Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
DAMPAK RENDAHNYA MINAT BACA DIKALANGAN MAHASISWA PGSD LAMPEUNEURUT BANDA ACEH SERTA CARA MENINGKATKANNYA Nurhaidah, M.Insya Musa (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar FKIP Unsyiah) ABSTRAK Kegiatan membaca sangatlah esensial karena membaca adalah kegiatan yang terpenting dalam kehidupan dan aktifitas mahasiswa. Pada masa belajar mahasiswa memperoleh berbagaipesan dan informasi yang akan menentukan perkembangan moral dan kepribadiannya. Tanpa belajar dan pengarahan dari dosen serta orang tuanya, akan mempengaruhi perkembangan psikologis mahasiswa tersebut. Rendahnya minat baca mahasiswa akhir-akhir ini membuat keingintahuan mahasiswa rendah pula. mahasiswa saat sekarang lebih mengutamakan gaya atau berpenampilan menarik, sementara pemikiran atau ketrampilan yang dimiliki kosong. Oleh sebab itu perlu dibekali pengetahuan serta ketrampilan untuk masa depan khususnya kegiatan membaca. Padahal minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang merupakan pengalaman belajar menggembirakan dan akan mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan datang. Yang menjadi masalah disini adalah apa dampak dari rendahnya minat baca bagi diri sendiri, masyarakat bangsa dan Negara serta bagaimana cara meningkatkannya oleh sebab itu penulisan ini menyampaikan tujuan membaca agar mahasiswa PGSD Lampeuneurut Banda Aceh bisa meningkatkan minatnya dalam membaca karena manfaatnya dapat memperluas pengetahuan serta mengembangkan kemampuan potensinya agar terwujudnya SDM yang kompetitif dalam era globalisasi, sehingga bangsa Indonesia tidak selalu ketinggalan dalam kecerdasan intelektual.Yang menjadi sasarannya adalah mceh. Hasil penulisan ini dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Namun masih banyak mahasiswa yang belum menyadari pentingnya meningkatkan minat baca sejak sedini mungkin. Kata kunci : dampak, rendahnya minat baca, dan cara meningkatkan. PENDAHULUAN Perkembangan minat baca dan kemampuan baca terutama siswa kita memang sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan metode yang diberikan terhadap mahasiswa pada umumnya kurang menarik bahkan tidak menyenangkan. Sebagian besar metode
1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
yang ada hanya berorientasi pada hasil bukan pada proses. Rendahnya minat baca mahasiswa menjadikan kebiasaan membaca mahasiswa tersebut yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan kognitifnya rendah pula. Menurut pengamatan penulis itulah yang sedang terjadi pada mahasiswa sekarang ini, yang kemungkinan itu semua disebabkan karena kebanyakan tidak memiliki buku atau fasilitas perpustakaan yang memadai. Buku pelajaran untuk sekolah dasar dan buku bacaan umum atau khusus tidak terkoleksi secara lengkap. Bahkan, banyak mahasiswa bila diberi tugas tidak mampu menyelesaikannya tepat waktu dan untuk perpustakaan belum memiliki petugas khusus yang mengelola perpustakaan secara efektif dan efesien. Dengan demikian, wajar saja kalau mahasiswa tidak memiliki kebiasaan membaca yang memadai. Persoalan minat baca pada mahasiswa adalah masalah yang klasik. Berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkan minat baca. Namun pada kenyataannya, minat baca mahasiswa masih begitu rendah. Adapun rumusan masalah yang ingin penulis teliti adalah, apa dampak dari rendahnya minat baca mahasiswa serta bagaimana cara meningkatkannya di PGSD Lampenerut Banda Aceh. Oleh karena itu tujuan penelitian perbaikan pembelajaran atau tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penyebab rendahnya minat baca mahasiswa serta cara meningkatkannya di PGSD lampenerut Banda Aceh. Manfaatnya yaitu agar mahasiswa PGSD tertarik untuk membaca. METODE PENELITIAN Metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjeknya mahasiswa PGSD lampenerut Banda Aceh yang diperoleh secara acak (random). PEMBAHASAN a. Pengertian Membaca Membaca adalah merupakan suatu proses untuk mengenali, memahami, dan kemudian menginterpretasikan lambang-lambang yang bisa mempunyai arti. Di sini 2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
