mensponsori kegiatan kemanusiaan seperti program peduli kasih, mensponsori seminar–seminar. Pemasangan poster, spanduk, penyebaran

flyers, stiker, brosur, billboard juga merupakan bentuk

promosi below the line yang dilakukan Indosiar.

68

4.6.2. Personal Selling Penjualan pribadi bagi Indosiar dilakukan dengan In house productions, dimana pihak perusahaan melakukan sendiri kegiatan promosi ke berbagai media mitra, sehingga mutu dari SDM Indosiar dari segi pengalaman kerja benar-benar bermutu dimana bekerja lebih ekstra. Di lain pihak dikarenakan kebijakan manajemen yang memutuskan untuk tidak menggunakan jasa biro iklan maupun agensi, atas dasar pertimbangan biaya yang jauh lebih murah dan menghemat biaya. 4.6.3. Promosi Penjualan IVM melakukan promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen, dimana pihak perusahaan melakukan promosi dari program-program yang ada, undian-undian misalnya program gebyar BCA melalui program kuis misalnya dalam acara gossip, variety show seperti kuis siapa berani, dan bentuk lainnya. Dalam hal ini, pihak perusahaan juga melakukan kerjasama dengan media mitra untuk penyampaian informasi terbaru. Promosi penjualan berkaitan dengan aktivitas periklanan below the line. 4.6.4. Publicity and PR Berkaitan dengan citra perusahaan, dimana pihak perusahaan berusaha untuk tetap menjaga dan meningkatkan citra corporate selama ini. Kegiatan PR lebih menitikberatkan pada hubungan media (media relations) untuk menyampaikan pesan kepada semua orang, kegiatan dari PR ini adalah Press Release, Press Briefing, Media Akses, Monitoring Media Melalui Daily Clipping, Press Tour (Kunjungan Pers), Press Gathering, Wawancara pers, Konferensi Pers (jumpa pers). Teknik-teknik yang dilakukan Indosiar dalam kegiatan publisitas untuk peningkatan citra adalah menggelar film layar lebar indonesia secara berturutturut dan pada saat Indosiar merayakan ulang tahun yang ke 11 pada tanggal 11 Januari 2006 baru melalui konferensi pers. 4.6.5. Pemasaran langsung Pemasaran langsung dilakukan melalui marketing gathering (mengundang agency persentasi tentang program dan memberikan hadiah), persentasi langsung

69

ke agency atau biro iklan, persentasi ke perusahaan atau advertiser, mengirim bahan-bahan marketing ke agency untuk mempromosikan program baru. Dalam hal ini Indosiar merupakan perusahaan broadcast yang 75% program acara diproduksi melalui inhouse dan 25% diproduksi oleh production house. Selain itu, jika dilihat dari sisi biaya (cost), jelas lebih ekonomis melakukan inhouse productions, walaupun masih banyak kekurangan-kekurangan dari berbagai faktor seperti kekampuan perusahaan dalam membuat program acara misalnya sinetron AFI yang masih memiliki kekurangan dari segi kualitas gambar, dimana lebih kepada teknis.

4.7. Analisa Pemilihan Strategi Promosi Pemasaran Indosiar 4.7.1. Identifikasi Faktor Penyusun Strategi Promosi Pemasaran Indosiar Dalam menentukan strategi promosi pemasaran bagi perusahaan digunakan metode PHA untuk membantu pencapaian tujuan yang diinginkan. Struktur hierarki yang disusun meliputi lima unsur, yaitu goal, faktor, aktor, tujuan dan alternatif. Didalam penentuan faktor-faktor dari masing-masing unsur dilakukan dengan wawancara terlebih dahulu kepada pihak internal perusahaan yang benar-benar menguasai bidang promosi dan hasil hierarkinya telah dikonfirmasikan kembali kepada pihak perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan konfirmasi kepada pihak perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam peningkatan pendapatan iklan sebagai penyusunan strategi promosi pemasaran di Indosiar, Tbk adalah Mutu Program, Segmentasi, Peralatan dan Fasilitas, Harga dan Diskon, Bonus dan Paket Sponsorship, Billing Commitment, Promo off air dan on air. 4.7.2. Aktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Strategi Promosi Indosiar. Aktor-aktor yang berkompeten didalam penyusunan strategi promosi pemasaran untuk peningkatan pendapatan iklan di PT. IVM, Tbk adalah Senior Executive of Publicity and Promotion, General Manager Marketing, General Manager PR, Sales Marketing and Programming. Senior Executive of Publicity and Promotion (SEP). SEP bertanggung jawab dalam keseluruhan kegiatan promosi di perusahaan, baik off air maupun on

70

air. SEP bertugas menata, mengkoordinir dan mengawasi pengkoordinasian event off air dan promosi, menangani citra grafik, art managing from concept to final art work, Designing dan lainnya. Posisi dalam bidang pemasaran memiliki tugas untuk mengkonsep kegiatan promosi dan publisitas, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan terhadap konsep kegiatan yang telah dirancangnya. General Manager Marketing (GM). Posisi dalam perusahaan sebagai direktur utama di bawah Presiden Komisaris dan Komisaris, General Manager Marketing bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan teknis dan taktis departemen pemasaran dan pemrograman Indosiar sebagai stasiun TV, dimana memiliki kapasitas untuk memberikan pertimbangan dan memberi input dalam pemilihan strategi promosi demi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. General Manager Public Relation (PR), dimana kegiatan publisitas dan hubungan masyarakat ini mencakup berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. Publisitas merupakan salah satu alat potensial dalam mengkomunikasikan produk perusahaan. PR berada di bawah corporate secretary departement. Kegiatan PR ini bersifat internal maupun eksternal. Kegiatan internal mencakup library, In house program documentation dan special events. Sedangkan kegiatan eksternal mencakup kegiatan Media Relations, community dan corporate relations, ticketing & protocoler, program peduli kasih dan hotline service. Sales

Marketing

and

Programming

(SM&PROG).

Posisi

ini

bertanggungjawab dalam menyusun program-program penyiaran yang akan ditayangkan, membuat pola program dan pengalokasian waktu penayangan program acara tersebut dengan tepat agar program acara tersebut dapat menjadi aset bernilai jual yang menguntungkan perusahaan. Bagian ini mempromosikan apa yang dimiliki Indosiar untuk digunakan oleh perusahaan, organisasi atau individu yang ingin menggunakan jasa Indosiar. Termasuk pula didalamnya prosedur pemasangan iklan dengan memberikan informasi mengenai tarif dan rating iklan kepada biro iklan. Disamping itu, juga bertugas mengatur kunjungan biro iklan dan mengikuti marketing gathering.

71

SM&PROG merupakan poin utama dalam penentuan mutu program yang berdaya jual tinggi agar pendapatan perusahaan meningkat, maka aktor ini berperan penting dalam penyusunan program acara yang bermutu. 4.7.3. Tujuan Promosi Dalam kegiatan promosi ini, perusahaan memiliki empat tujuan, yaitu meningkatkan TV rating dan TV share, meningkatkan brand image perusahaan, meningkatkan market share perusahaan dan meningkatkan revenue advertising. Meningkatkan TV Rating dan TV Share. Dengan strategi promosi pemasaran di dalam perusahaan yang tepat, diharapkan mampu meningkatkan perolehan rating. Bagaimanapun TV rating dan TV share untuk bisnis di bidang broadcasting ini sangat penting, karena merupakan ukuran keberhasilan suatu program stasiun TV dikemukakan oleh AC Nielsen, MRI dan lainnya. Meningkatkan Brand Image perusahaan, dimana brand image perusahaan yang sudah ada saat ini diharapkan dapat lebih meningkat lagi, yaitu berkaitan dengan positioning perusahaan yang sangat penting. Dimana positioning dari PT. IVM, Tbk ini adalah infotainment, yaitu informasi dan entertainment. Meningkatkan Market Share perusahaan. Dalam hal ini, pihak perusahaan tentu saja menginginkan peningkatan pangsa pasar pemirsa, dalam hal persaingan dan strategi usaha, kompetisi yang dihadapi oleh industri televisi di Indonesia relatif ketat. Persaingan berawal dari program acara yang ditayangkan dalam upaya untuk merebut pangsa pasar (market share) pemirsa. Tujuan selanjutnya adalah Meningkatkan Revenue Advertising untuk mencapai Market Revenue yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan iklan merupakan tumpuan hidup televisi-televisi swasta. Biaya operasionalnya diambil sebagian besar dari pemasukan iklan yang ditayangkan. Sehingga iklan dan televisi bagaikan hubungan ikan dengan air. Sulit dipisahkan, setidaknya jika dilihat dari sejarah pertelevisian Negara lain. 4.7.4. Alternatif Strategi Promosi Pemasaran Indosiar. Setelah mengetahui faktor-faktor, aktor dan tujuan yang dapat meningkatkan pendapatan dari iklan dalam penyusunan strategi promosi perusahaan, maka

72

perusahaan memiliki lima alternatif yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan promosi, yaitu : 1. Menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada seperti berita dan hiburan, serta menambah berbagai program acara yang baru. Meningkatkan produktivitas program in house, baik mutu maupun kuantitas, untuk mendorong penjualan iklan, baik prime time maupun non prime time, perseroan juga menciptakan sistem kerja baru dalam menghasilkan produksi lokal, drama dan non drama. 2. Mengembangkan jangkauan siaran dengan memperluas jaringan ke daerahdaerah yang belum terjangkau stasiun transmisi yang ada dengan terus meningkatkan dan memperbaiki mutu siaran atau membangun stasiun transmisi baru. 3. Bekerja sama dengan pihak lain untuk mendorong kegiatan penjualan dan pemasaran melalui share sms, premium call dan melalui film layar lebar agar dapat menggali pendapatan lain di luar program yang sudah ada. 4. Membentuk komunitas pemirsa yang loyal terhadap program-program Indosiar dengan mencoba saluran pemasaran lain dalam upaya merambah segmen baru seperti teknologi sms, premium call, vcd, kaset dan film layar lebar dimana pergerakannya mengikuti tren pasar. 5. Bekerjasama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi yang mempunyai bisnis inti yang sama dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas.

