BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BIDANG PERTANIAN SAAT INI

Download 1.2.2 Bagaimanakah tingkat pengetahuan petani hortikultura di Desa Pancasari. Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng mengenai pestisida., AP...

0 downloads 500 Views 36KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bidang pertanian saat ini masih merupakan aktivitas perekonomian terbesar salah satunya di Indonesia. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Jumlah angkatan kerja di bidang pertanian berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia hingga bulan Agustus 2014 mencapai 38,97% dari total 151,9 juta angkatan kerja (BPS,2014). Secara luas pestisida dalam bidang pertanian digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman (OPT) dan merupakan zat yang dapat bersifat racun (WHO, 2006; Permentan, 2007). Penggunaan pestisida di dunia mencapai 3,5 juta ton pertahun dimana pengguna terbanyak pestisida dengan jenis highly toxic adalah dari negara-negara berkembang seperti Indonesia (Perveen,2011). Berdasarkan

data

dari

INOFICE

(Indonesia

Organic

Farming

Certification) disebutkan bahwa jumlah formula pestisida yang terdaftar di Indonesia meningkat sangat signifikan. Pada tahun 1996 terdaftar 520 formula, meningkat hampir tiga kali lipat di tahun 2006 menjadi 1.300 formula. Berikutnya meningkat hampir tiga kali lipat di tahun 2015 mencapai 3.459 formula (per bulan Mei) atau dalam 9 tahun terakhir jumlah rata-rata formula yang didaftarkan per tahun mencapai sekitar 240 formula. Peranan pestisida dalam sistem pertanian menjadi dilema yang sangat menarik untuk dikaji oleh karena pestisida memberikan manfaat pada petani 1

2

namun di sisi lain pestisida memberikan dampak negatif baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap kesehatan lingkungan. Data dari database ASEAN OSHANET dan ILO dalam Haerani (2010), menunjukkan bahwa kecelakaan kerja termasuk keracunan pestisida di Indonesia yang terjadi di industri pertanian menduduki tempat kedua atau ketiga terbesar dibanding industri lain. WHO memperkirakan bahwa keracunan pestisida menyumbang 300.000 kematian per tahun di seluruh dunia, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (Goel dan Aggarwal 2007). Dalam

Afriyanto

(2008),

dikemukakan

oleh

Asosiasi

Industri

Perlindungan Tanaman Indonesia (AIPTI) dari 1000 petani, kurang dari 10% petani yang telah menerapkan pola pemakaian pestisida secara benar. Hasil penelitian Asep Nugraha (Balai Penelitian Lingkungan Pertanian) pada buku “Prinsip dan Teknologi Pertanian Organik Tahun 2014” menunjukkan bahwa residu pestisida di sentra produksi pertanian terdapat pada padi, sayuran, perairan, tanah, bahkan ada pestisida yang sudah puluhan tahun yang lalu digunakan namun residunya masih terdeteksi, sehingga sangat membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Tingkat pekerjaan masyarakat di bidang pertanian dan perkebunan di Provinsi Bali berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Bali tahun 2014 mencapai 23,25% dari seluruh angkatan kerja dan merupakan bidang kerja tertinggi kedua diantara bidang pekerjaan lainnya. Penggunaan pestisida pada sektor pertanian di Bali mengalami peningkatan dari tahun 2001 (28.663,90 lt/kg) ke tahun 2005 sebanyak 31.568,21 lt/kg sedangkan total pestisida yang digunakan untuk

3

pertanian hortikultura tahun 2015 sampai dengan bulan Agustus adalah sebanyak 6152,25 lt/kg (UPT.BPTPH Prov. Bali, 2015). Hasil pengujian dampak penggunaan pestisida melalui pemeriksaan cholinesterase oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014 dan 2015 di beberapa wilayah pertanian hortikultura di Bali diantaranya pada 45 petani di Desa Landih Bangli, pada 57 petani di Desa Sinduwati Karangasem dan 30 petani di Desa Songan Kinatamani Bangli tidak terdapat petani yang mengalami keracunan sedangkan hasil pemeriksaan pada 22 orang petani di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada sebanyak 18% petani mengalami keracunan (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2014). Hasil penelitian lain yang sebelumnya pernah dilaksanakan terkait dengan penggunaan pestisida di Desa Pancasari adalah pemeriksaan kualitas air Danau Buyan yang merupakan salah satu badan air sekaligus sumber air bersih di Desa Pancasari diketahui bahwa air danau Buyan positif mengandung residu pestisida golongan organokhlorin, oragnophosfat dan karbamat (Manuaba, 2009). Desa Pancasari merupakan salah satu desa di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali dengan aktivitas pertanian hortikultura merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk yaitu sebanyak 1698 penduduk laki-laki sebagai petani dan 1274 penduduk perempuan sebagai petani atau sebesar 64% penduduk lakilaki dan perempuan sebagai petani dari 4610 jumlah penduduk. Hasil dari studi pendahuluan melalui wawancara pada 10 orang petani disebutkan bahwa selama penggunaan pestisida keseluruhan petani yang diwawancara pernah mengalami keluhan mata perih dan berair, mual dan muntah, sakit kepala serta gatal-gatal

