DOWNLOAD THIS PDF FILE

Download KAJIAN BUDIDAYA IKAN RAINBOUW (Melanotaenia parva). DI BALAI PENELITIAN ... penanganan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengendalian h...

0 downloads 282 Views 739KB Size
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

KAJIAN BUDIDAYA IKAN RAINBOUW (Melanotaenia parva) DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK, JAWA BARAT *

Herman Yulianto* Fadli Dzil Ikrom** , Staf Pengajar Budidaya Perairan Unila ** Mahasiswa Budidaya Perairan Unila Abstract

Rainbow fish (Melanotaenia parva) is original endemic fish originated from Papua. This fish is fancied due to its beauty and uniqueness. The purposes of this general practice of rainbow fish (Melanotaenia parva) seeding were the following: (1) to learn the qualified and interesting method of raising of parents, larva, and seedlings of rainbow fish (Melanotaenia parva) originated from Kurumoi Lake; (2) to identify and solve any problems occurring during the activities of general practice of rainbow fish (Melanotaenia parva) such as diseases, pests, and mortality. The method of activities by collecting primary and secondary data using literature approach, observation, interview, and direct practice. The activities were conducted on 1 July until 1 August 2013 in Ornamental Fish Development and Research of Depok, West Java. The process of rainbow fish seeding included the process of parent raising, parent selection, spawning, egg raising, and larva and fry raising. Some matters determining the seeding were contained preparation, water quality handling, feed management, and pest and disease control. Keyword : Rainbow, Ornamental fish Abstrak Ikan rainbow (Melanotaenia parva) atau ikan pelangi adalah ikan asli endemik yang berasal dari Papua. Ikan ini digemari karena keindahan dan keunikannya.Tujuan dilaksanakannya pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia parva) ini adalah sebagai berikut: (1) Mempelajari cara dalam pemeliharaan induk, larva, dan benih ikan rainbow (Melanotaenia parva ) asal danau kurumoi yang berkualitas dan menarik (2) Mampu mengindentifikasi dan memecahkan masalah -masalah yang muncul ketika kegiatan pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia parva) berlangsung seperti penyakit, hama, dan kematian. Metode kegiatan yaitu dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder melalui pendekatan Kepustakaan, Observasi, Wawancara dan Praktek langsung . Kegiatan dilakukan dari 1 juli hingga 1 Agustus 2013 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok. Jawa Barat. Proses pembenihan Ikan Rainbow meliputi dari proses pemeliharaan induk, pemilihan induk, pemijahan, perawatan telur dan perawatan larva dan burayak. Beberapa hal yang menentukan keberhasilan pembenihan yaitu persiapan wadah, penanganan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengend alian hama dan penyakit. Kata kunci : Rainbow, pembenihan

PENDAHULUAN

sangat terbuka, baik pasar domestik,

Budidaya ikan hias air tawar merupakan

salah

satu

usaha

regional maupun internasional.

Hal

ini

oleh

dapat

ditunjukkan

budidaya perikanan dengan prospek

peningkatan ekspor ikan hias dari

yang cerah. Potensi pasarnya masih

tahun 2007

hingga 2011

dengan

79

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

jumlah peningkatan sebesar 23,36%

Pengembangan Budidaya Ikan Hias

(KKP, 2012).

(BPPBIH) Depok dilakukan. Tujuan

Ikan rainbow (Melanotaenia

dilaksanakannya

pembenihan

ikan

parva) atau ikan pelangi adalah ikan

pada ikan rainbow (Melanotaenia

asli

parva) ini adalah sebagai berikut:

endemik

Papua.

yang

Ikan

berasal

dari

ini digemari karena

(1) Mempelajari

cara

dalam

keindahan dan keunikannya. Selain

pemeliharaan induk, larva, dan

itu, ikan

benih

ini juga mudah untuk

dipelihara

dibeberapa

ikan

rainbow

media

(Melanotaenia parva ) asal danau

kolam

kurumoi

tanah,bak beton, dan akuarium. Hasil

menarik

pemeliharaan

penjualan ekspor

seperti

ikan

hias

yang

tahunnya untuk

di

komoditas

meningkat

(2) Mampu

setiap

sebesar

20%

terutama

ikan-ikan

yang

bersifat

mulanya

berkualitas

dan

mengindentifikasi

dan

memecahkan yang

endemik (Said, 2003). Pada

yang

untuk

muncul

masalah-masalah ketika

kegiatan

pembenihan

ikan

rainbow

(Melanotaenia

parva)

ber-

langsung seperti penyakit, hama,

memenuhi kebutuhan terhadap ikan

dan kematian.