banyak terlibat unsur-unsur psikologis seperti kemampuan dan atau kapasitas kecerdasan, minat, bakat, sensasi, persepsi, motivasi, retensi, ingatan, dan lupa, bahkan ada lagi yaitu kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif . Membaca juga sebagai jendela dunia, dengan membaca maka mahasiswa bisa mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya. Kemampuan dan kemauan membaca akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan (skill) seseorang. Banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yang sedikit membaca. Membaca berfungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca, oleh karena itu kemampuan membaca akan membawa mahasiswa tersebut kepada kondisi masyarakat belajar (learning society). Terwujudnya masyarakat belajar (learning society) akan membantu tercapainya bangsa yang cerdas (educated nation) yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain. b. Pentingnya Minat Baca pada Mahasiswa PGSD Menurut Crow (1988:26) “minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktifitas tertentu”. Jadi individu yang mempunyai minat terhadap membaca, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian terhadap membaca tersebut. Minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya,
yang
merupakan
pengalaman
belajar
menggembirakan
dan
akan
mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan datang, hal tersebut juga adalah bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat membaca tidak diperoleh dari lahir. Menurut Kusumawardani (2003:13) “kegiatan membaca sama dengan membangun budaya masyarakat pembelajar, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan”. c. Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca Pada Mahasiswa PGSD
3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
Rendahnya minat baca pada remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut : 1. Lemahnya Sarana dan Prasarana Pendidikan Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan membaca mahasiswa tergolong rendah karena sarana dan prasarana pendidikan khususnya perpustakaan dengan buku-bukunya belum mendapat prioritas dalam penyelenggaraannya. Sedangkan kegiatan membaca membutuhkan adanya buku-buku yang cukup dan bermutu serta eksistensi perpustakaan dalam menunjang proses pembelajaran. Faktor lain yang menghambat kegiatan mahasiswa untuk mau membaca adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai dosen maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi
serta banyak kegiatan pada mahasiswa bahwa membaca itu
penting untuk menambah ilmu pengetahuan, melatih berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya. 2. Kurangnya Pengelolaan Perpustakaan dan Koleksi Buku Di hampir semua jenis dan jenjang pendidikan, kondisi perpustakaannya masih belum memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Perpustakaan
belum
sepenuhnya berfungsi. Jumlah buku-buku perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan, serta peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Padahal perpustakaan sekolah merupakan sumber membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 3. Kemajuan Teknologi Minat baca mahasiswa yang rendah dewasa ini disebabkan oleh faktor, perkembangan teknologi dan pusat-pusat informasi yang lebih menarik, internet, perkembangan
tempat-tempat
hiburan
(entertainment),
atau
acara
televise,
sehingga status dan kedudukan perpustakaan, serta citra perpustakaan dalam pandangan mahasiswa sangat rendah. Hal ini secara lebih luas, dengan menengok sendi-sendi budaya masyarakat yang pada dasarnya kurang mempunyai landasan budaya baca, atau 4
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
pewarisan secara intelektual. Masyarakat dalam memberitakan sesuatu termasuk ceritacerita terdahulu lebih mengandalkan budaya tutur daripada tulisan. Latar budaya lisan itulah yang agaknya menjadi salah satu sebab lemahnya budaya baca masyarakat, termasuk minat pada perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan. 4. Kurangnya Dukungan Keluarga Rendahnya minat baca di kalangan mahasiswa dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua mahasiswa yang mayoritasnya jauh sehingga tidak mungkin mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka, disertai dengan
kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka
terhadap kegiatannya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua yang sudah diatur dalam undang-undang bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masysrakat. Sementara terkait dengan fasilitas serta tugas-tugas yang dibebankan oleh dosen, seperti minimnya ketersediaan bahan bacaan di perpustakaan juga dapat membuat mahasiswa kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia serta tugas yang diberikan dapat disadur langsung dari internet Dan terakhir, pengelolaan waktu yang tidak efektif oleh mahasiswa, membuat mahasiswa kurang berminat untuk membaca. Seperti kondisi beberapa informan dari mahasiswa bila mereka tidak diberikan tugas oleh dosen untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut di perpustakaan maka mereka tidak masuk pustaka, kuliah dengan sistem penggunaan metode ceramah juga mengakibatkan siswa malas untuk membaca.
