ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF SECARA CONTINUITY OF CARE PADA NY

Download ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF SECARA CONTINUITY OF CARE ... Jenis penelitian yang digunakan adalah continuity of care yang dilakukan di ...

2 downloads 606 Views 134KB Size
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF SECARA CONTINUITY OF CARE PADA NY. “S” DI KLINIK DAN RUMAH BERSALIN SELVIANA KABUPATEN GRESIK Aistikhorotul Masdariyah1 ABSTRAK Angka Kematian Ibu menunjukkan peningkatan, tingginya angka kematian Ibu dan bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan (maternal mortality is an indicator of how well the entire health care system is functioning). Kasus putus pakai KB menjadi salah satu faktor penyumbang kehamilan tidak diinginkan, aborsi, kematian Ibu melahirkan di Indonesia. Tujuan pemantauan Ibu hamil sampai dengan KB adalah memberikan asuhan yang berkelanjutan mulai masa kehamilan i, memantau persalinan mulai kala I-IV sampai Ibu ke masa nifas serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir dalam setiap kunjungan neonatal dengan memberikan konseling untuk mengikuti KB yang berfungsi dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah continuity of care yang dilakukan di wilayah kerja bidan Sumini Edi, SST., M.MKes Kabupaten Gresik pada Bulan Februari 2016 sampai Maret 2016. Sampel yang diambil adalah ibu hamil trimester III (UK 36-40 minggu) yang dilakukan pemantauan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayinya hingga ber-KB Setelah dilakukan pemantauan selama 3 bulan ditemukan komplikasi pada kehamilan yaitu ibu mengalami Anemia Ringan dan PER, pada persalinan dan nifas tidak ditemukan komplikasi. Kata Kunci : Pemantauan, Continuity Of Care

--------------------------------------------------------------1) Dosen Akademi Kebidanan Mandiri Gresik

Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

Page 37

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Dari hasil SDKI tahun 2014, AKI telah menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Tingginya AKI dan AKB menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan (maternal mortality is an indicator of how well the entire health care system is functioning) (Depkes RI, 2014). Kasus putus pakai KB menjadi salah satu faktor kehamilan tidak diinginkan, aborsi, kematian Ibu melahirkan di Indonesia. Partisipasi masyarakat terhadap program KB di Indonesia masih terbilang rendah, hal ini dipicu adanya pro dan kontra pandangan terhadap program KB (BKKBN, 2014) Penyebab utama AKI disebabkan oleh pre eklampsia - eklampsia (28,76%), perdarahan (22,42%), infeksi (3,54%). Dewasa ini pre eklampsia-eklampsia telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama AKI. Penyebab langsung AKB adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung adalah kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap. Beberapa hal yang mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan, dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, dan terlalu pendek jarak kelahiran) (Depkes RI, 2014). Menurut BKKBN tahun 2012, partisipasi masyarakat Indonesia terhadap KB terutama pria terhadap program KB masih rendah. hal ini disebabkan minimnya akses terhadap perolehan informasi, pelayanan KB, dan kesehatan reproduksi. Kurangnya promosi dan sosialisasi tentang KB dan anggapan kepercayaan agama tehadap KB. Salah satu upaya penurunan AKI dan AKB adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program dengan menggunakan stiker ini, dapat meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

