PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
KAJIAN BUDIDAYA IKAN RAINBOUW (Melanotaenia parva) DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK, JAWA BARAT *
Herman Yulianto* Fadli Dzil Ikrom** , Staf Pengajar Budidaya Perairan Unila ** Mahasiswa Budidaya Perairan Unila Abstract
Rainbow fish (Melanotaenia parva) is original endemic fish originated from Papua. This fish is fancied due to its beauty and uniqueness. The purposes of this general practice of rainbow fish (Melanotaenia parva) seeding were the following: (1) to learn the qualified and interesting method of raising of parents, larva, and seedlings of rainbow fish (Melanotaenia parva) originated from Kurumoi Lake; (2) to identify and solve any problems occurring during the activities of general practice of rainbow fish (Melanotaenia parva) such as diseases, pests, and mortality. The method of activities by collecting primary and secondary data using literature approach, observation, interview, and direct practice. The activities were conducted on 1 July until 1 August 2013 in Ornamental Fish Development and Research of Depok, West Java. The process of rainbow fish seeding included the process of parent raising, parent selection, spawning, egg raising, and larva and fry raising. Some matters determining the seeding were contained preparation, water quality handling, feed management, and pest and disease control. Keyword : Rainbow, Ornamental fish Abstrak Ikan rainbow (Melanotaenia parva) atau ikan pelangi adalah ikan asli endemik yang berasal dari Papua. Ikan ini digemari karena keindahan dan keunikannya.Tujuan dilaksanakannya pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia parva) ini adalah sebagai berikut: (1) Mempelajari cara dalam pemeliharaan induk, larva, dan benih ikan rainbow (Melanotaenia parva ) asal danau kurumoi yang berkualitas dan menarik (2) Mampu mengindentifikasi dan memecahkan masalah -masalah yang muncul ketika kegiatan pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia parva) berlangsung seperti penyakit, hama, dan kematian. Metode kegiatan yaitu dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder melalui pendekatan Kepustakaan, Observasi, Wawancara dan Praktek langsung . Kegiatan dilakukan dari 1 juli hingga 1 Agustus 2013 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok. Jawa Barat. Proses pembenihan Ikan Rainbow meliputi dari proses pemeliharaan induk, pemilihan induk, pemijahan, perawatan telur dan perawatan larva dan burayak. Beberapa hal yang menentukan keberhasilan pembenihan yaitu persiapan wadah, penanganan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengend alian hama dan penyakit. Kata kunci : Rainbow, pembenihan
PENDAHULUAN
sangat terbuka, baik pasar domestik,
Budidaya ikan hias air tawar merupakan
salah
satu
usaha
regional maupun internasional.
Hal
ini
oleh
dapat
ditunjukkan
budidaya perikanan dengan prospek
peningkatan ekspor ikan hias dari
yang cerah. Potensi pasarnya masih
tahun 2007
hingga 2011
dengan
79
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
jumlah peningkatan sebesar 23,36%
Pengembangan Budidaya Ikan Hias
(KKP, 2012).
(BPPBIH) Depok dilakukan. Tujuan
Ikan rainbow (Melanotaenia
dilaksanakannya
pembenihan
ikan
parva) atau ikan pelangi adalah ikan
pada ikan rainbow (Melanotaenia
asli
parva) ini adalah sebagai berikut:
endemik
Papua.
yang
Ikan
berasal
dari
ini digemari karena
(1) Mempelajari
cara
dalam
keindahan dan keunikannya. Selain
pemeliharaan induk, larva, dan
itu, ikan
benih
ini juga mudah untuk
dipelihara
dibeberapa
ikan
rainbow
media
(Melanotaenia parva ) asal danau
kolam
kurumoi
tanah,bak beton, dan akuarium. Hasil
menarik
pemeliharaan
penjualan ekspor
seperti
ikan
hias
yang
tahunnya untuk
di
komoditas
meningkat
(2) Mampu
setiap
sebesar
20%
terutama
ikan-ikan
yang
bersifat
mulanya
berkualitas
dan
mengindentifikasi
dan
memecahkan yang
endemik (Said, 2003). Pada
yang
untuk
muncul
masalah-masalah ketika
kegiatan
pembenihan
ikan
rainbow
(Melanotaenia
parva)
ber-
langsung seperti penyakit, hama,
memenuhi kebutuhan terhadap ikan
dan kematian.
