PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Download pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan” Abdurahman (dalam. Shofiya, 2013) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan...

0 downloads 528 Views 252KB Size
PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Margaretha Puspita Arumsari, Mintasih Indriayu, Salman Alfarisy Totalia* *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia [email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan Make A Match. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XIIIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II bahwa hasil belajar siswa meningkat setiap aspeknya. Hasil belajar siswa aspek kognitif pada pra tindakan dengan persentase ketuntasan siswa 42,86%, siklus I 67,86%, dan siklus II 85,71%. Hasil belajar siswa aspek afektif pada pra tindakan sebesar 42,85%, siklus I 78,58%, dan siklus II 92,85%. Hasil belajar siswa aspek psikomotor pada pra tindakan sebesar 0,00%, siklus I 57,14%, dan siklus II 85,71%. Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Two Stay Two Stray, Make a Match, Hasil Belajar. ABSTRACK The objective of this research are to improve the economic learning outcomes in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta through the application of combination of the cooperative learning model between Two Stay Two Stray with Make A Match. This research used the Classroom Action 1

Research (CAR). The study was conducted in two cycles, with each cycle consisted of planning, implementation, observation and reflection. The subjects were 28 students in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta in academic year 2015/2016. Data collection techniques are observation, test, documentation and interview. The result of research can conclution that application of combination of the cooperative learning model between two stay two stray with make a match can improve the ecconomic learning outcomes in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta in academic year 2015/2016. It proved from prioraction, cycle I and cycle II that the students learning outcomes is viewed from increases every aspect. The proportion aspect cognitive of students learning outcomes passing are 42.86% in prior action, 67.86% in cycle I, and 85.71% in cycle II. Affective aspect of student learning outcomes were 42.85% in prior action, 78.58% in cycle I and 92.85% in cycle II. The psychomotor aspect of student learning outcomes were 0.00% in prior action, 57.14% in cycle I, and 85.71% in cycle II. Keywords: Cooperative Leaning Model, Two Stay Two Stray, Make a Match, Learning Outcomes. PENDAHULUAN Pendidikan

adalah

salah

untuk mengembangkan potensi yang

satu faktor penting untuk kemajuan

dimiliki.

negara. Menurut UU No 20 Tahun

Ilmu

2003 tentang Sistem Pendidikan

teknologi

Nasional menyebutkan bahwa:

mengalami

pengetahuan

dari

tahun

dan

ke

tahun

perkembangan

dan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dan masyarakat.

kemajuan.

Oleh karena itu, pendidikan memiliki

mengajar,

peranan penting bagi setiap individu

pembelajaran untuk meningkatkan

Sejalan

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan secara terus

menerus.

memperbaiki kualitas

dan

sumber

ditunjukkan perubahan

2

Upaya

meningkatkan daya

dengan pola

untuk

kegiatan

pemilihan

manusia adanya belajar model

hasil

belajar

siswa

di

sekolah.

dapat mengembangkan pembelajaran

Melalui model pembelajaran guru

secara maksimal. Melalui observasi

dapat

siswa

dan wawancara dengan guru mata

informasi,

pelajaran ekonomi di SMA Negeri 8

membantu

mendapatkan

para

ide,

keterampilan,

cara

mengekspresikan

berpikir, ide.

dan

Surakarta diperoleh rata-rata hasil

Model

belajar

mata

pelajaran

ekonomi

pembelajaran dapat diterapkan di

seperti berikut:

semua

Tabel 1.1 Data Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI-IIS SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. No Kelas RataTingkat Rata Ketuntasan Nilai 1 XI-IIS 1 64 47% 2 XI-IIS 2 71 63% 3 XI-IIS 3 64 56% 4 XI-IIS 4 73 62% 5 XI-IIS 5 67 56% 6 XI-IIS 6 62 43% (Sumber : Data Primer yang diolah, 2015)

jenjang

pendidikan

salah

satunya adalah di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). SMA Negeri 8 Surakarta merupakan

salah

satu

Sekolah

Menengah Atas di Kota Surakarta yang berada di bawah pengawasan Dinas

Pendidikan

Olahraga

Kota

Pemuda

Surakarta.

dan SMA

Negeri 8 Surakarta adalah salah satu sekolah sasaran yang diwajibkan untuk menerapkan kurikulum 2013.