Kesempatan
memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin yang mereka jalani setelah pulang kuliah seperti bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka sendiri. Kalaupun masih ada sisa waktu, mereka lebih memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah. Rendahnya minat baca mahasiswa, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang saling berhubungan. Misalnya, mental mahasiswa dengan lingkungan keluarga atau masyarakat yang tidak 5
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
mendukung. Masyarakat kota serta dosen sekalipun mungkin kesulitan membangkitkan minat baca mahasiswa karena serbuan media informasi dan hiburan elektronik yang semakin marak.
d. Dampak Rendahnya Minat Baca pada Mahasiswa Rendahnya minat baca dapat bedampak kurang buruk, baik bagi diri sendiri, masyarakat bangsa dan Negara. a. Bagi Mahasiswa Sendiri Buruknya
kemampuan
membaca
mahasiswa
berdampak
buruk
pada
kekurangnya kemampuan mereka dalam penguasaan bidang ilmu pengetahuan, Bahasa Indonesia dan matematika, menurunnya kemampuan berfikir, berkarya, pasif, kurang berperan aktif dalam pembelajaran dan prestasi yang diraih juga kurang. Selain itu, penurunan minat baca dari kalangan mahasiswa itu mengakibatkan kurangnya ide-ide dan pendapat mereka dalam beragumentasi secara inovatif dan kreatif yang nampak dalam presentasi tugas dan menghasilkan karya. b. Bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara Apabila rendahnya minat dan kemampuan membaca mahasiswa, maka dalam persaingan global akan selalu ketinggalan dengan sesama negara berkembang, apalagi dengan negara-negara maju lainnya. Mahasiswa tidak akan mampu mengatasi segala persoalan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan lainnya selama suber da manusianya tidak kompetitif, karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, akibat lemahnya kemauan dan kemampuan membaca. Penurunan minat membaca juga berpengaruh terhadap daya saing tenaga kerja Indonesia yang menduduki urutan ke-46 di dunia, di bawah Singapura (2), Malaysia (27), Filipina (32) dan Thailand (34). Sedangkan, kualitas SDM Indonesia berdasar Indeks Pembangunan Manusia oleh PBB (UNDP) 2000, menduduki urutan ke-109, terendah dibanding sejumlah negara ASEAN,
6
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
seperti Vietnam (108), Jepang (9), Singapura (24), Brunei (32), Malaysia (61), Thailand (76) dan Filipina (77). e.
Cara Meningkatkan Minat Baca Pada Remaja 1. Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 diharapkan dapat memberikan arah agar tujuan pendidikan di tanah air semakin jelas dalam mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa agar terwujudnya SDM yang kompetitif dalam era globalisasi, sehingga bangsa Indonesia tidak selalu ketinggalan dalam kecerdasan intelektual. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan harus memenuhi beberapa prinsip antara lain : 1)
Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. 2)
Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung.