Rainbow hanya berasal dari hasil
Pembenihan
tangkapan dari alam. Apabila hal ini
dilaksanakan dari 1 Juli hingga 1
tetap
Agustus 2013, bertempat di Balai
berlangsung
dikhawatirkan
ikan
akan membahayakan kelestarian ikan
Penelitian
Rainbow
Budidaya Ikan Hias, Depok – Jawa
yang
pengetahuan
dan
membudidayakan (Melanotaenia dapat
Adanya
teknologi
ikan
ini.
untuk
ikan
Rainbow
parva)
diharapkan
melestarikan
mempertahankan hidup
di alam.
Berdasarkan
Pengembangan
Barat.
BAHAN DAN METODE
dan
kelangsungan
dan
rainbouw
Metode kegiatan pembenihan di
Balai
Penelitian
dan
hal
Pengembangan Budidaya Ikan Hias,
tersebut, maka kegiatan pembenihan
Depok yaitu dengan mengumpulkan
ikan rainbow di Balai Penelitian dan
data primer dan data sekunder yang
80
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
pelaksanaanya melalui 4 pendekatan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah sebagai berikut :
Pembenihan
(1) Kepustakaan : Untuk mendapat-
1. Pemeliharaan Induk
kan referensi, hasil penelitian dan informasi
ilmiah
lainnya
Persiapan Wadah Pemeliharaan
yang
Induk
ikan
rainbow
dapat
mencakup masalah-masalah yang
dipelihara di berbagai media seperti :
ditemukan
pembenihan
akuarium, bak beton, bak fiberglass,
(Melanotaenia
bak kanvas, bak dari terpal, bak
ikan
dalam
Rainbow
parva) .
plastik maupun hapa dalam kolam
(2) Observasi : Pengenalan terhadap lokasi
praktek
lapangan
tanah.
yang
Pemeliharaan
induk
dipelihara
dalam
akuarium berjumlah 9 buah
lokasi unit pembenihan rainbow
yang
masing-masing
(Melanotaenia parva )
50x30x30 cm dengan ketinggian air
menyangkut
keadaan
umum
(3) Wawancara : Dilakukan untuk memperoleh
data
mengenai
pengoperasian dan informasi lain yang
menyangkut
rainbow
dengan
pembenihan mewawancarai
pimpinan
operasional,
lapangan,
staf
pihak-pihak bidang
lain
teknisi
pegawai
dan
yang ahli di
pembenihan
ikan
Rainbow (Melanotaenia parva ) (4) Praktek langsung : Kegiatan yang
sebaiknya
20
kebiasaan
ikan
keluar
dari
Sebaiknya wadah
berukuran
cm
dikarenakan
rainbow
wadah
meloncat
pemeliharaan.
sebelum
digunakan,
pemeliharaan
dicuci
dan
dibersihkan tujuannya agar akuarium terbebas
dari
bibit
penyakit.
Kemudian diisikan air yang telah diendapkan selama 3-4 hari sebelum ikan/induk dimasukkan dan berikan aerasi
pada
pemeliharaan
tiap
induk.
akuarium
Ikan rainbow
dilakukan
langsung
dengan
menyukai sifat air sedikit berkapur
mengikuti
semua proses dan
dan pH air sedikit basa sehingga
kegiatan yang dilakukan selama
dalam
siklus
bahan-bahan yang dapat meningkat-
pembenihan
(Melanotaenia parva).
Rainbow
pemeliharaan
ditambahkan
kan pH air seperti kulit kerang, pecahan batu karang (Nur, 2011 ).
81
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
Penebaran Induk Ikan hias yang berkualitas salah
Pemberian Pakan Jenis
Pakan
yang
diberikan
bagimana
dalam pemeliharaan induk rainbow
kita melakukan seleksi indukan dan
berupa pakan alami (Chironomus sp)
cara
dan
satunya
ditentukan
perawatannya.
