PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL JAWA NI KADEK ARIS RAHMADANI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to increase gross motor skills in group B TK Pertiwi Trenggalek through traditional Java games. Gross motor skills that will be assessed are aspects of locomotor movements include running and walking, nonlocomotor movement include standing, holding and bending, and manipulative movement include catch and roller. The research used action research method according Kemmis and Taggart made two cycle consisiting of 16 sessions. The cycle consists of planning,action, observation, and reflection. Before the research begin, preaction research conducted to find out the results of the initial percentage of gross motor skills. The data collected result early gross motor skills, first cycle and second cycle. The final results of the research that gross motor skills of children in group B increased, which began pre-action gained 25%, the kucing dan tikus game first cycle of 58.33% and roda gelinding game, the first cycle of 50% and the games second cycle reaches 100%. Keywords: Gross Motor Skill, Tradisional Java Game, Action Research.
Abstrak: Tujuan penelitian untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui permainan tradisional Jawa dan mengetahui peningkatan keterampilan motorik kasar kelompok B di TK Pertiwi Trenggalek melalui permainan tradisional Jawa. Keterampilan motorik kasar yang akan dinilai adalah aspek gerak lokomotor meliputi berlari dan berjalan, aspek gerak nonlokomotor meliputi berdiri, memegang dan membungkuk, serta aspek gerak manipulatif meliputi menangkap dan menggelindingkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart dengan dua siklus yang terdiri dari 16 pertemuan. Siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum penelitian dilakukan, diadakan penelitian pratindakan untuk mengetahui hasil prosentase keterampilan awal motorik kasar. Data yang diperoleh dari penelitian pratindakan, siklus I, siklus II. Hasil akhir dari penelitian memaparkan bahwa keterampilan motorik kasar anak kelompok B meningkat, yaitu mulai pratindakan memperoleh 25%, permainan kucing dan tikus siklus I sebesar 58,33% dan permainan roda gelinding, siklus I sebesar 50% dan pada kedua permainan siklus II mencapai 100%. Kata kunci: Keterampilan Motorik Kasar, Permainan Tradisional Jawa, Penelitian Tindakan
perkembangan anak, karena perkemPendidikan anak usia dini
bangannya berlangsung secara berke-
merupakan langkah awal anak yang
sinambungan sesuai dengan tahap
sebaiknya mampu mencapai tingkat
perkembangan anak. Perkembangan
305
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
antara anak satu dengan lainnya
(contohnya: bola, botol), berjalan
sangat berbeda karena dipengaruhi
lurus digaris, meniti papan tanpa
oleh faktor internal dan eksternal.
terjatuh, membalikkan badan, me-
Jadi setiap anak akan mengalami
lompat dua kaki ke depan dan
pola
sama.
belakang tanpa terjatuh, berlari zig
Adanya layanan PAUD dengan pro-
zag ketika menggiring bola, meng-
gram TK, peran dan partisipasi anak
giring bola ke arah depan dan
dalam kegiatan tersebut akan me-
meloncat dari rintangan 30 cm.
ningkatkan segala aspek perkem-
Selain
itu,
bangan anak baik melalui kegiatan
masih
bersifat teacher centered,
pembelajaran (calistung) dan juga
partisipasi dan keaktifan anak dalam
kegiatan bermain dan permainan di
kegiatan pembelajaran masih kurang,
sekolah.Hasil observasi yang telah
interakasi anak dan guru saling ber-
dilakukan pada kelompok B di TK
hadapan. Pemahaman anak tentang
Pertiwi Kabupaten Trenggalek sela-
kebudayaan daerah masih kurang,
ma satu minggu yaitu pada tanggal
salah satunya dalam mengenal ber-
12-16 Agustus 2013, menunjukkan
bagai permainan tradisional Jawa
bahwa dari 12 orang anak yang
khususnya daerah Trenggalek.
perkembangan
yang
proses
pembelajaran
memiliki keterampilan motorik kasar
Permainan tradisional Jawa
rendah sebanyak 9 orang anak, yaitu
yang dapat meningkatkan keteram-
sebesar 75%. Keterampilan motorik
pilan
tersebut meliputi adanya anak yang
permainan
belum dapat melakukan kegiatan
engklek, bethengan, gobak sodor,
seperti melompat satu kaki, melom-
kucing dan tikus, ular naga, lempar
pat dengan satu kaki secara bergan-
bola, roda gelinding atau pathil lele.
