EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA

Download F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN. GALUR WISTAR. SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pad...

0 downloads 425 Views 1019KB Size
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

SKRIPSI

Oleh :

FITRI YULIANI K 100040229

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

i

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta di Surakarta

Oleh: FITRI YULIANI K 100040229

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

ii

PENGESAHAN SKRIPSI Berjudul : EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Oleh : FITRI YULIANI K100040229 Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada tanggal : 27 juni 2008

Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan,

Dra. Nurul Mutmainah, M,Si., Apt

Pembimbing Utama

PembimbingPendamping

dr. EM Sutrisna, M. Kes

Tanti Azizah, S,Si.,Apt

Penguji : 1. Nurcahyanti W., S.Si., M. Biomed, Apt 2. Ratna Yuliani, M. Biotech. St

1. ……….. 2…………

3. dr. EM Sutrisna M. Kes

3. …………

4. Tanti Azizah S.Si, Apt

4.…………

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong mu dan yang sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (QS. AL-BAQARAH: 45) Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezkinya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu dibangkitkan (QS. Al-MULK: 15). Kupersembahkan untuk : Allah SWT Bapak dan ibu tercinta, terima kasih atas seluruh curahan kasih sayang, dorongan dan do’anya selama ini. Kakak dan adikku yang selalu memberikan semangat.

iv

DEKLARASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 27 Juni 2008 Peneliti

(Fitri Yuliani)

v

KATA PENGANTAR Dengan kerendahan hati saya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga tersusun skripsi dengan judul “ EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm.f ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR”. Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi salah-satu syarat mencapai derajat sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik mengenai materi, bahasa dan penulisannya. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Ibu Dra. Nurul Mutmainah, Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Ibu Nurcahyanti W., S.Si., M. Biomed., Apt., dan Ibu Ratna Yuliani, M. Biotech. St., selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesainya skripsi ini. 3. Bapak dr. EM Sutrisna, M. Kes., selaku pembimbing utama yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesaikan skripsi ini.

vi

4. Ibu Tanti Azizah S.Si, Apt., selaku pembimbing pendamping yang sabar memberikan pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesaikan skripsi ini. 5. Bapak Broto Santoso, S. F., Apt., selaku pembimbing akademik yang telah memberi bimbingan dan motivasi selama studi. 6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberi ilmunya selama penulis menempuh studi, dan seluruh staf laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 7. Mbak Nur dan mas Awang selaku laboran yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kerja samanya. 8. Angga Permana dan Sulastri teman seperjuangan selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini. 9. Sahabat-sahabatku Nia, Nita, Fahmi, Yanto, Niken, Ari terima kasih atas kasih sayangnya semoga kebersamaan kita tetap teringat sepanjang masa. 10. Pihak-pihak lain yang telah membantu sampai terselesaikan skripsi ini. Semoga segala bantuan, bimbingan, baik moril maupun spiritual yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Surakarta, 27 Juni 2008

Penulis

vii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................

ii

PERSEMBAHAN ............................................................................................

iii

DEKLARASI ...................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR .....................................................................................

v

DAFTAR ISI ....................................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

x

DAFTAR TABEL ............................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xii

INTISARI ......................................................................................................... xiv BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

1

B. Perumusan Masalah .................................................................

3

C. Tujuan Penelitian .....................................................................

3

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................

4

1. Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F ) .........

4

2. Diuretik ..............................................................................

6

3. Furosemid ...........................................................................

10

4. Penyarian ............................................................................

11

viii

BAB II

E. Landasan Teori .........................................................................

12

F. Hipotesis ...................................................................................

12

METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian dan Perancangan Percobaan .....................

13

B. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 13

BAB III

C. Bahan dan Alat .........................................................................

14

1. Bahan ................................................................................

14

2. Alat ....................................................................................

14

C. Jalannya Penelitian ...................................................................

15

1. Determinasi tanaman ..........................................................

15

2. Pengumpulan Bahan Uji ....................................................

15

3. Pengeringan Bahan Uji ......................................................

15

4. Pembuatan Serbuk ..............................................................

15

5. Pembuatan Ekstrak Etanol .................................................

16

6. Pemilihan Hewan Uji .........................................................

17

7. Perhitungan Dosis Furosemid .............................................

17

8. Uji Efek Diuretik .................................................................

18

D. Cara Analisis ............................................................................

21

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Determinasi justicia gendarussa Burm. f . ..............................

23

B. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa ...................

23

C. Uji Diuretik ...............................................................................

25

ix

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................

35

B. Saran .........................................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 36 LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 38

x

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur Kimia Furosemid..............................................................

9

Gambar 2. Skema Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa .............

17

Gambar 3. Skema Uji Aktivitas Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa pada Tikus Putih Jantan Wistar .......................................................

20

Gambar 4. Kurva Hubungan Waktu Pengamatan (Jam) terhadap Volume Urin Kumulatif (ml) Setelah Perlakuan pada Tikus Putih Jantan Wistar ...............................................................................................

28

xi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing-masing Kelompok Perlakuan.......................................................................... . 27 Tabel 2. Volume Urin Kumulatif 1-12, Urin Kumulatif 12-24, Urin Kumulatif 1-24, Tiap Waktu Pengamatan (ml) .................................................... 28 Tabel 3. AUC1-12, AUC12-24, AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen Daya Diuretik ..................................................................................... .. 30 Tabel 4. Data Nilai Signifikansi AUC1-12, AUC12-24, Dan AUC1-24 Antar Kelompok Perlakuan Dari Uji LSD ..................................................... 31

xii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Foto Tanaman dan Simplisia Gandarusa .....................................

38

Lampiran 2. Foto Metabolic Cage ...................................................................

39

Lampiran 3. Foto Ekstrak Cair dan Ekstrak Kental Daun Gandarusa .............

39

Lampiran 4. Surat Keterangan Pengambilan Simplisia Daun Gandarusa …… 41 Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Gandarusa ...................

42

Lampiran 6. Surat Keterangan Bahan Baku Furosemid ……………………...

43

Lampiran 7. Surat Keterangan Pembelian Tikus Putih Jantan Galur Wistar…. 44 Lampiran 8. Data AUC1-12, AUC12-24, AUC1-24 Urin Tiap Waktu Pengamatan, % Daya Diuretik........................................................................... . 49 Lampiran 9. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing – masing Kelompok Perlakuan ........................................................ 50 Lampiran 10. Data Volume Urin Kumulatif (ml) Tiap Waktu Pengamatan.....

51

Lampiran 11. Volume Urin Kumulatif 1-12, Urin Kumulatif 12-24, Urin Kumulatif 1-24 …………………………………………………. 52 Lampiran 12. Berat Badan Tikus dengan Volume Pemberian.........................

53

Lampiran 13. Perhitungan Rendemen dan Contoh Perhitungan AUC............

54

Lampiran 14. Perhitungan % Daya Diuretik ................................................... 55 Lampiran 15. Perhitungan Konsentrasi Stok dan Pembuatan Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa ................................................... 58 Lampiran 16. Hasil SPSS.................................................................................. 59

xiii

INTISARI

Salah satu tumbuhan yang secara empirik berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun gandarusa (justicia gendarussa Burm.F). Tujuan penelitian ini untuk meneliti efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada tikus putih jantan galur Wistar. Hewan uji sebanyak 25 ekor tikus jantan galur wistar dipuasakan selama 1218 jam, kelompok I kontrol negatif diberi suspensi PVP 5%, kelompok II kontrol positif diberi furosemid dosis 21,6 mg/ kg BB, kelompok III diberi suspensi ekstrak etanol dosis 0,18 g/ kg BB, kelompok IV dosis 0,36 g/ kg BB, kelompok V dosis 0,72 g/ kg BB. Ekstrak etanol diberikan pada hewan uji secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml/ 200 g BB. Hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage, diberi 2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9 dan diberi 5 ml pada jam ke-12. Volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) satu jalan, apabila terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil AUC1-12 (Area Under the Curve) menunjukkan bahwa kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB dan dosis 0,72g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Hal ini berarti, kontrol positif dan kedua dosis tersebut mempunyai efek diuretik. Hasil AUC12-24 menunjukkan bahwa kontol positif dan ketiga dosis tersebut tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan kontrol negatif (berarti tidak mempunyai efek diuretik). Hasil AUC1-24 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB, dan dosis 0,72 g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Sehingga dapat dikatakan ekstrak etanol tersebut berkhasiat sebagai diuretik.

Kata kunci: Ekstrak etanol, daun Gandarusa (justicia gendarussa Burm.F), diuretik

xiv

1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sudah menjadi budaya bangsa Indonesia untuk lebih banyak memanfaatkan tumbuhan guna memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Bahan baku yang berasal dari binatang dan batu-batuan (mineral) tidak banyak digunakan. Tumbuhan obat yang dinilai aman untuk digunakan tetap dilestarikan, sedangkan tumbuhan yang menyembuhkan tetapi dapat menimbulkan gangguan pada tubuh (efek samping) pada umumnya tidak digunakan (Dalimartha, 2003) Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian yang berkembang terutama pada farmakologi maupun fitokimianya berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji secara empiris hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat akan khasiat, maupun penggunaannya (Dalimartha, 2003). Penggunaan obat tradisional di Indonesia pada hakekatnya merupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia. Keuntungan nyata dari penggunaan obat tradisional adalah efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat modern, juga dapat digunakan sebagai senyawa penuntun untuk penemuan obat-obat baru. Meskipun secara empiris obat tradisional mampu menyembuhkan

2

berbagai macam penyakit, tetapi khasiat dan keamanannya belum terbukti secara klinis, selain itu belum banyak diketahui senyawa apa yang bertanggung jawab terhadap khasiat obat tradisional tersebut. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman

gandarusa yang biasa digunakan dalam

pengobatan adalah daun dan akarnya. Di masyarakat tanaman ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2003). Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal (Tjay dan Rahardja, 2002). Pengeluaran urin terutama digunakan untuk mengurangi sembab yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah cairan luar sel, pada keadaan yang berhubungan dengan kegagalan jantung kongestif, kegagalan ginjal, oligourik, sirosis hepatik, keracunan kehamilan, glaukoma, hiperkalsemia, diabetes insipidus dan sembab yang disebabkan oleh penggunaan jangka panjang kortikosteroid (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Salah satu tanaman yang secara empiris berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) (Dalimartha, 2003). Hal ini dibuktikan dalam penelitian Sari (2006), infusa daun gandarusa konsentrasi 10% b/v; dosis 2,5 ml/ 200 g BB (1,25 g/ kg BB) memiliki daya diuretik (73,53 ± 10,45) % pada tikus putih jantan galur Wistar. Dalam penelitian tersebut senyawa yang diuji bersifat polar. Untuk melanjutkan penelitian

3

tersebut perlu diteliti apakah senyawa yang bersifat polar, semi polar, dan non polar dari daun gandarusa yang disari menggunakan etanol juga mempunyai efek diuretik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian secara ilmiah tentang efek diuretik dari ekstrak etanol 70% daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian tentang efek diuretik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan dalam masyarakat.

B. PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak etanol daun gandarusa mempunyai efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar? 2. Pada dosis berapa ekstrak etanol daun gandarusa menunjukkan efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar?

C. TUJUAN PENELITIAN Dari rumusan masalah yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah: 1. Meneliti efek diuretik ekstrak etanol 70% daun gandarusa pada tikus putih jantan galur Wistar.

4

2. Mengetahui dosis ekstrak etanol 70% daun gandarusa yang dapat memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar.

D. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F ) a. Sinonim Justicia dahona buch-ham, Justicia nigricans lour, Justicia salicina vahl, Gendarussa vulgaris Nees (Dalimartha, 2001). b. Sistematika tanaman Devisi

: Spermatophyta

Sub Devisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Sub kelas

: Sympetalae

Bangsa

: Tubeflorae/ Sulanaeas (Tjitrosoepomo, 1991)

Suku

: Acanthaceae

Marga

: Justicia

Jenis

: Justicia gendarussa Burm. F (Van Steenis, 1997).

c. Nama daerah Justicia gendarussa Burm. F memiliki nama daerah: besi-besi (Aceh), gandarusa (Melayu), handarusa (Sunda), gandarusa tetean, trus (Jawa), ghandarusa (Madura), gandarisa (Bima), puli (Ternate) (Dalimartha, 2001).

5

d. Kandungan kimia Daun Justicia gendarussa Burm. F mengandung kalium, flavonoid, justisin, steroid/triterpenoid, tanin 0,4% (Anonimb, 1995). selain itu juga mengandung minyak atsiri, kalium, kalsium oksalat, tanin, dan alkaloid yang agak beracun (Dalimartha, 2001). e. Sifat dan kegunaan Daun bersifat rasa pedas, sedikit asam dan netral. Daun gandarusa berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, anti-rematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2001). f. Deskripsi tanaman Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau ditanam sebagai tumbuhan obat, perdu, tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 0,8-2 m batangnya berkayu, segiempat, bercabang, beruas-ruas dan berwarna coklat kehitaman. Daun mempunyai pertulangan yang menyirip berhadapan, bertangkai pendek, hijau tua, tunggal, lanset, dengan panjang 5-20 cm, sedangkan lebarnya 1-3,5 cm. bunganya berwarna ungu, mahkota bentuk tabung, berbibir dua, majemuk, bentuk malai dengan panjang 3 sampai 12 cm. Buah berbentuk ganda berbiji empat. Biji berwarna coklat, kecil dan keras. Tanaman gandarusa mempunyai akar tunggang dan berwarna coklat (Dalimartha, 2001).

