JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 759-763 e-ISSN: 2527-7170
Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Daerah Temporalis dengan Kompres Hangat Daerah Vena Besar Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam di Ruang Perawatan Anak BPK RSUD Poso Tasnim1) Abstrak: Kompres hangat merupakan metode menurunkan suhu tubuh, sesuai dengan reseptor suhu tubuh bagian dalam maka penurunan suhu tubuh dilakukan dengan memberikan kompres pada daerah temporalis dan vena besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian kompres hangat daerah temporalis dan kompres hangat daerah vena besar pada klien demam diruang perawatan anak BPK RSUD Poso. Besar sampel sebanyak 20 responden berdasarkan kriteria inklusi, 10 responden dengan kompres hangat temporalis dan 10 responden untuk kompres daerah vena besar. Desain penelitian yang digunakan adalah studi Quasi eksperimen dengan rancangan pre dan post test. Hasil penelitian pre dan post kompres pada daerah temporalis didapatkan hasil p=0,00 dan hasil pre dan post kompres daerah vena besar didapatkan hasil p=0,00. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompres hangat daerah vena besar lebih efektif dibandingkan dengan kompres hangat daerah temporalis dengan tingkat kemaknaan p=0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi rumah sakit terkait untuk mengetahui alternative lain dalam penanganan pasien dengan demam selain kompres daerah temporalis. Kata Kunci: Kompres Hangat, Vena Besar, Temporalis, Suhu Tubuh. Abstract: Warm compress is a method to decrease body temperature. According to internal body temperature receptor, the decreasing of body temperature is conducted by giving compress in temporalis and vena cava area. This study was aimed to know the efficacy of warm compress in temporalis area compared to vena cava among fever client on pediatric care room in Poso Hospital. There are 20 respondents involved in this study based on inclusion criteria, 10 respondents with warm compress in temporalis area and 10 respondents in vena cava area. This study is a quasy experiment with pre and post test design. Study result showed that there is a significant changing (p=0,00) pre and post for compressing in area temporalis and vena cava. In conclusion, the warm compress in area of vena cava more effective compared to temporalis area (p=0,05). The study result can be the suggestion for the hospital to know the other alternative in handling the patient with fever beside compress of temporalis area. Keywords: Warm compress, vena cava, temporalis, body temperature. PENDAHULUAN
Adapun bila kenaikan suhu lebih dari 41,20C
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi
disebut hiperpireksia (Hartanto, 2003).
setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh
Demam
(pireksia)
bukan
penyakit,
manusia dalam keadaan konstan diperlukan
melainkan tanda bahwa di dalam tubuh ada
regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur
penyakit. Demam, apalagi bila terjadi pada anak,
dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
akan membuat bingung dan panik orangtuanya
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
karena anak jadi rewel, tak bisa tidur, tak mau
hipotalamus. Suhu tubuh adalah cerminan dari
makan. Ini semua terjadi karena anak merasa
keseimbangan antara produksi dan pelepasan
tidak nyaman (Hartanto, 2003). Demam adalah
panas (Hegner, 2003) Keseimbangan ini diatur
suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan
oleh pengatur suhu (termostat) yang terdapat di
tubuh melawan infeksi. Kebanyakan bakteri dan
otak tepatnya di hipotalamus. Pada orang normal,
virus yang menyebabkan infeksi pada manusia
0
0
termostat ini diatur pada suhu 36,5 C - 37,2 C.
hidup subur pada suhu 37°C. Meningkatnya suhu
1) Poltekkes Kemenkes Palu
759
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 759-763 e-ISSN: 2527-7170
tubuh beberapa derajat dapat membantu tubuh
Sesuai dengan data yang didapatkan di RSU
melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan
poso pada bulan Januari-Desember 2011 terdapat
sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih
153 anak dengan kasus febris dan 2 diantaranya
banyak sel darah putih, membuat lebih banyak
meninggal. Angka kejadian febris di RSU poso
antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain
meningkat pada tahun 2012 tercatat pada bulan
untuk melawan infeksi (Wibowo, 2006).
Januari-September jumlah anak yang dirawat dengan febris menjadi 168 orang dan 4 orang
Terapi kompres adalah salah satu metode fisik turunkan suhu tubuh bila anak demam yang
diantaranya
sudah dikenal sejak zaman dulu. Dulu sering
penyebabnya. Sampai saat ini kompres daerah
digunakan kompres air es atau es batu untuk
dahi masih sering digunakan untuk penanganan
menurunkan suhu tubuh. Pemakaian kompres
anak dengan peningkatan suhu tubuh di ruang
seperti ini kini sudah mulai ditinggalkan karena
perawatan anak dengan alasan dekat dengan
tidak efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak
hipotalamus. Hal ini disebabkan karena selama
demam (Hartanto,
adalah
ini perawat kurang mengetahui bagaimana
bantalan dari linen atau materi lainnya yang
penanganan anak dengan peningkatan suhu tubuh
dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan kadang-
dan tidak mau mengetahui cara yang lebih efektif
kadang
mengandung obat dan dapat bersih
sehingga perawat masih menggunakan cara lama
ataupun kering, panas ataupun dingin (Dorland,
yang tidak efektif dalam menurunkan suhu
1996).
tubuh.
