BAB II LANDASAN TEORI II.1 Buku Bergambar - digilib.itb.ac.id

Semua jenis-jenis tersebut bisa diminati dengan tema apapun apakah jenis buku fiksi maupun non fiksi, karena hanya bersifat medium...

4 downloads 540 Views 584KB Size
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Buku Bergambar Buku bergambar adalah buku cerita yang disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada anak-anak. Untuk anak usia SD kelas rendah, gambar berperan penting dalam proses belajar membaca dan menulis. Buku bergambar lebih dapat memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bergambar yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan memperkaya pengalaman dari cerita (Rothlein, L., & Meinbach, A. M., 1991:132). Dengan demikian buku-buku anak-anak sebaiknya diperkaya dengan gambar, baik gambar sebagai alat penceritaan maupun sebagai ilustrasi. Buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga mempengaruhi minat siswa untuk membaca (Stewing, 1980:57) Buku bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan buku bergambar siswa dapat mengenal karakteristik pelaku, latar, yakni waktu dan tempat terjadinya cerita,serta situasi. Di samping itu ada tiga manfaat buku bergambar: (1) memberikan masukan bahasa kepada anak-anak, (2) memberikan masukan visual bagi anak-anak, dan (3) menstimulasi kemampuan visual dan verbal anak-anak. Dengan demikian, melalui buku bergambar siswa dapat memberikan komentar atau reaksi terhadap gambar, misalnya orang, benda, dan tempat (setting): warna yang ditampilkan; ilustrasi/gambar serta karakter dan perubahan objek termasuk perkembangan cerita dari awal hingga akhir. Dengan mengajukan dan menggali komentar anak, guru dapat memahami suatu bahasa mereka dan kebiasaan anak dalam

 

bereaksi

terhadap

buku.

Selanjutnya

6

guru

dapat

membantu

anak

mempertajam kemampuan anak untuk mengekspresikan apa yang mereka perhatikan dan juga membantu cara mereka beraksi terhadap buku bergambar. Cerita dapat membantu anak memahami dunianya dan kemudian membicarakannya dengan pihak lain. Cerita dapat memotivasi, memperkaya perbendaharaan kata dan mudah

diperoleh.

Dengan

demikian

membaca

cerita

diharapkan

dapat

meningkatkan potensi mengapresiasi karya sastra (Wright, A., 1995:84). Dengan demikian buku pelajaran yang dilegkapi dengan cerita dan ilustrasi yang menarik tentu akan mendapatkan perhatian yang lebih banyak dari anak-anak usia Sekolah Dasar. II.1.1 Jenis Pada prinsipnya tampilan atau perwujudan picture books berusaha menampilkan teks dan gambar yang mampu mempengaruhi anak-anak untuk terlibat, mengundang mereka untuk berpetualang di dalam gambarnya. Ada beberapa jenis buku bergambar (Karpetbiru.multiply.com, 12-01-2009) 

Buku Abjad

Dalam buku alfabet, setiap huruf alfabet dikaitkan dengan suatu ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek dan mudah teridentifikasi. Beberapa buku alfabet diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti peternakan dan transportasi. Buku alfabet berfungsi untuk membantu siswa, menstimulasi, dan membantu pengembangan kosakata. 

Buku Mainan

Buku-buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak biasa. Buku mainan terdiri dari buku kartu papan, buku pakaian, dan buku pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak untuk lebih memahami teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak dan alur cerita. Buku mainan membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif, meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, dan mencintai buku. Sikap positif terhadap membaca dapat ditumbuhkan dengan buku ini. Yang termasuk kedalam jenis Buku Mainan adalah:

 

-

Buku bergambar berlubang

-

Buku bergambar pop-ups

-

Buku bergambar berlipat 7

-

Buku bergambar bersampul tebal

-

Buku bergambar bersampul bantal (untuk bayi) / buku mainan



Buku Konsep

Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep yang ditekankan

diajarkan melalui alur cerita atau dijelaskan

melalui repetisi dan perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk, ukuran, dapat didemonstrasikan sendiri dengan konsep yang lainnya. Yang termasuk kedalam jenis Buku Konsep adalah Buku bergambar bertekstur 

Buku Bergambar Tanpa Kata

Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi berkembang dan populer pada masyarakat generasi muda. Ini terdapat ditelevisi, komik, dan bentuk visual lainnya dari komunikasi. Alur cerita disajikan dengan gambar yang diurutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas. Buku bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk, seperti buku berupa buku humor, buku serius, buku informasi atau buku fiksi. Buku ini mempunyai beberapa keunggulan, misalnya untuk mengembangkan bahasa tulis dan lisan secara produktif yang mengikuti gambar. Keterampilan pemahaman juga dapat dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui illustrasi. Anak-anak menganalisis maksud pengarang dengan mengidentifikasi ide pokok dan memahami ceritanya. Yang termasuk ke dalam jenis Buku Bergambar Tanpa Kata adalah Buku bergambar karton. 

Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia atau binatang. Di sini ditampilkan kualitas manusia, karakter, dan kebutuhan, sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya. Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan baik akan memberikan kontribusi pada perkembangan sastra anak. Buku bergambar yang baik memuat elemen intrinsik sastra, seperti alur, struktur yang baik, karakter yang baik,  

8

perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik. Buku ini dapat menimbulkan imajinatif orisional dan mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Buku cerita bergambar dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan komunikasi lisan,

mengembangkan

proses

berpikir

kognitif,

ungkapan

perasaan,

dan

meningkatkan kepekaan seni. Yang termasuk ke dalam jenis buku cerita bergambar adalah: -

Buku bergambar dengan teks panjang

-

Buku bergambar dengan teks pendek

Semua jenis-jenis tersebut bisa diminati dengan tema apapun apakah jenis buku fiksi maupun non fiksi, karena hanya bersifat medium. II.1.2 Tinjauan serta Manfaat Buku Cerita Peran buku dalam kehidupan sangatlah penting, sebuah buku mampu menceritakan banyak hal tanpa perlu pembacanya mengalami hal tersebut. Sebuah buku mampu mengajarkan ilmu lebih dari apa yang diajarkan oleh media lain. Pengaruh buku dalam perkembangan seorang anak sangatlah besar. Buku adalah fondasi yang kokoh bagi perkembangan mental dan spiritual seorang anak. Selain sumber pengetahuan, buku juga adalah sarana pembina watak dan kematangan berpikir. Buku juga berfungsi sebagai salah satu sarana komunikasi. Semakin sering anak berkomunikasi dengan buku, semakin banyak pengertian dan pengetahuan yang didapatnya. (www.glorianet.org , 12 des, 2003) Anak-anak yang berasal dari keluarga yang menghargai buku dan bacaan mungkin lebih berhasil di sekolah daripada yang tidak berminat dalam bidang tersebut. Anak-anak dapat didorong untuk membaca, mendengarkan dan menyenangi kesusastraan jika orang tua membacakan cerita dari buku yang ditulis sesuai dengan umur serta jangkauan perhatiannya (Tira Pustaka Jakarta. 1985:39). Buku cerita anak-anak memiliki definisi sebuah bentuk buku yang ilustrasinya berperan penting dalam keseluruhan alur cerita. Sebuah buku cerita anak dikatakan bagus apabila mampu menarik minat seorang anak untuk membaca dan membuat mereka membacanya kembali (http://www.rif.org/parents/goodbooks/default.mspx,12 des 2003). Dalam dunia buku cerita anak-anak terdapat beberapa genre yang perlu untuk diperhatikan, karena kesalahan pemilihan dapat mengakibatkan dampak yang negatif pada minat anak untuk membaca dan upaya penanaman budaya cinta buku secara umum. Berikut merupakan beberapa genre buku cerita anak menurut usia, jumlah kata,

 

9

serta

kompleksitas

cerita

dan

topik

yang

dikembangkan

(http://www.vision.net.id/newsdetail, 12 des 2003): • Baby books Berisi tentang pantun dan nyanyian sederhana (lullabies and nursery rhymes), permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali (sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi). Buku dengan genre ini ditujukan untuk bayi dan batita (bawah tiga tahun). Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi. Akan tetapi buku - buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata dan juga ceritanya terkait erat dengan keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dan lainlain. Jumlah halaman sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya sangat tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk tiga dimensi), lift-the flaps atau buku - buku khusus (buku - buku yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu). • Early picture books Sebuah buku untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8 tahun. Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1.000 kata. Banyak buku genre ini yang dicetak ulang dalam format board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya. • Picture books Dapat menjangkau kelas usia 4-10 tahun dalam bentuk buku setebal kurang lebih 32 halaman. Naskahnya bisa mencapai 1.500 kata, namun rata-rata 1.000 kata saja. Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita.