menghadapi komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat/obat kontrasepsi pasca persalinan. Selain itu mendorong Ibu hamil memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan, kaum Ibu juga didorong untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2010). Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (Depkes RI, 2010). Upaya peningkatan kesehatan Ibu dan penurunan angka kematian Ibu mustahil dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah, maka dari itu, penulis akan melaksanakan Asuhan Kebidanan continuity of care dari empat pilar Safe Motherhood yaitu memberikan asuhan yang berkelanjutan mulai dari Ibu hamil dianjurkan selalu kontrol kehamilan minimal empat kali agar dapat mendeteksi komplikasi kemudian akan memantau persalinan mulai dari kala I-IV sampai Ibu masuk ke masa nifas. Penulis juga akan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dalam setiap kunjungan neonatal serta memberikan konseling mengikuti KB yang berfungsi sangat penting dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pemantauan secara berkesinambungan atau continuity of care. Pemantauan ini dilakukan pada satu pasien selama tiga bulan yang dilakukan di klinik dan rumah bersalin selviana HJ Sumini Edi SST., M.MKes Kabupaten Gresik sejak Bulan Februari 2016 sampai dengan Maret 2016. Sampel Sample yang dilakukan pemantauan adalah salah satu Ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan antara 36-40 minggu. Pemantauan dilakukan oleh penulis dengan cara melakukan kunjungan kehamilan setiap Page 38

dua minggu sekali, dilanjutkan dengan pemantauan masa bersalin, kunjungan masa nifas sebanyak satu kali (tidak sesuai dengan jadwal karena pasien meninggal), kunjungan neonatal sebanyak 3 kali. Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, pertama kali peneliti memperoleh surat ijin dari Direktur Akademi Kebidanan Mandiri Gresik untuk melaksanakan pengambilan pasien di klinik dan rumah bersalin selviama HJ Sumini Edi SST., M.MKes Kabupaten Gresik dimana setelah mendapatkan pasien akan dilakukan informed consent kepada pasien sebagai ijin untuk diikuti dari ibu hamil hingga ber-KB nanti. Kunjungan dilakukan sesuai jadwal kunjungan yaitu pada selama TM III setiap 1 minggu sekali,bersalin, kunjungan nifas 4 kali, kunjungan bayi 4 kali dan kunjungan saat ibu mulai memakai kontrasepsi, hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi yang mungkin terja. Saat kunjungan juga dilakukan pemberian penyuluhan dan pengetahuan baru kepada para Ibu hamil tentang cara menjaga kehamilannya, persiapan persalinan yang aman, menjalankan masa nifas yang sehat tanpa perlu pantangan-pantangan, serta pengetahuan tentang ASI eklusif dan cara ber-KB sesudah bersalin untuk mendapatkan keputusan yang bijak. Instrument Penelitian Instrument penelitian pada penelitian ini dengan menggunakan 5 langkah varney dan SOAP. HASIL PENELITIAN Masa Kehamilan Pada kunjungan pertama tanggal 03 Februari 2016 Ibu mengeluh masih merasakan sering kencing pada malam hari. Tanda-tanda vital dalam batas normal. BB sebelum hamil 79 kg, BB sekarang 89 kg, LILA 35 cm, , TB 163 cm. Abdomen : TFU Pertengahan Pusat – PX (30cm). Bagian fundus teraba bokong. Bagian kanan teraba punggung. Bagian kiri teraba ekstremitas. Bagian terendah janin teraba kepala, dan masih dapat digoyangkan (belum masuk PAP). TBJ (TFU- 11) x 155 =(30 - 12) x 155 = 2945 gram. DJJ : 137 x/menit. Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

