ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA

Download Tugas akhir/Skripsi/Karya Ilmiah. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada. Politeknik Negeri Batam Hak Bebas...

0 downloads 560 Views 2MB Size
ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA

TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III

Oleh: FARIKA MITRA YEKTI 3110801085

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BATAM 2011

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

: Farika Mitra Yekti

NIM

: 3110801085

Tanda Tangan

: 13 Juli 2011

Tanggal

: ..............................................

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA

Oleh: FARIKA MITRA YEKTI 3110801085

BATAM, ……………………… Dosen Pembimbing

ARNIATI, S.E., M.Si., Akt NIK: 100003 Dosen Penguji I

Dosen Penguji II

Bambang Hendrawan, ST, M.SM NIK: 100014

Chici Ramdhaniah, SE NIK: 111078

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma-3 pada Politeknik Negeri Batam. Penulis sadar sepenuhnya, bahwa tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Priyono Eko Sanyoto selaku direktur Politeknik Negeri Batam. 2. Ibu Arniati, M.Si, SE.Akt, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini. 3. Bapak Bambang Hendrawan selaku penguji I tugas akhir yang telah memberikan masukan untuk perbaikan tugas akhir ini dan Mbak Chici Ramdhaniah selaku penguji II yang turut memberikan saran terhadap tugas akhir ini. 4. Bapak Muslim Ansori selaku wali akademik. 5. Ibu Ely Kartikaningdyah, M.Si, selaku ketua program studi jurusan akuntansi. 6. Seluruh dosen dan staff akuntansi yang turut memberikan dukungan dan semangat terhadap penulis. 7. HRD PT Apollo Aneka Persada yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada PT Apollo Aneka Persada. 8. Bapak Asriando Siregar selaku pembimbing perusahaan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan seluruh karyawan PT Apollo Aneka Persada yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir. 9. Bapak, Ibu, dan Adik tercinta yang telah memberikan doa restu berupa semangat serta nasihat-nasiahat dan kekuatan dalam penyelesaian tugas akhir ini. LOVE 10. Mbah, Eyang, Bude, Pakde, Om, Tante, Mba, Mas dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan kekuatan dalam penyelesaian tugas akhir.

iv

11. Mas Leo yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dan dapat dengan sabar menghadapi sikap penulis. Makasih mas♥ 12. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan doa restu berupa semangat serta nasihat-nasiahat dan kekuatan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 13. Mela sahabat terbaik sepanjang masa. 14. Imah, Kiko, Wafit, Tya, Kak Wan, teman-teman seperjuangan selama 3 tahun kuliah. Susah senang bersama. Akhirnya toga udah didepan mata. FIGHTING!☺ 15. Ines dan Nurul sahabat-sahabat seperjuangan magang. Makasih untuk kerjasama dan dukungannya. 16. Eka, Vita, Eko, alfina, teman-teman sebimbingan tugas akhir. 17. Teman-teman seperjuangan AK 08 yang saling memberikan semangat dan dukungan. 18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam penyusunan tugas akhir ini. Selanjutnya besar harapan penulis semoga tugas akhir ini memberi manfaat dan

menjadi

pengetahuan

bagi

kita

semua.

Penulis

sadar

akan

kekurangsempurnaan dari tugas akhir ini, untuk itu kritik dan saran diharapkan demi penyempurnaan.

Batam, 13 Juli 2010 Penulis

Farika Mitra Yekti 3110801085

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

: Farika Mitra Yekti

NIM

: 3110801085

Program Studi

: Akuntansi

Jenis karya

: Tugas akhir/Skripsi/Karya Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Batam Pada tanggal: 13 Juli 2011 Yang menyatakan

(Farika Mitra Yekti)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Judul ...............................................................................................................

i

Lembar Pernyataan Orisinalitas ...................................................................................

ii

Lembar Pengesahan ..................................................................................................... iii Kata Pengantar ............................................................................................................. iv Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ............................................................... vi Daftar Isi ...................................................................................................................... vii Daftar Tabel ................................................................................................................. xi Daftar Gambar.............................................................................................................. xii Daftar Lampiran ........................................................................................................... xiii Abstrak ......................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................

2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................................

3

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................

3

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................

3

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Produksi ..................................................................................................... 2.1.1

Biaya Bahan Baku ...................................................................................

vii

6 6

2.2

2.1.2

Biaya Tenaga Kerja Langsung ................................................................

6

2.1.3

Biaya Overhead .......................................................................................

7

Biaya Standar ......................................................................................................

8

2.2.1

Biaya Standar Bahan Baku ..................................................................... 10

2.2.2

Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung ................................................... 10

2.2.3

Biaya Standar Overhead.......................................................................... 11

2.2.3.1 Biaya Standar Overhead Variabel .......................................................... 12 2.2.3.2 Biaya Standar Overhead Tetap ............................................................... 12 2.3

Analisis Variansi ................................................................................................. 13 2.3.1

Analisis Variansi Bahan Baku ............................................................... 13

2.3.2

Analisis Variansi Tenaga Kerja Langsung ............................................ 14

2.3.2.1 Analisis Variansi Tarif Tenaga Kerja Langsung................................... 14 2.3.2.2 Analisis Variansi Efisiensi Tenaga Kerja Langsung............................. 15 2.3.3 2.4

Analisis Variansi Overhead .................................................................. 17

Perhitungan Analisis Variansi............................................................................. 17 2.4.1

Bahan Baku .......................................................................................... 17

2.4.2

Tenaga Kerja Langsung ....................................................................... 19

2.4.3

Overhead ............................................................................................... 20

2.4.3.1 Overhead Variabel ................................................................................ 20 2.4.3.2 Overhead Tetap ..................................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1

Metodologi Penelitian ......................................................................................... 28

viii

3.2

3.1.1

Objek Penelitian .................................................................................... 28

3.1.2

Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28

3.1.3

Metode Analisis Data ............................................................................ 29

Gambaran Umum Perusahaan ............................................................................. 29 3.2.1

Sejarah Perusahaan ............................................................................... 29

3.2.2

Produk Perusahaan ................................................................................ 31

3.2.3

Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 32

3.2.4

Job Description ..................................................................................... 34

BAB IV PEMBAHASAN 4.1

Penyajian Biaya Standar Produksi ...................................................................... 38

4.2

Penyajian Biaya Aktual Produksi ....................................................................... 41

4.3

Perhitungan Variansi Biaya Produksi ................................................................. 44 4.3.1

Variansi Biaya Bahan Baku Size 5-1/2” PIN........................................ 44

4.3.2

Variansi Biaya Bahan Baku Size 20” PIN ............................................ 47

4.3.3

Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 5-1/2” PIN ..................... 49

4.3.4

Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 20” PIN .......................... 51

4.3.5

Variansi Biaya Overhead Variabel Size 5-1/2” PIN ............................. 53

4.3.6

Variansi Biaya Overhead Variabel Size 20” PIN .................................. 55

4.3.7

Variansi Biaya Overhead Tetap Size 5-1/2” PIN .................................. 57

4.3.8

Variansi Biaya Overhead Tetap Size 20” PIN ...................................... 59

BAB V PENUTUP 5.1

Kesimpulan ........................................................................................................ 61

ix

5.2

Saran .................................................................................................................. 62

Daftar Pustaka Lampiran

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2” PIN ...................................... 38 Tabel 4.2 Biaya Standar Size 5-1/2” PIN .................................................................... 39 Tabel 4.3 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 20” PIN .......................................... 40 Tabel 4.4 Biaya Standar Size 20” PIN ......................................................................... 40 Tabel 4.5 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2” PIN ....................................... 41 Tabel 4.6 Biaya Aktual Size 5-1/2” PIN ...................................................................... 42 Tabel 4.7 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 20” PIN .......................................... 43 Tabel 4.8 Biaya Aktual Size 20” PIN .......................................................................... 43 Tabel 4.9 AQ Pada SQ 5-1/2” PIN .............................................................................. 45 Tabel 4.10 Variansi Total Size 5-1/2” PIN .................................................................. 45 Tabel 4.11 AQ Pada SQ 20” PIN ................................................................................. 47 Tabel 4.12 Variansi Total Size 20” PIN ...................................................................... 48 Tabel 4.13 Keseluruhan Variansi Total ....................................................................... 60

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Variansi Bahan Baku................................................................................ 18 Gambar 2.2 Variansi Tenaga Kerja Langsung ............................................................. 19 Gambar 2.3 Variansi Overhead Variabel ..................................................................... 21 Gambar 2.4 Variansi Overhead Tetap.......................................................................... 25 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Apollo Aneka Persada ........................................ 33 Gambar 4.1 Variansi Bahan Baku Size 5-1/2” PIN ..................................................... 46 Gambar 4.2 Variansi Bahan Baku Size 20” PIN ......................................................... 49 Gambar 4.3 Variansi TKL Size 5-1/2” PIN ................................................................. 51 Gambar 4.4 Variansi TKL Size 20” PIN ..................................................................... 53 Gambar 4.5 Variansi Overhead Variabel Size 5-1/2” PIN .......................................... 55 Gambar 4.6 Variansi Overhead Variabel Size 20” PIN ............................................... 57 Gambar 4.7 Variansi Overhead Tetap Size 5-1/2” PIN ............................................... 58 Gambar 4.8 Variansi Overhead Tetap Size 20” PIN ................................................... 60

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

: Laporan Magang

xiii

ABSTRAK

Nama

: Farika Mitra Yekti

Program Studi

: Akuntansi

Judul

: Analisis Varians Biaya Prododuksi Pada PT Apollo Aneka Persada

Tugas akhir ini membahas mengenai bagaimana perhitungan varians biaya produksi. Bagaimana perhitungan variansi biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2” PIN dan 20” PIN pada periode 2010 pada PT Apollo Aneka Persada. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat variansi biaya produksi pada kedua size. Variansi untuk protector size 5-1/2” PIN lebih kecil dibandingkan protector size 20” PIN. PT Apollo Aneka Persada harus dapat mengendalikan biaya produksi untuk proses produksi tahun-tahun berikutnya agar tidak mengalami variansi yang maksimum.

