MENINGKATKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK KECIL (BUZZ-GROUP) PADA SISWA KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1 PAKEM
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Romadlona Komarudin NIM 11104244024
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2015
Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan .... ( Romadlona Komarudin) 1
MENINGKATKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK KECIL (BUZZ-GROUP) PADA SISWA SMA KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1 PAKEM IMPROVE THE LEADERSHIP SKILLS OF STUDENTS TROUGH BUZZ-GROUP IN SMA NEGERI 1 PAKEM Oleh: Romadlona Komarudin, Bimbingan dan Konseling, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan kepemimpinan siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pakem dengan menggunakan buzz-group. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pakem. Kegiatan buzz-group dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Kegiatan yang dilakukan adalah menyelesaikan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala keterampilan kepemimpinan, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah apabila 24 (75%) siswa memiliki keterampilan kepemimpinan sedang atau diatas 112,5 pada seluruh aspek keterampilan kepemimpinan. Prosedur pelaksanaannya yaitu: (1) Pemilihan pemimpin diskusi, (2) Pembentukan kelompok kecil, (3) Pemilihan ketua kelompok kecil dan sekretaris kelompok, (4) Pembahasan permasalahan disetiap kelompok kecil, (5) Pembahasan di kelompok besar. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata skala keterampilan kepemimpinan siswa pada Pratindakan sebesar 100, dan setelah tindakan meningkat menjadi 126,5. Hasil tersebut juga didukung dengan hasil observasi dan wawancara yang menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih berminat menjadi pemimpin, bersosialisasi dengan orang lain, kemampuan untuk mengarahkan, memiliki kepercayaan, berfikir strategis, dan kestabilan emosi setelah mengikuti tindakan. Kata kunci: keterampilan kepemimpinan, buzz-group, siswa. Abstract This research aims invest gate on how to increase the leaderhip skills of XI graders of Math and Natural Source (MIPA) Senior High School 1 Pakem using Buzz-group. This is an action research using Kemmis and Mc. Taggart model. Thirty two (32) students involved on the research subjects. The research subjects were 32 student of clas XI MIPA 1 SMA N 1 Pakem. Buzz-group activity in this study conducted in three cycles. The activities carried out is to solve the problem. Data collection techniques used is the scale of leadership skills, observation, and interviews. The data were analyzed with descriptive quantitative, and qualitative descriptive. Results show that 24 (75%) students have enough leadership skill or above 112.5 in all the aspects of leadership skills. Implementation procedures are: (1) Selection discussion leader, (2) The formation of buzz-group, (3) Selection of the chairman of a small group, (4) Discussion of the problems in each group, (5) Discussion in large groups. The pre action average score of student leadership skills scale is 100, and after the action the score is increaing to 126.The result was also supported by observations and interviews indicate that students are becoming more interests in becoming a leader, socialize with others, ability tisteer, have confidence, strategic thinking, and emotional stability after following activities. Key word: leadership skill, buzz-group, student.
2
Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-5 2016
kepemimpinan dalam diri siswa adalah setiap
PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan cara, teknik
bulan diadakan pergantian pengurus kelas yang
atau gaya yang digunakan pemimpin dalam
sudah
mempengaruhi pengikut atau bawahannya dalam
2012/2013. Hal ini bertujuan melatih semua
melakukan kerjasama mencapai tujuan yang
siswa untuk mampu memimpin dan dipimpin
ditentukan (Harbani, 2013:5). Pemimpin berarti
juga
harus
kepemimpinan. Siswa harus mampu untuk
memiliki
kemampuan
untuk
dilaksanakan
untuk
sejak
memahamkan
siswa
ajaran
tentang
mempengaruhi pengikut atau bawahannya agar
memimpin
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
bertanggung jawab akan tugas dan kewajiban
Menurut Veithzal (2003: 117) beberapa sifat
sebagai pengurus kelas. Namun di lain waktu
yang juga diidentifikasi berhubungan dengan
nanti siswa juga harus mampu menjadi seorang
kepemimpinan yaitu kecerdasan, kemampuan
yang dipimpin oleh orang lain. Ini membantu
untuk bergaul dengan orang lain, keterampilan
siswa untuk menghargai dan menghormati
teknik dalam bidangnya, kemampuan untuk
siapapun pemimpin yang memimpinnya.