oleh
Induk
dipilih
pakan
buatan
telah
bukaan
mulut
yang telah matang gonad. Biasanya
disesuaikan
induk
sudah
induk rainbow kurumoi. Frekuensi
berumur sekitar 7-8 bulan dengan,
pemberian pakan tiga kali sehari
panjang total ikan 4 -5 cm sudah
yaitu pada pagi hari pukul 08.00
dapat dijadikan induk namun untuk
WIB, siang hari pukul 14.00 WIB
hasil telur dan larva yang dihasilkan
dan pada sore hari pada pukul 16.00
yang matang gonad
belum optimal sebaiknya menggunakan induk yang telah berumur 1 tahun. Selain ukuran dan umur ikan, induk yang sudah matang gonad pun dapat dilihat dari perilakunya yang
dengan
yang
WIB. Pemberian secara
pakan
adlibitum
dilakukan
yaitu pemberian
pakan sampai ikan kenyang. Pakan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
cenderung tidak ingin disaingi. Pemilihan induk yang
ikan rainbow
benar-benar
dipijahkan
siap
sebaiknya
untuk dilakukan
seleksi secara morfologi. Pada induk jantan
memiliki ciri warna
yang
didominasi
warna
tubuh oranye
(a)
kontras dengan bentuk tubuh lebih besar. Sedangkan ciri induk betina yang siap dipijahkan memiliki warna oranye
kemerahan
yang
pudar
dengan bentuk tubuh relative kecil dan bagian perut lebih besar dan membulat.
(b) Gambar 1. Pakan (a) Pelet buatan (b) Cacing darah (Chironomus sp)
82
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
Pakan buatan yang dapat berupa pelet
tenggelam
mempunyai
maupun
terapung
nilai gizi yang
diformulasikan
sesuai
adalah
menjaga
kebersihan
akuarium, kolam pemeliharaan, dan
dapat
peralatan yang digunakan, misalnya
kebutuhan
serokan (seser), airator, tempat pakan
ikan. Untuk ikan kecil, pakan buatan
ikan,
diformulasikan
akuarium lainnya (Susanto, 2000).
dengan
kandungan
protein lebih tinggi, semakin ikan tumbuh
besar
kebutuhan
protein
batu
karang,
Kolam
dan
rendah.
dilakukan
dengan
peralatan
pembersih,
kualitas air harus
dapat
dibersihkan secara mekanik, kimia, atau
Pengelolaan
hiasan
akuarium
yang dibutuhkan kebutuhannya lebih
Pengelolaan Kualitas Air
serta
biologis.
sirkulasi
Cara
dan
memanfaatkan
filter.
seperti
alat
Pembersihan
terus dijaga pada masa pemeliharaan
secara
induk. Penyiponan dapat dilakukan
menggunakan
terus selama 3 hari sekali. Jika dirasa
Blue dan kalium permanganate (PK).
air
Sementara itu, secara biologis, kolam
yang
digunakan terlalu buruk
kimia
mekanik
dilakukan larutan
atau
dilakukan
dengan memanfaatkan organism lain,
Penggantian
air
perlahan-lahan. yang
dilakukan
secara perlahan-lahan dilakukan agar ikan
rainbow
menghadapi
tidak
pergantian
seperti
dapat
Methylene
dapat dilakukan pergantian air yang secara
akuarium
dengan
bakteri
dibersihkan
pengurai)
dan
tanaman air ( Susanto, 2000 ).
stress air
yang
ekstrem (Nasution, 2000).
3. Proses Pemijahan
Persiapan Media Pemijahan Tempat pemijahan ikan rainbow
kurumoi
2. Hama dan Penyakit Mencegah lebih baik dari pada
(Melanotaenia
menggunakan
akuarium
parva) berukuran
mengobati. Prinsip inilah yang paling
50x30x30cm³ . Akuarium diisi air
tepat
dengan ketinggian 20 cm, diaerasi 24
diterapkan
untuk
mengatasi
setiap gangguan pada penyakit ikan. Tindakan utama
pencegahan
pada
budidaya
yang ikan
paling hias
jam dan pemberian kulit kerang atau pecahan
karang
tujuannya
untuk
meningkatkan ph air. Tujuannya agar kandungan air dalam akuarium yang
83
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
masih baru dapat megendap sehingga
morfologi dapat dilihat pada tabel 1
tidak membuat ikan stress dan agar
berikut :
bakteri dalam akuarium
Tabel 1. Perbedaan Induk Jantan dan Betina Rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) yang sudah matang gonad
tidak dapat
hidup (Hermawaty, 2008). Setelah 24 jam, akuarium digunakan untuk pemijahan.
