CABANG JAKARTA RAYA
ROUNDTABLE DISCUSSION:
ASPEK IMUNOLOGIK DALAM KANKER DAN AUTOIMUN Minggu, 4 Maret 2018 09:30 – 13:00 Lantai 2, Aula Gedung Cimandiri One Jl. Cimandiri No.1, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10330
PEMBICARA Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM
Dr. dr. Aris Wibudi, SpPD, K-EMD
• Ketua Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM
• Ketua Perkumpulan Kesehatan Integratif Nusantara (AKSHARA) • Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI)
• Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia
Agenda Kegiatan Round Table Discussion WAKTU
AGENDA
09:30-10:00
Registrasi
10:00-10:20
• Sambutan Ketua PAPDI Cabang Jakarta
• Dr. dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA
• Sambutan dari Anho BioPrima
• Ibu Dewi Mariana Senduk
• Moderator
• Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM
10:20-10:40
Kemajuan Imunologi: Pintu menuju peningkatan kualitas terapi kanker.
Dr. dr. Aris Wibudi, SpPD, K-EMD
10:40-12:00
Round Table Discussion
12:00-13:00
Penutupan & Makan Siang + Door Price
RSVP melalui SMS/Whatsapp: 0815.1997.6086 atau email:
[email protected]
PEMBICARA
diselenggarakan oleh: CABANG JAKARTA RAYA
didukung oleh:
ASPEK IMUNOLOGIK DALAM KANKER DAN AUTOIMUN Penelitian imunologik di bidang kanker sudah dimulai sejak tahun 1860. Perkembangan sangat pesat terjadi sejak tahun 2000 setelah para peneliti mulai mengidentifikasi berbagai protein di permukaan sel sebagai protein penanda yang disebut Cluster of Differentiation (CD). Secara morfologik atau histologik, sel T dan NK dibedakan dengan mengenali CD-nya, dimana NK mempunyai penanda CD16+CD56+ sedangkan sel T-helper ditandai dengan CD3+CD4+, dan sel T-cytotoxic CD3+CD8+. Juga terdapat sel NKT (Natural Killer T-cell) yang merupakan sel T-cytotoxic dengan karateristik NK dengan penanda CD3+CD16+ CD56+, yang memiliki kapasitas cytotoxic yang lebih kuat dibanding sel T-cytotoxic dan sel NK. Sejumlah CD juga digunakan untuk menentukan CSC (Cancer Stem Cells) dari tumor primer. Pada pasien dengan karsinoma kolorektal, kombinasi CD133+CD44+ dapat mengidentifikasi pasien yang berisiko rendah, menengah, dan berisiko tinggi untuk kambuh dan metastasis. Ekspresi CD44+ oleh sel tumor payudara dan pankreas meningkatkan kemampuan metastatik. CD133+CD326+ diperkirakan merupakan inisiatif tumor pada karsinoma hepatoselular. CD90+ dideteksi pada sampel tumor dan darah dari pasien dengan karsinoma hepatoselular; tetapi tidak terdeteksi di jaringan hati atau sampel darah kelompok kontrol atau pada pasien dengan sirosis hati. CD133+ pada kanker paru menunjukkan resistansi kemoterapi yang tinggi. Namun, pembungkaman CD133+ mengganggu kemampuan pembaharuan diri dan tumorigenik dari sel tumor.
CD44+ berperan dalam migrasi dan invasi karsinoma kolorektal; juga menunjukan peningkatan kemampuan tumor-inisiasi dan metastatis. Pembungkaman CD44+ menghambat regenerasi kanker prostat dan metastasis. CD326+ terlibat dalam transformasi sel ganas, regulasi pembaharuan diri dan pluripotensi pada sel induk dan progenitor. CD326+, CD90+, dan CD133+ menunjukkan fitur Cancer Stem Cells, seperti tumorigenisitas tinggi, sifat invasif, dan ketahanan terhadap kemoterapi dan radiasi. Berdasar pada salah satu teori yang menyatakan bahwa tumbuhnya sel kanker adalah hiporeaksi imunologik, maka para ahli imunologi berusaha mengembangkan cara untuk mengendalikan kanker (walaupun tidak semua kanker) dengan meningkatkan reaksi imunologik sehingga mampu mengendalikan pertumbuhan sel kanker, dalam hal ini meningkatkan kualitas dan kuantitas NK; juga dengan memantau sejumlah CD sebagai indikator dan prognosis. Diseminasi hematogen kanker dan perkembangan metastasis jauh adalah penyebab hampir semua kematian akibat kanker. Deteksi sel tumor yang beredar atau circulating tumor cells (CTCs) atau juga dikenal sebagai cancer stem cells, sebagai biomarker surrogate metastasis, juga dikenal sebagai Liquid Biopsy, semakin diminati. Teknologi untuk deteksi CTC, relevansi prognostik, dan aplikasinya terhadap pemantauan respons terapeutik semakin berkembang. Yang dapat berimplikasi pada identifikasi target terapeutik baru dan strategi pengobatan yang lebih maju untuk pasien dengan berbagai jenis kanker; dan memberikan alasan yang lebih kuat lagi untuk mempelajari CTC.
Kemajuan Imunologi: Pintu menuju peningkatan kualitas terapi kanker.