EFEKTIVITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA AXILLA

Download Demam adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan suhu tubuh. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi seper...

0 downloads 419 Views 506KB Size
Efektivitas Pemberian Kompres Hangat Pada Axilla dan Servikal (Leher) dalam Penurunan Demam Anak di RSU Kota Tangerang Selatan Gilang Dwi Pratiwi1 Nirmala Cahya Ningrum1 Program S1 Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia 1

STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

*Correspondence: Gilang Dwi Pratiwi Email: [email protected]

ABSTRAK Demam adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan suhu tubuh. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi seperti, hipertermi, kejang, dan penurunan kesadaran. Salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam yaitu menggunakan kompres hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pemberian kompres hangat pada axilla dan servikal (leher) dalam penurunan demam anak. Desain Penelitian ini merupakn eksperimental study dengan rancangan pre test and post test dua kelompok. Sampel dengan usia 1-14 tahun, diambil secara total sampling (n1=n2=10 orang). Alat ukur yang digunakan termometer digital dan lembar observasi. Analisis data dilakukan dengan paried t test dan independent sample t test. Hasil analisis menunjukkan rata-rata suhu tubuh pada anak yang mengalami demam sebelum diberikan intervensi kompres hangat di daerah axilla 38,21ºC sedangkan di servikal 38,05ºC. Rata- rata suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla 37,64ºC dan di servikal 37,55ºC. Rata-rata penurunan suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla 0,57ºC sedangkan di daerah servikal 0,5ºC. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian kompres hangat di axilla dan di servikal terhadap penurunan demam anak (p > 0,05). Pemberian kompres hangat di axilla maupun di servikal dapat dijadikan intervensi dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Kata kunci: Axilla, Demam, Kompres Hangat, Servikal.

ABSTRACT Fever is a condition of the rising body temperature. If it is not handled quickly and correctly, it will cause complication, like hypertermi, convulsion and loss of consciousness. One of the way how to lower the body temperature in child with a fever is by using warm compress. The purpose of this find out the comparison efectiveness in the giving of warm compress in axilla and servikal (neck) in the lowering the children’s fever. The design of this research is experimental study with the program of pre test and post test two groups. Sample with the range age 1-14 years old, were taken totaly sampling (n₁=n₂=10 people). The measurement instrument that used is digital termometer and observation paper. The data analysis was done by paried test and independent sample test. The result of the research have shown the average of the body temperature in children with fever before they were given warm compress intervention is axilla is 38,21 ⁰C, while in servikal is 37,55⁰C. The average of the lowering body temperature after they were given the intervention in axilla is 0,57⁰C, while in servikal is 0,5⁰C. There is no the significants differences between the giving warm compress in axilla and servikal in the lowering the children’s fever (p > 0,05). Giving the warm compress in axilla or servikal can be used as intervention in the lowering the body temperature in children with fever. Keywords : Axilla, Fever, Warm Compress, Servikal

1

Pendahuluan

Demam pada anak perlu ditangani dengan

Demam adalah suatu keadaan terjadinya

tepat, apabila tindakan dalam mengatasi

peningkatan

Demam

demam pada anak tidak tepat dan lambat

merupakan kondisi suhu tubuh diatas

maka akan mengakibatkan pertumbuhan

37,50C, sedangkan keadaan hiperpireksia

dan

(demam tinggi) adalah kenaikan suhu

Demam

suhu

tubuh.

perkembangan

anak

dapat

terganggu.

membahayakan

lebih.1

keselamatan anak jika tidak ditangani

Peningkatan suhu tubuh ini sebagai

dengan cepat dan tepat serta akan

respon terhadap infeksi atau peradangan,

menimbulkan komplikasi lain seperti,

dimana demam sering menjadi alasan

hipertermi,

kejang,

mengapa orang tua membawa anaknya ke

kesadaran.