Rainbow hanya berasal dari hasil

Pembenihan

tangkapan dari alam. Apabila hal ini

dilaksanakan dari 1 Juli hingga 1

tetap

Agustus 2013, bertempat di Balai

berlangsung

dikhawatirkan

ikan

akan membahayakan kelestarian ikan

Penelitian

Rainbow

Budidaya Ikan Hias, Depok – Jawa

yang

pengetahuan

dan

membudidayakan (Melanotaenia dapat

Adanya

teknologi

ikan

ini.

untuk

ikan

Rainbow

parva)

diharapkan

melestarikan

mempertahankan hidup

di alam.

Berdasarkan

Pengembangan

Barat.

BAHAN DAN METODE

dan

kelangsungan

dan

rainbouw

Metode kegiatan pembenihan di

Balai

Penelitian

dan

hal

Pengembangan Budidaya Ikan Hias,

tersebut, maka kegiatan pembenihan

Depok yaitu dengan mengumpulkan

ikan rainbow di Balai Penelitian dan

data primer dan data sekunder yang

80

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

pelaksanaanya melalui 4 pendekatan,

HASIL DAN PEMBAHASAN

adalah sebagai berikut :

Pembenihan

(1) Kepustakaan : Untuk mendapat-

1. Pemeliharaan Induk

kan referensi, hasil penelitian dan informasi

ilmiah

lainnya



Persiapan Wadah Pemeliharaan

yang

Induk

ikan

rainbow

dapat

mencakup masalah-masalah yang

dipelihara di berbagai media seperti :

ditemukan

pembenihan

akuarium, bak beton, bak fiberglass,

(Melanotaenia

bak kanvas, bak dari terpal, bak

ikan

dalam

Rainbow

parva) .

plastik maupun hapa dalam kolam

(2) Observasi : Pengenalan terhadap lokasi

praktek

lapangan

tanah.

yang

Pemeliharaan

induk

dipelihara

dalam

akuarium berjumlah 9 buah

lokasi unit pembenihan rainbow

yang

masing-masing

(Melanotaenia parva )

50x30x30 cm dengan ketinggian air

menyangkut

keadaan

umum

(3) Wawancara : Dilakukan untuk memperoleh

data

mengenai

pengoperasian dan informasi lain yang

menyangkut

rainbow

dengan

pembenihan mewawancarai

pimpinan

operasional,

lapangan,

staf

pihak-pihak bidang

lain

teknisi

pegawai

dan

yang ahli di

pembenihan

ikan

Rainbow (Melanotaenia parva ) (4) Praktek langsung : Kegiatan yang

sebaiknya

20

kebiasaan

ikan

keluar

dari

Sebaiknya wadah

berukuran

cm

dikarenakan

rainbow

wadah

meloncat

pemeliharaan.

sebelum

digunakan,

pemeliharaan

dicuci

dan

dibersihkan tujuannya agar akuarium terbebas

dari

bibit

penyakit.

Kemudian diisikan air yang telah diendapkan selama 3-4 hari sebelum ikan/induk dimasukkan dan berikan aerasi

pada

pemeliharaan

tiap

induk.

akuarium

Ikan rainbow

dilakukan

langsung

dengan

menyukai sifat air sedikit berkapur

mengikuti

semua proses dan

dan pH air sedikit basa sehingga

kegiatan yang dilakukan selama

dalam

siklus

bahan-bahan yang dapat meningkat-

pembenihan

(Melanotaenia parva).

Rainbow

pemeliharaan

ditambahkan

kan pH air seperti kulit kerang, pecahan batu karang (Nur, 2011 ).

