EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN

Download Selain mengatasi hipertensi dengan medikamentosa, saat ini sudah banyak dikembangkan olahraga yang dikhususkan untuk memperbaiki atau men...

0 downloads 475 Views 625KB Size
ISSN : 2477 – 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 | 11-19

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH 1

Eva Marvia, 2I Wayan Merta, 1L.Yasir Abdul Aziz 1 Staf Pengajar STIKES Mataram 1 Staf Pengajar Universitas Mataram ABSTRAK

Hipertensi merupakan suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia setengah umur atau lebih tua. Batasan lain mengenai hipertensi yaitu kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg dianggap tinggi tetapi bagi usia 60-70 tahun,tekanan sistolik 150-155 mmHg di anggap masih normal. pelayanan kesehatan yang ada masih dalam taraf sederhana yaitu pelayanan dokter dan klinik yang sifatnya pertolongan pertama. Selain mengatasi hipertensi dengan medikamentosa, saat ini sudah banyak dikembangkan olahraga yang dikhususkan untuk memperbaiki atau meningkatkan kerja jantung, salah satunya adalah adanya senam jantung sehat. Senam jantung sehat merupakan salah satu senam aerobik yang mempunyai susunan lengkap, dalam artian format pemanasan, latihan, dan pendinginan dalam satu paket. Desain penelitian menggunakan Quasi Experimental Design Two Group pre-post test control design . Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan uji hipotesis t tes. Populasinya adalah Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penghuni Rumah Tahanan Praya yang mengalami hipertensi di Rumah tahanan Klas IIB Praya Lombok Tengah yaitu sebanyak 72 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil t-hitung sebesar 1,75 yang dikonsultasikan dengan t-tabel dengan tingkat kemaknaan 0,05 didapatkan hasil t-tabel yaitu sebesar 1,699 atau t-hitung lebih besar dari t-tabel (1,75>1,699) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada efektifitas senam jantung terhadap perubahan status tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senam jantung dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah pasien hipertensi di Rumah tahanan Klas IIB Praya Lombok Tengah. Kata kunci : Senam Jantung, Tekanan Darah, Hipertensi. lebih dari 90 mmHg dianggap tinggi tetapi

Pendahuluan Hipertensi

merupakan

suatu

bagi usia 60-70 tahun,tekanan sistolik 150-

gangguan pada sistem peredaran darah

155 mmHg di anggap masih normal(

yang sering terdapat pada usia setengah

Sudarta, I.W, 2013).

umur atau lebih tua. Batasan lain mengenai

Berdasarkan

penyebabnya,

hipertensi yaitu kenaikan tekanan darah

hipertensi dibagi menjadi dua golongan

sistolik lebih dari 150 mmHg dan diastolik

yaitu

hipertensi

esensial/primer,±90%

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

hipertensi termasuk

yang

12

ada

masyarakat

dari gambaran 10 macam penyakit yang

penyebabnya,secara

menonjol pada puskesmas dari tahun

umum klien tidak menunjukkan adanya

2007-2009,data dinas kesehatan provinsi

keluhan. Sedangkan golongan yang kedua

NTB jumlah penderita tekanan darah

adalah hipertensi skunder,jenis hipertensi

tinggi atau hipertensi yaitu 62.123 orang.

ini

dan

Sedangkan penderita hipertensi khususnya

klien

di kabupaten Lombok Tengah berdasarkan

menunjukkan gejala atau keluhan dari

data kunjungan pasien masyarakat miskin

penyakit yang mendasarinya: kelainan

tahun 2013 triwulan 1,2,3 adalah 9410

ginjal (GNA/GGA), hormon (diabetes

orang.

diketahui

diketahui

penanganannya

hipertensi

Hipertensi di NTB dapat dilihat

ini,dan

belum

golongan

di

penyebabnya lebih

mudah.

mellitus), neurologi (tumor otak), lain-lain (Sudarta, I.W, 2013).

Kasus Tahanan

hipertensi

Praya

pada

Rumah

berdasarkan

hasil

Hipertensi telah menjadi penyakit

wawancara dengan staff klinik Hendra

yang menjadi perhatian di banyak Negara

Gunawan Amd,Kep terdapat sebanyak 72

di dunia, karena hipertensi seringkali

narapida

dengan

menjadi penyakit tidak menular nomor

hipertensi

yang

satu di banyak Negara. Di Amerika Serikat

tekanan darahnya yaitu 8 orang. Data

terctat ±60 juta atau 1:6 juta jiwa

tersebut sangat mungkin untuk berubah

menderita hipertensi. Di Indonesia, pada

disebabkan karena tekanan darah tinggi

tahun 2007, prevalensi hipertensi di daerah

atau

urban dan rural berkisar antara 29,8%.

menunjukan

Tetapi data secara nasional belum lengkap.

diperiksakan.

Sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia

tidak

hipertensi

jumlah sering

memeriksakan

tersebut gejala

penderita

sering

apabila

tidak tidak

Sumber daya manusia pada Rumah

terdeteksi,sementara

Tahanan Negara Praya umumnya sudah

mereka yang terdeteksi umumnya tidak

cukup memadai, namun demikian terdapat

menyadari kondisi penyakitnya. Padahal

hambatan untuk mendukung tercapainya

hipertensi merupakan penyebab utama

program

penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan

pembinaan kepada narapidana. Jumlah

hati, dan ginjal sehingga membutuhkan

narapidana dan tahanan pada Rumah

biaya yang tidak sedikit (Rahajeng.E dan

Tahanan Negara Praya pertanggal 30 April

Tuminah .S, 2013).

2013 sebanyak 141 orang. Keluhan utama

perawatan

tahanan

dan

yang diungkapkan narapina di Rutan Praya

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

13

yaitu peningkatan tekanan darah atau

Populasi

adalah

hipertensi walaupun tidak terperinci secara

generalisasi

khusus berapa jumlah dari narapidana

obyek/subyek

tersebut.(Bahan rapat kerja teknis Rutan

kualitas dan karakteristik tertentu yang

Praya, 2007).

ditetapkan

Secara

melembaga

pelayanan

dipelajari

yang

wilayah

terdiri

yang oleh

atas:

mempunyai

peneliti

untuk

kemudian

ditarik

(sugiyono,

2013).

dan

kesehatan yang ada masih dalam taraf

kesimpulannya

sederhana yaitu pelayanan dokter dan

populasi pada penelitian ini adalah

klinik yang sifatnya pertolongan pertama.

seluruh penghuni rumah tahanan praya

Selain

dengan

yang mengalami hipertensi di rumah

medikamentosa, saat ini sudah banyak

tahanan klas iib praya lombok tengah

dikembangkan olahraga yang dikhususkan

yaitu sebanyak 72 orang.

mengatasi

hipertensi

untuk memperbaiki atau meningkatkan kerja jantung, salah satunya adalah adanya senam jantung sehat. Senam jantung sehat merupakan salah satu senam aerobik yang mempunyai susunan lengkap, dalam artian format

pemanasan,

pendinginan

dalam

latihan, satu

dan paket

(Magister.Gizi Masyarakat,2006).

senam jantung terhadap perubahan status tekanan darah pasien hipertensi pada penghuni rumah tahanan klas II B Praya Lombok Tengah.

oleh populasi tersebut. bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya

karena

sampel yang diambil dari populasi itu (sugiyono, 2013). Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah "purposive sampling” yaitu teknik

Metode Penelitian Sampel

jumlah dan karakteristik yang dimiliki

maka peneliti dapat menggunakan

Untuk mengetahui efektifitas

Populasi,

Sampel adalah bagian dari

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,

Tujuan Penelitian

A.

2. Sampel dan Tehnik Sampling

penentuan

pertimbangan dan

Teknik

2013).

sampel

tertentu

berdasarkan

dengan

(sugiyono,

kriteria

yang

Sampling

ditetapkan peneliti didapatkan 30

1. Populasi

orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dibagi dua

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

kelompok (kelompok perlakuan dan

sehingga mudah diolah (Arikunto,

kelompok kontrol) dengan cara setiap

1998).

nama

B.

14

responden

dikocok

utuk

Instrumen

digunakan

mengetahui apakah menjadi kelompok

untuk

perlakuan atau kelompok kontrol.

penelitian ini adalah observasi atau

Rancangan penelitian

pengamatan langsung tekanan darah

Penelitian yang dilaksanakan ini

merupakan

penelitian

Quasi

mengumpulkan

sebelum

dan

data

setelah

pada

dilakukan

perlakuan.

Experimental Design Two Group pre-

Dalam penelitian ini peneliti

post test control design (rancangan

menggunakan

pre-post

test

dengan peneliti ikut terlibat sendiri

kontrol).

Dimana

dengan

kelompok

dalam

design

penelitian ini di observasi sebelum

observasi

langsung,

memberikan perlakuan. 2) Teknik pengumpulan data

dan sesudah dilakukan perlakuan.

