ASPEK PENDIDIKAN DALAM BANGUNAN PERADABAN MASA UMAR BIN KHATTAB

Download Khattab dalam kiprahnya membangun peradaban umat Islam. Tanpa mengecilkan aspek yang lainnya penulis akan memfokuskan pada aspek pendidik...

0 downloads 406 Views 231KB Size
Aspek Pendidikan dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab

ASPEK PENDIDIKAN DALAM BANGUNAN PERADABAN MASA UMAR BIN KHATTAB Abdul Malik1 STIT Muh. Kendal[email protected] Abstrak: Khalifah Umar bin Khattab adalah sang inspirator. Gaya kepemimpinannya tidak ingin membiarkan umatnya sengsara. Dengan sikap tegas dan bijaksana, beliau menjadi orang yang disegani baik di kalangan jazirah Arab atau Persia. Pada masa kepemimpinannya berhasil meletakkan landasan pemikiran dan peradaban Islam di bidang politik, administrasi negara, kepemimpinan, sosial, hukum dan Pendidikan. Kebijakan Umar bin Khattab di bidang Pendidikan, mencakup: 1) Kebijakan kepada para sahabat untuk tidak keluar dari Madinah agar masyarakat yang berada dalam daerah kekuasaannya dapat belajar di Madinah 2) Memerintahkan kepada panglima perangnya mendirikan mesjid di daerah yang berhasil di kuasai sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan; 3) Khalifah turun langsung melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah; 4) Mengirim sahabat-sahabat ke beberapa daerah untuk menyebarkan pendidikan agama Islam; 5) Memberikan gaji kepada pendidik dengan mengambil dari daerah taklukan atau dari baitul mal; dan 6) Melanjutkan dan mengembangakan lembaga pendidikan Kuttab. Kata Kunci: Khalifah Ummar bin Khatab, Bangunan Peradaban, Kebijakan Pendidikan. Pendahuluan Setiap kepemimpinan tentunya memiliki kebijakan-kebijakan yang berbeda baik sebelumnya atau sesudahnya. Karakter dan sikap menentukan dalam memimpin sebuah wilayah. Umar bin Khattab seorang khalifah setelah Abu Bakar adalah pemimpin yang tegas dan pejuang Islam. 1

Penulis adalah dosen tetap Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kendal. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA | 85 Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Abdul Malik

Ketokohan seorang pemimpin mempengaruhi cara berfikirnya masyarakat. Ketokohan khalifah Umar bin Khattab adalah salah satu contohnya. Umar bin Khatab adalah orang yang ditakuti oleh suku Quraisy karena keberaniannya. Mempunyai banyak pengikut. Tatkala Khalifah Umar bin Khattab masuk Islam, orang Quraisy tidak ada yang berani melarangnya atau melawannya. Namun dibalik itu semua, saat beliau ditunjuk menjadi Khalifah setelah Abu Bakar, ia memimpin dengan adil, bijaksana, tegas dan sangat disegani. Ada dua sahabat Rasulullah saw. yang mempunyai karakter berlawanan namun terjalin persahabatan yang kuat dan keduanya menjadi pengawal Islam dalam hidupnya, yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Rasulullah saw. memuji Abu Bakar karena diberi anugerah kelembutan hati dan bijaksana, sedangkan Umar bin Khattab diberi sifat keras, cerdas dan tegas. Tulisan ini merupakan upaya untuk menyajikan sejarah Umar bin Khattab dalam kiprahnya membangun peradaban umat Islam. Tanpa mengecilkan aspek yang lainnya penulis akan memfokuskan pada aspek pendidikan. Hal ini penting untuk pembahasan lebih fokus pada bangunan peradaban masa Khalifah Umar bin Khattab. Pengangkatan Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah Pengangkatan Umar bin Khattab menjadi khalifah terjadi ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasulillah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al Mu’minin (komandan orang-orang yang beriman).2 Penunjukan secara langsung oleh Abu Bakar merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. Ada beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunjuk Umar menjadi Khalifah : 1. Kekhawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat Islam ke jurang perpecahan akan terulang kembali, bila ia tidak menunjuk seorang yang menggantikannya. 2

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),

hlm. 37.

