JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 10, NO.2, OKTOBER 2015: 201 – 214____________________________________________
EFEKTIFITAS PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TK A BAS TUBAN Anindya Purnama Universitas PGRI Ronggolawe Tuban Abstract This study aims to determine the effectiveness of cooperative games through media designed the image to improve the social skills of kindergarten A Bina Anak Sholeh (BAS) Tuban. The method used in this study is a quasi experimental design with nonradomized pretest-posttest control group design. Samples in this study are 32 kindergarten A BAS Tuban selected by using purposive sampling technique. Methods of data collection in social skills using observation checklists and rating scales and measured with reference to the Guttman scale. Prior to the data analysis to test the validity and relaibilitas first. Validity is based on expert judgments (expert judgment), whereas reliabilias test using Cronbach's Alpha SPSS 22:00. The results showed that the effective cooperative ploy used to improve the social skills of kindergarten A BAS Tuban. This is indicated by an increase in social skills score of 76% with the strong category. Keywords: Cooperative games image designing, social skills. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas permainan kooperatif melalui media merancang gambar untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa TK A Bina Anak Sholeh (BAS) Tuban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain nonradomized pretestposttest control group design. Sampel pada penelitian ini berjumlah 32 siswa TK A BAS Tuban yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data ketrampilan sosial menggunakan observasi checklists and rating scales dan diukur dengan mengacu pada skala Guttman. Sebelum analisa data dilakukan uji validitas dan uji relaibilitas terlebih dahulu. Uji Validitas berdasarkan penilaian para ahli (judgement expert), sedangkan Uji reliabilias menggunakan Cronbach's Alpha dengan bantuan SPSS 22.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemainan kooperatif efektif digunakan untuk meningkatkan ketrampilan sosial siswa TK A BAS Tuban. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor ketrampilan sosial sebesar 76 % dengan kategori kuat. Kata Kunci : Permainan kooperatif merancang gambar, ketrampilan sosial.
Pengantar1 Ketrampilan salah
satu
sosial
dikemukakan oleh Saputra & Ridynto merupakan
ketrampilan yang dapat
(2005)
yang
kemampuan
menyatakan
sosial
anak
usia
bahwa dini
mempengaruhi kehidupan sosial anak
menyebabkan perkembangaan sosialnya
dimasa yang akan datang. Rendahnya
cenderung bersifat minder, egois, kurang
ketrampilan sosial dapat berpengaruh
tenggang rasa dan akhirnya berperilaku
terhadap kemampuan sosial anak. Hal ini
menyimpang.
Termine
menyatakan bahwa Korespondensi: Anindya Purnama, Universitas PGRI Ronggolawe, Jl. Manunggal no. 61 Tuban. Email: anindya.rianto@gmail .com JURNAL PSIKOLOGI
kekurangan
atau
(1997)
juga
anak-anak
yang
lemah
dalam
ketrampilan sosialnya sama beresikonya 201
PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR
dengan anak-anak yang kekurangan ketrampilan
akademik,
pada
perkembangan sosial ini pengembangan ketrampilan sosial memainkan peranan yang
sangat
penting,
dalam
kesejahteraan dan perkembangan anak. Selanjutnya memperkuat
Slavin,
dkk
(1995)
pernyataan
bahwa
ketrampilan sosial dapat meningkatkan kemampuan akademik anak. Menurut
tugas
perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada tahap perkembangan
tertentu. ini
ketrampilan-
ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung. f. Mengembangkan
pengertian-
pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. g. Mengembangkan
hati
Tugas
bersumber
dari
nurani,
pengertian moral, tata dan tingkatan nilai. h. Mengembangkan
Huvighurst
perkembangan
e. Mengembangkan
sikap
kelompok-kelompok
terhadap
sosial
dan
lembaga-lembaga. i. Mencapai kebebasan pribadi. Berdasarkan
tugas
-
tugas
perkembangan yang telah diungkapkan
kematangan fisik, tuntutan masyarakat,
diatas,
budaya serta nilai yang berlaku pada
ketrampilan sosial merupakan salah satu
lingkungan inidividu. Adapun tugas
komponen
perkembangan
perkembangan
kanak-kanak
menurut
dapat
diketahui
penting masa
bahwa
dalam
tugas
kanak-kanak
Huvighurst (Hurlock, 1980) adalah:
terutama saat memasuki usia prasekolah.