Seleksi Induk Dengan
Jantan
memilih
induk
betina
Warna tubuh
Warna lebih kontras dan tajam dan didominasi oleh warna oranye
Berwarna oranye kemerahan yang lebih pudar
Bentuk tubuh
Lebar dan lebih besar. Bentuk perut proporsional
Ramping dan relatif lebih kecil pada bagian perut lebih besar
Tingkah Laku
Lincah (lebih agresif)
Kurang agresif
Bentuk Alat genital Bentuk sirip
Lonjong
Membulat
Sirip punggung berdekatan / sampai pada pangkal ekor
Sirip punggung tidak sampai pada pangkal ekor
dan jantan yang sehat diharapkan akan
menghasilkan
jumlah yang banyak
telur
dalam
dan sperma
yang berkualitas baik. Tappin (2010) mencatat bahwa panjang maksimal ikan
rainbow
kurumoi
di
Betina
alam
umumnya berkisar 9-10 cm. Ikan rainbow kurumoi hasil budidaya di BPPBIH Depok yang telah berumur 7-8 bulan dengan panjang total ikan 4-5 cm sudah dapat dijadikan induk namun untuk menghasilkan produksi telur
maupun
minimal
telah
Penelitian
larva
yang
berumur
Kusrini
menunjukan
1
dkk.
bahwa
baik tahun. (2010)
benih ikan rainbow hingga berumur 8
(delapan)
pemeliharaan
bulan air
memperlihatkan
dalam
media
dengan Ph 7-8 tingkat
perkem-
bangan gonad sudah matang dan induk
telah terseleksi kemudian ditangkap dengan menggunakan serokan ikan yang
jantan
dan
betina yang siap dipijahkan secara
berjaring
merusak
tipis
tubuh
kurumoi. induk
dapat dijadikan induk. Perbedaan
Induk jantan dan betina yang
pemeliharaan
agar
induk
Kemudian ke
memindahkan pemijahan,
dalam
rainbow memasukan
baskom
kedalam dengan
tidak
dan
akuarium
perbandingan
induk jantan dan betina pada tiap
84
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
akuarium
pemijahan
Bentuk
tubuh
adalah
induk
1:1.
rainbow
Panjang
total dan panjang
tubuh diukur dengan menggunakan
kurumoi jantan dan betina dapat
kertas
millimeter
blok,
sedangkan
dilihat pada (Gambar 2) sebagai
untuk
mengukur
berat
total ikan
berikut :
menggunakan
timbangan
digital.
Proses sampling dapat dilihat pada Gambar 3.
(a) (a)
(b) Gambar 2. Induk Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) (a) Jantan (b) Betina Ikan
yang
sudah
(b)
diseleksi
tersebut sebelum dipijahkan akan di sampling
terlebih
dahulu
untuk
mengetahui ukuran tubuhnya yaitu,
(c)
panjang total, panjang badan dan berat
total
dipijahkan.
ikan Ikan
yang
akan
diberok
atau
dipuasakan terlebih dahulu dengan tidak diberi pakan selama satu hari, proses ini dilakukan agar ikan tidak stress.
(d) Gambar 3. Sampling induk. (a) Proses Sampling, (b) Timbangan Digital, (c) Larutan Phenoxy Ethanol, (d) Milimeter blok
85
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
Induk
jantan
dan
betina
betina. Induk jantan akan membawa
terlebih dahulu dibius dengan larutan
induk betina kesudut akuarium dan
penoxyethanol dengan dosis 0,4 ml/2
menghalangi
l air, dengan, ketika ikan telah dalam
Induk
keadaan
pingsan
pengeluaran telur dan menempelkan-
dilakukanlah
pengukukuran
kemudian panjang
nya
jalan
betina pada
induk
akan
selter
betina.
melakukan
(media/substrat
dan bobot tubuh indukan dengan
penempelan telur rainbow kurumoi)
menggunakan kertas milimeter blok
yang telah dipasang sebelumnya, lalu
dan
induk jantan mengeluarkan sperma
timbangan
digital,
setelah
mencatat panjang dan bobot induk
untuk
proses
kemudian
yang
digunakan
memasukan
indukan ke
pembuahan. dalam
Selter proses
dalam baskom yang berisi air baru,
pemijahan rainbow kurumoi dibuat
tujuannya agar indukan cepat sadar
dari tali rafia dengan menggunakan
dan tidak mengalami stress.
pecahan karang sebagai pemberat
pada pangkal selter (Gambar 4). Pemijahan Induk Pemijahan
ikan
rainbow
kurumoi berlangsung secara alami, telurnya
dikeluarkan
sedikit
demi
sedikit (parsial). Hasil penelitian Nur dkk., (2011) diketahui bahwa selama satu bulan pemijahan ikan rainbow
Gambar 4.
