ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN

Download ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM. PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI DI KECAMATAN JEROWARU. Hakkiatul Lutpi1. Program Studi Pend...

0 downloads 426 Views 178KB Size
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI DI KECAMATAN JEROWARU Hakkiatul Lutpi1 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai, dan upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru sebanyak 12.320 jiwa Penduuk Desa Ekas Buana, Kwang Rundun, Seriwe, dan Sekaroh. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 139 orang terdiri dari masyarakat kelompok sadar wisata, pemilik dan karyawan hotel, penyedia jasa perahu jukung, jasa transportasi (ojek), jasa pemandu wisata (guide), dan penjual makanan serta minuman. Data dikumpulkan dengan metode wawancara terstruktur dan observasi non-partisipan, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Rating/Peringkat dan teknis analisis indukif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru masih rendah, terlihat dari nilai/skor terhadap keseluruhan dari ke-empat indikator yang digunakan yaitu sebesar 0,89. Upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai adalah dengan membuat program kelompok sadar wisata (pokdarwis), melakukan jambore kelompok sadar wisata (jambore pokdarwis), dan berupaya melakukan pembangunan fisik pariwisata pantai seperti sarana dan prasarana pariwisata. Kata Kunci: objek wisata, partisipasi, pariwisata. Abstract This study aims to determine the level of community participation in the development of coastal tourism, and the government's efforts to increase community participation in developing coastal tourism in the district Jerowaru. This research uses descriptive research design. The research population is the community that has been linked to coastal tourism in the District Jerowaru many as 12.320 inhabitants of the village Ekas buana, Kwang Rundun, Seriwe, and Sekaroh. Samples were taken by using purposive sampling of 139 people made up of people aware group travel, owners and employees of the hotel, boat services provider, transportation services, tour guide services, and food vendors or drinks. Data collected by the method of structured interviews and non-participant observation, were analyzed using analysis techniques rating and technical analysis indukif. The results showed that the level of community participation in the development of coastal tourism in the district Jerowaru are still low, seen from the value / score to the total of the four indicators used are 0.89. The government's efforts to increase community participation in tourism development of coastal tourism is by making people aware group travel program, do jambore aware group travel, and attempting to make physical development of coastal tourism as a means of tourism infrastructure. Keywords: tourism object, participation, tourism

dinyatakan bahwa pemerintah pusat memberikan kewenangan dan otorisasi kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan dan mengatur serta mengelola wilayah darat, dan laut secara mandiri. Tujuannya agar tercapainya kesejahteraan yang lebih cepat dan oftimalisasi sumberdaya yang dimiliki oleh

PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang RI no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

1

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

tiap-tiap daerah. Kebijakan tersebut tentunya diberikan pula terhadap Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mana intinya pemerintah dan masyarakat perlu memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Lombok Timur memiliki berbagai potensi yang belum dikembangkan, seperti potensi wisata yang ada di Kecamatan Jerowaru, yakni objek wisata pantai. Potensi yang dimiliki diharapkan memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat, namun hal tersebut dapat terujud apabila masyarakat berpartisipasi dalam memanfaatkan segala potensi wisata yang ada. Wisatawan pada umumnya membutuhkan jasa angkutan, peristirahatan, minuman dan cindra mata. Jasa layanan wisata tersebut bisa dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat Jerowaru, dengan demikian masyarakat mendapatkan peluang kerja, kesempatan berpartisipasi dan mengambil manfaat darinya, namun ketersediaan sumber daya alam menjadi sia-sia dan tidak berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian bagi suatu daerah dan masyarkatnya apabila ketersediaan Sumber Daya Alam tersebut tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakatnya. Sumber Daya Alam yang tersedia di Kecamatan Jerowaru adalah salah satu modal atau asset untuk mengembangkan pariwisata Lombok Timur dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lombok Timur karena dengan potensi sumber daya alam tersebut akan menarik wisatawan untuk datang, kedatangan para wisatawan akan menyebabakan beberapa sektor ekonomi di Lombok Timur akan menjadi tumbuh berkembang. Maka hal inilah yang akan memberikan peluang kerja dan ladang penghasilan kepada setiap masyarakat karena akan terbuka peluang untuk membuka usaha ekonomi dalam berbagai bentuk.