86 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Aspek Pendidikan dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab

2. Kaum Anshar dan Muhajirin saling mengklaim sebagai golongan yang berhak menjadi khalifah. 3. Umat Islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan pembangkang. Sementara sebagian pasukan mujahidin bertempur diluar kota Madinah melawan tentara Persia di satu pihak dan tentara Romawi dipihak lain. Berangkat dari kondisi politik yang demikian, tampaknya tidak menguntungkan apabila pemilihan khalifah diserahkan sepenuhnya kepada umat secara langsung. Jika alternatif ini dipilih, besar kemungkinan akan timbul kontroversi berkepanjangan di kalangan umat Islam tentang siapa yang lebih proposional menggantikan Abu Bakar. Kondisi demikian jelas akan melahirkan instabilitas politik yang akan membahayakan umat dan negara, mengingat bukan hal mustahil akan terjadi perang saudara dan kevakuman pimpinan. Proses penunjukkan langsung tidak asal main tunjuk oleh Abu Bakar, melainkan penunjukan itu dilakukan dalam bentuk rekomendasi atau saran yang diserahkan pada persetujuan umat. Abu Bakar dalam menunjuk sebagai pengganti tetap mengadakan musyawarah atau konsultasi terbatas dengan beberapa orang sahabat senior, antara lain Abdul Rahman bin Auf, Utsman bin Affan, dan Azis bin Hadhir, seorang tokoh Anshor. Konsultasi ini menghasilkan persetujuan atas pilihannya pada Umar secara objektif. Setelah itu, hasil konsultasi dengan beberapa orang sahabat senior itu masih ditawarkan kepada kaum muslimin yang sedang berkumpul di Masjid Nabawi. “Apakah rela menerima orang yang dicalonkan sebagai penggantinya?”. Dalam pertemuan tersebut kaum muslimin menerima dan menyetujui orang yang telah dicalonkan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan kaum muslimin atas pilihannya, ia memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan teks pengangkatan Umar.3 Produk Pemikiran Masa Khalifah Umar Bin Khattab Pada masa khalifah Umar bin Khattab, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah Islam pada masa umar bin khattab meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir. Periode Umar inilah dikenal dengan pembangunan Islam dan perubahanperubahan. Dengan membentuk sistem militer yang handal dan didukung 3

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm.

79. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA | 87 Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Abdul Malik

sistem administrasi kenegaraan yang efektif dan efisien. Berikut beberapa rekonstruksi pemikiran dan peradaban Islam masa Khalifah Umar bin Khattab: 1. Bidang Politik/Pemerintahan a. Selalu mengedepankan prinsip musyawarah serta memperhatikan berbagai macam aspirasi dalam memutuskan suatu perkara; b. Berpegang pada prinsip keadilan dan persamaan dalam penegakan masyarakat dan pemerintahan. 2. Bidang Administrasi Negara a. Mendirikan Baitul Mal sebagai tempat menyimpan semua pendapatan negara; b. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kekayaan negara yaitu melakukan pembukuan administrasi. 3. Bidang Kepemimpinan Mencontohkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifatsifat yang mulia dimana seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat, misalnya seorang pemimpin harus mempunyai sifat jujur, pemberani, jantan, zuhud, senang berkorban, rendah hati, mau menerima nasehat orang lain, bijaksana, sabar, cita-cita tinggi, memiliki keteguhan hati, memiliki keinginan yang kuat, adil, mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik, dan lain-lain. 4. Bidang Hukum a. Dalam memutuskan suatu hukum selalu bersumber pada al-Quran, as-Sunnah, Ijtihad, Ijma’, Qiyas, Putusan-putusan hukum terdahulu, dan ar-Ra’yu (pendapat); b. Bukti-bukti yang digunakan oleh hakim dalam memutuskan suatu perkara hukum diantaranya, pengakuan terdakwa, persaksian, sumpah, pengumpulan informasi dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan penetapan nasab, bukti-bukti penguat, juga pengetahuan seorang hakim; c. Selalu mengedepankan prinsip kemashlahatan umat. Dengan rekonstruksi pemikiran dan peradaban Umar bin Khattab, membuat ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan baku yang terkait dengan hukum dan peradilan, bagaimana mengatur pemerintahan dengan membaginya ke beberapa daerah kecil untuk lebih mudah mengaturnya, sehingga Umar bin Khattab dipandang sebagai penggagas terbentuknya ilmu pemerintahan Islam. Dengan wilayah yang luas maka semakin luas kebutuhan kehidupan di segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia membutuhkan ketrampilan dan keahlian, maka di perlukan