6

g. Penggunaan secara empirik Penggunaan dalam masyarakat yaitu 15-30 gram daun gandarusa kering yang direbus dalam segelas air digunakan sebagai obat tetes pada telinga yang sakit (Dalimartha, 2001).

2. Diuretik Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga ditempat lain, yaitu: 1. Tubuli proksimal Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang disini direabsorpsi secara aktif untuk lebih kurang 70%, antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi berlangsung secara proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plasma. Diuretika osmotis (manitol, sorbitol) bekerja disini dengan menghambat reabsorpsi air dan juga natrium (Tjay dan Rahardja, 2002). 2. Lengkungan Henle Di bagian menaik Henle,s loop ini Ca++ 25% dari semua ion Clyang telah difiltrasi direabsorbsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis.

7

Diuretik lengkungan, seperti furosemida, bumetanida, dan etakrinat, bekerja terutama di lengkungan Henle dengan merintangi transport Cldan Na+. Pengeluaran K+ dan air juga diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002). 3. Tubuli distal Di bagian pertama segmen tubuli distal direabsorpsi secara aktif pula tanpa air hingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Di bagian kedua segmen tubuli distal, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+, proses ini dikendalikan oleh proses anak ginjal aldosteron (Tjay dan Rahardja, 2002). 4. Saluran pengumpul Hormon antidiuretik ADH (vasopresin) dari hipofise bertitik kerja disini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dan sel-sel saluran ini (Tjay dan Rahardja, 2002). Pada umumnya, diuretik dibagi dalam beberapa kelompok yaitu: a. Diuretik lengkungan Obat-obat ini berkhasiat kuat tetapi agak singkat 4-6 jam (Tjay dan Rahardja, 2002). Banyak digunakan pada keadaan akut misalnya pada udema paru akut, udema pada penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati. Juga pada hiperkalsemia dan

8

hiperkalemia. Efek samping dapat berupa hipotensi atau syok, hipokalemi, hiperurikemi, dan pembesaran prostat (Anonim, 1994). b. Derivat thiazid Efeknya lebih lemah dan lambat (6-48 jam) dan terutama digunakan pada terapi hipertensi dan kelemahan jantung (Tjay dan Rahardja,

2002).

Efek

samping

berupa

hipokalemia,

hiperkolesterolemia, hiperurikemi, hiperglikemi, kecepatan filtrasi glomerulus berkurang, impotensi seksual, serta efek diuretik pada penderita diabetes insipidus (Anonim, 1994). c. Diuretik hemat Kalium Efek obat ini lemah dan khusus digunakan kombinasi dengan diuretik lainnya untuk menghemat ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na+ dan K+, proses ini dihambat secara kompetitif oleh antagonis aldosteron (Tjay dan Rahardja, 2002). Efek samping berupa hiperkalemia (Anonim, 1994). d. Diuretik osmotik Obat-obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli, hingga reabsorpsi air juga terbatas. Efek utama diuretik osmotik adalah untuk meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan dengan relatif sedikit penambahan ekskresi natrium. Penggunaan klinis diuretik osmotik sangat terbatas misal pada kegagalan ginjal akut, dan

9

peningkatan tekanan intrakranial atau intraokuler yang kuat (pada udema otak dan glaukoma) (Anonim, 1994). e. Inhibitor karbonik anhidrase Zat ini berfungsi menghambat enzim karbonik anhidrase di tubuli proksimal, sehingga disamping karbonat, Na+ dan K+ diekresikan lebih banyak bersamaan dengan air. Khasiat diuretik lemah sehingga digunakan secara selang-seling (Tjay dan Rahardja, 2002). Efek diuresis yang terjadi disertai dengan hilangnya ion kalium, karena lebih banyak ion natrium yang memasuki tubuli distal dan meningkatnya pertukaran Na-K (Anonim, 1994). f. Golongan xantin Diuresis dihasilkan dari bertambahnya aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus, sebagai hasil stimulasi terhadap jantung. Namun juga ada efek langsung pada ginjal yang mengurangi reabsorpsi ion natrium, klorida dan air. Golongan ini digunakan pada kegagalan jantung, yang biasa dipakai aminofilin (Anonim, 1994). 3. Furosemida COOH NHCH2

O

O H2NS O

Cl

Gambar 1. Struktur Kimia Furosemid (Katzung, 2001)

10

Furosemid merupakan turunan yang merupakan diuretik kuat dan bertitik kerja dilengkungan Henle bagian menaik. Sangat efektif pada keadaan udema diotak dan paru-paru yang akut. Mulai kerjanya pesat, oral dalam 0,5-1 jam dan bertahan 4-6 jam, intravena dalam beberapa menit dan 2,5 jam lamanya. Reabsorpsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, t1/2 30-60 menit, eksresinya melalui kemih secara utuh, pada dosis tinggi juga lewat empedu. Efek samping yang umum berupa hiponatremia, gejalanya berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk) dan kolaps. Pada injeksi intravena terlalu cepat dan jarang terjadi ketulian (reversibel) dan hipotensi. Hipokalemia reversibel dapat pula terjadi (Tjay dan Rahardja, 2002). Masa kerja furosemida biasanya 2-3 jam, sedang waktu paruhnya tergantung pada fungsi ginjal. Karena agen ansa bekerja pada sisi luminal tubulus, respon diuretik berkaitan secara positif dengan ekskresi urin. Sebagai efek diuretiknya agen ansa mempunyai efek langsung pada peredaran

darah

melalui

tatanan

beberapa

vaskuler.

Furosemida

meningkatkan aliran darah di dalam korteks ginjal (Katzung, 2001).

4. Penyarian Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut yang diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonima, 1995).

11

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk, kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Anonim, 1979) Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil diaduk. Setelah 5 hari sari diserkai, kemudian ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari, kemudian endapan dipisahkan (Anonim, 1986).

E. LANDASAN TEORI Daun

gandarusa

mengandung

kalium,

flavonoid,

justisin,

steroid/triterpenoid, tanin 0,4% (Anonimb, 1995) dan berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2001), alkaloid dan saponin (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Daun gandarusa secara empirik berkhasiat sebagai diuretik (Dalimartha, 2003). Hal ini dibuktikan dalam penelitian Sari (2006), infusa daun gandarusa konsentrasi 10% b/v; dosis 2,5 ml/ 200 g BB (1,25 g/ kg BB) memiliki daya

12

diuretik (73,53 ± 10,45) % pada tikus putih jantan galur Wistar. Dalam penelitian tersebut, zat aktif yang diduga berkhasiat sebagai diuretik pada infusa tersebut adalah senyawa yang bersifat polar. Pada penelitian ini digunakan ekstrak yang didapat dari maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Etanol merupakan pelarut yang universal yang dapat menyari senyawa yang bersifat polar, semi polar, maupun non polar, sehingga memungkinkan zat aktif yang tersari dengan infusa juga dapat tersari dengan penyari etanol ini. Dengan demikian kemungkinan ekstrak etanol tersebut juga mempunyai efek diuretik pada tikus jantan Wistar.

F. HIPOTESIS Ekstrak etanol 70% daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) diduga mempunyai efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar.

13

BAB II METODE PENELITIAN

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Jenis penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental semu dengan rancangan acak lengkap pola searah. b. Variabel penelitian Variabel bebas

: dosis ekstrak etanol 70% daun gandarusa

Variabel tergantung

: volume urin tiap waktu pengamatan

Variabel kendali

:

a) Hewan uji

: umur, berat badan, jenis kelamin, galur

b) Tanaman

: asal tanaman, waktu panen, bagian yang

diambil. c) Volume pemberian air minum d) Lingkungan laboratorium.

2. Metode pengumpulan data Data yang dikumpulkan diperoleh dari pengamatan langsung pada hewan uji yaitu data kuantitatif volume urin pada jam ke 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24 setelah perlakuan. Volume urin yang diukur adalah volume urin kumulatif dari awal pengamatan.

14

3. Bahan dan alat a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen adalah : 1) Daun gandarussa (Justicia gendarussa Burm. F) yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu. 2) Tikus putih jantan Wistar umur 2-3 bulan dengan berat 130-200 gram. 3) Akuades 4) Furosemid (PT. IFARS) 5) Polivinil Pirolidon (PVP) (E-Merck) 6) Etanol 70% (Teknis) b. Alat Alat-alat yang digunakan dalam eksperimen adalah : 1) Panci maserasi 2) Kompor listrik 3) Wajan stainless steel 4) Timbangan hewan uji (Ohaus) kepekaan 0,1 gram 5) Timbangan analitik (Satorius) kepekaan 0,1 mg dan 0,01 mg 6) Metabolic cage 7) Jarum oral tikus ukuran 15 8) Alat-alat gelas.

15

4. Jalannya Penelitian a. Determinasi tanaman Kebenaran dan deskripsi morfologi daun gandarusa di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan buku Flora of Java (Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis, 2003) dan buku

Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo,

1988). b. Pengumpulan bahan uji Daun gandarusa yang digunakan diambil dan dikumpulkan dari tanaman Justicia gendarussa Burm. F yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu pada bulan Februari 2008. c. Pengeringan bahan uji Daun Justicia gendarussa Burm. F dikumpulkan, dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel dengan cara dicuci di bawah air mengalir,

kemudian

dipotong

kecil-kecil

agar

mempermudah

pengeringan. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari tidak langsung dengan ditutup kain hitam. d. Pembuatan serbuk Daun gandarusa yang sudah kering diserbukkan dengan blender, lalu diayak dengan ayakan no.16 dan disimpan.

16

e.

Pembuatan ekstrak etanol 1. Maserasi Maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia daun gandarusa (100 g) dengan derajat halus yang cocok dimasukkan dalam panci maserasi, kemudian dituangi dengan 75 bagian pelarut etanol 70 % (750 ml) dan dibiarkan selama lima hari sambil sekalikali dilakukan pengadukan, untuk mencegah terjadinya kejenuhan. Setelah lima hari disaring sehingga diperoleh ampas dan filtrat (ekstrak cair). Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Panci ditutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, diendapkan selama dua hari

untuk menghindari kemungkinan

masih adanya serbuk ikutan hasil penyarian, setelah diendapkan filtrat dipisahkan dari endapan ikutan, selanjutnya dilakukan penguapan menggunakan evaporator. 2. Penguapan Penguapan dilakukan dengan evaporator. Penguapan berlangsung sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental inilah yang akan digunakan dalam uji diuretik. Skema cara pembuatan ekstrak etanol 70% daun gandarusa dapat dilihat pada Gambar 2.

17

Daun Gandarusa Dicuci air mengalir Dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam Diserbuk Diayak ( ayakan no. 100) Dimaserasi Dengan etanol 70 % Filtrat ekstrak etanol 70 % daun gandarusa Diuapkan dan dipekatkan menggunakan evaporator Ekstrak kental

Gambar 2. Skema Cara Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa

f. Pemilihan hewan uji Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, berat 130-200 gram. g. Perhitungan dosis furosemida Dosis furosemida yang diberikan adalah dosis yang meliputi dosis terapi manusia yaitu 80 mg (Katzung, 2001) dengan faktor konversi dari manusia (70 kg) ke tikus (200 g) sebesar 0,018 (Ngatidjan, 1990). Dosis terapi manusia

= 80 mg

Faktor konversi manusia ke tikus 200 g = 0,018

18

Maka dosis terapi pada tikus

= 80 mg × 0,018 = 1,44 mg /200 g BB = 7,2 mg /kg BB

Hasil orientasi Arsyi (2007), uji diuretik didapatkan perbedaan yang tidak berbeda bermakna terhadap kontrol negatif maka dosis yang digunakan pada hewan uji adalah tiga kalinya yaitu: Dosis yang diberikan pada tikus

= 3 x 1,44 mg/200g BB = 4,32 mg/200g BB = 21,6 mg/kg BB

Furosemid tidak larut dalam air, maka sediaan dibuat dengan melarutkan furosemida pada larutan PVP 5% sebagai suspending agent. Pembuatan larutan stok

= 4,32 mg/2,5 ml = 43,2 mg/25ml

Furosemida 43,2 mg disuspensikan dalam PVP 5% 15 tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml. h. Uji efek diuretik Hewan uji di adaptasikan di laboratorium dan dipuasakan selama 5-6 jam namun tetap diberi minum. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus Kelompok 1 (kontrol negatif)

: diberi suspensi PVP 5%

Kelompok 2 (kontrol positif)

: diberi suspensi furosemida dosis 21,6 mg /kg BB

19

Kelompok 3 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB. Kelompok 4 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/ kg BB. Kelompok 5 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/ kg BB. Setelah diberi perlakuan, hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage untuk ditampung urinnya. Pengukuran volume urin dilakukan pada jam ke 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24. Volume urin yang diukur adalah volume urin tiap waktu pengamatan dan volume urin kumulatif. Air minum pada jam ke-1 sampai ke-12 dikontrol sebanyak 2,5 ml tiap 3 jam untuk tiap hewan uji secara per oral yaitu pada jam ke- 3, 6, 9. Sedangkan jam ke- 12 diberikan sebanyak 5 ml. Selama perlakuan dalam metabolic cage hewan uji tidak diberi makan. Skema uji efek diuretik ekstrak etanol 70% daun gandarusa pada tikus putih jantan galur wistar dapat dilihat pada Gambar 3.