a. Mempelajari ketrampilan fisik yang
Anak-anak pada usia prasekolah akan
diperlukan
untuk
permainan-
permianan yang umum. b. Membangun mengenai
sikap diri
memasuki
lingkungan
formal,
yang
berbeda dengan lingkungan keluarga. yang
sendiri
sehat sebagai
mahkluk yang sedang tumbuh. c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. d. Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita yang tepat.
Hal ini tentu saja membutuhkan suatu kemampuan
untuk
melakukan
penyesuaian dengan lingkungan yang baru. Menurut Gordon & Browne (1985) menyatakan bahwa ketrampilan sosial perlu dipelajari anak di Taman Kanakkanak yaitu dalam rangka membina hubungan dengan orang dewasa dan teman sebaya.
202
JURNAL PSIKOLOGI
PURNAMA
Berdasarkan hasil wawancara dan
dalam bersosialisai tanpa meninggalkan
observasi yang dilakukan peneliti pada
dunia mereka yaitu dunia bermain. Hal
tanggal
16
serupa juga dikemukakan oleh Mulyadi
September 2015 pada kelompok A TK
(1999) bahwa fungsi bermain dapat
Bina Anak Sholeh Tuban menunjukkan
menunjang
bahwa sekitar 30 dari 72 anak atau
bahasa,
sekitar 40% menunjukkan rendahnya
kreativitas dan dapat dijadikan sebagai
ketrampilan sosial yang dimiliki mereka
terapi. Apabila anak diberi permainan
dengan indikasi bahwa anak lebih suka
kooperatif secara berkala, maka akan
bermain
bermain
dapat mengembangkan aspek kognisi,
dengan teman sebayanya, anak jarang
emosi dan sosial sehingga anak akan
berkomunikasi dengan temannya, kurang
berkembang secara optimal.
15
Agustus
sendiri
sampai
dibanding
peduli dan kurang merespon pada saat guru mengajaknya berbicara. Berdasarkan
perkembangan
sosial,
emosi,
motorik, kecerdasan,
Berdasarkan ulasan diatas, maka perlu dilakukan penelitian eksperimental
yang
tentang efektivitas permainan kooperatif
dikemukakan Gordon & Brown dalam
melalui media merancang gambar untuk
Moeslichatoen
ketrampilan
meningkatkan ketrampilan sosial siswa
sosial yang harus dipelajari anak usia
TK A Bina Anak Sholeh (BAS) Tuban.
prasekolah adalah membina hubungan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
dengan
untuk mengetahui efektifitas permainan
hubungan
pendapat (1999),
orang
dewasa,
dengan
orang
membina lain
dan
membina diri sebagai individu. Menurut
Tedjasaputra
kooperatif melalui media merancang gambar untuk meningkatkan ketrampilan
(2005)
sosial siswa TK A Bina Anak Sholeh
kemampuan sosial dapat ditingkatkan
(BAS) Tuban. Selanjutnya, manfaat dari
melalui
penelitian ini adalah secara teoritis
permainan
kooperatif
yang
ditandai dengan adanya kerjasama atau
diharapkan
pembagian tugas dan pembagian peran
pengetahuan dan wawasan terhadap
antar anak-anak yang terlibat dalam
perkembangan ilmu Pendidikan Anak
permainan untuk mencapai suatu tujuan
Usia Dini (PAUD) dan manfaat praktis
tertentu. Bermain secara kooperatif dapat
dari penelitian ini adalah dapat dijadikan
mengembangkan kemampuan mereka
alternatif
JURNAL PSIKOLOGI
dapat
bagi
menambah
guru
PAUD
ilmu
dalam 203
PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR
memberikan
pembelajaran
untuk
sebaya sebagai anak yang tidak memiliki
meningkatkan ketrampilan sosial pada
kompetensi sosial, akan kesulitan dalam
anak usia dini.
memulai dan menjalin hubungan yang
Pengertian ketrampilan sosial anak
positif dengan lingkungannya, bahkan
prasekolah
boleh jadi akan ditolak atau diabaikan
Combs dan Slaby dalam Gimpel &
oleh lingkungannya.