73

4.8. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Pemasaran menggunakan PHA 4.8.1. Hasil Pengolahan Data secara Vertikal menggunakan PHA. Analisis Pemilihan Strategi Promosi Pemasaran terhadap Peningkatan Pendapatan Iklan

Fokus

Faktor

MP 0,33

Aktor

SM&PROG 0,280

Tujuan

S 0,21

TVSR O,214

Alternatif

A 0,283

PF 0,09

HD 0,14

GM 0,396

BC 0,05

PR 0,105

BI 0,235

B 0,149

BS 0,08

SEP 0,170

MS 0,232

C 0,121

P 0,11

RA 0,143

D 0,106

E 0,131

Gambar 6. Hasil pengolahan struktur hierarki pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran Dari gambar hierarki (Lampiran 6) di atas dapat disimpulkan bahwa paket strategi promosi pemasaran yang tepat adalah berfokus pada peningkatan pendapatan iklan dengan mengutamakan perbaikan dan peningkatan dari mutu program dimana General Manager Marketing menjadi aktor utama, sehingga pencapaian Brand image Corporate lebih mudah dicapai melalui penerapan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada seperti berita dan hiburan, serta menambah berbagai program acara yang baru. Meningkatkan produktivitas program in house, baik kualitas maupun kuantitas, untuk mendorong penjualan iklan, baik prime time maupun non prime time, perseroan juga menciptakan sistem kerja baru dalam menghasilkan produksi lokal, drama dan non drama.

74

Keterangan : (1) Fokus

: Pemilihan Strategi Promosi yang tepat.

(2) Faktor

: Kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi pemasaran.

- MP

: Mutu Program.

-S

: Segmentasi.

- PF

: Peralatan dan Fasilitas.

- HD

: Harga dan Diskon.

- BS

: Bonus dan Paket Sponsorship.

- BC

: Billing Commitment.

-P

: Promo Off air dan On air.

(3) Aktor

: aktor-aktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi pemasaran.

- SEP

: Senior Executive of Publicity and Promotion.

- GM

: General Manager Marketing.

- PR

: Public Relation.

- SM&PROG : Sales Marketing and Programming. (4) Tujuan

: Tujuan kegiatan promosi yang ingin dicapai perusahaan.

- TVSR

: TV Rating dan TV Share.

- BI

: Brand image.

- MS

: Market Share.

- RA

: Revenue advertising.

(5) Alternatif : alternatif-alternatif strategi untuk mencapai tujuan strategi promosi pemasaran. a: Menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada seperti berita dan hiburan, serta menambah berbagai program acara yang baru. Meningkatkan produktivitas program in house, baik mutu maupun kuantitas, untuk mendorong penjualan iklan, baik prime time maupun non prime time, perseroan juga menciptakan sistem kerja baru dalam menghasilkan produksi lokal, drama dan non drama. b: Mengembangkan jangkauan siaran dengan memperluas jaringan ke daerahdaerah yang belum terjangkau stasiun transmisi yang ada dengan terus

75

meningkatkan dan memperbaiki mutu siaran atau membangun stasiun transmisi baru. c: Bekerja sama dengan pihak lain untuk mendorong kegiatan penjualan dan pemasaran melalui share sms, premium call dan melalui film layar lebar agar dapat menggali pendapatan lain di luar program yang sudah ada. d: Membentuk komunitas pemirsa yang loyal terhadap program-program Indosiar dengan mencoba saluran pemasaran lain dalam upaya merambah segmen baru seperti teknologi sms, premium call, vcd, kaset dan film layar lebar dimana pergerakannya mengikuti tren pasar. e: Bekerjasama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi yang mempunyai bisnis inti yang sama dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, aktor yang berkepentingan, tujuan yang ingin dicapai dan alternatif yang dapat membantu mencapai tujuan, disusun struktur hierarki yang terdiri dari lima tingkat seperti yang terlihat pada Gambar 7, dimana tingkat 1 adalah fokus, tingkat 2 adalah faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi, tingkat 3 adalah aktor-aktor yang berkepentingan dan memiliki peranan dalam menyusun strategi promosi pemasaran, tingkat 4 adalah tujuan yang ingin dicapai perusahaan dan tingkat 5 adalah alternatifalternatif yang dapat dipilih perusahaan untuk mencapai tujuan promosinya. Pengolahan data dilakukan pada setiap level terhadap faktor pada level di atasnya. Dari hasil pengolahan PHA didapatkan dua sudut pandang pengolahan, yaitu pengolahan vertikal dan horizontal. Pengolahan vertikal akan menunjukkan alternatif strategi promosi yang dapat dipilih dan bobot pada masing-masing faktor pada tiap levelnya setelah dilakukan penggabungan pendapat dengan pendapat

lain

yang

konsisten,

sedangkan

pengolahan

horizontal

lebih

menunjukkan besarnya tingkat pengaruh suatu unsur yang satu dengan unsur yang lainnya terhadap semua faktor.

76

Tabel 11. Susunan prioritas faktor-faktor penyusun strategi promosi pemasaran, 2006 Level 2/Faktor Bobot Aktor Prioritas Mutu Program 0,33 1 Segmentasi 0,21 2 Harga dan Diskon 0,14 3 Promo off air dan On air 0,11 4 Peralatan dan Faslilitas 0,09 5 Bonus dan Paket Sponsorship 0,08 6 Billing Commitment 0,05 7 Berdasarkan pengolahan data primer yang telah dilakukan pada level kedua, faktor mutu program merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam strategi promosi pemasaran dengan nilai bobot 0,33 (Tabel 5). Faktor-faktor yang menjadi prioritas selanjutnya dalam penyusunan strategi promosi pemasaran adalah Segmentasi (bobot 0,21), faktor harga dan diskon (bobot 0,14), selanjutnya faktor promo off air dan on air (bobot 0,11), faktor peralatan dan fasilitas (bobot 0,09), faktor bonus dan paket sponsorship (bobot 0,08), suatu faktor Billing Commitment (bobot 0,05). Faktor mutu program, mutu program siaran menjadi penentu keberhasilan kegiatan usaha di bidang penyiaran televisi. Semakin tinggi mutu program yang ada, maka akan semakin tinggi rating yang diperoleh. Hal tersebut merupakan prioritas utama dalam strategi promosi pemasaran terhadap peningkatan pendapatan iklan, karena pihak perusahaan berpendapat bahwa jika mutu dari program-program acara yang ditayangkan di Indosiar baik, maka rating dari program acara tersebut meningkat, sehingga pemasangan iklan dari para klien ke program-program acara yang ratingnya tinggi, baik di waktu prime time, early fringe time, day time, late fringe time, maupun late night time semakin meningkat. Oleh karena itu pendapatan yang berasal dari iklan menjadi meningkat. Faktor yang menjadi prioritas kedua adalah Segmentasi. Memahami arti pentingnya mutu yang harus dicapai, PT. IVM terus berupaya untuk meningkatkan mutu program siaran. Untuk itu, dalam menyusun program siarannya, Indosiar berusaha memahami minat dan selera para pemirsanya, serta mempertimbangkan siklus kegiatan yang dilakukan audiens dengan cara menempatkan suatu program acara pada jam penayangan yang tepat. Hal ini

77

menuntut pihak perusahaan untuk menentukan segmentasi yang cocok dan baik dari suatu program acara yang membantu meningkatan pendapatan yang berasal dari iklan, walaupun rating tidak terlalu tinggi, sehingga dilakukan publisitas oleh hubungan masyarakat, yaitu membuat pemberitaan-pemberitaan melalui media cetak/elektronik, seperti press realease, jumpa fans yang sifatnya gratis. Sedangkan yang bersifat media mitra adalah bekerjasama dengan media lain untuk promosi yang bersifat barter. Harga dan diskon menjadi faktor yang ketiga dalam penyusunan strategi ini. Persaingan harga dan penawaran diskon yang beragam ditawarkan oleh berbagai stasiun televisi swasta untuk menarik para biro iklan agar mau membeli spot iklan yang ditawarkan. Diskon dalam penentuan strategi promosi pemasaran diasumsikan dari cara pandang konsumen, sehingga pemberian diskon tinggi sangat diharapkan konsumen. Promo off air dan on air. Kegiatan promo ini dilakukan secara above the line dan below the line untuk Promo off air, dalam hal pencapaian target yang diinginkan perusahaan, maka faktor ini dilaksanakan setelah diutamakan faktorfaktor di atas terlebih dahulu, sedangkan promo on air adalah promosi programprogram Indosiar sendiri (in house) melalui layar kaca sendiri seperti Running text, Bumper, Filler, Adlips. Perusahaan menilai bahwa memproduksi sendiri akan lebih dapat meningkatkan pendapatan iklan dengan asumsi apa yang diproduksi tersebut bermutu tinggi, sehingga dapat meningkatkan rating, maka memudahkan untuk mendapatkan produk siaran, memberikan keleluasaan dalam memproduksi berbagai jenis program yang diinginkan, menghemat waktu produksi dan kontrol kualitas, menunjang upaya untuk mengembangkan sumber kepustakaan (stock shot). Selanjutnya adalah peralatan dan fasilitas, dimana pihak perusahaan merasa bahwa peralatan dan fasilitas ini senantiasa harus mengalami pembaharuan mengikuti perkembangan zaman, dalam hal ini dilakukan perbaikan terus menerus dari waktu ke waktu, karena jika mutu program yang baik tidak didukung oleh peralatan dan fasilitas yang baik, maka akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