Kata Kunci: Varians, Biaya Standar Produksi, Biaya Aktual Produksi

xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era persaingan bebas saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensinya dalam menjalankan proses produksi. Hal ini mutlak diperlukan jika perusahaan ingin tetap bertahan di dalam persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Perusahaan-perusahaan yang bersaing ketat termasuk PT Apollo Aneka Persada harus dapat menyediakan barang-barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang rendah. PT

Apollo

Aneka

Persada

merupakan

perusahaan

fabrikasi

yang

mengkhususkan kegiatan produksinya dalam bidang penyediaan barang-barang aksesoris untuk industri perminyakan dan gas. PT Apollo Aneka Persada menggunakan sistem semi proses costing. Dalam melakukan proses produksi, PT Apollo Aneka Persada memiliki beberapa bagian yang terkait, yaitu bagian store, finance, purchasing, planing production and control (PPC) Dalam melakukan proses produksi terlebih dahulu telah ditetapkan biaya standar yang digunakan dalam memproduksi, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead yang telah ditetapkan oleh bagian planing production and control (PPC) dan bagian accounting. Biaya bahan baku yang terjadi dalam mengolah produk jadi harus dapat dikendalikan oleh bagian planing production and control (PPC) agar tidak terjadi pemborosan. Banyaknya order yang ditangani oleh bagian planing production and control (PPC) mengakibatkan bagian ini harus berpikir untuk menangani masalah yang dihadapi

1

2

setiap order, karena setiap order biasanya memiliki masalah yang berbeda. Masalah tersebut terjadi pada bahan produksi sehingga dibutuhkan kebijakan dalam menentukan biaya bahan produksi yang dilakukan oleh bagian planing production and control (PPC). Biaya standar produksi sering tidak sesuai dengan biaya aktual produksi. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan terhadap biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi. Terbukti dari berbagai order yang dihasilkan oleh PT Apollo Aneka Persada terjadi varians (selisih) antara biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi, sehingga dibutuhkan analisis varians biaya produksi untuk mengukur varians (selisih) antara biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi, supaya dapat mencapai biaya produksi yang efisien. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap varians biaya produksi dengan menggunakan

analisis variansi sebagai pengendalian efisiensi biaya produksi dengan meneliti budget summary tahun 2010 dengan jumlah pemakaian biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2” PIN dan 20” PIN dengan judul “ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA”

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana perhitungan variansi biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2” PIN dan 20” PIN pada periode 2010.

3

1.3 Batasan Masalah Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Batasan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan standar biaya produksi yang diperoleh dari accounting berupa budget summary yang telah dihitung dengan baik untuk budget summary periode 2010. b. Batasan Lapangan Penulis membatasi lapangan penelitian pada bagian accounting yang menentukan biaya standar produksi dan memutuskan berapa besar biaya produksi yang diperlukan untuk meminimalisir biaya produksi. c. Batasan Aspek Peneliti membahas tentang perhitungan variansi biaya produksi protector ukuran 5-1/2” PIN dan 20” PIN periode 2010.

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung varians biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2” PIN dan 20” PIN pada periode 2010.

1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: a. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan memberikan arahan kepada perusahaan dalam mengambil keputusan, serta sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan biaya produksi.

4

b. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai varians biaya produksi dengan penerapannya di lapangan, serta dapat mengetahui secara nyata mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya selisih standar biaya produksi dengan aktual biaya produksi. c. Bagi Pembaca Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi pembaca tentang analisis varians biaya produksi. Serta dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis.

1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dan memahami masalah yang akan dibahas oleh penulis, maka dalam penyusunan laporan ini penulis membaginya ke dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I

Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II

Tinjauan Pustaka Dalam bab ini dibahas landasan teori yang mendasari penelitian yang berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan perhitungan varians biaya produksi.

5

Bab III

Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Dalam bab ini, menjelaskan tentang objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. Selain itu, pada bab ini juga dibahas tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, kegiatan dan jenis usaha serta perkembanagn usaha sampai saat ini.

Bab IV

Pembahasan Bab ini berisi pembahasan dari rumusan masalah tentang perhitungan variansi biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2” PIN dan 20” PIN.

Bab V

Kesimpulan Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan saran yang diambil dari pembahasan pada Bab IV.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biaya Produksi 2.1.1 Biaya Bahan Baku Menurut Hongern (2009:62), biaya bahan baku langsung adalah biaya untuk kebutuhan dari semua material yang mungkin menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam pengerjaan kemudian barang jadi) dan dapat dilacak ke objek biaya pada kegiatan ekonomis yang sedang dijalankan Menurut Samryn (2002:25), bahan langsung terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian yang integral dari produk jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk yang dihasilkan. Menurut Hansen (2006:50), bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produksi. Sebagai contoh, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah, alkohol pada tisu pembersih muka, dsb. 2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut Samryn (2001: 25), biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah kedalam produk-produk tertentu. Biaya ini juga sering disebut touched labor karena biaya ini dibayar kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung melaksanakan

6

7

proses produksi. Biaya ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi. Dalam sehari-hari biaya tenaga kerja identik dengan jumlah pembayaran gaji, upah dan pembayaran lain karena mempekerjakan pegawai. Menurut Hansen (2006:50), biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Menurut Hanggana (2009:63), tenaga kerja langsung (direct labor) adalah karyawan di bagian produksi yang mempunyai pekerjaan (fungsi) yang berkaitan langsung dengan proses produksi, sehingga jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan, maka proses pembuatan barang jadi tidak akan selesai. 2.1.3 Biaya Overhead Menurut Samryn (2001:25), biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik kecuali bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Termasuk dalam kelompok ini adalah gaji manajer pabrik, biaya listrik, air dan telepon, biaya penyusutan dan biaya lain-lain yang terjadi dalam hubungannya dengan keberadaan pabrik. Menurut Hansen (2006:51), semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu katagori yang disebut ongkos overhead. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead manufactur. Contoh-contohnya termasuk penyusutan

8

bangunan dan peralatan, pemeliharan, perlengkapan, pengawasan, penanganan bahan, tenaga listrik, pajak hak milik, taman pabrik dan keamanan pabrik. Peralatan umumnya adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi yang tidak

menjadi bagian dari produk jadi atau yang tidak digunakan dalam

penyediaan jasa. Sabun cuci piring pada restoran siap saji, dan minyak pelumas untuk peralatan produksi, adalah contoh-contoh perlengkapan. Menurut Hanggana (2009:71), biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. BOP dapat dibebankan ke biaya produksi dengan cara langsung maupun tidak langsung. BOP dapat dibebankan langsung jika menggunkan metode process costing, sedangkan dalam metode job order costing menggunakan pembebanan tidak langsung yaitu dengan tarif BOP yang ditentukan dimuka. Menurut Hanggana (2009:72), BOP dapat dikelompokan menjadi 5: 1. Biaya bahan pembantu 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung 3. Tambahan gaji tenaga kerja langsung selain gaji pokok yang dihitung dengan tarif per jam kerja dan tarif per unit hasil produksi. 4. Biaya produksi karena berlalunya waktu 5. Biaya produksi yang langsung membutuhkan pengeluaran uang tunai (kas keluar)

2.2 Biaya Standar Menurut Blocher (2001:730), biaya standar merupakan pengeluaran perusahaan yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan

9

tertentu. Biaya standar berada pada posisi perencanaan perusahaan dan pengendalian kegiatan. Menurut Hansen (2006:419), dua alasan untuk penerapan sistem biaya standar sering kali disebutkan: untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produksi. Menurut Hansen (2006:419), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai suatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai, didefinisikan sebagai berikut: a. Standar ideal (ideal standards), membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat tercapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang dapat ditoleransi. b. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards), bisa tercapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. Standar-standar ini sangat menantang, tetapi dapat dicapai. Dari kedua tipe standar, standar yang saat ini dapat tercapai menawarkan keunggulan dalam hal perilaku pekerja jika standar terlalu ketat dan tidak pernah akan dapat tercapai, para pekerja akan menjadi frustasi, dan tingkat kinerja menurun. Akan tetapi, standar yang menantang dan dapat dicapai, cenderung menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi, khususnya ketika para individu yang bertanggung jawab mencapai standar tersebut telah berpartisipasi dalam pembuatan standar tertentu.

10

2.2.1 Biaya Standar Bahan Baku Menurut Hanggana (2009:245), biaya standar bahan baku (standard cost of material) yaitu biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi. Menurut Hanggana (2009:245), ada 3 istilah standar yang berkaitan biaya bahan baku, yaitu: a. Kuantitas standar per unit (standard quantity per unit), yaitu kuantitas bahan baku yang seharusnya digunakan untuk membuat satu barang jadi. b. Harga standar per unit (standard price per unit), yaitu harga bahan baku yang seharusnya digunakan untuk membuat barang jadi. c. Biaya standar bahan baku (standard cost for material), yaitu biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi. Biaya standar ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Biaya standar bahan baku merupakan hasil perkalian kuantitas standar per unit barang jadi dengan harga standar per unit bahan baku.

2.2.2 Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung Menurut Blocher (2001:735), penyusunan biaya standar tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari pekerjaan, kompleksitas produk, tingkat keterampilan pekerja, kemudahan proses produksi, tipe dan kondisi. Menurut Hanggana (2009:247), biaya standar untuk tenaga kerja langsung (standar cost for direct labor) yaitu biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarakan untuk membuat satu unit barang jadi. Biaya standar untuk tenaga

11

kerja langsung ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Biaya tenaga kerja langsung merupakan hasil perkalian jam tenaga kerja langsung (TKL) yang dipakai dengan tarif per jam TKL untuk TKL yang dibayar berdasarkan jam kerja. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung (BTKL) untuk tenaga kerja langsung yang dibayar berdasarkan unit hasil produksi, maka BTKL dihitung dengan mengalikan unit hasil produksi dengan tarif per unit. Menurut Hanggana (2009:247), ada 3 istilah standar yang berkaitan biaya tenaga kerja langsung, yaitu: a. Jam kerja standar per unit (standard hours per unit), yaitu jam kerja TKL atau mesin yang seharusnya digunakan untuk membuat satu barang jadi. b. Tarif upah standar per jam TKL (standart rate per direct labor hours), yaitu tarif upah TKL yang seharusnya dibayarkan untuk satu jam kerja TKL. c. Biaya standar TKL (standard cost for direct), yaitu biaya TKL yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi. Biaya standar ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Biaya standar TKL merupakan hasil perkalian jam kerja standar per unit dengan tarif upah standar per unit jam kerja TKL. 2.2.3 Biaya Standar Overhead Menurut Blocher (2001:774), penentuan biaya standar untuk overhead pabrik variabel untuk suatu operasi meliputi empat tahap: 1. Penentuan pola perilaku biaya overhead pabrik variabel. 2. Pemilihan satu atau beberapa cost driver yang tepat untuk pembebanan overhead pabrik variable pada objek biaya seperti produk, jasa, atau divisi.

