BOBOT POTONG, BOBOT BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE AYAM LOKAL JIMMY'S

Download Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4. 4. Peubah yang Diamati dan Cara Perhitungannya. 1) Bobot Potong : Bobot potong adalah bobot...

0 downloads 397 Views 347KB Size
Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni.

BOBOT POTONG, BOBOT BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE AYAM LOKAL JIMMY’S FARM CIPANAS KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT SLAUGHTER, EDIBLE AND IN EDIBLE WEIGHT OF LOCAL CHICKENS JIMMY’S FARM CIPANAS DISTRICT CIANJUR WEST JAVA Rifky M Fathoni*, Wiwin Tanwiriah**, Heni Indrijani** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email: [email protected]

Abstrak

Penelitian mengenai bobot potong, bobot bagian edible dan in edible ayam lokal Jimmy’s Farm pada umur potong 8 minggu telah dilaksanakan di perusahaan Jimmy’s Farm dan di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran pada tanggal 10 Juli - 10 Agustus 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot potong, bobot bagian edible dan in edible ayam lokal Jimmy’s Farm yang merupakan hasil persilangan dari beberapa jenis ayam lokal. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analitik dan pengambilan sampel secara acak. Jumlah ayam lokal Jimmy’s Farm yang digunakan sebanyak 30 ekor yang terdiri dari 15 ekor jantan dan 15 ekor betina. Peubah yang diamati adalah bobot potong, bobot bagian edible dan in edible. Hasil penelitian menunjukkan rataan bobot potong umur 8 minggu untuk ayam jantan dan betina sebesar 855,00±65,63 gram dan 792,67±66,28 gram. Persentase bagian edible sebesar 65,00 persen dan 63,01 persen, sedangkan persentase bagian in edible sebesar 30,16 persen dan 31,46 persen. Rataan bobot potong ayam lokal Jimmy’s Farm cukup baik dan tinggi, serta bobot bagian edible relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bagian in edible. Kata Kunci : Ayam lokal, bobot potong, edible, in edible

Abstract

This study on slaughter, edible and in edible weight of local chickens Jimmy’s Farm at the age of 8 weeks cut has been implemented at the Jimmy’s Farm company and Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University on July 10th to August 10th 2016. This study aims to determine slaughter, edible and in edible weight local chickens at Jimmy’s Farm which is a result of crossbreeding from several types of local chickens. The analytical method used descriptive analytical and sampling was conducted randomly. Number of local chicken Jimmy's Farm that used as many as 30 chickens consisting of 15 males and 15 females. The parameters measured were slaughter body weight, weight of edible and in edible parts. The results of the study local chickens Jimmy’s Farm showed the average slaughter weight at the age 8 weeks cut for male and female was 855.00±65.63 gram and 792.67±66.28 gram. Percentage of edible parts of 65.00 percent and 63.01 percent. While Percentage of in edible Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. parts was 30.16 percent and 31.46 percent. The average weight cut of local chicken Jimmys Farm has good results and higher then weight of the edible part is more relatively high compared with the rest in edible. Keyword : Local chickens, slaughter weight, edible, in edible.

PENDAHULUAN Makanan bergizi merupakan hal sangat penting bagi tumbuh kembang manusia. Salah satu gizi yang sangat penting untuk dikonsumsi adalah protein. Sektor peternakan adalah komponen utama dalam penyedia protein hewani. Penduduk Indonesia menyukai konsumsi ternak unggas dibandingkan dengan ternak ruminansia karena harganya terjangkau. Ayam lokal merupakan ayam asli Indonesia yang telah lama dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Sejak tahun 1970, Indonesia mulai meningkatkan produksi daging ayam melalui perkembangan ayam broiler (ayam ras pedaging), tetapi kehadirannya tidak mampu menggeser budaya masyarakat yang lebih memilih ayam lokal. Hal tersebut karena ayam lokal memilikii kelebihan dalam cita rasanya yang khas dan memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi lingkungan, sehingga potensi dalam mengganti kepopuleran konsumsi daging ayam ras pedaging masih terbuka. Jimmy’s Farm merupakan salah satu peternak breeder dan budidaya ayam lokal, berlokasi di daerah Cipanas kabupaten Cianjur Bogor. Ayam lokal tersebut lebih dikenal dengan nama “Ayam Cipanas”. Ayam lokal yang ada di Jimmy’s Farm merupakan hasil persilangan dari beberapa jenis ayam lokal diantaranya ayam Kedu, ayam Pelung, ayam Arab, ayam Bangkok, ayam Sentul, ayam Cemani, ayam Kapas dan ayam Hutan. Tujuan persilangan untuk mendapatkan ayam yang mempunyai keunggulan dari masing – masing tetuanya. Semua hasil persilangan tersebut dipelihara dalam satu kandang secara intensif. Pemeliharaan secara intensif memiliki keunggulan dibandingkan pemeliharaan secara ekstensif karena keperluan ayam diperhatikan dan umur panen menjadi lebih cepat. Selain pertumbuhannya tinggi, bobot potong ayam yang diharapkan oleh konsumen, yaitu mempunyai proporsi bagian edible (bagian yang dapat dikonsumsi) tinggi dan bagian in edible (bagian yang tidak dikonsumsi) rendah. Bagian edible adalah bagian karkas dan giblet (hati, jantung, dan gizzard ). Bagian in edible adalah berupa darah, bulu, kepala, kaki, leher dan jeroan tanpa giblet. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Bobot Potong, Bobot Bagian Edible dan In Edible Ayam Lokal Jimmy’s Farm Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. OBJEK DAN METODE 1.

Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam lokal dari Jimmy’s Farm

sebanyak 15 ekor jantan dan 15 ekor betina yang diambil secara acak pada umur 8 minggu (panen pertama) dengan bobot panen ±700-1000 gram. Ayam diberi marker sebagai penanda. di Peternakan Jimmy’s Farm Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Lokasi peternakan berada di ketinggian ± 1.070m dari permukaan laut dengan suhu berkisar antara 15-24ºC, kelembaban 65-80% bahkan sampai 90%, curah hujan 2.298 mm. 2.

Metode Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian studi kasus di peternakan Jimmy’s

Farm Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat dengan analisis deskriptif terhadap bobot potong, bobot bagian edible dan in edible.

Data yang dicatat merupakan hasil dari

penimbangan bobot potong, bobot edible dan in edibel di lokasi penelitian yang dilakukan terhadap ayam lokal pada umur 8 minggu dengan bobot panen ±700 – 1000 gram. Cara pengambilan sampel dilakukan secara acak. Analisis yang dilakukan dengan cara menghitung minimum dan maksimum, nilai rata – rata, standar deviasi, koefisien variasi dan pendugaan parameter. 3.

Prosedur Penelitian

Metode pemotongan yang digunakan adalah metode Kosher, yaitu metode pemotongan ternak dengan cara memotong arteri karotis, vena jugularis dan oesaphagus. Adapun tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil pemotongan yaitu : 1) Sebelum pemotongan, ternak dipuasakan selama 8 jam dan kemudian ditimbang untuk mendapatkan nilai bobot potong. 2) Lakukan penyembelihan pada bagian leher untuk mengeluarkan darah semaksimal mungkin. 3) Lakukan proses pencabutan bulu dengan perendaman pada air panas dengan suhu 65o-80o C selama 5 - 30 detik. 4) Lakukan proses pengeluaran jeroan dan pemisahan bagian hati, ginjal dan gizzard. 5) Lakukan pemisahan bagian kepala, leher dan kaki. 6) Lakukan penimbangan bagian edible dan in edible-nya.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. 4.

Peubah yang Diamati dan Cara Perhitungannya 1) Bobot Potong : Bobot potong adalah bobot hidup ayam sebelum dipotong, setelah dipuasakan 8-12 jam. 2) Bagian Edible terdiri atas: Bobot karkas dan bobot giblet meliputi berat jantung, hati dan gizzard. 3) Bagian In Edible terdiri atas : Bobot jeroan tanpa giblet, bobot kepala, bobot kaki, bobot leher, bobot bulu yang telah dipisahkan dari tubuh ayam, bobot darah yaitu

5.

bobot potong dikurangi bobot karkas, berat bulu, leher, kaki dan kepala. Analisis Stiatistika Deskriptif 1) Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Nilai maksimum adalah nilai yang terbesar pada suatu interval data, sedangkan nilai minimum merupakan nilai yang terkecil pada suatu interval data. 2) Rata-rata/Mean ( ) Rata-rata hitung untuk data yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data oleh banyaknya data. 3) Ragam (

.