78

Bonus dan Paket Sponsorship menjadi faktor selanjutnya dalam strategi promosi pemasaran terhadap peningkatan pendapatan iklan, dimana pihak perusahaan berusaha untuk memberikan bonus dan paket yang menarik dan menguntungkan untuk para klien dan biro iklan yang membeli spot iklan di Indosiar, paket yang ditawarkan bersifat fleksibel. Billing Commitment menjadi faktor selanjutnya dalam penyusunan strategi promosi pemasaran terhadap peningkatan pendapatan iklan di Indosiar, hal ini dikarenakan faktor ini tidak banyak peminat pihak pengiklan yang ingin menggunakan faktor ini, jika program acara yang diajukan untuk mensponsori suatu acara dari program tersebut dinilai tidak memiliki prospek yang baik. Oleh karena itu pihak perusahaan harus mengemas program acara yang baik agar pihak pengiklan mau melakukan billing Commitment. Tabel 12. Susunan prioritas aktor yang berkepentingan dalam strategi promosi pemasaran pada tahun 2006. Level 3/ bobot Urutan Aktor gabungan aktor Prioritas 0,4 1 General Manager Marketing 0,3 2 Sales Marketing & Programming Senior Executive of Publicity and 0,2 3 Promotion 0,1 4 General Manager Public Relation Berdasarkan tingkat kepentingan pada level aktor dalam penyusunan strategi promosi pemasaran, yang memiliki pengaruh lebih besar adalah GM dengan bobot 0,4. Aktor ini memiliki kewenangan tinggi, karena segala kebijakan bermula dari GM, kemudian bagian promosi, humas dan program mengikuti dan melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan bersama mengenai suatu kebijakan tertentu. Aktor lain yang prioritasnya di bawah GM adalah SM&PROG memiliki bobot 0,3, karena memiliki pengaruh sangat kuat dalam pencapaian tujuan perusahaan untuk peningkatan pendapatan iklan. Bagaimanapun juga pihak perusahaan menjual program yang menarik dan diminati masyarakat yang merupakan titik tolak dari industri pertelevisian. Jika suatu stasiun TV tidak memiliki program unggulan, maka tidak dapat dijual dengan harga tinggi untuk pemasangan spot iklan pada program acara tersebut. Oleh karena itu bagian

79

program dan sales marketing benar-benar menuntut SDM yang kreatif dan inovatif, sehingga dalam persaingan program acara di berbagai stasiun televisi bisa teratasi dengan baik. Aktor ini mempromosikan apa saja yang dimiliki Indosiar yang dapat digunakan oleh perusahaan, organisasi atau individu yang ingin menggunakan jasa Indosiar. SEP dengan bobot nilai 0,2. Dalam hal ini, SEP memiliki pengaruh cukup kuat yang ketiga setelah GM, karena bagaimanapun segala keputusan berada di tingkat atas ke tingkat bawah, SEP menjadi aktor berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi pemasaran dalam peningkatan pendapatan iklan. Hal ini dikarenakan program sebaik apapun jika tidak didukung oleh promosi yang baik, maka program yang baik ini tidak akan dikenal oleh masyarakat, sehingga para klien enggan membeli spot iklan untuk program. Bagian promosi berfungsi untuk mendukung SM &PROG yang sudah menyusun program sedemikian rupa, oleh karena itu promosi sangat penting dalam berbagai hal. Aktor yang memiliki peranan ke empat adalah PR yang memiliki bobot 0,1. PR bertugas menciptakan citra positif perusahaan kepada masyarakat luas, menjadi komunikator perusahaan dan bertindak sebagai juru bicara (spoken person) perusahaan sehubungan dengan kebijakan-kebijakan yang dijalankan, menginformasikan acara-acara dan kegiatan-kegiatan perusahaan kepada publik, melaksanakan kegiatan eksternal dan internal perusahaan, berperan didalam publikasi program-program ke masyarakat, biro iklan, media partner, menjalin hubungan secara langsung dengan insan-insan pers, menentukan program apa saja yang akan disampaikan kepada media, mempersiapkan budget. Dalam penyusunan strategi, aktor PR lebih memiliki pengaruh kepada pencapaian dan peningkatan citra perusahaan di masyarakat. Tabel 13. Susunan prioritas tujuan promosi yang ingin dicapai perusahaan pada tahun 2006 Level 4 / Bobot Gabungan Urutan Tujuan Tujuan Prioritas Brand Image 0,235 1 0,232 2 Market Share 0,21 3 TV Rating dan TV Share 0,14 4 Revenue Advertising

80

Tujuan promosi pemasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah Brand Image yang paling berpengaruh (bobot 0,235). Tujuan ini menjadi prioritas utama, karena keadaan perusahaan saat ini sedang mengalami masa transisi, yaitu brand image perusahaan menjadi sedikit menurun. Oleh karena itu, pihak perusahaan sedang gencar untuk melakukan peningkatan brand image kepada khalayak. Perusahaan berasumsi bahwa jika faktor yang satu ini sudah meningkat, maka tidak akan sulit untuk menarik para investor untuk menanamkan sahamnya di Indosiar, lalu perbaikan diberbagai sisi, sehingga berimbas kepada peningkatan pendapatan iklan pada akhirnya. Market Share, dengan bobot 0,232 didasarkan pada fakta jika brand image sudah meningkat, maka secara tidak langsung market share akan meningkat. Dalam hal persaingan dan strategi usaha, kompetisi yang dihadapi oleh industri televisi di Indonesia relatif ketat. Persaingan berawal dari program acara yang ditayangkan dalam upaya merebut pangsa pasar (market share) pemirsa untuk menyiasati kompetisi agar bisa survive, terutama pendapatan dari iklan. Adanya perbaikan secara simultan dari faktor-faktor yang mendasar, maka faktor yang lainnya akan dengan mudah dicapai perbaikan dan peningkatannya. TV Rating dan TV Share memiliki bobot 0,214. Peningkatan TV Rating dan TV Share terjadi, dimana jika masyarakat loyal dan puas akan programprogram acara yang disajikan dan sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai program acara yang disajikan dari berbagai segmen, maka secara tidak langsung TV Rating dan TV Share akan meningkat, dengan tetap memantau hasil riset AC Nielsen. Revenue Advertising dengan bobot nilai 0,143, Rentetan dari persaingan untuk belanja iklan merupakan pendapatan utama bagi industri televisi. Namun demikian upaya meraih porsi dari belanja iklan, Indosiar perlu berbagi dengan televisi kabel dan industri di luar televisi, seperti industri Koran, majalah dan radio.

81

Tabel 14. Susunan prioritas alternatif yang dipilih perusahaan pada tahun 2006 Bobot Urutan Level 5 / Gabungan Prioritas Alternatif Alternatif 0,3 1 Menerapkan strategi baru Dalam penayangan program acara regular (a) Membangun stasiun transmisi (b)

Bekerja sama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi

0,2

2

0,13

3

0,12

4

0,11

5

(e)

Bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar pogram yang ad (c) Membentuk komunitas pemirsa yang loyal (d)

Hasil akhir pengolahan data secara vertikal menunjukkan bahwa alternatif strategi promosi pemasaran (a), yaitu strategi menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler merupakan prioritas utama (bobot 0,3). Dengan strategi baru tersebut, pemirsa TV diharapkan tidak mengalami titik kejenuhan dengan program reguler yang ada, maka strategi baru menjadi prioritas utama dalam alternatif strategi promosi pemasaran. Pembaharuan dan perbaikan di berbagai bidang ini ditujukan agar pemirsa tetap loyal pada program-program yang ditayangkan, sehingga Indosiar kembali memperoleh rating pertama di dunia pertelevisian. Membangun stasiun transmisi (b) (bobot 0,2) merupakan alternatif untuk meningkatkan

pendapatan

iklan

secara

tidak

langsung,

karena

terjadi

pengembangan jangkauan siaran dengan memperluas jaringan kedaerah-daerah yang belum terjangkau stasiun transmisi dan memperbaiki mutu siaran. Sejauh ini daya tangkap di daerah Jabotabek kurang baik, karena stasiun transmisi yang ada dibangun sebelum adanya gedung-gedung tinggi pada saat ini, sehingga stasiun transmisi terhalang oleh gedung-gedung tinggi tersebut. Bekerjasama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (e) dengan bobot nilai 0,13. Dalam hal ini perusahaan tidak dapat bekerja sendiri dalam pelaksanaan untuk menyusun strategi promosi pemasaran dengan prinsip win-win solution, maka perlu adanya kerjasama dengan berbagai media, baik

82

media cetak maupun elektronik agar pendapatan iklan meningkat. Kerjasama ini bisa dilakukan melalui sponsor dalam berbagai acara yang dilaksanakan. Bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar pogram yang ada (c) dengan bobot nilai 0,12. Dalam hal ini pihak perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak luar dalam peningkatan pendapatan di luar program dan mendorong kegiatan penjualan, serta pemasaran melalui share sms, premium call dan melalui film layar lebar agar dapat menggali pendapatan lain di luar program yang sudah ada. Membentuk komunitas loyal (d) terhadap program-program Indosiar (bobot 0,11), Indosiar mencoba saluran pemasaran lain dalam upaya merambah segmen baru seperti teknologi sms, premium call, vcd, kaset dan film layar lebar, dimana pergerakannya mengikuti tren pasar. Dalam hal ini perusahaan mencoba untuk merangkul pemirsa dengan segmen yang berbeda, dimana pemirsa televisi dapat membeli kaset yang diproduksi oleh salah satu label musik dengan kerjasama melalui program AFI, pemirsa juga dapat menonton film layar lebar maupun sinetron yang diproduksi sendiri oleh in house production Indosiar. 4.8.2. Hasil Pengolahan Data secara Horizontal dengan PHA. Pengolahan data secara horizontal akan menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam satu level hierarki dengan unsur-unsur lainnya di level hierarki berbeda. Dari pengolahan data horizontal akan terlihat tingkat pengaruh antara satu faktor terhadap sejumlah faktor lainnya pada level hierarki di bawahnya. Tabel 15. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar unsur pada level 3 pada tahun 2006 AKTOR/ FAKTOR

SMPROG

GM

PR

SEP

BOBOT AKTOR

MP SEG PF HD BS BC P

0,2572 0,2754 0,3408 0,2597 0,3527 0,1626 0,3386

0,4912 0,3645 0,287 0,4895 0,3436 0,4972 0,1263

0,0796 0,1415 0,0946 0,0914 0,0969 0,0866 0,1565

0,172 0,1218 0,187 0,1488 0,1472 0,2497 0,2584

0,328724229 0,208230126 0,087417002 0,141085921 0,082600370 0,047170081 0,104772271

Dari Tabel 12 terlihat, aktor yang berpengaruh dalam menentukan Mutu program adalah GM, dengan nilai 0,4912. GM memiliki kewajiban menilai mutu