tian (kanan kiri), berdiri dengan satu
Setiap daerah di Indonesia memiliki
kaki ketika mengambil benda, me-
nama permainan yang berbeda-beda
lompat satu kaki dengan membawa
tetapi cara memainkannya hampir
benda (engklek berjalan), berlari
sama. Selain itu, permainan tradisi-
lurus
onal sangat murah dan sederhana,
dengan
membawa
benda
motorik
kasar,
jamuran,
misalnya boi-boian,
306
Peningkatan Keterampilan Motorik Ni Kadek Rahmadani
biasanya
menggunakan
alat-alat
nentukan
kebutuhan
keterampilan
sederhana dari lingkungan sekitar
motorik kasar di prasekolah dan SD
yang mudah didapat atau tanpa
awal pada anak yang gemuk dan
menggunakan alat kita sudah bisa
menunjukkan perbedaan antara ke-
memainkannya.
dua kelompok. Metode yang diguyang
nakan adalah analisis dua jalur
berhubungan dengan keterampilan
(ANOVA) dan deskriptif. Kriteria
motorik
tentang
statistik menunjukkan signifikan. Ha-
Differance Children Gross Motor
silnya penelitian yang dilakukan me-
Skills
of
nunjukkan perbedaan signifikan an-
Preschools (Chow and Lobo, 2013).
tara pelasanaan keterampilan mo-
Penelitian ini berfokus pada tujuan
torik kasar pada anak gemuk di pra-
pendidikan yang mempengaruhi tipe
sekolah dan SD awal. Simpulannya
prasekolah (umum vs privat) dalam
adalah keahlian keterampilan moto-
perkembangan keterampilan motorik
rik kasar anak gemuk rendah jika di-
laki-laki dan perempuan usia 3
bandingkan dengan temannya yang
sampai 6,5 tahun. Para pendidik
bertubuh normal.
Penelitian
kasar
between
relevan
yaitu
Two
Types
memberikan beberapa tes yang men-
Peneliti bersama kolaborator
jadi dasar keterampilan motorik.
bekerja sama dalam meningkatkan
Analisis yang dilakukan untuk meli-
keterampilan motorik kasar melalui
hat usia anak yang menunjukkan
permainan tradisional Jawa. Perma-
keterampilan lokomotor anak yang
inan yang akan dipilih dalam peneli-
berasal dari prasekolah privat lebih
tian ini adalah permainan kucing dan
baik dari pada pra sekolah umum.
tikus dan roda gelinding. Berdasar-
Penelitian relevan berikut-
kan pemaparan latar belakang di atas
nya berjudul Matery Of Gross Motor
maka tujuan penelitian adalah mema-
Skills
Early
parkan proses pembelajaran untuk
Elementary School Obese Children
meningkatkan keterampilan motorik
(Nafiseh dan Saidon, 2014). Pene-
kasar melalui permainan tradisional
litian ini memiliki tujuan untuk me-
Jawa dan mengetahui bahwa melalui.
in
Preschool
and
307
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
permainan tradisional Jawa dapat
dan memanjat. Keterampilan gerak
meningkatkan keterampilan motorik
lokomotor membantu kesadaran anak
kasar pada kelompok B di TK
akan konsep ruang. Pica memapar-
Pertiwi Trenggalek
kan
gerak
manipulatif
sebagai
berikut: “gross motor movements involving
Keterampilan Motorik Kasar Perkembangan motorik ber-
force imparted or received from
arti pengendalian gerakan jasmaniah
objects ... (or) gross motor skill in
melalui kegiatan pusat saraf, urat
which an objects is usually involved
saraf dan otot yang saling terko-
(mani-pulated). This demons-trated
ordinasi (Hurlock, 1997). Keteram-
by pulling, push-ing, lifting, striking,
pilan gerak, meliputi: gerak loko-
throwing, kicking and ball catching”
motor, nonlokomotor, dan mani-
(Jackman, 2012).
pulatif.