2003).
Kompres
meninggal
tanpa
diketahui
ini
Adapun rumusan masalah dalam penelitian
penggunakan kompres hangat sebagai perlakuan,
ini,Apakah terdapat perbedaan efek teknik
dengan membandingkan tempat pengompresan
pemberian kompres hangat pada daerah axilla
pada daerah ketiak (axilla) dan daerah dahi.
dan dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada
Daerah ketiak (axilla) terdapat vena besar yang
anak demamdi ruang rawat inap Rumah Sakit
memiliki kemampuan proses vasodilatasi yang
Umum Daerah Poso?
sangat baik dalam menurunkan suhu tubuh dan
Tujuan Penelitian ini adalah
Oleh
karena
itu,
pada
penelitian
sangat dekat dengan otak, di dalam otak terdapat
a. Diketahuinya
dilakukannya
penelitian
teknik
pemberian
kompres hangat pada daerah axilla terhadap
sensor pengatur suhu tubuh yaitu hipotalamus. Dengan
efek
penurunan suhu tubuh pada anak demam di
ini,
Rumah Sakit Umum Daerah Poso
diharapkan dapat diketahui pemberian kompres
b. Diketahuinya
air hangat pada daerah yang mana lebih efektif
efek
teknik
pemberian
dalam penurunan suhu tubuh pada anak febris,
kompres hangat pada daerah dahi terhadap
apakah pada daerah axilla
penurunan suhu tubuh pada anak demam di
atau daerah dahi.
Rumah Sakit Umum Daerah Poso.
Selama ini penelitian tentang pengompresan pada
c. Diketahuinya
daerah ketiak dan dahi masih sangat kurang
perbedaan
efek
teknik
sehingga hal ini yang mendorong peneliti untuk
pemberian kompres hangat pada daerah
melakukan penelitian ini.
axilla dan dahi terhadap penurunan suhu 760
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 759-763 e-ISSN: 2527-7170
tubuh pada anak demam di Rumah Sakit
2. Penurunan suhu tubuh Respon tubuh terhadap
Umum Poso.
rangsangan
kompres
hangat
dengan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengeluaran dan penurunan panas yang
manfaat Sebagai data dasar dan tambahan dalam
diukur dengan menggunakan thermometer air
penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan
raksa yang diukur pada daerah rectal yang
mekanisme
dinilai sebelum dan sesudah pemberian
suhu
tubuh.
Manfaat
praktis
Memberikan pengetahuan kepada para pembaca terutama
perawat
dan
orang
tua
kompres.
tentang
Pengolahan
data
dilakukan
dengan
penanganan anak dengan peningkatan suhu
menggunakan program SPSS 17. Analisa data
tubuh.
menggunakan uji independen Sampel t test untuk
METODOLOGI PENELITIAN
mengetahui perbedaan efek pemberian kompres
Dalam penelitian ini, desain penelitian
hangat pada daerah axilla dan kompres hangat
yang digunakan adalah quasi eksperimental
pada dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada
design : pre-post test two group design.
klien demam. Selanjutnya untuk menganalisis
Populasi pada penelitian ini adalah
efek pemberian kompres hangat pada daerah
semua pasien anak yang di rawat di Ruang
axilla dan dahi terhadap penurunan suhu tubuh
Rawat Inap RSUD Poso yang mengalami demam
pada klien demam dengan menggunakan uji
0
(suhu tubuh rectal di atas 38 C). Teknik menggunakan
pengamblian Consecutive
Sampling,
statistik paired t-test dengan tingkat kemaknaan sampel
p ≤ 0,05.
yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Perbedaan antara sebelum dilakukan kompres
pemilihan sampel dengan menetapkan subjek
dan sesudah dilakukan kompres pada daerah
yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan
dahi di RSUD Poso
dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu,
Kelompok
Perbedaan
sampai jumlah terpenuhi yaitu 20 sampel
dahi
rerata Bawah Atas
pd IK 95 %
p
penelitian yang terdiri atas 10 sampel untuk yang
Pre
38,500 0,770
0,8595
0,000
mendapatkan intervensi kompres hangat daerah
Post
37,730
0,6805
Sumber : Data Primer 2012
axilla dan 10 sampel yang mendapatkan kompres
Dari uji statistic paired t test diperoleh nilai
hangat pada dahi.
p=0,000 sehingga dapat diambil kesimpulan
Definisi operasional dalam penelitian ini
bahwa kompres hangat daerah dahi efektif dalam
adalah :
menurunkan suhu.
1. Pemberian kompres hangat yang dimaksud
Tabel 2 Perbedaan antara sebelum dilakukan kompres
dengan pemberian kompres hangat dalam
dan sesudah dilakukan kompres pada daerah
penelitian ini adalah pemberian kompres 0
Axilla di RSUD Poso
0
dengan suhu 34 C -37 C yang dilakukan
Kelompok
dengan memberikan kompres hangat selama
Axilla
Rerata Bawah Atas
Pre
38,78
Post
37,79
15-20 menit dengan menggunakan kompres kantong air hangat.