83

dari suatu program acara, apakah bermutu dan memiliki nilai jual tinggi, dalam artian program acara tersebut menjadi pilihan pemirsa, sehingga TV rating meningkat. Pihak berikutnya dengan tingkat pengaruh terhadap mutu program adalah berturut-turut adalah SM&PROG dengan nilai 0,2572. Aktor ini bertanggungjawab atas penyusunan program dan jadwal penayangan acara yang akan

ditayangkan

selama

kurun

waktu

tertentu,

juga

menjual

dan

menginformasikan program acara kepada media partner, sehingga jelas sudah bahwa SM&PROG memiliki uruta kedua terpenting setelah GM, kemudian aktor selanjutnya adalah SEP dengan nilai 0,172 yang lebih leluasa mempromosikan program acara bermutu untuk ditayangkan, sehingga menjadi prioritas ketiga. Aktor yang memiliki prioritas terakhir adalah PR dengan nilai 0,0796. PR lebih memiliki tanggungjawab kepada peningkatan brand image perusahaan. Berkaitan dengan faktor Segmentasi, pihak yang paling berpengaruh adalah GM dengan nilai 0,3645 karena GM tetap memiliki kewenangan penuh dalam semua kegiatan perusahaan, termasuk menentukan segmen yang tepat untuk suatu program acara. Semua keputusan pada awalnya berdasarkan keputusan GM, dimana kedudukannya berada langsung berada di bawah komisaris, maka aktor ini memiliki tanggung jawab penuh dalam kegiatan produksi perusahaan. Aktor selanjutnya yang memiliki pengaruh kedua adalah SM&PROG dengan nilai 0,2754, kemudian P) memiliki pengaruh ketiga dengan nilai 0,1415, terakhir aktor yang memiliki pengaruh kecil dalam faktor segmentasi adalah SEP dengan nilai 0,1218. Dalam hal Peralatan dan fasilitas, pihak yang memiliki pengaruh utama adalah SM&PROG, dengan nilai 0.3408. Kegiatan dari SM&PROG ini akan lebih mengutamakan peralatan dan fasilitas untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan, misalnya saja agar tim sales berhasil menjual program maka perlu didukung oleh stasiun transmisi yang menggunakan peralatan dan fasilitas teknologi yang baik pula dimana daya jangkau yang semakin luas akan dapat menjangkau pasar yang luas pula. Pihak lain yang memiliki pengaruh selanjutnya adalah GM dengan nilai 0,287, dan dengan nilai 0,187 tersebut dimana bekerjasama dengan divisi lain yaitu Informations Technology Departement. Kegiatan promosi dilakukan melalui promo off air dan promo on air memerlukan

84

peralatan dan fasilitas yang memadai. Sesuai dengan kebutuhan, terakhir adalah PR dengan nilai 0,0946. Dalam hal harga dan diskon, pihak yang memiliki pengaruh tertinggi adalah GM dengan nilai 0,48954, karena GM memiliki tanggungjawab langsung di bawah komisaris, sebagai pelaksana produksi, maka kesepakatan mengenai harga dan diskon merupakan kewenangan dan tanggungjawab GM. Pihak selanjutnya yang berpengaruh adalah SM&PROG dengan nilai 0,2597, pihak selanjutyna adalah SEP dengan nilai 0,1488, terakhir adalah PR dengan nilai 0,0914. Berkaitan dengan Bonus dan paket sponsorship, pihak yang sangat berpengaruh adalah SM&PROG dengan nilai 0,3527 memiliki peran dalam kegiatan penjualan program-program acara yang dimiliki perusahaan, sehingga aktor ini perlu menawarkan bonus dan paket sponsorship pada pemasang iklan agar mau memasang iklan di perusahaan, GM dengan nilai 0,345, GM tetap memiliki kewenangan dalam bonus dan paket sponsorship untuk pemasangan iklan, lalu SEP dengan nilai 0,1472, PR dengan nilai 0,0969. Pada dasarnya seorang GM memiliki pengaruh paling penting dalam hal Billing Commitment (nilai 0,4972), dimana memiliki kewenangan dalam segala hal, terutama kegiatan kontrak yang membutuhkan tanggungjawab penuh menurut kesepakatan bersama dengan klien, berikutnya SEP dengan nilai 0,2497, SM&PROG dengan nilai 0,1626 dan PR dengan nilai 0,0866. Dalam kegiatan Promo off air dan on air, pihak yang memiliki pengaruh penting adalah SM&PROG dengan nilai 0,3386, bertanggung jawab atas penyusunan program, promosi dan jadwal penayangan acara yang akan ditayangkan selama kurun waktu tertentu, sehingga sebelum kegiatan promo ini dapat dilakukan harus menyusun program-program yang menarik. Selanjutnya adalah SEP dengan nilai 0,2584, mendukung program acara yang telah disusun, sehingga melalui promo off air dan on air dapat menyampaikan tujuan dari PR kepada masyarakat dalam bidang pemasaran untuk mengkonsep kegiatan promosi dan publisitas, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan terhadap konsep kegiatan, PR dengan nilai 0,1565, GM dengan nilai 0,1263.

85

Tabel 16. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar unsur pada level 4 pada tahun 2006 TUJUAN / AKTOR

TVSR

SM&PROG GM PR SEP

0.2808 0.1763 0.1795 0.2706

BI

MS

0.2195 0.2252 0.4729 0.151449

0.2483 0.2772 0.1755 0.1984379

BOBOT TUJUAN

RA 0.1130 0.1572 0.1161 0.2584

0.280603987 0.396598740 0.105240042 0.170271146

Tujuan Indosiar untuk mencapai TV rating dan TV share tertinggi merupakan hal utama bagi seorang SM&PROG 0,2808. kemudian SEP 0,2706, karena SM&PROG berperan dalam kegiatan penyusunan program-program yang bermutu sesuai keinginan pemirsa. Program-program acara yang di tayangkan oleh Indosiar merupakan program-program bermutu yang bertujuan untuk mencapai TV rating dan Tv share yang tinggi dibandingkan stasiun-stasiun televisi swasta lainnya. SM&PROG bekerja sama dengan SEP untuk pencapaian TV rating dan TV share melalui kegiatan promosi baik off air maupun on air agar pemirsa tertarik melihat program acara yang akan ditayangkan, juga prosedur pemasangan iklan dengan memberikan informasi mengenai tarif dan rating iklan kepada media partner. Bagi seorang GM tujuan terpenting adalah market share (0,2772), dimana seorang GM mengiiginkan market share pemirsa yang tertinggi, karena Indosiar adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia yang merupakan perusahaan terbuka yang merupakan anak perusahaan dari Indosiar Karya Media (IKM), maka market share yang tinggi menjadi suatu patokan tingkat keberhasilan yang baik bagi IVM yang bergerak di bidang broadcast ini, sehingga persentase perolehan iklan yang tinggi sangat diharapkan perusahaan, juga bertanggungjawab dalam segala kegiatan teknis yang terjadi di dalam perusahaan yang dibawah Presiden Komisaris dan Komisaris, akan lebih mengutamakan peningkatan market share, agar para investor mau menanamkan sahamnya di Indosiar. Seorang PR memiliki tujuan utama menciptakan Brand Image (0,4729) perusahaan, sehingga dalam kegiatannya lebih mengacu pada menciptakan citra positif perusahaan kepada masyarakat luas, menjadi komunikator perusahaan dan bertindak sebagai juru bicara (spoken person) perusahaan sehubungan dengan kebijakan-kebijakan

yang

dijalankan,

menginformasikan

acara-acara

dan

86

kegiatan-kegiatan perusahaan kepada publik, melaksanakan kegiatan eksternal dan internal perusahaan. Tabel 17. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar unsur pada level 5 pada tahun 2006 ALTERNATIF/ TUJUAN TVSR BI MS RA

ALT 1

ALT 2

ALT 3

ALT 4

ALT 5

0,417667 0,207728 0,398419 0,381154

0,16281 0,1900 0,21707 0,14731

0,141904 0,162545 0,137238 0,154997

0,12327543 0,1465601 0,10063178 0,16425384

0,154342543 0,195250053 0,153712618 0,128438802

Berdasarkan Tabel 14, semua tujuan kegiatan promosi pemasaran perusahaan lebih tepat dicapai dengan alternatif strategi pertama, yaitu menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada seperti berita dan hiburan, serta menambah berbagai program acara yang baru. Meningkatkan produktivitas program in house, baik mutu maupun kuantitas untuk mendorong penjualan iklan, baik prime time maupun non prime time. Dalam hal ini perseroan menciptakan sistem kerja baru dalam menghasilkan produksi lokal, drama dan non drama, dengan nilai 0,417667 untuk mencapai tujuan TV Rating dan TV Share , 0,207728 untuk mensosialisasikan brand image perusahaan kepada permirsa, 0,398419 untuk mencapai market Share pemirsa, dan 0,381154 untuk pencapaian Revenue Advertising. Dengan menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara regular yang telah ada, maka diharapkan pemirsa televisi tidak merasa jenuh dengan program regular tersebut dan untuk pemirsa yang loyal terhadap Indosiar diharapkan untuk tetap loyal. Seperti halnya suatu produk yang akan mengalami penurunan setelah mencapai titik kejenuhan, maka diharuskan ada pembaharuanpembaharuan yang lebih kreatif dan innovatif, sehingga masyarakat tetap memilih Indosiar sebagai stasiun favorit pilihan pemirsa. Jika dikaitkan dengan strategi promosi yang dipilih perusahaan, pertama adalah menayangkan program yang bermutu dan menarik untuk mendapatkan sebanyak mungkin pemirsa. Disamping itu, untuk mempertahankan pangsa pemirsa sekaligus menjadi trendsetter di dunia pertelevisian, Indosiar berusaha merumuskan strategi baru dalam penayangan program, baik dengan memperkuat program acara regular maupun menambah program acara baru, serta menciptakan