Merrel (1998) memberikan pengertian
Berdasarkan beberapa pengertian
ketrampilan sosial adalah kemampuan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
untuk berinteraksi dengan orang lain
ketrampilan sosial bagi anak prasekolah
dalam konteks sosial dengan cara-cara
merupakan
yang dapat diterima dan menghindari
dimiliki anak untuk dapat berinteraksi
perilaku
sosial dengan lingkungannya dalam
yang
akan
ditolak
oleh
suatu
rangka
kebaikan untuk sesama. Merrel (2003)
untuk dapat diterima oleh orang lain atau
sendiri
pengertian,
teman sebaya agar ia memperoleh rasa
perilaku
dibutuhkan dan rasa berharga serta
spesifik yang ketika mulai dilakukan
menguntungkan diri sendiri dan orang
seseorang
lain.
ketrampilan
sosial akan
adalah
menyebabkan
hasil
sosial yang diinginkan bagi orang yang memulainya.
memenuhi
yang
lingkungan serta dapat memberikan memberikan
untuk
kemampuan
Dimensi ketrampilan sosial Teori ketrampilan
Ketrampilan
sosial
merupakan
kebutuhan
mengalami
sosial
perkembangan,
terus setelah
bagian dari kompetensi sosial. Cavell
dilakukan analisa dan peninjauan ulang
dalam Cartledge & Milburn (1995)
menurut Caldarella dan Merrel terdapat
menyatakan bahwa kompetensi sosial
lima dimensi utama ketrampilan sosial
terdiri
untuk anak-anak dan remaja (Merrel,
dari
tiga
konstrak
yaitu
penyesuaian sosial, performansi sosial
2003), meliputi :
dan ketrampilan sosial. Bagi seorang
a) Hubungan
dengan
teman
sebaya
anak, ketrampilan dan kompetensi sosial
(Peer relationship skills). Dimensi ini
merupakan
meliputi
faktor
penting
untuk
perilaku
yang
disukai,
memulai dan memiliki hubungan sosial
empati, partisipasi sosial, sociability-
yang positif. Anak yang tidak memiliki
leadership, hubungan dengan teman
ketrampilan sosial dan dinilai oleh 204
JURNAL PSIKOLOGI
PURNAMA
sebaya maupun hubungan dengan
penelitian ini hanya menggunakan 4
orang lain.
(empat)
b) Manajemen diri (Self management skills).
Dimensi
ini
meliputi
dimensi dari Caldarella dan
Merrel yaitu hubungan dengan teman sebaya, manajemen diri, kepatuhan, dan
pengendalian diri, kemandirian sosial,
perilaku assertive.
kompetensi sosial, tanggung jawab
Faktor-faktor
sosial, patuh terhadap aturan, dan
ketrampilan sosial
toleransi.
yang
mempengaruhi
Menurut Hurlock (1980) ada 3
c) Kemampuan skills).
akademis
Dimensi
(Academic
faktor
yang
mempengaruhi
meliputi
perkembangan sosial anak yaitu: faktor
penyesuaian diri terhadap lingkungan
lingkungan keluarga, faktor dari luar
sekolah, menghormati aturan sekolah,
rumah atau luar keluarga, dan faktor
orientasi tugas dan tanggung jawab
pengaruh
mengalaman
akademik
Faktor
kondisi
d) Kepatuhan Dimensi
ini
(tiga)
(Complience ini
meliputi
skills).
kerjasama,
sosial
anak
awal.
meliputi
temperamen anak, regulasi emosi, dan kemampuan
kognitif
sosial.