4

pada kulit. Selain itu sistem pencampuran pestisida bervariasi yaitu 2-5 jenis pestisida dalam satu kali aplikasi sementara berdasarkan petunjuk aplikasi pestisida dari UPT BPTPH Provinsi Bali maksimal campuran pestisida yang dianjurkan adalah 1-2 jenis pestisida. Jenis pestisida yang banyak digunakan oleh petani di wilayah tersebut diantaranya Mitracol (fungisida, bahan aktifnya Propineb 70%) dan Dithane (fungisida, bahan aktifnya Mancozeb 80%) sedangkan jenis insektisida yang banyak digunakan adalah Promectin 18 EC (bahan aktifnya Abamectin 18 g/L). Dampak penggunaan pestisida pada aktivitas pertanian di Desa Pancasari juga diindikasikan dengan tingginya angka kejadian dermatitis kontak di wilayah Desa Pancasari. Berdasarkan data morbiditas Puskesmas II Sukasada yang berlokasi di Desa Pancasari, prevalensi kejadian dermatitis kontak tahun 2014 sebesar 45 per 1000 penduduk dengan kejadian kasus tertinggi pada golongan usia 20-69 tahun. Kejadian kasus tersebut tinggi jika dibandingkan dengan wilayah puskesmas lain yang karakteristik penduduknya bermata pencaharian bukan petani yaitu di Puskesmas Sukasada I kejadian dermatitis sebesar 19 per 1000 penduduk dan di Puskesmas Tejakula I sebesar 15 per 1000 penduduk dengan diagnosa dermatitis yang tidak ditentukan. Dermatitis kontak merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan penggunaan pestisida. Hasil penelitian di Taiwan menyebutkan bahwa prevalensi kejadian dermatitis kontak pada 122 orang petani berhubungan dengan frekuensi penyemprotan pestisida dan lebih banyak terjadi pada petani yang langsung meracik pestisida (Kim et al., 2013). Hasil penelitian lain oleh Butinof

5

(2015), pada petani di Cordoba Argentina menunjukkan bahwa gejala iritasi pada kulit meningkat sebesar 1,58 kali pada petani yang pemakaian alat pelindung diri tidak lengkap dengan nilai OR 1,58 ; 95% CI: 1,05-2,37. Dampak lain dari penggunaan pestisida terhadap kesehatan petani ditunjukkan oleh hasil penelitian Perez et al., (2014) pada petani di Mindanao, Philipina disebutkan bahwa keluhan paling umum dirasakan oleh petani yang menerapkan pestisida diantaranya iritasi kulit (32,95%), sakit kepala (29,55%), batuk (23,30%), tenggorokan kering (15,34%), sesak nafas (14,96%), pusing (14,20%), mual (12,69%) dan iritasi mata (11,36%). Hasil penelitian lainnya oleh Lekei et al., (2014), menyebutkan bahwa sebagian besar kejadian keracunan akibat pestisida khususnya di negara berkembang disebabkan oleh penyimpanan pestisida pada tempat yang tidak aman dan mudah dijangkau oleh anak-anak. Penelitian oleh Kim et al., (2013), menyebutkan, peningkatan aktivitas di wilayah pertanian (OR 1,74; 95% CI; 1,32–2,29), tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti selop tangan (OR 1,29 ; 95% CI 1,04 -1,60) atau masker (OR 1,39; 95% CI 1,11-1,73) dan penyemprotan yang dilakukan pada siang hari meningkatkan keluhan kesehatan pada petani (OR 1,48 ; 95% CI 1,09-2,01). Mengingat pentingnya monitoring terhadap kesehatan masyarakat khususnya petani di wilayah Desa Pancasari berkaitan dengan tingginya tingkat pemakaian pestisida pada aktivitas pertanian maka penelitian mengenai dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan petani sangat penting dilakukan di samping itu berdasarkan informasi dari salah satu dokter praktek swasta di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng disebutkan bahwa terdapat