81

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015





Penebaran Induk Ikan hias yang berkualitas salah

Pemberian Pakan Jenis

Pakan

yang

diberikan

bagimana

dalam pemeliharaan induk rainbow

kita melakukan seleksi indukan dan

berupa pakan alami (Chironomus sp)

cara

dan

satunya

ditentukan

perawatannya.

oleh

Induk

dipilih

pakan

buatan

telah

bukaan

mulut

yang telah matang gonad. Biasanya

disesuaikan

induk

sudah

induk rainbow kurumoi. Frekuensi

berumur sekitar 7-8 bulan dengan,

pemberian pakan tiga kali sehari

panjang total ikan 4 -5 cm sudah

yaitu pada pagi hari pukul 08.00

dapat dijadikan induk namun untuk

WIB, siang hari pukul 14.00 WIB

hasil telur dan larva yang dihasilkan

dan pada sore hari pada pukul 16.00

yang matang gonad

belum optimal sebaiknya menggunakan induk yang telah berumur 1 tahun. Selain ukuran dan umur ikan, induk yang sudah matang gonad pun dapat dilihat dari perilakunya yang

dengan

yang

WIB. Pemberian secara

pakan

adlibitum

dilakukan

yaitu pemberian

pakan sampai ikan kenyang. Pakan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

cenderung tidak ingin disaingi. Pemilihan induk yang

ikan rainbow

benar-benar

dipijahkan

siap

sebaiknya

untuk dilakukan

seleksi secara morfologi. Pada induk jantan

memiliki ciri warna

yang

didominasi

warna

tubuh oranye

(a)

kontras dengan bentuk tubuh lebih besar. Sedangkan ciri induk betina yang siap dipijahkan memiliki warna oranye

kemerahan

yang

pudar

dengan bentuk tubuh relative kecil dan bagian perut lebih besar dan membulat.

(b) Gambar 1. Pakan (a) Pelet buatan (b) Cacing darah (Chironomus sp)

82

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

Pakan buatan yang dapat berupa pelet

tenggelam

mempunyai

maupun

terapung

nilai gizi yang

diformulasikan

sesuai

adalah

menjaga

kebersihan

akuarium, kolam pemeliharaan, dan

dapat

peralatan yang digunakan, misalnya

kebutuhan

serokan (seser), airator, tempat pakan

ikan. Untuk ikan kecil, pakan buatan

ikan,

diformulasikan

akuarium lainnya (Susanto, 2000).

dengan

kandungan

protein lebih tinggi, semakin ikan tumbuh

besar

kebutuhan

protein

batu

karang,

Kolam

dan

rendah.

dilakukan

dengan



peralatan

pembersih,

kualitas air harus

dapat

dibersihkan secara mekanik, kimia, atau

Pengelolaan

hiasan

akuarium

yang dibutuhkan kebutuhannya lebih

Pengelolaan Kualitas Air

serta

biologis.

sirkulasi

Cara

dan

memanfaatkan

filter.

seperti

alat

Pembersihan

terus dijaga pada masa pemeliharaan

secara

induk. Penyiponan dapat dilakukan

menggunakan

terus selama 3 hari sekali. Jika dirasa

Blue dan kalium permanganate (PK).

air

Sementara itu, secara biologis, kolam

yang

digunakan terlalu buruk

kimia

mekanik

dilakukan larutan

atau

dilakukan

dengan memanfaatkan organism lain,

Penggantian

air

perlahan-lahan. yang

dilakukan

secara perlahan-lahan dilakukan agar ikan

rainbow

menghadapi

tidak

pergantian

seperti

dapat

Methylene

dapat dilakukan pergantian air yang secara

akuarium

dengan

bakteri

dibersihkan

pengurai)

dan

tanaman air ( Susanto, 2000 ).

stress air

yang

ekstrem (Nasution, 2000).

3. Proses Pemijahan 

Persiapan Media Pemijahan Tempat pemijahan ikan rainbow

kurumoi

2. Hama dan Penyakit Mencegah lebih baik dari pada

(Melanotaenia

menggunakan

akuarium

parva) berukuran

mengobati. Prinsip inilah yang paling

50x30x30cm³ . Akuarium diisi air

tepat

dengan ketinggian 20 cm, diaerasi 24

diterapkan

untuk

mengatasi

setiap gangguan pada penyakit ikan. Tindakan utama

pencegahan

pada

budidaya

yang ikan

paling hias

jam dan pemberian kulit kerang atau pecahan

karang

tujuannya

untuk

meningkatkan ph air. Tujuannya agar kandungan air dalam akuarium yang

83

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

masih baru dapat megendap sehingga

morfologi dapat dilihat pada tabel 1

tidak membuat ikan stress dan agar

berikut :

bakteri dalam akuarium

Tabel 1. Perbedaan Induk Jantan dan Betina Rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) yang sudah matang gonad

tidak dapat

hidup (Hermawaty, 2008). Setelah 24 jam, akuarium digunakan untuk pemijahan. 