87

sistem kerja yang menghasilkan produk lokal, baik drama maupun non drama. Rentetan dari persaingan untuk belanja iklan merupakan pendapatan utama bagi industri televisi. Namun demikian dalam upaya meraih porsi dari belanja iklan, Indosiar juga harus berbagi dengan televisi kabel dan industri di luar televisi, seperti industri Koran, majalah dan radio. Oleh karena itu, untuk langkah kedua Indosiar melakukan terobosan-terobosan baru dalam meraih iklan. Langkah ketiga adalah melakukan efisiensi dan skala prioritas dalam pembiayaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Kegiatan promosi lebih diutamakan kepada program-program in house yang diproduksi oleh pihak perusahaan dibandingkan dengan promosi program yang dibeli dari production house, Promosi off air, Promosi on air, promosi melalui media partner. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi pemasaran melalui berbagai kegiatan dengan berbagai media partner. Bauran promosi pemasaran perusahaan melalui periklanan yang dilakukan dengan kerjasama dengan berbagai media partner. Penjualan pribadi dilakukan dengan In house productions. Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen, melalui undian-undian, kuis, variety show. PR berusaha untuk tetap menjaga dan meningkatkan citra corporate. Pemasaran langsung melalui marketing gathering, persentasi langsung ke agency, advertiser dan mengirim bahan-bahan marketing ke agency untuk mempromosikan program baru. 2. Hasil analisis SWOT dalam hal berbagai alternatif strategi diantaranya yang paling memungkinkan adalah strategi meningkatkan pendapatan iklan melalui peningkatan mutu program, memperluas daya jangkau dengan membangun stasiun

transmisi,

menayangkan

acara

dengan

kemasan

menarik,

meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak pengiklan dan pemasok, merekrut tenaga-tenaga profesional yang memiliki ide kreatif dalam industri pertelevisian. 3. Strategi berdasarkan pengolahan horizontal dan vertikal memiliki beberapa kesamaan diantaranya adalah faktor penyusun utama yaitu mutu program dan aktor yang berpengaruh dalam menentukan mutu program adalah GM, faktor segmentasi sebagai faktor penyusun kedua. Perbedaan dalam urutan prioritas selanjutnya adalah peralatan dan fasilitas (Sales Marketing and Programme atau SM&PROG), harga dan diskon (GM), bonus dan paket sponsorship (SM&PROG), billing commitment

(GM), promo off air dan on air

(SM&PROG), sedangkan berdasarkan perhitungan vertikal urutan prioritas selanjutnya adalah Harga dan Diskon (0,14), Promo Off air dan On Air (0,11), Peralatan dan fasilitas (0,09), Bonus dan paket sponsorship (0,08), Billing

89

Commitment (0,05). Susunan Aktor GM (0,4), SM&PROG (0,3), SEP (0,2), PR (0,1). Tujuan Indosiar mencapai TV rating dan TV share (SM&PROG dan bagi Sales Executive of Publicity and Promotion/SEP), Market Share (GM), Brand Image (Public Relations atau PR) dengan menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada dan menambah berbagai program acara yang baru. Berdasarkan perhitungan vertikal . Susunan tujuan adalah Brand Image (0,235), Market Share (0,232), TV share dan TV Rating (0,21), Revenue Advertising (0,14). Susunan alternatif adalah menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara regular (0,3), membangun stasiun transmisi (0,2), bekerjasama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (0,13), bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar program yang ada (0,12) dan membentuk komunitas pemirsa yang loyal (0,11). 3. Paket strategi promosi pemasaran yang tepat adalah berfokus pada peningkatan pendapatan iklan dengan mengutamakan perbaikan dan peningkatan dari mutu program dimana GM menjadi aktor utama, sehingga pencapaian Brand image Corporate mudah dicapai melalui penerapan strategi baru dalam penayangan program acara reguler, serta menambah berbagai program acara yang baru. Meningkatkan produktivitas program in house. Saran 1. Pihak Perusahaan perlu melakukan strategi promosi pemasaran terhadap peningkatan pendapatan iklan melalui peningkatan mutu program yang didasari pada aktor Sales Marketing and programme untuk meningkatkan Brand Image Corporate yang diikuti oleh peningkatan TV rating dan TV Share, dimana diharapkan penjualan spot iklan kembali meningkat. 2. Pihak Perusahaan perlu melakukan pelatihan-pelatihan secara berkala, agar SDM yang bertugas di bidang periklanan lebih kreatif, terlatih, tanggap, aktif dan inovatif dalam mencapai peningkatan pendapatan yang berasal dari iklan. 3. Melakukan revisi dan pembaharuan dalam penyusunan program-program regular dan program-program in house sesuai keinginan pemirsa melalui penelitian berorientasi pada konsumen, baik dari segi program maupun promosi.

DAFTAR PUSTAKA

Artha, T. 2003. Analisis Strategi Promosi Pupuk Urea pada PT. Pupuk Sriwidjaja. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badriah. 2003. Motivasi, Perilaku dan Pemenuhan Kebutuhan Remaja dari acara hiburan televisi : perbandingan pada siswa SLTP Islam Teluk Jambe dan SLTP Negeri 6 Karawang, Kabupaten Karawang. Skripsi pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Belch, G. E and M.A. Belch. 1998. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communications. The Mc Graw-Hill Company, Boston. Budiarto, T. 1993. Dasar Pemasaran. Universitas Gunadarma, Jakarta. Bovee, C.L, and W.F. Arens.1992. Contemporary Advertising. Richard D. Lewin Inc, Boston. Certo, Samuel C. Dan J. Paul Peter. 1990. Strategy Management : A Focus on Process. McGraw-Hill Books Co. Singapore. David. 2002. Manajemen Strategis. Prehallindo, Jakarta. Depparpostel. 1998. Sejarah Pertelevisian (Buletin). Jakarta. Engel, J. F, et al. 1994. Promotional Strategy: The Marketing Communications Process. The McGraw-Hill Companies, Wisconsin. Fewidarto, P. 1996. Materi pada Kursus Singkat Pelatihan tentang Proses Hirarki Analitik (PHA). 22 Desember 1996, Bogor. Francis, C. 1999. How to Pass Public Relations-Third level. LLCIB-London Press, London. Gitosudarmo, I. 1998. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. BPFE, Jogjakarta. Hiebert, R.E, D.F. Ungurait and T. W. Bohn, 1979 Mas Media II An Introduction To Modern Communication. Long Man Inc, New York. http://www.indosiar.com. [November 2005]. Hunger, David K. dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Penerbit Andi. Yogyakarta.

91

Jackie, G.T. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Program Acara Televisi pada PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV). Skripsi pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Jeffkins, F. 1997. Periklanan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler, P. 2000. dasar-dasar Manajemen Pemasaran (Terjemahan), PT. Gramedia. Jakarta. Kuswandi, W. 1996. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi. Cetakan Pertama. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Majalah SWA. 2006. Di Balik Merosotnya Indosiar. Edisi 02/2006, hal 76-81. Jakarta. Mulyono, S. 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Pride, W.M. and O.C. Ferrel. 1989. Marketing Concept and Strategies, Hoghton Mifflin Co, Boston. PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk. 2003. Laporan Tahunan PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk. Jakarta. Rahardjo, B. 2001. Strategi Promosi Teater Tanah Airku Taman Mini Indonesia Indah. Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan (Terjemahan). PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Scott, J. D, dkk. 2005. Strategi Promosi Pemasaran (Terjemahan). Rineka Cipta. Jakarta. Swastha, B. dan Irawan. 1981. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty Yogyakarta. Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Utomo, H. 1993. manajemen Pemasaran. PT. Gunadharma, Jakarta. Yanti, N. M. 2004. Analisis strategi Promosi ANTV dalam kaitannya dengan ”Brand Image” Perusahaan (Hasil kegiatan magang pada PT. Cakrawala Andalas Televisi Televisi). Skripsi pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

92

Yunianto, N.A. 1991. Pengembangan Strategi Pengendalian Persediaan 2 Tingkat untuk Produk Biskuit (Studi Kasus pada PT. Java Comfeed Indonesia. Tbk. Hero Super Minimarket). Skripsi pada Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

LAMPIRAN

94

Lampiran 1. Kuesioner PHA

KUESIONER PEMILIHAN ALTERNATIF STRATEGI PROMOSI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN

Tanggal Pengisian Nama Responden Jabatan Responden Tanda Tangan

:………………. :………………. :………………. :……………….

Hasil pengisian kuesioner ini akan digunakan untuk keperluan penyusunan tugas akhir (skripsi) berdasar hasil kerja penelitian dengan judul Analisis Strategi Promosi Pemasaran Perusahaan pada PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk. Jakarta. Tugas akhir ini disusun oleh Fina Yuliani Arifin (Mahasiswi tingkat akhir pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor). Penyusun mengucapkan terima kasih sebelumnya kepada para responden yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya.

95

Lanjutan Lampiran 1.

PENGANTAR

Pengisian kuesioner ini dimaksudkan untuk mendukung proses akhir pengolahan data dalam rangka pemecahan masalah. Pengisian kuesioner memiliki tujuan untuk menentukan sejauhmana pengaruh dan tingkat faktor, aktor, tujuan dan komponen lain dalam memperoleh alternatif strategi promosi bagi perusahaan. Landasan utama pengisian kuesioner ini adalah sebuah hirarki (struktur PHA) dengan komponen-komponen lengkap yang disusun sesuai literatur, hasil observasi dan pendapat pihak terkait dalam perusahaan. Penyusunan hirarki ini sesungguhnya disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran dapat menjadi pilihanpilihan yang sangat patut dipertimbangkan dengan adanya sinergitas antara seluruh aspek yang terkait. Strategi promosi alternatif merupakan sebuah tawaran yang telah dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, diharapkan pengisian kuesioner ini adalah berdasarkan pengalaman, penilaian yang dirasakan oleh responden terhadap unsur-unsur yang mendasari penyusunan strategi promosi pemasaran alternatif ini. Pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran ini, dalam penerapannya diperuntukkan bagi kepentingan perusahaan melalui para pelaku-pelaku pengambil keputusan dijajaran lini atas dan jajaran puncak. Atas kesediaan para responden yang telah meluangkan waktunya untuk membantu pengumpulan data tersebut, penyusun mengucapkan terima kasih.

Bogor, Februari 2006

Peneliti

96

Lanjutan Lampiran 1.

DATA RESPONDEN

1. Nama

: …………………………………………...