Untuk mewujudkan pariwisata yang berkembang membutuhkan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi atau dalam bahasa lainnya tanpa partisipasi masyarakat perkembangan pariwisata tidak dapat untuk dipastikan, demikian pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pariwisata. Seperti yang dijelaskan Sunaryo (2013), mengilustrasikan pemangku kepentingan dalam pariwisata yaitu pemerintah sebagai fasilitator dan regulator, masyarakat sebagai Tuan rumah dan pelaku atau pelaksana pariwisata, dan swasta sebagai penyedia industri atau pengembang dan sebagai investor. Maka dari ketiga pemangku kepentingan pariwisata ini memiliki hubungan yang sangat erat, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tujuan utama dalam mengembangkan pariwisata yang melibatkan peran masyarakat secara aktif adalah untuk memberdayakan masyarakat, memperbaiki ekonomi masyarakat dan meningkatkan pendapatan daerah setempat, karena secara teoritis semakin berperan aktif masyarakat dalam aktivitas pariwisata maka kesempatan kerja masyarakat juga semakin terbuka sehingga pendapatan masyarakat semakin meningkat. Maka pemerintah selayaknya berupaya untuk mendorong peran serta masyarakat guna untuk mengatasi masalah dalam perekonomian. Untuk mengupayakan partisipasi masyarakat, pemerintah seharusnya memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan, menyediakan wadah tempat berpartisipasi masyarakat, memberkan pengarahan, petunjuk sehingga masyarakat mengetahui partisipasi yang selayaknya diberikan masyarakat dan bagaimana berpartisipasi. Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata mengungkapkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Lombok dan Sumbawa serta pulau-pulau kecil (Gili) sepanjang 2015 mencapai 2,210,527 orang. Berikut data kunjungan wisatawan sepanjang 2015 dijelaskan pada Tabel 1 di bawah

Tabel 1 Statistik Kunjungan Wisata ke NTB Tahun 2011 s/d 2015

2

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

Jenis 2011 2012 2013 2014 Wisatawan Wisman. 364.196 471.706 565944 752.306 Wisnus. 522.684 691.436 791.568 876.816 Jumlah 886.880 1.163.142 1.357.602 1.629.122 Sumber: statistik kunjungan wisatawan ke NTB tahun 2008 s/d 2015 Dari data di atas menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara dari tahun ke-tahun mengalami peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan. Untuk mendukung pemerintah daerah setempat dalam rangka mengembangkan pariwisata di Lombok Timur maka diperlukan penelitian-penelitian, jurnal, dan karya-karya ilmiah yang relevan untuk menjadi referensi, sehingga dapat disesuaikan dengan aplikasi berdasarkan teori-teori yang sudah dikaji. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atau mengetahui yang pertama tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, yang kedua upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangkan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur.

2015 1.061.292 1.149.235 2.210.527

kegiatan pariwisata sebanyak 139 orang teridiri dari kelompok masyarakat sadar wisata, pemilik dan karyawan hotel, penyedia jasa transportasi (ojek), jasa perahu jukung, jasa guide, dan penjual makanan serta minuman dilokasi wisata sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Variabel penelitian yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu tingkat partisipasi masyarakat dan variabel terikatnya yaitu pengembangan pariwisata pantai. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi non-partisipan/observasi tidak terkendali, dan wawancara terstruktur. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Cek list sebagai panduan observasi, dan panduan wawancara. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis rating/peringkat dan teknik analisis induktif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian yang pertama tentang partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai ditinjau dari 4 (empat) indikator yaitu parisipasi dalam perencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pemanfaatan hasil dan partisipasi dalam evaluasi. Ke-empat indikator tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru masih rendah, dibuktikan oleh nilai/skor tingkat partisipasi secara keseluruhan sebesar 0,89. Berikut penjabarannya (1). Tingkat partisipasi masyarakat ditinjau dari partisipasi dalam perencanaan, ditunjukkan pada Tabel 2

METODE Penelitian ini menggunakan metode dan pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data partisipasi masyarakat, dan data upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata beserta upaya dalam pengembangan pariwisata. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru yaitu sebanyak 12.230 orang jumlah penduduk, sedangkan sampelnya adalah masyarakat yang pelaku dan pendukung

Tabel 2 Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pengembangan Pariwisata Pantai Ditinjau dari Partisipasi dalam Perencanaan No. 1.