Ragam merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata populasi. 4) Simpangan Baku Simpangan baku adalah akar dari ragam. Ragam merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata populasi 5) Koefisien Variasi Koefisien variasi merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui besarnya variasi dari hasil pengukuran variabel yang diamati. 6) Pendugaan Parameter Pendugaan parameter merupakan ukuran yang digunakan melakukan estimasi terhadap nilai dugaan/taksiran suatu parameter tertentu dengan menggunakan rumus selang kepercayaan n<30 dan n>30.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.

Keadaan Umum Perusahaan peternakan ayam lokal Jimmy’s Farm terletak di desa Gadog, Kecamatan

Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Lokasi peternakan berada di ketinggian ± 1.070m dari permukaan laut dengan suhu berkisar antara 18-21ºC, curah hujan 2.298 mm dengan jarak antara Desa Gadog dengan pusat Kecamatan ± 3 km, sedangkan dengan Kabupaten ± 18 km. Peternakan Jimmy’s Farm memelihara ayam lokal secara intensif. Kandang yang digunakan sistem terbuka (open house). DOC yang masuk ke dalam kandang berkisar 4.000 – 6.000 ekor lalu kandang dilebarkan setelah anak ayam berumur semunggu dengan kepadatan 14 ekor/m2 untuk bobot badang kurang dari 1 kg. Ransum yang digunakan adalah jenis Broiler Starter (BS) sampai panen. Intensitas pemberian pakan dilakukan sebanyak satu kali dalam satu hari yaitu pada pukul 07.00 pagi namun pengecekan tempat pakan dilakukan pada siang hari dan sore hari untuk memastikan ketersediaan pakan, apabila pada tempat pakan ransum sudah habis maka dilakukan penambahan pakan kembali. Jimmy’s Farm melakukan panen ayam setiap minggu berkisar 3 – 4x dengan total panen 4.000 – 5.000 ekor dengan bobot panen ± 700 gram atau lebih, sesuai dengan permintaan konsumen. Penjualan ayam lokal pembesaran di kandang kontrak milik Jimmy’s Farm sekitar Rp. 40.000/kg dari bobot hidup dan tergantung harga pasaran. 2.

Bobot Potong, Bobot Edible dan In edible

Bobot Potong Ayam Lokal Jimmy’s Farm Pertumbuhan bobot badan akhir tinggi erat kaitannya dengan bobot potong dan bobot karkas. Hasil Pengamatan bobot potong Jantan dan Betina ayam lokal Jimmy’s Farm dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rataan Bobot Potong Ayam Jantan dan Betina Jimmy’s Farm Komponen Bobot Potong Jantan

Rata-rata 855,00±65,63

Bobot Potong Betina 792,67±66,28 Keterangan : Data hanya selama penelitian

Koefisien Variasi

Pendugaan Parameter

7,68

818,74 ≤ µ ≤ 891,26

8,36

756,05 ≤ µ ≤ 829,29

Tabel 1, menunjukkan nilai koefisien variasi yang lebih kecil dari 10% baik pada ayam jantan maupun betina diketahui, bahwa data bobot potong tersebut relatif seragam. Perbedaan nilai rataan bobot potong pada ayam jantan dan betina selain dikarenakan faktor genetik dan hormonal, hal tersebut juga karena adanya persaingan pada saat mengkonsumsi Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. pakan di kandang, mengingat ayam jantan memiliki bentuk tubuh lebih besar dan lebih lincah untuk mencari makanan dibandingkan betina. Menurut Wahju (1997), pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh faktor bangsa, jenis kelamin, umur, ransum, dan lingkungannya. Berdasarkan hasil penelitian Wahyu (2015) rataan bobot potong ayam sentul dengan pemeliharaan selama 8 minggu diperoleh rataan bobot potong sebesar 860,33 gram. Dibandingkan dengan penyataan tersebut ayam persilangan Jimmy’s Farm pada umur yang sama mempunyai rataan bobot potong relatif lebih kecil. Bobot Bagian edible Ayam Lokal Jimmy’s Farm Hasil Pengamatan Bagian Edible Jantan dan Betina ayam lokal Jimmy’s Farm dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Rataan Bobot Bagian Edible Ayam Jantan Lokal Jimmy’s Farm. Koefisien Persentase Pendugaan Parameter Komponen Rata-rata (gram) Variasi (%) (%) total edible Karkas