 

10

• Easy readers Juga dikenal dengan sebutan easy-to-read, buku - buku genre ini biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia 6-8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap halamannya, tapi dengan format yang sedikit lebih dewasa ukuran trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32-64 halaman dan panjang teksnya beragam antara 200-1.500 kata atau paling banyak 2.000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana (satu gagasan per kalimat). • Transition books Kadang disebut juga sebagai chapter books tahap awal, untuk anak usia 6-9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre easy readers dan chapter books. Gaya penulisannya persis seperti easy readers, namun lebih panjang (naskah biasanya sebanyak 30 halaman, dipecah menjadi 2-3 halaman per bab), ukuran trim per halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih di beberapa halaman. • Chapter books Untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45-60 halaman yang dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding genre transition books, walaupun tetap memakai banyak ramuan aksi petualangan. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah kejadian agar pembaca

penasaran

dan

terstimulasi

untuk

terus

membuka

bab-bab

selanjutnya. • Middle grade Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskahnya lebih panjang (100-150 halaman), ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian subplot menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita), dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Kelompok fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga science-fiction atau petualangan

 

11

fantasi. Sementara yang masuk kelompok nonfiksi antara lain biografi, iptek, dan topik-topik multibudaya. • Young adult Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa sangat rumit dengan banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Kategori new age (usia 10-14 tahun) perlu diperhatikan, terutama untuk buku - buku kelompok nonfiksi remaja. Bukubuku di kelompok ini sedikit lebih pendek dibanding untuk kelompok usia 12 tahun ke atas, serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak yang telah melewati buku genre middle grade, tetapi belum siap membaca buku - buku fiksi atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya ditujukan untuk pembaca di kelas sekolah menengah. Dalam hubungannya dengan teori multiple intelligence, buku cerita berperan besar dalam proses pengajaran untuk anak-anak yang unggul dalam kecerdasan spasial. Melalui pendekatan terhadap materi belajar dengan cara melihat gambar dan visualisasi seorang anak dengan kecerdasan spasial dapat lebih terbantu II.2 Ilustrasi Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Selain itu tujuan ilustrasi juga adalah untuk memperjelas tulisan atau teks seperti pada artikel koran atau media-media lainnya representatif. Ilustrasi adalah lukisan atau gambar yang memiliki fungsi memperjelas atau memperindah sesuatu, tampil secara visual dalam bentuk individu, baik itu warna ataupun hitam putih, selalu membangkitkan rasa keingintahuan, menyentuh perasaan manusia, mengundang opini dan perdebatan dan terkadang memunculkan aksi atau tindakan. (Robert Ross, Illustration Today)

 

12

II.2.1 Sejarah Ilustrasi Ilustrasi berawal dari adanya lukisan-lukisan gua jaman prasejarah seperti Gua Altamira dan Lascaux. Setelah itu ilustrasi berkembang menjadi ilustrasi yang dibentuk menggunakan teknik cukil. Teknik ini muncul dan populer di Jepang dan China pada abad ke-8. Pada abad ke-15 ditemukan mesin cetak Guttenberg yang membuat ilustrasi diproduksi secara massal. Kemudian ilustrasi semakin baik mutunya ketika ditemukan teknik cukil kayu dan ukir kayu pada abad ke-16 sampai abad ke-17. Masa keemasan ilustrasi Amerika Serikat berlangsung pada abad ke-18 atau tepatnya sekitar tahun 1880, setelah perang dunia I. Hal ini terjadi seiring dengan populernya surat kabar, majalah, dan buku berilustrasi yang memungkinkan adanya eksperimen teknik oleh senimannya. Pada saat inilah banyak ilustrator yang menjadi kaya dan terkenal. Tema yang banyak muncul adalah aspirasi bangsa Amerika saat itu. Di Eropa, seniman pada masa keemasan dipengaruhi oleh kelompok Pre-Raphaelite dan gerakan-gerakan yang berorientasi kepada desain seperti Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, dan Les Nabis. Contohnya Walter Crane, Edmund Dulac, Aubrey Beardsley, Arthur Rackham dan Kay Nielsen. Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan banyak software pembantu seperti Adobe Illustrator, Photoshop, CorelDraw, dan CAD. Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi. Di Indonesia, sejarah tradisi ilustrasi dapat merujuk kepada lukisan gua yang terdapat di Kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan dan di pulau Papua. Jejak ilustrasi yang berumur hampir 5000 tahun itu menggambarkan tumpukan jari tangan berwarna merah terakota. Selain lukisan gua, wayang beber dalam hiburan tradisional Jawa dan Bali dilihat sebagai ilustrasi yang merepresentasikan alur cerita kisah Mahabarata, tradisi yang kira-kira muncul bersamaan dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya yang menganut agama Hindu di Pulau Sumatera bagian Selatan.