Menurut

pelayanan kesehatan.2

Indonesia anak usia 6 bulan sampai 5

tubuh

sampai

410C

atau

dan

penurunan

Ikatan

Dokter

tahun (2-5%) mengalami kejang demam. anak

Penanganan yang cepat dan tepat akan

dikarenakan anak masih rentan terhadap

meminimalisir keadaan yang membuat

infeksi.3

suhu tubuh anak semakin tinggi atau

Demam

sering

terjadi

Berbagai

pada

penyakit

infeksi

biasanya ditandai dengan gejala demam.

keadaan

lainnya

yang

Di Indonesia, penyakit infeksi yang

membahayakan anak.1

dapat

paling sering ditandai dengan gejala demam adalah malaria, ISPA, infeksi

External cooling merupakan salah satu

saluran pencernaan, campak, dan tifoid.

tindakan

untuk

Tiga dari empat anak dengan demam

External

cooling

(74%) dibawa ke fasilitas kesehatan atau

menggunakan kompres hangat sangat

tenaga kesehatan.4 Berdasarkan data dari

dianjurkan

untuk

mengatasi

demam.

rekam medis RSU Kota Tangerang

Tindakan

ini

bermanfaat

untuk

Selatan pada bulan Januari-April 2016

melebarkan

jumlah pasien anak kelompok usia 1-14

mempercepat pertukaran panas antara

tahun yang mengalami penyakit Demam

tubuh

Tifoid 33 pasien, DHF 147 pasien, Diare

menurunkan suhu tubuh pada bagian

21 pasien, dan Demam yang tidak

perifer.1 Intervensi pemberian kompres

diketahui sebabnya sebanyak 23 pasien.

hangat dalam menangani demam dapat

2

menurunkan

demam.

dilakukan

dengan

pembuluh

dengan

darah

lingkungan,

dan

serta

dilakukan pada beberapa area permukaan

Selain di daerah axilla, servikal (leher)

tubuh yaitu di daerah temporal/ frontal

juga merupakan daerah yang mempunyai

(dahi), axilla (ketiak), leher (servikal) dan

vaskular

inguinal (lipatan paha).1

uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk

yang

meneliti

banyak.8

Berdasarkan

efektivitas

pemberian

Tindakan kompres hangat efektif dalam

kompres hangat pada axilla dan servikal

menurunkan demam.5 Namum efektivitas

(leher) dalam menurunkan demam anak di

kompres hangat juga dipengaruhi dari

RSU Kota Tangerang Selatan.

teknik

letak

terdapat

pemberiannya

perbedaan

yang

dimana signifikan,

Metode

kompres hangat di daerah axilla lebih

Penelitian ini merupakn eksperimental

efektif menurunkan suhu tubuh pada anak

study dengan rancangan pre test and post

daripada di dahi/frontral.1 Pengompresan

test dua kelompok. Kelompok pertama

di dahi lebih dimaksud untuk mengurangi

mendapatkan perlakuan dengan kompres

stress dari pada menurunkan demam

hangat pada axilla dan kelompok kedua

anak.6 Sedangkan kompres hangat yang

mendapatkan perlakuan dengan kompres

dilakukan pada daerah axilla lebih efektif

hangat pada servikal (leher). Sampel

karena pada daerah axilla banyak terdapat

dengan usia 1-14 tahun, diambil secara

pembuluh

total sampling (n1=n2=10 orang). Alat

darah besar dan kelenjar

keringat apokrin.7

ukur yang digunakan termometer digital dan lembar observasi. Analisis data

Pemberian kompres hangat pada daerah

dilakukan dengan paried t test dan

yang mempunyai vaskular yang banyak

independent sample t test. Penelitian ini

maka

daerah

diaksanakan di RSU Kota Tangerang

vasodilatasi

Selatan, pada tanggal 28 Mei - 20 Juli

akan

vasodilatasi,

memperluas selanjutnya

yang kuat pada kulit akan memungkinkan

2016.

percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit, hingga delapan kali lipat lebih banyak.1

