DOWNLOAD FULLTEXT - JURNAL ILMIAH MAHASISWA

Download Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan pendudukdi lihat dari. ( tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi) Di Kecamatan Tambus...

0 downloads 529 Views 309KB Size
Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Oleh : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan pendudukdi lihat dari (tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi) Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini mengolah data sekunder berupa data penduduk Kecamatan Tambusai Utara dari tahun 2009-2014 yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rokan Hulu dan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil. Teknik analisis data menggunakan rumus tingkat pertumbuhan Penduduk. Hasil penelitian ini adalah: Tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara dilihat dari faktor angka kelahiran, kematian, dan migrasi sebesar 4,1% setiap tahun pada periode 2009-2014 yang termasuk kedalam kategori amat cepat. Dimana faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kelahiran di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 160,81 bayi setiap seribu penduduk wanita usia 15-49 tahun setiap tahunnya pada periode 2009-2014, pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kematian di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penurunan 1,10 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014 dan pertumbuhan penduduk dilihat dari angka migrasi di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 3,11 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014.

POPULATION GROWTH IN THE DISTRICT OF NORTH TAMBUSAI ROKAN HULU RIAU PROVINCE By : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatera* Geography Education College Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatera* ABSTRACT This study aims to determine population growth seen from (the birth rate, mortality, and migration) In District North Tambusai Rokan Hulu Riau Province. This type of research is descriptive. This research process secondary data Tambusai District residents North of years 2009-2014 were obtained from the Central Statistics Agency (BPS) Rokan Hulu and the Office of Population and Civil Registration. Data were analyzed using population growth rate formula. Results of this research are: population growth rate in the District of North Tambusai seen from factors birth rate, mortality, and migration of 4.1% annually in the period 2009-2014 were included into the category very quickly. Where the factors that influence population growth seen on the birth rate in the District of North Tambusai residents have additional 160.81 thousand babies every resident women aged 15-49 per year in the period 2009-2014, seen population growth of the death rate in the District of North Tambusai declined 1.10 per thousand of the population each year in the period 2009-2014 and population growth seen from migration rate in the District of North Tambusai experienced a population increase of 3.11 per thousand of the population each year in the period 2009 -2014.

PENDAHULUAN Secara umum masalah kependudukan di Indonesia meliputi lima topik yaitu jumlah penduduk yang besar atau padat, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang timpang dan masalah mobilitas penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah/ukuran (size) penduduk yang terjadi akibat berlangsungnya peristiwa kependudukan, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. (Gee, 2007 dalam Noveria,2011). Untuk tingkat global(dunia), pertumbuhan pendududuk hanya dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatankekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan imigran (pendatang) akan menambah dan emigran akan mengurangi jumlah penduduk ( Ida Bagoes Mantra, 2003). Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai populasi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Menurut data dari Tribunnews.com Indonesia berada pada posisi ke empat jumlah penduduk terbanyak di dunia. Keadaan tersebut tidak terlepas dari penduduk di Indonesia yang masih memiliki jumlah yang besar, ini ditunjukkan data penduduknya pada

tahun 2010 berjumlah 233.850.990 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Peningkatan jumlah penduduk diakibatkan oleh tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi selain itu juga diakibatkan oleh mobilitas yang tinggi. Salah satu Provinsi di Indonesia yang jumlah penduduknya meningkat dari tahun ketahun adalah Provinsi Riau. Jumlah penduduk di Provinsi Riau mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tingginya pertumbuhan penduduk di Provinsi Riau disebabkan faktor lain selain angka kelahiran dan kematian, yakni angka migrasi dan perpindahan penduduk. Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Riau dari migrasi, menunjukkan Riau memiliki potensi yang besar dari berbagai sektor. Baik untuk investasi, pengembangan usaha, perdagangan dan sektor ekonomi lainnya. Ini hendaknya menjadi suatu nilai tambah dalam mengembangan potensi ekonomi daerah. Hal ini melihat bahwa tingginya angka permintaan akan keperluan akan sarana tempat tinggal. Salah satu kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu satu dasawarsa terakhir, jumlah penduduk paling tinggi berada di kecamatan Tambusai Utara dengan jumlah penduduk 86.363 jiwa, selanjutnya Kecamatan Tambusai yang mencapai 60.114 jiwa. Pertumbuhan penduduk meningkat setiap tahunnya di Kecamatan Tambusai Utara tidak hanya diakibat oleh angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, tetapi banyak migrasi yang datang ke daerah tersebut . Hal ini terlihat pada data BPS 2013 jumlah migrasi

penduduk kecamatan tambusai utara tergolong cukup tinggi dikarenakan adanya pembukaan perusahaan perkebunan baru yang mendatangkan pekerja dari luar daerah dengan jumlah yang cukup banyak laki-laki 52% (42,537) perempuan 48% (39,354) yang dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan di mana pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan tanggal 13 Maret 2015 di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Penduduk di kecamatan tersebut sangat banyak dan permukiman masyarakat memusat pada lokasi pabrik kelapa sawit. Hal ini terlihat dari data tabel statistik Kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan masalah dan data yang di peroleh dari BPS Rokan Hulu di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pertumbuhan penduduk dengan judul: “Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk dilihat dari (tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat migrasi) di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Kabupaten Rokan Hulu dari tahun 2009-2014 METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif yaitu untuk melihat, menggambarkan serta mengungkapkan sesuatu apa adanya. Sudjana Ibrahim (2007;64) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk

memperoleh kaitan antara variabelvariabel yang ada, penelitian ini tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabelvariabel yang di teliti. Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk masingmasing desa di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Kabupaten Rokan Hulu yang berjumlah 86.363 orang. Sampel dalam penelitian sampel dari 11 desa yang ada di Kecamatan Tambusai Utara antara lain: Suka Damai, Mahato Sakti,Rantau Sakti, Payung Sekaki, Pagar Mayang, Simpang Harapan, Mekar Jaya, Bangun Jaya, Tambusai Utara, Tanjung Medan, dan Mahato. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder didapat dari dokumentasi dan cacatan statistik, baik dari kantor pemerintah desa, kecamatan maupun kabupaten dan instansi terkait. Data - data tersebut meliputi karakteristik fisik dan non fisik kecamatan Tambusai Utara selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2009 dan tahun 2014. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Tingkat Pertumbuhan penduduk rt Rumus : Pt = Po.e Keterangan: Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan r =tingkat pertumbuhan penduduk t = jangka waktu e = angka exponensiil, besarnya 2,718282 1. Kelahiran (fertilitas)

1) Angka Kelahiran Kasar (CBR) 2) Angka kelahiran umum (general fertility rate) 3) Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR) 4) Angka Fertilitas Total (TFR) ∑ 2. Kematian (mortalitas) 1) Angka kematian kasar (CDR) 2) Angka Kematian Menurut Umur (ASDR)

3. Migrasi 1) Angka migrasi masuk Mi

2) Angka migrasi keluar 3) Angka migrasi neto

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran sebagai berikut Tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara di lihat dari angka kelahiran, kematian, dan migrasi sebesar 4,1% setiap tahun pada periode 2009-2014 yang termasuk kedalam kategori amat cepat. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 5-9), Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang

dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatankekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migratian (migrasi masuk) dan out-migration (migrasi keluar). Menurut Salladien (1980: 26) pertumbuhan penduduk amat cepat apabila angka pertumbuhan di atas 2%. Angka kelahiran di lihat dari pengukuran tingkat kelahiran kasar selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 tiap 1000 penduduk terdapat 30,86 kelahiran bayi, pada tahun 2010 tiap 1000 penduduk terdapat 33,92 kelahiran bayi, pada tahun 2011 tiap 1000 penduduk terdapat 37,65 kelahiran bayi, pada tahun 2012 tiap 1000 penduduk terdapat 39,62 kelahiran bayi, dan pada tahun 2013 tiap 1000 penduduk terdapat 41,18 kelahiran bayi. Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988:101) angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran hidup per 1000 penduduk dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Angka kelahiran dilihat dari pengukuran tingkat kelahiran umum selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 122,16 kelahiran bayi , pada tahun 2010 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 147,19 kelahiran bayi. pada tahun 2011 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 168,92 kelahiran bayi, pada tahun 2012 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 178,88 kelahiran bayi, dan pada tahun 2013 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-

49 tahun terdapat 186,88 kelahiran bayi. Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988:104) angka fertilitas umum adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran hidup per 1000 wanita dalam usia repeoduksi. Tingkat kelahiran dilihat dari pengukuran tingkat kelahiran menurut umur selama lima tahun yaitu : tiap 1000 penduduk wanita umur 15-19 tahun terdapat 244,67 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 20-24 tahun terdapat 305,58 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 25-29 tahun terdapat 218,20 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 30-34 tahun terdapat 228,78 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 3539 tahun terdapat 162,06 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 40-44 tahun terdapat 63,28 kelahiran bayi, dan tiap penduduk wanita umur 45-49 tahun terdapat 66,24 kelahiran bayi. Hal ini sesuai dangan Sudjinggo (1988:106) angka kelahiran khusus menurut umur atau Age Specifik Birth Rate (ASBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran hidup per 1000 waninta dari kelompok umur tertentu. Dilihat dari angka kelahiran di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 160,81 bayi setiap seribu penduduk wanita usia 15-49 tahun setiap tahunnya pada periode 2009-2014 Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988:29) kelahiran (fertilitas) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Menurut Sambiring (1985:39) fertilitas adalah taraf kelahiran yang sesungguhnya atau