12

3. Penentuan tingkat operasi yang diinginkan dan estimasi overhead pabrik variabel total dan total cost driver yang terkait. 4. Penghitungan tarif overhead pabrik variabel standar. 2.2.3.1 Biaya Standar Overhead Variabel Menurut Blocher (2001:778), tahapan dalam penentuan tarif overhead pabrik variabel standar: 1. Menentukan tingkat operasi. 2. Menentukan overhead pabrik variabel total untuk operasi. 3. Memilih dasar aktivitas untuk overhead pabrik variabel dan menentukan jumlahnya untuk operasi tersebut. 4. Membagi jumlah dalam tahap 2 dengan jumlah dalam tahap 3 untuk menentukan tarif overhead variable dasar. 2.2.3.2 Biaya Standar Overhead Tetap Menurut Blocher(2001:783), penentuan biaya standar untuk overhead pabrik tetap meliputi empat tahap utama: 1. Overhead pabrik tetap yang dianggarkan total untuk operasi. 2. Cost driver untuk pembebanan overhead pabrik tetap. 3. Tingkat operasi normal seperti tercermin oleh kuantitas cost driver untuk pembebanan overhead pabrik tetap, atau aktivitas pambagi untuk periode yang bersangkutan. 4. Tarif pembebanan overhead pabrik tetap standar.

13

2.3 Analisis Variansi Menurut Samryn (2002:213), variansi adalah selisih anatar harga dan kuantitas standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya. Makin banyak variabel yang mempengaruhi implementasi standar maka makin besar kemungkinan terjadinya selisih. Menurut Hansen (2006:428), variansi total mengukur perbedaan antara biaya aktual bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead serta biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual. Pengendalian biaya seringkali berarti perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan. Varians efisiensi memberikan tanda khusus tentang kebutuhan akan tindakan korektif dan dimana tindakan harus difokuskan.

Jadi,

pada

prinsipnya

kegunaan

variansi

efisiensi

adalah

meningkatkan pengendalian operasional. 2.3.1 Analisis Variansi Bahan Baku Menurut Samryn (2002:214), selisih standar biaya bahan baku misalnya dapat diukur dengan selisih kuantitas dan selisih harga. Selisih harga merupakan perbedaan antara harga per unit sesungguhnya dengan harga standar per unit dikalikan dengan barang dan jasa yang sesungguhnya digunakan. Selisih kuntitas merupakan perbedaan kuantitas input sesungguhnya dan kuantitas input yang seharusnya terpakai untuk kuantitas dalam unit output barang yang tercapai dikalikan dengan harga standar per unit. Menurut Hanggana (2009:251), selisih biaya bahan baku terjadi karena biaya standar bahan baku tidak sama atau berbeda dengan biaya aktual bahan baku. Motode Perhitungan selisih biaya bahan baku: a. Model analisa satu selisih

14

1. Selisih bahan baku b. Model analisa dua selisih 1. Selisih kuantitas pemaikan bahan baku (material quantity variance) 2. Selisih harga pemakaian bahan baku (material price variance) 3. Selisih neto biaya bahan baku. 2.3.2 Analisis Variansi Tenaga Kerja Langsung Menurut Samryn (2001:219), selisih tenaga kerja langsung merupakan selisih antara realisasi pembayaran biaya tenaga kerja dengan standar yang ditetapkan. Standar tenaga kerja ini biasanya dinyatakan dalam jumlah jam tenaga kerja yang diperkirakan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja tersebut. Menurut Hanggana (2009:255), selisih biaya tenaga kerja langsung terjadi karena biaya standar tenaga kerja langsung tidak sama atau berbeda dengan biaya aktual tenaga kerja langsung. Jika biaya aktual tenaga kerja langsung lebih besar dari biaya standar tenaga kerja langsung, maka disebut selisih tidak menguntungkan atau tidak efisien atau boros (unfavorable). Sebaliknya, bila biaya aktual tenaga kerja langsung lebih kecil dari biaya standar tenaga kerja langsung, maka disebut selisih menguntungkan atau efisien (favorable). 2.3.2.1 Analisis varians tarif tenaga kerja langsung Menurut Samryn (2001:220), selisih tarif tenaga kerjasama dengan jumlah jam sesungguhnya terpakai dikalikan dengan selisih antara tarif gaji standar dengan tarif gaji sesungguhnya. Selisih rugi tenaga kerja dapat disebabkan oleh

15

pembayaran tenaga kerja yang terlalu tinggi untuk melaksanakan pekerjaanpekerjaan yang sebenarnya berskala lebih rendah pembayarannya. Menurut Hansen (2006:433), variansi tarif tenaga kerja memperhitungkan perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar. 𝑳𝑹𝑽 = 𝑨𝑹 𝒙 𝑨𝑯 − (𝑺𝑹 𝒙 𝑨𝑯)

Di mana

AR = Tarif upah aktual per jam SR = Tarif upah standar per jam AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan

Tanggung jawab terhadap variansi tarif tenaga kerja. Tarif-tarif tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tekanan eksternal seperti pasar tenaga kerja dan kontrak persatuan buruh. Menurut Blocher (2001:745), selisih tarif tenaga kerja langsung merupakan perbedaan antara standar tarif gaji per jam dengan yang sesungguhnya dikalikan dengan jam kerja tenaga kerja langsung sesungguhnya. Menurut Hanggana (2009:258), selisih tarif upah tenaga kerja langsung atau labor rate variance, rumusnya adalah: 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕 − 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕) 𝒙 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒋𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍

2.3.2.2 Analisis varians efisiensi tenaga kerja langsung Menurut Samryn (2001: 220), selisih efisiensi tenaga kerja langsung merupakan ukuran mengenai produktifitas tenaga kerja. Selisih standar dengan realisasinya

16

menguntungkan apabila para pekerja mampu menyelesaikan produksi yang dijadwalkan dalam waktu yang lebih pendek dibanding standar yang ditetapkan. Sebaliknya, selisih tidak menguntungkan. Menurut Blocher (2001:745), selisih efisiensi tenaga kerja langsung adalah perbedaan jam kerja langsung standar dengan yang sesungguhnya dikalikan dengan standar tarif gaji per jam. Menurut Hansen (2006:435), variansi efisiensi tenaga kerja mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan. 𝑳𝑬𝑽 = 𝑨𝑯 𝒙 𝑺𝑹 − (𝑺𝑯 𝒙 𝑺𝑹)

Di mana

AH

= Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan

SH

= Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan

SR

= Tarif upah standar per jam

Tanggung jawab terhadap variansi efisiensi tenaga kerja, secara umum dapat dikatakan bahwa, para manajer produksi bertanggung jawab atas penggunaan secara produktif tenaga kerja langsung. Menurut Hanggana (2009:258), selisih efisiensi upah tenaga kerja langsung atau labor efficiency variance, rumusnya adalah: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒋𝒂𝒎 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 − 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒋𝒂𝒎 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒙 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈

17

2.3.3 Analisis Variansi Overhead Menurut Samryn (2001:221), selisih overhead pabrik merupakan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead standar yang dibebankan kepada produksi. Selisih overhead pabrik dapat diidentifikasikan dalam bentuk selisih pembelanjaan (spending variance) dan selisih volume. Menurut Hansen (2006:435), variansi overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang aktual, juga dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Variansi total overhead variabel dibagi menjadi dua komponen: variansi pengeluaran overhead variabel dan variansi efisiensi overhead variabel. Dalam cara yang hampir sama, variansi total overhead dibagi menjadi dua kategori, yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap.

2.4 Perhitungan Analisis Variansi 2.4.1 Bahan Baku Menurut Hansen (2006:429), varians harga bahan baku dapat dihitung sebagai berikut:

18

Gambar 2.1 Variansi Bahan Baku

AQ X AP

AQ X SP

SQ X SP

(Kuantitas Aktual pada Harga Aktual)

(Kuantitas Aktual pada Harga Standar)

(Kuantitas Standar pada Harga Standar)

Variansi Harga

Variansi Penggunaan

Variansi Total

Pada Gambar 2.1 di atas, diketahui bahwa untuk mengetahui variansi total bahan baku dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑴𝑷𝑽 = 𝑨𝑷 − 𝑺𝑷 𝑨𝑸

Keterangan: MUV

= Varians harga bahan baku

AP

= Harga aktual per unit

SP

= Harga standar per unit

AQ

= Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

𝑴𝑼𝑽 = 𝑨𝑸 𝑿 𝑺𝑸 𝑺𝑷

Keterangan: MUV

= Varians bahan baku yang digunakan

AQ

= Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

SQ

= Kuantitas standar bahan baku yang diperoleh untuk output aktual

SP

= Harga Standar per unit

19

2.4.2 Tenaga Kerja Langsung Menurut Samryn (2001: 214), formula analisis variansi tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut: 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒔𝒊 𝒕𝒂𝒓𝒊𝒇 = 𝑱𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒙 ( 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 − 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂)

𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒔𝒊 𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏𝒔𝒊 = 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒙 (𝑱𝒂𝒎 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 − 𝑱𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂)

Menurut Hansen (2006:434), tenaga kerja dapat dihitung baik dengan menggunakan pendekatan kolom atau pendekatan rumus sebagai berikut: Gambar 2.2 Variansi Tenaga Kerja Langsung

AH X AR

AH X SR

SH X SR

(Jam Aktual pada Tarif Aktual)

(Jam Aktual Pada Tarif Standar)

(Jam Standar pada Tarif Standar)

Variansi Tarif

Variansi Efisiensi

Variansi Total

Pada Gambar 2.2 di atas, diketahui bahwa untuk mengetahui variansi total tenaga kerja langsung dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑳𝑹𝑽 = 𝑨𝑹 𝒙 𝑨𝑯 − (𝑺𝑹 𝒙 𝑨𝑯)

Ket:

AR : Tarif upah aktual per jam SR : Tarif upah standar per jam

20

AH : Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan 𝑳𝑬𝑽 = 𝑨𝑯 − 𝑺𝑯 𝑺𝑹

Ket:

AH : Jam aktual TKL yang digunakan SH : Jam standar TKL yang seharusnya digunakan SR : Tarif upah standar per jam