Kedua prinsip di atas harus saling bergayut. Artinya dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik baik siswa maupun mahasiswa sepanjang hayat harus diisi dengan kegiatan pengembangan budaya membaca, menulis dan berhitung. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi khususnya dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia harus memuat kegiatan pengembangan budaya membaca dan menulis dengan alokasi waktu yang cukup memberi kesempatan banyak untuk membaca. Demikian pula dalam bahan kajian seni dan budaya, cakupan kegiatan menulis harus jelas dan berimbang dengan kegiatan menggambar/melukis, menyanyi dan menari. Kegiatan membaca dan menulis tidak saja menjadi prioritas dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia dan Bahan Kajian Seni dan Budaya, tetapi hendaknya juga secara implisit harus tercantum dalam Bahan-bahan Kajian lainnya. 2. Paradigma Tenaga Kependidikan Guru, dosen maupun para pustakawan sekolah sebagai tenaga kependidikan, harus merubah mekanisme proses pembelajaran menuju “membaca” sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat. Setiap guru, dosen dalam semua unsur terkait lainnya 7
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
harus dapat memainkan perannya sebagai motivator agar para peserta didik bergairah untuk banyak membaca buku-buku penunjang kurikulum pada bahan kajian masingmasing. Misalnya dengan memberi tugas-tugas rumah setiap kali selesai pertemuan dalam proses pembelajaran. Dengan system reading drill secara kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar. Pustakawan pada perpustakaan yang didukung oleh para dosen sedapat mungkin harus berkolaborasi untuk dapat menciptakan “kemauan dan kebiasaan membaca” para mahasiswa untuk banyak membaca dan meminjam buku-buku di perpustakaan sehubungan dengan wajibnya mahasiswa masuk keperpustakaan untuk membuat tugastugas dan meminjam buku untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen, baik berupa hasil diskusi untuk dipresentasi, laporan atau yang lainnya. Sistem promosi perpustakaan harus diadakan dan diprioritaskan secara kontinu agar perpustakaan dikenal apa fungsi, arti, kegunaan dan fasilitas yang dapat diberikannya. Tanpa promosi perpustakaan yang gencar, mustahil mahasiswa akan mengenal dan tertarik untuk datang ke perpustakaan. 3. Pengelolaan Perpustakaan dengan Baik Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting untuk menunjang proses belajar mengajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan “perpustakan diartikan sebagai tempat buku- buku dan informasi”. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar , perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. “Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar” (Darmono, 2001:2). Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar mengajar siswa/mahasiswa dalam memegang peranan yang sangat penting untuk memacu tercapainya tujuan pendidikan. Perpustakaan harus dapat memainkan peran, khususnya dalam membantu siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Pemanfaatan perpustakaan secara maksimal, diharapkan dapat mencetak mahasiswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pembelajaran, mengerti 8
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan kreatifitas atau karya bermutu. Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh mahasiswa, akan meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas kegiatan sehari-hari. Buku harus dicintai dan bila perlu dijadikan sebagai kebutuhan pokok mahasiswa dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan
dapat dijadikan sumber belajar mahasiswa baik dalam proses
kegiatan belajar mengajar secara formal maupun non formal untuk membantu kampus dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah
dasar khususnya, karena
mahasiswa PGSD nantinya akan bekerja dan menjadi guru di sekolah dasar. Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak kampus untuk meningkatkan minat baca mahasiswa adalah dosen hendaknya memberi tugas-tugas kepada mahasiswa yang wajib diselesaikan diperpustakaan untuk referensinya serta melengkapi koleksi perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan kampus tidak hanya berisi skripsi dan buku-buku umum,
tetapi koleksi perpustakaan juga dapat
berupa buku-buku paket untuk sekolah dasar, majalah, koran, jurnal, laporan, makalah, thesis, disertasi, dan buku-buku bacaan yang mampu menarik minat mahasiswa untuk membaca. Pada dasarnya, pihak kampus
atau
dosen
bertanggung jawab ikut
menumbuhkan minat baca bagi mahasiswa, karena dari sanalah sumber kreatifitas mahasiswa akan muncul. Yang mengajarkan mahasiswa untuk berpikir melalui budaya membaca serta belajar yang menekankan pada memahami materi atau konsep. Selain itu, juga dosen harus mendukung mahasiswa, terutama harus mencontohkan kegemaran membaca agar dapat mengeluarkan ide-ide atau pendapatnya dalam diskusi dan tanya jawab sewaktu mempresentasikan tugas. Sementara terkait dengan fasilitas dan pustakawan, serta ketersediaan buku-buku atau bahan bacaan yang lengkap harus menjadi perhatian pihak terkait.