memotivasi
diri
kestabilan
emosi
sendiri dan
dan
orang
kontrol
lain,
teman-teman
tahun
Selama
ini
untuk
dikelasnya
dan
meningkatkan
pribadi,
keterampilan kepemimpinan siswa di SMA
keterampilan perencanaan dan pengorganisasian,
Negeri 1 Pakem, guru BK menerapkan metode
keinginan
bimbingan
yang kuat untuk menyelesaikan
klasikal
yaitu
dengan
materi
pekerjaan, kemampuan untuk menggerakkan
kepemimpinan di dalam kelas dengan metode
kelompok, kemampuan untuk berbuat efektif,
ceramah. Namun, kegiatan ini kurang maksimal
efisien, dan tegas.
karena guru BK di sekolah hanya satu orang
Menurut Kartini Kartono (2005: 267)
sehingga bimbingan klasikal rutin menjadi sulit
kemajuan bangsa Indonesia di kemudian hari
dilakukan. Maka dari itu sekolah membuat
akan ditentukan oleh kaum muda yang mampu
peraturan dimana siswa SMA Negeri 1 Pakem
mengembangkan diri dalam bidang keilmuan
mewajibkan setiap kelas melakukan pergantian
dan
kepengurusan kelas setiap sebulan sekali.
kepemimpinan.
Jiwa
kepemimpinan
hendaknya ditanamkan sejak dini dalam diri
Ada beberapa tanggapan dari siswa
individu dan didukung oleh lingkungan sekitar
sekolah mengenai kegiatan ini baik tentang
seperti
teman
kelebihan maupun kekurangan dari program
bermain. Sekolah merupakan tempat individu
sekolah ini. YK (siswa kelas XI) beranggapan
menimba ilmu baik dalam hal pengetahuan
bahwa adanya pengurus kelas yang bergantian
maupun mengembangkan keperibadian, salah
setiap bulannya itu bagus karena banyak siswa
satunya mengembangkan jiwa kepemimpinan.
yang akhirnya mengerti bagaimana menjadi
keluarga,
sekolah,
maupun
Berdasarkan pengamatan dan wawancara
seorang pemimpin dan orang yang dipimpin.
dengan guru BK di SMA Negeri 1 Pakem, salah
Namun masih ada ketua kelas yang kurang
satu program untuk mengembangkan jiwa
bertanggung jawab dalam tugasnya. Ketua kelas
Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan .... ( Romadlona Komarudin) 3
masih memiliki kekurangan dalam keterampilan
suatu kelompok besar dibagi menjadi dua sampai
perencanaan dan pengorganisasian, keinginan
delapan
yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan, dan
diperlukan
kemampuan untuk menggerakkan kelompok.
melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok
(Wawancara, tanggal 25 Maret 2015).
besar. Adapun langkah-langkah dalam metode
Senada dengan YK, siswa yang bernama BR (siswa kelas XII) mengatakan bahwa adanya pergantian pengurus kelas dapat membantu mengembangkan keterampilan kepemimpinan siswa khususnya siswa yang introvert supaya lebih siap jika suatu saat menjadi seorang pemimpin
di
luar
kelas
maupun
sekolah
(wawancara, 25 Maret 2015). Tanggapan dari salah satu ketua kelas saat ini yang bernama Y bahwa pergantian kepengurusan setiap bulannya positif dikarenakan seluruh anggota kelas dapat merasakan bagaimana rasanya diberi tanggung jawab dalam mengelola kelas dan
belajar
berorganisasi.
bahwa
Y
juga
mengatakan
program ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan kepribadian baik pribadi,
sosial,
maupun
dibidang
kemampuan
berorganisasi. Adapun negatifnya adalah kurang efektif dikarenakan siswa yang sudah mendapat jabatan dan memiliki kerja bagus tidak dapat menjabat lagi dan dianggap kurang efisien karena kebanyakan pengurus saat ini kurang
Berdasarkan tertarik
untuk
kepemimpinan
uraian
diatas,
meningkatkan siswa.
peneliti
keterampilan
Upaya
untuk
meningkatkan keterampilan kepemimpinan ada beberapa cara. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan metode buzz group. Menurut roestiyah (2001:9) Buzz group yaitu
yang
kelompok
lebih
kecil
kecil ini
jika
diminta
buzz group adalah: a) Pendidik, bersama peserta didik, memilih dan menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar; b) Pendidik membagikan bagian-bagian masalah pada
masing-masing
kelompok
kecil;
c)
Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas
bagian
masalah
yang
telah
ditentukan; d) Apabila waktu ditentukan telah selesai,
pendidik
mengundang
kelompok-
kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok besar, kemudian ia mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok kecil secara bergiliran; e) Seorang peserta didik mencatat pokok-pokok laporan
yang telah
disampaikan; f) Pendidik dapat menugaskan beberapa orang peserta didik untuk merangkum hasil pembahasan akhir laporan itu; g) Pendidik bersama
peserta
didik
dapat
mengajukan
kemungkinan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan
berdasaran
hasil
diskusi
dan
melakukan evaluasi (sudjana, 2005: 123)
berani berbicara dan saat bekerja tidak bisa bekerja cepat. (Wawancara, 31 Maret 2015).