Pemeriksaan Penunjang HB 10,9 g%, (anemia ringan) Reduksi Urin (-), Albumin Urin (-). Kunjungan Kehamilan ke 2 tanggal 14 Februari 2016. Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan kehamilannya berjalan dengan baik. Tanda – tanda Vital dalam batas normal. TFU pertengahan pusat PX (32cm). Bagian fundus teraba bokong. Bagian kiri teraba punggung (PUKI). Bagian kanan teraba ekstremitas janin. Bagian terendah janin teraba kepala, dan masih dapat digoyangkan. Ekstremitas atas dan bawah terdapat oedem + / +. TBJ (TFU - 11) x 155 : (30- 11 ) x 155 = 2945 gram, DJJ: 130 x/menit (Puki). Dan ibu dianjurkan petugas untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Kunjungan kehamilan ke tiga pada tanggal : 21 Februari 2016. Ibu mengatakan bahwa kehamilannya berusia 9 bulan dan saat ini mengeluh sering kencing serta sudah melakukan Pemeriksaan Lab (19 Februari 2016) HB 11 g%, Reduksi Urin (-), Albumin Urin (+) sehingga Potensial terjadi Pre Eklamsia Ringan dan persalinan harus dilakukan di RS. TD 140/90 mmHg, BB Sekarang : 90 KG, TFU pertengahan pusat PX (31 cm). Bagian fundus teraba bokong. Bagian kanan teraba punggung. Bagian kiri teraba ekstremitas janin. Bagian terendah teraba kepala, dan tidak bisa digoyangkan (sudah masuk PAP). Divergen (4/5 bagian janin masuk PAP), Ektremitas atas dan bawah : oedem +/+, Reflek Patella: KA/KI = +/+, TBJ : (TFU - 11) x 155 : (30 - 11 ) x 155 = 2.945 gram, DJJ : 135 x/menit (Puka). Kunjungan kehamilan ke empat pada tanggal : 24 Februari 2016. Ibu mengatakan datang ke RS Petro Kimia Gresik untuk memeriksakan kehamilannya dan mendapat saran dari dokter apabila sampai tgl 29 masih belum ada tanda-tanda persalinan ibu disuruh periksa lagi ke RS. Tanda-tanda vital dalam batas normal, BB Sekarang : 91 KG, TFU pertengahan pusat PX (30 cm). Bagian fundus teraba bokong. Bagian kanan teraba punggung. Bagian kiri teraba ekstremitas janin. Bagian terendah teraba kepala, dan tidak bisa digoyangkan (sudah masuk PAP). Divergen (4/5 bagian janin masuk PAP), Ektremitas atas dan bawah : oedem +/+, Reflek Patella: KA/KI = +/+, TBJ : (TFU -

Page 39

11) x 155 : (30 - 11 ) x 155 = 2.945 gram, DJJ : 135 x/menit (Puka). Persalinan Ibu mengatakan datang ke RS jam 20.00 WIB dan perutnya merasa kenceng-kenceng, HIS 1.15”.10’ sejak jam 07.00 WIB pada tanggal 29 Februari 2016 dan belum mengeluarkan lendir dan darah. TD 140/90 mmHg, RR : 20 x/menit, N:82 x/menit, S : 36,6ºC, Payudara kanan dan kiri keluar sedikit cairan kolostrum. Abdomen : TFU pertengahan pusat proxesus xypodeus (29 cm), teraba bokong. Perut bagian kanan Ibu teraba punggung (puka), perut bagian kiri Ibu teraba ektremitas janin, bagian bawah teraba kepala, tidak dapat digoyangkan (divergen). Penurunan kepala 4/5 bagian. Genetalia terdapat pengeluaran pervaginam rembesan cairan ketuban, jernih. Ekstremitas atas/ bawah : Pergerakan aktif, tidak odema, HIS : 1 kali dalam 10 menit lamanya 20 detik, TBJ: (TFU - 11) x 155 = (30-11) x 155 = 2.945 gram, DJJ (+) 152 x/menit (puka), Pemeriksaan Dalam (29 Feb 2016, Pukul : 20.00 WIB) Konsistensi lunak, Ø 1 cm, eff 25%, selaput ketuban (+), presentasi kepala, denominator UUK, Hodge I, molase (-), tidak ada bagian terkecil disamping bagian terendah janin. Diagnosa Masalah Potensial : Ibu : PER, kala I memanjang, perdarahan post partum, Janin: infeksi intra uterin, prolaps tali pusat, asfiksia, IUFD, IUGR. Nifas Kunjungan pertama 1 Maret 2016. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa nyeri luka jahitan SC. TTV dalam batas normal, Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak anemis. Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, Genetalia : terdapat lochea rubra berwarna merah segar, bau anyir, konsistensi encer jumlah ± 15 cc, terdapat luka jahitan bekas operasi. Eliminasi : Ibu sudah dapat BAK sejak 2 jam post partum tetapi belum dapat BAB. Evaluasi 18 jam PP Ibu dari Ny “S” mengatakan pada jam 20.10 WIB pasien mengalami keram pada daerah ekstremitas atas dan perut terasa lembek

Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

Ibu dari Ny “S” mengatakan pada jam 20.20 WIB pasien mengalami perdarahan banyak dari vaginapada saat dibuat batuk, yaitu 1 underpad penuh. Pada jam 20.25 WIB pasien batuk lagi dan mengeluarkan darah lagi 1 underpad penuh. Kemudian petugas kesehatan konsul dengan dr Sp.OG dengan advice di suruh mengirim pasien ke ruang OK Pada jam 20.40 WIB pasien d suruh di bawah ke rung OK untuk dilakukan Operasi lagi dan sampai dilakukan transfusi darah sebanyak 5 kantong Sampai jam 22.00 WIB operasi baru selesai, dan pasien di taruh di ruang ICU dengan keadaan sudah tidak sadar. Pada jam 04.00 WIB pasien dilakukan RJP karena nadinya lemah, dan pada jam 06.00 WIB pasien dinyatakan meninggal. Bayi Baru Lahir Bayi lahir tanggal 1 Maret 2016 secara SC pukul 12.35 WIB bayi lahir spontan, segera menangis, warna kulit kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin perempuan. warna kemerahan, gerak aktif, menangis kuat, TTV dalam batas normal, Pemeriksaan Antropometri: BB 3.100 gram, LK 34cm, LILA 11cm, PB 49cm, LD 33cm. Kulit kepala bersih, tidak ada cephal hematom dan caput succedaneum, terdapat verniks caseosa, tidak ada moullage, tidak ada makrocephalus atau mikrocephalus. Muka simetris, warna kulit kemerahan, terapat rambut lanugo. Mata simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ikterik, isokor, palpebra tidak odem. Lubang hidung simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, terdapat septumnasi, tidak sianosis. Mulut mukosa bibir lembab, merah mudah, tidak sianosis, lidah bersih, tidak ada labioskizis maupun labio palatoskizis. Telinga bersih, tidak ada serumen berlebih, terdapat rambut lanugo. Leher tidak ada bendungan vena jugularis dan pembesaran kelenjar tyroid. Dada simetris, tidak ada tarikan interkosta, tidak ada suara pernafasan tambahan (wheezing, ronchi), irama jantung teratur. Ketiak tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Abdomen turgor kulit elastis, tali pusat terbungkus kassa steril, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada pembesaran hepar. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora, Page 40

terdapat lubang uretra, bayi belum BAK. Anus terdapat lubang anus, belum keluarkan meconium. Ekstremitas atas dan bawah simetris, gerak aktif, tidak sianosis, jari-jari lengkap, tidak ada sindaktili maupun polidaktili. Punggung normal, tidak terdapat spina bifida. Pemeriksaan Neurologis : Reflek morro baik, Reflek rooting baik, Reflek sucking baik, Reflek swallowing baik, Glabella reflek baik, Refleks blink baik. Kunjungan kedua taggal 07 maret 2016. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, tali pusat lepas usia 07 hari. BB 3.100 gram, LK 34 cm, LILA11 cm, PB 50 cm, LD 33 cm, TTV dalam batas normal. Muka warna kulit kemerahan, verniks caseosa sudah hilang, terdapat rambut lanugo. Mata simetris, tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ikterik, isokor, palpebra tidak odem. Hidung lubang hidung simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak sianosis. Mulut mukosa bibir lembab, merah mudah, tidak sianosis. Dada tidak ada tarikan interkosta, tidak ada suara pernafasan tambahan (wheezing, ronchi), irama jantung teratur. Abdomen turgor kulit elastis, tali pusat sudah terlepas (7 Maret 2016), tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada pembesaran hepar. Ekstremitas atas dan bawah: gerak aktif, tidak sianosis. Kunjungan Ke 3 (Usia 18 Hari). Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan. TTV dalam batas normal. BB 3.400 gram, LK 38 cm, LILA 12,5 cm, PB 55 cm, LD 37 cm. Muka warna kulit kemerahan, verniks caseosa sudah hilang. Mata simetris, tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ikterik, isokor, palpebra tidak odem. Mulut mukosa bibir lembab, merah mudah, tidak sianosis. Dada simetris, tidak ada tarikan interkosta, tidak ada suara pernafasan wheezing, ronchi, irama jantung teratur. Abdomen turgor kulit elastis, tidak ada pembesaran hepar. Ekstremitas atas dan bawah simetris, gerak aktif, tidak sianosis. KB Pasien tidak dilakukan konseling tentang alat kontrasepsi karena pasien meninggal. Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