20

25 ekor tikus putih jantan wistar dipuasakan selama 12-18 jam

Kelompok I Kontrol negatif 5 ekor

Kelompok II Kontrol positif 5 ekor

Kelompok III 5 ekor

Kelompok IV 5 ekor

Kelompok V 5 ekor

Suspensi PVP 5%

Suspensi Furosemida 21,6 mg/kg BB

Suspensi Ekstrak etanol Dosis 0,18 g/ kg BB

Suspensi Ekstrak etanol Dosis 0,36 g/ kg BB

Suspensi Ekstrak etanol Dosis 0,72 g/ kg BB

Diberikan kepada hewan uji secara peroral dengan volume pemberian 2,5 ml / 200 g BB

Hewan uji di masukkan dalam metabolic cage

Diberi 2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9, dan diberi 5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 12

Volume urin diukur pada jam ke 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24 setelah perlakuan

Dianalisis hasilnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov, homogenitas varian, ANAVA satu jalan dan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95% Gambar 3. Skema Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

21

5. Cara analisis Data volume urin hewan uji yang didapat setelah 1, 2, 3, 6, 9, 12, 24 jam dikumpulkan, berdasarkan hasil tersebut dilakukan uji statistik. Data yang diperoleh kemudian dicari luas daerah di bawah kurva (Area Under the Curve).

[AUC ]tntn−1 =

Vn −1 + Vn (t n − t n −1 ) 2

(1)

AUC = Area di bawah kurva Vn

= Volume urin pada jam ke-n

Vn-1

= Volume urin pada jam ke (n-1)

Dari perhitungan AUC juga dapat dihitung % daya diuretik dengan rumus: % daya diuretik = =

AUC p − AUC k AUC k

× 100 %

(2)

AUCP = AUC tiap konsentrasi perlakuan AUCk = AUC kontrol negatif

Kemudian data AUC diuji distribusi normalnya dengan uji KolmogorovSmirnov, sedang keseragaman variannya diuji dengan uji Levene menggunakan taraf kepercayaan 95%. Apabila data terdistribusi normal dan homogen dilakukan ANAVA (analisis Varian) satu jalan dan jika berbeda bermakna, dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Apabila data terdistribusi tidak normal, dilakukan uji Kruskal Wallis dan jika berbeda bermakna

22

dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Adanya efek diuretik secara keseluruhan dari bahan uji dapat diketahui dengan membandingkan AUC waktu pengamatan versus volume urin dari kelompok bahan uji dengan AUC kontrol negatif.

23

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Justicia gendarussa Burm. F Determinasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tumbuhan yang akan digunakan benar-benar merupakan tumbuhan yang dimaksud (Justicia gendarussa Burm. F) dan menghindari terjadinya kesalahan pengambilan sempel. Determinasi dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan buku Flora of Java (Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis, 1997) dan buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo, 1991), diketahui bahwa sampel tumbuhan yang diteliti adalah Justicia gendarussa Burm.F. Hasil determinasinya adalah sebagai berikut: 1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b, 25a…………………………………99………………Euphorbiaceae. 1b, 36b, 39b, 40b, 42b, 54b, 61b, 63b, 66b, 67a, 68a……………………………………………………Justicia. 1……………………………………………… Justicia gendarussa Burm. F.

B. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa. Daun Pengembangan

gandarusa

didapatkan

Tanaman

dari

Obat

Balai dan

Besar Obat

Penelitian

dan

Tradisional

(B2P2TO2T) Tawangmangu dan daun diambil semua baik daun yang tua, sedang

24

maupun muda. Kemudian daun dicuci dengan air mengalir, hal ini bertujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran yang menempel di daun. Setelah itu, daun gandarusa dijemur di bawah sinar matahari ditutup dengan kain hitam. Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan kadar air yang terdapat dalam daun dan untuk keefektifan penyarian, sehingga dalam proses ekstraksi bahan telah kering dan lebih muda berinteraksi dengan cairan penyari. Pengeringan daun gandarusa ditutup dengan kain hitam karena jika dijemur di bawah sinar matahari secara langsung dapat merusak senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam daun gandarusa. Simplisia yang akan dibuat diserbuk halus. Bahan dihaluskan dengan tujuan untuk memperbesar permukaan yang akan bersentuhan dengan cairan penyari. Selain itu dapat mengakibatkan dinding-dinding sel dalam serbuk tersebut menjadi pecah, sehingga cairan penyari dapat masuk ke dalam sel-sel untuk kemudian terjadi perpindahan massa zat aktif dari dalam serbuk ke luar atau ke dalam cairan penyari. Larutan penyari yang digunakan adalah etanol 70% karena merupakan larutan yang universal yang dapat menyari senyawa bersifat polar, semi polar dan non polar. Serbuk daun gandarusa dengan bobot 300 gram disari dengan etanol 70% dan diperoleh ekstrak etanol daun gandarusa sebanyak 43,15 gram, berarti rendemennya adalah 14,38%. Perhitungan rendemen terdapat pada Lampiran 6.

25

C. Uji Diuretik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan Wistar dengan pembanding furosemid dosis 21,6 mg/kg BB sebagai kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontol negatif. Untuk memperkecil variabilitas antar hewan uji, maka hewan yang digunakan harus mempunyai keseragaman, yaitu memiliki berat badan antara 130-200 gram, umur 2-3 bulan, diberi makanan dan minuman yang sama dan dalam kondisi sehat. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara random (acak), masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus galur Wistar karena tikus merupakan hewan dengan model yang sesuai untuk evaluasi obat-obat yang mempengaruhi ginjal (Kusumawati, 2004) dan digunakan tikus jantan karena kondisi biologisnya lebih stabil bila dibandingkan dengan tikus betina. Hewan uji harus diadaptasikan terlebih dahulu dengan kondisi laboratorium selama 7 hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari stres pada saat perlakuan. Sebelum hewan uji mengalami perlakuan, pada hari terakhir hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 12-18 jam dengan hanya diberi minum ad libitum. Tujuan dipuasakan agar kondisi hewan uji sama dan mengurangi pengaruh makanan yang dikonsumsi terhadap absorpsi sampel yang diberikan. Apabila tahap persiapan telah selesai, kemudian dilakukan uji dengan pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, 0,36 g/kg BB dan 0,72 g/kg BB. Sebagai pembanding digunakan furosemid yang merupakan diuretik kuat sebagai kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontrol negatif.

26

Volume air minum yang dikonsumsi oleh hewan uji dari jam ke-1 sampai 12 tidak dilakukan uji ANAVA satu jalan karena air minum diberikan secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml/ 200 g tiap 3 jam. Begitu juga volume air minum yang dikonsumsi dari jam ke-12 sampai 24 diberikan secara peroral sebanyak 5 ml/ 200 g. Hal ini dilakukan untuk menyeragamkan kondisi dari hewan uji, karena dikhawatirkan dengan masuknya air minum yang tidak seragam kemungkinan berpengaruh pada efek diuretik yang dihasilkan baik pada kontrol positif maupun perlakuan tiap dosis ekstrak etanol daun gandarusa. Data volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24. Data yang terkumpul merupakan data volume urin tiap waktu (ml). Dari data volume urin tiap waktu dapat dihitung volume urin kumulatif. Data volume urin tiap waktu pengamatan (mean+SD) tersaji pada Tabel 1 dan terlampir pada Lampiran 9.

27

Tabel 1.

No. HU 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing-masing Kelompok Perlakuan (mean+SD) (n=5) Volume Urin tiap jam ke- (ml) 3 6 9

Perlakuan

1

2

Kontrol Positif Furosemid 21,6 mg/kg BB

2,47

0,98

0,00

2,10

4,40 2,70 2,91 4,50 3,40+0,97 0,65 0,98 0,95 0,47 0,68 0,75+0,21 0,00 0,00 0,00 0,70 0,00 0,14+0,31 0,00 0,01 0,12 0,51 0,00 0,12+0,21 0,70 0,85 0,40 0,55 0,25 0,55+0,23

0,03 0,79 0,68 0,05 0,50+0,43 0,06 0,04 0,91 0,00 0,00 0,20+0,40 095 0,56 0,60 0,74 0,80 0,73+0,15 1,61 0,20 0,82 0,40 0,20 0,64+0,60 0,55 0,65 1,10 0,15 0,20 0,53+0,38

0,00 0,00 0,00 0,70 0,14+0,31 0,92 0,22 0,00 0,33 0,81 0,45+0,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00+0,00 000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00+0,00 0,00 0,00 0,15 0,00 0,00 0,03+0,06

1,70 1,82 1,64 1,40 1,73,+0,25 0,54 0,60 0,74 0,95 1,13 0,79+0,24 2,27 1,48 1,08 2,55 2,40 1,95+0,64 0,75 1,30 0,60 0,15 0,81 0,72+0,41 1,05 1,72 1,10 1,90 1,30 1,41+0,37

(mean+SD) Kontrol Negatif PVP 5 % 2,5 ml / 200 g BB (mean+SD) Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB (mean+SD) Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/ kg BB (mean+SD) Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB (mean+SD)

12

24

1,94

1,76

4,35

1,12 1,60 1,54 1,72 1,58+0,30 1,25 1,36 1,14 1,56 0,97 1,25+0,22 1,21 1,38 1,30 2,40 0,73 1,40+0,61 1,20 2,15 1,11 1,30 2,60 1,67+0,66 1,82 1,95 1,90 1,15 1,35 1,63+0,36

1,23 1,30 1,85 2,30 1,68+0,43 1,06 1,98 1,35 1,09 1,24 1,34+0,37 1,10 1,95 2,50 1,93 2,00 1,89+0,50 2,55 3,01 2,51 1,41 1,55 2,20+0,69 1,78 2,75 1,35 2,38 3,40 2,33+0,80

3,20 2,16 2,31 2,26 2,85+0,93 1,61 2,73 1,50 1,94 1,97 1,95+0,48 2,23 3,43 2,00 3,05 5,05 3,15+1,21 2,43 1,20 1,30 1,82 2,78 1,90+0,69 2,95 2,64 3,70 2,15 1,80 2,65+0,73

Data volume urin kumulatif menggambarkan kenaikan volume urin secara keseluruhan selama waktu pengamatan. Data volume urin kumulatif (mean+SD) selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Data volume urin kumulatif jam ke 1-12, urin kumulatif jam ke 12-24 dan urin kumulatif jam ke 1-24 tiap waktu pengamatan (mean+SD) tersaji Tabel 2.

28

Tabel 2. Volume Urin Kumulatif1-12, Urin Kumulatif12-24, Urin Kumulatif1-24 (ml) tiap Waktu Pengamatan (ml) (mean+SD) (n=5) No 1 2 3

4

5

Perlakuan

Urin Kum 1-12 (ml)

Urin Kum 12-24 (ml)

Urin kum 1-24 (ml)

Kontrol Positif 21,6mg/ kg BB Kontrol Negatif 2,5 ml/ 200g BB

8,90+0,70

2,85+0,93

11,75+1,24

4,79+0,35

1,95+0,48

6,74±0,70

Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18g/ kg BB Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,36g/ kg BB Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,72,g/ kg BB

6,26+1,55

3,15+1,21

9,41+2,02

4,45+0,77

1,90+0,69

6,36+1,41

5,69+0,91

2,64+0,73

8,33+1,49

Volume urin kumulatif (ml)

Urin kum = urin kumulatif 12 10 8 6 4 2 0 0

5

10

15

20

25

Waktu pengamatan (jam ke-) kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB) kontrol negatif (suspensi PVP 5% 2,5 ml/200 g BB) ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB

Gambar 5.

Kurva Hubungan Waktu Pengamatan (Jam) Terhadap Volume Urin Kumulatif (ml) setelah Perlakuan pada Tikus Putih Jantan Wistar.