kelompok
Pada penelitian ini, pelaksanaan buzz group diawali dengan pemilihan ketua kelompok oleh peneliti. Selanjutnya ketua kelompok membagi
kelas
tersebut
menjadi
beberapa
kelompok kecil yang nantinya akan menjadi kelompok tetap dalam proses buzz group. Setelahnya masing-masing kelompok memiliki topik pembahasan, Peneliti akan memilih tema yang
sama
yaitu
tentang
kepemimpinan,
4
Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-5 2016
termasuk didalamnya penerapan kepemimpinan
dan
disekolah, masalah tentang kepemimpinan, dan
Menggunakan Metode Diskusi Tipe Buzz Group
beberapa hal lainnya. Beberapa sifat yang juga
pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Kelas XI
diidentifikasi
dengan
MAN II Yogyakarta 2009/2010” dengan hasil
kepemimpinan yaitu kecerdasan, kemampuan
penelitian menunjukkan bahwa metode diskusi
untuk bergaul dengan orang lain, keterampilan
tipe Buzz Group dapat meningkatkan partisipasi
teknik dalam bidangnya, kemampuan untuk
dan prestasi belajar biologi siswa sebanyak dua
memotivasi
diri
lain,
siklus. Selain itu Devi Rohmawati “Peningkatan
kestabilan
emosi
pribadi,
Kecerdasan Emosi Melalui Diskusi Kelompok
keterampilan perencanaan dan pengorganisasian,
(Buzz Group) pada Siswa Kelas VIII SMP N 2
keinginan
yang kuat utnuk menyelesaikan
BERBAH” dengan hasil penelitian menunjukkan
pekerjaan, kemampuan untuk menggerakkan
bahwa diskusi kelompok (Buzz Group) dapat
kelompok, kemampuan untuk berbuat efektif,
meningkatkan kecerdasan emosi, hal tersebut
efisien,
pembahasan
dibuktikan dengan meningkatnya skor rata-rata
berlangsung selama 5-15 menit. Setelah selesai
kecerdasan emosi siswa pada tiap siklusnya,
membahas
yaitu skor pre-test adalah 96, pro-test I adalah
berhubungan
dan
sendiri dan
tegas.
lalu
dan
orang
kontrol
Proses
kelompok-kelompok
kecil
tersebut kembali bergabung dan masing-masing
hasil diskusi ketua meminta salah satu siswa untuk mencatat hasil diskusi yang kemudian akan dipakai sebagai bahan evaluasi kegiatan. Metode
ini
memungkinkan
meningkatkan
peneliti
keterampilan
untuk
kepemimpinan
siswa, karena tema yang akan diambil meliputi kepemimpinan,
penerepan
kepemipinan
di
sekolah, serta masalah yang terjadi selama ini. Dengan
demikian
siswa
diharapkan
dapat
menemukan solusi untuk permasalahan yang ada
Belajar
Biologi
dengan
114, dan pro-test II adalah 136.
perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi dari kelompok kecil. Selama proses pemaparan
Prestasi
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini perlu dilakukan agar dapat
mengembangkan
kepemimpinan
yang
keterampilan
dimiliki
seseorang,
khususnya untuk siswa SMA Negeri 1 Pakem mengingat adanya program sekolah tentang pergantian pengurus kelas setiap bulan dan mewajibkan setiap siswa untuk pernah menjadi pengurus inti di kelas. Keterampilan
kepemimpinan
ini
mengenai
termasuk bagian dari bidang layanan Bimbingan
kepemimpinan yang akan bermanfaat ketika
dan Konseling yaitu pada bidang pribadi-sosial
mereka kembali menjadi pemimpin di kelas
khususnya berkaitan dengan keterampilan siswa
maupun organisasi yang diikuti.