3

Hasil

Tabel 2. Distribusi diagnosis medis responden

Tabel 1. Distribusi jenis kelamin dan usia responden Karakterisitik

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 1-4 tahun 5-14 tahun

Kelompok Kompres Hangat axilla (n=10)

Kelompok Kompres Hangat Servikal (n=10)

Total

Karakterisitik Diagnosis medis Typhoid DHF KDK KDS Obs.Febris Pansitopenia Susp.Down Sindrom ISPA GEA Morbili Vomitus Praleukimia Bronchopneumonia Total

(N=20)

N

%

N

%

N

%

6

60

5

50

11

55

4

40

5

50

9

45

4 6

40 60

8 2

80 20

12 8

60 40

Pada tabel 1. di atas dapat diketahui karakteristik

responden

yaitu

jenis

Kelompok Kompres Hangat Servikal (n=10) n %

Total (N=20) N %

2 2 1 2 1 1 1 10

1 4 1 1 1 1 1 10

1 6 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 20

20 20 10 20 10 10 10 100

10 40 10 10 10 10 10 100

5 30 5 10 5 5 5 5 5 10 5 5 5 100

Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa diagnosis medis yang paling banyak adalah DHF 6 responden (30%) hampir setengahnya dari 13 jenis penyakit.

kelamin yang terdiri dari laki-laki dengan jumlah 11 responden (55%) dan jumlah perempuan sebanyak 9 responden (45%).

Tabel 3. Distribusi lama perawatan responden

Lebih dari setengahnya responden pada penelitian ini adalah laki-laki. Sedangkan karakteristik responden usia

Karakterisitik

terbagi menjadi dua kelompok yaitu usia Lama Perawatan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari Total

antara 1-4 tahun dengan jumlah 12 responden (60%) dan pada usia 5-14 tahun dengan jumlah 8 responden (40%). Hampir setengahnya

Kelompok Kompres Hangat axilla (n=10) n %

responden pada

penelitian ini adalah usia antara 1-4 tahun.

4

Kelompok I (n=10) N %

5 3 2 10

50 30 20 100

Kelompok II (n=10) N %

Total (N=20) N %

4 3 2 1 10

9 6 4 1 20

40 30 20 10 100

45 30 20 5 100

Pada tabel 3. dapat diketahui karakteristik

(20%), dan hari ke-7 sebanyak 1 responden

responden berdasarkan lama perawatan

(5%). Hampir dari setengahnya lama

yaitu hari ke-1 sebanyak 9 responden

perawatan responden pada penelitian ini

(45%), hari ke-2 sebanyak 6 responden

adalah pada hari ke-1.

(30%), hari ke-3 sebanyak 4 responden Tabel 4. Distribusi suhu tubuh sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada kelompok Kompres Hangat Axilla dan Servikal.

Kelompok Kompres hangat axilla Nilai Pengukuran Mean SD

Variabel

Min

Kelompok Kompres Hangat Servikal Nilai Pengukuran Mean SD

Max

Min

P

Max

Suhu Tubuh Sebelum

38.21

0.43

37.6

38.8

38.05

0.36

37.6

38.6

Sesudah

37,64

0,71

36,4

38,6

37,55

0,54

36,8

38,2

0,382

hangat axilla dan kompres hangat servikal Berdasarkan

tabel

4.

diatas

dapat

merupakan data homogen.

diketahui bahwa rata-rata (mean) suhu tubuh pada kelompok kompres hangat

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui

pada axilla sebelum diberi perlakuan

bahwa rata-rata (mean) suhu tubuh pada

adalah 38,21 oC (SD = 0,43) dan nilai

kelompok kompres hangat pada axilla

minimum serta maksimumnya adalah

sesudah diberi perlakuan adalah 37,64oC

37,6 oC dan 38,8 oC. Sedangkan rata-rata

(SD = 0,71) dan nilai minimum serta

(mean)

kelompok

maksimumnya adalah 36,4oC dan 38,6oC.