2. Jenis Kelamin

: Pria/wanita

3. Usia

: …………...Tahun

4. Pendidikan terakhir

: a. SMA atau sederajat b. Diploma/Sarjana Muda c. Sarjana d. S2 atau lebih

5. Jabatan

: ……………………………………………

6. Tugas dan Wewenang

:

a. .................................................................................................................... b. .................................................................................................................... c. .................................................................................................................... d. .................................................................................................................... e. .................................................................................................................... 7. Lama bekerja di Indosiar ini : ……………Tahun 8. Pernahkah Anda bekerja di Perusahaan lain sebelumnya ? a. Ya b. Tidak 9. Jika Anda menjawab ya (pada pertanyaan No.8, berapa lama Anda bekerja sebelumnya ? …………….Tahun 10. Jabatan terakhir Anda sewaktu keluar dari Perusahaan tersebut ? …………

97

Lanjutan Lampiran 1.

PETUNJUK PENGISIAN 1. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandingan antara suatu unsur dengan unsur baris lainnya. 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari unsur-unsur yang dibandingkan secara berpasangan. 3. Nilai komparasi yang diberikan mempunyai skala 1-9 atau sebaliknya (1/2,…., 1/9) dan ditulis dalam kotak-kotak yang tersedia. Definisi dari nilai skala yang digunakan untuk nilai komparasi ditentukan sebagai berikut : Nilai Skala

1 3 5 7 9 2,4,6,8

Definisi

Bobot Penilaian yang Dibalik (B dibandingkan A)

A dan B sama pentingnya A sedikit lebih penting dari B A lebih penting dari B A sangat jelas lebih penting dari B A mutlak lebih penting dari B Nilai-nilai antara dua pertimbangan

1 1/3 1/5 1/7 1/9 ½, ¼. 1/6, 1/8

Contoh Pengisian : Terdapat lima faktor yang mempengaruhi penilaian bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran, yaitu A, B, C, D, dan E. Berdasarkan tingkat kepentingan dan hubungannya dalam penetapan pemilihan antar faktor seperti di bawah ini : FAKTOR A B C D E

A 1

B 3 (a) 1

C 1 5 1

D 1/3 (b) ½ (d) 9 (e) 1

E 4 (c) 3 5 6 1

Keterangan : Nilai pada (a) : Faktor A sedikit lebih penting dibandingkan faktor B. Nilai pada (b) : Faktor D sedikit lebih penting dibandingkan faktor A. Nilai pada (c) : Faktor A antara sedikit lebih penting dengan lebih penting dibandingkan faktor E Nilai pada (d) : Faktor D antara sama penting dengan sedikit lebih penting dibandingkan faktor B. Nilai pada (e) : Faktor C mutlak lebih penting dibandingkan faktor D.

98

Lanjutan Lampiran 1. PEMILIHAN ALTERNATIF STRATEGI PROMOSI PEMASARAN PADA PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI, Tbk.

Kegiatan promosi merupakan suatu kegiatan esensial yang mampu memungkinkan

perusahaan

untuk

dapat

mencapai

tujuannya.

Menurut

Gitosudharmono (1998), kegiatan promosi ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar dapat menjadi kenal akan produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen dan selanjutnya menjadi senang, lalu membeli atau mengkonsumsi produk/jasa tersebut. Mengingat begitu pentingnya kegiatan promosi ini, maka diperlukan sebuah strategi jitu sebagai landasan atau dasar pelaksanaan kegiatan promosi. Strategi promosi inilah yang akan di jabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan promosi yang lebih riil dan efektif, sehingga mampu mengakomodir seluruh kepentingan dan tujuan dari promosi perusahaan itu sendiri. I. DEFINISI A. Faktor 1. Mutu program. Mutu program dalam penentuan strategi promosi pemasaran yang didasari pada rating. Semakin tinggi rating, maka pendapatan iklan semakin baik. 2. Segmentasi. Segmentasi yang cocok dan baik akan membantu peningkatan pendapatan iklan, walaupun rating tidak terlalu tinggi. Kemudian publisitas yang dilakukan oleh hubungan masyarakat, yaitu dengan membuat pemberitaan-pemberitaan melalui media cetak/elektronik, seperti press realese, jumpa fans yang sifatnya gratis. Sedangkan yang bersifat media partner adalah bekerjasama dengan media lain untuk promosi yang bersifat barter. 3. Peralatan dan Fasilitas Peralatan dan fasilitas penyiaran sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi.

99

Lanjutan Lampiran 1. 4. Harga dan Diskon. Harga kompetitif dibandingkan dengan perusahaan sejenis di TV lain. Diskon (potongan harga) dalam penentuan strategi promosi pemasaran diasumsikan sebagai cara pandang konsumen, pemberian diskon tinggi sangat diharapkan konsumen. 5. Bonus dan paket sponsorship. Pembelian iklan dalam sistem paket, dimana ada bebeberapa paket program acara dalam beriklan akan diberikan bonus yang sesuai dengan penawaran pihak perusahaan, misalnya bila paket yang dipilih 2+1, artinya untuk pembelian 2 spot iklan, akan diberikan gratis 1 spot iklan. Untuk paket sponsorship dalam beriklan, pengiklan yang memiliki dana cukup besar dapat mensponsori program acara di Indosiar selama program itu berlangsung, maka bonus yang diberikan dapat berupa Iklan, Super Impose (iklan yang muncul di kanan atau kiri layar TV, baik berupa gambar/tulisan), Bumper in, Bumper out. 6. Billing Commitment. Pihak pengiklan memiliki dana cukup besar dan memiliki komitmen untuk beriklan di Indosiar dalam jangka waktu lama (misalnya 1 tahun), akan diberikan harga khusus. 7. Promo off air dan promo on air. Promo off air dilakukan dengan promosi diluar media atau TV Indosiar, seperti jumpa fans, lomba, iklan yang bersifat above the line dan Below the line (Koran, radio, billboard, spanduk, dan lain-lain), Promo on air adalah promosi program-program Indosiar Running text, Bumper, Filler dan Adlips.

B. Aktor. 1. Senior Executive of Publicity and Promotion, yaitu posisi dalam bidang pemasaran yang memiliki tugas mengkonsep kegiatan promosi dan publisitas, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan terhadap konsep kegiatan yang telah dirancang.

100

Lanjutan Lampiran 1.

2. General Manager Marketing, yaitu posisi dalam perusahaan yang bertanggungjawab

terhadap

seluruh

kegiatan

teknis

dan

taktis

departemen pemasaran dan pemrograman Indosiar sebagai stasiun TV. 3. General Manager Public Relation (PR), adalah posisi yang bertanggung jawab terhadap kegiatan

publisitas dan hubungan masyarakat untuk

mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau masingmasing produknya. Publisitas merupakan salah satu alat potensial dalam mengkomunikasikan produk perusahaan. 4. Sales Marketing and Programming (SM&PROG), yaitu posisi yang bertanggung jawab dalam menyusun program-program penyiaran yang akan ditayangkan, membuat pola program dan pengalokasian waktu penayangan program acara tersebut dengan tepat agar program acara tersebut dapat menjadi aset bernilai jual yang menguntungkan perusahaan.

C. Tujuan 1. Meningkatkan TV Rating dan TV Share, yaitu strategi promosi pemasaran di dalam perusahaan yang tepat untuk meningkatkan perolehan rating. 2. Meningkatkan Brand Image perusahaan, yaitu upaya peningkatan yang sudah ada yang berkaitan dengan positioning perusahaan. 3. Meningkatkan Market Share perusahaan. 4. Meningkatkan Revenue Advertising untuk mencapai Market Revenue yang tinggi pula.

101

Lanjutan Lampiran 1. PENGISIAN MATRIKS PERBANDINGAN

PENENTUAN BOBOT PRIORITAS DALAM PEMILIHAN ALTERNATIF STRATEGI PROMOSI PEMASARAN PADA PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI, Tbk, JAKARTA

Pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran dalam meningkatkan pendapatan iklan merupakan komponen penting untuk mencapai keberhasilan kegiatan promosi perusahaan terdapat lima alternatif, yaitu : 1. Menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada seperti berita dan hiburan dan menambah berbagai program acara yang baru. Meningkatkan produktivitas program in house, baik mutu maupun kuantitas, untuk mendorong penjualan iklan, baik prime time maupun non prime time, perseroan menciptakan sistem kerja baru dalam menghasilkan produksi lokal, drama dan non drama. 2. Mengembangkan jangkauan siaran dengan memperluas jaringan ke daerahdaerah yang belum terjangkau stasiun transmisi yang ada dengan terus meningkatkan dan memperbaiki mutu siaran atau membangun stasiun transmisi baru. 3. Bekerja sama dengan pihak lain untuk mendorong kegiatan penjualan dan pemasaran melalui share sms, premium call dan melalui film layar lebar untuk menggali pendapatan lain di luar program yang sudah ada. 4. Membentuk komunitas pemirsa yang loyal terhadap program-program Indosiar dengan mencoba saluran pemasaran lain dalam upaya merambah segmen baru seperti teknologi sms, premium call, vcd, kaset dan film layar lebar yang mengikuti tren pasar. 5. Bekerjasama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi yang mempunyai bisnis inti yang sama untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

102

Lanjutan Lampiran 1.

Pengisian matriks perbandingan 1. Dalam menentukan bobot prioritas alternatif strategi promosi pemasaran terdapat tujuh faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu Mutu program (MP), Segmentasi (S), Peralatan dan Fasilitas (PF), Harga dan Diskon (HD), Bonus dan Paket Sponsorship (BS), Billing Commitment (BC), Promo On air dan Off air (P) Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas alternatif strategi promosi pemasaran. FAK TOR

MP S PF HD BS BC P

Mutu program

Segmentasi

Peralatan dan Fasilitas

Harga dan Diskon

(MP) 1

(S)

(PF)

(HD)

Bonus dan paket Sponsorship (BS)

Billing Commitment (BC)

Promo On air dan Off air (P)

1 1 1 1 1 1

2. Aktor yang terlibat dalam menentukan bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran ini adalah Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP), General Manager Marketing (GM), General Manager Public Relation (PR), dan Sales Marketing and Programming (SM&PROG) a. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam konteks mutu program untuk alternatif strategi promosi pemasaran.

FAKTOR

SM&PROG GM PR SEP

Sales Marketing And Programming (SM&PROG) 1

General Manager Marketing (GM)

General Manager Public Relation (PR)

Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP)

1 1 1

103

Lanjutan Lampiran 1.

b. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam konteks segmentasi untuk pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran.