Seleksi Induk Dengan

Jantan

memilih

induk

betina

Warna tubuh

Warna lebih kontras dan tajam dan didominasi oleh warna oranye

Berwarna oranye kemerahan yang lebih pudar

Bentuk tubuh

Lebar dan lebih besar. Bentuk perut proporsional

Ramping dan relatif lebih kecil pada bagian perut lebih besar

Tingkah Laku

Lincah (lebih agresif)

Kurang agresif

Bentuk Alat genital Bentuk sirip

Lonjong

Membulat

Sirip punggung berdekatan / sampai pada pangkal ekor

Sirip punggung tidak sampai pada pangkal ekor

dan jantan yang sehat diharapkan akan

menghasilkan

jumlah yang banyak

telur

dalam

dan sperma

yang berkualitas baik. Tappin (2010) mencatat bahwa panjang maksimal ikan

rainbow

kurumoi

di

Betina

alam

umumnya berkisar 9-10 cm. Ikan rainbow kurumoi hasil budidaya di BPPBIH Depok yang telah berumur 7-8 bulan dengan panjang total ikan 4-5 cm sudah dapat dijadikan induk namun untuk menghasilkan produksi telur

maupun

minimal

telah

Penelitian

larva

yang

berumur

Kusrini

menunjukan

1

dkk.

bahwa

baik tahun. (2010)

benih ikan rainbow hingga berumur 8

(delapan)

pemeliharaan

bulan air

memperlihatkan

dalam

media

dengan Ph 7-8 tingkat

perkem-

bangan gonad sudah matang dan induk

telah terseleksi kemudian ditangkap dengan menggunakan serokan ikan yang

jantan

dan

betina yang siap dipijahkan secara

berjaring

merusak

tipis

tubuh

kurumoi. induk

dapat dijadikan induk. Perbedaan

Induk jantan dan betina yang

pemeliharaan

agar

induk

Kemudian ke

memindahkan pemijahan,

dalam

rainbow memasukan

baskom

kedalam dengan

tidak

dan

akuarium

perbandingan

induk jantan dan betina pada tiap

84

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

akuarium

pemijahan

Bentuk

tubuh

adalah

induk

1:1.

rainbow

Panjang

total dan panjang

tubuh diukur dengan menggunakan

kurumoi jantan dan betina dapat

kertas

millimeter

blok,

sedangkan

dilihat pada (Gambar 2) sebagai

untuk

mengukur

berat

total ikan

berikut :

menggunakan

timbangan

digital.

Proses sampling dapat dilihat pada Gambar 3.

(a) (a)

(b) Gambar 2. Induk Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) (a) Jantan (b) Betina Ikan

yang

sudah

(b)

diseleksi

tersebut sebelum dipijahkan akan di sampling

terlebih

dahulu

untuk

mengetahui ukuran tubuhnya yaitu,

(c)

panjang total, panjang badan dan berat

total

dipijahkan.

ikan Ikan

yang

akan

diberok

atau

dipuasakan terlebih dahulu dengan tidak diberi pakan selama satu hari, proses ini dilakukan agar ikan tidak stress.

(d) Gambar 3. Sampling induk. (a) Proses Sampling, (b) Timbangan Digital, (c) Larutan Phenoxy Ethanol, (d) Milimeter blok

85

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

Induk

jantan

dan

betina

betina. Induk jantan akan membawa

terlebih dahulu dibius dengan larutan

induk betina kesudut akuarium dan

penoxyethanol dengan dosis 0,4 ml/2

menghalangi

l air, dengan, ketika ikan telah dalam

Induk

keadaan

pingsan

pengeluaran telur dan menempelkan-

dilakukanlah

pengukukuran

kemudian panjang

nya

jalan

betina pada

induk

akan

selter

betina.

melakukan

(media/substrat

dan bobot tubuh indukan dengan

penempelan telur rainbow kurumoi)

menggunakan kertas milimeter blok

yang telah dipasang sebelumnya, lalu

dan

induk jantan mengeluarkan sperma

timbangan

digital,

setelah

mencatat panjang dan bobot induk

untuk

proses

kemudian

yang

digunakan

memasukan

indukan ke

pembuahan. dalam

Selter proses

dalam baskom yang berisi air baru,

pemijahan rainbow kurumoi dibuat

tujuannya agar indukan cepat sadar

dari tali rafia dengan menggunakan

dan tidak mengalami stress.