kompres hangat pada servikal (leher)

Sedangkan rata-rata (mean) suhu tubuh

sebelum diberi perlakuan adalah 38,05 oC

pada kelompok kompres hangat pada

(SD = 0,36)

dan minimum serta

servikal (leher) sesudah diberi perlakuan

maksimumnya adalah 37,6oC dan 38,6oC.

adalah 37,55oC (SD = 0,54) dan nilai

Dengan nilai p = 0,381 yang berarti p >

minimum serta maksimumnya adalah

0,05, maka data varians pada data

36,8oC dan 38,2oC

suhu

tubuh

pada

sebelum perlakuan kelompok kompres

5

0,71). Terlihat penurunan nilai mean suhu

1. Uji Paried T Test

tubuh

Tabel 5. Suhu tubuh sebelum dan sesudah diberi perlakuan kompres hangat pada axilla dan kompres hangat pada servikal.

antara

sebelum

dan

sesudah

perlakuan adalah 0,57 oC. Selain itu juga didapatkan nilai p = 0,001 pada alfa 0,05 (5%), maka didapatkan adanya perbedaan

Kelompok (N=20)

Mean (oC)

SD

Mean Difference (oC) (CI=95%)

rata-rata (mean) suhu tubuh sebelum dan

P

sesudah

Kelompok Kompres Hangat Axilla (n=10)

diberikan

perlakuan

pada

kelompok kompres hangat axilla. Hasil uji statistik didapatkan rata-rata

Sebelum 38,21 Perlakuan Sesudah 37,64 Perlakuan Kelompok Kompres Hangat Servikal (n=10)

0,43

Sebelum 38,05 Perlakuan Sesudah 37,55 Perlakuan * = Signifikan

0,36

0,71

0,57 (0,280,85)

0,001*

(mean)

suhu

tubuh

sebelum

diberi

perlakuan kompres hangat pada servikal (leher) adalah 38,05 oC (SD = 0,36), sesudah diberi perlakuan didapat 37,55 oC

0,54

0,5 (0,260,73)

(SD = 0,54). Terlihat penurunan nilai 0,001*

mean suhu tubuh antara sebelum dan sesudah perlakuan adalah 0,5 oC. Selain itu juga didapatkan nilai p = 0,001 pada

Berdasarkan tabel 5. diatas dari hasil uji

alfa 0,05 (5%) maka didapatkan adanya

statistik didapatkan rata-rata (mean) suhu

perbedaan rata-rata (mean) suhu tubuh

tubuh pada kelompok kompres hangat

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

pada axilla sebelum diberi perlakuan

pada kelompok kompres hangat servikal

o

adalah 38,21 C (SD = 0,43), sesudah

(leher).

o

diberi perlakuan didapat 37,64 C (SD =

6

responden

2. Uji Independent T test

(60%)

dan

kelompok

II

(kompres hangat servikal) dengan 5

Tabel 6. Perbandingan efektifivitas penururan suhu tubuh pada kelompok kompres hangat axilla dan kelompok

responden

(50%).

Jenis

kelamin

merupakan salah satu faktor yang dapat

kompres hangat servikal.

mempengaruhi suhu tubuh.9 Laki-laki Kelompok (N=20) Kelompok Kompres Hangat Axilla (n=10) Kelompok Kompres Hangat Servikal (n=10)

Mean (oC)

SD

(CI=95%)

P

merupakan kelompok berisiko mengalami masalah angka kesakitan salah satunya

0,57

0,4

demam, hal ini dikarenakan laki-laki lebih (- 0,27 0,41)