Tolak Ukur Masyarakat

diikut

sertakan

Tingkatan Nilai/Skor musyawarh 0,7

dalam

3

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

penentuan kebijakan pariwisata Masyarakat berinisiatif dalam mengajukan pendapat 0,85 mengenai kebijakan parwisata Rerata 0,77 Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan Lembar Observasi 2.

Tabel di atas menjelaskan tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru yang ditinjau dari partisipasi dalam perencanaan, menunjukkan bahwa dari 2 (dua) butir tolak ukur yang digunakan dengan nilai masingmasing adalah 0,7 dan 0,85. Nilai dari kedua butir tolak ukur tersebut tergolong rendah. Jika digabung nilai dari kedua butir

tersebut kemudian dihitung reratanya maka jumlahnya sebesar 0,77. Nilai rerata dari kedua butir tersebut sebesar 0,77 artinya bahwa tingkat partisipasi masyarakat di tinjau dari partisipasi dalam perencanaan pembangunan pariwisata masih rendah. (1). Tingkat partisipasi masyarakat ditinjau dari partisipasi dalam pelaksanaan, ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pengembangan Pariwisata Pantai Ditinjau dari Partisipasi dalam Pelaksanaan No. Tolak Ukur Tingkatan Nilai/Skor 1. Terdapat Pertunjukan/atraksi wisata yang dipertunjukkan oleh 0,5 masyarakat lokal 2. Masyarakat menyediakan fasilitas kenyamanan wisata (perahu jukung, 1,6 tukang pijat dan tempat berteduh) 3. Terdapat pemandu wisata (guide) dari masyarakat 0,65 4. Pelaku wisata (petugas/tenaga) berasal dari masyarakat lokal 1,5 5.

0,9

8.

Terdapat penjual cinderamata, manik-manik, oleh-oleh khas wisata setempat yang dibuat masyarakat lokal Banyaknya masyarakat yang menjual makanan dan minuman dengan harga yang wajar dilingkungan wisata Masyarakat turut serta dalam menjaga keamanan, kenyamanan, ketertiban dan kebersihan daerah wisata Masyarakat menunjukkan keramahannya terhadap wisatawan

9.

Masyarakat turut serta mempromosikan objek wisata pantai

0,75

6. 7.

Rerata Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan Lembar Observasi Tabel di atas menjelaskan tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru yang ditinjau dari partisipasi dalam pelaksanaan/aktivitas pariwisata, menunjukkan bahwa dari 9 (sembilan) tolak ukur yang digunakan dengan nilai masing-masing adalah 0,5., 1,6., 0,65., 1,5., 0,9., 1,75., 1., 0,8., dan 0,75. Dari ke-sembilan tolak ukur tersebut ada dua butir tolak ukur yang nilainya tergolong tinggi yaitu tolak ukur masyarakat menyediakan fasilitas kenyamanan wisata

1,75 1 0,8

1,05

(perahu jukung, tukang pijat dan tempat berteduh) dengan nilai sebesar 1,6., dan tolak ukur banyaknya masyarakat yang menjual makanan dan minuman dengan harga yang wajar dilingkungan wisata dengan nilai sebesar 1,75. Tolak ukur yang lainnya semuanya tergolong rendah karena nilainya lebih kecil dari 1,6 atau lebih mendekati nilai 1 sehingga tergolong rendah. Sembilan tolak ukur tersebut menggambarkan nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan/aktivitas pariwisata, jika digabungkan dari