Gerak
lokomotor
dapat Setiap aspek keterampilan
dikatakan bahwa keterampilan gerak lokomotor meliputi gerak tubuh yang
ganisasian gerakan otot, baik dalam
berpindah tempat. “Locomotor (fundamental
movement movement)
is the
ability to move the whole body from one place to another. This is demonstrated creeping,
motorik kasar membutuhkan pengor-
by walking,
craw-ling, running,
jumping, hopp-ing, skipping and climb-ing” (Jackman, 2012) Gerak lokomotor adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh dari tempat satu ke tempat lainnya. Contohnya, berguling, merayap, berjalan, berlari, melompat, meloncat
aspek tempat dan waktu. Sebagai indikator
dari
kemahiran
maka
keterampilan diartikan sebagai kompensasi
yang
diperagakan
oleh
seseorang dalam menjalankan suatu tugas yang berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan. Keterampilan motorik kasar adalah keterampilan motorik yang menempatkan sedikit penekanan pada kecermatan dan secara khusus menghasilkan gerakan dari semua anggota badan (Coker, 2004).
308
Peningkatan Keterampilan Motorik Ni Kadek Rahmadani
Berbagai pengertian keteram-pilan
yang seharusnya dapat dimanfaatkan
motorik kasar dari para ahli di atas
dalam
dapat
ke-
jasmani (Pontjopoetro, 2002). Per-
terampilan motorik kasar adalah ge-
mainan tradisional merupakan per-
rakan yang melibatkan sebagian atau
mainan yang dimainkan oleh anak-
semua anggota badan yang membu-
anak Indonesia dengan alat-alat yang
tuhkan pengorganisasian otot-otot
sederhana, tanpa mesin, bahkan ada
besar disertai dengan pengerahan te-
yang hanya bermodal “awak waras”
naga banyak untuk mencapai suatu
atau badan “badan sehat”. Maksud-
tujuan keterampilan yang meliputi
nya, asalkan anak tersebut sehat,
gerak lokomotor, nonlokomotor dan
maka ia bisa ikut permainan. Perma-
manipulatif.
inan ini tidak hanya menggunakan
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
pendidikan
alat yang sederhana tetapi juga bisa Permainan Tradisional Jawa Permainan tradisional adalah jenis permainan yang mengan-
menggunakan badan sudah dapat bermain. Berbagai
pengertian
per-
dung nilai-nilai budaya pada hakikat-
mainan tradisional tersebut dapat
nya merupakan warisan leluhur yang
disimpulkan bahwa permainan tradi-
harus
sional adalah permainan yang memi-
dilestarikan
keberadaannya permainan
liki unsur-unsur budaya yang tumbuh
tradisional terdapat bentuk permain-
dan berkembang dalam masyarakat
an yang sifatnya bertanding (game)
sesuai dengan aturan dan norma adat
dan ada pula yang bersifat lebih
kebiasaan yang diwarisi dan dipe-
mengutamakan untuk kegiatan me-
lihara secara turun temurun baik
ngisi waktu luang sebagai bentuk
menggunakan alat atau tanpa alat
rekreasi atau kesenangan. Permainan
dalam permainannya.
(Ismail,
2006).
Pada
tradisional Indonesia sangat beragam dan cara memainkannya tidak terlalu sulit. Permainan tradisional adalah kekayaan khasanah budaya lokal,
METODE PENELITIAN Metode
penelitian
yang
digunakan adalah penelitian tindak--
309
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
an dengan model Kemmis & Mc.
torik kasar dan mengetahui pening-
Taggart, yang meliputi tahap peren-
katan keterampilan motorik kasar
canaan, tindakan, observasi serta
kelompok B di TK Pertiwi Treng-
kegiatan refleksi. Teknik pengum-
galek melalui permainan tradisional
pulan data menggunakan triangulasi
Jawa.Terdapat
data dan penilaian pada anak.
diperoleh anak pada permainan ku-
peningkatan
yang
cing dan tikus serta roda gelinding HASIL DAN PEMBAHASAN
mulai dari pratindakan, siklus I dan
Tujuan
siklus II dapat dilihat grafik di bawah
penelitian
ini
adalah
memahami proses pembelajaran da
ini:
lam meningkatkan keterampilan mo-
Skor Keterampilan Motorik Kasar
Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
DNF
FSR MGR MAD YPF FWA GKA YAP
SAP
NA
SPW RMP
Subyek
Grafik 1. Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Pratindakan, Siklus I dan II Permainan Kucing dan Tikus
Grafik di atas menggam-
siklus I setelah diberi tindakan
barkan rentang peningkatan keteram-
meningkat menjadi 60, dan pada
pilan motorik kasar dengan per-
siklus II skor maksimal diperoleh 75.