0,5

aktif bermain dan beraktivitas.2

0,675

0,32

Usia Responden Usia dalam penelitian ini yang paling

Berdasarkan tabel 6. diatas dari hasil uji

banyak yaitu kelompok usia 1-4 tahun

statistik

(mean)

dengan jumlah 12 responden (60%),

penurunan suhu tubuh pada kelompok

kelompok I (kompres hangat axilla)

kompres hangat axilla adalah 0,57 oC (SD

dengan jumlah 4 responden (40%) dan

= 0,4). Pada kelompok kompres hangat

kelompok II (kompres hangat servikal)

servikal rata-rata (mean) penurunan suhu

dengan 8 responden (80%). Demam

tubuh adalah 0,5 oC (SD = 0,32) dan CI =

sering terjadi pada anak dikarenakan anak

-0,27 – 0,41. Nilai p = 0,675 pada alfa

masih rentan terhadap infeksi.3 Usia

0,05 (5%) maka dapat disimpulkan tidak

merupakan salah satu faktor yang dapat

ada perbedaan yang signifikan antara

berpengaruh terhadap perubahan suhu

kelompok kompres hangat pada axilla

tubuh. Pada anak-anak dibawah lima

dengan kelompok kompres hangat pada

tahun masih memiliki mekanisme kontrol

servikal

suhu tubuh yang imatur dan dapat naik

didapatkan

(leher)

rata-rata

terhadap

penurunan

dengan cepat.10

demam anak. Pembahasan

Diagnosis Medis Responden

Jenis Kelamin Responden dalam

Dari 13 macam diagnosis medis dalam

penelitian ini adalah laki-laki dengan

penelitian ini, penyebab demam yang

jumlah 11 responden (55%), kelompok I

paling banyak adalah DHF yaitu 6

(kompres hangat axilla) dengan jumlah 6

responden

Responden

paling

banyak

7

(30%).

DHF

(Dengue

Hemoragic Fever) atau DBD (Demam

Suhu Tubuh

Berdarah) merupakan penyakit demam

Suhu tubuh pada kelompok kompres

akut

hangat axilla

dengan

ciri-ciri

demam

tinggi

mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari,

manifestasi

perdarahan,

a. Suhu awal pada kelompok I (Kompres

dan

Hangat Axilla)

bertendensi mengakibatkan renjatan yang

Berdasarkan tabulasi data dengan jumlah

dapat menyebabkan kematian.11 Hal ini

sampel 10 anak menunjukkan bahwa

karena pada saat dilakukan penelitian

terjadi variasi suhu tubuh antara anak

pada bulan Mei – Juni sudah memasuki

yang satu dengan yang lainnya. Rata-rata

musim penghujan, banyak sekali wabah

(mean) suhu tubuh pada sampel ini yaitu

penyakit

38,21oC dengan standar deviasi 0,43,

terkecuali

yang

sering

demam

muncul,

berdarah

tak

dengue

suhu

minimum

37,6oC,

dan

suhu

maksimum yaitu 38,8 oC.

(DBD). Didukung dari data 4 bulan terakhir di rumah sakit, jumlah pasien yang di rawat inap paling banyak

Suhu tubuh anak bervariasi, hal ini

mengalami DHF yaitu 147 pasien.

diakibatkan karena pengaturan suhu pada tubuh anak belum sempurna, sehingga

Lama Perawatan

mudah

dipengaruhi

Berdasarkan data yang diperoleh selama

lingkungan.9

penelitian, sebagian besar lama perawatan

mengalami fluktuasi sesuai dengan waktu

yaitu pada hari ke-1 dengan jumlah 9

sehari-hari, aktivitas tubuh, usia dan

responden (45%), kelompok I (kompres

kondisi kesehatan. Tubuh memiliki suhu

hangat axilla) dengan jumlah 5 responden

terendah pada pagi hari dan tengah

(50%) dan kelompok II (kompres hangat

malam, dibandingkan siang hari dan

servikal) dengan jumlah 4 responden

waktu menjelang malam.12

Suhu

oleh

perubahan

tubuh

manusia

(40%). Hal ini karena pada saat dilakukan penelitian banyak pasien baru yang di

Perbedaan suhu tubuh pada setiap anak ini

rawat di RS, sedangkan pasien yang lama

sangat wajar, karena dilihat dari usia,

sudah tidak mengalami demam dan

jenis

pulang.