Selter yang terbuat dari tali rafia
secara berpasangan dalam akuarium dapat substrat
dilakukan yang
pengangkatan ditempeli
telur
Lingga, dkk (1989),
dalam melakukan proses pemijahan, induk rainbow kurumoi betina akan
sebanyak 5-7 kali. Pemijahan
Menurut
berlangsung
pada
sore menjelang malam hari dan pada waktu pagi hari menjelang matahari terbit. Proses pemijahan terjadi jika induk jantan telah mengejar induk betina dan selalu mendekati induk
menempelkan
telurnya ke substrat
pemijahan. Sebelum dimasukan ke dalam akuarium pemijahan, substrat tersebut terlebih dahulu dibersihkan. Substrat sebelumnya
dari
bahan
tali
di cuci dan
raffia rendam
menggunakan metilene blue selama 86
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
30 ± menit. Sedangkan untuk jenis
telur dapat dilakukan 2 (dua) kali
substrat dari tanaman air terlebih
sehari yaitu pagi sekitar jam 8 s/d
dahulu dibersihkan dan membuang
jam 9 dan pada sore hari sekitar jam
bagia-bagian tanaman air yang telah
3. Jika terdapat telur yang menempel
mati (Nur dan Meilisza,2011).
pada
Ikan
rainbow
kurumoi
substrat,
dipindahkan
substrat
ke
kemudian
dalam
wadah
(Melanotaenia parva) termasuk ikan
penetasan telur. Pengangkatan telur
yang
sebaiknya
memijah
(bertahap). tidak
secara
Telur
yang
dihasilkan
langsung
seluruhnya,
dikeluarkan
tetapi
Pengamatan
parsial
secara
dilakukan
berkala.
setiap pagi,
sebelum
pakan.
Untuk
induk
diberi
mencegah
induk
memakan telurnya maka sebaiknya telur
dipindahkan
dari
akuarium
pemijahan.
siang, sore dan malam hari, dengan
Pengambilan
telur dilakukan
cara melihat media penempelan telur
dengan
rainbow/substrat
dibuat
ukuran panjang dan meyiapkan 1
menyerupai akar tanaman air. Telur
buah gasket yang telah di isi air. Jika
rainbow kurumoi berukuran sangat
telur susah untuk dikeluarkan dari
kecil dan sangat rentan terserang
selter
karena
jamur
melekat
pada
yang
kegagalan
yang
bisa
dalam
menyebabkan
penetasan
telur.
telur
menggunakan
pipet
filamennya selter,
rainbow
tetes
di
yang
pengambilan
dalam
Untuk itu, telur rainbow kurumoi
pemijahan
dibiarkan menetas di dalam wadah
menggunting helaian tali rafia yang
pemijahan
menghasilkan
terdapat telur rainbow. Apa bila telur
larva. Telur rainbow kurumoi akan
telah terambil kemudian memasukan
menetas setelah 7 hari.
kedalam
Ikan
sampai
rainbow
biasanya
memijah sehari setelah pemasangan
dilakukan
wadah
gasket
yang
dengan
berisi
air
bersih. Pengukuran
telur
rainbow
induk dan lebih aktif memijah pada
kurumoi dilakukan di laboratorium
pagi hari, namun pada sianh hari juga
pakan alami dengan menggunakan
dapat terjadi pemijahan (Chumaidi
mikroskop Olympus EX 41 beserta
dkk.,
perangkat komputernya. Pengukuran
2010).