2.4.3 Overhead 2.4.3.1 Overhead Variabel Menurut Samryn (2001:221), selisih pembelanjaan overhead merupakan perbedaan antara realisasi biaya overhead variabel dengan standar overhead variabel yang didasarkan pada jumlah jam sesungguhnya yang digunakan untuk memproduksi output sesungguhnya. Menurut Hansen (2006:436), variansi overhead variabel dapat dibagi ke dalam variansi pengaluaran dan efisiensi. Perhitungan ini dapat diilustrasikan dengan menggunakan tiga cabang sebagai berikut:

21

Gambar 2.3 Variansi Overhead Variabel

Tarif Overhead

Tarif Overhead

Variabel x Jam Aktual

Variabel x Jam Standar

Overhead Variabel Aktual

Variansi Pengeluaran

Variansi Efisiensi

Variansi Total

Pada Gambar 2.3 dapat diketahui beberapa informasi sebagai berikut: 

Variansi pengeluaran overhead variabel mengukur pengaruh agregat dari

perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (AVOR) dan tarif standar overhead variabel (SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead aktual dibagi dengan jam aktual. Rumus untuk menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah: 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍 = 𝑨𝑽𝑶𝑹 𝒙 𝑨𝑯 − (𝑺𝑽𝑶𝑹 𝒙 𝑺𝑯)



Variansi efisiensi overhead variabel, overhead variabel diasumsikan

bervariasi sejalan dengan perubahan volume produksi. Jadi, overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung yang digunakan. Variansi efisiensi overhead variabel mengukur perubahan dalam konsumsi

22

overhead variabel, yang muncul karena penggunaan efisiensi (atau tidak efisiensi) tenaga kerja langsung. Variansi efisiensi dihitung dengan rumus: 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒔𝒊 𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍 = 𝑨𝑯 𝒙 𝑺𝑯 𝑺𝑽𝑶𝑹 

Tanggung jawab pada variansi efisiensi overhead varibel, secara langsung

berhubungan dengan efisiensi tenaga kerja langsung, atau variansi penggunaan. Jika overhead variabel benar-benar proporsional dengan konsumsi tenaga kerja langsung, maka seperti variansi penggunaan tenaga kerja, variansi efisiensi overhead variabel disebabkan efisien atau tidak efisiennya penggunaan tenaga kerja langsung. Jika lebih banyak (atau lebih sedikit) jam tenaga kerja langsung yang digunakan dari pada standarnya, biaya total overhead variabel akan meningkat (atau menurun). Berlakunya pengukuran tersebut tergantung pada seberapa validkah hubungan antara biaya overhead variabel dan jam tenaga kerja langsung. 

Analisis variansi efisiensi overhead variabel, alasan untuk variansi efisiensi

overhead yang tidak ditoleransi sama dengan yang dikemukakan pada variansi penggunaan tenaga kerja yang tidak ditoleransi. Lebih banyak waktu digunakan dari pada standarnya karena waktu menganggur yang lebih banyak bagi para pengawas dan karena operator mesin digunakan sebagai pengganti para pengawas, tidak berpengalaman dalam pemilihan. Menurut Hanggana (2009:259), analisis selisih biaya overhead pabrik variabel (BOP) terjadi karena BOP variabel standar tidak sama atau berbeda dengan BOP variabel aktual. Jika BOP variabel aktual lebih besar dari BOP variabel standar, maka disebut selisih tidak menguntungkan atau tidak efisien atau boros

23

(unfavorable). Sebaliknya, jika BOP variabel aktual lebih kecil dari BOP variabel standar, maka disebut selisih menguntungkan atau efisien (favorable). Menurut Hanggana (2009:260), perhitungan selisih BOP variabel (SBOPV) a. Model analisis satu selisih SBOPV = Standar BOP variabel pada kapasitas aktual – BOP aktual b. Model analisis dua selisih 1. SE-BOPV (Selisih efisiensi BOP variabel) atau variable efficiency variance. Rumus: 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒋𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝑻𝑲𝑳 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 − 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒋𝒂𝒎 𝑻𝑲𝑳 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒙 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑩𝑶𝑷 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍

2. SP-BOPV (Selisih pengeluaran BOP variabel) atau variable overhead spending variance. Rumus: 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝑩𝑶𝑷 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 − 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝑩𝑶𝑷 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒙 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒋𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍

3. Selisih neto BOP variabel Rumus = SE-BOPV + SP-BOPV 2.4.3.2 Overhead Tetap Menurut Samryn (2001:222), selisih volume overhead menunjukkan selisih antara overhead terpakai untuk barang dalam proses menurut biaya standar dengan taksiran overhead yang dihitung berdasarkan volume overhead sesungguhnya.

24

Menurut Hansen (2006:440), variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan dipengaruhi dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. 𝑶𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏 = 𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒙 𝑱𝒂𝒎 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓

Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan. 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒔𝒊 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 = 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 − 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏

Perhitungan variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap dapat diilustrasikan sebagai berikut: Menurut Hansen (2006:441), perhitungan variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap diilustrasikan sebagai berikut:

25

Gambar 2.4 Variansi Overhead Tetap

Overhead Tetap yang

Overhead Tetap yang

Dianggarkan

Dibebankan

Overhead Tetap Aktual

Variansi yang dikeluarkan

Variansi Volume

Variansi Total

Pada Gambar 2.4 dapat diketahui bahwa variansi total overhead tetap dapat dipecah menjadi dua variansi: 1. Variansi pengeluaran overhead tetap Variansi pengeluaran overhead tetap, didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan. Variansi pengeluaran dapat ditolerasi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan dari pada dianggarkan. Tanggung jawab pada variansi pengeluaran overhead tetap, overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji, penyusutan, pajak, dan asuransi. Banyak overhead tetap - investasi jangka panjang, sebagai contoh, tidak berubah dalam jangka pendek, akibatnya biaya overhead tetap sering di luar kendali langsung manajemen.

26

Analisis varians pengeluaran overhead tetap, oleh karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dari biaya yang dianggarkan dan biaya aktual, memberikan informasi lebih

banyak tentang

penyebab variansi pengeluaran. 2. Variansi volume overhead tetap Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap. 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒔𝒊 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 = 𝑶𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 − 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏

Tanggung jawab pada variansi volume overhead tetap, dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada departemen produksi. Tetapi, kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi. Menurut Hanggana (2009:262), selisih BOP tetap (biaya overhead pabrik tetap) terjadi karena BOP tetap tidak sama atau berbeda dengan BOP tetap aktual. Jika BOP tetap standar lebih kecil dari BOP tetap aktual, maka disebut selisih tidak menguntungkan atau tidak efisien atau boros (unfavorable). Sebaliknya, jika BOP tetap standar lebih besar dari BOP tetap aktual, maka disebut selisih menguntungkan atau efisien (favorable).

27

Menurut Hanggana (2009:262), selisih biaya overhead pabrik tetap a. Selisih anggaran (budget variance) Selisih anggaran terjadi karaena perbedaan anggaran BOP tetap dengan BOP tetap aktual. Rumusnya: 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑩𝑶𝑷 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 − 𝑩𝑶𝑷 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂

b. Selisih volume (volume variance) Selisih volume terjadi jika volume produksi yang dianggarkan tidak sama dengan produksi aktual.

BAB III METODOLOGI PENELITAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian meliputi biaya standar produksi dan biaya aktual produksi untuk protector size 5-1/2” PIN dan 20” PIN untuk tahun 2010. Peneliti melakukan penelitian selama 3 (tiga) bulan yang dimulai pada tanggal 07 Februari 2011 sampai dengan 7 Mei 2011 pada PT Apollo Aneka Persada yang berdomisili di di Kara Industrial Park Blok C4 No.2, Batam Centre, Batam. 3.1.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi : 1.

Wawancara Dalam melakukan teknik pengumpulan data, penulis melakukan teknik wawancara kepada sumber informasi dalam beberapa pertanyaan pada kegiatan penentuan biaya standar produksi dan biaya produksi yang terpakai.

2.

Observasi Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah melihat dan mengamati kegiatan penentuan biaya standar produksi dan proses produksi yang sedang berlangsung.

28

29

3.

Inspeksi Dokumen Penulis melakukan inspeksi dokumen dengan cara melihat dokumendokumen yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan. Data yang diperoleh berupa data perhitungan biaya standar produksi untuk tahun 2010, selain itu penulis mendapatkan data laporan biaya aktual produksi tahun 2010.

3.1.3 Metode Analisis Data Metode yang digunakan penulis dalam perhitungan analisis variansi biaya produksi untuk tahun 2010 adalah metode deskriptif karena penelitian ini hanya mengelola data yang telah disediakan oleh perusahaan dan menggambarkan besarnya variansi biaya standar produksi dengan biaya aktual protector size 51/2” PIN dan 20” PIN tahun 2010 pada PT Apollo Aneka Persada.