menjadi pemimpin bagi dirinya dan terpimpin
dan
dapat
berbagi
pengetahuan
Efektifitas Buzz Group ditinjau dari penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Sutartini “Upaya meningkatkan Partisipasi Siswa
dalam kelompok sosialnya. Pembahasan terkait keterampilan
kepemimpinan
disini
dalam
penelitian ini berfokus pada kepemimpinan pada
Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan .... ( Romadlona Komarudin) 5
diri remaja dalam menjalankan organisasi kelas
kepemimpinan,
sedangkan
data
kualitatif
khususnya siswa di SMA Negeri 1 Pakem. \
diperoleh dari observasi dan wawancara.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian
Tahap perencanaan secara umum terdiri
tindakan kelas yang melibatkan kolaborasi antara
dari penyiapan RPL dan media yang akan
peneliti dan guru kelas XI MIPA 1 SMA Negeri
digunakan. Tahap Pelaksanaan terdiri dari 3
1 Pakem.
siklus.
Waktu dan Tempat Penelitian
dengan tahap pelaksanaan. Tahap wawancara
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
dilakukan setelah tahap pelaksanaan selesai.
Pakem, pada bulan Agusus sampai September
Tahap selanjutnya adalah refleksi yang bertujuan
2015.
untuk mengetahui keberhasilan tindakan.
Tahap observasi dilakukan bersamaan
Dari hasil pre-test dan post-test setiap
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 32
siswa mengalami peningkatan yang berbeda-
siswa XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pakem yang
beda, terdapat empat siswa yang masuk dalam
terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 21 siswa
kriteria tinggi dan dua puluh delapan siswa
perempuan.
masuk dalam kriteria sedang. Hasil tabel di atas
Prosedur Penelitian
juga menunjukkan setelah tindakan dilakukan ini
rata-rata hasil skor siswa mengalami peningkatan
sesuai dengan model penelitian tindakan kelas
jumlah skor sebesar 26,5. Data di atas juga
yang disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart yang
menunjukkan bahwa pada 12 siswa yang
terdiri
mempunyai nilai skor rendah pada pre-test atau
Prosedur
pelaksanaan
dari
penelitian
tahap
perlakuan/tindakan
dan
perencanaan,
pengamatan,
serta
sebelum dilakukan tindakan telah mengalami
refleksi (dalam Suwarsih Madya, 2007: 67).
peningkatan skor yang berbeda-beda tingkatan
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
setelah tindakan dilakukan. Dari hasil ini dapat
Data
disimpulkan bahwa hasil pre-test dan post-test Pengumpulan
prososial
siswa
data ini
menggunakan kepemimpinan,
terkait
perilaku
adalah tidak sama atau berbeda nyata yang
dilakukan
dengan
berarti bahwa tindakan yang dilakukan berhasil
skala observasi,
keterampilan serta
dilengkapi
dengan wawancara kepada guru dan siswa. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini
secara signifikan. Pembahasan Masa
remaja
merupakan
tahapan
perkembangan yang penting dalam kehidupan manusia. Pada masa ini remaja mengalami
terdiri dari data kuantitatif sebagai data utama
banyak perkembangan
bagi
bidang dfisik,
dan data kualitatif sebagai data pendukung. Data
intelektual, emosi, dan sosial. Menurut Hurlock
kuantitatif diperoleh dari skala keterampilan
(1980: 206) masa ramaja yang diartikan lebih luas yaitu mencakup seluruh perkembangan
6
Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-5 2016
remaja baik perkembangan fisik, intelektual,
kepemimpinan
emosi dan sosial. Santrock (2007: 20) juga
negaitif. Kepemimpinan positif yang ada di
menambahkan
remaja
sekolah seperti seorang ketua OSIS, ketua
(adolescence) sebagai periode transisi dari masa
ekstrakurikuler, dan juga ketua kelas, sedangkan
kanak-kanak ke masa dewasa, yang melibatkan
kepemimpinan negatif yang ada di sekolah
perubahan-perubahan
dan
seperti seorang ketua gank. Saat ini sudah
sosial emosional. Hurlock (Rita Eka Izzaty, dkk,
banyak sekolah yang mengembangkan sifat
2008: 125) mengatakan bahwa masa remaja
kepemimpinan muridnya sejak dini dengan
merupakan usia yang menimbulkan ketakutan
berbagai cara seperti SMA Negeri 1 Pakem.