Faktor
hubungan dengan teman/ orang lain,
interaksi
penyesuaian dengan orang lain.
meliputi hubungan dengan orang tua,
e) Perilaku assertive (Assertion skills). Dimensi
ini
meliputi
inisiasi
sosial,
ketegasan,
penggerak
sosial,
berani.
anak
dengan
lingkungan
guru, dan teman sebaya dikehidupan sehari-hari. Faktor pengalaman awal yang diterima anak akan selalu diingat anak yaitu berkaitan dengan proses
Menurut Gordon & Brown dalam Moeslichatoen
(1999)
pembelajaran
meliputi
metode
menyatakan
pembelajaran, strategi, dan kurikulum
bahwa ketrampilan sosial yang harus
sekolah. Implikasinya adalah betapa
dipelajari anak usia prasekolah adalah
pentingnya para guru menampilkan cara-
membina
cara yang menyenangkan bagi anak
hubungan
dengan
orang
dewasa, membina hubungan dengan
dalam
orang lain dan membina diri sebagai
perilaku
individu. Berdasarkan pendapat tersebut
menggunakan pendekatan pembelajaran
untuk
sambil bermain, atau lebih dikenal
mengukur
JURNAL PSIKOLOGI
ketrampilan
sosial
memperkenalkan yang
posifit
sikap
dan
dengan
205
PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR
dengan istilah 3B (bercerita, bernyanyi
melaksanakan
kegiatan
dan bermain). Oleh karena itu, pada
Menurut
&
penelitian ini untuk dapat meningkatkan
permainan kooperatif adalah sebuah
ketrampilan sosial dibutuhkan suatu
permainan anak-anak berbagi barang-
metode pembelajaran yang melibatkan
barang selama periode waktu tertentu,
interaksi anak secara langsung dengan
mengikuti
lingkungannya dalam hal ini teman
menyelesaikan
sebaya dan guru.
membantu sesama serta berbagi peran.
Definisi Permainan Kooperatif
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Craig
peraturan
bermain.
Kermis
(1995)
yang
dibuat,
perselisihan,
saling
Hurlock (1980) menyatakan bahwa
Santrock (2007) menyatakan bahwa
bermain adalah semua aktivitas yang
permainan kooperatif adalah permainan
dilakukan
mendapatkan
yang melibatkan interaksi sosial dalam
menghitung hasil
satu kelompok dengan suatu perasaan
akhir dari aktivitas tersebut. Permainan
indentitas kelompok dan aktivitas yang
merupakan kegiatan pokok dalam masa
terorganisir. Berdasarkan beberapa teori
kanak-kanak,
tersebut,
untuk
kesenangan
tanpa
yang
merupakan
dapat
disimpulkan
bahwa
improvisasi dan kombinasi serta sebagai
definisi permainan kooperatif adalah
sarana pertama anak memahami aturan-
suatu aktivitas bermain anak
aturan sesuai kendali budaya yang ada
melibatkan
(Bruner
1980).
sebaya, dimana masing-masing anak
(2001)
memiliki peran dalam permainan.
dalam
Hurlock,
Selanjutnya,
Landreth
menyatakan
bahwa
bermain
interaksi
Gordon
dan
memfasilitasi perkembangan ekspresi
mengemukakan
bahasa
kooperatif, yaitu:
ketrampilan
ketrampilan emosi,
sosial,
ketrampilan
komunikasi,
permainan bermain
&
secara
aktif
206
permainan
pengambilan
dengan satu yang lain dengan cara
adalah
(1985) anak
menggalang
hubungan dengan anak-anak lain untuk membicarakan
ciri-ciri
(1985)
a) Anak prasekolah mulai bergabung
Browne
kooperatif
Browne
teman
perkembangan
keputusan dan perkembangan kognitif. Gordon
dengan
yang
merencanakan
yang aktif. b) Berinteraksi sosial dalam kelompok dengan rasa indentitas kelompok. c) Anak
belajar
bekerjasama
untuk
tujuan bersama.
dan JURNAL PSIKOLOGI
PURNAMA
d) Mereka
mengungkapkan
keinginannya
secara
merencanakan
dan
verbal,
melaksanakan
permainan. e) Mereka
Permainan
Kooperatif
Gambar Permainan kooperatif terdiri dari bermacam-macam
mampu
semangat
saling
dan
mengansumsikan
memberi
mendukung, tanggung
jawab
Merancang
jenis
sebagaimana
dikemukakan oleh Madyawati (2012), antara
lain:
gambar
bermain
dengan
memasangkan
tulisan,
merancang
belajar baik pada diri mereka atau
gambar, puzzle, balok, lego, bermain
orang lain.