88 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Aspek Pendidikan dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab

pendidikan. Berikut adalah pemikiran dan peradaban umar bin khattab dalam aspek pendidikan: 1. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh tidak boleh keluar daerah kecuali atas izin dari khalifah dan dalam kurun waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada di antara umat Islam yang ingin belajar ilmu Hadits harus pergi ke kota Madinah. Ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di kota Madinah. 2. Dengan meluasnya Islam sampai ke jazirah Arab, tampaknya khalifah memikirkan pendidikan Islam di daerah-daerah yang baru di taklukkan. Untuk itu, Umar bin Khattab memerintahkan para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. 3. Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik melakukan pernyuluhan pendidikan dikota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid- masjid dan pasar-pasar, serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap–tiap daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isin al-Quran dan ajaran Islam lainnya seperti Fikih, kepada penduduk yang baru masuk Islam. Di antara sahabat-sahabat yang ditunjuk oleh Khalifah Umar bin Khattab ke daerah adalah Abdurahman bin Ma’qaal dan Imran bin Hashim. Kedua orang ini ditempatkan di Basyrah. Abdurrahman bin Ghanam dikirim ke Syiria dan Hasan bin Abi Jabalah dikirim ke Mesir.4 Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid sedangkan murid melingkarinya. 4. Bagi para pendidik pada masa khalifah Umar bin Khattab, sumber gaji para guru diambilkan dari daerah yang ditaklukan atau dari baitul mal.5 Kemajuan pendidikan begitu pesat, sebab selama Umar bin Khattab pemerintah Negara dalam keadaan stabil dan aman, hal ini juga dikarenakan ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, dan juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota. Lembaga Pendidikan Masa Umar Bin Khattab Lembaga pendidikan pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, sama dengan masa pemerintahan khalifah Abu Bakar as-Sidiq, 4 Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 47. 5 Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 47-48

JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA | 89 Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Abdul Malik

yaitu Masjid dan Kuttab. Kuttab merupakan pusat pengajaran paling tua dalam konteks sejarah di kalangan kaum muslimin. Ahli Sejarah Islam, ada yang mengatakan, bahwa dunia Arab telah mengetahuinya sebelum kedatangan Islam. Kuttab pada abad pertama hijriyah perkembangan Islam merupakan salah satu prioritas utama yang sangat diperhatikan urusannya, karena merupakan gerbang pintu menuju pengajaran yang lebih tinggi. Kuttab menyerupai madrasah ibtidaiyah pada masa sekarang.6 Kuttab secara definitif berasal dari akar kata taktib yang artinya mengajar menulis. Sementara katatib atau kuttab berarti penulis. Pada awalnya kuttab berfungsi sebagai tempat memberikan pelajaran menulis dan membaca bagi anak-anak. Pendidikan jenis kuttab ini pada mulanya diadakan di rumah-rumah guru. Setelah Nabi Muhammad saw. dan para sahabat membangun masjid, barulah ada kuttab yang didirikan di samping masjid. Selain itu ada juga kuttab yang didirikan terpisah dari masjid. Masa belajar di Kuttab tidak ditentukan, bergantung kepada keadaan jasmani dan kondisi psikologis si anak. Anak yang cerdas dan rajin biasanya akan lebih cepat menamatkan pelajarannya. Sebaliknya anak yang malas biasanya akan memakan waktu yang lama untuk menamatkan pelajarannya. Sistem pengajaran di kuttab pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khatab ketika itu tidak berkelas. Metode Pembelajaran Adapun metode yang mereka dalam mengajar antara lain dengan bentuk halaqah. Yakni guru duduk disebagian ruangan masjid kemudian dikelilingi oleh para siswa. Menyampaikan ajaran kata demi kata dengan artinya dan kemudian menjelaskan kandunganya. Sementara para siswa menyimak, mencatat, dan mengulanginya apa yang dikemukakan oleh gurunya.7Setiap halaqah biasanya tediri dari dari sekitar 20 orang siswa. Metode diskusi kebanyakan dipakai di berbagai halaqah. Kemajuan halaqah tergantung kepada kemampuan Syeikh dalam pengelolaan sistem pendidikan.

6 Raghib As Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia ,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2011) Cet. 1. hlm. 203. 7 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: P.T. Media group, 2011), hlm. 123.