mainan
Skor
kucing
dan
tikus
yang
yang
diperoleh
dari
pra
tindakan dilakukan pada kegiatan pra
tindakan, siklus I, dan siklus II
tindakan, siklus I dan siklus II. Pada
terjadi peningkatan. Tindakan yang
pra tindakan skor nilai rata-rata yang
diberikan melalui permainan kucing
peroleh adalah 30, sedangkan pada
dan
tikus
dapat
menstimulai
310
Peningkatan Keterampilan Motorik Ni Kadek Rahmadani
kemampuan
motorik
kasar
anak
keterampilan motorik kasar dengan
dengan baik, sehingga kemampuan
permainan
roda
gelinding
yang
motorik kasar anak dapat meningkat.
dilakukan
pada
kegiatan
pra
Grafik yang kedua menggambarkan
rentang
peningkatan
Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
60 Skor Keterampilan Motorik Kasar
tindakan, siklus I dan siklus II.
40 Pratindakan
20 0
DNF
FSR
MGR MAD
YPF
FWA GKA
YAP
SAP
NA
Siklus I
Siklus II
SPW RMP Subyek
Grafik 2. Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Pratindakan, Siklus I dan II Permainan Roda Gelinding
Pada pra tindakan skor nilai rata-rata
sional Jawa. Peningkatan pada per-
yang peroleh adalah 25, sedangkan
mainan kucing dan tikus prosentase
pada siklus I setelah diberi tindakan
pada rata-rata pra tindakan sebesar
meningkat menjadi 37, dan pada
59,49%, siklus I 70,63% dan siklus II
siklus II skor maksimal diperoleh 41.
87,74%. Sedangkan pada permainan
Skor
pra
roda gelinding siklus I 70,63%,
tindakan, siklus I, dan siklus II
siklus II 85,51%. Peningkatan pada
terjadi peningkatan. Tindakan yang
kedua permainan sangat baik, karena
diberikan melalui roda gelinding dan
anak-anak lebih antusias dan tertarik
tikus dapat menstimulai kemampuan
terhadap permainan yang baru dibe-
motorik kasar anak dengan baik,
rikan, terutama pada permainan ku-
sehingga kemampuan motorik kasar
cing dan tikus. Selain meningkatkan
anak dapat meningkat.
keterampilan motorik kasar anak,
yang
diperoleh
dari
Hasil penelitian pra tin-
juga mengajarkan anak untuk bekerja
dakan, siklus I, dan siklus II dapat
sama, kejujuran, serta memberikan
disimpulkan bahwa dari keterampi-
kesenangan pada anak. Sehingga
lan motorik kasar anak meningkat
setiap anak mencapai skor yang telah
sangat baik melalui permainan tradi-
disepakati antara kolaborator dan
311
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
peneliti serta nilai yang telah dicapai
anak (Ismail, 2006). Melalui kegiatan
oleh anak termasuk pada kategori
permainan, anak akan belajar hidup.
sangat baik
Permainan yang dilakukan oleh anak
Hasil data penelitian kuali-
tidak harus permainan yang modern
ditemukan
dan mahal tetapi permainan yang
keterampilan
lebih mengutamakan manfaat pendi-
motorik kasar melalui permainan
dikan (education) untuk anak secara
tradisional Jawa, sebagai berikut: (1)
langsung. Melalui bermain dan per-
reduksi data, (2) penyajian data; dan
mainan anak bisa berimajinasi dan
(3)
berkreasi sesuai dengan apa yang
tatif
penelitian
dalam
yang
peningkatan
kesimpulan.