Data tabel 1.1 menunjukkan

Dalam perkembangannya kurikulum 2013

lebih

bagaimana siswa

menekankan membentuk

dalam

IIS 6 terendah dari 6 kelas XI-IIS di

karakter

SMA Negeri 8 Surakarta dengan

mengembangkan

pembelajaran. sebagai

bahwa hasil belajar siswa kelas XI-

pada

Guru

rata-rata kelas 62. Berdasarkan nilai

diposisikan

fasilitator

ulangan harian ekonomi kelas XI-IIS

yang

6,

memonitoring perkembangan anak didiknya.

Di

sini

fasilitator

tidak

guru

sebagai

berhenti

hanya

dari 28

mencapai

siswa Kriteria

yang

belum

Ketuntasan

Minimal (KKM) sebanyak 16 siswa siswa yang sudah mencapai KKM

menyediakan tempat belajar namun

belajar sebanyak 12 siswa.

juga menyediakan berbagai variasi

Ekonomi merupakan salah

pembelajaran yang cocok agar siswa

satu mata pelajaran yang penting 3

untuk dipahami siswa khususnya

Permasalahan

kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial) karena

menunjukkan

di dalamnya mempelajari asas-asas

tercapainya

produksi,

yang

distribusi,

keuangan,

di

atas

bahwa proses

efektif

belum

pembelajaran

sehingga

manajemen, koperasi, dan masih

menerapkan

banyak yang lain. Mata pelajaran

yang berpusat pada siswa (student

ekonomi sangat berhubungan dengan

centered learning) dan tepat sesuai

kehidupan sehari-hari yang tanpa

dengan kondisi siswa. Untuk itu

sengaja sudah dilakukan oleh siswa.

diperlukan suatu model pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan

proses

peneliti

pembelajaran

yang

selama

model

perlu

mampu

partisipasi

ekonomi,

pembelajaran

meningkatkan

siswa,

meningkatkan

interaksi antara guru dan siswa dan

kegiatan pembelajaran ekonomi di

menciptakan

kelas XI-IIS 6 adalah pembelajaran

kondusif

yang berpusat pada guru (teacher

sehingga selama proses pembelajaran

centered learning). Peneliti juga

siswa menjadi lebih aktif dalam

mengamati

menyampaikan

bahwa siswa kurang

pembelajaran dan

yang

menyenangkan

pendapatnya

dan

berpartisipasi dalam pembelajaran.

tidak merasa bosan dalam proses

Pada saat guru menjelaskan materi,

pembelajaran. Salah satu usaha yang

sebagian besar siswa tidak fokus atau

dapat

tidak

menerapkan

memerhatikan

guru

tetapi

dilakukan

adalah

model

dengan

pembelajaran

mengobrol dengan temannya dan

kooperatif. Pembelajaran kooperatif

meletakkan kepala di meja sehingga

adalah model pembelajaran yang

susana

kurang

berfokus pada penggunaan kelompok

diberi

kecil siswa untuk bekerja sama

guru,

dalam

kondusif. kesempatan

pembelajaran Ketika

siswa

bertanya

oleh

siswa cenderung pasif memilih diam,

memaksimalkan

kondisi

belajar dan hasil belajar siswa.

tidak bertanya dan mengemukakan

Pembelajaran

kooperatif

pendapat. Kurang adanya interaksi

adalah salah satu pilihan yang dapat

dan timbal balik anatara siswa dan

digunakan oleh seorang guru. Trianto

guru.