FAKTOR

SM&PROG

Sales Marketing And Programming (SM&PROG) 1

GM

General Manager Marketing (GM)

General Manager Public Relation (PR)

Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP)

1

PR

1

SEP

1

c. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam konteks Peralatan dan Fasilitas untuk pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran.

FAKTOR

SM&PROG

Sales Marketing And Programming (SM&PROG) 1

GM

General Manager Marketing (GM)

General Manager Public Relation (PR)

Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP)

1

PR

1

SEP

1

d. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam konteks Harga dan Diskon untuk pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran.

FAKTOR

SM&PROG GM PR SEP

Sales Marketing And Programming (SM&PROG) 1

General Manager Marketing (GM)

General Manager Public Relation (PR)

Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP)

1 1 1

104

Lanjutan Lampiran 1.

e. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam konteks Bonus dan Paket Sponsorship pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran.

FAKTOR

SM&PROG

Sales Marketing And Programming (SM&PROG) 1

GM

General Manager Marketing (GM)

General Manager Public Relation (PR)

Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP)

1

PR

1

SEP

1 f. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam konteks Billing Commitment pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran.

FAKTOR

SM&PROG

Sales Marketing And Programming (SM&PROG) 1

GM

General Manager Marketing (GM)

General Manager Public Relation (PR)

Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP)

1

PR

1

SEP

1 g. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam konteks Promo Of air dan On air pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran.

FAKTOR

SM&PROG GM PR SEP

Sales Marketing And Programming (SM&PROG) 1

General Manager Marketing (GM)

General Manager Public Relation (PR)

Sales Executive of Publicity and Promotion (SEP)

1 1 1

105

Lanjutan Lampiran 1. 2. Terdapat empat tujuan yang ingin dicapai perusahaan melalui strategi promosi pemasaran yang dipilih perusahaan yaitu, Meningkatkan TV Rating dan TV Share (TVSR), Meningkatkan Brand Image (BI), Meningkatkan Market Share (MS), Meningkatkan Revenue Advertising (RA). Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya untuk para aktor dalam menentukan bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi pemasaran perusahaan. a. Terhadap kepentingan Sales Marketing and Programme

FAKTOR

TVSR BI MS RA

Meningkatkan TV rating dan Tv Share (TVSR) 1

Meningkatkan Brand Image

Meningkatkan Market Share

(BI)

(MS)

Meningkatkan Revenue Advertising (RA)

1 1 1

b. Terhadap kepentingan General Manager Marketing

FAKTOR

TVSR BI MS RA

Meningkatkan TV rating dan Tv Share (TVSR) 1

Meningkatkan Brand Image

Meningkatkan Market Share

(BI)

(MS)

Meningkatkan Revenue Advertising (RA)

1 1 1

Jika ada dua alternatif yang dibandingkan bobotnya adalah : 1 jika sama penting, 3 jika sedikit lebih penting (sebaiknya 1/3), 5 jika jelas lebih penting (sebaiknya 1/5), 7 jika sangat jelas lebih penting(sebaiknya 1/7), 9 jika mutlak lebih penting (sebaiknya 1/9), nilai 2,4,6,8 merupakan nilainilai diantara nilai diatas (sebaiknya 1/2, 1/4, 1/6, 1/8).

106

Lanjutan Lampiran 1. c. Terhadap kepentingan General Manager Public Relation

FAKTOR

TVSR BI MS RA

Meningkatkan TV rating dan Tv Share (TVSR) 1

Meningkatkan Brand Image

Meningkatkan Market Share

(BI)

(MS)

Meningkatkan Revenue Advertising (RA)

1 1 1

d. Terhadap kepentingan Sales Executive of Publicity and Promotion FAKTOR

TVSR BI MS RA

Meningkatkan TV rating dan Tv Share (TVSR) 1

Meningkatkan Brand Image

Meningkatkan Market Share

(BI)

(MS)

Meningkatkan Revenue Advertising (RA)

1 1 1

3. Terdapat lima pilihan alternatif strategi promosi pemasaran yang akan dinilai bobot prioritasnya dalam pemilihan strategi promosi pemasaran yang ditawarkan, yaitu Menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara reguler yang telah ada (A), Membangun stasiun transmisi baru (B), Bekerjasama dengan pihak lain unutk peningkatan pendapatan di luar program yang sudah ada (C), Membentuk komunitas pemirsa yang loyal terhadap program-program Indosiar (D), Bekerja sama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (E)

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif yang satu dengan alternatif yang lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan diatas.

107

Lanjutan Lampiran 1. a. Jika tujuannya untuk meningkatkan TV Rating dan TV Share

FAKTOR

A B C D E

Menerapkan strategi baru Dalam penayangan program acara regular (A)

Membangun stasiun transmisi

Bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar pogram yang ada

Membentuk komunitas pemirsa yang loyal

(B)

(C)

(D)

Bekerja sama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (E)

1 1 1 1 1 b. Jika tujuannya untuk meningkatkan Brand Image perusahaan

FAKTOR

A B C D E

Menerapkan strategi baru Dalam penayangan program acara regular (A)

Membangun stasiun transmisi

Bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar pogram yang ada

Membentuk komunitas pemirsa yang loyal

(B)

(C)

(D)

Bekerja sama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (E)

1 1 1 1 1 c. Jika tujuannya untuk meningkatkan Market Share perusahaan

FAKTOR

A B C D E

Menerapkan strategi baru Dalam penayangan program acara regular (A)

Membangun stasiun transmisi

Bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar pogram yang ada

Membentuk komunitas pemirsa yang loyal

(B)

(C)

(D)

Bekerja sama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (E)

1 1 1 1 1

108

Lanjutan Lampiran 1. d. Jika tujuannya untuk meningkatkan Revenue Advertising

FAKTOR

A B C D E

Menerapkan strategi baru Dalam penayangan program acara regular (A)

Membangun stasiun transmisi

Bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pendapatan di luar pogram yang ada

Membentuk komunitas pemirsa yang loyal

(B)

(C)

(D)

Bekerja sama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (E)

1 1 1 1 1

Jika ada dua alternatif yang dibandingkan bobotnya adalah : 1 jika sama penting, 3 jika sedikit lebih penting (sebaiknya 1/3), 5 jika jelas lebih penting (sebaiknya 1/5), 7 jika sangat jelas lebih penting(sebaiknya 1/7), 9 jika mutlak lebih penting (sebaiknya 1/9), nilai 2,4,6,8 merupakan nilainilai diantara nilai diatas (sebaiknya 1/2, 1/4, 1/6, 1/8).

…Terima kasih atas partisipasi anda…

109

1a.

Jakarta 1

1b.

Jakarta 2

2.

Bandung

3.

Semarang

4.

Yogyakarta

5.

Surabaya

6.

Denpasar

7.

Makassar

8.

Medan

9.

Palembang

10.

Tegal

11.

Lampung

COVERAGE AREA Jakarta (5 wilayah), Kabupaten Tanggerang, Kodya/kab.Bogor, Cikarang, Bekasi, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Serang/Cilegon, Pandeglang, Lebak, Kep. Seribu. Jakarta (5 wilayah), Kabupaten Tanggerang, Kodya/kab.Bogor, Bekasi, Karawang, Cikampek, Puncak, Serang/Cilegon, Pandeglang, Lebak, Rangkasbitung. Kodya Bandung, Kab. Bandung, Cianjur, Sumedang, Sukabumi, Subang, Majalaya, Cicalengka, Cimahi, Cipatat, Plered, Paseh. Semarang, ungaran, Kendal/Waleri, Purwodadi, Demak, Kudus, Jepara, Pati, Temanggung, Salatiga, Rembang, Grobogan. Yogyakarta, Surakarta, Magelang, Kab.Magelang, Sleman, Wates, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Sragen. Surabaya, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Bangkalan Sampang, Pamekasan, Sumenep, Bojonegoro, Tuban, Nganjuk. Denpasar, Badung, Klungkung, Tabanan, Gianyar, Negara, Ubud, Nusapenida, Bangli. Makassar, Ujung Pandang, Kep.Pangkajene, Maros, Takalar, Jeneponto, Goa, Slayar, Barru, Pinrang, Sungguminasa. Medan, langkat, Deli Serdang, Simalungan, Binjai, Tebingtinggi, Lubukpakam, Belawan, Pangkalanbrandan. Palembang, Prabumulih, Kayuagung, Muaraenim, Tulungsiapan, Sekayu. Kodya Cirebon, Kab. Cirebon/Losari, Brebes, Kodya Tegal, Wiradesa, Kertasemaya, Pemalang, Kodya Pekalongan, Kab. Pekalongan, Batam, Randudongkal, Linggarjati, Jatibarang, Pangkah, Kuningan, Tanjung, Palimanan, Kepetakan. Bandar Lampung, Lampung Tengah, Kalianda, Metro, Kotabumi, Tebanggibesar, Purbolinggo, Tanjungharapan, Pugugharjo, Batubadak, Sinarkarya.

POPULATION 27.562.298

12.566.907 9.442.516

Lampiran 2. Relay Station

Lampiran 2. Relay Station. NO RELAY STATIONS

9.886.893 15.454.946 1.976.557 3.251.455 5.942.980 2.159.278 8.471.337 2.779.877 109

110

12.

Jember

13.

Malang

14.

Banyumas

15.

Kediri

16.

Madiun

17. 18. 19.

Manado Balikpapan Pontianak

20.

Banjarmasin

21. 22.