4

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

kesembilan nilai tolak ukur tersebut kemudian dihitung reratanya. Maka jumlahnya sebesar 1,05. Jadi nilai tingkat partisipasi masyarakat ditinjau dari partisipasi dalam pelaksanaan sebesar 1,05

yaitu tergolong rendah. (3). Tingkat partisipasi masyarakat ditinjau dari partisipasi dalam pemanfaatan hasil, ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pengembangan Pariwisata Pantai Ditinjau dari Partisipasi dalam Pemanfaatan Hasil No. Tolak Ukur Tingkatan Nilai/Skor 1. Menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat banyak 0,98 2. Tingkat penghasilan masyarakat sesuai UMK 0,97 3. Tingkat kesenjangan sosial menurun 0,98 Rerata 0,98 Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan Lembar Observasi Tabel di atas menjelaskan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru yang ditinjau dari partisipasi dalam pemanfaatan hasil, menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) tolak ukur yang digunakan dengan nilai masingmasing adalah 0,98., 0,97., dan 0,98. Ketiga nilai tolak ukur tersebut menunjukkan tingkat partisipasi yang tergolong rendah.

Jika dijumlahkan dan dihitung reratanya maka akan menggambarkan nilai partisipasi dalam pemanfaatan halis dengan jumlah sebesar 0,98. Jadi tingkat partisipasi masyarakat ditinjau dari partisipasi dalam pemanfaatan hasil sebesar 0,98 yaitu tergolong rendah. (1). Tingkat partisipasi masyarakat ditinjau dari partisipasi dalam evaluasi, ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pengembangan Pariwisata Pantai Ditinjau dari Partisipasi dalam Perencanaan No. Tolak Ukur Tingkatan Nilai/Skor 1. Masyarakat diminta untuk menilai kebijakan pembangunan pariwisata 0,7 2.

Masyarakat berinisiatif memberikan penilaian, kritik, dan saran terhadap kebijakan pembangunan pariwisata Rerata Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan Lembar Observasi Tabel di atas menjelaskan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru yang ditinjau dari partisipasi dalam evaluasi, menunjukkan bahwa dari 2 (dua) talak ukur yang digunakan dengan nilai masing-masing 0,7., dan 0,8. Nilai dari ke-dua tolak ukur tersebut tergolong rendah. Jika dijumlahkan dan dihitung reratanya untuk menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat yang ditinjau dari partisipasi dalam evaluasi maka jumlahnya sebesar 0,75. Jadi tingkat partisipasi masyarakat

0,8 0,75

ditinjau dari partisipasi dalam evaluasi sebesar 0,75 yaitu tergolong rendah. Tingkat partisipasi masyarakat ditinjau secara keseluruhan dari 4 (empat) indikator dengan menjumlahkan nilai ke-empat indikator dan menghitung reratanya. Maka jumlahnya sebesar 0,89. Jadi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru dengan nilai sebesar 0,89 yaitu tergolong rendah. Berikut digambarkan dalam bentuk Gambar Grafik 1 di bawah.

Gambar 1 Grafik Tingkat Partisipasi Masyarakat Secara Keseluruhan Ditinjau dari Empat Indikator

5

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

Sumber: Hasil Perhitungan dari Empat Indikator Partisipasi Grafik di atas menjelaskan nilai/skor dari ke-empat indikator dan nilai/skor keseluruhan dari 4 (empat) indikator. Indikator partisipasi dalam perencanaan dengan nilai sebesar 0,77., partisipasi dalam pelaksanaan dengan nilai sebesar 1,01., partisipasi dalam pemanfaatan hasil dengan nilai sebesar 0,98., dan partisipasi dalam evaluasi dengan nilai sebesar 0,75., serta nilai keseluruhan dari ke-empat indikator sebesar 0,89. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru dengan nilai sebesar 0,89 yaitu tergolong rendah. Hasil penelitian yang ke-dua yaitu program pemerintah yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat khususnya dalam bidang pariwisata seperiti yang dijelaskan oleh salah satu staf pegawai Disbudpar Lombok Timur adalah kelompok masyarakat sadar wisata. Program ini diupayakan oleh pemerintah dengan jalan memberikan sosialisasi mengenai pariwisata kepada masyarakat. Pemerintah sampai tahun 2015 sudah sampai memberikan pasilitas sekretariat sadar wisata yang bertempat tidak jauh dari lingkungan objek wisata pantai seperti yang