(2011:

4

56)

mengemukakan,

“pembelajaran

kooperatif

muncul

kesempatan kepada kelompok untuk

dari konsep bahwa siswa akan

bediskusi membagikan hasil dan

mudah

dan

informasi kepada kelompok lain.

memahami konsep yang sulit jika

Model pembelajaran ini terdiri dari

mereka saling berdiskusi dengan

beberapa

temannya”

dan

kelompoknya terdiri dari 4 siswa.

sejawat

Dalam model pembelajaran ini ada

dalam

kegiatan bertamu dan menerima

menemukakan

Hakikat

pengunaan menjadi

sosial

kelompok aspek

utama

kelompok

tamu

mereka akan saling berkerjasama

informasi setelah mereka berdiskusi

dalam kelompok untuk memecahkan

dengan

masalah yang ada. Hal ini akan

Melalui

memberikan dampak positif bagi

diharapkan

siswa karena mereka saling berbagi,

partisipasi siswa untuk lebih aktif

yang belum paham dapat diberitahu

dalam

dan dapat bertukar pendapat dan

pendapatnya

berdampak hasil belajar mereka.

kemampuan mereka masing-masing

Melalui

sehingga

kooperatif,

teman

berdiskusi,

hasil belajar.

mengungkapkannya

dan

ini

merangsang

mengeluarkan

sesuai

suasana

kelompoknya, kemudian berdiskusi informasi,

sekelompoknya.

mampu

kondusif dan

suatu

hasil

model pembelajaran

siswa akan bekerja bersama dalam

tentang

membagikan

tiap

pembelajaran kooperatif sehingga

pembelajaran

untuk

yang

dengan

kelas

menjadi

dapat meningkatkan

Model

pembelajaran

kepada

kooperatif make a match merupakan

kelompok lain. Ada beberapa macam

pembelajaran dengan membagi kartu

model

kooperatif.

soal atau jawaban pada setiap siswa

model

dan mencari pasangan kartu tersebut

pembelajaran

Diantaranya

adalah

pembelajaran kooperatif two stay two

dengan

stray dengan make a match.

Pembelajaran ini merupakan salah

Model

pembelajaran

waktu

yang

ditentukan.

satu teknik instruksional yang dapat

kooperatif two stay two stray yaitu

membantu

salah

mengingat apa yang telah mereka

satu

kooperatif

teknik

pembelajaran

yang

memberikan

pelajari

5

siswa

dan

dalam

dapat

hal

menguji

pemahaman

siswa

setelah

guru

karena melalui kombinasi model

menjelaskan materi pembelajaran.

pembelajaran ini siswa dituntut lebih

Menurut penelitian Muntoha yang

aktif memecahkan masalah dengan

berjudul

berbagi

Penerapan

Model

informasi,

dan

Pembelajaran Make A Match Untuk

menyampaikan kembali informasi

Meningkatkan

tersebut kepada kelompok masing-

Aktivitas

Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi

masing

Kelas X SMAN 14 Semarang dalam

sendiri serta diakhiri dengan guru

Economic

Analysis

memberi kartu permasalahan yang

Journal salah satu keunggulan model

berisi soal atau jawaban pada setiap

pembelajaran kooperatif make a

siswa.

match siswa mencari pasangan kartu

pasangan kartu yang sesuai dengan

sambil

suatu

kartunya untuk membantu siswa

konsep atau topik dalam suasana

dalam hal mengingat apa yang telah

yang

mereka pelajari dan dapat menguji

Education

belajar

mengenai

menyenangkan.

Sehingga

dengan

Siswa

bahasa

tersebut

mereka

mencari

dalam proses pembelajaran tidak

pemahaman

siswa

membosankan dan siswa akan lebih

menjelaskan

materi

interaktif. Model pembelajaran make

setelah

a match merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif two stay two

pembelajaran

stray.

yang

mampu

meningkatkan hasil belajar siswa.

setelah

pembelajaran

diterapkan

Dalam

guru

model

kombinasi

model

pembelajaran ini diharapkan siswa

Penerapan kombinasi model

akan lebih mendalami materi dan

pembelajaran kooperatif two stay two

berdampak pada hasil belajar yang

stray

meningkat.

dengan

dilakukan

make

dengan

a

match

pertimbangan

Berdasarkan

belakang tersebut, maka dirumuskan

karena selama ini banyak kegiatan

permasalahan

belajar

“Apakah

mengajar

yang

latar

diwarnai

sebagai

penerapan

berikut: kombinasi

dengan kegiatan-kegiatan individu.