Data-data
yang
ditemukan dalam penelitian akan
anak temukan di lingkungan sekitar.
dideskripsikan. Reduksi data dibuat
Teori tentang alasan menga-
menjadi suatu peta konsep yang
pa anak suka bermain yaitu teori
berisi temuan untuk mempermudah
psikoanalitik menerangkan bahwa
dalam menjabarkan hasil penelitian.
bermain merupakan alat pelepas
Fokus penelitian dalam keterampilan
emosi (Suyanto, 2005). Bermain juga
motorik kasar anak pada permainan
mengembangkan rasa percaya diri
kucing dan tikus seperti berlari,
dan
berjalan, berdiri, membungkuk dan
memungkinkan anak untuk mengeks-
menangkap, sedangkan pada per-
presikan perasaannya secara leluasa
mainan roda gelinding seperti berlari,
tanpa adanya tekanan batin. Teori
berdiri,
perkembangan kognitif menerangkan
membungkuk,
memegang
dan menggelindingkan.
kemampuan
sosialnya
dan
bahwa bermain merupakan bagian
Permainan dapat dikatakan
dari perkembangan kognitif anak.
universal sifatnya, karena hidup pada
Pada saat bermain anak dihadapkan
semua masyarakat di dunia. Menurut
pada berbagai situasi, kondisi, teman
Daeng, bermain dan permainan ada-
dan
lah bagian mutlak dari kehidupan
imajiner yang memungkinkan meng-
anak dan merupakan bagian integral
gunakan berbagai kemampuan ber-
dari proses pembentukan kepribadian
fikir
objek
dan
baik
nyata
memecahkan
maupun
masalah.
312
Peningkatan Keterampilan Motorik Ni Kadek Rahmadani
Dalam teori perkembangan kognitif
misalnya permainan kucing dan tikus
dimana kekuatan untuk perkem-
atau jamuran, hanya anak yang
bangan kognitif ini terutama datang
menjadi subyek dan obyek per-
dari masa anak-anak. Anak-anak
mainan.
dapat
belajar
dan
berekplorasi
dengan benda-benda yang ada di
SIMPULAN
lingkungan sekitar, salah satunya
Keterampilan motorik kasar
dengan permainan tradisional. Per-
anak
mainan tradisional adalah permainan
Trenggalek meningkat dengan sangat
yang memiliki unsur-unsur budaya
baik
yang tumbuh dan berkembang dalam
mainan
masyarakat sesuai dengan aturan dan
permainan kucing dan tikus dan roda
norma adat kebiasaan yang diwarisi
gelinding. Hal ini dibuktikan dengan
dan dipelihara secara turun temurun
adanya peningkatan rata-rata prosen-
baik menggunakan alat atau tanpa
tase kelas yang diperoleh pada per-
alat dalam permainannya. Pengenal-
mainan kucing dan tikus pratindakan
an permainan tradisional kepada
sebesar 59,49%, siklus I 70,78 % dan
anak harus dilakukan secara perlah-
siklus II 87,74%. Untuk keberhasilan
an, karena tidak setiap anak menge-
kelas pra tindakan sebesar 25%
nal permainan-permainan tradisional
meningkat ke siklus I 58,33% dan
yang ada di daerahnya. Dari segi
siklus II 100%. Sedangkan pada
materi
permainan
yang
dikeluarkan
untuk
kelompok
dengan
B
TK
Pertiwi
menggunakan
tradisional
roda
Jawa,
gelinding
peryaitu
pra
bermain, permainan tradisional ini
tindakan sebesar 59,49%, siklus I
sangat murah bahkan tidak menge-
70,63 dan siklus II 85,51%. Untuk
luarkan biaya. Karena alat dan bahan
keberhasilan kelas permainan roda
yang digunakan ada di sekitar kita,
gelinding pratindakan 25%, mening-
misalnya pelepah daun pisang, kayu,
kat pada siklus I sebesar 50% dan
atau pecahan genting. Dalam per-
meningkat 50% ke siklus II menjadi
mainan tradisional ini tanpa alat
100% dari seluruh anak. Peningkatan
sama sekali sudah bisa bermain,
yang terjadi di atas menandakan
313
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
bahwa dengan permainan tradisional Jawa yang telah dilakukan dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak kelompok B TK Pertiwi Trenggalek.
DAFTAR PUSTAKA Coker, Cheryl A. Motor Learning and Control for Practitioners. New York: McGraw-Hill, 2004. Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan AnakJilid 1, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 1997.
Ismail, Andang. Education Games Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Cetakan ke III. Jogjakarta: Pilar Media, 2006. Jackman, Hilda L. Early Education Curriculum Fifth Edition. Belmot: Wadsworth, 2012. Pontjopoetro, dkk. Permainan Anak, Tradisional dan Aktivitas Ritmik (Modul 3). Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2002. Suyanto, Slamet. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2000.
314