ada di Desa Sekaroh dan Desa Eas Buana. Tujuan dari pemerintah agar masyarakat tidak asing memandang pariwisata, oleh sebab itulah perlunya kesadaran wisata bagi masyarakat, untuk mewujudkan kesadaran wisata pada masyarakat, ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan membuat kelompok sadar wisata pada masyarakat. Kelompok sadar wisata di Kecamatan Jerowaru sudah terbentuk yaitu di Desa Ekas Buana dan Desa Sekaroh, namun karena kurangnya pengetahuan tentang tujuan dan fungsi serta pengelolaan komunitas kelompok sadar wisata ini, keberadaannya saat ini tidak begitu aktif dan peranannya dalam memberikan pemahaman kesadaran wisata pada masyarakat masih rendah. Berdasarkan keterangan dari bapak Malik karyawan pada Villa Ekas Break bahwa kelompok sadar wisata di Desa Ekas Buana sudah ada sejak akhir tahun 2013, pada awalnya banyak yang bersemangat dalam mengelola dan mengembangkaknya bahkan menjadi pusat informasi wisata di Desa Ekas Buana, namun semakin lama semakin tidak terkelola karena kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengelola dan kurangnya manfaat yang bisa diambil

6

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

oleh masyarakat yang mengelolanya (Wawancara Bapak Malik, 03/02/2016). Pemerintah juga berupaya merancang sebuah kegiatan/momentum untuk menanamkan motivasi kelompok sadar wisata seperti dengan membuat rankaian acara jambore kelompok sadar wisata (jambore pokdarwis). Upaya ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk mengoftimalkan peranan kelompok-kelompok sadar wisata yang ada di Kabupaten Lombok Timur sehingga berperan aktif dalam menanamkan kesadaran wisata kepada masyarakat. Selain upaya dalam memberdayakan masyarakat, pemerintah juga berupaya untuk melakukan pembangunan pariwisata melalui pembangunan sarana parasarana pariwisata seperti jalan menuju objek wisata. Dari pembangunan sarana dan prasarana pariwisata diharapkan masyarakat termotivasi untuk mendukung kemajuan pariwisata.

yaitu tergolong rendah, yang ke-dua yaitu partisipasi dalam pelaksanaan menunjukkan skor/nilai dengan jumlah 1,05 yaitu tergolong rendah, yang ke-tiga yaitu partisipasi dalam pemanfaatan hasil menunjukkan skor/nilai dengan jumlah 0,98 yaitu tergolong rendah, dan yang ke-empat yaitu partisipasi dalam evaluasi menunjukkan skor/nilai dengan jumlah 0,75 yaitu tergolong rendah. Tingkat partisipasi secara keseluruhan dari 4 (empat) indikator menunjukkan skor/nilai dengan jumlah 0,89 yaitu tergolong rendah. Jadi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru tergolong rendah dengan skor/nilai 0,89. Seperti yang dijelaskan oleh bapak Supriadi selaku kepala bidang pemasaran dan promosi sumber daya pariwisata bahwa rendahnya partisipasi masyarakat ini dikarenakan oleh rendahnya kemampuan, pengalaman, pendidikan, serta kreatifitas dari masyarakat dalam bidang pariwisata, selain itu kesadaran masyarakat terhadap pariwisata juga yang minim. Maka atas hal tersebut perlunya pemberian sosialisasi, pelatihan, dan pendidikan yang lebih intensif dari pemerintah guna untuk meningkatkan mutu dan kualitas masyarakat dalam bidang pariwisata serta meng-oftimalkan LSM, dan kelompok sadar wisata dalam menanamkan kesadaran wisata pada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan untuk mengoptimalkan potensi objek wisata alam pantai yang ada di Kecamatan Jerowaru dalam rangka untuk membantu memperbaiki perekonomian daerah dan masyarakat.. Pemerintah memiliki tanggung jawab atas pembangunan baik pembangunan fisik maupun pembangunan manusianya. Dalam sektor pariwisata Kabupaten Lombok Timur pemerintah mengupayakan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata melalui kelompok sadar wisata (pokdarwis). Melalui pokdarwisa pemerintah dapat menanamkan kesadaran wisata kepada masyarakat dengan lebih efektif karena semakin banyak pihak yang berperan dalam mewujudkan kesadaran wisata. Pemerintah dapat memberikan kontrol keaktifan pokdarwisa dalam bekontribusi menanamkan kesadaran wisata, jika pokdarwis kurang berperan aktif

