Bahan 5 - Struktur Geologi

Title: Bahan 5 - Struktur Geologi Author: Geografi Created Date: 10/21/2009 7:02:52 AM...

6 downloads 714 Views 4MB Size
Pandangan Satelit Fault Block Mountain Pennsylvania Appalachian

ASTER image

The dry climate and lack of vegetation in much of Australia's interior favor excellent exposure and expression of geologic structures. Mountains in the Flinders Range are strikingly exposed in this ASTER image.

fold mountains

This flyover sheep moutain anticline was created from high resolution infrared orthophotography and digital evevation data

Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahanperubahan pada batuan oleh proses tektonik atau proses lainnya. Struktur geologi (makro) yang penting untuk diketahui antara lain ; 1. bidang perlapisan, 2. sistem sesar, 3. sistem perlipatan, 4. sistem kekar, dan 5. bidang ketidakselarasan.

1. Bidang Perlapisan

Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu bidang yang memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan lain yang diendapkan kemudian, misalnya batas antara lapisan batupasir dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang satu dengan batupasir lainnya yang dapat dibedakan. Biasanya batuan sedimen terdiri dari banyak sekali lapisan-lapisan yang berurutan dari tua ke muda, sehingga banyak pula bidang perlapisannya. Bidang perlapisan tersebut merupakan bagian yang lemah dibandingkan dengan kekuatan batuan sedimennya, karena itu dalam analisis kemantapan posisinya menjadi sangat penting.

2. Sistem Sesar

Sesar atau patahan (fault) adalah suatu bidang yang terbentuk karena kekuatan batuan tidak dapat menahan lagi tekanan/beban yang ada sehingga akhirnya batuan tersebut patah. Setelah terjadinya sesar tersebut, kedua bagian yang tadinya berhubungan dapat bergeser naik, turun, atau bergeser secara mendatar. Sesar yang terbentuk karena proses tektonik yang kuat umumnya tidak berdiri sendiri (tunggal), tetapi akan menghasilkan sesar-sesar lain yang lebih kecil di sekitarnya sehingga dapat membentuk suatu sistem sesar yang kompleks.

Sketsa beberapa tipe sesar tunggal

Sketsa sistem sesar.

Sesar Normal

Sesar Naik

Kekar merupakan rekahan tanpa atau tidak mengalami pergeseran pada bidang rekahannya. Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami pergeseran (D.M. Ragen, 1973). Jadi biasanya kekar terjadi terlebih dahulu kemudian terbentuk sesar.

Contoh Sesar : • Sesar yang terkenal adalah sesar San Andreas di California yang sebenarnya adalah zone pertemuan antara dua lempeng. • Sesar terkenal lain adalah sesar Sumatra yang memotong Pulau Sumatra sejajar dengan zone penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah benua Asia di barat Sumatra.

a, b kenampakan sesar di permukaan bumi (Wikipedia & USGS) c. peta sesar Sumatra ditunjukkan oleh jajaran Bukit Barisan(BBC)

3. Sistem Perlipatan

Karena aktivitas tektonik, lapisan batuan sedimen yang relatif elastis akan mengalami tekanan yang tinggi dan terlipat, dan membentuk sistem sinklin-antiklin. Pada sistem perlipatan maka lapisan batuan yang tadinya mendatar akan berubah posisinya menjadi miring dengan sudut kemiringan (dip) dan jurus (strike) yang bervariasi.

Sketsa sistem perlipatan

Sketsa bidang perlipatan

DIP, STRIKE, and PLUNGE

(a) Dip and Strike (b) And Plunge

Apabila besarnya tegangan yang bekerja pada batuan sedimen tersebut melampaui batas elastisnya, maka sistem tersebut akan mengalami penyesaran dan pergeseran. Sedangkan kalau tidak terlalu besar, maka pada bagian-bagian tertentu mungkin akan terbentuk sistem kekar tarik (pada batuan yang rapuh/getas).