punggung berantai, blind ball (bola
f) Menggunakan
ketrampilan
sosial
yang berhubungan dengan kelompok. g) Bergabung pada kegiatan terorganisir. Cartledge
&
Milburn
(1998)
buta), carilah bagian tubuhku dan estafet bendera. Jenis permainan kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menyatakan bahwa permainan kooperatif
permainan
dapat
Permainan
berguna
mempromosikan
ketrampilan sosial, hal diperhatikan
dalam
merancang
gambar. gambar
ini
yang perlu
bertujuan untuk berkomunikasi secara
permaianan
verbal dengan anak lain dan kelompok
kooperatif adalah:
sehingga
a) Melibatkan anak yang ditinggalkan
perhatian,
(sendirian)
merancang
memulai
permainan
mengajak anak lain untuk bermain.
anak
dapat
mengarahkan
mengajukan
pertanyaan,
menetapkan peran, memberi penjelasan, narasi
negosiasi,
b) Berbagi dan bergiliran.
kesepakatan,
c) Menyentuh anak lain dengan lembut,
bereksperimen,
saran
atau
ide,
ketidaksepakatan, dan
memberikan
membant anak lain yang jatuh atau
pernyataan lain terkait tugas dengan
mengalami kesulitan.
teman kelompok (Madyawati, 2012).
d) Berbicara
manis
dengan
teman
Permainan terdiri
hanya dengan nama yang mereka
kelompok ditugaskan untuk membagi
senangi,
semua potongan bentuk yang telah
mengometari
kelebihan
dan teman
sekelasnya daripada kelemahannya. JURNAL PSIKOLOGI
disediakan
dua
pada
kelompok,
gambar
sekelas, memanggil teman sekelas memperhatikan
dari
merancang
semua
setiap
anggota
kelompok sehingga mendapatkan bagian 207
PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR
yang sama. Setiap anggota yang telah
posttest control group design. Penelitian
mendapatkan potongan gambar, mereka
ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bertugas mewarnai sesuai dengan bentuk
tergantung (Y) adalah ketrampilan sosial
yang ada di kertas karton.
dan variabel bebas (X) adalah permainan
permainan
ini
anak
terlibat
Pada dalam
kooperatif merancang gambar.
pembuatan warna yang dapat diwarnai
Subyek pada penelitian ini adalah
sesuai dengan kreasi dan keputusan
siswa TK A Bina Anak Sholeh kelas A1
kelompok serta mereka dapat berdiskusi
dan A2 dengan jumlah 32 anak yang
mengenai
sesuai
kemudian dibagi dua menjadi kelas
gambar yang telah disediakan di keras
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
karton (Madyawati, 2012).
eksperimen akan diberikan perlakuan
Hipotesis
metode permainan kooperatif merancang
peletakan
Hipotesis
dari
bentuk
penelitian
ini
gambar yang didasarkan pada sebuah modul permainan, meliputi 4 tahap yaitu
adalah: Ho
: Permainan kooperatif
merancang gambar tidak efektif untuk meningkatkan ketrampilan sosial pada
evaluasi. Efektivitas permainan kooperatif dilakukan
siswa TK A BAS Tuban. Ha
tahap pra bermain, bermain, penutup dan
: Permainan kooperatif
dengan
mengukur
skala
keatrampilan sosial yang disusun sendiri
merancang gambar efektif untuk
oleh peneliti dengan menggunakan 4
meningkatkan ketrampilan sosial pada
dimensi
siswa TK A BAS Tuban.