9
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
KESIMPULAN Apabila direnung minat baca itu sangat berkait dengan kualitas bangsa. Pada satu sisi rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca mahasiswa disebabkan oleh rendahnya minat baca, di sisi lain rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca tidak mengondisikan kedalaman pengetahuan dan keluasan wawasan. Di samping itu, rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca mahasiswa berpotensi untuk berpikir inovatif dan berkreatifitas rendah dan tidak berkualitas. Kurangnya minat baca telah tertutupi oleh gaya hidup mahasiswa yang global. Kehidupan global yang dimaksudkan, bebas dalam bertindak, bergaya, pergaulan sudah mengarah pada pergaulan bebas, serta penggunaan media yang salah. Kondisi ini, membuat keingintahuan dan proses berpikir mahasiswa rendah serta tidak berkualitas dan sangat buruk, dengan lebih mengutamakan gaya atau berpenampilan menarik, sementara pemikirannya kosong, tanpa dibekali pengetahuan untuk masa depan, baik saat bekerja menjadi pegawai atau swasta di sekolah dasar. Cara mengatasi hal tersebut di atas, dosen dan pustakawan serta pihak terkait juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat baca mahasiswa dengan cara : 1) berilah keyakinan kepada mahasiswa bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era global dewasa ini 2) Agar dosen memberi tugas-tugas wajib untuk menyelesaikannya di perpustakaan sehingga mahasiswa memiliki niat yang tulus untuk membaca dalam menyelesaikan tugas 3) Biasakan mahasiswa mengenal library visit, sering mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang, 4) menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap bulannya, bukan membeli pulsa 5) Pustakawan harus selalu siap melayani mahasiswa dengan tulus
10
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal 1-11 ISSN: 2337-9227
6) Pihak terkait agar mengisi buku-buku perpystakaan yang berhubungan dengan ke SD an, buku kurikulum, buku paket, buku panduan guru dan siswa yang lengkap mulai kelas I – VI atau buku-buku lainnya. Kalau bangsa ini mau maju dan lebih berkualitas maka harus ada upaya-upaya yang lebih konkret baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk mendongkrak minat baca mahasiswa di samping minat atau kemauan mahasiswa itu sendiri. Meskipun hal ini sangat tidak mudah akan tetapi harus dilakukan. Solusi untuk meningkatkan minat baca, dengan mengeksplorasi lokal content yang mengandung keragaman budaya, bahasa, musik, alat permainan, hingga dongeng. Banyak kearifan lokal yang bisa digali dari lokal content yang sudah hampir hilang. "Sudah saatnya kita kembalikan karakter bangsa yang positif melalui buku-buku bacaan yang dihadirkan kepada mahasiswa sebagai penerus bangsa. DAFTAR PUSTAKA Achmad. 1995, Membina pelajaran Bahasa Indonesia, Surabaya. Alwi. 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Corow. 1988, Pengertian Minat, Jakarta, Bulan Bintang. Darmono. 2001, Pusat Informasi dan Layanan, Jakarta, Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Hernowo. 2005, Quantum Reading, Bandung, Hanindita. Http://www.slideshare.net/Nopiputri/rendahnya-minat-baca-siswa Kusumawardani. 2003, Kegiatan Belajar, Jakarta, Bulan Bintang. Supriyono. 1998, Kontribusi Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca, Jakarta, Erlangga. Widyamartay. 1992, Seni Membaca Untuk Studi, Yogyakarta, Kanisius.
11