 

13

II.2.2 Fungsi Ilustrasi Fungsi Ilustrasi secara umum adalah:

1. Memberi wajah atau rupa pada karakter dalam cerita 2. Menampilkan contoh dari hal yang sedang digambarkan atau dijelaskan pada buku teks

3. Memvisualisasikan langkah-langkah pada instruksi-instruksi dalam pedoman teknis atau manual

4. Menyampaikan pesan atau pengertian dari tema dalam sebuah narasi 5. Menghubungkan citra atau image pada ekspresi manusia, individualitas dan kreatifitas

6. Menginspirasi khalayak untuk lebih merasakan emosi dari aspek linguistik dalam sebuah tulisan atau narasi. Fungsi Ilustrasi secara khusus adalah:

 Visual Decoration Ilustrasi yang fungsi utamanya adalah untuk menghias suatu media sehingga tampil lebih indah. Contohnya vignette, illumination ornaments dan surface tiles.

 Visual Interpretation Ilustrasi yang berfungsi untuk menggambarkan isi suatu teks atau artikel. Misalnya Scientific illustration, children book illustration, graphic novel. Conceptual art, infographic serta informasi benda layanan.

 Visual Essay Ilustrasi yang dapat menceritakan sendiri apa yang menjadi bagian-bagian di dalamnya. Pada umumnya bentuk ilustrasi ini terdapat pada tulisan atau artikel dan cenderung tidak memiliki hubungan langsung dengan teksnya. Ilustrasi ini tidak memerlukan teks untuk memaparkan isi gambarnya. Jadi pada visual Essay, ilustrasi adalah teks itu sendiri. Selain itu, dalam visual essai, tulisan dan gambar bisa memiliki kesimpulan masing-masing yang terpisah namun tetap satu tema. II.2.3 Jenis Ilustrasi

 Ilustrasi Informatif Yaitu Ilustrasi yang menggambarkan atau menjelaskan fakta, keadaan, karakter yang mendukung isi teks atau artikel. Ilustrasi ini biasanya terdapat di dalam graphic novel dan buku cerita anak.  

14

 Ilustrasi Sugestif Yaitu ilustrasi yang membantu membangun mood atau suasana yang mendukung pemahaman dan mengartikan isi suatu artikel atau teks. II.2.4 Klasifikasi Ilustrasi



Berdasarkan Teknik yang Digunakan

Manual Drawing : Ilustrasi dengan teknik gambaran tangan Kolase : Membuat Ilustrasi dengan metode menumpuk beberapa image baik dengan menggunakan lem maupun secara digital. 3D : Teknik ilustrasi dengan program-program 3D.



Berdasarkan Materi Gambar

Fashion: memiliki ide-ide utamanya dalam bentuk fashion dan juga trend Nature: visualisasi dari pemandangan alam sekitar ataupun hewan dan makhluk hidup lainnya. Food: visualisasi dari makanan. People: visualisasi dari orang dan juga image tokoh ternama. Lettering: ilustrasi ini memuat kata-kata atau kalimat yang digambarkan untuk mengekspresikan maksud dari ilustrasi tersebut.



Berdasarkan Tujuan Pembuatannya

Educational:

tujuannya

adalah

untuk

ilmu

pengetahuan.

Bisa

berupa

penyederhanaan objek, gambar teknik, atau pemetaan. Conceptual: ilustrasi untuk menyampaikan gagasan kepada lingkup kehidupan dengan suatu konsep. Storyboard: dibuat untuk menjelaskan storyboard pada indutri kreatif. Animasi: ilustrasi untuk gambar bergerak

 Berdasarkan Gaya Visualnya Pop: ilustrasi dengan memakai gaya pop. Line: disini garis merupakan elemen utama dari sebuah ilustrasi. Realistik: dibuat sesuai dengan objek aslinya dan hampir menyerupai hasil dari kamera. Kartun: ilustrasi dengan gaya karikatur atau kartun. Graphic: ilustrasi ini menggunakan bentuk-bentuk dan warna blok. Children: dalam ilustrasi ini, objek anak akan menjadi elemen utamanya.  

15

II.2.5 Komponen-Komponen Ilustrasi

 Layout Dalam ilustrasi layout yang baik hendaknya memiliki kualitas kekuatan visual (vocal point) untuk menarik perhatian, harus ada alur untuk menuntun mata menyusuri seluruh komposisi yang harmonis tampa menghilangkan inti dari maknanya. Faktor-faktor fisik yang ada di dalam layout adalah ukuran, bentuk dan elemen. Elemen-elemen tersebut adalah: 1. Kontras: -

Kontras adalah kondisi dimana suatu elemen memiliki dua karakteristik yang berlawanan yang dapat dihasilkan dari value (gelap-terang), warna dan bentuk.

