ANATOMI – FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

Download Gonad → ovarium atau testis. ♂ → 7 mg, bagian luar gonad berdegenerasi dan bagian dalam berkembang menjadi testis. ♀→ 11 mg, bagian dalam g...

0 downloads 555 Views 8MB Size
R Bayu Kusumah N http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu









Mengidentifikasi bagian-bagian sistem reproduksi Mengidentifikasi proses dalam ovarium dan testis Memahami pengaturan hormonal pada oogenesis, ovulasi, siklus uterus, dan spermatogenesis Mengidentifikasi saluran reproduksi

Gonad  ovarium atau testis ♂  7 mg, bagian luar gonad berdegenerasi dan bagian dalam berkembang menjadi testis ♀ 11 mg, bagian dalam gonad berdegenerasi dan bagian luar berkembang menjadi ovarium

Gonad  ovarium atau testis Testes – kelenjar endocrin menghasilkan • Hormon pria (androgens) • Zat penghambat Mullerian Kebanyakan perubahan merefleksikan adanya atau tidak adanya androgen

Duktus Wolfian - menjadi • epididimis • vas deferens • vesika seminal

Gonad  ovarium atau testis

Ovarium – kelenjar endocrine menghasilkan • hormone perempuan (e.g.estrogen)

Mullerian Ducts - menjadi • uterus • fallopian tubes • vagina bagian atas

11-12 weeks

19 weeks

5 months

15 weeks

16 weeks

Perubahan hormon pubertas

FSHRF

LHRF

Anterior Pituitary FSH

LH

OVARIES Ovum Growth

Ovulation Corpus Luteum

Estrogen

Progesterone

LH

FSH

TESTES Testosterone Spermatogenesis

Sub 1

Sistem Reproduksi ♀  Ovarium  Tuba uterina/tuba falopian/oviduct  Uterus  Vagina

Sistem Reproduksi ♀  Tuba falopi  infundibulum, ampula, ismus

 Uterus  fundus, korpus (badan), servik

Ovarium

GERMINAL EPITHELIUM TUNICA ALBUGINEA - Kapsul jaringan konektif tipis di bawah epitel germinativum

CORTEX - Mengelilingi medula dan mengandung folikel matang

MEDULLA - Jaringan konektif sentral yang kaya akan vaskularisasi dan saraf

Ovarium

3-5 juta oogonia berdiferensiasi menjadi oocyt primer di awal perkembangan Oocyt kemudian diliputi sel squamosa (folikuler) menjadi folikel primordial Sebagian besar folikel primordial mengalami atresia, menyisakan 400,000 saat lahir

Oocyt saat lahir berada pada tahap Meiosis I (profase)

Ovarium Tahapan folikel ovarian dapat diidentifikasi saat pubertas:

(masing-masing folikel mengandung 1 oocyt) (1) FOLIKEL PRIMORDIAL

OOGENESIS

- Merata; berada di perifer korteks - Satu lapis sel folikel skuamosa membungkus oocyt (2) FOLIKEL BERKEMBANG - Tahapan : (a) Folikel primer awal (b) Folikel primer akhir (c) Folikel sekunder (antral) (3) FOLIKEL MATUR (GRAAF) - Folikel mencapai ukuran maksimal

Folikel Ovarian (1) FOLIKEL PRIMORDIAL (2) FOLIKEL BERKEMBANG

(a) Folikel primer awal - Sel folikuler masih unilaminar namun tampak lebih kuboid

- Oocyt mulai membesar

(b) Folikel primer akhir - Lapisan folikuler multilaminar; berbentuk sel granulosa - Adanya zona pellucida appears; zat seperti gel kaya akan Glucasaninoglycans - Dilingkupi sel stroma yang berdiferensiasi menjadi teka interna dan eksterna

(b) Folikel sekunder (antral) - Tampak rongga di antara sel granulosa membentuk antrum

- Folikel terus berkembang - Membentuk cumulus oophorus dan corona radiata (3) FOLIKEL MATUR (GRAAF)

Ovarium

CORTEX

MEDULLA

CORPUS LUTEUM

TUNICA ALBUGINEA

GERMINAL EPITHELIUM

CORTEX

Ovarium

PRIMORDI AL FOLLICL ES

GERMINAL EPITHELIUM

TUNICA ALBUGINEA

Ovarium

Ovarium OVARY H&E

PRIMORDI AL FOLLICL ES

EARLY 1º

Ovarium  OVARY

OVARY H&E

CORPUS ALBICANS EARLY PRIMARY FOLLICLES

PRIMORDI AL FOLLICLE

Ovarium

Folikel primer akhir multilaminar

Ovarium

MATURE (GRAAFIAN) FOLLICLE zona pellucida cumulus oophorus corona radiata theca interna and externa Sel theca interna mulai menghasilkan androgen yang berubah menjadi estrogens

Pengaturan Hormonal Oogenesis & Ovulasi

HYPOTHALAMUS melepaskan GnRH yang akan menstimulasi pelepasan LH dan FSH dari adenohipofisis (PITUITARY ANTERIOR)