dikemukakan oleh Caldarella dan Merrel
ketrampilan
sosial
yang
yaitu hubungan dengan teman sebaya, Metode Tipe
penilitian
penelitian
kuantitatif
menggunakan
model
kuasi
manajemen diri, kepatuhan dan perilaku ini
berupa
assertive.. Adapun blueprint alat ukur
dengan
ketrampilan
eksperimental
(quasi-eksperimental
sosial
adalah
sebagai
berikut:
research)
dengan desain penelitian ekperimen dua kelompok
208
nonrandomized
pretest-
JURNAL PSIKOLOGI
PURNAMA Tabel 3.1 Blueprint Alat Ukur Ketrampilan Sosial No
Indikator
Butir Pernyataan
Jumlah Aitem
1
Hubungan teman sebaya
1, 2, 3, 4, 5, 6
6
2
Manajemen diri
7, 8, 9, 10, 11, 12
6
3
Kepatuhan
13, 14, 15, 16, 17, 18
6
4
Perilaku assertive
19, 20, 21, 22, 23, 24
6 24
Jumlah Aitem
Metode
pengumpulan
ketrampilan
sosial
data
menggunakan
Sebelum dilakukan analisa data harus
dilakukan
uji
validitas
dan
observasi checklists and rating scales
reliabilitas terlebih dahulu. Uji validitas
yaitu
dilakukan
mencatat
ada
atau
tidaknya
dengan
menggunakan
perilaku dengan memberikan tanda cek
validitas isi (content validity) yaitu
(centang) dan menghitung skor pada
diestimasi melalui pengujian terhadap isi
daftar perilaku atau karakteristik yang
tes dengan analisis rasional ataupun
telah dibuat.
melalui professional judgement (Azwar,
Ketrampilan sosial ini
diukur dengan mengacu pada skala
2014).
Guttman yang hanya menggunakan dua
ketrampilan sosial ini dilakukan dengan
interval yaitu pernyataan “ya” dan
internal consistency yaitu mencobakan
“tidak” untuk mengungkapkan kejelasan
instrumen sekali saja kemudian data
atau sikap. Nilai skor diberikan untuk
dianalisis
jawaban “ya” skor = 1 yang berarti
(Azwar,
mampu dan jawaban ‘tidak” skor = 0
ketrampilan sosial siswa dihitung dengan
artinya belum mampu.
rumus:
Jumlah total skor hasil pengumpulan data
Pengujian
reliabilitas
menggunakan 2014).
Analisis
alat
SPSS.22 data
X 100%
Skor tertinggi tiap aitem x Jumlah aitem x Jumlah responden
JURNAL PSIKOLOGI
209
PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR
Hasil penghitungan rumus skor data
ketrampilan
sosial
Hasil Penelitian
kemudian
Ketrampilan sosial diukur dengan
dikategorikan berdasarkan kriteria yang
menggunakan lembar observasi yang
ditetapkan.
terdapat 24 aitem, berdasarkan hasil uji
Adapun
kriteria
yang
diterapkan oleh Riduwan (2009) adalah:
daya diskriminasi aitem melalui SPSS 2.2 yang dinyatakan valid hanya 21
0 – 20%
= sangat lemah
21% - 40%
= lemah
reliabilitas yaitu sebesar 0,966 dengan
41% - 60%
= cukup
kategori tinggi. Adapun data hasil
61% - 80%
= kuat
81% - 100%
= sangat kuat
Tabel
4.1
No. Urut
Data
aitem yang selanjutnya dilakukan uji
ketrampilan sosial siswa dapat dilihat secara ringkas pada tabel 4.1 berikut ini :
Ketrampilan
Sosial
Siswa
Kelas
Eksperimen
Kelas Eksperimen
dan
Kelas
Kontrol
Kelas Kontrol
Pretes
Postes
Gain
Pretes
Postes
Gain
1
11
15
4
12
13
1
2
12
17
5
11
13
2
3
12
16
4
10
11
1
4
11
15
4
12
13
1
5
12
17
5
11
13
2
6
11
15
4
11
12
1
7
12
17
5
12
13
1
8
10
14
4
12
12
0
9
11
16
5
12
13
1
10
12
18
6
12
13
1
11
12
17
5
11
12
1
12
11
16
5
12
13
1
13
11
16
5
12
12
0
14
11
15
4
11
11
0
15
11
16
5
12
13
1
16
13
17
4
11
12
1
Jumlah
183
257
74
184
199
15
Rata-rata
11,4
16,1
4,6
11,5
12,4
0,9
210
JURNAL PSIKOLOGI
JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 10, NO.2, OKTOBER 2015: 201 – 214____________________________________________
Tabel
diatas
menunjukkan
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
adanya peningkatan ketrampilan sosial
ketrampilan sosial dengan menggunakan
pada kelas eksperimen dengan gain
metode bermain kooperatif menyusun
sebesar 74, sedangkan pada kelas kontrol
gambar. Adapun hasil analisis data
terlihat bahwa peningkatan ketrampilan
presentase skor ketrampilan sosial dapat
sosial gainnya sebesar 15. Hal ini
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pretes dan Postes Ketrampilan Sosial Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No.