sensitifitas

kelamin,

diagnosis

respon

medis

terhadap

dan suhu

lingkungan juga berbeda. Fenomena ini juga akan terjadi pada kelompok II (kompres hangat servikal). Namun variasi 8

ini bukan menjadi suatu masalah dalam

tentu

penelitian,

kompres hangat pada servikal (leher).

karena

peneliti

hanya

mengukur besar penurunan suhu yang

akan

terjadi

pada

kelompok

c. Efektivitas Kompres Hangat Pada Axilla

didapatkan dari selisih suhu awal dan

Berdasarkan

suhu

apakah

kelompok kompres hangat pada axilla

pengkuran suhu akhir telah mencapai

yaitu ada perbedaan rata-rata sebelum dan

batas suhu normal atau tidak.

sesudah diberikan kompres hangat pada

akhir

tanpa

melihat

b. Suhu akhir pada kelompok I (Kompres

hasil

uji

statistik

pada

axilla.

Hangat Axilla ) Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Hal

terdapat variasi pada pengukuran suhu

mendukung

akhir dengan rata-rata (mean) yaitu

farmakologi yaitu kompres hangat pada

37,64oC, dengan standar deviasi 0,71,

daerah axilla dapat menurunkan suhu

suhu

minimum

36,4oC

dan

suhu

ini

tubuh

dapat

pada

membuktikan

bahwa

anak

tindakan

yang

dan non

mengalami

demam.1 Kompres hangat yang dilakukan

maksimum yaitu 38,6oC.

pada daerah axilla efektif karena pada Perbedaan suhu akhir pada masing-

daerah axilla banyak terdapat pembuluh

masing responden dapat dipengaruhi oleh

darah

proses penyakit dan tingkat stress yang

apokrin.7 Tindakan ini bermanfaat untuk

berbeda-beda tiap individu. Tetapi stress

melebarkan

akibat perlakuan yang diberikan dapat

mempercepat pertukaran panas antara

diminimalisir karena kompres dibantu

tubuh

oleh ibunya sendiri. Perbedaan suhu

menurunkan suhu tubuh pada bagian

eksternal

perifer.1

juga

akan

menentukan

besar

dan

kelenjar

pembuluh

dengan

keringat

darah

lingkungan,

dan

serta

perbedaan suhu anak setelah perlakuan.13 Suhu tubuh pada kelompok kompres Selain itu perbedaan suhu awal pada tiap responden merupakan salah satu alasan

hangat servikal (leher) a. Suhu awal pada kelompok II (Kompres

terjadinya perbedaan suhu responden

Hangat Servikal )

diakhir pengukuran. Sehingga wajar jika

Berdasarkan tabulasi data dengan jumlah

terjadi perbedaan suhu akhir jika suhu

sampel 10 anak menunjukkan bahwa

awal saja sudah berbeda. Hal ini juga

terjadi variasi suhu tubuh antara anak yang satu dengan yang lainnya. Rata-rata 9

(mean) suhu tubuh pada sampel ini yaitu 38,05 oC, dengan standar deviasi 0,36, suhu

minimum

o

37,6

C

dan

c. Efektivitas

suhu

Kompres

Hangat

Pada

statistik

pada

Servikal (Leher)

maksimum yaitu 38,6 oC.