model pembelajaran kooperatif Two

Kombinasi

pembelajaran

Stay Two Stray dengan Make a

kooperatif two stay two stray dengan

Match dapat meningkatkan hasil

make a match ini menarik bagi siswa

belajar ekonomi siswa kelas XI-IIS 6

model

6

SMA Negeri 8 Surakarta Tahun

secara aktif untuk mencapai tujuan

Pelajaran 2015/2016?”.

pembelajaran dan memaksimalkan

Tujuan

penelitian

yang

belajar dalam kelompok kecil.

dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui adanya peningkatan hasil

Model Pembelajaran Kooperatif

belajar siswa kelas XI-IIS 6 pada

Two Stay Two Stray

mata pelajaran Ekonomi dengan

Model

menggunakan

kombinasi

model

pembelajaran

Two

Stay Two Stray merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif Two Stay

model

pembelajaran

kooperatif.

Two Stray dengan Make a Match .

Model pembelajaran kooperatif two stay two stray juga disebut model

KAJIAN PUSTAKA

pembelajaran kooperatif dua tinggal

Model Pembelajaran Kooperatif

dua tamu. Model pembelajaran ini

Menurut

Weil

dikembangkan oleh Spencer Kagan

“model

pada tahun 1992 (Isjoni, 2012: 113).

pembelajaran adalah suatu rencana

Menurut Lie (2008: 60), “Model ini

atau pola yang dapat digunakan

dapat digunakan dalam semua mata

untuk

pelajaran dan untuk semua tingkat

(Rusman,

Joyce

2012:

133)

membentuk

(rencana

&

kurikulum

pembelajaran

usia anak didik”.

jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

dan

Model pembelajaran two stay

membimbing

two

pembelajaran di kelas atau yang lain. Pembelajaran adalah

pembelajaran

kooperatif

belajar

merupakan

memberi

model yang

kesempatan

kepada

mengajar

kelompok untuk membagikan hasil

sebagai

dan informasi dengan kelompok

anggota kelompok kecil yang tingkat

lainnya dengan cara saling bertamu

kemampuannya

antar

dengan

strategi

stray

sejumlah

siswa

berbeda

(Isjoni,

kelompok

untuk

berbagi

2012: 15). Dapat disimpulkan bahwa

informasi sehingga antar siswa saling

model

bekerjasama satu sama lain untuk

pembelajaran

kooperatif

adalah model pembelajaran yang

memecahkan

didalamnya

yang diberikan.

siswa

bekerja

sama

7

suatu

permasalahan

Menurut Purmiati (2012: 5)

sesuai

“Penggunaan model pembelajaran Two

Stay

Two

Stray

dengan

kartu

yang

(2013:

41)

dipegangnya.”

akan

Muntoha

mengarahkan siswa untuk aktif, baik

menyebutkan

dalam

pembelajaran kooperatif make a

berdiskusi,

tanya

jawab,

mencari jawaban, menjelaskan dan

match

juga

keterampilan

menyimak

materi

yang

dijelaskan oleh teman.”

tujuan

adalah

model

untuk siswa

membina menemukan

informasi, kerjasama dengan orang lain, dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui kartu permasalahan.

Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match Model

pembelajaran

Kombinasi Model Pembelajaran

kooperatif make a match disebut juga

Kooperatif Two Stay Two Stray

dengan model pembelajaran mencari

dengan Make a Match

pasangan karena dalam model ini siswa mencari

harus

mencocokkan

pasangan

antara

Model pembelajaran two stay

atau

two

stray

adalah

suatu

model

kartu

pembelajaran kooperatif yang di

pertanyaan dan kartu jawaban yang

dalamnya terdapat kegiatan bertamu

tepat. Model ini dipopulerkan oleh

untuk

Lorna Curran (1994).