6

beberapa kasus vertigo pada anak sehingga melalui penelitian ini juga diperoleh gambaran situasi kesehatan pada keluarga petani yang kemungkinan secara tidak langsung terkena dampak dari penggunaan pestisida. Penelitian terkait dengan penggunaan pestisida dan hubungannya dengan keluhan kesehatan petani dan keluarga petani di wilayah Desa Pancasari masih jarang dilaksanakan. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan sosialisasi dalam rangka mencegah dampak negatif dari penggunaan pestisida terhadap kesehatan petani dan keluarga petani mulai dari jenis pestisida yang digunakan sampai dengan cara penggunaan dan pengelolaan pestisida yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.2.1

Bagaimanakah

karakteristik

petani

hortikultura

dan

keluarganya

berdasarkan faktor sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, luas lahan dan jenis lahan di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng? 1.2.2

Bagaimanakah tingkat pengetahuan petani hortikultura di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng mengenai pestisida., APD dan dampaknya terhadap kesehatan?

1.2.3

Bagaimanakah karakteristik pestisida yang digunakan (jenis campuran, bahan aktif dan dosis), perilaku penggunaan pestisida (saat pencampuran,

7

penyemprotan dan pengamanan pestisida) dan pemakaian APD oleh petani hortikultura di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng? 1.2.4

Bagaimanakah gambaran keluhan kesehatan petani hortikutltura pengguna pestisida dan keluarganya di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng?

1.2.5

Apakah masa kerja, luas lahan dan jenis lahan yang digarap berhubungan dengan keluhan kesehatan pada petani di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng?

1.2.6

Apakah tingkat pengetahuan, karakteristik pestisida, perilaku dalam pencampuran, penyemprotan dan pengamanan pestisida serta perilaku pemakaian APD berhubungan dengan keluhan kesehatan pada petani hortikultura di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng?

1.3 Tujuan 1.3.1

Tujuan Umum Mengetahui perilaku penggunaan pestisida oleh petani dan hubungannya

dengan keluhan kesehatan petani hortikultura dan keluarganya di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.

1.3.2

Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian dampak penggunaan pestisida terhadap

keluhan kesehatan petani hortikultura dan keluarganya di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng adalah mengetahui hal-hal berikut:

8

a.

Karakteristik sosiodemografi petani dan keluarga petani dalam hal umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, luas lahan dan jenis lahan.

b.

Tingkat pengetahuan petani mengenai pestisida, APD dan dampaknya terhadap kesehatan.

c.

Karakteristik pestisida yang digunakan (jenis campuran, bahan aktif dan dosis), perilaku penggunaan pestisida (saat pencampuran, penyemprotan dan pengamanan pestisida) dan pemakaian APD oleh petani.

d.

Jenis-jenis keluhan kesehatan yang dialami petani dan keluarganya.

e.

Hubungan antara masa kerja, luas lahan dan jenis lahan dengan keluhan kesehatan pada petani.

f.

Hubungan antara tingkat pengetahuan karakteristik pestisida, perilaku dalam pencampuran, penyemprotan dan pengamanan pestisida serta perilaku pemakaian APD berhubungan dengan keluhan kesehatan pada petani hortikultura di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1

Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dengan bukti ilmiah bagi instansi terkait maupun pembuat kebijakan terutama dalam hal pengawasan pemakaian pestisida serta dampaknya terhadap kesehatan. b. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya petani pengguna pestisida mengenai dampak dari penggunaan pestisida terhadap kesehatan.

9

1.4.2

Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan kesehatan khususnya terkait dengan dampak penggunaan pestisida bagi kesehatan terutama bagi petani pengguna pestisida. b. Data yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai informasi awal untuk penelitian terkait dengan pestisida dan dampaknya terhadap kesehatan yang lebih luas dengan analisis yang lebih mendalam tidak hanya terbatas pada kesehatan petani namun juga dampaknya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat sebagai konsumen.