29

.Urin kumulatif 1-12 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke 1-12. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif dan ekstrak etanol daun gandarusa 0,18 g/kg BB. Ini menunjukkan bahwa kontrol positif dan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB mampu meningkatkan volume urin secara bermakna pada jam ke 1-12. Urin kumulatif 12-24 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke 12-24. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif (p=0,113). Hal ini berarti pada jam 12-24 sudah tidak ada kenaikan volume urin lagi (kemungkinan karena pada jam ke 12-24 furosemid maupun ekstrak etanol daun gandarusa sudah terekskresi). Urin kumulatif 1-24 menggambarkan kenaikan volume urin secara keseluruhan yaitu pada jam ke 1-24. Hasil uji statistik data terdistribusi normal, sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data ditransform ke dalam bentuk Lag (penurunan) sehingga dihasilkan data yang homogenitasnya sama. Dari hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hal ini berarti furosemid mempunyai efek diuretik pada jam ke 1-24 karena mampu meningkatkan volume urin. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa tidak memiliki efek diuretik secara keseluruhan karena tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif, sehingga tidak mampu menaikkan volume urin. Adanya khasiat sebagai diuretik dari ekstrak etanol daun gandarusa diketahui dengan membandingkan AUC (Area Under the Curve) volume urin tiap

30

waktu pengamatan dari tiap kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dengan AUC kontrol negatif. Semakin besar AUCnya berarti semakin besar volume urin yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat diketahui apakah ekstrak etanol daun gandarusa mempunyai kemampuan menaikkan volume urin atau tidak. Data AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 urin tiap waktu pengamatan dari masing-masing perlakuan (mean+SD) dapat dilihat pada Tabel 3 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 3. AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen daya Diuretik (mean+SD) (n=5) No 1 2 3 4 5

Perlakuan Kontrol Positif 21,6 mg/kg BB Kontrol Negatif 2,5 ml/ 200g BB Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB

AUC1-12 (ml.jam) 16,76+1,69

AUC12-24 (ml.jam) 26,30+6,65

9,82+0,81

19,76+4,90

29,78+5,17

-

13,79+3,09

30,28+8,14

44,08+8,78

47,98+29,4

12,45+2,00

25,99+2,52

38,45+3,35

28,68+2,04

43,33+4,15

14,65+2,81

AUC1-24 (ml.jam) 44,02+6,95

% Daya Diuretik 47,67+23,4

29,06+11,2 45,44+13,9

31

Tabel 4. Data Nilai Signifikan AUC1-12, AUC12-24, dan AUC1-24 antar Kelompok Perlakuan dari Uji LSD

AUC

Kelompok

1-12

I II III IV V I II III IV V I II III IV V

Nilai Signifikansi I

12-24

1-24

II 0,000*

III 0,049* 0,011

IV 0,006* 0,077 0,355

V 0,151 0,003* 0,554 0,137

0,069

0,256 0,006*

0,928 0,083 0,222

0,494 0,017 0,642 0,440

0,001*

0,988 0,001*

0,158 0,034* 0,154

0,856 0,002* 0,845 0,214

* = berbeda signifikan p < 0,05 Kelompok I = kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB) II =kontrol negatif (suspensi PVP 2,5 ml/200g BB) III =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB IV =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB V =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg B Harga AUC1-12 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke 1-12. Dari hasil uji ANAVA satu jalan diperoleh data berbeda bermakna (p = 0,001). Hal ini berarti pemberian ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-12 sudah menunjukkan adanya pengaruh terhadap kenaikan volume urin pada hewan uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB dan dosis 0,72 g/kg BB. Hal ini berarti, pada kontrol positif dan kedua dosis ekstrak etanol tersebut mempunyai efek sebagai diuretik secara bermakna pada jam ke 1-12. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB tidak menunjukan

perbedaan

yang

bermakna

menunjukkan efek diuretik pada jam 1-12).

dengan

kontrol

negatif

(tidak

32

AUC12-24 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke 12-24. hasil ANAVA satu jalan diperoleh data tidak berbeda bermakna (p = 0,056). Hal ini berarti, pemberian ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada jam ke 12-24 tidak berpengaruh terhadap kenaikan volume urin pada hewan uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif berbeda bermakna dengan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB dan dosis 0,72 g/Kg BB yang berarti pada dosis tersebut mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 12-24 dan tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB. Hal ini mungkin dikarenakan pada jam ke 12-24 furosemid dan ekstrak etanol pada dosis tersebut sudah terekskresi (tidak menghasilkan efek diuretik lagi). Dengan kata lain, ekskresi urin pada jam 12-24 sudah normal kembali. Efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-24 dapat dilihat dengan membandingkan AUC kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dengan AUC kontrol negatif pada jam ke 1-24. Hasil ANAVA terhadap AUC1-24 menunjukkan adanya perbedaan yang

bermakna (p = 0,005). Hasil uji LSD

menunjukkan bahwa kelompok yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif adalah kelompok perlakuan dengan pemberian furosemid (kontrol positif) dan pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, dosis 0,36 g/kg BB dan dosis 0,72 g/Kg BB. Hal ini berarti, kontrol positif dan ketiga dosis tersebut mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 1-24. Dari data AUC1-24 yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan persen daya diuretik purata AUC1-24 tiap kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif

33

yang terdapat pada Tabel 3. Dari tabel tersebut, dapat dilihat persen daya diuretik yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun gandarusa. Hasil uji statistik data terdistribusi normal, sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data ditransform

kedalam

bentuk

logaritma

sehingga

dihasilkan

data

yang

homogenitasnya sama. Hasil ANAVA terhadap persen daya diuretik menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,002). Hal ini berarti daya diuretik yang dihasilkan ketiga dosis ekstrak etanol daun gandarusa tidak sama secara statistik dengan daya diuretik kontrol positif (furosemid). Contoh perhitungan persen daya diuretik dapat dilihat pada Lampiran 14. Hasil ANAVA dan uji Least Significant Difference LSD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Untuk melihat pengaruh dosis terhadap efek diuretik yang dihasilkan dengan membandingkan nilai AUC antar dosis. Pada AUC1-12 perbandingan antar dosis ada perbedaan yang bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,001). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-12 dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC12-24 perbandingan antar dosis tidak berbeda bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,056). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 12-24 tidak dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC1-24 ada perbedaan yang bermakna pada dosis 018, g/ kg BB dengan dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,005). Hal ini berarti efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-24 dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Dari penelitian sebelumnya (Sari, 2006), telah dilakukan uji efek diuretik infusa pada daun gandarusa dengan dosis 1,25 g/ kg BB mampu memberikan

34

efek diuretik pada tikus putih jantan galur wistar sebesar (73,53 + 10,45) %. Sedangkan dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, diketahui bahwa ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB mampu memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar, dengan daya diuretik sebesar (47,98 ± 29,49), (29,06 ± 11,24), (45,44 ± 13,93) %. Hal ini berarti efek diuretik yang dihasilkan pada infusa lebih besar dibanding ekstrak etanol daun gandarusa. Efek diuretik infusa lebih besar mungkin disebabkan senyawa yang berkhasiat sebagai diuretik sangat mudah larut dalam pelarut yang kepolarannya tinggi. Dalam hal ini, air adalah pelarut yang sangat polar dan hanya senyawa-senyawa yang polar saja yang dapat larut didalamnya. Sedangkan pada ekstrak etanol daun gandarusa tidak hanya senyawa polar saja yang tersari, namun senyawa semi polar dan non polar juga ikut tersari. Kemungkinan, senyawa polar yang diberikan pada dosis yang sama lebih sedikit dibanding dengan infusa. Sehingga efek yang diinginkan yaitu untuk menaikan volume urin menjadi berkurang.

35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan: 1.

Ekstrak etanol daun gandarusa berkhasiat sebagai diuretik pada tikus putih jantan Wistar.

2.

Berdasarkan AUC1-24, dosis ekstrak etanol daun gandarusa yang dapat menimbulkan efek diuretik pada tikus putih jantan Wistar berturut-turut adalah 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB dan 0,72 g/ kg BB.

B. Saran 1.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya dalam uji diuretik volume air minum yang dikonsumsi hewan uji dikontrol selama 24 jam.

2.

Perlu dilakukan uji kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek diuretik pada daun gandarua (Gendarussa vulgaris Nees.)

36

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ш, ХХХ, 262, Departemen Kesehatan RI. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Departemen Kesehatan RI. Anonim, 1994, Catatan Kuliah Farmakologi, Cetakan II, 121-128, Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Anonima, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi keempat. II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonimb, 1995, Materia Medika Indonesia, Edisi VI, 113, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Arsyi, K., 2007, Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Markisah (Passiflora quadrangularis L) Pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Backer, C. A. D., and van den Brink, R. C., 1968, Flora of Java, Vol. I. N. V. P. Noorddh off Groningen The Netherland. Dalimartha, S, 2001, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, 6162, Trubus Ariwidya, Jakarta. Dalimartha, S, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, Trubus Ariwidya, Jakarta. Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, 433-444, Diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta. Kusumawati, D., 2004, Bersahabat dengan Hewan Coba, 77-78, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mangkoewidjoyo, S., dan Smith, J. B., 1988, Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis, 38, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Ngatidjan, 1990, Metode Laboratorium Dalam Toksikologi, 94 Reviewer : Lukman H., 1994, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

37

Sari, S. Y., 2006, Uji Efek Diuretik Infusa Daun Gandarusa (Gendarussa vulgaris Nees) pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Siswandono dan Soekardjo, 2000, Kimia Medisinal, Jilid II, Edisi II, 209-221, Airlangga University Press, Surabaya. Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J. R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, 274-276, Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting (Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Samping), Edisi V 372-381 Ditjen PCM RI, Jakarta. Tjitrosoepomo, G., 1991, Taksonomi Tumbuhan, Cetakan II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Van Steenis C. G. G. J., 1997, Flora, diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto, dkk, Cetakan III, 391, Pradnya Paramita, Jakarta. Wijayakusuma, H., Dalimartha, S., dan Wirian, A., 1996, Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia, Edisi II, Cetakan II, 114-116, Pustaka Kartini, Jakarta.

38

Lampiran 1. Foto Tanaman dan Simplisia Gandarusa

39

Lampiran 2. Foto Metabolic Cage

40

Lampiran 3. Foto Ekstrak Cair Dan Ekstrak Kental Daun Gandarusa

Ekstrak cair daun Gandarusa

Ekstrak kental daun Gandarusa

41

Lampiran 4. Surat Keterangan Pengambilan Simplisia Daun Gandarusa

42

Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Gandarusa

47

48

Lanjutan Lampiran 6

52

53

Lampiran 8. Data AUC1-12, AUC12–24, AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan, % Daya Diuretik (mean + SD) (n = 5) No.

Perlakuan

1. 2. 3. 4. 5.

Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)

(mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB) (mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB (mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB (mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB (mean+SD)

AUC 1 – 12 (ml– jam) 18,21 14,74 15,70 16,41 18,76 16,76+1,69 9,51 10,31 8,53 10,30 10,46

AUC 12 –24 (ml – jam) 36,66 26,58 20,76 20,16 27,36 26,30+6,65 16,02 28,26 17,10 18,18 19,26

AUC 1 – 24 (ml – jam) 54,98 41,32 36,46 41,37 46,12 44,02+6,95 25,53 38,57 26,63 28,48 29,72

% Daya Diuretik 84,19 38,70 22,39 38,27 54,82 47,67+23,41 -

9,82+0,81

19,76+4,90

29,78+5,17

-

13,04 12,065 11,49 19,20 13,19

19,98 32,28 27,00 29,88 42,30

33,02 44,34 38,49 49,08 55,49

10,84 48,84 29,20 64,75 86,27

13,79+3,09

30,28+8,14

44,08+8,78

47,98+29,49

11,28 15,07 9,83 13,36 12,75

29,88 25,26 22,86 25,98 25,98

41,16 40,33 32,69 39,34 38,73

38,16 35,38 9,73 32,05 30,01

12,45+2,00

25,99+2,52

38,45+3,35

12,53 15,13 12,82 13,42 19,35

28,38 26,34 30,30 27,18 31,20

40,91 41,47 43,12 40,60 50,55

37,32 39,20 44,74 36,28 69,68

14,65+2,81

28,68+2,04

43,33+4,15

45,44+13,93

29,06+11,24

54

Lampiran 9. Data Volume Urin (ml) tiap Waktu Pengamatan pada masingmasing Perlakuan Hewan Uji. No. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.

Volume Urin Tiap Jam ke (ml)

Perlakuan Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB)

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,18 g/kg BB

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,36 g/kg BB

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

1 2,47 4,40 2,70 2,91 4,50 0,65 0,98 0,95 0,47 0,68 0,00 0,00 0,00 0,70 0,00 0,00 0,01 0,12 0,51 0,00 0,70 0,85 0,40 0,55 0,25

2 0,98 0,03 0,79 0,68 0,05 0,06 0,04 0,91 0,00 0,00 0,95 0,56 0,60 0,74 0,80 1,61 0,29 0,82 0,40 0,20 0,55 0,65 1,10 0,15 0,20

3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,70 0,92 0,22 0,00 0,33 0,81 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,15 0,00 0,00

6 2,10 1,70 1,82 1,64 1,40 0,54 0,60 0,74 0,95 1,13 2,27 1,48 1,08 2,55 2,40 0,75 1,30 0,60 0,15 0,81 1,05 1,72 1,10 1,90 1,30

9 1,94 1,12 1,60 1,54 1,72 1,25 1,36 1,14 1,56 0,97 1,21 1,38 1,30 2,40 0,73 1,20 2,15 1,11 1,30 2,60 1,82 1,95 1,90 1,15 1,35

12 1,76 1,23 1,30 1,85 2,30 1,06 1,98 1,35 1,09 1,24 1,10 1,95 2,50 1,93 2,00 2,55 3,01 2,51 1,41 1,55 1,78 2,75 1,35 2,38 3,40

24 4,35 3,20 2,16 2,31 2,26 1,61 2,73 1,50 1,94 1,97 2,23 3,34 2,00 3,05 5,05 2,43 1,20 1,30 1,82 2,78 2,95 2,64 3,70 2,15 1,80

55

Lampiran 10. Data Volume Urin Kumulatif (ml) tiap Waktu Pengamatan No. 1. 2. 3. 4. 5.

Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)

(mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB)

(mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,18 g/kg BB (mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,36 g/kg BB

(mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Volume Urin Tiap Jam ke (ml)

Perlakuan

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB (mean+SD)

1 2,47 4,40 2,70 2,91 4,50

2 3,45 4,43 3,49 3,59 4,55

3 3,45 4,43 3,49 3,59 4,55

6 5,55 6,13 5,31 4,23 5,95

9 7,49 7,25 6,91 5,77 7,67

12 9,25 8,48 8,21 8,62 9,97

24 13,60 11,66 10,37 9,13 12,23

3,40+0,97

3,90+0,54

3,90+0,54

5,43+0,74

7,01+0,75

8,90+0,70

11,40+1,71

0,65 0,98 0,95 0,47 0,68

0,71 1,02 1,86 0,47 0,68

1,63 1,24 1,86 0,80 1,49

2,17 1,84 2,60 1,75 2,62

3,42 3,20 3,74 3,31 3,59

4,48 5,18 5,09 4,40 4,83

6,09 7,91 6,59 6,34 6,80

0,75+0,21

0,95+0,54

1,40+0,40

2,20+0,40

3,45+0,21

4,80+0,35

6,74+0,70

0,00 0,00 0,00 0,70 0,00

0,95 056 0,60 1,44 0,80

0,95 0,56 0,60 2,14 0,80

3,22 2,04 1,68 4,69 3,20

4,43 3,42 2,98 7,09 3,93

5,53 5,37 5,48 9,02 5,93

7,76 8,80 7,48 12,07 10,98

0,14+0,31

0,70+0,16

1,01+0,65

2,96+1,18

4,37+1,61

6.26+1,55

9,41+2,02

0,00 0,01 0,12 0,51 0,00

1,81 0,35 0,94 0,91 0,30

1,81 0,35 0,94 0,91 0,30

1,56 1,65 1,54 1,06 1,11

2,76 2,76 2,65 2,36 3,71

5,31 3,77 4,16 3,77 5,26

7,74 4,97 5,46 5,59 8,04

0,12+0,21

0,86+0,61

0,86+0,61

1,38+0,27

2,85+0,51

4,45+50,77

6,36+1,41

0,70 0,85 0,40 0,55 0,25

1,25 1,50 1,50 0,70 0,45

1,25 1,50 1,65 0,70 0,45

2,30 3,22 2,75 2,60 1,75

4,12 5,17 4,65 3,75 3,10

5,90 6,92 6,00 5,13 4,50

8,85 9,56 9,70 7,28 6,30

0,55+0,23

1,08+0,48

1,11+0,51

2,52+0,54

4,15+0,80

5,69+0,91

8,34+1,49

56

Lampiran 11. Volume Urin Kumulatif 1- 12, Urin Kumulatif12–24, urin kumulatif1- 24. No.

Perlakuan

1. 2. 3. 4. 5.

Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)

Urin Kumulatif 1 – 12 9,25 8,48 8,21 8,62 9,97 8,90+0,70 4,48 5,18 5,09 4,40 4,83

Urin Kumulatif 12 – 24 4,35 3,20 2,16 2,31 2,26 2,85+0,93 1,61 2,73 1,50 1,94 1,97

Urin Kumulatif 1 – 24 13,60 11,66 10,37 10,93 12,23 11,76+1,24 6,09 7,91 6,59 6,34 6,80

4,79+0,35 5,53 5,37 5,48 9,02 5,93

1,95+0,48 2,23 3,43 2,00 3,05 5,05

6,75+0,70 7,76 8,80 7,48 12,07 10,98

6,26+1,55 5,31 3,77 4,16 3,77 5,26

3,15+1,21 2,43 1,20 1,30 1,82 2,78

9,42+2,02 7,74 4,97 5,46 5,59 8,04

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

4,45+0,77 5,90 6,92 6,00 5,13 4,50

1,90+0,69 2,95 2,64 3,70 2,15 1,80

6,36+1,41 8,85 9,56 9,70 7,28 6,30

(mean+SD)

5,69+0,91

2,64+0,73

8,34+1,49

(mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml) 200 g BB

(mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB (mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB (mean+SD)

1. 2. 3. 4. 5.

57

Lampiran 12. Berat Badan Tikus dengan Volume pemberian.

No HU 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

PERLAKUAN Kontrol Positif 21,6 mg/kg BB

Kontrol Negatif 2,5 ml/200 g BB

Suspensi Ekstrak Etanol daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa dosis 0,36 g/kg BB Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Berat Badan (gram) 198 201 186 190 193 160 190 157 167 156 167 201 150 205 198 182 185 142 171 194 180 158 168 175 153

Volume Pemberian (ml) 2,47 2,51 2,32 2,37 2,41 2,00 2,40 1,96 2,08 1,95 2,09 2,51 1,90 2,56 2,50 2,30 2,31 1,78 2,14 2,45 2,25 1,97 2,10 2,18 1,90

58

Lampiran 13. Perhitungan Rendemen dan contoh Perhitungan AUC. A. Perhitungan Rendemen Berat Serbuk Daun Gandarusa = 300 gram Berat Ekstrak Etanol Daun Gandarusa = 43,15 gram Rendemen =

43,15 gram x100% = 14,38% 300 gram

B. Contoh Perhitungan AUC AUC kontrol positif hewan uji no.1

[AUC]tn tn −1 = v n −1 + v n (t n − t n − 1) t

2

AUC0-1 =

2,47 x 1 = 1,235 2

AUC1-2 =

2,47 + 0,98 x 1 = 1,725 2

AUC2-3 =

0,98 + 0,00 x 1 = 0,49 2

AUC3-6 =

0,00 + 2,10 x 3 = 3,15 2

AUC6-9 =

2,90 + 1,94 x 3 = 6,06 2

AUC9-12=

1,94 + 1,76 x 3 = 5,55 2

AUC12-24=

1,76 + 4,35 x 12 = 36,66 2

59

Lampiran 14. Perhitungan % Daya Diuretik Mean AUC1–24 Kontrol Negatif = 29,79 % Daya diuretik =

AUC p − AUC k AUC k

a. Kotrol Positif 1. % Daya Diuretik

=

× 100%

54,87 − 29,79 × 100 % 29,79

= 84,19 % 2. % Daya Diuretik

=

41,32 − 29,79 × 100 % 29,79

= 38,70 % 3. % Daya Diuretik

=

36,46 − 29,79 × 100 % 29,79

= 22,39 % 4. % Daya Diuretik

=

41,37 − 29,79 × 100 % 29,79

= 38,27 % 5. % Daya Diuretik

=

46,12 − 29,79 × 100 % 29,79

= 54,82 % b. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,18 g/kg BB 33,02 − 29,79 × 100 % 1. % Daya Diuretik = 29,79 = 10,84 % 2. % Daya Diuretik

=

44,34 − 29,79 × 100 % 29,79

= 48,84 % 3. % Daya Diuretik

=

38,49 − 29,79 × 100 % 29,79

= 29,20 %

60

4. % Daya Diuretik

=

49,08 − 29,79 × 100 % 29,79

= 64,75 % 5. % Daya Diuretik

=

55,49 − 29,79 × 100 % 29,79

= 86,27 % c. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,36 g/kg BB 41,16 − 29,79 1. % Daya Diuretik = × 100 % 29,79 = 38,16 % 2. % Daya Diuretik

=

40,33 − 29,79 × 100 % 29,79

= 35,38 % 3. % Daya Diuretik

=

32,69 − 29,79 × 100 % 29,79

= 9,73 % 4. % Daya Diuretik

=

39,34 − 29,79 × 100 % 29,79

= 32,05 % 5. % Daya Diuretik

=

38,73 − 29,79 × 100 % 29,79

= 30,01 % d. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,72g/kg BB 40,91 − 29,79 1. % Daya Diuretik = × 100 % 29,79 = 37,32 % 2. % Daya Diuretik

=

41,47 − 29,79 × 100 % 29,79

= 39,20 %

61

3. % Daya Diuretik

=

43,12 − 29,79 × 100 % 29,79

= 44,74 % 4. % Daya Diuretik

=

40,60 − 29,79 × 100 % 29,79

= 36,28 % 5. % Daya Diuretik

=

50,55 − 29,79 × 100 % 29,79

= 69,68 %

62

Lampiran 15. Perhitungan Konsentrasi Stok dan Pembuatan Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Volume pemberian = 2,5 ml / 200 g BB a. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,18 g/ kg BB 10 % = 10 g/ 100 ml = 2,5 g/ 25 ml = 0,25 g/ 2,5 ml = 0,25 g/ 200 g BB x rendemen = 0,25 g/ 200 g BB x 14,38 % = 0,036 g/ 200 g BB = 0,18 g/ kg BB Konsentrasi stok = 0,036 g/ 200 g BB = 0,036 g/ 2,5 ml = 0,36 g/ 25 ml Larutan stok = 0,36 g/ 25 ml Penimbangan ekstrak etanol 0,36 g disuspensikan dalam PVP 5% 15 tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml. b. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,36 g/ kg BB 20 % = 20 g/ 100 ml = 5 g/ 25 ml = 0,5 g/ 2,5 ml = 0,5 g/ 200 g BB x rendemen = 0,5 g/ 200 g BB x 14,38 % = 0,072 g/ 200 g BB = 0,36 g/ kg BB Konsentrasi stok = 0,072 g/ 200 g BB = 0,072 g/ 2,5 ml = 0,72 g/ 25 ml Larutan stok = 0,72 g/ 25 ml Penimbangan ekstrak etanol 0,72 g disuspensikan dalam PVP 5% 15 tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml.

63

c. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,72 g/ kg BB 40 %

= 40 g/ 100 ml = 10 g/ 25 ml = 1 g/ 2,5 ml = 1 g/ 200 g BB x rendemen = 1 g/ 200 g BB x 14,38 % = 0,1438 g/ 200 g BB = 0,72 g/ kg BB

Konsentrasi stok = 0,1438 g/ 200 g BB = 0,1438 g/ 2,5 ml = 1,43 g/ 25 ml Larutan stok = 1,43 g/ 25 ml Penimbangan ekstrak etanol 1,43 g disuspensikan dalam PVP 5% 15 tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml.

64

Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas Varian, Anova, dan LSD 1. Urin Kumulatif 1-12

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N a,b Normal Parameters

Urin Kumulatif 1-12 25 6.0224 1.82781 .225 .225 -.124 1.124 .159

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances Urin Kumulatif 1-12 Levene Statistic 1.661

df1

df2 4

20

Sig. .198

65

ANOVA Urin Kumulatif 1-12

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 62.245 17.937 80.181

df 4 20 24

Mean Square 15.561 .897

F 17.351

Sig. .000

Multiple Comparisons Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-12 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Mean Difference (I-J) 4.1100* 2.6400* 4.4520* 3.2160* -4.1100* -1.4700* .3420 -.8940 -2.6400* 1.4700* 1.8120* .5760 -4.4520* -.3420 -1.8120*

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 2.8606 5.3594 1.3906 3.8894 3.2026 5.7014 1.9666 4.4654 -5.3594 -2.8606 -2.7194 -.2206 -.9074 1.5914 -2.1434 .3554 -3.8894 -1.3906 .2206 2.7194 .5626 3.0614 -.6734 1.8254 -5.7014 -3.2026 -1.5914 .9074 -3.0614 -.5626

Std. Error .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989 .5989

Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .023 .574 .151 .000 .023 .007 .348 .000 .574 .007

-1.2360

.5989

.052

-2.4854

1.338E-02

-3.2160* .8940 -.5760 1.2360

.5989 .5989 .5989 .5989

.000 .151 .348 .052

-4.4654 -.3554 -1.8254 -1.3382E-02

-1.9666 2.1434 .6734 2.4854

66 2. Urin Kumulatif 12 – 24

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences

Urin Kumulatif 12-24 25 2.5024 .92431 .142 .142 -.079 .712 .691

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances Urin Kumulatif 12-24 Levene Statistic 1.010

df1

df2 4

20

Sig. .426

67

ANOVA Urin Kumulatif 12-24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 6.145 14.359 20.504

df 4 20 24

Mean Square 1.536 .718

F 2.140

Sig. .113

Multiple Comparisons Dependent Variable: Urin Kumulatif 12-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Mean Difference (I-J) .9060 -.2960 .9500 .2080 -.9060 -1.2020* 4.400E-02 -.6980 .2960 1.2020* 1.2460* .5040 -.9500 -4.4000E-02 -1.2460*