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru masih rendah. Berdasarkan observasi dan keterangan responden bahwa masyarakat memang belum banyak terlibat aktif dalam sektor pariwisata, hanya beberapa orang yang bekerja dalam sektor pariwisata seperti penjual makanan dan minuman pada lokasi objek wisata pantai, penyedia jasa perahu jukung dan beberapa masyarakat yang bekerja sebagai karyawan pada hotel/villa yang ada, tetapi masyarakat rata-rata bekerja sebagai petani dan nelayan. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru ditinjau dari partisipasi dalam perencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pemanfaatan hasil dan partisipasi dalam evaluasi. Skala tingkatan partisipasi yang digunakan dalam pengukuran partisipasi masyarakat menggunakan skala 0 s/d 3 dengan kategori 0 = sangat rendah, 1 = rendah, 2 = tinggi, dan 3 = sangat tinggi (Arikunto, 2010). Indikator yang pertama yaitu partisipasi dalam perencanaan menunjukkan skor/nilai dengan jumlah 0,77 7

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

maka pemerintah melalui disbudpar memberikan motivasi kepada pokdarwis sehingga dapat memberikan peranan yang berkelanjutan seperti kegiatan jambore pokdarwis yang dilakukan oleh disbudpar lombok timur, kegitan tersebut dapat memberikan motivasi dan kontrol kepada pokdarwis-pokdarwis agar terus berperan aktif secara berkelanjutan. Selain upaya dalam membangun sumber daya manusia dalam bidang pariwisata, pemerintah juga berupaya dalam mewujudkan pariwisata yang berkembang dengan membangun sarana dan prasarana pariwisata, jika sarana dan prasarana pariwisata mencukupi dan layak maka masyarakat juga akan semakin semangat dalam memberikan kontribusinya untuk ikut serta dalam pengembangan pariwisata, demikian juga sebaliknya sarana dan prasarana pariwisata yang tidak memadai dapat membuat masyarakat tidak semangat untuk ikut serta dalam pengembangan pariwisata dan juga menunjukkan rendahnya upaya pemerintah dalam pengembangan pariwisata.

(jambore pokdarwis), dan berupaya melakukan pembangunan fisik pariwisata pantai seperti saran dan prasarana pariwisata. Berdasarkan hasil penilitian, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. 1) Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat diperlukan upaya pemerintah daerah untuk memberikan sosialisasi tentang keberadaan pariwisata pantai kepada masyarakat secara intensif dan berkelanjutan. 2) Pemerintah maupun swasta perlu memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat untuk meningkatkan skill, menggali kreatifitas masyarakat dalam aktivitas pariwisata. 3) Untuk memberdayakan masyarakat dalam bidang pariwisata, pemerintah perlu mempasilitasi masyarakat untuk membentuk dan mengaktifkan serta memberikan semangat kepada kelompok sadar wisata, LSM dan sejenisnya agar berperan dengan oftimal. 4) Pemerintah perlu berupaya untuk menyediakan sarana prasarana yang sesuai guna untuk menunjang perkembangan pariwisata seperti akses jalan, transportasi, ketersediaan air bersih, dan listrik. 5) Perlu adanya sistem pengelolaan pariwisata yang profesional guna untuk pemasaran dan promosi serta pelayanan yang baik kepada wisatawan.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai di Kecamatan Jerowaru masih rendah, terlihat dari nilai/skor masing-masing dari empat indikator pengukuran partisipasi dan nilai/skor keseluruhan dari empat indikator tersebut. Indikator partisipasi dalam perencanaan dengan nilai sebesar 0,77., partisipasi dalam pelaksanaan dengan nilai sebesar 1,05., partisipasi dalam pemanfaatan hasil dengan nilai sebesar 0,98., dan partisipasi dalam evaluasi dengan nilai sebesar 0,75., serta nilai keseluruhan dari ke-empat indikator sebesar 0,89. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai tergolong rendah yaitu dengan nilai sebesar 0,89. (2) Upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai yaitu dengan membuat program kelompok masyarakat sadar wisata (pokdarwis), melakukan jambore kelompok sadar wisata