kelompok

Menurut

bertukar

informasi

sehingga

antar

menciptakan

Kusningsih (2014: 39): “Make a

suasana

Match merupakan sebuah model

pengalaman belajar siswa lebih luas,

pembelajaran dengan metode belajar

sedangkan model pembelajaran make

sambil bermain dimana siswa secara

a match adalah model pembelajaran

aktif

yang

bekerja

sama

dan

kelas

yang

dilakukan

aktif

dengan

dan

mencari

berkomunikasi dengan teman yang

pasangan melalui kartu soal dan

lain untuk mencari jawaban atas

kartu jawaban yang sama sambil

kartu yang dipegangnya serta berlatih

belajar suatu konsep sehingga terjadi

berpikir secara cepat, tepat, teliti

suasana belajar yang menyenangkan.

dalam mencari pasangan yang tepat

Untuk itu peneliti tertarik untuk menerapkan

8

kombinasi

model

pembelajaran kooperatif two stay two

6. Hasil

diskusi

kelompok

stray dengan make a match untuk

dikumpulkan

meningkatkan hasil belajar siswa.

secara acak

Adapun langkah-langkah kombinasi

mempresentasikan

model pembelajaran two stay two

diskusinya dan kelompok lain

stray dengan make a match sebagai

memberikan tanggapan.

berikut: 1. Guru

7. Guru menyampaikan

dan

kemudian

dua kelompok hasil

memberikan

tanggapan

materi

terhadap presentasi siswa berupa

pelajaran kepada siswa sesuai

pelurusan dari penjelasan siswa

dengan kompetensi dasar yang

yang kurang tepat dan tambahan

akan dicapai.

materi

2. Guru membentuk kelompok yang

siswa

belum

jelaskan.

terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. 3. Guru memberikan soal

yang

8. Setelah itu, guru memberikan

untuk

satu buah kartu soal atau jawaban

dibahas dalam kelompok.

kepada setiap siswa.

4. Selanjutnya, 2 orang siswa dari

9. Setiap siswa mencari pasangan

tiap kelompok berkunjung ke

yang mempunyai kartu yang

kelompok lain untuk mencatat

cocok dengan kartunya.

hasil kerja dari kelompok lain

10. Selanjutnya, guru bersama-sama

dan sisa kelompok tetap tinggal

siswa

di kelompoknya untuk menerima

kartu yang tepat.

siswa dari kelompok lain yang

11. Satu

mencocokkan

pasangan

pasangan

siswa

yang

bertamu ke kelompoknya sesuai

menenemukan pasangan kartu

dengan waktu yang ditentukan.

tercepat sebelum waktu akan

5. Siswa yang bertamu kembali ke

diberi penghargaan.

kelompoknya masing-masing dan

12. Kesimpulan.

menyampaikan hasil kunjungan dan informasi kepada teman yang

Hasil Belajar

tinggal di kelompoknya. Hasil

Menurut Suprijono (2014: 5),

kunjungan dibahas bersama dan

hasil

dicatat.

perbuatan,

9

belajar

adalah

nilai-nilai,

pola-pola pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

Dalam penelitian ini hasil

keterampilan” Abdurahman (dalam

belajar mencakup tiga aspek yaitu:

Shofiya, 2013) mengatakan bahwa

kognitif, afektif, dan psikomotor.

hasil belajar merupakan kemampuan

Penilaian

yang diperoleh anak setelah melalui

dilakukan dilakukan dengan tes di

kegiatan belajar. Bloom (Suprijono,

akhir setiap siklusnya, sedangkan

2014: 6) berpendapat bahwa “hasil

hasil belajar siswa aspek afektif dan

belajar mencakup tiga aspek yaitu,

aspek psikomotor dilakukan dengan

aspek kemampuan kognitif, afektif,

menggunakan lembar obsevasi pada

dan psikomotorik.”

saat proses pembelajaran dengan

Penilaian

hasil

belajar

hasil

belajar

kognitif

beberapa indikator. Indikator hasil

dilakukan setelah siswa menerima

belajar

apa yang mereka pelajari. Menurut

ketekunan, percya diri, kejujuran,

Jihad

tanggungjawab,

dan

merupakan kegiatan yang dilakukan

Indikator

belajar

guru untuk memperoleh informasi

psikomotor yaitu kerjasama dalam

secara objektif, berkelanjutan dan

diskusi

menyeluruh tentang proses dan hasil

dalam

belajar yang dicapai siswa, yang

kemampuan dalam menyampaikan

hasilnya digunakan sebagai dasar

hasil diskusi, membuat rangkuman

untuk

dalam buku.