bahwa
masa
biologis,
kognitif
atau kesulitan dimana sering timbul pandangan
positif
dan
kepemimpinan
Permasalahan
keterampilan
yang kurang baik atau bersifat negatif terhadap
kepemimpinan siswa kelas XI MIPA 1 SMA
diri yang dapat mempengaruhi sikap remaja
Negeri 1 Pakem salah satunya dapat ditingkatkan
terhadap dirinya. Pada masa ini sekolah lembaga
dengan cara diskusi kelompok kecil (buzz-
yang paling penting dalam membantu remaja
group). Hal tersebut sesuai dengan pendapat
untuk
Slameto (2001:104) kelebihan diskusi kelompok
mengoptimalkan
perkembangan sebagai peran
yang
lembaga yang
vital
perkembangan-
dialaminya.
pendidikan agar
siswa
Sekolah
kecil adalah untuk memupuk kepemimpinan dan
mempunyai
memungkinkan pembagian tugas kepemimpinan.
mencapai
Cara pelaksanaan
buzz-group
seperti
guru
perkembangan yang optimal. Menurut Kartini
memberi pengarahan pada siswa terkait dengan
Kartono (2005: 267) kemajuan bangsa Indonesia
masalah
di kemudian hari akan ditentukan oleh kaum
tersebut juga dapat ditentukan bersama antara
muda yang mampu mengembangkan diri dalam
guru
bidang keilmuan dan kepemimpinan. Jiwa
membentuk
kepemimpinan hendaknya ditanamkan sejak dini
memilih
dalam
oleh
pemimpin), mengatur posisi duduk, ruangan, dan
lingkungan sekitar, seperti keluarga, sekolah,
sarana prasarana. Guru meminta pemimpin
maupun
merupakan
kelompok untuk melanjutkan diskusi. Ketika
tempat individu menimba ilmu baik dalam hal
tiap-tiap kelompok berdiskusi, guru berkeliling
pengetahuan
dari satu kelompok ke kelompok lain (jika lebih
diri
individu
dan
teman-teman.
didukung
sekolah
maupun
mengembangkan
yang akan didiskusikan. Masalah
dan
siswa.
Guru
kelompok-kelompok
pemimpin
diskusi
diskusi,
(ketua,
kepemimpinan. Menurut Anthony C. Andenoro
memberi dorongan dan bantuan agar anggota
(2013:
kelompok dapat aktif berdikusi. Setelah selesai
seorang
kepemimpinan
diskusi,
Tanggung
mengembangkan
diskusinya dalam kelompok besar ( kelompok
pemimpin yang kuat didasarkan pada nilai-nilai,
kelas) dan siswa dari kelompok lain dapat
perspektif, dan kompetisi dalam mengatasi
memberikan
masalah. Kepemimpinan disekolah ada dua yaitu
penjelasan
untuk
kelompok
ketertiban,
penting untuk mengatur masa depan bangsa. jawab
tiap
menjaga
dan
dari
kualitas
kelompok)
siswa
kepribadian, salah satunya mengembangkan jiwa
5)
satu
memimpin
tanggapan. terkait
melaporkan
Guru
laporan
hasil
memberikan
tersebut.
Siswa
Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan .... ( Romadlona Komarudin) 7
mencatat
hasil
laporan
dilaksanakan oleh Devi Rohmawati. Penelitia ini
dikumpulkan pada guru. Tatiek Romlah (2006:
menunjukkan bahwa diskusi kelompok (buzz-
28) juga mengungkapkan pelaksanaan diskusi
group) dapat meningkatkan kecerdasaan emosi,
kelompok terdapat seorang pemimpin yang
hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya
bertugas mengatur jalannya diskusi agar tujuan
skor rata-rata kecerdasan emosi siswa pada tiap
dari
tindakannya. Padahal kecerdasan emosi terdapat
diskusi
diskusi
dan
kelompok
hasil
dapat
tercapai.
Keterampilan kepemimpinan yang efektif dinilai
dalam
sebagai hal yang diperlukan untuk meraih sukses
kepemimpinan. Oleh karena itu, peneliti memilih
secara kompleks dan cepat (McKinley, 1993: 76-
menggunakan
83)
meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
salah
siswa
dapat
keterampilan
untuk
meningkatkan
aspek
metode
keterampilan
buzz-group
untuk
Berdasarkan permasalahan yang dialami
bahwa diskusi kelompok kecil (buzz-group) diberikan
satu
melalui
penyebaran
kepemimpinan,
data observasi
skala dan
keterampilan kepemimpinan siswa. Pelaksanaan
wawancara, peneliti menggunakan buzz-group
diskusi kelompok terdapat seorang pemimpin
dengan tiga topik, yaitu memahami orang lain,
yang bertugas mengatur jalannya diskusi agar
kestabilan emosi, dan percaya diri sesuai dengan
tujuan dari diskusi kelompok dapat tercapai
kebutuhan
(Tatiek Romlah, 2006: 28). Dengan kata lain
dengan topic memahami orang lain membantu
siswa ada yang menjadi pemimpin diskusi
siswa dalam bersosialisasi dan berhubungan
kelompok kecil dan pemimpin diskusi dengan
lebih baik dengan teman-temannya. Buzz-group
tujuan yang jelas dan terencana.
dengan topik kestabilan emosi membantu siswa
Kegiatan diskusi kelompok kecil (buzz-
dan
kondisi
siswa.