2009;
Nur
dan
Meilisza.,
Pengamatan
ada
tidaknya
diameter
telur
rainbow
kurumoi
87
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
menggunakan
mikroskop
dilengkapi
yang
mikrometer
dengan
pembesaran 25 X. Hasil pengukuran di mikroskop mendapatkan panjang diameter
telur
rainbow
dipijahkan.
kurumoi
No
menetas
Pemijahan 1
Jumlah Telur
1 2 Total
452 378 830
1 2
ikan
rainbow
akan
6-7
hari
setelah
diinkubasikan sejak dikeluarkan oleh
penetasan
Tabel 2. Nilai Daya Tetas Telur HR (Hatching Rate)
Penetasan Telur Telur
nilai
telur dapat dilihat pada Tabel 2.
adalah 0,84 mm.
Daya
Telur yang menetas 405 308 713
4. Pemeliharaan Larva
Persiapan Wadah Wadah
induknya (Chumaidi dkk., 2009; Nur
pemeliharaan
larva
dkk., 2009).Telur yang telah menetas
pada pembenihan ini berupa wadah
kemudian
larva
plastik berdiameter 35 cm sebanyak
dihitung terlebih dahulu agar daya
9 buah dengan diisi air setinggi 5 cm.
tetas telur Hatching Rate (HR) dari
Sebelum larva dipindahkan ke wadah
ikan
pemeliharaan
berubah
menjadi
Rainbow
diketahui
tersebut
jumlahnya
dapat
berdasarkan
𝐻𝑎𝑡𝑐ℎ𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑒 Jumlah telur yang menetas = × 100% Jumlah total telur
yang
tertera
pada
Tabel 8 wadah inkubasi berjumlah sembilan
sesuai
pasangan
induk
dengan yang
jumlah
dipijahkan,
berhasil menghasilkan telur sebanyak 830
buah
kemudian
dari
yang
diamati telur menetas sebanyak 713 ekor larva. didapatkan
Pada
pembenihan ini
rata-rata
derajat
wadah
menggunakan
air
bersih kemudian dikeringkan . Pada plastik
Seperti
wadah
dibersihkan terlebih dahulu dengan mencuci
rumus (Hery, 2009) :
larva,
ni
pemeliharaan sebelumnya
wadah dilakukan
pemupukan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan yaitu
kotoran ayam
kering kemudian ditimbang sebanyak 40 gr untuk 1 wadah plastik emudian dibungkus
dalam
waring
yang
berpori-pori kecil, kemudian diikat seperti bentuk kantung. Pemupukan dilakukan tiga hari sebelum tebar larva.
penetasan telur sebesar 85% dari sembilan pasang induk yang telah 88
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
Pemupukan tujuan untuk
dilakukan dengan
menumbuhkan pakan
alami berupa Rotifera sebagai pakan
dipanen mencapai 632ekor dengan persentase
telur
habis
sebesar
Penebaran
larva
dilakukan
mulai
pada sore atau pagi hari dikarenakan
mencari pakan yang sesuai dengan
saat itulah suhu lingkungan rendah
bukaan
adanya
agar larva tidak stress dan dapat
pemupukan pakan alami di wadah
beradaptasi dengan lingkungan yang
pemeliharaan
baru.
mulutnya
larva
didapat
88,63%.
larva yang baru menetas. Setelah kuning
yang
dengan
larva
akan
selalu
Seperti yang
terlihat
pada
tersedia.
gambar wadah pemeliharaan larva
dibawah
Penebaran Larva Larva
Rainbow
berukuran
sangat kecil dengan panjang 0,4-0,5 cm begitu yang
juga
nantinya
pakan yang selama
ukuran
ini
ditempatkan
wadah
plastik
luar
ruangan
pada
(outdoor).
mulutnya
berkaitan
dengan
tepat untuk diberikan
masa
pemeliharaan
larva
(Murniasih dkk, 2011). Larva ikan rainbow
sudah
mulai
kehabisan
kuning telur pada umur 3-4 hari setelah
menetas.
Setelah
kuning
Gambar 5. Wadah plastik Pemeliharaan Larva Larva yang dipelihara diluar
telurnya habis pada fase inilah masa kritis
larva
sehingga
dilakukan
pengamatan ketahanan hidup. Data SR dapat dilihat pada tabel 9. Tingkat larva
dapat
kelangsungan dihitung
hidup dengan
menggunakan rumus 𝑆𝑅 =
𝐽𝑚𝑙. 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛 𝐽𝑚𝑙. 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠
Jumlah sebanyak
713
larva ekor
ruangan
(outdoor)
wadah
plastik
ini
ditempat
yang
bebas
matahari
langsung
hujan
karena
yang
ditebar
dan
setelah
larva
ditempatkan dari
dan
sinar
terbebas
yang
baru
menetas sensitive dengan perubahan lingkungan
𝑥 100%
menggunakan
dikhawatirkan
larva
mengalami stress.