(2012:

54)

menentukan

penilaian

perlakuan

afektif

yaitu

hasil

kelompok,

spiritual,

santun. aspek

kemampuan

mengeluarkan

pendapat,

selanjutnya. Hal ini berarti penilaian tidak hanya mencapai satu target

Hipotesis Tindakan

saja, melainkan menyeluruh dan

Hipotesis tindakan dalam

mencakup aspek kognitif, afektif dan

penelitian ini dirumuskan sebagai

psikomotorik. Sudjana (2013: 22)

berikut:

mengatakan bahwa penilaian hasil

kombinasi

belajar adalah proses pemberian nilai

kooperatif Two Stay Two Stray

terhadap hasil-hasil belajar yang

dengan

dicapai

meningkatkan hasil belajar ekonomi

siswa

dengan

kriteria

tertentu.

“Melalui model

Make

a

penerapan pembelajaran

Match

dapat

siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8

10

Surakarta

Tahun

Pelajaran

pengumpulan data pada penelitian ini

2015/2016.”

melalui observasi, wawancara, tes dan kajian dokumentasi.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

di SMA Negeri 8 Surakarta yang

Penelitian tindakan kelas ini

beralamat di di Jalan Sumbing VI/49 Mojosongo Penelitian

Jebres, ini

dilakukan di kelas XI-IIS 6 SMA

Surakarta.

termasuk

Negeri

dalam

pra tidakan, peneliti terlebih dahulu

siswa kelas XI-IIS 6 tahun pelajaran

melakukan observasi dan wawancara

2015/2016 dengan jumlah siswa 28

baik dari siswa maupun guru mata

terdiri 17 siswa perempuan dan 11

pelajaran

siswa laki-laki.

di

yang didapat dari proses pelaksanaan

juga

model

melakukan

mengumpulkan

data

XI-IIS 6 khususnya pada mata pelajaran ekonomi.

Data dalam penelitian ini diperoleh

Hasil

dari nilai hasil belajar siswa yang

observasi

tersebut

adalah (a) Guru dalam mengelola

diperoleh dari jumlah nilai rata-rata, informasi

Selain

dokumentasi hasil belajar siswa kelas

Two Stray dengan Make a Match.

dan

lapangan.

wawancara dan obseravasi, peneliti

dengan

pembelajaran kooperatif Two Stay

presentase

yang

mengetahui keadaan nyata yang ada

kelas ini adalah hasil belajar siswa

kombinasi

ekonomi

bersangkutan dengan tujuan untuk

Objek penelitian tindakan

menggunakan

Penelitian

dari tahap pra tindakan. Pada tahap

Subjek penelitian tindakan adalah

ekonomi

Surakarta.

dilakukan secara sistematis dimulai

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

pembelajaran

8

kelas kurang maksimal, guru kurang

hasil

tegas

pengamatan melalui lembar observasi.

suasana

Sumber data dalam penelitian ini

dalam kelas

mengajar

sehingga

terkadang

diluar

kendali karena siswa ramai sendiri.

diperoleh dari guru mata pelajaran

Pada saat proses pembelajaran, guru

ekonomi dan siswa kelas XI-IIS 6

masih

SMA Negeri 8 Surakarta. Teknik

11

menggunakan

metode

ceramah

(b)

hasil

meningkatkan hasil belajar siswa

ulangan

harian

pra

pada mata pelajaran ekonomi di

tindakan, hasil belajar siswa aspek

kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8

kognitif belum menunjukkan hasil

Surakarta tetapi belum maksimal.

yang maksimal. Dari 28 siswa kelas

Hasil belajar siswa

XI-IIS 6 sebanyak 12 siswa dengan

mengalami

persentase 42,86% dinyatakan tuntas

siswa yang tuntas sebanyak 19 dan

dan sebanyak 16 siswa dengan

siswa yang belum tuntas sebanyak 9,

persentase 57,14% dinyatakan tidak

dengan persentase tingkat ketuntasan

tuntas

(c)