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -.2119 2.0239 -1.4139 .8219 -.1679 2.0679 -.9099 1.3259 -2.0239 .2119 -2.3199 -8.4149E-02 -1.0739 1.1619 -1.8159 .4199 -.8219 1.4139 8.415E-02 2.3199 .1281 2.3639 -.6139 1.6219 -2.0679 .1679 -1.1619 1.0739 -2.3639 -.1281

Std. Error .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359

Sig. .106 .587 .092 .702 .106 .036 .935 .208 .587 .036 .031 .358 .092 .935 .031

-.7420

.5359

.181

-1.8599

.3759

-.2080 .6980 -.5040 .7420

.5359 .5359 .5359 .5359

.702 .208 .358 .181

-1.3259 -.4199 -1.6219 -.3759

.9099 1.8159 .6139 1.8599

68

3. Urin Kumulatif 1-24 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences

Urin Kumulatif 1-24 25 8.5240 2.39098 .140 .140 -.083 .701 .709

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances Urin Kumulatif 1-24 Levene Statistic 2.927

df1

df2 4

20

Sig. .047

69

ANOVA Urin Kumulatif 1-24 Sum of Squares 95.684 41.520 137.203

Between Groups Within Groups Total

df 4 20 24

Mean Square 23.921 2.076

F 11.523

Sig. .000

Multiple Comparisons Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Hasil Transform Urin Kumulatif 1-24 Test of Homogeneity of Variances lagk1_24 Levene Statistic .844

df1

df2 4

19

Sig. .514

Mean Difference (I-J) 5.0120* 2.3400* 5.3980* 3.4200* -5.0120* -2.6720* .3860 -1.5920 -2.3400* 2.6720* 3.0580* 1.0800 -5.3980* -.3860 -3.0580*

Std. Error .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113

Sig. .000 .018 .000 .001 .000 .008 .676 .096 .018 .008 .003 .250 .000 .676 .003

-1.9780*

.9113

.042

-3.8789

-7.7149E-02

-3.4200* 1.5920 -1.0800 1.9780*

.9113 .9113 .9113 .9113

.001 .096 .250 .042

-5.3209 -.3089 -2.9809 7.715E-02

-1.5191 3.4929 .8209 3.8789

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 3.1111 6.9129 .4391 4.2409 3.4971 7.2989 1.5191 5.3209 -6.9129 -3.1111 -4.5729 -.7711 -1.5149 2.2869 -3.4929 .3089 -4.2409 -.4391 .7711 4.5729 1.1571 4.9589 -.8209 2.9809 -7.2989 -3.4971 -2.2869 1.5149 -4.9589 -1.1571

70 Multiple Comparisons Dependent Variable: lagk1_24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Mean Difference (I-J) 3.80800* 3.05800* 4.69200* 2.95400* -3.80800* -.75000 .88400 -.85400 -3.05800* .75000 1.63400 -.10400 -4.69200* -.88400 -1.63400

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Sig. .012 .037 .003 .043 .012 .566 .500 .514 .037 .566 .219 .936 .003 .500 .219

-1.73800

1.28520

.192

-4.4280

.9520

-2.95400* .85400 .10400 1.73800

1.36317 1.28520 1.28520 1.28520

.043 .514 .936 .192

-5.8071 -1.8360 -2.5860 -.9520

-.1009 3.5440 2.7940 4.4280

*. The mean difference is significant at the .05 level.

4. AUC 1-12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances AUC 1-12 Levene Statistic 1.163

df1

df2 4

20

Sig. .356

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound .9549 6.6611 .2049 5.9111 1.8389 7.5451 .1009 5.8071 -6.6611 -.9549 -3.4400 1.9400 -1.8060 3.5740 -3.5440 1.8360 -5.9111 -.2049 -1.9400 3.4400 -1.0560 4.3240 -2.7940 2.5860 -7.5451 -1.8389 -3.5740 1.8060 -4.3240 1.0560

Std. Error 1.36317 1.36317 1.36317 1.36317 1.36317 1.28520 1.28520 1.28520 1.36317 1.28520 1.28520 1.28520 1.36317 1.28520 1.28520

AUC 1-12 25 13.4984 3.11978 .150 .150 -.095 .750 .627

71

ANOVA AUC 1-12

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 133.392 100.200 233.592

df 4 20 24

Mean Square 33.348 5.010

F 6.656

Sig. .001

Multiple Comparisons Dependent Variable: AUC 1-12 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Mean Difference (I-J) 6.9420* 2.9660* 4.3060* 2.1140 -6.9420* -3.9760* -2.6360 -4.8280* -2.9660* 3.9760* 1.3400 -.8520 -4.3060* 2.6360 -1.3400

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 3.9891 9.8949 1.305E-02 5.9189 1.3531 7.2589 -.8389 5.0669 -9.8949 -3.9891 -6.9289 -1.0231 -5.5889 .3169 -7.7809 -1.8751 -5.9189 -1.3054E-02 1.0231 6.9289 -1.6129 4.2929 -3.8049 2.1009 -7.2589 -1.3531 -.3169 5.5889 -4.2929 1.6129

Std. Error 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156

Sig. .000 .049 .006 .151 .000 .011 .077 .003 .049 .011 .355 .554 .006 .077 .355

-2.1920

1.4156

.137

-5.1449

.7609

-2.1140 4.8280* .8520 2.1920

1.4156 1.4156 1.4156 1.4156

.151 .003 .554 .137

-5.0669 1.8751 -2.1009 -.7609

.8389 7.7809 3.8049 5.1449

72

5. AUC 12-24 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b

AUC 12-24 25 26.2056 6.13193 .125 .093 -.125 .627 .827

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances AUC 12-24 Levene Statistic 1.398

df1

df2 4

Sig. .271

20

ANOVA AUC 12-24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 321.691 580.723 902.414

df 4 20 24

Mean Square 80.423 29.036

F 2.770

Sig. .056

73 Multiple Comparisons Dependent Variable: AUC 12-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Mean Difference (I-J) 6.5400 -3.9840 .3120 -2.3760 -6.5400 -10.5240* -6.2280 -8.9160* 3.9840 10.5240* 4.2960 1.6080 -.3120 6.2280 -4.2960

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Sig. .069 .256 .928 .494 .069 .006 .083 .017 .256 .006 .222 .642 .928 .083 .222

-2.6880

3.4080

.440

-9.7970

4.4210

2.3760 8.9160* -1.6080 2.6880

3.4080 3.4080 3.4080 3.4080

.494 .017 .642 .440

-4.7330 1.8070 -8.7170 -4.4210

9.4850 16.0250 5.5010 9.7970

*. The mean difference is significant at the .05 level.

6. AUC 1-24

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences

AUC 1-24 25 39.9356 7.84415 .147 .142 -.147 .734 .653

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances AUC 1-24 Levene Statistic 1.344

df1

df2 4

20

Sig. .289

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -.5690 13.6490 -11.0930 3.1250 -6.7970 7.4210 -9.4850 4.7330 -13.6490 .5690 -17.6330 -3.4150 -13.3370 .8810 -16.0250 -1.8070 -3.1250 11.0930 3.4150 17.6330 -2.8130 11.4050 -5.5010 8.7170 -7.4210 6.7970 -.8810 13.3370 -11.4050 2.8130

Std. Error 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080

74

ANOVA AUC 1-24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 754.404 725.631 1480.035

df 4 20 24

Mean Square 188.601 36.282

F 5.198

Sig. .005

Multiple Comparisons Dependent Variable: AUC 1-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Mean Difference (I-J) 14.2640* -3.4000E-02 5.6000 .7200 -14.2640* -14.2980* -8.6640* -13.5440* 3.400E-02 14.2980* 5.6340 .7540 -5.6000 8.6640* -5.6340

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 6.3174 22.2106 -7.9806 7.9126 -2.3466 13.5466 -7.2266 8.6666 -22.2106 -6.3174 -22.2446 -6.3514 -16.6106 -.7174 -21.4906 -5.5974 -7.9126 7.9806 6.3514 22.2446 -2.3126 13.5806 -7.1926 8.7006 -13.5466 2.3466 .7174 16.6106 -13.5806 2.3126

Std. Error 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095

Sig. .001 .993 .157 .852 .001 .001 .034 .002 .993 .001 .155 .845 .157 .034 .155

-4.8800

3.8095

.215

-12.8266

3.0666

-.7200 13.5440* -.7540 4.8800

3.8095 3.8095 3.8095 3.8095

.852 .002 .845 .215

-8.6666 5.5974 -8.7006 -3.0666

7.2266 21.4906 7.1926 12.8266

75

76 Hasil Transform % Daya Diuretik

Lampiran 18. Hasil Uji ANOVA Satu Jalan Dan LSD (Least Significant Difference).

Post Hoc Tests

77

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Urin Kumulatif 12-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Mean Difference (I-J) .9060 -.2960 .9500 .2080 -.9060 -1.2020* 4.400E-02 -.6980 .2960 1.2020* 1.2460* .5040 -.9500 -4.4000E-02 -1.2460*

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -.2119 2.0239 -1.4139 .8219 -.1679 2.0679 -.9099 1.3259 -2.0239 .2119 -2.3199 -8.4149E-02 -1.0739 1.1619 -1.8159 .4199 -.8219 1.4139 8.415E-02 2.3199 .1281 2.3639 -.6139 1.6219 -2.0679 .1679 -1.1619 1.0739 -2.3639 -.1281

Std. Error .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359 .5359

Sig. .106 .587 .092 .702 .106 .036 .935 .208 .587 .036 .031 .358 .092 .935 .031

-.7420

.5359

.181

-1.8599

.3759

-.2080 .6980 -.5040 .7420

.5359 .5359 .5359 .5359

.702 .208 .358 .181

-1.3259 -.4199 -1.6219 -.3759

.9099 1.8159 .6139 1.8599

*. The mean difference is significant at the .05 level.

1. Urin Kumulatif 1 – 24

Oneway ANOVA Urin Kumulatif 1-24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 95.684 41.520 137.203

df 4 20 24

Mean Square 23.921 2.076

F 11.523

Sig. .000

78

Multiple Comparisons Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Mean Difference (I-J) 5.0120* 2.3400* 5.3980* 3.4200* -5.0120* -2.6720* .3860 -1.5920 -2.3400* 2.6720* 3.0580* 1.0800 -5.3980* -.3860 -3.0580*

Std. Error .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113 .9113

Sig. .000 .018 .000 .001 .000 .008 .676 .096 .018 .008 .003 .250 .000 .676 .003

-1.9780*

.9113

.042

-3.8789

-7.7149E-02

-3.4200* 1.5920 -1.0800 1.9780*

.9113 .9113 .9113 .9113

.001 .096 .250 .042

-5.3209 -.3089 -2.9809 7.715E-02

-1.5191 3.4929 .8209 3.8789

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 3.1111 6.9129 .4391 4.2409 3.4971 7.2989 1.5191 5.3209 -6.9129 -3.1111 -4.5729 -.7711 -1.5149 2.2869 -3.4929 .3089 -4.2409 -.4391 .7711 4.5729 1.1571 4.9589 -.8209 2.9809 -7.2989 -3.4971 -2.2869 1.5149 -4.9589 -1.1571

*. The mean difference is significant at the .05 level.

2. AUC 1 – 12

Oneway ANOVA AUC 1-12

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 133.392 100.200 233.592

df 4 20 24

Mean Square 33.348 5.010

F 6.656

Sig. .001

79

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: AUC 1-12 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

3. AUC 12 – 24

Oneway

Mean Difference (I-J) 6.9420* 2.9660* 4.3060* 2.1140 -6.9420* -3.9760* -2.6360 -4.8280* -2.9660* 3.9760* 1.3400 -.8520 -4.3060* 2.6360 -1.3400

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 3.9891 9.8949 1.305E-02 5.9189 1.3531 7.2589 -.8389 5.0669 -9.8949 -3.9891 -6.9289 -1.0231 -5.5889 .3169 -7.7809 -1.8751 -5.9189 -1.3054E-02 1.0231 6.9289 -1.6129 4.2929 -3.8049 2.1009 -7.2589 -1.3531 -.3169 5.5889 -4.2929 1.6129

Std. Error 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156 1.4156

Sig. .000 .049 .006 .151 .000 .011 .077 .003 .049 .011 .355 .554 .006 .077 .355

-2.1920

1.4156

.137

-5.1449

.7609

-2.1140 4.8280* .8520 2.1920

1.4156 1.4156 1.4156 1.4156

.151 .003 .554 .137

-5.0669 1.8751 -2.1009 -.7609

.8389 7.7809 3.8049 5.1449

80

ANOVA AUC 12-24

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares 321.691 580.723 902.414

df 4 20 24

Mean Square 80.423 29.036

F 2.770

Sig. .056

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: AUC 12-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

6. AUC 1 – 24

Oneway

Mean Difference (I-J) 6.5400 -3.9840 .3120 -2.3760 -6.5400 -10.5240* -6.2280 -8.9160* 3.9840 10.5240* 4.2960 1.6080 -.3120 6.2280 -4.2960