(a). Sketsa macam-macam perlipatan, (b). Sketsa Perlipatan yang tersesarkan normal

Perlipatan menghasilkan bagian punggungan perlipatan yang disebut sebagai antiklin dan bagian lembah yang disebut sebagai sinklin. Jarak antara antiklin dengan sinklin di dekatnya juga bervariasi, tergantung pada besarnya gaya yang membentuknya. Demikian juga mengenai kemiringan yang terbentuk pada perlipatan tersebut, yaitu tergantung pada amplitudo dan frekuensi yang terjadi. Lapisan batuan yang tidak mendatar lagi (miring) posisinya dinyatakan dalam jurus dan kemiringannya (strike/dipnya), sehingga dibutuhkan interpretasi untuk mengkorelasikannya.

Beberapa kemungkinan interpretasi singkapan yang telah mengalami perlipatan.

LIPATAN • • • • •

Antiklin Sinklin Antiklinorium Sinklinorium Monoklin

Antiklin

Antiklin Menunjam

Landforms associated with dipping and horizontal strata – cuesta, homoclinal or strike ridge, hogback, butte, mesa, and plateau. The chief streams found in landscapes with dipping strata – strike streams, anti-dip streams, and dip streams – are shown. Notice that a cuesta consists of a dip slope and a steeper escarpment of scarp slope. The black band represents a hard rock formation that caps the butte, mesa, and plateau.

4. Sistem Kekar

Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk karena proses tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini kekar merupakan akibat lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan. Kalau kekuatan suatu batuan (kuat tekan atau kuat tarik) tidak sanggup lagi melawan tegangan yang ada, maka batuan tersebut akan pecah atau retak. Jika ukuran dari retakan tersebut besar dan terjadi pergeseran yang besar disebut terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut kecil (hanya sampai beberapa meter) dan relatif tidak terjadi pergeseran disebut sebagai kekar. Pada suatu batuan yang sama dalam daerah yang relatif kecil sering terdapat beberapa pasang kekar yang berbeda (sistem kekar). Kekar-kekar yang mempunyai orientasi (jurus dan kemiringan) sama disebut sebagai satu set kekar. Dalam suatu sistem kekar bisa terdapat lebih dari satu set kekar.

Sketsa sistem kekar dan bidang kekar.

Permukaan bidang kekar ada yang halus, kasar, bergelombang, licin, dll, tergantung pada jenis batuan, kekuatan batuan, besarnya gaya, dan jenis gaya yang bekerja padanya. Dalam analisis kekar yang perlu diperhatikan adalah : ukuran kekar (persistensi), kekasaran bidang kekar, bukaan kekar (separation), isi bukaan kekar (infilling), ada/tidaknya air pada kekar, besar aliran air pada sistem kekar, orientasi bidang kekar (jurus dan kemiringan), jumlah set kekar pada daerah yang sama, dan kerapatan/jarak kekar Mula-jadi Kekar : • Karena tekanan (compressional joint) • Karena tarikan (tensional joint) • Kekar karena gerusan (shear joint) • Karena pembekuan • Karena kehilangan beban

5. Pengaruh Struktur 5.1 Terhadap kekuatan/kestabilan batuan Adanya struktur sangat mempengaruhi kekuatan batuan, karena bidangbidang struktur tersebut jelas mengganggu kontinuitas kekuatan batuan, baik dalam skala besar maupun kecil. Misalnya : batuan beku yang utuh kuat sekali dan karena itu stabil tetapi apabila ada kekar atau sesar kekuatannya akan berkurang, sedimen berlapis , dan batuan terkekarkan.

Pengaruh kekar pada blok batuan

Pengaruh kekar pada bidang perlapisan

Batuan yang terkekarkan memberikan indikasi longsoran membaji

5.2 Terhadap mineralisasi

Struktur (terutama sesar dan sistem kekar), yang terbentuk sebelum mineralisasi sangat penting artinya karena merupakan saluran dan tempat berkumpulnya mineral berharga, terutama dalam pembentukan endapan hidrothermal (Gambar 21). Contoh : endapanendapan hidrothermal Au, Cu, Pb, Zn, dll.