89
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
Sebelum larva dimasukkan ke
Pemberian Pakan Larva ikan Rainbow sudah
dalam wadah pemeliharaan, wadah
mulai kehabisan kuning telur pada
terlebih
umur
dibersihkan
3-4
hari
setelah
menetas.
dahulu
dicuci
kemudian
dan
diisi
air.
Setelah kuning telurnya habis maka
Tinggi air dalam wadah kurang lebih
larva
alami
5 cm, air yang digunakan adalah air
berukuran lebih kecil dari bukaan
yang telah diendapkan minimal 2-3
mulutnya. Selain itu larva memiliki
hari. Apabila air terlihat kurang baik
alat
dikarenakan sisa pakan, kotoran ikan
harus
diberi
pencernaan
berkembang
pakan
yang
belum
sempurna
sehingga
dan
larva
pakan alami menjadi pilihan utama
penyiponan
untuk
memenuhi
yang baru.
nutrisinya.
Selain
kebutuhan
mudah
ukuran
dan
mati
dilakukan
penambahan
air
dicerna,
pakan alami mengandung enzim dab mempunyai
yang
yang
5. Pencegahan Hama dan Penyakit Mencegah
dapat
lebih
baik
dari
disesuaikan dengan ukuran bukaan
pada mengobati. Prinsip inilah yang
mulut.
paling Larva
umur
2
(dua) hari
tepat
mengatasi
diterapkan
setiap
gangguan
untuk pada
alami
penyakit ikan. Tindakan pencegahan
atau
rotifer
yang paling utama pada budidaya
hari
diberi
ikan hias adalah menjaga kebersihan
pakanberupa kutu air (Moina sp.).
akuarium, kolam pemeliharaan, dan
Pakan diberikan 3 (tiga) kali sehari
peralatan yang digunakan, misalnya
yaitu pagi,
serokan
sudah
dapat
berupa
diberi pakan
infusoria
sedangkan
11-30
siang dan sore hari,
(seser),
aerator,
tempat
pemberian pakan dilakukan sedikit
pakan ikan, batu karang, serta hiasan
demi sedikit hingga larva sudah tidak
akuarium lainnya.
mau
makan
lagi.
Setelah
Hama
larva
dalam
pemeliharaan
berumur 1 (satu) bulan dilakukan
ikan Rainbow dikolam adalah larva
penyortiran
capung,
ukuran
selanjutnya
dipelihara pada wadah pembesaran.
keong mas,
ikan gabus,
katak dan ular. Hama dapat dicegah dengan
cara
pengeringan
90
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
wadah/kolam/akuarium sebaiknya
disaring.
kebersihan
dan
air
steril
Selain
itu
zooplankton lainnya.
sekitar
tempat
artinya
tidak
Pemupukan
mengandung
dengan
dosis
pupuk kotoran ayam 1kg dengan
pemeliharaan ikan perlu dijaga.
campuran jerami untuk 1000 L air 6. Kultur Pakan Alami
selanjutnya
dilakukan
fitoplankton.
Setelah
Persiapan Wadah Kultur Wadah untuk
kultur Rotifer
dilakukan
dapat berupa fiberglass yang telah di
(rotifer) .
keringkan,
inokulasi
inokulasi 5
hari,
zooplankton
disikat dan dikeringkan
agar wadah terbebas dari kotoran dan penyakit. Dalam kultur Rotifer ini bak
yang
dipilih
adalah
bak
fiberglass
dengan
ukuran
Bak
fiberglass
ini
berukuran
(a)
dengan
diameter 2 m dan ketinggian bak mencapai 80 cm dengan ketinggian air 60 cm.
(b)
Kultur Rotifer Penyediaan
pakan
alami
berupa rotifer merupakan faktor yang penting dalam menunjang kegiatan pembenihan
rainbow
karena
merupakan pakan alami awal yang dimanfaatkan
oleh
larva
rainbow.