Pretes (%)
Kategori
Postes (%)
Kategori
Gain (%)
Kelas Eksperimen
54
cukup
76
kuat
22
Kelas Kontrol
55
cukup
59
cukup
4
Berdasarkan diketahui
bahwa
tabel
4.2
kondisi
dapat
ketrampilan sosial siswa pada kelas
awal
eksperimen
dan
kelas
kontrol
ketrampilan sosial kedua kelas setara
digambarkan dalam diagram 4.3, sebagai
yaitu berada pada kategori cukup yang
berikut:
ditunjukkan dengan hasil pretes untuk kelas ekperimen sebesar 54% sedangkan kelas kontrol 55%. Kemudian, setelah dilaksanakan penerapan metode bermain kooperatif merancang gambar pada kelas eksperimen hasil postes menunjukkan adanya peningkatan ketrampilan sosial siswa yaitu sebasar 76% dengan kategori kuat. Kelas kontrol juga mengalami
Gambar 4.2 Diagram Ketrampilan Sosial Siswa Eksperimen dan Kelas Kontrol
kenaikan dengan hasil postes sebesar 59% dengan kategori cukup. Hasil
Selisih Kelas
Diskusi Sesuai hasil penelitian efektifitas
selisih antara pretes dan postes yaitu
penggunaan
sebesar 22% > 4%, menunjukkan bahwa
kooperatif merancang gambar untuk
terdapat peningkatan ketrampilan sosial
meningkatkan ketrampilan sosial siswa
yang lebih tinggi dengan menggunakan
antara lain:
metode bermain kooperatif menyusun
1. Permaianan yang dilakukan secara
gambar.
Adapun
JURNAL PSIKOLOGI
hasil
selisih
metode
permainan
berkelompok dengan menggunakan 211
PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR
metode
permainan
kooperatif
merancang gambar dapat menyatukan
mampu
beberapa kemampuan yang berbeda
sosial.
untuk bekerjasama dengan baik yaitu
oleh
saling memberikan pendapat dan
bahwa
saling membutuhkan antar anggota
merancang
gambar
meningkatkan
ketrampilan
Sebagaimana
dikemukakan
Tedjasaputra
(2005)
kemampuan sosial dapat ditingkatkan
kelompok
melalui permainan kooperatif yang
ketrampilan
ditandai dengan adanya kerjasama
mengalami peningkatan tetapi juga
atau pembagian tugas dan pembagian
kemampuan
peran antar anak-anak yang terlibat
sependapat dengan Mulyadi (1999)
dalam permainan untuk mencapai
bahwa
suatu tujuan tertentu. Bermain secara
permainan kooperatif secara berkala
kooperatif
akan dapat mengembangkan aspek
dapat
kemampuan
mengembangkan mereka
bersosialisasi
tanpa
dalam
meninggalkan
dunia mereka yaitu dunia bermain. 2. Kelompok atau tim yang terbentuk
sehingga
tidak
hanya
sosial
saja
yang
yang
anak
lain.