pecahan karang sebagai pemberat



pada pangkal selter (Gambar 4). Pemijahan Induk Pemijahan

ikan

rainbow

kurumoi berlangsung secara alami, telurnya

dikeluarkan

sedikit

demi

sedikit (parsial). Hasil penelitian Nur dkk., (2011) diketahui bahwa selama satu bulan pemijahan ikan rainbow

Gambar 4.

Selter yang terbuat dari tali rafia

secara berpasangan dalam akuarium dapat substrat

dilakukan yang

pengangkatan ditempeli

telur

Lingga, dkk (1989),

dalam melakukan proses pemijahan, induk rainbow kurumoi betina akan

sebanyak 5-7 kali. Pemijahan

Menurut

berlangsung

pada

sore menjelang malam hari dan pada waktu pagi hari menjelang matahari terbit. Proses pemijahan terjadi jika induk jantan telah mengejar induk betina dan selalu mendekati induk

menempelkan

telurnya ke substrat

pemijahan. Sebelum dimasukan ke dalam akuarium pemijahan, substrat tersebut terlebih dahulu dibersihkan. Substrat sebelumnya

dari

bahan

tali

di cuci dan

raffia rendam

menggunakan metilene blue selama 86

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

30 ± menit. Sedangkan untuk jenis

telur dapat dilakukan 2 (dua) kali

substrat dari tanaman air terlebih

sehari yaitu pagi sekitar jam 8 s/d

dahulu dibersihkan dan membuang

jam 9 dan pada sore hari sekitar jam

bagia-bagian tanaman air yang telah

3. Jika terdapat telur yang menempel

mati (Nur dan Meilisza,2011).

pada

Ikan

rainbow

kurumoi

substrat,

dipindahkan

substrat

ke

kemudian

dalam

wadah

(Melanotaenia parva) termasuk ikan

penetasan telur. Pengangkatan telur

yang

sebaiknya

memijah

(bertahap). tidak

secara

Telur

yang

dihasilkan

langsung

seluruhnya,

dikeluarkan

tetapi

Pengamatan

parsial

secara

dilakukan

berkala.

setiap pagi,

sebelum

pakan.

Untuk

induk

diberi

mencegah

induk

memakan telurnya maka sebaiknya telur

dipindahkan

dari

akuarium

pemijahan.

siang, sore dan malam hari, dengan

Pengambilan

telur dilakukan

cara melihat media penempelan telur

dengan

rainbow/substrat

dibuat

ukuran panjang dan meyiapkan 1

menyerupai akar tanaman air. Telur

buah gasket yang telah di isi air. Jika

rainbow kurumoi berukuran sangat

telur susah untuk dikeluarkan dari

kecil dan sangat rentan terserang

selter

karena

jamur

melekat

pada

yang

kegagalan

yang

bisa

dalam

menyebabkan

penetasan

telur.

telur

menggunakan

pipet

filamennya selter,

rainbow

tetes

di

yang

pengambilan

dalam

Untuk itu, telur rainbow kurumoi

pemijahan

dibiarkan menetas di dalam wadah

menggunting helaian tali rafia yang

pemijahan

menghasilkan

terdapat telur rainbow. Apa bila telur

larva. Telur rainbow kurumoi akan

telah terambil kemudian memasukan

menetas setelah 7 hari.

kedalam

Ikan

sampai

rainbow

biasanya

memijah sehari setelah pemasangan

dilakukan

wadah

gasket

yang

dengan

berisi

air

bersih. Pengukuran

telur

rainbow

induk dan lebih aktif memijah pada

kurumoi dilakukan di laboratorium

pagi hari, namun pada sianh hari juga

pakan alami dengan menggunakan

dapat terjadi pemijahan (Chumaidi

mikroskop Olympus EX 41 beserta

dkk.,

perangkat komputernya. Pengukuran

2010).