90 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Aspek Pendidikan dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab

Materi Pembelajaran Materi pendidikan pada masa Umar bin Khattab adalah materi pada kuttab pada masa Abu Bakar.8 Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, menginstruksikan pada pendidik agar menambahkan materi pendidikan dengan beberapa mata pelajaran dan keterampilan: berenang, mengendarai onta, memanah, membaca, menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa. Materi pendidikan pada tingkat menengah dan tingkat tinggi terdiri dari adalah al-Quran dan tafsirnya, Hadis dan syarahnya serta Fiqh (tasyri). Pada masa khalifah Umar bin Khattab, mata pelajaran yang diajarkan adalah membaca dan menulis Al- Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama Islam. Pendidikan pada masa ini lebih maju dibandingkan sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa Arab, juga sudah mulai tampak, orang yang baru masuk Islam dari daerah yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahuan Islam. Oleh karena itu, pada masa ini sudah ada pengajaran bahasa Arab.9 Tenaga Pendidik Masa Khalifah Umar bin Khattab, yang menjadi pendidik adalah Umar dan para sahabat-sahabat besar yang lebih dekat kepada Rasulullah saw. dan memiliki pengaruh yang besar, sedangkan pusat pendidikannya selain di Madinah juga di Mesir, Syiria dan Basyrah. Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar, mereka yang baru masuk Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat- sahabat yang menerima langsung dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam. Pada masa ini, pelaksanaan pendidikan lebih maju karena selama pemerintahan Umar Negara berada dalam keadaan stabil dan aman, hal ini disebabkan telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam diberbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis, dan pokok–pokok ilmu lainnya.Pendidikannya dikelola dibawah pengaturan gubernuryang berkuasa saat itu, serta diirigi kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal, dan lain sebagainya. 8

Pada zaman Abu Bakar Sidiq. Kuttab tetap dipertahankan sebagai lembaga tempat belajar membaca dan menulis seperti halnya pada zaman Rasulullah. 9 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 124 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA | 91 Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Abdul Malik

Akhir Riwayat Umar bin Khattab Umar menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun, 6 bulan (13-23 Hijriyah), Ia dibunuh oleh seorang budak Persia yang bernama Fairuz atau “Abu Lukluk,” yang dibawa oleh Mughirah (Abu Syu’bah) dari Irak. 10 Ada perbedaan dengan pendahulunya tentang tindakan yang dilakukan Umar untuk mempersiapkan penggantinya, Rasulullah tidak memberikan petunjuk tentang penggantinya, Abu Bakar menunjuk langsung Umar dengan didahului konsultasi terbatas pada beberapa sahabat. Ketika para sahabat bertanya masalah tersebut, Umar menjawab sebagaimana yang dikutip Muhammad Abdul Karim dari Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam bukunya Al-Lu’lu wa al-Marjan: “Kalau akau mengangkat penggantiku, telah ada orang yang lebih baik dari yang memilih pengganti dan kalau aku biarkan menurut kehendak rakyat, maka telah ada pula orang yang lebih baik dari pada aku membiarkannya“. Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar ketika menentukan penggantinya. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah. Enam tersebut adalah Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Abdurrahman bin Auf. Setelah Umar wafat tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman bin Affan sebagai Khalifah, melalui persaingan yang aga ketat dengan Ali bin Abi Thalib.11 Refleksi Kekinian Bangunan Peradaban Umar Bin Khattab Kebijakan khalifah Umar bin khattab dalam memimpin sebuah negara atau pemerintahan, dengan membuat ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan baku yang terkait dengan hukum dan peradilan, bagaimana mengatur pemerintahan dengan membaginya ke beberapa daerah kecil untuk lebih mudah mengaturnya, masih gunakan dalam pemerintahan Islam terutama di negara-negara Arab hingga saat ini. Umar bin khattab telah membuat beberapa kebijakan dalam aspek pendidikan, seperti: 1. Menjadikan kota madinah sebagai pusat pendidikan Islam, untuk saat ini pusat pendidikan secara umum, masih terpusat di pulau Jawa. Jikapun masih ada di daerah, pusat pendidikan terletak di ibukota propinsi, dimana terdapat perguruan tinggi. Sedangkan untuk 10 Pembunuhan Umar bin Khattab di karenakan pemecatan Mughirah, yang merupakan majikan dari Abu Lukluk, yang saat itu menjabat gubernur Kufah karena dianggap telah berkhianat dengan membocorkan rahasia Negara. 11 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam , hlm.28

92 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Aspek Pendidikan dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab

pendidikan Islam belum ada kota khusus atau perguruan tinggi khusus yang dapat dijadikan sebagai rujukan, tetapi sudah ada pemikiran kearah tersebut yaitu dengan rencana Kementerian Agama terhadap penentuan pemberian beasiswa S3 pada bulan Maret-Juli 2016 yang akan datang dengan menunjuk Perguruan Tinggi tertentu sebagai tempat mengambil program Studi tertentu yang berkaitan dengan pendidikan Islam.12 NO