Hal
yang
ini
diberikan
kognisi, emosi dan sosial sehingga anak
akan
berkembang
secara
optimal. 4. Pada penelitian ini memang penulis
dalam permainan kooperatif efektif
akui
untuk
ketrampilan sosial dapat meningkat
meningkatkan
ketrampilan
masih
terbatas
sosial siswa karena terdapat proses
dengan
yang mana anak-anak berbagi barang-
pemainan
barang selama periode waktu tertentu,
gambar, padahal menurut Hurlock
mengikuti peraturan yang dibuat,
(1980) peningkatan perkembangan
menyelesaikan
sosial anak dipengaruhi oleh tiga
perselisihan,
saling
menggunakan
bahwa
kooperatif
faktor
merancang
membantu sesama serta berbagi peran
faktor
(Craig & Kermis, 1998) dan pada
keluarga, faktor dari luar rumah atau
proses ini terjadi saling mengisi dan
luar keluarga, dan faktor pengalaman
bekerjasama
sehingga
sosial awal.
keseimbangan
dalam
pemahaman
kelompok
dengan
terjadi
yaitu
metode
lingkungan
(Jacob, 2002). 3. Kerja
menggunakan permainan kooperatif 212
JURNAL PSIKOLOGI
PURNAMA
Craig, G.J & Kermis, M. (1995).
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa metode permainan kooperatif merancang gambar dapat meningkatkan ketrampilan sosial pada siswa TK A BAS di Kabupaten Tuban. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa saran, antara lain:
Children
today.
New
Jersey:
Practice Hall. Gimpel, G., & Merrel, K. (1998). Social skills of children and adolescents: Conceptualization, and
treatment.
assessment, Mahwah,
NJ:
Erlbaum.
1. Saran untuk guru, metode permainan
Gordon, A.M & Browne. K.W. (1985).
kooperatif merancang gambar dapat
Beginning and beyond fondation in
dijadikan sebagai alternatif dalam
early childhooh education. New
melaksanakan
york: Delmar Publisher.
pembelajaran
di
Taman Kanak-kanak.
Hurlock,
2. Saran untuk penelitian selanjutnya agar melakukan
penelitian
lebih
dalam
mengenai permainan kooperatif yang tidak terbatas hanya untuk meningkatkan
E.B.
(1980).
Psikologi
perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
rentang
kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
juga
Jacob, G. (2002). Cooperative learning:
kemampuan yang lain meliputi bahasa,
theory, principles, and techniques.
sosio-emosi, akademis dan kreativitas.
Thousand
ketrampilan
sosial
saja
tetapi
Azwar, S. (2014). Penyusunan skala Yogyakarta:
CA:
Corwin
Press.
Kepustakaan psikologi.
Oaks,
Pustaka
Pelajar. Cartledge, G & Milburn, J.F. (1998).
Landreth, G.L. (2001). Innovations in play therapy: issues, process, and special
population.
USA:
Taylorand Francis Group
Teaching social skills to children
Madyawati, L. (2012). Permainan dan
and youth innovation approaches.
Bermain 1 ( Untuk Anak ). Jakarta
Needham heights: A division of
: Prenada Media Group.
Simon and Schuster Inc.
Merrel, K. W. (2003). Behavioral, social, end emotional assesment of
JURNAL PSIKOLOGI
213
PERMAINAN KOOPERATIF MERANCANG GAMBAR
children and adolescents. New
meningkatkan ketrampilan anak
Jersey:
TK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Lawrence
Erlbaum
Associates.
Tenaga
Moeslichatoen. pengajaran kanak.
(1999). di
Taman
Departemen
dan
Metode
Kebudayaan
Kanak-
Pendidikan Direktorat
Perguruan
& Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional. Slavin, R.E. (1995). Instruction based on cooperative
learning.
John
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Hopkins University & University
Pendidikan Tenaga Guru.
of York.
Riduwan.(2009). analisa
Rumus statistik.
dan
data
Tedjasaputra, M.S. (2005). Bermain,
Bandung.
mainan, dan permainan untuk
Alfabeta. Santrock,
J.W.
Pendidikan (2008).
Psikologi
pendidikan. Jakarta: Kencana. Saputra, Y.M & Ridyanto. (2005). Pembelajaran
214
Ketenagaan
Kependidikan
kooperatif
untuk
Anak
Usia
Dini.
Jakarta: Grasindo. Termine, P. (1984). Radical approaches to social skill training. London: Croom
Helm.
JURNAL PSIKOLOGI