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015. Obyek Wisata. http://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_wi sata, diakses tanggal 23 Maret 2015 Anonim. 2015. Wisata Syariah dipulau seribu Masjid: http://www.antarantb.com/,diakses 29 Mei 2015 Anonim. 2015. Partisipasi Masyarakat. http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi masyarakat, diakses 19 Mei 2015. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta Aryunda, Hanny. 2011. Dampak ekonomi Pengembangan kawasan ekowisata Kepulauan Seribu. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.22 No.1, April 2011, hlm. 1-16 8

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2015. Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan Pulau Lombok 2015-2019 Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Budhiana, Nyoman. 2013. Lebih Satu Juta Wisatawan ke Lombok. http://www.antarabali.com/berita/331 90/lebih-satu-juta-wisatawan-kelombok, diakses tanggal 02 Oktober 2016 Hadi, Sutrisno. 1986. Metode Research. Jakarta: Andi Offset Irianto. 2011. “Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi pada Masyarakat di Gili Terawangan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara”. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan.Vol.7 No.3 November 2011. Isbandi Rukminto Adi. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press Kesrul, M. 2003. Penyelenggaraan Oprasi Perjalanan Wisata. Jakarta: PT Grasindo Panduan Penelitian Prioritas Nasional MP3EI. 2013. Lembaga Penelitian Universita Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG “Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025”. Rahayu, Dwi Eni. 2014. “Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Kombinasi SPPKB dengan Game Jcross pada Mapel IPS” Jurnal Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Universiatas Negeri Semarang. Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort and Leisure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure. Satropoetro, S. 1989. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disipling dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni Setiawan, I Wayan Edi dkk. 2014. “Partisipasi Masyarakat Dalam

Pengelolaan Kawasan Wisata Geopark Batur Di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli”.EJuournal Undiksha. Volume 5.No.1 Subadra, I Nengah. 2006. Ekowisata Hutan Mangrove dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Studi Kasus di Mangrove Information Center, Desa Pemagon, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. (tesis) S2 Kajian Pariwisata: Universitas Udayana Subhani, Armin. 2010. Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2010. Tesis. Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. -----------. 2012. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV. Alfabeta. Sujarweni, V. Wiratna. 2008. Belajar Mudah Spss Untuk Penelitian Skirpsi, Tesis, Disertasi & Umum. Yogyakarta: Global Media Inforamasi --------------------------. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press Sumarsono dan Johny Siregar. 1996. Perilaku Masyarakat di Lingkungan Kawasan Industri di Batam. Jakarta: CV. BUPARA Nugraha Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra Utama Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasi di Indonesia. Yogyakarta: GAVA MEDIA. Sundariningrum. 2001. Partisipasi Masyarakat. Yogyakarta: Penertbit Pelajar Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Susanti, Yeni. 2012. “Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Objek Wisata Goa Tabuhan Sebagai Daerah Tujuan Wisata (Tourist Destination Area) Di Desa Wareng Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan”. Jurnal 9

Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016

Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI Undang-Undang Republik Indonesi No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Wardiyanto dan baikuni. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk Agung.

Widyasmi, Kartika. 2012. Strategi Pengelolaan Pariwisata Bahari di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak. Skripsi. Serang: UNTIRTA Yoeti, H. Oka. A. 1997. Perencanaan & Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT Karya Unipress Zuriah, Nurul. 2007. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori – Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

10