NAMA LEMBAGA

PROGRAM STUDI

PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM (PTKI) 1

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

KAJIAN HADITS

2

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PEMIKIRAN ISLAM

3

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

RELIGIOUS STUDIES

4

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

KAJIAN ISLAM INTERNASIONAL

5

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BAHASA ARAB

6

UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

HUKUM KELUARGA

7

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

KAJIAN ISLAM KONTEMPORER

8

UIN AR RANIRY BANDA ACEH

HUKUM ISLAM

9

UIN SUMATERA UTARA MEDAN

EKONOMI ISLAM

10

UIN WALISONGO SEMARANG

ILMU FALAQ

11

IAIN IMAM BONJOL PADANG

PENDIDIKAN ISLAM

12

http://scholarship.kemenag.go.id JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA | 93 Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Abdul Malik

12

IAIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

13

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

PERADABAN ISLAM MELAYU

14

IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

15

IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

16

IAIN JEMBER

MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN

17

PERGURUAN TINGGI ILMU AL QUR'AN

ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah hanya sekedar program pemerataan beasiswa di tiap perguruan tinggi atau program studi tersebut memang unggulan dari masing-masing perguruan tinggi dan layak sebagai rujukan? Kita tunggu hasilnya bulan Juli-Agustus 2016 besok. 2. Untuk penyebaran pendidikan di Indonesia masih terpusat di pulau Jawa, karena pulau Jawa merupakan letak pusat pemerintahan sehingga akses untuk mendapatkan informasi ilmu pengetahuan, dan fasilitas penunjang yang lain lebih mudah. Hal ini dikarenakan dengan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia yang masih belum merata. Sebagai gambaran, ketika diadakannya Ujian Nasional berbasis komputer yang dicanangkan oleh kementrian pendidikan, hanya sekolah sekolah tertentu yang dapat melaksanakan ujian tersebut. 3. Jika pada masa Umar bin Khattab mengangkat guru untuk mengajar ke daerah yang baru di kuasai. Jika direfleksikan dengan kondisi saat ini, kecenderungan tenaga pendidikan banyak terkumpul di pulau Jawa. Hal ini tentunya, tidak lepas dari faktor belum meratanya pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia dan tentunya dengan faktor ekonomi dari tenaga pendidikan tersebut. 4. Tenaga pendidikan di gaji pemerintah, dengan fasilitas tunjangan dan adanya sertifikasi bagi tenaga pendidik.

94 | JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016

Aspek Pendidikan dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab

Simpulan Khalifah Umar bin Khattab menjadi inspirator bagi pemimpin dan ahli Fiqh. Gaya kepemimpinannya yang tidak ingin membiarkan umatnya sengsara. Dengan sikap tegas dan bijaksana, beliau menjadi orang yang disegani baik di kalangan jazirah Arab atau Persia. Pada masa kepemimpinannya berhasil meletakkan landasan pemikiran dan peradaban Islam dalam di berbagai bidang politik, bidang Administrasi Negara, Bidang Kepemimpinan, Bidang Hukum. Pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, Negara dalam keadaan aman dan stabil, sehingga dalam bidang pendidikan, sebagai khalifah beliau membuat beberapa kebijakan penting: 1. Kebijakan kepada para sahabat untuk tidak keluar dari kota Madinah yang bertujuan agar masyarakat yang berada dalam daerah kekuasaannya dapat belajar di Madinah. 2. Memerintahkan kepada panglima perangnya untuk mendirikan mesjid di daerah yang berhasil di kuasai sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan. 3. Selain sebagai khalifah beliau juga turun langsung melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah. 4. Mengirim sahabat-sahabat ke beberapa daerah untuk menyebarkan pendidikan agama Islam 5. Memberikan gaji kepada para pendidik dengan mengambil dari daerah taklukan maupun dari baitul mal. 6. Melanjutkan dan mengembangakan lembaga pendidikan kuttab. Daftar Pustaka Nata, Abudin, Sejarah Pendidikan IslamJakarta: Media Group, 2011. Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007. Sirjani, Raghib AS., Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011. Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008. Yatim, Badri,Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. http://scholarship.kemenag.go.id tanggal 10 Pebruari 2016

JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA | 95 Volume 7 Nomor 1 Pebruari 2016