3.2

Gambaran Umum Perusahaan

3.2.1 Sejarah Perusahaan PT Apollo Aneka Persada adalah perusahaan manufaktur yang beralamat di Kara Industrial Park Blok C4 No.2, Batam Centre, Batam. PT Apollo Aneka Persada didirikan pada tanggal 26 Juni 2009. PT Apollo Aneka Persada secara khusus memproduksi barang-barang plastik pendukung industri perminyak dan gas. Pola usaha yang diproduksi oleh PT Apollo Aneka Persada saat ini adalah Plastic dan Composite Protector dengan ukuran sbb:

30

Plastic protector

: 2 7/8”, 3 ½”, 4 ½”

Composite Protector

: 5 ½”, 6 5/8”, 7”, 9 5/8”, 10 ¾”, 13 3/8”, dan 20”

Dalam pemenuhan kebutuhan produksi, produk-produk yang diproduksi telah diuji coba dan telah mendapatkan sertifikat dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian Bandung. Proses threading yang dilakukan telah didukung sesuai ketentuan dalam API 5CT 8th Edition, Fox Bear. Meskipun PT Apollo Aneka Persada sebagai bahan hukum resmi didaftarkan tahun 2009, namun sebagai pembuat barang-barang plastik pendukung industri perminyak dan gas, usaha ini telah dirintis melalui perusahaan afiliasi yaitu PT Apollo Aneka Plasindo yang beralamat di Jl Raya Kalimalang No. 3, Cibitung, Bekasi sejak tahun 1996. Untuk mendukung kegiatan PT Apollo Aneka Persada, produksi barang jadi lainnya seperti End Cap, Econowrap, Stopper dan Spacer dibuat oleh PT Apollo Aneka Plasindo di 3 (tiga) lokasi pbrik yaitu Cibitung Bekasi Jawa Barat, Komplek Industri Duta Wisata, Cikarang Jawa Barat, serta di Ruko Duta Muara Kapuk Jakarta. Berikut ini adalah costumer PT Apollo Aneka Persada: 

PT Purna Bina Nusa



PT Patraindo



PT Pipa Mas Putih



PT Global Pasific Energy



PT Imerco Global Enterprise

31



Marubeni Itochu Tubular Asia



PT APIPA



PT Geolink Nusantara



PT Servotech

3.2.2 Produk Perusahaan PT Apollo Aneka Persada merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memiliki daya saing. Adapun jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh PT Apollo Aneka Persada adalah: 

Plastic & Composite Protector



End Cap



Econowrap



Spacer & Stopper Untuk menunjang kegiatan produksi PT Apollo Aneka Persada memakai

beberapa mesin, seperti: a. 1 unit injection machine berkekuatan 220 Ton b. 2 unit injection machine berkekuatan 550 Ton c. 1 line unit pengolah steel coil / plate (cut, roll, weld, press, anchor) d. 3 unit CNC threading machine e. 1 unit crushing machine 3.2.3 Struktur Organisai Perusahaan Dalam suatu organisasi terdapat suatu struktur yang menggambarkan hubungan dan batas-batas yang jelas dalam wewenang dan tanggung jawab dalam setiap

32

bagian yang ada dalam organisasi. Dalam setiap organisasi dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi yang tegus selalu berpegang teguh pada prisip-prinsip organisasi yang meliputi penentuan tujuan, pembagian tugas, pendelegasian wewenang, koordinasi, dan pengawasan. struktur organisasi tergantung pada kondisi lembaga yang bersangkutan serta tujuan pendirian suatu organisasi.

33

PT APOLLO ANEKA PERSADA COMMISSIONERS

PRESIDENT DIRECTOR

MARKETING DIR.

MKT ADMIN

FINANCE AND GENERAL ADMIN / SERVICE DIR.

OPERATION DIR.

QC

FINANCE

HR./G.&ADMIN SERV.

PURCHASE

INSPECTOR

TREASURY

SECURTY

PURCHASING

STORE

GEN.ACCT’G

DRIVER

MIXING/ CRUSHING

COST ACCT’G

GEN SERVICES

PRODUCTION

MAINTENANCE

MATERIAL

INJECTION

TECH.MAINT

SHIPPING/ WAREHOUSE

METAL

UTILITY MAINT

TRHEADING

PPC

PAINTING

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Apollo Aneka Persada Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada

34

3.2.4 Job Description Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Apollo Aneka Persada talah menggambarkan susunan dan jumlah departeman yang dimiliki dan terlibat dalam setiap kegiatan perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Operational Director a. Memastikan semua kegiatan operasional sudah berjalan di perusahaan dapat berlangsung sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan diketahui bersama. b. Mengontrol semua aktivitas yang berjalan di perusahaan melalui kepala departemen yang ditunjuk dari setiap departemen. c. Memantau dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan kegiatan pengendalian mutu yang berjalan di perusahaan. d. Melakukan evaluasi kinerja setiap bagian yang barada di bawah otorisasi. e. Mengotorisasi dokumen-dokumen penting seperti Receiving Voucher, Purchase Order serta dokumen penting lainnya. f. Memonitor kebutuhan material di dalam kelancaran operasional. 2. Marketing Director a. Bertanggung jawab terhadap pemasaran produk perusahaan. b. Melakukan penjualan terhadap produk perusahaan. 3. Finance & Gen. Admin Services Director a. Membawahi finance, human resource, admin &sevices. b. Melakukan evaluasi kinerja setiap bagian yang berada di bawah otorisasi. c. Mengotorisasi dokumen-dokumen penting perusahaan yang berada di bawah fungsi otorisasi.

35

4. Production a. Berkoordinasi dengan setiap bagian agar proses produksi berjalan sesuai dengan aliran produksi. b. Mengamati produksi secara berkesinambungan agar pencapaian target terpenuhi sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. c. Melakukan pengawasan atas kegiatan produksi apakah telah sesuai dengan prosedur dan peralatan yang terkontrol dengan benar. d. Bertanggung jawab terhadap kegitan produksi perusahaan. e. Membuat laporan produksi untuk periode tertentu. f. Membawahi proses injection, metal, threading, dan painting. 5. Quality Control a. Mengecek setiap produk yang telah selesai diproduksi untuk memastikan bahwa produk tersebut telah sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. b. Menjaga dan menjamin kualitas produk pada waktu proses dan setelah proses produksi. c. Menerima dan menolak produk yang tidak sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. 6. Finance a. Memimpin fungsi keuangan PT Apollo Aneka Persada termasuk manajemen keuangan, akunting, pajak, audit, bendahara dan persediaan. b. Bertanggung jawab atas perencanaan dan analisis pengeluaran modal dan pengendalian internalnya.

36

c. Menjamin pelaksanaan seluruh kebijakan perusahaan, mengatur pelaporan lokal dan corporate, serta memberi saran pada manajemen tentang strategi keuangan. d. Membuat budget serta perkiraan dalam kebutuhan keuangan. e. Menangani penerimaan uang, pengeluaran uang serta yang berhubungan dengan utang dan piutang perusahaan. f. Membuat laporan pajak setiap bulan. g. Melakukan pembayaran terhadap supplier berdasarkan invoice, laporan penerimaan barang dan purchase order. 7. Material a. Mencatat keluar masuknya barang di gudang. b. Melakukan aktivitas kontrol stok barang di gudang. c. Mengawasi pengiriman barang ke atau dari perusahaan. d. Melakukan pemeriksaan dan pengecekan terhadap jumlah barang yang dipesan. 8. Maintenance a. Melakukan perbaikan atas kerusakan fasilitas perusahaan seperti mesin, kendaraan serta peralatan produksi lainnya. b. Bertanggung jawab atas perawatan fasilitas perusahaan untuk kegiatan produksi seperti mesin-mesin, listrik serta kendaraan pendukung produksi. 9. Purchasing a. Mengawasi segala bentuk perencanaan dan pembelian bahan baku. b. Melakukan

pembelian

(consumables)

bahan

baku

dan

bahan

baku

pendukung

37

c. Memilih supplier yang menguntungkan perusahaan. 10. PPC (Planning Production Control) a. Mengontrol rencana produksi perusahaan. b. Mengawasi sistem pengendalian dan perencanaan produksi. c. Menjamin ketetapan schedule fabrikasidan kebenaran dalam menyelesaikan produk proyek sesuai standard dan persyaratan pelanggan. 11. Human Resource & Services a. Menyeleksi, menerima dan mengangkat karyawan sesuai dengan kebutuhan. b. Menghitung dan membuat daftar gaji untuk semua karyawan. c. Membuat laporan karyawan tentang kehadiran, cuti, pengunduran diri, serta jumlah karyawan untuk kepentingan jamsostek. d. Membuat sertifikat pengalaman kerja.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Biaya Standar Produksi Penulis melakukan penelitian pada PT Apollo Aneka Persada mengenai variansi antara biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi untuk project yang dihasilkan PT Apollo Aneka Persada tahun 2010. Biaya standar produksi pada PT Apollo Aneka Persada ditentukan oleh bagian Accounting. Standar produksi yang ditentukan oleh PT Apollo Aneka Persada didasarkan atas estimasi terhadap kegiatan produksi yang akan dilakukan pada tahun tersebut. Tabel 4.1 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

38

39

Tabel 4.2 Biaya Standar Size 5-1/2” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

Berdasarkan Tabel 4.1 ditampilkan standar penggunaan bahan baku size 51/2” PIN dan pada Tabel 4.2 ditampilkan biaya standar untuk size 5-1/2” PIN. Dapat diketahui bahwa untuk memproduksi 176 unit protector size 5-1/2” PIN memerlukan biaya sebesar Rp7,358,483. Perusahaan menggunakan 23.00 kg plastik original, 130.00 kg plastik crushing, 254.00 kg steel plate, 0.23 kg masterbatch, dan 0.46 kg ultraviolet. Penggunaan untuk overhead variabel dan tetap terkait pada jam kerja mesin, karena sebagian besar proses produksi dilakukan oleh mesin. Untuk overhead variabel tarifnya adalah Rp40,031 per jam kerja mesin, dibutuhkan 59 jam kerja mesin. Jadi, biaya overhead variabel yang dibebankan pada protector adalah Rp2,361,847 (Rp40,031 x 59). Untuk overhead tetap, tarifnya adalah Rp19,906 per jam kerja mesin, membuat biaya overhead tetap (Rp19,906 x 59).

menjadi Rp1,174,435

40

Tabel 4.3 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 20” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

Tabel 4.4 Biaya Standar Size 20” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

Berdasarkan Tabel 4.3 ditampilkan standar penggunaan bahan baku size 20” PIN dan pada Tabel 4.4 ditampilkan biaya standar untuk size 20” PIN dengan jumlah produksi 1868 unit dan diperlukan biaya sebesar Rp405,650,679. Perusahaan menggunakan 1,821 kg plastik original, 10,321 kg plastik crushing, 10,334 kg steel plate, 18.21 kg masterbatch, dan 36.43 kg ultraviolet. Overhead variabel tarifnya adalah Rp40,436 per jam kerja mesin, dibutuhkan 3230 jam kerja mesin. Jadi, biaya overhead variabel yang dibebankan pada

41

protector adalah Rp130,609,523 (Rp40,436 x 3230). Untuk overhead tetap, tarifnya adalah Rp20,107 per jam kerja mesin membuat biaya overhead tetap menjadi Rp64,945,945 (Rp20,107 x 3230). 4.2 Penyajian Biaya Aktual Produksi Dalam melakukan proses produksi diperoleh biaya aktual produksi, biaya aktual produksi masing-masing size berbeda. Pada tahun 2010 jumlah produksi untuk protector size 5-1/2” PIN adalah sebanyak 176 unit, sedangkan untuk protector size 20” PIN adalah sebanyak 1868 unit. Pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.8 penulis akan menyajikan biaya aktual untuk pembuatan protector size 5-1/2” PIN dan 20” PIN tahun 2010. Table 4.5 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