Sebelum
zooplankton
sebaiknya
(c)
ikan kultur terlebih
dahulu dilakukan kultur fitoplankton. Syarat yang dibutuhkan untuk kultur fitoplankton adalah air benar-benar
(d) Gambar 6.
Proses Pemupukan (a) Pupuk kandang, (b) Pupuk ditimbang, (c) pupuk ditebar, (d) pemberian inokulan rotifer
91
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
Seperti
yang
terlihat
pada
Gambar 6 media yang berupa pupuk
alami berupa Infusoria, Rotifera, dan Moina.
kandang
setelah
ditimbang
d. Pencegahan
dibungkus
dengan
menggunkan
pembenihan
penyakit ikan
pada Rainbow
waring kemudian diikat Pupuk dan
dengan menjaga kebersihan alat
terakhir pupuk ditebar ke dalam bak
dan
kultur fiberglass. Dalam tujuh
pengelolaan
rotifer rotifer
hari
sudah dapat dipanen. Agar melimpah
maka
wadah
budidaya kualitas
air
dan yang
baik
harus
menambahkan ketersediaan makanan
DAFTAR PUSTAKA
dengan cara pemupukan ulang dalam
Chumaidi, B. Nur, Sudarto, L. Poyaud dan J. Slembrouck. 2009. Pemijahan dan Perkembangan Embrio Ikan Pelangi (Melanotaenia spp)Asal Papua, Jurnal Perikanan (J. Fish.Scl) XI(2): 131-137.
kurun
waktu
4
hari
setelah
pemupukan pertama dengan dosis setengah dari pemupukan pertama.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Pemilihan
Induk
untuk
pembenihan ikan rainbouw harus
Hermawaty, D 2008. Prosedur pemijahan Ikan atau Budidaya Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons ). Bandung. Institut Teknologi Bandung.
memperhatikan umur (7 bulan -1 tahun), ukuran (4-10 cm) dan tingkat kematangan gonadnya. b. Telur
ikan
Rainbouw
akan
menetas setelah 7 hari dengan rata rata prosentase penetasan 85% c. Pemeliharaan
larva
ikan
Rainbouw setelah 3 hari dengan kombinasi
pemberian
pakan
Hery, A. 2009. Pembenihan Ikan Rainbow (Melanotaenia spp). Asal Sungai Misool di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok, Jawa Barat. Universitas Lampung. Lampung Kusrini E., Priyadi, G.S. Wibawa & I Insan. 2010 Pengaruh Ph terhadap perkembangan gonad rainbow sawiat (Melanotaenia sp.) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 403-407.
92
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015
KKKP.2012.http://www.kkp.go.id/ik anhias/index.php/news/c/47/ Mendongkrak-DevisaNegara-Melalui-Ekspor-IkanHias Lingga, P. 1989. Pembenihan Ikan Rainbow. Jakarta. Penebar Swadaya, Murniasih, S., T. Kadarini & M. Zamroni. 2011. Laju penyerapan kuning telur dan bukaan mulut awal larva ikan rainbow merah (Glossolepsis incises). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 37-42.
Nur, B., & G.S. Wibawa. 2011. Pola Reproduksi Ikan Pelangi Fasin (Melanotaenia fasinensis). Prosiding. Konferensi Akuakultur Indonesia 2011. MAI : 312319 Said, D. S. 2003. Petunjuk Teknis “Beternak Ikan Hias (Rainbow), Yok !”. Pusat Penelitian Limnologi-LIPI : Bogor.
Nasution, S.N.. 2000. Ikan Hias Air Tawar : Rainbow. Jakarta. Penebar Swadaya.
Said, D.S. 2003. Studi Kromosom Ikan Pelangi (Melanotaenia lucustris). 'Pusat Penelitian Limnologi – LIPI. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institute pertanian Bogor, Fakultas MIPA, Universitas lndonesia
Nur
Susanto
B., & N. Meilisza. 2010. Pendederan Benih Ikan Pelangi (Melanotaenia boesmani) dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional Perikanan 2010, Bidang Budidaya Perikanan. Sekolah Tinggi Perikanan. 55-60.
2000. Koi. Penebar Swadaya. Cipondoh.
Tappin, A. R., 2010. Rainbowfishes: Their Care and Keeping in Captivity.
[email protected] .au. Copyright. 493 hal.
93