Berdasarkan

hasil

uji

kelompok kompres hangat pada servikal Sama halnya dengan responden pada

(leher) yaitu ada perbedaan rata-rata

kelompok I (kompres hangat axilla),

sebelum dan sesudah diberikan kompres

perbedaan suhu tubuh pada setiap anak ini

hangat pada servikal (leher).

sangat wajar, karena dilihat dari usia, jenis

kelamin,

sensitifitas

diagnosis

respon

medis

terhadap

dan

Hal

suhu

ini

dapat

mendukung

lingkungan juga berbeda.

membuktikan

bahwa

tindakan

dan non

farmakologi yaitu kompres hangat pada daerah servikal (leher) dapat menurunkan

b. Suhu akhir pada kelompok II (Kompres

suhu tubuh pada anak yang mengalami

Hangat Servikal )

demam.1 Kompres hangat pada servikal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(leher)

terdapat variasi pada pengukuran suhu

pembuluh darah yang besar.7 Kompres

akhir dengan rata-rata (mean) yaitu 37,55

hangat membuat pembuluh darah tepi di

o

C, dengan standar deviasi 0,54, suhu

kulit melebar yang selanjutnya membuat

minimum 36,8 oC dan suhu maksimum

pori-pori terbuka sehingga memudahkan

yaitu 38,2oC.

pengeluaran panas dari tubuh.8

Sama halnya seperti yang terjadi pada

Perbandingan

kelompok kompres hangat pada axilla,

Hangat Axilla dan Servikal (leher)

suhu akhir yang didapat merupakan hasil

dalam Penurunan demam anak

dari perlakuan, proses penyakit, dan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

sensitifitas individu terhadap perbedaan

tidak ada perbedaan yang signifikan

suhu eksternal.13 Sehingga wajar jika

antara kelompok kompres hangat pada

terjadi perbedaan suhu akhir jika suhu

axilla dengan kelompok kompres hangat

awal saja sudah berbeda. Selain itu

pada servikal (leher) terhadap penurunan

perbedaan

demam anak.

tingkat

stress

pada

tiap

responden juga memberikan pengaruh terhadap pengukuran suhu akhir. 10

ini

efektif

karena

Efektivitas

terdapat

Kompres

Hal ini terjadi karena daerah axilla dan

medulla oblongata dari tangkai otak,

servikal (leher) merupakan daerah tubuh

dibawah pengaruh hypotalamik bagian

yang

anterior.13

akan

memberikan

sinyal

ke

hypothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka

Perbedaan yang tidak signifikan ini

terhadap

hypothalamus

kemungkinan karena pada kedua daerah

dirangsang, sistem efektor mengeluarkan

tersebut mempunyai vaskularisasi yang

sinyal yang memulai berkeringat dan

sama besar, jikapun terdapat perbedaan

vasodilatasi perifer.13

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

panas

di

dengan jumlah sampel yang lebih besar. Rata-rata penurunan suhu tubuh pada kelompok kompres hangat axilla adalah

Kesimpulan

0,57oC

Berdasarkan

sedangkan

pada

kelompok

hasil

penelitian

kompres hangat servikal (leher) adalah

menunjukkan bahwa kompres hangat

0,5oC. Dilihat dari rata-rata penurunan

pada axilla dan kompres hangat servikal

suhu tubuh tersebut dapat dikatakan

(leher) dapat mempengaruhi penurunan

bahwa rata-rata penurunan suhu tubuh

suhu tubuh pada anak yang mengalami

pada kelompok kompres hangat axilla

demam, serta tidak ada perbedaan yang

lebih besar dari pada kelompok kompres

signifikan

hangat servikal (leher). Perbedaan rata-

hangat pada axilla dan kelompok kompres

rata penurunan suhu tersebut dikarenakan

hangat pada servikal (leher) terhadap

pada

penurunan suhu tubuh pada anak yang

kedua

axilla

selain

terdapat

antara

kelompok

pembuluh darah yang besar juga terdapat

mengalami

kelenjar keringat apokrin,

penurunan suhu tubuh pada kelompok

Pemberian kompres hangat pada daerah

kompres

yang mempunyai vaskular yang banyak

daripada rata-rata penurunan suhu tubuh

ini

daerah

pada kelompok kompres hangat servikal

vasodilatasi

(leher). Hal ini karena reseptor yang

yang kuat pada kulit akan memungkinkan

memberi sinyal terhadap hypothalamus

percepatan perpindahan panas dari tubuh

lebih banyak serta terdapat kelenjar

ke kulit, hingga delapan kali lipat lebih

keringat apokrin pada kedua daerah

banyak.1 Perubahan ukuran pembuluh

axilla.