42

Table 4.6 Biaya Aktual Size 5-1/2” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

Berdasarkan Tabel 4.5 ditampilkan aktual penggunaan bahan baku untuk size 5-1/2” PIN dan pada Tabel 4.6 ditampilkan biaya aktual pemakaian biaya produksi untuk size 5-1/2” PIN. Dapat diketahui bahwa untuk memproduksi 176 unit protector size 5-1/20” PIN memerlukan biaya sebesar Rp9,383,801. Pada tahun 2010 perusahaan menambahkan 1 jenis bahan baku yaitu ripe fare of ceisen. Perusahaan menggunakan 23 kg plastik original, 130 kg plastik crushing, 23 kg ripe fare of ceysen, 254 kg steel plate, 0.229 kg masterbatch, 0.458 kg ultraviolet. Penggunaan untuk overhead variabel dan tetap terkait pada jam kerja mesin, karena sebagian proses produksi dilakukan oleh mesin. Untuk overhead variabel tarifnya adalah Rp49,926 per jam kerja mesin. Oleh karena itu untuk memproduksi 176 protector size 5-1/2” PIN menggunakan 62 jam kerja mesin, biaya overhead variabel adalah Rp3,095,388 (Rp49,926 x 62). Untuk overhead

43

tetap, tarifnya adalah Rp28,165 per jam kerja mesin dan dibutuhkan 62 jam kerja mesin. Oleh karena itu biaya overhead tetap menjadi Rp28,165 (Rp28,165 x 62) Table 4.7 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 20” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

Table 4.8 Biaya Aktual Size 20” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

Berdasarkan Tabel 4.7 ditampilkan aktual penggunaan bahan baku untuk size 20” PIN dan pada Tabel 4.4 ditampilkan biaya aktual untuk size 20” PIN. Untuk memproduksi 1868 unit protector size 20” PIN memerlukan biaya sebesar Rp532,357,155. Perusahaan menggunakan 1,821 kg plastik original, 10,321 kg

44

plastik crushing, 1,821 kg ripe fare of ceysen, 10,334 kg steel plate, 18 kg masterbatch, 36.42 kg ultraviolet. Penggunaan untuk overhead variabel dan tetap terkait pada jam kerja mesin, karena sebagian besar proses produksi dilakukan oleh mesin. Untuk overhead variabel tarifnya adalah Rp49,663 per jam kerja mesin. Oleh karena itu untuk memproduksi protector size 20” PIN menggunakan 3527 jam kerja mesin, biaya overhead variabel adalah Rp175,159,722 (Rp49,663 x 3527). Untuk overhead tetap, tarifnya adalah Rp28,017 per jam kerja mesin dan dibutuhkan 3527 jam kerja mesin membuat biaya overhead tetap menjadi Rp98,814,450 (Rp28,017 x 3527). 4.3 Perhitungan Variansi Biaya Produksi 4.3.1 Variansi Biaya Bahan Baku Size 5-1/2” PIN Variansi biaya bahan baku pada PT Apollo Aneka Persada terjadi karena terdapat penyimpangan realisasi biaya bahan baku dari standar biaya bahan baku yang telah ditentukan. Untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut digunakan analisis varians (selisih) biaya bahan baku. Penyimpangan realisasi biaya bahan baku dari standar bahan baku yang telah ditentukan sering terjadi karena harga bahan baku sering mengalami naik turun pada saat bahan baku dibeli. Data aktual bahan baku yang digunakan untuk size 5-1/2” PIN pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Produksi aktual

176 unit

45

Biaya aktual protector

Rp4,040,763

Pada Tabel 4.9 akan ditampilkan perhitungan Actual Quantity ( AQ) pada Standard Quantity (SQ), sebagai berikut: Tabel 4.9 AQ Pada SP Size 5-1/2” PIN

Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

Dengan menggunakan data standar dan aktual unit dari Tabel 4.2, Tabel 4.6, dan Tabel 4.9, laporan kinerja untuk tahun 2010 dapat dikembangkan seperti yang terdapat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Variansi Total Size 5-1/2” PIN BIAYA AKTUAL

BIAYA YANG

VARIANSI

DIANGGARKAN

TOTAL

(a) (b)

Bahan Baku

Rp 4,040,763

Rp3,438,926

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

Perhitungan variansi harga bahan baku: MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ) = Rp4,040,763 – Rp1,463,876

(a) – (b) = (c)

Rp601,837

46

= Rp2,576,887 (U) Perhitungan variansi penggunaan bahan baku: MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ) = Rp1,463,876 – Rp3,438,926 = Rp1,975,050 (F) Variansi bahan baku dapat pula dihitung menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Variansi Bahan Baku Size 5-1/2” PIN

AQ x AP (Kuantitas aktual pada harga aktual) Rp4,040,763

AQ x SP Kuantitas aktual pada harga standar Rp1,463,876

Rp2,576,887 (U) Variansi Harga (MPV)

SQ x SP Kuantitas standar pada harga standar Rp3,438,926

Rp1,975,050(F) Varainsi Penggunaan (MUV)

Rp601,837 (U) Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

Berdasarkan analisis variansi yang telah dihitung pada Gambar 4.1, variansi terhadap bahan baku tidak ditoleransi. Penyelidikan menyatakan bahwa beberapa bahan baku dibeli dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga

47

standar. Kuantitas pemakaian bahan baku sudah memenuhi standar, hanya saja ada penambahan jenis bahan baku yang dipakai yaitu ripe fare of ceysen. 4.3.2 Varians Biaya Bahan Baku Size 20” PIN Data aktual bahan baku yang digunakan untuk size 20” PIN pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Produksi aktual

1868 unit

Biaya aktual protector

Rp230,008,924

Pada Tabel 4.11 akan ditampilkan perhitungan Actual Quantity ( AQ) pada Standard Quantity (SQ), sebagai berikut: Tabel 4.11 AQ pada SP Size 20” PIN

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

Dengan menggunakan data standar dan aktual unit dari Tabel 4.4, Tabel 4.8 dan Tabel 4.11, laporan kinerja untuk tahun 2010 dapat dikembangkan seperti yang terdapat pada Tabel 4.12.

48

Tabel 4.12 Variansi Total Size 20” PIN BIAYA AKTUAL

BIAYA YANG

VARIANSI

DIANGGARKAN

TOTAL

(a) (b)

Bahan Baku

Rp230,008,924

Rp188,900,210

(a) – (b) = (c)

Rp41,108,714

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

Harga aktual bahan baku (AP) adalah Rp133,204, jumlah aktual kuantitas bahan baku (AQ) adalah 24,352 kg dan harga standar bahan baku (dari Tabel 4.2) adalah Rp121,498. Dengan menggunakan informasi ini, variansi harga bahan baku dapat dihitung sebagai berikut: Perhitungan variansi harga bahan baku: MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ) = Rp230,008,924 – Rp116,114,060 = Rp113,894,864 (U) Perhitungan variansi penggunaan bahan baku: MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ) = Rp116,114,060 – Rp188.900.210 = Rp72,786,150(F)

49

Variansi bahan baku dapat pula dihitung menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.2 Variansi Bahan Baku Size 20” PIN

AQ x AP (Kuantitas aktual pada harga aktual) Rp230,008,924

AQ x SP Kuantitas aktual pada harga standar Rp116,114,060

Rp113,894,864 (U) Variansi Harga (MPV)

SQ x SP Kuantitas standar pada harga standar Rp188,900,210

Rp72,786,150 (F) Varainsi Penggunaan (MUV)

Rp41,108,714 (U) Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

Berdasarkan analisis variansi yang telah dihitung pada Gambar 4.2, variansi terhadap bahan baku tidak ditoleransi. Penyelidikan menyatakan bahwa beberapa bahan baku dibeli dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga standar. Kuantitas pemakaian bahan baku sudah memenuhi standar, hanya saja ada penambahan jenis bahan baku yang dipakai yaitu ripe fare of ceysen. 4.3.3 Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 5-1/2” PIN Perhitungan variansi tarif tenaga kerja langsung. Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jam aktual tenaga kerja langsung untuk size 20” PIN pada tahun 2010 adalah 68 jam dengan tarif per jam adalah Rp15,517. Jam tenaga kerja

50

langsung digunakan 2 orang leader dan 10 orang operator mesin. Dari Gambar 4.1 diketahui bahwa tarif untuk upah standar adalah Rp13,641, jam tenaga kerja standar sebesar 59 jam, yang digunakan oleh 1 orang leader dan 9 orang operator. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan (AH) adalah 68 jam, jam tenaga kerja langsung standar (SH) adalah 59 jam, tarif upah aktual per jam (AR) adalah Rp15,517, tarif upah standar per jam (SR) adalah Rp13,641. Variansi tarif tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LRV

= (AR – SR) AH = (Rp15,517 – Rp13,641) 68 = Rp127,568 (U)

Penyebab terjadinya variansi tarif tenaga kerja dikarenakan adanya kenaikan tarif upah tenaga kerja langsung yang ditetapkan oleh pihak perusahaan pada tahun 2010. Kenaikan upah tertinggi dialami oleh leader. Variansi efisiensi tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LEV

= (AH – SH) SR = (68 - 59) Rp13,641 = Rp122,769 (U)

Variansi efisiensi tenaga kerja langsung dapat ditoleransi. Penyebabnya adalah adanya penambahan 3 (tiga) orang tenaga kerja. Penambahan terjadi karena jumlah mesin juga bertambah.