511,20±51,37

10,05

59,71

Jantung

5,41±0,88

16,25

0,64

Hati

17,86±2,80

15,67

2,11

Gizzard

21,25±3,81

17,91

2,48

Total edible 555,73±52,31 9,41 Keterangan : Data hanya selama penelitian

65,00

526,83 ≤ µ ≤ 584,63

Tabel 3. Rataan Bobot Bagian Edible Ayam Betina Lokal Jimmy’s Farm. Koefisien Persentase Pendugaan Parameter Komponen Rata-rata (gram) Variasi (%) (%) total edible Karkas

455,80±42,58

9,34

57,52

Jantung

5,07±0,56

11,08

0,64

Hati

16,89±3,17

18,74

2,14

Gizzard

21,67±4,15

19,15

2,72

Total edible 555,73±45,09 9,03 Keterangan : Data hanya selama penelitian

63,01

474,52 ≤ µ ≤ 523,34

Rataan bobot karkas jantan sebesar 511,20 gram dengan persentase karkas sebesar 59,71% sedangkan rataan bobot karkas betina sebesar 455,80 gram dengan persentase karkas sebesar 57,52%, bobot karkas jantan lebih besar daripada betina karena nilai bobot potong jantan lebih besar dan adanya perbedaan faktor genetik dan hormonal. Koefisien variasi untuk Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. ayam jantan dan betina sebesar 10,05 persen dan 9,34 persen. Berdasarkan hasil penelitian Wahyu (2015) rataan bobot karkas ayam Sentul jantan pada umur 8 minggu sebesar 439,55 gram dan persentase karkas 51,10%. Jika dibandingkan dengan pernyataan tersebut ayam lokal Jimmy’s Farm dengan umur 8 minggu memiliki rataan bobot karkas lebih tinggi. Sesuai dengan pendapat Moran dan Orr (1971), persentase bobot karkas ayam bervariasi menurut umur dan jenis kelamin dan persentase karkas ayam jantan lebih besar dari pada ayam betina. Menurut hasil penelitian Dennis (2016) total persentase bagian giblet ayam Sentul jantan umur 8 minggu sebesar 5,85 persen dibandingkan pernyataan tersebut, ayam lokal Jimmy’s Farm memiliki persentase bagian giblet yang relatif lebih kecil. Protein dalam ransum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai dari bobot badan, jadi dengan meningkatnya konsumsi protein dalam ransum, maka berpengaruh terhadap meningkatnya persentase bagian edible. Menurut Iskandar dkk. (1998) bahwa kebutuhan protein ayam kampung pedaging adalah 15% pada umur 0-6 minggu dan 19% pada umur 6-12 minggu dengan energi metabolis 2900 kkal/kg. Bobot Bagian In edible Ayam lokal Jimmy’s Farm Hasil pengamatan terhadap bagian in edible ayam lokal Jimmy’s Farm dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Tabel 4. Rataan Bobot Bagian In edible Ayam Jantan Lokal Jimmy’s Farm. Koefisien Persentase Pendugaan Parameter Komponen Rata-rata (gram) Variasi (%) (%) total in edible Darah

53,33±11,90

22,32

6,27

Bulu

36,67±9,39

25,60

4,29

Kepala

34,75±3,32

9,56

4,07

Leher

28,19±2,92

10,37

3,31

Kaki 44,36±4,10 9,24 Jeroan Tanpa 60,60±11,17 18,44 Giblet Total in edible 257,90±23,91 9,27 Keterangan : Data hanya selama penelitian

5,20

244,69 ≤ µ ≤ 271,11

7,10 30,16

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni.

Tabel 5. Rataan Bobot Bagian In edible Ayam Betina Lokal Jimmy’s Farm. Koevisien Persentase Pendugaan Parameter Komponen Rata-rata (gram) Variasi (%) (%) total in edible Darah

50,00±8,24

16,48

6,31

Bulu

36,67±5,56

15,17

4,64

Kepala

30,25±4,01

13,25

3,81

Leher

28,90±4,19

14,48

3,67

Kaki 42,14±5,50 13,05 Jeroan Tanpa 61,39±9,26 15,09 Giblet Total in edible 249,35±21,19 8,50 Keterangan : Data hanya selama penelitian