maka

vasodilatasi,

akan

memperluas

selanjutnya

darah diatur oleh pusat vasomotor pada 11

demam.

hangat

Tetapi

kompres

axilla

rata-rata

lebih

besar

4. Badan Kependudukan dan Keluarga

Referensi

Berencana

1. Rahmawati, Sari Fatimah, & Ikeu Nurhidayah. Penurunan

2013. suhu

bronchopneumonia

yang

2013.

anak

9

2016

Demografi

dan

http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/ Hasil%20Penelitian/SDKI%202012/La

Diakses pada

April

Survei

pada tanggal 9 Oktober 2015 di

Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1

tanggal

Pusat

Kesehatan Indonesia 2012. Diakses

diberikan

kompres hangat di axilla dan frontal.

No.3 Hal 144-151.

Badan

Statistik, & Kementerian Kesehatan.

Perbedaan tubuh

Nasional,

poran%20Pendahuluan%20REMAJA

di

%20SDKI%202012.pdf.

http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php

5. Mohamad,

/Search.html?act=tampil&id=1051143

Fatmawati.

2012.

Efektivitas kompres hangat dalam

&idc=0.

menurunkan

2. Mahdiyah, Dede, R. Topan Aditya

demam

pada

pasien

thypoid abdominalis Di Ruang G1 Lt.2

Rahman, & Aulia Dewi Lestari. 2015.

RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota

Perbedaan Efektifitas Kompres Hangat

Gorontalo. Jurnal Penelitian Vol 05,

Basah Dan Plester Kompres Terhadap

No 01. Diakses pada tanggal 9 April

Penuruan Suhu Tubuh Anak Demam Typhoid. Dinamika Kesehatan Vol. 13

2016

No. 15. Diakses pada tanggal 10 April

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS

2016

/article/view/931.

di

http://akbidsarimulia.ac.id/

6. Widjaja,M.C.

ejurnal/downlot.php?file=Dede%20dan

Yulistiani.

Sodikin, 2011.

2007.

Mengatasi

%20Topan%2038-50.pdf

3. Djuwariyah,

di

Mencegah

Demam

&

pada

Balita.Jakarta: Kawan Pustaka.

Mustiah 7.

Efektivitas

Corwin, Elizabet J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, ed 3. Jakarta: EGC.

Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Kompres Air Hangat Dan Kompres

8. Febry, Ayu Bulan & Zulfito Marendra.

Plester Pada Anak Dengan Demam Di

2010. Smart Parent:Pandai Mengatur

Ruang Kanthil Rumah Sakit Umum

Menu dan Tanggap Saat Anak Sakit.

Daerah Banyumas. Jurnal Penelitian

Jakarta: GagasMedia. 9. Asmadi.

diakses pada tanggal 9 April 2016 di

2008.

Teknik

Prosedural

http://www.academia.edu/8450824/Jhp

Keperawatan: Konsep dan Aplikasi

tump-a-djuwariyah-758-1-efektivi.

Kebutuhan

Dasar

Salemba Medika. 12

Klien.

Jakarta:

10. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar

sponge yang dilakukan ibu dalam

Fundamental Keperawatan Konsep,

menurunkan

Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Randomized

11. Manjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta

puskesmas

demam

pada

control mumbulsari

Trial

anak: di

kabupaten

Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

jember. Skripsi Program Pascasarjana

12. Sitompul, Ewa Molika. 2014. Buku

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pintar Ibu dan Anak. Jakarta: Arena

Diakses pada tanggal 9 April 2016 di

KIDS.

https://core.ac.uk/download/pdf/12351

13. Ali

Hamid,

Keefektifan

Muhammad.

Teknik

kompres

2011.

093.pdf.

tepid

13