2009;

Nur

dan

Meilisza.,

Pengamatan

ada

tidaknya

diameter

telur

rainbow

kurumoi

87

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

menggunakan

mikroskop

dilengkapi

yang

mikrometer

dengan

pembesaran 25 X. Hasil pengukuran di mikroskop mendapatkan panjang diameter

telur

rainbow

dipijahkan.

kurumoi

No

menetas

Pemijahan 1

Jumlah Telur

1 2 Total

452 378 830

1 2

ikan

rainbow

akan

6-7

hari

setelah

diinkubasikan sejak dikeluarkan oleh

penetasan

Tabel 2. Nilai Daya Tetas Telur HR (Hatching Rate)

Penetasan Telur Telur

nilai

telur dapat dilihat pada Tabel 2.

adalah 0,84 mm. 

Daya

Telur yang menetas 405 308 713

4. Pemeliharaan Larva 

Persiapan Wadah Wadah

induknya (Chumaidi dkk., 2009; Nur

pemeliharaan

larva

dkk., 2009).Telur yang telah menetas

pada pembenihan ini berupa wadah

kemudian

larva

plastik berdiameter 35 cm sebanyak

dihitung terlebih dahulu agar daya

9 buah dengan diisi air setinggi 5 cm.

tetas telur Hatching Rate (HR) dari

Sebelum larva dipindahkan ke wadah

ikan

pemeliharaan

berubah

menjadi

Rainbow

diketahui

tersebut

jumlahnya

dapat

berdasarkan

𝐻𝑎𝑡𝑐ℎ𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑒 Jumlah telur yang menetas = × 100% Jumlah total telur

yang

tertera

pada

Tabel 8 wadah inkubasi berjumlah sembilan

sesuai

pasangan

induk

dengan yang

jumlah

dipijahkan,

berhasil menghasilkan telur sebanyak 830

buah

kemudian

dari

yang

diamati telur menetas sebanyak 713 ekor larva. didapatkan

Pada

pembenihan ini

rata-rata

derajat

wadah

menggunakan

air

bersih kemudian dikeringkan . Pada plastik

Seperti

wadah

dibersihkan terlebih dahulu dengan mencuci

rumus (Hery, 2009) :

larva,

ni

pemeliharaan sebelumnya

wadah dilakukan

pemupukan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan yaitu

kotoran ayam

kering kemudian ditimbang sebanyak 40 gr untuk 1 wadah plastik emudian dibungkus

dalam

waring

yang

berpori-pori kecil, kemudian diikat seperti bentuk kantung. Pemupukan dilakukan tiga hari sebelum tebar larva.

penetasan telur sebesar 85% dari sembilan pasang induk yang telah 88

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

Pemupukan tujuan untuk

dilakukan dengan

menumbuhkan pakan

alami berupa Rotifera sebagai pakan

dipanen mencapai 632ekor dengan persentase

telur

habis

sebesar

Penebaran

larva

dilakukan

mulai

pada sore atau pagi hari dikarenakan

mencari pakan yang sesuai dengan

saat itulah suhu lingkungan rendah

bukaan

adanya

agar larva tidak stress dan dapat

pemupukan pakan alami di wadah

beradaptasi dengan lingkungan yang

pemeliharaan

baru.

mulutnya

larva

didapat

88,63%.

larva yang baru menetas. Setelah kuning

yang

dengan

larva

akan

selalu

Seperti yang

terlihat

pada

tersedia.

gambar wadah pemeliharaan larva



dibawah

Penebaran Larva Larva

Rainbow

berukuran

sangat kecil dengan panjang 0,4-0,5 cm begitu yang

juga

nantinya

pakan yang selama

ukuran

ini

ditempatkan

wadah

plastik

luar

ruangan

pada

(outdoor).

mulutnya

berkaitan

dengan

tepat untuk diberikan

masa

pemeliharaan

larva

(Murniasih dkk, 2011). Larva ikan rainbow

sudah

mulai

kehabisan

kuning telur pada umur 3-4 hari setelah

menetas.

Setelah

kuning

Gambar 5. Wadah plastik Pemeliharaan Larva Larva yang dipelihara diluar

telurnya habis pada fase inilah masa kritis

larva

sehingga

dilakukan

pengamatan ketahanan hidup. Data SR dapat dilihat pada tabel 9. Tingkat larva

dapat

kelangsungan dihitung

hidup dengan

menggunakan rumus 𝑆𝑅 =

𝐽𝑚𝑙. 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛 𝐽𝑚𝑙. 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠

Jumlah sebanyak

713

larva ekor

ruangan

(outdoor)

wadah

plastik

ini

ditempat

yang

bebas

matahari

langsung

hujan

karena

yang

ditebar

dan

setelah

larva

ditempatkan dari

dan

sinar

terbebas

yang

baru

menetas sensitive dengan perubahan lingkungan

𝑥 100%

menggunakan

dikhawatirkan

larva

mengalami stress.