-

Perasaan monoton sangat dihindari dari sebuah ilustrasi, disinilah sebuah kontras dibutuhkan, untuk memisahkan antara elemen utama dan elemen pendukung.

2. Keseimbangan: Keseimbangan adalah pengaturan bentuk, garis, ukuran, tipografi, dan warna

untuk

menghasilkan

sesuatu

yang

enak

dilihat

dalam

satu

harmonisasi. Dengan mempertimbangkan harmonisasi antara latar belakang dan gambar depan. 3. Proporsi: Proporsi adalah suatu prinsip berkaitan dengan perbandingan ukuran dan bentuk antara image yang satu dengan yang lain, untuk menghasilkan harmoni antara satu dengan yang lain.  Tipografi Beberapa ilustrasi menggunakan tipografi sebagai salah satu elemen di dalamnya. Tipografi adalah pengaturan komposisi antara huruf-huruf yang membentuk suatu kata atau kalimat untuk menimbulkan efek atau kesan tertentu. Jenis tipografi dalam ilustrasi: -

Huruf-huruf berasal dari font yang ada

-

Huruf-huruf digambar dengan tangan oleh ilustratornya, bisa berupa tulisan tangan. Dikenal dengan istilah lettering.

Fungsi tipografi dalam ilustrasi:

 

-

Menjelaskan gambar

-

Elemen dekorasi yang menampilkan ekspresi dari sang ilustrator 16

 Teknik Seiring

dengan

munculnya

teknik

digital

dengan

program-program

pendukung yang semakin marak, misalnya adobe photoshop, adobe illustrator, Corel Draw. Sehingga gaya ilustrasi dan pengaplikasiannya semakin tidak terbatas. Teknik ilustrasi terbagi menjadi 3 kelompok besar: -

Manual: Teknik ilustrasi dengan unsur gambaran tangan sebagai elemen utamanya.

-

Digital: Teknik pembuatan ilustrasi menggunakan program komputer berupa data digital.

-

Penggabungan manual dan digital.

 Desain Aspek desain dalam ilustrasi meliputi: -

Fisik: berkaitan dengan bentuk ilustrasi secara visual, disebut juga dengan gaya visual

-

Psikologis: berkaitan dengan impresi, dan kekuatan ilustrasi tersebut untuk diingat. Misalnya, pemilihan gaya visual yang digunakan harus tepat untuk sebuah maksud, ditujukan untuk anak-anak agar menimbulkan impresi dan diingat oleh yang melihatnya.

 Warna Warna merupakan metode bagi seorang seniman untuk memperindah karyanya. Warna juga merupakan media untuk mengekspresikan emosi. Pada dasarnya warna merupakan salah satu sarana untuk komunikasi. Warna bersifat nonverbal dan universal. Dengan melihat warna kita dapat langsung menangkap kesan dan makna tertentu. Namun makna dari warna juga tetap tidak terlepas dari latar belakang kebudayaan suatu masyarakat dan sistem kepercayaannya. Warna pokok terdiri dari warna primer dan warna sekunder. Yang termasuk ke dalam warna primer adalah merah, kuning dan biru. Sedangkan yang termasuk warna sekunder adalah ungu, jingga dan hijau. Karakteristik warna: Beberapa kesan akan muncul dari sebuah warna tergantung dari komposisi dan penempatannya, misalnya dinamis, agresif, mewah, tradisional, menggugah, maskulin, feminin, modern dan lain-lain. Karakter yang akan muncul adalah: -

Kuning: warna yang hangat dan terang, biasanya akan menciptakan kesan ceria

 

17

-

Biru: warna yang memberikan ketenangan dan kesejukan. Biru juga sering diidentikkan dengan perasaan yang melankolis.

-

Merah: warna yang menimbulkan semangat, antusiasme dan menstimulasi energi

-

Hijau: warna yang menggambarkan alam. Hijau memberi kesan tenang damai dan sejuk.

-

Jingga: menimbulkan kesan ceria dan riang.

-

Ungu: warna yang melambangkan kekayaan dan kebanggaan.

-

Abu-abu: warna yang terkesan sopan dan bersahaja. Dilambangkan untuk kearifan dan kebijaksanaan,

-

Hitam: warna ini melambangkan kegelapan, kejahatan dan misteri. Namun hitam juga melambangkan kesan yang tegas dan juga elegan.

 

18