Berdasarkan ekonomi

aspek kognitif

peningkatan

dimana

Berdasarkan

lembar

67,86%. Hasil belajar siswa aspek

penilaian

afektif

afektif mengalami peningkatan dari

berdasarkan kurikulum 2013 pra

42,85% pada pra tindakan menjadi

tindakan, hasil belajar siswa aspek

78,58%.

afektif belum menunjukkan hasil

memperoleh nilai dengan kriteria

yang maksimal ditunjukkan dengan

Sangat Baik (SB) dan Baik (B)

siswa yang tuntas memperoleh nilai

sebanyak

dengan kriteria Sangat Baik (SB) dan

siswa aspek psikomotor mengalami

Baik (B) sebanyak 12 siswa dengan

peningkatan dari 0,00% pada pra

persentase 42,85% (d) Berdasarkan

tindakan menjadi 57,14. Siswa yang

lembar

penilaian

memperoleh nilai dengan kriteria

psikomotor pra tindakan tidak ada

Sangat Baik (SB) dan Baik (B)

siswa yang tuntas atau memperoleh

sebanyak 21 siswa.

observasi

observasi

nilai dengan kriteria Sangat Baik

Siswa

yang

tuntas

22 siswa. Hasil belajar

Berdasarkan

data

hasil

(SB) dan Baik (B) dengan persentase

observasi pada siklus II, hasil belajar

0,00%.

siswa aspek kognitif Berdasarkan

observasi diketahui kombinasi

pada

data

siklus

bahwa model

I,

mengalami

hasil

peningkatan dimana ketuntasan hasil

dapat

belajar siswa pada siklus I 67,86%

penerapan

meningkat menjadi

85,71% pada

pembelajaran

siklus II. Siswa yang tuntas sebanyak

kooperatif Two Stay Two Stray

26 siswa dan siswa yang belum

dengan Make a Match

tuntas sebanyak 2 siswa. Hasil

dapat

12

belajar

siswa

afektif

belajar siswa aspek kognitif juga

mengalami peningkatan dari 78,58%

meningkatkan hasil belajar siswa

pada

menjadi

aspek afekif dan psikomotor karena

92,85% pada siklus II. Siswa yang

siswa lebih bersemangat belajar,

tuntas

melatih siswa untuk lebih mandiri.

siklus

I

aspek

menjadi

memperoleh nilai dengan

kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik

Temuan penting penelitian:

(B) sebanyak 26 siswa. Hasil belajar

1. Hasil belajar aspek

siswa aspek psikomotor mengalami

mengalami

peningkatan dari 57,14% pada siklus

siklus I, dan siklus II.

I menjadi 85,71% pada siklus II.

2. Hasil

kognitif

peningkatan

belajar

aspek

dari

afektif

Siswa yang memperoleh nilai dengan

mengalami

kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik

dilihat dari indikator afektif siswa

(B) sebanyak 24 siswa.

yaitu

Berdasarkan

wawancara

peningkatan

spiritual,

yang

ketekunan,

percaya diri, kejujuran, tanggung

yang dilakukan terhadap beberapa

jawab, dan santun.

siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8

3. Hasil belajar aspek psikomotor

Surakarta diketahui bahwa melalui

mengalami

penerapan

model

dilihat dari indikator psikomotor

pembelajaran Two Stay Two Stray

yaitu kerjasama dalam diskusi

dengan Make a Match meningkatkan

kelompok, kemampuan dalam

antusias

mengeluarkan

kombinasi

siswa

dalam

proses

peningkatan

pembelajaran, proses pembelajaran

kemampuan

menjadi menyenangkan dan tidak

menyampaikan

membosankan, siswa juga menjadi

membuat

lebih berani dalam mengemukakan

buku.

yang

pendapat, dalam hasil

diskusi,

rangkuman

dalam

pendapat, bertanya dan bertukar informasi dalam diskusi kelompok.