Pengumpulan

data

pada

Bentuk rancangan tersebut sebagai

penelitian ini dilakukan dengan cara

berikut:

pre-test pada setiap responden dengan

O1XO2

O2

O1 = nilai pretest

cara observasi (mengukur tekanan

(sebelum

darah),hasil perhitungannya kemudian

diberikan

dicatat. Pada kelompok perlakuan

perlakuan)

setelah pre-test diberikan perlakuan

=

(senam

nilai

(setelah

C.

yang

posttest diberikan

jantung).

Senam

jantung

dilakukan selama 30 menit selama 3

perlakuan)

hari dalam seminggu (Magister.Gizi

X = perlakuan

Masyarakat,2006), setelah perlakuan

Teknik Pengumpulan Data

responden di istirahatkan 15-20 menit

1) Instrumen Penelitian

sebelum dilakukan post test dengan

Intrumen penelitian adalah alat

cara observasi pada hari terakhir

atau fasilitas yang digunakan oleh

perlakuan ( mengukur tekanan darah

peneliti dalam mengumpulkan data

)dan hasil hitungannya dicatat. Untuk

agar pekerjaan lebih mudah dan

mengetahui efektifitas senam jantung

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

terhadap perubahan status tekanan

cermat,

darah, hasil pengukuran tekanan darah

lengkap

dan

sistematis

pada

kelompok

perlakuan

dan

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

D.

15

kelompok kontrol dibandingkan antara

(60.00%) stadium 1 (Ringan), hipertensi

hasil pre test dan post test.

stadium 2 dan 3 sebanyak 3 responden

Analisa Data

(20.00%).

Berdasarkan tujuan penelitian dan skala data interval maka analisis ini diarahkan pada pengujian hipotesis secara statistik dengan uji t. Nilai keyakinan yang dipahami dalam uji statistik

adalah

kemaknaan

0,95

α=

dan

0,05

diberikan perlakuan senam jantung pada kelompok eksperimen dan tanpa

(5%)

senam

jantung pada kelompok kontrol.

nilai

(Notoatmodjo, 2010). Suatu

2. Identifikasi tekanan darah setelah

Berdasarkan terlihat

responden

hasil

penelitian

pada

kelompok

perlakuan sebagian besar berada pada

hipotesis

diterima

tekanan darah normal yaitu 11 responden

apabila t hitung > t tabel maka Ha

(73.33%), 1 responden dengan tekanan

diterima dan Ho ditolak, artinya

darah normal tinggi (6.66%), Sedangkan

senam

pada

jantung

efektif

terhadap

kelompok

kontrol

terdapat

11

perubahan status tekanan darah pasien

responden dengan tekanan darah hipertensi

hipertensi, dan apabila t hitung < t

stadium 1 (72.72%) dan 1 responden

tabel maka Ha ditolak maka Ho

mengalami hipertensi stadium 2 (9.09%).

diterima. 3. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan Hasil Penelitian 1.Identifikasi

diperoleh hasil t-hitung

tekanan

darah

sebelum

diberikan perlakuan senam jantung pada kelompok kontrol dan perlakuan.

pada

terdapat

13

kelompok responden

yang

dikonsultasikan

perhitungan sebesar 1,75

dengan

t-tabel

dengan tingkat kemaknaan 0,05 dan db = 28 didapatkan hasil t-tabel yaitu sebesar

Berdasarkan hasil penelitian terlihat responden

hasil

1,699 atau t-hitung lebih besar dari t-tabel

perlakuan

(1,75>1,699) sehingga Ho ditolak dan Ha

(86.66%)

diterima, artinya

ada efektifitas senam

mengalami hipertensi stadium 1 (Ringan),

jantung terhadap perubahan status tekanan

hipertensi stadium 2 dan 3 sebanyak 1

darah pasien hipertensi di rumah tahanan

responden

kelas IIB Praya Lombok Tengah.

(6.66%).

Sedangkan

pada

kelompok kontrol terdapat 9 responden

Pembahasan

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

Merujuk

16

pada

tujuan

umum

kelompok

mengalami

hipertensi

pada

penelitian ini yakni Untuk mengetahui

stadium 1 atau memiliki tekanan darah

Efektifitas

Terhadap

antara 140-159 mmHg untuk sistol dan 90-

Perubahan Status Tekanan Darah Pasien

99 untuk diastol. Menurut Purwati (1998)

Hipertensi Pada Penghuni Rumah Tahanan

hipertensi pada pria biasanya terjadi pada

Kelas IIB Praya Lombok Tengah, yang

usia diatas 31 tahun sedangkan pada

sebelumnya dilakukan observasi terhadap

wanita terjadi setelah usia 45 tahun atau

status tekanan darah pasien yang dijadikan

setelah

sebagai responden dengan menggunakan

Terdapat 6-8 % penderita usia >60 tahun

observasi skala tekanan darah, maka

lebih banyak pada wanita, dan meningkat

peneliti mendapatkan 30 orang yang sesuai

dengan bertambahnya umur. Jika melihat

dengan kriteria sampel yang bisa dijadikan

rentang usia sebagian responden yakni

responden.