Sketsa cebakan hidrothermal

Struktur yang terbentuk sesudah mineralisasi atau terbentuknya suatu cebakan bahan galian akan memindahkan bahan galian tersebut ke tempat lain, sehingga sulit dicari atau hilang.

Sketsa perpindahan cebakan bahan galian

Pemanfaatan data pengideraan jauh untuk memepelajari obyek geologi, dilakukan dengan cara proses dan analisis secara digital dan visual. Dasar Pengenalan Struktur 1. Perlapisan (Stratifikasi) 2. Attitude (Posisi bidang lapisan terhadap bidang horisontal) 3. Pola aliraan 4. Kontinyuitas 5. Dislokasi 6. Kelurusan (lineament) 7. Morfologi permukaan)

Interpretasi geologi untuk Struktur Geologi dapat diketahui : • Sumbu lipatan, • Kelurusan • Patahan • Struktur kubah (dome) • Pola aliran

Daerah Patahan atau kelurusan-kelurusan (lineaments) pada citra terlihat dengan rona yang berwarna gelap, karna di daerah ini akan terjadi penumpukan material-material tanah yang membentuk suatu lapisan tanah penutup yang cukup tebal. Lineament dapat dideintijasi sebagai patahan dalam interpertasi Citra. Terdapatnya patahan pada lapisan batuan merupakan inidkasi tempattempat konsentrasi minyak dan jebakan bahan galian. Keadaan penyebaran tumbuhan dalam bentuk garis-garis lurus kemungkinan sekali akibat berada di daerah-daerah patahan atau rekahan.

Antiklinal(punggung lipatan) adalah bagian lapisan permukaan bumi yang terlipat karena bergerak ke atas dan membentuk lengkungan (menyerupai gunung), sedangkan Sinklinal adalah lembah lipatan dari lapisan kulit bumi. Struktur kubah merupakan relief permukaan bumi berbentuk kubah. Bagian lapisan lkulit bumi yang terangkat dan terbentuk akibat gaya asal dalam membentuk lapisan-lapisan yang melengkung dan bundar seperti kubah. Magma yang kental biasanya tidak membentuk lepeng intrusi tetapi mendorong batuan yang terletak di atasnya sehingga terjadilah struktur kubah.

Source: Mainly after Twidale and Campbell (1993, 342) and adapted from Twidale (2004, 173)

3D seismic surveys map the layering in the subsurface, vital in oil exploration. The top surface of the cube is a staellite image draped on topography (20 times vertical exaggeration). Side faces show seismic sections through the underlying strata.

Jebakan Antiklinal Dalam jebakan jenis ini, minyak bumi akan mengumpul di bagian puncak, dibawah gas, dan diatas air mengingat densitasnya yang termasuk rendah sehingga cenderung mencari tempat yang lebih tinggi.

Jebakan patahan Dalam jebakan jenis ini, minyak bumi akan terperangkap di sekitar bagian yang patah, baik itu di bagian yang turun, naik maupun kedua-duanya. Jenis batuan di tempat patahan itu sangat menentukan dimana minyak bumi akan bersarang.

In the diagram, light blue represents water-soaked porous rock, dark gray represents petroleum and light gray represents natural gas. Like water in an aquifer, the petroleum and natural gas fill pore spaces in the rocks. All other colors represent impervious rocks. Structural Traps (top) Traps that result from deformation of the rocks by outside forces. Startigraphic traps (bottom) Traps formed by variations within the sedimentary rocks themselves.

BAHAYA GEOLOGI • Kegempaan • Gunung Api • Gerakan Massa

patahan/sesar Opak

peta geologi daerah Yogyakarta (US Army Egineering Corps website)