berdasarkan jumlah kelahiran yang telah terjadi (lahir hidup). Fertilitas mengenai kelahiran hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukkan tanda-tanda hidup kendati pun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung. Beberapa parameter fertilitas antara lain : Angka kelahiran kasar, Angka fertilitas umum (General Fertility Rate), dan Angka kelahiran menurut umur (Age Specific Fertility Rate). Tingkat kematian dilihat dari pengukuran tingkat kematian kasar selama lima tahun yaitu: pada tahun 2009 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 1,75 kematian, pada tahun 2010 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 1,44 kematian, pada tahun 2011 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 0,62 kematian, pada tahun 2012 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 0,83 kematian, dan pada tahun 2013 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 0,84 kematian. Hal ini sesuai dengan Sembiring (1985:29) tingkat kematian kasar, tingkat kematian per 1000 penduduk. Tingkat kematian itu disebut kasar karena ukuran itu mengabaikan faktor umur. Tingkat kematian dilihat dari pengukuran tingkat kematian menurut umur selama lima tahun yaitu: tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara yang berumur 0-4 tahun terdapat 0,19 kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara yang

berumur 5-14 tahun terdapat 0,37 kemataian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara yang berumur 15-24 terdapat 0,50 kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 25-34 tahun terdapat 0,46 kematian. tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 35-44 tahun terdapat 0,58 kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 45-54 tahun terdapat 1,37 kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 55-64 tahun terdapat 2,33 kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 65-74 tahun terdapat 5,14 tiap kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 75-84 tahun terdapat 5,87 kematian, dan tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 85+ tahun terdapat 3,13 kematian. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 91) resiko kematian berbeda antara satu kelompok penduduk dan kelompok penduduk lainnya, demikian pula antara satu kelompok umur yang satu kelompok umur lainnya. Ada kecendrungan angka kematian yang tinggi pada golongan umur 65 tahun keatas dan kurang pada golongan umur 5 tahun. Dilihat dari angka kematian di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penurunan 1,10 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014 Hal ini sesuai dangan Sudjinggo (1988: 29), Menurut Prayoga (2007: 85), mortalitas sama peranannya

dengan fertilitas dalam pengaruhnya terhadap perubahan penduduk. Konsep mati menurut UN (United Nations) dan WHO (World Health Organization) adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Beberapa angka kematian yang sederhana anatara lain: Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) dan Angka kematian menurut umur (ASDR) Tingkat migrasi dilihat dari pengukuran tingkat migrasi masuk selama lima tahun yaitu: pada tahun 2009 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi masuk sebesar 6,84 migran, pada tahun 2010 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi masuk sebesar 6,59 migran, pada tahun 2012 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi masuk sebesar 7,12 migran, pada tahun 2009 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi masuk sebesar 7,57 migran, dan pada tahun 2013 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi masuk sebesar 7,94 migran. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 116) migrasi masuk adalah Masuknya penduduk kesuatu daerah tempat tujuan (area of destination). Tingkat migrasi dilihat dari pengukuran tingkat migrasi keluar selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi keluar sebesar 3,11 migran, pada tahun 2010 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi keluar

sebesar 3,99 migran, pada tahun 2011 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi keluar sebesar 4,13 migran pada tahun 2012 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi masuk sebesar 4,33 migran,pada tahun 2013 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi keluar sebesar 4,92 migran. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 116) migrasi keluar adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (out of origin). Tingkat migrasi dilihat dari pengukuran tingkat migrasi neto selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi neto sebesar 3,72 migran, pada tahun 2010 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi neto sebesar 2,59 migran, pada tahun 2011 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi neto sebesar 3,23 migran, pada tahun 2012 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi neto sebesar 3,23 migran, pada tahun 2013 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi neto sebesar 3,01 migran. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 116) migrasi neto merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan jumlah migrasi keluar. Dilihat dari angka migrasi di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 3,11 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014. Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988: 149), pertumbuhan penduduk

di suatu negara atau wilayah selain dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian juga dipengaruhi oleh migrasi penduduk. Menurut Prayoga (2007: 116), migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas bagian dalam suatu negara. Beberapa ukuran-ukuran migrasi menurut Prayoga (2007:123) : angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, angka migrasi neto. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder dan pembahasan dibagian terdahulu maka diambil simpulan sebagai berikut: Tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara di lihat dari angka kelahiran, kematian, dan migrasi sebesar 4,1% setiap tahun pada periode 2009-2014 yang termasuk kedalam kategori amat cepat. Dimana faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kelahiran di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 160,81 bayi setiap seribu penduduk wanita usia 15-49 tahun setiap tahunnya pada periode 20092014, pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kematian di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penurunan 1,10 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014 dan pertumbuhan penduduk dilihat dari angka migrasi di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 3,11 per

seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014. b. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa implikasi dapat peneliti sampaikan: 1. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan pertambahan jumlah penduduk di Kecamatan tambusai utara tiap tahunnya. 2. Diharapkan kepada pemerintah untuk meningkat kesejahteraan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara. 3. Perlunya upaya untuk meminimalisir pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu: Kecamatan Tambusai Utara Dalam Angka 2014 Mantra, Ida Bagoes. (2000). Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Noveria, Mita. (2011). Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan. Jakarta : LIPI Press. Prayoga, Ayudha D. (2007). Dasar Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Salladien . 1980. Konsep Dasar Demografi. Surabaya: PT Bina Ilmu Surabaya. Sembiring. 1985. Demografi. Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana IKIP. Sudjinggo . 1988. Teknik Pengukuran Demografi. Jakarta: Universitas Negri Padang