berada pada rentang 30-39 tahun maka

Senam

Jantung

1. Identifikasi Tekanan darah Sebelum Diberikan perlakuan

bahwa

perlakuan

dari

hasil

penelitian

sebelum 15

diberikan

responden

pada

kelompok yang diberi perlakuan senam jantung sebanyak 13 responden (86.66%) mengalami hipertensi stadium 1 dan sisanya sebanyak 1 responden (6.66%) mengalami hipertensi stadium 2 dan 1 responden (6.66%) mengalami hipertensi berat. Pada kelompok kontrol 9 responden (60.00%) mengalami hipertensi stadium 1, dan sebanyak 3 orang responden (20.00%) mengalami hipertensi stadium 2 dan stadium 3. Hal

(Purwati,

1998).

resiko terjadinya hipertensi dengan rentang antara stadium 1 dan stadium 2 sangat mungkin terjadi.

Berdasarkan terlihat

menopause

Hal diatas diperkuat dengan faktor – faktor yang tidak dapat dimodifikasi dalam hipertensi yaitu pria umumnya lebih mudah terkena hipertensi dari pada wanita karena pria lebih rentang terkena stres, kelelahan dan pola makan yang tidak terkontrol.

Tetapi

wanita

juga

lebih

rentang terkena hipertensi setelah masa menopause (Purwati, 1998). Selain itu juga Anna Palmer & Bryan Williams dalam buku simple guides seri yang membahas tekanan darah tinggi menyatakan bahwa faktor resiko yang dapat dimodifikasi seperti kurang berolah raga akan lebih

ini

menunjukkan

bahwa

sebagian besar responden pada kedua

rentan terhadap tekanan darah tinggi.

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

17

Oleh sebab itu melakukan olah

setelah diberikan senam jantung. Dari

raga secara teratur tidak hanya menjaga

tingkat hipertensi stadium 1 menjadi

bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga

normal tinggi ataupun normal, stadium 2

menurunkan

Jika

menjadi stadium 1 ataupun normal tinggi.

menyandang tekanan darah tinggi, latihan

Hal ini menunjukkan terjadi perubahan

aerobik sedang selama 30 menit sehari

yang signifikan pada kelompok yang

selama beberapa hari tiap minggu dapat

diberi senam jantung. Menurut Anna

menurunkan tekanan darah. Jenis latihan

Palmer

yang dapat mengontrol tekanan darah

melakuka olah raga secara teratur tidak

adalah berjalan kaki, berenang,bersepeda,

hanya menjaga bentuk tubuh dan berat

aerobic (senam jantung sehat).

badan, tetapi juga menurunkan tekanan

2.Identifikasi

tekanan

Tekanan

darah.

darah

Setelah

Diberikan perlakuan Berdasarkan

hasil

penelitian

terlihat bahwa setelah diberikan perlakuan

&

Bryan

Williams

(2007)

darah. Jika menyandang tekanan darah tinggi, latihan aerobik sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari tiap minggu dapat menurunkan tekanan darah.

dari 15 responden pada kelompok yang

Hal ini sesuai dengan pendapat

diberi perlakuan senam jantung sebanyak

Keren (1986) latihan senam aerobik dapat

11 responden (73.33%) memiliki status

merangsang kerja jantung dan paru, serta

tekanan

responden

peredaran darah. Pengaruh latihan aerobik

memiliki status tekanan darah normal

terhadap denyut jantung istirahat dapat

tinggi (6.66%), 3 orang responden berada

menurun 30 sampai 40 denyutan permenit.

pada hipertensi stadium 1. Pada kelompok

Pada orang terlatih sel darah merah lebih

kontrol tanpa diberikan perlakuan senam

banyak dibandingkan dengan orang yang

jantung, sebagian besar responden yaitu 11

tidak terlatih dan aliran darah keseluruh

responden (73.33%) mengalami hipertensi

tubuh

stadium 1, sebanyak 2 orang responden

menyebabkan terjadinya hypertropi pada

(13.33%) berada pada status normal tinggi

otot jantung, karena otot jantung terdiri

dan 1 orang responden (6.66%) memiliki

dari sejumlah serabut otot. Olahraga yang

status tekanan darah hipertensi stadium 2

tergolong jenis olahraga aerobik tersebut

dan normal.

bermanfaat bagi peningkatan kesehatan

darah

normal,

1

Hasil analisa data menunjukkan adanya perubahan status tekanan darah

meningkat.