89

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015



Sebelum larva dimasukkan ke

Pemberian Pakan Larva ikan Rainbow sudah

dalam wadah pemeliharaan, wadah

mulai kehabisan kuning telur pada

terlebih

umur

dibersihkan

3-4

hari

setelah

menetas.

dahulu

dicuci

kemudian

dan

diisi

air.

Setelah kuning telurnya habis maka

Tinggi air dalam wadah kurang lebih

larva

alami

5 cm, air yang digunakan adalah air

berukuran lebih kecil dari bukaan

yang telah diendapkan minimal 2-3

mulutnya. Selain itu larva memiliki

hari. Apabila air terlihat kurang baik

alat

dikarenakan sisa pakan, kotoran ikan

harus

diberi

pencernaan

berkembang

pakan

yang

belum

sempurna

sehingga

dan

larva

pakan alami menjadi pilihan utama

penyiponan

untuk

memenuhi

yang baru.

nutrisinya.

Selain

kebutuhan

mudah

ukuran

dan

mati

dilakukan

penambahan

air

dicerna,

pakan alami mengandung enzim dab mempunyai

yang

yang

5. Pencegahan Hama dan Penyakit Mencegah

dapat

lebih

baik

dari

disesuaikan dengan ukuran bukaan

pada mengobati. Prinsip inilah yang

mulut.

paling Larva

umur

2

(dua) hari

tepat

mengatasi

diterapkan

setiap

gangguan

untuk pada

alami

penyakit ikan. Tindakan pencegahan

atau

rotifer

yang paling utama pada budidaya

hari

diberi

ikan hias adalah menjaga kebersihan

pakanberupa kutu air (Moina sp.).

akuarium, kolam pemeliharaan, dan

Pakan diberikan 3 (tiga) kali sehari

peralatan yang digunakan, misalnya

yaitu pagi,

serokan

sudah

dapat

berupa

diberi pakan

infusoria

sedangkan

11-30

siang dan sore hari,

(seser),

aerator,

tempat

pemberian pakan dilakukan sedikit

pakan ikan, batu karang, serta hiasan

demi sedikit hingga larva sudah tidak

akuarium lainnya.

mau

makan

lagi.

Setelah

Hama

larva

dalam

pemeliharaan

berumur 1 (satu) bulan dilakukan

ikan Rainbow dikolam adalah larva

penyortiran

capung,

ukuran

selanjutnya

dipelihara pada wadah pembesaran.

keong mas,

ikan gabus,

katak dan ular. Hama dapat dicegah dengan

cara

pengeringan

90

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

wadah/kolam/akuarium sebaiknya

disaring.

kebersihan

dan

air

steril

Selain

itu

zooplankton lainnya.

sekitar

tempat

artinya

tidak

Pemupukan

mengandung

dengan

dosis

pupuk kotoran ayam 1kg dengan

pemeliharaan ikan perlu dijaga.

campuran jerami untuk 1000 L air 6. Kultur Pakan Alami

selanjutnya

dilakukan



fitoplankton.

Setelah

Persiapan Wadah Kultur Wadah untuk

kultur Rotifer

dilakukan

dapat berupa fiberglass yang telah di

(rotifer) .

keringkan,

inokulasi

inokulasi 5

hari,

zooplankton

disikat dan dikeringkan

agar wadah terbebas dari kotoran dan penyakit. Dalam kultur Rotifer ini bak

yang

dipilih

adalah

bak

fiberglass

dengan

ukuran

Bak

fiberglass

ini

berukuran

(a)

dengan

diameter 2 m dan ketinggian bak mencapai 80 cm dengan ketinggian air 60 cm. 

(b)

Kultur Rotifer Penyediaan

pakan

alami

berupa rotifer merupakan faktor yang penting dalam menunjang kegiatan pembenihan

rainbow

karena

merupakan pakan alami awal yang dimanfaatkan

oleh

larva

rainbow.