5,33

237,64 ≤ µ ≤ 261,06

7,74 31,46

Koefisien variasi (KV) untuk seluruh bagian in edible ayam jantan dan betina dikatakan tidak seragam karena nilai KV lebih besar dari 10% kecuali untuk bagian kepala dan kaki ayam jantan nilai KV sebesar 9,56 persen dan 9,24 persen. Berdasarkan hasil penelitian Gatra (2016) KV bagian in edible ayam Kampung Unggul Balitnak untuk darah, bulu, jeroan, kepala, kaki dan leher ayam jantan dan betina berturut-turut sebesar 9,89 persen dan 12,43 persen, 2,89 persen dan 12,02 persen, 6,18 persen dan 5,37 persen, 3,17 persen dan 9.03 persen, 7,23 persen dan 15,94 persen, 11,04 persen dan 15,04 persen dibandingkan pernyataan tersebut, bagian in edible ayam lokal Jimmy’s Farm memiliki KV lebih besar. Persentase total bagian in edible ayam jantan sebesar 30,16 persen dan ayam betina sebesar 31,46 persen. Card (1962), menyatakan bahwa bobot bagian tubuh yang terbuang (in edible) bervariasi antara 20 – 35 persen dari bobot. Menurut penelitian Dennis (2016), ayam sentul jantan dengan umur potong 8 minggu persentase total bagian in edible sebesar 28,80 persen dibandingkan pernyataan tersebut, ayam lokal Jimmy’s Farm memiliki persentase total bagian in edible yang lebih besar. Meningkatnya konsumsi ransum mempengaruhi bobot badan akhir tinggi dan menghasilkan bobot edible dan in edible yang tinggi pula, dengan demikian antara bobot badan akhir dengan bobot edible dan in edible berkorelasi positif. Artinya, semakin tinggi bobot badan akhir dihasilkan, maka diikuti bobot edible dan in edible yang tinggi pula (Ahmad dan Herman, 1982).

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 8

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu baik rataan bobot potong maupun besaran persentase bobot bagian edible dan in edible ayam lokal Jimmy’s Farm umumnya telah memenuhi persyaratan selaku ternak komersial. Bobot potong ayam jantan dan betina lokal Jimmy’s Farm sebesar 855,00 gram dan 792,67 gram. Persentase bobot bagian edible ayam jantan dan betina sebesar 65,00 persen dan 63,01 persen sedangkan bagian in edible sebesar 30,16 persen dan 31,46 persen. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, koefisien variasi untuk bagian edible dan in edible perlu diturunkan agar menjadi dibawah 10% dengan cara perbaikan manajemen pemeliharaan yaitu penyamarataan bobot badan dalam satu kandang sehingga keragaman di dalam kandang lebih kecil.

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Jimmy’s Farm Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini, terimakasih kepada ALG mengenai Pengembangan Dinamika Sistem Agribisnis Klaster Peternakan Ayam Pedaging Lokal Dari Hulu-Hilir di Jawa Barat yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Sjafril Darana, SU. yang sudah memberikan izin untuk menjadi bagian dari penelitian ALG ini. Ucapan terima kasih juga kepada Rektor Universitas Padjadjaran yang telah memberikan dana penelitian ALG.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad, B dan R. Herman. 1982. Perbandingan Produksi Daging Antara Ayam Jantan Kampung dan Ayam Jantan Petelur. Media Peternakan (25) 3-6. Card, L.E. 1962. Poultry Production. Lea & Febiger, Philadelphia. Dennis, A. 2016. Persentase Edible dan Inedible Karkas Ayam Sentul Jantan pada Umur Potong Berbeda. Jurnal. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang. Gatra, K. A. 2016. ProporsiBagian Edible dan Inedible Karkas Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) (di CV. Bangun Jaya Farm Kecamatan Warung Kiara Kabupaten Sukabumi). Jurnal. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjara. Sumedang. Iskandar, S., D. Zainuddin, S. Sastrodihardjo, T. Sartika, P. Stiadi dan T. Sutanti. 1998. Respon pertumbuhan ayam kampung dan ayam silangan pelung terhadap ransum berbeda kandungan protein. JITV, 3:1-14. Puslitbang Peternakan, Bogor. Moran, E. T. and H. R. Orr. 1977. Growth and meat yield in poultry. In: Growth and Poultry Meat Production. British Poult. Sci.:145-172. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 9

Bobot Potong, Bagian Edible dan In Edible ………………………………Rifky M. Fathoni. Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan IV. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wahyu, I. 2015. Bobot Potong, Karkas, Dan Income Over Feed Cost Ayam Sentul Jantan Pada Berbagai Umur Potong. Jurnal. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang.

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 10