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -.5690 13.6490 -11.0930 3.1250 -6.7970 7.4210 -9.4850 4.7330 -13.6490 .5690 -17.6330 -3.4150 -13.3370 .8810 -16.0250 -1.8070 -3.1250 11.0930 3.4150 17.6330 -2.8130 11.4050 -5.5010 8.7170 -7.4210 6.7970 -.8810 13.3370 -11.4050 2.8130

Std. Error 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080 3.4080

Sig. .069 .256 .928 .494 .069 .006 .083 .017 .256 .006 .222 .642 .928 .083 .222

-2.6880

3.4080

.440

-9.7970

4.4210

2.3760 8.9160* -1.6080 2.6880

3.4080 3.4080 3.4080 3.4080

.494 .017 .642 .440

-4.7330 1.8070 -8.7170 -4.4210

9.4850 16.0250 5.5010 9.7970

81

ANOVA AUC 1-24 Sum of Squares 754.404 725.631 1480.035

Between Groups Within Groups Total

df 4 20 24

Mean Square 188.601 36.282

F 5.198

Sig. .005

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: AUC 1-24 LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

7. % Diuretik

Oneway

Mean Difference (I-J) 14.2640* -3.4000E-02 5.6000 .7200 -14.2640* -14.2980* -8.6640* -13.5440* 3.400E-02 14.2980* 5.6340 .7540 -5.6000 8.6640* -5.6340

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 6.3174 22.2106 -7.9806 7.9126 -2.3466 13.5466 -7.2266 8.6666 -22.2106 -6.3174 -22.2446 -6.3514 -16.6106 -.7174 -21.4906 -5.5974 -7.9126 7.9806 6.3514 22.2446 -2.3126 13.5806 -7.1926 8.7006 -13.5466 2.3466 .7174 16.6106 -13.5806 2.3126

Std. Error 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095 3.8095

Sig. .001 .993 .157 .852 .001 .001 .034 .002 .993 .001 .155 .845 .157 .034 .155

-4.8800

3.8095

.215

-12.8266

3.0666

-.7200 13.5440* -.7540 4.8800

3.8095 3.8095 3.8095 3.8095

.852 .002 .845 .215

-8.6666 5.5974 -8.7006 -3.0666

7.2266 21.4906 7.1926 12.8266

82

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: % Daya Piuretik LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Hasil Transform % Daya Diuretik

Oneway

Mean Difference (I-J) 47.6740* -.3060 18.6080 2.2300 -47.6740* -47.9800* -29.0660* -45.4440* .3060 47.9800* 18.9140 2.5360 -18.6080 29.0660* -18.9140 -16.3780 -2.2300 45.4440* -2.5360 16.3780

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 23.0703 72.2777 -24.9097 24.2977 -5.9957 43.2117 -22.3737 26.8337 -72.2777 -23.0703 -72.5837 -23.3763 -53.6697 -4.4623 -70.0477 -20.8403 -24.2977 24.9097 23.3763 72.5837 -5.6897 43.5177 -22.0677 27.1397 -43.2117 5.9957 4.4623 53.6697 -43.5177 5.6897

Std. Error 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949 11.7949

Sig. .001 .980 .130 .852 .001 .001 .023 .001 .980 .001 .124 .832 .130 .023 .124

11.7949

.180

-40.9817

8.2257

11.7949 11.7949 11.7949 11.7949

.852 .001 .832 .180

-26.8337 20.8403 -27.1397 -8.2257

22.3737 70.0477 22.0677 40.9817

83

ANOVA Logdiuretik

Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares .163 .977 1.140

df 3 16 19

Mean Square .054 .061

F .890

Sig. .468

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Logdiuretik LSD

(I) Perlakuan Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(J) Perlakuan Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Mean Difference (I-J) .04971 .21665 -.00678 -.04971 .16694 -.05648 -.21665 -.16694

Std. Error .15632 .15632 .15632 .15632 .15632 .15632 .15632 .15632

Sig. .755 .185 .966 .755 .301 .723 .185 .301

-.22343

.15632

.172

-.5548

.1080

.00678 .05648 .22343

.15632 .15632 .15632

.966 .723 .172

-.3246 -.2749 -.1080

.3382 .3879 .5548

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -.2817 .3811 -.1147 .5480 -.3382 .3246 -.3811 .2817 -.1644 .4983 -.3879 .2749 -.5480 .1147 -.4983 .1644

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm F) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

MAKALAH SKRIPSI

Oleh :

FITRI YULIANI K 100040229

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

MAKALAH SKRIPSI Berjudul:

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm F) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Oleh:

FITRI YULIANI K 100040229

Telah disetujui dan disahkan pada: Hari : Tanggal :

Pembimbing Pendamping

(Tanti Azizah, S.Si.,Apt)

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR THE EFFECT OF DIURETIC 70 % ETHANOL EXTRACT LEAF OF GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. F ) ON MALE WHITE RAT OF WISTAR STRAIN Fitri Yuliani*, EM Sutrisna.*, Tanti Azizah.* *Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

INTISARI Salah satu tumbuhan yang secara empirik berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun gandarusa (justicia gendarussa Burm.F). Tujuan penelitian ini untuk meneliti efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada tikus putih jantan galur Wistar. Hewan uji sebanyak 25 ekor tikus jantan galur wistar dipuasakan selama 12-18 jam, kelompok I kontrol negatif diberi suspensi PVP 5%, kelompok II kontrol positif diberi furosemid dosis 21,6 mg/ kg BB, kelompok III diberi suspensi ekstrak etanol dosis 0,18 g/ kg BB, kelompok IV dosis 0,36 g/ kg BB, kelompok V dosis 0,72 g/ kg BB. Ekstrak etanol diberikan pada hewan uji secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml/ 200 g BB. Hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage, diberi 2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9 dan diberi 5 ml pada jam ke-12. Volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24. Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) satu jalan, apabila terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil AUC1-12 (Area Under the Curve) menunjukkan bahwa kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB dan dosis 0,72g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Hal ini berarti, kontrol positif dan kedua dosis tersebut mempunyai efek diuretik. Hasil AUC12-24 menunjukkan bahwa kontol positif dan ketiga dosis tersebut tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan kontrol negatif (berarti tidak mempunyai efek diuretik). Hasil AUC1-24 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB, dan dosis 0,72 g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Sehingga dapat dikatakan ekstrak etanol tersebut berkhasiat sebagai diuretik.

Kata kunci: Ekstrak etanol, daun Gandarusa (justicia gendarussa Burm.F), diuretik

ABSTRACT

One of plant which by empiric is effect as diuretic that is leaf gandarusa (justicia gendarussa Burm.F). The aim this Research to know effect of diuretic of extract of ethanol leaf of gandarusa on male white mice strain Wistar. Animal test as much 25 tail of male white strain Wistar fasted during 1218 hours, group I of given negative control suspension PVP 5%, group II of given positive control furosemid of dose 21,6 mg/kg BB, group of III is given suspension of extract of ethanol of dose 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB, 0,72 g/ kg BB respectively. Passed to a animal test in per oral with volume of gift 2,5 ml/ 200 g BB. Animal test packed into metabolic cage, given 2,5 ml of drinking water in per oral at hours - 3, 6, 9 and given 5 ml at hours ke-12. Volume of urine measured at hours - 1, 2, 3, 6, 9, 12, and 24. Data is analyzed with variant analysis (ANAVA) one way, if there are difference having a meaning continued by test LSD ( Least Significant Difference) with level of belief 95%. Result AUC1-12 (Area Under the Curve) showed that positive control, extract ethanol leaf gandarusa dose 0,18 g/ kg BB dose and 0,72g/ kg BB different to have a meaning (p<0,05) with negative control. it mean that positive control and the second dose have effect diuretic. Result AUC12-24 showed that positive control and third the don’t different to have a meaning (p>0,056) with negative control. It mean that doesn’t have effect diuretic. Result AUC1-24 showed that extract ethanol leaf of gandarusa dose 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB, and 0,72 g/kg BB different to have a meaning (p<0,005) with negative control. it can be told that extract ethanol have effect as diuretic.

Keyword: Extract Ethanol, leaf of Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F), diuretic.

PENDAHULUAN Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian yang berkembang terutama pada farmakologi maupun fitokimianya berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji secara empiris hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat akan khasiat, maupun penggunaannya (Dalimartha, 2003). Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman gandarusa yang biasa digunakan dalam pengobatan adalah daun

dan akarnya. Di masyarakat tanaman ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2003). Tanaman yang secara empiris berkhasiat sebagai diuretik yaitu daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) (Dalimartha, 2003). Hal ini dibuktikan dalam penelitian Sari (2006), infusa daun gandarusa konsentrasi 10% b/v; dosis 2,5 ml/ 200 g BB (1,25 g/ kg BB) memiliki daya diuretik (73,53 ± 10,45) % pada tikus putih jantan galur Wistar. Dalam penelitian tersebut senyawa yang diuji bersifat polar. Untuk melanjutkan penelitian tersebut perlu diteliti apakah senyawa yang bersifat polar, semi polar, dan non polar dari daun gandarusa yang disari menggunakan etanol juga mempunyai efek diuretik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian secara ilmiah tentang efek diuretik dari ekstrak etanol 70% daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian tentang efek diuretik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan dalam masyarakat.

METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan: daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F), tikus putih jantan galur wistar, Etanol 70% (teknis), Aquades, Furosemid (PT. IFARS), Polyvinil Pirolidon (PVP) (E-Merck). B. Alat: toples kaca, evaporator, timbangan hewan uji (Ohaus) kepekaan 0,1gram, timbangan analitik (Satorius) kepekaan 0,1mg dan 0,01mg, jarum oral tikus ukuran 15, metabolic cage, alat-alat gelas (pyrex). C. Jalannya Penelitian 1. Determinasi tanaman Kebenaran dan deskripsi morfologi daun gandarusa di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan buku Flora of Java (Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis, 2003) dan buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo, 1988).

2. Pengumpulan bahan uji Daun gandarusa yang digunakan diambil dan dikumpulkan dari tanaman Justicia gendarussa Burm. F yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu pada bulan Februari 2008. 3. Pemilihan Hewan Uji hewan uji yang digunakan disini adalah tikus putih jantan galur wistar, umur 2-3 bulan, dengan berat 130-200 gram sebanyak 25 ekor. 4. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F): ekstrak etanol daun gandarusa dibuat dengan cara maserasi. Maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia daun gandarusa (300 g) dengan derajat halus yang cocok dimasukkan dalam toples kaca , kemudian dituangi dengan 75 bagian pelarut etanol 70 % (2250 ml) dan dibiarkan selama lima hari sambil sekali-kali dilakukan pengadukan, untuk mencegah terjadinya kejenuhan. Setelah lima hari disaring sehingga diperoleh ampas dan filtrat (ekstrak cair). Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Toples ditutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, diendapkan selama dua hari untuk menghindari kemungkinan masih adanya serbuk ikutan hasil penyarian, setelah diendapkan filtrat dipisahkan dari endapan ikutan. Selanjutnya dilakukan penguapan. Penguapan dilakukan dengan menggunakan evaporator. Penguapan berlangsung sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental inilah yang akan digunakan dalam uji diuretik. 5. Uji Diuretik: semua hewan uji yang akan digunakan sebanyak 25 ekor tikus diadaptasikan dalam laboratorium selama 7 hari dan dipuasakan selama 12-18 jam sebelum perlakuan, namun tetap diberi minum ad libitum. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan secara acak. Adapun perlakuan untuk masing-masing kelompok hewan uji adalah sebagai berikut:

a. Kelompok I, diberi perlakuan furosemid dosis tunggal 21,6 mg/kg BB (2,5 ml/200 g BB) peroral, digunakan sebagai kontrol positif; b. Kelompok II, diberi perlakuan PVP 5% dengan volume sebanyak 2,5 ml/200 g BB, digunakan sebagai kontrol negatif; c. Kelompok III, diberi perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB (2,5 ml/200 g BB), peroral; d. Kelompok IV, diberi perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB (2,5 ml/200 g BB), peroral; e. Kelompok V, diberi perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB (2,5 ml/200 g BB), peroral. 6. Cara Analisis Hasil: data volume urin hewan uji yang didapat setelah 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24 jam dikumpulkan, berdasarkan hasil tersebut dilakukan uji statistik. Data yang diperoleh kemudian dicari dengan luas daerah di bawah kurva (Area Under the Curve). Kemudian data AUC diuji distribusi normalnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov, sedang keseragaman variannya diuji dengan uji Levene menggunakan taraf kepercayaan 95%. Apabila data terdistribusi normal dan homogen, dilakukan ANAVA (analisis Varian) satu jalan dan jika berbeda bermakna, dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Apabila data terdistribusi tidak normal, dilakukan uji Kruskal Wallis dan jika berbeda bermakna dilanjutkan dengan uji Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Adanya efek diuretik secara keseluruhan dari bahan uji dapat diketahui dengan membandingkan AUC waktu pengamatan versus volume urin dari kelompok bahan uji dengan AUC kontrol negatif. Dilakukan uji yang sama terhadap data volume urin kumulatif jam ke-1 sampai jam ke-12, data volume urin jam ke-12 sampai jam ke-24 dan data volume jam ke-1 sampai jam ke-24.

HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Tanaman Hasil determinasi tanaman daun gandarusa dengan menggunakan acuan buku Flora of Java (Backer dan Van Den Brink, 1968) adalah sebagai berikut: 1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b, 25a…………………………………99………………Euphorbiaceae. 1b, 36b, 39b, 40b, 42b, 54b, 61b, 63b, 66b, 67a, 68a……………………………………………………Justicia. 1……………………………………………… Justicia gendarussa Burm. F.

Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Serbuk daun gandarusa dengan bobot 300 gram disari dengan etanol 70% dan diperoleh ekstrak etanol daun gandarusa sebanyak 43,15 gram, berarti rendemennya adalah 14,38%.

Uji Diuretik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan Wistar dengan menggunakan pembanding furosemid dosis 21,6 mg/kg BB sebagai kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontol negatif. Untuk memperkecil variabilitas antar hewan uji, maka hewan yang digunakan harus mempunyai keseragaman, yaitu memiliki berat badan antara 130-200 gram, umur 2-3 bulan, diberi makanan dan minuman yang sama dan dalam kondisi sehat. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara random (acak), masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Pada penelitian menggunakan hewan uji tikus karena tikus merupakan hewan dengan model yang sesuai untuk evaluasi obat-obat yang mempengaruhi ginjal (Kusumawati, 2004). Hewan uji yang digunakan tikus jantan karena kondisi biologisnya lebih stabil bila dibandingkan dengan tikus betina. Pada hewan betina, secara berkala dalam tubuhnya mengalami perubahan kondisi biologis yaitu pada masa-masa

tertentu seperti masa siklus estrus, masa kehamilan dan masa menyusui. Untuk menghindari stres pada hewan uji saat perlakuan, maka hewan uji harus diadaptasikan terlebih dahulu dengan kondisi laboratorium selama 7 hari. Sebelum hewan uji mengalami perlakuan, pada hari terakhir hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 12-18 jam dengan hanya diberi minum ad libitum. Tujuannya agar kondisi hewan uji sama dan mengurangi pengaruh makanan yang dikonsumsi terhadap absorpsi sampel yang diberikan. Apabila tahap persiapan telah selesai, kemudian dilakukan uji dengan pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, 0,36 g/kg BB dan 0,72 g/kg BB. Sebagai pembanding digunakan furosemid yang merupakan diuretik kuat sebagai kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontrol negatif. Volume air minum yang dikonsumsi oleh hewan uji dari jam ke-1 sampai 12 tidak dilakukan uji ANAVA satu jalan karena air minum diberikan secara per oral dengan volume pemberian 2,5/ 200 g ml tiap 3 jam. Begitu juga volume air minum yang dikonsumsi dari jam ke-12 sampai 24 diberikan secara peroral sebanyak 5 ml/ 200 g. Hal ini dilakukan untuk menyeragamkan kondisi dari hewan uji, karena dikhawatirkan dengan masuknya air minum yang tidak seragam kemungkinan berpengaruh pada efek diuretik yang dihasilkan baik pada kontrol positif maupun perlakuan tiap dosis ekstrak etanol daun gandarusa. Data volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24. Data yang terkumpul merupakan data volume urin tiap waktu (ml). Dari data volume urin tiap waktu dapat dihitung volume urin kumulatif. Data volume urin kumulatif menggambarkan kenaikan volume urin secara keseluruhan selama waktu pengamatan. Data volume urin kumulatif jam ke 1-12, urin kumulatif jam ke 12-24 dan urin kumulatif jam ke 1-24 tiap waktu pengamatan (mean+SD) tersaji Tabel 1.

Tabel 1. Volume Urin Kumulatif1-12, Urin Kumulatif12-24, Urin Kumulatif1-24 (ml) tiap Waktu Pengamatan (ml) (mean+SD) (n=5) No

Perlakuan

Urin Kum 1-12

Urin Kum 12-24

Urin kum 1-24

(ml)

(ml)

(ml)

1

Kontrol Positif 21,6mg/ kg BB

8,90+0,70

2,85+0,93

11,75+1,24

2

Kontrol Negatif

4,79+0,35

1,95+0,48

6,74±0,70

6,26+1,55

3,15+1,21

9,41+2,02

2,5 ml/ 200g BB 3

Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18g/ kg BB

4

Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,36g/ kg BB

4,45+0,77

1,90+0,69

6,36+1,41

5

Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,72,g/ kg BB

5,69+0,91

2,64+0,73

8,33+1,49

Volume urin kumulatif (ml)

Urin kum = urin kumulatif 12 10 8 6 4 2 0 0

5

10

15

20

25

Waktu pengamatan (jam ke-) kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB) kontrol negatif (suspensi PVP 5% 2,5 ml/200 g BB) ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB

Gambar 1. Kurva Hubungan Waktu Pengamatan (Jam) Terhadap Volume Urin Kumulatif (ml) setelah Perlakuan pada Tikus Putih Jantan Wistar.

.

Urin kumulatif 1-12 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke

1-12. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif dan

ekstrak etanol daun gandarusa 0,18 g/kg BB. Ini menunjukkan bahwa kontrol positif dan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB mampu meningkatkan volume urin secara bermakna pada jam ke 1-12. Urin kumulatif 12-24 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke 12-24. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif (p=0,113). Hal ini berarti pada jam 12-24 sudah tidak ada kenaikan volume urin lagi (kemungkinan karena pada jam ke 12-24 furosemid maupun ekstrak etanol daun gandarusa sudah terekskresi). Urin kumulatif 1-24 menggambarkan kenaikan volume urin secara keseluruhan yaitu pada jam ke 1-24. Hasil uji statistik data terdistribusi normal, sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data ditransform ke dalam bentuk Lag (penurunan) sehingga dihasilkan data yang homogenitasnya sama. Dari hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hal ini berarti furosemid mempunyai efek diuretik pada jam ke 1-24 karena mampu meningkatkan volume urin. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa tidak memiliki efek diuretik secara keseluruhan karena tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif, sehingga tidak mampu menaikkan volume urin. Adanya khasiat sebagai diuretik dari ekstrak etanol daun gandarusa diketahui dengan membandingkan AUC (Area Under the Curve) volume urin tiap waktu pengamatan dari tiap kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dengan AUC kontrol negatif. Semakin besar AUCnya berarti semakin besar volume urin yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat diketahui apakah ekstrak etanol daun gandarusa mempunyai kemampuan menaikkan volume urin atau tidak. Data AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 urin tiap waktu pengamatan dari masing-masing perlakuan (mean+SD) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen daya Diuretik (mean+SD) (n=5) No 1 2 3

4

5

Perlakuan Kontrol Positif 21,6 mg/kg BB Kontrol Negatif 2,5 ml/ 200g BB Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB Ekstrak Etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB

AUC1-12 (ml.jam) 16,76+1,69

AUC12-24 (ml.jam) 26,30+6,65

9,82+0,81

19,76+4,90

29,78+5,17

-

13,79+3,09

30,28+8,14

44,08+8,78

47,98+29,4

12,45+2,00

25,99+2,52

38,45+3,35

28,68+2,04

43,33+4,15

14,65+2,81

AUC1-24 (ml.jam) 44,02+6,95

% Daya Diuretik 47,67+23,4

29,06+11,2 45,44+13,9

Tabel 3. Data Nilai Signifikan AUC1-12, AUC12-24, dan AUC1-24 antar Kelompok Perlakuan dari Uji LSD

AUC

Kelompok

Nilai Signifikansi I

1-12

I

II

III

IV

V

0,000*

0,049*

0,006*

0,151

0,011

0,077

0,003*

0,355

0,554

II III IV

0,137

V 12-24

I

0,069

II

0,256

0,928

0,494

0,006*

0,083

0,017

0,222

0,642

III IV

0,440

V 1-24

I II III

0,001*

0,988

0,158

0,856

0,001*

0,034*

0,002*

0,154

0,845

IV V

* = berbeda signifikan p < 0,05 Kelompok I = kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB) II = kontrol negatif (suspensi PVP 2,5 ml/200g BB) III = ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB IV = ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB

0,214

V = ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg B Harga AUC1-12 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke 1-12. Dari hasil uji ANAVA satu jalan diperoleh data berbeda bermakna (p = 0,001). Hal ini berarti pemberian ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-12 sudah menunjukkan adanya pengaruh terhadap kenaikan volume urin pada hewan uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB dan dosis 0,72 g/kg BB. Hal ini berarti, pada kontrol positif dan kedua dosis ekstrak etanol tersebut mempunyai efek sebagai diuretik secara bermakna pada jam ke 1-12. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB tidak menunjukan

perbedaan

yang

bermakna

dengan

kontrol

negatif

(tidak

menunjukkan efek diuretik pada jam 1-12). AUC12-24 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke 12-24. hasil ANAVA satu jalan diperoleh data berbeda tidak bermakna (p = 0,056). Hal ini berarti, pemberian ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F ) pada jam ke 12-24 tidak berpengaruh terhadap kenaikan volume urin pada hewan uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif berbeda bermakna dengan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB dan dosis 0,72 g/Kg BB yang berarti pada dosis tersebut mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 12-24 dan tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB. Hal ini mungkin dikarenakan pada jam ke 12-24 furosemid dan ekstrak etanol pada dosis tersebut sudah terekskresi (tidak menghasilkan efek diuretik lagi). Dengan kata lain, ekskresi urin pada jam 12-24 sudah normal kembali. Efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-24 dapat dilihat dengan membandingkan AUC kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dengan AUC kontrol negatif pada jam ke 1-24. Hasil ANAVA terhadap AUC1-24 menunjukkan adanya perbedaan yang

bermakna (p = 0,005). Hasil uji LSD

menunjukkan bahwa kelompok yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif adalah kelompok perlakuan dengan pemberian furosemid (kontrol positif) dan

pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, dosis 0,36 g/kg BB dan dosis 0,72 g/Kg BB. Hal ini berarti, kontrol positif dan ketiga dosis tersebut mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 1-24. Dari data AUC1-24 yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan persen daya diuretik purata AUC1-24 tiap kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif yang terdapat pada Tabel 2. Dari tabel tersebut, dapat dilihat persen daya diuretik yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun gandarusa. Untuk melihat pengaruh dosis terhadap efek diuretik yang dihasilkan dengan membandingkan nilai AUC antar dosis. Pada AUC1-12 perbandingan antar dosis ada perbedaan yang bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,001). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-12 dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC12-24 perbandingan antar dosis tidak berbeda bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,056). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 12-24 tidak dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC1-24 ada perbedaan yang bermakna pada dosis 018, g/ kg BB dengan dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,005). Hal ini berarti efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-24 dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Dari penelitian sebelumnya (Sari, 2006), telah dilakukan uji efek diuretik infusa pada daun gandarusa dengan dosis 1,25 g/ kg BB mampu memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur wistar sebesar (73,53 + 10,45) %. Sedangkan dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, diketahui bahwa ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB mampu memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar, dengan daya diuretik sebesar (47,98 ± 29,49), (29,06 ± 11,24), (45,44 ± 13,93) %. Hal ini berarti efek diuretik yang dihasilkan pada infusa lebih besar dibanding ekstrak etanol daun gandarusa. Efek diuretik infusa lebih besar mungkin disebabkan senyawa yang berkhasiat sebagai diuretik sangat mudah larut dalam pelarut yang kepolarannya tinggi. Dalam hal ini, air adalah pelarut yang sangat polar dan hanya senyawa-senyawa yang polar saja yang dapat larut

didalamnya. Sedangkan pada ekstrak etanol daun gandarusa tidak hanya senyawa polar saja yang tersari, namun senyawa semi polar dan non polar juga ikut tersari. Kemungkinan, senyawa polar yang diberikan pada dosis yang sama lebih sedikit dibanding dengan infusa. Sehingga efek yang diinginkan yaitu untuk menaikan volume urin menjadi berkurang.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ekstrak etanol daun gandarusa berkhasiat sebagai diuretik pada tikus putih jantan Wistar. 2. Berdasarkan AUC1-24, dosis ekstrak etanol daun gandarusa yang dapat menimbulkan efek diuretik pada tikus putih jantan Wistar berturut-turut adalah 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB dan 0,72 g/ kg BB.

B. Saran 1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya dalam uji diuretik volume air minum yang dikonsumsi hewan uji dikontrol selama 24 jam. 2. Perlu dilakukan uji kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek diuretik pada daun gandarua (Gendarussa vulgaris Nees.)

UCAPAN TERIMA KASIH 1. Ucapan terima kasih kepada pembimbing dr. EM Sutrisna, M.Kes. dan Tanti Azizah, S.Si., Apt. 2. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Departemen Kesehatan RI. Backer, C. A. D., and van den Brink, R. C., 1968, Flora of Java, Vol. I. N. V. P. Noorddh off Groningen The Netherland. Dalimartha, S, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, Trubus Ariwidya, Jakarta. Kusumawati, D., 2004, Bersahabat dengan Hewan Coba, 77-78, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sari, S. Y., 2006, Uji Efek Diuretik Infusa Daun Gandarusa (Gendarussa vulgaris Nees) pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.