Perbedaan
0,990
0,8267
Sumber : Data Primer 2012 761
pd IK 95% 1,1533
p 0,000
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 759-763 e-ISSN: 2527-7170
Dari uji statistic paired t test diperoleh
terdapat beberapa kali pemberian kompres yang
nilai p=0,000 sehingga dapat diambil kesimpulan
tidak mengakibatkan penurunan suhu. Hal ini
bahwa kompres hangat daerah Axilla efektif
dapat
dalam menurunkan suhu.
diantaranya adalah kondisi lingkungan penelitian
Tabel 3 Perbedaan antara kompres hangat daerah dahi
yang
dan kompres hangat daerah Axilla di RSUD
2,00
Axilla
1,40
- 60
-97
-23
beberapa
sehingga
perbedaan
faktor,
suhu
tubuh dapat juga mempengaruhi hasil dari
Perbedaan p
penelitian
0,005
pemberian
Rerata Bawah Atas IK 95% Dahi
berbeda,
oleh
lingkungan yang dapat mempengaruhi suhu
Poso Kompres Rerata
dipengaruhi
ini.
Faktor
lain adalah adanya
obat-obatan
antibiotic,
infeksi/penyakit lain yang mungkin terjadi secara
Sumber : Data Primer 2012
bersamaan dan tidak terdeteksi.
Dari hasil uji t berpasangan diperoleh nilai p=0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa
KESIMPULAN DAN SARAN
kompres hangat daerah Axilla lebih cepat dalam
Kesimpulan
1. Pemberian kompres hangat daerah dahi
menurunkan suhu dari pada kompres dahi. Pada pembahasan sebelumnya dijelaskan
kurang efektif dalam menurunkan suhu
bahwa terjadi penurunan suhu pada kompres dahi
tubuh karena tidak terdapat reseptor suhu
dengan kompres Axillatetapi yang lebih cepat
sehingga lebih lambat dalam menurunkan
dalam menurunkan suhu adalah kompres daerah
suhu. 2. Pemberian kompres hangat daerah axilla
Axilla. Hal ini karena pemberian kompres Axilla terdapat
reseptor
suhu
yang
pada
mendapatkan
klien
febris
secara
pengaruh dari suhu air kompres.. Sedangkan
mempunyai
pada
dengan
terhadap penurunan suhu tubuh, karena
hypotalamus dan tidak terdapat reseptor suhu
terbukti daerah yang mempunyai reseptor
sehingga lebih lambat dalam menurunkan suhu.
suhu lebih baik dalam menurunkan suhu
Terbukti
daripada daerah yang tidak mempunyai
daerah
dahi
hanya
berdasarkan
uji
dekat
statistik
t
test
yang
signifikan
reseptor suhu.
independent didapatkan bahwa pada pemberian kompres daerah dahi dengan kompres
perbedaan
kwantitatif
3. Efektifitas
daerah
pemberian
kompres
hangat
Axilla terdapat perbedaan, dengan nilai p=0.005,
daerah axilla terhadap penurunan suhu
dimana daerah yang memiliki reseptor suhu lebih
tubuh “cepat” , artinya rerata responden
efektif dalam menurunkan suhu dari daerah yang
pada pemberian kompres hangat daerah
tidak
axillayang memiliki reseptor kulit dan
memiliki
reseptor.
artinya
bahwa
pembuluh darah.
pemberian kompres hangat daerah Axilla lebih baik dalam menurunkan suhu dari pada kompres hangat daerah dahi. Meskipun
sebagian
besar
hasil
pemberian kompres hangat terjadi penurunan suhu, akan tetapi
dari data yang ada masih 762
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 759-763 e-ISSN: 2527-7170
Saran: 1. Mengusulkan
kepada
Sie
keperawatan
RSUD Poso hasil penelitian ini sebagai protap dalam pemberian kompres. 2. Mensosialisasikan kepada semua perawat khususnya dipelayanan untuk menggunakan kompres daerah axilla sebagai alternative yang
lebih
efektif
dalam
pemberian
kompres, selain pemberian kompres di daerah dahi. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
keefektifan
waktu
pemberian
kompres hangat dengan mempertimbangkan keseragaman sample, baik kasus, umur, jenis kelamin maupun factor-faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh. DAFTAR PUSTAKA
Dorland. 1996. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC. Hegner,B..2003. Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Edisi 6. Jakarta: EGC. Wibowo, J. 2006. Demam dan Penatalaksanaanya pada anak http://www.puterakembara.org/shtml, diakses 18 juni 2012. Wibowo Judarwanto. 2006. Anak Panas Mandikan Air Hangat http://www.puterakebara.org/shtml, diakses 18 juni 2012. Hartanto. 2003. Mengatasi Demam Pada Bayi, http://
[email protected], diakses 4 Juli 2012.
763