51

Variansi total tenaga kerja langsung juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Variansi Tenaga Kerja Langsung Size 5-1/2 PIN

AH x AR (Jam Aktual pada Tarif Aktual)

AH x SR (Jam Aktual pada Jam Standar)

SH x SR (Jam Standar pada Tarif Standar)

68 x Rp15,517 Rp1,055,156

68 x Rp13,641 Rp927,588

59 x Rp13,641 Rp804,819

Rp127,568 (U) Variansi Tarif (LRV)

Rp122,769 (U) Varainsi Efisiensi (LEV)

Rp250,337 Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

4.3.4 Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 20” PIN Perhitungan variansi tarif tenaga kerja langsung. Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa jam aktual tenaga kerja langsung untuk size 20” PIN pada tahun 2010 adalah 3848 jam dengan tarif per jam adalah Rp15,317. Jam tenaga kerja langsung digunakan 2 orang leader dan 10 orang operator mesin. Dari Gambar 4.2 diketahui bahwa tarif untuk upah standar adalah Rp13,891, jam tenaga kerja standar 3230 jam, yang digunakan oleh 1 orang leader dan 9 orang operator. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan (AH) adalah 3848 jam, tarif upah aktual per jam (AR) adalah

52

Rp15,317, tarif upah standar per jam (SR) adalah Rp13,894 dan jam tenaga kerja langsung standar (SH) adalah 3230. Variansi tarif tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LRV

= (AR – SR) AH = (Rp15,317 – Rp13,891) 3848 = Rp5,487,248 (unfavorable)

Penyebab terjadinya variansi tarif tenaga kerja dikarenakan adanya kenaikan tarif upah tenaga kerja langsung yang ditetapkan oleh pihak perusahaan pada tahun 2010. Kenaikan upah tertinggi dialami oleh leader. Variansi efisiensi tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LEV

= (AH – SH) SR = (3848 - 3230) Rp13,891 = Rp8,584,638 (unfavorable)

Variansi efisiensi tenaga kerja langsung dapat ditoleransi. Penyebabnya adalah adanya penambahan 3 (tiga) orang tenaga kerja. Penambahan terjadi karena jumlah mesin juga bertambah. Variansi total tenaga kerja langsung juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.4.

53

Gambar 4.4 Variansi Tenaga Kerja Langsung Size 20” PIN

AH x AR (Jam Aktual pada Tarif Aktual)

AH x SR (Jam Aktual pada Tarif Standar)

SH x SR (Jam Standar pada Tarif Standar)

3848 x Rp.15,317 Rp58,939,816

3848 x Rp.13,891 Rp53,452,568

3230 x Rp.13,891 Rp44,867,930

Rp5,487,248 (U) Variansi Tarif (LRV)

Rp8,584,638 (U) Varainsi Efisiensi (LEV)

Rp14,071,886 (U) Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

4.3.5 Variansi Biaya Overhead Variabel Size 5-1/2” PIN Pada anggaran 2010 diperhitungkan ada 9 mesin yang akan beroperasi, ternyata pada tahun 2010 ada penambahan mesin sebanyak 2 (dua), sehingga menjadi 11 mesin. Untuk menghitung variansi biaya overhead variabel telah ditemukan data-data sebagai berikut: Tarif overhead variabel (standar)

Rp45,520

Biaya aktual overhead variabel

Rp3,095,388

Jam aktual mesin

68 jam

Jumlah protector yang diproduksi

176

54

Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi

59 jam

Overhead variabel yang dibebankan

Rp2,361,847

Variansi total overhead variabel dapat dibagi ke dalam variansi pengeluaran dan variansi efisiensi overhead variabel. Perhitungan variansi pengeluaran variansi efisiensi dan variansi efisiensi overhead variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1.

Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR – SVOR) AH = ( Rp45,520 – Rp40,031) 68 = Rp373,252 (unfavorable)

2.

Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) SVOR = (68 – 59) Rp40,031 = Rp360,279 (unfavorable) Variansi total overhead variabel juga dapat dihitung dengan menggunakan

pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.5.

55

Gambar 4.5 Variansi Overhead Variabel Size 5-1/2” PIN

Overhead Variabel Aktual Rp45,520 x 68 Rp.3,095,360

Tarif Overhead Variabel x Jam Aktual

Tarif Overhead Variabel x Jam Standar

Rp40,031 x 68 Rp2,722,108

Rp40,031 x 59 Rp2,361,829

Rp373,252 (U)

Variansi Pengeluaran

Rp360,279 (U) Variansi Efisiensi

Rp733,531 (U) Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

4.3.6 Variansi Biaya Overhead Variabel Size 20” PIN Untuk menghitung variansi biaya overhead variabel telah ditemukan data-data sebagai berikut: Tarif overhead variabel (standar)

Rp40,436

Biaya aktual overhead variabel

Rp175,159,722

Jam aktual mesin

3848 jam

Jumlah protector yang diproduksi

1868

Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi

3230 jam

56

Overhead variabel yang dibebankan

Rp130,609,523

Variansi total overhead variabel dapat dibagi ke dalam variansi pengeluaran dan variansi efisiensi overhead variabel. Perhitungan variansi pengeluaran variansi efisiensi dan variansi efisiensi overhead variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1. Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR – SVOR) AH = ( Rp45,520 – Rp40,436) 3848 = Rp19,563,232 (unfavorable) 2. Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) SVOR = (3848 - 3230) Rp40,436 = Rp24,989,448 (unfavorable) Variansi total overhead variabel juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.6.

57

Gambar 4.6 Variansi Overhead Variabel Size 20” PIN

Overhead Variabel Aktual Rp45,520 x 3848 Rp175,160,960

Tarif Overhead Variabel x Jam Aktual

Tarif Overhead Variabel x Jam Standar

Rp.40,436 x 3848 Rp155,597,728

Rp40,436 x 3230 Rp130,608,280

Rp19,563,232 (U)

Variansi Pengeluaran

Rp24,989,448 (U) Variansi Efisiensi

Rp44,552,680 (U) Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

4.3.7 Variansi Biaya Overhead Tetap Size 5-1/2” PIN Untuk menghitung variansi total overhead tetap, variansi total dapat dipecah menjadi dua variansi, yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap. Data tahun 2010 untuk menghitung variansi overhead tetap adalah sebagai berikut: Overhead tetap yang dianggarkan

Rp1,174,435

Tarif standar overhead tetap

Rp19,906

Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi

59 jam

Jumlah produksi aktual

176 unit

Biaya aktual overhead tetap

Rp1,746,229

58

Jam aktual

68

Perhitungan variansi overhead tetap dapat dihitung sebagai berikut: 1. Variansi pengeluaran overhead tetap = (AFOR – SFOR) AH = (Rp25,680 – Rp19,906) 68 = Rp392,632 (unfavorable) 2. Variansi volume overhead tetap = (AH – SH) SFOR = (68 - 59) Rp19,906 = Rp179,154 (unfavorable) Variansi total overhead tetap juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Variansi Overhead Tetap Size 5-1/2” PIN

Overhead Tetap Aktual Rp25,680 x 68 Rp1,746,240

Overhead Tetap yang Dianggarkan RpRp19,906 x 68 Rp1,353,608

Rp392,632 (U) Variansi yang Dikeluarkan

Overhead Tetap yang Dibebankan Rp19,906 x 59 Rp1,174,454

Rp179,154 (U) Variansi Volume

Rp571,786 (U) Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

59

4.3.8 Variansi Biaya Overhead Tetap Size 20” PIN Untuk menghitung variansi total overhead tetap, variansi total dapat dipecah menjadi dua variansi, yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap. Data tahun 2010 untuk menghitung variansi overhead tetap adalah sebagai berikut: Overhead yang dianggarkan

Rp64,945,945

Tarif standar overhead tetap

Rp20,107

Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi

3230 jam

Jumlah produksi aktual

1868 unit

Biaya aktual overhead tetap

Rp98,814,450

Jam aktual

3848

Perhitungan variansi overhead tetap dapat dihitung sebagai berikut: 1. Variansi pengeluaran overhead tetap = (AFOR – SFOR) AH = (Rp25,679 – Rp20,107) 3848 = Rp21,441,056 (unfavorable) 2. Variansi volume overhead tetap = (AH – SH) SFOR = (3848 - 3230) Rp20,107 = Rp12,426,126 (unfavorable)

60

Variansi total overhead tetap juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Variansi Overhead Tetap Size 20” PIN

Overhead Tetap Aktual Rp25,679 x 3848 Rp98,812,792

Overhead Tetap yang Dianggarkan Rp20,107 x 3848 Rp77,371,736

Rp21,441,056 (U) Variansi yang Dikeluarkan

Overhead Tetap yang Dibebankan Rp20,107 x 3230 Rp64,945,610

Rp12,426,126 (U) Variansi Volume

Rp33,867,182 (U) Variansi Total

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

Pada Tabel 4.9 ditampilkan keseluruhan total variansi yang tejadi pada 2 size protector, yaitu size 5-1/2” PIN dan 20” PIN pada PT Apollo Aneka Persada. Tabel 4.13 Keseluruhan Total Variansi

Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Variansi total bahan baku untuk kedua jenis protector yaitu Rp601,837 untuk size 5-1/2” PIN dan Rp41,108,714 untuk size 20” PIN. Variansi bahan baku kedua size protector tidak menguntungkan (unfavorable), karena harga aktual lebih tinggi daripada standar harga. 2. Variansi total tenaga kerja langsung untuk kedua jenis protector yaitu Rp250,337 untuk size 5-1/2” PIN dan Rp14,071,886 untuk size 20” PIN. Variansi tenaga kerja langsung untuk kedua jenis protector tidak menguntungkan (unfavorable), karena harga aktual atau penggunaan input lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan. 3. Variansi total overhead variabel untuk kedua jenis protector yaitu Rp733,531 untuk size 5-1/2” PIN dan Rp44,552,680 untuk size 20” PIN. Variansi overhead variabel untuk kedua jenis protector tidak menguntungkan (unfavorable), karena harga aktual atau penggunaan input lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan. 4. Variansi total overhead tetap untuk kedua jenis protector yaitu Rp571,786 untuk size 5-1/2” PIN dan Rp33,867,182 untuk size 20” PIN. Variansi overhead

tetap

untuk

kedua

jenis

61

protector

tidak

menguntungkan

62

(unfavorable), karena harga aktual atau penggunaan input lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan.

5.2 Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah sebagai berikut: a. Penetapan standar untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik hendaknya lebih cermat lagi, dengan memperhatikan faktor-faktor dari dalam maupun dari luar perusahaan agar variansi yang terjadi dapat diminimalisir. b. Pengawasan dan pengendalian yang lebih terhadap pemakaian biaya produksi sebaiknya ditingkatkan, agar perusahaan tidak mengalami variansi biaya produksi yang maksimum pada tahun-tahun berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, E.J., Chen, K.H., & Lin, T.W. (2001). Manajeman Biaya (buku 2). Jakarta: Salemba. Hanggana, Sri. (2009). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Surakarta: LPP UNS. Hansen dan Mowen. (2005). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Horngren, Charles T. Datar, Srikat M. Foster George. Rajan Madhav. Ittner Christopher. (2009). Cost Accounting A Managerial Emphasis. Amerika: Pearson Education. Samryn, L.M. (2002). Akuntansi Manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

LAPORAN MAGANG 1. Uraian Kegiatan Penulis melakukan magang di PT Apollo Aneka Persada selama tiga bulan yaitu dari tanggal 7 Februari sampai dengan 9 Mei 2011. Selama magang penulis ditempatkan dibagian store. Pada bagian store ini penulis melakukan pekerjaan sebagai berikut: a. Menyediakan barang yang dibutuhkan untuk proses produksi. b. Melakukan permintaan barang apabila barang di gudang telah habis. c. Melakukan penerimaan barang. d. Melakukan pengeluaran barang.