Buzz-group
untuk lebih dapat mengendalikan emosi. Buzz-
group) dalam pemilihan masalah, masalah itu
group
dengan topik percaya diri membantu
berasal dari siswa sendiri. Dalam kegiatan
siswa
menumbuhkan
sekolah diskusi kelompok kecil (buzz-group)
kemampuan yang dia miliki.
masih
jarang
pertimbangan mencapai
dilakukan
dan
efektivitas
kegiatan
tujuan
yaitu
atas
dasar untuk
rasa
percaya
pada
Melalui buzz-group siswa difasilitasi mengenai
meningkatkan
keterampilan
meningkatkan
kepemimpinan. Pada kegiatan penelitian yang
keterampilan kepemimpinan siswa. Menurut
berlangsung, siswa terlihat belum menguasai
Slameto (2001: 104) salah satu kelebihan dari
emosi yang dialami, misalnya pada siswa NR
metode
terlihat
buzz-group
yaitu
memupuk
masih
mempunyai
keterampilan
kepemimpinan dan memungkinkan pembagian
kepemimpinan yang rendah, dapat dilihat bahwa
tugas kepemimpinan.
siswa NR belum bisa menguasai perasaan dan
Merujuk pada penelitian yang dilakukan
situasi ketika pendapat yang dia sampaikan tidak
sebelumnya mengenai pengaruh metode buzz-
diterima oleh orang lain. Setelah kejadian itu NR
group
terhadap kecerdasan emosi pada siswa
mengalami kehilangan semngat dalam berdiskusi
kelas
VIII
dan memilih diam. Setelah ketua kelompok
SMP
N
2
BERBAH
yang
8
Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-5 2016
meminta pendapat NR untuk pertanyaan lainnya
didukung
siswa NR awalnya menolak dan anggota lain
keterampilan kepemimpinan dari hasil observasi
juga
yang menunjukkan perubahan positif dalam
meminta
pendapatnya
NR
mengutarakan
akhirnya
aspek-aspek
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain
mengutarakan pendapatnya sehingga NR dapat
itu, hasil wawancara menunjukkan bahwa aspek
menguasai perasaan dalam pikirannya dan mulai
kognitif dan afektif mengalami perubahan yang
mengikuti kegiatan kembali. Hal ini sejalan
positif. Adapun temuan lain dari penelitian ini
dengan pendapat Sudjana (2015: 124) mengenai
adalah setelah siswa memahami keterampilan
kelebihan
satunya
kepemimpian melalui buzz-group, siswa mampu
menumbuhkan suasana yang akrab, penuh
mengembangkan keterampilan kepemimpinan
perhatian terhadap pendapat orang lain dan
ketika didalam organisasi sekolah maupun
mungkin akan menyenangkan. Selain itu J. J.
dilingkungan luar sekolah.
buzz-group
(2000:
70)
NR
munculnya
mau
Hasibuan
dan
untuk
dengan
salah
berpendapat
bahwa
Dengan demikian tujuan penelitian ini
kelebihan buzz-group anggota kelompok sering
dapat tercapai yaitu keterampilan kepemimpinan
dimotivasi oleh kehadiran anggota kelompok
siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pakem
lain.
dapat ditingkatkan melalui metode buzz-group. Setelah tindakan diberikan pada siklus
pertama salah satu siswa MBS menyampaikan bahwa melalui buzz-group
dapat memupuk
keterampilan kepemimpinan dan memahami cara menyelesaikan masalah serta membantu dalam
Adapun hasil peningkatannya sebagai berikut: 1. Hasil pre-test sebelum siswa diberi tindakan adalah 12 siswa berkriteria rendah dan 20 siswa lainnya berkriteria sedang. 2. Hasil
setelah
diberikan
tindakan
hal pengendalian emosi. Hal ini senada dengan
menunjukkan bahwa siswa yang berkriteria
Slameto (2001: 104) kelebihan buzz-group
tinggi berjumlah 4 orang. Seluruh siswa
untuk
dan
kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pakem
memungkinkan pembagian tugas kepemimpinan.