KESIMPULAN

Sedangkan hasil wawancara dengan

1. Penerapan

kombinasi

model

guru diperoleh keterangan bahwa

pembelajaran

dengan model pembelajaran yang

Stay Two Stray dengan Make a

dilakukan selain meningkatkan hasil

Match dapat meningkatkan hasil 13

kooperatif

Two

belajar aspek kognitif siswa.

SARAN

Yang ditunjukkan dari tahap pra

1. Bagi Sekolah

tindakan

yang

meningkat

masih

mencapai

rendah

a. Sekolah

sebaiknya

67,85%

meningkatkan sarana berupa

pada siklus I dan 85,71 pada

jaringan wifi dan LCD setiap

siklus II.

kelas serta prasarana berupa

2. Penerapan

kombinasi

pembelajaran

kooperatif

model

perpustakaan yang memadai

Two

untuk mempermudah siswa

Stay Two Stray dengan Make a

memperoleh

Match dapat meningkatkan hasil

sehingga dapat meningkatkan

belajar aspek afektif siswa yang

hasil belajar siswa.

ditunjukkan

dengan

adanya

informasi

b. Sekolah

sebaiknya

peningkatan hasil belajar aspek

memfasilitasi

afektif siswa dari tahap pra

pelajaran

untuk

mengikuti

tindakan

pelatihan

atau

seminar

yang

meningkat

masih

mencapai

rendah 78,58%

guru

mata

berhubungan dengan model

pada siklus I dan 92,85% pada

pembelajaran yang inovatif.

siklus II.

2. Bagi Guru

3. Penerapan

kombinasi

model

a. Guru sebaiknya melakukan

Two

inovasi dalam penggunaan

Stay Two Stray dengan Make a

model pembelajaran dalam

Match dapat meningkatkan hasil

menyampaikan

belajar aspek psikomotor siswa

pelajaran,

yang ditunjukkan dengan adanya

tidak

peningkatan hasil belajar aspek

memahami materi yang telah

psikomotor siswa dari tahap pra

diajarkan.

pembelajaran

tindakan meningkat

kooperatif

yang

masih

mencapai

rendah

materi

sehingga

merasa

bosan

siswa dan

b. Guru sebaiknya lebih tegas

57,14%

terhadap

siswa,

sehingga

pada siklus I dan 85,71% pada

dapat

mengajarkan

siklus II.

kedisiplinan dan tanggung jawab kepada siswa.

14

c. Guru sebaiknya melatih siswa

dapat

menambah

dalam

mengemukakan

pengetahuan

pendapat,

diskusi

materi

presentasi

dan dengan

untuk

a. Siswa sebaiknya lebih berani diri

mengemukakan

pelajaran

berkomunikasi

dalam

teman yang lain, misalnya

pendapat

menerangkan materi dengan bahasa dan idenya sendiri.

dan guru ketika pembelajaran

d. Siswa

sebaiknya

berlangsung sehingga siswa

menghargai

lebih

proses

memahami

materi

pelajaran. sebaiknya aktif

guru

pembelajaran,

bertanggung

berpartisipasi

di

depan umum atau dengan

atau bertanya kepada teman

b. Siswa

yang

c. Siswa sebaiknya melatih diri

3. Bagi Siswa

percaya

pada

dipelajari.

memberikan tugas.

dan

siswa

jawab

lebih dalam dan pada

tugas yang diberikan oleh

saat

guru.

proses pembelajaran sehingga

DAFTAR PUSTAKA Trianto.

(2011).

Model-model

Pembelajaran

Inovatif

Berorientasi

Kusningsih. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Tema Keluarga Melalui Model Cooperative Learning tipe Make A Match pada Siswa Kelas I SDN Grobog Kulon 03 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 16(2), 40-45.

Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, A. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo

Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Muntoha, Happy Dwi Yunia. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Make a Match

15

Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMAN 14 Semarang. Economic Education Analysis Journal, 2(2), 39-45.

Shofiya, Arum Rahma. (2013). Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013.. Skripsi Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Permendiknas No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas Purmiati. (2012). Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo. Jurnal Radiasi, 1(1), 5.

Sudjana, Nana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Suprijono, Agus. (2014). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

16