2. Sistem dan Prosedur 1. Pada saat user membutuhkan barang, user harus membuat Store Request (SR) terlebih dahulu kepada bagian store. Store Request (SR) terdiri atas 2 rangkap, dimana rangkap 1 untuk bagian store dan rangkap 2 untuk user. 2. Setelah store menerima Store Request (SR) dari user. Store melakukan pengecekan terhadap stock card apakah barang yang diminta ada atau tidak. 3. Apabila barang yang dibutuhkan oleh user ada, maka bagian store akan langsung menyerahkan barang yang dibutukan oleh user. 4. Setelah menyerahkan barang yang dibutuhkan user, bagian store membuat Material Issue Voucher (MIV). Material Issue Voucher (MIV) terdiri atas

3 rangkap. Rangkap 1 untuk bagian finance, rangkap 2 untuk bagian store, dan rangkap 3 untuk user. 5. Apabila barang yang dibutuhkan oleh user tidak tersedia maka bagain store harus membuat Material Request (MR) terdiri atas 3 rangkap. Rangkap 1 untuk bagian purchasing, rangkap 2 untuk bagian accounting, rangkap 3 untuk bagian store. 6. Material Request (SR) rangkap pertama yang original ditujukan ke bagian purchasing. 7. Setelah bagian purchasing menerima Material Request (SR) dari bagian store, bagian purchasing membuat Purchase Order (PO) yang terdiri atas 5 rangkap. Rangkap 1 original untuk supplier, rangkap 2 dan 3 untuk bagian finance, rangkap 4 bagian purchasing, dan rangkap 5 untuk bagian store. 8. Saat barang datang, supplier menyerahkan barang beserta Delivery Order (DO). 9. Barang dari supplier terlebih dahulu diterima oleh bagian store. Setelah barang diterima barulah bagian store membuat Material Receiving Request (MR)/Receiving Request (RR) yang terdiri atas 4 rangkap. Rangkap 1 dan 2 untuk bagian accounting, rangkap 3 untuk bagian purchasing, dan bagian 4 untuk bagian store. 10. Pada transaksi pemesanan barang bagian finance/accounting menerima 5 file yaitu Material Request (MR) copy blue, MRR/RR original, PO green dan pink, MIV original, DO copy.

3. Flowchart Sistem / Prosedur

SR copy USER archive

unit USER 1 STORE REQUEST (SR)

2 SR original STORE archive

unit STORE

STOCK CARD

TIDAK ADA

5

ADA? 3

Material Request (MR)

ADA Barang yang diminta

6

MIV copy pink USER archive

Unit PURCHASING (PURCH)

4 MIV copy pink USER archive

MIV copy blue STORE archive

Material Issue Voucher (MIV)

7 10

Finance (FIN/ACT)

MR copy pink STORE archive

MR original PURCH archive

PO copy yellow STORE archive PO copy blue PURCH archive

PO green&pink FIN archive

Purchase Order

PO original SUPPLIER

8 FIN archive MR blue MRR/RR PO green&pink MIV original DO copy

SUPPLIER/ VENDOR

Delivery Order bara ng

Unit STORE 9

MRR/RR/DO copy FIN archive

MRR/RR

MRR/RR Blue copy PURCH archive

Gambar 1 Flow Chart Magang Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada

MRR/RR yellow copy STORE archive

4. Media, Dokumen, Peralatan, dan Data yang Diperlukan a. Media/Pealatan yang Digunakan Adapun media/peralatan yang digunakan selama proses magang berlangsung adalah: NAMA ALAT

SPESIFIKASI

Komputer

Standar

Mesin Photocopy

Standar

Kertas

A4

Pena

Hitam, biru

Spidol

Hitam, Biru

Printer

Standar

b. Dokumen yang Digunakan Adapun dokumen-dokumen yang digunakan penulis dalam pelaksanaan magang di PT Apollo Aneka Persada adalah: 

Store Request



Material Issue Voucher Raw Material



Material Issue Voucher Consumable



Purchase Order

5. Identifikasikan permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam menyelesaikan pekerjaan Selama melksanakan dan menyelesaikan kegiatan mgang di PT Apollo Aneka Persada penulis tidak ada mengalami masalah dan menemui kendala yang berarti, dikarenakan selama proses kegiatan magang berlangsung tidak ada pekerjaan yang berat diembankan oleh pihak perusahaan kepada penulis. Selama proses kegiatan magang penulis lebih banyak mencari tahu sendiri mengenai ilmu-ilmu akuntansi guna keperluan penyelesaian tugas akhir yang sedang disusun oleh penulis

6. Manfaat Kegiatan Magang Selama melaksanakan kegitan magang di PT Apollo Aneka Persada, penulis menjalankan tugas-tugas di bagian gudang dan di bagian accounting sebagai tenaga bantuan dalam proses pelaksanaan berbagai pekerjaan. Kegiatan magang ini banyak memberikan manfaat kepada penulis yang nantinya akan terjun ke dunia kerja. Adapun manfaat kegiatan magang yang diberikan adalah: 1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai akuntansi perusahaan. 2. Memberikan gambaran secara umum tentang kodisi lingkungan kerja. 3. Memperoleh pengalaman yang belum pernah didapatkan, selama melaksanakan magang.

7. Lampiran Resume Pekerjaan Selama 3 Bulan Berikut ini penulis menyajikan resume pekerjaan magang selam 3 bulan pada PT Apollo Aneka Persada khususnya bagian store yang disajikan dalam laporan perminggu:

LAPORAN MINGGUAN KEGIATAN MAGANG

Nama

: Farika Mitra Yekti

NIM

: 3110801085

Jurusan

: Akuntansi

Bulan

: Februari 2011

Minggu Ke

I

II

Tgl / Bln / Thn

Spesifikasi Kegiatan

 Perkenalan para staff yang bekerja di bagian accounting  Perkenalan peraturan atau tata tertib perusahaan  Perkenalan dokumen-dokumen Perusahaan seperti dokumen MIV untuk Consumable dan Raw Material  Perkenalan Prosedur kerja  Mengecek perhitungan rincian budget per tanggal 01-12 Feb 2011 07-11 Feb  Perkenalan dokumen Bank Payment  Mencatat Petty Cash 2011  Memeriksa dokumen-dokumen Receiving Voucher  Menyusun Purchase Order dari buku data  Cek Rekonsiliasi  Mencatat dokumen Purchase Order Raw Material dan Consumable  Entry Petty Cash  Membuat General Journal 14-18  Memasukkan No. Purchase Order pada Feb MRV/RR  Melakukan cek nota pembelian 2011  Melakukan perhitungan terhadap dokumen Payment Voucher  Menghitung Material Issue Voucher (MIV)

Tanda Tangan

III

IV

Bulan Minggu Ke

IV

V

VI

21-25  Entry Petty Cash  Memeriksa Account Payable dan Feb Outstanding 2011  Memeriksa nota-nota  Membuat General Journal 28 Feb  Menyusun dokumen Purchase Order, Invoice, dan Delivery Order 2011

: Maret 2011 Tgl / Bln / Thn

Spesifikasi Kegiatan

 Perkenalan para staff di bagian Store  Perkenalan dokumen-dokumen di bagian store seperti Store Request (SR), Material 01-04 Issue Voucher (MIV) Mar 2011  Melakukan entry MIV Raw Material dan Consumable ke computer  Membuat Invoice  Entry Petty Cash  Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable 07-11  Entry MIV Raw Material dan Consumable Mar ke computer 2011  Membuat gambar Max Box Thread Protector Length  Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable  Entry MIV Raw Material dan Consumable ke komputer 14-18  Membuat data Receiving Report (RR) Mar  Membuat data Material Request (MR) 2011  Memeriksa MIV Steel 213 bulan Jan-Feb 

VII

21-25  Mar  2011

Menyusun dokumen SR dan MIV Raw Material dan Consumable Entry MIV ke komputer Melakukan Stock Taking terhadap barangbarang Consumable

Tanda Tangan

VIII

Bulan Minggu Ke

28-31  Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable Mar 2011  Entry MIV Raw Material dan Consumable ke komputer

: April 2011 Tgl / Bln / Thn

Spesifikasi Kegiatan 

VIII

01 Apr 2011

IX

04-08 Apr 2011

X

11-15 Apr 2011

XI

18-21 Apr 2011

XII

Menyusun dokumen SR dan MIV Raw Material dan Consumable  Entry MIV ke komputer  Melakukan Stock taking terhadap barangbarang Consumable  Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable  Entry MIV Raw Material dan Consumable ke komputer  Membuat Receiving Report (RR)  Membuat Material Request (MR)  Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable  Entry MIV Raw Material dan Consumable ke komputer  Membuat Receiving Report (RR)  Membuat Material Request (MR)  Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable  Entry MIV Raw Material dan Consumable ke komputer  Membuat Receiving Report (RR)  Membuat Material Request (MR)  Entry data RR Wafatnya Isa Almasih

22 Apr 2011 25-29  Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable Apr 2011  Entry data MIV Raw Material dan Consumable ke komputer  Membuat Receiving Report (RR)  Membuat Material Request (MR)

Tanda Tangan

Bulan Minggu Ke

XIII

XIV

: Mei 2011 Tgl / Bln / Thn

Tanda Tangan

Spesifikasi Kegiatan

 Membuat SR dan MIV Raw Material dan Consumable 02-06  Entry data MIV Raw Material dan Mei Consumable ke computer 2011  Membuat Receiving Report (RR)  Membuat Material Request (MR)  Menyusun dokumen SR dan MIV Raw Material dan Consumable 09  Entry data MIV ke komputer Mei  Melakukan Stock Taking terhadap barang2011 barang Consumable

Batam, 13 Juli 2011 Mengetahui, Pembimbing Tugas Akhir Perusahaan

ARNIATI, S.E., M.Si., Akt NIK: 100003

Pembimbing

ASRIANDO SIREGAR