Latihan

dapat

jantun dan paru. Latihan selama 20-30 menit, dan frekuensi latihan olahraga

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

18

minimal 3X seminggu dan maksimal 5x

(Anna Palmer & Bryan Williams,

seminggu akan memberikan perubahan

2011).

setatus tekanan darah pasien. Pada

Penurunan tekanan darah pada kontrol,

kelompok perlakuan ini terjadi karena

perubahan yang terjadi tidak signifikan,

pembuluh darah mengalami pelebaran dan

hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena

relaksasi

peneliti tidak melakukan perlakuan apapun

jantung,

pada responden hanya mengukur tekanan

secara terus menerus dapat melemaskan

darah pada saat pre dan posttest saja tanpa

pembuluh darah sehingga tekanan darah

megontrol kegiatan sehari-hari responden

mengalami penurunan. Penurunan tekanan

pada kelompok kontrol tersebut.

darah juga dapat terjadi karena aktifitas

a. Uji statistik paired t-test digunakan

memompa jantung tersebut berkontraksi

untuk

kelompok

mengetahui

nilai

perbedaan

setelah dengan

melakukan melakukan

senam olahraga

lebih sedikit daripada otot jantung individu

tekanan darah pre dan post pemanfaatan

yang

senam jantung. Penelitian ini berhasil

memompakan volume darah yang sama.

mengungkapkan bahwa nilai tekanan

Oleh karena itu olahraga aerobic dapat

darah memiliki perbedaan antara pre

menyebabkan penurunan denyut jantung,

dan post pemanfaatan senam jantung.

maka olahraga ini akan menurunkan

Dalam

cardiac

Adib

(2009)

kedua

angka

tekanan darah (sistol dan diastol) sama pentingnya

dalam

mengidentifikasi

kesehatan kita. Namun

hipertensi

sistolik memiliki risiko yang sama atau lebih besar daripada elevasi diastolik (Lippincott,

Williams

&

Wilkins,

2011). b. Tekanan darah diatur oleh serangkaian saraf dan hormon yang memonitor volume darah dalam sirkulasi, diameter pembuluh darah, kontraksi jantung. Setiap

faktor

berkaitan

erat

ini

secara

dengan

intrinsik

pengaturan

tekanan darah di dalam pembuluh darah

jarang

output,

berolahraga

yang

untuk

pada

akhirnya

menyebabakan penurunan tekanan darah. Kesimpulan 1. Sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok yang diberi senam jantung, terdapat

sebanyak

13

responden

(86.66%) mengalami hipertensi stadium 1 (Ringan), hipertensi stadium 2 dan 3 sebanyak

1

responden

Sedangkan pada

kelompok

(6.66%). kontrol

terdapat 9 responden (60.00%) stadium 1, hipertensi stadium 2 dan 3 sebanyak 3 responden (20.00%).

EVA MARVIA I WAYAN MERTA L. YASIR ABDUL AZIZ

19

2. Setelah dilakukan pemberian senam jantung

dari

15

responden

pada

kelompok yang diberi perlakuan, 11 responden

(73.33%)status

tekanan

darah normal, 1 responden memiliki tekanan darah normal tinggi (6.66%), 3 orang responden berada pada hipertensi stadium 1. Pada kelompok kontrol

Pamela S. Kidd, Patty Ann Sturt, Julia fultz.

2011.

Pedoman

Keperawatan

Emergensi, Edisi 2 ECG, Jakarta. Sudartha,

I.W.,

2013.

Asuhan

Keperawatan Klien Dengan Gangguan System

Cardiovaskuler,

Gosyen

Publishing, Yogyakarta.

terdapat 11 responden dengan tekanan

Sugiyono.

darah hipertensi stadium 1 (72.72%), 2

Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,

responden (13.33%) berada pada skala

Bandung.

normal

tinggi

mengalami

dan

1

hipertensi

responden stadium

2

(9.09%). 3. Terdapat Efektifitas Senam Jantung Terhadap Perubhan Status Tekanan Darah

Pasien

yang

mengalami

hipertensi dengan nilai t-test sebesar 1.75. Daftar Pustaka Anna Palmer & Bryan Williams. 2007. Tekanan Darah Tinggi, Erlangga, Jakarta. Bangun, A.P. 2003. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta: Medika Bruner & Suddarth. 2004. Buku Ajar Medikal-Bedah, Vol 2 ECG, Jakarta. Nursalam. 2013. Metodelogi penelitian Keperawatan pendekatan praktis, Salemba Medika, Jakarta.

2013.

Metode

Penelitian