PEMBAHASAN Kehamilan Setelah dilakukan pengkajian dan anamnesa, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pada keluhan utama didapatkan Ibu mengeluh sering kencing pada malam hari, Menurut teori ketidaknyamanan kehamilan pada TM III yaitu hemoroid, sering buang air kecil, keputihan, keringat bertambah, sembelit, kram kaki, napas sesak, nyeri ligamentum rotundum, berdebar-debar (palpitasi jantung), sakit punggung atas dan bawah, varices pada kaki (Rustam,2010). Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus, hal ini dikarenakan bagian terendah janin sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP) sehingga menekan kandung kemih Persalinan Dildalam pertolongan persalinan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena keadaan ibu sudah ada tandatanda persalinan dan termasuk dalam persalinan kala 1 fase laten. Dalam teori persalinan normal pada kala 1 fase laten primi gravida berlangsung ≤ 8 jam (Hanifah, 2010). Didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus karena setelah dilakukan evaluasi, pembukaan masih 1 cm dan ditempuh dalam waktu 9 jam, sehingga mengalami perpanjangan kala 1 fase laten. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena tidak adekuatnya HIS. Kemudian dilakukan tindakan induksi persalinan karena terdapat Pre eklampsia ringan dan tidak ada kemajuan persalinan. Induksi persalinan dilakukan hingga kedua tidak terjadi kemajuan persalinan sehingga di anggap induksi persalinan gagal, selanjutnya di istirahatkan selama 12 jam untuk dilakukan SC. Pemberian tetesan induksi persalinan di lapangan sesuai dengan teori karena penatalaksanaan tersebut sesuai dengan standart pelayanan kesehatan, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori pemberian induksi dengan kasus yang ada, akan tetapi induksi yang kedua cairan RL tidak diganti karena menyesuaikan kondisi dilapangan. Namun terdapat kesenjangan antara kasus dan teori yang mengenai istirahat ibu setelah Page 41

di induksi yaitu seharusnya ibu diistirahatkan selama 24 jam tetapi pada kasus nyata hanya 12 jam. Penulis berpendapat bahwa tindakan tersebut dilakukan sesuai dengan kondsi ibu saat ini dengan PER, sehingga untuk mencegah adanya komplikasi lebih lanjut yang dapat terjadi seperti PEB, eklampsia dan gawat janin pada bayi. Dukungan psikologis ibu dapat mempengaruhi proses persalinan, ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu yang berpengaruh terhadap kelancaran proses persalinan (APN, 2008). Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Nifas Kunjungan pada masa nifas dilakukan sebanyak 1 kali tidak sesuai dengan program jadwal kunjungan nifas dikarenakan pasien sudah meninggal. Bayi Baru Lahir Kunjungan bayi baru lahir telah dilakukan sebanyak 3 kali sesuai dengan jadwal kunjungan neonatus. Pada kasus terjadi peningkatan nadi dan pernafasan segera setelah bayi lahir, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan keadaan tersebut hanya berlangsung sebentar dan akan kembali normal setelah 30 menit, karena proses adaptasi bayi dari sirkulasi janin menjadi sirkulasi bayi di luar badan Ibu. Bayi pertama kali dapat BAK dan mengeluarkan mekonium sesuai pada waktu normalnya, tali pusat lepas dan tidak adatanda-tanda infeksi. Pemeriksaan antropometri, fisik, dan reflek juga sesuai teori karena bayi lahir aterm. Asuhan yang diberikan telah sesuai dengan kondisi, masalah, dan kebutuhan yang diperlukan oleh bayi yaitu salah satunya diberikan suntikan antibiotik untuk mencegah infeksi akibat riwayat persalinan Ibu dengan ketuban pecah dini. Pada bayi tidak ditemukan adanya tanda bahaya, bayi dalam keadaan sehat tanpa disertai komplikasi apapun.

KESIMPULAN Asuhan antenatal yang pada umur kehamilan 36-37 minggu sudah sesuai dengan kebijakan program pelayanan/asuhan standart minimal 14 T. Hasil protein urin positif satu merupakan ketidaksesuaian antara kasus dengan teori yang ada sehingga pada kasus antenatalcare terdapat kesenjangan. Asuhan intranatal dengan PER dapat teratasi seluruhnya Ibu selamat dan bayi sehat tanpa ada komplikasi yang terjadi. Asuhan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik dari kala I sampai kala IV dilakukan sesuai dengan asuhan persalinan patologis dengan PER. Asuhan pada bayi baru lahir dilakukan 3 kali untuk mencegah dan mendeteksi serta melayani masalah-masaah yang terjadi. Selama memberikan asuhan kebidanan tidak ditemukan adanya masalah dan komplikasi. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dilakukan sebanyak 1 kali (6 jam post partum). Setelah 6 jam post partum ada komplikasi berupa perdarahan post partum dan masalah tersebut tidak dapat teratasi oleh tenaga kesehatan.. SARAN Diharapkan baik pasien maupun masyarakat dapat bekerja sama dan lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan sehingga memudahkan dalam memberikan asuhan kebidanan. Sehingga dapat menambah pengetahuan tentang tanda-tanda dan deteksi dini resiko tinggi saat kehamilan, tanda bahaya kehamilan, persalinan, serta bayi baru lahir, sehingga klien dan masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal.Sebagai sumber pengetahuan kesehatan khususnya kebidanan serta menjadi tolak ukur dalam memberikan asuhan kebidanan. Diharapkan juga pada peneliti selanjutnya dapat aktif lagi dalam memberikan asuhan kebidanan. DAFTAR PUSTAKA Alimul Aziz, 2011, Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data, Salemba Medika : Jakarta

KB Pasien tidak dilakukan konseling tentang alat kontrasepsi dikarenakan pasien sudah meninggal. Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

Depkes RI, 2008, Diare Merupakan Isu Prioritas Kesehatan di Tingkat Lokal dan Nasiona, Jakarta. Page 42

Hidayat,A.Aziz Penelitian Analisa Medika

Alimul.2011.Metode Kebidanan dan Teknik Data. Jakarta: Salemba

Kelly Paula, 2010, Asuhan Neonatus dan Bayi, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Maharani Sabrina, 2008, Mengenal dan Memahami Berbagai Gangguan Kesehatan Anak, Kata Hati : Jogjakarta.

 

Soesanto,Wibisono.2010.Biostatistik Penelitian Kesehatan .Surabaya :Percduatujuh. Supariasa, Nyoman.dkk.2002. Status Gizi.Jakarta:EGC.

Penelitian

Yulia, 2009, Buku Pintar Bunda Tentang Si Kecil, Setia Purna : Jakarta.

Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

Page 43

Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

Page 44

Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016  

Page 45