terlibat dan mempratekkan metode buzz-
Selain itu Roestiyah (2012: 6) mengungkapkan
group dari topik satu hingga tiga.
memupuk
kepemimpinan
tujuan buzz-group membantu siswa belajar berpartisipasi
dalam
pembicaraan
untuk
memecahkan masalah.
yaitu
3. Hasil pre-test menunjukkan skor skala keterampilan kepemimpinan terendah siswa sebesar 80 dengan kriteria rendah, setelah
Tindakan yang diberikan kepada siswa
dilakukan tindakan skor siswa meningkat
keterampilan
menjadi 121 dengan kriteria sedang.
kepemimpinan
dengan
metode buzz-group ternyata mampu memberikan
4. Hasil
observasi
menunjukkan
bahwa
peningkatan skor pada skala keterampilan
peningkatan pada aspek kognitif memiliki
kepemimpinan dan meningkatkan keterampilan
presentase 27%, pada aspek afetif memiliki
kepemimpinan siswa kelas XI MIPA 1 SMA
presentase 27%, dan pada aspek psikomotor
Negeri 1 Pakem sehingga siswa mempunyai
memiliki presentase 33%.
keterampilan kepemimpinan yang positif. Hal ini
Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan .... ( Romadlona Komarudin) 9
5. Hasil wawancara menunjukkan peningkatan
1. Observasi
hanya
dilakukan
pada
saat
secara positif dalam aspek kognitif dan
pelaksanaan proses tindakan dikarenakan
afektif.
peneliti tidak bisa mengikuti kegiatan siswa
6. Berdasarkan hasil uji beda (uji t) terlihat
di luar kelas.
bahwa t hitung adalah -16.615 (tanda min
2. Hasil penelitian yang dilakukan pada satu
menunjukkan peletakkan pre-test dan post
kelas belum dapat menggambarkan kondisi
test dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05
keterampilan kepemimpinan siswa secara
maka hipostesis rata-rata pre-test dan post-
menyeluruh khususnya untuk semua kelas XI
test sama atau tidak berbeda secara nyata
SMA Negeri 1 Pakem.
ditolak dengan demikian dapat disimpulkan
SIMPULAN DAN SARAN
bahwa hasil pre-test
SIMPULAN
dan post-test adalah
tidak sama atau berbeda nyata yang berarti
Berdasarkan hasil penelitian yang
bahwa tindakan yang dilakukan berhasil
dilakukan dapat disimpulkan bahwa diskusi
secara signifikan.
kelompok
kecil
(buzz-group)
dapat
Dari uraian pembahasan hasil penelitian
meningkatkan keterampilan kepemimpinan
di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1
penggunaan
Pakem.
metode
meningkatkan
buzz-group
Kegiatan
buzz-group
dalam
kepemimpinan
penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus.
siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pakem.
Pembahasan disetiap siklus berbeda-beda
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa
yaitu siklus I tentang kestabilan emosi, siklus
terdapat peningkatan kemampuan keterampilan
II tentang percaya diri, dan siklus III tentang
kepemimpinan siswa kelas XI MIPA 1 SMA
mempercayai
Negeri 1 Pakem melalui metode buzz-group. Hal
metode buzz-group untuk meningkatkan
ini sesuai dengan pendapat Jacobsen Eggen,
keterampilan kepemimpinan dimulai dengan
Kauchak, dan Dulaney (dalam Tatiek Romlah,
(1)
2006: 89) tujuan metode buzz-group, yaitu: (a)
Pembentukan kelompok kecil, (3) Pemilihan
mengembangkan keterampilan kepemimpinan,
ketua
(b) merangkum pendapat kelompok; (c) guna
kelompok, (4) Pembahasan permasalahan
mencapai suatu persetujuan kelompok; (d)
disetiap kelompok kecil, (5) Pembahasan di
belajar menjadi pendengar aktif; (e) mengatasi
kelompok besar. Hasil pre-test rata-rata
perbedaan-perbedaan
(f)
keterampilan kepemimpinan siswa yaitu 100,
untuk
dengan aspek kognitif 49%, aspek afektif
memparafrase; (g) belajar mandiri; dan (h)
47%, dan aspek psikomotor 43%, dan
mengembangkan
keterampilan kepemimpinan 46%, kemudian
mengembangkan
keterampilan
dapat
dengan
tepat;
keterampilan
kemampuan
menganalisis,
orang
Pemilihan
lain.