Padang Pekanbaru

COVERAGE AREA Jember, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Mombulsari, Rambipuji, Wuluhan, Wonorejo, Yosowilangun, Tempeh, Randuagung. Kodya Malang, Kab. Malang, Batu, Turen, Dampit, Bululawang, Wendit, Wajak, Blimbing, Singosari, Pakis. Banyumas, Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Kroya, Sukareja, Klampok, wanadadi. Kertosono, Jombang, Kediri, Tulungangung, Kab. Kediri (pare), Tulungagung, Trengggalek, Ngawi, Kodya Blitar, Kab. Blitar, Nganjuk, Mojoagung. Madiun, Kab. Madiun, Caruban, Magetan, Nganjuk, Cepu, Wonorogo, Blora/Cepu, Trenggalek, Sarangan. Kodya Manado, Airmadidi, Tomohon, Wori, Pineleng, Madider. Kodya Balikpapan, kalandasari, Gunungsahai, Penajan, Kebunsayur. Kody/Kb. Pontianak, Seisekayu, Seiraya, Jumkat, Seiambawam, Seikakap. Kodya Banjarmasin, Kab. Barito KualA, KAB. Banjar, Sei Tabuk, Kertahampar Anjirmuara, Gambut Sei Putih Luar, Aluh-aluh, Tamban Muara, Martapura. Kodya Padang, kab. Padang Pariaman. Kodya Pekanbaru.

POPULATION 5.880.909 3.137.785 6.569.651

Lanjutan Lampiran 3.

Lanjutan Lampiran 2. NO RELAY STATIONS

6.313.912 3.186.777 371.197 406.833 1.383.495 1.312.104 1.206.884 582.240

110

111

Lampiran 3. Daftar rekanan media

DAFTAR REKANAN MEDIA 1) Surat Kabar a. Bisnis Indonesia b. Investor Indonesia c. Indonesia Expose d. Jakarta Post e. Kompas f. Media Indonesia g. Suara Pembaharuan h. Republika i. Pos Kota j. Pos Metro

o. Riau Mandiri p. Solo Pos q. Suara Merdeka r. Sumatera Ekspres s. Surabaya Post t. Harian Pagi Surya u. Radar Surabaya v. Tabloid Fenomena w. Harian Radar banjarmasin x. Harian manado Post y. Memorandum

k. Rakyat Merdeka l. Sinar Harapan m. Tempo n. Warta Kota.

3) Tabloid a. Bintang Indonesia b. Bintang Milenia c. Cek & Ricek

2) Surat Kabar Daerah b. Bali Post c. Nusa d. Koran Pak Oles e. Tabloid Bali Aga f. Harian Fajar (Bali) g. Tabloid Montorku h. Denpasar Pos

d. Jelita e. Star Nova f. Tabloid Nyata g. Wanita Indonesia h. Tabloid Gaul i. Bollywood. 4) Majalah

i. Bandung Pos

a. Aneka Yes

j. Fajar (Ujung Pandang)

b. Cakram

k. Harian Tribune Timur

c. Femina

l. Jawa Pos

d. Gadis

m. Kedaulatan Rakyat

e. Gatra

n. Pikiran Rakyat

f. Hai

112

Lanjutan Lampiran 3.

b. Surya Citra Televisi (SCTV)

g. Kawanku h. Majalah Tempo i. Fantasi j. Kartini 5) Media On-Line a. Indosiar.com b. Detik.com

c. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) d. Andalas Televisi (ANTV) e. Metro TV f. Trans TV g. Lativi h. Global TV

6) Televisi a. Rajawali Citra Televisi (RCTI)

Lampiran 4. Prestasi dan penghargaan IVM

i. TV 7 j. TVRI

113

Tahun

Penghargaan

1999

IJTI Awards Panasonic Awards

Asian Television Awards

2000

Panasonic Awards Asian Television Awards

Kategori Penyajian Berita Terbaik Komedi TV Favorit Majalah TV Favorit Bincang TV Favorit Tayangan Khusus Kuis TV Favorit Best Music Program Highly Commended Best Music Program Komedi TV Favorit Kuis TV Favorit Runner up Broadcaster of The Year Best Music Program

2001

Asian Television Awards

Panasonic Awards

2002

2003

Asian Television Awards

Best Sport Program Runner Up Best Magazine Program Highly Commended Best Game or Quiz Show Best Sport Program Highly Commended Best Game or Quiz Show Highly Commended Best Variety Program TV Favourite Kids Program TV Favourite Quiz Program TV Favourite Quiz Host Runner Up Best Game or Quiz Show Highly Commended Best Children’s Program Runner Up Best Music Program

Panasonic Awards Majelis Ulama Indonesia (MUI)

TV Favourite Variety Show Siaran Menjelang Buka Puasa Terpuji II

Mark Plus & Co dan Majalah Swa Sembada Klasifikasi Perusahaan Besar Jakarta Barat

The Best Public Companies based on EVA for Companies With Asset Less Than Rp 1 Triliun Lomba Penyelenggaraan dan Penyediaan Fasilitas Kesejahteraan Pekerja pada Perusahaan sesuai dengan Ketentuan Perda No. 7 tahun 1989 Siaran Anak dan Remaja Terpuji I

MUI (Anugerah Syiar Ramadhan 1424 H)

Lanjutan Lampiran 4.

Judul Program Fokus Srimulat KISS Saksi Satu Jam Bersama Krisdayanti Kuis Famili 100 Satu Jam Bersama Krisdayanti Satu Jam Bersama Gigi Srimulat Kuis Famili 100

Satu jam Bersama Sheila Majid Gelar Tinju Profesional Horison Kuis Famili 100 Gelar Tinju Profesional Kuis Siapa Berani Goresan Tinta Melly Goeslow Kuis Joshua Kuis Siapa Berani Kuis Famili 100 Kuis Siapa Berani Gembira Bersama Tasya Satu Jam Bersama Titi DJ Pesta Pengantar Berbuka Puasa bersama KH Zainuddin MZ

Celoteh Anak

114

Tahun

Penghargaan MUI (Anugerah Syiar Ramadhan 1424 H) MURI (Museum Rekor Indonesia) Gubernur Propinsi DKI Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional MURI

Mark Plus & Co, Majalah Swa Sembada & Universitas Indonesia MURI

Jamsostek

Panasonic Awards Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI (Anugerah Media Kebudayaan 2003) FEER Review 200

2004

Bursa Efek Jakarta (BEJ) Majalah Swa Sembada, Mark Plus & Co dan Fakultas Ekonomi UI

Lanjtan Lampiran 4.

Kategori

Judul Program

Siaran Sinetron Ramadhan Terpuji III

Doa dan Anugerah

Stasiun TV yang menayangkan dan memproduksi kuis terbanyak (1.378 episode) Pelaksanaan kewajiban membayar PBB secara benar dan tepat waktu di Propinsi DKI Jakarta sehingga patut dijadikan panutan bagi wajib pajak lain Dukungan dan Kontribusi akan program pendidikan di Indonesia

Kuis Famili 100

Kuis Digital LG Prima

Pemrakarsa dan penyelenggara Panjat Terbanyak (208 pohon) pada waktu dan tempat yang sama The Best Public Companies based on EVA Concept (for companies with assets more than 1 trillion rupiahs in 2002) Stasiun Televisi yang menayanagkan kuis dengan oeserta terbanyak (100 orang per episode) secara langsung dengan episode terbanyak (750 episode, sudah melibatkan 75.000 peserta) Kepatuhan dalam tertib kepesertaan Program Jamsostek serta normanorma Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja. Acara Music Terfavorit “Acara Anak” yang berdedikasi di bidang kebudayaan

TOP TEN in the category of “Innovative in responding to customer needs” for Indonesia Sertifikat Pencatatan Saham PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk (4 Oktober 2004) Indonesia’s TOP TEN the Value Creator Award 2004)

Kuis Siapa Berani

Pesta Sahabat Sejati Celoteh Anak

115

Tahun

Penghargaan MURI

Majalah Investor

Sony Music Entertaiment Indonesia

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI (2004)

Kategori Rekor pembagian kado HUT PT> Indosiar Visual Mandiri ke-10 berupa pembagian permen terbanyak (sebanyak 6 juta) selama 4 hari (8-11 Januari 2005) di 11 kota-Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Lampung, Makassar, Denpasar dan Malang TOP Listed Company 2004 In Investment, etc sector 21 April 2004 (Investor Awards 2004) Platinum Awards Ipenjualan album AFI Junior September 2004) Double Platinum Award (penjualan album AFI April 2004) Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan

MUI (Anugerah Syiar Ramadhan 1425 H)

Siaran Anak dan Remaja di bulan Ramadhan 1424 H Siaran Sinetron Ramadhan

Judul Program

Salam Bagi Sahabat

Menuju Bintang Dedikasi di Bidang Kebudayaan

Seni Pertunjukan Tradisional (15 Desember 2005)

Titipan Illahi

116

BOARD OF DIRECTOR

CORPORATE SECRETARY

PUBLIC RELATIONS

GOVERNMENT & INVESTOR RELATIONS

CENCORSHIP BOARD

GENERAL & TECHNICAL

ENGINEERING & TRANSMITION

PRODUCTIONS SERVICES

INFORMATION TECHNOLOGY

RESEARCH & DEVELOPMENT

LEGAL

SALES MARKETING & PROGRAM

FINANCE & ACCOUNTING

HRD MAINTANCE & GENERAL AFFAIR

FINANCE & TREASURY

ACCOUNTING

PROGRAMME

NEWS

NEWS

116

PRODUCTIONS

SALES

Lampiran 5. Struktur ogranisasi PT. IVM, Tbk

BOARD OF COMMISIONERS

117

Lampiran 6. Hierarki strategi promosi pemasaran STRATEGI PROMOSI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN IKLAN

MUTU PROGRAM (MP)

SEGMENTASI (S)

PERALATAN &FASILITAS (PF)

SENIOR EXECUTIVE OF PUBLICITY & PROMOTION (SEP)

(HD)

GENERAL MANAGER MARKETING (GM)

MENINGKATKAN TV SHARE & TV RATING (TVSR)

Menerapkan strategi baru dalam penayangan program acara regular (A)

HARGA& DISKON

(B)

BILLING COMMITMENT (BC)

SECTION HEAD PUBLIC RELATION (PR)

MENINGKATKAN BRAND IMAGE (BI)

Membangun stasiun transmisi

BONUS&PAKET SPONSORSHIP (BS)

Bekerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan pada pendapatan diluar program yang ada (C)

MENINGKATKAN MARKET SHARE (MS)

Membentuk komunitas pemirsa yang loyal (D)

PROMO OFF AIR & ON AIR (P)

SALES MARKETING & PROGRAMMING (SM&PROG)

MENINGKATKAN REVENUE ADVERTISING (RA)

Bekerjasama dengan surat kabar, majalah, radio dan rumah produksi (E)