Sebelum

zooplankton

sebaiknya

(c)

ikan kultur terlebih

dahulu dilakukan kultur fitoplankton. Syarat yang dibutuhkan untuk kultur fitoplankton adalah air benar-benar

(d) Gambar 6.

Proses Pemupukan (a) Pupuk kandang, (b) Pupuk ditimbang, (c) pupuk ditebar, (d) pemberian inokulan rotifer

91

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

Seperti

yang

terlihat

pada

Gambar 6 media yang berupa pupuk

alami berupa Infusoria, Rotifera, dan Moina.

kandang

setelah

ditimbang

d. Pencegahan

dibungkus

dengan

menggunkan

pembenihan

penyakit ikan

pada Rainbow

waring kemudian diikat Pupuk dan

dengan menjaga kebersihan alat

terakhir pupuk ditebar ke dalam bak

dan

kultur fiberglass. Dalam tujuh

pengelolaan

rotifer rotifer

hari

sudah dapat dipanen. Agar melimpah

maka

wadah

budidaya kualitas

air

dan yang

baik

harus

menambahkan ketersediaan makanan

DAFTAR PUSTAKA

dengan cara pemupukan ulang dalam

Chumaidi, B. Nur, Sudarto, L. Poyaud dan J. Slembrouck. 2009. Pemijahan dan Perkembangan Embrio Ikan Pelangi (Melanotaenia spp)Asal Papua, Jurnal Perikanan (J. Fish.Scl) XI(2): 131-137.

kurun

waktu

4

hari

setelah

pemupukan pertama dengan dosis setengah dari pemupukan pertama.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Pemilihan

Induk

untuk

pembenihan ikan rainbouw harus

Hermawaty, D 2008. Prosedur pemijahan Ikan atau Budidaya Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons ). Bandung. Institut Teknologi Bandung.

memperhatikan umur (7 bulan -1 tahun), ukuran (4-10 cm) dan tingkat kematangan gonadnya. b. Telur

ikan

Rainbouw

akan

menetas setelah 7 hari dengan rata rata prosentase penetasan 85% c. Pemeliharaan

larva

ikan

Rainbouw setelah 3 hari dengan kombinasi

pemberian

pakan

Hery, A. 2009. Pembenihan Ikan Rainbow (Melanotaenia spp). Asal Sungai Misool di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok, Jawa Barat. Universitas Lampung. Lampung Kusrini E., Priyadi, G.S. Wibawa & I Insan. 2010 Pengaruh Ph terhadap perkembangan gonad rainbow sawiat (Melanotaenia sp.) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 403-407.

92

PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

KKKP.2012.http://www.kkp.go.id/ik anhias/index.php/news/c/47/ Mendongkrak-DevisaNegara-Melalui-Ekspor-IkanHias Lingga, P. 1989. Pembenihan Ikan Rainbow. Jakarta. Penebar Swadaya, Murniasih, S., T. Kadarini & M. Zamroni. 2011. Laju penyerapan kuning telur dan bukaan mulut awal larva ikan rainbow merah (Glossolepsis incises). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 37-42.

Nur, B., & G.S. Wibawa. 2011. Pola Reproduksi Ikan Pelangi Fasin (Melanotaenia fasinensis). Prosiding. Konferensi Akuakultur Indonesia 2011. MAI : 312319 Said, D. S. 2003. Petunjuk Teknis “Beternak Ikan Hias (Rainbow), Yok !”. Pusat Penelitian Limnologi-LIPI : Bogor.

Nasution, S.N.. 2000. Ikan Hias Air Tawar : Rainbow. Jakarta. Penebar Swadaya.

Said, D.S. 2003. Studi Kromosom Ikan Pelangi (Melanotaenia lucustris). 'Pusat Penelitian Limnologi – LIPI. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institute pertanian Bogor, Fakultas MIPA, Universitas lndonesia

Nur

Susanto

B., & N. Meilisza. 2010. Pendederan Benih Ikan Pelangi (Melanotaenia boesmani) dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional Perikanan 2010, Bidang Budidaya Perikanan. Sekolah Tinggi Perikanan. 55-60.

2000. Koi. Penebar Swadaya. Cipondoh.

Tappin, A. R., 2010. Rainbowfishes: Their Care and Keeping in Captivity. [email protected] .au. Copyright. 493 hal.

93