pemimpin
kelompok
kecil
Pelaksanaan
diskusi,
dan
(2)
sekretaris
mensintesis, dan menilai.
dilakukan siklus I dengan metode buzz-group
Keterbatasan Penelitian
yang membahas mengenai kestabilan emosi
Keterbatasan penelitian ini antara lain:
menghasilkan
peningkatan
pada
aspek
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-5 2016
kognitif 16%, aspek afektif 13%, aspek
mengikuti kegiatan dengan metode diskusi,
psikomotor
karena
19
%,
dan
keterampilan
berguna
bagi
siswa
dalam
kepemimpinan 17%. Berdasarkan hasil siklus
mengembangkan
I
tercapai
kepemimpinan siswa. Hal tersebut akan
sehingga perlu dilakukan siklus II yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa
membahas tentang percaya diri diperoleh
dimasa mendatang.
kriteria
keberhasilan
belum
hasil peningkatan dalam aspek kognitif 9%, aspek afektif 13%, aspek psikomotor 10%, dan
keterampilan
kepemimpinan
keterampilan
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
11%.
selama proses penelitian bisa dijadikan
keriteria
alternative solusi bagi guru bimbingan
sehingga
konseling agar siswa lebih dekat lagi
dilakukan siklus III yang membahas tentang
hubungannya dengan guru bimbingan dan
mempercayai
menghasilkan
konseling, yaitu dengan memberikan layanan
keterampilan
bimbingan dengan metode diskusi kelompok
Berdasarkan
hasil
keberhasilan
belum
siklus
tercapai
orang
peningkatan
II
lain
skala
kepemimpinan sebesar 126,5. Peningkatan dalam aspek kognitif 27%, aspek afektif 27%,
aspek
psikomotor
33%
kecil (buzz-group) kepada siswa.. 3. Bagi Sekolah
dan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
keterampilan kepemimpinan 29%. Hasil
selama proses penelitian dapat memberikan
tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
nilai tambah yang positif bagi sekolah dalam
keterampilan kepemimpinan siswa selalu
membantu guru dan tenaga kependidikan
meningkat setiap siklus.
lainnya
dalam
mengatasi
masalah
Hal ini juga didukung dengan hasil
pembelajaran dengan metode buzz-group,
observasi dan wawancara. Peneliti berhasil
serta diharapkan dapat meningkatkan sikap
melaksanakan
professional
tujuan
penelitian
penelitian,
sesuai
yaitu
dengan
keterampilan
kepemimpinan siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Pakem mengalami peningkatan melalui metode buzz-group.
pendidik
dan
tenaga
kependidikan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Upaya
peningkatan
kepemimpinan
keterampilan
melalui
diskusi
kelompokkecil (buzz-group) dapat dilakukan
SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
lebih kreatif dan inovatif karena metode ini
yang diungkapkan di atas, maka terdapat
dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan
beberapa saran sebagai berikut:
dan kebutuhan siswa.
1. Bagi Siswa Terbukti kelompok
bahwa kecil
metode (buzz-group)
diskusi dapat
meningkatkan keterampilan kepemimpinan, maka disarankan kepada siswa untuk selalu
DAFTAR PUSTAKA Anthony C. Andenoro. (2013). The Inaugural naional Leadership Education Research Agenda: A New Direction for the Field. Jurnal of Leadership
Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan .... ( Romadlona Komarudin) 11
Education.University of Florida. Volume 12 halaman 5. Devi
Rohmawati. (2014). Peningkatan Kecerdasan Emosi Melalui Diskusi Kelompok (buzz-group) Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Berbah. S1 thesis, Fakultas Ilmu Pendidikan.
Harbani Pasolong. (2013). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta. J. J. Hasibuan dan Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kartini Kartono. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Kartini
Kartono. (2011). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
McKinley, Billy G., Robert J. Birkenholz, and Bob R. Stewart. (1993). Characteristics and ecperiences related to the leadership skills of agriculture students in college. Journal of Agricultural Education 34.4. Rita Eka Izzaty, Siti Partini Suardiman, Yulia Ayriza, Purwandari, Hiryanto, Rosita E, Kusmaryani. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press Roestiyah N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Roestiyah N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Slameto. (2001). Proses belajar mengajar dalam SKS. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana S. (2005). Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Poduction. Tatiek Romlah. (2006). Bimbingan kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang Veithzal Rivai. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.