Pengaturan Hormonal Oogenesis & Ovulasi FASE FOLIKULER

OVULASI

FASE LUTEAL

10-20 folikel primordial mulai berkembang, merespon kadar FSH &LH

Sel teca & granulosa menjadi corpus luteum & menskresi banyak progesteron

FSH &LH  sel teca & granulosa estrogen & progesterone

Jika fertilisasi tidak terjadi, corpus luteum berdegenerasi; jika terjadi fertilisasi, HCG dilepaskan embrio yang dipertahankan corpus luteum

↑ LH induksi ovulasi

Pengaturan Hormonal Oogenesis & Ovulasi Ovulasi

↑↑ LH disertai ↑ FSH Meiosis I dimulai; oocyte & cumulus pecah & tertekan Oocyt dilepaskan ke oviduct

Uterus

PERIMETRIUM, MYOMETRIUM, ENDOMETRIUM

Uterus

ENDOMETRIUM Mengalami perubahan untuk mempersiapkan implantasi ovum yang terfertilisasi 2 lapisan: (1) Lapisan fungsional (stratum functionalis) - Lumen pinggir uterus - Meluruh saat menstruasi - Mengandung kelenjar uterus

(2) Lapisan basal(stratum basale) - Menetap saat menstruasi - Sumber sel untuk regenerasi lapisan fungsional

STRAIGHT AND SPIRAL ARTERIES

Pengaturan Hormonal Siklus Uterus (1) Fase proliferasi

Bersamaan dengan maturasi folikuler, dipengaruhi estrogen

(2) Fase sekretori

Bersamaan dengan fase luteal, dipengaruhi progesterone

(3) Fase menstrual

Memulai produksi hormon dari kemunduran corpus luteum

Uterus

Fase proliferasi

Sel di lapisan basal berproliferasi  regenerasi lapisan fungsional Arteri spiral memanjang dan revaskularisasi mengembangkan lapisan Lapisan fungsional menjadi lebih tipis daripada lapisan basal selama fase akhir proliferase

Perkembangan kelenjar uterus tubular

Uterus

Fase proliferasi

Kelenjar tubuler uterus Garis columnar sederhana

PROLIFERAT IVE PHASE

UTE RINE GLA NDS

Uterus

Fase sekretori

Penipisan lapisan fungsional Kelenjar menggulung & berakumulasi menghasilkan sekresi dalam jumlah yang besar

Fase sekretori UTERUS H&E

SECRETORY PHASE

COILED UTERINE GLANDS

Fase sekretori

Sub 2



Fungsi gamet Produksi  Penyimpanan  Nutrisi  Transport 



Fertilisasi 

Pelepasan gamet  membuahi sel telur  zigot



Jalur spermatozoa   



Epididymis Ductus deferens (Vas deferens) Ductus ejaculatorius

Organ asesorius     

Vesika seminalis Kelenjar prostat Kelenjar bulbouretralis Kantung skrotum penutup testis Penis



Tubulus seminiferus 

Mengandung spermatogonia  Stem cells terlibat dalam spermatogenesis



Mengandung sel sustentacular  Menopang dan mendukung perkembangan sperma

Spermatogenesis

 

Testes menghasilkan spermatozoa matur Sperma masuk ke dalam epididimis Melanjutkan pembentukan kepala, badan dan ekor  Monitor dan mengatur cairan dalam tubulus seminiferus  Menyimpan dan melindungi spermatozoa  Memfasilitasi pematangan fungsi spermatozoa 



Seminal vesicles Kelenjar sekretori aktif  Memberikan sekitar 60% total volume semen  Sekresi mengandung fructose, prostaglandins, fibrinogen 



Kelenjar prostat 



Sekresi sedikit cairan asam prostat

Kelenjar Bulbourethral 

Sekresi mukus basa dan memberikan lubrikasi



Per ejakulasi= 2-5 ml 



Mengandung 20 – 100 juta spermatozoa/ml

Cairan Seminal 

Ion-ion dan nutrisi



FSH (Follicle stimulating hormone) 



LH (leutinizing hormone) 

 

Sel target sustentacular memulai spermatogenesis

Sekresi testosterone dan androgen lain

GnRH (Gonadotropin releasing hormone) Testosterone 

Androgen terpenting



Perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron

Siklus Menstruasi • Fase menstruasi • Fase pra-ovulasi • Fase ovulasi • Fase pasca-ovulasi



Siklus menstruasi yang normal adalah 21 – 35 hari. Sedangkan siklus terpendek adalah 15 hari, dan yang paling panjang adalah 45 hari.





Faktor fisik. Kelelehan atau kurang istirahat, kurang darah/anemia, bertambahnya berat badan/obesitas, penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat hingga 10% dari berat wajar, gangguan pada rahim, dan kekurangan gizi. Faktor psikis. Depresi dan stres bisa menyebabkan kadar hormon estrogen dalam tubuh berfluktuasi



 

Dysmenorrhea Pre menstruasi syndrome Amenorrhea







Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui bila cewek sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit. Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah mens sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti hipotensi, anemia, infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum.